task3e#multifinance

35
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penulisan Perusahaan Multifinance merupakan salah satu wadah yang sedang gencat-gencatnya dalam perkembangan perusahaan saat ini. Ini terlihat pada pangadaan kontrak yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan berperan serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan produk-produk yang ada dalam pasar multifinance ini. Salah satunya adalah sewa guna usaha atau kerap kali disebut dengan Leasing. Leasing saat ini merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya telah diatur oleh perusahaan Leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan. Leasing juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang saat ini sudah disadari oleh para usahawan yang ada. Selain itu ada produk multifinance lain yang dinamakan dengan anjak piutang. Anjak piutang ini merupakan salah satu instrument yang dewasa ini sering disebut dengan factoring dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring, kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring (factor). 1.2 Perumusan Masalah 1

Upload: dede-firmansah-amd-mi-cht-cba

Post on 23-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

TASK3e#MULTIFINANCE

TRANSCRIPT

BAB I

Pendahuluan1.1 Latar Belakang PenulisanPerusahaan Multifinance merupakan salah satu wadah yang sedang gencat-gencatnya dalam perkembangan perusahaan saat ini. Ini terlihat pada pangadaan kontrak yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan berperan serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan produk-produk yang ada dalam pasar multifinance ini. Salah satunya adalah sewa guna usaha atau kerap kali disebut dengan Leasing. Leasing saat ini merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya telah diatur oleh perusahaan Leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan. Leasing juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang saat ini sudah disadari oleh para usahawan yang ada.

Selain itu ada produk multifinance lain yang dinamakan dengan anjak piutang. Anjak piutang ini merupakan salah satu instrument yang dewasa ini sering disebut dengan factoring dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring, kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring (factor).1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud perusahaan multifinance?

2. Produk dan Jasa perusahaan Multifinance?1.3 Tujuan Penulisan

1. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman serta memperkenalkan kepada pembaca sekalian beberapa instrument yang ada di dalam perusahaan multifinance. 2. Penulis juga membuat makalah dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliyah Bank dan Lembaga Keuangan lain3. Melatih mahasiswa agar lebih berpikir kreatif.1.4 Manfaat penulisan 1. Menambah refrensi pengetahuan bagi penulis dan pembaca.2. Menjadi acuan sebagai bahan pengetahuan untuk mata kuliyah Bank dan Lembaga Keuangan lain1.5 Sistematika Penulisan

Kata Pengantar

Daftar isi

Bab IPendahuluan

1.1 Latar Belakang Penulisan1.2 Perumusan masalah1.3 Tujuan Penulisan1.4 Manfaat penulisan1.5 Sistematika Penulisan

Bab IIPembahasan

2.1Pengertian perusahaan

2.2 Pengertian perusahaan Multifinance

2.3 Klasifikasi perusahaan MultifinanceBab IIIPenutup

3.1 Kesimpulan3.2 Keterbatasan 3.3 Rekomendasi Daftar PustakaRiwayat data penulis BAB II

Pembahasan2.1Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah sutu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga, yaitu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.2.2 Pengertian Perusahaan MultifinancePerusahaan pembiayaan atau perusahaan multifinance adalah lembaga keuangan yang memberikan pembiayaan dalam pengadakan aktiva tetap kepada pihak lain, baik individu maupun perusahaan dan dananya tidak di kumpulkan secara langsung dari masyarakat dan pengertian lainnya adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Bidang usaha lembaga pembiayaan ini meliputi: sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, pembiayaan konsumen, kartu kredit, dan lain-lain. Lembaga pembiayaan ini lebih dititik-beratkan pada sewa guna usaha, anjak piutang, dan pembiayaan konsumen.Gambaran umum perusahaan multifinance:

Tidak seperti bank, yaitu ada beberapa larangannya seperti:

