tata kelola perusahaan - bankbhi.co.idbankbhi.co.id/bhi/images/tatakelolaperusahaan_2016.pdf ·...

47
Tata Kelola Perusahaan Senantiasa Memberikan Rasa Aman Kepada Nasabah Secara umum, Bank BHI telah menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG yang mencakup Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness Good Corporate Governance Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Laporan Tahunan 2016 69

Upload: vuongkhanh

Post on 26-Apr-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tata Kelola Perusahaan

Senantiasa Memberikan Rasa Aman Kepada Nasabah Secara umum, Bank BHI telah menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG yang mencakup Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness

Good Corporate Governance

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Laporan Tahunan 2016 69

ARTI PENTING GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BAGI BANK BHI Sebagai perusahaan publik, Bank BHI memiliki tujuan untuk memberikan nilai jangka panjang dan berkelanjutan untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan. Tujuan tersebut diupayakan melalui setiap lini bisnis perbankan yang dikerjakan. Berlandaskan pada tujuan tersebut, Bank BHI memiliki komitmen untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dengan melaksanakan praktik bisnis yang sehat, transparan dan profesional. Pelaksanaan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan strategi bank untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan dari segala potensi risiko bisnis yang kompleks melalui penguatan kondisi internal pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, serta peningkatan kepatuhan terhadap peraturan, perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku umum di industri perbankan. DASAR PENERAPAN GCG Sebagai Bank Umum, sudah menjadi keharusan bagi Bank BHI untuk menerapkan GCG sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. POJK ini mencabut atau menggantikan PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum. PENINGKATAN KUALITAS GCG SECARA BERKELANJUTAN PENETAPAN STANDAR KUALITAS IMPLEMENTASI Standar pengukuran kualitas penerapan tata kelola mengacu kepada target yang telah disusun di dalam rencana bisnis khususnya yang terkait dengan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

TRANSPARENCY ACCOUNTABILITY RESPONSIBILITY INDEPENDENCY FAIRNESS GCG

Tata Kelola Perusahaan

PELAKSANAAN DAN PEMONITORAN IMPLEMENTASI GCG Pelaksanaan dan pemonitoran implementasi GCG memerlukan pembentukan dan penguatan GCG. Monitoring pelaksanaan tata kelola yang baik fokus kepada bagaimana bank menerapkan prinsip-prinsip (TARIF): Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness. Dengan semakin tajamnya persaingan bisnis perbankan maka penerapan GCG yang efektif menjadi salah satu sasaran strategis jangka panjang yang akan dicapai. Penerapan GCG yang efektif bisa menjadikan Bank BHI sebagai salah satu bank lokal yang patut dicontoh oleh bank-bank lainnya dalam hal tata kelola. Penerapan GCG diprioritaskan kepada komitmen yang telah dibuat oleh Bank BHI dengan Regulator. Berbagai isu penting yang ada terkait dengan GCG sudah ditindaklanjuti dengan baik dan telah diimplementasikan kedalam pelaksanaan operasional Bank. Untuk selanjutnya Bank BHI akan tetap menjalankan komitmen-komitmen yang pernah dibuat sebagai tindak lanjut atas hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan. SELF ASSESSMENT Bank BHI secara periodik melakukan self assessment terhadap pelaksanaan GCG. Self assessment merupakan upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data (fakta dan informasi) yang handal dan terpercaya sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen agar pelaksanaan GCG dapat dilakukan secara efektif. Selain itu, Bank BHI secara berkala melakukan self assessment pelaksanaan tata kelola untuk memastikan bahwa pertumbuhan dan stabilitas bank selalu terjaga dan terkendali sesuai rencana bisnis dan peraturan yang berlaku.

2016 Laporan Tahunan 70

PRINSIP GCG

Laporan Keuangan

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) TAHUN 2016

1 Menyetujui pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan tahun 2015

2 Menyetujui pengesahan Laporan Tugas Dewan Komisaris dan Laporan Tugas Direks i tahun buku 2015

Setuju : 2.850.426.500 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Keputusan Menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publ ik

Setuju : 2.850.426.500 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Keputusan Menyetujui penetapan Remuneras i dan tunjangan la in bagi seluruh Dewan Komisaris dan Anggota Direks i

untuk tahun buku 2016

Setuju : 2.850.426.500 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Keputusan Menyetujui pengesahan dan penetapan rencana kerja Tahun 2016

Setuju : 2.850.426.500 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Keputusan Menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan yakni menyetujui pengunduran diri Tuan ANTONIUS

PRABOWO ARGO sebagai Direktur Utama dan selanjutnya untuk mengangkat Tuan ROSEP TUNGGAL LESMANA

dan Tuan AGUS PRIBADI keduanya sebagai anggota Direks i yang baru

Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi :

SUSUNAN DIREKSI

Direktur : Barl ian Hal im

Direktur : Doddy Setyantoko Soewito

Direktur : Rosep Tunggal Lesmana

Direktur : Agus Pribadi

SUSUNAN KOMISARIS

Komisaris Utama Independen : Bernardus Dwibyantoro

Komisaris : Rachman Hakim

Komisaris Independen : Robertus Soedaryatmo Y

Setuju : 2.850.503.000 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Keputusan Menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu ("HMETD") kepada para pemegang saham Perseroan, da lam jumlah sebanyak-banyaknya 1.000.000.000

(satu mi lyar) saham

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.572.795 Saham (99.99%)

Tidak Setuju : 1.500 Saham (0.0000526%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Belum tereal i sas i

2016

RUPS TAHUNAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 27 JUNI 2016

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 27 JUNI 2016

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 21 SEPTEMBER 2016

Mata Acara I

Persetujuan rencana Perseroan untuk melakukan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ("HMETD")

Has i l Pemungutan Suara

Pengesahan dan penetapan rencana kerja Tahun 2016

Has i l Pemungutan Suara

Mata Acara

Perubahan Susunan Pengurus Perseroan

Mata Acara IV

Penetapan besarnya Remunerasi dan Tunjangan lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Anggota Direksi tahun buku 2016

Has i l Pemungutan Suara

Mata Acara V

Mata Acara III

Persetujuan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik

Has i l Pemungutan Suara

Mata Acara I & II

Persetujuan Laporan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan, Laporan Tugas Dewan Komisaris dan Laporan Tugas Direksi Tahun Buku 2015

Keputusan

Has i l Pemungutan Suara

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Struktur dan Mekanisme GCG

Laporan Tahunan 2016 71

Keputusan Menyetujui perubahan Pasa l 4 ayat (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan

HMETD, ya i tu peningkatan modal di tempatkan dan disetor Perseroan serta pemberian wewenang kepada

Direks i Perseroan untuk mengambi l tindakan yang dianggap perlu untuk melaksanakan keputusan RUPSLB

tersebut dan untuk menyatakan kembal i da lam akta dihadapan pejabat yang berwenang sehubungan dengan

has i l pelaksanaan HMETD

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.572.795 Saham (99.99%)

Tidak Setuju : 1.500 Saham (0.0000526%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Belum tereal i sas i

Perubahan susunan Direks i dan Dewan Komisaris Perseroan yakni ;

1 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan RACHMAN HAKIM dan mengangkat Nyonya NOVITA HAKIM sebagai

Komisaris Perseroan

2 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan DODDY SETYANTOKO SOEWITO sebagai Direktur Perseroan

3 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan AGUS PRIBADI dan Tuan ROSEP TUNGGAL LESMANA mas ing-mas ing

sebagai Direktur Perseroan dan mengangkat Tuan HARRY ABBAS dan Tuan DAVID AMIN SANJAYA sebagai

Direktur Perseroan.

Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi

SUSUNAN DIREKSI

Direktur : Barl ian Hal im

Direktur : Harry Abbas

Direktur : David Amin Sanjaya

SUSUNAN KOMISARIS

Komisaris Utama Independen : Bernardus Dwibyantoro

Komisaris : Novita Hakim

Komisaris Independen : Robertus Soedaryatmo Y

Setuju : 2.850.574.295 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Keputusan Perubahan Susunan Direks i dan Dewan Komisaris Perseroan yakni pengunduran diri dari Tuan DAVID AMIN

SANJAYA dan mengangkat Tuan DAVID FISHER KUSNADI sebagai Direktur Perseroan

Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi :

SUSUNAN DIREKSI

Direktur : Barl ian Hal im

Direktur : Harry Abbas

Direktur : David Fisher Kusnadi

SUSUNAN KOMISARIS

Komisaris Utama Independen : Bernardus Dwibyantoro

Komisaris : Novita Hakim

Komisaris Independen : Robertus Soedaryatmo Y

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.331.000 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Keputusan Menyetujui untuk mengangkat kembal i anggota Direks i dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, terhi tung

sejak tanggal 19 Januari 2017 (sembi lan belas Januari tahun dua ribu tujuh belas ) sampai dengan penutupan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun ketiga berikutnya dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum

Pemegang Saham untuk memberhentikannya (mereka) sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya (mereka)

berakhir

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.331.000 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Mata Acara II

Persetujuan perpanjangan masa bakti Pengurus Perseroan

Mata Acara I

Persetujuan perubahan Susunan Pengurus Perseroan

Has i l Pemungutan Suara

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 8 DESEMBER 2016

Mata Acara III

Persetujuan perubahan susunan Pengurus Perseroan

Keputusan

Mata Acara II

Persetujuan perubahan Pasal 4 ayat (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 72

Laporan Keuangan

RUPS TAHUNAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 8 MEI 2015

Mata Acara I

Keputusan Notulen Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Harda Internas ional Tbk Tahun 2015

1 Menyetujui laporan tahunan Perseroan tahun buku 2014 dan mengesahkan laporan keuangan Perseroan tahun

buku 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publ ik Gant Thronton-Gani , Gani s igi ro & Handayani ,

sebagaimana dimuat da lam Laporan Auditor Independen Nomor A-034/GSH/15RF tanggal 1 Apri l 2015 dengan

pendapat "Wajar Tanpa Pengecual ian";

2 Mengesahkan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan tahun buku 2014 dan memberikan

pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya ("acquite et decharge") kepada anggota Direks i

Perseroan atas tindakan pengurusan serta anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang

telah mereka lakukan selama tahun buku 2014, sejauh tindakan kepengurusan dan kepengawasan tersebut

tercemin dalam laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku 2014;

3 Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publ ik untuk mengaudit

laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2015 (dua ribu l ima belas ) serta menetapkan jumlah honorarium

dan persyaratan la in penunjukan Akuntan Publ ik tersebut;

4 Penetapan Remuneras i dan tunjangan la in bagi seluruh Dewan Komisaris dan anggota Direks i Perseroan

untuk tahun buku 2015 di l impahkan kewenangannya kepada Dewan Komisaris ;

5 Menetapkan penggunaan laba bers ih Perseroan tahun buku 2014 dengan perincian sebagai berikut :

a Tidak ada cadangan umum untuk tahun buku 2015 dan tidak ada pembagian dividen kepada pemegang

saham.

b Dibagikan sebagai tantiem kepada Dewan Komisaris dan direks i Perseroan serta bonus kepada karyawan

Perseroan sebagai berikut : Kurang lebih 10% (sepuluh) dari laba bers ih dibagikan sebagai tantiem

kepada Dewan Komisaris dan Direks i Perseroan serta dibagikan sebagai bonus kepada karyawan

Perseroan dan memberi pel impahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk mengatur

lebih lanjut mengenai tata cara pembagian tantiem dan bonus tersebut :

c s isa laba bers ih Perseroan yang belum ditentukan penggunaannya dicatat sebagai laba di tahan Perseroan.

6 La in-la in

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.000.000 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 29 JANUARI 2015

Mata Acara

Keputusan 1 Menegaskan kembal i sebagian is i Keputusan Pemegang Saham Perseroan tertanggal 18 Desember 2014 yang

beris ikan:

- Menyetujui peningkatan Modal Dasar perseroan yang semula Rp. 200.000.000.000,- menjadi

Rp. 1.000.000.000.000,

- Menyetujui peningkatan Modal Disetor perseroan yang semula sebesar Rp. 146.600.000.000,- menjadi

Rp. 255.000.000.000,- dengan penyetoran sebesar Rp. 108.400.000.000, berasa l dari Rp.50.000.000.000,-

setoran tunai dan Rp. 58.400.000.000,- laba di tahan Perusahaan

- Menyetujui perubahan ni la i nominal saham yang semula Rp. 1.000.000,- per lembar saham menjadi

Rp. 100,- per lembar saham

- Dengan di lakukannya peningkatan modal dasar dan modal disetor dan perubahan ni la i nominal saham

akan merubah Ketentuan Pasa l 4 Ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan dan kompos is i pemegang saham yang

selanjutnya akan tertul i s dan berbunyi sebagai berikut:

Modal Dasar Rp. 1.000.000.000.000,-

Modal Di tempatkan atau Disetor Rp. 255.000.000.000,-

Susunan Pemegang Saham menjadi :

PT HAKIMPUTRA PERKASA Rp. 235.196.100.000,- (92,23 %)

KWEE SIN TO Rp. 19.803.900.000,- (7,77 %)

Seluruhnya berjumlah 2.550.000.000 lembar saham atau sebesar Rp. 255.000.000.000,-

- Menyetujui perubahan ketentuan pasa l 12 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan mengenai "Tugas dan

Wewenang Direks i" yakni :

I Direks i berhak mewaki l i Perseroan di da lam dan di luar Pengadi lan tentang segala ha l dan dalam segala

kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak la in dan pihak la in dengan Perseroan, serta menja lankan

segala tindakan, ba ik yang mengenai kepengurusan maupun kepemi l ikan, akan tetapi dengan pembatasan

bahwa untuk :

a .1 memperoleh, memindahtangankan atau melepaskan hak atas barang-barang tetap atau perusahaan

Perseroan

a.2 menjaminkan harta Perseroan, ba ik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, kurang dari satu

sampai dengan 50% (l ima puluh persen) dari jumlah kekayaan bers ih Perseroan dalam 1 (satu) tahun

buku, ba ik da lam 1 (satu) transaks i atau beberapa transaks i yang berdiri sendiri ataupun yang

berka i tan satu sama la in.

b Mengikat Perseroan sebagai penjamin (tidak termasuk dida lamnya mengeluarkan Bank Garans i )

2015

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) TAHUN 2015

Laporan Tahunan 2016 73

c Menambahkan modal dan atau harta benda Perseroan pada Perseroan atau perusahaan la in tidak

termasuk dida lamnya, membel i dan menjual surat-surat berharga. dan

d Mengambi l setiap kebi jakan dan keputusan yang bers i fat s trategis , ya i tu keputusan yang dapat

mempengaruhi keuangan Perseroan secara s igni fikan dan/atau memi l iki dampak yang

berkes inambungan terhadap anggaran, sumber daya manus ia , s truktur organisas i , dan/atau pihak

ketiga

e Memberikan kredit/pinjaman kepada pihak la in dengan ni la i diatas yang telah di tetapkan oleh Dewan

Komisaris

- Harus dengan persetujuan Dewan Komisaris

2 Menyetujui peningkatan Modal Disetor Perseroan yang semula sebesar Rp. 255.000.000.000,- menjadi sebesar

Rp. 285.000.000.000,- yang diambi l bagian dan oleh PT HAKIMPUTRA PERKASA sebanyak 300.000.000 lembar saham

atau sebesar Rp.30.000.000.000,-

Sehingga susunan pemegang saham menjadi :

PT HAKIMPUTRA PERKASA Rp. 265.196.100.000,- (93,05 %)

KWEE SIN TO Rp. 19.803.900.000,- (6,95 %)

Sehingga seluruhnya berjumlah 2.850.000.000 lembar saham @ Rp.100,- seluruhnya Rp. 285.000.000.000,-

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 146.600 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 12 MARET 2015

Mata Acara

Keputusan Menyetujui pengangkatan Tuan TEDDY SADIKIN sebagai Direktur Perseroan yang baru.

Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi :

SUSUNAN DIREKSI

Direktur Utama : Antonius Prabowo Argo

Direktur : Doddy Setyantoko Soewito

Direktur : Budiarto Santoso

Direktur : Teddy Sadikin

SUSUNAN KOMISARIS

Komisaris Utama Independen : Bernardus Dwibyantoro

Komisaris : Rachman Hakim

Komisaris Independen : Robertus Soedaryatmo Y

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 146.600 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 18 MARET 2015

Agenda Rapat

Keputusan 1 Persetujuan untuk menegaskan kembal i perubahan anggaran dasar Perseroan yang dimuat da lam akta:

- Akta tertanggal 07 Jul i 1993, Nomor 6

- Akta tertanggal 03 Maret 1999, Nomor 8

- Akta tertanggal 28 Mei 1999, Nomor 3

- Akta tertanggal 16 Desember 2004, Nomor 42

- Akta tertanggal 28 Juni 2005, Nomor 34

- Akta tertanggal 12 Desember 2005, Nomor 14

- Akta tertanggal 03 Agustus 2006, Nomor 03

2 Persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas saham-saham Perseroan ( Initial Public Offering )

dan untuk mengubah s tatus Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka, yakni pengeluaran

saham dalam s impanan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana.

3 Persetujuan untuk melaksanakan Management Stock Option Plan ( MSOP ) da lam jumlah sebanyak 10 % dari modal

dan melaksanakan program Employees Stock Al location ( ESA ) jumlah sebanyak-banyaknya 10 % dari jumlah

saham yang di tawarkan dalam Penawaran Umum Perdana saham-saham Perseroan

4 Persetujuan untuk memberi kuasa kepada Direks i Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan-tindakan

yang harus di lakukan sehubungan dengan Penawaran Umum kepada masyarakat dan penggunaan dana has i l

Penawaran Umum termasuk menandatangani semua perjanjian dan akta-akta yang berhubungan dengan

Penawaran Umum perdana saham kepada masyarakat dan penggunaan dana has i l Penawaran Umum tersebut,

termasuk namun tidak terbatas untuk :

- Membuat dan menandatangani Prospektus Ringkas , Prospektus dan dokumen-dokumen la in

- Mengumumkan Prospektus Ringkas , Prospektus dan/atau dokumen-dokumen la in yang dipersyaratkan

dalam surat kabar

- Membuat dan menandatangani Perjanjian Penjaminan Emis i Efek

- Menunjuk para profes i penunjang dan lembaga penunjang (termasuk namun tidak terbatas pada konsultan

hukum, notaris , akuntan publ ik, penjamin emis i efek,dan biro adminis tras i efek)

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 74

Laporan Keuangan

- Membuat, menandatangani dan menyampaikan Surat pernyataan Pendaftaran dan atau dokumen-dokumen

terka i t la innya kepada Otori tas Jasa Keuangan dan PT Bursa Efek Indones ia

- Mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolekti f sesuai dengan peraturan yang berlaku,

khususnya Peraturan Kustodian Sentra l Efek Indones ia

- Mencatatkan seluruh saham-saham Perseroan pada bursa efek yang merupakan saham yang telah

dikeluarkan dan disetor penuh di Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku

dan peraturan di bidang Pasar ModaL

- Menetapkan penggunaan dana atas dana yang diperoleh mela lui Penawaran Umum

- Memberikan segala infromas i dan/atau data terka i t dengan proses IPO

- Membuat, menandatangani pernyataan, surat, perjanjian dan dokumen-dokumen la innya sebagaimana

dianggap perlu

- Meminta persetujuan dari pihak-pihak terka i t dan instans i instans i berwenang

5 Menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan antara la in guna menyesuaikan dengan peraturan

dan ketentuan yang berlaku khususnya mengenai ketentuan anggaran dasar perusahaan terbuka sebagaimana

diatur da lam Peraturan OJK

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.000.000 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Catatan : ESA hanya untuk karyawan dan tidak diperuntukan bagi Direks i dan Dewan Komisaris

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 05 OKTOBER 2015

Mata Acara I

Keputusan Bahwa bersasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Maret 2015 dimana Dewan Komisaris

telah diberikan kuasa untuk mumutuskan kepastian jumlah saham yang dikeluarkan mela lui Penawaran Umum

kepada masyarakat, maka Dewan Komisaris menyatakan menyetujui pengeluaran saham baru dari da lam s impanan

(portepel ) Perseroan sebanyak 800.000.000 lembar saham mela lui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) untuk

di tawarkan kepada masyarakat termasuk melaksanakan program ESA sejumlah 1.270.000 lembar saham, untuk

dicatatkan di Bursa Efek Indones ia .

