tata nama organik

Upload: xogel-dancax

Post on 12-Jul-2015

871 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Tata nama organikDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Tatanama organik atau lengkapnya tatanama IUPAC untuk kimia organik adalah suatu cara sistematik untuk memberi nama senyawa organik yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa organik harus memiliki nama yang dari sana dapat digambarkan suatu formula struktural dengan jelas. Untuk komunikasi umum dan menghindari deskripsi yang panjang, rekomendasi penamaan resmi IUPAC tidak selalu diikuti dalam prakteknya kecuali jika diperlukan untuk memberikan definisi ringkas terhadap suatu senyawa atau jika nama IUPAC lebih sederhana (bandingkan etanol dengan etil alkohol). Jika tidak, maka nama umum atau nama trivial yang biasanya diturunkan dari sumber senyawa tersebutlah yang digunakan.

Daftar isi[sembunyikan]

1 Prinsip dasar 2 Alkana 3 Alkena dan Alkuna 4 Gugus fungsi o 4.1 Alkohol o 4.2 Halogens (Alkil Halida) o 4.3 Keton o 4.4 Aldehida o 4.5 Eter o 4.6 Ester o 4.7 Amina dan amida 5 Lihat pula 6 Pranala luar

[sunting] Prinsip dasarTatanama IUPAC menggunakan sejumlah awalan, akhiran, dan sisipan untuk mendeskripsikan jenis dan posisi gugus fungsi pada suatu senyawa. Pada kebanyakan senyawa, penamaan dapat dimulai dengan menentukan rantai hidrokarbon Ingold Prelog jika ambiguitas masih saja ada pada struktur rantai hidrokarbon induk. Nama dari rantai induk dimodifikasi dengan akhiran gugus fungsi yang memiliki prioritas tertinggi, sedangkan gugus fungsi sisanya diindikasikan dengan awalan yang dinomori dan disusun secara alfabetis.

Dalam kebanyakan kasus, penamaan yang tidak mengikuti kaidah penamaan yang baik dan benar bisa menghasilkan nama yang masih bisa dimengerti strukturnya tentu saja penamaan yang baik dan benar direkomendasikan untuk menghindari ambiguitas. Sebagai contoh nama senyawa ]] induk dan mengidentifikasi gugus fungsi pada molekul tersebut. Penomoran alkana induk dilakukan dengan menggunakan [[kaidah prioritas Cahn NH2CH2CH2OH jika mengikuti aturan kaidah prioritas Cahn Ingold Prelog adalah 2-aminoetanol. Namun nama 2-hidroksietanaamina juga secara jelas merujuk pada senyawa yang sama. Nama senyawa diatas dikonstruksi dengan cara sebagai berikut: 1. Terdapat dua karbon pada rantai induk, maka diberi nama dasar "et" 2. Karbon-karbon pada senyawa tersebut berikatan tunggal, maka diberi akhiran "an" 3. Terdapat dua gugus fungsi pada senyawa tersebut, yakni alkohol (OH) dan amina (NH2). Alkohol memiliki nomor atom dan prioritas yang lebih tinggi dari amina, dan akhiran dari alkohol adalah "ol", maka akhiran majemuk yang terbentuk adalah "anol". 4. Gugus amina tidak berada pada satu karbon yang sama dengan gugus OH (karbon nomor 1), namun melekat pada karbon nomor 2, oleh karena itu ia diidentifikasikan dengan awalan "2-amino". 5. Setelah awalan, nama dasar, dan akhirannya digabung, kita mendapat "2aminoetanol". Terdapat pula sistem penamaan lama untuk senyawa organik, dikenal sebagai tatanama umum, yang sering digunakan untuk menamakan senyawa yang sederhana maupun senyawa yang sangat kompleks sehingga nama IUPAC menjadi sangat panjang untuk digunakan.

[sunting] AlkanaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Alkana Alkana yang berantai tunggal memiliki akhiran "-ana" dan diberikan awalan tergantung pada jumlah atom dalam rantai tersebut mengikuti aturan imbuhan pengganda IUPAC: Juml ah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 30 karb on Awal Me E Pro Bu Pen Hek He Ok No De Unde Dode Tride Tetrad Pentad Eiko Triak kkekeks- ont an t- t- p- t- t- s- pt- t- n- k- kSebagai contoh alkana paling sederhana CH4 adalah metana dan alkana berkarbon sembilan CH3(CH2)7CH3 adalah nonana. Hal yang sama juga berlaku pada alkana berkarbon 157 CH3(CH2)155CH3, dinamakan heptapentahektana.

Tanda kurung digunakan untuk mengindikasikan pengulangan dari molekul yang dikurung, (CH2)155 mengindikasikan sebuah molekul yang terdiri dari 155 rantai CH2. Alkana siklik diberi nama dengan menggunakan awalan "siklo-", sebagai contoh C4H8 dinamakan siklobutana dan C6H12 dinamakan sikloheksana

Alkana bercabang dinamakan dengan menggunakan nama alkana berantai tunggal yang dilekatkan gugus alkil. Gugus alkil ini diberi awalan angka yang mengindikasikan di mana ia melekat pada karbon tertentu. Gugus alkil ini diberi sisipan "-il-". Sebagai contoh (CH3)2CHCH3 bisa dianggap sebagai rantai propana yang dilekatkan dua gugus metil di karbon nomor 2. Senyawa ini diberi nama 2-metilpropana. Awalan angka dapat dihapus jika ia tidak menimbulkan ambiguitas, jadi 2-metilpropana ditulis sebagai metilpropana (struktur 1-metilpropana adalah identik dengan butana). Jika terdapat ambiguitas dalam posisi substituen, yakni karbon mana yang dinomori sebagai "1", dipilih penomoran dengan angka yang paling kecil. Sebagai contoh, (CH3)2CHCH2CH3 (isopentana) dinamakan 2-metilbutana, bukan not 3-metilbutana. Oleh karena tidak ada struktur lain yang bernama metilbutana kecuali 3-metilbutana, awalan angka 3 ini dapat dihapus.

Jika terdapat cabang-cabang rantai dengan alkil yang sama, posisi mereka dipisahkan dengan koma dan diberi awalan di-, tri-, tetra-, dsb., tergantung pada jumlah cabang tersebut, contohnya C(CH3)4 dinamakan 2,2-dimetilpropana. Jika terdapat gugus alkil yang berbeda, maka mereka disusun menurut susunan abjad dan dipisahkan dengan koma maupun tanda hubung: 3-etil-4-metilheksana. Dalam hal ini rantai induk diambil dari rantai yang paling panjang, oleh karena itu 2,3-dietilpentana adalah nama yang salah. Awalan di-, tri-, dsb tidak dihiraukan ketika kita mengurutkan gugus alkil (contohnya 3-etil-2,4-dimetilpentana, bukan 2,4-dimetil-3-etilpentana). Jika terdapat beberapa kemungkinan rantai paling panjang, maka rantai yang memililki cabang terbanyaklah yang digunakan.

Sub-cabang dari rantai samping diberikan imbuhan sesuai dengan sistem penomoran sekunder pada cabang samping, penomoran dimulai dari titik cabang rantai utama dan seluruh rantai samping dikurung dan dianggap sebagai substituen tunggal. Contohnya 4-(1metiletil)oktana adalah rantai oktana dengan cabang rantai di karbon nomor 4, cabang tersebut terdiri dari gugus etil dengan gugus metil yang melekat pada cabang etil.

[sunting] Alkena dan AlkunaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Alkena dan Alkuna

Alkena dinamakan dari rantai induk alkana dengan akhiran "-ena" dan awalan angka yang mengindikasikan posisi ikatan rangkap karbon pada rantai: CH2=CHCH2CH3 dinamakan 1butena. Etena (etilena) dan propena (propilena) tidak memerlukan imbuhan angka karena tidak ada kemungkinan terjadinya ambiguasi pada struktur senyawa. Sama seperti kaidah sebelumnya, nomor yang diambil adalah nomor yang paling kecil. Ikatan rangkap yang lebih dari satu diberikan imbuhan majemuk -adiena, -atriena, dll. sesuai dengan berapa banyaknya ikatan rangkap tersebut: CH2=CHCH=CH2 dinamakan 1,3butadiena. Isomer cis dan trans diindikasikan dengan awalan cis- atau trans-: cis-2-butena, trans-2-butena. Isomer geometrik lainnya yang lebih rumit dapat diindikasikan dengan menggunakan kaidah prioritas Cahn Ingold Prelog.