1. Menghimpun dana secara langsung dari masyarakat

2. Menerbitkan surat sanggup bayar, kecuali sebagai jaminan atas utang kepada bank yang menjadi kreditornya.3. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain.2.3 Klasifikasi Perusahaan MultifinanceBerdasarkan Keputusan Presiden No. 61 tahun 1988 dikenal dengan paket deregulasi Desember 1988, yang memperkenalkan Industri Multi Finance di Indonesia, di mana pada waktu itu jasa pembiayaan yang baru dikenal oleh masyarakat adalah Leasing ( Sewa Guna Usaha) saja. Dengan dikeluarkannya ketentuan ini, maka usaha pembiayaan tidak hanya berupa kegiatan leasing saja melainkan bertambah menjadi:

1. Factoring (Anjak Piutang)2. Leasing (Sewa Guna Usaha)

3. Consumer Finance (Pembiayaan Konsumen)

4. Credit Card (Kartu Kredit)

5. Venture Capital (Modal Ventura)

1. Sewa Guna Usaha (Leasing)a. Pengertian

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha adalah:Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha, di mana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.Sewa guna usaha lebih gampang disebut dengan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Tiga (3) pihak utama dalam sewa guna usaha, antara lain:

1) Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau dalam hal ini pihak yang memiliki hak kepemilikan atas barang.

2) Lessee adalah perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak opsi pada akhir perjanjian.3) Supplier adalah pihak penjual yang disewa-guna-usahakan.Dilihat dari segi pandangan hukum, kegiatan sewa guna usaha memiliki 4 (empat) ciri yaitu:

a) Perjanjian antara lessor dengan pihak lessee.

b) Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak penggunaan barang kepada pihak lessee.

c) Lessee membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang (asset).

d) Lessee mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode yang ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut.b.Penggolongan Perusahaan LeasingPerusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: Independent Leasing Company Captive Lessor Lease Broker atau Packagerc.Teknik teknik Pembiayaan Leasing

Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara garis besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu:

1. Finance Lease

Adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lessee dengan pemberian hak opsi kepada lessee pada akhir periode lease.

Disamping itu, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk transaksi sebagai berikut:

1) Direct Financial Lease.

Transaksi leasing dalam bentuk direct lease atau sering pula disebut true-lease atau disingkat direct lease saja merupakan suatu bentuk trnasaksi leasing di mana lessor membeli suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewagunausahakan barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan.

2) Sale and Lease Back.

Transaksi leasing jenis ini pada prinsipnya adalah pihak lessee sengaja menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini sebagai pihak yang menjual barnag untuk digunakan selama masa lease yang disetujui kedua pihak. Metode leasing ini dimaksudkan untuk memperoleh tambahan dana untuk modal kerja. Jadi transaksi leasing disini bersifat refinancing.

3) Leverage Lease.

Pada prinsipnya leveraged lease merupakan salah satu teknik pembiayaan dalam finance lease yang digunakan lessor.

4) Syndicated Lease.

Adalah pembiayaan leasing yang dilakukan lebih dari satu lessor atas suatu objek leasing. Syndicated lease terjadi apabila lessor karena alasan-alasan resiko tidak bersedia atau karena suatu alasan tidak memiliki kemampuan pendanaan untuk menutup sendiri suatu transaksi leasing yang nilainya cukup besar yang dibutuhkan oleh lessee.

5) Cross Border Lease.

Adalah transaksi leasing yang dilakukan di luar batas suatu Negara yaitu Negara dimana lessor berkedudukan berbeda dengan Negara lessee.

6) Vendor Program.

Vendor program atau disebut juga dengan vendor lease adalah suatu metode penjualan yang dilakukan oleh produsen atau dealer di mana perusahaan leasing memberikan atau menyediakan fasilitas leasing kepada pembeli barang. 2. Operating Lease

Leasing dalam bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di-lease-kan kepada lessee. Berbeda dengan finance lease, dalam operating lease jumlah seluruh pembayaran berkala tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan bunganya.Mekanisme Transaksi Leasing:(1) Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jasa barang, spesifikasi, harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purnajual atas barang yang akan di-lease.(2) Lesee melakukan negosiasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal. Pada tahap awal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak mengikat dari lessor. Dalam lease quotation ini dimuat mengenai syarat-syarat pokok pembiayaan leasing antara lain: keterangan barang, harga barang, cash security deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa dan persyaratan-persyaratan lainnya.