Sehingga pasa l 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan untuk selanjutnya menjadi sebagai berikut :

Dari modal dasar tersebut telah di tempatkan dan disetor sejumlah 3.650.000.000 (tiga mi lyar enam ratus l ima puluh

juta) saham dengan ni la i nominal seluruhnya sebesar Rp.365.000.000.000 (tiga ratus enam puluh l ima mi lyar rupiah)

oleh para pemegang saham yang telah mengambi l bagian saham dan rincian serta ni la i nominal saham yang

disebutkan pada akhir akta.

100 % (seratus persen) dari modal di tempatkan tersebut, ya i tu Rp.365.000.000.000,- (tiga ratus enam puluh l ima mi lyar

rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

PT HAKIM PUTRA PERKASA : Rp.265.196.100.000,- (72.65%)

KWEE SIN TO : Rp.19.803.900.000,- (5.43%)

MASYARAKAT : Rp.80.000.000.000,- (21.92%)

Menjadi berjumlah 3.650.000.000 lembar saham atau Rp. 365.000.000.000,-

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.000.000 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 01 DESEMBER 2015

Mata Acara

Keputusan 1 Menyetujui pengunduran diri Tuan BUDIARTO SANTOSO dan Tuan TEDDY SADIKIN dari jabatannya mas ing-mas ing

sebagai Direktur Perseroan

2 Menyetujui pengangkatan Tuan BARLIAN HALIM sebgai Direktur Perseroan yang baru

Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi

SUSUNAN DIREKSI

Direktur Utama : Antonius Prabowo Argo

Direktur : Doddy Setyantoko Soewito

Direktur : Barl ian Hal im

SUSUNAN KOMISARIS

Komisaris Utama Independen : Bernardus Dwibyantoro

Komisaris : Rachman Hakim

Komisaris Independen : Robertus Soedaryatmo Y

Has i l Pemungutan Suara Setuju : 2.850.032.100 Saham (100%)

Tidak Setuju : 0 Saham (0%)

Blanko/Absta in : 0 Saham (0%)

Real isas i Tereal i sas i

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Laporan Tahunan 2016 75

Nama

Bernardus Dwibyantoro

R. Soedaryatmo Yosowidagdo

Rachman Hakim

Novita Hakim*) M engundurkan diri efekt if tanggal 21 September 2016

**) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efekt if sesuai dengan Surat OJK No. SR-47/PB.12/2017 tanggal 9 M aret 2017

Jabatan

Komisaris Utama Independen

Komisaris *)

Komisaris Independen

Komisaris **)

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 76

DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris ditunjuk dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan berdasarkan posisi per 31 Desember 2016 maka susunan Dewan Komisaris terdiri dari seorang Komisaris Utama Independen, 1 (satu) orang Komisaris, dan 1 (satu) orang Komisaris Independen seperti tertera di tabel berikut.

Tabel Nama Dewan Komisaris Bank BHI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dititikberatkan kepada fungsi pengawasan yang diantaranya adalah memastikan bahwa Good Corporate Governance telah terlaksana di seluruh tingkatan jenjang organisasi. Dewan Komisaris wajib mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi termasuk memberikan nasihat, mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank. Kewenangan lainnya adalah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti semua temuan audit dan rekomendasi SKAI, Auditor Eksternal, serta hasil temuan Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan / atau otoritas lain. Apabila Dewan Komisaris menemukan adanya indikasi bahwa kelangsungan usaha bank akan terganggu atau ada pelanggaran atas peraturan perundang-perundangan yang berlaku, maka Dewan Komisaris wajib memberitahu Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank Indonesia. Dalam menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh tiga Komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi & Nominasi. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Dewan Komisaris melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebagai kelengkapan kerjanya. Pengambilan keputusan dalam Rapat Dewan Komisaris umumnya dilakukan berdasarkan Musyawarah Mufakat. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka ditempuh cara Pengambilan Keputusan dengan Suara Terbanyak. RAPAT DEWAN KOMISARIS Sepanjang tahun 2016, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali dan dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

Rapat tersebut membahas: Evaluasi kinerja Bank, Persiapan RUPS, Penanganan AYDA dan Penghapusan oleh Pihak ketiga dan Antisipasi Terhambatnya Pertumbuhan Kredit Bank dihadapkan dengan Keterbatasan Customer Based dan Kondisi Makroekonomi. Seluruh rapat telah dibuatkan risalah rapat dan didokumentasikan. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali untuk: 1. Penyediaan dana besar dan dana ke Pihak Terkait

seperti yang tercantum di dalam Anggaran Dasar. 2. Hal-hal lain yang diatur dalam Anggaran Dasar

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

REMUNERASI DEWAN KOMISARIS Penetapan Remunerasi Sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, ditetapkan bahwa anggota Dewan Komisaris memperoleh gaji / honorarium yang besarannya dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dibuat melalui usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi yang kemudian diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Selain gaji, anggota Dewan Komisaris juga memperoleh tunjangan lain yang bentuk dan besarannya ditetapkan didalam RUPS. Komponen Remunerasi Komponen remunerasi dan fasilitas lain yang diberikan kepada Dewan Komisaris mencakup: 1. Remunerasi Bruto (Gaji, Bonus, Tunjangan Rutin,

Tantiem dan Fasilitas Lain dalam bentuk natura) 2. Fasilitas Lain dalam Bentuk Natura (Perumahan,

Transportasi, Asuransi Kesehatan dan sebagainya) Struktur Remunerasi Berdasarkan kepada penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris, struktur remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan

Nama

Barl ian Hal im

Harry Abbas

David Fisher Kusnadi*) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efekt if sesuai dengan Surat OJK No. SR-89/PB.12/2016 tanggal 9 November 2016

**) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efekt if sesuai dengan Surat OJK No. SR-3/PB.12/2017 tanggal 13 Januari 2017

Jabatan

Direktur

Direktur Kepatuhan *)

Direktur **)

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Jumlah Dewan Komisaris Jutaan Rupiah

1Remuneras i [Gaji , bonus , tunjangan rutin, tantiem, dan

fas i l i tas la in dalam bentuk non-natura]3 2,238

2Fas i l i tas la in dalam bentuk natura [Perumahan,

transportas i , asurans i kesehatan, dsb] :

a . Dapat Dimi l iki Asurans i Kesehatan

b. Tidak Dapat Dimi l iki Fas i l i tas komunikas i & transportas i

3 2,238

No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas LainJumlah Diterima dalam 1 tahun

Total

Tabel Remunerasi Dewan Komisaris Tahun 2016 DIREKSI SUSUNAN DIREKSI Direksi ditunjuk dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Per 31 Desember 2016, susunan Direksi terdiri dari 1 (satu) orang Plt. Direktur Utama dan 1 (satu) orang Direktur Kepatuhan dan 1 (satu) orang Direktur Bisnis, seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel Nama Direksi Bank BHI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang telah digariskan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab Direksi diantaranya berkaitan dengan tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris; penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham; Penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian Rencana Bisnis; Pengelolaan dan pengendalian Risiko; Good Corporate Governance; sistem pengendalian internal; keterbukaan dan kerahasiaan informasi; penilaian kualitas aktiva bank; penyelesaian pengaduan nasabah; tingkat kesehatan bank; pelaksanaan APU PPT; hubungan dengan pemangku kepentingan; serta menindaklanjuti temuan dan rekomendasi SKAI, Auditor eksternal, audit OJK, BI dan Otoritas lain. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi senantiasa berlandaskan kepada prinsip-prinsip Good Corporate Governance di setiap aktifitas pelaksanaan operasional bank. Untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance yang efektif maka dibentuklah 3 (tiga) Satuan Kerja, yaitu : Satuan Kerja Audit Internal,

Satuan Kerja Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Selain itu Direksi telah membentuk komite-komite yang bertugas membantu pelaksanaan tugas Direksi yaitu: Komite Kredit, Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko, Komite Sumber Daya Manusia, dan Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite Kebijakan Perkreditan, serta Komite Perencanaan Strategis & Anggaran. RAPAT DIREKSI Selama tahun 2016 Direksi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 18 (delapan belas) kali yang mencakup Rapat koordinasi antar Direksi sebanyak 10 (sepuluh) kali, termasuk 6 (enam) kali dengan Pejabat Eksekutif dan Rapat Gabungan antara Direksi dengan Dewan Komisaris sebanyak 8 (delapan) kali termasuk 1 (satu) kali dengan Pejabat Eksekutif. Materi yang dibahas didalam rapat meliputi Flash Back kinerja 2015, Progress Action Plan AYDA, penyelesaian NPL, CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai), pembahasan hasil audit KAP tahun 2016, agenda RUPSLB September 2016, Kinerja tahun 2016, Laporan Hasil Pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan dan lain lain. Setiap kebijakan dan keputusan strategis yang diambil melalui Rapat Direksi bersifat mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi. Perbedaan pendapat didalam pengambilan keputusan dituangkan dalam dissenting opinion yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu pengambilan keputusan. Direksi juga berkewajiban menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. Dan pada akhirnya, Direksi akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Tabel Jumlah Remunerasi Per Orang dalam 1 Tahun (secara tunai)

Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Jumlah Komisaris

Diatas Rp 2.,- Mi l iar -

Diatas Rp 1,- Mi l iar s/d Rp 2,-Mi l iar -

Diatas Rp 500 Juta s/d Rp 1,- Mi l iar 3

Rp 500 Juta ke bawah -

Laporan Tahunan 2016 77

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 78

Jumlah Direksi Jutaan Rupiah

1 Remuneras i (gaji , bonus , tunjangan rutin, tantiem, dan

fas i l i tas la in dalam bentuk natura)3 3,600

2 Fas i l i tas la in dalam bentuk natura [Perumahan,

transportas i , asurans i kesehatan, dsb] :

a . Dapat Dimi l iki Asurans i Kesehatan

b. Tidak Dapat Dimi l iki Fas i l i tas komunikas i & transportas i

3 3,600

No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas LainJumlah Diterima dalam 1 tahun

Remunerasi Direksi Kebijakan Remunerasi Direksi ditetapkan di dalam RUPS dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi serta ketentuan terkait lainnya. Tabel Remunerasi Direksi Tahun 2016 KOMITE AUDIT

Tabel Susunan pengurus Komite Audit TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT Tugas dan tanggung jawab Komite Audit berdasarkan SK Direksi Bank BHI no. 019/SK-DIR/IV/2015 tanggal 09 April 2015 adalah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan. Yang menjadi obyek evaluasi adalah pelaksanaan tugas SKAI; memastikan kesesuaian standar audit yang berlaku dengan pelaksanaan tugas Audit Eksternal; melihat kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; memonitor tindak lanjut atas setiap temuan SKAI/Audit Eksternal/BI dan Otoritas lainnya. Tugas lain Komite Audit adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris perihal penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan Bank. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE AUDIT Keanggotaan Komite Audit terdiri dari Komisaris Utama Independen sebagai Ketua dan 2 (dua) orang anggota independen terdiri dari seorang yang berpengalaman 13 tahun di bidang Audit dan Compliance dan seorang yang berbengalaman 25 tahun diperbankan. Seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. RAPAT KOMITE AUDIT Pada tahun 2016 Komite Audit telah melakukan rapat sebanyak 15 (limabelas) kali, materi-materi yang dibahas dalam Rapat Komite Audit diantaranya adalah : Pelaksanaan & Pokok-pokok Hasil Audit Intern, Laporan Hasil Audit SKAI, Pendapat/masukan kepada Dewan Komisaris mengenai kondisi bank secara umum, Penunjukan Akuntan sebagai Eksternal Auditor untuk Laporan Keuangan BHI tahun buku 2016. MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE AUDIT Masa jabatan anggota Komite Audit yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas / pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota dari Pihak Independen diatur didalam surat perjanjian kerja antara bank dengan yang bersangkutan.

Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Jumlah Direksi

Diatas Rp 2.,- Mi l iar -

Diatas Rp 1,- Mi l iar s/d Rp 2,-Mi l iar 3

Diatas Rp 500 Juta s/d Rp 1,- Mi l iar -

Rp 500 Juta ke bawah -

Tabel Jumlah Remunerasi Per Orang dalam 1 Tahun (secara tunai)

Nama Jabatan

Bernardus Dwibyantoro Ketua merangkap anggota

Slamet Agus Pramono Anggota

Ignatius Sri Mulyanto Anggota

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Nama

R. Sudaryatmo Yosowidagdo

Rachman Hakim

Novita Hakim

Mariawati Tji tradinata*) M engundurkan diri efekt if tanggal 21 September 2016

**) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efekt if sesuai dengan Surat OJK No. SR-47/PB.12/2017 tanggal 9 M aret 2017

Jabatan

Ketua merangkap anggota

Anggota

Anggota *)

Anggota **)

KOMITE PEMANTAU RISIKO Tabel Susunan pengurus Komite Pemantau Risiko TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE PEMANTAU RISKO Berdasarkan SK Direksi Bank BHI No:019/SK-DIR/IV/2015 tanggal 9 April 2015 tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Hasil evaluasi akan menjadi masukan bagi Dewan Komisaris dalam menilai pelaksanaan manajemen risiko di Bank BHI. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE PEMANTAU RISIKO Seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Kedua anggota Komite Pemantau Risiko memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 (lima) tahun di bidang ekonomi, keuangan dan perbankan, serta memiliki pengalaman kerja lebih dari 2 (dua) tahun di bidang manajemen risiko. RAPAT KOMITE PEMANTAU RISIKO Pada tahun 2016 Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali. Materi rapat yang dibahas diantaranya adalah : Evaluasi SKMR; Evaluasi Laporan Pengawasan RBB; Evaluasi Pelaksanaan Kepatuhan atas Temuan Audit OJK; Kajian potensi meningkatnya NPL; Evaluasi Laporan Profil Risiko; Evaluasi kinerja terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pinjaman; Kajian atas pengalokasian CKPN; Kajian dampak kondisi bisnis terhadap hasil kinerja bank; dan Evaluasi atas penerapan Teknologi. MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE PEMANTAU RISIKO Masa jabatan anggota Komite Audit yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas / pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota dari Pihak Independen diatur didalam surat perjanjian kerja antara bank dengan yang bersangkutan. KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Berdasarkan SK Direksi Bank BHI No. 024/SK-DIR/XII/2007 tanggal 14 Desember 2007 dan SK Direksi No.046/SK-DIR/VI/2012 tanggal 25 Juni 2012, tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi di bidang remunerasi kepada Dewan Komisaris mengenai Struktur, Kebijakan dan Besaran Remunerasi; memberikan rekomendasi fungsi Nominasi kepada Dewan Komisaris mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, kebijakan dan kriteria dalam proses nominasi dan kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris, serta memberikan usulan calon anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Ketua Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali. Satu anggota lain adalah Komisaris, dan satu lagi adalah pejabat eksekutif dari unit kerja HRD. RAPAT KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Sepanjang tahun 2016 Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat sebanyak 13 (tiga belas) kali, membahas antara lain : pencalonan direktur operasional, pencalonan direktur kepatuhan, rekomendasi pergantian pengurus (direksi), peninjauan remunerasi karyawan, pencalonan direktur bisnis, usulan thr untuk anggota komite audit dan pemantau risiko dan pengunduran diri komisaris dan pencalonan komisaris baru. MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Masa tugas anggota Komite yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas/ pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota yang merupakan Pejabat Eksekutif SDM disesuaikan dengan peraturan kepegawaian Bank.

Nama Jabatan

Bernardus Dwibyantoro Ketua merangkap anggota

Slamet Agus Pramono Anggota

Ignatius Sri Mulyanto Anggota

Tabel Susunan Pengurus Komite Remunerasi dan Nominasi

Laporan Tahunan 2016 79

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 80

Sekretaris Perusahaan ditunjuk dan diangkat, serta bertanggung jawab kepada Direksi. Penunjukkan Sekretaris Perusahaan mengacu kepada POJK No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya

peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

2. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

3. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi:

a. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik.

b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu.

c. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham.

d. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris.

e. Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris.

4. Sebagai penghubung dengan pemegang saham, OJK, dan pemangku kepentingan lainnya.

PELAPORAN 1. Menyampaikan laporan kepada OJK mengenai

pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Perusahaan

2. Memuat dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik mengenai pengangkatan dan pemberhentian dan kekosongan Sekretaris Perusahaan dengan disertai informasi pendukung.

3. Sekretaris Perusahaan wajib membuat laporan secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun mengenai pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan kepada Direksi dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris.

PT Bank Harda Internasional Tbk. melalui Surat Keputusan Direksi No.037/SK-DIR/VIII/2016 tanggal 2 Agustus 2016 telah menunjuk dan mengangkat Sdr. Barlian Halim sebagai Sekretaris Perusahaan. Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja Sekretaris Perusahaan dapat dilihat pada profile Tim Manajemen. URAIAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS SEKRETARIS PERUSAHAAN PADA TAHUN 2016 Selama tahun 2016 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan 2016 2. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa 2016 3. Menyelenggarakan Public Expose

Audit Internal

PROFIL KEPALA AUDIT INTERNAL Wan Maraden Sinaga, Kelahiran Tanjung Balai, 03 April 1964. Menyelesaikan pendidikan formal S2 di Universitas Persada Indonesia “YAI” Jakarta (1996). Berpengalaman dengan meniti karir awal sebagai Finance Officer PT Santosa Asih Jaya (1989), Auditor & Tax Officer Kantor Akuntan Publik (KAP) Touche Rosse Darmawan & Rekan (1990-1991), Internal Audit PT Bank Ina Perdana (1991-1993), Planning & Control PT Bank Ina Perdana (1993-1996), Kepala Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Ina Perdana (1997), Kepala Remedial Banking PT Bank Ina Perdana (1998-2001), Kepala Divisi Internal Audit PT Bank Ina Perdana (2002) Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko PT Bank Ina Perdana (2002-2003), Senior Audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Lodewijk Purba & Rekan (2004), Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank BHI (2004-2006), Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko Bank BHI (2007-Juni 2008), Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko PT Bank BHI (Juli 2008-2014), dan tahun 2015 sampai sekarang sebagai Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern Bank BHI. Telah mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko Level III. SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL (SKAI) Pertanggungjawaban tugas pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern langsung ditujukan kepada Direktur Utama setelah selesai melakukan evaluasi pengawasan dan pemeriksaan sesuai dengan aktivitas pemeriksaan off site dan pemeriksaan on site ke cabang-cabang atau unit auditable (post ante). Pengawasan dan pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa system dan prosedur yang dibuat bank dapat dijalankan sesuai dengan praktek perbankan yang lazim dan diterapkannya semua ketentuan yang berlaku guna memastikan tingkat risiko. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam melakukan fungsi pengawasan dan pemeriksaan menggunakan metodologi audit berbasis risiko dan berperan aktif untuk efektivitas system pengendalian intern secara berkelanjutan. Selain fungsi pengawasan dan pemeriksaan, fungsi Audit Intern Bank yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum seperti yang telah diatur didalam PBI yang dimaksud. Pimpinan Satuan Kerja Audit Intern pemegang sertifikasi Manajemen Risiko Level III dan seluruh staff Satuan Kerja Audit Internal sudah mengikuti sertifikasi manajemen risiko level II. Berdasarkan Internal Audit Charter Fungsi dan Ruang Lingkup Tugas SKAI adalah memberikan jasa assurance dan consulting yang independen dan objektif guna memberikan nilai tambah dan perbaikan operasional bank. SKAI membantu bank dalam mencapai tujuannya melalui penggunaan metode yang sistematis dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas risk management, internal control dan governance processes.

