ta_teori keagenan bab 9

14
RMK KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN MANAJEMEN LABA Disusun Oleh : I Made Adi Gunawan 12F014011 MAGISTER AKUNTANSI

Upload: adi-gunawan

Post on 12-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas teori keagenan

TRANSCRIPT

Page 1: Ta_teori Keagenan Bab 9

RMK KOMPENSASI EKSEKUTIF

DAN MANAJEMEN LABA

Disusun Oleh :

I Made Adi Gunawan 12F014011

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MATARAM

2015

Page 2: Ta_teori Keagenan Bab 9

A. GAME THEORY

Game Theory berusaha untuk membuat model dan memprediksi hasil dari

konflik antar individu-individu yang rasional. Model dari Game Theory ini

diperlukan untuk dapat memahami secara tepat perhatian manajemen terhadap

pelaporan keuangan. Game Theory melibatkan interaksi dua atau lebih pemain

dimana diasumsikan bahwa setiap pemain akan berusaha untuk memaksimalkan

tingkat utilitas yang diharapkannya.

Pada game theory, selain melibatkan pertimbangan alamiah dari keadaan yang

biasanya random terjadi, para pemain juga mempertimbangkan tindakan yang

dilakukan oleh pemain lainnya. Karena sulit diprediksi, Game Theory menjadi

lebih kompleks dibandingkan dengan teori keputusan dan teori investasi.

Terdapat dua jenis Game Theory yaitu Non-Cooperative Game dan

Cooperative Game.

B. A NON – COOPERATIVE GAME MODEL OF MANAGER –

INVESTOR CONFLICT

Dalam Non-Cooperative Game, para pemain bertindak secara individu dan

tidak melakukan perjanjian yang saling mengikat untuk memaksimalkan utilitas

yang mereka harapkan. Contoh dari kondisi yang dihasilkan dalam game ini

adalah industri dalam pasar oligopoli.

Konflik antara constituencies (kelompok user laporan keuangan) dapat di

modelkan dalam sebuah permainan,ketika keputusan dari masing – masing

constituencies tidak dapat disatukan.

Investor menginginkan informasi yang relevan dan reliable dalam laporan

keuangan untul membantu menilai resiko dan expected value dari

investasinya sedangkan manajer tidak ingin mengungkan semua informasi yang

di inginkan investor.manager lebih suka tidak mengungkapkan kebijakan

akuntansi.selain untuk manajer juga takut jika terlaly banyakinformasi

yang dikeluarkan akan menguntungkan kompetitornya.

Situasi seperti ini dimodelkan dalam non – cooperative game, karena

sulit untuk mencapai agreement antara manajer dan investor mengenai

informasi spesifik seperti apa yang harus disediakan. Agreement yang akan

Page 3: Ta_teori Keagenan Bab 9

di capai akan membutuhkan banyak biaya karena keputusannya harus

dinegosiasikan pada semua user yang memiliki kebutuhan yang

berbeda terhadap informasi dalam laporan keuangan

Situasi mayoritas professional accounting standard setting bodies

menggunakan pendekatan decision usefulness yang diturunkan dari teorinya

nya. manajer akan menggunakan kebijakan akuntansi yang disarankan standar

stater (menggambarkan kepentingan investor ) dan full disclosure . Dalam

asumsi positive accounting theory ,manajer adalah invidu rasional yang memicu

timbulnya tindakan opportunistic terlihat jelas bahawa manajemen memiliki

kepentingan sendiri untuk memilih kebijakan akuntansi.sehingga juga dapat

diasumsikan bahwa laporan keuangan disajikan dengan full disclosure dan

tidak dapat diasumsikan bahwa kebijakan akuntansi dipilih berdasarkan

kegunaannya terhadap shareholder dan investor.

Dari konflik yang terjadi, terlihat bahwa masalah pemilihan kebijakan

akuntansi tergantung dari hasil yang dihasilkan.sehingga dewan accounting

sebainya berfokus pada adanya hasil bagi kedua pihak ketika peraturan atau

standar

C. SOME MODELS OF COOPERATIVE GAME THEORY

Jika sebelumnya di Non-Cooperative Game terjadi beragam konflik antar

pemain, banyak wilayah lain di akuntansi yang justru mencerminkan tipe

cooperative game. Dalam Cooperative Game, beberapa pemain melakukan

perjanjian yang saling mengikat untuk memaksimalkan utilitas yang mereka

harapkan. Contoh dari kondisi yang dihasilkan dalam game ini adalah Kartel

dimana setiap anggotanya didorong untuk saling mendukung dalam memperoleh

laba jangka pendek yang tinggi. Perjanjian ini bisa digambarkan dalam bentuk

kontrak.

