technical paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · makalah ini membahas...

12

Upload: duongkhanh

Post on 29-Aug-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang
Page 2: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang
Page 3: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

1

Pendahuluan

Pemupukan merupakan proses budidaya tanaman yang sangat penting. Hubungan pupuk dan tanaman menjadi salah satu parameter yang akan menentukan hasil panen disamping faktor

lingkungan dan kinerja petani. Aplikasi pupuk pada media tanam harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan unsur hara media tanam agar diperoleh tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi pada proses budidaya. Mesin pupuk dosis variabel (variable rate fertilizer applicator) merupakan

Technical Paper

Pengembangan dan Uji Kinerja Mesin Pemupuk Dosis Variabel Pada Budidaya Padi Sawah dengan Konsep Pertanian Presisi

Improvement of Design and Field Performance Test of Variable Rate Granular Applicator for Precision Farming Implementation on Paddy Field

Pandu Gunawan1, Radite P.A. Setiawan2 dan I Wayan Astika2

Abstract

This paper discussed about the development of electronically controlled fertilizer applicator machine based on modified riding type paddy transplanter tractor. The machine had ability to perform variable rate of application dose using urea, phosphor, and NPK compound. The developed variable rate applicator (VRA) equipped with digital controlled metering devices so that the dose of application can be given accurately and the amount of application can be change in flexible way according to recommended dose. The machine has 4 unit of metering devices, has 8 application rows, and equipped with pneumatic diffusers. RTK-DGPS was used to monitor the position in the field. Performance test has been done for several parameters, included uniformity of air flow at each diffuser, granular fertilizer spreader pattern, and linearity of actual amount of fertilizer with respect to the commanded dose. Average rate of air flow in each diffuser was 0.0073 m3/s, with 7.23 % CV. Total working width of the machine was about 5 m. Field capacity was about 0.12 ha/hours. The results of the tests on metering dose showed that the develop VRA could spread fertilizer uniformly and gave accurate application dose. The yield result showed that uniformity of unhulled rice production was reached 74.7%.

Keywords: VRT, URT, fertilization, paddy, precision farming

Abstrak

Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada mesin pemupuk dosis variabel menggunakan traktor perawatan lahan sawah yang telah dimodifikasi.Mesin yang dikembangkan memiliki kemampuan menjatah dosis pupuk secara variable untuk jenis pupuk urea, fosfor, dan NPK. Mesin pemupuk dosis variabel dilengkapi dengan kontrol digital untuk penjatahan pupuk sehingga dapat memberikan takaran pupuk secara akurat sesuai dengan dosis yang dianjurkan.Mesin memiliki empat unit penjatah pupuk,delapan baris aplikasi pupuk, dan dilengkapi dengan diffuser pneumatic untuk menyebarkan pupuk. RTK-DGPS digunakan untuk memantau posisi mesin di lahan. Uji performansi telah dilakukan untuk mengetahui kinerja mesin pada beberapa parameter pengujian, yaitu: keseragaman aliran udara bertekanan pada komponen diffuser, pola sebaran pupuk granular, dana kurasi jumlah pupuk yang dijatah terhadap jumlah pupuk yang dianjurkan. Rata-rata debit aliran udara pada komponen diffuser adalah 0.0073 m3/detik dengan nilai CV 7.23%. Lebar kerja mesin 5 meter.Kapasitas lapang efektif mesin 0.94 ha/jam. Hasil pengujian pada jumlah dosis yang dikeluarkan menunjukkan bahwa mesin pemupuk dosis variabel dapat menyebarkan pupuk secara merata dan akurat. Hasil panen gabah pada lahan percobaan menunjukkan nilai tingkat keseragaman hasil produksi gabah mencapai 74.7%.

Kata Kunci: variable rate technology, uniform rate technology, pemupukan, padi, pertanian presisi

Diterima: 01 Nopember 2011; Disetujui: 04 Maret 2012

1 Mahasiswa Pascasarjana S2, Program Studi Teknik Mesin Pertanian dan Pangan. Email; [email protected] Staf Pengajar Depertemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta, IPB

Page 4: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

11

Pendahuluan

Kebutuhan akan kemudahan dalam mendapatkan hasil budidaya udang dan ikan dalam tambak semakin bertambah. Kemudahan tersebut didukung dengan adanya alat yang dirancang untuk

dipergunakan di lapangan. Alat tersebut senantiasa berkembang, termasuk dalam hal pemanenan hasil. Dalam pemanenan hasil perikanan, alat pemanen yang ada di Indonesia cukup beragam, mulai dari yang tradisional hingga yang modern. Kendala yang dihadapi dalam pemanenan hasil perikanan

Technical Paper

Modifikasi Mesin Pemanen Udang/Ikan Tipe Vakum Berdasarkan Analisis Antropometri

Modification of Vacuum Type Shrimp/Fish Harvester Based on Anthropometric Analysis