Alkuna dinamakan dengan cara yang sama dengan alkena, namun dengan akhiran "-una" yang mengindikasikan ikatan rangkap tiga, misalnya etuna dan propuna.

[sunting] Gugus fungsiGolongan Gugus alkil Halogen Alkohol Amina Asam karboksilat Tatanama IUPA untuk Tatanama Struktur Tatanama IUPAC rantai siklik umum (jika beda dari rantai lurus) R Alkil Alkil RX Halo'alkana Alkil halida (halogen) ROH Alkanol Alkil alkohol Alkamina/Amino RNH2 Alkil amina Alkana Asam (Alk + 1)anoat Asam sikloalkanakarbosilat -

Aldehida

Alkanal

Sikloalkanakarbaldehida

-

Keton Thiol Amida Eter Ester R1OR2 RSH

Alkanon Alkanathiol (Alk + 1)anamida alkoksialkana Alk(1)il Alk(2)anoat

Sikloalkanakarboksamida Alk(1)il Sikloalk(2)anakarboksilat

Alk(1)il Alk(2)il keton Alk(1)il Alk(2)il eter Alk(1)il (Alk + 1)(2)anoat

[sunting] AlkoholArtikel utama untuk bagian ini adalah: Alkohol

Alkohol (R-OH) dinamakan dengan menghilangkan huruf paling akhir "a" dari alkana dan dipasangkan dengan akhiran "-ol" dengan imbuhan angka yang mengindikasikan posisi

ikatan gugus alkohol: CH3CH2CH2OH dinamakan 1-propanol. (Metanol dan etanol tidak memerlukan imbuhan angka karena tidak ada ambiguasi dalam strukturnya). Akhiran -diol, triol, -tetraol, dll. digunakan jika gugus alkohol dalam suatu senyawa lebih dari satu: Etilena glikol CH2OHCH2OH dinamakan 1,2-etanadiol.

Jika terdapat gugus fungsi lain yang memiliki prioritas lebih tinggi, maka awalan "hidroksi" digunakan untuk mengindikasikan gugus fungsi alkohol: CH3CHOHCOOH dinamakan asam 2-hidroksipropanoat.

[sunting] Halogens (Alkil Halida)Artikel utama untuk bagian ini adalah: Halogen

Gugus fungsi Halogen diawali dengan kata-kata fluoro-, kloro-, bromo-, iodo-, dll., tergantung dari halogennya. Gugus yang lebih dari satu dinamai dikloro-, trikloro-, etc., dan gugus yang berbeda dinamai sesuai urutan alfabet. Contohnya, CHCl3 (kloroform) adalah triklorometana. Anestetik Halotana (CF3CHBrCl) adalah 2-bromo-2-kloro-1,1,1trifluoroetana.

[sunting] KetonArtikel utama untuk bagian ini adalah: Keton

Secara umum penamaan pada keton (R-CO-R) adalah berakhiran "-on" dengan sisipan di tengah adalah nomor posisi: CH3CH2CH2COCH3 disebut 2-pentanon. Jika terdapat imbuhan gugus fungsi lainnya yang berprioritas lebih tinggi, maka awalan "okso-" yang digunakan: CH3CH2CH2COCH2CHO disebut 3-oksoheksanal.

[sunting] AldehidaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Aldehida

Aldehida (R-CHO) mempunyai akhiran "-al". Jika terdapat gugus fungsi lainnya, maka karbon aldehida pada rantai tersebut berada pada posisi "1", kecuali terdapat gugus fungsi lainnya yang berprioritas lebih tinggi Jika dibutuhkan awalan bentuk, maka imbuhan "okso-" digunakan (sama seperti keton), dengan nomor posisi mengindikasikan akhir rantai: CHOCH2COOH disebut asam 3oksopropanoat. Jika karbon pada gugus karbonil tidak dapat dimasukkan ke dalam rantai karbon (misalnya dalam kasus aldehida siklik), maka digunakan awalan "formil-" atau akhiran "-karbaldehida": C6H11CHO disebut sikloheksanakarbaldehida. Jika aldehida terhubung ke benzena dan merupakan gugus fungsi utama, maka sufiksnya menjadi benzaldehida.

[sunting] EterArtikel utama untuk bagian ini adalah: Eter

Eter (R-O-R) terdiri dari sebuah atom oksigen yang berada di antara 2 rantai karbon yang menyambung. Rantai yang lebih pendek diantara 2 rantai karbon itu menjadi awal nama dengan sufiks "-ana" menjadi "-oksi". Rantai alkana yang lebih panjang menjadi akhir nama eter tersebut. Sehingga CH3OCH3 disebut metoksimetana, dan CH3OCH2CH3 disebut metoksietana (bukan etoksimetana). Jika oksigen tidak tersambung pada akhir rantai utama alkana, maka seluruh rantai pendek gugus alkil beserta eter dianggap sebagai rantai samping dan diberikan imbuhan nomor yang sesuai dengan posisi ikatan rantai tersebut dengan rantai utama. Maka CH3OCH(CH3)2 disebut 2-metoksipropana.

[sunting] Ester

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ester

Ester (R-CO-O-R') adalah nama turunan alkil dari asam karboksilat. Gugus alkil (R') disebut pertama kali. Bagian R-CO-O kemudian dinamai dengan kata terpisah sesuai dengan nama asam karboksilatnya, dengan nama terakhirnya berakhiran dengan -oat. Contohnya, CH3CH2CH2CH2COOCH3 disebut metil pentanoat, dan (CH3)2CHCH2CH2COOCH2CH3 disebut etil 4-metil pentanoat. Untuk ester semacam etil asetat (CH3COOCH2CH3), etil format (HCOOCH2CH3) atau dimetil fitalat yang berasal dari asam, maka IUPAC tetap menyarankan tetap memakai nama ini. Beberapa contoh sederhana ditunjukkan dalam gambar.

Jika gugus alkil tidak terhubung di akhir rantai, maka letak posisi yang terhubung dengan gugus ester diberi imbuhan "-il": CH3CH2CH(CH3)OOCCH2CH3 disebut 2-butil propanoat atau 2-butil propionat.

[sunting] Amina dan amidaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Amina dan Amida

Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan, maka posisi berikatan juga diberi imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3 2propanamina. Imbuhan di depan adalah "amino-".

Untuk amina sekunder (rumus umum R-NH-R), rantai karbon terpanjang akan terhubung dengan atom nitrogen dan menjadi nama utama amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil, lokasi gugus yang berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N: CH3NHCH2CH3 disebut dengan N-methiletanamida. Amina tersier (R-NR-R) juga dinamai mirip: CH3CH2N(CH3)CH2CH2CH3 disebut N-etil-N-metilpropanamida. Juga, nama gugus alkil diurutkan sesuai alfabet.

Amida (R-CO-NH2) diberi tambahan kata "-amida", atau "-karboksamida" jika karbon di dalam gugug amida tidak termasuk dalam rantai utama. Imbuhan kata di depan biasanya diberi kata "karbamol-" dan "amido-". Amida sekunder dan tersier juga dinamai sama dengan amina: ranai alkana yang terhubung dengan atom nitrogen diperlakukan sebagai substituen dengan letak gugus alkil diberi prefiks N: HCON(CH3)2 disebut N,N-dimetilmetanamida.

