tegangan permukaan

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, terlihat pada permukaan zat cair, seperti terdapat suatu lapisan yang dapat mempertahankan keadaan benda yang terdapat pada lapisan tersebut pada suatu kondisi tertentu. Misalnya jarum yang diletakkan mendatar pada permukaan zat cair. Peristiwa ini merupakan bentuk dari adanya tegangan permukaan zat cair. Perbedaan sifat antara zat cair yang berbeda jenisnya akan mempengaruhi tegangan permukaan yang ada pada zat cair. Kejadian diatas adalah merupakan sebagian contoh dari aplikasi tegangan pada permukaan zat cair dialam. Dari hasil pengamatan dapat disebutkan bahwa pada permukaan zat cair seolah-olah ditekan oleh lapisan elastis yang tak tampak, yang menyebabkan bentuknya melengkung. Dari fenomena-fenomena alam tersebut, untuk memahami lebih jauh tentang tegangan permukaan zat cair maka dilakukanlah percobaan ini. Dalam percobaan ini mencoba untuk menentukan nilai tegangan permukaan yang terjadi peda suatu zat cair. 1.2 TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai tegangan permukaan suatu zat cair dengan mengaplikasikan rumus-rumus tegangan permukaan (terutama untuk mencari besarnya gaya tegang pada permukaan suatu zat cair). Zat 1

Upload: batlaugh

Post on 13-Jun-2015

21.755 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: tegangan permukaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, terlihat pada permukaan zat cair, seperti

terdapat suatu lapisan yang dapat mempertahankan keadaan benda yang terdapat pada

lapisan tersebut pada suatu kondisi tertentu. Misalnya jarum yang diletakkan

mendatar pada permukaan zat cair. Peristiwa ini merupakan bentuk dari adanya

tegangan permukaan zat cair. Perbedaan sifat antara zat cair yang berbeda jenisnya

akan mempengaruhi tegangan permukaan yang ada pada zat cair.

Kejadian diatas adalah merupakan sebagian contoh dari aplikasi tegangan

pada permukaan zat cair dialam. Dari hasil pengamatan dapat disebutkan bahwa pada

permukaan zat cair seolah-olah ditekan oleh lapisan elastis yang tak tampak, yang

menyebabkan bentuknya melengkung.

Dari fenomena-fenomena alam tersebut, untuk memahami lebih jauh tentang

tegangan permukaan zat cair maka dilakukanlah percobaan ini. Dalam percobaan ini

mencoba untuk menentukan nilai tegangan permukaan yang terjadi peda suatu zat

cair.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai tegangan permukaan suatu

zat cair dengan mengaplikasikan rumus-rumus tegangan permukaan (terutama untuk

mencari besarnya gaya tegang pada permukaan suatu zat cair). Zat cair yang

digunakan antara lain aquades, alkohol, minyak tanah, dan oli.

1.3 PERMASALAHAN

Bagaimana cara menghitung besar tegangan permukaan zat cair berdasar data-

data hasil percobaan. Definisi dari tegangan permukaan itu sendiri, dan penyebab

terjadinya tegangan permukaan. Hubungan antara sifat zat cair terutama yang

berkaitan dengan adhesif-nonadhesif terhadap tegangan permukaan Hubungan antara

tegangan permukaan dan rapat massa.

1.4 SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan ini terdiri dari lima bab secara garis besar dan berisi tentang

pengukuran tegangan permukaan, untuk lebih jelasnya maka susunan laporan adalah

1

Page 2: tegangan permukaan

sebagai berikut. Bab I Pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang,

tujuan percobaan, permasalahan, sistematika laporan praktikum. Bab II Dasar Teori

merupakan penjelasan dan ulasan singkat tentang teori dasar yang mendasari kegiatan

percobaan yang dilakukan. Bab III Cara Kerja dan Peralatan, dalam bab ini

menerangkan tentang tata urutan kerja yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan

praktikum serta pengenalan peralatan yang diperlukan dalam melakukan praktikum.

Bab IV Analisa Data dan Pembahasan, dalam praktikum tentunya kita akan

memperoleh data-data sehingga perlu adanya penganalisaan lebih lanjut karena tidak

sempurnanya alat ukur, ketidaktepatan cara mengukur, tidak sempurnanya alat indera

dan lain-lain. Dengan memperhitungkan ralat-ralat dari data yang diperoleh dalam

melakukan praktikum agar mendapatkan data yang mempunyai ketelitian yang

sesuai. Bab V Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari kegiatan praktikum yang

dilakukan.

