tantangan perilaku organisasi rumah sakit dalam penerapan

50
0 Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS): Studi Kasus di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang, Jawa Tengah TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Farmasi (M.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Fabianus Herman Kurnia Agung W NIM: 188122203 PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

0

Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS):

Studi Kasus di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang, Jawa Tengah

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Farmasi (M.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Fabianus Herman Kurnia Agung W

NIM: 188122203

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

1

LEMBAR PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

2

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas limpahan berkat dan

kasihNya, sehingga Tesis dengan judul “Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit

Dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS): Studi Kasus di

Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang, Jawa Tengah” dapat penulis selesaikan

dengan baik.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister

Farmasi (M.Farm) pada Program Studi Magister Farmasi, Fakultas Farmasi Univesitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam menyelesaikan Tesis ini penulis memperoleh

dukungan dan bimbingan yang luar biasa terutama dari ibu apt. Aris Widayati, M.Si.,

Ph.D. yang di tengah-tengah kesibukannya masih tetap meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberi petunjuk, dan mendorong semangat penulis dalam penyelesaian

Tesis ini. Oleh karena itu perkenankan penulis memberikan penghargaan setinggi-

tingginya dan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada beliau.

Perkenankanlah juga, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak atas terselesaikannya studi ini, antara lain kepada :

1. Dekan dan segenap dosen Fakultas Farmasi USD Yogyakarta

2. Kepala Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono Magelang

3. Kepala Intalasi Pendidikan Rumkit Tk. II dr. Soedjono Magelang

4. Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan, Kasi

Yanmed, Koordinator CSSD Rumkit Tk. II dr. Soedjono Magelang

5. Dr. Apt. Yosef Wijoyo dan Dra.apt. Titien Siwi Hartayu M.Kes., PhD. Selaku

tim penguji Tesis

6. Eulalia Puji Febri Kurniawati selaku anggota tim penelitian Tesis

Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu, maupun pustaka, penulis menyadari

bahwa Tesis ini masih banyak kekurangan dan masih diperlukan pengembangan lebih

lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

3

Akhir kata, penulis berharap Tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama RS

Tk.II dr. Soedjono Magelang untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan

kepada pasien.

Yogyakarta, 2020

Fabianus Herman Kurnia Agung Widianto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

4

PERNYATAAN TIDAK ADA PLAGIASI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain atau karya diri saya sendiri yang sudah

dipublikasikan, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan

mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam karya ilmiah. Apabila di kemudian hari

ditemukan indikasi plagiasi dalam naskah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 10 Desember 2020

Penulis,

(Fabianus Herman Kurnia Agung Widianto)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

5

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Fabianus Herman Kurnia Agung Widianto

Nomor Mahasiswa : 188122203

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS): Studi Kasus di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota

Magelang, Jawa Tengah

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan,

gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari

(search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 11 Februari 2021

Yang menyatakan

(Fabianus Herman Kurnia Agung W)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

6

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 1

KATA PENGANTAR 2

PERNYATAAN TIDAK ADA PLAGIASI 4

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS 5

INTISARI 8

ABSTRAK 9

BAB I. LATAR BELAKANG 10

Rumusan Masalah 11

Tujuan Penelitian 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 12

1. Elektronik Kesehatan (e-health) 12

2. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 13

3. Perilaku Organisasi Rumah Sakit 16

4. Kerangka teori penelitian: Precede (Predisposing, Reinforcing, Enabling) 17

5. State of The Art dan Keterangan Empiris Penelitian 19

BAB III. METODE PENELITIAN 21

1. Jenis dan Variabel Penelitian 21

2. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen Penelitian 21

3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 21

4. Pengolahan dan Analisis Data 21

5. Validitas Data Terpercaya (Trusthyworthyness) 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

7

6. Ethical Clearence 22

7. Langkah-langkah penelitian 23

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24

1. Karakteristik responden dan gambaran implementasi SIMRS di RS dr. Soedjono

Magelang 24

2. Tantangan dan hambatan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS 27

DAFTAR PUSTAKA 36

Lampiran 1. Responden Wawancara 41

Lampiran 2. Panduan Wawancara Responden 42

Lampiran 3. Inform Consent 46

Lampiran 4. Ethical Clearance 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

8

INTISARI

Elektronik kesehatan (e-health) adalah metode penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) untuk pelayanan kesehatan. Tuntutan rumah sakit adalah

mengurangi kesalahan pelayanan, akses informasi tepat waktu, memonitor aktivitas

pelayanan, dan mengendalikan biaya operasional. Rumah sakit dapat memanfaatkan

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) terintegrasi yang bisa sharing

informasi real-time, tepat, dan akurat. Penerapan SIMRS, antara lain e-prescribing dan e-

Medical Record, menuntut pengetahuan tenaga kesehatan dalam hal teknologi informasi

dan komunikasi. Tenaga kesehatan harus memiliki komitmen dan kepatuhan serta

kedisiplinan untuk kesuksesan penerapan SIMRS. Perilaku tenaga kesehatan dalam

menyikapi penerapan SIMRS merupakan bagian dari dinamika interaksi organisasi rumah

sakit yang melibatkan komponen sruktur organisasi, sumber daya manusia, dan faktor

internal serta eksternal. Beberapa penelitian terdahulu telah mengungkap dampak

penerapan SIMRS terhadap dinamika perilaku organisasi rumah sakit. Namun demikian,

sebagai sebuah organisasi maka setiap rumah sakit mempunyai tantangannya tersendiri

terkait dampak implementasi SIMRS. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan

pendekatan studi kasus di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang, dengan tujuan

mengeksplorasi tantangan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS.

Penelitian ini berjenis observasional dengan pendekatan kualitatif. Metode

pengambilan data dengan observasi dan wawancara. Tujuan observasi atau pengamatan

langsung adalah memahami proses implementasi SIMRS. Tujuan wawancara adalah

untuk menggali permasalahan terkait dengan pelaksanaan SIMRS di tingkat

operator/pengguna program (needs assessment). Panduan wawancara disusun berdasarkan

kerangka teori Precede-Barier (Predisposing, Reinforcing, Enabling) yang berfokus pada

implementasi program SIMRS. Responden untuk metode wawancara adalah pengguna

langsung program SIMRS yang dipilih secara non-random purposive sampling. Data

kualitatif diolah dengan bantuan microsoft excell. Data dianalisis secara analisis tematik.

