tarekat tarekat muktabarah di indonesia

30
MAKALAH TEOSOFI TAREKAT-TAREKAT MUKTABARAH DI INDONESIA Disusun Guna Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester Matakuliah Teosofi Oleh: Muhammad Rizal Musthofa NIM. 15450048 Dosen Pengampu: Riris Lutfi Ni’matul Laila, M.Pd.I

Upload: muhammad-rizal-musthofa

Post on 08-Jul-2016

61 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Zaman sekarang telah memasuki era modern, dimana pada zaman ini atmosfer modernisasi dapat dirasakan dengan adanya beberapa pertanda yang muncul, beberapa diantaranya ialah. Meningkatnya kemakmuran umat manusia secara material, berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, yang saat ini telah berkembang dimana pengaplikasian teknologi kini serba mekanik dan otomatis. Modernisasi memberikan dampak kepada hidup dan kehidupan umat manusia yang semakin mudah. Banyak fasilitas yang memudahkan pekerjaan umat manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari, alat transportasi, alat komunikasi, sarana-hiburan, dan lain sebagainya. Pada kenyataannya di masyarakat saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada taraf tertentu akan menimbulkan kebosanan, tidak membawa kebahagiaan umat manusia, bahkan cenderung untuk mengakibatkan bencana: peperangan, kesenjangan antara si kaya dan si miskin, pun demikian dengan perusakan dan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh ulah umat manusia. Hal tersebut dikarenakan ada sesuatu yang terececer dalam pandagan umat manusia di zaman modern. Abad modern sebagai abad teknokalisme sangat mengabaikan harkat kemanusiaan yang paling mendalam, yakni bidang kerohanian.

TRANSCRIPT

Page 1: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

MAKALAH TEOSOFI

TAREKAT-TAREKAT MUKTABARAH DI INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester Matakuliah

Teosofi

Oleh: Muhammad Rizal Musthofa

NIM. 15450048

Dosen Pengampu: Riris Lutfi Ni’matul Laila, M.Pd.I

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2016

Page 2: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

Daftar Isi

Cover 1..........................................................................................................................1

Daftar Isi.......................................................................................................................2

Pendahuluan..................................................................................................................3

Latar Belakang Masalah...........................................................................................3

Rumusan Masalah....................................................................................................5

Tujuan Penulisan......................................................................................................5

Pembahasan Masalah....................................................................................................5

Sejarah Berdirinya Tarekat......................................................................................5

Pengertian dan Definisi Tarekat...............................................................................7

Perkembangan Tarekat di Indonesia......................................................................10

Pengaruh Perkembangan Tarekat di Indonesia......................................................18

Penutup.......................................................................................................................19

Simpulan................................................................................................................19

Saran.......................................................................................................................19

Daftar Pustaka.............................................................................................................19

2

Page 3: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Zaman sekarang telah memasuki era modern, dimana pada zaman ini atmosfer

modernisasi dapat dirasakan dengan adanya beberapa pertanda yang muncul,

beberapa diantaranya ialah. Meningkatnya kemakmuran umat manusia secara

material, berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, yang

saat ini telah berkembang dimana pengaplikasian teknologi kini serba mekanik dan

otomatis. Modernisasi memberikan dampak kepada hidup dan kehidupan umat

manusia yang semakin mudah. Banyak fasilitas yang memudahkan pekerjaan umat

manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari, alat transportasi, alat

komunikasi, sarana-hiburan, dan lain sebagainya. Pada kenyataannya di masyarakat

saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada taraf tertentu akan

menimbulkan kebosanan, tidak membawa kebahagiaan umat manusia, bahkan

cenderung untuk mengakibatkan bencana: peperangan, kesenjangan antara si kaya

dan si miskin, pun demikian dengan perusakan dan pencemaran lingkungan yang

diakibatkan oleh ulah umat manusia. Hal tersebut dikarenakan ada sesuatu yang

terececer dalam pandagan umat manusia di zaman modern. Abad modern sebagai

abad teknokalisme sangat mengabaikan harkat kemanusiaan yang paling mendalam,

yakni bidang kerohanian.1

Umat manusia yang hidup di zaman modern saat ini telah banyak yang

ditimpa oleh kehampaan spiritual. Kemajuan pesat ilmu pengetahuan, teknologi, dan

filsafat rasionalisme semakin berkembang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok

manusia dalam aspek-aspek transendental, yakni suatu kebutuhan vital yang hanya

dapat digali dan berasal dari yang benar-benar mutlak dan berisi amanat yang harus