Ada dua tipe kontrak utama yang memiliki implikasi terhadap teori akuntansi

keuangan yaitu kontrak karyawan dan kontrak hutang.

1. TEORI AGENSI: Kontrak Karyawan

Agency Theory merupakan cabang dari Game Theory yang mempelajari

desain kontrak-kontrak untuk memotivasi agen yang rasional untuk bertindak

Page 4: Ta_teori Keagenan Bab 9

sesuai kepentingan pemilik pada kondisi kepentingan agen  bertentangan

dengan kepentingan pemilik. Disini terjadi konflik dalam kontrak karyawan

yang merupakan perjanjian mengikat antara pemilik perusahaan dengan

manajer atasnya.

Secara normal, pihak pemilik menginginkan tingkat pengembalian yang

tinggi atas investasi yang dilakukan yang berarti memaksimalkan tingkat

utilitas mereka. Disisi lain manajer sebagai agen juga memiliki tujuan

memaksimalkan utilitas mereka melalui imbalan atau upah yang didapat.

Usaha yang dilakukan manajer untuk memenuhi keinginan pemilik

tergantung pada imbalan yang mereka terima. Manajer di satu sisi dapat

bekerja lebih keras untuk memperoleh imbalan yang maksimal, namun di sisi

lain manajer dapat bekerja seadanya dengan tetap memperoleh imbalan yang

pantas. Alasan manajer bekerja seadanya adalah adanya faktor eksternal

berupa kondisi ekonomi yang baik sehingga mendorong kinerja mereka

menjadi terlihat bagus. Pada kondisi ekonomi yang buruk, kinerja manajer

juga tidak dapat menjadi sasaran kesalahan yang utama.

Untuk mengatasi kondisi di atas maka diperlukan suatu desain kontrak

yang dapat mengendalikan moral hazard manajer. Beberapa solusi yang dapat

dipilih oleh pemilik antara lain:

a. Mengangkat manajer dan membiarkan manajer berkinerja seadanya. Pada

kondisi ini  utilitas pemilik tidak akan maksimal sehingga perlu untuk

lebih memperhatikan opsi lainnya.

b. Melakukan pengawasan secara langsung. Jika pemilik dapat secara

ekonomis mengawasi kinerja manajernya maka permasalahan di atas dapat

diatasi. Pemilik juga memiliki pilihan untuk dapat merubah jumlah

imbalan dalam kontrak jika manajer gagal memenuhi kinerja yang

maksimal. Hal ini tentu saja mendorong manajer untuk berkinerja secara

maksimal. Pilihan ini disebut sebagai terbaik pertama.

c. Melakukan pengawasan secara tidak langsung. Terkadang tidak mudah

dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajer oleh pemilik.

Pada kondisi ini pemilik membiarkan manajer berkinerja seadanya. Akan

tetapi pemilik memiliki pilihan untuk dapat merubah jumlah imbalan

Page 5: Ta_teori Keagenan Bab 9

dalam kontrak sebagai ganti rugi atas utilitas yang tidak maksimal. Hal ini

juga pada akhirnya mendorong manajer untuk berkinerja secara maksimal.

d. Pilihan selanjutnya adalah pemilik dapat menyewakan perusahaan kepada

manajer. Pada poin ini, pemilik menyerahkan segala urusan kepada

manajer dan cenderung puas menerima imbalan pasti berupa pendapatan

sewa dengan mengorbankan utilitas yang diharapkan oleh pemilik.    

e. Memberikan manajer bagian atas laba. Pilihan ini dianggap sebagai

alternatif paling efisien jika kontrak terbaik pertama tidak dapat

diterapkan. Disini pemilik akan memberikan bagian atas kinerja

perusahaan kepada manajer. Kendala yang muncul adalah kinerja manajer

baru dapat diamati pada periode selanjutnya. Padahal kompensasi atas

manajer dilakukan pada akhir periode berjalan. Solusi atas kendala ini

adalah menentukan dasar kompensasi pada ukuran kinerja yang sesuai

misalnya pendapatan bersih.

