tegangan permukaan pdf

14
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN KELOMPOK A - 4 : Setiawan Limantoro 6103011071 Felisia Puspitaningsih 6103011086 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2012

Upload: akbar-saputra-m

Post on 25-Nov-2015

1.172 views

Category:

Documents


181 download

DESCRIPTION

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA2012

TRANSCRIPT

  • LAPORAN RESMI

    PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

    TEGANGAN PERMUKAAN

    KELOMPOK A - 4 :

    Setiawan Limantoro 6103011071

    Felisia Puspitaningsih 6103011086

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

    2012

  • I. TUJUAN

    Menentukan tegangan permukaan cairan secara relative dengan air sebagai zat pembanding

    dan menentukan pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap tegangan permukaan

    II. DASAR TEORI

    Menurut Glasstone (1961), tegangan permukaan merupakan besarnya gaya yang bekerja tegak

    lurus per satuan panjang permukaan. Volume per unit molekul dalam fase uap lebih kecil daripada

    fase cair, sehingga zat cair berusaha memperkecil luas permukaan, yaitu dengan menarik molekul-

    molekul di permukaan cairan lebih tertarik ke dalam cairan sehingga mengakibatkan tegangan

    permukaan.

    Berikut ini adalah tabel tegangan permukaan cairan di berbagai suhu dalam dyne/cm

    Zat cair yang

    bersentuhan dengan

    udara

    Suhu (oC)

    Tegangan Permukaan

    (mN/m = dyn/cm)

    Air 0 75,60

    Air 20 72,80

    Air 25 72,20

    Air 60 66,20

    Air 80 62,60

    Air 100 58,90

    (http://dani-sains.blogspot.com/2010/03/tegangan-permukaan.html)

    Terdapat 4 metode untuk menentukan tegangan permukaan cairan, yaitu:

    Metode kenaikan kapiler (capillary-rise method)

    Metode ini diadasarkan pada kenyataan bahwa kebanyakan cairan dalam pipa kapiler

    mempunyai permukaan lebih tinggi daripada permukaan di luar pipa. Metode ini dilakukan dengan

    cara membenamkan kapiler ke dalam larutan. Tinggi dimana mencapai solusi di dalam kapiler

    berhubungan dengan tekanan pada permukaan. (Sukardjo, 2002).

    Metode cincin (Du-Nouy method)

    Metode ini merupakan metode tradisional untuk menghitung tegangan permukaan. Metode

    cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar

    muka. Prinsip dari metode ini adalah gaya yang diperlukan untuk memisahkan suatu cincin Pt,

    yang dimasukkan dalam cairan yang diselidiki, dari permukaan cairan diukur. Gaya yang

  • diperlukan untuk melepaskan cincin sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar

    muka dari cairan tersebut (Sukardjo, 2002).

    Metode tetes (drop-weight method)

    Sebuah metode untuk menentukan tegangan permukaan sebagai fungsi antarmuka. Cairan dari

    konsentrasi tertentu akan dipompa ke dalam cairan yang lain dan waktu yang berbeda saat tetes

    dihasilkan diukur (Daniels, 1956).

    Tekanan maksimal gelembung (bubble-pressure method)

    Sebuah metode universal terutama cocok untuk memeriksa tekanan pada permukaan atas

    interval waktu panjang. Sebuah vertikal sepiring dikenal perimeter terlampir untuk keseimbangan,

    dan memaksa karena pembasahan diukur (Daniels, 1956).

    Kenaikan Kapiler

    Dalam penentuan tegangan permukaan, cara yang paling sering digunakan adalah metode

    kenaikan kapilaritas. Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung kapiler

    yang dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena ada pengaruh adhesi dan kohesi. Kohesi adalah

    gaya tarik-menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya kohesi yang kuat pada permukaan

    merupakan tegangan permukaan. Ketika gaya tarik-menarik terjadi antar molekul yang berbeda

    disebut gaya adhesi. Gaya adhesi terjadi antara molekul air dan dinding pada pipa kaca yang

    menyebabkan kenaikan cairan ke atas.