2

Page 3: tegangan permukaan

BAB II

DASAR TEORI

Banyak Fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi

fenomena-fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan

permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan

teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa kran yang bukan sebagai suatu aliran,

laba-laba air yang berada di atas permukaan air, mainan gelembung-gelembung

sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan diatas permukaan zat cair yang

terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya

gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair

dengan bahan lain.

Yang dimaksud tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau

kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas pemukaannya lebih

kecil yaitu permukaan datar, atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan

sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair

mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat dari

silet menyebabkan permukaan zait cair sedikit melengkung kebawah dimana silet itu

berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan

tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya sekecil

mungkin.

Ada beberapa model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur

tegangan permukaan suatu zat cair. Yang pertama adalah dengan metode pipa kapiler

yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya dengan

memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan kedalam

permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian

tertentu. Pada percobaan ini salah satu aspek yang mudah diamati adalah tentang sifat

zat cair yaitu apakah zat cair itu adhesive atau non-adhesive. Untuk itu perhatikan

gambar berikut ini :

Gambar II.1 Sudut kontak zat cair pada pipa kapiler

3

Page 4: tegangan permukaan

Pada zat cair yang adhesive berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil

daripada gaya adhesinya dan pada zat yang non-adhesive berlaku sebaliknya. Salah

satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak () yaitu

sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding (lihat

gambar 2.1). Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama

(gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adhesi).

Harga dari sudut kontak ini berubah-ubah dari 0 sampai 180 derajat dan dibagi

menjadi dua bagian yaitu : pada zat cair yang adhesive besarnya sudut kontak ( ) :

0 < < 90 (derajat) dan pada zat cair non-adhesive besarnya () : 90 < < 180

(derajat). Sedangkan besarnya tegangan permukaan ( ) yaitu :

= F / ( 2 R cos )

dimana : F = . R2 . y . zat cair . g

maka : = R . y . g . zat cair / ( 2 cos )

Peristiwa adanya tegangan permukaan bisa pula ditunjukkan pada percobaan

sebagai berikut jika cincin kawat yang diberi benang seperti pada gambar II.2a

dicelupkan ke dalam larutan sabun, kemudian dikeluarkan akan terjadi selaput sabun

dan benang dapat bergerak bebas. Jika selaput sabun yang ada diantara benang

dipecahkan, maka benang akan terentang membentuk suatu lingkaran. Jelas pada

benag sekarang bekerja gaya-gaya ke luar pada arah radial (gambar II.2b).

(a) (b)

Gambar II.2 Tegangan Permukaan

4

Page 5: tegangan permukaan

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

a. Stand base dengan dengan panjang sisi 28 cm 1 buah

b. Batang besi panjang 25 cm dan 50 cm 2 buah

c. Spring balance dengan skala newton 1 set

d. Laboratory stand (dongkrak) 1 buah

e. Cincin aluminium dan jangka sorong 1 buah

f. 4 gelas berisi cairan (aquades, oli, minyak tanah, alkohol)

3.2 CARA KERJA

a. Ukurlah diameter bagian dalam cincin setelah itu susun semua peralatan

hingga menjadi seperti gambar 3.1

Gb 3.1 Susunan Alat Uji Tegangan Permukaan

b. Letakkan gelas keatas dongkrak kemudian aturlah posisi dongkrak

sehingga seluruh cincin tercelup kedalam zat cair lalu catat besar tegangan

yang tertera pada neraca pegas skala newton

c. Turunkan dongkrak hingga cincin naik ke permukaan hingga tercapai

keadaan maximum (sesaat akan lepas) dan baca tegangannya pada neraca

pegas

d. Ulangi point c-d sebanyak lima kali

e. Lakukan point c-e untuk tiap gelas

5

Page 6: tegangan permukaan

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISA DATA

Dari data - data yang diperoleh dari percobaan maka akan dibuat analisa data

sebagai berikut :