Diza Puspa Arista1, Sam Herodian2 dan Muhamad Yulianto3

Abstract

Many considerations was used when designing a tool or machine. One of that is ergonomics. Ergonomics makes the designing was effective and efficient in terms of the system, and operator’s comfort and safety also. The objective of this study was to determine the condition of operator in carrying out the work system of machine with simulation and ergonomics analysis using CATIA P3 V5R20, then modify it according to ergonomics principles that related to the posture of Indonesian people (anthropometry), to get a comfortable working position, safe, and productive. Anthropometric data of male farmers in Dramaga, Bogor was used and analised. The object that was analyzed and simulated was the vacuum type of shrimp or fish harvester. The results of simulation were compared to those of RULA method. From the simulation could be seen that the best Final Score was when operated the intake hole cap with the value of 2, the color code was green and acceptable. The worst result occurred when the engine was cranked with the value of 4. Modification was made to displace the engine position and to add the components for footing. The results of ergonomics simulation of the modified machine was better than those of before modification.

Keywords : design, modification, simulation, ergonomics, shrimp harvester

Abstrak

Banyak pertimbangan yang digunakan saat merancang suatu desain alat atau mesin, salah satunya yaitu Ergonomika. Ergonomika membuat perancangan efektif dan efisien dari segi sistem, juga segi kenyamanan dan keselamatan kerja operatornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi posisi kerja operator dalam menjalankan sistem kerja mesin dengan simulasi dan analisa ergonomi menggunakan CATIA P3 V5R20, kemudian memodifikasi sesuai dengan prinsip ergonomika yang berkaitan dengan postur tubuh (antropometri) rata-rata orang Indonesia, untuk mendapatkan posisi kerja yang nyaman, aman, dan produktif. Data antropometri yang digunakan adalah data petani pria di Kecamatan Dramaga, Bogor. Sedangkan objek yang dianalisis adalah mesin pemanen udang atau ikan tipe vakum. Hasil simulasi ergonomi berupa tanda warna beserta nilai akhir (Final Score) yang dibandingkan dengan metode RULA. Posisi kerja dengan Final Score terbaik adalah saat mengoperasikan tutup lubang intake yaitu bernilai 2 dengan tanda warna hijau serta statusnya acceptable. Sedangkan posisi kerja kurang baik yaitu saat menyalakan engine, dengan Final Score 4 serta status posisi kerja Investigate Further. Dari hasil simulasi tersebut perlu dilakukannya modifikasi terhadap hasil rancangan, yaitu dengan pemindahan posisi engine dan penambahan komponen tangga sebagai pijakan kaki. Evaluasi yang kembali dilakukan dari hasil modifikasi menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum modifikasi.

Kata kunci: desain, modifikasi, ergonomi, simulasi, mesin panen udangDiterima: 22 Oktober 2012; Disetujui: 18 Februari 2013

1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email : [email protected] Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email : [email protected] Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email : [email protected]

Page 5: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

19

Pendahuluan

Udang merupakan komoditas sektor perikanan yang memiliki posisi penting bagi perekonomian di Indonesia dengan pemasaran di dalam maupun di luar negeri. Jenis udang yang banyak mendapatkan perhatian adalah jenis udang yang termasuk dalam keluarga Panaeidae. Dalam perdagangan, jenis ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu udang putih

(Banana prawns) dan udang harimau/windu (Tiger prawns). Selain dari jenis tersebut, sedikitnya masih terdapat sekitar tujuh jenis udang lain, akan tetapi memiliki harga pasaran yang lebih rendah jika dibandingklan dengan kedua jenis sebelumnya. Udang yang akan dikonsumsi harus memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu, keseluruhan proses produksi menjadi hal yang sangat diperhatikan agar diperoleh produk yang berkualitas tinggi, salah satu

Technical Paper

Rancang Bangun Mesin Pemanen Udang (Penaeus sp.)

Design of A Vacuum-Type Shrimp (Penaeus sp.) Harvester

Rizki Maulaya1 dan Sam Herodian2

Abstract

Shrimp quality is influenced by several factors including the harvesting process. So far, the harvesting process for shrimp in Indonesia is still done manualy. This research aims to design a vacuum-type shrimp harvester to improve the efficiency and effectiveness of shrimp harvesting. So that shrimp quality can be maintained high. Stages of this research started from the problems identification, design analysis, prototyping, and functional test. This design used a vacuum system that is applied starting from the inlet channel, tanks, to the outlet channel. By using centrifugal water pump, commodities in pond were inhaled and trapped in the tank without passing through the impeller. In addition, this design also used a vacuum pump to maintain pressure in the system, to solve the undetected leaks on the system. From the data obtained, the highest flow rate was 5.27 l/s with suction speed of 0.65 m/s, while the lowest flow rate was 4.75 l/s with suction speed of 0.59 m/s. Commodity that can be inhaled by this prototype is shrimp that has burst speed ranging in average of its suction speed, ie 0.61 m/s. It needs the next research to make the other harvesting mechanism to avoid the undetected leaks on the system.

