tatacara penulisan naskah publikasi 1. 3

35
TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. Naskah Publikasi 1. Naskah Publikasi diketik dalam kertas HVS 80 Gram ukuran kuarto (A4). 2. Margins Top 2cm, Left 2cm, Bottom 2cm, Right 2cm 3. Pengetikan Jenis Huruf a. Judul tidak boelh lebih dari 20 kata. Penulisan judul hurif Kapital, jenis huruf time new roman font 14. b. Judul berjalan maksimal 50 huruf. c. Logo UNISM berukuran 4cmx4cm. d. Naskah Publikasi diketik dengan huruf, Times New Roman, font size 12 kecuali catatan kaki (font size 10), line spacing 2 (double), spacing before dan after 0 pt. e. Naskah diketik dengan komputer memakai aplikasi olah kata, misal Ms. Word. f. Jarak Baris Jarak antara baris satu dengan yang lain dibuat spasi 2 spasi kecuali kutipan langsung yang panjangnya lebih dari 5 baris, intisari, catatan kaki dan daftar pustaka menggunakan spasi tunggal atau satu spasi. Khusus untuk kutipan langsung diketik agak menjorok kedalam dengan 5 ketukan. Naskah ditulis maksimal 15 halaman. 4. Abstrak Merupakan ulasan singkat mengenai permasalahan penelitian yang dilakukan, tujuan dari penelitian, pendekatan atau metode yang digunakan, hasil-hasil penelitian yang penting, dan simpulan utama dari hasil penelitian. a. Abstrak ditulis dengan spasi tunggal (1 spasi) menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Maksimum penulisan 250 kata yang tidak memiliki referensi dan tidak mengandung angka, singkatan, akronim atau pengukuran kecuali sangat penting. b. Abstrak harus dimulai dengan pengenalan yang jelas dari dua atau tiga kalimat menyebutkan latar belakang penelitian. c. Selanjutnya, menyatakan tujuan penelitian, metode, hasil penelitian dengan penekanan pada temuan yang unik atau temuan baru yang disajikan secara informatif dan faktual. d. Berikan satu atau dua kalimat untuk membahas temuan atau prospek. e. Diakhiri dengan simpulan dari hasil penelitian. f. Pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel tidak dibolehkan.

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

1. Naskah Publikasi

1. Naskah Publikasi diketik dalam kertas HVS 80 Gram ukuran kuarto (A4).

2. Margins Top 2cm, Left 2cm, Bottom 2cm, Right 2cm

3. Pengetikan

Jenis Huruf

a. Judul tidak boelh lebih dari 20 kata. Penulisan judul hurif Kapital, jenis huruf time new

roman font 14.

b. Judul berjalan maksimal 50 huruf.

c. Logo UNISM berukuran 4cmx4cm.

d. Naskah Publikasi diketik dengan huruf, Times New Roman, font size 12 kecuali catatan

kaki (font size 10), line spacing 2 (double), spacing before dan after 0 pt.

e. Naskah diketik dengan komputer memakai aplikasi olah kata, misal Ms. Word.

f. Jarak Baris

Jarak antara baris satu dengan yang lain dibuat spasi 2 spasi kecuali kutipan langsung

yang panjangnya lebih dari 5 baris, intisari, catatan kaki dan daftar pustaka

menggunakan spasi tunggal atau satu spasi. Khusus untuk kutipan langsung diketik agak

menjorok kedalam dengan 5 ketukan. Naskah ditulis maksimal 15 halaman.

4. Abstrak

Merupakan ulasan singkat mengenai permasalahan penelitian yang dilakukan, tujuan dari

penelitian, pendekatan atau metode yang digunakan, hasil-hasil penelitian yang penting,

dan simpulan utama dari hasil penelitian.

a. Abstrak ditulis dengan spasi tunggal (1 spasi) menggunakan bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris. Maksimum penulisan 250 kata yang tidak memiliki referensi dan tidak

mengandung angka, singkatan, akronim atau pengukuran kecuali sangat penting.

b. Abstrak harus dimulai dengan pengenalan yang jelas dari dua atau tiga kalimat

menyebutkan latar belakang penelitian.

c. Selanjutnya, menyatakan tujuan penelitian, metode, hasil penelitian dengan penekanan

pada temuan yang unik atau temuan baru yang disajikan secara informatif dan faktual.

d. Berikan satu atau dua kalimat untuk membahas temuan atau prospek.

e. Diakhiri dengan simpulan dari hasil penelitian.

f. Pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel tidak dibolehkan.

Page 2: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

g. Penulisan abstrak diikuti maksimal 6 kata kunci (keyword), untuk kata kunci yang

berbahasa inggris dicetak miring, dan kata yang pertama pada setiap kata kunci harus

yang paling penting berdasarkan urutan abjad.

h. Pada setiap kata kunci di tulis dengan huruf besar pada awal kata kunci pertama.

i. Abstrak dibuat ke dalam 2 versi bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

dengan penulisan Italic.

5. Daftar Pustaka

Setidaknya 50% daftar Pustaka primer (jurnal artikel).

Page 3: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Literatur Review Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD………………………..

1

PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD:

LITERATUR REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

Anjela Kasemi

NIM: 111944419123434

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2020

Page 4: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Literatur Review Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD………………………..

2

Pembimbing I

Pembimbing II

Nama dan gelar

NIK. …..

Nama dan gelar

NIK. ….

HALAMAN PENGESAHAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD:

LITERATUR REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

Anjela Kasemi

NIM: 111944419123434

Telah Disahkan Oleh Pembimbing Pada Tanggal 30 Juli 2020

Page 5: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Literatur Review Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD………………………..

1

PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD:

LITERATUR REVIEW

Anjela Kasemi¹*, Nurul Hidayah2, Dwi Sogi Sri Redjeki3

¹Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Kesehatan Univeritas Sari Mulia

²Prodi Profesi Bidan, Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

*Email: [email protected] Telfon: 0899**********

ABSTRAK

Latar Belakang: Keluarga berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk

mengantisipasi kelahiran, mencapai jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan

waktu kelahiran mereka. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik fleksibel dipasang dalam rahim.

Tujuan: Mengetahui Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi IUD.

Metode: Pada penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur review dengan menggunakan

beberapa sumber jurnal atau artikel yang di pilih berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan. Hasil

dari 11 jenis litertur review terdapat 5 jurnal mengatakan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD

Baik, 2 jurnal mengatakan pengetahuan ibu cukup, dan 3 jurnal lainnya terdapat bahwa pengetahuan

ibu juga sangat berhubungan dengan dukungan dari lingkungan.

Kesimpulan: Pendidikan, lingkungan, serta usia sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang terhadap sesuatu salah satunya pengetahuan tentang IUD.

Kata kunci: Kontrasepsi IUD dan Gambaran Pengetahuan.

ABSTRACT

Background: Family planning (KB) allows age couples to give birth, reach the number of children

they want, and adjust the distance and time of their birth. IUD (Intra-Uterine Device) or

Contraception in the Uterus (IUD) is a contraceptive device made of plastic that is installed in the

uterus.

Purpose: The purpose of this journal review is to find out the description of your mother's knowledge

about IUD contraception.

Method: This research uses a literature review study approach using several journal sources or

articles that are selected based on the criteria that have been set. The results of 11 types of review

litertur there are 5 journals said that the mother's knowledge about IUD contraception is good, 2

journals said that the mother's knowledge is sufficient, and 3 other journals found that the mother's

knowledge is also very related to environmental support.

Conclusion: Education, environment, and age greatly affect the level of one's knowledge of

something, one of which is knowledge of the IUD.

Keywords: IUD contraception and knowledge description.

Page 6: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

2

Pendahuluan

Menurut UU no 52 tahun 2009,

keluarga berencana (KB) merupakan upaya

mengatur kelahiran anak, usia ideal

melahirkan, kehamilan, melalui promosi,

perlindungan dan bantuan sesuai hak

reproduksi untuk tercapainya keluarga yang

berkualitas (UUD RI, 2009). Keluarga

berencana (KB) dapat memungkinkan

pasangan usia subur untuk mengantisipasi

kelahiran, dan mengatur jarak dan waktu

kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka

ingini. Hal ini dapat dicapai melalui

penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan

infertilitas (World Healt Organisasi, 2016).

Program pengendalian pertumbuhan

penduduk tersebut dapat di wujudkan dengan

menyusun beberapa kebijakan salah satunya

adalah peningkatan pemakaian kontrasepsi

yang lebih efektif serta efesien untuk jangka

waktu panjang. Sasaran program KB

merupakan Pasangan Usia Subur (PUS) yang

dititik beratkan pada kelompok Wanita Usia

Subur (WUS) berada pada kisaran 15-49 tahun

(Kemenkes RI, 2014). Tingginya laju

pertambahan penduduk di indonesia

menjadikan pemerintah berupaya terus

menekan laju pertumbuhan penduduk dengan

program Kelurga Berencana (KB).

Indonesia merupakan negara

berkembang dengan penduduk terbesar

keempat dunia dengan penduduk 2.376 juta

jiwa. Pertumbuhan laju penduduk (LPP)

sebesar 1,49% jumlahnya terus akan

bertambah sekitar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya

(BKKBN, 2015). Penggunaan kontrasepsi

sangat berperan besar dalam

meminimalisirkan angka kelahiran dan

peledakan penduduk di indonesia, terutama

kontrasepsi IUD karena kontrasepsi tersebut

dapat digunakan dalam waktu jangka panjang

dan kontrasepsi tersebut adalah kontrasepsi

non hormonal.

