tax planning kur

15
Pengaruh Pencatatan dan Sistem Akuntansi dalam Manajemen dan Perencanaan Pajak Sebuah perusahaan harus mempunyai catatan yang perlu jika perencanaan pajak yang baik ingin diwujudkan, jika manajemen ingin mempunyai pandangan yang jeias tentang situasi perpajakan, atau jika tingkat penentu dari pengendalian administratif ingin sukses. Sifat dari catatan akan ditentukan oleh kerumitan relatif dari masalah pajak. Tetapi, secara umum, catatan tertentu diperlukan untuk kepentingan pengendalian administratif, untuk mendukung pengembalian pajak, dan untuk memenuhi kewajiban spesik dari undang -undang. Catatan pajak dapat dikelompokkan ke dalam empat klasikasi utama :  1. Kalender pajak Sebuah sarana administratif yang dibutuhkan dalam kebanyakan perusahaan adalah kalender pajak. Ini merupakan jadwal yang berfungsi sebagai alat pengingat bagi mereka yang benanggung jawab atas tanggal jatuh tempo dari pemberkasan pengembalian pajak, penyiapan berbagai laporan, pernbayaran tagihan pajak, tanggal pemeriksaan, tanggal audit, tanggal penetapan, dan semua peristiwa pajak yang penting. 2. Catatan informasi Jenis pokok catatan yang lain dapat disebut “catatan informasi pajak” dan ini merupakan ikhtisar dari undang-undang pajak dan masalah-masalah yang berkaitan

Upload: uiechan0589

Post on 10-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 1/15

Pengaruh Pencatatan dan Sistem Akuntansi dalam Manajemen dan

Perencanaan Pajak 

Sebuah perusahaan harus mempunyai catatan yang perlu jika perencanaan

pajak yang baik ingin diwujudkan, jika manajemen ingin mempunyai pandangan yang

jeias tentang situasi perpajakan, atau jika tingkat penentu dari pengendalian

administratif ingin sukses. Sifat dari catatan akan ditentukan oleh kerumitan relatif 

dari masalah pajak. Tetapi, secara umum, catatan tertentu diperlukan untuk

kepentingan pengendalian administratif, untuk mendukung pengembalian pajak, dan

untuk memenuhi kewajiban spesifik dari undang-undang. Catatan pajak dapat

dikelompokkan ke dalam empat klasifikasi utama : 

1. Kalender pajak Sebuah sarana administratif yang dibutuhkan dalam kebanyakan perusahaan adalah

kalender pajak. Ini merupakan jadwal yang berfungsi sebagai alat pengingat bagi

mereka yang benanggung jawab atas tanggal jatuh tempo dari pemberkasan

pengembalian pajak, penyiapan berbagai laporan, pernbayaran tagihan pajak, tanggal

pemeriksaan, tanggal audit, tanggal penetapan, dan semua peristiwa pajak yang

penting.

2. Catatan informasi Jenis pokok catatan yang lain dapat disebut “catatan informasi pajak” dan ini

merupakan ikhtisar dari undang-undang pajak dan masalah-masalah yang berkaitan

Page 2: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 2/15

yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya usaha. Catatan ini digunakan sebagai

referensi ketika menyiapkan pengembalian pajak dan sebagainya. 

3. Berkas kertas kerja (working paper files) Catatan-catatan lain dapat dianggap sebagai berkas kerja dan memuat angka-angka

dan fakta peristiwa SPT dari tahun ke tahun. Berkas/arsip operasional ini tidak

terbatas macamnya dan barangkali dapat dibandingkan dengan berkas permanen dan

berkas kertas kerja pada suatu audit. Pokok yang penting adalah catatan yang lengkap

dan teratur mengenai bagaimana jumlah pajak ditentukan setiap tahun, tanggal

pembayaran, dan lain-lain.