Hasil analisa data dari 21 responden diperoleh 9 tema yaitu, Familiarity,

Discipline, Flexibility, Facility, Data Sharing, Empowerment, Pragmatism, Capacity

Building dan Quality Assurance. Tema-tema tersebut menunjukkan bahwa perilaku

tenaga kesehatan yang paham dan mengenal dengan baik sistem penunjang, disiplin dan

teliti, didukung sarana prasarana memadai, sistem yang berkualitas, serta peran pimpinan

dalam peningkatan kapasitas serta menjamin kualitas merupakan faktor utama

keberhasilan penerapan SIMRS untuk menghasilkan pelayanan yang lebih baik. Sikap

pragmatisme dapat menjadi faktor penghambat; namun dengan dukungan dari pimpinan

maka dapat diminimalkan atau bahkan diubah menjadi faktor pendorong keberhasilan.

Intervensi hendaknya berfokus untuk meningkatkan faktor keberhasilan dan

meminimalkan faktor penghambat.

Kata Kunci: Sistem Informasi Manajemen, Rumah Sakit, Perilaku Organisasi

Rumah Sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

9

ABSTRAK

Electronic health (e-health) is a method of using information and

communication technology (ICT) for health services. The hospital's demands are to

reduce service errors, access to information on time, monitor service activities, and

control operational costs. Hospitals can take advantage of an integrated Hospital

Management Information System, which can share real-time, precise, and accurate

information. The application of Hospital Management Information System, including e-

prescribing and e-Medical Record, requires knowledge of health workers in information

and communication technology. Health workers must have commitment and compliance

as well as discipline for the successful implementation of Hospital Management

Information System. The behavior of health workers in responding to the implementation

of Hospital Management Information System is part of the dynamics of the hospital

organization interaction that involves components of the organizational structure, human

resources, and internal and external factors. Several previous studies have revealed the

impact of implementing on the dynamics of hospital organizational behavior. However,

as an organization, each hospital has its own challenges related to the impact of System

implementation. Therefore, this study uses a case study approach at dr. Soedjono hospital

in Magelang city, with the aim of exploring the challenges of organizational behavior in

implementing Hospital Management Information System.

This research is observational with a qualitative approach. Methods of data

collection by observation and interviews. The purpose of direct observation or

observation is to understand the Hospital Management Information System

implementation process. The purpose of the interview was to explore problems related to

the implementation at the operator / program user level (needs assessment). The interview

guide was prepared based on the Precede-Barrier (Predisposing, Reinforcing, Enabling)

theoretical framework which focuses on the implementation of the program. Respondents

for the interview method were direct users of the program who were selected by non-

random purposive sampling. Qualitative data were processed with the help of Microsoft

Excel. Data were analyzed using thematic analysis

The results of data analysis from 21 respondents obtained 9 themes, namely,

Familiarity, Discipline, Flexibility, Facility, Data Sharing, Empowerment, Pragmatism,

Capacity Building and Quality Assurance. These themes show that the behavior of health

workers who understand and know the support system well, are disciplined and thorough,

supported by adequate infrastructure, quality systems, and the role of leaders in capacity

building and quality assurance are the main factors for the successful implementation to

produce good services better. Pragmatism can be an inhibiting factor; however, with the

support of the leadership it can be minimized or even transformed into a driving factor for

success. Interventions should focus on increasing success factors and minimizing

inhibiting factors.

Keywords : Management Information Systems, Hospital, Hospital Organizational

Behavior

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

10

BAB I. LATAR BELAKANG

Elektronik kesehatan (e-health) adalah penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) untuk pelayanan kesehatan. Rumah sakit dapat memanfaatkan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) terintegrasi yang bisa sharing informasi

real-time, tepat, dan akurat. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah

program aplikasi komputer yang dibuat untuk membantu manajemen rumah sakit dalam

melakukan penyimpanan, mengolah, dan membuat laporan data pasien1.

Sesuai Permenkes RI No.82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit disebutkan dalam pasal 2 bahwa “pengaturan SIMRS bertujuan

meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja serta akses dan pelayanan

rumah sakit”. Pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit wajib

menyelenggarakan SIMRS”. Pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit

harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS”2. Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) mampu mengolah data berkualitas tinggi dari semua

unit kerja di rumah sakit, sehingga informasi lebih komprehensif dan efisien dalam

pelayanan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang diterapkan dengan

baik dapat mendukung proses pengelolaan manajemen dan pelayanan klinis menjadi lebih

efektif dan efisien, serta dapat mengurangi terjadi kesalahan pelayanan terhadap pasien.

Penerapan SIMRS dalam pelayanan kepada pasien, antara lain e-prescribing dan e-

Medical Record, yang digunakan secara digital menuntut pengetahuan tenaga kesehatan

dalam hal teknologi informasi dan komunikasi2.

Perilaku tenaga kesehatan yang berupa komitmen dan kepatuhan serta

kedisiplinan, menjadi kunci kesuksesan penerapan SIMRS. Perilaku yang positif dapat

mendukung penerapan SIMRS menjadi efektif dan efisien, sehingga kualitas pelayanan

dapat meningkat dengan baik. Perilaku yang tidak mendukung kemajuan penerapan

SIMRS dapat menjadi kendala yang signifikan dalam penerapan, bahkan berpotensi pada

terjadinya kegagalan pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

11

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai SIMRS menunjukkan bahwa penerapan

SIMRS dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, baik melalui pencapaian

manfaat sistem tersebut maupun peningkatan kapasitas organisasi4,5,6

. Namun demikian

permasalahan perilaku organisasi yang timbul pada penerapan SIMRS belum banyak

diungkap. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi permasalahan perilaku

organisasi pada penerapan SIMRS, dengan pendekatan studi kasus di Rumah Sakit dr.