Ada beberapa macam metode

kontasepsi atau alat kontrasepsi berupa

Kontrasepsi Sederhana meliputi Metode,

Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode

Lendir Serviks,Amenorhoe Laktasi (MAL)

Metode suhu basal badan, dan lendir servik

dan kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu

kondom,dan Simptotermal perpaduan antara

suhu basal diafragma, cup serviks dan

Page 7: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

3

spermisida, Metode kontrasepsi hormonal ada

dua yaitu suntik/injeksi dan pil, dan Metode

Kontrasepsi Mantap adalah(MOP) Metode

Oprasi Pria, dan Metode Operasi Wanita

(MOW), serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR) atau IUD. (Handayani, 2010).

IUD (Intra Uterine Device) Alat

Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) yaitu alat

kontrasepsi yang terbuat dari plastik fleksibel

yang dipasang dalam rahim. Kontrasepsi yang

paling cocok untuk ibu setelah melahirkan dan

ibu yang menyusui tidak menekan produksi

ASI adalah Alat Kontarsepsi Dalam Rahim

(AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD),

suntikan KB yang 3 bulan, mini pil dan

kondom (BKKBN, 2014).

Permasalah utama yang ada pada saat

ini yaitu masih yaitu rendahnya pengguna KB

Intra Uterine Device (IUD), Sedangkan

pengguna jenis KB yang lainnya meningkat.

Jumlah penggunaan IUD yang masih rendah

disebabkan oleh bermacam faktor. Menurut

Suparyanto, (2012) dalam artikelnya

mengatakan beberapa faktor yang

menyebabkan rendahnya penggunaan

kontrasepsi IUD antara lain Faktor internal,

takut, Pengalaman,pemahaman yang salah

mengenai IUD, pendidikan Pasangan Usia

Subur (PUS) yang rendah, rish dan malu, dan

adanya penyakit. Faktor eksternal,

pemasangan IUD yang terlihat di prosudur itu

rumit, pengaruh dan pengalaman akseptor IUD

lainnya, sosial budaya, ekonomi dan

pekerjaan.

Menurut WHO, tahun 2018 hampir 380

juta pasangan menjalankan program Kelurga

Berencana, dan 65-75 juta diantaranya di

negara berkembang yang menggunakan

kontrasepsi hormonal yaitu, pil KB. Tetapi 5%

dari jumlah pengguna tersebut tidak

melakukan konsumsi secara teratur sehingga

sangat beresiko tinggi terjadi kehamilan

(Kemenkes RI, 2018).

Data dari BKKBN (Badan Koordinasi

Kelurga Berenca Nasional) menunjukan

bahwa jumlah peserta KB baru menurut

metode kontrasepsi tahu 2018 yaitu IUD

36.601 (6,87%), MOW 7.867(1,48%), MOP

547 (0,10), implant 51.843 (9,73%), kondom

27.997 (5,25%), suntik 278.333 (52,21%) dan

pil 129.880 (24,36%). Berdasarkan data

tersebut di ketahui bahwa 3 pola penggunaan

Page 8: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

4

kontrasepsi di indonesia masih didominasi

oleh kontrasepsi hormonal dan bersifat jangka

pendek (BKKBN (2018): Dalam Kemenkes

RI, 2018).

Menurut hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Fitri Nadia (2019) dengan judul

Pengetahuan PUS Tentang Kontrasepsi IUD di

Wilayah Kerja Puskesmas Sukalaksana Kota

Tasikmalaya Tahun 2019 menunjukan bahwa

pengetahuan PUS termasuk kategori kurang

yaitu 67 orang (68,3%). Puskesmas

Sukalaksana Diharapkan lebih

mengintensifkan kegiatan program

penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak, terutama

dalam menyampaikan informasi tentang

metode kontrasepsi KB IUD khususnya

mengenai keuntungan dan kerugian serta efek

sampingnya sehingga informasi seputar alat

kontrasepsi khususnya KB IUD lebih sering

disampaikan untuk dapat dipahami dan

dimengerti oleh Akseptor KB.

Menurut penelitian yang di lakukan

oleh Ahmad Syahlani, Dwi Sogi Sri Redjeki,

dan Rini(2013) dengan judul hubungan

penggunaan kontrasepsi hormonal dan

pengetahuan ibu tentang perawatan organ

reproduksi dengan kejadian keputihan si

wilayah kerja puskesma pekauman Terdapat

hubungan antara penggunaaan pengetahuan

ibu tentang perawatan organ reproduksi dan

kontrasepsi hormonal dengan kejadian

keputihan. Penelitian menyarankan untuk

petugas kesehatan dapat menjelaskan kepada

akseptor KB efek samping penggunaan

kontrasepsi hormonal dan dapat menjelaskan

cara perawatan organ reproduksi.

Berdasarkan data yang didapatkan dari

Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, mulai dari

tahun 2016 sampai tahun 2018 ditemukan 1

Puskesmas yang tidak ada pengguna

kontrasepsi IUD yaitu puskesmas kelayan

dalam (Dinkes Kota Banjarmasin, 2018).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di

lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan

Dalam tanggal 4 februari 2020 peneliti

mewawancarai 6 orang akseptor KB, dari

wawancara tersebut ada 4 orang yang

mengatakan kurang mengetahui informasi

tentang kontrasepsi IUD dan 2 orang lainnya

cukup mengetahui seperti keuntungan dari

pemakaian.

Page 9: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

5

Bahan dan Metode

Metode penelitian menggunakan literature

review. Metode literature reviewmerupakan

bentuk penelitian yang dilakukan melalui

penelusuran dengan membaca berbagaisumber

baik buku, jurnal, dan terbitan- terbitan lain

yang berkaitan dengan topik penelitian,untuk

menjawab isu atau permasalahan yang ada

(Neuman, 2011).

Hasil

Hasil review jurnal berdasarkan

karakteristik umur, tingkat pendidikan dan

pekerjaan. Sebanyak 10 jurnal yang didaptkan

yaitu 5 jurnal mengatakan tingkat pengetahuan

ibu baik, 4 jurnal mengatakan tingkat

pengetahuan ibu cukup baik, dan 1 jurnal

lainnya mengatakan bahwa adanya hubungan

antra dukungan suami dan dalam pemilihan

kontrasepsi IUD.

Pembahasan

Pengetahuan Tentang Kontrasepsi IUD

Menurut jurnal kesehatan histolok

dengan judul penelitian yaitu Gambaran

pengetahuan wanita usia subur tentang

kontrasepsi IUD. Hasil yang didapatkan pada

penelitian ini yaitu pengetahuan pasangan usia

subur mengenai keluarga berencana didesa

kalirijo kabupaten pasawaran tahun 2015

dengan kategori cukup baik, karena

berdasarkan pengolahan data di peroleh hasil

kategori pengetahuan kurang baik adalah

dengan pendidikan rendah.Hal ini sejalan

dengan teori yang menyatakan bahwa

pengetahuan adalah hasil dari rasa ingin tahuan

melalui beberapa proses seperti sensoris pada

mata dan telinga terhadap objek tertentu (

Donsu, 2016). Berdasarkan hasil dari

penelitian dan teori, rendah tingginya

pengetahuan seseorang ter, karena gantung

pada keinginan diri sendiri terhadap sesuatu

tertentu.

Menurut jurnal keperawatan dengan

judul Gambaran tingkat pengetahuan dalam

pemilihan alat kontrasepsi IUD pada PUS.

Hasil yang didapatkan Pengetahuan usia subur

di walayah bandung kulon tergolong

baik,karena berdasarkan pengolahan data di

peroleh hasil kategori pengetahuan baik adalah

usia yang diatas 35 tahun.

Hal ini sejalan dengan teori yang

menyatakan usia mempengaruhi pola pikir

Page 10: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

6

seseorang. Bertembahnya usia akan semakin

berkembang pola pikir serta daya tangkap

sesorang sehingga pengetahuan yang di

peroleh akan semakin banyak.

Berdasarkan hasil dari penelitian dan

teori usia mempengaruhi pola pikir seseorang.

Seseorang mempunyai pengetahuan yang baik

tentang kontrasepsi IUD maka akan lebih

memilih memekai IUD, dan sealiknya.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

Gambaran pengetahuan ibu multipara tentang

kontrasepsi IUD. Hasil yang didapatkan yaitu

cukup, hal ini alasan mereka tidak

menggunakan KB IUD karena di pengaruhi

oleh beberapa faktor prilaku dimana faktor

perilaku seseorang atau masyarakat ditentukan

oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan

tradisi

Hal ini sejalan denga teori yang

membahas faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu pendidikan, sosial budaya,

sumber informasi, lingkungan, pengalaman

dan usia. (Fitriani dalam Yuliana, 2017)

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan

seseorang dapat mempengaruhi beberapa

pilihan seperti pemilihan tentang kontrasepsi.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

Studi diskriptif tingkat pengatahuan ibu

tentang kontrasepsi IUD. Hasil yang

didapatkan tingkat pengetahuan ibu sebagian

besar tergolong baik dengan 49 responden.

Karena berdasarkan kategori penelitian berupa

baik, cukup dan kurang hasilnya menunjukan

pengetahuan responden baik.

Hal ini sejalan dengan teori yanng

membahas tentang karakteristik yaitu baik

jawaban benar 76-100 %, cukup jawaban benar

56-75%, dan kurang bila jawban benar <56%.

(Arikunto, 2010).