4. Buku besar pendukung (sorting ledger) Metode akuntansi terbaik yang akan dipergunakan oleh Wajib Pajak, sangat

bergantung kepada bentuk usaha dan ukuran perusahaan yang bersangkutan serta

sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Untuk kepentingan perpajakan, Wajib Pajak

harus menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tanpa mempersoalkan prinsip

pembukuan apa yang dipergunakan. Pada umumnya semua laporan keuangan

dipersiapkan untuk memenuhi tujuan tertentu, dan tujuan ini pada akhirnya akan

mempengaruhi bentuk dan isi dari laporan keuangan tersebut dengan segala

keterbatasannya. Misalnya, laporan keuangan yang dipersiapkan untuk digunakanoleh

para manajer akan sangat berbeda sekali dengan laporan yang dipersiapkan untuk

keperluan pasar modal dan instansi lainnya.

Page 3: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 3/15

Perbedaan tersebut tidak saja disebabkan oleh siapa pemakainya, tetapi juga

tergantung pada metode akuntansi apa yang digunakan, misalnya metode penyusutan

atau metode penilaian persediaan yang berbeda, sehingga dapat dipastikan bahwa

penghitungna laba yang menjadi dasar untuk menentukan besarnya pajak terutang

akan berbeda.

Dapat diambil sebuah contoh bahwa standar akuntansi kita menyediakan metode

penyusutan garis lurus dan metode penyusutan saldo menurun. Kedua metode ini sah

digunakan di setiap perusahaan, namun jika untuk tujuan meringankan beban pajak,

perusahaan cenderung menggunakan metode penyusutan saldo menurun karena

pengenaan beban penyusutan dari awal periode umur aktiva tetap akan tinggi namun

akan mengecil di periode berikutnya. Hal ini dapat meningkatkan biaya dari

perusahaan yang akan mengurangi jumlah penghasilannya dan secara langusng juga

mengurangi jumlah beban pajak yang harus dibayar. Metode lainnya adalah metode pencatatan persediaan barang untuk menentukan

harga pokok produksi.yang lazimnya digunakan oleh perusahaan untuk menekan beban

pajak saat harga barang-barang turun adalah metode FIFO. Yang akan memberikan

efek penurunan laba bersih. Hal ini akan menyebabkan beban pajak berkurang karena

kecilnya laba yang diperoleh. 

Page 4: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 4/15

Etika dalam Praktik Perpajakan

Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dengan keahliannya dan dalam lingkungan

pekerjaannya, secara bebas dan profesional memberikan jasa perpajakan kepada Wajib Pajak

dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan. 

 AICPA STATEMENTS ON RESPONSIBILITIES IN TAX SERVICES 

Dalam kaitannya dengan etika akuntan pajak, AICPA mengeluarkan Statemet on

Responsibilities in Tax Practice (SRTP). Adapun isinya adalah sebagai berikut: 

1. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 1, Tax Return Positions (Posisi

Pengembalian Pajak) 

Statemen ini menetapkan standar masa depan yang bisa diterapkan untuk anggota ketika

merekomendasikan tingkat pengembalian pajak dan menyiapkan atau menandatangani surat

pembayaran pajak (termasuk klaim untuk lebih bayar) yang disimpan dengan mengenakan

pajak otoritas. Karena tujuan standar ini, suatu nilai pajak terutang, (a) mencerminkan

tingkat pengembalian pajak seperti yang mana wajib pajak telah secara rinci

membicarakannya dengan anggota atau (b) suatu anggota mempunyai pengetahuan semua

fakta yang bersifat material dan, atas dasar fakta itu, telah menyimpulkan apakah posisinya

sudah sesuai. Karena tujuan standar ini, suatu wajib pajak adalah klien, pemberi kerja, atau

pihak ketiga lain penerima jasa pajak. 

2. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 2, Answers to Questions on Returns 

(Jawaban Pertanyaan atas Pengembalian) 

Page 5: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 5/15

Statemen Ini menetapkan standar yang bisa diterapkan untuk anggota ketika menandatangani

suatu pajak kembalian jika atau mempertanyakan kelebihan pajak kembalian. Istilah

questionsincludes meminta informasi untuk pajak kembalian di dalam perusahaan. Instruksi,

atau di dalam peraturan, ya atau tidaknya dinyatakan format suatu pertanyaan. 

3. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 3, Certain Procedural Aspects of 

Preparing Returns (Aspek prosedur tertentu dalam menyiapkan Pengembalian) 

Dalam menyiapkan atau menandatangani suatu pajak kembalian, suatu anggota dengan hati

jujur boleh mempercayakan, tanpa verifikasi, atas informasi yang diberikan oleh wajib pajak

atau dengan pihak ketiga. Bagaimanapun, suatu anggota mestinya tidak mengabaikan tentang

implikasi yang melengkapi informasi tersebut dan perlu membuat pemeriksaan yang layak jika

informasi nampak seperti ada kesalahan, tidak sempurna, atau plin-plan baik di bagian

depannya atau atas dasar lain fakta tidak diketahui oleh suatu anggota. Jika hukum

perpajakan atau peraturan memaksakan suatu kondisi dengan rasa hormat,

seperti pemeliharaan buku dan arsip atau memperkuat dokumentasi wajib pajak untuk

mendukung pengurangan yang dilaporkan ke kantor pajak, suatu anggota perlu membuat

pemeriksaan yang sesuai untuk menentukan kondisi yang dijumpai untuk memberi kepuasan

kepada wajib pajak. Ketika menyiapkan suatu kembalian pajak, suatu anggota perlu

mempertimbangkan informasi yang benar dari pajak kembalian wajib pajak lain jika

informasi berkait dengan pajak kembalian dan pertimbangannya pajak kembalian itu. Di

dalam menggunakan informasi seperti itu, suatu anggota perlu mempertimbangkan batasan-

batasan yang dikenakan oleh hukum atau aturan manapun yang berkenaan dengan

kerahasiaan. 

4. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 4, Use of Estimates (Penggunaan

Estimasi) 

Page 6: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 6/15

Kecuali jika yang dilarang oleh undang-undang atau menurut peraturan, suatu anggota boleh

menggunakan taxpayer’s untuk menaksir persiapan suatu pajak kembalian jika itu bukanlah

praktis untuk memperoleh data tepat dan jika anggota menentukan bahwa perkiraan yang

layak adalah didasarkan pada keadaan dan fakta saat itu yang diperlihatkan kepada anggota.

Jika perkiraan dengan taxpayer’s digunakan, mereka harus diperlihatkan dengan suatu cara

yang tidak menyiratkan ketelitian lebih besar disbanding yang ada. 

5. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 5, Departure From a Position

Previously Concluded in an Administrative Proceeding or Court Decision (Keberangkatan

dari suatu posisi yang sebelumnya disampaikan di dalam suatu kelanjutan administrative

atau keputusan pengadilan) 

Pajak Kembalian berkenaan dengan memposisikan suatu item ketika ditentukan di dalam

suatu kelanjutan administratif atau keputusan pengadilan/lingkungan tidak membatasi suatu

anggota merekomendasikan dari suatu pajak yang berbeda, kemudian memposisikannya

kembali, kecuali jika wajib pajak dalam pemeriksaan. Oleh karena itu, ketika disiapkan dalam

bentuk Statement onResponsibilities in Tax Services No.1, pajak kembalian diposisikan,

anggota boleh merekomendasikan sebuah pajak kembalian untuk memposisikan atau

menyiapkan suatu pajak kembalian yang memerlukan pemeriksaan dari suatu item ketika

disimpulkan untuk suatu kelanjutan administratif atau meramahi keputusan berkenaan

dengan suatu kembali wajib pajak. 

6. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 6, Knowledge of Error: Return

Preparation (Pengetahuan Kesalahan: Persiapan Kembalian) 

Suatu anggota perlu menginformasikan kepada wajib pajak dengan segera atas suatu

kesalahan di dalam suatu pajak kembalian yang disimpan atau ketika sadar akan kegaalan

suatu taxpayer’s untuk memfile suatu kembalian yang diperlukan. Seorang anggota perlu

Page 7: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 7/15

merekomendasikan ukuran yang diambil untuk melakukan koreksi, seperti rekomendasi yang

diberi dengan lisan. Anggota tidaklah diwajibkan untuk menginformasikannya untuk

mengenakan pajak otoritas, dan suatu anggota tidak boleh melakukannya tanpa

ijintaxpayer’s, kecuali ketika yang diperlukan di depan hukum. Jika suatu anggota diminta

untuk kembalian untuk tahun sekarang dan wajib pajak belum mengambil tindakan yang

sesuai untuk mengoreksi suatu kesalahan utama di dalam suatu tahun kembalian, anggota

perlu mempertimbangkan apakah untuk menarik dari menyiapkan kembalian itu dan apakah

suatu professional melanjutkan hubungan atau hubungan ketenaga-kerjaan dengan wajib

pajak itu. Jika anggota menyiapkan, seperti itu kembalian tahun ini, anggota perlu mengambil

langkah-langkah layak untuk memastikan bahwa kesalahan itu tidaklah diulangi. 

7. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 7, Knowledge of Error:

 Administrative Proceedings (Pengetahuan Kesalahan: Cara kerja administrasi) 

Jika suatu anggota sedang mewakili suatu wajib pajak di dalam administratifnya untuk suatu

kembalian yang berisi suatu kesalahan, maka anggota perlu menginformasikannya kepada

wajib pajak itu. Anggota perlu merekomendasikan ukuran yang akan diambil untuk

mengoreksinya, yang mungkin diberi dengan lisan. Suatu anggota bukan diwajibkan untuk

menginformasikan hal itu mengenakan pajak otoritas maupun mengijinkan untuk

melakukannya tanpa ijin tax payer’s, kecuali jika yang diperlukan di depan hukum. Suatu

anggota perlu meminta persetujuan tax payer’s untuk menyingkapkan kesalahan kepada pajak

authority. 

8. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 8, Form and Content of Advice to

Taxpayers (Format dan isi nasihat pada klien) 

Suatu anggota perlu menggunakan pertimbangan untuk memastikan bahwa petunjuk pajak

yang disajikan ke suatu wajib pajak mencerminkan kemampuan/ wewenang profesional dan

Page 8: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 8/15

sewajarnya melayani kebutuhan taxpayer’s. Suatu anggota tidaklah diperlukan untuk

mengikuti suatu bentuk standar atau petunjuk dalam berkomunikasi lisan atau tertulisdalam

memberi petunjuk kepada suatu wajib pajak. Suatu anggota perlu berasumsi bahwa petunjuk

pajak yang disajikan ke suatu wajib pajak akan mempengaruhi cara di mana berbagai hal atau

transaksi yang akan dipertimbangkan. Oleh karena itu, untuk semua petunjuk pajak diberikan

kepada suatu wajib pajak, suatu anggota perlu mengikuti aturan yang baku dalam Statement

on Responsibilities in Tax Services No. 1. Suatu anggota tidak punya kewajiban untuk

berkomunikasi dengan suatu wajib pajak ketika pengembangan yang berikutnya

mempengaruhi petunjuk yang sebelumnya menyajikan berbagai hal penting, kecuali sedang

membantu seorang wajib pajak di dalam menerapkan prosedur atau rencana yang

berhubungan dengan petunjuk menyajikan atau ketika suatu anggota melakukan kewajiban ini

dengan persetujuan spesifik. 

KODE ETIK KONSULTAN PAJAK  

A. Kode Etik IKPI 

1.  Kode Etik IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap

dan bertindak bagi setiap anggota IKPI. 

2.  Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa berpegang

pada Kode Etik IKPI. 

3.  Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban atau

dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI. 

Page 9: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 9/15

B. Dalam hal kepribadian

Konsultan Pajak Indonesia wajib: 

1.  Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 

2.  Patuh pada hukum dan peraturan perpajakan, serta menjunjung tinggi integritas,

martabat dan kehormatan profesi Konsultan Pajak. 

3.  Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi dan

independen. 

