tegangan permukaan
DESCRIPTION
kfTRANSCRIPT
TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN
I. Tujuan
Menentukan tegangan permukaan cairan tunggal atau larutan.
Menentukan tegangan antar muka dua cairan yang tak saling campur
II. Teori Dasar
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Contoh yang menarik, tetes air
cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum
sebuah volume) dengan zat cair berada di tengahnya. Tegangan permukaan zat
cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis” (Kanginan, 2009).
Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya
didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan baru (Wavega,
2008).
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
melengkung ke bawah tempat silet itu berada. Lengkungan itu memperluas
permukaan zar cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha
mempertahankan luas permukaannya sekecil mungkin.
Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang yang
memiliki symbol y dengan satuan dyne/cm. untuk mengukur tegangan permukaan
dapat dilakukan beberapa metode, diantaranya:
1. Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang
naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk
mengukur tegangan antar muka.
Dengan metode pipa kapiler yaitu dengan mengukur tegangan
permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya denganmemakai pipa
berdiameter. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan
kedalampermukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan
naik sampai ketinggiantertentu.
2. Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya
yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang
dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau
tegangan antar muka dari cairan tersebut.
Perhitungan tegangan permukaan dengan metode Du Nouy :
Y= (Skala yang terbaca (dyne))/(2 x keliling cincin) X Faktor Koreksi
Alat : tensiometer Du Nouy
III. Data Pengamatan
Massa jenis udara = 0,001177g/ml
T ruangan = 25,5℃
C cincin platina = 6,015 cm
R/r = 53,8832824
1) Penentuan Massa Jenis Larutan
Wpikno kosong = 19,08 g
Wpikno+air = 45,60 g
No. Larutan Wpikno+larutan
1. Methanol 40,39 g
2. Toluene 41,77 g
3. Kloroform 58,31 g
4. Aseton 39,80 g
5. MgCl2 47,59 g
6. NaCl 46,69 g
7. NaCl : air (1:2) 45,99 g
8. NaCl : air (2:1) 46,37 g
2) Penentuan Faktor Kalibrasi
No. Beban Pbaca
(dyne/cm)
1. 1 1,1
2. 1 + 2 4,5
3. 1 + 2 + 3 10,2
Beban 1 = 0,04 g
Beban 2 = 0,12 g
Beban 3 = 0,16 g
3) Penentuan γ cairan
No. Larutan Pbaca
(dyne/cm)
1. Methanol 13,3
2. Toluene 15,1
3 Kloroform 15,0
4. Aseton 12,4
5. MgCl2 39,1
6. NaCl 32,3
7. NaCl : air (1:2) 30,5
8. NaCl : air (2:1) 34,5
9. Air : toluene (1:1) 18,1
IV. Perhitungan dan Pengolahan Data
1) Perhitungan volume pikno
air saat 25,5℃ = 0,9969186 g/mL
V pikno = mpikno+air – mpikno kosong
air
= 45,60 g−19,08 g0,9969186 g/mL
= 26,20197mL
2) Penentuan larutan
larutan = mpikno+larutan – mpikno kosong
V pikno
No. Larutan larutan (g/mL)
1. Methanol 0,813298
2. Toluene 0,865965
3. Kloroform 1,497216
4. Aseton 0,79078
5. MgCl2 1,088086
6. NaCl 1,053738
7. NaCl : air (1:2) 1,027022
8. NaCl : air (2:1) 1,041525
3) Penentuan Faktor Kalibrasi
ρnyata=mg2C×102
dyne/g
No. Beban (g) Pbaca(dyne/cm) Pnyata(dyne/cm)
1. 0,04 1,1 3,25852037
2. 0,26 4,5 21,1803824
3. 0,32 10,2 26,0681629
Kurva kalibrasi :
0 2 4 6 8 10 120
5
10
15
20
25
30f(x) = 2.33613768544064 x + 4.53203008001261R² = 0.800060980617047