Keywords: harvester, vacuum, shrimp, burst speed, design

Abstrak

Kualitas udang sangat dipengaruhi oleh keseluruhan proses budi daya, termasuk proses pemanenan. Sejauh ini proses pemanenan udang tambak di Indonesia masih menggunakan cara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun mesin pemanen udang tipe vakum dengan mekanisme baru untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanenan sehingga mutu udang dapat terjaga dengan baik. Tahapan penelitian ini dimulai dari identifikasi permasalahan, desain dan analisis rancangan, pembuatan prototype, dan pengujian fungsional. Desain ini menggunakan sistem vakum yang diterapkan mulai dari saluran inlet, tangki penampungan, sampai saluran outlet. Dengan menggunakan pompa air sentrifugal, komoditas yang ada di tambak dihisap dan diperangkap dalam tangki penampungan tanpa melalui impeller pompa. Selain itu, desain ini juga menggunakan pompa vakum untuk menjaga tekanan di dalam sistem. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kebocoran yang sulit diseksi pada sistem. Dari data yang diperoleh, debit aliran tertinggi mencapai 5.27 l/s dengan kecepatan hisap sebesar 0.65 m/s. Sedangkan debit aliran terendah 4.75 l/s dengan kecepatan hisap sebesar 0.59 l/s. Dengan demikian, komoditas yang dapat dihisap dengan mesin ini hanyalah udang yang memiliki kecepatan renang yang berkisar pada kecepatan hisap rata-rata nesin, yakni 0.61 l/s. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme pemanenan udang tipe vakum untuk menghindari kebocoran yang sulit dideteksi.

Kata kunci: mesin pemanen, vakum, udang, kecepatan renang, desainDiterima: 25 Oktober 2012; Disetujui: 20 Februari 2013

1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email : [email protected] Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email [email protected]

Page 6: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

27

Pendahuluan

Areal pertanian di Indonesia yang begitu luas, berdasarkan data Direktorat Jendral Perkebunan Indonesia luas perkebunan di indonesia pada tahun 2011 sekitar 21 juta ha. Sedangkan berdasarkan data badan pusat statistik Indonesia luas tanaman pangan di Indonesia pada tahun 2011 adalah 19.8 juta ha. Hal ini memungkinkan tingginya peluang terjadi serangan hama. Kondisi tersebut

akan berdampak kepada banyaknya penggunaan mesin pembasmi hama. Dalam penggunaan mesin pembasmi hama akan melibatkan operator, dimana lazimnya dalam penggunaan alat dan mesin pertanian akan menghasilkan tingkat getaran dan kebisingan.

Oleh karena itu perlu tindak lanjut untuk dijadikan penelitian mengenai pengujian tingkat kebisingan dan getaran mekanis. Maka Tujuan Penelitian adalah Melakukan analisis tingkat getaran mekanis

Technical Paper

Uji Getaran Mekanis dan Kebisingan padaMesin Thermal Fogger Tipe TS-35A(E)

Mechanical Vibration and Noise Measurement onThermal Fogger Machine Type TS-35A (E)

Aris Adhi Permana1 dan Mad Yamin2

Abstract

The high utilizing of thermal fogger machine in agriculture is giving an impact for operator’s health and comfortness. This is because of mechanical vibration and noise level which produced by thermal fogger machine disturbing operator activity. Measuring of vibration and noise on thermal fogger machine was conducted by using vibrationmeter and sound level meter. The measurement results show that the operator was exposed 99.4 dB(A) noise and 4.03 m/s2 vibration. A hand arm vibration nomogram was employed with vibration factor 3 hours for comfortable level and 8 hours for safety level, concurently with noise standard provided by National Ministry of Labor. The result derived from noise analysis showed that daily exsposure time of the machne utilization is 15 – 30 minutes as the noise factor shows significant effect on the machine operation. As the preventing action to decreasing noise level, it can using ear muff and ear plug. Beside that, by covering the machine using foam rubber.

Keywords: noise, mechanical vibration, thermal fogger, operator

Abstrak

Penggunaan mesin thermal fogger yang cukup tinggi di pertanian, memberikan dampak bagi kesehatan dan kenyamanan operator. Hal ini karena getaran mekanis dan tingkat kebisingan yang dihasilkan thermal fogger yang mengganggu aktivitas operator. Pengukuran getaran dan kebisingan dari thermal fogger Tipe TS-35A(E) dilakukan dengan menggunakan vibrationmeter dan sound level meter. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa operator terpapar kebisingan 99.4 dB(A) dan getaran 4.03 m/s2. Sebuah hand arm vibration nomogram digunakan dengan faktor vibrasi 3 jam untuk tingkat kenyamanan dan 8 jam untuk tingkat keamanan, sesuai dengan standar kebisingan yang dikeluarkan oleh Kementrian Tenaga Kerja. Hasil yang diperoleh dari analisis kebisingan menunjukkan bahwa waktu paparan harian untuk penggunaan mesin adalah 15-30 menit di mana faktor kebisingan menunjukkan pengaruh yang nyata pada pengoperasian mesin. Sebagai langkah pengamanan untuk menurunkan tingkat kebisingan, dapat menggunakan penutup telinga. Selain itu, dapat juga dilakukan penutupan mesin dengan bahan busa karet.