Sekretaris Perusahaan

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT INTERNAL Satuan Kerja Audit Internal bertanggung jawab atas : 1. Membangun rencana audit tahunan yang bersifat

risk based approach yang tepat, termasuk dengan eksposur risiko-risiko dan internal control system yang sesuai dengan tujuan manajemen.

2. Mengimplementasikan rencana audit tahunan yang telah disetujui termasuk dengan tugas-tugas khusus yang diminta oleh manajemen, Dewan Komisaris dan Otoritas Jasa Keuangan.

3. Melaksanakan aktivitas audit sesuai dengan metodologi yang berlaku di Bank BHI.

4. Menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan me-monitoring secara berkesinambungan atas temuan-temuan penting yang perlu ditindak lanjuti serta menyampaikan perkembangannya kepada manajemen dan Komite Audit.

5. Mengevaluasi kecukupan pengamanan asset dan tersedianya pengendalian berupa verifikasi atas sejumlah asset yang dimiliki Bank BHI.

6. Mengembangkan staff audit secara professional termasuk dengan memberikan sertifikasi profesi guna memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan internal audit charter.

Tugas Satuan Kerja Audit Internal menjaga, meningkatkan dan menciptakan nilai tambah bagi stakeholders melalui penyelarasan aktivitas pengawasan intern dengan Business Objective Bank BHI dengan target utama adalah untuk meyakinkan dan menelaah proses pengendalian internal dan tata kelola yang dirancang oleh manajemen serta kecukupan fungsi organisasi. LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL TAHUN 2016 Sepanjang tahun 2016 pelaksanaan tugas audit berjalan sesuai dengan perencanaan kerja audit tahun 2016 dengan menerapkan metodologi audit berbasis risiko dan seluruh laporan hasil pemeriksaan sudah disampaikan kepada yang patut menerima laporan hasil pemeriksaan tersebut. Kegiatan audit sepanjang tahun 2016 juga mencerminkan kegiatan yang menjaga kualitas pengendalian keuangan perbankan yang sehat dengan menjaga kualitas operasional yang sejalan dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas pengawasan. SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pelaksanaan review atas efektivitas sistem pengendalian internal juga dilaksanakan sebelum dan sesudah pemeriksaan lapangan dilaksanakan dengan memastikan kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sudah berjalan, kesesuaian dengan kebijakan dan peraturan internal seperti pelaksanaan Standar Operasional Prosedur, tersedianya informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya, efisiensi dan efektivitas operasional bank serta efektivitas budaya risiko.

Audit Eksternal Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan Audit Eksternal yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor Eksternal yang memeriksa laporan keuangan Bank BHI tahun buku 2016 dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, Auditor Eksternal yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan Bank. Bank BHI selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit dan Manajemen untuk dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan. KANTOR AKUNTAN PUBLIK Adapun Kantor Akuntan Publik, Nama Akuntan Publik, yang mengaudit Laporan Keuangan 2016 sebagai berikut. Hendrawinata & Eddy Siddharta & Tanzil 18th Office Park Tower A 20th floor Jl. TB Simatupang No. 18 Pasar Minggu Jakarta 12520 Telp. (021) 2270 8292 Faks. (021) 2270 8299 No. STTD : 24/BL/STTD‐ AP/2007 Standar Profesi : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI Ijin Akuntan Publik : AP.0127

Laporan Tahunan 2016 81

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 82

Internal Fraud Bila mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia maka Bank wajib mengungkapkan setiap kecurangan (fraud) apabila dampak penyimpangan bernilai lebih dari Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah). Fraud berpotensi terjadi di semua jenjang dan level organisasi bank. Bank senantiasa memperbaiki dan memperkuat sistem pengendalian internalnya untuk mempersempit peluang terjadinya kecurangan. Infrastrukur internal yang dibangun adalah menyusun Strategi Anti Fraud yang dituangkan kedalam Pedoman dan Kebijakan Pelaporan Pelanggaran (Whistfeblower System) dengan titik berat kepada pengungkapan dari suatu pengaduan. Pedoman dan Kebijakan Pelaporan ini diharapkan bisa mendorong kesadaran setiap karyawan melaporkan setiap potensi fraud yang terjadi.

Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah Terkait rasio gaji Pegawai, Direksi maupun Komisaris pada tahun 2016 dapat digambarkan sesuai tabel berikut : Tabel Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah Tahun 2016

Permasalahan Hukum Pada tahun 2016, Pemegang Saham dan Direksi maupun Komisaris secara pribadi, tidak mempunyai perkara-perkara perdata, pidana, perselisihan perburuhan dan sengketa tata usaha negara serta perkara perkara lain yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung melibatkan atau mempengaruhi bagi perseroan dan / atau anggota Komisaris dan Direksi baik dalam jabatannya atau secara pribadi dihadapan badan-badan peradilan umum, Pengadilan Hubungan Industrial, Badan Arbitrase Nasional Indonesia serta Pengadilan lainnya (Pajak) serta tidak sedang dalam keadaan disomasi dari pihak lain dan atau di berikan peringatan dan/atau dalam keadaan sengketa apapun yang mana dari hal tersebut dapat mempengaruhi secara materil kelangsungan usaha Perseroan di kemudian hari. Namun perseroan sedang menghadapi perkara pajak dimana berdasarkan Surat

Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dengan No.php-006/WPJ-02/KP.10/2015 tanggal 20 Januari 2015 yang diterbitkan oleh Kantor Pembayaran Pajak Madya Pekanbaru atas dasar temuan pemeriksaan kurang bayar Pajak Penghasilan (Pph) pasal 4 ayat 2 masa tahun pajak Januari hingga Desember 2012 dengan jumlah sengketa sebesar Rp 469.874.891,- (Empat ratus enam puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus sembilan puluh satu rupiah) dan berdasarkan Surat No S-525/WPJ.02/15 perihal Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Sampai saat ini perseroan telah melakukan tanggapan atau putusan perihal keberatan atas hasil pemeriksaan tersebut. Direktorat Jendral Pajak KPP Madya Pekanbaru menolak keberatan perseroan, atas hal tersebut Perseroan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak dan saat ini proses di pengadilan pajak masih berlangsung.

Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Sepanjang tahun 2016 tidak terdapat transaksi signifikan yang mengandung benturan kepentingan dan akan membahayakan eksistensi bank yang perlu untuk didokumentasikan. Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang dituangkan di dalam peraturan perusahaan.

Kode Etik dan Budaya Perusahaan Bank BHI memiliki Kode Etik Perilaku Karyawan (Code of Conduct) sebagai panduan yang dijadikan pedoman standar bagi seluruh karyawan Bank BHI dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang mencerminkan integritas karyawan Bank BHI. Secara garis besar, Kode Etik Bank BHI mengatur mengenai hal-hal berikut: 1. Etika dan Perilaku Perusahaan. 2. Etika dan Perilaku Dewan Komisaris. 3. Etika dan Perilaku Direksi. 4. Etika dan Perilaku Karyawan. 5. Kebijakan Akuntansi dan Keuangan. 6. Benturan Kepentingan. 7. Penerapan dan Pelanggaran Etika dan Perilaku.

Skala Perbandingan Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Rasio 2016

Ras io Gaji Pegawai yang Tertinggi dan Terendah 14,83 x

Ras io Gaji Direks i yang Tertinggi dan Terendah 1,31 x

Raio Gaji Komisaris yang Tertinggi dan Terendah 1,17 x

Ras io Gaji Direks i Tertinggi dan Pegawai Tertinggi 2,44 x

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) telah disusun dan diberlakukan sejak 22 April 2014. Keberadaan sistem ini bisa menjadi alat pendeteksi dini (early warning system) didalam menghadapi setiap potensi pelanggaran yang merugikan Bank secara finansial serta setiap pelanggaran yang meluas menjadi Risiko Reputasi Bank. Di samping itu keberadaan sistem ini juga akan menumbuhkan keengganan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan Bank BHI untuk melakukan pelanggaran karena adanya pengawasan dari banyak pihak. Mekanisme pelaporan dengan cara melaporkan pelanggaran ke alamat e-mail khusus untuk penerimaan laporan. Pelapor harus memastikan kebenaran informasi yang disampaikan yang meliputi : 1. Pelaku 2. Kronologi pelaporan 3. Tindakan pelanggaran yang dilakukan. Setiap Pengaduan/Penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Stakeholder akan ditindaklanjuti oleh Bank BHI melalui Direktur Kepatuhan. Dan setiap Pengaduan / Penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris dan / atau Pemegang Saham akan ditindaklanjuti oleh Pengurus Bank BHI dengan melibatkan Otoritas Jasa Keuangan, bila perlu. Bank BHI menjamin perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan. Perlindungan Bank BHI juga berlaku bagi para pihak yang melaksanakan Investigasi maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan Pengaduan/ Penyingkapan tersebut.

Buy Back Shares dan/ atau Buy Back Obligasi Bank Bank BHI telah melalui proses IPO penerbitan saham. Untuk tahun 2016 Manajemen tidak memiliki alasan yang kuat melakukan buy back shares ini.

Informasi Pemegang Saham Pengendali Pemegang saham mayoritas Bank BHI saat ini adalah PT Hakim Putra Perkasa yang merupakan Holding Company dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang finansial. Selain menjadi pemegang saham di Bank BHI, perusahaan ini juga menjadi pemegang saham di BPR Varia Centra Artha dan BPR Cahaya Wira Putra.

Komposisi Pemegang Saham Bank BHI per 31 Desember 2016

Penerapan Program APU dan PPT Bagi Bank Umum Pelaksanaan Program APU dan PPT berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia no. 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012, serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/21/DPNP tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum. Potensi risiko bisnis bank meningkat dengan semakin kompleksnya variasi produk & jasa perbankan dan tehnologi informasi, yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kondisi ini mendorong bank untuk serius meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko yang berkaitan dengan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Langkah yang ditempuh Bank adalah memaksimumkan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme serta didukung oleh kelengkapan kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan aturan BI dan prinsip-prinsip umum yang berlaku. Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang efektif akan memaparkan batasan wewenang dan tanggung jawab semua satuan kerja termasuk peran SKAI. Selain itu sistem informasi manajemen yang ada diarahkan untuk mampu mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan laporan secara efektif semua aktifitas operasional dan keuangan bank, termasuk pemilahan antara transaksi yang suspicious dengan yang non suspicious. Dan yang lebih penting adalah meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM yang ada dengan cara mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.

Perlakuan Yang Sama Terhadap Seluruh Pemegang Saham Sesuai dengan ketentuan antara lain Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Peraturan Otoritas Jasa, perlakuan terhadap seluruh pemegang saham sama, antara lain: (1) Informasi mengenai laporan keuangan yang dapat diakses pada situs website Bank. (2) Pengumuman, Panggilan Rapat Umum Pemegan Saham yang dilakukan secara terbuka melalui Surat Kabar. (3) Mempunyai kesempatan yang sama untuk bersuara dalam rapat umum pemegang saham.

KETERANGAN SAHAM (LEMBAR) PERCENTASE (%)

PT Hakimputra Perkasa 2,651,961,000 72.66%

Kwee Sinto 198,039,000 5.42%

Masyarakat (di bawah 5%) 800,000,000 21.92%

TOTAL 3,650,000,000 100.00%

Laporan Tahunan 2016 83

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 84

Untuk mendukung penyempurnaan end to end process kredit yang meliputi: Proses Inisiasi Kredit, Proses Review, Proses Persetujuan Kredit, Proses Pengikatan, Proses Pembukuan / Pencairan Kredit dan Proses Monitoring, perlu dilakukan pengembangan Sistem Informasi Manajemen. Sistem ini diharapkan dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan oleh manajemen khususnya dalam proses kredit maupun dalam pengelolaan dan monitoring (kebutuhan pengawasan dan pengendalian) proses kredit dari awal pengajuan sampai dengan kredit tersebut lunas. Proses approval kredit dapat dilakukan dengan cepat sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditentukan. Loan Origination Sistem (LOS) adalah Sistem Informasi Manajemen yang akan dikembangkan untuk mendukung end to end process kredit tersebut. Dengan dikembangkannya aplikasi LOS ini diharapkan: 1. Proses permohonan kredit menjadi lebih cepat. 2. Proses permohonan kredit yang terintegrasi. 3. Tersedia laporan-laporan yang lengkap untuk

kebutuhan manajemen. 4. Service Level dari masing-masing unit kerja dapat

termonitor.

5. Dapat dilakukan standarisasi kualitas Approval. 6. Mempermudah proses Audit baik oleh auditor

internal maupun eksternal. Selain pengembangan Sistem Informasi Manajemen untuk bidang perkreditan akan dilakukan juga pengembangan untuk mendukung operasional Bank BHI agar lebih mudah dan efisien. Pengembangan ini antara lain : 1. Evaluasi dan penggantian formulir dan barang

cetakan dalam bentuk / format digital seperti : • Formulir Nasabah / CIF. • Pembukaan Rekening. • Formulir Instruksi / memorandum antar

bagian dan lain-lain. 2. Digitalisasi penyimpanan arsip (pengarsipan)

untuk voucher dan media transaksi lainnya sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam penyimpanan maupun pencarian data apabila diperlukan.

Manajemen Teknologi Informasi

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Manajemen Risiko

Prinsip pengelolaan risiko Bank BHI dilakukan secara proaktif untuk mencapai pertumbuhan keuangan maupun operasional yang sehat dan berkelanjutan serta memelihara tingkat risk-adjusted return yang optimal sesuai dengan risk appetite yang diinginkan. Sebagai wujud komitmen Bank BHI dalam menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang baik terutama dalam hal pengelolaan risiko, Bank BHI telah menyusun kebijakan, proses, kompetensi, akuntabilitas, pelaporan dan teknologi pendukung yang bertujuan agar pengelolaan risiko di dalam organisasi Bank BHI yang senantiasa berjalan efektif dan efisien. Dalam penerapan manajemen risiko, Bank BHI senantiasa patuh dan taat terhadap regulasi dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan mengacu pada Peraturan OJK No.17/POJK.03/2014 dan Surat Edaran OJK No.14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, Peraturan OJK No.18/ POJK.03/2014 dan Surat Edaran OJK No.15/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan, Peraturan OJKNo.4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, serta Peraturan OJK No.18/ POJK.03/2016 dan Surat Edaran OJK No.34/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Bank akan terus melakukan pengembangan dan peningkatan penerapan manajemen risiko yang komprehensif dalam kegiatan operasional bisnisnya juga aspek / komponen dalam manajemen risiko sebagai landasan penilaian yang ditetapkan seperti identifikasi risiko, pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh informasi tentang adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko dalam rangka memperkuat penerapan manajemen risiko dengan memperhatikan perkembangan bisnis dan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan yang terkini. Beberapa hal pengembangan dan peningkatan penerapan manajamen risiko adalah sebagai berikut : • Memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan

limit risiko yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk menetapkan langkah menghadapi perubahan kondisi pasar.

• Tindakan pengendalian yang komprehensif untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan

• Sosialisasi budaya kesadaran atas risiko dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia pada manajemen risiko.

PENGAWASAN AKTIF DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko di Bank BHI terdiri dari Dewan Komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan risiko (risk oversight) melalui Komite Audit, Komite Pemantau Risiko (KPR) & Komite Tata Kelola Terintegrasi (TKT), serta Direksi yang menjalankan fungsi kebijakan risiko (risk policy) melalui Executive Committee terkait manajemen risiko yaitu Risk Management Committee, Asset & Liability Committee, dan Integrated Risk Committee. Di tingkat operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko bersama Unit Bisnis dan Unit Kerja Kepatuhan melakukan fungsi identifikasi risiko, pengukuran risiko, mitigasi risiko dan pengendalian risiko. Secara sederhana, kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko Bank BHI sebagaimana disebutkan di atas dapat digambarkan sebagai berikut: KECUKUPAN KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN PENETAPAN LIMIT MANAJEMEN RISIKO Bank BHI memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang dijadikan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan manajemen risiko. Untuk area bisnis yang lebih spesifik, Bank BHI memiliki kebijakan dan prosedur yang lebih khusus, misalnya di bidang perkreditan, treasury, dan operasional. Dalam kebijakan dan prosedur tersebut, antara lain diatur mengenai penetapan limit untuk masing-masing aktivitas, baik pada level portofolio maupun transaksional. Seluruh kebijakan dan prosedur di Bank BHI merupakan bentuk pengelolaan risiko yang melekat pada setiap aktivitas operasional Bank yang dievaluasi dan di-update minimal sekali dalam setahun. Dalam memberikan arahan mengenai kebijakan penerapan manajemen risiko yang sesuai dengan visi, misi dan rencana stratejik bank, maka Bank BHI terfokus pada risiko yang relevan terhadap aktivitas fungsional bank, yaitu: Risiko Kredit a. Evaluasi prosedur mengenai proses pemberian

kredit: • Meningkatkan kualitas analisis • Meningkatkan kualitas persetujuan • Tidak ada penyimpangan dalam

pencairan / penggunaan kredit

pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan.

Laporan Tahunan 2016 85

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 86

b. Pelaksanaan monitoring yang pro-aktif dengan menganalisis informasi dari seluruh sumber informasi yang tersedia (meningkatkan dan menerapkan early warning system sebagai pendeteksi awal hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas perkreditan).

c. Penanganan terhadap kredit bermasalah yang akan dilakukan seperti Rescheduling, Reconditioning, Restructuring, kombinasi dari Rescheduling, Reconditioning dan Restructuring, Penyitaan Jaminan.

d. Kecukupan nilai agunan terhadap total fasilitas kredit.

Risiko Pasar Evaluasi atas transaksi yang dilakukan Divisi Treasury dari kegiatan transaksi pembelian surat berharga dengan tujuan trading book dan banking book (available for sales) untuk meng-cover potential loss akibat fluktuasi suku bunga. Risiko Operasional Melakukan sosialisasi ulang atas kebijakan Risk Event dalam rangka mengoptimalkan implementasi identifikasi risiko pada setiap unit kerja yang ada, melalui Risk Event Policy pada setiap unit kerja agar dapat melakukan pelaporan atas apa yang terjadi untuk dapat dilakukan upaya tindakan pencegahan yang diperlukan kedepannya. Risiko Likuiditas • Mengurangi jumlah liabilities yang berjangka

pendek. • Mendapatkan contingent standby credit lines dari

bank lain yang memberikan jaminan akan memberikan pinjaman dana pada saat krisis.