    Menurut Sukardjo (2002), bila pipa kapiler dengan jari-jari r dimasukkan dalam cairan yang

    membasahi gelas. Dengan membasahi dinding bagian dalam, zat cair ini naik, kenaikan ini

    disebabkan oleh gaya akibat adanya tegangan permukaan. Cairan akan naik sampai tinggi tertentu,

    sehingga terjadi keseimbangan gaya ke atas dan ke bawah.

    Gambar Penetapan dengan cara Kenaikan kapiler (Sukardjo,2002)

  • Apabila cairan sudut kontak antara cairan dan dinding tabung kurang dari 900, cairan dikatakan

    membasahi permukaan dan cairan akan membentuk miniskus cekung (concave). Jika sudutnya 900

    miniskus datar, jika sudut kontaknya lebih dari 900

    maka akan membentuk miniskus cembung

    (convex). Jika gaya adhesi antara cairan dan materi dinding kapiler dinding lebih lemah daripada

    kohesi cairan maka cairan dalam pipa akan menarik diri dan menyebabkan permukaannya

    melengkung dan mempunyai tekanan tinggi dibagian bawah dan menyamakan tekanan pada

    kedalaman yang sama diseluruh bagian cairan. Hal ini mengakibatkan penurunan kapiler (Atkins,

    1999)

    F1 = 2r cos

    Keterangan:

    F1 = gaya ke atas

    = tegangan permukaan

    r = jari-jari kapiler

    = sudut kontak

    Pada keseimbangan, gaya ke atas dan ke bawah setara, sehingga :

    2.r.. cos = .r2..h.g = (.h.g.r) / 2 cos

    Menurut Daniels (1956), untuk sebagian besar cairan, termasuk air, sudut kontaknya sangat kecil,

    mendekati 0, cos = 1 sehingga

    = .h.g.r

    Dalam percobaan ini dilakukan dengan membandingkan cairan yang diketahui (air) dengan

    cairan yang tidak diketahui tegangan permukaannya (sirup).

    x = ( hx . x . air) / (hair . air)

    Keterangan:

    hx = kenaikan zat x (mL)

    x = berat jenis zat x (g/mL)

    x = tegangan permukaan zat x (dyne/cm)

    air = tegangan permukaan zat cair (dyne/cm)

    hair = kenaikan air (mL)

    air = berat jenis air (g/mL)

    Jangka Sorong

  • Gambar 1 : 2.bp.blogspot.com

    Cara membaca jangka sorong

    Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter suatu benda. Jika jangka

    sorongnya mempunyai ekor, maka ekor tersebut dapat digunakan untuk mengukur kedalaman.

    Jangka sorong mempunyai 2 skala yaitu skala utama dan skala nonius. Jangka sorong memiliki

    ketelitian hingga 0.1mm=0.01 cm.

    Cara membaca diameternya (X):

    X= Skala utama + Skala nonius

    Ket:

    X= diameter benda yang diukur (cm)

    Dalam membaca nilai di skala utama lihatlah angka sebelum/sama dengan angka 0 yang

    terdapat di skala nonius. Angka 1 di skala utama bernilai 1 cm jadi garis-garis sebelum angka satu

    masing-masing bernilai 0.1 cm.

    Dalam membaca nilai di skala nonius lihatlah garis di skala nonius yang berhimpit dengan garis

    di skala utama maka garis tersebut adalah nilai skala nonius. Setiap garis diskala nonius bernilai

    0.01 cm. Jika di skala nonius terdapat angka 1 maka nilainya 0.01 cm dan jika diantara angka 0 dan

    1 ada sebuah garis, maka nilai garis itu 0.005 cm.