[sunting] Lihat pula

Tatanama anorganik

[sunting] Pranala luar

(Inggris) IUPAC Nomenclature of Organic Chemistry (online version of the "Blue Book") (Inggris) IUPAC Recommendations on Organic & Biochemical Nomenclature, Symbols, Terminology, etc. (includes IUBMB Recommendations for biochemistry) (Inggris) Bibliography of IUPAC Recommendations on Organic Nomenclature

[sembunyikan]lbs

Imbuhan Kimia OrganikUnsur karbon Unsur oksigen -ana (alkana) -ena (alkena) -ina (hidrokarbon tak jenuh) -una (alkuna) alk- (hidrokarbon jenuh) ar- (aromatik) -al (aldehida) -oat (ester) -oat (asam karboksilat) -ol (alkohol) -on (keton) -osa (gula) tio- (ekstra S) met- (1) et- (2) prop- (3) but- (4) (sisanya angka Yunani/Latin biasa)

Unsur nitrogen -ina (alkaloid) aza- (N menggantikan C) Unsur sulfur Jumlah atom aksial

Lainnya

-ase (enzim) -il (radikal) nor- (tanpa residu)

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Kategori:

Tata nama kimia Kimia organik Masuk log / buat akun Halaman Pembicaraan Baca Sunting Versi terdahulu

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi Portal komunitas Bantuan

Wikipedia Cetak/ekspor Peralatan Bahasa lain

English Espaol Eesti Euskara Franais Slovenina Slovenina Halaman ini terakhir diubah pada 12.13, 2 Desember 2011.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Senyawa kompleksPosted by thoifahmuthohharoh April 30, 2011 Tinggalkan sebuah Komentar Salah satu sifat unsur transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk ion kompleks Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat atau atom pusat. Anion atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan koordinasi antara ion pusat dan ligan disebut bilangan koordinasi. Ion pusat merupakan ion unsur transisi, dapat menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital kosong dalam subkulit 3d, 4s, 4p dan 4d pada ion pusat. Ligan adalah molekul atau ion yang dapat menyumbangkan pasangan elektron bebas kepada ion pusat. Ligan ada yang netral dan bermuatan negatif atau positif. Pemberian nama pada ligan disesuaikan dengan jenis ligannya. Bila ada dua macam ligan atau lebih maka diurutkan menurut abjad. Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi. Senyawa-senyawa kompleks memiliki bilangan koordinasi dan struktur bermacam-macam. Mulai dari bilangan koordinasi dua sampai delapan dengan struktur linear, tetrahedral, segiempat planar, trigonal bipiramidal dan oktahedral. Namun kenyataan menunjukkan bilangan koordinasi yang banyak dijumpai adalah enam dengan struktur pada umumnya oktahedral. Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan senyawa kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi yaitu angka bulat yang menunjukan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengn satu atom pusat. Pada kebanyakan kasus, bilangan koordinasi adalah 6, (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+, Ni2+,Cd2+) kadang-kadang 4(Cu2+, Cu+, Pt2+), tetapi bilangan 2 (Ag+)dan 8 (beberapa iondari golongan platinum) juga terdapat. Ion bebas tidak terdapat di dalam larutan yang encer, sehingga semua ion terlarut dan kemungkinan semua molekul terlarut senantiasa dikelilingi oleh molekul air. Ion-ion juga saling berinteraksi sepanjang jarak-jarak tertentu. Konsep aktivitas (activity) berkaitan dengan interaksi elektrostatik jarak jauh (long-range electrostatic atau >5) antar ion-ion,

sedangkan interaksi ion-ion dalam jarak pendek (short-range electrostatic) disebut sebagai ion kompleks atau pasangan ion ( P, t2g4 lebih disukai dan konfigurasi ini disebut medan kuat atau konfigurasi elektron spin rendah. Bila o < P, t2g3 eg1 lebih disukai dan konfigurasi ini disebut medan lemah atau konfigurasi elektron spin tinggi. Pilihan yang sama akan terjadi untuk kompleks oktahedral d5, d6, dan d7 dan dalam medan kuat akan didapat t2g5, t2g6, t2g6 eg1 sementara dalam medan lemah akan lebih stabil bila konfigurasinya t2g3 eg2, t2g4 eg2, t2g5 eg2. Parameter pemisahan medan ligan o ditentukan oleh ligan dan logam, sementara energi pemasangan, P, hampir konstan dan menunjukkan sedikit ketergantungan pada identitas logam.

2.3.2.2. Ikatan Orbital-orbital molekul yang dibentuk oleh koordinasi dapat dilihat sebagai akibat dari donasi dua elektron oleh tiap-tiap donor ligan ke orbital-d logam. Pada kompleks oktahedral, ligan mendekat ke logam sepanjang sumbu x, y, dan z, sehingga orbital simetri nya membentuk kombinasi ikatan dan anti-ikatan pada orbital dz2 dan dx2y2. Orbital dxy, dxz dan dyz yang tersisa menjadi orbital non-ikatan. Beberapa interaksi ikatan (dan anti-ikatan) yang lemah dengan orbital s dan p logam juga terjadi, menghasilkan total 6 orbital molekul ikatan (dan 6 orbital anti-ikatan). Ligand-Field scheme summarizing -bonding in the octahedral complex [Ti(H2O)6]3+. Dalam istilah simetri molekul, enam orbital pasangan menyendiri ligan-ligan membentuk enam kombinasi linear simetri tersuai (Bahasa Inggris: Symmetry adapated linear combination) orbital atau juga disebut sebagai orbital kelompok ligan (ligand group orbitals). Representasi taktereduksinya adalah a1g, t1u dan eg. Logam juga mempunyai enam orbital valensi yang memiliki representasi taktereduksi yang sama, yaitu orbital s berlabel a1g, orbital p berlabel t1u, dan orbital dz2 beserta dx2y2 berlabel eg. Enam orbital molekul ikatan dihasilkan oleh kombinasi orbital SALC ligan dengan orbital logam yang bersimetri sama.

2.3.2.3. Ikatan Ikatan pada kompleks oktahedral terbentuk dengan dua cara: via orbital p ligan yang tidak digunakan pada ikatan , ataupun via orbital molekul atau * yang terdapat pada ligan. Orbital-orbital p logam digunakan untuk ikatan , sehingga interaksi terjadi via orbital d,

yakni dxy, dxz dan dyz. Orbital-orbital ini adalah orbital yang tidak berikatan apabila hanya terjadi ikatan . Satu ikatan pada kompleks koordinasi yang penting adalah ikatan logam ke ligan, juga dikenal sebagai ikatan balik . Ia terjadi ketika LUMO ligannya adalah orbital * anti-ikatan. Orbital-orbital ini berenergi sangat dekat dengan orbital-orbital dxy, dxz dan dyz orbitals, sehingga mereka dapat membentuk orbital ikatan. Orbital anti-ikatan ini berenergi lebih tinggi daripada orbital anti-ikatan dari ikatan bonding, sehingga setelah orbital ikatan yang baru terisi dengan elektron dari orbital-orbital d logam, O meningkat dan ikatan antara ligan dengan logam menguat. Ligan-ligan pada akhirnya memiliki elektron pada orbital molekul *-nya, sehingga ikatan pada ligan melemah. Bentuk koordinasi ikatan yang lain adalah ikatan ligan ke logam. Hal ini terjadi apabila orbital simetri- p atau orbital pada ligan terisi. Ia bergabung dengan orbital dxy, dxz dan dyz logam, dan mendonasikan elektron-elektronnya, sehingga menghasilkan ikatan simetri- antara ligan dengan logam. Ikatan logam-ligan menguat oleh interaksi ini, namun orbital molekul anti-ikatan dari ikatan ligan ke logam tidak setinggi orbital molekul anti-ikatan dari ikatan . Ia terisi dengan elektron yang berasal dari orbital d logam dan menjadi HOMO kompleks tersebut. Oleh karena itu, O menurun ketika ikatan ligan ke logam terjadi. Stabilisasi yang dihasilkan oleh ikatan logam ke ligan diakibatkan oleh donasi muatan negatif dari ion logam ke ligan. Hal ini mengijinkan logam menerima ikatan lebih mudah. Kombinasi ikatan ligan ke logam dan ikatan logam ke ligan merupakan efek sinergi dan memperkuat satu sama lainnya. Karena enam ligan mempunyai dua orbital simetri , terdapat total keseluruhan dua belas orbital tersebut. Kombinasi linear simetri tersuainya mempunyai empat degenerat triplet representasi taktereduksi, salah satunya bersimetri t2g. Orbital dxy, dxz dan dyz pada logam juga mempunyai simetri ini, sehingga ikatan yang terbentuk antara logam pusat dengan enam ligan juga mempunyai simetri tersebut. 2.4. Sintesis senyawa kompleks Banyak sintesis senyawa kompleks yang telah dilakukan menghasilkan senyawa antara sebagai katalis yang dapat membantu dalam reaksi-reaksi kimia. Salah satu senyawa yang dapat digunakan dalam sintesis kompleks adalah ligan yang berasal dari basa Schiff, dimana senyawa kompleks yang terbebtuk merupakan salah satu senyawa antara yang dapat digunakan untuk bermacam penerapan ilmu, seperti dalam ilmu biologi, klinik dan analitik. Kerja dan aktivitas obat menunjukkan kenaikan setelah dijadikan logam-logam transisi terkhelat yang ternyata lebih baik daripada hanya menggunakan senyawa organik. Logam-logam transisi seperti Mn(II), Cu(II) merupakan asam yang baik dalam pembentukan senyawa kompleks dengan ligan basa Schiff. Prinsip yang digunakan adalah prinsip reaksi kondensasi dimana dua atau lebih molekul bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil seperti reaksi pada ligan basa Schiff turunanan dari karbazona dan anilina. Sintesis ligan basa Schiff melalui reaksi kondensasi yang terjadi pada 1,5 dimethylkarbazona dan anilina, menunjukkan bahwa keduanya mempunyai nitrogen dan oksigen yang merupakan donor karena memiliki pasangan elektron bebas yang dapat disumbangkan dalam ikatan kovalen koordinasi yang terbentuk dalam senyawa kompleks. Ligan inilah yang kemudian akan diikatkan atau digabungkan dengan

