taufik ansori (2004-21-102) jurusan teknik industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem...

23
USULAN MENURUNKAN DEFECT DELAMINATION OUTSOLE TO UPPER DI PT.NIKOMAS GEMILANG DIVISI adidas DENGAN METODE FMEA DAN AHP TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri, Universitas Indonusa Esa Unggul. ABSTRAK PT.Nikomas Gemilang adalah salah satu sub-kontraktor bagi merek alat olahraga ternama adidas yang memproduksi alas kaki berbagai jenis. Dalam rangka meningkatkan mutu produk sesuai tuntutan konsumen atau buyer PT.Nikomas Gemilang Divisi adidas terus melakukan peningkatan kualitas dan menekan jumlah cacat produk serendah-rendahnya. Untuk mengetahui jenis cacat yang mendominasi pada proses pembuatan alas kaki tersebut dilakukan pengolahan data menggunakan diagram pareto, sehingga didapat cacat kegagalan fungsi perekat atau delamination outsole to upper sebagai cacat yang paling dominan dengan persentase sebesar 31% dan bagian gedung 17 sebagai penyumbang cacat terbanyak dengan 21%. Selanjutnya melakukan sumbang saran atau brainstorming dengan semua pihak yang terkait dalam proses produksi di gedung 17. Semua kemungkinan penyebab utama di tinjau dari man, methode, meachine, measurement dan environtment di analisa langsung di lokasi produksi dengan menggunakan fishbone diagram. Setelah melakukan analisa dengan menggunakan Critical to Quality (CTQ) dan Failure Mode and Effect Analyze yang didahului dengan diskusi lebih lanjut disimpulkan bahwa defect delamination outsole to upper disebabkan oleh penggunaan jenis lem yang kurang tepat. Selanjutnya pengolahan data dengan menggunakan Analitycal Hierarchy Process yang bertujuan mencari jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi pemakaian,kekuatan daya rekat dan keramahan terhadap lingkungan di simpulkan bahwa jenis atau nama dagang lem HY sebagai yang terbaik dengan skor tertinggi yaitu 0.394. PENDAHULUAN Dalam usaha memenangkan persaingan dalam bisnis, setiap perusahaan harus berupaya secara terus menerus meningkatkan kualitas produk dan menekan jumlah defected product atau produk cacat. Apabila terjadi gangguan pada kualitas dengan kata lain produk cacat meningkat,hal ini langsung akan menurunkan keuntungan , kepercayaan dan kepuasan pelanggan PT.Nikomas Gemilang adalah salah satu sub-kontraktor bagi merek ternama adidas yang memproduksi alas kaki berbagai jenis olahraga dan umur. Dalam rangka meningkatkan mutu produk sesuai tuntutan konsumen atau buyer dalam hal ini adidas, PT.Nikomas Gemilang Divisi adidas terus melakukan peningkatan kualitas dan menekan jumlah cacat produk serendah-rendahnya . Salah satu defect yang dominan terjadi saat ini adalah delamination outsole to upper dimana perusahan sedang melakukan usaha menekan jumlah defect ini dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analyse dan Analythical Hierarchy Process. Dari hasil pembahasan awal dengan menggunakan fishbone diagram disimpulkan bahwa salah satu root cause dari defect delamination outsole to upper adalah penggunaan jenis lem yang tidak tepat. Root cause tersebut di bahas lebih lanjut menggunakan FMEA dan AHP, sehingga di dapat jenis lem yang paling ideal yang dengan demikian mampu menurunkan defect delamination outsole to upper. i

Upload: hanga

Post on 29-Aug-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

USULAN MENURUNKAN DEFECT DELAMINATION OUTSOLE

TO UPPER DI PT.NIKOMAS GEMILANG DIVISI adidas DENGAN METODE FMEA DAN AHP

TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri,Universitas Indonusa Esa Unggul.

ABSTRAK

PT.Nikomas Gemilang adalah salah satu sub-kontraktor bagi merek alat olahraga ternama adidas yang memproduksi alas kaki berbagai jenis. Dalam rangka meningkatkan mutu produk sesuai tuntutan konsumen atau buyer PT.Nikomas Gemilang Divisi adidas terus melakukan peningkatan kualitas dan menekan jumlah cacat produk serendah-rendahnya.

Untuk mengetahui jenis cacat yang mendominasi pada proses pembuatan alas kaki tersebut dilakukan pengolahan data menggunakan diagram pareto, sehingga didapat cacat kegagalan fungsi perekat atau delamination outsole to upper sebagai cacat yang paling dominan dengan persentase sebesar 31% dan bagian gedung 17 sebagai penyumbang cacat terbanyak dengan 21%. Selanjutnya melakukan sumbang saran atau brainstorming dengan semua pihak yang terkait dalam proses produksi di gedung 17. Semua kemungkinan penyebab utama di tinjau dari man, methode, meachine, measurement dan environtment di analisa langsung di lokasi produksi dengan menggunakan fishbone diagram.

Setelah melakukan analisa dengan menggunakan Critical to Quality (CTQ) dan Failure Mode and Effect Analyze yang didahului dengan diskusi lebih lanjut disimpulkan bahwa defect delamination outsole to upper disebabkan oleh penggunaan jenis lem yang kurang tepat.

Selanjutnya pengolahan data dengan menggunakan Analitycal Hierarchy Process yang bertujuan mencari jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi pemakaian,kekuatan daya rekat dan keramahan terhadap lingkungan di simpulkan bahwa jenis atau nama dagang lem HY sebagai yang terbaik dengan skor tertinggi yaitu 0.394.

PENDAHULUAN

Dalam usaha memenangkan persaingan dalam bisnis, setiap perusahaan harus berupaya secara terus

menerus meningkatkan kualitas produk dan menekan jumlah defected product atau produk cacat. Apabila terjadi

gangguan pada kualitas dengan kata lain produk cacat meningkat,hal ini langsung akan menurunkan keuntungan ,

kepercayaan dan kepuasan pelanggan

PT.Nikomas Gemilang adalah salah satu sub-kontraktor bagi merek ternama adidas yang memproduksi

alas kaki berbagai jenis olahraga dan umur. Dalam rangka meningkatkan mutu produk sesuai tuntutan konsumen

atau buyer dalam hal ini adidas, PT.Nikomas Gemilang Divisi adidas terus melakukan peningkatan kualitas dan

menekan jumlah cacat produk serendah-rendahnya . Salah satu defect yang dominan terjadi saat ini adalah

delamination outsole to upper dimana perusahan sedang melakukan usaha menekan jumlah defect ini dengan

menggunakan metode Failure Mode and Effect Analyse dan Analythical Hierarchy Process.