(3) Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan lessee tersebut. Apabila lessee menyetujui semua ketentuan dan persyaratan dalam letter of offer, kemudian lessee menandatangani dan mengembalikannya kepada lessor.

(4) Penandatangan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee. Kontrak leasing tersebut sekurang-kurangnya mencakup hal-hal antara lain: piihak-pihak yang terlibat, hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee, penutupan asuransi, tanggung jawab atas objek leasing, perpajakan, jadwal pembayaran angsuran sewa dan sebagainya.(5) Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui.

(6) Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan. Selanjutnya lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar dan diserahkan kepada supplier.

(7) Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termaasuk faktur dan bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.

(8) Pembayaran oleh lessor kepada supplier.

(9) Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya.2. Anjak Piutang ( Factoring)a.Pengertian

Anjak piutang atau sering disebut factoring sejauh ini belum memiliki definisi yang lengkap yang dapat disetujui oleh kalangan masyarakat keuangan. Factoring sebagaimana diistilahkan erat kaitannya dengan piutang yaitu melibatkan pembelian oleh perusahaan factoring terhadap piutang milik klien atau supplier.

Anjak piutang dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring, kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring (factor).

Definisi perusahaan anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.03/1988 tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok anjak piutang meliputi:a. Pembelian dan atau penagihan piutang berjangka pendek dari transaksi perdagangan.

b. Menatausahakan penjualan kredit.

c. Penagihan piutang perusahaan kredit.Manfaat Anjak Piutang adalah:

Menurunkan biaya produksi

Memberikan fasilitas pembayaran di muka

Meningkatkan daya saing perusahaan klien

Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba

Menghindari kerugian karena kredit macet

Mempercepat proses ekonomi

b.Perusahaan yang Terkait dalam Anjak Piutang.

Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat yaitu: perusahaan anjak piutang (factor), klien (supplier) dan nasabah (customer) atau disebut debitor.

Factor adalah perusahaan atau pihak yang menawarkan jasa anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.

Penggunaan jasa-jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu bagi perusahaan dalam hal kondisi antara lain sebagai berikut:1. Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran. Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengenai keadaan pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan yang bersangkutan (klien).

2. Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu mengimbangi ekspansi perusahaan. Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana ekspansi secara lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.

3. Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan pengelolaan kreditnya kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi sebagai bagian kredit yang tentunya akan menambah biaya operasi.4. Perusahaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai (standby facility) yang disediakan oleh perusahaan anjak piutang.

c.Jenis-Jenis Anjak Piutang

Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:

Berdasarkan Pemberitahuan

-Disclosed Factoring atau juga disebut dengan negofication factoring adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitor (customer). Oleh karena itu pada saat piutang jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Notifikasi setiap transaksi anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan antara lain:

Untuk meminjam pembayaran langsung kepada perusahaan anjak piutang. Untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan pihak perusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan jumlah piutang sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.

Akan mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang mempengaruhi perusahaan anjak piutang.

Akan memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas namanya apabila terjadi perselisihan.

Undisclosed atau juga disebut dengan non-notification factoring adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien atau secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi resiko. Berdasarkan Penanggungan Resiko Recourse Factoring. Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse factoring berkaitan dengan resiko debitor yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan ancaman resiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan menanggung resiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak piutang akan mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer. Without Recourse Factoring. Anjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring yaitu perusahaan anjak piutang menanggung resiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh klien. Namun, dalam perjanjian anjak piutang dapat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat diberlakukan bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak dibayar karena pihak klien ternyata mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikian, perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan kepada klien. Berdasarkan Pelayanan Full Service Factoring, yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan misalnya urusan administrasi penjualan (sale ledger administration), tagihan dan penagihan piutang termasuk menanggung resiko terhadap piutang yang macet. Finance Factoring, yaitu perusahaan anjak piutang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut menanggung resiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur kepada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya, termasuk menanggung resiko tidak tertagihnya piutang tersebut.