    Contoh 1:

    Gambar 2. (sumber gambar: noor-ridhwan.blogspot.com)

  • X = skala utama + skala nonius

    Skala utama= 2 cm (lihat angka diskala utama sebelum angka 0 di skala nonius)

    Skala nonius= 0.06 cm (lihat garis diskala nonius yang berhimpit dengan skala utama)

    X= 2 cm + 0.06 cm

    = 2.06 cm

    contoh 2:

    lihat gambar 3 dibawah ini!

    gambar 3 (Sumber gambar: adiwarsito.wordpress.com)

    X = skala utama + skala nonius

    Skala utama= 5.3 cm (lihat angka diskala utama sebelum angka 0 di skala nonius)

    Skala nonius= 0.05 cm (lihat garis diskala nonius yang berhimpit dengan skala utama)

    X= 5.3 cm + 0.05 cm

    = 5.35 cm

    Yang diatas adalah jangka sorong manual, terdapat juga jangka sorong digital dengan display

    digital perhitungannya sehingga kita tidak perlu lagi menghitungnya, cukup dengan menggesernya

    sesuai dengan diameternya.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan

    1. Suhu

    Kita bisa menurunkan tegangan permukaan dengan cara menggunakan air panas. Makin tinggi

    suhu air, maka baik karena semakin tinggi suhu air, semakin kecil tegangan permukaan (agnes-

    sahabat.blogspot.com).

    2. Konsentrasi zat terlarut

    Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan dapat menurunkan tegangan

    permukaan, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan.

    Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan dapat menaikkan tegangan muka

    mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan (Moore, 1962).

    3. Massa jenis zat

    Semakin besar masa jenis zat maka semakin besar pula konsentrasi zat terlarut dan semakin

    kecil tegangan permukaan zat tersebut.

  • III. ALAT DAN BAHAN

    Alat :

    Pipet ukur 0,1 mL

    Beker gelas 100 mL

    Stopwatch

    Labu takar 50 mL

    Corong gelas

    Pipet volume 5 mL

    Pipet volume 15 mL

    Pipet volume 25 mL

    Piknometer

    Waterbath

    Timbangan analitis

    Thermometer

    Jangka sorong

    Bulb

    Bahan :

    Sirup konsentrasi 10%, 30% dan 50%

    Akuades

    Es batu

    IV. CARA KERJA

    Penentuan densitas masing masing jenis cairan yang akan dianalisis menggunakan piknometer

    (akuades, sirup 10%, sirup 30%, dan sirup 50%)

    (*)Pengisian beker gelas 100 mL dengan 25 mL akuades

    Pengisian pipet ukur 0,1 mL dengan akuades (menggunakan bantuan bulb) hingga tepat pada

    garis batas

    Pemasukkan pipet ukur 0,1 mL yang sudah terisi akuades ke dalam beker gelas yang sudah

    berisi 25 mL akuades

    Akuades dalam pipet ukur tersebut akan turun sampai pada batas tertentu

  • Pengukuran tinggi permukaan akuades pada pipet ukur dan pada beker gelas (menggunakan

    jangka sorong)

    Hitung selisih tingginya sebagai h

    Pengulangan 3x

    Penggantian akuades dengan sirup dengan konsentrasi 10%, 30% dan 50%

    (Ulangi percobaan di atas (*) pada masing-masing konsentrasi sebanyak 3x)

    Penentuan Densitas Zat

    Penimbangan piknometer kosong (bersih dan kering) secara analitis

    Pengisisan piknometer menggunakan zat yang hendak di ukur densitasnya sebanyak 10 mL

    Diamkan pada suhu 20C ( 2 menit)

    Penimbangan kembali piknometer yang berizi zat tersebut

    Hitung densitas menggunakan rumus

    Pembuatan Sirup Konsentrasi 10%, 30% dan 50%

    Pengambilan sirup sebanyak 5 mL untuk konsentrasi 10%, 15 mL untuk konsentrasi 30% dan