Dari hasil pembahasan awal dengan menggunakan fishbone diagram disimpulkan bahwa salah satu root

cause dari defect delamination outsole to upper adalah penggunaan jenis lem yang tidak tepat. Root cause tersebut

di bahas lebih lanjut menggunakan FMEA dan AHP, sehingga di dapat jenis lem yang paling ideal yang dengan

demikian mampu menurunkan defect delamination outsole to upper.

i

Page 2: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

LANDASAN TEOR

FMEA

FMEA proses adalah teknik analisa proses manufacture atau perakitan dimana di dalamnya memuat

modus kegagalan potensial dan penyebab kegagalan mekanis yang muncul pada proses produksi tersebut.Masing-

masing item dari semua sistem yang ada,sub sistem,dan semua komponen harus di evaluasi. Secara sistematik

pendekatan dilakukan paralel,formal,dan semua dokumen yang terkait dengan egineer yang melalui beberapa

desain proses.

FMEA berguna untuk antara lain :

• Mengidentifikasi fungsi dari proses dan requierement

• Mengidentifikasi potensial produk dan hubungan antara proses dengan modus kegagalan.

• Menaksir efek kegagalan potensial pada konsumen

• Mengidentifikasi proses potensial atau yang berfokus mengurangi tingkat occurrence atau deteksi dari kondisi

kegagalan.

• Mengidentifikasi variabel proses yang berfoksu pada proses kontrol

• Mengembangkan peringkat dari modus kegagalan potensial yang di dapat dari dari sistem untuk pencegahan

pertimbangan aksi yang diambil

• Dokumentasi dari hasil proses produksi atau proses perakitan

FMEA proses adalah sebuah living document dan di gunakan sebagai awal untuk :

• Sebelum dan sesudah tahap kelayakan proses

• Prioritas tooling untuk produksi

• Pengambilan laporan semua produksi,dari bentuk per part komponent sampai perakitan.

Pada tahap awal dan analisa dari peninjauan kembali proses yang meningkatkan anstisipasi,pemechan ulang,atau

monitor potensial proses yang berfokus pada tahap rencana produksi kedalam model baru atau kompoen

program.FMEA proses berasumsi bahwa produk yang telah di desain merupakan bagian dari FMEA desain.Modus

kegagalan potensial dapat terjadi karena desain mempunyai kelemahan yang mungkin masih terdapat didalam FMEA

proses.Efek dari kegagalan dan pencegahannya sudah dijabarkan dalam FMEA desain.FMEA proses tidak sepenuhnya

percaya bahwa perubahan desain produk dapat mengatasi kelemahan proses.

Langkah-langkah membuat FMEA proses:

1. FMEA number : Tuliskan nomor dokumen

2. System,subsystem,component name and number: Indikasi level yang tepat dari sebuah analisa dan

tulis nama dan nomor dari fungsi sistem,subsistem,atau kompoenen yang sedang dianalisa.

3. Design Responsibility : Tulis nama departemen,grup dan suplier jika produk di buat oleh suplier.

4. Prepared by : Tuliskan nama,nomor telephone atua engineer yang terlibat.

5. Model years : Tuliskan tahun pembuatan

6. Key Date : Tuliskan awal pembuatan dari FMEA

7. FMEA date : Tuliskan tanggal selesainya FMEA

ii

Page 3: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

8. Core Team : Tuliskan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan MEA

9. Item/Function : Tuliskan nama atau informasi lain yang berhubungan dari item yang sedang di

analisa.

10. Potential Failure Mode : Modus kegagalan potensial yang didefinisikan sebagai proses yang

potensial akan menimbulkan kegagalan pada proses produksi

11. Potential Effect of Failure : Adalah efek yang ditimbulkan oleh adanya modus kegagalan potensial

pada konsumen.

12. Severity : Adalah peringkat yang menunjukkan efek yang serius yang berasal dari modus kegagalan.

13. Classification : Kolom yang digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa jenis produk khusus atau

mempunyai karakteristik proses yang khusus.

14. Potensial Cause atau Mechanism of Failure : Adalah bagaimana sebuah kegagalan dapat terjadi dan

menjelaskan sesuatu yang dapat mengkoreksi atau mengkontrol.

15. Occurrence : Adalah sesuatu yang secara spesifik menerangkan rata-rata kegagalan yang terjadi.

16. Current Process Control : Suatu penjelasan yang menerangkan sebuah kontrol yang dapat

mendeteksi modus kegagalan yang akan terjadi.

17. Detection : adalah peringkat yang menerangkan deteksi terbaik yang dapat mengontrol terjadinya

kegagalan.

18. Recommended Action : Perkiraan dari seorang engineer untuk mengurangi atau mencegah terjadinya

suatu kegagalan yang didasarkan terhadap nilai RPN tertinggi ,severity tertinggi atau yang lainnya

yang di desain oleh sebuah sistem.Rumus perhitungan RPN adalah :

RPN= (Severity)(Occurance)(Detectability)

19. Responsible for the recommended action : Tuliskan masing-masing pemenuhan untuk pencapaian

rekomendasi aksi.

20. Action taken : Setelah aksi di terapkan pada proses,tulis secara jelas aksi actual dan tanggal

efektivenya.

21. Action Result : Setelah pencegahan atau koreksi aksi yang telah diidentifikasi ,lakukan peramalan dan

catat hasil severity,accorrence dang peringkat dari deteksi.Kalkulasi dan catat hasil RPN.

Dibawah ini skala penilain yang digunakan dalam memberikan penilain untuk occurance,severity dan

detectability .