Kata kunci: kebisingan, getaran mekanis, thermal fogger, operatorDiterima: 15 Oktober 2012; Disetujui: 7 Februari 2013

1 Mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga, PO BOX 220, Bogor 16000, Jawa Barat, Indonesia e-mail : [email protected]

2 Dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga, PO BOX 220, Bogor 16000, Jawa Barat,Indonesia

Page 7: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

35

Pendahuluan

Mekanisasi pertanian mulai banyak berkembang. Perkembangan ini dapat dilihat dari peningkatan kebutuhan akan alat-alat mekanik untuk meningkatkan dan mempermudah hasil produksi pertanian. Pengolahan pertanian yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia beralih menggunakan mesin-mesin pertanian seperti traktor (untuk membajak sawah) dan alat pengolahan hasil

pertanian lainnya. Pentingnya aplikasi teknologi pertanian dikarenakan keberadaan teknologi yang sudah sedemikian besar pengaruhnya terhadap kesuksesan sebuah pertanian dari segi kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan. Bahkan, dengan turut berpengaruhnya sektor pertanian terhadap besarnya peluang/kesempatan kerja secara tidak langsung teknologi juga berperan menambah kesempatan kerja kepada seluruh komponen masyarakat.

Technical Paper

Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis pada Mesin Saccof Harvester

Analysis of Noise and Mechanical Vibration of Saccof Harvester Machine

Sunu Ariastin Kurniawati1 dan Mad Yamin2

Abstract

Development in agricultural mechanization is characterized by the increasing use of agricultural machinery and equipments. It can be seen from sugarcane harvesting process which machinery is used instead of manual equipment. In term of using the harvesting machinery operated by human, the principle of ergonomic should be applied to fulfill the goal of work productivity and ensure occupational health and safety. It is because, during its operation, there will be a potential hazard, caused by noise and vibration, to workers and the environment. This research was aimed to analyze the noise and vibration level of Saccof Harvester during its employment. It was expected that the time limit for the optimal use of the machine can be determined based on the available standard. Furthermore, the method to reduce the negative impacts of noise and vibration can also be identified. According to the research, it was revealed that the noise and vibration level which was received by operator exceeded the ambient level. Consequently, there is necessity to control of noise and vibration on both the source (harvesting machinery) and the receiver (operator).

Keywords: Saccof harvester machine, noise, mechanical vibration

Abstrak

Perkembangan mekanisasi pertanian dapat dilihat dari peningkatan kebutuhan akan alat-alat mekanik untuk meningkatkan dan mempermudah hasil produksi pertanian. Misalnya adalah dalam proses pemanenan tebu secara mekanis menggunakan mesin pemanen tebu, seperti sugarcane harvester sebagai peralihan dari pemanenan tebu secara manual menggunakan golok atau sabit. Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia haruslah menerapkan ergonomi dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat kebisingan dan getaran mekanis pada mesin pemanen tebu serta mengetahui sebaran tingkat kebisingan yang ditimbulkannya. Semakin tinggi tingkat kecepatan putar motor maka semakin tinggi tingkat kebisingannya dan semakin jauh jarak dari mesin maka tingkat kebisingan akan semakin berkurang. Pengendalian terhadap kebisingan dan getaran serta faktor lain yang dapat meningkatkan keselamatan kerja, dapat dilakukan dengan berbagai cara: pengendalian pada sumbernya atau pengendalian pada penerima atau operator.

Kata kunci: alat pemanen tebu, analisa kebisingan dan getaran mekanik.Diterima: 19 Oktober 2012; Disetujui: 21 Februari 2013

1 Dept. of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agriculturl Engineering and Technology, Bogor Agricultural Institute, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia. Phone +62 856 40 700 321, e-mail: [email protected]

2 Dept. of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural Institute, IPB, Email: [email protected]

Page 8: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

41

Pendahuluan

Permintaan akan buah belimbing terus meningkat setiap tahun, sebesar 6.1% pada tahun 2000, 6.5% pada tahun 2005, 6.8% pada tahun 2010 serta diperkirakan akan mencapai 8.9% pada

tahun 2015 (BAPPENAS 2000). Produktivitas buah belimbing sendiri juga meningkat, dengan rata-rata produktivitas setiap tahunnya yaitu sebesar 67078 ton (Deptan 2009). Dengan potensi tersebut, belimbing dapat ditetapkan sebagai komoditas buah unggulan nasional.