P baca (dyne/cm)
P ny
ata
(dyn
e/cm
)
Dari persamaan garis y = ax+c
Faktor kalibrasi = a = 2,336
4) Penentuan Faktor Koreksi
Fr = 0,725+√0,04534−1,679( rR )+ 0,01452 PbacaD−dC2
¿¿
No. Larutan Fr
1. Methanol 0,869074
2. Toluene 0,870576
3 Kloroform 0,859928
4. Aseton 0,868134
5. MgCl2 0,894189
6. NaCl 0,887796
7. NaCl : air (1:2) 0,886614
8. NaCl : air (2:1) 0,89082
9. Air : toluene (1:1) 0,988913
5) Perhitungan Teganagn Permukaan γ
γ=Pbaca×Faktor kalibrasi×Fr
No. Larutan γ
1. Methanol 27,00109
2. Toluene 30,70835
3 Kloroform 30,13188
4. Aseton 25,14672
5. MgCl2 81,67308
6. NaCl 66,98669
7. NaCl : air (1:2) 63,16947
8. NaCl : air (2:1) 71,79297
9. Air : toluene (1:1) 41,81282
V. PEMBAHASAN
Tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk
selalu menuju ke keadaan yang luas pemukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar,
atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk
luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-
benda kecil di permukaannya. Tegangan terjadi karena adanya gaya kohesi yaitu gaya
tarik-menarik antara partikel sejenis. Kita dapat memisalkannya A mewakili partikel
di dalam zat cair sedangkan B mewakili partikel di permukaan zat cair. Partikel A
ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel yang ada di
dekatnya. Hasilnya, resultannya adalah sama dengan nol. Sedangkan partikel B
ditarik oleh partikel-partikelyang ada disamping dan dibawahnya dengan gaya yang
sama besar.sehingga resultannya berarah ke bawah. Resultan ini menyebabkan
lapisan atas seakan tertutup selaput elastic. Inilah yang disebut dengan tegangan
permukaan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tegangan permukaan, antara lain
adalah suhu. Dengan naiknya suhu, nilai tegangan permukaan akan semakin
menurun. Hal ini disebabkan karena ketika suhu meningkat, ada energi tambahan
yang diberikan ke dalam cairan sehingga meninkatkan energi kinetik molekul-
molekul dalam cairan, menyebabkan pengaruh interaksi antar cairan berkurang.
Kemudian, factor lain yang mempengaruhi adalah tekanan jenis. Penaruh tekanan
jenis berhubungan dengan volume molar. Semakin besar volume, maka tegangan
permukaannya semakin besar. Faktor selanjutnya adalah pengaruh dari komposisi
cairan (konsentrasi). Semakin tinggi konsentrasi suatu zat, maka tegangan
permukaannya semakin tinggi. Kemudian, massa jenis suatu zat juga berpengaruh
pada tegangan permukaan. Massa jenis berhubungan dengan kerapatan suatu zat.
Semakin rapat zat tersebut, maka tegangan permukaannya semakin besar.
Aplikasi tegangan permukaan pada dunia nyata dapat kita jumpai di kehidupan
sehari-hari, yaitu saat mencuci pakaian. Agar pakaian yang kita cuci benar-benar
bersih, maka air harus melewati harus melewati celah yang sangat sempit pada serat
pakaian. Untuk itu diperlukan penambahan luas permukaan air. Namun, hal ini sangat
sukar dilakukan karena adanya tegangan permukaan, sehingga nilai tegangan
permukaan air harus diturunkan terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan
menaikkan suhu, yaitu menambahkan air panas. Cara lainnya bisa dengan
menambahkan sabun. Gelembung dari sabun itulah yang dapat berfungsi menurunkan
tegangan permukaan.
Gelembung sabun memiliki dua selaput tipis pada permukaannya dan di antara
kedua selaput tersebut terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan
menyebabkan selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya.