PROSES IDENTIFIKASI, PENGUKURAN, PEMANTAUAN, PENGENDALIAN RISIKO, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO Bank BHI menjalankan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, Pengendalian Risiko, dan Sistem Informasi Manajemen Risiko melalui kerangka kerja Enterprise Risk Management (ERM). Implementasi ERM di Bank BHI menggunakan pendekatan two-approach, yaitu pengelolaan risiko melalui permodalan dan pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional, sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini: 1. Organisasi & Sumber Daya Manusia Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank BHI bertanggung jawab dalam mengelola seluruh risiko yang dihadapi Bank BHI, termasuk dalam hal pengembangan tools pendukung yang dibutuhkan dalam proses bisnis dan pengelolaan risiko. Selain itu, terdapat unit kerja yang bertindak sebagai risk counterpart dari setiap unit bisnis dalam proses four-eyes pemberian kredit.

Menyadari bahwa pengelolaan risiko menjadi tanggung jawab seluruh unit kerja di Bank BHI, maka keberhasilan pengelolaan risiko ditentukan oleh adanya risk awareness di seluruh unit kerja bank BHI yang disertai dengan kemampuan teknis yang memadai. Oleh karena itu, Bank BHI senantiasa meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan seluruh pegawai terutama dalam hal pengelolaan risiko, dengan menyelenggarakan pelatihan internal secara rutin melalui Risk Management Academy. Selain itu, Bank BHI juga secara rutin minimal sekali dalam setahun mengenai manajemen risiko yang sejalan dengan internalisasi budaya perusahaan. 2. Kebijakan dan prosedur Kebijakan Manajemen Risiko Bank BHI dijadikan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan pengelolaan risiko secara operasional dan pengelolaan modal di Bank BHI mencakup: a. Prinsip Kehati-hatian, antara lain Penyediaan

Kecukupan Modal Minimum, Early Warning System, Penetapan Limit, dan Diversifikasi Risiko.

b. Manajemen Risiko, antara lain Profil Risiko, Risk Appetite & Risk Tolerance, Stress Testing dan Manajemen Risiko Terintegrasi.

c. Manajemen Risiko untuk masing-masing jenis risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko.

d. Pengawasan risiko, yang meliputi pemantauan penerapan aktifitas / metodologi pengelolaan risiko di Bank BHI, serta Sistem Pengendalian Internal.

3. Sistem dan Data Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk mendukung proses bisnis yang lebih efisien agar pengambilan keputusan dapat lebih cepat namun tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka menjaga integritas dan kualitas data, Bank BHI dalam tahap mengembangkan Integrated Processing System dan Loan Origination System untuk meningkatkan efisiensi proses kredit serta menjaga kualitas data di segmen korporasi, komersial maupun retail. Untuk meningkatkan produktivitas aktivitas collection khususnya di segmen konsumer dan ritel, Bank BHI mengimplementasikan Integrated Collection System. Bank BHI menggunakan ALM System untuk mengelola risiko trading book dan banking book dalam kegiatan treasury dan asset & liability management. Untuk mendapatkan gambaran profil risiko Bank BHI baik selaku perusahaan induk maupun profil risiko Bank BHI yang terkonsolidasi dan terintegrasi dengan perusahaan terelasi (Sister Company), Bank BHI telah mengimplementasikan Risk Profile Terintegrasi untuk mempermudah control terhadap penerapan Manajemen Risiko terintegrasi.

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Dalam hal integrasi pengelolaan risiko secara bankwide, Bank BHI telah mengimplementasikan ERM system sebagai sarana untuk memantau pengelolaan risiko secara keseluruhan, terutama dalam menghitung modal untuk meng-cover semua jenis risiko. ERM system memiliki kapabilitas untuk melakukan perhitungan capital charge (Standardized Approach dan Advanced Approach), implementasi operational risk management tools, active portfolio management, dan stress testing. 4. Metodologi / Model & Analisis Bank BHI secara berkelanjutan menerapkan pengukuran risiko yang mengacu kepada international best practices dengan menggunakan pendekatan permodelan kuantitatif maupun kualitatif melalui pengembangan model risiko seperti rating, scoring, Value at Risk (VaR), portfolio management, stress testing dan model lainnya sebagai pendukung judgemental decision making. Secara periodik, model-model risiko tersebut dikalibrasi dan divalidasi oleh SKMR yang bersifat independen untuk menjaga keandalan dan validitas model serta memenuhi persyaratan regulasi. Dalam rangka penyelarasan antara penerapan Basel II dan ERM dengan regulasi Basel II dan penerapan best practice. Implementasi Basel II dan ERM di Bank BHI meliputi area di Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Suku Bunga pada Banking Book Position, Risiko Operasional, Pengelolaan Modal dan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP). SISTEM PENGENDALIAN INTERN Bank BHI menjalankan praktik pengelolaan risiko yang efektif di seluruh Unit Kerja dengan menerapkan kebijakan Three line of defense models dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Unit Kerja sebagai risk owner merupakan first line

of defense yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko unit kerjanya.

2. Unit Risk Management berperan sebagai second line of defense yang menjalankan fungsi oversight.

3. Unit Internal Audit sebagai third line of defense yang menjalankan fungsi independent assurance.

Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal atas fungsi Manajemen Risiko merupakan tanggung jawab bersama baik first, second maupun third line of defense.

KECUKUPAN PERMODALAN Dalam rangka memberikan nilai tambah kepada para stakeholders serta sebagai bentuk kepatuhan Bank BHI dalam memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang telah ditetapkan oleh regulator, Bank BHI senantiasa menjamin serta memastikan bahwa struktur permodalan Bank BHI cukup kuat untuk mendukung strategi pengembangan usaha bisnis saat ini dan mempertahankan keberlangsungan usaha di masa mendatang. Pengelolaan risiko pada aspek permodalan di Bank BHI meliputi kebijakan diversifikasi sumber permodalan sesuai dengan rencana strategis jangka panjang dan kebijakan alokasi modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki profil risk-return yang optimal. Hal ini bertujuan untuk memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator. Bank BHI memastikan telah memiliki kecukupan modal untuk meng-cover risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik berdasarkan ketentuan regulasi (regulatory capital) maupun kebutuhan internal (economic capital). Bank BHI mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain perhitungan di atas, Bank BHI juga sedang mengembangkan perhitungan kecukupan permodalan dengan mengacu kepada Pilar 2 Basel II atau yang lebih dikenal dengan pendekatan Internal Capital Adequacy Asessment Process (ICAAP). ICAAP antara lain mencakup penentuan risk appetite, overall risk assessment, capital planning, dan bank-wide stress testing.

Laporan Tahunan 2016 87

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 88

2016 2015

I 338,105 352,847

1 338,105 352,847

1.1 365,000 -

1.2 (9,792) -

1.2.1 48,094 -

1.2.1.1 22,777 -

1.2.1.1.1 - -

1.2.1.1.2 - -

1.2.1.1.3 22,777 -

1.2.1.2 25,317 -

1.2.1.2.1 Agio 16,230 -

1.2.1.2.2 Cadangan umum 2,000 -

1.2.1.2.3 Laba tahun-tahun la lu - -

1.2.1.2.4 Laba tahun berja lan 7,087 -

1.2.1.2.5 Dana setoran modal - -

1.2.1.2.6 La innya -

1.2.2 57,886 -

1.2.2.1 - -

1.2.2.1.1 - -

1.2.2.1.2 - -

1.2.2.2 57,886 -

1.2.2.2.1 - -

1.2.2.2.2 32,796 -

1.2.2.2.3 - -

1.2.2.2.4 19,301 -

1.2.2.2.5 -

1.2.2.2.6 5,789 -

1.2.2.2.7 - -

1.3 Kepentingan Non Pengendali yang dapat diperhitungkan - -

1.4 Faktor Pengurang Modal Inti Utama 17,103 -

1.4.1 Perhitungan pajak tangguhan 11,377 -

1.4.2 Goodwi l l -

1.4.3 Seluruh aset tidak berwujud la innya 5,726 -

1.4.4 Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang - -

1.4.5 Kekurangan modal pada perusahaan anak asurans i - -

1.4.6 Eksposur sekuri ti sas i - -

1.4.7 Faktor pengurang modal inti utama la innya - -

1.4.7.1 Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan/atau Tier 2 pada bank la in - -

1.4.7.2 - -

2 - -

2.1 Instrumen yang memenuhi persyaratan AT 1 - -

2.2 Agio / Disagio - -

2.3 Faktor Pengurang Modal Inti Tambahan - -

2.3.1 Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan/atau Tier 2 pada bank la in - -

2.3.2 - -

II 11,469 12,770

1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang memenuhi persyaratan Tier 2 - -

2 Agio/Disagio - -

3 11,469 -

4 Faktor Pengurang Modal Pelengkap - -

4.1 Sinking Fund - -

4.2 Penempatan dana pada instrumen Tier 2 pada bank la in - -

4.3 - -

349,574 365,617

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO

ATMR RISIKO KREDIT 1,436,641 1,483,827

ATMR RISIKO PASAR - 12,077

ATMR RISIKO OPERASIONAL 173,922 161,151

TOTAL ATMR 1,610,563 1,657,055

RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO 10.00% 9.00%

RASIO KPMM

Rasio CET1 20.97% 21.29%

Rasio Tier 1 20.97% 21.29%

Rasio Tier 2 0.71% 0.77%

Rasio Total 21.68% 22.06%

ALOKASI PEMENUHAN KPMM SESUAI PROFIL RISIKO

Dari CET 1 (%) 9.29% 8.21%

Dari AT 1 (%) 0.00% 0.00%

Dari Tier 2 (%) 0.71% 0.79%

CET 1 UNTUK BUFFER (%) 11.68% 12.90%

PERSENTASE BUFFER YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANK (%) 0.00% 0.00%

Capital Conservation Buffer (%) 0.00% 0.00%

Countercyclical Buffer (%) 0.00% 0.00%

Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%) 0.00% 0.00%

KOMPONEN MODAL

Modal Inti Utama/Common Equity Tier 1 (CET 1)

Potens i keuntungan dari peningkatan ni la i wajar aset keuangan dalam

kelompok tersedia untuk di jua l

Potens i kerugian dari penurunan ni la i wajar aset keuangan dalam

kelompok tersedia untuk di jua l

Sel i s ih kurang antara Penyis ihan Penghapusan Aset (PPA) dan Cadangan

Kerugian Penurunan Ni la i (CKPN) atas aset produkti f

Modal Inti (Tier 1 )

Modal Disetor (setelah dikurangi Treasury Stock )

Cadangan Tambahan Modal

Faktor Penambah

Faktor Pengurang

Pendapatan komprehens i f la innya

Pendapatan komprehens i f la innya

Sel is ih lebih penjabaran laporan keuangan

Saldo surplus reva luas i aset tetap

Cadangan tambahan modal la innya (other disclosed reserves )

La innya

TOTAL MODAL

Modal Pelengkap (Tier 2)

Sel is ih kurang penjabaran laporan keuangan

Cadangan tambahan modal la innya (other disclosed reserves )

Disagio

Rugi tahun-tahun la lu

Rugi tahun berja lan

PPA aset non produkti f yang wajib dibentuk

Kepemi l ikan s i lang pada enti tas la in yang diperoleh berdasarkan pera l ihan

karena hukum, hibah atau hibah was iat

Modal Inti Tambahan/Additional Tier 1 (AT-1)

Kepemi l ikan s i lang pada enti tas la in yang diperoleh berdasarkan pera l ihan karena

hukum, hibah atau hibah was iat

Cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit)

Kepemi l ikan s i lang pada enti tas la in yang diperoleh berdasarkan pera l ihan karena hukum,

hibah atau hibah was iat

Sel i s ih kurang jumlah penyesuaian ni la i wajar dari instrumen keuangan

dalam Trading Book

Tabel Struktur Modal (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO

ATMR RISIKO KREDIT 1,435,089 1,483,827

ATMR RISIKO PASAR - 12,077

ATMR RISIKO OPERASIONAL 173,922 161,151

TOTAL ATMR 1,609,011 1,657,055

RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO 10.00% 9.00%

RASIO KPMM

Rasio CET1 21.01% 21.29%

Rasio Tier 1 21.01% 21.29%

Rasio Tier 2 0.71% 0.77%

Rasio Total 21.73% 22.06%

ALOKASI PEMENUHAN KPMM SESUAI PROFIL RISIKO

Dari CET 1 (%) 9.29% 8.21%

Dari AT 1 (%) 0.00% 0.00%

Dari Tier 2 (%) 0.71% 0.79%

CET 1 UNTUK BUFFER (%) 11.73% 12.90%

PERSENTASE BUFFER YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANK (%) 0.00% 0.00%

Capital Conservation Buffer (%) 0.00% 0.00%

Countercyclical Buffer (%) 0.00% 0.00%

Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%) 0.00% 0.00%

Bank BHI senantiasa mempersiapkan permodalan untuk menghadapi ketentuan modal minimum sesuai dengan ketentuan OJK. Pada posisi Desember 2016, CAR Bank BHI sebesar 21.73% telah memenuhi permodalan minimum sesuai dengan ketentuan OJK. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA KHUSUS DI BANK BHI Bank BHI mengelola 9 jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko operasional, risiko hokum, risiko stratejik, risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko transaksi intra-grup. Pengelolaan risiko yang berdampak kepada perhitungan pencadangan modal adalah risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai risiko yang berdampak pada perhitungan pencadangan modal dan juga risiko likuiditas: RISIKO KREDIT Bank BHI menetapkan definisi tersendiri untuk tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai. Tagihan yang telah jatuh tempo adalah merupakan seluruh tagihan / kelompok tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90 (Sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok dan / atau pembayaran bunga. Seluruh tagihan dapat mengalami penurunan nilai / impairment apabila dalam suatu kondisi terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti obyektif adalah hasil observasi atas peristiwa yang

menjadi perhatian Bank BHI yang mempengaruhi kesanggupan bayar debitur di masa mendatang sehingga merugikan terhadap kredit yang dimiliki Bank BHI. Apabila terjadi penurunan nilai pada kredit tersebut, sehingga nilai tercatat kredit setelah terjadinya penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal, maka harus dibentuk suatu Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk menutup kerugian akibat terjadinya penurunan nilai tersebut. CKPN adalah cadangan kerugian yang dihitung dari besarnya penurunan nilai pada suatu aset keuangan yang dievaluasi baik secara individual maupun kolektif. Beberapa hal yang akan menjadi perhatian dalam manajemen risiko kredit antara lain: • Organisasi perkreditan akan terus disempurnakan

dengan penekanan kepada penerapan prinsip “empat mata” (four-eyes principle) dimana keputusan kredit diambil berdasarkan pertimbangan dari dua sisi, yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisis risiko kredit sehingga proses kredit tidak terlalu panjang dan memiliki Value Added.

• Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui pengembangan “Loan Origination Sistem” yaitu penilaian proses pemberian kredit (dari awal sampai akhir) dilakukan dengan sistem yang terintegrasi sehingga proses kredit dapat lebih efektif dan efisien, melalui sistem tersebut diharapkan Bank tidak akan mengalami peningkatan pada risiko kredit yang disebabkan oleh lemahnya tingkat analisa kredit, proses persetujuan kredit, lemahnya Cross Functional, dan penyimpangan berencana.

Laporan Tahunan 2016 89

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 90

Tagihan

Bersih

ATMR

Sebelum MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 410,418 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,047 409 409

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank 48,961 11,559 11,559

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 63,668 23,259 23,259

6 Kredit Beragun Properti Komersial 40,354 40,354 39,356

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 90,451 67,838 64,850

9 Tagihan Kepada Korporasi 1,168,281 1,166,165 1,060,960

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 35,663 52,145 52,145

11 Aset Lainnya 156,470 - 181,364

2,016,313 1,361,729 1,433,902

Tagihan

Bersih

ATMR

Sebelum MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (6) (7) (8)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 352,830 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,048 410 410

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank 76,918 19,675 19,675

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 80,454 29,609 29,609

6 Kredit Beragun Properti Komersial 55,703 55,703 54,716

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 155,961 116,971 113,042

9 Tagihan Kepada Korporasi 1,202,095 1,176,873 1,050,762

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 6,374 9,518 9,518

11 Aset Lainnya 115,235 - 121,399

2,047,618 1,408,758 1,399,131 Total

No Kategori Portofolio

2016

Total

No Kategori Portofolio

2015

• Sistem pengukuran profil risiko debitur terus dikembangkan agar dapat diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan database perkreditan (data warehouse) sebagai dasar pengukuran dan informasi untuk tujuan kebijakan perkreditan.

• Melakukan pengkajian secara periodik terhadap kebijakan dan prosedur, risk appetite, penetapan limit / wewenang pemberian kredit berdasarkan dinamika bisnis dan kemampuan permodalan Bank.

• Meningkatkan fungsi pemantauan dan pengelolaan risiko kredit komersial dan korporasi pada unit kerja Credit Quality Control sebagai bagian dari sistem deteksi dini terhadap debitur yang existing, terutama yang berjumlah signifikan dan atau yang mulai menunjukkan gejala akan menjadi bermasalah.

• Mencegah penyaluran kredit untuk membiayai aktivitas seperti; Start-up, Spekulasi, Konsolidasi, Restrukturisasi, Merger atau Akuisisi, Side Streaming, dimana hal ini akan menyebabkan potensi kerugian meningkat pada Risiko Kredit.

Pemilihan agunan berdasarkan pada kepastian hukum, kemampuan nilai ekonomi agunan saat dilikuidasi, dan kemudahan identifikasi lokasi agunan. PORTOFOLIO MANAJEMEN DAN RISIKO KONSENTRASI Pengelolaan risiko pada level portofolio dilakukan dengan mengelompokkan sektor industri berdasarkan Industri dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti prospek industri / sektor, keahlian internal Bank, dan kinerja portofolio. Selanjutnya, pada setiap sektor akan ditetapkan dalam Risk Appetite dan Risk Tolerance sesuai dengan alokasi kredit maksimum berdasarkan tingkat risk and return dari masing-masing industri. Sedangkan pengelolaan risiko pada level debitur ditetapkan melalui ketentuan in-house limit dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan finansial debitur serta Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan.

Tabel Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Lembaga

Pemering

kat

Standard

and Poor’sAAA

AA+s.d

AA-A+s.d A-

BBB+s.d

BBB-BB+s.d BB- B+s.d B- < B- A-1 A-2 A-3 < A-3

Fitch

RatingAAA

AA+s.d

AA-A+s.d A-

BBB+s.d

BBB-BB+s.d BB- B+s.d B- < B-

F1+ s.d

F1F2 F3 < F3

Moody’s AaaAa1 s.d

Aa3

Aa1 s.d

A3

Baa1 s.d

Baa3

Ba1 s.d

Ba3

B1 s.d

B3< B3 P-1 P-2 P-3 < P-3

PT. Fitch

Ratings

Indonesia

AAA(idn

)

AA+(idn

) s.d AA-

(idn)

A+(idn)

s.d A-

(idn)

BBB+(id

n) s.d

BBB-

(idn)

BB+(idn)

s.d BB-

(idn)

B+(idn)

s.d B-

(idn)

< B-

(idn)

F1+(idn)

s.d

F1(idn)

F2(idn) F2(idn)<

F3(idn)

PT.ICRA

Indonesia[Idr]AAA

[idr]AA+

s.d

[idr]AA-

[idr]A+

s.d

[idr]A-

[idr]BBB

+ s.d

[idr]BBB-

[idr]BB+

s.d [idr]BB-

[idr]B+

s.d

[idr]B-

< [idr]B-

[idr]A1+

s.d

[Idr]A1

[idr]A2+

s.d

[Idr]A2

[idr]A3+

s.d

[Idr]A3

<

[Idr]A3

PT.