logam-logam transisi seperti Mn(II), Cu(II) membentuk senyawa kompleks. Ligan yang terbentuk tergolong dalam ligan multidentat atau ligan khelat, tergantung dari banyaknya tempat yang dapat diikat oleh atom pusat. Senyawa kompleks yang terbentuk dari ligan basa Schiff dan ion logam transisi merupakan katalisator, dan dalam prosesnya terjadi hibridisasi yang berbeda-beda untuk tiap logam. Struktur senyawa kompleks dapat dijelaskan melalui teori ikatan valensi, teorimedankristal dan teori orbital molekul.

2.5. Struktur Elektronik KompleksDiperlukan beberapa konsep untuk memahami struktur, spektrum, kemagnetan, dan kereaktifan kompleks yang bergantung pada konfigurasi elektron d. Khususnya, teori struktur elektronik sangat penting. Beberapa ligan dapat dideretkan dalam suatu deret spektrokimia berdasarkan kekuatan medannya, yang tersusun sebagai berikut : I- < Br- < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < F- < OH-< Ox2< H2O < NCS- < NH3 < en < bipi < fen < NO2- < CN- < CO, dengan Ox = oksalat, en =etilendiamin, bipi = 2,2-bipiridin dan fen = fenantrolin ( Huhey, 1993). Ligan NO2 dalam deret spektrokimia lebih kuat dibandingkan ligan-ligan feroin (fenantrolin, bipiridin dan etilendiamin) dan lebih lemah dari ligan CN. 2.6. Kegunaan senyawa kompleks Sennyawa kompleks sebagai katalis Studi mengenai senyawa kompleks logam transisi menjadi sangat menarik terkait sifat kimianya yang dapat diaplikasikan sebagai katalis. Sifat-sifat logam pusat seperti muatan, tingkatan oksidasi, konfigurasi elektron dan geometri akan memberikan pengaruh pada reaktifitas senyawa kompleks tersebut. Katalis senyawa kompleks logam transisi dengan rumus umum [M(L)n]x[A]y dimana M adalah ion logam pusat, L adalah ligan lemah dan A adalah anion lawan berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi, beberapa diantaranya telah diaplikasikan sebagai katalis dalam reaksi kimia organik. Reaktifitas senyawa kompleks logam transisi ini sebagai katalis muncul disebabkan oleh karena dua hal. Pertama, ligan lemah yang terikat pada ion logam pusat dapat dengan mudah disubsitusi atau digantikan kedudukannya oleh substrat. Kedua, anion lawan yang berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi yang merupakan suatu asam lewis kuat, dapat meningkatkan keasaman lewis dari logam pusat. Keasaman diperlukan untuk menarik substrat agar terikat ke pusat aktif logam. Beberapa senyawa kompleks tembaga(II) seperti [Cu(NCCH3)6][B(C6F5)4]2 dan [Cu(NCCH3)6][BF4]2 dilaporkan telah berhasil disintesis dan diaplikasikan pada reaksi kimia organik seperti aziridinasi dan siklopropanasi berbagai senyawa olefin pada tempratur ruang baik pada fasa homogen maupun heterogen. Pada fasa homogen, katalis-katalis ini menunjukkan hasil yang memuaskan dengan rendemen hasil dan selektifitas yang tinggi. Sedangkan pada fasa heterogen katalis-katalis ini menunjukkan penurunan aktifitas setelah digunakan untuk beberapa kali reaksi. Meski demikian, katalis homogen masih memiliki beberapa kelemahan seperti sulitnya pemisahan dari produk, serta akumulasi logam dan ligan yang bersifat toksik dari senyawa komplek logam transisi yang dapat mecemari lingkungan

2.7. Warna kompleks logam transisi Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa koordinasi dapat dijelaskan dengan teori medan kristal ini. Jika orbital-d dari sebuah kompleks berpisah menjadi dua kelompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaam atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya () tertentu saja yang dapat diserap (gelombang yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi), senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan warna komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap). Seperti yang dijelaskan di atas, ligan-ligan yang berbeda akan menghasilkan medan kristal yang energinya berbeda-beda pula, sehingga kita bisa melihat warna-warna yang bervariasi. Untuk sebuah ion logam, medan ligan yang lebih lemah akan membentuk kompleks yang nya bernilai rendah, sehingga akan menyerap cahaya dengan yang lebih panjang dan merendahkan frekuensi . Sebaliknya medan ligan yang lebih kuat akan menghasilkan yang lebih besar, menyerap yang lebih pendek, dan meningkatkan . Sangtalah jarang energi foton yang terserap akan sama persis dengan perbedaan energi ; terdapat beberapa faktorfaktor lain seperti tolakan elektron dan efek Jahn-Teller yang akan mempengaruhi perbedaan energi antara keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi.

2.9. Tinjauan analisis teorimedankristalMenurut CFT, interaksi antara logam transisi dan ligan diakibatkan oleh tarikan antara kation logam yang bermuatan positif dan elektron bukan-ikatan ligan yang bermuatan negatif. Teori ini dikembangkan menurut perubahan energi dari limadegenerat orbital-d ketika dikelilingi oleh ligan-ligan. Ketika ligan mendekati ion logam, elektron dari ligan akan berdekatan dengan beberapa orbital-d logam dan menjauhi yang lainnya, menyebabkan hilangnya kedegeneratan (degeneracy). Elektron dari orbital-d dan dari ligan akan saling tolak menolak. Oleh karena itu, elektron-d yang berdekatan dengan ligan akan memiliki energi yang lebih besar dari yang berjauhan dengan ligan, menyebabkan pemisahan energi orbital-d. Pemisahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

sifat-sifat ion logam. keadaaan oksidasi logam. Keadaan oksidasi yang lebih besar menyebabkan pemisahan yang lebih besar. susunan ligan disekitar ion logam. sifat-sifat ligan yang mengelilingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi tinggi dengan yang berenergi rendah.

Struktur kompleks yang paling umum adalah oktahedon; dalam struktur ini, enam ligan membentuk oktahedron di sekitar ion logam. Pada simetri oktahedron, orbital-d akan berpisah menjadi dua kelompok energi dengan perbedaan energi oct. Orbital dxy, dxz dan dyz akan memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital dz2 and dx2-y2. Hal ini dikarenakan orbital dxy, dxz dan dyz memiliki posisi yang lebih jauh dari ligan-ligan, sehingga mendapatkan

gaya tolak yang lebih kecil. Kompleks tetrahedron juga merupakan struktur yang umum; dalam struktur ini, empat ligan membentuk tetrahedron disekitar ion logam. Dalam pemisahan medan kristal tetrahedron, orbital-d kembail berpisah menjadi dua kelompok dengan perbedaan energi tet. Orbital dz2 dan dx2-y2 akan memiliki energi orbital yang lebih rendah, dan dxy, dxz dan dyz akan memiliki energi orbital yang lebih tinggi. Hal bertolak belakang dengan struktur oktahedron. Selain itu, dikarenakan elektron ligan pada simetri tetrahedal tidaklah berorientasi pada orbital-orbital-d, pemisahan energi akan lebih kecil daripada pemisahan energi oktaherdal. Struktur geometri datar persegi juga dapat dideskripsikan oleh CFT. Besarnya perbedaan energi antara dua kelompok orbital tergantung pada beberapa faktor, seperti sifat-sifat ligan dan struktur geometri kompleks. Beberapa ligan selalu menghasilkan nilai yang kecil, sedangkan beberapa lainnya akan selalu menghasilkan nilai yang lebih besar. Alasan di balik perbedaan ini dapat dijelaskan dengan teori ligan medan. Deret spektrokimia adalah daftar-daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan energi yang dihasilkan (disusun dari yang kecil ke yang besar):

Tata Nama Senyawa Kompleks

Label : Kimia Tata cara penamaan senyawa kompleks antara lain dipublikasikan oleh IUPAC dalam Nomenclature of Inorganic Chemistry ( Blackwell Scientific Publisher, 1989). Beberapa aturan dasar dalam penamaan senyawa kompleks dijelaskan berikut ini.