Tabel 2.1 Skala penilaian occurrence.

iii

Page 4: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

N IL A I

1 0 ,9

8 , 7

6 , 5 , 4

3

2

1

PR O B A B IL IT A S K E G A G A L A N

S a n ga t t in g g i : K e g a g a la n h a m p ir tid a k b is a d ih in d a r k a n ( V e r y h ig h , a lm o s t in e vita b le fa ilu r e )

T in g g i : K e g a g a la n s e r in g t e r j a d i ( H ig h , r e p e a t e d fa ilu r e )

S e d a n g : K e g a g a la n y a n g te r ja d i k a d a n g -k a d a n g , te t a p i t id a k d a la m p o rs i y a n g b e s a r a ta u

m a jo r . ( m o d e ra t e , o c c a s io n a l fa ilu r e )

R e n d a h : H a n y a k e g a g a la n te r te n tu y a ng te r ja d i ( lo w re la tiv e ly fe w fa ilu r e )

S a n g a t R e n d a h : K e g a g a la n y a n g h a m p ir b is a d i id e n tifik a s i

H a m p ir tid a k te r ja d i : K e g a g a la n tid a k d i k e t a h u i , tid a k a d a p e n g a la m a n g a g a l ( R e m o t e , fa ilu r e is

u n lik e ly )

Tabel 2.2 Skala Penilaian Severity.

AKIBAT NILAIBerbahaya tanpa ada peringatan 10Berbahaya dengan ada peringatan 9

Sangat tinggi 8

Tinggi 7

Sedang 6

Rendah 5

Sangat Rendah 4

K ecil 3

Sangat K ecil 2Tidak ada

effect 1

Agak mengganggu produksi.Produk mengalami cacat sehingga dilakukan penyortiran dan sebgian harus di rework.Gangguan defect dapat dirasakan oleh rata

Agak mengganggu produksi.Produk mengalami cacat sehingga dilakukan penyortiran dan sebgian harus di

rework.Gangguan defect dapat dirasakan oleh karyawan yang teliti.

Tidak ada effect

Agak mengganggu produksi.Produk mengalami cacat sehingga dilakukan penyortiran dan sebgian harus

dimusnahkanSedikit mengganggu produksi,sebagian produk harus

dibuang tanpa disortir terlebih dahulu

Agak mengganggu produksi.produk harus dirework atau di perbaiki,produk berkualitas rendah

Sedikit mengganggu produksi.Produk mengalami cacat sehingga dilakukan penyortiran dan sebgian

harus di rework.Gangguan defect dapat dirasakan oleh kebanyakan karyawan.

KRITERIA BAHAY AKIBAT KEGAGALANC acat dapat merusak mesin produksi dan dapat

menyebabkan kematian pada karyawan,kegagalan terjadi tanpa ada peringatan

C acat dapat merusak mesin produksi dan dapat menyebabkan cedera pada karyawan,kegagalan

terjadi dengan di dahului peringatanSangat mengganggu produksi ,100% produk

kemungkinan harus di buang.Produk tidak sesuai spesifikasi

Tabel 2.3 Skala penilaian untuk Detecabilite

D ETEK SI N ILAIH a m p ir tid a k b is a d id e te k s i 1 0

S a nga t k e c il 9

K e c il 8

S a nga t R e nd a h 7

R e nd a h 6

S e d a ng 5

A ga k b e s a r 4

B e sa r 3

S a nga t B e s a r 2

H a m p ir p a s ti 1

(K R ITER IA) Ke mungk inan cacat bis a di de te k s i ole h pros e s control yanga ada,se be lum di pros e s le bih lanjut,atau s e be lum produk dikirim ke cus tome r

T id a k d i k e ta hui c o ntro l d a p a t m e nd e te k s i k e ga ga la nS a nga t k e c il k e m a m p ua n c o ntro l ya ng d a p a t m e nd e te k s i

k e ga ga la n

K e c il k e ma m p ua n c o ntro l untuk m e nd e te k s i k e ga ga la n

B e s a r k e m ungk ina n c o ntro l ya ng a d a d a p a t m e nd e te k s i k e ga ga la n

S a nga t b e s a r k e m ungk ina n c o ntro l ya ng a d a d a p a t me nd e te k s i k e ga ga la n

H a m p ir p a s ti k e m ungk ina n c o ntro l d a p a t m e nd e te k s i k e ga ga la n

S a nga t re nd a h k e m a m p ua n c o ntro l untuk m e nd e te k s i k e ga ga la n

R e nd a h k e m ungk ina n c o ntro l y a ng a d a d a p a t m e nd e te k s i k e ga ga la n

S e d a ng k e m ungk ina n c o ntro l ya ng a d a d a p a t m e nd e te k s i k e ga ga ln

A ga k b e s a r k e m ungk ina n c o ntro l ya ng a d a d a p a t m e nd e te k s i k e ga ga la n

Analytic Hieararchy Process (AHP)

iv

Page 5: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Analytic Hierarchy Process adalah suatu structure teknik dalam menyelesaikan pengambilan keputusan

yang komplek. Dengan AHP membantu pembuat keputusan menemukan satu pilihan terbaik yang memenuhi

kriteria dan memahami permasalahan yang ada.

AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada era 70 an yang terus dikembangkan dan di pelajari setelah

itu. AHP memberikan sebuah pemahaman dan kerangka perbandingan yang terstruktur atas keputusan yang akan

diambil dalam satu permasalahan, mewakilkan dan memberikan bobot terhadap elemen yang

dimiliki,menghubungkan elemen yang bersangkutan dengan tujuan secara umum,dan mengevaluasi pilihan

keputusan. Ciri khas suatu AHP adalah digunakannya model yang salah satu fungsinya untuk penyederhanaan

masalah.

Langkah-langkah metode AHP adalah:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-

subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yan menggambarkan kontribusi relatif atau

pengaruh setiap elemen terhadap masing-masingtujuan kriteria yang setingkat diatasnya.

Perbandingan bersadarkan ”judgment” dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat

kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment seluruhnya sebanyak n x

[(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan

data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen

merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan

prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10% maka penilaian data judgment harus

diperbaiki

Dengan naluri, manusia dapat memperkirakan besaran sederhana melalui inderanya. Proses yang mudah

adalah dengan membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan elemen,Saaty(1980) menetapkan skala kuantitatif 1

sampai 9 seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.3: Skala penilaian perbandingan berpasangan.

v

Page 6: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

IN TEN SITA S K EPEN TIN GA N

1

3

5

7

9

2,4,6,8

Kebalikan

K ETER A N GA N

Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting dari

elemen yang lain

Satu elemen mutlak lebih penting dari

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka dibanding aktivitas j,maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.

Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lainnya

Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari elemen yang lainnya

Skala nilai diatas digunakan untuk mengisi nilai matrik perbandingan berpasangan yang akan

menghasilkan prioritas (bobot/nilai kepentingan) masing-masing kriteria atau subkriteria.