Soedjono Magelang. Pendekatan studi kasus dipilih karena setiap rumah sakit memiliki

kultur kerja dan kebijakan yang berbeda . Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang telah

menerapkan SIMRS sejak beberapa tahun lalu, sehingga sangat relevan untuk dievaluasi

pada saat ini.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perumusan masalah

penelitian adalah sebagai berikut ini.

i. Bagaimana implementasi sistem informasi manajemen di Rumah Sakit dr.

Soedjono Kota Magelang ?

ii. Seperti apa tantangan perilaku organisasi terkait penerapan SIMRS di Rumah

Sakit dr. Soedjono Kota Magelang ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

i. Menggambarkan implementasi sistem informasi manajemen di Rumah Sakit dr.

Soedjono Kota Magelang melalui metode observasi proses SIMRS

ii. Mengidentifikasi tantangan perilaku organisasi terhadap penerapan SIMRS di

Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Elektronik Kesehatan (e-health)

Elektronik kesehatan (e-health) adalah penggunaan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) untuk pelayanan kesehatan. Teknologi Informasi dan Komunikasi

memiliki potensi untuk mengubah industri kesehatan dalam hal infrastruktur, biaya

pelayanan, dan kualitas layanan1. Badan kesehatan dunia atau WHO (World Health

Organitation) (2008), mendefinisikan e-health sebagai “the use of information and

communication technologies (ICT) for health”, yang mendorong setiap negara untuk

menyusun rencana strategis layanan e-health di bidang kesehatan baik untuk

administrasi kesehatan, kerangka legal dan regulasi, infrastruktur serta mekanisme

kemitraan publik dan swasta1.

Mayoritas rumah sakit di Indonesia masih menggunakan sistem manual.

Pencatatan identitas pasien sampai pembuatan laporan dibuat dan diarsipkan dalam

bentuk paper-based dengan ruang penyimpanan yang luas sehingga menyebabkan

kesulitan dalam pencarian data dan informasi. Sistem manual dianggap sudah tidak

optimal dalam pelayanan kesehatan yang semakin kompleks, sehingga beberapa rumah

sakit saat ini mulai mengadopsi TIK untuk mengatasi berbagai kendala serta untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan. Tuntutan rumah sakit adalah

mengurangi kesalahan medis, akses informasi tepat waktu, monitor aktivitas pelayanan,

dan mengendalikan biaya operasional. Rumah sakit mampu memanfaatkan Sistem

Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi yang bisa sharing informasi real-time, tepat,

dan akurat5. Pemanfaatan aplikasi e-health di rumah sakit yang disebut dengan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) antara lain terdiri dari pendaftaran online

bagi pasien, peresepan elektronik (e-prescribing), elektronik rekam medik (e-MR),

pencatatan dan pelaporan pelayanan serta memberikan dukungan dalam pengambilan

keputusan manajemen obat dan pengobatan7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

13

2. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat2. Kualitas pelayanan kesehatan sangat rentan dengan potensi

terjadinya error yang berhubungan dengan keselamatan pasien (patient safety) yang dapat

merugikan rumah sakit baik dalam finansial maupun kredibilitas8.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS

adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan

mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan

koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat

dan akurat, dan merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan2. Sistem informasi

rumah sakit mampu mengolah data berkualitas tinggi dari semua unit kerja di rumah

sakit, sehingga informasi lebih komprehensif dan efisien dalam pelayanan. Pengunaan

teknologi informasi dan komunikasi rumah sakit harus memudahkan operasional serta

mampu mengatasi kendala pelayanan pasien. Informasi yang disediakan harus benar,

relevan dan terbarukan, serta mudah diakses untuk perawatan pasien dan

administrasinya6. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dapat menyederhanakan

rangkaian aktivitas sehingga tersusun rapi dan sistematis secara komputerisasi yang cepat,

efektif, efisien dan transparan4.

Suatu proses implementasi baru dapat dimulai apabila tujuan dan sasaran telah

ditetapkan9. Implementasi SIMRS dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan

mengakomodasi kekurangan atau masalah dalam penerapannya, dengan sumber masalah

antara lain: komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana, dan struktur

organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi9. Sistem informasi manajemen rumah sakit

yang digunakan harus memberikan kemudahan operasional serta mengatasi kendala.

Sistem informasi rumah sakit memiliki peranan penting dalam pelayanan klinis dan

administratif. Pengelolaan informasi dapat mendukung proses pengambilan keputusan6.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang diterapkan dengan baik dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

14

mendukung proses pengelolaan manajemen dan pelayanan klinis menjadi lebih efektif

dan efisien, serta dapat mengurangi terjadi kesalahan pelayanan terhadap pasien.

Menurut Permenkes RI Nomor 82 tahun 2013 setiap rumah sakit wajib

menyelenggarakan SIMRS serta melakukan pengelolaan dan pengembangan. Pelaksanaan

pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung

proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, yang meliputi: kecepatan, akurasi, integrasi,

peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan, kecepatan

mengambil keputusan dan penyusunan strategi dalam manajerial dan budaya kerja,

transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem, dan pengurangan biaya

administrasi2. Akurasi data adalah menampilkan data yang dijamin ketepatannya dan

tidak terjadi duplikasi. Integrasi data adalah terhubungnya input data pelayanan dari

semua unit dalam satu sistem. Efisiensi dapat diperoleh ketika kecepatan dan akurasi data

terpenuhi. Kemudahan yang lain adalah sistem pelaporan pelayanan lebih cepat dan tepat

waktu10

.

Penerapan SIMRS pada pelayanan kesehatan mencakup antara lain: pelayanan

pendaftaran pasien, elektronik peresepan, elektronik rekam medis, Billing System dan

website rumah sakit.

1. Pendaftaran online pasien dan Website Rumah Sakit.

Pengguna perlu memahami prosedur pendaftaran online ,supaya kemudahan akses

dapat diperoleh dengan cepat dan tepat1. Pasien dapat mengakses pendaftaran online

melalui web (website RS) atau e-kios yang disediakan rumah sakit untuk memperoleh

nomor antrian periksa dokter maupun informasi pelayanan lainnya1.