Ketika selaput air sabun berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya,
timbul perbedaan tekanaan udara di bagian luar selaput (tekanan atmosfir) dan
tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara yang berada di luar selaput
ikut mendorong selaput air sabun ketika ia melakukan kontraksi, karena tekanan
udara di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi, maka udara di
dalamnya (udara yang terperangkap di antara dua selaput) ikut tertekan, sehingga
menaikan tekanan udara di dalam selaput sampai tidak terjadi kontraksi lagi. Dengan
kata lain, ketika tidak terjadi kontraksi lagi, besarnya tekanan udara di antara selaput
sama dengan tekanan atmosfir + gaya tegangan permukaan yang mengerutkan
selaput. Kontraksi selaput inilah yang menimbulkan adanya gelembung sabun.
Aplikasi lainnya yaitu dengan adanya surfaktan yang mampu menurunka
tegangan permukaan, tegangan antarmuka, dan meningkatkan kestabilan system
emulsi. Sifat aktif permukaan surfaktan tersebut membuat surfaktan banyak
digunakan pada berbagai bidang industry sabun, deterjen, produk perawatan diri, dan
kosmetika. Kemudian aplikasi lain yang disebabkan karena adanya tegangan
permukaan adalah tetesan air dari kran dan tetesan embun berbentuk bola karena
dengan itu terbentuk permukaan yang sempit untuk memudahkan tegangan. Selain
itu, serangga dapat berjalan di atas air karena berat serangga dapat diatasi oleh kulit
yaitu saat cairan membentuk kulit penutup.
Dari hasil pengolahan data, didapat kurva yang linear dengan R² = 0.800 dan
persamaan y = 2,336x + 4,532. Dari tabel penentuan tegangan permukaan, diketahui
bahwa MgCl2 memiliki nilai tegangan permukaan yang paling tinggi, yaitu 81,673
dyne/cm. Padahal, yang memiliki massa jenis paling tinggi adalah kloroform dari
perhitungan massa pikno. Hal ini menunjukkan bahwa tegangan permukaan tidak
hanya dipengaruhi oleh massa jenis saja. Konsentrasi dari masing-masing larutan dan
volume yang digunakan juga turut mempengaruhi nilai tegangan permukaan.
Kemudian, tegangan permukaan pada dua larutan yang saling campur menunjukkan
bahwa air + NaCl dengan perbandingan 1:2 memiliki tegangan yang paling besar. Hal
ini karena perbandingan NaCl yang lebih besar komposisinya dalam larutan
dibandingkan dengan air. Massa jenis NaCl juga lebih besar daripada air, sehingga
air+NaCl dengan perbandingan 1:2 menunjukkan nilai tegangan permukaan yang
lebih besar. Sedangkan, nilai tegangan permukaan pada dua larutan yang tidak saling
campur menunjukkan nilai yang medium di antara larutan-larutan lainnya yang
diukur. Hal ini disebabkan gaya kohesif yang ditimbulkan kecil dan gaya adhesinya
besar karena molekul tidak sejenis. Sebenarnya, penentuan nilai tegangan permukaan
tidak hanya ditentukan dengan metode cinci du Nouy saja. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan untuk menentuka tegangan permukaan. Metode-metode
tersebut antara lain metode pipa kapiler, metode maximum Bubble Pressure, metode
Drop-Weight, metode Wilhelmy Plate tensiometer, dan metode Du Noüy-Padday Rod
Pull tensiometer.