4.  Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi. 

Konsultan Pajak Indonesia dilarang: 

1.  Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai pegawai

negeri, kecuali dibidang riset, pengkajian dan pendidikan. 

2.  Meminjamkan ijin praktik untuk digunakan oleh pihak lain. 

3.  Menugaskan karyawannya atau pihak lain yang tidak menguasai pengetahuan

perpajakan untuk bertindak, memberikan nasehat dan menangani urusan perpajakan. 

C. Dalam hal hubungan dengan teman seprofesi 

Konsultan Pajak Indonesia dilarang: 

1.  Menarik pelanggan yang diketahui atau patut dapat diketahui bahwa pelanggan

tersebut merupakan pelanggan Konsultan Pajak lain. 

2.  Membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain untuk pindah menjadi karyawannya. 

Page 10: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 10/15

3.  Menerima pelanggan pindahan dari Konsultan Pajak lain tanpa memberitahukan

kepada Konsultan Pajak lain tersebut, dan harus secara jelas dan meyakinkan secara

legal bahwa pelanggan tersebut telah mencabut kuasanya dari Konsultan Pajak lain

tersebut. 

D. Dalam hal hubungan dengan wajib pajak 

Konsultan Pajak Indonesia wajib: 

1.  Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan dengan memelihara

kepercayaan masyarakat; bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan

rahasia penerima jasa; dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan

pendapat yang jujur, tetapi tidak boleh menerima kecurangan atau mengorbankan

prinsip; mampu melihat mana yang benar, adil dan mengikuti prinsip obyektivitas dan

kehatihatian. 

2.  Bersikap profesional: senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam pemberian

jasa yang dilakukan; senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan dan menghormati

kepercayaan masyarakat dan pemerintah; melaksanakan kewajibannya dengan penuh

kehati-hatian, dan mempunyai kewajiban mempertahankan pengetahuan dan

ketrampilan. 

3.  Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak: Harus menghormati dan

menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama menjalankan jasanya, dan tidak

menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali ada

hak atau kewajiban legal profesional yang legal atau hukum atau atas perintah

pengadilan untuk mengungkapkannya. Anggota mempunyai kewajiban untuk

memastikan bahwa staf atau karyawan maupun pihak lain dalam pengawasannya dan

Page 11: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 11/15

pihak lain yang diminta nasihat dan bantuannya tetap menghormati dan menjaga

prinsip kerahasiaan. 

Konsultan Pajak Indonesia dilarang: 

1.  Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan Wajib Pajak mengenai

pekerjaan yang sedang dilakukan. 

2.  Memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan

instansi perpajakan pasti dapat diselesaikan. 

3.  Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan Wajib Pajak untuk pindah atau

memilih Konsultan Pajak lain. 

4.  Menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan tindakan yang diketahui

atau patut diketahui melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan.

5.  Menerima permintaan Wajib Pajak atau pihak lain untuk melakukan rekayasa atau

perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perpajakan. 

E. Dalam hal publikasi 

Konsultan Pajak Indonesia wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 

1.  Nama kantor konsultan pajak yang dicantumkan pada papan nama adalah sesuai

dengan nama yang tercantum dalam ijin praktek dari Menteri Keuangan/Direktur

Jenderal Pajak 

2.  Pada papan nama harus dicantumkan nomor ijin praktek Konsultan Pajak 

Page 12: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 12/15

3.  Apabila Konsultan Pajak berbentuk persekutuan, Nomor ijin praktek yang harus

dicantumkan pada papan nama adalah nomor ijin praktek salah seorang dari anggota

persekutuan 

4.  Ukuran dan warna papan nama disesuaikan dengan kebutuhan. 

5.  Konsultan Pajak Indonesia dilarang memasang iklan untuk mendapatkan pelanggan. 

F. Sanksi atas pelanggaran kode etik profesi 

Pasal 13 Kode Etik Konsultan Pajak menegaskan : 

1. Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik antar lain berupa : 

  Teguran tertulis 

  Pemberhentian sementara 

  Pemberhentian tetap. 

