teknik elektronika · web viewtempat yang diukur temperatur dalam derajat celsius analog digital...
TRANSCRIPT
Teknik Elektronika
Kegiatan Belajar 8
VOLT METER
1. Tujuan Khusus PembelajaranPeserta harus dapat:
1. Menghitung tahanan dalam meter.
2. Menentukan besarnya nilai kepekaan Volt meter.
3. Menentukan besarnya tahanan seri untuk setiap perluasan batas ukur Volt
meter.
2. Waktu 90 Menit
3. Alat dan Bahan
Volt Meter
Chart
Keselamatan KerjaBerhati-hatilah dengan alat ukur dalam menggunakannya agar tidak lekas rusak !!!
Informasi
4. Materi4.1 VOLT METER
Pada bab pembahasan Volt meter, tidak terlepas dari amper meter, karena
pada dasarnya volt meter adalah amper meter yaitu pengukur arus yang dengan
menambahkan Rseri akan dapat dipergunakan untuk mengukur tegangan.
Meter yang di gunakan di bawah ini adalah Amper meter dapat di operasikan
dengan 0 - 1 mA kumparan putar. Dengan tahanan meter RM = 100 . Pada saat
penunjukan skala penuh.
Dari gambar dibawah dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
UM = IM RM = 0,001 x 100 = 0,1 Volt
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 53
Teknik Elektronika
Rm = 100
Gambar 1Amper meter kumparan putar
Bila kita ingin menambahkan resistor dengan menghubungkan seri dengan
tahanan dalam maka perlu di pertahankan arus maksimum tetap 1 mA ( untuk
penunjukan skala penuh ) . Untuk dapat mengukur tegangan 10 Volt dengan arus 1
mA dapat menggunakan rangkaian berikut
R = EI = 10
0,001 = 10.000
Jadi kita memerlukan tahanan seri sebesar RS = 10000 - 100 =9900
Rangkaian dapat kita lihat pada gambar di bawah ini
Rs=9900
TerminalUkur
0 - 1 mARm = 100
Gambar 2 Volt meter untuk 0 – 10 volt
Penambahan resistor seri ini merupakan cara untuk menambah kemampuan
(memperluas) batas ukur, ini di sebut Tahanan Penggali.
Dengan menambah Resistor seri ini, maka rangkaian dapat mengukur tegangan
bervariasi dari 0 - 10 Volt.
4.1.1 Kepekaan Volt - MeterKepekaan dari pengukur tegangan ( Volt meter ) di nyatakan dengan OHM / Volt
dari setiap perluasan batas ukur .
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 54
Teknik Elektronika
Pada contoh gambar ( 2 ) kepekaan alat ukur dapat di ketahui dengan membagi
jumlah tabel tahanan dengan perluasan tegangan.
Untuk batas ukur 0 - 100 V, tahanan R = 100.000 , maka :
Kepekaan Volt meter = 100.000100 = 1000 / V
Untuk batas ukur 0 - 10 V, tahanan R = 10000, maka :
Kepekaan Volt meter = 10.00010 = 1000 / V
Jadi kepekaan dari meter 0 - 1 mA di gunakan untuk segala perluasan batas ukur
tetap = 1000 /V.
4.1.2 Pengaruh Kepekaan Volt - MeterSebuah meter dengan kepekaan 1000 /V, berapakah tegangan drop pada R1
yang sebenarnya? Dengan membandingkan pembacaan meter dapat kita cari
dengan cara sebagai berikut :
Vm
R1=80k R2=20k
0 - 100VU=10
0V
Gambar 3
Penyelesaian
Tahanan total seri sebelum Volt meter di hubungkan adalah
Rt1 = R1 + R2 = 80.000 + 20.000 = 1 x 105
I = UR
= 100
1 x 10 = 100 x 10 = 0,001 A
t5
-5
Tegangan sebenarnya pada R1 adalah
Pada saat Volt meter di hubungkan dengan R1 maka tahanan total Rp = R1 // Rm
Rp = 80000 x 10000080000 100000 = 44,444
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 55
Teknik Elektronika
Jadi resistansi total rangkaian adalah
R = Rp + R = 44,444 + 20000 = 64,444
I = UR = 100
64,444 = 0,00155 At1 2
1t1
Maka pembacaan pengukuran drop tegangan R1 akan menjadi :
Vp = I1 Rp = 0,00155 x 44,444 = 68,88 Volt
Pada contoh di atas bila kepekaan meter sebesar 10000 /V maka tegangan ukur
R1 = 68,88 dan tegangan sebenarnya = 80 Volt tetapi bila menggunakan
kepekaan 20000 /V maka tegangan ukur R1 = 79,36 V dan tegangan
sebenarnya = 80 Volt
Jadi kesimpulannya adalah semakin besar nilai kepekaan Volt meter semakin
mendekati kebenaran besar tegangan yang di ukur .
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 56
Teknik Elektronika
5. Lembar Latihan1. Apakah fungsi Volt meter?
2. Bagaimana cara mengukur tegangan beban? Jelaskan !
3. Bila meter 0 - 1 mA mempunyai tahanan Rm = 100 untuk penunjukan skala
penuh maka hitung besarnya RS ( Tahanan Seri ) yang di perlukan bila
tegangan yang akan di ukur sebesar 0 - 100 Volt !
4. Mengapa kepekaan meter merupakan hal yang penting diperhatikan ?
5. Dinyatakan dalam orde apa kepekaan volt meter?
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 57
Teknik Elektronika
6. Jawaban1. Untuk mengukur besar suatu tegangan
2. Dengan cara menghubung paralel Volt meter dengan beban
3.
R = E1
= 100
0,001 = 100000
RS = R - Rm = 100000 - 100 = 99.900
maka
4. Karena ketepatan hasil pengukuran sangat di pengaruhi oleh besarnya nilai
kepekaan meter
5. Kepekaan di nyatakan dalam orde OHM / Volt dan contohnya 10000 / Volt
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 58
Teknik Elektronika
Kegiatan Belajar 9
AMPER METER
1. Tujuan Khusus PembelajaranPeserta harus dapat:
1. Menunjukkan cara pengoperasian Amper meter.
2. Menjelaskan cara memperluas batas ukur.
3. Mengukur arus DC dengan menggunakan Amper meter.
2. Waktu 90 Menit
3. Alat dan BahanVolt Meter
Chart
Lembar Informasi
Keselamatan KerjaBerhati-hatilah dengan alat ukur dalam menggunakannya agar tidak lekas rusak !!!
