tax planning kur
TRANSCRIPT
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 1/15
Pengaruh Pencatatan dan Sistem Akuntansi dalam Manajemen dan
Perencanaan Pajak
Sebuah perusahaan harus mempunyai catatan yang perlu jika perencanaan
pajak yang baik ingin diwujudkan, jika manajemen ingin mempunyai pandangan yang
jeias tentang situasi perpajakan, atau jika tingkat penentu dari pengendalian
administratif ingin sukses. Sifat dari catatan akan ditentukan oleh kerumitan relatif
dari masalah pajak. Tetapi, secara umum, catatan tertentu diperlukan untuk
kepentingan pengendalian administratif, untuk mendukung pengembalian pajak, dan
untuk memenuhi kewajiban spesifik dari undang-undang. Catatan pajak dapat
dikelompokkan ke dalam empat klasifikasi utama :
1. Kalender pajak Sebuah sarana administratif yang dibutuhkan dalam kebanyakan perusahaan adalah
kalender pajak. Ini merupakan jadwal yang berfungsi sebagai alat pengingat bagi
mereka yang benanggung jawab atas tanggal jatuh tempo dari pemberkasan
pengembalian pajak, penyiapan berbagai laporan, pernbayaran tagihan pajak, tanggal
pemeriksaan, tanggal audit, tanggal penetapan, dan semua peristiwa pajak yang
penting.
2. Catatan informasi Jenis pokok catatan yang lain dapat disebut “catatan informasi pajak” dan ini
merupakan ikhtisar dari undang-undang pajak dan masalah-masalah yang berkaitan
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 2/15
yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya usaha. Catatan ini digunakan sebagai
referensi ketika menyiapkan pengembalian pajak dan sebagainya.
3. Berkas kertas kerja (working paper files) Catatan-catatan lain dapat dianggap sebagai berkas kerja dan memuat angka-angka
dan fakta peristiwa SPT dari tahun ke tahun. Berkas/arsip operasional ini tidak
terbatas macamnya dan barangkali dapat dibandingkan dengan berkas permanen dan
berkas kertas kerja pada suatu audit. Pokok yang penting adalah catatan yang lengkap
dan teratur mengenai bagaimana jumlah pajak ditentukan setiap tahun, tanggal
pembayaran, dan lain-lain.
4. Buku besar pendukung (sorting ledger) Metode akuntansi terbaik yang akan dipergunakan oleh Wajib Pajak, sangat
bergantung kepada bentuk usaha dan ukuran perusahaan yang bersangkutan serta
sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Untuk kepentingan perpajakan, Wajib Pajak
harus menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tanpa mempersoalkan prinsip
pembukuan apa yang dipergunakan. Pada umumnya semua laporan keuangan
dipersiapkan untuk memenuhi tujuan tertentu, dan tujuan ini pada akhirnya akan
mempengaruhi bentuk dan isi dari laporan keuangan tersebut dengan segala
keterbatasannya. Misalnya, laporan keuangan yang dipersiapkan untuk digunakanoleh
para manajer akan sangat berbeda sekali dengan laporan yang dipersiapkan untuk
keperluan pasar modal dan instansi lainnya.
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 3/15
Perbedaan tersebut tidak saja disebabkan oleh siapa pemakainya, tetapi juga
tergantung pada metode akuntansi apa yang digunakan, misalnya metode penyusutan
atau metode penilaian persediaan yang berbeda, sehingga dapat dipastikan bahwa
penghitungna laba yang menjadi dasar untuk menentukan besarnya pajak terutang
akan berbeda.
Dapat diambil sebuah contoh bahwa standar akuntansi kita menyediakan metode
penyusutan garis lurus dan metode penyusutan saldo menurun. Kedua metode ini sah
digunakan di setiap perusahaan, namun jika untuk tujuan meringankan beban pajak,
perusahaan cenderung menggunakan metode penyusutan saldo menurun karena
pengenaan beban penyusutan dari awal periode umur aktiva tetap akan tinggi namun
akan mengecil di periode berikutnya. Hal ini dapat meningkatkan biaya dari
perusahaan yang akan mengurangi jumlah penghasilannya dan secara langusng juga
mengurangi jumlah beban pajak yang harus dibayar. Metode lainnya adalah metode pencatatan persediaan barang untuk menentukan
harga pokok produksi.yang lazimnya digunakan oleh perusahaan untuk menekan beban
pajak saat harga barang-barang turun adalah metode FIFO. Yang akan memberikan
efek penurunan laba bersih. Hal ini akan menyebabkan beban pajak berkurang karena
kecilnya laba yang diperoleh.