PENULISAN NAMA SENYAWA KOMPLEKSDalam menuliskan nama dari suatu senyawa kompleks, beberapa aturan dasar adalah sebagai berikut : 1. Nama ion positif dalam senyawa kompleks dituliskan di awal, diikuti nama ion negatif 2. Untuk menuliskan nama ion kompleks, nama ligan dituliskan pertama dan diurutkan secara alfabetis (tanpa memandang jenis muatannya), diikuti oleh nama logam Contoh : [CoSO4(NH3)4]NO3

tetraamminsulfatkobalt (III) nitrat K4[Fe(CN)6] kalium heksasianoferat (II)

3. Jika dalam senyawa kompleks ada sejumlah ligan yang sama, biasanya digunakan awalan di, tri, tetra, penta, heksa, dan seterusnya untuk menunjukkan jumlah ligan dari jenis itu. Suatu pengecualian terjadi jika nama dari suatu ligan mengandung suatu angka, misalnya dipiridil atau etilendiamin. Untuk menghindari kerancuan dalam kasus semacam itu, digunakan awalan bis, tris, dan tetrakis sebgai ganti di, tri, dan tetra, dan nama dari ligan ditempatkan dalam tanda kurung.

Contoh : [Co(en)3]2(SO4)3 Tris(etilendiammin)kobalt(III) sulfat [Co(en)2(ONO)Cl]Cl Bis(etilendiammin)nitritokobalt(III) klorida

Contoh lain : enyawa [Cu(py)2Cl2], (py adalah ligan piridin), tidak dinamakan sebagai diklorodipiridintembaga (II). Kompleks tersebut dinamakan sebagai kompleks diklorobis(piridin)tembaga(II). Penamaan tersebut dikarenakan kompleks mengandung 2 ligan piridin, bukan 1 ligan dipiridin. Aturan Penulisan Nama Ligan (a) Nama dari ligan yang bermuatan negatif beri akhiran o, contohnya:F-

fluoro kloro bromo iodo

H

-

hidrida hidrokso okso perokso

HS S2-

-

merkapto thio

Cl-

OH O2-

Br I

CN

-

(b)

Ligan yang tidak bermuatan atau netral tidak diberi akhiran khusus. Contohnya meliputi

siano nitro

O2

-2

NO2

NH3 (amina), H2O (akua), CO (karbonil) dan NO (nitrosil). Ligan N2 dan O2 disebut dinitrogen dan dioksigen. Ligan organik biasanya disebut dengan nama lazimnya, contohnya fenil, metil, etilendiamin, piridin, trifenilfosfin (c) Walaupun jarang ada, ligan yang bermuatan positif diberi akhiran ium, misalnya NH2NH3+ (hidrazinium)

Beberapa ligan yang cukup rumit strukturnya atau memiliki nama yang cukup panjang dapat dituliskan dengan menggunakan singkatan tertentu. Beberapa nama ligan yang umumnya disingkat dapat dilihat dalam tabel berikut.

Nama ligan Etilendiamin Piridin Propilendiammin Dietilendiammin Trietilendiammin Bipiridin Etilendiamintetraasetat Dimetilglioksimat fenantrolin

Simbol/singkatan en py pn dien trien bipy EDTA DMG Phen

Aturan Penulisan Nama Logam a. Nama logam pusat dalam ion kompleks dituliskan paling akhir b. Logam pada kompleks negatif (anion) diberi akhiran atContoh : Na[Co(CO)4] = natrium tetrakarbonilkobaltat (I)

c. Logam pada kompleks netral atau kompleks positif (kation) tidak diberi akhiran khususContoh : [Co(NO2)3(NH3)3] = Triammindinitrokobalt(III) [CoSO4(NH3)4]NO3 = Tetraamminsulfatokobalt(III)

d. Muatan dari logam pusat ditunjukkan dengan angka Romawi yang langsung dituliskan di belakang nama logam tersebut

PENULISAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA KOMPLEKSDalam menuliskan rumus molekul senyawa kompleks, ada beberapa aturan yang harus iikuti, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. Ion kompleks dituliskan dalam tanda kurung persegi Logam dituliskan pertama, diikuti ligan Ligan dituliskan setelah logam dengan urutan : [..]

ligan negatif ligan netral ligan positif 4. Urutan penulisan ligan dengan muatan yang sama disesuaikan dengan urutan abjad Contoh : triammintrinitrokobalt (III) = [Co(NO2)3(NH3)3] kalium nitrosilpentasianoferat(II) = K[Fe(CN)5NO]

LIGAN AMBIDENTAT Beberapa jenis ligan memiliki lebih dari satu pasang elektron bebas yang bisa digunakan dalam pembentukan ikatan, sehingga dapat terikat pada logam melalui atom yang berbeda. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan ambidentat. Contoh : NO2- : nitro ONO- : nitrito

Ligan nitro berikatan dengan logam melalui pasangan elektron bebas pada atom N. Adapun ligan nitrito berikatan dengan logam melalui psangan elektron bebas yang dimiliki oleh atom O SCN- : tiosianato NCS- : isotiosiano

Tiosianat terikat pada logam melalui atom S. Sedangkan isotiosianta membentuk ikatan dengan logam melalui pasangan elektron bebas yang dimiliki oleh atom N

Atom pada ligan yang berikatan dengan logam dapat pula ditunjukkan dengan menuliskannya dalam huruf kapital Contoh : [Co(NH3)5(NO2)]Cl2 (kuning-kecoklatan) Pentaamminnitrokobalt(III) klorida pentaamminnitrito-N-kobalt(III) klorida [Co(NH3)5(ONO)]Cl2 (merah)

Pentaamminnitritokobalt(III) klorida Pentaamminnitrito-O-kobalt(III) klorida

LIGAN JEMBATAN Pada sejumlah kompleks, terdapat lebih dari satu atom logam sebagai atom pusat dari kompleks tersebut. Kedua atom logam dihubungkan oleh ligan yang berfungsi sebagai jembatan dengan menghubungkan 2 atom logam tersebut. Ligan semacam ini disebut sebagai ligan jembatan Ligan yang berfungsi sebagai ligan jembatan pada penulisannya diberi awalan . Jika ada dua atau lebih ligan jembatan, dinyatakan sebagai di- atau di,tri- atau -tri, dan seterusnya

Urutan ligan jembatan dalam penulisan nama kompleks disesuaikan secara alfabetis dengan ligan-ligan lainnya dalam kompleks tersebut Contoh : Oktaammine -dihidroksodikobalt(III) sulfat

LATIHAN1. Berikan nama bagi sejumlah senyawa kompleks berikut ! a. Na2[Fe(CN)5(NO)] b. [Co(N3)(NH3)5]SO4 c. K2[Cr(CN)2(O)2(O2)(NH3)] d. [Pt(NH3)4Cl2][PtCl4] e. K4[Ni(CN)4] 2. Tuliskan rumus bagi senyawa kompleks yang memiliki nama berikut ! a. Diklorotetraakuokromium (III) nitrat b. Kalium tetrafluoroargentat (I) c. Kalium tetraazidokobaltat (III) d. Amonium akuopentafluoronikelat (IV) e. Diammin perak (I) tetrasianoferrat (III) f. Oktaamin

Sumber : Chemistry35 Posted 3 weeks ago by rivblogger

Materi Smansa / Pusat Sumber Belajar SMAN 1 Cirebon

Classic Flipcard Magazine Mosaic Sidebar Snapshot Timeslide

Aplikasi Blended Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa Mencari Bentuk Laporan MSPD Yang Ringkas dan Berstandar Rancangan Pelatihan Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Hari Ulang Tahun Kota Cirebon ke-642 Konteks Keunggulan Pendidikan pada Prespektif Internasional Model Pengolahan Instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Model Pertanyaan Eksploratif Untuk Menggali Informasi Bahan EDS KTSP RSBI, Bagaimana Selanjutnya? Pelatihan EDS Karakter Siswa Abad 21 Pembelajaran Blended untuk RSBI

Sekolah Efektif dalam Prespektif Global

Membangun Karakter Intelektual Siswa Model Pengolahan Instrumen MSPD Mengunduh Buku dari Internet Sekolah Inovatif dalam Prespektif Global Contoh Reaksi EsteriFikasi (Pembuatan Etil Asetat)

Pendidikan Karakter Bangsa Contoh RPP kimia Berkarakter (Eksplorasi. Elaborasi konfirmasi)

Tata Nama Senyawa Kompleks

Bu Guru, Sekolah Itu Apa?