Dapat di simpulkan bahwa tingkat

pendidikan, umur, dan pekerjaan sangat

mempengaruhi tingkat pengetahuan kusus nya

pada pemilihan kontrasepsi.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

gambaran pengetahuan usia subur tentang

kontrasepsi IUD. Hasil yang didapatkan pada

penelitian ini yaitu WUS pengetahuan tentang

IUD sebagian besar responden memiliki

pengetahuan baik. Karena sudah penelitian ini

menggunakan karakteristik baik, cukup,

kurang yang menunjukan pada hasil tingkat

pengetahuan.

Page 11: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

7

Hal ini sejalan dengan teori yanng

membahas tenang kategori yaitu baik jawaban

benar 76-100 %, cukup jawaban benar 56-

75%, dan kurang bila jawban benar <56%.

(Arikunto, 2010)

Dapat di simpulkan bahwa tingkat

pendidikan, umur, dan pekerjaan sangat

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

kusus nya pada pemilihan kontrasepsi.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

hubungan pengetahuan dan dukungan suami

dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim

(akdr) pada PUS. Hasil yang didapatkan yaitu

dari dukungan suami terdapat hubugan

bermakna antara tingkat pengetahuan dan

pengguna AKDR dan tidak terdapat hubungan

dukungan suami dan pengguna AKDR.

Menurut Fitria dalam Yuliana (2017)

peningkatan pengetahuan tidak mutlak di

dapatkan melalui pendidikan formal maupun

nonformal. Pengetahuan seseorang terhadap

objek mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan negatif. Kedua aspek ini

menentukan sikap seseorang terhadap objek

tertentu.

Dapat di simpulkan, dukungan suami

berupa informasi yang didapatkan tentang

kontrasepsi baik dari orang lain atau media

masa sangat mempengaruhi tingkat

pengetahuan ibu.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan

pemakaian IUD di rumah bersalin. Hasil yang

didapatkan yaitu tidak ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu dengan

pemakaian IUD. Penelitian ini lebih

memilihkontrasepsi yang baik untuk dirinya

sendiri yang cocok dan di sepakati oleh suami.

Hal ini sejalan dengan teori

pengetahuan seseorang terhadap objek itu

berbeda-beda. (Yuliana, 2017). Keadaan

menunjukan bahwa semakin rendah

pengetahuan ibu tentang IUD, maka

pemakaian IUD semakin sedikit. Sebaliknya

semakin tinggi pengetahuan ibu tentang IUD,

semakin tinggi pula pemakaian IUD. Tetapi

tidak menutup kemungkinan jika pengetahuan

ibu tentang IUD baik, tidak menutup

kemungkinan pula ibu ingin memakai IUD

dikarenakan terdapat beberapa faktor yaitu, ibu

Page 12: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

8

takut dengan pemasangannya, atau tidak ada

dukungan oleh suami atau keluarga.

Penelitian yang berjudul gambaran

tingkat pengetahuan dan sikap akseptor

keluarga berencana mengenai alat kontrasepsi

IUD. Hasil yang didapatkan yaitu, tingkat

pengetahuan dan sikap akseptor keluarga

berencana mengenai alat kontrasepsi IUD di

puskesmas colomadu II karang anyar

tergolong baik. Alasannya karena didukung

dengan penyuluhan beberapa mengenai

kontrasepsi IUD dan pendidikan rsponden

yang sebagian besar SMA, yang ana ibu yang

memiliki pendidikan menengah cendrung

lebih memilih alat kontrasepsi IUD, karena

asumsi responden kontrasepsi IUD adalah alat

kontrasepsi yang tingkat efektivitas nya tinggi.

Sejalan dengan teori yang mana salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yaitu pendidikan dimana semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah

seseorang menerima informasi. (Fitria dalam

Yuliana, 2017)

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

tentang kontrasepsi IUD dapat di pengaruhi

oleh pendidikan seperti penyuluhan.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

pengetahuan wanita usia subur (WUS) dengan

penggunaan alat kontrasepsi IUD, dimana

hasil yang didapatkan yaitu adanya hubungan

pengetahuan WUS tentang alat kontrasepsi

IUD. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang

diliat dari pendidikan responden dengan

pendidikan SMP, pendidikan berhubungan

dengan banyaknya informasi yang di peroleh

semakin tinggi pendidikan informasi yang

diterima semakin banyak.

Sejalan dengan teori bahwa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan

dimana semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin mudah seseorang menerima

informasi. (Fitria dalam Yuliana, 2017)

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

selalu berhubungan dengan keputusan

seseorang dalam memilih hal tertentu, salah

satunya dalam pemilihan kontrasepsi.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

Factors Affecting The Participation Of

Husband To be acceptors of contraception In

BPM N Banjarmasin dimana Sali dari

penelitian ini yaitu tidak ada pengaruh

Page 13: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

9

partisipasi suami terhadap pekerjaan, usia

pendidikan dan pendapatan.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

David Kolb Learning Styles Influence on the

Achievement of Students at Midwifery Care in

Pregnancy dimana hasil dari penelitian

tersebut adalah tidak ada pengaruh gaya

belajar konvergen dan akomodator terhadap

prestasi siwa kebidanan care dalam kehamilan

di akademi kebidanan sari mulia banjarmasin.

Berdasarkan penelitian yang berjudul

Effectiveness Of Education For Knowledge

Use Of Genitalia Antiseptics For Adolescents

dimana hasil dari penelitian tersebut adalah

diketahui yang diberi pendidikan tentang

genetalia antiseptik aebagian besar putih dari

hasil responden memiliki hasil yang diberikan

sebelumnya

Berdasarkan penelitian yang berjudul

hubungan pengetahuan tentang kontrasepsi

dan dukungan suami dengan pemilihan

kontrasepsi IUD, dimana hasil dari penelitian

ini menunjukan bahawa pengetahuan tentang

kontrasepsi mempunyai hubungan yang

signifikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD

serta dukungan suami mempunyai hubungan

signifikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD.

Karena ibu yang berpengetahuan tinggi

cendrung lebih memilih kontrasepsi IUD dari

pada yang berpengatahuan rendah,

dikarenakan telah mengetahui kontrasepsi IUD

dengan baik. Dari sisi dukungan suami,

dukungan suami adalah dorongan yang

diberikan suami beruopa dukungan moril dan

materil dalam hal mewujudkan suatu rencana

yang dalam hal ini adalah pemilihan

kontrasepsi.

Menurut Fitri dalam Yuliana (2017)

lingkungan adalah suatu di sekitar individu

baik lungkungan sosial, fisik, maupun

biologis. Lingkungan mempengeruhi proses

masuknya pengetahuan kedalam individu yang

berada di lingkungan tersebut.

Maka dapat disimpulkan bahwa

dukungan suami sangat berpengaruh terhadap

pemilihan berupa kontrasepsi.

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada Universitas Sari

Mulia yang telah mengijinkan saya untuk

melakukan penelitian menggunakan metode

review jurnal dan terimakasih juga pada

pembimbing 1 dan 2 Nurul Hidayah, SST.,

Page 14: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

10

M.Kes dan Dr. RR. Hj. Dwi Sogi Sri Redjeki,

S.KG., M.Pd yang telah membimbing dalam

melakukan penelitian review jurnal ini.

Daftar Pustakan

Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto. S (2011). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

BKKBN. 2013. Pemantauan Pasangan Usia

Subur Melalui Mini Survei Indonesia.

Jakarta: BKKBN.

BKKBN. 2014. Pelayanan

Kontrasepsi.Jakarta: BKKBN

BKKBN. 2015. Profil Kependudukan dan

Pembangunan di Indonesia. Jakarta:

BKKBN.

Darmayanti. R, Damayanti. A, Alhariz. A.

2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan

Dalam Alata Kontrasepsi (IUD). J.

Keperawatan. [Internet] 7:2 Tersedia

Pada:

http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/j

urnalkes/article/view/23. [Diakses

oktober 2015].

Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2017.

Profil Kesehatan Kota Banjarmasin

Tahun 2018. Banjarmasin: Dinas

Kesehatan Kota Banjarmasin

Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2019.

Survei Demografikelurga Berencana

Di Banjarmasi. Banjarmasin: Dinkes

Kota Banjarmasin.

Donsu, J,D,T. 2016. Metodologi Penelitian

Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

Donsu, J.D.T., 2017. Psikologi Keperawatan.

Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRES

Glasier, A., Gebbie, A. (2012). Keluarga

Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

(Terjemahan: Brahm Pendit). Jakarta:

EGC

Handayani Sri. 2010. Pelayanan Keluarga

Berencana.Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan

Keluarga Berencana. Yogyakarta:

Pustaka Rihama.

Isnaini. N, Susilawati. 2019. Pengetahuan

wanita usia subur (WUS) Dengan

Penggunaan Alat Kontrasepsi intra

uterine device (IUD) Di BPS Yanti

Sanen Bandar Lampung. J. Kebidanan.

[Internet] 5: 167-171

Kemantrian Kesehatan Republik Indonesia.

2018. Angka Kematian Ibu dan Bayi di

Indonesia. Jakarta: Direktorat

Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia

Kementerian kesehatan republik

Indonesia.2018. Data dan informasi

profil kesehatan Indonesia tahun 2017.

Kemenkes

Mei. L, Tania. 2018. Hubungan Pengetahuan

Ibu Dengan Memakai IUD Di Rumah

Bersalin. [Internet]J. Kesehatan.