Pemering

kat Efek

Indonesia

idAAAidAA+

s.d idAA-

idA+ s.d

idA-

id BBB+

s.d id

BBB-

id BB+ s.d

id BB-

id B+ s.d

id B-< id B- idA1 idA2

idA3 s.d

id A4< idA4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 - - - - 410,419 - - - - - - - 410,419

2 2,048 - - - - - - - - - - - 2,048

3 - - - - - - - - - - - - -

4 - - - - 48,962 - - - - - - - 48,962

5 - - - - 63,668 - - - - - - - 63,668

6 - - - - 40,355 - - - - - - - 40,355

7 - - - - - - - - - - - - -

8 - - - - 90,452 - - - - - - - 90,452

9 - - - - 1,105,697 - - - - - - 62,584 1,168,281

10 - - - - 35,268 - - - - - - 395 35,663

11 - - - - - - - - - - - 156,470 156,470

2,048 - - - 1,794,820 - - - - - - 219,449 2,016,317

Kredit Pegawai /

Pens iunan

Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Keci l dan Portofol io

Ri tel

Tagihan Kepada

Korporas i

Tagihan Yang Telah

Jatuh Tempo

Aset La innya

Kredit Beragun

Rumah Tinggal

Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek

Tanpa

Peringkat

Kredit Beragun

Properti Komers ia l

Total

NoKategori

Portofolio

2016

Total

Tagihan Kepada

Pemerintah

Tagihan Kepada

Enti tas Sektor Publ ik

Tagihan Kepada

Bank Pembangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

Tagihan Kepada

Bank

KOMPOSISI KREDIT BANK BHI PER SEKTOR EKONOMI

Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Laporan Tahunan 2016 91

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 92

Lembaga

Pemering

kat

Standard

and Poor’sAAA

AA+s.d

AA-A+s.d A-

BBB+s.d

BBB-BB+s.d BB- B+s.d B- < B- A-1 A-2 A-3 < A-3

Fitch

RatingAAA

AA+s.d

AA-A+s.d A-

BBB+s.d

BBB-BB+s.d BB- B+s.d B- < B-

F1+ s.d

F1F2 F3 < F3

Moody’s AaaAa1 s.d

Aa3

Aa1 s.d

A3

Baa1 s.d

Baa3

Ba1 s.d

Ba3

B1 s.d

B3< B3 P-1 P-2 P-3 < P-3

PT. Fitch

Ratings

Indonesia

AAA(idn

)

AA+(idn

) s.d AA-

(idn)

A+(idn)

s.d A-

(idn)

BBB+(id

n) s.d

BBB-

(idn)

BB+(idn)

s.d BB-

(idn)

B+(idn)

s.d B-

(idn)

< B-

(idn)

F1+(idn)

s.d

F1(idn)

F2(idn) F2(idn)<

F3(idn)

PT.ICRA

Indonesia[Idr]AAA

[idr]AA+

s.d

[idr]AA-

[idr]A+

s.d

[idr]A-

[idr]BBB

+ s.d

[idr]BBB-

[idr]BB+

s.d [idr]BB-

[idr]B+

s.d

[idr]B-

< [idr]B-

[idr]A1+

s.d

[Idr]A1

[idr]A2+

s.d

[Idr]A2

[idr]A3+

s.d

[Idr]A3

<

[Idr]A3

PT.

Pemering

kat Efek

Indonesia

idAAAidAA+

s.d idAA-

idA+ s.d

idA-

id BBB+

s.d id

BBB-

id BB+ s.d

id BB-

id B+ s.d

id B-< id B- idA1 idA2

idA3 s.d

id A4< idA4

(1) (2) (3) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

1 - - - - - - - - - - - 352,830 352,830

2 - 2,048 - - - - - - - - - - 2,048

3 - - - - - - - - - - - - -

4 - 3,035 - - - - - - - - - 73,883 76,918

5 - - - - - - - - - - - 80,454 80,454

6 - - - - - - - - - - - 55,703 55,703

7 - - - - - - - - - - - - -

8 - - - - - - - - - - - 155,961 155,961

9 20,110 7,128 - - - - - - - - - 1,174,857 1,202,095

10 - - - - - - - - - - - 6,374 6,374

11 - - - - - - - - - - - 115,235 115,235

20,110 12,211 - - - - - - - - - 2,015,297 2,047,618

Kredit Beragun

Rumah Tinggal

NoKategori

Portofolio

2015

Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek

Tanpa

PeringkatTotal

Tagihan Kepada

Pemerintah

Tagihan Kepada

Enti tas Sektor Publ ik

Tagihan Kepada

Bank Pembangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

Tagihan Kepada

Bank

Total

Kredit Beragun

Properti Komers ia l

Kredit Pegawai /

Pens iunan

Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Keci l dan Portofol io

Ri tel

Tagihan Kepada

Korporas i

Tagihan Yang Telah

Jatuh Tempo

Aset La innya

Untuk menguji ketahanan portfolio kredit terhadap perubahan kondisi makroekonomi, Bank BHI melaksanakan Credit Risk Stress Testing, baik secara berkala sesuai regulasi perbankan maupun secara adhoc. Pada tahun 2016, faktor makroekonomi yang dijadikan parameter dalam Credit Risk Stress Testing antara lain, dampak perlambatan ekonomi China pada perekonomian Indonesia, penurunan harga komoditas, serta potensi kenaikan Fed Funds Rate. Simulasi Credit Risk Stress Testing memproyeksikan penurunan kemampuan keuangan pada tiap debitur Wholesale dan perubahan NPL secara portfolio untuk kredit segmen Retail. Bank menyusun Contingency Plan untuk masing-

masing segmen kredit sesuai dengan tingkat severity dari hasil simulasi Credit Risk Stress Testing yang dilakukan. PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KREDIT Pertumbuhan kredit Bank BHI hingga akhir tahun 2016 dinilai menurun (yoy). Pada Desember 2015 Outstanding kredit yang disalurkan sebesar Rp 1.505 Miliar namun pada Desember 2016 Outstanding kredit yang disalurkan sebesar Rp 1.398 Miliar (menurun sebesar 7.10%). Hal in disebabkan adanya perlambatan ekonomi secara global dan adanya penyelesaian kredit bermasalah sehingga Bank BHI menerapkan prinsip Prudent dalam penyaluran kredit.

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

≤ 1 tahun> 1 tahun –

3 tahun

> 3 tahun –

5 tahun> 5 tahun

Non

Kontraktual

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 214,601 1,063 - 94,855 99,900 410,418

2 Tagihan Kepada Enti tas Sektor Publ ik 2,048 - - - - 2,048

3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multi latera l

dan Lembaga Internas ional

- - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank 32,868 1,872 - - 14,221 48,961

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 712 6,878 31,340 24,739 - 63,668

6 Kredit Beragun Properti Komers ia l 15,555 19,877 4,923 - - 40,355

7 Kredit Pegawai / Pens iunan - - - - - -

8Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Keci l dan

Portofol io Ri tel

56,785 9,381 16,502 7,785 - 90,452

9 Tagihan Kepada Korporas i 571,935 258,163 172,381 103,218 62,584 1,168,281

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 19,102 3,837 1,745 10,583 396 35,663

11 Aset La innya - - - - 156,470 156,470

913,604 301,071 226,891 241,179 333,571 2,016,316

2016

Sisa Jangka Waktu KontrakNo Kategori Portofolio

Total

Total

Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 410,418 - - -

2 Tagihan Kepada Enti tas Sektor Publ ik 2,047 - - -

3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multi latera l dan Lembaga

Internas ional

- - - -

4 Tagihan Kepada Bank 48,961 - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 52,191 6,674 4,803 -

6 Kredit Beragun Properti Komers ia l 39,018 1,286 49 -

7 Kredit Pegawai / Pens iunan - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Keci l dan Portofol io Ri tel 77,641 3,771 9,040 -

9 Tagihan Kepada Korporas i 1,071,413 4,749 63,528 28,591

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 30,571 4,986 106 -

11 Aset La innya 156,470 - - -

1,888,730 21,467 77,525 28,591

Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya

(1) (2) (7) (8) (9) (10)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 352,830 - - -

2 Tagihan Kepada Enti tas Sektor Publ ik 2,048 - - -

3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multi latera l dan Lembaga

Internas ional

- - - -

4 Tagihan Kepada Bank 76,918 - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 65,481 9,098 5,875 -

6 Kredit Beragun Properti Komers ia l 41,263 12,955 1,485 -

7 Kredit Pegawai / Pens iunan - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Keci l dan Portofol io Ri tel 133,913 8,795 13,253 -

9 Tagihan Kepada Korporas i 1,083,497 12,034 57,983 48,580

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 6,016 272 86 -

11 Aset La innya 115,235 - - -

1,877,202 43,154 78,682 48,580 Total

No Kategori Portofolio2016

No Kategori Portofolio2015

Total

Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah – Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak – Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Laporan Tahunan 2016 93

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 94

Tagihan

Kepada

Pemerintah

Tagihan

Kepada

Entitas

Sektor

Publik

Tagihan

Kepada Bank

Pmbangunan

Multilateral

dan Lembaga

Internasional

Tagihan

Kepada

Bank

Kredit

Beragun

Rumah

Tinggal

Kredit

Beragun

Properti

Komersi

al

Kredit

Pegawai

/

Pensiuna

n

Tagihan

Kepada

Usaha Mikro,

Usaha Kecil

& Portofolio

Ritel

Tagihan

Kepada

Korporasi

Tagihan

Yang

Telah

Jatuh

Tempo

Aset

Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Pertanian, Perburuan

dan Kehutanan

- - - - - - - 880 2,972 - -

2 Perikanan - - - - - - - 1,406 4,016 - -

3 Pertambangan dan

Penggal ian

- - - - - - - 706 17,584 - -

4 Industri Pengolahan - - - - - - - 4,126 121,935 - -

5 Lis trik, Gas dan Air - 2,048 - - - - - - - - -

6 Konstruks i - - - - - 12,151 - 1,556 1,319 - -

7 Perdagangan Besar dan

Eceran

- - - - - - - 62,532 541,262 23,760 -

8 Penyediaan Akomodas i

dan Penyediaan Makan

Minum

- - - - - - - 2,814 82,930 309 -

9 Transportas i ,

Pergudangan dan

Komunikas i

- - - - - - - 2,562 16,409 970 -

10 Perantara Keuangan 302,046 - - 48,962 - - - 710 181,887 - -

11 Real Estate, Usaha

Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

- - - - - 27,804 - 6,890 77,893 4,901 -

12 Adminis tras i

Pemerintahan,

Pertahanan dan

Jaminan Sos ia l Wajib

- - - - - - - - - - -

13 Jasa Pendidikan - - - - - - - 229 5,280 - -

14 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sos ia l

- - - - - - - - 4,565 - -

15 Jasa Kemasyarakatan,

Sos ia l Budaya, Hiburan

dan Perorangan La innya

- - - - - - - 4,801 7,551 1,393 -

No Sektor Ekonomi

2016

≤ 1 tahun> 1 tahun –

3 tahun

> 3 tahun –

5 tahun> 5 tahun

Non

Kontraktual

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 123,346 13,419 - 114,116 101,948 352,830

2 Tagihan Kepada Enti tas Sektor Publ ik - 2,048 - - - 2,048

3Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multi latera l

dan Lembaga Internas ional

- - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank 71,567 - 3,239 - 2,112 76,918

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 5,575 9,563 23,350 41,965 - 80,454

6 Kredit Beragun Properti Komers ia l 26,600 2,138 20,770 6,195 - 55,703

7 Kredit Pegawai / Pens iunan - - - - - -

8Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Keci l dan

Portofol io Ri tel

88,047 21,475 26,289 20,150 - 155,961

9 Tagihan Kepada Korporas i 633,976 206,931 234,041 127,147 - 1,202,095

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 199 1,312 4,668 - 196 6,374

11 Aset La innya - - - - 115,235 115,235

949,310 256,887 312,357 309,574 219,491 2,047,618 Total

No Kategori Portofolio

2015

Sisa Jangka Waktu Kontrak

Total

Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

16 Jasa Perorangan Yang

Melayani Rumah

Tangga

- - - - - - - - - - -

17 Badan Internas ional

dan Badan Ekstra

Internas ional La innya

- - - - - - - - - - -

18 Kegiatan Yang Belum

Jelas Batasannya

- - - - - - - - - - -

19 Rumah Tangga - - - - 54,358 49 - - 466 2,699 -

20 Bukan Lapangan Usaha

La innya

- - - - 9,310 350 - 1,241 102,212 1,631 156,470

302,046 2,048 - 48,962 63,668 40,355 - 90,452 1,168,282 35,663 156,470

Tagihan

Kepada

Pemerintah

Tagihan

Kepada

Entitas

Sektor

Publik

Tagihan

Kepada Bank

Pmbangunan

Multilateral

dan Lembaga

Internasional

Tagihan

Kepada

Bank

Kredit

Beragun

Rumah

Tinggal

Kredit

Beragun

Properti

Komersi

al

Kredit

Pegawai

/

Pensiuna

n

Tagihan

Kepada

Usaha Mikro,

Usaha Kecil

& Portofolio

Ritel

Tagihan

Kepada

Korporasi

Tagihan

Yang

Telah

Jatuh

Tempo

Aset

Lainnya

(1) (2) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (21) (22) (23)

1Pertanian, Perburuan

dan Kehutanan

- - - - - - - - 2,992 - -

2 Perikanan - - - - - - - 1,415 7,866 - -

3Pertambangan dan

Penggal ian

- - - - - - - 696 20,795 - -

4 Industri Pengolahan - - - - - - - 9,470 139,097 - -

5 Lis trik, Gas dan Air - 2,048 - - - - - 272 - - -

6 Konstruks i - - - - - 24,108 - 1,681 19,610 - -

7Perdagangan Besar dan

Eceran

- - - - 5,039 1,376 - 97,494 593,694 272 -

8

Penyediaan Akomodas i

dan Penyediaan Makan

Minum

- - - - - - - 4,789 113,299 - -

9

Transportas i ,

Pergudangan dan

Komunikas i

- - - - - 797 - 5,058 27,951 199 -

10 Perantara Keuangan 223,628 - - 76,918 - - - 3,045 142,978 - -

11

Real Estate, Usaha

Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

- - - - - 27,713 - 12,373 66,717 5,621 -

12

Adminis tras i

Pemerintahan,

Pertahanan dan

Jaminan Sos ia l Wajib

- - - - - - - - - - -

13 Jasa Pendidikan - - - - - - - 1,141 - - -

14Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sos ia l

- - - - - - - 76 2,998 - -

15 Jasa Kemasyarakatan,

Sos ia l Budaya, Hiburan

dan Perorangan La innya

- - - - - 328 - 5,587 4,079 - -

16

Jasa Perorangan Yang

Melayani Rumah

Tangga

- - - - - - - - - - -

17

Badan Internas ional

dan Badan Ekstra

Internas ional La innya

- - - - - - - - - - -

18Kegiatan Yang Belum

Jelas Batasannya

- - - - - - - 56 - - -

19 Rumah Tangga - - - - 75,414 1,380 - 7,732 39,909 86 -

20Bukan Lapangan Usaha

La innya

129,201 - - - - - - 5,075 20,110 196 115,235

352,829 2,048 - 76,918 80,454 55,703 - 155,962 1,202,096 6,374 115,235 Total

Total

No Sektor Ekonomi

2015

Laporan Tahunan 2016 95

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 96

0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

A

1 Tagihan Kepada

Pemerintah

410,418 - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada

Enti tas Sektor

Publ ik

- 2,047 - - - - - - - - 409 33

3 Tagihan Kepada

Bank Pembangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada

Bank

- 43,072 - - - 5,889 - - - - 11,559 925

5 Kredit Beragun

Rumah Tinggal

- - 44,837 18,168 663 - - - - - 23,259 1,861

6 Kredit Beragun

Properti Komers ia l

- - - - - - - 39,356 - - 39,356 3,148

7 Kredit Pegawai /

Pens iunan

- - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Keci l dan Portofol io

Ri tel

- - - - - - 86,467 - - - 64,850 5,188

9 Tagihan Kepada

Korporas i

- 2,645 - - - - - 1,060,431 - - 1,060,960 84,877

10 Tagihan Yang Telah

Jatuh Tempo

- - - - - - - 2,699 32,964 52,145 4,172

11 Aset La innya 14,326 - - - - - - 63,705 78,439 - 181,364 14,509

424,744 47,764 44,837 18,168 663 5,889 86,467 1,166,191 111,403 - 1,433,902 114,712

B

1 Tagihan Kepada

Pemerintah

- - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada

Enti tas Sektor

Publ ik

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada

Bank Pembangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada

Bank

- - - - - - - - - - - -

5 Kredit Beragun

Rumah Tinggal

- - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun

Properti Komers ia l

- - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai /

Pens iunan

- - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Keci l dan Portofol io

Ri tel

- - - - - - 125 - - - 94 8

9 Tagihan Kepada

Korporas i

- - - - - - - - - - - -

10 Tagihan Yang Telah

Jatuh Tempo

- - - - - - - - - - - -

11 Aset La innya - - - - - - - - - - - -

- - - - - - 125 - - - 94 8

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Total Eksposur TRA

No Kategori Portofolio

2016

ATMRBeban

ModalTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Total Eksposur Neraca

Eksposur Neraca

Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

C

1 Tagihan kepada

pemerintah

- - - - - - - - - - - -

2 Tagihan kepada

sektor publ ik

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan kepada

Bank Pambangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada

Bank

- - - - - - - - - - - -

5 Tagihan kepada

usaha mikro, usaha

keci l , dan portofol io

ri tel

- - - - - - - - - - - -

6 Tagihan kepada

korporas i

- - - - - - - - - - - -

7 Aset la innya - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - -

0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

(1) (2) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)

A

1 Tagihan Kepada

Pemerintah

352,830 - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada

Enti tas Sektor

Publ ik

- 2,048 - - - - - - - - 410 33

3 Tagihan Kepada

Bank Pembangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada

Bank

- 62,614 - - - 14,304 - - - - 19,675 1,574

5 Kredit Beragun

Rumah Tinggal

- - 56,956 17,990 5,508 - - - - - 29,609 2,369

6 Kredit Beragun

Properti Komers ia l

- - - - - - - 54,716 - - 54,716 4,377

7 Kredit Pegawai /

Pens iunan

- - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Keci l dan Portofol io

Ri tel

- - - - - - 150,722 - - - 113,042 9,043

9 Tagihan Kepada

Korporas i

- 31,528 - - - - - 1,044,456 - - 1,050,762 84,061

10 Tagihan Yang Telah

Jatuh Tempo

- - - - - - - 86 6,288 9,518 761

11 Aset La innya 13,194 - - - - - - 63,326 38,715 - 121,399 9,712

366,024 96,190 56,956 17,990 5,508 14,304 150,722 1,162,584 45,003 - 1,399,131 111,930

B

1 Tagihan Kepada

Pemerintah

- - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada

Enti tas Sektor

Publ ik

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada

Bank Pembangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Eksposur Neraca

Total Eksposur

Counterparty Credit Risk

No Kategori Portofolio

2015

ATMRBeban

ModalTagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Laporan Tahunan 2016 97

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 98

Agunan GaransiAsuransi

KreditLainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

A

1 Tagihan Kepada Pemerintah 410,419 - - - - 410,419

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,048 - - - - 2,048

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan

Lembaga Internasional

- - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank 48,962 - - - - 48,962