Technical Paper

Penggunaan Hot Water Treatment dan CaCl2 untuk Mencegah Kerusakan Fisiologis Buah Belimbing (Averrhoa carambola L.)

Application of Hot Water Treatment and CaCl2 to Prevent Psychological Damage on Starfruit

Siti Trinurasih dan Sutrisno3

Abstract

One of the obstacle that encountered by fruit export from Indonesia was the high attack of pest or fruit fly which caused many fruit do not qualify in the quarantine process. Moreover, the problem of postharvest handling of fruit should be more focused because it was perishable commodity. In this research, postharvest handling of hot water treatment and soaking in CaCl2 solution was applied on starfruit variety of dewi. Samples treated with hot water treatment (HWT) with three levels (35OC for 60’; 45OC for 40’ and 55OC for 15’). After HWT, samples treated with soaking in CaCl2 solution at three level treatments (60’; 40’; dan 20’). The results showed that HWT was significantly affected on overall starfruit quality during storage, whereas treatment of soaking in CaCl2 solution wasn’t significantly affected on starfruit quality. Meanwhile, combination of HWT and CaCl2 were significantly affected to respiration rate, weight shrinkage, brightness level, yellow-blue pulp level, and panelists acceptance toward flavor and aroma. Treatment of HWT 55OC for 15 minutes, softening of fruit pulp cannot be avoided because of the heat injury. Combination of HWT 45OC for 40 minutes and 4% CaCl2 for 60 minutes can maintain quality till 24th day panelist acceptance test.

Keywords : starfruit, postharvest handling, hot water treatment, CaCl2 solution.

Abstrak

Salah satu kelemahan dari buah ekspor Indonesia adalah tingginya serangan penyakit dan lalat buah yang menyebabkan beberapa buah tidak bisa lolos dari proses pemeriksaan karantina. Lebih dari itu, masalah penanganan pasca panen harus lebih fokus karena buah belimbing termasuk komoditas yang mudah rusak. Pada penelitian ini, dilakukan penanganan pascapanen pada buah belimbing varietas dewi dengan perlakuan pecelupan air panas dan perendaman dengan larutan CaCl2. Sample diberi perlakuan air panas (HWT) dengan 3 tingkat suhu dan lama perendaman (35OC selama 60’; 45OC selama 40’ dan 55OC selama 15’), Setelah HWT, sampel kemudian direndam dalam larutan CaCl2 dengan 3 tingkat lama pencelupan (60’; 40’; dan 20’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan HWT sangat berpengaruh pada seluruh parameter mutu buah selama penyimpanan, namun perlakuan pencelupan dengan larutan CaCl2 tidak berpengaruh pada mutu produk. Kombinasi perluan keduanya berpengaruh terhadap parameter kecepatan respirasi, susut bobot, tingkat kecerahan kulit, level warna kuning-biru daging buah, serta tingkat penerimaan panelis terhadap bau dan aroma. Pada perlakuan HWT dengan suhu 55OC selama 15 menit,menyebabkan pelunakan daging buah akibat dari ‘heat injury’. Kombinasi perlakuan HWT 45OC selama 40 menit dan 4% CaCl2 selama 60 menit dapat mempertahankan mutu buah sampai hari ke-24 berdasarkan penerimaan panelis.

Kata Kunci : buah belimbing, penanganan pascapanen, hot water treatment, larutan CaCl2Diterima: 4 Desember 2012; Disetujui: 28 Maret 2013

1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email: [email protected] Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email:[email protected]

Page 9: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

49

Pendahuluan

Kebusukan dan penurunan mutu merupakan masalah utama yang dihadapi dalam penanganan bahan pangan, terutama bahan pangan segar. Hal ini akibat tingginya kandungan air dan nutrisi sehingga digolongkan ke dalam bahan pangan yang sangat mudah rusak. Penyebab kebusukan bahan pangan terutama disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu, upaya pengawetan pangan perlu dilakukan untuk mempertahankan sifat fisik dan kimia pangan serta meningkatkan daya simpan agar lebih lama. Penggunaan pengawet kimia yang banyak menimbulkan efek samping dan merugikan konsumen telah mendorong industri pangan untuk mencari altematif lain. Pengawet alami diyakini lebih aman untuk digunakan dan berpotensi cukup baik untuk dikembangkan terutama dari tanaman.