[Internet] 7(7):2 Tersedia Pada:

http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/j

urnalkes/article/view/23. [Diakses

oktober 2017].

Mularsih. S, Munawaroh. L, Ellina. D.

Hubungan Pengetahuan Dukungan

Suami Dengan Pemilihankontrasepsi

dalam rahim (AKDR) Pada Pasangan

Usia Subur (PUS). J. Kebidanan.

[Internet] 7(2):144-154. Tersedia Pada

http://jurnal.unimus.ac.id/index.pho/ju

r_bid

Nursalam,(2012).KonsepPenerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

KeperawatanPedoman Skripsi, Tesis

Dan Instrumen Penelitian

Page 15: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

11

Keperawatan. Jilid I.Jakarta : Salemba

Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.2014. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2015, Metode Penelitian

Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, Taufan, dan kawan-kawan. 2014.

Buku Ajar Obstetri dan Mahasiswa

Kebidanan.Yogyakrta: Nuha Medika

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pendekatan Praktis :

Jakarta : SalembaMedika.

Palimbo, A. Seri, R. dan Audina, D. 2015.

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu

Hamil Dengan Kecemasan Proses

Persalinan Di Bpm Hj. Maria Olfah. J.

Mahasiswa Progran Studi D IV Bidan

Pendidik. [Internet]. 1(1): 32-38.

Tersedia pada:

http://ojs.dinamikakesehatan

.unism.ac.id.

Proverawati A, Islaely A.D, dan Aspuah S.

2010. Panduan Memilih

Kontrasepsi.Yogyakarta: Nuha Medika

Rahmawati. D, Solikhah. S. 2017. Gambaran

Pengetahuan wanita usia subu (WUS)

Tentang Kontrasepsi IUD. Media Ilmu

Kesehatan. 6:2

Rahmawati. D, Shanti. A. 2019. Studi

Diskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Kontrasepsi IUD. J.

Kebidanan. [Internet] XI: 02 Tersedia

pada: http://ojs.dinamikakesehatan

.unism.ac.id.

Riyanto, A (2011). Aplikasi Metodologi

Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.

Numed.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Administratif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiono. Arief dan Edi, U. (2016). Analisa

Laporan Keuangan. Jakarta: PT.

Grasindo.

Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga

Berencana. Jakarta: Salemba Medika

Sulistyawati, A. .(2013).Pelayanan Keluarga

Berencana.Jakarta : Salemba Medika.

Syahlani, A. Redjeki, D.S.S, Dan, Rini. 2013.

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi

Hormonal Dan Pengetahuan Ibu

Tentang Perawatan Organ Reproduksi

Dengan Kejadian Keputihan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman

Banjarmasin. J. MahasiswaProgram

Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari

Mulia Banjarmasin, Program Studi

DIV Bidan Pendidik STIKES Sari

Mulia Banjarmasin, dan Akademi

Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin

[Internet] Tesedia pada:

http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.

id.

Redjeki, D.S.S Dwi, S.S, Hestiyana, N, dan

Herusanti, R. (2016) Faktor-Faktor

Penyebab Pernikahan Dini Di

Kecamatan Hampang Kabupaten

Kotabaru. J. Mahasiswa STIKES Sari

Mulia Banjarmasin AKBID Sari Mulia

Banjarmasin. [Internet] Tersediapada:

http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.

id.

Redjeki, D.S.S. Rochyanto, A. H. 2017.

Effectiveness Of Education For

Knowledge Use Of Genitalia

Antiseptics For Adolescents. J.

Advances in Economics, Business and

Management Research. 45. [Internet]

Page 16: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

12

Tersedia pada :

http://creativecommons.org/licenses/b

y-nc/4.0/

Redjeki, D.S.S, Ulfa, M. I. 2017.Factors

Affecting The Participation Of

Husband To be acceptors of

contraception In BPM N Banjarmasin.

J. Advances in Health Science

Research. 2. [Internet] Tersedia pada:

http://creativecommons.org/licenses/b

y-nc/4.0/

Redjeki, D.S.S . Sari, A. Kumaladewi, F. 2017.

David Kolb Learning Styles Influence

on the Achievement of Students at

Midwifery Care in Pregnancy. J.

Advances in Social Science, Education

and Humanities Research. 100.

[Internet] Tersedia pada :

http://creativecommons.org/licenses/b

y-nc/4.0/

Wijayanti, B. I. 2016. Hubungan Pengetahuan

Tentang Kontrasepsi dan Dukungan

Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi

IUD. Jurnal KeMaDaSKa.2

Yuviska. A. I, 2015. Gambaran Pengetahuan

Wanita Usia Subur Tentang

Kontrasepsi IUD. J. kesehatan holistik.

9:167-170. Tersedia Pada:

http://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/j

urnalkes/article/view/23. [Diakses

oktober 2017].pada :

http://creativecommons.org/licenses/b

y-nc/4.0/

Redjeki, D.S.S, Ulfa, M. I. 2017.Factors

Affecting The Participation Of

Husband To be acceptors of

contraception In BPM N Banjarmasin.

Advances in Health Science Research.

2. Tersedia pada:

http://creativecommons.org/licenses/b

y-nc/4.0/

Redjeki, D.S.S . Sari, A. Kumaladewi, F. 2017.

David Kolb Learning Styles Influence

on the Achievement of Students at

Midwifery Care in Pregnancy.

Advances in Social Science, Education

and Humanities Research. 100.

Tersedia pada :

http://creativecommons.org/licenses/b

y-nc/4.0/

Wijayanti, B. I. 2016. Hubungan Pengetahuan

Tentang Kontrasepsi dan Dukungan

Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi

IUD. Jurnal KeMaDaSKa.2

Yuviska. A. I, 2015. Gambaran

Pengetahuan Wanita Usia Subur

Tentang Kontrasepsi IUD. Jurnal

kesehatan holistik. 9:167-170.

Page 17: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

13

Tabel 1. Review Jurnal atau Artikel

No. Author

(Tahun)

Bahasa Sumber

Artikel

Tujuan Metode Penelitian Hasil/Temuan

1. Darmayanti R,

dkk 2019

Indonesia Google

Secholar

Penelitian ini bertujuan

mengetahui gambaran

pengetahuan wanita usia subur tentang

kontrasepsi IUD

Diskriptif Pengetahuan usia subur

di walayah Bandung

Kulon tergolong baik dengan prosentase

sebagian besar 26

responden (66,6%)

2. Yuviska. A 2015

Indonesia Google Secholar

Penelitian ini adalah diketahui gambaran

pengetahuanwanita usia

subur tentang kontrasepsi intra

uterine device (IUD)

Diskriptif Hasil analisa data dalam penelitian ini

menunjukan bahwa

pengetahuan pasangan usia subur tentang

keluarga berencana di

desa kalirejo kabupaten pesawaran tahun 2015

sebagian besar dengan

kategori cukup banyak yaitu 26 responden

(41,27%).

3. Wijayanti. B 2016

Indonesia Garuda Restekbrin

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan

tentang kontrasepsi dan

dukungan suami dalam pemilihan kontrasepsi

IUD

Observasional analitik

Hasil penelitian menujukan bahawa

pengetahuan tentang

kontrasepsi mempunyai hubungan yang

signifikan dalam

pemilihan kontrasepsi IUD (p=0,007).

Dukungan suami

mempunyai hubungan yang signifikan dalam

pemilihan kontrasepsi

IUD (p=0,007)

4. Kusumawati. A,

D dkk 2017

Indonesia Google

Secholar

Mendeskripsikan

Karaketristik dan

Tingkat Pengetahuan

Akseptor KB

Diskriptif kuantitatif Akseptor IUD terbanyak

pada Umur >35 tahun 47

Responden (94,0%),

berpendidikan SD atau

SMP 36 responden

(72,0%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) 34

responden (68,0%),

paritas multipara 50 responden (100%),

tingkat pengetahuan

cukup 37 responden (74,0%), dan tingkat

pengetahuan cukup

sebanyak 37 responden (74.0%), yang

berpengetahuan kurang

sebanyak 9 responden (18.0%), dan yang baik

sebanyak 4 responden

(8.0%)

5. Rahmawati. R,

dkk 2019

Indonesia Google

Secholar

Untuk mengetahui

gambaran pengetahuan

wanita usia subur (WUS) tentang

kontrasepsi IUD

Deskriptif dan

Kuantitatif

Berdasarkan tingkat

pengetahuan WUS

tentang kontrasepsi IUD dikategorikan tingkat

pengetahuan baik

sebanyak 49 responden (70,0%), tingkat

pengetahuan cukup

sebanyak 14 responden (20,0%), dan tingkat

pengetahuan kurang

sebanyak 7 responden (10,0%)

6. Prasetyo. N

2017

Indonesia Google

Secholar

Untuk mengetahui

gambaran tingkat

pengetahuan dan sikap akseptor Keluarga

Berencana tentang alat

kontrasepsi IUD

Diskriptif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan dan sikap akseptor Keluarga

Berencana tentang alat

kontrasepsi IUD di

Puskesmas Colomadu II

Page 18: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

14

Baturan Colomadu

Karanganyar tergolong

baik.

7. Winarni. M dan

Tania 2017

Indonesia Google

Secholar

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui

gambaran hubungan tingkat pengetahuan ibu

dengan pemakaian IUD

Kuantitatif Menunjukan ibu yang

memiliki pengetahuan

baik sebanyak 80 responden (92,0%) dan

yang memiliki

pengetahuan cukup sebanyak 4 responden

(4,6%) dan yang

memiliki pengetahuan sebanyak 3 responden

(3,4%) sedangkan ibu

yang menggunakan IUD sebanyak 19 responden

(21,8%) dan yang tidak

menggunakan NON IUD 68 responden

(78,2%). Hasil uji

statistic menunjukan

bahwa tidak ada

hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu dengan

pemakaian IUD (Nilai p

= 0,345).