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 4/15
Etika dalam Praktik Perpajakan
Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dengan keahliannya dan dalam lingkungan
pekerjaannya, secara bebas dan profesional memberikan jasa perpajakan kepada Wajib Pajak
dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
AICPA STATEMENTS ON RESPONSIBILITIES IN TAX SERVICES
Dalam kaitannya dengan etika akuntan pajak, AICPA mengeluarkan Statemet on
Responsibilities in Tax Practice (SRTP). Adapun isinya adalah sebagai berikut:
1. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 1, Tax Return Positions (Posisi
Pengembalian Pajak)
Statemen ini menetapkan standar masa depan yang bisa diterapkan untuk anggota ketika
merekomendasikan tingkat pengembalian pajak dan menyiapkan atau menandatangani surat
pembayaran pajak (termasuk klaim untuk lebih bayar) yang disimpan dengan mengenakan
pajak otoritas. Karena tujuan standar ini, suatu nilai pajak terutang, (a) mencerminkan
tingkat pengembalian pajak seperti yang mana wajib pajak telah secara rinci
membicarakannya dengan anggota atau (b) suatu anggota mempunyai pengetahuan semua
fakta yang bersifat material dan, atas dasar fakta itu, telah menyimpulkan apakah posisinya
sudah sesuai. Karena tujuan standar ini, suatu wajib pajak adalah klien, pemberi kerja, atau
pihak ketiga lain penerima jasa pajak.
2. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 2, Answers to Questions on Returns
(Jawaban Pertanyaan atas Pengembalian)
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 5/15
Statemen Ini menetapkan standar yang bisa diterapkan untuk anggota ketika menandatangani
suatu pajak kembalian jika atau mempertanyakan kelebihan pajak kembalian. Istilah
questionsincludes meminta informasi untuk pajak kembalian di dalam perusahaan. Instruksi,
atau di dalam peraturan, ya atau tidaknya dinyatakan format suatu pertanyaan.
3. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 3, Certain Procedural Aspects of
Preparing Returns (Aspek prosedur tertentu dalam menyiapkan Pengembalian)
Dalam menyiapkan atau menandatangani suatu pajak kembalian, suatu anggota dengan hati
jujur boleh mempercayakan, tanpa verifikasi, atas informasi yang diberikan oleh wajib pajak
atau dengan pihak ketiga. Bagaimanapun, suatu anggota mestinya tidak mengabaikan tentang
implikasi yang melengkapi informasi tersebut dan perlu membuat pemeriksaan yang layak jika
informasi nampak seperti ada kesalahan, tidak sempurna, atau plin-plan baik di bagian
depannya atau atas dasar lain fakta tidak diketahui oleh suatu anggota. Jika hukum
perpajakan atau peraturan memaksakan suatu kondisi dengan rasa hormat,
seperti pemeliharaan buku dan arsip atau memperkuat dokumentasi wajib pajak untuk
mendukung pengurangan yang dilaporkan ke kantor pajak, suatu anggota perlu membuat
pemeriksaan yang sesuai untuk menentukan kondisi yang dijumpai untuk memberi kepuasan
kepada wajib pajak. Ketika menyiapkan suatu kembalian pajak, suatu anggota perlu
mempertimbangkan informasi yang benar dari pajak kembalian wajib pajak lain jika
informasi berkait dengan pajak kembalian dan pertimbangannya pajak kembalian itu. Di
dalam menggunakan informasi seperti itu, suatu anggota perlu mempertimbangkan batasan-
batasan yang dikenakan oleh hukum atau aturan manapun yang berkenaan dengan
kerahasiaan.
4. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 4, Use of Estimates (Penggunaan
Estimasi)
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 6/15
Kecuali jika yang dilarang oleh undang-undang atau menurut peraturan, suatu anggota boleh
menggunakan taxpayer’s untuk menaksir persiapan suatu pajak kembalian jika itu bukanlah
praktis untuk memperoleh data tepat dan jika anggota menentukan bahwa perkiraan yang
layak adalah didasarkan pada keadaan dan fakta saat itu yang diperlihatkan kepada anggota.