2. Peresepan elektronik

Sistem peresepan elektronik (e-prescribing) merupakan perangkat lunak yang

didesain mempermudah peresepan obat mulai tahap prescribing (penulisan resep),

transcribing (pembacaan resep), dispensing (penyiapan obat), dan proses penyerahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

15

obat kepada pasien. Keseluruhan tahapan tersebut bekerja secara sistematis

menghubungkan berbagai informasi antara dokter (prescriber), farmasi (dispenser),

bagian keuangan, dan rekam medis pasien. Peresepan elektronik diterapkan untuk

mengurangi kesalahan pelayanan farmasi yaitu resiko salah baca, salah dosis, salah

pengambilan obat, dan mencegah terjadinya interaksi obat11

.

3. Rekam medis elektronik

Rekam medis elektronik adalah kompilasi catatan, pernyataan, interpretasi tenaga

kesehatan dalam pelayanan pasien di rumah sakit dalam sistem digital (elektronik)

komputerisasi (e-MR atau Electronic Medical Record) menggantikan berkas atau

kertas catatan medis. Manfaat penggunaan elektronik rekam medis antara lain

memudahkan penelusuran dan pengiriman informasi pasien, penyimpanan data lebih

ringkas dan dapat ditampilkan tepat sesuai kebutuhan informasi, memudahkan

pelaporan, kualitas data dapat dikendalikan dan ditingkatkan sesuai kemajuan

teknologi kesehatan, dapat diintegrasi dengan perangkat lunak pendukung serta

informasi eksternal rumah sakit. Penerapan rekam medik elektronik perlu mewaspadai

kemungkinan kebocoran data dan informasi pasien, sehingga keamanan perlindungan

data menjadi prioritas utama saat diterapkan elektronik rekam medis di rumah sakit12

.

4. Billing System

Billing system adalah bagian dari aplikasi sistem informasi manajemen yang melayani

pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Informasi tagihan rawat inap untuk

satu orang pasien membutuhkan informasi tagihan dari berbagai unit pelayanan yang

terkait, diantaranya tagihan sewa kamar, tagihan obat, visite dokter, perawatan,

pelayanan instalasi gizi, dan tagihan obat yang diterima pasien13

. Billing System

memegang peranan penting dalam manajemen rumah sakit karena menentukan

ketahanan anggaran keuangan14

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

16

3. Perilaku Organisasi Rumah Sakit

Perilaku organisasi didefinisikan sebagai berikut: “the study of how people join

together to accomplish tasks toward a common goal” yang memiliki 3 komponen

pendekatan, yaitu 1) orang atau individu – individu; 2) struktur organisasi; 3) lingkungan,

baik internal (di dalam organisasi) maupun eksternal (di luar organisasi)15

. Perilaku

organisasi memiliki makna sederhana sebagai suatu wadah bagi individu–individu untuk

berkumpul dengan tujuan tertentu, aturan tertentu, dan ciri tertentu15

. Istilah perilaku

organisasi merupakan terjemahan dari organizational behavior16

. Bagi organisasi,

manusia dianggap memiliki peran sentral17

. Perilaku organisasi meliputi aspek yang

ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia, serta aspek yang ditimbulkan

dari pengaruh manusia terhadap aspek organisasi18

. Perilaku organisasi rumah sakit

seperti tenaga kesehatan yang profesional merupakan sikap utama tenaga kesehatan

dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Keberhasilan upaya pelayanan kesehatan

dipengaruhi oleh perilaku profesional tenaga kesehatan baik dokter, perawat, farmasi,

bidan, dan tenaga kesehatan lainnya19

. Peningkatan ilmu pengetahuan (tingkat

pendidikan) sesuai profesinya mempengaruhi perilaku tenaga kesehatan20

. Fasilitas

teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan potensi kinerja tenaga kesehatan

menjadi lebih berkualitas, efektif, dan efisien. Fasilitas SIMRS menjadi kunci penting

dalam mempengaruhi perilaku kerja tenaga kesehatan dalam pelayanan kepada pasien di

rumah sakit3.

Penerapan SIMRS akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kinerja

tenaga medis dan staf admininstrasi, serta mempermudah pelayanan kepada pasien di

rumah sakit. Kemudahan pelayanan non medis di rumah sakit dalam penerapan SIMRS

yang paling sederhana adalah Billing system Computerized, yang secara akurat

membantu sistem menajemen keuangan yang transparan dan bertanggungjawab.

Penerapan SIMRS dalam pelayanan medis antara lain e-prescribing dan e-MR yang

digunakan secara digital, sehingga menuntut pengetahuan tenaga kesehatan dalam hal

teknologi informasi dan komunikasi10

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

17

Perilaku atau budaya kerja tenaga kesehatan yang tidak mau berkembang dapat

menjadikan hambatan dalam penerapan SIMRS. Secara positif tenaga medis mudah

termotivasi dan mampu mengikuti perkembangan teknologi kesehatan sehingga

penerapan SIMRS dapat tepat, efisien, dan komprehensif. Tenaga kesehatan yang tidak

mampu mengikuti perkembangan teknologi dapat menjadi hambatan penerapan SIMRS.

Ketidakmampuan tenaga kesehatan dalam mengikuti perkembangan teknologi ini dapat

disebabkan oleh faktor usia, budaya tradisional yang nyaman dan menolak berubah,

fasilitas dan akses yang terbatas, dan pengetahuan teknologi yang tidak tersampaikan.

Sosialisasi dan pelatihan penggunan SIMRS menjadi solusi dalam mencegah atau

menghindari faktor penghambat dari tenaga kesehatan, sampai dicapai kemampuan

penerapan masing-masing individu dalam menggunakan SIMRS10

.