    25 mL untuk konsentrasi 50%

    Pemasukan sirup tersebut dalam labu takar 50 mL

    Penambahan akuades hingga tepat 50 mL

    Homogenkan

    V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

  • DENSITAS

    Akuades Sirup 10% Sirup 30% Sirup 50%

    Piknometer kosong (g) 12,8720 16,2447 11,5958 11,8492

    Piknometer + zat (g) 22,6829 26,3326 22,5650 23,6488

    Volume (mL) 10 10 10 10

    Berat zat (g) 9,8109 10,0879 10,9692 11,7996

    g/cm3 (suhu 20C) 0,9811 1,0088 1,0969 1,1799

    g/cm3 (suhu ruang 33C) 0,9948 1,0229 1,1122 1,1964

    Contoh Perhitungan Densitas (Suhu 20C)

    Akuades

    Contoh Perhitungan Densitas (Suhu ruang 33C)

    Interpolasi Pada suhu 33C :

    Sirup 10%

    Sirup 30%

    Sirup 50%

  • Tegangan Permukaan

    SAMPEL h PIPET

    (cm)

    h BEKER

    (cm)

    SELISIH

    (cm)

    RATA-

    RATA h

    (cm)

    TEGANGAN PERMUKAAN

    (dyne/cm)

    Densitas Suhu

    20C

    Densitas Suhu

    ruang 33C

    Akuades

    4,646 1,244 3,402

    3,392

    71,46

    (hasil interpolasi

    pada suhu 32C)

    71,46

    (hasil interpolasi

    pada suhu 32C)

    4,682 1,258 3,424

    4,616 1,266 3,35

    Sirup 10%

    4,430 1,558 2,872

    2,9327 63,53 63,53 4,638 1,608 3,03

    4,380 1,484 2,896

    Sirup 30%

    4,244 1,582 2,662

    2,76 65,01 65,01 4,370 1,530 2,84

    4,188 1,410 2,778

    Sirup 50%

    3,850 1,320 1,73

    2,596 65,77 65,77 3,800 1,246 2,554

    3,970 1,266 2,704

    Contoh Perhitungan Tegangan Permukaan

    Suhu akuades = 32C

    Suhu ruang = 33C

    Interpolasi Pada suhu 32C :

    Menggunakan Densitas pada suhu 20C

    Sirup 10%

    Sirup 30%

  • Sirup 50%

    Menggunakan Densitas pada suhu ruang 33C

    Sirup 10%

    Sirup 30%

    Sirup 50%

    VI. PEMBAHASAN

    Dalam percobaan ini larutan yang dipakai adalah larutan sirup dengan konsentrasi tertentu yaitu

    10%, 30%, 50%. Terdapat pula sampel 100% air murni (aquades) yang digunakan sebagai

    pembanding. Sebelum dilakukan percobaan untuk mengukur tegangan permukaan, harus ditentukan

    terlebih dahulu densitas dari sampel yang dipakai dalam percobaan yaitu air dan sirup dengan

    konsentrasi 10%, 30% dan 50% dengan menggunakan piknometer. Saat menggunakan piknometer,

    larutan yang ditentukan densitasnya harus dijaga agar suhunya tetap 20oC sebelum ditimbang

    analitis, hal tersebut karena prinsip kerja dari piknometer yaitu 10 mL larutan 20oC, suhu

    mempengaruhi volume larutan. Kemudian setelah didapatkan berat analitis dari larutan, maka akan

    diperoleh densitas dengan rumus volume

    massa , untuk volume = 10 mL. Dari hasil perhitungan,

    densitas air, sirup 10%, 30%, dan 50% berturut-turut adalah 0,9811 g/cm3, 1,0088 g/cm

    3, 1,0969

    g/cm3, 1,1799 g/cm

    3. Hasil tersebut sesuai dengan teori dimana teori menyatakan semakin banyak

    konsentrasi zat terlarut maka semakin tinggi pula densitasnya. Karena konsentrasi sirup yang

    semakin tinggi maka semakin banyak jumlah molekul dalam larutan sehingga larutan akan semakin

    rapat (densitasnya meningkat).