Bulk Factoring. Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas factoring ini pada dasarnya hampir sama dengan full service factoring, namun penagihan piutang tetap dilakukan oleh klien dan proteksi resiko kredit tidak dijamin perusahaan factoring. Maturity Factoring. Berbeda dengan jenis factoring yang telah dijelaskan diatas, di mana perusahaan factoring memberikan pembiayaan dengan pembayaran di muka. Dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada customer atau nasabah dengan pembayaran segera. Berdasarkan Lingkup Kegiatan

Domestic Factoring, yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitor yang semuanya berdomisili di dalam negeri. International Factoring. Anjak piutang ini juga sering disebut export factoring yaitu kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor-impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing Negara sebagai export factor dan import factor.

Berdasarkan Pembayaran kepada Klien Advanced Payment, yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka (prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan penyerahan faktur yang besarnya berkisar 80% dari nilai faktur.

Maturity, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan perusahaan anjak piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-rata jatuh tempo tagihan (faktur). Untuk lebih jelasnya lihat kembali maturity factoring yang telah dibahas terdahulu.

Collection, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap debitor.3. Pembiayaan Konsumen (Consumer Financing)

a.PengertianConsumer Financing atau yang sering disebut dengan Pembiayaan Konsumen adalah suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada debitur untuk pembelian barang atau jasa yang akan langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan produksi ataupun distribusi. Perusahaan yang memberikan pembiayaan diatas disebut perusahaan pembiayaan konsumen atau consumer finance company. Perusahaan pembiayaan konsumen yang berbentuk lembaga keuangan bukan bank dapat didirikan oleh suatu institusi non Bank maupun oleh suatu bank, tetapi pada dasarnya antara Bank yang mendirikan dengan perusahaan pembiayaan konsumen yang didirikan merupakan suatu badan usaha yang terpisah satu dengan yang lainnya. b.Jenis Jenis Pembiayaan Konsumen

Atas dasar kepemilikannya, perusahaan pembiayaan konsumen dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur, perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan satu group usaha dengan supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur, dan perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur.a. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan anak perusahaan dari supplier. Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:1) Pembentukan anak perusahaan.

2) Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen

3) Perjanjian jual beli yang dibiayai oleh perusahaan

pembiayaan konsumen4) a. Pembayaran tunai.

b. Penyerahan barang

5) Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama

jangka waktu tertentu.

Perusahaan pembiayaan konsumen ini dibentuk oleh perusahaan induknya, yaitu supplier untuk memperlancar penjualan barang atau jasanya. Mengingat perusahaan ini sengaja dibentuk untuk memperlancar penjualan barang atau jasa perusahaan induknya, maka perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini biasanya hanya melayani barang dan jasa yang diproduksi atau ditawarkan oleh perusahaan induknya. Contoh: PT Agung Rejeki adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jual beli Elektronik. Menggingat daya beli masyarakat sedang menurun, maka PT Agung Rejeki ingin memperlancar usahanya dengan cara mendirikan PT Agung Putra yang merupakan suatu perusahaan pembiayaan konsumen yang khusus melayani kredit pembelian segala merek elektronik.b. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan satu group dengan supplier.

Perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda dengan perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari supplier. Perusahaan pembiayaan ini biasanya juga hanya melayani pembiaaan pembelian barang dan jasa yang diproduksi oleh supplier yang masih satu group usaha dengan perusahaan tersebut. Perbedaan hanya terletak pada hubungan antara supplier dengan perusahaan pembiayaan konsumen. Contoh: Satria Utama adalah perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha. Salah satunya perusahaan yang bergabung di group ini adalah PT Inti Perkasa yang bergerak di bidang pengembang. Demi peningkatan penjualan Rumah tinggal, maka Satria Utama membentuk satu perusahaan PT Inti Perkasa Finance yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen. Langkah-langkah pelaksanaan pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai salah satu anak cabang perusahaan.

2) Membentuk anak perusahaan baru.

3) Pembuatan perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen.

4) a.Perjanjian jual beli rumah yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan konsumen.

b. Perjanjian pembiayaan pembelian rumah dari PT Inti Perkasa oleh konsumen,

5) a. Pembayaran tunai

b. Penyerahan barang.

6) Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu terten

c. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan supplier

Perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan supplier biasanya tidak hanya melayani pembiayaan atas pembelian barang pada satu supplier saja. Perusahaan pembiayaan ini bisa melayani pembiayaan pembelian pada supplier yang lain, sedangkan spesialisasi perusahaan pembiayaan konsumen biasanya pada jenis atau tipe barang dan daerah pemasarannya. Perusahaan pembiayan konsumen ada yang spesialis pada pembiayaan pembelian barang tertentu saja. Contoh: PT Jati Barokah adalah sebuah perusahaan produsen meubel di kota Solo, dan untuk memperlancar penjualannya perusahaan ini bekerjasama dengan sebuah perusahaan pembiayaan konsumen yaitu PT Abadi Jaya yang bergerak dalam bidang penjualan berbagai meubel di kota Solo.

Tahap-tahap pelaksanaannya pembiayaan konsumen ini sebagai berikut:

1) Pembuatan Perjanjian kerjasama pembiayaan konsumen

2) a. Perjanjian jual beli meubel yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan konsumen.

b. Perjanjian pembiayaan pembelian meubel dari PT Jati

Barokah oleh konsumen.3) a. Pembayaran tunai

b. Penyerahan barang.

4) Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama

jangka waktu tertentu.

4.Kartu Kredit ( Credit Card).

a. Pengertian.

Kartu kredit merupakan kartu plastik dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Lingkup geografis penggunaan kartu ada yang domestic dan ada juga yang internasional. Kartu dengan lingkup internasional berarti kartu tersebut tidak hanya dapat digunakan dalam batas wilayah satu Negara saja. Kartu plastik sebenarnya bukan merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan dalam pengertian sebagai suatu badan usaha. Perusahaan yang menerbitkan kartu plastic inilah yang dimaksudkan sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank. Meskipun perusahaan kartu plastic termasuk dalam lembaga keuangan bukan bank, penyelengaraan atau pemilik dari perusahaan kartu plastic ini bisa saja suatu lembaga keuangan berupa bank. Pengertian kartu plastic sendiri masih sangat luas. Kartu plastic ini dapat berupa kartu kredit, kartu debit, kartu penarikan uang tunai melalui anjungan tunai mandiri (authometed tellr mahine ATM dan charge card). Perusahaan yang menerbitkan berbagai bentuk berbentuk plastic ini dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan bukan bank, karena kartu plastic tersebut pada dasarnya dapat digunakan sebagai alat kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana dari dan kepada masyarakat.Perkembangan pengunaan kartu plastik dalam berbagai bentuknya menunjukkan bahwa alat ini tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran tetapi juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang tunai. Berdasarkan pertimbangan dapat dibawa bepergian dengan praktis, dapat digunakan sewaktu waktu. Dan kemudahan pengunaan yang lain kartu plastik ini semakin luas digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan.

Kartu kredit merupakan perangkat yang sudah disiapkan oleh penjual barang dan jasa, sehingga transaksi pembelian tersebut tercatat pada alat tersebut dan dapat dicetak.Pembayaran atau angsuran oleh pemilik kartu diberikan secara langsung kepada perusahaan kartu kredit atau melalui pihak lain yang ditunjuk.b. Pihak Pihak yang Terkait Penggunaan Kartu Kredit1.Penerbit(issuer)

Lembaga yang menerbitkan dan mengelola kartu kredit.