4. Materi4.1 DASAR METER ARUS DC
Kebanyakan meter DC yang di gunakan untuk pengukuran menggunakan
( D’ Arsonval meter movement ) . Type ini memiliki magnit permanen ( tetap ) dan
kumparan putar meter ini terdiri dari gulungan gulungan kawat yang disokong
dengan penguat batu permata dan berada diantara ujung-ujung magnit tetap .
Arus yang mengalir melalui gulungan gerak akan menyebabkan timbul
medan magnit pada kawat gulungan ada magnit yang polaritas kutubnya sama
polaritasnya ujung-ujung magnit tetap maka akan terjadi tolak menolak.
Peristiwa ini akan menyebabkan Coil ( gulungan ) akan bergerak ( atau
terjadi penyimpanagan jarum yang di pasang pada pucuk kumparan putar pada
papan skala )
D ’ Arsonval moving coil meter dapat di lihat pada GAMBAR berikut
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 59
Teknik Elektronika
D’Arsonval Moving Coil MeterGambar 1
D ‘ Arsonval meter banyak dijual dipasaran mulai dari kemampuan arus 0 - 10 A
sampai dengan 0 - 5 mA untuk penunjukkan skala penuh.
Untuk pengukuran arus yang lebih besar dapat digunakan dengan cara memasang
tahanan yang di paralel dengan Amper meter. Tahanan paralel tersebut sering
disebut R Shunt
4.2 PERLUASAN BATAS UKUR PENGUKURAN ARUSSebagai Contoh :
Suatu Amper meter 0 - 1 mA mempunyai resistansi dalam Rm = 100 . Rumus
Ohm dapat dipakai untuk menghitung berapa tegangan yang dibutuhkan untuk
penunjukkan jarum penuh. Arus yang mengalir untuk penunjukkan skala penuh
adalah
E = I R = 0,001 x 100 = 0,1 VoltM M M
Skema dari meter yang di paralel dengan tahanan di perlihatkan pada gambar di
bawah ini
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 60
Teknik Elektronika
Guna mengukur arus DC yang besarnya maksimum 10 mA . Berapa besarnya R
Shunt dapat dicari dengan langkah-langkah berikut : = I - I OR I = 10 - 1 = 9 mA
U = U = 0,1 Volt
maka R = V
I =
0,1 Volt
9 x 10 = 0,011 x 10 = 11
T M S
M S
SS
S-3
3
IS
Untuk meter 1 -100 A dengan tahanan dalam 1000 bila dibutuhkan untuk
mengukur arus DC sebesar 0 -10 A maka di butuhkan R Shunt = 0,010
Cara penggunaan alat ukur Amper meter adalah sebagai berikut :
Amper meter harus selalu di pasang seri dengan beban.
Polaritas Amper meter tidak boleh terbalik.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 61
Teknik Elektronika
5. Latihan1. Apa fungsi dari Amper meter itu ?
2. Bagaimana cara mengoperasikan memasang Amper meter terhadap beban ?
3. Jenis meter apa yang umum di gunakan untuk alat ukur ?
4. Bagaimana cara memperluas batas pengukuran dari pengukur arus ?
5. Hitung Resistor Shunt ( Paralel ) yang di butuhkan untuk memperluas batas ukur
Arus DC dari 0 - 10 Amper bila meter yang di gunakan adalah 0 - 1 mA
dengan tahanan dalam RM = 200 !
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 62
Teknik Elektronika
6. Jawaban1. Amper meter berfungsi untuk mengukur arus listrik yang mengalir pada
suatu beban.
2. Dengan cara menghubung seri dengan beban.
3. D ‘ Arsonval meter.
4. Dengan cara memparalel meter dengan tahanan yang nilainya lebih kecil
dari nilai tahanan dalam
5.
UM = IM RM = 100 x 10-6 x 1000 = 0,1 V
IS = IT - IM = 10 - 100 x 10-6
= 10 - 0,0001 = 9,999 A
RS = US - UM
IS =
0,1
9,999 = 0,010 W
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 63
Teknik Elektronika
7. Lampiran
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 64
Teknik Elektronika
Kegiatan belajar 10
1. Tujuan Instruksional KhususPeserta harus dapat:
1. Merangkai watt meter 1 fase untuk mengukur daya lampu pijar, lampu TL,
lampu SL dan hair dryer.
2. Merangkai watt meter 3 fase untuk mengukur daya motor AC 3 fase.
3. Mengukur daya nyata dan daya buta, dari suatu beban lampu pijar, TL dan
Hair dryer.
2. Waktu 270 menit
3. Alat Bantu/PersiapanGambar rangkaian percobaan untuk pengukuran daya 1 fase.
Gambar rangkaian percobaan untuk pengukuran daya 3 fase beban seimbang.
Watt meter Lucas Nulle dan Wattavi.
Bahan:
Lampu pijar Philip 100 w 3 buah
Lampu TL 20 watt Philip 3 buah
Lampu SL Simatic Philip 9 w 3 buah
Hair dryer. Hori HD 350 200-240 V, 50-60 Hz 1 buah
Motor AC 3 fase Lucas Nulle SC 26 62-3 H VDE 0530 1 buah
Keselamatan KerjaHati-hati dalam menggunakan batas ukur arus, tegangan pada alat ukur.
Jangan sampai salah menggunakan kumparan arus dengan tegangan pada watt
meter wattavi.
Jangan memasukkan sumber pada rangkaian sebelum mendapat persetujuan dari
Instruktur.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 65
Teknik Elektronika
4. Langkah Kerja4.A. Percobaan I 1. Siapkan alat dan bahan.
2. Teliti/cek alat dan bahan.
3. Rangkailah alat dan bahan seperti gambar 1.
4. Jika sudah selesai praktek kembalikan alat dan bahan ketempat semula.
T L 2 0 W S L 9 WP J 1 0 0 W
Gambar. Pengukuran Daya 1 fase
Cara Kerja/Petunjuk1. Percobaan pertama beban yang dipergunakan adalah lampu pijar 100 watt.
2. Jika rangkaian sudah disetujui instruktur hidupkan sumber dan catat data
pengukuran pada tabel I.
a. Daya nyata diukur dengan posisi selektor jenis daya yang diukur, pada
posisi P.
b. Daya buta diukur dengan posisi selektor jenis daya yang diukur, pada
posisi Q.