Kontravensi apa Kontraversi, sih? Waktu Lama Sekolah Ditingkatkan Saatnya Kepustakaan Digital diwujudkan Desentralisasi Pendidikan Perlu Dievaluasi

Unsur-Unsur Periode Ketiga (Periode 3 Elements) Korosi Sel Elektrolisis sel volta Koloid Cara Mengetahui Titik Ekuivalen Larutan Penyangga Kimia Unsur : Unsur Transisi Periode 4 (logam Transisi) Pakar Pendidikan: Hilangkan Istilah "Drop Out" Guru Harus Mau Maju Jangan Persulit Guru Ikut Sertifikasi BMW Beri Beasiswa Pendidikan Sertifikasi Guru Akan Diperketat Di Indonesia, Gaji Profesor Lebih Rendah dari Guru SD

Besaran turunan

Kunjungan Kerja Wali Kota ke SMAN 1 Kota Cirebon

Gradien dan Kemiringan

Mengapa Imaginasi Itu Penting ?

Passion, Kreativitas, Inovasi: Menuntut Komunikasi

Jaminan Mutu dalam Sertifikasi Guru Ini Loh, Streaming Media Player Nirkabel Baru WD Soal-Soal dan Pembahasan Matematika Dasar SNMPTN tahun 2006 s/d 2010 Teori Belajar Konstruktivistik Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Aplikasi Blended Untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa

Model aplikasi metode blended dengan cara mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran tradisional dan metode pembelajaran berbasis komputer dan internet dapat meningkatkan kolaborasi guru-siswa di dalam maupun di luar kelas. Dengan meningkatnya penggunaan internet melalui hand phone (seperti: SMS,

Struktur Kompleks LogamKata Kunci: atom pusat, bilangan koordinasi, kimia logam transisi blok d, ligan, ligan khelat, ligan monodentat, ligan polidentat, Logam transisi, logam transisi awal, senyawa kompleks, struktur kompleks logam, unsur-unsur transisi Ditulis oleh Taro Saito pada 22-11-2009

Logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi. Walaupun digunakan luas dalam kehdupan sehari-hari, logam transisi yang biasanya kita jumpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak, emas, platina, dan titanium. Namun, senyawa kompleks molekular, senyawa organologam, dan senyawa padatan seperti oksida, sulfida, dan halida logam transisi digunakan dalam berbagai riset kimia anorganik modern. Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari 103 unsur. Logamlogam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia unsur blok d dan blok f sangat berbeda. Bab ini mendeskripsikan sifat dan kimia logam transisi blok d. Struktur kompleks logam a. Atom pusat Sifat logam transisi blok d sangat berbeda antara logam deret pertama (3d) dan deret kedua (4d), walaupun perbedaan deret kedua dan ketiga (5d) tidak terlalu besar. Jari-jari logam dari skandium sampai tembaga (166 sampai 128 pm) lebih kecil daripada jari-jari itrium, Y, sampai perak, Ag, (178 sampai 144 pm) atau jari-jari, lantanum, sampai emas (188 sampau 146 pm). Lebih lanjut, senyawa logam transisi deret pertama jarang yang berkoordinasi 7, sementara logam transisi deret kedua dan ketiga dapat berkoordiasi 7-9. Cerium, Ce, (dengan

radius 182 pm) ~ lutetium, Lu, (dengan radius 175 pm) terletak antara La dan Hf dan karena kontraksi lantanoid, jari-jari logam transisi deret kedua dan ketiga menunjukkan sedikit variasi. Logam transisi deret kedua dan ketiga berbilangan oksida lebih tinggi lebih stabil dari pada keadaan oksidasi tinggi logam transisi deret pertama. Contohnya meliputi tungsten heksakhlorida, WCl6, osmium tetroksida, OsO4, dan platinum heksafluorida, PtF6. Senyawa logam transisi deret pertama dalam bilangan oksidasi tinggi adalah oksidator kuat dan oleh karena itu mudah direduksi. Di pihak lain, sementara senyawa M(II) dan M(III) umum dijumpai pada logam transisi deret pertama, bilangan oksidasi ini jarang dijumpai pada unsurunsur di deret kedua dan ketiga. Misalnya, hanya dikenal sedikit senyawa Mo(III) atau W(III) dibandingkan dengan senyawa Cr(III). Ion akua (ion dengan ligan air) sangat umum dalam logam transisi deret pertama tetapi ion yang sama untuk logam transisi deret kedua dan ketiga jarang diamati. Senyawa kluster logam karbonil logam transisi deret pertama dengan ikatan M-M dalam bilangan oksidasi rendah dikenal, tetapi senyawa kluster halida atau sulfida jarang. Umumnya, ikatan logam-logam dibentuk dengan lebih mudah pada logam 4d dan 5d daripada di logam 3d. Momen magnet senyawa logam transisi deret pertama dapat dijelaskan dengan nilai spin saja (lihat bagian 6.2(d)) tetapi sukar untuk menjelaskan momen magnet deret kedua dan ketiga kecuali bila faktor-faktor lain seperti interaksi spin-orbital juga dipertimbangkan. Jadi, penting untuk mengenali dan memahami perbedaan signifikan dalam sifat kimia yang ada antara logam transisi deret pertama dan deret selanjutnya, bahkan untuk unsur-unsur dalam golongan yang sama. Sifat logam transisi blok d tidak berbeda tidak hanya dalam posisi atas dan bawah di tabel periodik tetapi juga di golongan kiri dan kanan. Golongan 3 sampai 5 sering dirujuk sebagai logam transisi awal dan logam-logam ini biasanya oksofilik dan halofilik. Dengan tidak hadirnya ligan jembatan, pembentukan ikatan logam-logam sukar untuk unsur-unsur ini. Senyawa organologam logam-logam ini diketahui sangat kuat mengaktifkan ikatan C-H dalam hidrokarbon. Logam transisi akhir dalam golongan-golongan sebelah kanan sistem periodik biasanya lunak dan memiliki keaktifan besar pada belerang atau selenium. Logam transisi blok d yang memiliki orbital s, p, dan d dan yang memiliki n elektron di orbital d disebut dengan ion berkonfigurasi dn. Misalnya, Ti3+ adalah ion d1, dan Co3+ adalah ion d6. Jumlah elektron yang menempati orbital yang terbelah oleh medan ligan (lihat 6.2(a)) disebut dengan pangkat di simbol orbitalnya. Contohnya, suatu ion dengan 3 elektron di t dan 2 elektron di e dinyatakan dengan t3e1. b. Ligan Senyawa ion logam yang berkoordinasi dengan ligan disebut dengan senyawa kompleks. Sebagian besar ligan adalah zat netral atau anionik tetapi kation, seperti kation tropilium juga dikenal. Ligan netral, seperti amonia, NH3, atau karbon monoksida, CO, dalam keadaan bebas pun merupakan molekul yang stabil, semenatara ligan anionik, seperti Cl- atau C5H5-, distabilkan hanya jika dikoordinasikan ke atom logam pusat. Ligan representatif didaftarkan di Tabel 6.1 menurut unsur yang mengikatnya. Ligan umum atau yang dengan rumus kimia rumit diungkapkan dengan singkatannya.

Ligan dengan satu atom pengikat disebut ligan monodentat, dan yang memiliki lebih dari satu atom pengikat disebut ligan polidentat, yang juga disebut ligan khelat. Jumlah atom yang diikat pada atom pusat disebut dengan bilangan koordinasi.