Tingkat pendidikan, lama bekerja, dan jabatan menjadi kunci utama dalam

penerapan SIMRS. Komunikasi dan sosialiasi dapat menjadi jembatan penghubung

antara pengetahuan dan implementasi. Masalah terkait perubahan paradigma kerja atau

revolusi teknologi dapat dikurangi dengan komunikasi yang baik pada setiap individu

tenaga kesehatan di setiap lini jabatan rumah sakit. Penerapan SIMRS membutuhkan

respon positif dari masing-masing profesi dalam menyikapi dan menerapkan sehingga

dapat menghasilkan kualitas pelayanan yang terjamin21

.

Kualitas budaya kerja yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang

produktif, berkualitas, berkomitmen, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan. Fungsi

manajemen informasi pada rumah sakit terdiri dari perencanaan (planning),

pengorganisasian organizing), pengimplementasian (actuating), pengendalian

(controlling), evaluasi (evaluation) dan inovasi (innovation)22

.

4. Kerangka teori penelitian: Precede (Predisposing, Reinforcing, Enabling)

Perilaku profesional tenaga kesehatan merupakan sikap utama tenaga kesehatan

dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Keberhasilan upaya pelayanan kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

18

dipengaruhi oleh perilaku profesional tenaga kesehatan baik dokter, perawat, farmasi,

bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.

Predisposing

Faktor predisposing merupakan faktor yang dipengaruhi langsung oleh kekuatan

internal sebagai organisasi maupun individu, seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-

nilai, sosio-ekonomi, umur, jenis kelamin, dan presepsi yang berhubungan dengan

motivasi individu23

. Tingkat pendidikan, lama bekerja, dan jabatan menjadi salah satu

faktor penting dalam penerapan SIMRS. Kemampuan mengadaptasi teknologi atau

pengetahuan teknologi modern juga sebagai faktor penentu keberhasilan penerapan

SIMRS. Faktor predisposing merupakan poin-poin pertimbangan yang mempengaruhi

secara positif atau bahkan dapat menjadi kendala penerapan SIMRS23

.

Enabling

Faktor pemungkin (Enabling) adalah kemampuan dan sumber daya yang

dibutuhkan untuk melakukan sesuatu, misanya: biaya, jarak tempuh, sarana dan

prasarana, ketersediaan transportasi, waktu pelayanan dan keterampilan petugas

kesehatan23

. Komunikasi dan sosialiasi dapat menjadi jembatan penghubung antara

pengetahuan dan implementasi penerapan kerja. Pemenuhan fasilitas sarana prasarana

menjadi salah satu faktor kemungkinan keberhasilan penerapan SIMRS, karena kemajuan

teknologi membutuhkan fasilitas penunjang yang memadai. Sarana prasarana teknologi

SIMRS juga harus didukung keterampilan tenaga kesehatan dalam menggunakannya23

.

Reinforcing

Faktor penguat (Reinforcing) yaitu faktor yang memperkuat terjadinya tindakan,

misalnya: tokoh masyarakat, manajemen atau pimpinan, tenaga profesional, dan

keluarga24

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

19

Fungsi manajemen organisasi atau pimpinan harus mampu melakukan pertimbangan dan

pengambilan keputusan yang penting, sehingga dukungan pimpinan menciptakan

perilaku positif tenaga kesehatan dalam penerapan SIMRS23

.

Gambar.1 The Precede-Proceed model for health promotion planning and

evaluation25

.

Gambar di atas menunjukkan satu siklus perencanaan perilaku dengan

menggunakan konstruk Precede (Predisposing, Reinforcing, Enabling). Faktor enabling

(pemungkin) merupakan faktor lingkungan yang mempermudah terjadinya tindakan

tertentu berdasarkan predisposisi yang melekat sebagai karakteristik pada diri individu.

Faktor reinforcing (penguat) dapat bersifat reward atau punishment terhadap

dilakukannya suatu tindakan tertentu. Faktor predisposing merupakan motivasi atau

alasan individu melakukan suatu tindakan tertentu 25

.

5. State of The Art dan Keterangan Empiris Penelitian

Penelitian mengenai SIMRS pernah dilakukan oleh Odelia (2018) dengan hasil

penelitian yang menunjukkan peningkatan mutu pelayanan di RSUD dr. Moh.

Soewandhie Surabaya melalui penerapan SIMRS dengan mengembangkan kapasitas

organisasi di rumah sakit4. Sanjaya, dkk (2012) menjelaskan arah penggunaan dan

pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit5, sedangkan Setyawan (2016) melakukan

Predisposing

Enabling

Reinforcing Behavior

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

20

analisa implementasi pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

di RSUD Kardinah Tegal6. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan dapat tercapai melalui penerapan SIMRS dengan pengembangan

organisasi rumah sakit. Namun demikian, perilaku organisasi di masing-masing instansi

kesehatan atau rumah sakit memiliki ciri dan potensi yang berbeda-beda dalam menyikapi

penerapan SIMRS. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran dinamika dan tantangan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS di Rumah

Sakit dr. Soedjono di Kota Magelang, yang memiliki budaya kerja dan kebijakan yang

berbeda dengan rumah sakit yang telah diteliti sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

21

BAB III. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Variabel Penelitian

Penelitian ini berjenis observasional dengan pendekatan kualitatif. Variabel pada

penelitian ini adalah implementasi SIMRS dan tantangan perilaku organisasi Rumah

Sakit dalam penerapan SIMRS.

2. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Soedjono Kota Magelang.

Metode pengambilan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Instrumen

penelitian berupa panduan wawancara yang disusun berdasarkan kerangka teori Precede-

Barier (Predisposing, Reinforcing, Enabling) (Lampiran 2). Panduan wawancara diuji

validitasnya secara professional judgement. Data yang digali dari wawancara berfokus

pada implementasi pelaksanaan program SIMRS.

3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Non Random Purposive Sampling,

yang ditentukan berdasarkan peran, keahlian, profesi, dan jabatan yang terkait dengan

implementasi SIMRS. Responden penelitian pada metode wawancara adalah pengguna

langsung SIMRS untuk pelayanan kepada pasien (Lampiran 1). Responden diminta

kesediaannya berpartisipasi dengan menandatangani Informed Consent (Lampiran 3).