3. Matikan sumber dan gantilah beban dengan lampu TL 20 w.
4. Hidupkan sumber dan catat harga pengukuran pada tabel data I sebagaimana
Petunjuk Kerja 2a dan b.
5. Matikan sumber dan gantikan beban dengan lampu SL 9 W.
6. Hidupkan sumber dan catat harga pengukuran pada tabel data I sebagaimana
petunjuk kerja 2.a dan 2.b.
7. Matikan sumber dan gantilah beban dengan Hair Dryer.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 66
Teknik Elektronika
8. Hidupkan sumber dan catat harga pengukuran pada tabel data I sebagaimana
Petunjuk Kerja 2.a dan 2.b.
9. Matikan sumber dan lepas rangkaian.
10.Kembalikan alat dan bahan ketempat semula.
PERHATIAN : Batas ukur arus pada beban lampu pijar, TL, SL adalah 1 Amper.
Batas ukur arus pada beban Hair Dryer adalah 3 amper.
Batas ukur tegangan percobaan adalah 300 Volt.
Tabel Data I. Percobaan Pengukuran Daya Satu Fase
Jenis Beban Tegangan Daya Nyata Daya Buta
Lampu pijar 100 W
Lampu TL 20 W
Lampu SL simatic 9
W
Hair Dryer HD - 350
4.B. Percobaan II.Langkah Kerja Percobaan II
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Teliti/cek alat dan bahan.
3. Rangkailah alat dan bahan seperti gambar 2.
4. Jika sudah selesai praktek kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 67
Teknik Elektronika
Gambar 2. Pengukuran daya 3 fase.
Petunjuk Kerja Percobaan II1. Pada percobaan II ini hanya dilakukan satu jenis percobaan a, b atau c
saja bagi tiap peserta, namun diharapkan dalam satu kelas bisa melaksanakan
seluruh jenis percobaan 2.
2. Pada percobaan II posisi selektor jenis arus Wattmeter berada diposisi
pengukuran 3 fase ( 3 ~ ).
3. Jika rangkaian sudah disetujui, masukkan sumber pada rangkaian.
4. Catatlah nilai pengukuran pada tabel II.
PERHATIAN : Teliti penggunaan skala, jangan sampai keliru, faktor pengali yang dipakai
adalah pada tabel faktor pengali untuk 3 fase dan titik pertemuan/lajur garis
simpangan skala dengan batas ukur arus dan tegangan.
Tabel Percobaan II.
Jenis Beban Tegangan Daya
3 buah lampu 100 watt
Motor AC 3 fase
Motor AC 3 fase + 3 TL 20
watt
5. LATIHAN
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 68
Teknik Elektronika
Tugas Setelah Selesai Praktek :
Buat laporan hasil percobaan yang telah di lakukan.
Bagaimana jika pada percobaan pengukuran daya 3 fase untuk kumparan
arusnya yang di pakai adalah fase 2 atau 3 ( L2 atau L 3 ) ?
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 69
Teknik Elektronika
6. JawabanWatt Meter
Tabel Percobaan I
Jenis Beban Tegangan Daya Nyata Daya Buta
Lampu pijar 100 Watt 225 V 100 Watt 0,5 VAR
Lampu TL 20 W 225 V 30 Watt 85 VAR
Lampu SL Simatic Philip 9
W
225 V 10 Watt 20 VAR
Hair Dryer 225 V 350 Watt 20 VAR
Tabel Percobaan II
Jenis Beban Tegangan fase Daya
1. Lampu pijar 3 x 100 watt 225 Volt 3 10 watt
2. Motor AC 3 fase 225 Volt 80 watt
3. Motor AC 3 fase + 3 TL 20 watt 225 Volt 300 watt
Soal Pertanyaan :1. Bagaimana jika pada percobaan pengukuran daya 3 fase untuk kumparan
arus yang dipakai adalah fase 2 dan 3 ( L2 atau L 3 ) ?
Jawab: Hasilnya adalah tetap sama, karena pada sistem tiga fase arus yang mengalir
pada alat ukur adalah merupakan penjumlahan secara total arus yang terjadi
pada sistem penyambungannya ( Y atau )
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 70
Teknik Elektronika
7. Lembar Laporan :
1. Laporan hasil pekerjaan :
2. Percobaan Pengukuran Daya 3 fase untuk kumparan arus yang di pakai fase 2
atau 3 ( L2 atau L3 )
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 71
Teknik Elektronika
Kegiatan belajar 11
1. Tujuan Instruksional KhususPeserta harus dapat:
1. Merangkai Cos-phy meter untuk mengukur faktor daya beban Resitif, Induktif
dan Kapasitif.
2. Menentukan nilai kapasitas kapasitor untuk memperbaiki faktor daya induktif
lampu pijar + SL 5W Phillip.
3. Menjelaskan apa sebab nilai faktor daya beban lampu SL 15 watt Philip
berubah jika diparalel dengan lampu pijar.
2. Benda Kerja/Gambar Kerja/TugasGambar Kerja
Gambar rangkaian percobaan pengukuran faktor daya Resistif, Induktif dan
kapasitif, (lh.hal 2-2).
TugasUkurlah besarnya faktor daya lampu pijar 15W Philip.
Ukurlah besarnya faktor daya lampu SL 9 W Philip Simatic.
Ukurlah besarnya faktor daya lampu pijar + lampu SL.
Ukurlah besarnya faktor daya lampu pijar + SL dan kapasitor 10 uF/440 V.
3. Waktu 180 menit
4. Alat dan BahanAlat Alat:
Cos-phy meter Lucas Nulle 50 51 27 - 1 Q.
Volt meter.
Bahan:
Lampu pijar Philip 15 watt/220 V.
Lampu SL Simatic Philip 9 watt/220 V.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 72
Teknik Elektronika
Kapasitor tabung 10 uF/400 V ~ AC.
Kapasitor tabung 2 uF /400 V ~ AC.
Kapasitor tabung 1 uF dan 0,5 uF /400 V ~ AC.
Keselamatan KerjaJangan salah merangkai antara terminal lilitan arus dengan lilitan tegangan.
Beri sumber catu daya pada kerja sesuai dengan besarnya tegangan alat ukur.
Jangan memegang kutub-kutub kapasitas setelah selesai percobaan.
4. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan.
2. Teliti/Cek alat dan bahan.
3. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan gambar percobaan dan ikuti
cara/petunjuk kerja.
