tb paru

22
 TUBERKULOSIS

Upload: ibnuakil

Post on 05-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tb

TRANSCRIPT

Slide 1

TUBERKULOSIS

TUBERKULOSIS

penyakit infeksi pada jaringan tubuh (paru dan ekstra paru) yang bersifat kronik dan dapat menular yang disebabkan oleh Micobacterium tuberculosis.

TuberculosisPenyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat.

Insidensi tertinggi :India : 1.5 juta orangCina : 2 juta orang Indonesia : 583.000 orang.

WHO (1999) :

Indonesia : 583 kasus baru / tahun

Kasus yang tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan sosio ekonomi lemah.

Etiologi

Mycobacterium tuberkulosisBakteri bentuk batang (basil) Tahan asam

Klasifikasi WHO4 kategori berdasarkan terapi :

Kategori I :-kasus baru dengan sputum positif- kasus baru dengan kerusakan parenkim yang luas-Kasus baru dengan bentuk TB ekstra paru berat

Kategori II :-kasus kambuh-kasus gagal dengan BTA positif

Kategori III :-kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas-kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I

Kategori IV:-TB kronik

Gejala Klinis

AnamnesisDemamBatuk/ batuk darahSesak napasNyeri dadaMalaise

Pemeriksaan fisik

Konjungtiva/ kulit pucat, demam, berat badan turunLesi yang dicurigai: Bagian apeks paruInfiltrat, kavitas, penebalan pleuraLanjut: fibrosis, kor -pulmonaleEfusi pleura

Pemeriksaan RadiologisLokasi lesi : apeks paru (segmen apikal lobus atas dan lobus bawah)Awal: bercak seperti awan dengan batas-batas tidak tegasBila sudah diliputi jaringan ikat : tuberkuloma KavitasKalsifikasiAtelektasisTB milierPenebalan pleura/ empiemaEfusi pleura/ pneumotoraks

Pemeriksaan Laboratorium

Darah :- tidak sensitif dan tidak spesifik- Hitung jenis bergeser ke kiri- LED meningkatSputum- Mikroskopik: pengecatan Tan Thiam Hok, Kinyoun Gabbet, auramin-rhodamin- Kultur : Media: Lowenstein Jensen, Kudoh, OgawaTes MantouxSerologi : PAP-TB

DiagnosisPasien dengan sputum BTA positif:ditemukan BTA sekurang-kurangnya pada 2 x pemeriksaan mikroskopik, atauSatu sediaan sputum positif disertai kelainan radiologis yang sesuai denganTB aktif, atauSatu sediaan sputum positif disertai biakan positif

DiagnosisPasien dengan sputum BTA negatif:tidak ditemukan BTA sedikitnya pada 2 x pemeriksaanmikroskopik tetapi gambaran radiologis sesuai dengan TB aktif, atauPada pemeriksaan tidak ditemukan BTA sama sekali, tetapi pada biakan positif

DiagnosisTB ekstra paruPasien dengan kelainan histologis atau/ dengan gambaran klinis sesuai dengan TB aktif atauPasien dengan satu sediaan dari organ ekstra paru menunjukkan hasil bakteri M. tuberculosis

Klasifikasi berdasarkan riwayat penyakitKasus baru- Pasien belum pernah mendapat obat anti TB (OAT)- Pasien mendapat OAT < 1 bulan.

Kasus kambuhPasien pernah dinyatakan sembuh, tetapi kemudian timbul lagi TB aktif.

Klasifikasi berdasarkan riwayat penyakitPindahan (Transfer in)Penderita yang pindah berobat dari satu tempat ke tempat lain

Default/ drop-outPasien sudah berobat minimal 1 bulan, kemudian berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat.

Kasus gagalPasien yang sputum BTA nya tetap positif atau kembali positif pada akhir bulan ke 5 (1 bulan sebelum akhir pengobatan)

Kasus kronikPasien yang sputum BTA nya tetap positif setelah mendapat pengobatan ulang lengkap yang disupervisi baik.

Komplikasi

Komplikasi diniPleuritisEfusi pleuraEmpiemaLaringitisMenjalar ke organ lain

Komplikasi lanjutObstruksi jalan napas / SOPTKerusakan parenkim berat SOPT/ fibrosis/ cor pulmonalKarsinoma paruGagal napas

Pengobatan TBPengobatan dibagi dalam 2 tahap yakni:Tahap intensif (initial phase), dengan 4-5 macam obat per hari, dengan tujuan:mendapatkan konversi sputum lebih cepatmenghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjutMencegah timbulnya resistensi obatTahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan dua macam obat per hari atau secara intermiten dengan tujuan menghilangkan bakteri yang tersisa dan mencegah kekambuhan.

WHO berdasarkan terapi membagi TB dalam 4 kategori, yaitu:

Kategori I, ditujukan terhadap:-kasus baru dengan sputum positif- kasus baru dengan kerusakan parenkim yang luas-Kasus baru dengan bentuk TB ekstra paru berat-2 RHZE/ 4 RH (4R3H3) (6HE)

Kategori II:-kasus kambuh-kasus gagal dengan BTA positif-2 RHZSE/ 1 RHZE/ 5 R3H3E3

Kategori III:-kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas-kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I-2 RHZ / 4 RH (4R3H3) (6HE)

Kategori IV:-TB kronik

Evaluasi PengobatanKlinis: tiap minggu selama tahap intensif, selanjutnya tiap bulan.

Bakteriologis (Pemeriksaan dahak 2 kali ): akhir tahap intensif, sebulan sebelum akhir pengobatan atau akhir pengobatan. Contoh untuk yang 6 bulan: akhir bulan ke 2, 5 dan 6.