A. Tabel IV.1 Aquades

F F - F’ (F - F’)2

0,027

0,03

0,029

0,028

0,028

0,0014

0,0016

0,0006

0,0004

0,0004

196 x 10-8

256 x 10-8

36 x 10-8

16 x 10-8

16 x 10-8

F’ = 0,0284 (F - F’)2 = 5,2 x 10-6

(F - F’)2 1/2 5,2 x 10-6 ½

= = = 5,1 x 10-4

20 20

5,1 x 10-4

I = x 100 % = x 100 % = 1,8 % F’ 0,0284

K = 100 % - 1,8 % = 98,2 %

B. Tabel IV.2 Alkohol

F F - F’ (F - F’)2

0,019

0,022

0,022

0,022

0,024

0,0028

0,0002

0,0002

0,0002

0,0026

784 x 10-8

4 x 10-8

4 x 10-8

4 x 10-8

676 x 10-8

F’ = 0,0218 (F - F’)2 = 1,47 x 10-5

6

Page 7: tegangan permukaan

(F - F’)2 1/2 1,47 x 10-6 ½

= = = 8,6 x 10-4

20 20

8,6 x 10-4

I = x 100 % = x 100 % = 3,9 % F’ 0,0218

K = 100 % - 3,9 % = 96,1 %

C. Tabel IV.3 Minyak Tanah

F F - F’ (F - F’)2

0,022

0,021

0,022

0,022

0,022

0,0002

0,0008

0,0002

0,0002

0,0002

4 x 10-8

64 x 10-8

4 x 10-8

4 x 10-8

4 x 10-8

F’ = 0,0218 (F - F’)2 = 8 x 10-7

(F - F’)2 1/2 8 x 10-7 ½

= = = 2 x 10-4

20 20

2 x 10-4

I = x 100 % = x 100 % = 0,9 % F’ 0,0218

K = 100 % - 0,9 % = 99,1 %

D. Tabel IV.4 Oli SAE 30

F F - F’ (F - F’)2

0,025

0,026

0,026

0,027

0,027

0,0012

0,0002

0,0002

0,0008

0,0008

144 x 10-8

4 x 10-8

4 x 10-8

64 x 10-8

64 x 10-8

7 F’ = 0,0262 (F - F’)2 = 2,8 x 10-6

7

Page 8: tegangan permukaan

(F - F’)2 1/2 2,8 x 10-6 ½

= = = 3,7 x 10-4

20 20

3,7 x 10-4

I = x 100 % = x 100 % = 1,4 % F’ 0,0262

K = 100 % - 1,4 % = 98,6 %

4.2 PEMBAHASAN

Dari analisa data yang dibuat diatas telah diketahui data besarnya selisih gaya

rata-rata ( F’) dan diameter cincin. Dengan data tersebut akan dibuat pembahasan

mengenai :

1. Tegangan permukaan tiap zat cair

Dari tabel pertama (Aquades) :

= F’ / (2 d) = 0,0284 / 0,36 = 0,079 N/m

Dari tabel pertama (Alkohol) :

= F’ / (2 d) = 0,0218 / 0,36 = 0,06 N/m

Dari tabel pertama (Minyak Tanah) :

= F’ / (2 d) = 0,0218 / 0,36 = 0,06 N/m

Dari tabel pertama (Olie SAE 30) :

= F’ / (2 d) = 0,0262 / 0,36 = 0,072 N/m

2. Grafik gaya rata-rata (x) dan tegangan

permukaan (y)

Tabel IV.5 Tegangan Permukaan Cairan Percobaan

F’ (F’/ 2 d)

0,0284

0,0218

0,0218

0,0262

0,079 (Aquades)

0,06 (Alkohol)

0,06 (Minyak T.)

0,072 (SAE 30)

8

Page 9: tegangan permukaan

Tabel IV.6 Regresi Data

X X2 Y X Y

0,0284

0,0218

0,0218

0,0262

8 x 10-4

4,8 x 10-4

4,8 x 10-4

6,9 x 10-4

0,079

0,06

0,06

0,072

2,2 x 10-3

1,3 x 10-3

1,3 x 10-3

1,9 x 10-3

X = 0,0982 X2 = 2,45 x 10-3 Y = 0,271 XY = 6,7 x 10-3

Persamaan garis : Y = aX + b

n XY - X . Y 4 . 6,7 x 10-3 – 0,098 . 0,27 a = = = 1,7 n X2 – ( X)2 4 . 2,45 x 10-3 – 9,6 x 10-3

b = ( Y . n X) / n = (0.271 – 4 . 0,0982) / 4 = - 0,03

Jadi Y = 1,7 X - 0,03

9

Page 10: tegangan permukaan

3. Perhitungan tegangan permukaan dan ralatnya

a. Untuk Aquades

= . (R. mutlak) / F’