    Setelah densitas telah ditentukan, selanjutnya adalah membuat larutan sirup konsentrasi 10%,

    30% dan 50%. Untuk menghitung banyaknya sirup yang ditambahkan pada masing-masing

    konsentrasi digunakan rumus totalv

    sirupv% , dengan volume total adalah 50 mL karena larutan

    sirup yang akan dibuat untuk masing-masing konsentrasi adalah 5 mL untuk sirup konsentrasi 10%,

    15 mL untuk sirup konsentrasi 30% dan 25 mL untuk sirup konsentrasi 50%. Kemudian di

    homogenkan dengan akuades pada labu takar 50 mL. Larutan yang telah dibuat dan juga akuades

    masing-masing dituang ke gelas beker yang terpisah sebanyak 25 mL. Setelah itu dilakukan

    pengukuran tegangan permukaan untuk masing-masing larutan maupun akuades.

  • Pada percobaan, tegangan permukaan zat diukur dengan menggunakan metode kenaikan

    kapiler. Kapilaritas merupakan gejala naik atau turunnya zat cair () dalam tabung kapiler yang

    dimasukkan ke dalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik ke dalam kapiler

    karena adanya tegangan permukaan. Tegangan permukaan ini terjadi karena molekul berkohesi

    sangat kuat dengan molekul lain pada permukaan.

    Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya kohesi yang kuat

    pada permukaan merupakan tegangan permukaan. Ketika gaya tarik-menarik terjadi antar molekul

    yang berbeda disebut gaya adhesi. Gaya adhesi terjadi antara molekul air dan dinding pada pipa

    kaca yang menyebabkan kenaikan cairan ke atas.

    Pengukuran tegangan permukaan dilakukan dengan meletakkan pipa kapiler (pipet ukur 0,1

    mL) pada beker yang telah berisi akuades atau sirup dengan berbagai konsentrasi. Pipa kapiler

    kemudian diberi tekanan dengan menggunakan bulb sehingga cairan naik sampai batas (skala 0).

    Tekanan kemudian dilepaskan (bulb dilepas) sehingga permukaan cairan pada pipa kapiler akan

    turun sampai ketinggian tertentu. Kemudian ketinggian cairan pada pipa kapiler serta ketinggian

    cairan pada beker gelas diukur menggunakan jangka sorong. Selisih antara ketinggian cairan pada

    pipa kapiler dan pada beker gelas adalah h.

    Pengukuran tinggi cairan dalam pipa kapiler maupun tinggi cairan dalam beker glass diukur

    dengan menggunakan jangka sorong. Tinggi permukaan cairan dalam kapiler dan beker glass,

    diukur dengan bagian depth bar (mendorong bagian slider sehingga tinggi dept bar sama dengan

    tinggi cairan. Setelah tinggi telah sama maka clamp screw diputar agar slider tidak dapat bergerak

    lagi. Kemudian skala dibaca.

    Pada data percobaan, tinggi cairan dalam kapiler selalu lebih besar dari tinggi cairan dalam

    beker glass. Hal tersebut dipengaruhi oleh diameter wadah. Meskipun pada kapiler volumenya lebih

    kecil dari beker glass, namun karena diameter wadah dari kapiler lebih kecil dari beker maka tinggi

    cairan didalamnya juga lebih besar.