8. Isnaini. N dan

Susilawati 2015

Indonesia Google

Secholar

Penelitian ini bertujuan

untuk pengetahuan

wanita usia subur (WUS) dengan

penggunaan alat

kontrasepsi intra uterine devices (IUD)

Kuantitatif pengetahuan pasangan

usia subur tentang

keluarga berencana di Desa Kalirejo

Kabupaten Pesawaran

Tahun 2015 sebagian besar dengan kategori

cukup baik sebanyak 26

responden (41,27%).

9. Rahmawati. D dan Solikhah. S

2017

Indonesia dan Inggris

Google Secholar

The aim of this study is to know the knowledge

of women fertile about

contraception in

community health

center Danurejan 1

Yogyakarta

Kuantitatif dan Diskriptif

The result of this research shows that

based on level

knowledge WUS about

contraception of IUD be

categorized the level of

knowledge as good is 50 responden (68.5%). In

the category of enough

of knowledge was 21 respondents ( 28.8%)

and lack of knowledge

as lack is 2 respondents (2.7%).

10. Mularsih. S, dkk

2018

Indonesia

dan Inggris

Garuda

Restikbrin

Terdapat berbagai

faktor yang mempengaruhi antara

lain tingkat

pengetahuan dan dukungan suami

DiskriptiAnalitik Tingkat pengetahuan

baik sebanyak 14 responden (20,6 %),

sedang 36 responden

(52,9 %), buruk 18 responden (26,5 %).

Suami yang memberi

dukungan sebanyak 49

responden (72,1 %) dan

yang tidak mendukung

19 responden (27,9 %). Responden yang

memakai AKDR

sebanyak 62 resonden (91,2 %) dan non AKDR

6 respon (8,8 %). Uji

bivariat menggunakan uji chi square diperoleh

p value = 0,000 (p <

0,05) pada tingkat pengetahuan dan p =

0,175 (p > 0,05) pada

dukungan suami Terdapat hubungan

bermakna antara tingkat

pengetahuan dengan penggunaan AKDR dan

tidak terdapat hubungan

Page 19: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD: Literatur Review ……………

15

antara dukungan suami

dengan penggunaan

AKDR

11. Redjeki, D.S.S

dan Rochyanto,

A. H 2017

Bahasa

Inggris

Google

Secholar

Bertujuan untuk

mengetahui tingkat

ifektifitas sebelum dan sesudah di berikan

pendidikan tentang

penggunaan alat kelamin antiseptik

Desain Pra-

Eksperimental

Penelitian ini

menunjukan bahwa dari

penelitian efektivitas pengetahuan I kategori

pengetahuan cukup

berjumlah 70 siswa perempuan (73%),

sedangkan pengetahuan

siswa kurang 14 (14%) dan kategorik baik

berjumlah 14 siswa

perempuan (14%). Ada perbedaan efektivitas

sebelum dan sesudah

pendidikan

12. Redjeki, D.S.S, dkk 2017

Bahasa inggris

Google Secholar

Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar

deverger dan asimilator

pada prestasi siswa kebidanan

Kuantitatif Hasil gaya belajar dari 111 responden

menunjukan bahwa

tingkat tertinggi adalah gaya belajar diverger

13. Redjeki, D.S.S,

dkk 2017

Bahasa

inggris

Google

secholar

Mengetahui faktor yang

mempengaruhi partisipasi suami

menjadi aksebtor

kontrasepsi

Survey analitik

dengan pendekatan crostional

Usia tertinggi adalah 25-

50 tahun 31 orang (63,3%) berdasarkan

pendidikan 22 orang

(44,9%) berpendidikan menengah, berdasarkan

pekerjaan 44 orang

(89,8%) responden bekerja,berdasarkan

pengetahuan 19 orang

(38,8%)cukup berpengetahuan. Ada

pengaruh usia dengan

partisipasi (p=0,041) pENGruh pendidikan

dengan partisipasi

(p=0,041) tidak ada

pengaruh pekerjaan

dengan partisipasi

(p0,041)

Page 20: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

ANALISIS KADAR SULFAT SO42- PADA AIR MINUM YANG MENGANDUNG

TAWAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

Darni

NIM: 11194761920005

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2020

Page 21: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Pembimbing I

Pembimbing II

Nama dan gelar

NIK. …..

Nama dan gelar

NIK. ….

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KADAR SULFAT SO42- PADA AIR MINUM YANG

MENGANDUNG TAWAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

Anjela Kasemi

NIM: 111944419123434

Telah Disahkan Oleh Pembimbing Pada Tanggal 30 Juli 2020

Page 22: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

1

ANALISIS KADAR SULFAT SO42- PADA AIR MINUM

YANG MENGANDUNG TAWAS DENGAN MENGGUNAKAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

Darni1*, Rahmadhani1, Tuti Alawiyah1

1Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Banjarmasin,

*correspondence author: Telepon: 0815******

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Tawas adalah senyawa aluminium sulfat yang terdiri dari garam rangkap sulfat

yang mempunyai ion logam. Memiliki rumus kimia [Al2(SO4)3.18H2O]. Kadar maksimum sulfat

yang diperbolehkan terkandung pada air minum diatur oleh Permekes RI

No:492/Menkes/Per/IV/2010 sebesar 250 mg/l.

Tujuan: Untuk mengetahui kadar sulfat pada sampel air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat

Desa Lok Buntar.

Metode: Penelitian menggunakan Observasional Analitik Rancangan Cohort Prospektif. Populasi

penelitian masyarakat Desa Lok Buntar yang menggunakan tawas sebagai penjernih air yang

digunakan sebagai air minum. Sampel penelitian yaitu air minum yang yang dimasak mengandung

sulfat (tawas) di Desa Lok Buntar. Diambil dengan purposive sampling. Analisis data menggunakan

regresi linier untuk mengetahui kadar.

Hasil: Kadar sulfat SO42- pada volume 150 L didapat 53,184 mg/l, pada volume 100 L yaitu 42,162

mg/l, pada volume 50 L didapatkan kadar 40,266 mg/l. Ha ≠ 0 terdapat kadar SO42- didalam air

minum pada titik pengambilan sampel di volume 150 L, 100 L dan 50 L

Simpulan: Adanya kadar sulfat SO42- di titik pengambilan sampel di volume 150 L yaitu 53,184

mg/l, 100 L yaitu 42,162 mg/l dan 50 Lyaitu 40,266 mg/l.

Kata Kunci: Air Minum, Kadar Sulfat SO42-, Spektrofotometri UV-Vis.

Page 23: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

2

Pendahuluan

Kalimantan Selatan provinsi yang

memiliki banyak sungai, menurut badan

statistik Provinsi Kalimantan Selatan dari 13

kabupaten/ kota memiliki 67 sungai.

Kabupaten banjar memiliki 7 sungai salah

satunya sungai martapura (Hartuno et al, 2014).

Air adalah sumber kebutuhan utama

bagi kehidupan. Sebagian besar air 70 %

terdapat di dalam tubuh, sehingga air yang

terdapat di dalam tubuh harus memenuhi

kualitas dan kuantitas untuk dapat diminum.

Air sebagai komponen penting bagi tubuh yaitu

mengangkut nutrisi dan oksigen ke dalam sel-

sel tubuh, mengatur sistem regulasi suhu tubuh,

membantu proses pencernaan, pelumas cairan

sendi dan sebagai tempat produksi energi

(Penggalih et, al, 2016).

Sulfat diatur oleh pemerintah sebagai

standar kadar pada air minum yang diatur oleh

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No:492/Menkes/Per/IV/2010 tentang

persyarakat kualitas air minum yang

mengandung unsur Sulfat SO42- kadar

ABSTRACT

Background: Alum is an aluminum sulfate compound consisting of sulfate double salts which has

metal ions. Has the chemical formula [Al2(SO4)3.18H2O]. The maximum level of sulfate that is

allowed to be contained in drinking water is regulated by the Republic of Indonesia Regulation

No.492/Menkes/Per/IV/2010 of 250 mg/l.

Objective: To find out sulfate levels in drinking water samples consumed by Lok Buntar Village

community.

Method: The study used an Analytical Observational Prospective Cohort Design. The population

of the Lok Buntar Village research population is alum use as a water purifier that is used as

drinking water. The research sample is boiled drinking water containing sulfate (alum) in Lok

Buntar Village. Taken by purposive sampling. Data analysis using linear regression to determine

levels.

Results: SO42- sulfate levels at volume of 150 L obtained 53.184 mg/l, at a volume of 100 L that is

42.162 mg/l, at a volume of 50 L obtained levels of 40.266 mg/. Ha ≠ 0 there are SO42- levels in

drinking water at the sampling point at volumes of 150 L, 100 L and 50 L.

Conclusion: The presence of SO42- sulfate levels at the sampling point at a volume of 150 L is

53.184 mg/l, 100 L is 42.162 mg/l and 50 L is 40.266 mg/l.

Keywords: Drinking Water, SO42- Sulfate Levels, UV-Vis Spectrophotometry.