4. Kembalikan alat dan bahan setelah praktik selesai.
5. Cara Kerja/Petunjuk1. Percobaan pertama yang dipakai bebannya adalah lampu pijar 15 w Philip.
2. Setelah dirangkai baru kita hidupkan sumber catu daya alat ukur.
3. Kemudian masukkan sumber pada rangkaian setelah disetujui dan masukkan
harga pengukuran pada tabel data.
4. Lakukan percobaan-percobaan berikutnya dengan mengikuti petunjuk kerja 2-3
untuk beban :
Lampu SL 9 w.
Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 watt Philip.
Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 watt + C 10 uF/400 V.
Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 watt + C 2 uF /400 V.
Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 watt + C 1 uF // 0,5 uF 400 V.
Tabel Pengamatan
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 73
Teknik Elektronika
NO
Jenis Beban V Sifat Cos-phy
1 Lampu pijar 15 w
2 Lampu SL 9 w
3 Lampu pijar 15 w + SL 9 w
4 Lampu pijar 15 w + SL 9w + C 10 uF/ 400
V.
5 Lampu pijar 15 w + SL 9 w + C 2 uF/400 V.
6 Lampu pijar 15 w + SL 9 w + C 1 uF/0,5
uF/400 V
GAMBAR RANGKAIAN (lihat hal sebaliknya).
Keterangan :
1. L = Lampu 15 watt
2. SL = Lampu Philip SL 9 w Simatic.
3. C1 = Kapasitor 10 uF/400 V.
4. C2 = Kapasitor 2 uF/400 V.
5. C3 = Kapasitor 1 uF/400 V.
6. C4 = Kapasitar 0,5 uF/400 V.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 74
Teknik Elektronika
Gam
bar R
angk
aian
Pen
guku
ran
Fakt
or D
aya
Bebe
rapa
Beb
an L
istrik
LSL
SLL
SLL
C1SL
LC2
SLL
C3C4
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 75
Teknik Elektronika
6. Latihan.
Setelah selesai praktik, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Mengapa nilai faktor daya lampu SL 9 w jika paralel dengan lampu pijar 15 w
menjadi lebih kecil?
2. Apa sebab lampu Philip SL 9 w Simatic setelah dipasang C 10 uF/400 V, Sifat
faktor daya langsung berubah menjadi kapasitif padahal sebelumnya induktif 0,
55?
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 76
Teknik Elektronika
7. JawabanCos-phy Meter
Tabel Data Pengamatan
NO
Jenis Beban Tegangan
( V )
Sifat Cos-phy
1. Lampu pijar 15 w philip. 220 induktif 0,98
2. Lampu SL 90 w philip Simatic. 220 induktif 0,55
3. Lampu pijar 15 + SL 9 watt. 220 induktif 0,83
4. Lampu pijar 15 + SL 9 watt +C 10
uF/400V
220 kapasitif 0,30
5. Lampu pijar 15 + SL 9 watt + C 2
uF/400V
220 kapasitif 0,94
6. Lampu pijar 15 + SL 9 watt + C 1 uF //0,5
uF/400 V
220 resitif 1
1. Mengapa nilai faktor daya lampu SL 9 W jika diparalel dengan lampu pijar
15 W Philip menjadi lebih kecil.
Jawab : Sifat beban lampu pijar hampir mendekati Resitif, sedang lampu SL
bersifat induktif.dan perpaduan kedua lampu dalam sambungan paralel akan
menghasilkan arus total yang merupakan penjumlahan vektor dari kedua arus
lampu dengan nilai cos-phi lebih kecil dari cos-phi lampu pijar semula.
Hal ini berarti pula bahwa beda fase antara arus dengan tegangan (phi)
menjadi lebih besar dibandingkan dengan beda fase dari arus lampu pijar
semula.
2. Apa sebab lampu Philip SL 9 w Simatic setelah dipasang C 10 uF/400 V
sifat faktor dayanya langsung berubah menjadi kapasitif padahal sebelumnya
induktif 0, 55.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 77
Teknik Elektronika
Jawab :
Karena nilai kapasitas kapasitor terlalu besar dibanding nilai induktif trafo
lampu SL, maka cos-phi total akan menjadi bersifat kapasitif. Kesimpulannya
tidak selamanya beban yang bersifat induktif jika ditambah dengan kapasitor,
dengan sendirinya cos-phinya akan menjadi baik, tetapi tergantung besar-
kecilnya kapasitas kapasitor yang terpasang.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 78
Teknik Elektronika
Kegiatan Belajar 12
Pengukur Medan putar
1. Tujuan Khusus PembelajaranPeserta harus dapat:
1. Merangkai komponen-komponen pengukur medan putar untuk bisa menentukan
arah putaran medan magnet putar.
2. Merangkai alat ukur medan putar BBC Goerz Metrawatt, dan bisa menentukan
arah putaran medan putar.
3. Menjelaskan terjadinya putaran medan putar yang searah jarum jam dan
berlawanan dengan arah jarum jam.
2. Benda Kerja/Gambar Kerja/TugasGambar kerja
Gambar rangkaian pengukur medan putar dengan 2 lampu pijar dan kapasitor.
Tugas
1. Rangkailah lampu pijar dan kapasitor seperti dalam gambar kerja (lh. hal. 1-2, 1-
3).
2. Ukurlah arah medan putar yang terdapat pada stop kontak atau sumber 3 fase.
3. Waktu 135 menit
4. Alat dan BahanAlat Alat:Volt meter
Pengukur medan putar BBC Goerz Metrawatt
Pengukur medan putar C dan 2 R
Bahan:Lampu Philip 15 watt : 2 buah
Kapasitor 0,22 uF-400 V atau 0,5 uF-400 V : 2 buah
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 79
Teknik Elektronika
Sumber listrik 3 fase ( stop kontak 3 fase )
Keselamatan KerjaHati-hati dengan bagian yang bertegangan.
Jangan menggunakan bahan atau alat yang tidak sesuai dengan besarnya
tegangan pemakaian
Jangan menyentuh kutub-kutub kapasitor yang baru dipakai percobaan.
5. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan
2. Teliti/cek alat dan bahan
3. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan petunjuk kerja
4. Kembalikan alat dan bahan ketempat semula dan cek ulang sebelumnya, jika
praktik sudah selesai
6. Cara Kerja/Petunjuk1. Untuk pengukuran medan magnet putar dengan menggunakan 2 buah lampu
pijar, rangkaiannya adalah seperti gambar di bawah ini :
2. Cara menentukan medan putar adalah sesuai dengan tabel I di bawah ini:
Tabel Pengamatan I
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 80
Teknik Elektronika
URUTAN LINE SUMBER ARAH KETERANGAN
L1/R L2/S L 3/T PUTARAN
Posisi Lampu 1 Lampu 2 C Kondisi lampu
Kondisi (diisi : redup,
terang, mati)
Posisi Lampu 2 Lampu 1 C Arah putaran
Kondisi (diisi: ke kanan
Posisi Lampu 1 C Lampu 2 atau ke kiri)
Kondisi
Posisi Lampu 2 C Lampu 1
Kondisi
Posisi C Lampu 1 Lampu 2
Kondisi
Posisi C Lampu 2 Lampu 1
Kondisi
3. Pengukuran medan putar dengan alat ukur C dan 2 R
Pembuatan rangkaian urutan fase
Gambar rangkaian :
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 81
Teknik Elektronika
Tabel Pengamatan II
URUTAN LINE SUMBER
KONDISI ARAH Keterangan
L1/R L2/S L3/T LAMPU PUTAR
L1 L2 L3 1. Test lead ( colok ukur alat )
L1 L3 L2 L1=C, L2=R1, dan L3=R2
L2 L1 L3
L2 L3 L1 2. Posisi test lead
L3 L1 L2 L1: ditengah
L3 L2 L1 L2: dikiri
L3: dikanan
4. Lakukan pengukuran medan putar menurut urutan tabel pengamatan II dan
masukkan/catat hasil pengamatannya.
5. Pengukuran medan putar dengan BBC Goerz Metrawatt
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 82
Teknik Elektronika
)
Tabel Pengamatan III
URUTAN LINSUMBER KONDISI PUTARAN
L1/R L2/S L3/T LAMPU INDIKATOR RODA PUTAR
L1 L2 L3
L1 L3 L2
L2 L1 L3
L2 L3 L1
L3 L1 L2
L3 L2 L1
6. Lakukan pengukuran medan putar menurut urutan tabel pengamatan III dan
catat hasil pengamatannya.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 83
Teknik Elektronika
7. Latihan 1. Mengapa arah putaran medan bisa searah dan bisa berlawanan dengan arah
putaran jarum jam ?
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 84
Teknik Elektronika
8. JawabanPengukur Medan Putar
Tabel Percobaan I ( Alat ukur dengan C dan 2 Lampu )
URUTAN LINE SUMBER ARAH
L1/R L2/S L3/T PUTARAN MEDAN
Posisi Lampu 1 Lampu2 C
Kondisi terang redup -
Posisi Lampu2 Lampu 1 C
Kondisi terang redup -
Posisi Lampu1 C Lampu2
Kondisi redup - terang
Posisi Lampu2 C Lampu 1
Kondisi redup terang -
Posisi C Lampu 1 Lampu2
Kondisi - terang redup
Posisi C Lampu2 Lampu 1
Kondisi - terang redup
Tabel Percobaan II ( Alat Ukur dengan C dan 2 R )
URUTAN LINE SUMBER
KONDISI ARAH Keterangan
L1/R L2/S L3/T LAMPU PUTARMEDAN
L1 L2 L3 1. test lead ( colok ukur
alat )
L1 L3 L2 L1=C, L2=R1, dan L3 =
R2
L2 L1 L3
L2 L3 L1 2. posisi test lead
L3 L1 L2 L1 ditengah
L3 L2 L1 L2 dikiri
L3 dikanan
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 85
Teknik Elektronika
Tabel Pengamatan III, BBC Goerz Metra watt
URUTAN LINE SUMBER
KONDISI PUTARAN
L1/R L2/S L3/T LAMPU INDIKATOR
RODA PUTAR
L1 L2 L3 nyala semua
L1 L3 L2 nyala semua
L2 L1 L3 nyala semua
L2 L3 L1 nyala semua
L3 L1 L2 nyala semua
L3 L2 L1 nyala semua
1. Mengapa arah putaran medan bisa searah dan bisa berlawanan dengan arah
putaran jarum jam ?
Jawab :Terjadinya gerak putar medan sesuai atau berlawanan dengan arah putaran
jarum jam karena adanya perpaduan 3 flux magnet yang diakibatkan oleh arus
sumber listrik 3 fase, dimana jika dua arah flux dibalik maka perpaduan 3 flux
magnit pada alat ukur akan berlawanan dengan gerak sebelumnya.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 86
Teknik Elektronika
Kegiatan Belajar 13
PENGUKUR KUAT CAHAYA
1. Tujuan Khusus PembelajaranPeserta harus dapat:
1. Menggunakan alat ukur intensitas penerangan ( Lux meter ).
2. Mengukur Intensitas penerangan lampu pijar dengan perubahan jarak.
3. Mengukur Intensitas penerangan lampu TL bulat dengan perubahan jarak.
2. Tugas- Ukurlah Intensitas Penerangan lampu pijar dengan perubahan jarak dan pada
permukaan kaca lampu.
- Ukurlah Intensitas penerangan lampu TL 36 watt Bulat dengan perubahan jarak.
3. Waktu 90 menit
4. Alat dan BahanAlat Alat:
Lux meter
Gossen Pan lux elektronik 2
Bahan:
Lampu pijar 5 watt.
Lampu TL 36 watt bulat.
Meteran.
Keselamatan KerjaPosisi batas ukur lux meter usahakan maximun ( 200 K ).
Hati - hati dalam tegangan lampu dan daya lampu yang dipergunakan dalam
percobaan
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 87
Teknik Elektronika
5. Langkah Kerja
5.1 Percobaan I Siapkan alat dan bahan.
Teliti / cek alat dan bahan.
Pasang lampu pada posisi langit - langit ruangan.
Ukurlah besar Intensitas penerangannya.
Kembalikan alat dan bahan pada tempat semula.
Cara Kerja / Petunjuk1. Hidupkan lampu pijar.
2. Ukur kuat penerangan dari jarak paling tinggi sampai alat ukur paling kecil.
3. Posisi alat ukur harus tegak luruis pada lampu.
4. Ubah batas ukur alat agar diperoleh hasil yang dapat dibaca
( Jangan terlalu kecil atau terlalu besar ) .
5. Masukkan data - data pengamatan menurut perubahan jarak pada tabel
pengamatan I.