1 Nurcholis Madjid, Warisan Intelektual Islam, Khazanah Intelektual Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm.7

3

Page 4: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

dilaksanakan, sedangkan dunia beserta isinya dan apa yang dihasilkan oleh umat

manusia adalah bersifat nisbi atau tidak pasti.2

Pola individu dalam masyarakat yang mulai bosan dengan segala kemewahan

yang materialis, sehingga mereka tidak tahu terhadap hakikat hidup, seperti yang

dialami oleh kaum kapitalis bangsa barat. Mereka memulai untuk mencari-cari nilai

rohani, karena itulah diperlukan spiritualisme. Tasawuf-tarekat dengan ajaran rohani

dan akhlak mulianya dalam hal ini dapat memainkan peranannya. Tasawuf-tarekat

ibarat nafas yang memberikan hidup, yang memberi semangat pada seluruh struktur

Islam baik dalam perwujudan social maupun intelektual.3 Tarekat sebagai organisasi

yang tersusun baik dalam masyarakat Islam, mempunyai pengaruh kuat dan

mendalam atas seluruh struktur kemasyarakatan.

Masyarakat Indonesia pada zaman modern ini sudah semakin materialistis dan

sekularistis. Materi dijadikan tolak ukur kesuksesan hidup seseorang. Akibatnya,

manusia sering lepas control, sehingga menghalalkan segala cara dalam meraih

materi sebanyak-banyaknya. Nilai-nilai kemanusiaan juga semakin surut, toleransi

social, solidaritas serta persaudaraan Islam kian memudar. Di tengah keadaan

tersebut, masyarakat mulai merasakan kerinduan akan nilai-nilai ketuhanan, nilai-

nilai ilahiyah, yang dapat menuntun manusia dapat kembali menuju firahnya.4 Karena

itu, manusia mulai tertarik untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran tarekat. Hal

ini dapat dilihat dengan banyaknya majelis-majelis pengajian tasawuf-tarekat dengan

segala amalan-amalan dan dzikir-dzikirnya.

Sebagian besar penduduk Negara Indonesia memeluk agama Islam. Selain itu

pula banyak aliran-aliran tarekat yang ada di Indonesia, yang telah memiliki 2 Sayyid Husein Nasr, Tasawuf Dulu dan Sekarang, Terjemahan oleh Abd Hadi W.M.,(Jakarta: Pustaka Firdaus,1991), hlm.198

3 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm.4

4 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm.5

4

Page 5: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

akulturasi terhadap budaya setempat. Tidak semua aliran tarekat yang berkembang di

dunia diakui sanad dan kebenarannya (muktabarah) oleh para ulama. Indonesia

dengan beragam kemajemukan, begitu pula dengan aliran tarekat yang berkembang,

tidak semua dapat dijadikan acuan. Maka dari itu perlulah diketahui definisi tarekat,

dan ciri-ciri dari sebuah aliran tarekat yang muktabarah.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal muncul berdirinya sebuah tarekat?

2. Bagaimana pengertian sebuah tarekat yang muktabarah?

3. Bagaimana perkembangan tarekat di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh perkembangan tarekat di Indonesia?

3. Tujuan Penulisan

1. Mengerti dan memahami awal muncul berdirinya sebuah tarekat

2. Memahami pengertian dari sebuah tarekat yang muktabarah.

3. Mengerti dan memahami aliran tarekat yang berkembang di Indonesia.

4. Mengerti dan memahami pengaruh dari perkembangan tarekat di

Indonesia.

II. PEMBAHASAN MASALAH

1. Sejarah Berdirinya Tarekat

Ajaran Islam pada mulanya dibawa dan disampaikan oleh Rasulullah

Muhammad SAW di masa awalnya ajaran Islam tersebut dilaksanakan secara

murni. Ketika Rasulullah wafat, cara beramal dan beribadah para sahabat dan

5

Page 6: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

tabi’in masih tetap memelihara dan membina ajaran Rasulullah SAW, disebut

amalan salaf al-salih.5

Pada abad pertama Hijriyah mulai muncul perbincangan tentang

teologi. Abad kedua Hijriyah mulai muncul tasawuf. Ajaran tasawuf yang

berkembang dan terus meluas secara pasti mulai terkena pengaruh dari luar.