Responden juga diberi penjelasan singkat mengenai penelitian ini. Pelaksanaan

wawancara dilakukan berdasarkan waktu dan tempat yang disepakati antara responden

dan peneliti.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Hasil wawancara ditranskrip secara verbatim atau diuraikan kata demi kata apa

adanya sesuai data yang diperoleh. Uraian data dianalisa dengan teknik analisa tematik,

dengan mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

22

5. Validitas Data Terpercaya (Trusthyworthyness)

Metode wawancara dilakukan secara langsung dengan menggunakan perekam suara

dan pertanyaan diajukan berdasarkan panduan wawancara yang telah di validasi.

Wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu membuat janji waktu wawancara,

kemudian memberikan informasi singkat tentang penelitian ini kepada responden, dan

meminta responden menandatangani lembar persetujuan mengikuti penelitian (Inform

consent). Setelah responden setuju, kemudian wawancara dilakukan sesuai isi panduan

wawancara. Proses wawancara direkam berdasarkan persetujuan responden. Pada akhir

wawancara dilakukan verifikasi isi wawancara yaitu dengan mendengarkan ulang hasil

rekaman, maupun catatan peneliti dengan maksud memberikan kesempatan kepada

responden apabila akan merubah, menambahkan, atau menghapus pernyataan tertentu

dalam wawancara.

Hasil rekaman wawancara ditranksrip secara verbatim dalam bentuk tulisan. Metode

transkrip hasil rekaman dilakukan oleh asisten penelitian, kemudan hasil transkrip dibaca

ulang oleh peneliti sambil mendengarkan kembali rekaman dan notulensi wawancara. Hal

ini dilakukan untuk memverifikasi keakuratan transkrip. Transkrip yang telah diverifikasi

kemudian dianalisa secara independent oleh dua orang dengan cara masing-masing

menentukan kode awal, kemudian hasil kode awal tersebut didiskusikan untuk disetujui

bersama sebagai kode formal. Selanjutnya, dari kode formal ditentukan tema-temanya.

Pematangan tema yang disepakati dilakukan melalui diskusi.

6. Ethical Clearence

Kelaikan etik penelitian ini (ethical clearance) telah diperoleh dari Universitas

Respati Yogyakarta dengan nomor : 201.3/FIKES/PL/IX/2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

23

7. Langkah-langkah penelitian

Langkah – langkah penelitian secara rinci ditampilkan dalam bentuk bagan alir di

bawah ini.

Penyusunan dan pengajuan proposal penelitian

Pengajuan ethical clearance

Penentuan responden

Penentuan jadwal pengambilan data

Pembuatan draft panduan wawancara

Uji validitas instrumen wawancara

Mengumpulkan data dengan observasi dan wawancara

Pengolahan data

Analisis Data

Membuat draft naskah publikasi dan naskah tesis

Submit naskah publikasi dan naskah tesis

Gambar 2. Langkah-langkah penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik responden dan gambaran implementasi SIMRS di RS dr. Soedjono

Magelang

Jumlah responden inklusi pada penelitian ini berjumlah 21 orang dengan

karakteristik yang dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Karakteristik Responden Wawancara

Karakteristik responden Jumlah Jenis aplikasi yang digunakan

responden

Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 Orang e-MR, e-prescribing

Dokter Umum (Instalasi Gawat

Darurat) 1 Orang

e-MR, e-prescribing

Perawat Ruangan 5 Orang e-MR, Billing System, SIM INTAN

Administrasi Ruangan 1 Orang e-MR, Billing System

Perawat Poliklinik 2 Orang e-MR, Billing System

Apoteker 1 Orang e-MR, e-prescribing, Billing System, SIM

INTAN

Tenaga Teknis Kefarmasian 2 Orang e-prescribing

Administrasi Farmasi 2 Orang e-prescribing, Billing System

CSSD (Central Sterilization Supply

Department) 1 Orang

Billing System

Pelayanan Medik (rekam Medik) 3 Orang e-MR, e-prescribing, Billing System, V-

Claim

Petugas Teknologi Informasi (TI) 2 Orang semua Aplikasi

Total 21 Orang

Tabel 1 juga menunjukkan spesifikasi aplikasi yang digunakan oleh masing-masing

responden, yang secara detail disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

25

Tabel 2. Karakteristik Aplikasi SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang

KARAKTERISTIK APLIKASI SIMRS

Elektronik Rekam Medis Elektronik

Peresepan

Billing

System

SIM

INTAN V-Claim

1. Pendaftaran Pasien

2. Identitas Pasien

3. Tanda-tanda Vital dan

pemeriksaan Penunjang

4. Tindakan dokter / Diagnosa

5. Tindakan Perawat dan

penunjang lain (Lab, Radiologi)

6. Asuhan Keperawatan

7. Data terintegrasi (CPPT) /

Data Sharing

8. Elektronik Peresepan

9. Billing System

10. Klaim BPJS

1. Input Resep

2. Billing System

3. Klaim Pelayanan

4. Monitoring

Peresepan

5. Logistik

(Pengelolaan Stok

Obat dan BMHP)

6. Laporan

(Pelayanan Resep,

Narkotika

Psikotropika, dll)

1. Tagihan

per unit

2. Tagihan

Pelayanan

pasien

umum

3. Laporan

(Klaim BPJS

dan

Pelayanan

Umum

Laporan

Keselamatan

Pasien

1. Briedging

SIMRS

dengan BPJS

2. Pembuatan

SEP (Surat

Eligibilitas

Pasien)

Karakteristik aplikasi SIMRS yang terdapat secara detail pada tabel 2, memiliki

fungsi pelayanan yang berbeda baik pengguna maupun materi dan saling melengkapi

untuk menghasilkan suatu pelayanan yang lebih baik bagi pasien.

Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan petugas IT Rumah sakit

untuk mengetahui alur penggunaan SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang. Hasil

wawancara dan observasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram alur SIMRS

di Rumah Sakit dr. Soedjono kota Magelang seperti dalam Gambar 2 berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

26

Gambar 2. Diagram Alur SIMRS di RS dr. Soedjono Magelang Jawa Tengah.