6. Jarak 0 Cm alat ukur menempel pada permukaan tabung kaca lampu.
Tabel Percobaan I untuk Lampu 5 watt
Tinggi Pengukuran Intensitas Penerangan
h = 200 Cm Lux
h = 150 Cm Lux
h = 100 Cm Lux
h = 40 Cm Lux
h = 30 Cm Lux
h = 20 Cm Lux
h = 10 Cm Lux
h = 0 Cm Lux
h = Cm Lux
h = Cm Lux
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 88
Teknik Elektronika
5.2 Percobaan IISiapkan alat dan bahan.
Teliti / cek alat dan bahan.
Pasang lampu pada posisi langit - langit ruangan.
Ukurlah besar intensitas penerangannya.
Kembalikan alat dan bahan ketempat semula.
Cara Kerja1. Hidupkan lampu TL.
2. Ukurlah kuat penerangan dari jarak paling tinggi sampai jarak paling kecil tepat
pada pusat lingkaran lampu.
3. Posisi alat ukur harus selalu tegak lurus pada pusat lingkaran lampu.
4. Ubah batas ukur alat agar diperoleh hasil penunjukkan yang dapat dibaca
( jangan terlalu kecil atau besar )
5. Masukan data - data pengamatan menurut perubahan jarak sesuai tabel
pengamatan II.
6. Jarak 0 Cm alat ukur menempel pada permukaan tabung kaca lampu TL
dibagian tengah.
Tabel Percobaan II, Lampu TL 36 watt bulat.
Tinggi Pengukuran ( Cm ) Kuat Penerangan Lux
h = 285 Cm E =
h = 250 Cm E =
h = 200 Cm E =
h = 150 Cm E =
h = 130 Cm E =
h = 60 Cm E =
h = 50 Cm E =
h = 30 Cm E =
h = 20 Cm E =
h = Cm E =
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 89
Teknik Elektronika
6. Latihan1. Bagaimanakah perbandingan antara perubahan jarak lampu dengan
besarnya intensitas penerangan? Jelaskan dengan singkat.
2. Bagaimanakah besarnya kuat penerangan pada lampu TL pada jarak 0
Cm tepat berada dipusat lingkaran?
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 90
Teknik Elektronika
7. JawabanPengukur Kuat Cahaya
Tabel Percobaan I, Lampu pijar 5 watt
Tinggi Pengukuran ( Cm )
Kuat Penerangan Lux
Data Fisik
h = 200 Cm E = Ukuran ruang = 13 m2
h = 150 Cm E = Warna dinding kream
h = 100 Cm E = Warna langit - langit putih
h = 40 Cm E = Pengukuran dilakukan
h = 30 Cm E = pada malam hari atau
h = 20 Cm E = ruangan betul - betul
h = 10 Cm E = gelap
h = 0 Cm E =
Tabel Percobaan II , Lampu TL 36 watt bulat
Tinggi Pengukuran ( Cm )
Kuat Penerangan Lux
Keterangan :
h = 285 Cm E = Data fisik sama dengan
h = 250 Cm E = pengukuran untuk lampu
h = 200 Cm E = pijar 5 watt .
h = 150 Cm E =
h = 130 Cm E =
h = 60 Cm E =
h = 50 Cm E =
h = 30 Cm E =
h = 20 Cm E =
h = 0 Cm E =
h = Cm E =
Soal Pertanyaan
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 91
Teknik Elektronika
1.Bagaimanakah perbandingan antara perubahan jarak lampu dengan besarnya
intensitas penerangan ? Jelaskan
Jawab :Dari tabel percobaan dapat disimpulkan bahwa besarnya kuat penerangan
dengan jarak pengukuran adalah berbanding lurus kuat penerangannya, tapi
besarnya nilai kuat penerangan pada jarak makin dekat mempunyai perubahan
yang sangat drastis ( dengan tonjokkan sangat tinggi )
2.Bagaimanakah besarnya kuat penerangan lampu TL pada jarak 0 Cm tepat
dipusat lingkaran ?
Jawab :Dibandingkan dengan nilai pengukuran pada jarak yang lebih besar pada pusat
lingkaran turun ke bawah nilainya lebih besar, tapi terhadap pusat penerangan
masih telalu jauh dengan nilainya, hal ini karena pusat penerangan bukan pada
pusat lingkaran melainkan di dalam / di permukaan tabung lampu.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 92
Teknik Elektronika
Kegiatan Belajar 14
KWH METER
1. Tujuan Khusus PembelajaranPeserta harus dapat:
1. Merangkai alat ukur kWh meter satu fase untuk mengukur energi lampu pijar,
TL 20 W dan Hair Dryer.
2. Merangkai alat ukur kWh meter tiga fase untuk mengukur energi listrik,
pemakaian pada saat luar waktu beban puncak (LWBP), untuk beban
seimbang dan tak seimbang.
3. Merangkai alat ukur kWh meter tiga fase untuk mengukur energi listrik,
pemakaian pada saat waktu beban puncak (WBP)
2. Benda Kerja/Gambar kerja/TugasGambar Kerja
- Rangkaian kWh 1 fase untuk pengukuran berbagai jenis beban listrik, hal 1-2.
- Rangkaian kWh meter 3 fase untuk pengukuran energi listrik pemakaian pada
saat luar waktu beban puncak untuk beban seimbang dan tak seimbang, hal 2-2.
- Rangkaian kWh meter 3 fase untuk pengukuran energi listrik pemakaian pada
saat waktu beban puncak.
Tugas
Rangkailah alat dan bahan yang telah disiapkan untuk pengukuran dengan KWh
meter 1 fase, dan KWh meter 3 fase untuk semua jenis percobaan.
3. Waktu 270 menit
4. Alat dan BahanAlat Alat:KWh meter 1 fase Mitsubishi Elektrik MF 63 E.
KWh 3 fase Obbericht MG 20 SE 70501
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 93
Teknik Elektronika
Volt meter AC
TDR/Timer OMRON 5 detik 20 menit
Stop watch
Bahan:Lampu pijar Phillips 100 watt 3 buah
TL 20 watt Phillips
Hair Dryer Hori HD-350 watt
Kabel penghubung
Kerangka Trainer
Keselamatan KerjaJangan menggunakan alat dan bahan yang tidak sesuai tegangan pemakian.
Jangan merangkai pada saat sumber masih hidup/on.