2.Pengelola(aquirer)

Pihak yang mewakili kepentingan penerbit kartu untuk menyalurkan lartu kredit,melakukan penagihan pada pemilik kartu,dan melakukan pembayaran kepada pihak merchant.3.Pemilik Kartu(card holder)

Pihak yang menggunakan kartu kredit untuk kegiatan pembayarannya.Persyaratan yang harus dipenuhi :

Penghasilan yang jumlahnya cukup dan disesuaikan dengan fasilitas kredit yang diberikan.

Kontinuitas Penghasilan c.Perjanjian antara issuer dengan pemilik kartu

Perjanjian meliputi:

1) Perjanjian umum

Kartu adalah milik issuer dan tidak dapat dipindahtangankan.

Keadaan yang mewajibkan pengembalian kartu kepada issuer Masa berlaku kartu dan cara perpanjangan.

Bertanggung jawab terhadap issuer nila merchant menolak pembayaran dengan kartu milik pemilik kartu.

Tagihan atas kartu seuplemen adalah tanggung jawab pemegang kartu utama.

Hak issuer untuk bertukar informasi dengan lembaga lain tentang pemilik kartu.

Batas minimum kredit.

2) Pembayaran tagihan

Kewajiban pemilik kartu untuk menandatangani slip pembelian pada merchant. Saat/ waktu/ periode pengiriman laporan tagihan oleh issuer Kewajiban pemilik kartu melakukan pembayaran minimum pada jangka waktu tertentu setelah laporan tagihan dikirim oleh issuer.

Jumlah pembayaran minimum

Hak issuer untuk menggunakan jasa pihak ketiga dalam penagihan

3) Bunga

Bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar

Bunga atas pelanggaran limit kredit

4) Biaya

Uang pangkal

Iuran tahunan

Biaya administrasi apabila ada keterlambatan pembayaran tagihan

5) Transaksi dalam valas

Mata uang penagihan atas transaksi dalam valuta asing

Dasar kurs untuk penagihan atas dalam valuta asing

Biaya administrasi atas kehilangan kartu

6) Lain lain

Kewajiban pemilik kartu apabila terjadi kehilangan kartu

Jaminan pelunasan dari harta kekayaan pemilik kartu

Kewajiban pemilik kartu yang bukan WNI

d.Manfaat

Secara umum, pengguna kartu kredit sangat bermanfaat bagi peningkatan efisiensi dan keamanan transaksi jual beli. Apabila ditinjau dari sisi pihak pihak yang terkait dalam penjualan kartu kredit, maka manfaat dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. bagi pemilik kartu

Risiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah, karena kalaupun kartu hilang, pemilik kartu dapat segera menghubungi issuer atau aqcuirer untuk memblokir kartu. Karu yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi sebagai alat pembayaran pada merchant.

Lebih praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.

Mengatasi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek tanpa harus mengajukan permohonan kredit kepada bank atau lembaga keuangan lain.

Fasilitas lain yang ditawarkan oleh issuer pada kartu kredit yang diternitkan seperti asuransi, informasi dokter, kemudahan pembelian barang dan jasa pada merchant tertentu dan lain lain.