Proses pengamatan dilakukan untuk mendeteksi hubungan penerapan SIMRS

dengan tantangan yang muncul baik dari segi sarana prasarana maupun berasal dari

masing-masing pengguna. Dari karakteristik responden yang diamati dan dihubungkan

dengan detail aplikasi yang disampaikan sebelumnya, peneliti menemukan berbagai

tantangan penerapan mulai dari tingkat pengetahuan pengguna dan pemahaman dalam

SIMRS, serta peran penting pimpinan yang menentukan pemenuhan kebutuhan yang

memadai bagi pengguna SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

27

2. Tantangan dan hambatan perilaku organisasi dalam penerapan SIMRS

Perilaku manusia dalam suatu organisasi, termasuk rumah sakit, memberikan arah

bagi pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi organisasi tersebut30

. Hasil analisis

data kualitatif pada penelitian dapat dikategorikan menjadi 9 tema dalam implentasi

SIMRS di RS dr. Soedjono Magelang antara lain, 1). Familiarity, 2).Flexibility, 3).

Disipline, 4). Empowerment, 5). Data Sharing, 6). Facilities, 7). Quality Assurance, 8).

Pragmatism, dan 9) Capacity Building. Keterkaitan antar tema-tema tersebut

digambarkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Tema Perilaku Organisasi pada Penerapan SIMRS di RS

dr. Soedjono Magelang Jawa Tengah

Penerapan SIMRS melibatkan hubungan antara pengguna (individu) dengan sistem

(aplikasi) yang didukung sarana prasarana memadai. Penelitian ini mengungkapkan

hubungan 9 tema yang menjadi modal keberhasilan penerapan SIMRS dan menemukan

tantangan serta kendala yang dapat berpotensi kegagalan penerapan SIMRS di Rumah

Sakit dr. Soedjono Magelang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

28

A. Pemahaman dan kedisiplinan (Familiarity dan Discipline)

Di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang, proses penerapan SIMRS dimulai dengan

kebijakan pimpinan yang menunjuk pengembang SIMRS untuk diterapkan program

secara langsung dan menyeluruh di setiap unit pekerjaan. Penerapan SIMRS di RS dr.

Soedjono mengalami dinamika antara pengguna dengan sistem SIMRS sehingga

memerlukan pemahaman baik dengan pekerjaan, fasilitas maupun dengan lingkungannya.

Dalam diagram tema pada gambar 3. hubungan pemahaman tidak lepas dengan

kedisiplinan. Semakin memahami SIMRS dan semakin disiplin dalam menmasukkan data

maka hasil penerapan akan baik. Namun proses pemahaman SIMRS dan kedisiplinan

tidak secara langsung mudah diterapkan, data responden menunjukkan bahwa dalam

proses awal pengguna mengalami kesulitan dalam memahami alur proses penerapan

SIMRS tersebut.

“…ya awal kita memang agak bingung, karena belum terbiasa, kalau sudah

terbiasa akan memudahkan, teknologi dibuat bukan untuk menyulitkan tapi

memudahkan…” (UB-09)

Kebiasaan-kebiasaan penerapan akan meningkatkan pemahaman pengguna

sehingga mudah menghasilkan alur dan tujuan operasional SIMRS di Rumah Sakit dr.

Soedjono Magelang. Semakin pengguna terbiasa dengan SIMRS akan semakin akrab

dengan aplikasi dan fasilitas maka keterampilan dan pengetahuan pengguna menjadi

cepat meningkat.

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta kedisiplinan pengguna SIMRS

menunjukkan pemahaman penerapan sehingga menghasilkan data akurat dan tepat waktu

yang dibutuhkan dalam pelayanan. Hubungan timbal balik antara pemahaman

(familiarity) dengan kedisiplinan (Discipline) menjadi faktor utama secara individu dalam

menghasilkan SIMRS yang mendukung kinerja pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

29

“..mendukung dalam artian kecepatan, kita kolaborasi dengan laboratorium,

apotek dengan sekali klik langsung terlayani tanpa harus mobile kesana..” (SH019).

“…SIMRS sangat membantu, karena dengan billing system tidak ada tagihan

terlewatkan…” (EY-01).

B. Fleksibilitas, Data Terintegrasi, Sarana Prasarana dan Pemberdayaan

Kombinasi Familiarity dengan Discipline oleh individu pengguna menghasilkan

sikap yang fleksibel (luwes) dalam menghadapi dinamika elektronik SIMRS. Flexibilitas

yang ditumbuhkan menjadi dasar dalam merefleksikan sikap koordinatif antar tenaga

kesehatan. Dalam diagram Tema hubungan koordinatif yang tidak terpisahkan dan saling

berhubungan adalah antara Flexibility (sikap fleksibel) dengan data terintegrasi

(kumpulan data input dari berbagai tenaga kesehatan), yang didukung Facility (sarana

prasarana) yang menghasilkan suatu kekuatan pemberdayaan baik sumber daya maupun

kapabilitas manusia (empowerment). Gambaran hubungan tantangan perilaku di Rumah

Sakit dr. Soedjono dalam penerapan SIMRS adalah pengguna yang telah memiliki

pemahaman keakraban (familiarity) dan melakukan data input secara disiplin (discipline)

menumbuhkan sikap dasar koordinatif yang fleksibel berbagai arah, baik antar tenaga

kesehatan maupun dengan berbagai aplikasi SIMRS (flexibility). Sikap fleksibel ini

mendorong pemenuhan data terintegrasi (data sharing) dari tindakan berbagai profesi

kesehatan sehingga setiap tenaga kesehatan mengisi data dan dapat melakukan

monitoring pasien hanya dalam satu layar tampilan SIMRS.

“…semua terkoneksi sehingga mempermudah tata laksana pada pasien baik

laboratorium, radiologi, maupun data perawatan sebelumnya dapat langsung dilihat...”.

(TP-04).

