tax planning resume fahmy

7
-PILIHAN USAHA BIDANG KONSTRUKSI- Jenis usaha konstruksi terdiri atas usaha perencanaan konstruksi, usaha pelaksanaan konstruksi dan usaha pengawasan konstruksi. Perlakuan PPN pada jasa konstruksi tidak berbeda antara perusahaan jasa konstruksi yang satu dengan yang lain. Hanya saja untuk perlakuan PPh- nya dapat berbeda. Pertimbangan pemilihan kegiatan usaha bidang konstruksi meliputi hal- hal sebagai berikut: Pertimbangan pengenaan PPh Pertimbangan pengenaan PPN Pertimbangan Pengenaan PPh Jasa Konstruksi Besarnya PPh terutang pada jasa konstruksi sama dengan usaha lain dengan memperhitungkan penghasilan kena pajak dalam setahun, tidak termasuk yang sudah dikenakan PPh final atau yang bukan objek pajak. Namun demikian penghasilan jasa konstruksi yang didapat dari pengguna jasa akan dipotong PPh pasal 4(2), yang sifatnya bisa bersifat final dan tidak final, dan besarnya juga dapat berbeda. Besarnya PPh yang harus dipotong oleh pengguna jasa konstruksi akan dikaitkan dengan kondisi perusahaan konstruksi tersebut, yaitu sebagai berikut: No Bidang Sif at PPh Dari 1 Mempunyai Sertifikasi Jasa Konstruksi fin al 4% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN 2 Jasa Pengawasan/Perencana Konstruksi fin al 2% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN 3 Jasa pelaksana konstruksi: kecil, menengah, besar fin al 3% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN 4 Jasa pengawasan/perencana konstruksi fin al 6% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN 5 Jasa pelaksanaan konstruksi fin al 4%

Upload: fernandhi-dwi-prakoso

Post on 28-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tax Planning Resume Fahmy

TRANSCRIPT

Page 1: Tax Planning Resume Fahmy

-PILIHAN USAHA BIDANG KONSTRUKSI-

Jenis usaha konstruksi terdiri atas usaha perencanaan konstruksi, usaha pelaksanaan konstruksi dan usaha pengawasan konstruksi.

Perlakuan PPN pada jasa konstruksi tidak berbeda antara perusahaan jasa konstruksi yang satu dengan yang lain. Hanya saja untuk perlakuan PPh-nya dapat berbeda.

Pertimbangan pemilihan kegiatan usaha bidang konstruksi meliputi hal-hal sebagai berikut:

Pertimbangan pengenaan PPh Pertimbangan pengenaan PPN

Pertimbangan Pengenaan PPh Jasa Konstruksi

Besarnya PPh terutang pada jasa konstruksi sama dengan usaha lain dengan memperhitungkan penghasilan kena pajak dalam setahun, tidak termasuk yang sudah dikenakan PPh final atau yang bukan objek pajak. Namun demikian penghasilan jasa konstruksi yang didapat dari pengguna jasa akan dipotong PPh pasal 4(2), yang sifatnya bisa bersifat final dan tidak final, dan besarnya juga dapat berbeda.

Besarnya PPh yang harus dipotong oleh pengguna jasa konstruksi akan dikaitkan dengan kondisi perusahaan konstruksi tersebut, yaitu sebagai berikut:

No Bidang Sifat PPh Dari1 Mempunyai Sertifikasi Jasa Konstruksi final 4% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk

pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN

2 Jasa Pengawasan/Perencana Konstruksi final 2% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN

3 Jasa pelaksana konstruksi: kecil, menengah, besar

final 3% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN

4 Jasa pengawasan/perencana konstruksi final 6% Jumlah imbalan seluruhnya termasuk pemberian jasa & pengadaan material/barang tidak termasuk PPN5 Jasa pelaksanaan konstruksi final 4%

Pilihan untuk dapat dipotong PPh sebesar 2%, 3%, atau 4% tergantung usaha pengusaha untuk mendapat sertifikasi jasa konstruksi tersebut.

Pertimbangan Pengenaan PPN Jasa Konstruksi

Kegiatan jasa konstruksi merupakan jasa kena pajak yang dikenakan PPN dengan tariff umum sebesar 10% dengan dasar pengenaan PPN adalah semua pengeluaran dalam rangka pengerjaan konstruksi.