Pada metoda pipa kapiler, tegangan permukaan zat cair dan sudut
kelengkungannya diukur dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa
tersebut dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya
akan naik sampai ketinggian tertentu. Pada percobaan ini salah satu aspek yang
mudah diamati adalah tentang sifat zat cair yaitu apakah zat cair itu adhesive atau
non-adhesive. Kemudian, pada metode maximum Buble Pressure, gelembung akan
bergantung pada tekanan yang diberikan. Saat tekanan ditambahkan maka jari – jari
gelembung akan membesar. Saat gelembung membesar, pertama – tama jari – jari
akan mengecil sampai mencapai minimum saat gelembung membentuk setengah
lingkaran dengan jari – jari yang sama dengan jari – jari tube. Tambahan tekanan
akan menyebabkan gelembung terlepas dari tube. Lalu pada metode Drop-Weight
tegangan permukaan dan berat tetesan cairan sampel dibandingkan dengan tegangan
permukaan dan berat cairan standar yang telah diketahui. Selanjutnya, pada metode
piringan Wilhelmy (Wilhelmy Plate tensiometer), gaya yang dibutuhkan untuk
mengangkat piring diukur dan tegangan permukaan ditentukan. Namun, metode ini
tidak lagi banyak digunakan. Kemudian metode Du Noüy-Padday Rod Pull
tensiometer menggunakan batang yang diturunkan ke dalam cairan uji. Batang
tersebut kemudian ditarik keluar dari cair dan gaya yang dibutuhkan untuk menarik
batang justru diukur. Ini adalah metode yang agak baru yang akurat dan berulang. Du
Noüy-Padday Rod Tarik tensiometer akan melakukan pengukuran cepat dan tidak
seperti metode cincin dan plat, akan bekerja dengan cairan dengan berbagai
viskositas. Metode yang terakhir inilah merupakan metode yang paling efektif untuk
menentukan nilai tegangan permukaan.
VI. Kesimpulan
Dari percobaan diperoleh:
No Senyawa Tegangan permukaan (Dyne/cm)1 Methanol 27,0012 Kloroform 30,3123 MgCl2 81,6734 NaCl:air (1:2) 63,1695 Toluen 30,7386 Aseton 25, 1487 NaCl 66,9878 NaCl:air 71,793
Tegangan antar muka dari larutan tak campur air dan toluene (1:1) yaitu 41,813.
VII. Daftar Pustaka
Daniels et al. 1970. “Experimental Physical Chemistry 7th Ed.” p.357-365
F. Daniels, R. A. Alberty. “Physical Chemistry.” hal 252 - 259
LAMPIRAN 1Jawaban Tes Awal G-3
Tuliskan cara kerja percobaan ini!Mula-mula alat tensiometer dikalibrasi terlebih dahulu agar bisa memperkecil
kemungkinan kesalahan yang terjadi karena alat, yaitu dengan cara berat beban diukur
terlebih dahulu. Sebelum beban digantungkan, pembacaan di-nol-kan terlebih dahulu,
dilihat dari kedudukan jarum yang berhimpit dengan garis yang berada di tengah cermin.
Kemudian, beban tersebut digantungkan pada lengan torsi. Lalu, tegangan permukaan (P
baca) ditentukan dengan tetap mempertahankan jarum penunjuk tetap berhimpit pada
garis di tengah cermin.
Setelah dilakukan factor kalibrasi, cincin Pt-Ir dibersihkan terlebih dahulu dengan
dicelupkan ke dalam alcohol. Setelah itu, cincin digantungkan pada lengan torsi dalam
keadaan teraretir. Cairan yang akan diukur nilai tegangan permukaannya ditempatkan
dalam gelas kimia dan diletakkan di atas penyangga. Penyangga ini diposisikan
sedemikian rupa sehingga bila diturunkan, cincin yang semula tercelup di dalam cairan
dapat mencapai permukaan. Kemudian, penyangga dinaikkan sampai cincin sampai ke
permukaan antara udara dan cairan atau antarmuka antar kedua cairan yang tidak saling
campur. Setelah itu, cincin diangkat sampai film/lamela cairan yang diukur pecah. Skala
pembacaan dibaca saat film tersebut pecah.
Apa yang dimaksud dengan kerja adhesi dan kerja kohesi ?
Definisi adhesi yaitu gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat tidak sejenis.
Misalnya, tinta dpat menempel di kertas, kapur dapat menempel di papan tulis dan semen
dapat melekatkan batu dengan pasir.
Pengaruh gaya adhesi terhadap zat cair akan menentukan cembung / cekungnya
permukaan zat cair itu dalam pipa kapiler, juga menentukan tinggi / rendahnya
permukaan zat cair itu dalam bejana berhubungan. Jika adhesi lebih besar dari pada
kohesi, permukaan (meniscus) zat caor dalam pipa kapiler akan cekung. Jika zat cair itu
berada dalam bejana berhubungan, permukaan zat cair dalam pipa kecil akan lebih tinggi
dibandingkan permukannya pada pipa yang lebar.
