nota kesepahaman antara badan nasional ......2019/12/23 · telepon : 021- 7900764 faksimili:...
TRANSCRIPT
NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA
DENGAN
PT. SEJAHTERA PERTAMA MULTIFINANCE
Nomor: B.12/KA-MoU/XII/2016 Nomor: 015/SPM-MoU/XII/2016
TENTANG
PEMBERIAN LAYANAN KEUANGAN TERPADU BAGI CALON TENAGA KERJA
INDONESIA/TENAGA KERJA INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN SISTEM
KEUANGAN INKLUSIF
Pada hari ini, Jumat tanggal dua puluh tiga bulan Desember tahun dua ribu enam belas,
bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan dibawah ini:
1. NUSRON WAHID, selaku Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia, yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
194/M Tahun 2014 tanggal 27 November 2014, berkedudukan di Jalan MT.
Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan 12770, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia,
untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. EDDY DARWIS, selaku Direktur PT. Sejahtera Pertama Multifinance, dalam hal
ini bertindak dalam jabatannya tersebut berdasarkan Akta Pendirian No. 41
tertanggai 19 Juni 1984 dibuat oleh dan dihadapan Notaris Rukmasanti
Hardjasatya Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan Nomor: C2-
538.HT01-01 th.85 tanggal 2 Februari 1985, yang telah beberapa kali diubah dan
terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 07 tanggal 21 Januari
2016 yang dibuat di hadapan Notaris Puspa Christianti Tirto, Sarjana Hukum,
Magister Kenotariatan, Notaris di Tangerang Selatan, yang telah memperoleh
persetujuan perubahan Anggaran Dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan Nomor AHU-
0001230.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 21 Januari 2016, berwenang bertindak
untuk dan atas nama PT. Sejahtera Pertama Multifinance, berkedudukan dan
berkantor pusat di Grand Slipi Tower Lantai 41 , Jalan Letnan Jenderal S . Parman
Kav. 22-24, Slipi, Jakarta Barat 11480, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama sama selanjutnya disebut
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bahwa PIHAK PERTAMA adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Kementerian
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dan
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
b. Bahwa PIHAK K E D U A adalah perseroan terbatas yang menyelenggarakan
kegiatan usaha pembiayaan sesuai peraturan perundang-undangan di bidang
pembiayaan.
Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4445).
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843).
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);
4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
5. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite
Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun
' 2015 yang telah diubah dengan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat .
2
6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor P E R . 26/KA/XII/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem
Komputerisasi Tenaga Kerja di Luar Negeri (SISKOTKLN).
7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor 07 Tahun 2015 tentang Layanan Keuangan Terpadu bagi
Tenaga Kerja Indonesia melalui Perbankan.
8. Peraturan Otoritas J a s a Keuangan nomor 29/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerjasama yang dituangkan dalam Nota
Kesepahaman tentang Pemberian Layanan Keuangan Terpadu Bagi Calon Tenaga
Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia dalam mewujudkan sistem keuangan Inklusif.
Pasal 1
DEFINISI
Dalam Nota Kesepahaman ini yang dimaksud dengan :
1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut Calon TKI adalah setiap
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan
bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
2. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap
Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri
dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
3. Tenaga Kerja Indonesia Purna yang selanjutnya disebut TKI Purna adalah setiap
TKI yang telah kembali ke Indonesia baik karena telah berakhir perjanjian kerjanya
maupun karena sebab lain.
3
4. Keluarga TKI yang selanjutnya disebut Keluarga adalah keluarga inti yang terdiri
dari suami atau istri yang sah, anak, dan ibu/bapak.
5. Sistem Keuangan Inklusif adalah sistem keuangan yang dapat diakses oleh calon
TK I , TK I , TKI Purna dan Keluarganya.
6. Transaksi Non Tunai (cashless transaction) adalah transaksi pembayaran atau
penerimaan uang yang dilakukan melalui media elektronik.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Nota Kesepahaman ini adalah sebagai dasar bagi PARA PIHAK untuk
melaksanakan kerjasama yang menyeluruh dalam pemberian pembiayaan bagi
calon TK I , TK I , TKI Purna dan Keluarganya.