-PILIHAN USAHA BIDANG REAL ESTATE-

Aktivitas usaha dalam bidang real estate dapat berupa menjual bentuk bangunan jadi, setengah jadi, kapling tanah, membangun sendiri di wilayah real estate maupun pengelolaan real estate.

Page 2: Tax Planning Resume Fahmy

Pilihan kegiatan usaha dalam bidang real estate harus memperhatikan perlakuan seperti berikut:

Perlakuan PPh pada perusahaan real estate Perlakuan PPN pada perusahaan real estate Perlakuan PPN.BM pada real estate

Pertimbangan Perlakuan PPh pada Real EstatePengenaan PPh atas penghasilan pengusaha real estate dihitung atas semua penghasilan dari penjualan

bangunan, kapling tanah, maupun jasa pengembangan atau membangun sendiri pada kawasan real estate.Adapun pengenaan PPh final atas pengalihan tanah dan atau bangunan itu adalah sebagai berikut:

No Penjual Kriteria Harga Tanah & Bangunan

PPh Sifat

1 WP orang pribadi Penghasilan>PTKP

- 5% Final

2 WP orang pribadi Penghasilan<PTKP

<Rp 60jt Tidak terutang Final

3 WP orang pribadi Penghasilan>PTKP

>Rp 60jt 5% Final

4 Yayasan, organisasi sejenis

- - 5% Final

5 WP badan yg usaha pokoknya pengalihan hak tanah&bangunan

Yang dijual Rumah Sederhana, rumah sangat sederhana, rusun sederhana

- 5% Final

6 WP badan yg usaha pokoknya pengalihan hak tanah&bangunan

- 1% Final

Pertimbangan Perlakuan PPN Real EstatePada dasarnya atas semua perumahan yang diserahkan oleh perusahaan real estate dikenakan PPN.

Namun demikian ada beberapa tipe rumah yang tidak dikenakan PPN, yaitu: Rumah sederhana Rusun sederhana Pondok boro Asrama mahasiswa dan pelajar Rumah sederhana sehat Rumah inti tumbuh

Pertimbangan Membangun Sendiri pada Real Estate

PPN membangun sendiri = 4% X jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang dibayarkan untuk membangun sendiri, tidak termasuk harga perolehan tanah.

Page 3: Tax Planning Resume Fahmy

Pertimbangan Membangun Rumah Susun pada Real Estate

Pengerjaan rusun akan terutang PPN, kecual atas rusun sederhana milik, dengan ketentuan:

Luas untuk setiap hunian lebih dari 21 m2 dan tidak melebihi 36 m2. Harga jual tidak melebihi Rp 144.000.000 Diperuntukkan bagi orang pribadi yang berpenghasilan <Rp 4.500.000,- per bulan dan punya NPWP Pembangunan mengacu pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Pertimbangan Perlakuan PPN.BM Real Eatate

Rumah mewah dikenakan PPN.BM sebesar 20%. Yang termasuk rumah mewah yaitu:

Hunian seperti apartemen, kondominium, town house dan sejenisnya dengan luas bangunan 150 m2 atau lebih dengan harga jual Rp 4.000.000,- atau lebih tidak termasuk nilai tanahnya.

Rumah termasuk Rukan atau Ruko, luas bangunan 400 m2 atau lebih atau dengan harga jual Rp 3.000.000,- atau lebih per M2 tidak termasuk nilai tanahnya.

-PILIHAN USAHA BIDANG PERDAGANGAN-

Wajib pajak yang bergerak pada kegiatan usaha perdagangan dapat dibedakan menjadi pedagang besar, pedagang eceran (retail), dan pedagang besar.