2. TEOARI AGENSI: Kontrak Hutang

Merupakan perjanjian mengikat yang dilakukan antara manajer perusahaan

dengan pemegang obligasi. Masalah moral hazard yang lain adalah kontrak

antara kreditor (bondholder) dan perusahaan  (manager  perusahaan),  di 

mana  bondholder  sebagai  principal  dan  manager  sebagai  agent.  Manager

dapat bertindak berlawanan dengan kepentingan kreditor. 

Kreditor yang rasional akan mengantisipasi tindakan tersebut, yaitu

dengan meningkatkan tingkat bunga  untuk pinjaman yang diberikan pada

perusahaan. Akibatnya, manager akan memiliki insentif untuk  berkomitmen

tidak melakukan  tindakan  yang  berlawanan  dengan  kepentingan  kreditor. 

Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  memasukkan  suatu  perjanjian  dalam 

lending  agreement,  yaitu  bahwa  manager  setuju  untuk  membatasi 

dividen  yang  dibagikan dan membatasi tambahan pinjaman selama hutang

masih belum lunas.

D. IMPLICATION OF AGENCY THEORY FOR ACCOUNTING

1. Model Egency Holmstrom

Page 6: Ta_teori Keagenan Bab 9

Holmstrom mengasumsikan bahwa usaha dari agen tidak

dapat diamati oleh principal tetapi payoff nya dapat diamati pada akhir

periode tertentu. Di lain pihak, Feltham dan Xie (1994) menunjukan

bahwa model holmstrom atas kasus payoff tidak dapat diamati ,jika

sekumpulan manajer mungkin melakukan aksi yangkonstan.

Holmstrom menunjukkan secara formal bahwa sebuah kontrak

yang didasarkan pada sebuah perngukuran performa seperti net

income kurang efisien daripada first best. Sumber dari kerugian efisiensi

adalah kebutuhan agen yang risk averse untuk mentoleransi

risiko dalam rangka menghasilkan kecenderungan untuk menolak.

Hal ini mengakibatkan mUnculnya sebuah pertanyaan apakah

second-best contract dapat dibuat lebih efisien dengan

mendasarkannya pada pengukuran second performance dalam

penambahannya pada net income, sebagai contoh harga saham juga

merupakan informasi mengenai performa manajer.

Holmstrom menyatakan bahwa menyediakan pengukuran yang ke

dua (harga saham) juga dapat di observasi, dan memberikan

beberapa informasi mengenai usaha manajer yang terkandung dalam

pengukuran yang pertama. Sebagai efeknya, net income dan harga

saham bersama – sama akan memberikan refleksi yang lebih baik

mengenai usaha manajer sekarang dari pada hanya salah satu saja

.tentu saja harga saham cenderung tidak stabil dan dipengruhi oleh

kejadian ekonomi secara luas.

Namun analisa Holmstrom menunjukkan bahwa tidak peduli

seberapa mengganggunya variabel kedua, variabel tersebut dapat

digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari second-best constract jika

variabel tersebut mengandung paling sedikit beberapa tambahan

informasi usaha.

Pertanyaan yang kemudian muncul menjadi satu dari proporsi

relative dari kompensasi yang di dasarkan pada net income ,versus

didasarkan pada harga saham ,dalam compensation contarcts

,sehingga ,implikasi menarik dari model holmstrom adalah bahwa

Page 7: Ta_teori Keagenan Bab 9

seiring dengan net income bersaing dengan sumber informasi

lainnya untuk investor dalam teori pasar sekuritas efisien, net income

juga bersaing dengan sumber informasi lainnya untuk memotivasi

manajer dalam agency theory.

Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai apa krateristik

yang dimiliki sebuah pengukuran performa jika pengukuran tersebut

digunakan untuk konstribusi pada afficient compensation contract.