Salah satu pengaruh yang signifikan yakni filsafat, baik filsafat baik filsafat

Yunani, India dan Persia. Pada abad ke-2 muncul-lah golongan sufi yang

mengamalkan amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk

mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Hal tersebut dilanjutkan

dengan pemberian klasifikasi pengertian dari taqarrub tersebut menjadi

beberapa tingkatan yakni: Syari’ah, Thariqat, Haqiqat, dan tingkatan tertinggi

yakni Makrifat.6 Para sufi berpendapat bahwa tingkatan Syari’ah mempunyai

pengertian untuk memperbaiki amalan-amalan lahiriah, Thariqat untuk

memperbaiki amalan-amalan batiniah (hati), Haqiqat untuk mengamalkan

segala rahasia yang ghaib, dan Makrifat merupakan tujuan akhir yaitu

mengenal hakikat Allah baik zat, sifat, maupun perbuatannya.7 Seseorang

yang telah mampu mencapai tingkatan Makrifat dinamakan wali. Seorang

yang telah mencapai tingkatan makrifat atau wali mempunyai kemampuan

luarbiasa yang disebut keramat, atau supranatural, sehingga dapat terjadi hal-

hal luar biasa yang tidak dapat dijangkau dengan akal, baik di masa hidup

maupun setelah meninggal. Para sufi berpendapat bahwa wali tertinggi

5 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm.6

6 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm.6

7 Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian tentang Mistik), (Jakarta: Fa H.M. Tawi & Son, 1996), h.s.

6

Page 7: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

disebut quthub al – auliya (Wali Quthub), dalam hal ini wali Quthub yakni

Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani.8

Kemunculan tarekat pada periode berikutnya yakni pada abad ke-5

Hijriyah atau 13 Masehi. Hal tersebut ditandai dengan setiap silsilah tarekat

yang kemudian dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang

lahir pada abad tersebut.

Tarekat yang pertama kali muncul yakni Tarekat Qadiriyah yang

dikembangkan oleh Syaikh Abdul Qadir Al Jailani di Asia Tengah, tepatnya

di daerah Tribistan sebagai tempat lahir dan berkembangnya tarekat Qadiriyah

tersebut. Perkembangan tarekat Qadiriyah kemudian berkembang hingga ke

Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi, hingga ke Indonesia, Malaysia, Singapura,

Thailand, India, dan China. Kemunculan tarekat Qadiriyah kemudian disusul

dengan kemunculan tarekat Suhrawardiyah di daerah Afrika Utara, Afrika

Tengah, Sudan, dan Nigeria. Tarekat-tarekat tersebut kelamaan berkembang

dengan cepat melalui murid-murid yang diangkat menjadi khalifah, yang

mengajarkan dan menyebarkan ke negeri-negeri Islam, kemudian menyebar

dan bercabang dalam skala yang lebih luas dan banyak.

2. Pengertian Tarekat

Tarekat merupakan pengaplikasian daripada tasawuf. Menurut

beberapa ulama’ sufi, mengartikan tasawuf berasal dari kata shuuf yang

berarti bulu.sehingga pada zaman itu banyak dari ulama’-sufi mengenakan

pakaian yang terbuat dari bulu domba sebagai lambing kesederhanaan. Ibn

Kholdun mengartikan tasawuf adalah ilmu syariah yang timbul dalam Islam,

yang mempunyai pokok untuk senantiasa tekun beribadah dan memutuskan

perhatian dengan segala sesuatu selain Allah SWT, menolak perhiasan dunia,

8 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm.6

7

Page 8: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

dan membenci segala perkara yang dapat membuat manusia menjadi

terpedaya oleh indahnya kenikmatan dunia yang fana’, serta menyendiri

menuju jalan Tuhan dalam khalwat dan ibadah.9

Kata “Tarekat” mempunyai makna “jalan”, dalam hal ini jalan yang

mengacu kepada sebuah latihan, meditasi, maupun amalan-amalan

(muraqabah, zikir, wirid, dan sebagainya) yang dihubungkan dengan sederet

guru sufi.10 Tarekat juga berarti sebuah organisasi yang tumbuh dengan

dibarengi oleh metode sufi yang khas. Pada zaman awal mula tasawuf, para

guru sufi dikelilingi oleh para murid yang membentuk barisan melingkar dan

kelak adari beberapa murid tersebut akan menjadi seorang guru pula. Dapat

dikatakan metode tarekat juga mengadopsi ajaran dan metode-metode

tasawuf. Guru tarekat yang sama akan mengajarkan metode yang sama, zikir

yang sama, dan muraqabah yang sama. Seorang pengikut tarekat tersebut akan

memperoleh kemajuan apabila mengikuti amalan-amalan berdasarkan

tingkatan yang dilalui oleh semua pengikut tarekat yang sama. Dari pengikut

biasa (mansub) menjadi murid selanjutnya yakni pembanti Syaih (khalifah-

nya) dan akhirnya menjadi guru yang mandiri (mursyid).11

Ketika melakukan amalan-amalan tarekat, seorang murid tarekat akan

berusaha mengangkat dirinya melampaui kemampuan batas dirinya sebagai

seorang manusia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.Dalam hal ini