Page 24: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

3

maksimum yang diperbolehkan adalah 250

mg/l. Apabila 150 L air sungai yang digunakan

maka kadar batas maksimum yaitu sulfat 37,5g.

kandungan sulfat konsentrasi tertinggi pada air

minum dapat menyebabkan diare (Hardiarti, D,

2015). Menurut penelitian Widyanigsih (2015)

bahan yang digunakan sebagai koagulan pada

proses pengendapan pada air bertujuan untuk

menjernihkan air adalah tawas. Tawas sering

digunakan karena paling murah, mudah

didapatkan serta mudah penyimpanannya (Fitri,

N, 2017).

Spektrofotometri UV-Vis adalah suatu

gabungan antara dua sumber cahaya yang

berbeda, sumber cahaya tampak (Visible) dan

sumber cahaya UV. Spektrofotometer UV-Vis

adalah suatu metode dengan sinar dari sumber

radiasi diteruskan menuju monokromator.

Cahaya dari monokromator diposisikan terpisah

melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi.

Detektor menerima cahaya dari sampel secara

bergantian dan berulang-ulang. Sinyal yang

dihasilkan dari detektor yaitu sinyal listrik yang

akan diproses diubah ke digital dan dilihat

hasilnya. Analisis dilakukan dengan komputer

yang sudah terprogram (Hasmawati, 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan di Desa

Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk

Kabupaten Banjar dengan wawancara secara

langsung dan acak pada masyarakat dari 30

masyarakat yang diwawancarai terdapat 27

masyarakat yang menggunakan tawas sebagai

air minum dengan persentase 90%.

Masyarakat di Desa Lok Buntar

Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar

mempunyai permasalahan yaitu tidak adanya

distribusi air bersih di desa tersebut. sehingga

untuk minum, mencuci, mandi dan sebagainya

berasal dari air sungai. Salah satu alternatif

yang di lakukan masyarakat untuk

memanfaatkan sungai sebagai sumber

kebutuhan adalah dengan cara memasukan

bahan kimia yaitu tawas kedalam tampungan

air yang akan digunakan untuk konsumsi

sehari-hari. Sehingga peneliti tertarik untuk

meneliti kadar dari sulfat yang biasa

masyarakat sebut adalah tawas dengan

menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.

Page 25: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

4

Bahan dan Metode

Jenis penelitian ini adalah observasional

analitik menggunakan rancangan cohort

prospektif (Saryono, 2011). Sebab dari

penelitian ini yaitu penambahan sulfat (Tawas)

pada air minum dengan pengambilan setiap

volume pada suatu titik sampel apakah

mengakibatkan kadar sulfat meningkat atau

tetap ataupun rendah pada air minum. Sampel

penelitian ini adalah air minum yang dimasak

mengandung sulfat (tawas) di Desa Lok Buntar

Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar

diambil sebanyak 3 titik pengambilan pada

penampungan air yang mengandung tawas yaitu

pada air 150 L, 100L dan 50 L dengan 3 kali

replikasi pada masing-masing volume titik

pengambilan sampel. adalah Alat yang

digunakan pada penelitian ini adalah

Spektrofotometri UV-Vis, alat pemanas, corong,

labu ukur, gelas ukur 100 mL, gelas piala, pipet

volumetrik. pipet ukur, timbangan analitik, kaca

arloji, labu semprot, Oven, desikator dan

timbangan analitik (SNI, 2005).

Bahan yang digunakan pada penelitian

ini adalah. asam klorida (HCI), asam nitrit

(HNO2) pekat. Aquades, kertas saring bebas

sulfat, barium klorida, BaCl2.2H2O, natrium

sulfat Anhidrat, Na2SO4, larutan buffer A dan

larutan buffer B (SNI, 2005).

Pengambilan sampel dilakukan dengan

3 titik pengambilan pada penampungan air

sebanyak 150 ml yang dimasukkan didalam

botol yang dimasak atau dipanaskan untuk

dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis.

sampel pertama diambil pada bagian atas

tampungan air yang berisi 150L air yang

mengandung sulfat (Tawas) 1 sendok makan

dengan volume pengambilan sampel sebanyak

150 ml sebagai titik pertama. Sampel kedua

diambil dengan pengurangan volume 50 L dari

150 L air menjadi 100 L sebagai titik kedua

dengan pengambilan volume sampel sebanyak

150 mL. Kemudian sampel ketiga dengan

pengurangan volume dari 100 L menjadi 50 L

yang digunakan pada sampel ketiga pada titik

ketiga tersebut yang diambil sebanyak 150 ml

air minum pada penampungan yang masak

Page 26: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

5

kemudian dimasukkan kedalam botol. Semua

sampel dari ketiga titik sampel yang di ambil

kemudian masing-masing sampel di bagi

menjadi 3 bagian yaitu masing-masing 50 ml

untuk mempermudah saat pengujian replikasi

pada sampel tersebut. Sebelum dianalisis pada

spektrofotometri UV-Vis, terlebih dahulu

dimasak untuk dijadikan suatu sampel

penelitian kemudian dilakukan analisis dengan

menggunakan Spektrofotometri UV-Vis.

Prosedur kerja sulfat (SO42-). Pembuatan

larutan standar: Larutan baku sulfat 100 mg/L

dipipet sebanyak 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 40

mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur

100 mL. Selanjutnya ditambahkan air suling

sampai tanda tera sehingga diperoleh

konsentrasi sulfat 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 40

mg/L (Amina, 2019).

Pembuatan kurva kalibrasi:

Spektrofotometer dioptimalkan sesuai petunjuk

alat untuk pengujian kadar sulfat, selanjutnya

larutan standar dipindahkan kedalam erlemeyer

250 mL dan ditambahkan 20 ml larutan buffer.

Setelah homogen ditambahkan 0,2 g sampai

dengan 0,3 g barium klorida, diaduk.

Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer

UV-Vis pada panjang gelombang 420 nm

setelah beberapa menit penambahan barium

klorida (Amina, 2019). Sebanyak 50 ml larutan

uji dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL

dan ditambahkan 20 mL larutan buffer. Setelah

homogen ditambahkan 0,2 g sampai dengan

0,3g barium klorida, diaduk. Dilakukan

pengukuran dengan spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm setelah beberapa

menit penambahan barium klorida. Dilakukan

analisis duplo (Amina, 2019).

Analisis data pada penelitian ini terlebih

dahulu data tersebut dimasukkan ke dalam

regresi liner kurva kalibrasi untuk mengetahui

kadar dari sulfat pada air minum dengan

menggunakan rumus:

y= bx + a

y: absorbansi

x: kosentrasi

a: koefisien regresi (slope)

b: tetapan regresi (intersep)

(Manurung, M & Irma, F, A, 2010).

Page 27: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

6

Hasil

Tabel 1. Kurva Baku Sulfat

Konsentrasi Absorbansi

0 ppm 0,0000

5 ppm 0,0457

10 ppm 0,0799

15 ppm 0,1390

20 ppm 0,1807

25 ppm 0,2370

30 ppm 0,2756

40 ppm 0,3850

(Sumber Baristand, 2020)

Kurva baku sulfat tersebut dimasukkan

kedalam kalkulator, data yang dimasukkan

adalah hubungan antara konsentrasi dan

absorbansi sehingga didapatkan nilai a = -0,006

(intercept (potongan garis), b = 0,009 slope

(kemiringan), r = 0,998 (koefisien korelasi)

Gambar 1. Kurva baku hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi

Hasil kadar sulfat ini didapatkan dari

hasil analisis sampel air minum menggunakan

instrumen Spektofotometri UV-Vis pada

serapan panjang gelombang 420 nm. Sampel

yang dianalisis diperolah dari ketiga titik

pengambilan sampel yaitu 150 L, 100 L dan 50

L pada bejana penampungan masyarakat yang

dipanaskan dan ditambahkan (tawas) sulfat

sebagai penjernih air.

Tabel 2. Hasil Uji Sulfat Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-

Vis

No Sampel Replikasi Absorba

nsi

Kadar

(Mg/l)

Rata-

rata

(Mg/l)

1. 150 L

1 0,0407 51, 888

53,184 2 0,0476 59,555

3 0,0373 48,111

2. 100 L

1 0,3797 42,855

42,162 2 0,3868 43,633

3 0,0300 40

3. 50 L

1 0,0294 39,333

40,266 2 0,0313 41,444

3 0,0302 40,022

(Sumber Baristand, 2020)

Data pada tabel 2 disajikan dalam

bentuk grafik untuk melihat hubungan antara

titik pengambilan sampel terhadap kadar sulfat

pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik hubungan antara kadar sulfat terhadap titik

pengambilan sampel

Berdasarkan perhitungan konsentrasi

diatas didapatkan kurva yang menurun yang

menunjukan kadar pada sampel 1 volume 150 L

yaitu 53,184 mg/l, sampel 2 volume 100 L

42,162 mg/l, sampel 3 volume 50 L yaitu

40,266 mg/l.

00,0457

0,07990,139

0,18070,237

0,2756

0,385

y = 0,0096x - 0,0063R² = 0,9976

-0,1

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

53,184

42,16240,266

y = 0,1292x + 32,286R² = 0,8574

0

10

20

30

40

50

60

0 50 100 150

Kad

ar

Sampel

Page 28: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

7

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

melihat kadar sulfat yang dikonsumsi oleh

masyarakat Desa Lok Buntar, atau yang lebih

dikenal dengan sebutan tawas. Penelitian ini

juga melihat apakah terdapat kadar sulfat pada

titik pengambilan sampel volume 150 L, 100 L

dan 50 L pada wadah penampungan air yang

dikonsumsi oleh masyarakat Desa Lok Buntar.