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 63,668 - - - - 63,668

6 Kredit Beragun Properti Komersial 40,355 998 - - - 39,357

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan

Portofolio Ritel

90,452 3,984 - - - 86,468

9 Tagihan Kepada Korporasi 1,168,281 105,205 - - - 1,063,076

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 35,663 - - - - 35,663

11 Aset Lainnya 156,470 - - - - 156,470

2,016,317 110,187 - - - 1,906,130

No Kategori Portofolio

Total Eksposur Neraca

2016

Tagihan

Bersih

Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang

Tidak

Dijamin

Eksposur Neraca

4 Tagihan Kepada

Bank

- - - - - - - - - - - -

5 Kredit Beragun

Rumah Tinggal

- - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun

Properti Komers ia l

- - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai /

Pens iunan

- - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Keci l dan Portofol io

Ri tel

- - - - - - 250 - - - 188 15

9 Tagihan Kepada

Korporas i

- - - - - - - 13 - - 13 1

10 Tagihan Yang Telah

Jatuh Tempo

- - - - - - - - - - - -

11 Aset La innya - - - - - - - - - - - -

- - - - - - 250 13 - - 201 16

C

1 Tagihan kepada

pemerintah

- - - - - - - - - - - -

2 Tagihan kepada

sektor publ ik

- - - - - - - - - - - -

3 Tagihan kepada

Bank Pambangunan

Multi latera l dan

Lembaga

Internas ional

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada

Bank

- - - - - - - - - - - -

5 Tagihan kepada

usaha mikro, usaha

keci l , dan portofol io

ri tel

- - - - - - - - - - - -

6 Tagihan kepada

korporas i

- - - - - - - - - - - -

7 Aset la innya - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA

Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Total Eksposur

Counterparty Credit Risk

Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

B

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan

Lembaga Internasional

- - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan

Portofolio Ritel

125 - - - - 125

9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -

11 Aset Lainnya - - - - - -

125 - - - - 125

C

1 Tagihan kepada pemerintah - - - - - -

2 Tagihan kepada sektor publik - - - - - -

3 Tagihan kepada Bank Pambangunan Multilateral dan

Lembaga Internasional

- - - - - -

4 Tagihan kepada Bank - - - - - -

5 Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil, dan

portofolio ritel

- - - - - -

6 Tagihan kepada korporasi - - - - - -

7 Aset lainnya - - - - - -

- - - - - -

Agunan GaransiAsuransi

KreditLainnya

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

A

1 Tagihan Kepada Pemerintah 352,830 - - - - 352,830

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2,048 - - - - 2,048

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan

Lembaga Internasional

- - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank 76,918 - - - - 76,918

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 80,454 - - - - 80,454

6 Kredit Beragun Properti Komersial 55,703 987 - - - 54,716

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan

Portofolio Ritel

155,961 5,239 - - - 150,722

9 Tagihan Kepada Korporasi 1,202,095 126,111 - - - 1,075,984

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 6,374 - - - - 6,374

11 Aset Lainnya 115,235 - - - - 115,235

2,047,618 132,337 - - - 1,915,281

B

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan

Lembaga Internasional

- - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan

Portofolio Ritel

250 - - - - 250

9 Tagihan Kepada Korporasi 13 - - - - 13

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -

11 Aset Lainnya - - - - - -

263 - - - - 263

Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Total Eksposur TRA

Total Eksposur Counterparty Credit Risk

Total Eksposur TRA

No Kategori Portofolio

2015

Tagihan

Bersih

Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang

Tidak

Dijamin

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Eksposur Neraca

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif

Total Eksposur Neraca

Laporan Tahunan 2016 99

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 100

C

1 Tagihan kepada pemerintah - - - - - -

2 Tagihan kepada sektor publik - - - - - -

3 Tagihan kepada Bank Pambangunan Multilateral dan

Lembaga Internasional

- - - - - -

4 Tagihan kepada Bank - - - - - -

5 Tagihan kepada usaha mikro, usaha kecil, dan

portofolio ritel

- - - - - -

6 Tagihan kepada korporasi - - - - - -

7 Aset lainnya - - - - - -

- - - - - - Total Eksposur Counterparty Credit Risk

Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) NPL DAN PENURUNAN NILAI NPL (Non-Performing Loan) yang dihitung secara Gross dinilai membaik dari periode sebelumnya (yoy). Periode Desember 2015 NPL Gross sebesar 7.12% sedangkan pada posisi Desember 2016 NPL Gross sebesar 2.83%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan Outstanding kredit dengan kualitas bermasalah sebesar 63.00% (Posisi Desember 2015 Kredit kualitas bermasalah sebesar Rp 107 Miliar sedangkan Posisi Desember 2016 kredit kualitas bermasalah hanya sebesar Rp 39.6 Miliar). Perhitungan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Bank BHI menggunakan 2 (dua) metode yaitu Individual dan Kolektif. CKPN secara Individual (Individual Impairment) terdiri dari 2 yaitu: • Kredit yang secara individual memiliki nilai

signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan

• Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual

memiliki nilai signifikan. CKPN secara Kolektif (Collective Impairment) terdiri dari 3 (tiga) yaitu: • Kredit yang secara individual memiliki nilai

signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai

• Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan

• Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

CKPN Desember 2015 dibandingkan dengan Desember 2016 (yoy) dinilai menurun (CKPN Desember 2015 sebesar 2.74% sedangkan CKPN Desember 2016 sebesar 1.08%) hal ini dikarenakan adanya penyelesaian terhadap beberapa kredit bermasalah.

Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tagihan 1,738,736 22,967 80,894 28,591 1,871,188

2 Tagihan yang mengalami Penurunan Nilai 36,171 3,281 106 - 39,558

a. Belum jatuh Tempo 352 - - - 352

b. Telah jatuh Tempo 35,819 3,281 106 - 39,206

3Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) -

Individual 11,384 - - - 11,384

4Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) -

Kolektif 7,177 401 148 212 7,938

5 Tagihan yang dihapus buku 62,668 - 8,933 - 71,601

Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya Total

(1) (2) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Tagihan 1,822,759 43,154 78,682 51,935 1,996,530

2 Tagihan yang mengalami Penurunan Nilai 85,119 1,021 86 20,679 106,905

a. Belum jatuh Tempo 84,920 749 - 20,679 106,348

b. Telah jatuh Tempo 199 272 86 - 557

3Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) -

Individual

42,260 - - 3,355 45,614

4Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) -

Kolektif

4,771 340 118 45 5,273

5 Tagihan yang dihapus buku 22,894 - 9,232 - 32,126

2016

2015

No Kategori Portofolio

No Kategori Portofolio

Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Belum Jatuh

Tempo

Telah Jatuh

Tempo

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 3,853 - - - 6 -

2 Perikanan 6,188 - - - 8 -

3 Pertambangan Dan Penggal ian 18,290 - - - 33 8,933

4 Industri Pengolahan 138,583 - - - 536 -

5 Lis trik, Gas Dan Air 2,048 - - - - -

6 Konstruks i 16,745 - - - 189 -

7 Perdagangan Besar Dan Eceran 669,875 350 29,933 9,568 3,242 39,545

8Penyediaan Akomodas i Dan Penyediaan Makan

Minum

86,053 - 309 - 1,408 -

9 Transportas i , Pergudangan Dan Komunikas i 26,593 - 970 - 158 -

10 Perantara Keuangan 533,823 - - - 303 23,123

11Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa

Perusahaan

120,224 - 1,000 - 1,278 -

12Adminis tras i Pemerintahan, Pertahanan Dan

Jaminan Sos ia l Wajib

- - - - - -

13 Jasa Pendidikan 5,850 - - - 10 -

14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sos ia l 4,565 - - - 9 -

15Jasa Kemasyarakatan, Sos ia l Budaya, Hiburan Dan

Perorangan La innya

18,969 - 1,393 - 171 -

16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga - - - - - -

17Badan Internas ional Dan Badan Ekstra

Internas ional La innya

- - - - - -

18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya - - - - - -

19 Rumah Tangga 59,389 - 4,365 1,816 374 -

20 Bukan Lapangan Usaha La innya 160,140 2 1,236 - 213 -

1,871,188 352 39,206 11,384 7,938 71,601

Belum Jatuh

Tempo

Telah Jatuh

Tempo

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 2,992 - - - 2 -

2 Perikanan 9,281 - - - 11 -

3 Pertambangan Dan Penggal ian 21,491 - - - 28 9,232

4 Industri Pengolahan 148,567 - - - 149 -

5 Lis trik, Gas Dan Air 2,320 - - - 0 -

6 Konstruks i 45,400 - - - 83 -

7 Perdagangan Besar Dan Eceran 738,319 79,823 272 40,444 2,395 -

8Penyediaan Akomodas i Dan Penyediaan Makan

Minum

121,443 20,679 - 3,355 475 -

9 Transportas i , Pergudangan Dan Komunikas i 34,005 168 199 - 93 -

10 Perantara Keuangan 446,569 - - - 120 22,894

11Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa

Perusahaan

112,425 - - - 901 -

12Adminis tras i Pemerintahan, Pertahanan Dan

Jaminan Sos ia l Wajib

- - - - - -

13 Jasa Pendidikan 1,141 - - - 2 -

14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sos ia l 3,074 - - - 5 -

15Jasa Kemasyarakatan, Sos ia l Budaya, Hiburan Dan

Perorangan La innya

9,994 - - - 40 -

16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga - - - - - -

17Badan Internas ional Dan Badan Ekstra

Internas ional La innya

- - - - - -

18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 57 1 - - 0 -

19 Rumah Tangga 126,338 5,678 86 1,816 969 -

20 Bukan Lapangan Usaha La innya 173,113 - - - 1 -

1,996,530 106,348 557 45,614 5,273 32,126

Cadangan

kerugian

penurunan

nilai (CKPN) -

Kolektif

Tagihan yang

dihapus buku

Total

2015

No Sektor EkonomiTagihan

Tagihan yang Mengalami

Penurunan Nilai

Cadangan

kerugian

penurunan

nilai (CKPN) -

Individual

No Sektor Ekonomi

2016

Total

Tagihan

Tagihan yang Mengalami

Penurunan Nilai

Cadangan

kerugian

penurunan

nilai (CKPN) -

Individual

Cadangan

kerugian

penurunan

nilai (CKPN) -

Kolektif

Tagihan yang

dihapus buku

Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Laporan Tahunan 2016 101

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 102

Tagihan

Bersih

ATMR

Sebelum MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - -

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 125 94 94

9 Tagihan Kepada Korporasi - - -

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -

11 Aset Lainnya - - -

125 94 94

Tagihan

Bersih

ATMR

Sebelum MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (6) (7) (8)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - -

7 Kredit Pegawai / Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 250 188 188

9 Tagihan Kepada Korporasi 13 13 13

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -

11 Aset Lainnya - - -

263 200 201 Total

No Kategori Portofolio

2016

Total

No Kategori Portofolio

2015

CKPN

IndividualCKPN Kolektif

CKPN

IndividualCKPN Kolektif

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Saldo awal CKPN 45,614 5,273 3,803 4,429

2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada Periode berjalan (Net) 5,315 2,664 74,166 845

2.a. Pembentukan CKPN Pada Periode Berjalan 5,315 2,664 74,166 845

2.b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan - - - -

3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada

periode berjalan

39,545 - 32,355 -

4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan - - - - 11,384 7,938 45,614 5,273

2016 2015No Kategori Portofolio

Saldo akhir CKPN

Tabel Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Tabel Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Tagihan

Bersih

ATMR

Sebelum MRK

ATMR

Setelah MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 37,602 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - -

6 Tagihan Kepada Korporasi - - -

37,602 - -

Tagihan

Bersih

ATMR

Sebelum MRK

ATMR

Setelah MRK

(1) (2) (6) (7) (8)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - -

6 Tagihan Kepada Korporasi - - -

- - - Total

No Kategori Portofolio

2016

Total

No Kategori Portofolio

2015

Tabel Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (dalam jutaan rupiah)

Tabel Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan setelmen (settlement risk) (dalam jutaan rupiah)

Nilai Eksposur

Faktor

Pengurang

Modal

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Delivery versus payment - - -

a. Beban modal 8% (5 – 15 hari) - - -

b. Beban modal 50% (16 – 30 hari) - - -

c. Beban modal 75% (31 – 45 hari) - - -

d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) - - -

2 Non delivery versus payment - - -

- - -

Nilai Eksposur

Faktor

Pengurang

Modal

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (6) (7) (8)

1 Delivery versus payment - - -

a. Beban modal 8% (5 – 15 hari) - - -

b. Beban modal 50% (16 – 30 hari) - - -

c. Beban modal 75% (31 – 45 hari) - - -

d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) - - -

2 Non delivery versus payment - - -

- - - Total

No Kategori Portofolio

2016

Total

No Kategori Portofolio

2015

Nilai Eksposur

Faktor

Pengurang

Modal

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Delivery versus payment - - -

a. Beban modal 8% (5 – 15 hari) - - -

b. Beban modal 50% (16 – 30 hari) - - -

c. Beban modal 75% (31 – 45 hari) - - -

d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) - - -

2 Non delivery versus payment - - -

- - -

Nilai Eksposur

Faktor

Pengurang

Modal

ATMR Setelah

MRK

(1) (2) (6) (7) (8)

1 Delivery versus payment - - -

a. Beban modal 8% (5 – 15 hari) - - -

b. Beban modal 50% (16 – 30 hari) - - -

c. Beban modal 75% (31 – 45 hari) - - -

d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) - - -

2 Non delivery versus payment - - -

- - - Total

No Kategori Portofolio

2016

Total

No Kategori Portofolio

2015

Laporan Tahunan 2016 103

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 104

Faktor

Pengurang

Modal

ATMR

Faktor

Pengurang

Modal

ATMR

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Fasilitas kredit pendukung yang memenuhi persyaratan - - - -

2 Fasilitas kredit pendukung yang tidak memenuhi persyaratan - - - -

3 Fasilitas l ikuiditas yang memenuhi persyaratan - - - -

4 Fasilitas l ikuiditas yang tidak memenuhi persyaratan - - - -

5 Pembelian efek beragunan aset yang memenuhi persyaratan - 2,645 - 4,290

6 Pembelian efek beragunan aset yang tidakmemenuhi persyaratan - - - -

7 Eksposur sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi Bank

Umum

- - - -

- 2,645 - 4,290

2016 2015

Total

Kategori PortofolioNo

Tabel Pengungkapan Eksposur sekuritisasi (dalam jutaan rupiah)

Tabel Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah)

2016 2015(1) (2) (3) (4)

1 TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 1.436.641 1.403.622

2 TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL - -

RISIKO PASAR Dalam mengimplementasikan manajemen risiko pasar Bank BHI telah menyusun kebijakan, prosedur, dan limit risiko pasar dan tertuang dalam treasury policy, pedoman pelaksanaan dan penerapan manajemen risiko pasar. Risiko nilai tukar valuta asing Bank BHI merupakan Bank non devisa sehingga tidak terekspos secara signifikan pada risiko nilai tukar, namun demikian bank memiliki kegiatan perdagangan valuta asing sebagaimana diatur dalam ketentuan dan kebijakan internal dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, pendapatan Bank dari perdagangan valuta asing terutama diperoleh dari transaksi yang dilakukan oleh nasabah (perdagangan untuk mencari keuntungan (proprietary trading) hanya dilakukan untuk beberapa mata uang dengan batasan limit relatif kecil) . Risiko tingkat suku bunga Komponen utama kewajiban Bank yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah simpanan dari nasabah, sedangkan aset Bank yang sensitif adalah obligasi untuk tujuan investasi, dan kredit yang diberikan. Oleh karena itu Bank BHI melalui ALCO secara berkala memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit yang diberikan.

Bank menentukan tingkat suku bunga simpanan dari nasabah berdasarkan kondisi pasar dan persaingan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga acuan dan suku bunga yang ditawarkan oleh bank pesaing. Tingkat suku bunga simpanan pada umumnya bervariasi tergantung pada jangka waktu dan besarnya simpanan. Tingkat suku bunga giro dan tabungan bersifat mengambang dan ditinjau secara berkala sesuai dengan kondisi pasar, sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka bersifat tetap, sesuai dengan jangka waktunya. Tingkat suku bunga kredit ditetapkan dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pendanaan Bank (termasuk biaya pendanaan GWM). Dalam menjalankan manajemen risiko pasar, Direksi secara rutin melakukan evaluasi risiko pasar melalui laporan harian Posisi Devisa Neto, forum Asset & Liability Committee (ALCO), serta laporan eksposur risiko pasar dalam Profil Risiko pasar. Faktor risiko yang diperhitungkan dalam risiko suku bunga dalam metode standar yaitu: a. Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau

instrumen keuangan, tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut bersifat identik.

b. Risiko Umum (General Market Risk) dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau posisi short dalam efek atau instrumen yang berbeda dapat dilakukan saling hapus.

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

• Mengupayakan pendanaan yang berbiaya rendah melalui program-program pemasaran yang berkelanjutan.

• Mengevaluasi kewenangan dan tanggung jawab manajemen likuiditas, antara lain alur yang jelas mengenai kewenangan, tanggung jawab dan pelaporan terkait dengan manajemen risiko likuiditas termasuk menugaskan dan memberikan kewenangan kepada satuan kerja tertentu untuk menentukan pasar, instrumen serta transaksi dengan pihak lawan (counterparty) yang memenuhi kualifikasi.

• Mempertahankan core deposit untuk deposan yang existing tetap sebesar 80 % dan memberikan batasan penempatan dana dari satu (group) nasabah tertentu pada Bank yang dikaitkan dengan suatu jumlah tertentu yang dianggap sesuai oleh Bank dan mengupayakan pendanaan yang semula banyak terkonsentrasi pada jangka waktu 1 bulan ke pendanaan yang minimum berjangka waktu > 1 bulan Mengevaluasi kebijakan pendanaan darurat dan penetapan limit yang meliputi limit mismatch arus kas baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang termasuk arus kas yang berasal dari posisi rekening administratif, limit konsentrasi pada aset dan kewajiban, pinjaman overnight, dan rasio-rasio likuiditas lainnya.

Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Risiko suku bunga - - - -

a. Risiko spesifik - - - -

b. Risiko umum - - - -

2 Risiko nilai tukar - - - -

3 Risiko ekuitas *) - - - -

4 Risiko komoditas *) - - - -

5 Risiko option - - - - - - - - Total

No Jenis Risiko2016 2015

Tabel Pengungkapan Risiko Pasar dengan Menggunakan Metode Standar (dalam jutaan rupiah) RISIKO LIKUIDITAS Bank BHI sangat memperhatikan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan dilakukan oleh ALCO (Asset and Liability Committee) dan secara operasional oleh Divisi Treasury. Penerapan manajemen risiko likuiditas ke depan akan lebih ditangani secara berkesinambungan mengingat kondisi perekonomian secara global akan sangat mempengaruhi kegiatan bank, hal-hal yang akan menjadi concern bank adalah : • Mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup

untuk membayar simpanan para nasabah dan menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah liabilitas yang jatuh tempo, aset likuid Bank terutama terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, termasuk giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain serta kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia atas kelebihan Giro Wajib Minimum (GWM), menjual putus Sertifikat Bank Indonesia (SBI) / Surat Utang Negara (SUN) / Surat Berharga Negara lainnya yang dimiliki atau menjual SBI / SUN / Surat Berharga Negara lain yang dimiliki dengan perjanjian membeli kembali, melakukan Early Redemption BI Term Deposit atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank terdiri dari cadangan GWM dan kas di kantor-kantor cabang.