2. bagi issuerManfaat utama yang dapat diterima oleh issuer adalah adanya penerimaan yang berasal dari:

Uang pangkal

Iuran tahunan

Diskon terhadap pembayaran kepada merchant. Contoh: merchant A melakukan penagihan atas transaksi penjualan sebesar Rp 1.000.000 kepada issuer B. Apabila diskon ditetapkan sebesar 3% maka jumlah yang harus dibayarkan oleh issuer adalah sebesar rp 1.000.000 dikurangi 3% kali Rp 1.000.000 atau sama dengan Rp 970.000 . Sedangkan jumlah yang dapat ditagih oleh issuer kepada pemilik kartu adalah tetap sejumlah Rp 1.000.000 sehingga selisihnya (Rp 30.000 = 3%) merupakan penerimaan bagi issuer. Bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar

Bunga atas pelanggaran batas maksimum kredit

Denda atas keterlambatan pembayaran

3. bagi merchant (penerima uang melalui karu kredit) Risiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah, karena pembayaran oleh pembeli tidak dengan uang tunai

Lebih praktis, karena tidak perlu menyimpan uang tunai di kasir dalam jumlah besar

Peningkatan penjualan karena pembeli dapt membeli secara kredit

5.Modal Venturaa.Pengertian`Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal kedalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha. Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi namun memberikan imbal hasil yang tinggi pula.

Kapitalis Ventura / Venture Capitalist (VC)

Adalah seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura.

Dana ventura mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang tujuan utamanya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki resiko tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan manajererial dan teknikal.

Kebanyakan dana ventura ini berasal dari sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi, dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.

Sebagai bentuk kewirausahaan, pemilik modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

b. Cara Pembiayaan Modal Ventura di INDONESIA Penyertaan saham secara langsung kepada perusahaan yang menjadi pasangan usaha.

Dengan membeli obligasi konversi yang setelah waktu yang disepakati bersama dapat dikonversi menjadi saham / penyertaan modal pada perseroan.

Dengan pola bagi hasil dimana persentase tertentu dari keuntungan setiap bulan akan diberikan kepada perusahaan modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha.

Pola bagi hasil dilakukan dengan cara: Bagi hasil berdasarkan pendapatan yang diperoleh (Revenue Sharing).

Bagi hasil berdasarkan keuntungan bersih ( Net Profit Sharing).

Bagi hasil berdasarkan perjanjian.

Indonesia adalah pasar yang berkembang untuk modal Ventura. Salah satu tempat yang bisa dicari adalahyellow pages,dimana dapat menemukan daftar perusahaan-perusahaan modal ventura seperti contohnya di Jalan Sudirman atau sekitar Indonesia. Beberapa perusahaan seperti :

Pertamina

Perusahaan Gas Negara (PGN)

Bahana Artha Ventura (BAV)

PT. Venture Capital

Bina Swadaya

Kospin Jaya

Sumber lainnya adalah perusahaan yang dimiliki oleh Negara, yaitu Permodalan Nasional Madani. Salah satu jalan untuk menemukan sumber-sumber pembiayaan adalah melalui kontak bisnis di universitas-universitas.

c.Jenis-Jenis Pembiayaan Modal Ventura Equity Financing (Jenis pembiayaan langsung)

Dalam hal ini, perusahaan modal ventura melakukan penyertaan langsung pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dengan cara mengambil bagian dari sejumlah saham milik PPU.

Semi Equity Financial

Pembiayaan dengan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh perusahaan PPU.

Mendirikan Perusahaan Baru

Dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama-sam dengan PPU mendirikan usaha yang baru sama sekali.d.Karakteristik Modal Ventura Penyertaan modal berjangka waktu tertentu (10tahun) dan bersifat sementara.

Setelah PPU mampu mandiri, modal ventura harus menarik kembali modal yang telah ditanamkan tersebut.

Bertujuan memperoleh return atas investasinya secara maksimal atau dari bagian laba / deviden dan Capital Gain.

Merupakan investasi aktif, karena selain menyertakan modal, modal ventura juga terlibat dalam proses pengelolaan atau memberikan dampingan menajemen maupun bantuan teknis apabila diperlukan.

Pembiayaan dilakukan berdasarkan pertimbangan kuat atau lemahnya kondisi pengelola perusahaan atau lebih mengutamakan kelayakan usaha dari perusahaan pasangan usahanya (PPU)

Motif dari moda ventura adalah motif bisnis yaitu mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya, walaupun dengan resiko yang relative tinggi pula.