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Tabel 4.3: Data produksi PT.Nikomas Gemilang Bulan Mei-September 2009 (dalam satuan pasang)

1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8M e i 4 9 0 0 0 7 3 0 0 0 6 3 0 0 0 4 5 5 0 0 3 7 7 0 0 8 0 0 0 0 3 4 8 2 0 0J u n i 3 4 3 0 0 7 5 0 0 0 4 5 0 0 0 4 6 7 0 0 5 4 3 0 0 5 6 4 0 0 3 1 1 7 0 0J u l i 5 6 0 0 0 5 3 0 0 0 7 0 0 0 0 3 2 0 0 0 4 5 3 2 2 5 6 4 3 2 3 1 2 7 5 4

A g u s t u s 1 5 0 0 0 2 7 0 0 0 3 4 0 0 0 1 2 9 8 0 2 3 1 0 0 4 3 3 2 1 1 5 5 4 0 1S e p t e m b e r 1 2 9 8 0 3 2 1 0 0 4 3 0 0 0 3 2 1 1 0 2 1 0 0 0 4 3 0 0 0 1 8 4 1 9 0

T o t a l 1 6 7 2 9 3 2 6 0 1 1 42 5 5 0 1 51 6 9 3 0 61 8 1 4 3 92 7 9 1 7 11 3 1 2 2 4 5

B u l a nG e d u n g

T o t a l

Tabel 4.4: Rangkuman data reject produk PT.Nikomas Gemilang divis adidas bulan Mei-September 2009

vi

Page 7: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8S t a in U p p e r / O u t s o le 4 8 5 5 2 1 4 8 2 4 9 5 7 8 8 6 2 9 3 4 0 0

D e la m in a t io n O u t s o le t o U p p e r5 8 6 3 5 1 6 9 9 7 4 7 8 2 7 5 0 1 3 7 1 1H e e l H e ig h t D if f e r e n t 1 8 7 2 1 3 9 0 1 1 5 2 3 5 1 9 5 1 0 3 5

O v e r C e m e n t in g 1 0 0 8 7 9 2 1 2 4 8 1 6 5 5 4 9W r in k le s 2 7 1 8 9 7 8 1 2 0 1 1 4 1 0 5 7 7 7

V a m p / H e e l o f f c e n t r e 1 0 4 9 1 9 2 9 2 4 4 3 7 4 6 0B r o k e n S t i t c h in g 5 6 7 8 1 2 0 1 3 1 6 4 7 3 5 2 2

B a d / D a m a g e d u p p e r m a t e r ia l4 2 1 4 5 8 6 3 1 1 4 5 6 3 4 7R o c k in g / B a n a n a S h o e s 9 3 0 8 4 7 0 8 0 1 1 2 8 4C o lo r b le e d in g O u t s o le 4 8 7 3 6 7 5 0 5 4 6 4 3 5 6

D if f e r e n t C o lo r 8 7 1 1 1 8 3 8 2 1 7 2 7 2T o t a l 1 8 9 6 1 6 1 8 1 8 7 3 2 0 9 0 2 4 8 3 1 7 5 3 1 1 7 1 3

J e n is M a s a la hG e d u n g

T o t a l

Jumlah Cacat 347 556371134001035 777 549 522 460 356Percent 3.0 4.731.729.0 8.8 6.6 4.7 4.5 3.9 3.0Cum % 95.3100.031.760.769.576.280.985.389.392.3

Jenis Cacat (Defect )

Ot her

Bad/

Damag

ed u

pper

mat

erial

Color

blee

ding

O utso

le

Vamp/

Heel o

ff ce

ntre

Brok

en St

it chin

g

Over C

emen

ting

Wrin

kles

Heel H

e ight

Diffe

rent

Stain

Upp

er/B

otto

m

Delamina

t ion

Bott o

m to U

pper

12000

10000

8000

6000

4000

2000

0

100

80

60

40

20

0

Jum

lah

Cac

at

Per

cen

t

Pareto Jenis cacat

Jumlah Cacat 2483 2090 1896 1873 1753 1618Percent 21.2 17.8 16.2 16.0 15.0 13.8Cum % 21.2 39.0 55.2 71.2 86.2 100.0

Gedung 141815131617

12000

10000

8000

6000

4000

2000

0

100

80

60

40

20

0

Jum

lah

Caca

t

Perc

ent

Data Gedung

Outsolen Upper toDelaminatio

Env ironment

Measurements

Methods

Material

Machines

Personnel

Tidak M engiluti SO P

Kurand Konsentrasi

Kurang teliti/trampil

M esin press tidak optimal

Terlalu cepat

Terlalu Panas/D ingin

mey erap lemM aterial tdiak

Material berminy ak

Formulasi lem

sesuai SO PPenempalan tidak

merataPengeleman tidak

Pengadukan tidak rata

kekentalan lemPengukuran

ov enPengukuran suhu

panas/dinginSuhu ruang terlalu

Diagram Sebab Akibat Delamination Upper to Outsole

vii

Page 8: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

3 3 4 2 3 15 0.071

2 2 4 2 2 12 0.057

3 3 5 5 5 21 0.099CTQ

5 4 5 3 5 22 0.104CTQ

3 4 2 3 5 17 0.08

2 2 4 1 3 12 0.057

2 5 5 2 5 19 0.09CTQ

4 4 3 4 5 20 0.094CTQ

2 2 3 2 1 10 0.047

5 5 3 1 1 15 0.071

2 2 4 3 2 13 0.061

5 3 5 3 3 19 0.09CTQ

Fakto

r Lin

gkun

gan

3 3 3 4 4 17 0.08

Fakto

r Mes

inFa

ktor

Metod

e

Mesin Press tidak optimal

Area

Scor

e (Ro

w Sum

)

Formulasi/ J enis/Merek Lem

Suhu Ruang terlalu rendah/tinggi

Upper Material berminyak

Material Terlalu tipis/tebal

Target terlalu tinggi

SOP tidak tepat

Pengeleman tidak merata

Oven terlalu panas/dingin

Conveyor terlalu cepat/ lambat

Kurang Konsentarsi

Tidak Sesuai SOP

Quality Matriks

Supli

er

Pihak- Pihak yang terkait dengan Qualitas

Fakto

r - Fa

ktor Y

ang M

empe

ngar

uhi T

erjad

inya C

acat

Crtic

al to

Quali

ty

Bagia

n Pen

gelem

anBa

gian P

enem

pelan

Bagia

n Qua

lity Co

ntrol

Bagia

n Lab

orato

ry

Kurang terampil

Fakto

r Ma

nusia

Fakto

r Ma

terial

Prop

orsi p

enga

ruh

terjad

inya c

acat

viii

Page 9: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Potential Failure Mode and Effect Analysis Process Defect Delamination Outsole to Upper