pengertian antara tasawuf dan tarekat dianggap sama, yakni aspek yang

mendalam dari agama Islam. Sebagai istilah khusus, perkataan tarekat lebih

sering dikaitkan dengan suatu “organisasi tarekat”, yakni suatu kelompok

organisasi yang melakukan amalan-amalan zikir tertentu, dan menyampaikan

9 Ahmad asy-Syirbashi, Al-Ghazali wa Tasawuf Al-Islamy, (Beirut, Dar al-Hilal, t.t), hlm. 153.

10 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 8.

11 Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsabandiyah di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1996), hlm 15

8

Page 9: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

suatu sumpah dimana mencakup peraturan-peraturan yang telah ditentukan

oleh pimpinan organisasi tarekat tersebut. Sedangkan dalam tradisi pesantren

di Jaawa, istilah tasawuf dipakai hanya dalam kaitan aspek pengetahuan dari

“jalan=thariqat” tersebut, sedangkan aspeknya yang bersifat etis dan praktis

(yang di dalam pesantren lebih dianggap penting daripada aspek intelektual

sebuah tasawuf) diistilahkan dengan tarekat.12

Sebuah organisasi tarekat dalam ajaran di dalamnya biasanya terdiri

atas pensucian batin, upacara keagamaan, dan kesadaran sosial. Yang

dimaksudkan pensician batin adalah melatih rohani dengan menerapkan hidup

yang zuhud, menghilangkan sifat-sifat jelek yang menyebabkan dosa, dan

mengusi hati denga sifat-sifat terpuji, dengan menjalankan perintah agama,

menjauhi larangan, bertaubat atas segala dosa, berintrospeksi dan mawas diri

terhadap seluruh amal perbuatannya. Kekeluargaan dari sebuah tarekat

biasanya terdiri dari syaikh tarekat, syaikh mursyid (khalifahnya), mursyid

sebagai guru tarekat, murid dan pengikut tarekat, serta ribath (zawiyah)

tempat latihan, kitab-kitab, sistem dan metode dzikir. Upacara keagamaan

biasanya berupa baiat, ijazah atau kirqah, silsilah, latihan-latihan, amalan-

amalan tarekat, talqin, wasiat yang diberikan dan dialihkan seorang syaikh

tarekat kepada murid-muridnya.13

Dari unsur tarekat sebagaimana yang telah disebutkan diatas, salah

satu yang paling penting bagi sebuah tarekat adalah silsilah. Silsilah tersebut

bagaikan sebuah kartu nama untuk mengenali keabsahan sebuah tarekat. Yang

akan menjadi tolak ukur sebuah tarekat itu muktabarah (dianggap sah) atau

tidak. Silsilah dari adalah hubungan dari gutu terdahulu yang saling sambung-

menyambung antara satu dengan yang lain sampai kepada Rasulullah SAW. 12 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 9

13 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 9

9

Page 10: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

Hal tersebut mewajibkan harus adanya bimbingan kerohanian yang diambil

dari guru-guru yang harus benar-benar berasal dari Rasulullah SAW. Jikalau

tidak demikian halnya berarti tarekat tersebut terputus atau dapat dikatakan

sebagai tarekat yang palsu, bukan warisan dari Rasulullah SAW.

Silsilah tarekat terusun rangkaian nama-nama guru yang tersambung

satu dengan yang lain hingga panjang. Rangkaian nama-nama guru tarekat

biasanya tertulis rapi dalam bahasa Arab di atas sepotong kertas yang

diserahkan kepada murid tarekat sesudah ia melakukan amalan-amalan dan

sesudah menerima petunjuk (irsyad) dan peringatan (talqin) serta sesudah

membuat janji (bai’ah) untuk tidak melakukan kemaksiatan sekaligus

menerima izajah sebagai tanda bukti boleh meneruskan pelajaran tarekat

kepada orang lain. Oleh sebab itu anggota dari sebuah tarekat sangat

menganggap penting sebuah silsilah karena silsilah tarekat berperan sebagai

sarana untuk menerangkan bahwa tarekat itu sah (muktabarah) atau tidak,

karena ajaran-ajaran dasar dari sebuah tarekat dan pengalaman-pengalaman

tarekat yang diajarkan adalah berasal dari Rasulullah SAW. Setiap guru

(mursyid) akan sangat berhati-hati menjaga silsilah yang menunjukkan

siapakah gurunya dan siapa guru-guru sebelumnya, terus menerus sambung-

menyambung sampai kepada Rasulullah SAW.