Jika perkiraan dengan taxpayer’s digunakan, mereka harus diperlihatkan dengan suatu cara
yang tidak menyiratkan ketelitian lebih besar disbanding yang ada.
5. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 5, Departure From a Position
Previously Concluded in an Administrative Proceeding or Court Decision (Keberangkatan
dari suatu posisi yang sebelumnya disampaikan di dalam suatu kelanjutan administrative
atau keputusan pengadilan)
Pajak Kembalian berkenaan dengan memposisikan suatu item ketika ditentukan di dalam
suatu kelanjutan administratif atau keputusan pengadilan/lingkungan tidak membatasi suatu
anggota merekomendasikan dari suatu pajak yang berbeda, kemudian memposisikannya
kembali, kecuali jika wajib pajak dalam pemeriksaan. Oleh karena itu, ketika disiapkan dalam
bentuk Statement onResponsibilities in Tax Services No.1, pajak kembalian diposisikan,
anggota boleh merekomendasikan sebuah pajak kembalian untuk memposisikan atau
menyiapkan suatu pajak kembalian yang memerlukan pemeriksaan dari suatu item ketika
disimpulkan untuk suatu kelanjutan administratif atau meramahi keputusan berkenaan
dengan suatu kembali wajib pajak.
6. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 6, Knowledge of Error: Return
Preparation (Pengetahuan Kesalahan: Persiapan Kembalian)
Suatu anggota perlu menginformasikan kepada wajib pajak dengan segera atas suatu
kesalahan di dalam suatu pajak kembalian yang disimpan atau ketika sadar akan kegaalan
suatu taxpayer’s untuk memfile suatu kembalian yang diperlukan. Seorang anggota perlu
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 7/15
merekomendasikan ukuran yang diambil untuk melakukan koreksi, seperti rekomendasi yang
diberi dengan lisan. Anggota tidaklah diwajibkan untuk menginformasikannya untuk
mengenakan pajak otoritas, dan suatu anggota tidak boleh melakukannya tanpa
ijintaxpayer’s, kecuali ketika yang diperlukan di depan hukum. Jika suatu anggota diminta
untuk kembalian untuk tahun sekarang dan wajib pajak belum mengambil tindakan yang
sesuai untuk mengoreksi suatu kesalahan utama di dalam suatu tahun kembalian, anggota
perlu mempertimbangkan apakah untuk menarik dari menyiapkan kembalian itu dan apakah
suatu professional melanjutkan hubungan atau hubungan ketenaga-kerjaan dengan wajib
pajak itu. Jika anggota menyiapkan, seperti itu kembalian tahun ini, anggota perlu mengambil
langkah-langkah layak untuk memastikan bahwa kesalahan itu tidaklah diulangi.
7. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 7, Knowledge of Error:
Administrative Proceedings (Pengetahuan Kesalahan: Cara kerja administrasi)
Jika suatu anggota sedang mewakili suatu wajib pajak di dalam administratifnya untuk suatu
kembalian yang berisi suatu kesalahan, maka anggota perlu menginformasikannya kepada
wajib pajak itu. Anggota perlu merekomendasikan ukuran yang akan diambil untuk
mengoreksinya, yang mungkin diberi dengan lisan. Suatu anggota bukan diwajibkan untuk
menginformasikan hal itu mengenakan pajak otoritas maupun mengijinkan untuk
melakukannya tanpa ijin tax payer’s, kecuali jika yang diperlukan di depan hukum. Suatu
anggota perlu meminta persetujuan tax payer’s untuk menyingkapkan kesalahan kepada pajak
authority.
8. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 8, Form and Content of Advice to
Taxpayers (Format dan isi nasihat pada klien)
Suatu anggota perlu menggunakan pertimbangan untuk memastikan bahwa petunjuk pajak
yang disajikan ke suatu wajib pajak mencerminkan kemampuan/ wewenang profesional dan
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 8/15
sewajarnya melayani kebutuhan taxpayer’s. Suatu anggota tidaklah diperlukan untuk
mengikuti suatu bentuk standar atau petunjuk dalam berkomunikasi lisan atau tertulisdalam
memberi petunjuk kepada suatu wajib pajak. Suatu anggota perlu berasumsi bahwa petunjuk
pajak yang disajikan ke suatu wajib pajak akan mempengaruhi cara di mana berbagai hal atau
transaksi yang akan dipertimbangkan. Oleh karena itu, untuk semua petunjuk pajak diberikan
kepada suatu wajib pajak, suatu anggota perlu mengikuti aturan yang baku dalam Statement
on Responsibilities in Tax Services No. 1. Suatu anggota tidak punya kewajiban untuk
berkomunikasi dengan suatu wajib pajak ketika pengembangan yang berikutnya
mempengaruhi petunjuk yang sebelumnya menyajikan berbagai hal penting, kecuali sedang
membantu seorang wajib pajak di dalam menerapkan prosedur atau rencana yang
berhubungan dengan petunjuk menyajikan atau ketika suatu anggota melakukan kewajiban ini
dengan persetujuan spesifik.