Componen : Shoes Process Responsibility : Sujarmi Page : 1 of 5

Model Years : 2009 Key Date : November,2009 Prepared by : Taufik

Core Team: Prouction,Egineering,QC,PPIC,Supplier. FMEA Number : 001 FMEA Date: December,2009

ItemModus

Kegagalan Potensial

Effect Kegagalan Potensial

Seve

rity

De

t

Class

Penyebab Potensial

RP

N

Hasil Rekomendasi Occu

rance

Process Kontrol Pencegahan

De

tec

RP

N

Rekomendasi Action

Hasil Pengeleman tidak sesuai

Beberapa bagian tidak

terlapisi lem

5

Proses Kontrol Deteksi

Operator kurang

memahami fungsi dari

SOP

Action yang

dilakuka

Sev

Occ

Pemenuhan Target

Pencapaian

Semua Operator pengeleman

Pastikan SOP dapat diikuti

dengan nyaman oleh

operator

4 100Training Operator

tentang SOP

Proses tidak

berurutan5

Melengkapi semua area pengeleman dengan SOP yang

jelas

Operator Mengelem

tidak mengikuti SOP yang

ada

Proses pengeleman menjadi lama

dan tidak effektif

Lem menjadi

kering dan tidak

merekat dengan kuat

4 6Libatkan Operator dalam pembuatan

SOP,Training

Lakukan test secara berkala

tentang SOP

5 120Training Operator

tentang SOP

Semua Operator pengeleman

9

Page 10: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Potential Failure Mode and Effect Analysis Process Defect Delamination Outsole to Upper

Componen : Shoes Process Responsibility : Sujarmi Page : 2 of 5

Model Years : 2009 Key Date : November,2009 Prepared by : Taufik

Core Team: Prouction,Egineering,QC,PPIC,Supplier. FMEA Number : 001 FMEA Date: December,2009

Proses Kontrol Deteksi

DetecRPN Rekomenda

si Action

Pemenuhan Target

Pencapaian

Hasil Rekomendasi Item

Modus Kegagalan Potensial

Effect Kegagalan Potensial

SeverityClass

Penyebab Potensial

Occuran

Process Kontrol Pencegahan

Action yang

SevOccDetRPN

Formula,Jenis dan Merk Lem yang dipakai

Jenis dan Formula Lem tidak sesuai

dengan Peruntukannya

Lem tidak dapat

merekat dengan kuat

6

Spesifikasi lem yang di

anjurkan oleh suplier tidak akurat

5

Melakukan cross check setiap

spesifikasi yang ada dengan uji

coba

Melakukan perbandingan antar hasil pengujian

dengan spesifikasi

6 180

Memastikan proses

kontrol dan deteksi

dilakukan

Semua Jenis lem dari semua

merk lem

Merek Lem tertentu hanya

bagus untuk material tertentu

Lem hanya dapat

merekat pada jenis material

6

Perbedaan merek

dagang dan formula

lem

6

Diadakan standardisazi

merek lem dan material melalui percobaan pada

Diadakan audit

berkala tentang

penggunaan

6 216

Memastikan proses

kontrol dan deteksi

dilakukan

Semua Merek lem dan semua jenis material

10

Page 11: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Potential Failure Mode and Effect Analysis Process Defect Delamination Outsole to Upper

Componen : Shoes Process Responsibility : Sujarmi Page : 3 of 5

Model Years : 2009 Key Date : November,2009 Prepared by : Taufik

Core Team: Prouction,Egineering,QC,PPIC,Supplier. FMEA Number : 001 FMEA Date: December,2009

Proses Kontrol Deteksi

De

tR

PN

De

tec

RP

N

Rekomendasi Action

Pemenuhan Target

Pencapaian

Hasil Action yang

Sev

Occ

Dilakukan penjadwalan pergantian bantalan

Mesin Press tidak berfungsi

secara optimal

Hasil pengeleman

tidak menempel

secara optimal

Beberapa bagian terjadi

defect Delamination

5

ItemModus

Kegagalan Potensial

Effect Kegagalan Potensial

Seve

rityC

lass

Penyebab Potensial

Occu

ran

Process Kontrol Pencegahan

Pemeliharaan mesin berkala

oleh bagian mekanik

5

5

Chamber (pemanas/pendingin)

tidak sesuai suhu

standard

Lem tidak kering atau

terlalu kering

Beberapa bagian terjadi

defec Delamination

5

Bantalan mesin

sudah rusak atau usang

4 100

Memastikan proses

kontrol dan deteksi

dilakukan

Semua mesin press di bagian

assembly

125

Memastikan proses

kontrol dan deteksi

dilakukan

Semua chamber (pemanas atau

pendingin)5

Dilakukan pengukuran suhu

stiap 2 jam.

Pemeliharaan mesin berkala

oleh bagian mekanik

Pemanas atau

pendingin sudah tidak berfungsi

i

Page 12: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Potential Failure Mode and Effect Analysis Process Defect Delamination Outsole to Upper

Componen : Shoes Process Responsibility : Sujarmi Page : 4 of 5

Model Years : 2009 Key Date : November,2009 Prepared by : Taufik

Core Team: Prouction,Egineering,QC,PPIC,Supplier. FMEA Number : 001 FMEA Date: December,2009

ItemModus

Kegagalan Potensial

Effect Kegagalan Potensial

Seve

rityC

lass

Penyebab Potensial

Occu

ran

Process Kontrol Pencegahan

Proses Kontrol Deteksi

Dete

c

RP

N

Rekomendasi Action

Pemenuhan Target

Pencapaian

Hasil Rekomendasi Action yang

Sev

Occ

Det

RPN

Peralatan pengelema

n tidak sesuai /tidak diganti secara

berkala

Pengolesan Lem pada

permukaan sepatu tidak

merata.