3. Perkembangan Tarekat di Indonesia

Awal mula perkembangan tarekat di Indonesia tidak terlepas dari

sejarah masuknya Islam di Indonesia. Pada masa awal, pusat penting yang

memengaruhi perkembangan tarekat di Indonesia adalah India (Gujarat) yang

dari tempat tersebut diduga Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani dan

Nuruddin Al Raniri belajar kemudian mendapatkan ijazah serta menjadi

khalifah (mursyid tarekat). Pada abad-abad berikutnya berbagai cabang India

dari beberapa tarekat besar sampai di Indonesia melalui jalur Makkah dan

10

Page 11: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

Madinah.14 Melalui cara tersebut pula Tarekat Sattariyah yang berasal dari

India berkembang di Makkah dan Madinah dan kemudian berpengaruh besar

dan menyebar luas di Indonesia. Terdapat beberapa aliran tarekat yang

muktabarah berkembang di Indonesia diantaranya adalah: Tarekat Qadiriyah,

Tarekat Syadiliyah, Tarekat Naqsabandiyah, Tarekat Khalwatiyah, Tarekat

Syattariyyah, Tarekat Sammaniyah, Tarekat Tijaniyah, Tarekat Qadiriyah wa

Naqsabandiyah. Beberapa aliran tarekat di Indonesia akan diuraikan sebagai

berikut.

1. Tarekat Qadiriyah

Qadiriyah adalah nama sebuah aliran tarekat yang diambil dari nama

pendirinya yakni Abdul Qadir al-Jilani, yang terkenal dengan sebutan

Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani al-ghawsts atau quthb awliya’. Tarekat ini

memiliki peranan penting dalam spiritualitas Islam karena menjadi

pelopor lahirnya organisasi tarekat, juga sebagai cikal bakal munculnya

cabang-cabang tarekat yang lain. Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani lahir di kota

Gilan tahun 470 H / 1077 M, yaitu wilayah yang terletak 150 km dari

timur laut Baghdad. Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani meninggal di Baghdad

pada tahun 561 H / 1166. Di kalangan kaum sufi Syaikh ‘Abd Qadir al-

Jilani diakui sebagai sosok yang menempati hierarki mistik yang tertinggi,

yang menduduki tingkat kewalian tertinggi. Dalam kepercayaan rakyat,

Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani adalah wali terbesar, yang diberikan

wewenang untuk menolong manusia lain yang berada di dalam sebuah

bahaya.

Pada dasarnya ajaran Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani tidak ada perbedaan

mendasar dengan ajaran pokok Islam, terutama golongan Ahlussunnah

wal Jamaah. Sebab, Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani sangat menghargai para 4

14 Ibid, hlm 19

11

Page 12: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

pendiri mazhab fikih dan teologi Asy’ariyah. Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani

menekankan pada Tauhid dan akhlak terpuji. Menurut al-Sya’rani, bahwa

bentuk dan karakter tarekat Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani adalah tauhid,

sedangkan pelaksanaannya tetap menempuh jalur syariat lahir dan batin.15

Praktik spiritual yang diamalkan oleh aliran tarekat Qadiriyah

diantaranya adalah zikir (terutama melantunkan asma Allah secara

berulang-ulang). Dalam pelaksanaannya terdapat berbagai tingkatan

penekanan dan intensitas. Ada zikir yang terdiri atas satu, dua, tiga, dan

empat. Zikir dengan satu gerakan dilaksanakan dengan mengulang-ulang

asma Allah melalui tarikan napas yang panjang dan kuat, seakan dihela

dari tempat yang tinggi, diikuti penekanan dari jantung dan tenggorokan,

kemudian dihentikan sehingga napas kembali normal. Hal tersebut harus

diulang secara konsisten untuk waktu yang lama.16

Proses masuknya tarekat Qadiriyah di Indonesia dikisahkan melalui

penyair besar Hamzah Fansuri. Ia mendapatkan khilafat (ijazah untuk

mengajar) ilmu dari Syaikh ‘Abd Qadir al-Jilani ketika bermukim di

Ayuthia, ibu koa Muangthai. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya

bait

Hamzah nin asalnya Fansuri

Mendapat wujud di tanah Syahr Nawi

Beroleh Khilafat yang ‘ali

Daripada Abdul Qadir Jilani

Namun, adapula pendapat lain yang mengatakan bahwa Hamzah

Fansuri mendapatkan khilafat di Baghdad, tetapi yang pasti beliau adalah

15 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 36

16 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 44

12

Page 13: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

orang Indonesia pertama yang menganut tarekat Qadiriyah dan Qadiriyah

adalah tarekat pertama yang tersebut dalam sumber-sumber pribumi.17

2. Tarekat Syadziliyah

Tarekat Syadziliyah didirikan oleh Abu Hasan al-Syadzili yang

kemudian tarekat Syadiliyah dinisbahkan kepada namanya yang

mempunyai ciri khusus dan berbeda dari aliran tarekat yang lain. Nama

lengkap pendiri syadziliyah adalah Ali bin Abdullah bin ‘Abd. Al-Jabbar

Abu al-Hasan al-Syadzili. Silsilah keturunannya mempunyai hubungan

dengan orang-orang garis keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan

dengan demikian berarti juga keturunan Siti Fatimah, anak perempuan

dari Rasulullah SAW.

Tarekat Syadziliyah adalah salah satu aliran tarekat yang besar

disamping tarekat Qadariyah, Rifa’iyah, Naqsabandiyah, dan

Suhrawardiyah. Tarekat Syadziliyah adalah tarekat yang paling layak

disejajarkan dengan tarekat Qadariyah dalam penyebarannya18 Ibn

Athaillah mengemukakan bahwa al-Syadzili adalah orang yang ditetapkan

oleh Allah SWT sebagai pewaris Rasulullah Muhammad SAW. Allah

SWT telah menegaskan peranan syaikh al Syadzili melalui karamah-

karamahnya yang selanjutnya akan menunjukkan posisinya sebagai poros

spiritual (quthb) alam semesta. Adapun pemikiran-pemikiran tarekat al-

syadziliyah adalah sebagai berikut.

1. Tidak menganjurkan kepada murid-muridnya untuk meninggalkan

profesi dunia mereka. Dalam hal pandangannya mengenai pakaian,

makanan dan kendaraan yang layak dalam kehidupan yang

17 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tareakat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 51

18 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tareakat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 73

13

Page 14: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

sederhana akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT,

dan mengenal rahmat ilahi. Meninggalkan dunia yang berlebihan

akan menimbulkan hilangnya rasa syukur, dan berlebih-lebihan

dalam memanfaatkan dunia akan membawa ke kedzaliman.

Manusia sebaiknya menggunakan nikmat Allah SWT sebaik-

baiknya sesuai petunjuk Allah SWT.

2. Tidak mengabaikan dalam menjalankan syati’at Islam. Al-

Syadziliyah adalah salah satu tokoh sufi yang menempuh jalur

tasawuf hampir searah dengan al-Gazhali, yakni suatu tasawuf

yang berlandaskan kepada Al-Quran dan As-Sunnah, mengarah

kepada asketisme, pelurusan dan penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs),

dan pembinaan moral (akhlaq), suatu tasawuf yang dinilai cukup

moderat.

3. Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasrnya

zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan.19 Dunia yang

dibenci oleh para sufi adalah dunia yang melengahkan dan

memperbudak manusia. Kesenangan dunia adalah tingkah laku

syahwat, dan hawa nafsu tak kenal puas. Senua itu hanyalah

permainan (al-la’b) dan senda gurau (al-lahw) yang akan

melupakan Allah SWT. Dunia seperti inilah yang dibenci oleh para

kaum sufi.

Adapun tarekat Syadziliyah terkenal dengan ajaran hizb-nya (Doa

dan dzikir). Hizb yang diajarkann tarekat Syadziliyah di Tulungagung,

Jawa Timur, jumlahnya cukup banyak sdan setiap murid tidak

menerima hizb yang sama karena disesuaikan dengan situasi dan

kondisi ruhiyah murid sendiri dan kebijaksanaan mursyid. Adapun

19 ‘Abd Halim Mahmud, Abu hasan Al-Syadzili, hlm.72

14

Page 15: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

hizb-hizb tersebut antara lain yakni: hizb al-asyfa’, hizb al-kafi atau al-

autad, hizb al-bahr, hizb al-baladiyah atau hizb birhatiyah, hizb al-

nashr, hizb al-mubarak, hizb al-salamah, hizb al-nur dan hizb al-

hujb.20 Hizb-hizb terebut tidak boleh diamalkan oleh semua orang,

kecuali telah mendapatkan izin atau ijazah dari mursyid atau seorang

murid yang ditunjuk oleh mursyid untuk mengijazahkannya.