(2) Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah untuk mempercepat dan mempermudah
proses pembiayaan bagi calon TK I , TK I , TKI Purna dan Keluarganya dengan
menggunakan jaringan lembaga keuangan yang tersebar luas di seluruh wilayah
Indonesia.
Pasal 3
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi:
a. fasilitasi pembukaan rekening bagi Calon TKI , TKI dan Keluarganya pada
perbankan yang telah bekerjasama dengan PIHAK KEDUA;
b. pembiayaan untuk biaya penempatan bagi calon TKI dan pembiayaan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi TKI Purna dan Keluarganya;
c. • fasilitasi pengiriman uang/gaji TKI (remitansi) dari luar negeri;
d. integrasi sistem transaksi non tunai dalam penempatan dan perlindungan TK I ; dan
4
e. penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk program
pemberdayaan TKI , TKI Purna dan Keluarganya.
Pasal 4
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
(1 ) PIHAK PERTAMA mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. memberikan data/daftar lembaga yang terkait dengan penempatan dan
perlindungan TKI kepada PIHAK KEDUA;
b. memberikan data Calon T K I , T K I , TKI Puma dan Keluarganya yang akan
menggunakan produk dan jasa layanan keuangan (pembiayaan dan
penyaluran dana C S R ) ;
c. menyediakan dan mengintegrasikan data serta informasi terkait penempatan
dan perlindungan T K I ;
d. melaksanakan layanan transaksi non tunai dalam pelaksanaan penempatan
dan perlindungan T K I ;
(2) PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. memberikan pembiayaan kepada Calon T K I , TK I , TKI Purna dan
Keluarganya;
b. memberikan edukasi produk dan jasa pembiayaan kepada Calon TKI , TK I ,
TKI Purna dan Keluarganya;
c. peningkatan akses dan layanan pembiayaan dalam pelaksanaan
penempatan dan perlindungan TKI serta pemberdayaan TKI Purna dan
Keluarganya;
d. memiliki kerjasama dengan perbankan di Indonesia dan menginformasikan
nya kepada PIHAK PERTAMA;
e. menyediakan dan mengintegrasikan data serta informasi terkait dengan
pembiayaan bagi Calon TK I , TK I , TKI Purna dan Keluarganya;
5
f. menyalurkan dana C S R kepada TK I , TKI Purna dan Keluarganya sesuai
kebijakan pada PIHAK KEDUA.
(3) PARA PIHAK mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. menyebarluaskan informasi (sosialisasi) tentang pembiayaan kepada Calon
TK I , TK I , TKI Purna dan Keluarganya;
b. melakukan edukasi produk dan jasa pembiayaan kepada para Calon TKI ,
TK I , TKI Purna dan Keluarganya;
c. melakukan integrasi sistem informasi dan pelaporan.
Pasal 5
KERAHASIAAN
(1) PARA PIHAK akan memperlakukan seluruh data dan informasi berkenaan dengan
Nota Kesepahaman ini atau mengenai transaksi yang diajukan berkaitan dengan
Nota Kesepahaman ini sebagai suatu rahasia dan tidak akan memberikan data
atau informasi tersebut kepada pihak ketiga manapun atau menggunakan atau
menyalin data dan informasi tersebut kecuali untuk data dan informasi yang secara
tegas diizinkan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK atau telah mendapatkan
persetujuan tertulis dari pihak yang memiliki data dan informasi.
(2) Apabila terjadi pengakhiran Nota Kesepahaman ini, kewajiban PARA PIHAK untuk
menjamin kerahasiaan akan tetap berlaku walaupun Nota Kesepahaman ini
berakhir.
6
Pasal 6
PELAKSANAAN
Hal-hal teknis yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan diatur lebih lanjut
dalam Perjanjian Kerja Sama yang disusun dan disepakati oleh PARA PIHAK dan
merupakan satu kesatuan atau bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman
ini.
Pasal 7
PERUBAHAN
(1) Nota Kesepahaman ini dapat diubah berdasarkan persetujuan PARA PIHAK.