Beberapa bagian terjadi

defec Delamination

5

Tidak tersedia

pergantian secara cukup

4

Dilakukan penghitungan

ulang kebutuhan perlatan

pengeleman

Diadakan audit

pergantian peralatan lem

5 100

Memastikan proses

kontrol dan deteksi

dilakukan

Semua peralatan

pengeleman

ii

Page 13: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

AHP (Analitical Hierarchy Process)

Analytic Hierarchy Process adalah suatu strucktur tehnik dalam menyelesaikan pengambilan keputusan

yang komplek. Dengan AHP membantu pembuat keputusan menemukan satu pilihan terbaik yang memenuhi

kriteria dan memahami permasalahan yang ada.

Adapun dalam pembahasan ini yang menjadi tujuan dari AHP adalah pemilihan merek lem yang terbaik

dari tiga alternatif merek lem yang ada. Sedangkan yang menjadi kriteria adalah dukungan teknisi,harga,efisiensi

pemakaian,kekuatan daya rekat dan ramah lingkungan

Untuk menentukan jenis lem yang optimal dari item dan modus kegagalan yang mempunyai RPN

tertinggi dari defect delamination outsole to upper dengan metode AHP akan dibahas merek lem yang paling

optimum dengan mempertimbangkan factor-faktor antara lain :

1. Dukungan Teknisi dari pihak supplier.

Hal ini dapat berupa dukungan informasi,dukungan saran dan keterlibatan langsung dalam

penanganan suatu masalah yang ada baik itu dalam development process maupun production

process

2. Harga.

Harga menjadi pertimbangan yang menarik oleh karena semua proses harus sesuai dengan

anggaran yang berikan perusahaan dalam rangka penghematan dan peningkatan keuntungan

perusahaan.

3. Efisiensi Pemakaian.

Efisiensi pemakaian terkait dengan seberapa banyak lem yang digunakan untuk mendapatkan

hasil kekuatan daya rekat yang diinginkan.

4. Kekuatan Daya Rekat.

Faktor ini yang menjadi tolak ukur utama dari bagus tidak nya sutau prosuk akhir dalam hal ini

sepatu. Adalah kewajiban dari produsen adalah memberikan kualitas yang bagus untuk kepuasan

pelanggan.

5. Ramah Lingkungan.

Sejalan dengan kebijakan semua pihak baik pemerintah maupun sector swasta dewasa ini bahwa

setiap proses produksi harus lah memberikan dampak yang seminimal mungkin terhadap

lingkungan dan keselamatan umat manusia pada umumnya dan pekerja pada khusunya.

4.7.1 Struktur Hierarchy

Struktur hierarchy adalah gambar diagram yang menggambarkan tujuan yang dikaitkan dengan kriteria

yang ada dan juga di hubungkan dengan alternatif pilihan yang tesedia . Sebagaimana yang di dapat dari FMEA

bahwa nilai RPN yang tertinggi adalah merek dan jenis lem. Pada tahap AHP ini akan di cari solusi dari tiga

alternatif merek lem yang ada dengan mempertimbangkan kelima kriteria yang telah dijabarkan diatas.

i

Page 14: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

R a m a h L in g k u n g a n ( R L )

D S N P H Y

H a r g a ( H G ) E f is ie n s i P e m a k a ia n ( E P )

K e k u a t a n D a y a R e k a t ( K D R )

P e m ilih a n J e n is L e mTuj

uanKri

teria

Altern

atif

(Mere

k Lem

)

D u k u n g a n T e k n is i ( D T )

Gambar 4.30 : Gambar Struktur Hierarchy

Sebagai mana telah di uraikan di atas yang menjadi tujuan dari bahasan AHP pada penelitian ini adalah

mencari merek lem yang ideal, ditinjau dari lima kriteria yang di tetapkan yaitu dukungan teknisi,harga,efisiensi

pemakaian,kekuatan daya rekat,ramah lingkungan. Tiga jenis lem yang saat ini PT.Nikomas Gemilang gunakan

menjadi alternatif yaitu DS,NP dan HY.

4.7.2 Matrik Perbandingan

Matrik perbandingan adalah matrik yang membandingkan derajat kepentingan antara satu kriteria dengan

kriteria yang lain.Matrik ini diawali dengan pengumpulan data langsung di lapangan yang mlibatkan narasumber

yang kompeten dibidang masing-masing sesuai dengan kriteria.

Pengisian tabel perbandingan matrik menggunakan skala 1-9 dan kebalikan, artinya jika aktivitas A

dibandingkan dengan aktivitas B mendapat nilai C maka aktivitas B dibandingkan dengan aktivitas A mendapat

nilau 1/C. Tabel matrik perbandingan antar kriteria dan alternative dapat dilihat pada tabel.4.8 sampai 4.13

a. Tabel matrik perbandingan Dukungan Teknisi

Matrik perbandingan dukungan teknisi membandingkan ketiga merek lem yang ada yaitu DS,HY dan

NP dilihat dari kemampuan ketiganya dalam membantu masalah-masalah yang bagian produksi

hadapi dengan tenaga ahli yang ketiganya miliki, sehingga masalah akan dengan cepat teratasi dan

produk cacat akan minimal. Data ini berdasarkan quesioner yang diberikan kepada Bapak Abdul

bagian teknisi assembly sehingga data yang ada merupakan data yang dapat dipertanggung jawabkan

ke akuratannya.

Tabel 4.8 : Matrik Perbandingan Dukungan Teknisi

Alternatif DS HY NPDS 1.000 3.000 0.250HY 0.333 1.000 0.333NP 4.000 3.000 1.000

Keterangan : DS dibandingkan dengan HY mendapat nilai 3,HY dibandingkan dengan DS mendapat

nilai 1/3=0.333.

ii

Page 15: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

b. Tabel Matrik Perbandingan Harga.

Matrik ini membandingkan kriteria harga terhadap alternatif DS,HY dan NP ditinjau dari harga jual

ketiganya ke PT.Nikomas Gemilang, nara sumber bapak Jeffry bagian costing.

Tabel 4.9 : Matrik Perbandingan Harga

Alternatif DS HY NPDS 1.000 1.000 2.000HY 1.000 1.000 2.000NP 0.500 0.500 1.000

c. Tabel Perbandingan Efisiensi Pemakaian.

Tabel matrik perbandingan efisiensi pemakaian membandi-

ngkan ketiga jenis atau merek lem ditinjau dari efisiensi

pemakaian, untuk memproduksi sepatu dalam jumlah yang

sama ketiganya membutuhkan jumlah lem yang berbeda,

nara sumber bapak Alex bagian Continues Improvement.