Buah atung (Parinarium glaberimum Hassk) merupakan tanaman hutan yang bijinya sejak lama

telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat Maluku untuk mengawetkan ikan tangkapan sebelum es balok dikenal, dimana hasil tangkapan tersebut tidak cepat rusak dan tahan beberapa hari sampai kapal mendarat untuk dipasarkan (Moniharapon 1991). Hasil penelitian terhadap buah atung oleh peneliti-peneliti pendahulu menunjukkan bahwa, bagian biji atung mempunyai daya pengawetan baik dalam bentuk bubuk maupun ekstrak air. Penelitian purifikasi dan identifikasi komponen antibakteri dari biji atung, didapati bahwa komponen bioaktif dalam biji atung adalah asam aselaik yang dapat membunuh bakteri patogen dan perusak pangan (Moniharapon, 2005). Lumbessy (2003) melaporkan bahwa penggunaan ekstrak atung dapat memperpanjang masa simpan filet ikan patin kering sampai 15 hari.

Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat dan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Pengasapan, penggaraman dan

Technical Paper

Ekstraksi Air Biji Atung (Parinarium glaberimum Hassk) untuk Mendapatkan Bahan Pengawet Alami

WaterExtraction of Atung Seed (Parinarium glaberimum Hassk) to Obtain a Natural Preservative

Sandra Hiariey1, Lilik Pujantoro2 dan Sugiyono2

Abstract

The objectives of this study were to extract atung seed with water through boiling process to obtain a natural preservative. Atung seed was extracted in boiling water at different ratio (1:5; 1:7; 1:10) and boiling time (10, 20, 30 minutes). The extracts were analyzed their total phenol and antimicrobiol activity. Result showed that the best extract was obtained from the ratio of 1:5 (atung seed : water) and 10 minutes boiling. The best extract had a total phenol of 88.13 mg/100 g and antimicrobiol activity of 9.3 mm.

Keywords: water extraction, atung seed, natural preservative

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah melakukan ekstraksi biji atung dengan cara perebusan untuk mendapatkan bahan pengawet alami.Dalam penelitian inidilakukan ekstraksi biji atung dengan perbandingan atung dan air yang berbeda (1:5, 1:7, 1:10) serta lama waktu perebusan yang berbeda (10, 20 dan 30 menit). Hasil ekstraksi dianalisis total fenol dan aktivitas antimikroba. Perlakuan terbaik terdapat pada ekstrak dengan perbandingan 1:5 (atung dan air) selama 10 menit perebusan. Hal ini diperlihatkan dengan nilai total fenol sebesar 88.13 mg/100 g dan aktivitas antimikroba 9.3 mm.

Kata Kunci : ekstraksi air, biji atung, pengawet alamiDiterima: 20 Desember 2012; Disetujui: 15 Maret 2013

1 Teknologi Pascapanen, Institut Pertanian Bogor. Email: [email protected] Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor

Page 10: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

53

Pendahuluan

Beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia, dimana seiring dengan penambahan jumlah penduduk kebutuhan beras semakin meningkat. Permasalah yang dihadapi dalam memproduksi beras adalah tingginya susut pascapanen dan rendahnya kualitas beras yang dihasilkan. Menurut Patiwiri (2006) meskipun penggilingan adalah proses fisik, penggilingan juga berpengaruh terhadap kandungan nutrisi beras.

Hal ini disebabkan oleh adanya pengelepasan dan pengikisan bagian-bagian butiran gabah/beras selama proses penggilingan yang menyebabkan sebagian nutrisi akan terbuang. Menurut Patiwiri (2006) meskipun penggilingan adalah proses fisik, penggilingan juga berpengaruh terhadap kandungan nutrisi beras. Hal ini disebabkan oleh adanya pengelepasan dan pengikisan bagian-bagian butiran gabah/beras selama proses penggilingan yang menyebabkan sebagian nutrisi akan terbuang. Menurut Haryadi (2006), beras pratanak merupakan

Technical Paper

Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Mutu Beras Pratanak pada Padi Varietas IR 64

The Effects of Soaking Duration on Parboiled Rice Quality of Paddy cv IR 64

Rokhani Hasbullah 1 dan Pramita Riskia D.P.2

Abstract

Processing of parboiled rice consists of paddy cleaning, soaking, steaming, drying, and milling. Parboiled process of paddy is intended to increase the milling yield, to prevent nutrition losses and to decrease glychemic index. The purpose of this research is (1) To assess the impact of soaking time on the physical and chemical quality of parboiling rice, (2) To determine the optimum soaking time for parboiling rice and it’s impact on rice quality. This research is using IR 64 variant with soaking duration treatment about 4, 6, and 8 hours. The result showed that parboiled process increase the milling yield and reduce the rice amylose content. Gelatinization profile of the parboiled rice showed that the longer of soaking duration increase the trough viscosity, final viscosity, peak time viscosity, and pasting temperatures and also decreased the peak viscosity, breakdown viscosity, and setback viscosity. The treatment of soaking duration did not significantly affect the chemical contents of parboiled rice. The exposure time of paddy soaking that suggested is 4 hours in dip water at temperature of 60 OC.