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tegangan permukaan,antara lain:

    Suhu

    Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan. Pada saat

    percobaan, suhu akuades adalah 32oC. Menurut teori hanya didapat tegangan permukaan akuades

    pada suhu 40oC dan 30C yang besarnya adalah 70,1 dyne/cm dan 71,8 dyne/cm. Semakin tinggi

    suhu maka semakin rendah tegangan permukaan (agnes-sahabat.blogspot.com). Untuk memperoleh

    tegangan permukaan akuades pada suhu 32oC maka digunakan teknik interpolasi. Sedangkan untuk

    perhitungan tegangan permukaan sirup digunakan rumus airair

    airxx

    xh

    h

    , x adalah tegangan

    permukaan sirup yang dicari, xh adalah selisih tinggi cairan (sirup) dalam kapiler dan cairan dalam

  • beker glass, x adalah masa jenis sirup, air adalah tegangan permukaan air 32oC yang didapat dari

    interpolasi, airh adalah selisih tinggi cairan (akuades) dalam kapiler dan cairan dalam beker glass,

    air adalah masa jenis air yang didapat dari pengukuran dengan piknometer.

    Massa jenis zat

    Masa jenis zat juga dapat mempengaruhi tegangan permukaan ( x ). Semakin besar masa jenis

    zat maka semakin besar pula konsentrasi zat terlarut dan semakin kecil tegangan permukaan zat

    tersebut.

    Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi zat terlarut maka

    akan semakin rendah rata-rata h nya. Hal tersebut sebanding dengan tinggi cairan dalam kapiler.

    Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan dan menyebabkan

    meningkatnya gaya kohesi antar molekul sirup sehingga gaya adhesi antara larutan dan dinding pipa

    kapiler berkurang. Gaya adhesi yang berkurang menyebabkan cairan lebih mudah turun dalam pipa

    kapiler. Nilai rata-rata h juga sebanding dengan tegangan permukaan zat serta berbanding terbalik

    dengan konsentrasi zat terlarut. Semakin tinggi konsentrasi sirup maka semakin banyak pula zat

    terlarut (gula) yang terkandung di dalamnya. Hal ini menyebabkan gugus hidrofilik (pada gula)

    menjadi banyak dan terjadi ikatan hidrogen antara gugus -H pada air dan gugus -OH pada senyawa

    gula. Ikatan ini mengakibatkan berkurangnya gaya tarik-menarik antar molekul air (polar) sehingga

    tegangan permukaan dari larutan berkurang (Moore, 1962). Pada hasil percobaan,didapatkan bahwa

    tegangan permukaan air ke sirup konsentrasi 30% dan 50% mengalami peningkatan. Hal ini tidak

    sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka tegangan

    permukaan semakin rendah. Ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan karena ketidaktelitian

    praktikan dalam membaca skala pada jangka sorong dan kurang tepatnya konsentrasi larutan yang

    dibuat dapat menyebabkan ketidaksesuaian hasil perhitungan tegangan permukaan.

    VII. KESIMPULAN

    Semakin tinggi konsentrasi sirup semakin tinggi pula densitasnya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah suhu, konsentrasi dan massa

    jenis.

    Semakin tinggi suhu maka tegangan maka semakin rendah tegangan permukaan.

    Semakin besar masa jenis zat semakin kecil tegangan permukaan zat tersebut.

    Tegangan permukaan air adalah 71,46 dyne/cm, tegangan permukaan sirup 10% adalah 63,53

    dyne/cm, tegangan permukaan sirup 30% adalah 65,01 dyne/cm, dan tegangan permukaan sirup

    50% adalah 65,77 dyne/cm

  • VIII. DAFTAR PUSTAKA

    Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga.

    Daniels, F. & Robert A.A. 1955. Physical Chemistry. Japan : John Wiley & Son, Inc.

    Glasstone, S. 1961. Textbook of Physical Chemistry 2ed. New York: D.Van Nostrand Company,

    Inc.

    Moore, W. 1962. Physical Chemistry 3rd. Englwood Clift : Prentice Hall. Inc.

    Sukardjo. 2002. Kimia Fisika: Jakarta: PT Rineka Cipta.

    http://agnes-sahabat.blogspot.com/2011/03/tegangan-permukaan.html

    (http://dani-sains.blogspot.com/2010/03/tegangan-permukaan.html)