SENYAWA KOMPLEKS TEMBAGASifrianus Tokan, Eka Kurniawan, Maria Dian Ekawati, Maria Maya Trisnawati, Niken, NoviyantiMahasiswa Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nusa Bangsa, Bogor

Dalam hal kompleks dari logam Cu, terdapat beberapa macam bilangan koordinasi yang dapat dibentuk oleh logam ini dengan ligan, yaitu: Bilangan Koordinasi 2 dimana struktur molekulnya yang lazim adalah linear, contoh: ion diklorokuprat(I) [CuCl2]-, ion dibromokuprat(I) [CuBr2]-, karbonilklorotembaga(I) [Cu(CO)Cl], Kalium disianokuprat(I) K[Cu(CN)2], ion diaminatembaga(I) [Cu(NH3)2]+. Bilangan Koordinasi 3 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah trigonal planar, contoh: ion triklorokuprat(I) [CuCl3]2-, ion trinitratokuprat(II) [Cu(NO3)3]-, klorobis(trisikloheksilfosfina)tembaga(I) [CuCl(Pcy3)2]. Bilangan Koordinasi 4 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah tetrahedral atau bujur sangkar, contoh: ion tetrasianokuprat(I) [Cu(CN)4]3-,

amonium tetraklorokuprat(II) (NH4)2[CuCl4], cesium tetraklorokuprat(II) Cs2[CuCl4], cesium tetrabromokuprat(II) Cs2[CuBr4], ion tetraaminatembaga(II) [Cu(NH3)4]2+ Bilangan Koordinasi 5 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah trigonal bipiramidal, contoh: ion pentaklorokuprat(II) [CuCl5]3Bilangan Koordinasi 6 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah oktahedral, [Cu(en)3]2+, contoh: ion heksaakuotembaga(II)2+

[Cu(H2O)6]2+, dan

ion

heksaaminatembaga (II) [Cu(NH3)6] , ion tris(etilenadiamina)tembaga(II) kalium heksafluorokuprat(III) K3[CuF6], cesium heksafluorokuprat(IV) Cs2[CuF6].

Struktur Molekul Kompleks Bilangan Koordinasi 6

Salah satu kompleks dari tembaga yang memiliki bilangan koordinasi 6 adalah ion heksaakuotembaga(II) [Cu(H2O)6]2+ yang terbentuk jika ion Cu2+ bertemu dengan air dalam larutan, contohnya ketika garam Cu2+ seperti CuSO4 dan Cu(NO3)2 dilarutkan dalam air. Kompleks ini berwarna biru muda dan berbentuk oktahedral terdistorsi tetragonal. Tidak seperti oktahedral normal, pada bentuk terdistorsi ini 2 ikatan Cu-Ligan yang berada di atas dan bawah bangun oktahedral lebih panjang dari 4 ikatan Cu-Ligan yang lain.

Struktur Molekul Kompleks Bilangan Koordinasi 4 Dengan bilangan koordinasi 4, terdapat dua kemungkinan struktur yang dapat ditemukan yaitu tetrahedral dan bujur sangkar.

Struktur Tetrahedral Pada Cesium tetraklorokuprat(II) Cs2[CuCl4], jika ditinjau dari teori ikatan valensi dapat dijelaskan strukturnya adalah tetrahedral karena ligan menempati orbital hibrida sp 3, sifat magnetiknya sesuai dengan fakta eksperimen yaitu paramagnetik yang setara dengan adanya satu elektron yang tidak berpasangan.

Struktur Bujur Sangkar

Bentuk orbital hibrida dsp2 identik dengan struktur bujur sangkar sehingga penjelasan teori ini dapat diterima. Sifat magnetiknya setara dengan satu elektron tidak berpasangan. Kompleks ini berwarna kuning, berbeda dari kompleks dengan kation yang lain yaitu Cs2[CuCl4] yang berwarna oranye.

Lebih lengkap, klik

Share this:

StumbleUpon Digg Reddit

Tinggalkan BalasanEnter your comment here...

Fill in your details below or click an icon to log in:

Email (wajib) (Belum diterbitkan) Nama (wajib) Situs web

Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik.

Halaman

About SENYAWA KOMPLEKS TEMBAGA

Desember 2011 S S R K J S M Okt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Arsip

Oktober 2009 Maret 2009

Meta

Daftar Masuk log RSS Entri RSS Komentar WordPress.com

Tulisan Terkini

Lowongan Analis Mikrobiologi Mengapa Susu Bermelamin Bisa Lolos Uji?

Tag Kategori

Kimia Anorganik Lain-Lain

Komentar Terakhir Awan KategoriKimia Anorganik Lain-Lain

Blog Stats

2,508 hits

Klik tertinggi

Tidak ada

Tulisan Teratas

SENYAWA KOMPLEKS TEMBAGA Lowongan Analis Mikrobiologi

PEMBENTUKAN IKATAN KOVALEN DAN STRUKTUR MOLEKUL

MODUL 11PEMBENTUKAN IKATAN KOVALEN DAN

STRUKTUR MOLEKUL

Oleh : Ir. Nanang Ruhyat, MT.

Secara umum ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion muncul sebagai daya tarik menarik murni antara partikel bermuatan berlawanan clan oleh sebab itu nondireksional. Artinya pembentukan ion dalam kluster ditentukan dengan mudah oleh keseimbangan yang terjadi antara daya tarik dan daya tolak antar ion, tidak disebabkan oleh struktur elektroniknya. Ikatan kovalen sebaliknya, mempunyai sifat direksional yang sangat kuat. Zat-zat ikatan kovalen, misalnya molekul atau poliatom, mempunyai bentuk tertentu yang biasanya tetap bentuknya bila zat tersebut mengalami perubahan fisika seperti mencair atau menguap.

Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang, mempengaruhi banyak sifatsifat fisika dan kimia molekul tersebut. Misalnya kita telah mempelajari bahwa bentuk molekul dapat ditentukan tanpa memperhatikan apakah molekul tersebut polar atau tidakfenomena ini yang akan kita pelajari lebih jauh dalam Bab ini. Akhimya saudara akan mengetahui bahwa polaritas molekul mempunyai pengaruh yang kuat pada sifat fisika seperti titik leleh dan titik didih. Bentuk molekul dapat juga mempengaruhi sifat kimia.

Dalam sistim biologi seperti badan kita, reaksi kimialah yang mempertahankan hidup kita (dan bahkan memberikan kita kesempatan mempelajari ilmu kimia) karena rangkaian molekul-molekul yang sangat tepat dan sesuai. Bila rangkaiannya putus, yang padaumtimnya dapat bila ada terjadi keracunan, organisms tersebut akan coati. Jadi, pengertian tentang geometri molekul dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang sangat penting untuk pengertian kita mengenai ilmu kimia.

Sejauh ini, gambaran sederhana dari ikatan kovalen adalah sepasang titik yang terbagi antara dua atom, tidak memberikan kepada kita pengertian mengenai struktur molekul. Dalam Bab ini kita akan melihat, struktur Lewis dapat digunakan untuk mengira (predik) bentuk molekul dengan ketepatan yang lebih tinggi. Kemudian kita akan mengamati bagaimana teori modern yang berdasarkan mekanika kuantum berusaha untuk menjawab pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana"-mengapa molekul mempunyai bentuk seperti itu, dan bagaimana atom mampu Baling membagi elektronnya. Seperti dapat saudara lihat, kita akan mengamati beberapa cara pendekatan yang berbeda untuk mengerti mengenai struktur molekul dan perlu diingat bahwa tidak satupun dari teori mengenai ikatan ini yang sempuma. Meskipun demikian, kita perlu memperhatikan salah satu dari teori ini. Setiap teori mempunyai kegunaan untuk suatu tujuan tertentu, dan bentuk struktur yang dipilih oleh ahli kimia pada suatu keadaan tertentu tergantung dari aspck ikatan clan struktur yang akan diselidiki.

BENTUK MOLEKUL

Meskipun jumlah molekul sangat banyak, tetapi jumlah cara atom menata dirinya membentuk molekul terbatas. Oleh sebab itu pengertian dan melukiskan bentuk molekul tidak begitu rumit seperti yang dibayangkan.