Key words: paddy, parboiled rice, glychemic index, amylose, gelatinization profile

Abstrak

Pembuatan beras pratanak meliputi pembersihan, perendaman, pengukusan, pengeringan, dan penggilingan. Proses pratanak dimaksudkan untuk meningkatkan rendemen giling, menekan kehilangan nilai gizi dan menurunkan indeks glikemik sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita Diabetes Melitus. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji pengaruh lama perendaman terhadap mutu fisik dan kimia beras pratanak, (2) Menentukan lama perendaman yang optimum untuk proses pratanak dan pengaruhnya terhadap mutu beras. Penelitian ini menggunakan gabah varietas IR 64 dengan perlakuan lama perendaman 4, 6, dan 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pratanak dapat meningkatan rendemen giling dan dapat menurunkan kadar amilosa. Profil gelatinisasi beras pratanak menunjukkan bahwa semakin lama perendaman dalam proses pratanak dapat meningkatkan viskositas trough, viskositas akhir, waktu puncak, dan suhu gelatinisasi serta menurunkan viskositas puncak, viskositas breakdown, dan viskositas setback. Lama perendaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komposisi kimia yang terkandung dalam beras pratanak. Lama perendaman yang terbaik adalah selama 4 jam pada suhu air 60 OC.

Kata kunci: gabah, beras pratanak, indeks glikemik, amilosa, profil gelatinisasi Diterima: 10 Desember 2012; Disetujui: 28 Maret 2013

1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Email: [email protected] Program Sarjana Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Page 11: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

61

Pendahuluan

Ginkgo biloba L., biasa disebut ginkgo atau pohon rambut perawan, adalah sebuah tanaman berumur panjang, berganti daun setelah rontok, biasa digunakan sebagai peneduh, yang awalnya banyak ditemukan di Cina. Dikenali dari bentuk daunnya yang unik yaitu berbentuk kipas, yang berubah warna menjadi kuning pada musim gugur, saat ini tanaman ini mudah ditemui di banyak negara empat musim (Greenfield, 2004). Ginkgo biloba telah dikenal lebih dari 250 juta tahun dan dipercaya sebagai tanaman asli Korea, Jepang, dan Cina, yang saat ini dapat ditemui di banyak negara. Pohon ginkgo dapat tumbuh setinggi hingga 40 m, dan hidup lebih dari 1,000 tahun. Ekstrak daun

pohon ginkgo biloba telah digunakan ratusan tahun untuk mengobati berbagai penyakit seperti asma, vertigo, kelelahan, dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan peredaran darah (Janssen, et.al. 2010).

Biji ginkgo biloba juga dilaporkan mengandung anti-oksidan yang mampu meningkatkan fungsi sistem syaraf dan sel-sel otak, selain menurunkan viskositas darah dan melancarkan aliran darah khususnya pada sistem syaraf dan sel-sel otak. Kemampuannya dalam meningkatkan pembesaran pembuluh darah, disinyalir dapat menurunkan resiko kerusakan pada retina akibat degradasi makular, juga dalam mengembalikan fungsi pendengaran dengan menurunnya aliran darah (Beth, et.al, 2009).

Technical Paper

Deteksi Ujung Biji Ginkgo Menggunakan Pengolahan Citra Berbasis Analisis Morfologi

Detection of Ginko Tip using Image Processing Based on Morphological Analysis

Usman Ahmad1

Abstract

Ginkgo nut has to be cracked to obtain its soft and usefull meat for utilization. To crack the hard shell, nut orientation is important to know because the nut is easier to crack at front side or tip part, while the back side is usially remain uncracked. Wrong orientation will need more power to crack the nut and damage to soft meat might be occur due to exessive power. Image processing program was developed and used to detect tip part of the nut. The results of tip detection based on morphological analysis algorithm are 100% for Kinbei, 85% for Kyujyu, and 65% for Tokuro. To improve detection performance, morphological operations were applied to the nut binary image. The results of tip detection after morphological operations are 100% for Kyujyu and 85% for Tokuro, while for Tokuro is remain uneffected, 100% detected.

Key words: ginkgo nut, tip detection, image processing, morphology analysis

Abstrak

Biji ginkgo harus dibuka untuk diambil dan dimanfaatkan isinya yang lunak. Untuk membuka pelindung daging biji yang keras, orientasi biji harus diketahui, karena biji lebih mudah terbuka pada ujungnya, sedangkan bagian pangkalnya cenderung tetap menyatu. Bila orientasi tidak tepat, maka akan dibutuhkan gaya tekan yang jauh lebih besar untuk membukanya, sehingga seringkali daging biji ikut rusak terkena gaya tekan yang berlebihan. Program pengolahan citra dibuat dan digunakan untuk melakukan deteksi bagian ujung dari biji ginkgo. Hasil deteksi bagian ujung biji menggunakan algoritma berdasarkan analisis morfologi masing-masing 100% untuk Kinbei, 85% untuk Kyujyu, dan 65% untuk Tokuro. Operasi morfologi dilakukan untuk memperbaiki bentuk biji pada citra biner sehingga kemampuan deteksi ujung biji dapat ditingkatkan. Hasil deteksi bagian ujung biji setelah operasi perbaikan bentuk dilakukan masing-masing meningkat menjadi 100% untuk Kyujyu dan 85% untuk Tokuro, sedangkan Kinbei tidak terpengaruh, tetap 100%.

