tekben - sertifikasi benih
DESCRIPTION
TEKBEN - SERTIFIKASI BENIHTRANSCRIPT
SERTIFIKASI BENIH
Sertifikasi merupakan kegiatan pemberian sertifikat terhadap benih tanaman yang
telah memenuhi persyaratan dengan melalui pengujian yang sesuai dengan peraturan dari
Departemen Pertanian. Maka dari itu, benih tomat yang akan dijadikan sumber benih harus
memenuhi syarat dan proses sertifikasi untuk menjadi suatu benih yang bersertifikat.
Persyaratan-persyaratan tersebut mengenai mutu fisik, mutu genetik, fisiologis dan kesehatan
benih. Proses sertifikasi dan pemberian sertifikat benih diadakan oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih.
Benih-benih yang unggul tersebut sebaiknya disertifikasi dengan melalui tahapan-tahapan
sertifikasi seperti;
1. Permohonan sertifikasi.
2. Pemeriksaan fasefase pertumbuhan dari mulai pendahuluan, fase vegetatif, berbunga
dan matang.
3. Pemeriksaan alat-alat yang digunakan dalam proses pertumbuhan benih.
4. Pemberian label.
Benih-benih yang dsertifikasi ditentukan dengan urutan sesuai dengan klasifikasi dan
mutu tanaman tersebut. Kelas-kelas tersebut dibagi 4, yaitu;
1. Breeder Seed (Benih Pejenis – BS)
Benih diproduksi di Dinas Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian oleh
pemulia tanaman.
2. Foundation Seed (Benih Dasar – FS)
Benih dihasilkan oleh BBI (Balai Benih Induk) dan instansi lain yang ditunjuk. Benih
ini merupakan keturunan pertama dari benih pejenis.
3. Stock Seed (Benih Pokok – SS)
Benih pokok merupakan keturunan pertama yang dihasilkan oleh benih dasar.
4. Extension Seed (Benih Sebar – ES)
Benih sebar dihasilkan oleh benih pokok dan dilakukan oleh penangkar benih.
Semua benih diawasi oleh BPSBTPH (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura). Benih yang telah melalui proses sertifikasi dan memenuhi syarrat-
syarat sertifkasi akan diberi label oleh BPSBTPH.
Benih bersertifikat memiliki manfaat untuk menghemat penggunaan benih,
keseragaman pada waktu kemasakan polong, dan daya hasil produktivitas yang terjamin.
Setelah disertifikasi, benih dilakukan perbanyakan dengan cara:
1. Konsultasi antara penangkar benih dengan BPSBTPH.
2. Penentuan sumber sesuai dengan syarat sertifikasi dan kelas benih harus lebih tinggi
dari yang dihasilkan.
3. Penentuan varietas sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah dan kebutuhan atau
permintaan petani.
4. Pemilihan lahan yang sesuai untuk menghasilkan benih bersertifikasi.
5. Permohonan ajuan sertifikasi ke BPSBTPH kemudian ke Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi dan Kabupaten.