Laporan Tahunan 2016 105

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 106

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I. NERACA

A. Aset 2,060,081 379,043 44,580 76,237 120,281 206,922 309,125 923,893

1. Kas 14,326 14,326 - - - - - -

2. Penempatan pada Bank Indones ia 302,046 302,046 - - - - - -

a . Giro 99,901 99,901 - - - - - -

b. SBI - - - - - - - -

c. La innya 202,145 202,145 - - - - - -

3. Penempatan pada bank la in 47,021 25,021 12,000 500 9,000 500 - -

4. Surat Berharga **) 109,475 - - - - 9,974 4,247 95,254

a . SUN 104,831 - - - - 9,974 2,246 92,611

1) diperdagangkan - - - - - - - -

2) tersedia untuk di jua l - - - - - - - -

3) dimi l iki hingga jatuh

tempo 104,831 - - - - 9,974 2,246 92,611

4) pinjaman yang diberikan

dan piutang - - - - - - - -

b. Surat berharga korporas i 4,644 - - - - - 2,001 2,643

1) diperdagangkan - - - - - - - -

2) tersedia untuk di jua l - - - - - - - -

3) dimi l iki hingga jatuh

tempo 4,644 - - - - - 2,001 2,643

4) pinjaman yang diberikan

dan piutang - - - - - - - -

c. La innya -

5. Kredit Yang Diberikan 1,398,464 48 32,580 62,529 111,281 192,838 304,878 694,310

a . belum jatuh tempo 1,379,099 48 32,580 62,529 111,281 192,838 285,513 694,310

b. sudah jatuh tempo ***) 19,365 - - - - - 19,365 -

6. Tagihan la innya 37,602 37,602 - - - - - -

a . 37,602 37,602 - - - - - -

b. La innya -

7. La in-la in 151,147 13,208 3,610 134,329

2,060,081 379,043 44,580 76,237 120,281 206,922 309,125 923,893

B Kewajiban 1,678,788 524,234 286,276 493,660 256,665 43,567 28,501 45,885

1. Dana Pihak Ketiga 1,570,611 484,844 278,369 467,302 251,437 43,567 28,501 16,591

a . Giro 130,798 130,798 - - - - - -

b. Tabungan 111,800 90,997 1 460 891 972 1,888 16,591

c. Simpanan Berjangka 1,328,013 263,049 278,368 466,842 250,546 42,595 26,613 -

1) Depos i t on ca l l - -

2) Depos i to berjangka 1,328,013 263,049 278,368 466,842 250,546 42,595 26,613 -

3) La innya -

2. Kewajiban kepada Bank Indones ia -

3. Kewajiban kepada bank la in 70,880 39,390 6,000 20,262 5,228 - - -

4. Surat Berharga yang Diterbi tkan - - - - - - - -

a . Obl igas i -

b. Subordinas i ****) -

c. La innya -

5. Pinjaman yang Diterima - - - - - - - -

a . Pinjaman Subordinas i ****) -

b. La innya -

6. Kewajiban la innya - - - - - - - -

a . -

b. La innya -

7. La in-la in 37,297 1,907 6,096 29,294

1,678,788 524,234 286,276 493,660 256,665 43,567 28,501 45,885

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 381,293 (145,191) (241,696) (417,423) (136,384) 163,355 280,624 878,008

II.

A. Tagihan Rekening Administratif 9,048 - - - - - - 9,048

1. Komitmen - - - - - - - -

a . -

b. - - - - - - - -

1) Spot -

2) Derivati f -

c. La innya -

2. Konti jens i *****) 9,048 9,048

Total Tagihan Rekening Administratif 9,048 - - - - - - 9,048

REKENING ADMINISTRATIF

Pos is i pembel ian spot dan

Fas i l i tas pinjaman yang

Pos-Pos

2016

Saldo

Total Aset

Total Kewajiban

(1)

Jatuh Tempo*)

s.d 1

minggu

> 1 minggu

s.d 2 minggu

> 2 minggu

s.d 1 bulan

> 1 bln s.d 3

bln

> 3 bln s.d 6

bln

> 6 bln s.d

12 bln > 12 bulan

Tagihan atas Surat Berharga

Kewajiban atas Surat

Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individu (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

B Kewajiban Rekening Administratif 183,427 - 1,642 16,249 41,490 39,946 83,345 755

1. Komitmen 183,177 - 1,642 16,249 41,490 39,746 83,295 755

a .

183,177 - 1,642 16,249 41,490 39,746 83,295 755

b.

-

c.

- - - - - - - -

1) Spot -

2) Derivati f -

d. La innya -

2. Konti jens i ******) 250 - - - - 200 50 -

Total Kewajiban Rekening Administratif 183,427 - 1,642 16,249 41,490 39,946 83,345 755

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening (174,379) - (1,642) (16,249) (41,490) (39,946) (83,345) 8,293

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 206,914 (145,191) (243,338) (433,672) (177,874) 123,409 197,279 886,301

- (61,723) 181,615 615,287 793,161 - - -

(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

I. NERACA

A. Aset 2,079,034 261,426 43,008 64,725 168,790 242,548 326,823 971,714

1. Kas 13,194 13,194 - - - - - -

2. Penempatan pada Bank Indones ia 223,629 223,629 - - - - - -

a . Giro 120,676 120,676 - - - - - -

b. SBI - - - - - - - -

c. La innya 102,953 102,953 - - - - - -

3. Penempatan pada bank la in 70,412 22,912 6,000 14,500 25,000 2,000 - -

4. Surat Berharga **) 180,164 - - - - 20,000 30,231 129,933

a . SUN 143,785 - - - - - 20,140 123,645

1) diperdagangkan 18,727 - - - - - - 18,727

2) tersedia untuk di jua l - - - - - - - -

3) dimi l iki hingga jatuh

tempo 125,058 - - - - - 20,140 104,918

4) pinjaman yang diberikan

dan piutang - - - - - - - -

b. Surat berharga korporas i 36,379 - - - - 20,000 10,091 6,288

1) diperdagangkan - - - - - - - -

2) tersedia untuk di jua l - - - - - - - -

3) dimi l iki hingga jatuh

tempo 36,379 - - - - 20,000 10,091 6,288

4) pinjaman yang diberikan

dan piutang - - - - - - - -

c. La innya -

5. Kredit Yang Diberikan 1,505,335 1,691 37,008 33,358 143,790 216,173 296,592 776,723

a . belum jatuh tempo 1,486,234 1,691 37,008 33,358 143,790 216,173 296,592 757,622

b. sudah jatuh tempo ***) 19,101 - - - - - - 19,101

6. Tagihan la innya - - - - - - - -

a . - - - - - - - -

b. La innya -

7. La in-la in 86,300 16,867 4,375 65,058

2,079,034 261,426 43,008 64,725 168,790 242,548 326,823 971,714

B Kewajiban 1,703,066 581,136 266,239 561,883 207,657 29,080 27,775 29,296

1. Dana Pihak Ketiga 1,594,193 533,049 258,350 534,330 202,657 29,080 27,775 8,952

a . Giro 138,370 138,370 - - - - - -

b. Tabungan 102,300 90,899 1 112 692 748 896 8,952

c. Simpanan Berjangka 1,353,523 303,780 258,349 534,218 201,965 28,332 26,879 -

1) Depos i t on ca l l - -

2) Depos i to berjangka 1,353,523 303,780 258,349 534,218 201,965 28,332 26,879 -

3) La innya -

2. Kewajiban kepada Bank Indones ia -

3. Kewajiban kepada bank la in 78,704 48,087 5,017 20,600 5,000 - - -

4. Surat Berharga yang Diterbi tkan - - - - - - - -

a . Obl igas i -

b. Subordinas i ****) -

c. La innya -

Pos-Pos

2015

Saldo

Jatuh Tempo*)

s.d 1

minggu

> 1 minggu

s.d 2 minggu

> 2 minggu

s.d 1 bulan

> 1 bln s.d 3

bln

> 3 bln s.d 6

bln

Total Aset

Tagihan atas Surat Berharga

> 12 bulan

Irrevocable L/C yang mas ih

berja lan

Fas i l i tas kredit yang belum

ditarik

Pos is i penjualan spot dan

derivati f yang mas ih berja lan

Administratif

Selisih Kumulatif

> 6 bln s.d

12 bln

(1)

Laporan Tahunan 2016 107

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 108

5. Pinjaman yang Diterima - - - - - - - -

a . Pinjaman Subordinas i ****) -

b. La innya -

6. Kewajiban la innya - - - - - - - -

a . -

b. La innya -

7. La in-la in 30,169 2,872 6,953 20,344

1,703,066 581,136 266,239 561,883 207,657 29,080 27,775 29,296

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 375,968 (319,710) (223,231) (497,158) (38,867) 213,468 299,048 942,418

II.

A. Tagihan Rekening Administratif 7,769 - - - - - - 7,769

1. Komitmen - - - - - - - -

a . -

b. - - - - - - - -

1) Spot -

2) Derivati f -

c. La innya -

2. Konti jens i *****) 7,769 7,769

Total Tagihan Rekening Administratif 7,769 - - - - - - 7,769

B Kewajiban Rekening Administratif 227,456 28 8,041 9,394 81,830 39,163 86,688 2,312

1. Komitmen 226,931 28 8,041 9,394 81,530 38,988 86,638 2,312

a .

226,931 28 8,041 9,394 81,530 38,988 86,638 2,312

b.

-

c.

- - - - - - - -

1) Spot -

2) Derivati f -

d. La innya -

2. Konti jens i ******) 525 - - - 300 175 50 -

Total Kewajiban Rekening Administratif 227,456 28 8,041 9,394 81,830 39,163 86,688 2,312

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening (219,687) (28) (8,041) (9,394) (81,830) (39,163) (86,688) 5,457

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 156,281 (319,738) (231,272) (506,552) (120,697) 174,305 212,360 947,875

- 163,457 394,729 901,281 1,021,978 - - -

*) Angka-angka berdasarkan jatuh tempo sesuai dengan kontrak untuk yang memiliki jatuh tempo kontraktual dan/atau estimasi dengan menggunakan

berbagai asumsi untuk yang tidak memiliki jatuh tempo kontraktual

**) Termasuk Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

***) Diisi berdasarkan perkiraan diperoleh pembayaran atas kredit yang berdasarkan kontrak sudah jatuh tempo

****) Termasuk yang diperhitungkan dalam KPMM dan dilaporkan di LBU pada pos Modal Pinjaman

*****) Yang diperkirakan akan mempengaruhi arus kas (menjadi tagihan)

******) Yang diperkirakan akan mempengaruhi arus kas (menjadi kewajiban)

Selisih Kumulatif

Total Kewajiban

REKENING ADMINISTRATIF

Fas i l i tas kredit yang belum

ditarik

Administratif

Irrevocable L/C yang mas ih

berja lan

Pos is i penjualan spot dan

derivati f yang mas ih berja lan

Kewajiban atas Surat

Pos is i pembel ian spot dan

Fas i l i tas pinjaman yang

RISIKO OPERASIONAL Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu bank. Untuk mencapai tujuan usaha, bank perlu mencari keseimbangan yang optimal antara bisnis, operasional dan manajemen risiko. Terkait risiko operasional perkreditan, penggunaan risk event merupakan salah satu cara untuk menangkap informasi terhadap penyimpangan dalam aktivitas / proses perkreditan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat segera ditindaklanjuti. Penggunaan risk event diharapkan akan mampu meningkatkan budaya pengendalian risiko pada setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas operasional (meningkatkan awareness akan risiko).

Untuk mengantisipasi kondisi yang tidak menentu dimasa datang, evaluasi Business Continuity Plan akan dilakukan untuk memastikan berjalannya proses bisnis kritikal bank sehingga dapat meminimalisir kerugian yang timbul dari kejadian risiko. Upaya lain yang akan dikembangkan terkait manajemen risiko operasional adalah sebagai berikut : • Mengevaluasi penetapan kebijakan dalam

penerapan teknologi untuk meyakinkan kelangsungan operasional seperti pengukuran kinerja dan perencanaan kapasitas jaringan serta keamanan jaringan komunikasi.

• Tersedianya problem handling (help desk) yang handal atas laporan atau keluhan yang disampaikan oleh nasabah dan atau pengguna Teknologi Informasi.

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Dalam rangka perhitungan beban modal dan ATMR Operasional, saat ini Bank menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) sesuai dengan ketentuan regulator, yaitu Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/SEOJK.03/2016 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar, maka pada tabel-tabel berikut dapat dilihat rincian pelaporan kecukupan modal risiko operasional Bank BHI dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar, sebagai berikut. RISIKO HUKUM Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pelaksanaan Manajemen Risiko Hukum di Bank BHI dikoordinasikan oleh Departemen Hukum. Dalam rangka menunjang pelaksanaan proses Manajemen Risiko Hukum di seluruh uker (Unit Kerja) Bank BHI Divisi Hukum berkoordinasi dengan Legal Officer (LO) di kantor pusat. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO HUKUM Mekanisme pengelolaan risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan mengacu kepada ketentuan yang berlaku mengenai manajemen risiko. Setiap unit kerja pemilik dan atau pelaksana produk maupun penyelenggara aktivitas wajib mengelola risiko secara maksimal termasuk namun tidak terbatas pada risiko hukum yang pada dasarnya melekat pada setiap produk atau aktivitas yang dibuat atau dilaksanakan oleh Bank, sehingga tidak berdampak luas. dan menjadi pemicu timbulnya risiko-risiko lain termasuk tetapi tidak terbatas pada risiko reputasi. Bank BHI telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai dalam manajemen risiko hukum dimana strategi penanganan masalah hukum ditangani oleh Divisi Hukum pada masalah yang sifatnya umum dan untuk hal yang spesifik terkait perkreditan ditangani oleh Departemen Legal Credit dan Admin Support serta Credit Recovery apabila terdapat gugatan yang berasal dari debitur.

Dalam mengantisipasi kerugian yang diakibatkan oleh hal tersebut, Bank BHI mengatur dalam suatu kebijakan tentang Litigasi dan Pembentukan Cadangan Risiko Hukum sehingga Bank BHI dapat mengukur dan menentukan tingkat materialitas kerugian yang akan dialami apabila terjadi permasalahan hukum. RISIKO STRATEJIK Risiko strategis merupakan risiko yang dihadapi Bank BHI karena ketidaktepatan dalam pengambilan dan / atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO STRATEGIS Dalam melakukan pengelolaan risiko strategis, Bank BHI senantiasa melakukan review kinerja dan evaluasi kebijakan penyusunan target bisnis dan melakukan langkah-langkah perbaikan dalam menyusun rencana strategi dan target bisnis dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal, apabila diperlukan. Bank BHI juga terus mengupayakan penguatan implementasi program pendukung pengelolaan kinerja keuangan melalui pengembangan automated budgeting, PMS enhancement, dan pengembangan Executive Information System (EIS). RISIKO KEPATUHAN Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Bank BHI mengelola risiko kepatuhan dengan melakukan penelahaan secara komprehensif untuk memastikan kesesuaian kebijakan standar operasi dan prosedur serta pengembangan produk baru dengan peraturan eksternal dan internal. Satuan Kerja Kepatuhan secara independen melaksanakan pengkajian dan ketentuan lain yang berlaku meliputi tindakan antara lain :

Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)

Pendapatan

Bruto

(Rata-Rata

Tiga Tahun

Terakhir)

Beban

ModalATMR

Pendapatan

Bruto

(Rata-Rata

Tiga Tahun

Terakhir)

Beban

ModalATMR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pendekatan Indikator Dasar 92.759 13.914 173.922 85.947 12.892 161.151

92.759 13.914 173.922 85.947 12.892 161.151

2015

Total

No Jenis Risiko

2016

Laporan Tahunan 2016 109

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 110

• Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha bank.

• Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank, tindakan mengelola risiko kepatuhan dilaksanakan dengan mengacu ketentuan OJK mengenai manajemen risiko bagi bank umum.

• Memastikan kepatuhan terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada OJK dan atau otoritas lainnya.

Bank BHI memiliki struktur organisasi yang bertanggung jawab untuk mengelola risiko kepatuhan yang terdiri dari : 1. Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan

bertanggung jawab untuk menetapkan sistem dan prosedur terkait dengan pengelolaan risiko kepatuhan bank guna meminimalisir risiko kepatuhan tersebut. Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan juga bertanggungjawab untuk merumuskan strategi peningkatan budaya kepatuhan.

2. Satuan Kerja Kepatuhan di kantor pusat bertanggung jawab untuk menyusun metodologi pengelolaan risiko kepatuhan dan melakukan pengawasan pada unit kerja secara Bankwide sehingga potensi terjadinya risiko kepatuhan dapat diminimalisir. Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan di kantor pusat juga menyusun langkah-langkah untuk mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank disetiap jenjang organisasi.

3. Satuan Kerja Kepatuhan di unit kerja SKK merupakan pelaksana teknis operasional di setiap Direktorat untuk membantu Direktur Bidang dalam melaksanakan Fungsi Kepatuhan, termasuk mengidentifikasi dan memberikan data historis atas terjadinya sanksi serta memantau pelaksanaan control risiko kepatuhan.

MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO KEPATUHAN Dalam mengelola risiko kepatuhan, Bank BHI menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) untuk memperoleh gambaran risiko yang lebih menyeluruh. Pengelolaan risiko dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu Top Down berdasarkan penilaian Direksi melalui (Enterprise Risk Assessment) ERA dan Bottom Up berdasarkan analisa tren data historis. Pada bottom up approach, pengelolaan risiko kepatuhan dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu: 1. Identifikasi Identifikasi risiko kepatuhan

dituangkan ke dalam compliance risk statement (CRS) yang mencakup regulasi yang terkait, penyebab terjadinya risiko, kontrol risiko, dan action plan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya risiko kepatuhan.

2. Penilaian Risiko kepatuhan yang telah teridentifikasi dinilai (assessing the identified risk) oleh masing-masing risk owner untuk menghasilkan profil risiko kepatuhan di unit kerjanya. Penilaian risiko tersebut dilakukan berdasarkan:

• Kemungkinan terjadinya risiko. • Dampak yang ditimbulkan apabila risiko

terjadi. Selain itu, risk owner juga melakukan penilaian atas efektivitas kontrol yang dilakukan.

3. Pemantauan risiko kepatuhan dilakukan dengan cara:

• Me-review bahwa proses identifikasi risiko kepatuhan telah dilakukan dengan baik dan benar.

• Me-review bahwa pelaksanaan kontrol dan mitigasi telah dilakukan dengan baik dan benar.

• Me-review bahwa proses penilaian risiko kepatuhan telah dilakukan dengan baik dan benar serta mempertimbangkan data historis sanksi.

RISIKO REPUTASI Risiko reputasi merupakan tiang kepercayaan yang berpotensi terhadap timbulnya risiko antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif terkait kegiatan usaha perseroan yang dapat mempengaruhi citra perusahaan. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui pemantauan terhadap publikasi media yang bekerja sama dengan jasa pihak ketiga. Dalam upaya meningkatkan brand image, Bank BHI secara aktif menjalankan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan aktivitas social lainnya sebagai tanda berbagi. RISIKO TRANSAKSI INTRA-GRUP Risiko transaksi intra-grup adalah risiko akibat ketergantungan suatu entitas baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam suatu Konglomerasi Keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak diikuti perpindahan dana. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO TRANSAKSI INTRA-GRUP Dalam menilai dan mengelola risiko ini parameter yang digunakan antara lain : • Komposisi transaksi intragrup dalam Konglomerasi

Keuangan. • Dokumentasi dan kewajaran transaksi, dan • Informasi lainnya yang berkaitan dengan Risiko

Transaksi Intragrup.