(2) Perubahan Nota Kesepahaman ini diatur dalam bentuk amandemen atau
addendum yang disepakati oleh PARA PIHAK dan merupakan satu kesatuan atau
bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.
Pasal 8
JANGKA WAKTU
(1) Nota Kesepahaman ini bertaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak
tanggal ditandatangani dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(2) Dalam hal salah satu pihak ingin mengakhiri Nota Kesepahaman ini sebelum
berakhirnya jangka waktu, maka pihak yang akan mengakhiri wajib
.memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki.
7
(3) Pengakhiran Nota Kesepahaman ini tidak mempengaruhi tugas dan tanggung
jawab PARA PIHAK yang masih harus diselesaikan sebagai akibat dari
pelaksanaan Nota Kesepahaman ini.
(1) Apabila terjadi wanprestasi yang disebabkan oleh keadaan memaksa (force
majeure) seperti bencana alam (gempa bumi, banjir), pemogokan kerja, huru-hara,
kerusuhan masa, pemberontakan/perang yang mengakibatkan salah satu pihak
tidak dapat melaksanakaan kewajibannya, maka pihak yang terkena force majeure
berkewajiban untuk memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah terjadi force majeure.
(2) Keterlambatan atau kelalaian dalam memberitahukan adanya force majeure
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan tidak diakuinya peristiwa
tersebut sebagai force majeure oleh pihak lainnya.
(3) Pihak yang mengalami keadaan memaksa/force majeur harus tetap
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai akibat dari pelaksanaan
Nota Kesepahaman ini.
(1) Setiap pemberitahuan, surat menyurat, permohonan, permintaan dan persetujuan
sehubungan dengan pelaksanaan Nota Kesepahaman ini disampaikan melalui
' alamat dan ditujukan kepada para personal sebagai berikut:
Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA
Pasal 10
KORESPONDENSI
8
PIHAK PERTAMA :
1) Deputi Penempatan
cq. Direktur Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan BNP2TKI
Jalan MT. Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan 12770
Telepon : 021-7981205
Faksimili: 021-7981205
2) Deputi Perlindungan
Cq. Direktur Pemberdayaan
Jalan. MT. Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan 12770
Telepon : 021-7981277
Faksimili: 021-7981277
3) Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi
Jalan MT. Haryono Kav. 52 Jakarta 12770
Telepon : 021- 7900764
Faksimili: 021-7900764
PIHAK KEDUA:
PT Sejahtera Pertama Multifinance
Grand Slipi Tower Lantai 41
J l . Letnan Jenderal S . Parman Kav. 22-24
Slipi, Jakarta Barat 11480
Telepon : 021-29022422
Faksimil i: 021-29022425
Jika terjadi perubahan alamat yang tercantum dalam Nota Kesepahaman ini maka
Pihak yang mengubah alamat wajib memberitahukan secara tertulis atas
perubahan tersebut kepada pihak lainnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
. setelah perubahan alamat tersebut.
9
(3) Segala akibat yang timbul karena perubahan alamat yang tidak diberitahukan
kepada pihak lainnya, sepenuhnya menjadi risiko dan tanggung jawab pihak yang
mengubah alamat.
Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila dikemudian hari timbul perselisihan atau salah penafsiran sebagai akibat
dari pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mencapai mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, PARA PIHAK sepakat menyelesaikannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PASAL12
KETENTUAN LAIN
Hak dan kewajiban yang timbul berdasarkan Nota Kesepahaman ini tidak akan berakhir
karena bubarnya badan hukum salah satu pihak/dinyatakan pailit atau terjadi
perubahan pengurus/pemegang saham/meninggalnya salah satu pihak, akan tetapi
wajib diteruskan dan ditaati oleh para penggantinya yang sah.
10
PASAL13
PENUTUP
(1) Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli dan ditandatangani di
atas kertas bermeterai cukup serta masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
(2) Nota Kesepahaman ini berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK.
PIHAK PERTAMA,
777 77fe~
NUSRON WAHID
PIHAK KEDUA,
£ E J A ! P * n » . Ma l t l f l au i *
EDDY DARWIS
.11