Pengambilan sampel pada ketiga titik tersebut

karena tawas memiliki prinsip pengendapan

atau koagulasi dan flokulasi yang

memungkinkan ada atau tidaknya kadar sulfat

Ketika tawas dimasukkan kedalam air

sebagai koagulan akan terjadi proses hidrolisis

yang sangat dipengaruhi oleh nilai pH dari

proses limbah, mudah larut dalam air dan

kelarutannya tergantung dari jenis logam dan

temperatur (Syaiful, M, et al, 2014).

Reaksi tawas dalam air yaitu:

aluminium sulfat mengalami penguraian

Al2(SO4)3 → 2 Al3+ + 3SO42-, air juga akan

mengalami penguraian karena penambahan

tawas H2O → H+ + OH- setelah penguraian

kedua tersebut maka terbentuk reaksi 2Al3+ +

6OH- → 2Al(OH)3, selain itu akan dihasilkan

3SO42- + 6H+

→ 3H2SO4 (Indriyati, 2008).

Sampel yang diambil berdasarkan

kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu

berdasarkan titik volume pengambilan sampel

150 L, 100 L dan 50 L. Pada masing-masing

titik pengambilan sampel tersebut di ambil

sebanyak 150 ml air penampungan bejana

kemudian dibagi menjadi 3 bagian air karna

dilakukan pengulangan sampel (replikasi).

Penelitian pengambilan sampel pada ketiga titik

sampel tersebut dilakukan dalam waktu 17 hari

di Desa Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk

Kabupaten Banjar. Pengambilan sampel

tersebut dilakukan di salah satu rumah warga

pada RT 04 Desa Lok Buntar. Pada sampel

pertama titik volume 150 L diambil pada hari

pertama yaitu 2 jam setelah memasukkan

(tawas) sulfat. Menurut masyarakat Desa Lok

Buntar, air setelah penambahan tawas baru bisa

digunakan setelah 2 jam penambahan tawas dan

melalui proses pemanasan. Pada sampel kedua

titik volume pengambilan yaitu pada 100 L di

Page 29: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

8

ambil pada hari ke 9. Kemudian sampel ketiga

titik volume 50 L pada hari ke 17. Pengurangan

volume pada bejana tersebut disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat menggunakan air

seperti biasanya. Setelah dilakukan

pengambilan sampel maka dilakukan

pemanasan air karna air tersebut menyesuaikan

dengan kondisi di masyarakat bahwa dilakukan

pemasakan air atau dimasak.

Pengamatan secara visual didapatkan

bahwa air yang diambil dari penampungan pada

titik 150 L memiliki warna jenih kekuning-

kuningan, sedangkan pada titik pengambilan

sampel pada penampungan 100 L dan 50 L

memiliki warna jernih. Tetapi perbedaan warna

tersebut tidak terlalu jauh antara 150 L dengan

100 L dan 50 L karena sampel yang diambil

pada volume 150 L dimasukkan tawas 2 jam

sebelum pengambilan sampel sehingga air

tersebut jernih kekuning-kuningan. Berdasarkan

penelitian Hasmawati (2017), bahwa prinsip

kerja tawas adalah koagulasi dan flokulasi yaitu

proses penambahan senyawa kimia bertujuan

untuk menggabungkan semua partikel yang

sulit mengendap sehingga memiliki kecepatan

pengendapan yang lebih cepat. Sehingga pada

penelitian setelah penambahan tawas 2 jam

pada penampungan bejana pada pengambilan

sampel pada volume 150 L jernih dan

kekuning-kuningan. Rasa pada sampel dari

ketiga volume 150 L, 100 L dan 50 L

mempunyai rasa sedikit asam. Untuk bau

sampel dari ketiga titik pengambilan yaitu tidak

berbau. Kemudian sampel tersebut dilakukan

uji kadar sulfat di Badan Penelitian Dan

Pengembangan Industri Balai Riset Dan

Standarisasi Industri Banjarbaru menggunakan

Spektrofotometri UV-Vis.

Analisis kadar sulfat pada penelitian ini

menggunakan menggunakan instrumen

Spektrofotometri UV-Vis karena ion sulfat

cukup sulit dihilangkan dari air, sehingga ion

sulfat tersebut dapat terpisah harus mengunakan

metode membran elektrodialisis. Untuk

mendeteksi ion sulfat tersebut dapat

menggunakan metode kuantitatif. Uji yang

dilakukan pada metode kuantitatif adalah

menggunakan instrumen alat Spektrofotometri

Page 30: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

9

UV-Vis pada panjang gelombang 420 nm.

Sehingga pengujian yang dilakukan untuk

melihat kadar dari sulfat adalah menggunakan

instrumen spektrofotometri UV-Vis. Tetapi

pada pengujian kuantitatif pada larutan sampel

sulfat dilakukan penambahan larutan barium

klorida 3 gram bertujuan untuk meningkatkan

sensitifitas pada alat spketrofotometri UV-Vis

dan menambah peningkatkan pemisahan ion

sulfat terhadap air. SO4 2- + BaCl2 ➔ BaSO4 +

2Cl- (Erviana, et al, 2018).

Batasan maksimal sulfat dalam air menurut

Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010

tentang kualitas air bersih adalah 250 mg/l

untuk air yang dikonsumsi oleh manusia. Salah

satu alasan dalam ilmu kefarmasian untuk

meminimalkan kadar sulfat di dalam tubuh

adalah sangat berpengaruh pada tubuh kita

sendiri apabila kadar tersebut melebihi batas

maksimal penggunaan secara terus menerus.

Menurut penelitian tandiarrang et al (2016)

untuk meminimalkan kadar Sulfat SO42- karena

dapat menyebabkan rasa tidak enak pada air

minum tersebut dan mempunyai potensi

menimbulkan sakit perut. Pembuatan kurva

baku terlebih dahulu melakukan pembuatan 8

seri larutan untuk mendapatkan konsentrasi

yang diinginkan. Didapatkan nilai absorbansi

pada setiap pembacaan pada spektrofotometri

UV-Vis yaitu pada konsentrasi 0 ppm

pembacaan absorbansi yaitu 0,0000, 5 ppm

yaitu 0,0475 ppm, 10 ppm yaitu 0,0799, 15

ppm yaitu 0,1390, 20 ppm yaitu 0,1807, 25

ppm yaitu 0,2370, 30 ppm yaitu 2756 ppm, 40

ppm yaitu 0,3850. Setelah didapatkan nilai

absorbansi maka dimasukkan kedalam

kalkulator untuk melihat nilai a, b, r. menurut

penelitian Winahyu, D, S, et al. 2019.

Bahwa apabila kuefisien korelasi (r)

mendekati 1 maka taraf kepercayaan sangat

kuat dan kurva yang terbentuk linier. Pada

penelitian yang dilakukan didapatkan nilai a

intercept (potong garis) yaitu -0,006 b slope

(kemiringan) yaitu 0,009 dan untuk nilai r

(kuefisien korelasi) yaitu 0,998 menunjukan

bahwa koefisien korelasi pada kurva baku sulfat

taraf kepercayaan sangat kuat, baik dan kurva

baku terbentuk dengan linier sehingga dapat

Page 31: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

10

digunakan dalam penentuan sampel. Grafik

kurva baku sulfat hubungan antara konsentrasi

dan absorbansi yang dilihat pada panjang

gelombang 420 nm menunjukan garis linier

karena semakin tinggi konsentrasi maka

semakin tinggi pula absrobansi yang didapatkan

karena semakin tinggi kadar absorbansi pada

larutan seri yang dibuat maka molekul-molekul

sulfat yang terdapat dalam larutan seri semakin

banyak, sehingga molekul-molekul tersebut

menyerap cahaya pada panjang gelombang 420

nm semakin banyak. Menurut penelitian Amrin

& Ardilla (2013) bahwa banyaknya sinar yang

diserap sebanding dengan banyaknya suatu

atom-atom pada sampel uji yang menyerap.

Sehingga absorbansi dan konsentrasi yang

didapatkan berbanding lurus, semakin tinggi

dan liner terhadap garis kurva.

Hasil penelitian pada analisis kadar

sulfat menggunakan spektrofotometri UV-Vis

pada panjang gelombang 420 nm diperolah

nilai absorbansi (y) kemudian dimasukkan

kedalam perhitungan regresi liner yaitu y= bx +

a, sehingga di dapatkan kadar pada masing-

masing sampel. kadar pada titik pertama yaitu

150 L pada bejana dengan pengulangan

sebanyak tiga kali replikasi replikasi pertama

51,888 mg/l, replikasi kedua 59,555 mg/l,

replikasi ketiga 48,111 mg/l diperoleh rata-rata

dari ketiga replikasi tersebut yaitu 53,184 mg/l.