Hati-hati dalam merangkai untuk kumparan meter tegangan dan arus jangan
sampai terbalik.
5. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan.
2. Teliti/cek alat dan bahan sebelum digunakan.
3. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian dalam
petunjuk (cara kerja ).
4. Lakukan pengamatan dalam setiap percobaan sebagaimana yang telah
ditentukan dalam cara kerja.
5. Matikanlah sumber listrik jika percobaan telah selesai semua.
6. Cek/teliti ulang alat dan bahan sebelum di kembalikan ke tempat semula.
6. Cara Kerja/Petunjuk6.A. Percobaan I, Pengukuran Energi Listrik dengan kWh meter 1 fase Mitsubishi Elektric MF 63 E.1. Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar rangkaian dibawah ini
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 94
Teknik Elektronika
Gambar 1. Rangkaian Pengukuran Energi Listrik Dengan kWh meter 1 Fase
Tabel Pengamatan Percobaan I
NO
Jenis Beban t1
n=1t2
n=2t3
n=3tn=1
U(v)
1 Lampu pijar 100 watt phillips.
2 Lampu TL 20 W, CL phillips
3 Hair Dryer Hori HD-350 W
Ket.: n = putaran piringan
2. Pasang lampu pijar 100W sebagai beban.
3. Hidupkan sumber jika rangkaian sudah disetujui.
4. Catat waktu berputar piringan untuk sekali berputar, dua kali berputar dan tiga
kali berputar dengan stop watch.
5. Masukkan data/catatan waktu tersebut dalam tabel dan hitunglah waktu rata-
ratanya untuk 1 detik.( t ).
6. Gantilah bebannya dengan menggunakan TL/CL 20 watt.
7. Ulangi cara kerja 3 sampai 5.
8. Ganti bebannya dengan menggunakan Hair Dryer.
9. Ulangi cara kerja 3 sampai 5
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 95
Teknik Elektronika
6.B. Percobaan II. Pengukuran Energi Listrik dengan KWh meter 3 fase beban seimbang dan tak seimbang, pemakaian beban pada saat waktu beban puncak (WBP).
1. Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar dibawah ini
Gambar 2. Rangkaian Pengukuran Energi Listrik 3 Fase Dengan KWh meter 3
fase obberiet MG 20 SE 70510
Keterangan :
1. Untuk waktu beban puncak, motor timer diganti TDR 5 detik 20 menit
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 96
Teknik Elektronika
2. Aturlah TDR pengubah posisi pencatat ( register ) sebelah 20 menit.
3. Pakailah beban 3 buah lampu 100 W ( sebagai beban seimbang ).
4. Jika rangkaian sudah disetujui, hidupkan sumber
5. Hidupkan stop watch jika tanda hitam sudah nampak pada lubang kaca
dan matikan stop watch saat tanda hitam nampak kembali.
6. Masukan data pengamatan untuk waktu 1 kali putaran, 2 kali putaran dan
3 kali putaran, kemudian carilah waktu rata-rata untuk 1 kali putaran.
7. Matikan sumber dan ganti rangkaian dengan beban tidak seimbang ( lihat
gambar rangkaian )
Tabel data Percobaan II
Jenis Beban t1
n=1
t2
n=2
t3
n=3
tn=1
U(v)
3 x 100 w ( seimbang )
100 + ( 2 x 100 w ) + Hair dryer 350 w
6.C. Percobaan III.Pengukuran Energi Listrik dengan KWh meter 3 fase beban seimbang dan tak seimbang, pemakaian pada saat waktu beban puncak (WBP).
1. Rangkailah alat dan bahan untuk pengukuran beban seimbang.
2. Atur TDR untuk pengubah posisi pencatat ( register ) sebesar 10 detik.
3. Jika rangkaian sudah disetujui, hidupkan sumber.
4. Lakukan pengamatan bila anak panah penunjuk register yang terpakai sudah
menunjukkan ke arah register beban puncak.
5. Hidupkan stop wacth jika tanda hitam sudah nampak pada lubang dan matikan
stop wacth saat tanda hitam tampak kembali.
6. Masukan data pengamatan untuk waktu 1 kali putaran, 2 kali putaran dan 3 kali
putaran, kemudian hitunglah waktu rata-rata untuk 1 kali putaran.
7. Matikan sumber dan lepas rangkaian.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 97
Teknik Elektronika
Tabel Data Percobaan III
Jenis Beban t1
n=1
t2
n=2
t3
n=3
tn=1
U(v)
Lampu pijar 3 x 100 w ( seimbang )
100 w+ 200 w + Hair dryer 350 w
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 98
Teknik Elektronika
7. Latihan :
1. Apa yang dapat disimpulkan dari hasil pengamatan ( percobaan ) pada
tabel II dan III?
PERHATIAN : Posisi alat ukur harus berdiri tegak, jangan miring apalagi tertidur, karena hasil
pengukuran akan tidak tepat. ! ! !
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 99
Teknik Elektronika
8. JawabanKWh Meter
Tabel Pengamatan Percobaan I
NO Jenis Beban t1
n=1t2
n=2t3
n=3t
n=1U(v)
1 Lampu pijar 100 w philip 40 79,5 119,
5
39,33 220
2 Lampu TL 200 w, CL philip 130 259,
4
189,
4
129,8
4
220
3 Hair Dryer Hori-HD-350 W 12 12,4 35,5 12,85 220
Tabel Pengamatan Percobaan II
NO
Jenis Beban t1
n=1t2
n=2t3
n=3t
n=1U(v)
1 Lampu pijar 3 x 100 w philip 40 79,5 119,
5
39,33 220
2 100 w + ( 2 x 100w ) + Hair Dryer
Hori 350w
16,6 31,0 48 16,4 220
Tabel Pengamatan Percobaan III
NO
Jenis Beban t1
n=1t2
n=2t3
n=3t
n=1U(v)
1 Lampu pijar 3 x 100 w philip 40 79,5 119, 5 39,33 220
2 100 w + ( 2 x 100w ) + Hair Dryer
Hori 350w
16,6 31,0 48 16,4 220
Keterangan : Pengukuran bisa dipengaruhi oleh tegangan yang lebih kecil atau
lebih besar, dan untuk 3 fase ketidakseimbangan tegangan fase
pada sumbernya.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 100
Teknik Elektronika
Jawaban Pertanyaan Tugas :
Sebab pada register ( Pencatat ) beban puncak atau luar beban puncak
mempunyai nilai kali brais yang sama pada putaran peringan, hanya bila pada
register beban puncak dilaksanakan untuk waktu-waktu tertentu dengan harga
per kWh lebih tinggi.