Tabel 4.10 : Matrik Efisiensi Pemakaian

Alternatif DS HY NPDS 1.000 0.500 4.000HY 2.000 1.000 3.000NP 0.250 0.333 1.000

d. Tabel Perbandingan Kekuatan Daya Rekat.

Tabel kekuatan daya rekat membandingkan antara DS,HY,

dan NP ditinjau dari daya rekat yang ketiganya mampu

capai pada pengetesan yang rutin dilakukan oleh bagian

laboratory.

Nara sumber bapak Hengky kepala bagian laboratory.

Tabel 4.11 : Matrik Kekuatan Daya Rekat

iii

Page 16: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Alternatif DS HY NPDS 1.000 1.000 2.000HY 1.000 1.000 2.000NP 0.500 0.500 1.000

a. Tabel Perbandingan Keramahan Terhadap

Lingkungan

Tabel keramahan terhadap lingkungan membandingkan

antar alternatif DS,HY dan NP ditinjau dari dampak ketiganya

terhadap pencemaran lingkungan, data diperoleh dari

narasumber Danny bagian Safety.

Tabel 4.12 : Matrik Keramahan Lingkungan.

Alternatif DS HY NPDS 1.000 0.333 0.250HY 3.000 1.000 2.000NP 4.000 0.500 1.000

f. Matrik Perbandingan Kriteia.

Pada matrik ini semua kriteria yang ada yakni dukungan

teknisi,harga,efisiensi pemakaian dan keramahan

lingkungan dibandingkan satu dengan yang lain,data

yang ada bersumber dari Mr.Johny Wang kepala bagian

produksi PT.Nikomas Gemilang divisi adidas.

iv

Page 17: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Tabel 4.13 : Matrik Perbandingan Kriteria

Kriteria DT HG EP KDR RLDT 1.000 2.000 3.000 0.200 1.000HG 0.500 1.000 1.000 2.000 2.000EP 0.333 1.000 1.000 3.000 1.000

KDR 5.000 4.000 2.000 1.000 3.000RL 1.000 5.000 1.000 0.333 1.000

Matrik Perbandingan Kriteria

4.7.3 Matrik Penjumlahan.

Matrik penjumlahan menjumlahkan masing-masing kolom alternative DS,HY dan NP secar menurun ke

bawah, hal ini untuk mencari total dari setiap alternatif.Matrik penjumlahan dari masing-masing alternative dan

kriteria dapatdilihat pada tabel 4.14-4.19.

Tabel 4.14: Matrik Penjumlahan Dukungan Teknisi.

Alternatif DS HY NPDS 1.000 3.000 0.250HY 0.333 1.000 0.333NP 4.000 3.000 1.000

Total 5.333 7.000 1.583

Tabel 4.15 : Matrik Penjumlahan Harga

Kriteria DS HY NPDS 1.000 1.000 2.000HY 1.000 1.000 2.000NP 0.500 0.500 1.000

Total 2.500 2.500 5.000

Harga (HG)

Tabel 4.16 : Matrik Penjumlahan Efisiensi

Pemakaian

v

Page 18: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Kriteria DS HY NPDS 1.000 0.500 4.000HY 2.000 1.000 3.000NP 0.250 0.333 1.000

Total 3.250 1.833 8.000

Efisiensi Pamakaian (EP)

Tabel 4.17 : Matrik Penjumlahan Kekuatan Daya

Rekat

A lternatif D S HY NPDS 1.000 1.000 2.000HY 1.000 1.000 2.000NP 0.500 0.500 1.000

Total 2.500 2.500 5.000

Tabel 4.18 : Matrik Penjumlahan Ramah

Lingkungan

Alternatif DS HY NPDS 1.000 0.333 0.250HY 3.000 1.000 2.000NP 4.000 0.500 1.000

Total 8.000 1.833 3.250

vi

Page 19: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Tabel 4.19 : Matrik Penjumlahan Kriteria

Kriteria DT HG EP KDR RLDT 1.000 2.000 3.000 0.200 1.000HG 0.500 1.000 1.000 2.000 2.000EP 0.333 1.000 1.000 3.000 1.000

KDR 5.000 4.000 2.000 1.000 3.000RL 1.000 5.000 1.000 0.333 1.000

Total 7.833 13.000 8.000 6.533 8.000

Matrik Perbandingan Kriteria

4.7.4 Normalisai

Langkah berikutnya adalah normalisasi, semua nilai yang ada di kolom akan di bagi dengan total dari

masing-masing alternative yang ada pada kolom total , selanjutnya secara mendatar di tentukan nilai rata-rata dari

setiap alternatif. Hal ini berlaku pula untuk matrik penjumlahan kriteria.

Matrik normalisasi dapat dilihat pada tabel 4.20 -4.25 dibawah ini .

Tabel 4.20 : Matrik Normalisasi Dukungan Teknisi.

Alternatif DS HY NP Rata-RataDS 0.188 0.429 0.158 0.258HY 0.063 0.143 0.211 0.139NP 0.750 0.429 0.632 0.603

1.000Total

Keterangan :

Nilai 0.18 diperoleh dari nilai kolom tersebut pada matrik penjumlahan yakni 1 dibagi total dari kolom DS pada

matrik penjumlhan yakni 5.33.

Nilai rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan alternative DS secara mendatar dan di bagi 3

( 0.18+0.42+0.158)/3=0.258). Pada kolom rata-rata jika dijumlahkan menurun harus berjumlah satu , hal ini

dikarenakan nilai-nilai tersebut adala besaran peluang.

Tabel 4.21 : Matrik Normalisasi Harga

Alternatif DS HY NP Rata-RataDS 0.400 0.400 0.400 0.400HY 0.400 0.400 0.400 0.400NP 0.200 0.200 0.200 0.200

1.000Total

Tabel 4.22 : Matrik Normalisasi Efisiensi Pemakaian

vii

Page 20: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Alternatif DS HY NP Rata-RataDS 0.308 0.273 0.500 0.360HY 0.615 0.546 0.375 0.512NP 0.077 0.182 0.125 0.128

1.000Total

Tabel 4.23 : Matrik Kekuatan Daya Rekat

Alternatif DS HY NP Rata-RataDS 0.400 0.400 0.400 0.400HY 0.400 0.400 0.400 0.400NP 0.200 0.200 0.200 0.200

1.000Total

Tabel 4.24: Matrik Normalisasi Ramah Lingkungan

Alternatif DS HY NP Rata-RataDS 0.125 0.182 0.077 0.128HY 0.375 0.546 0.615 0.512NP 0.500 0.273 0.308 0.360

1.000Total

Tabel 4.25: Matrik Normalisasi Kriteria

Alternatif DT HG EP KDR RL Rata-Rata

DT 0.128 0.154 0.375 0.031 0.125 0.162HG 0.064 0.077 0.125 0.306 0.250 0.164EP 0.043 0.077 0.125 0.459 0.125 0.166

KDR 0.638 0.308 0.250 0.153 0.375 0.345RL 0.128 0.385 0.125 0.051 0.125 0.163

1.000Total

4.7.3 Menghitung nilai eigen dan Scoring.

Penghitungan nilai eigen dilakukan untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen

pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata

dari masing-masing kriteria pada matrik normalisasi .