3. Tarekat Naqsyabandiyah

Pendiri tarekat Naqsyabandiyah adalah seorang pemuka tasawuf

terkenal yakni, Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-

Bukhari Naqsyabandi. (lahir tahun 717 H / 1318 M dan wafat pada tahun

791 H / 1389 M), dilahirkan di sebuah desa di Qashrul Arifah, kurang lebih

4 mil dari Bukhara.

Tarekat Naqsyabandiyah adalah sebuah tarekat yang mempunyai

dampak dan pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat muslim di

berbagai wilayah yang berbeda-beda. Tarekat ini pertama kali berdiri di

Asia Tengah kemudian meluas ke Turki, Suriah, Afghanistan, dan India. Di

Asia Tengah bukan hanya kota-kota penting melainkan juga di kampong-

kampung kecil pun tarekat ini mempunyai zawiyah (padepokaan sufi) dan

rumah peirstirahatan Naqsyabandi sebagai tempat berlangsungnya aktivitas

keagamaan yang ramai.21

Ciri utama dari tarekat Naqsyabandiyah adalah sebagai berikut.

20 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tareakat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 82

21 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tareakat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 91

15

Page 16: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

1. Diikutinya syariat secara ketat, keseriusan dalam beribadah yang

menyebabkan penolakan terhadap music dan tari, dan lebih menyukai

berzikir dalam hati.

2. Upaya yang serius dalam memengaruhi kehidupan dan pemikiran

golongan penguasa serta mendekatkan Negara pada agama. Berbeda

dengan tarekat yang lain, tarekat Naqsyabandiyah tidak menganut

kebijaksanaan isolasi diri dalam menghadapi pemerintahan yang sedang

berkuasa saat itu. Sebaliknya tarekat Naqsyabandiyah berusaha untuk

melancarkan konfrontasi dengan berbagai kekuatan politik agar dapat

mengubah pandangan mereka.

Tarekat Naqsyabandiyah, seperti juga tarekat yang lainnya mempunyai

beberapa tata cara peribadatan, teknik spiritual, dan ritual tersendiri. Sebagai

tarekat yang terorganisasi, Naqsyabandiyah mempunyai sejarah dalam

rentangan masa hampir enam abad, yang secara geografis penyebarannya

meliputi 3 benua. Hal tersebut berimplikasi terhadap warna dan tata cara

tarekat Naqsyabandiyah yang sangat bervariasi, menyesuaikan masa, kondisi,

dan tempat tumbuhnya. Adaptasi terebut terjadi karena beberapa hal,

diantaranya adalah karena keadaan yang telah berubah, guru-guru yang

berbeda yang memberi penekanan yang berbeda dari asas yang sama, sebagai

acuan dan pegangan bagi para pengikutnya. Ajaran dasar tarekat

Naqsyabandiyah menurut Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitabnya ‘Tanwir

al-Qulub’ seperti dikutib oleh Fuad, terdiri atas 11 asas, 8 asas dirumuskan

oleh ‘Abd al-Khaliq Ghujdwani, sedangkan 3 asas yang lain adalah

penambahhan oleh Muhammad Baha’ al Din Naqsyabandi.22

3. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

22 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tareakat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 103

16

Page 17: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah sebuah tarekat

gabungan dari tarekat Qadiriyah dan tarekat Naqsyabandiyah (TQN).

Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Ahmad Khatib Sambas (1802-1872)

yang dikenal sebagai penulis Kitab Fath al-‘Arifin. Sambas adalah sebuah

nama kota di sebelah utara kota Pontianak, Kalimantan Barat. Syaikh

Naquib al-‘Attas mengatakan bahwa TQN tampil sebagai sebuah tarekat

gabungan karena Syaikh Sambas adalah syaikh dari kedua tarekat dan

mengajarkannya dalam satu versi yaitu mengajarkan dua jenis zikir

sekaligus. Yaitu zikir yang dibaca dengan keras (jahar) dalam tarekat

Qadiriyah dan juga zikir yang dibaca dengan pelan (khafi) dalam Tarekat

Naqsyabandiyah.23

Kitab Fath al-‘Arifin karangan Syaikh Ahmad Khatib Sambas

dianggap sebagai sumber ajaran Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah.