Kebanyakan molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda. Tujuan kita pada Seksi ini adalah agar saudara terbiasa membayangkan struktur molekul dalam tiga di mensi. Saudara harus mempelajari bagaimana bentuk molekul diten tukan oleh bermacam-macam sudut yang dibentuk oleh ikatan dan meskipun saudara pada permulaan menemui kesulitan, saudara harus berL4aha menggambar bentuk struktur tersebut. (Untuk struktur-struktur yang rumit, beberapa petunjuk diberikan). Berlatihlah, sampai saudara mampu menggambar bentuk struktur, sehingga gambar tersebut dapat memberi informasi tiga dimensi kepada saudara. Jika saudara mengerjakannya, maka saudara dapat lebih mullah dan lebih menarik untuk mempelajari struktur molekul. Marilah kita perhatikan sekarang lima struktur dasar, dimulai dari yang paling sederhana

Molekul linier (garis lurus)

Penataan atom dalam bentuk linier, bila semua atom berada dalam bentuk garis lurus. Sudut yang terbentuk di antara dua atom yang terikat yang menuju ke atom sentral, disebut sudut ikatan yang besarnya 180

Molekul triangular (sudut segitiga) yang rata (dalam satu bidang)

Empat atom yang disusun membentuk segitiga (triangular) pads bidang rata, keempat atomnya terletak pads bidang yang sama. Atom sentral dikelilingi oleh tiga atom yang membentuk segitiga. Semua sudut ikatan besarnya 120

Molekul triangular

(dengan bentuk lain yang memperlihatkan semua sudut segitiga) yang rata atom berada pads satu bidang

Molekul tetrahedron

Tetrahedron adalah piramid empat sisi yang mempunyai tiga sudut yang sama. Pada molekul tetrahedron, atom sentral terletak ditengah tetrahedron dan keempat atomnya terletak pads sudut-sudut. Semua sudut ikatan sama besarnya yaitu 109,5

Tetrahedron Molekul tetrahedron

Molekul bipiramid yang trigonal

Bipiramid trigonal terdiri dari dua piramid trigonal (piramid dengan dasar triangular, yang sama dengan tetrahedron) yang pennukaannya dibagi bersama.

Piramid tetragonal

Molekul bipiramid trigonal mempunyai atom sentral yang dikelilingi oleh lima atom lainnya. Atom sentral terletak di tengah bidang triangular, dimana bidang ini merupakan bagian dari piramid atas dan piramid bawah. Kelima atom yang melekat pads atom pusat terletak pads lima sudut. Pada molelcul ini, tidak semua sudut ikatan sama. Di antara dua ikatan yang terletak di bidang segitiga pusat, besar sudut ikatan adalah 120. Besar sudutnya hanya 90 antara ikatan dengan bidang segitiga pusat dengan ikatan yang membentuk bipiramid trigonal di atas clan di bawah bidang segitiga pusat.

Bila kita menggambar molekul bipiramid yang trigonal, biasanya dibw gambar segitiga dan kemudian melihat segitiga tersebut dari kedua sisi, dari atas dan bawah. Kemudian kita tank garis lurus ke atas dan kebawah bipiramid trigonal.

Molskul oktahedron

Suatu oktahedron adalah gambar geometri yang mempunyai delapan permukaan. Kita dapat membayangkan molekul tersebut terdiri dari dua piramid yang dasarnya bidang empat persegi yang dibagi bemama. Perhatikan bahwa gambar ini mempunyai enam sudut meskipun ada delapan permukaan.

Oktahedron

Pads molekul oktahedron, atom p*u&u dikelilingi oleh enam atom hdn nya. Atom puss terletak di tengah segiempat yang melalui titik tengah oktahedm. Keenam atom terikat ke atas

pusat dengan enam sudut &Ww*on. Sudut setup pasangan atom yang berdekatan besarnya sama yaitu 90

Untuk memudahkan menggambar oktahedron, biasanya -digambar bidang segiempat, dari titik tengah segiempat digambar garis lures ke atas dan ke bawah oktahedron.

Sebelum membicarakan Seksi selanjutnya, saudara hares berlatih menggambar kelima struktur ini. Bila saudara telah memahaminya, maka lebih memudahkan saudara untuk memahami Seksi-seksi selanjutnya dalam Bab ini.

TEORI PERPUTARAN BERPASANGAN ELEKTRON KULIT VALENSI

Salah satu tujuan utama teori ikatan kimia adalah untuk menerangkan dan (kite harap) memperkirakan struktur molekul. Teori yang memperlihatkan kemudahan dalam konsepnya dan memberikan hasil yang memuaskan dalam kemampuannya memperkirakan bentuk geometri molekul yang tepat disebut teori perputaran berpasangan elektron Wit valensi (valence shell electron pair repulsion theory-VSEPR theory). Teori ini tidak menggunakan same sekali orbital atom. Kite lihat sebagai penggantinya adalah bile struktur titik elektron dapat digambar untuk suatu molekul, maka bentuk umum molekul tersebut dapat diperkirakan.

Bila kits ingin mengetahui bentuk suatu molekul, kite cari caranya untuk menentukan bagaimana atom atau sekelompok atom (biasanya untuk ini digunakan istilah ligan) tersusun mengelilingi atom pusat. Sebagai contoh, dalam molekul S02, bagaimana atom oksigen (ligan) diatur mengelilingi atom beleran~? Apakah ketiga atom tersebut pads satu garis lurus (disebut molekul Tinier) atau terikat membentuk sudut kurang dari 180?. Untuk menjawab pertanyaan ini, teori VSEPR menunjukkan bahwa pengaturan geometri ligan sekeliling atom pusat ditentukan hanya oleh perputaran pasangan elektron dikulit valensi atom pusat.

Menurut teori tersebut pasangan elektron dianggap dalam posisi dimana perputaran di antara elektron An minimum dan ligan mengikuti perputaran tersebut. Untuk mengetahui bagaimana car

janya, marilah kita mulai dengan memperhatikan molekul BeC12 yang sederhana. Struktur titik elektronnya seperti ini

CI~Be:CI

Molekul khusus ini, memenuhi rumus oktet, jadi hanya ada dua pasang elektron dikulit valensi Be. Menurut teori VSEPR, pasangan elektron ini akan mengatur sendiri letaknya sejauh mungkin, sehingga perputaran antar elektron tersebut minimum. Bila ada dua pasang elektron pada kulit valensi, perputaran minimum ini terjadi bila elektron terletak ada bagian yang berlawanan dm. inti, yang dapat kita gambarkan sebagai berikut

Dalam molekul BeCl, ligan (dalam hal ini atom klor) melekat pada Be, dengan membagi sama pasangan elektron tersebut. Ini berarti klor harus ditempatkan dimana pasangan elektron tersebut berada. Dengan demikian struktur molekul adalah linear

Dalam kenyataannya, bentuk molekul BeC12 adalah gas.

Kita dapat jugs mempelajari hal ini lebih lanjut dengan mempelajari ikatan rangkap dua dan rangkap tiga. Misalnya molekul CO2 mempunyai struktur titik sebagai berikut

dimana terlihat ada ikatan rangkap antara atom C dan O. Kedua pasang elektron pada ikatan rangkap harus berada pada daerah yang sama di kulit valensi atom, bila tidak, ikatan itu bukan ikatan rangkap. Oleh, sebab itu, dilihat dari akibat penentuan menurut geometri molekul, kelompok empat elektron pada ikatan rangkap mempunyai sifat yang hampir sama dengan kelompok dua elektron pada ikatan. tunggal. Oleh sebab itu pada kulit valensi karbon, kita mempunyai dua kelompok empat elektron dan kelompok ini terletak pada tempat yang berlawanan dari inti karbon, jadi perputaran di antara elektronnya minimum

seperti sebelumnya, ligan (dalam hal ini oksigen) melekat pada atom pusat dengan bantuan pasangan elektron ini dan kita peroleh lagi struktur yang tinier

Bila, ada lebih dari dua pasang (kelompok pasangan) elektron dikulit valensi, kita menjumpai pengaturan geometri yang berbeda seperti yang terlihat pada Gambar 9.1. Pasangan elektron pada kulit valensi pada bentuk ini menghasilkan perputaran minimum. Marilah kita perhatikan bagaimana kita dapat menggunakan susunan pasangan elektron ini untuk memperkirakan struktur molekul.

Tiga kelompok elektron pada Wit valensi

Dalam Bab 8 kita lihat bahwa molekul BC13 mempunyai struktur titik sebagai berikut

Jadi ada tiga pasang elektron mengelilingi boron. Menurut Gambar 9.1 diharapkan ada tiga atom klor yang dapat disusun sekeliling atom boron di sudut segitiga sama sisi. Menurut Hasil percobaan, struktur inilah yang dijumpai untuk BC13, yang disebut molekul segitiga datar (planar triangular molecule).

Sekarang, kita perhatikan molekul S02- Strutur titik untuk salah satu dari dua struktur resonansinya adalah

Di sekeliling atom belerang ada tiga kelompok elektron, dua kelompok masing-masing dengan satu pasang elektron dan satu kelompok dengan dua pasang elektron (ikatan rangkap). Untuk memperoleh perputaran