Tabel 4.26: Rata-rata Dari Matrik Normalisasi

viii

Page 21: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Alternaatif DT HG EP KDR RLDS 0.258 0.400 0.360 0.400 0.128HY 0.139 0.400 0.512 0.400 0.512NP 0.603 0.200 0.128 0.200 0.360

Kriteria

Tabel 4.27: Rata-rata Dari Matrik Normalisasi Kriteria.

KriteriaDT 0.162HG 0.164EP 0.166

KDR 0.345

Untuk menentukan skor masing-masing nilai dikalikan dengan vektor eigen dalam hal ini rata-rata

kriteria. Sebagai contoh DS adalah hasil perkalian dari

(0.25x0.162)+(0.4x0.164)+(0.36x0.166)+(0.4x0.345)+(0.128x0.163) maka didapat skor sebesar 0.326068 dan

menjadi peringkat kedua dari tiga jenis lem yang dibandingkan.

Tabel 4.28: Skor dan Peringkat

A lte rn a ti fS k o r P e ri n g k a tD S 0.326068 2H Y 0.394318 1N P 0.279614 3

Setelah dilakukan pembahasan dengan menggunakan AHP dengan kriteria yang ada yaitu dukungan

teknisi,harga,efisiensi pemakaian,kekuatan daya rekat dan ramah lingkungan dari ketiga alternatif yaitu DS,HY

dan NP dapat disimpulkan bahwa HY menjadi pilihan terbaik disusul oleh DS dan NP.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan diagram pareto dapat di ketahui bahwa defect yang paling dominan yang terjadi di

PT.Nikomas Gemilang divisi adidas periode bulan Mei sampai dengan September 2009 adalah defect

delamination out sole to upper yakni kegagalan fungsi perekatan dengan persentase sebesar 31% dan

bagian yang paling banyak membuat produk cacat adalah bagian assembly gedung 17 sebesar 21.2% dari

jumlah cacat yang ada.

2. Dengan menggunakan fishbone diagram didapat bahwa faktor 5M + 1 yaitu man

(personal),machine,material,methode,meas-

ix

Page 22: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

surement mempunyai kontribusi terhadap terjadinya defect

delamination out sole to upper di PT.Nikomas Gemilang divisi

adidas.

3. Berdasarkan hasil penentuan CTQ (Criticak to Quality) yang dominan dengan nilai proporsi pengaruh

terjadinya defect delamination outsole to upper > 0.09 adalah :

♦ Tidak mengikuti SOP pengeleman yang ada merupakan faktor dari sisi manusia atau Man dengan

proporsi 0.099.

♦ Formulasi dan Jenis lem mempunyai proposri tertinggi dengan nilai 0.104 yang merupakan faktor

dari sisi

material.

♦ Mesin press tidak bekerja dengan optimal memberikan proporsi sebesar 0.09 dan merupakan faktor

yang datang dari sisi mesin .

♦ Keadaan suhu oven yang terlalu panas atau terlalu dingin memberikan proporsi sebesar 0.094 dan

merupakan faktor yang juga datang dari sisi mesin.

♦ Pengeleman tidak merata dan tidak mengikuti urutan yang ada memberikan proporsi sebesar 0.09 dan

faktor yang datang dari sisi metoda.

4. Berdasarkan hasil pegolahan data dengan failure mode and effect analysis (FMEA) didapat penyebab

defect delamination outsole to upper yang mempunyai nilai RPN (Risk Priority Number) adalah item

formulasi dan jenis lem yang digunakan dengan nilai RPN sebesar 216.

5. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analytic hierarchy process (AHP) didadapat bawha

merek lem yang mempunyai score paling tinggi adalah HY yang di tinjau dari lima kriteria yang di

tetapkan yakni dukungan teknisi,harga,efisiensi pemakaian,kekuatan daya rekat dan ramah lingkungan.

6. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa merek lem HY adalah jenis lem yang paling

ideal untuk semua proses assembly dan untuk semua jenis material.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Adidas chemical team, version 1 – May 01,2005 , Best Practice Manual, Rubber – facts, problem and solution,

adidas LO Indonesia, Jakarta.

Darma Tintri E.Sudarsono,2004,Penerapan AHP Untuk Pemilihan Metode Audit PDE oleh Auditor Internal ,

[email protected]

Kiyoshi Suzaki, 1987, The New Manufacturing Challenge Technique for Continues Improvement, The Free Press

New York.

Kusrini dan Ester Sulistyawati,2004,Pemanfaatan AHP Sebagai Model Sistem Penerimaan Karyawan,Yogyakarta,

[email protected]

x

Page 23: TAUFIK ANSORI (2004-21-102) Jurusan Teknik Industri ... · jenis lem yang terbaik dari 3 jenis lem yang ada di tinjau dari kriteria dukungan teknisi,harga,efisiensi ... •Prioritas

Kusuma, Arif.Diktat 2004 ,Kuliah Pengendalian Kualitas.Jakarta Universitas Indonusa Esa Unggul.

Potential Failure Mode and Effect Analysis. Third edition USA :

Daimler Crysler Coorporation,General Motor Coorporation,Ford

Motor Company.2001.

Suseno, Mulyo. Diktat Kuliah Pengendalian Kualitas. 2004, Universitas Indonusa Esa Unggul , Jakarta.

Saaty,Thomas L 1990 .The Analytical Hierarchy Process. Pittsburgh University

Tim Asisten Praktikum Pengendalian Kualitas, 2007, Modul Praktikum Pengendalian Kualitas, Indonusa Quality

Centre, Jakarta.

xi