= ( 0,079 . 5,1 x 10-4 ) / 0,0284

= 1,4 x 10-3

=

= ( 0,079 1,4 x 10-3 ) N/m

b. Untuk Alkohol

= . (R. mutlak) / F’

= ( 0,06 . 8,6 x 10-4 ) / 0,0218

= 2,4 x 10-3

=

= ( 0,06 2,4 x 10-3 ) N/m

c. Untuk Minyak Tanah

= . (R. mutlak) / F’

= ( 0,06 . 2 x 10-4 ) / 0,0218

= 5,5 x 10-4

=

= ( 0,06 5,5 x 10-4 ) N/m

d. Untuk Oli SAE 30

= . (R. mutlak) / F’

= ( 0,072 . 3,7 x 10-4 ) / 0,0262

= 1 x 10-3

=

= ( 0,072 1 x 10-3 ) N/m

Dari perhitungan-perhitungan yang ada dalam analisa data maupun

pembahasan dapat dijelaskan bahwa tingkat keseksamaan data baik itu rata-rata

selisih gaya, tegangan permukaan relatif cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu :

1. Tingkat ketelitian alat ukur, skala yang dipakai adalah 0,1 N yang mana skala

ini hanya mampu mengukur ketelitian sampai dua desimal dibelakang koma.

2. Tingkat ketelitian pengukuran dari praktikan (terutama saat pengukuran

diameter cincin dan pengamatan terhadap neraca pegas).

3. Faktor panas / suhu zat cair yang tidak diperhitungkan.

10

Page 11: tegangan permukaan

Kemudian untuk menyempurnakan hasil pengukuran maka diperlukan metode ralat

(mutlak dan nisbi). Yang bertujuan untuk menunjukkan dan

memperbaiki/memperkecil ketidaktelitian alat ukur, panca indera, dan sebagainya

dari praktikan. Nilai akhir perhitungan (dengan ralatnya) menunjukkan suatu daerah

nilai (toleransi) yang masih diakui sesuai tingkat keseksamaannya.

11

Page 12: tegangan permukaan

BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan tentang tegangan permukaan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan beberapa hal yaitu :

1. Tegangan permukaan adalah suatu usaha oleh zat cair untuk membuat permukaan

baru yang sekecil mungkin. Dan didefinisikan sebagai perubahan gaya per satuan

panjang.

2. Besarnya tegangan permukaan dapat diukur menggunakan neraca pegas seperti

apa yang dilakukan dalam percobaan ini.

3. Dari hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa tegangan permukaan dari yang terbesar sampai terkecil adalah :

Aquades ( = 1 gr/cm3) = 0,079 N/m

Olie SAE 30 ( = 0,89 gr/cm3) = 0,072 N/m

Minyak tanah ( = 0,84 gr/cm3) = 0,06 N/m

Alkohol ( = 0,81 gr/cm3) = 0,06 N/m

4. Berdasar data diatas dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan zat cair

sangat dipengaruhi oleh massa jenis cairan zat cair tersebut. Makin besar massa

jenisnya makin besar pula tegangan permukaannya.

5. Bila dua buah zat cair yang berbeda (massa jenisnya) dicampur menjadi satu

maka posisi zat yang mempunyai massa jenis lebih kecil berada di atas dan tidak

dapat bercampur. Misalnya air dengan minyak, maka posisi minyak akan berada

di atas air.

12

Page 13: tegangan permukaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Dosen-dosen FMIPA-ITS, “Fisika Dasar I”, FMIPA-ITS, Surabaya, 1997

2. Sears and Zemansky, “Univercity Phyisics”, 2nd edition, Addison - Wesley

Publishing Company, Inc., New York, 1982.

3. Raymond C. Binder, “Fluid Mechanics”, edisi ke-5, penerbit Prentice-Hall of

India Private,ltd. New Delhi, 1975.

13