Definisi kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul zat sejenis.
Misalnya gaya tarik menarik antara molekul-molekul kapur sehingga membentuk kapur
batang dan antara molekul-molekul gula hingga membentuk butiran gula pasir.
Salah satu aspek yg memengaruhi daya kohesi adalah kerapatan dan jarak antar
molekul dalam suatu benda. Kohesi berbanding lurus dengan kerapatan suatu benda, bila
kerapatan semakin besar maka kohesi yg akan didapatkan semakin besar.
Dalam pada ini, benda berbentuk padat memiliki kohesi yang paling besar; dalam
bentuk cair lebih lemah dan dalam bentuk gas yang memiliki kohesi yang paling lemah.
Apa yang mempengaruhi tegangan suatu cairan ?
Temperatur, Viskositas, Densitas dan Konsentari
Urutkan kepolaran antara aseton, alkohol dan kloroform ?
Kloroform < Aseton < Alkohol
Laporan Kimia Fisik
Percobaan G-3
TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN
Nama : Ansori Muchtar
NIM : 10510071
Kelompok :
Tanggal Praktikum : 21 September 2012
Tanggal Laporan : 28 September 2012
Asisten: Hapsari dan Angga
Laboratorium Kimia Analitik
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika Dan IPA
Institut Teknologi Bandung
2012
1. Prinsip dasar percobaan. Jelaskan !
Prinsip dari percobaan ini adalah menetukan model adsorpsi yang sesuai untuk adsorpsi
asam asetat oleh karbon aktif dengan cara mengukur konsentrasi larutan zat asam asetat
setelah adsorpsi karbon aktif dengan konsentrasi awal yang bervariasi dan pengadukan
selama 30 menit melalui titrasi asam basa.
2. Jelaskan perbedaan adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia !
Adsorpsi fisika terjadi bila gaya intermolekular lebih besar dari gaya tarik antar molekul
atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara adsorbat dengan permukaan adsorben, gaya
ini disebut gaya Van der Waals sehingga adsorbat dapat bergerak dari satu bagian permukaan
ke bagian permukaan lain dari adsorben.
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul adsorbat dengan
adsorben dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion.
Perbedaan antara adsorpsi fisika dengan adsorpsi kimia dapat dilihat pada tabel berikut1:
No Parameter Adsorpsi fisika Adsorpsi kimia
1 Adsorben semua jenis Terbatas
2 Adsorbat semua gas kecuali gas mulia
3 Jenis ikatan fisika Kimia
4 Panas adsorpsi 5 – 10 kkal/gr-mol gas 10-100 kkal/gr-mol gas
5 Temperatur operasi di bawah temperatur kritis di atas temperatur kritis
6 Energi aktivasi kurang dari 1 kkal/gr-mol 10-60 kkal/gr-mol
7 Reversibilitas Reversible Tidak selamanya
reversible
8 Tebal lapisan Banyak (multilayer) Satu (monolayer)
9 Kecepatan adsorpsi Besar Kecil
10 Jumlah zat
teradsorp
Sebanding dengan
kenaikan tekanan
Sebanding dengan
banyaknya inti aktif
adsorben yang dapat
bereaksi dengan adsorbat
3. Jelaskan aplikasi isoterm adsorpsi di kehidupan sehari-hari !
Adsorpsi fisika disebabkan oleh gaya Van Der Waals yang ada pada permukaan adsorben
(gaya yang terjadi sama seperti gaya kondensasi gas untuk cairan). Contoh: Adsorpsi oleh
karbon aktif.
Adsorpsi kimia terjadi antara adsorbat dan adsorben, banyaknya zat yang teradsorpsi
bergantung dengan sifat zat padatnya dan merupakan fungsi tekanan dan suhu. Contoh: Ion
exchange.