KODE ETIK KONSULTAN PAJAK
A. Kode Etik IKPI
1. Kode Etik IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap
dan bertindak bagi setiap anggota IKPI.
2. Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa berpegang
pada Kode Etik IKPI.
3. Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban atau
dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI.
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 9/15
B. Dalam hal kepribadian
Konsultan Pajak Indonesia wajib:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Patuh pada hukum dan peraturan perpajakan, serta menjunjung tinggi integritas,
martabat dan kehormatan profesi Konsultan Pajak.
3. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi dan
independen.
4. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.
Konsultan Pajak Indonesia dilarang:
1. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai pegawai
negeri, kecuali dibidang riset, pengkajian dan pendidikan.
2. Meminjamkan ijin praktik untuk digunakan oleh pihak lain.
3. Menugaskan karyawannya atau pihak lain yang tidak menguasai pengetahuan
perpajakan untuk bertindak, memberikan nasehat dan menangani urusan perpajakan.
C. Dalam hal hubungan dengan teman seprofesi
Konsultan Pajak Indonesia dilarang:
1. Menarik pelanggan yang diketahui atau patut dapat diketahui bahwa pelanggan
tersebut merupakan pelanggan Konsultan Pajak lain.
2. Membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain untuk pindah menjadi karyawannya.
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 10/15
3. Menerima pelanggan pindahan dari Konsultan Pajak lain tanpa memberitahukan
kepada Konsultan Pajak lain tersebut, dan harus secara jelas dan meyakinkan secara
legal bahwa pelanggan tersebut telah mencabut kuasanya dari Konsultan Pajak lain
tersebut.
D. Dalam hal hubungan dengan wajib pajak
Konsultan Pajak Indonesia wajib:
1. Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan dengan memelihara
kepercayaan masyarakat; bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan
rahasia penerima jasa; dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak boleh menerima kecurangan atau mengorbankan
prinsip; mampu melihat mana yang benar, adil dan mengikuti prinsip obyektivitas dan
kehatihatian.
2. Bersikap profesional: senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam pemberian
jasa yang dilakukan; senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan dan menghormati
kepercayaan masyarakat dan pemerintah; melaksanakan kewajibannya dengan penuh
kehati-hatian, dan mempunyai kewajiban mempertahankan pengetahuan dan
ketrampilan.
3. Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak: Harus menghormati dan
menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama menjalankan jasanya, dan tidak
menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali ada
hak atau kewajiban legal profesional yang legal atau hukum atau atas perintah
pengadilan untuk mengungkapkannya. Anggota mempunyai kewajiban untuk
memastikan bahwa staf atau karyawan maupun pihak lain dalam pengawasannya dan
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 11/15
pihak lain yang diminta nasihat dan bantuannya tetap menghormati dan menjaga
prinsip kerahasiaan.
Konsultan Pajak Indonesia dilarang:
1. Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan Wajib Pajak mengenai
pekerjaan yang sedang dilakukan.
2. Memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan
instansi perpajakan pasti dapat diselesaikan.
3. Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan Wajib Pajak untuk pindah atau
memilih Konsultan Pajak lain.
4. Menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan tindakan yang diketahui
atau patut diketahui melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan.
5. Menerima permintaan Wajib Pajak atau pihak lain untuk melakukan rekayasa atau
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perpajakan.