Secara garis besar kitab tersebut berisi ajaran-ajaran tarekat TQN yang

merupakan gabungan dari unsur-unsur Qadiriyah-Naqsyabandiyah, yaitu

cara membai’at, sepuluh macam latha’if, bentuk banyak dari lathifah

berarti (titik) halus (di dalam tubuh manusia). Kemudian beliau

menjelaskan tentang zikir dalam tarekat Qadiriyah, dan diteruskan tentang

penjelasan tentang zikir dalam Naqsyabandiyah. Syaikh Sambas

menerangkan tentang tiga syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang

sedang berjalan menuju Allah SWT. Yaitu zikir diam dalam mengingat,

merasa selalu diawasi oleh Allah SWT di dalam hatinya dan pengabdian

kepada syaikh, kemudian diakhiri dengan penjelasan rinci tentang dua

puluh macam meditasi (muraqabah). Sebelum ditutu, kitab tersebut

memuat silsilah Syaikh Sambas mulai dari beliau hingga Rasulullah

SAW. Dan yang paling akhir dari bagian tulisan tersebut adalah tentang

khatam dari tarekat Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jilani.23 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tareakat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 253

17

Page 18: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

Zamkhsyari Dhofier menyebutkan bahwa di tahun tujuh puluhan.

Empat pusat utama TQN di Jawa, yaitu: Rejoso, Jombang di bawah

pimpinan Kiai Tamim, Mranggen dipimpin oleh Kiai Muslih, Suryalaya,

Tasikmalaya dipimpin oleh K.H. Shohibulwafa Tajul ‘Arifin (Abah

Anom); dari Pagentongan, Bogor dipimpin oleh Kiai Tohir Falak. Silsilah

Rejoso didapat dari jalur Ahmad Hasbullah, Suryalaya dari jalut Kiai

Tolhah, Cirebon dan yang lainnya dari Syaikh ‘Abd al-Karim Banten dan

khalifah-khalifah.24

4. Pengaruh Perkembangan Tarekat di Indonesia

Perkembangan aliran tarekat di Indonesia memiliki pengaruh yang

begitu penting di masyarakat. Metode tarekat sangat efektif bagi seseorang

yang hendak mencari jalan kepada Allah SWT. Hal tersebut dikarenakan

adanya seorang guru atau mursyid tarekat yang senantiasa membimbing

muridnya menuju jalan yang dituju. Selain itu perkembangan tarekat di

Indonesia juga membantu jalan penyebaran Islam, karena kultur dari

masyarakat Indonesia masih cenderung mempercayai akan adanya hal-hal

yang mistis sehingga aliran tarekat tersebut mudah diterima di kalangann

masyarakat.

III. PENUTUP

1. Simpulan

Tarekat merupakan sebuah metode atau jalan yang ditempuh oleh

seseorang dalam rangka menuju Allah SWT. Dalam pelaksanaannya,

tarekat tidak dapat dilakukan oleh seorang sendiri tanpa adanya guru atau

mursyid tarekat karena sebuah amalan tarekat yang absah atau

24 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tareakat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004), hlm 259

18

Page 19: Tarekat Tarekat Muktabarah di Indonesia

muktabarah haruslah memiliki sanad yang bersambung sampai kepada

Rasulullah SAW.

2. SaranDi Negara Indonesia terdapat banyak sekali aliran tarekat, metode

tarekat terbukti efektif dalam rangka memandu seseorang untuk lebih

mengenal dan dekat kepada Allah SWT dengan segala macam zikir,

amalan, maupun ajaran yang terdapat di dalamnya. Ketika hendak ingin

mengikuti sebuah aliran tarekat, seseorang hendaknya meluruskan niat

semata-mata karena hanya untuk ibadah kepada Allah SWT dan

mengetahui aliran tarekat yang muktabarah, sehingga tidak timbul

kesesatan.

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Abu Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Solo: Romdhoni, 1996.

2. Ahmad asy-Syirbashi, Al-Ghazali wa Tasawuf al-Islamy, Beirut: Dar al-Hilal, t.t.

3. Husein, Sayyid Nasr, Tasawuf Dulu dan Sekarang, Terj. oleh Abd Hai W.M,

Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.

4. Madjid, Nurcholis, Warisan Intelektual Islam, Khazanah Intelektual Islam.

Jakarta: Bulan Bintang, 1984.

5. Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Bandung: Mizan,

1996.

6. Mulyati, Sri, Mengenal & Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,

Jakarta: KENCANA, 2004.

19