Pertimbangan Pengenaan PPN pada Perdagangan

Pertimbangan wajib pajak perdagangan atas pengenaan PPN perlu memperhatikan ketentuan yang berkaitan dengan:

Kewajiban sebagai PKP Pembayaran PPN perdagangan

Petimbangan Sebagai PKP pada Perdagangan

Wajib pajak yang bergerak dalam perdagangan yang sudah mempunyai peredaran usaha diatas Rp 600.000.000 dalam setahun harus mendaftarkan diri untuk dikukuhan sebagai PKP. Tetapi pada usaha perdagangan terdapat pengecualian perlu tidaknya wajib pajak tersebut dikukuhkan sebagi PKP, seperti pada:

Pedagang emas perhiasan Pedagang kendaraan bekas

Page 4: Tax Planning Resume Fahmy

Pertimbangan Pembayaran PPN dalam Perdagangan

Pembayaran PPN pada kegiatan usaha perdagangan dapat dibedakan menjadi:

No. Status Pengusaha Pembayaran PPN1 Pedagang besar Mekanisme PK-PM2 Pedagang eceran Mekanisme PK-PM atau nilai nain3 Toko emas 2% dari seluruh penyerahan barang dagangan. PM tidak dapat dikreditkan4 Eksportir Mekanisme PK-PM5 Pedagang eceran besar PPN ekspor 0%, PM dapat dikreditkan6 Pengusaha kecil Mekanisme PK-PM atau nilai nain

Pertimbangan Pengenaan PPh pada Perdagangan

Dalam pembayaran angsuran bulanan PPh atau PPh 25 bulanan pada perdagangan diperlakukan khusus terutama pada wajib pajak orang tertentu. Yang dimaksud WP orang tertentu adalah wajib pajak yang mempunyai tempat usaha lebih dari satu atau mempunyai usaha yang memiliki alamat yang berbeda dengan domisili pengusaha itu. Besarnya angsuran PPh pasal 25 yang harus dibayar oleh WPOP tertentu itu adalah 0,75% dari jumlah peredaran bruto berdasarkan pembukuan dari masing-masing outlet.

-PILIHAN USAHA BIDANG JASA-

Berbagai perlakuan khusus pada kegiatan usaha bidang jasa antara lain:

Jasa yang tidak terutang PPN Jasa yang terutang PPN Perbedaan tariff pemotongan jasa

Jasa yang Dibebaskan Pengenaan PPN

Beberapa kegiatan usaha yang dibebaskan dari pengenaan PPN adalah sebagi berikut:

Jasa dibidang pelayanan kesehatan medic Jasa dibidang pelayanan sosial Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko Jasa dibidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi Jasa dibidang keagamaan Jasa dibidang pendidikan Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan Jasa dibidang angkutan umum di darat dan air Jasa dibidang tenaga kerja Jasa dibidang perhotelan Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

Jasa yang Dikenakan PPN

Selain jasa yang dibebaskan dari pengenaan PPN tersebut maka dikenakan PPN

Pertimbangan Pengenaan PPh atas Jasa

Page 5: Tax Planning Resume Fahmy

Besarnya PPh terutang atas kegiatan jasa pada setiap transaksi, dihitung dengan tarif sebagai berikut:

No. Jenis Penghasilan Tarif PPh Dari1 Dividen 15% Semua dari jumlah bruto tidak

termasuk PPN2 Bunga 15%3 Royalty 15%4 Hadiah 15%5 Sewa selain sewa tanah dan bangunan 2%6 Jasa teknik 2%7 Jasa manajemen 2%8 Jasa konstruksi 2%9 Jasa konsultan 2%10 Jasa lain selain telah dippotong PPh ps. 21 2%

-PILIHAN USAHA BIDANG SEWA-

Kegiatan usaha dalam persewaan sesuai dengan ketentuan perpajakan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Persewaan tanah dan bangunan Persewaan kendaraan Persewaan aktiva lainnya

Pertimbangan Pengenaan PPh pada Sewa

Pada setiap transaksi sewa tanah dan atau bangunan akan terutang PPh yang pengenaannya dilakukan sebagai berikut:

Dipotong PPh pasal 23 oleh penyewa, apabila penyewa bukan bertindak atau ditunjuk sebagai pemotong pajak

PPh pasal 23 dibayar sendiri apabila penyewa bukan sebagai pemotong pajak

Besarnya PPh terutang yang harus dibayar sendiri atau harus dipotong atas sewa adalah 15% dari penghasilan neto.

Pertimbangan Pengenaan PPN pada Sewa

Sewa pada dasarnya merupakan imbalan jasa yang dikenakan PPN, yang besarnya sam dengan jasa kena pajak lainnya, yaitu 10% dari DPP. Yang termasuk DPP pada sewa adalah seluruh pembayaran sewa termasuk berbagai biaya yang berkaitan dengan transaksi sewa.