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Manajemen Sumber Daya Manusia

Melihat perkembangan bank saat ini, Bank BHI adalah salah satu Bank Swasta Nasional, yang sudah go public pada tahun 2015. Dengan diumumkannya menjadi perusahaan terbuka, Bank BHI terus menunjukkan perkembangannya walaupun pada tahun 2016 Bank BHI mengalami penurunan dari sisi kredit namun itupun dialami juga oleh hampir sebagian besar bank-bank yang ada di Indonesia. Bank BHI tetap menunjukkan komitmennya untuk selalu mengikuti perkembangan ekonomi yang ada khususnya di dunia perbankan. Saat ini diketahui bahwa pada tahun 2020 Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan masuk ke Indonesia, salah satunya adalah ke sektor perbankan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh perbankan yang ada di Indonesia akan berbenah diri khususnya dalam kesiapan SDM nya agar tenaga kerja lokal yang ada di Indonesia tidak kalah dengan tenaga kerja asing yang ada di ASEAN.

Karena MEA adalah suatu bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya Indonesia dan 9 negara ASEAN lainnya menerapkan sistem perdagangan bebas, yang intinya menitikberatkan pada “Pembentukan kawasan ASEAN yang stabil, makmur, dan kompetitif dengan pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata serta dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial”. Fokus MEA adalah : 1. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan

dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi.

2. Pembentukan kawasan ekonomi dengan tingkat kompetitif yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), Taxation, dan e-Commerce.

3. Mewujudkan kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM).

4. Kawasan ekonomi ASEAN yang diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global.

Laporan Tahunan 2016 111

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 112

Fenomena yang terkait SDM Perbankan di Indonesia sehubungan dengan adanya MEA berdasarkan hasil survey perbankan Indonesia tahun 2014 oleh PWC diketahui bahwa : 1. 44% responden menyebutkan Kurangnya SDM

berkualitas sebagai kesulitan utama dalam memenuhi kebutuhan SDM bank.

2. 32% fenomena pembajakan karyawan di Industri perbankan Indonesia atau kurangnya kuantitas SDM dengan alasan utama meliputi pemberian paket kompensasi yang lebih baik dan prospek karir yang lebih baik.

3. 5-15% voluntary turnover rate atau ketidakcocokan permintaan remunerasi.

4. 9% ketidakcocokan budaya kerja. Dengan adanya hasil survey tersebut diatas, tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah SDM perbankan masih terus meningkat disebabkan Industri perbankan yang terus berkembang dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menyerap lebih dari 800.000 tenaga kerja baik yang tetap maupun yang tidak tetap atau diperkirakan pertumbuhan SDM perbankan sekitar ± 50.000 orang per tahun. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan menghimbau kepada seluruh perbankan yang ada di Indonesia agar dalam menghadapi MEA semaksimal mungkin dapat mempersiapkan SDM nya guna menjaga daya saing karena adanya keterbukaan akses pasar dengan cara : 1. Menyediakan dana pelatihan SDM sekurang-

kurangnya 5% dari jumlah biaya tenaga kerja setahun.

2. Pelaksanaan Sertifikasi antara lain : • Sertifikasi Manajemen Risiko • Sertifikasi Profesi Perbankan

3. Menyusun ketentuan pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program Alih Pengetahuan (khusus bagi Bank Asing).

Semua cara dan kebijakan akan dijalankan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga lainnya dengan tujuan agar tenaga kerja lokal yang ada dapat diakui kompetensinya oleh negara-negara ASEAN dan diminta agar dibekali dengan standar kompetensi yang ditentukan. Tantangan ke depan terkait dengan adanya MEA antara lain : 1. Berkembangnya kebutuhan produk dan layanan

yang berarti dibutuhkan SDM yang berkualitas 2. Perkembangan teknologi informasi yang sangat

berpengaruh pada proses bisnis bank karena yang semula transaksi dilakukan secara Konvensional menjadi Online (Internet Banking) yang tersedia setiap saat (24 jam)

3. Guna menghadapi tantangan bersaing dengan bank dan lembaga lainnya, maka bank harus mempertimbangkan kembali dalam hal :

• Pemberian Remunerasi • Jenjang karir • Prestige yang didapat SDM

Sebagai persiapan menghadapi MEA tersebut diatas, Bank BHI sebagai salah satu bank yang beroperasi di Indonesia, diwajibkan pula membekali semua karyawannya dengan standar kompetensi yang ditentukan. RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Salah satu jalan yang akan diambil oleh Bank BHI dalam mengembangkan Sumber Daya Manusianya guna menghadapi MEA adalah dengan memperbaiki sistem kerja yang ada di setiap unit kerja dengan cara mengubah pola pikir atau mindset karyawan yang biasanya bekerja sendiri-sendiri dengan sifat individual yang tinggi diubah pola pikirnya menjadi bekerja dalam satu tim serta dihimbau untuk selalu pro aktif dalam setiap permasalahan yang ada disetiap unit kerjanya masing-masing sehingga tingkat kesalahan yang ada dapat diminimalisir. Pada awal tahun 2016, Bank BHI berusaha memberikan pelatihan Etos Kerja kepada setiap pejabat bank dengan tujuan agar pejabat bank tersebut dapat menjadi motor penggerak disetiap unit kerjanya masing-masing. Karena Etos Kerja yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik, menjadi lebih fokus dan peka, pikiran lebih positif, lebih berinovatif dan kerjasama dalam tim lebih baik. Sebagai salah satu bukti perbaikan Sistem Kerja yang sudah dimulai adalah dari unit kerja Divisi Kredit dimana pada tahun sebelumnya Divisi Kredit tersebut merupakan salah satu Divisi yang tidak ada monitoring atau pengawasan yang kuat dari pimpinannya sehingga proses kredit end to end nya sangat lemah terbukti dengan meningkatnya kredit bermasalah di bank. Berikut perbaikan Sistem Kerja yang sudah dijalankan oleh Divisi Kredit antara lain: 1. Membuat SOP Credit Monitoring 2. Pembenahan di unit kerja Appraisal

• Membuat SOP proses appraisal dari end to end.

• Melakukan sentralisasi permohonan pengajuan appraisal di kantor pusat dan melakukan follow up ke appraisal eksternal (KJPP Independen).

• Mengaktifkan kembali internal appraisal untuk melakukan penilaian.

3. Pembenahan proses review di Credit Reviewer • Credit Reviewer kantor pusat diwajibkan

membuat analisa sendiri berbeda dengan analisa dari cabang.

• Pembenahan dalam rapat komite kredit. • Review terhadap seluruh proposal kredit

yang masuk sebelum diajukan ke komite kredit.

4. Membuat Kebijakan Kredit • SE pejabat alternate di Divisi Kredit. • SE penggunaan internal appraisal. • SE jaminan yang dapat diterima dan

yang dihindari. • SE pembuatan Call Report sebagai

panduan unit kerja yang akan melakukan kunjungan ke debitur.

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

Semua perbaikan sistem kerja diatas bisa berjalan karena komitmen dari semua unit kerja dan ketegasan dari pimpinan. Untuk itu guna mendukung Divisi Kredit dan divisi lainnya dalam perbaikan sistem kerja, bank akan mempersiapkan dan membekali staf diunit kerjanya masing-masing dengan skill yang sesuai agar bisa mempunyai kompetensi yang inline antara satu unit dengan unit kerja lainnya sesuai harapan perusahaan. Untuk itu bank dalam proses pembekalan kepada setiap karyawannya memberikan training antara lain dengan pelatihan Sertifikasi Profesi sesuai dengan posisi kerja masing-masing, tujuannya agar setiap karyawan dapat memahami tugas dan tanggung jawab pekerjaan masing-masing guna meminimalkan risiko yang akan terjadi. Training Sertifikasi Profesi yang disarankan oleh Otoritas Jasa Keuangan antara lain : 1. Bidang Treasury Dealer 2. Bidang Audit Intern Bank 3. Bidang Wealth Management 4. Bidang Compliance / Kepatuhan 5. Bidang Kredit 6. Bidang General Banking 7. Bidang Funding & Services 8. Bidang Operation 9. Bidang Manajemen Risiko Selanjutnya bank akan bersikap tegas kepada seluruh karyawan yang tidak mau berubah dengan memberikan sanksi karena dianggap telah menghambat proses kerja. Saat ini bank akan melakukan inventarisir kesetiap unit kerja masing-masing guna mendapatkan data antara lain : 1. Apakah dalam satu unit kerja terdapat karyawan

yang tidak produktif ? 2. Apakah karyawan sudah memahami tugas dan

tanggung jawabnya masing-masing ? 3. Apakah terdapat load pekerjaan yang tumpang

tindih sehingga tingkat risiko kesalahan menjadi tinggi ?

4. Apakah karyawan sudah memiliki kompetensi dan skill sesuai dengan bidangnya ?

5. Apakah terdapat tugas yang tidak berimbang antara karyawan satu dengan karyawan lainnya ?

Sebagai langkah awal bank akan melakukan inventarisir karyawan di kantor Cabang dan Capem masing-masing, apakah cabang dan capem tersebut sudah bisa menjadi cabang dan capem yang memberikan profit center kepada perusahaan, dengan cara antara lain : 1. Melihat kontribusi kerja dari seluruh marketing

yang ada. 2. Memastikan bahwa setiap marketing telah

mempunyai skill dan kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

3. Memonitor apakah Pimpinan telah menjalankan tugasnya dengan memberikan coaching atau pengarahan yang jelas setiap pagi kepada seluruh tim marketing.

4. Memastikan fungsi leadership Pimpinan berjalan sesuai yang diharapkan.

5. Memastikan suasana kerja disetiap kantor cabang maupun capem cukup baik dan kondusif.

6. Memastikan kegiatan operasional dikantor cabang maupun capem telah berjalan sesuai dengan ketentuan internal maupun ketentuan dari OJK guna meminimalkan tingkat risiko bank.

Selanjutnya guna mendukung pertumbuhan bisnis di kantor cabang maupun capem dibutuhkan tim support dari kantor pusat. Untuk itu bank akan melakukan perbaikan sistem kerja disemua unit antara lain : DIVISI KREDIT Divisi Kredit yang adalah tim support utama pertumbuhan bisnis di kantor cabang maupun capem, akan melakukan pembenahan dan perbaikan sistem kerjanya di tahun 2017 dengan melakukan perbaikan antara lain : 1. Pembuatan sistem dan prosedur kerja meliputi :

• SOP Offering Letter untuk nasabah • SOP Proses Pengikatan • SOP Kredit end to end proses di bidang

retail maupun komersial • SOP Penyerahan Jaminan

2. Me-review Kebijakan Kredit. 3. Melakukan perbaikan pada proses dengan sistem. 4. Membuat pemeringkatan debitur berdasarkan

grading. 5. Me-review produk kredit DIVISI MARKETING Melakukan perbaikan dengan mereview kebijakan yang ada, antara lain : 1. Memastikan bahwa seluruh nasabah yang ada di

bank sudah terlayani dengan baik sesuai ketentuan dan prosedur yang ada.

2. Memastikan bahwa setiap marketing yang ada dapat membantu nasabahnya masing-masing dalam pemenuhan kebutuhannya dengan tidak memaksakan kepentingan yang merugikan bank di kemudian hari.

3. Memastikan bahwa produk bank yang ada sudah dipasarkan atau diperkenalkan ke nasabah.

4. Mencari terobosan baru dengan membuat produk-produk baru bersaing antar bank disesuaikan dengan culture Bank BHI.

5. Melakukan monitoring pertumbuhan kantor cabang maupun capem setiap bulannya.

DIVISI OPERASIONAL Divisi Operasional akan melakukan perbaikan dengan me-review kebijakan operation yang ada, antara lain: 1. Memastikan bahwa kegiatan operasional di kantor

cabang maupun capem telah berjalan dengan baik sesuai prosedur sehingga nasabah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh bank.

Laporan Tahunan 2016 113

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 Laporan Tahunan 114

2. Memastikan bahwa semua transaksi nasabah dapat dijalankan dengan baik dan tepat waktu.

3. Memastikan bahwa tingkat human error atau tingkat kesalahan seminimal mungkin.

4. Memastikan bahwa proses pencairan kredit nasabah berjalan lancar .

5. Memastikan bahwa semua laporan yang diwajibkan oleh OJK dapat dipenuhi tepat waktu.

6. Memastikan bahwa perhitungan seluruh pajak telah dihitung dengan tepat dan benar.

DIVISI IT Sebagai tim yang dianggap paling penting dalam membangun infrastuktur dan teknologi di bank akan melakukan perbaikan dan me-review, antara lain : 1. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos

T-24 yang ada dapat mendukung kebutuhan Divisi Kredit maupun Divisi Marketing dalam menjual semua produk maupun kebijakan yang ada.

2. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 dapat terus dikembangkan sesuai kebutuhan bank di masa yang akan datang.

3. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 bisa in-line dengan semua unit kerja lainnya.

4. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 selalu mengikuti peraturan serta kebijakan yang ditentukan dari OJK.

5. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 bisa bekerja sama dengan vendor-vendor lainnya seperti perusahaan asuransi dll.

6. Memastikan bahwa sistem core banking Temenos T-24 mempunyai jaringan serta keamanan yang baik guna menghindari fraud di kemudian hari.

DIVISI TREASURY Divisi Treasury akan melakukan perbaikan dan mereview, antara lain : 1. Memastikan bahwa pengelolaan dana yang

diperoleh dari nasabah dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.

2. Memastikan bahwa kebutuhan dana untuk pencairan kredit di kantor cabang maupun capem dapat dipenuhi tepat waktu.

3. Memastikan bahwa divisi treasury juga bisa menjadi profit center selain kantor cabang maupun capem.

4. Melakukan kerjasama dengan bank-bank lain dengan jalan money market line dan memastikan bahwa transaksi antar bank dapat dilakukan dengan baik.

5. Memastikan bahwa semua kebijakan dan prosedur telah dijalankan sesuai ketentuan yang ada.

6. Memberikan informasi terbaru kepada kantor cabang maupun capem perihal perkembangan suku bunga sesuai ketentuan setiap bulannya.

Semua kebutuhan tersebut di atas akan dikoordinir oleh Divisi HR dengan melihat apakah kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari karyawan yang ada sekarang,

atau jika dilihat masih belum dapat dipenuhi dari internal karena dianggap belum memenuhi kompetensi yang ada, maka guna penghematan biaya bilamana harus merekrut baru, Divisi HR akan memberikan pelatihan atau training kepada staf yang membutuhkan guna peningkatkan skill & kompetensinya agar bisa menunjang tugas dan tanggung jawabnya tersebut. PENINGKATAN SKILL DAN KOMPETENSI KARYAWAN Untuk menindaklanjuti dan merealisasikan pelatihan atau training yang dibutuhkan karyawan tersebut di atas, Divisi HR telah membagikan setiap tahun formulir Kebutuhan dan Prioritas Pendidikan & Pelatihan kepada setiap user atau pimpinan. Formulir tersebut wajib diisi guna memberikan masukan kepada Divisi HR dalam membuat rencana kerja di bidang pelatihan, kebutuhan training yang diperlukan guna meningkatkan pengetahuan serta kompetensi staf di unit kerjanya masing-masing. Pelatihan / training yang dijalankan oleh Divisi HR dapat berupa : 1. In-house Training, diselenggarakan oleh internal

bank atau bekerja sama dengan pihak eksternal dengan dikoordinir oleh Divisi HR.

2. Public Training (Eksternal) dengan mengikutsertakan karyawan-karyawan tertentu kepelatihan regular sesuai kebutuhan bank.

3. Mengikuti Seminar atau Workshop. Selain training atau pelatihan umumnya, Divisi HR juga wajib memenuhi ketentuan bagi para pejabatnya untuk memiliki sertifikasi yang ditentukan oleh OJK atau lembaga lainnya : SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO Bank saat ini sudah membekali seluruh pejabatnya dengan memiliki Sertifikat Manajemen Risiko. Pembekalan manajemen risiko ini diberikan sampai dengan tingkatan supervisor maupun officer serta beberapa jabatan yang dianggap core risk taking unit. SERTIFIKASI PROFESI PERBANKAN Sertifikasi Profesi Perbankan adalah sertifikasi baru yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai salah satu persyaratan yang juga harus dipenuhi oleh setiap karyawan bank kedepannya guna mengantisipasi masuknya MEA ke Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan mengharapkan agar tenaga kerja lokal tidak kalah dengan tenaga kerja dari Negara-negara ASEAN terutama dari segi kompetensi. Otoritas Jasa Keuangan juga akan membatasi posisi apa saja yang bisa diisi oleh TKA (tenaga kerja asing). Sertifikasi Profesi Perbankan yang wajib harus dipenuhi oleh bank untuk kedepannya antara lain : 1. Sertifikasi Audit Intern Bank 2. Sertifikasi Wealth Management 3. Sertifikasi Treasury Dealer 4. Sertifikasi General Banking

Laporan Keuangan

Kilas Kinerja 2016 Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan

Manajemen

5. Sertifikasi Manajemen Risiko 6. Sertifikasi Compliance / Kepatuhan 7. Sertifikasi Credit 8. Sertifikasi Operation 9. Sertifikasi Funding & Services

Dengan ditetapkannya Sertifikasi Profesi ini, diharapkan kepada seluruh karyawan dapat mengikuti salah satu sertifikasi sesuai dengan posisi & jabatan masing-masing. Ke depannya karyawan akan dipacu oleh bank untuk saling berkompetisi di bidang pekerjaannya masing-masing. Bagi karyawan yang mampu dan menunjukkan performance kerja yang baik akan diberikan kesempatan untuk dipromosikan guna meningkatkan jenjang karirnya. ME-REVIEW SISTEM REMUNERASI KARYAWAN DAN KEBIJAKAN HRD Guna memperlancar proses perbaikan Sistem Kerja di Bank agar bisa berjalan dengan baik sesuai harapan, dimana seluruh karyawan dituntut untuk terlibat bekerja lebih keras lagi, maka bank wajib memberikan penghargaan kepada karyawan atas kontribusi kerja yang diberikan. Saat ini bank telah melakukan perbaikan dalam hal penyusunan Struktur dan Skala Gaji tahun 2016 yang telah disesuaikan dengan skala gaji dari bank yang peer group-nya sama dengan Bank BHI. Selain melakukan perbaikan struktur dan skala gaji, Bank BHI juga merevisi matriks Job Grading karyawan, yang mana matriks Job Grading tersebut telah disesuaikan dengan bobot dan tugas tanggung jawab masing-masing karyawan.

Job Grading antar karyawan satu dengan lainnya akan berbeda dilihat dari tugas, tanggung jawab dan pengalaman kerja masing-masing. Selanjutnya bank merencanakan akan melakukan peninjauan atas gaji seluruh karyawan yang ada sesuai dengan struktur skala gaji baru. Bank tetap berkomitmen untuk selalu memperhatikan kemajuan dan kesejahteraan dari seluruh karyawan. PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN OUTSOURCING Sesuai dengan rencana kerjanya baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang Bank BHI belum bermaksud menggunakan tenaga kerja asing, karena SDM yang ada masih dirasakan cukup memiliki kompetensi untuk mengembangkan Bank BHI ke depannya menjadi bank lokal yang tidak kalah dengan bank-bank lokal lainnya. Sedangkan untuk tenaga kerja outsourcing yang dipekerjakan di Bank BHI adalah karyawan kontrak yang jenis pekerjaannya tidak berisiko, tidak membutuhkan kualifikasi kompetensi yang tinggi di bidang perbankan serta tidak terkait langsung dengan proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi operasional bank. Tenaga kerja yang outsourcing antara lain : pengemudi / supir, pengamanan / security dan pramubakti / office boy sejumlah 99 orang dari semua kantor cabang & capem yang ada di Bank BHI.

Laporan Tahunan 2016 115