E. Dalam hal publikasi
Konsultan Pajak Indonesia wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Nama kantor konsultan pajak yang dicantumkan pada papan nama adalah sesuai
dengan nama yang tercantum dalam ijin praktek dari Menteri Keuangan/Direktur
Jenderal Pajak
2. Pada papan nama harus dicantumkan nomor ijin praktek Konsultan Pajak
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 12/15
3. Apabila Konsultan Pajak berbentuk persekutuan, Nomor ijin praktek yang harus
dicantumkan pada papan nama adalah nomor ijin praktek salah seorang dari anggota
persekutuan
4. Ukuran dan warna papan nama disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Konsultan Pajak Indonesia dilarang memasang iklan untuk mendapatkan pelanggan.
F. Sanksi atas pelanggaran kode etik profesi
Pasal 13 Kode Etik Konsultan Pajak menegaskan :
1. Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik antar lain berupa :
Teguran tertulis
Pemberhentian sementara
Pemberhentian tetap.
2. Sebelum sanksi yang tersebut pada ayat (1) di atas diberikan, anggota IKPI yang
bersangkutan harus diberi kesempatan membela diri dalam rapat Majelis Kehormatan dan
anggota tersebut dapat disertai oleh sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota IKPI lainnya
sebagai pendamping
3. Dalam hal keputusan sanksi pemberhentian tetap, maka keputusan tersebut baru berlaku
setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri di depan Kongres
4. Keputusan Kongres merupakan keputusan final dan mengikat.
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 13/15
KEWAJIBAN KONSULTAN PAJAK MENURUT PASAL 10 PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 98/PMK.03/2005 TANGGAL 13 OKTOBER 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PMK
NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA
Kewajiban Konsultan Pajak:
a) Konsultan Pajak wajib mematuhi semua peraturan perundang-undangan perpajakan.
b) Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
c) Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari Wajib Pajak,
setiap Konsultan Pajak wajib:
memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak yang masih berlaku; dan
memiliki Surat Kuasa Khusus dari Wajib Pajak dan Surat Pernyataan dengan bentuk
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini.
d) Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan
kepentingan negara.
e) Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
dan/atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
f) Konsultan Pajak wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 14/15
g) Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan keterangan
mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang perpajakan dengan menggunakan
formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini dan
melampirkan fotokopi Sertifikat penataran/pendidikan penyegaran perpajakan sebagaimana
dimaksud pada huruf e.
h) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf g disampaikan kepada Direktur
Jenderal Pajak paling lama akhir bulan April tahun takwim berikutnya.
i) Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian Laporan Tahunan,
yang disampaikan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan."
KASUS PELANGGARAN ETIKA KONSULTAN PAJAK
Konsultan Pajak yang terlibat dalam kasus Dhana Widyatmika ditahan oleh Jaksa Agung Muda
Pidana Khusus selaku penyidik. Hendro Tirtawijaya sebagai salah satu konsultan pajak PT
Ditax Management Resolusindo tersangka dalam kasus korupsi pajak yang dilakukan oleh Herly
Isdiharsono rekan Dhana. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung M Adi
Toegarisman mengatakan bahwa penyidik resmi melakukan penahanan setelah beberapa kali
memeriksa tersangka Hendro. Menurut Adi, penyidik telah menemukan bukti yang kuat yang
menunjukkan keterlibatan Hendro dalam kasus ini. Hendri merupakan rekan dari pegawai
pajak Herly Isdiharsono yang diduga sebagai penghubung dengan wajib pajak Johnny Basuki
selaku pemilik PT Mutiara Virgo. Selain membagi-bagikan uang, hendro juga diduga turut
menerima uang atas jasanya sebagai perantara.
Berdasarkan hasil kajian, pada tahun 2003 dan 2004 pengajuan restitusi PPN Mutiara Virgo
tidak dilengkapi dokumen yang memadai. Karena itu tim pemeriksa mengusulkan untuk
7/22/2019 Tax Planning Kur
http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 15/15
dilakukan pemeriksaan pajak secara menyeluruh. Berdasarkan hasil pemeriksaan maka
terdapat pajak kurang bayar sebesar Rp.82,591 miliar ditambah denda Rp 46,080 miliar. Data
ini diberikan Herly kepada Hendro di KPP Jakarta Palmerah pada Agustus 2005. Atas hasil
pemeriksaan itu Johnny meminta Hendro agar melakukan pendekatan dan negosiasi untuk
mengurangi jumlah pajak. Hendro pun melakukan pendekatan kepada Herly selaku perwakian
tim pemeriksa, dan bersepakat untuk mengesampingkan hasil pemeriksaan asalkan ada
kompensasi sejumlah uang untuk tim pemeriksa.