2. Sebelum sanksi yang tersebut pada ayat (1) di atas diberikan, anggota IKPI yang

bersangkutan harus diberi kesempatan membela diri dalam rapat Majelis Kehormatan dan

anggota tersebut dapat disertai oleh sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota IKPI lainnya

sebagai pendamping 

3. Dalam hal keputusan sanksi pemberhentian tetap, maka keputusan tersebut baru berlaku

setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri di depan Kongres 

4. Keputusan Kongres merupakan keputusan final dan mengikat. 

Page 13: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 13/15

KEWAJIBAN KONSULTAN PAJAK MENURUT PASAL 10 PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 98/PMK.03/2005 TANGGAL 13 OKTOBER 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PMK 

NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA 

Kewajiban Konsultan Pajak: 

a) Konsultan Pajak wajib mematuhi semua peraturan perundang-undangan perpajakan. 

b) Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. 

c) Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari Wajib Pajak,

setiap Konsultan Pajak wajib: 

  memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak yang masih berlaku; dan 

  memiliki Surat Kuasa Khusus dari Wajib Pajak dan Surat Pernyataan dengan bentuk

sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini. 

d) Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku di lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan

kepentingan negara. 

e) Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (1) wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling

sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak

dan/atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. 

f) Konsultan Pajak wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. 

Page 14: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 14/15

g) Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan keterangan

mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang perpajakan dengan menggunakan

formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini dan

melampirkan fotokopi Sertifikat penataran/pendidikan penyegaran perpajakan sebagaimana

dimaksud pada huruf e. 

h) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf g disampaikan kepada Direktur

Jenderal Pajak paling lama akhir bulan April tahun takwim berikutnya. 

i) Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian Laporan Tahunan,

yang disampaikan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan." 

KASUS PELANGGARAN ETIKA KONSULTAN PAJAK  

Konsultan Pajak yang terlibat dalam kasus Dhana Widyatmika ditahan oleh Jaksa Agung Muda

Pidana Khusus selaku penyidik. Hendro Tirtawijaya sebagai salah satu konsultan pajak PT

Ditax Management Resolusindo tersangka dalam kasus korupsi pajak yang dilakukan oleh Herly

Isdiharsono rekan Dhana. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung M Adi

Toegarisman mengatakan bahwa penyidik resmi melakukan penahanan setelah beberapa kali

memeriksa tersangka Hendro. Menurut Adi, penyidik telah menemukan bukti yang kuat yang

menunjukkan keterlibatan Hendro dalam kasus ini. Hendri merupakan rekan dari pegawai

pajak Herly Isdiharsono yang diduga sebagai penghubung dengan wajib pajak Johnny Basuki

selaku pemilik PT Mutiara Virgo. Selain membagi-bagikan uang, hendro juga diduga turut

menerima uang atas jasanya sebagai perantara. 

Berdasarkan hasil kajian, pada tahun 2003 dan 2004 pengajuan restitusi PPN Mutiara Virgo

tidak dilengkapi dokumen yang memadai. Karena itu tim pemeriksa mengusulkan untuk

Page 15: Tax Planning Kur

7/22/2019 Tax Planning Kur

http://slidepdf.com/reader/full/tax-planning-kur 15/15

dilakukan pemeriksaan pajak secara menyeluruh. Berdasarkan hasil pemeriksaan maka

terdapat pajak kurang bayar sebesar Rp.82,591 miliar ditambah denda Rp 46,080 miliar. Data

ini diberikan Herly kepada Hendro di KPP Jakarta Palmerah pada Agustus 2005. Atas hasil

pemeriksaan itu Johnny meminta Hendro agar melakukan pendekatan dan negosiasi untuk

mengurangi jumlah pajak. Hendro pun melakukan pendekatan kepada Herly selaku perwakian

tim pemeriksa, dan bersepakat untuk mengesampingkan hasil pemeriksaan asalkan ada

kompensasi sejumlah uang untuk tim pemeriksa.