Spesifikasi : KWh 1 fase. Mitsubishi Elektric
KWh 3 fase Obberiecht MG 20
U = 127/220 V
N = 900 put/KWh
In = 5 ( 20 ) Amp
F = 50 Hz
U = 3 x 380/220 V
N = 140 put/KWh
In = 20 ( 60 ) amper
F = 50 Hz
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 101
Teknik Elektronika
Kegiatan Belajar 15
PENGUKUR SUHU
1. Tujuan Khusus PembelajaranPeserta harus dapat:
1. Mengenal alat ukur thermometer analog dan digital.
2. Mempergunakan alat ukur thermometer analog dan digital.
3. Membaca alat ukur thermometer analog dan digital.
2. Waktu 135 menit
3. Alat dan BahanAlat Alat:Therometer analog ( METRATHERM )
Thermometer Digital ( WICR - NI DIN K - IEC )
Bahan:Air dari kran
Air minum SAM.
Kompor listrik 600 w / 220 v.
Hair Dryer 600 w / 220 v.
Setrika listrik 600 w / 220 v.
Pemanggang roti 1000 w / 220 v.
Keselamatan KerjaGunakan alat / bahan sesuai dengan fungsinya.
Hati - hati dalam pengukuran alat - alat panas.
Jangan meletakkan alat / bahan dipinggir meja.
4. Langkah Kerja1. Siapkan alat dan bahan.
2. Lakukan pengukuran suhu satu demi satu.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 102
Teknik Elektronika
3. Catat hasilnya dan masukkan dalam tabel.
4. Laporkan ke instruktur hasil pengukurannya
5. Kembalikan alat dan bahan seperti semula.
6. Buatlah kesimpulan dan bandingkan hasil thermometer analog dan digital.
7. Buatlah laporan kerja.
8. Bersihkan tempat praktek.
5. Cara Kerja / Petunjuk1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dan periksalah dengan menggunakan
multimeter.
(Pastikan dalam kondisi baik)
2. Mulailah pengukuran suhu mulai dari pengukuran :
Suhu ruangan
Suhu badan saudara
Air dari kran
Air minum SAM
Udara didepan Hair Dryer HD - 350
Setrika listrik
Kompor listrik
Pemanggang roti
3. Catatlah hasilnya di dalam Tabel
Tempat Yang Diukur Temperatur Dalam Derajat Celsius
Analog Digital
Suhu ruangan
Suhu badan saudara
Air minum SAM
Udara didepan Hair Dryer
HD - 350.
Setrika listrik
Kompor listrik
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 103
Teknik Elektronika
Pemanggang roti
Air dari kran
4. Laporkan ke instruktur jika pengukuran sudah selesai.
5. Kembalikan alat / bahan ditempat semula dengan aman.
6. Buatlah laporan kerja dan kesimpulan hasil kerja praktek.
7. Bersihkan tempatnya.
Bentuk dari alat ukur thermometer jenis thermometer analog ( METRA THERM )
1. Thermometer analog
Jenis Thermometer Digital ( NICr - NI DIN K - IEC )
Keterangan Gambar :
1. Saklar on - off
2. Saklar pemilih batas ukur
3. Keluaran – masukan terminal
pengukuran
4. Layar penunjukkan dari alat ukur
5. Tempat baterai 9 V
6. Tempat baterai dari luar alat ukur
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 104
Teknik Elektronika
( adaptor )
7. Pintu pembuka instrumen
8. Kaki penyangga.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 105
Teknik Elektronika
6. TUGASGambar Kerja
Gambar Pengukuran
Tugas
Ukurlah suhu / temperatur dari beberapa situasi media / peralatan listrik sebagai
berikut :
Air dari kran.
Air minum.
Kompor listrik .
Hair Dryer HD - 350.
Setrika listrik.
Pemanggang roti.
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 106
Teknik Elektronika
7. JawabanPengukur Suhu
Tempat yang diukur Temperatur Dalam derajat Celsius
Analog Digital
1. Suhu ruangan ( jam 1010 )
2. Suhu badan saudara
3. Air minum SAM
4. Udara didepan Hair Dryer - HD
- 350 ( 3 ‘ )
5. Setrika listrik 400 w dalam
waktu 2 ‘
6. Kompor listrik 300 w dalam
waktu 3 ‘
7. Pemanggang roti ( 1 ‘ 2 “ )
8. Air dari kran
23
31 , 5
20 ,8
50
130
63
125
21
24 , 1
31 , 1
21 , 7
47 , 4
113
69 , 0
123
16 , 1
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 107
Teknik Elektronika
UMPAN BALIK
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 108
Teknik Elektronika
DAFTAR PUSTAKA
1. Cooper, William D, Instrumentasi Elektronik dan Teknik pengukuran, Jakarta,
Erlangga, 1984, Hal. 49-54.
2. Sapiie Soedjana, Pengukuran dan alat-alat ukur listrik Jakarta, Pradnya
Paramita, 1978, hal. 2-7.
3. Bottle/Boy/Grothusmann, Elektrische Messund Regeltechnik, Vogel-Buchverlag,
Wurzburg
4. Nursalam/Warno, Pengantar Alat Ukur Elektrodinamis, PPPGT/VEDC, Malang
5. Bottle/Boy/Grothusmann, Elektrische Messund Regeltechnik, Vogel-Buchverlag,
Wurzburg
6. Dr. Soedjono Sapie dan Dr. Osamu Nishino, Alat Ukur Listrik, Pradnya
Paramita, Jakarta.
7. Darsono Bsc dan Drs. Wiyono, Pengukuran Listrik I, Dikmenjur Depdikbud,
Jakarta
8. Nursalam/Warno, Alat Ukur Vibrasi, PPPGT/VEDC, Malang
9. Warno/Nursalam, Alat Ukur Elektrodinamis, PPPGT/VEDC, Malang: 1987
10.Van Harten & Ir E. Setiawan, Pengukuran Arus Kuat 2, Bina Cipta, Bandung,
1981.
11.Michael Nedl, Teknologi Instalasi Listrik, Erlangga, Surabaya, 1986.
12.Warno/Nursalam, Luxmeter, PPPGT/VEDC, Malang
Menggunakan Alat ukur Listrik dan Elektronika 109