Modal ventura merupakan invesasi tanpa jaminan Collateral sehingga dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran.

e.Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Modal Ventura- Pihak perusahaan modal ventura (venture capital company)

- Pihak perusahaan pasangan usaha

- Pihak penyandang dana

f.Jenis Modal VenturaBerdasarkan cara penghimpunan dana :

Laverage Venture Capital

Equity Venture Capital

1. Berdasarkan kepemilikan :

Perusahaan Publik

Perusahaan Privat

Perusahaan Afiliasi

Perusahaan Modal Ventura pemilik dana besar

g.Alasan Modal Ventura Belum Berkembang- Modal ventura beresiko tinggi

- Modal ventura belum dipahami masyarakat

- Pengusaha tidak bias menerima pembiayaaan modal ventura

- Kurang tenaga professionalh.Kunci Keberhasilan Modal Ventura- Keuntungan merupakan prioritas tinggi

-Peraturan yang fleksibel

-Kualitas investasi

-Perusahaan modal ventura harus memiliki keahlian manejerial

-Perusahaan modal ventura harus mampu menggunakan berbagai instrument keuangan.

BAB IIIPenutup

3.1 Kesimpulan

Saat ini perusahaan banyak memberikan berbagai pelayanan khususnya perusahaan yang bersifat multifinance, dimana saham dan kepemilikan perusahaan itu telah go public. Perusahaan Multifinance merupakan salah satu wadah dimana instrument sewa guna usaha, anjak piutang, dan pembiayaan konsumen berkembang saat ini. Ini terlihat pada pangadaan kontrak perusahaan, dimana perusahaan berperan serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan produk-produk yang ada dalam pasar multifinance ini. Saat ini, leasing merupakan salah satu cara perusahaan mendapatkan asset tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan. Semuanya telah diatur oleh perusahaan Leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan. Leasing juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang saat ini sudah disadari oleh para usahawan yang ada.

Selain itu ada produk multifinance lain yang dinamakan dengan anjak piutang. Anjak piutang ini merupakan salah satu instrument yang dewasa ini sering disebut dengan factoring dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring, kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring (factor).

Disamping itu, instrument lainnya yang sedang marak-maraknya adalah consumer financing atau pembiayaan konsumen dimana dalam hal ini ada perusahaan yang bertindak sebagai penjamin dalam pemberian kredit kepada konsumen yang tidak menjadi satu kesatuan dalam perbankan melainkan perusahaan ini berdiri sendiri. Pembiayaan konsumen ini adalah suatu pinjaman atau kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada debitur untuk pembelian barang atau jasa yang akan langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan produksi ataupun distribusi.3.2 Rekomendasi

1.Bagi pihak lain- Semoga peper ini dapat menjadi refrensi untuk menambah pengetahuan dan bagi pembuat makalah ke dean di harapkan dapat lebih baik.Daftar Pustaka

Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Empat, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta:2004http://ekonomibisnis.co.idwww.google.com PENANYAPERTANYAANJAWABAN

1. Andi Rezky Amelia

(2012.7.20564)1. Sebutkan persyaratan bagi yang ingin memiliki kartu Kredit?

2. cara membuat kartu Kredit

1. - Penghasilan yang jumlahnya cukup dan di sesuaikan dengan fasilitas kredit yang di berikan

-Kontinuitas penghasilan

2. siapkan KTP

-Slip Gaji/Penghasilan

2. Taufik Hidayat

(2012.7.20565)Bagaimana Leasing itu mendapat keuntungan? Leasing / Sewa Guna Usaha merupakan perusahaan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal dan dapat keuntungan dari pendapatan sewa/ bunga dari sewa

3. Alvait Noor

(2012.7.20569)Berikan alasan mengapa perusahaan multifinance tidak boleh menghimpun dana dari masyarakat?Karena Perusahaan Multifinance merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank, jadi dilarang menghimpun Dana dari masyarakat

23