Kata Kunci: biji ginkgo, deteksi ujung biji, pengolahan citra, analisis morfologiDiterima: 24 Desember 2012; Disetujui: 25 Maret 2013

1 Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian – Institut Pertanian Bogor

Page 12: Technical Paper - web.ipb.ac.idweb.ipb.ac.id/~jtep/abstrak012013.pdf · Makalah ini membahas tentang pengembangan system penjatah pupuk dengan kontrol elektronik pada ... dan udang

69

Pendahuluan

Cabai merah (Capsicum annuum L) termasuk salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, buah yang masih muda berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi merah. Cabai selain dapat dikonsumsi segar sebagai campuran bumbu masakan, juga dapat diawetkan dalam bentuk sambal, saus, pasta acar, buah kering dan tepung. Saat ini perkembangan tanaman cabai sudah cukup luas diusahakan oleh

petani, hal ini disebabkan karena harganya yang menguntungkan serta dibutuhkan masyarakat secara luas. Permintaan cabai setiap tahunnya di dalam negeri cenderung meningkat khususnya menjelang hari raya, pada kondisi tersebut harga cabai menjadi mahal. Dengan melihat potensi dan peluang pasar cabai di Indonesia, maka komoditas ini dapat dijadikan salah satu komoditas unggulan hortikultura Indonesia. Untuk mewujudkannya perlu diusahakan budidaya dengan anjuran teknologi yang tepat agar didapatkan kualitas dan mutu hasil

Technical Paper

Simulasi Transportasi dengan Pengemasan untukCabai Merah Keriting Segar

Transport Simulation with Bulky Packaging for Fresh Curly Red Chili

Sandro Pangidoan, Sutrisno dan Aris Purwanto

Abstract

Red chili is one of agricultural commodity which is needed by people and has high economic value. Because it’s not long-lasting product and always needed in fresh product, the appropriate packaging method and good transportation become a postharvest critical point for maintain the freshness of product in the time of distribution until on the costumer hand. The objective of this research was to do the transport simulation with bulk packaging for fresh curly red chili and to observe the effect of simulation and packaging to weight losses, mechanical losses, scattered losses, hardness, color and water content. Packaging method was performed in 2 kind of package which are cardboard box and plastic crate. Transport simulation was performed with 2 treatments which are 2.9 Hz frequency and 3.2 cm amplitude during 228 minutes and 3.9 Hz frequency and 4.2 cm amplitude during 173 minutes. This research compared the ability of the packages (plastic crate and carton box) to maintain the quality of curly red chili which is viewed in some aspects i.e. weight losses, mechanical loses, scattered losses, hardness, color and water content.

Keywords: red chili, postharvest, packaging, transport simulation

Abstrak

Cabai merah adalah salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan masyarakat dan bernilai ekonomis yang tinggi. Karena tidak tahan lama dan selalu dibutuhkan dalam bentuk segar, cara pengemasan yang tepat serta transportasi yang baik menjadi titik kritis pascapanen untuk menjaga kesegaran produk pada saat didistribusikan sampai didapati oleh konsumen. Tujuan penelitian ini adalah melakukan simulasi transportasi dengan pengemasan curah pada cabai merah keriting segar dan melihat pengaruh kondisi dan lama getar serta pengemasan terhadap susut bobot, susut mekanis, susut tercecer, kekerasan, derajat warna dan kadar air pada cabai merah keriting segar. Pengemasan dilakukan pada 2 jenis kemasan yaitu kemasan karton (kardus) dan keranjang plastik. Simulasi transportasi cabai dilakukan dengan 2 perlakuan yaitu frekuensi 2.9 Hz dan amplitudo 3.2 cm selama 228 menit dan frekuensi 3.9 Hz dan amplitudo 4.2 cm selama 173 menit. Penelitian ini membandingkan kemampuan kedua kemasan (keranjang plastik dan kardus) untuk mempertahankan kualitas cabai keriting segar. Susut bobot, mekanis dan tercecer dialami pada kedua kemasan tetapi yang tertinggi pada keranjang plastik. Perubahan kekerasan dialami cabai pada kedua kemasan setelah simulasi transportasi. Perubahan warna terlihat dari penurunan nilai L, a, b pada cabai setelah disimulasikan.

Kata kunci : cabai merah, pascapanen, pengemasan, simulasi transportasiDiterima: 7 Desember 2012; Disetujui: 25 Maret 2013