Salah satu krakteristiknya adalah sensitivitasnya .sensitivitas adalah rate

dimana nilai ekspektasi dari sebuah pengukuran performa meningkat

seiring dengan manajer bekerja keras atau menurun jika terjadi

sebaliknya .krateristik penting lainnya. Karakteristik yang diperlukan

oleh net income jika digunakan untuk mengukur performa tidak sama

jika digunakan sebagai input yang berguna dalam keputusan investasi

.dapat disimpulkan bahwa tantangan untuk akuntan untuk matain dan

meningkatkan peran dari net income sebagai pengukuran

performa seorang manajer adalah menghasilkan angka

net income yang mempresentasikan tradeoff terbaik yang mungkin antar

sensitivitas dan keakuratan.

2. Rigidity of contracts

Contract cenderung untuk rigid pada waktu di

tandatangani.Alasan untuk regiditas ini memerlukan beberapa diskusi .di

lain pihak ,kita mungkin bertanya jika konsekuensi ekonomi

mempunyai tempat dalam contract yang di ikuti oleh manajer

,mengapa tidak menegosiasi ulang contract yang mengikuti

perubahan dalam GAAP atau state realisasi lainnya. Kontrak yang tidak

mengantisipasi semua state realisasi yang mungkin adalah tidak lengkap.

Membangun sebuah provisi normal untuk negosiasi kembali

constract dibawah tangan adalah mungkin ,namun jika negosiasi

kembali tersebut adalah baik untuk manajer ,prospek dari

negosiasi kembali tersebut mengurangi usaha einsentif manajer ,yang

tidak termasuk dalam ketertarika investor. Dalam efeknya ,konsekuensi

dari memasuki contracts hanya karena itu adalah contracts ,state

Page 8: Ta_teori Keagenan Bab 9

realisasi yang tidak kelihatan sebelumnya menyebabkan biaya atas

perusahaan atau manajer tersebut.manajer yang unfavourably

dipengaruhi oleh sebuah perubahan dari peraturan – peraturan

akuntansi in midstream mungkin ditekan untuk menghilangkan

ketidaksukaan mereka pada akuntans yang memperkenalkan

perubahan perturan daripada pihak lainnya.

E. RECONCILIATION OF EFFICIENT SECURITIES MARKET THEORY

WITH ECONOMICS CONSEQUENCES

Agency teory mendemonstrasikan kontrak kompensasi yang mungkin

paling baik biasanya mensuport kompensasi manajer pada manajer pada satu

atau lebih pengukuran performa, kemudian manajer memiliki motivasi

untuk memaksimalkan performa mereka.

Sejak performa yang lebih tinggi membawa pada ekspektasi payoff

yang lebih tinggi ,ini merupakan tujuan yang ingin dicapai shareholders.

Aligment ini menjelaskan mengapa peraturan akuntansi mempunyai

konsekuensi ekonomi ,di samping implikasi dari teori pasar sekuritas yang

efisien. Kadang itu merupakan rigiditas yang diproduksi oleh the signing of

binding, contracts yang tidak lengkap yang menciptakan managers,concern

dan yang membawa pada intervensi mereka dalam proses standard – setting

.regiditas tersebut tidak dapat berbuat apa – apa dengan apakah perubahan

peraturan akuntansi mempengaruhi arus kas.

Sehingga ,konsekuensi ekonomi dan pasar sekuritas efisien tidak

selalu tidak konsisten .kadang mereka dapat digabungkan dengan positive

accounting theory .dengan dukungan normative dari agency teory yang

menyarankan perusahaan memasuki employment dan debt contract yang

bergantung pada informasi akuntansi

CONCLUSIONS

Agency theory merupakan salah satu teori yang muncul dalam

Page 9: Ta_teori Keagenan Bab 9

perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan

model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia

dalam model ekonomi. Dalam Agency Theory mengenal adanya Asymmetric

Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan

karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen.

Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota

dalam perusahaan dimana principal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal

merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas

nama prisipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh

principal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk

mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanat oleh prinsipal kepadanya.

Inti dari Agency Theory ( Teori Keagenan) adalah pendesainan kotrak

yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal

terjadi konflik kepentingan. Inti dari Game Theory itu sendiri lebih kepaada 2

hal yaitu Cooperative & Non–Coperative. Implikasi dari Teori Agensi

terhadap Akuntansi (1) Model Egency Holmstrom, (2) Rigidity of contracts,

(3) Reconciliation of efficient securities market theory.