Pengambilan sampel kedua pada volume bejana

100 L didapatkan kadar pada replikasi pertama

yaitu 42,855 mg/l, replikasi kedua 43,633 mg/l,

replikasi ketiga 40 mg/l, didapatkan rata-rata

kadar pada titik pengambilan sampel pada

volume bejana 100 L ketiga ini yaitu 42,162

mg/l. Kemudian pada titik sampel ketiga pada

volume bejana 50 L didapatkan hasil replikasi

pertama 39,333 mg/l, replikasi kedua yaitu

41,444 mg/l, replikasi ketiga 40,022 mg/l,

didapatkan rata-rata kadar pada sampel ketiga

yaitu 40,266 mg/l. Pada penelitian semua

replikasi sampel dilakukan pengenceran 10 ml

aquadest kecuali pada titik pengambilan sampel

volume 100 L pada replikasi 1 dan 2 tidak

dilakukan pengenceran. Sehingga nilai

absrobansi yang didapatkan jauh lebih besar,

tetapi setelah dilakukan perhitungan konsentrasi

Page 32: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

11

sulfat kadar yang didapatkan tidak terlalu jauh

bedanya dengan yang lain, karena pada saat

perhitungan konsentrasi masing masing

replikasi pada sampel apabila dilakukan

pengenceran maka konsentrasi tersebut dikali

10 karena dilakukan pengenceran, apabila

sampel replikasi tersebut tidak dilakukan

pengenceran maka hasil konsentrasi tersebut

tidak di kali 10. Sehingga hasil yang didapatkan

tidak terlalu jauh antara replikasi yang satu

dengan yang lain walaupun absorbansi tersebut

sangat jauh perbedaannya. Hasil tersebut

menunjukan semakin lama waktu dan semakin

kecil titik volume pengambilan sampel maka

semakin rendah kadar sulfat yang diperolah.

Karena menurut Hasmawati (2017) bahwa zat

koagulan yang bermuatan positif akan terjadi

pengikatan butiran dengan koloid air yang

bermuatan negatif yang cukup besar sehingga

mudah diendapkan sehingga terjadi larutan

jernih pada air. Oleh karena itu pada penelitian

ini sulfat SO42- bermuatan negatif sehingga

tidak terjadi pengendapan sehingga kadar sulfat

pada bagian atas kadarnya tinggi. sehingga

sulfat bagian atas pada volume 150 L pada

bejana kadarnya lebih besar dari pada volume

100 L dan 50 L. Hal tersebut juga didukung

dengan penelitian ini bahwa masyarakat Desa

Lok Buntar merasakan bahwa air minum yang

mereka konsumsi tersebut masih ada rasa asam

dan rasa yang tidak enak walaupun tampungan

air yang berisi tawas tersebut didiamkan selama

beberapa hari tetapi masih merasakan asam dan

rasa tidak enak, hal tersebut menandakan bahwa

adanya senyawa sulfat didalam air tersebut.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang kualitas

air bersih adalah kadar sulfat yaitu 250 mg/l,

pada penelitian yang dilakukan dari ketiga titik

pengambilan sampel 150 L titik pertama, 100 L

titik kedua, 50 L titik ketiga masih dibawah

ambang batas ketentuan, karena masyarakat

disana menggunakan tawas sedikit yang

dimasukkan kedalam bejana tampungan air 150

L dan waktu yang digunakan untuk air bisa

dikonsumsi juga lama sehingga kadar yang

diperoleh rendah. Kadar sulfat paling rendah

didapat pada sampel ketiga pada volume 50 L.

Page 33: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

12

Pada volume 50 L titik ketiga tersebut waktu

yang digunakan pada pengambilan sampel 17

hari setelah penambahan tawas. Pada penelitian

ini tujuan dilakukannya replikasi adalah untuk

melihat hubungan ketiga replikasi tersebut

apakah sesuai atau tidak dan memberikan bukti

yang lebih valid pada hasil penelitian. Pada

pengujian yang dilakukan dilihat bahwa hasil

yang diperoleh dari masing-masing sampel

angka yang didapatkan tidak terpaut jauh antara

replikasi yang satu dengan yang lain, sehingga

dikatakan bahwa replikasi yang dilakukan

adalah valid dan sesuai sehingga dapat di rata-

ratakan dari ketiga replikasi tersebut dalam satu

sampel. Walaupun parameter sulfat menurut

Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010

tidak berhubungan langsung dengan kesehatan

tetapi disarankan untuk meminimalkan kadar

sulfat karena dapat menyebabkan rasa tidak

enak dan potensi menimbulkan sakit perut.

Berdasarkan data di Puskesmas Sungai Tabuk

bahwa angka kejadian sakit perut (diare) sangat

rendah pada Desa Lok Buntar, sehingga sesuai

antara tingkat kejadian diare pada Desa Lok

buntar dengan kadar sulfat dibawah ambang

batas Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.492/Menkes/Per/IV/2010 pada air minum

yang mengandung tawas (Puskesmas Sungai

Tabuk, 2020).

Berdasarkan hasil perhitungan

didapatkan hasil kadar pada sampel pada

sampel kesatu volume 150 L yaitu 53,184 mg/l,

sampel kedua volume 100 L yaitu 42,162 mg/L,

sampel ketiga volume 50 L yaitu 40,266 mg/l

menyatakan bahwa hipotesis yaitu Ha ≠ 0 yang

artinya terdapat kadar SO42- didalam air minum

pada titik pengambilan sampel di volume 150

L, 100 L dan 50 L.

Ucapan Terima Kasih

Saya ucapkan terimakasih kepada Apt.

Rahmadani, M.Farm selaku Pembimbing I dan

Apt. Tuti Alawiyah, S.Farm., MM selaku

Pembimbing II yang senantiasa telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam

penyusunan dan perbaikan penulisan skripsi

dan naskah publiksi. Kepada seluruh

masyarakat Desa Lok Buntar Kecamatan

Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.

Page 34: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

13

Daftar Pustaka

Agusti, A, N. 2019. Analisis logam timbal dan

tembaga terhadap daya serap rumput

laut Gracilaria sp. Sebagai biosorben

[Skripsi]. Banda Aceh: Universitas

Islam Negeri Ar-Raniry.

Agustini, Sri. 2017. Harminisasi standar

nasional [sni] air minum dalam kemasan

dan standar internasional. Majalah

Teknologi Agro Industri (Tegi). 9(2):

30-39.

Amina. 2019. Uji kadar sulfat pada air minum

dalam kemasan (AMDK) secara

spektrofotometri uv-vis. Jurnal Sains

dan Teknologi. 1(1): 35-38.

Amrin & Ardilla, D. 2013. Analisis besi (Fe)

dan aluminium (Al) dalam tanah

lempeng secara spektrofotometri

serapan atom. Prosiding semirata. 17-

22.

Erviana, et al. 2018. Analisis kuantitatif

kandungan sulfat dalam aliran air dan

air danau di kawasan Jakabaring Sport

City Palembang. Jurnal Ilmu Kimia dan

Terapan. 2(2).

Fitri, N. 2017. Sintesis kristal tawas

[Kal(SO4)2.12H2O] dari limbah kaleng

bekas minuman [Skripsi]. Makassar:

Universitas Islam Negeri Alaluddin.

Hasmawati. 2017. Pemanfaatan tawas sintetik

dari kaleng bekas sebagai koagulan pada

air [skripsi]. Makassar: Universitas

Islam Negeri Alaluddin.

Hardiarti, D. 2015. Penentuan kadar sulfat pada

air mineral kemasan gelas yang beredar

di pontianak dengan metode sm. Ed. 21

th. 2005. Prosiding Semirata. 57-63.

Hartuno Teddy et al. 2014. Desain water

treatment menggunakan karbon aktif

dari cangkang kelapa sawit pada proses

pengolahan air bersih di sungai

martapura. Program Studi Teknologi

Industri Pertanian Fakultas Pertanian

39(3): 136-143.

Indriyati. 2008. Proses pengolahan limbah

organik secara koagulasi dan flokulasi.

Jurnal Pusat Teknologi Lingkungan.

4(2): 125-130.

Ismayanda, M, H. 2011. Produksi aluminium

sulfat dari koalin dan asam sulfat dalam

reaktor berpengaduk menggunakan

proses kering. Jurnal Rekayasa Kimia

dan Lingkungan. 8(1): 47-52.

Manurung. M & Irma, F, A. 2010. Kandungan

aluminium dalam kaleng bekas dan

pemanfaatannya dalam pembuatan

tawas. Jurnal Kimia. 4(2): 180-186.

Natoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Penggalih et, al. 2016. Pengaruh perbedaan

intensitas latihan atlet sepeda terhadap

berat badan dan body water. Journal Of

Physical Education, Sport, Health and

Recreations. 5(1): 29-35.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No

492/MENKES/PER/IV/2010.

Persyaratan Air Minum. Jakarta:

Menteri Kesehatan RI.

Saepudin, M. 2011. Metodologi Penelitian

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans

Info Media.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Press.

Standar Nasional Indonesia. 2004. Cara Uji

Sulfat SO42- Secara turbidimetri.

Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia. 2005. Cara Uji

Kadar Aluminium (AI) dengan

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Page 35: TATACARA PENULISAN NASKAH PUBLIKASI 1. 3

Analisis Kadar Sulfat So42- Pada Air Minum Yang Mengandung……

14

Syaiful, M, et al. 2014. Efektivitas alum dari

kaleng miniuman bekas sebagai

koagulasi untuk penjernih air. Jurnal

Teknik Kimia. 20(4). 39-45.

Tandiarrang et, al. 2016. Studi perbandingan

penggunaan tawas (Al2(SO4)3) dan

Kapur padam (Ca(OH)2) pada

pengolahan air asam tambang di PT.

Kaltim Diamond Coal Kecamatan Loa

Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara

Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi

Mineral FT Unmul. 4(1): 23-30.

Widyaningsih, T, S. 2015. Pemanfaatan daun

kelor (moringa oleifera) dan tawas

sebagai bahan penjernih air sumur gali.

Jurnal Rekayasa Lingkungan. 15(2):1-

11.