“...apabila sudah aplikatif ya lebih mudah dalam artian kita langsung mengisi,

terpantau semua dan tersinkron, misal permintaan laboratorium, radiologi sudah muncul

hasil di SIMRS jadi tinggal memfollow up disitu…”(OKT-08)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

30

Hasil koordinasi sikap fleksibel dengan data terintegrasi dipengaruhi oleh

pemenuhan sarana prasarana (facilities) yang memudahkan memasukkan data tindakan

dengan cepat dan akurat, oleh karena itu di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang

pimpinan memberikan dukungan pemenuhan sarana prasarana dengan baik.

“.. Kalau untuk sarana alhamdulilah di rumah sakit sudah sangat di

dukung..”(PU05)

Hubungan erat fleksibility, data sharing dan facilities secara timbal balik akan

merefleksikan kekuatan pemberdayaan baik sumberdaya sarana maupun kapabilitas

manusia (empowerment). Kekuatan pendayagunaan (empowerment) adalah upaya

pemerataan, pemanfaatan, pembinaan dan pengawasan serta peningkatan profesionalitas

pengguna. Tantangan perilaku di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang adalah

mewujudkan kekuatan pemberdayaan baik sumberdaya manusia maupun sarana, yaitu

bagaimana mengharmonisasi pengguna untuk disiplin menggunakan SIMRS kemudian

berkolaborasi data antar tenaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas yang telah

disediakan memadai. Harmonisasi pemberdayaan ini menghasilkan pelayanan yang lebih

baik di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang. Bahkan riwayat tindakan pasien dapat

dimonitor baik riiwayat terdahulu maupun yang sedang dilaksanakan.

“...yang pertama saya akan menerima terkait DPJP, saya aktivasi mengisi

assessment awal, kemudian CPPT ,resep, lalu diagnosis dan planning terapi kemudian di

akhir sesi saya akan periksa untuk konfirmasi sejawat lain misalkan dari perawat,

farmasi kemudian konfirmasi terkait tanggungjawab saya sebagai DPJP…” (TP-04).

”…karena rekamannya juga bisa dilihat dari SIMRS juga dari riwayat-riwayatnya

yang kemarin daripada kita manual harus melihat berkas-berkas…” (NB-06).

C. Peningkatan Kapasitas (Capacity Building)

Peningkatan kapasitas dalam diagram tema merupakan elemen penting yang

merupakan tindak lanjut peningkatan kapabilitas dari semua tema sebelumnya. Hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

31

familiarity dengan Discipline yang menghasilkan harmonisasi koordinasi antara flexibility

dengan data sharing dan facilities kemudian merefleksikan empowerment memerlukan

dukungan peningkatan kapasitas yaitu dengan peningkatan kapabilitas, kemampuan,

keterampilan serta pengetahuan pengguna serta sarana prasarana SIMRS yang semakin

maju, canggih dan modern yang diperlukan dalam dunia kesehatan. Sehingga Rumah

sakit dapat mengikuti perkembangan digital modern dunia kesehatan yang semakin maju

dan berkembang pesat.

menurut saya perlu untuk mengupdate keterampilan, ilmu, seminar, pelatihan

supaya kita tidak tertinggal teknologi apalagi sekarang ini era digital”(AS-11).

”menurut saya diperlukan pelatihan internal secara berkala agar penggunaan

SIMRS lebih bisa familiar, bisa lebih mengevaluasi kekurangan dari bagian

terkait”(TH013)

D. Kendala (Pragmatism)

Dalam diagram tema, pragmatism terletak pada lingkaran luar tema, hal ini

menunjukkan bahwa kendala penerapan SIMRS dapat terjadi di semua sisi tema sehingga

berpotensi menghambat atau terjadi kegagalan dalam penerapannya. Hasil penelitian

pengamatan tantangan perilaku yang menjadi kendala penerapan SIMRS di Rumah Sakit

dr. Soedjono Magelang dapat terjadi mulai dari pemeliharaan dan perawatan fasilitas,

data terhambat dimasukkan, sampai faktor individu seperti usia, penglihatan, konsentrasi

yang menghambat proses penerapan SIMRS.

”… untuk orang yang mungkin sudah senior atau sepuh, itu akan sulit”…(OKT-08)

…”kita harus konsentrasi penuh, jika tidak nanti kita bingung, sehingga akan

terjadi kesalahan dalam input” .(RO-015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

32

Dukungan pimpinan dalam pemenuhan sarana prasarana di Rumah Sakit dr.

Soedjono masih ditemukan ada kendala kekurangan sarana, yaitu fasilitas notebook untuk

dokter IGD.

”…misalnya kayak di IGD, idealnya setiap entry setidaknya harus punya tablet

atau computer yang sampai detik ini belum ada sehingga kita masih bolak balik pasien

terus ngetik, jika ada tablet maka ke pasien kita bisa langsung entry…”(OKT-08).

Kendala lain secara teknis yang muncul yang harus dipertimbangkan untuk segera

diselesaikan adalah mengenai kemampuan jaringan, listrik serta keamanan data dan umur

penyimpanan data yang terbatas, supaya data tindakan pelayanan tidak mengalami

gangguan atau kegagalan.

”...kalau kita tidak siap untuk listrik 24 jam akan terkendala, kemudian sisi

keamanan data harus diperhitungkan cermat karena umur alat penyimpanan data ada

batasnya” (PU-05).

E. Jaminan Kualitas (Quality Assurance)

Peran sentral pimpinan dalam penerapan SIMRS merupakan jaminan kualitas yang

harus terwujud. Dalam diagram tema Quality Asasurance menunjukkan bahwa pimpinan

Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang memiliki tantangan dari awal penerapan SIMRS

yang berupa kebijakan dan keputusan memulainya penerapan, kemudian pemenuhan

fasilitas sarana di setiap unit pelayanan sampai program aplikasi SIMRS yang sederhana

dan mudah digunakan oleh pengguna, serta respon penyelesaian kendala sehingga

dukungan dan kehadiran pimpinan dalam mewujudkan pelayanan kepada pasien menjadi

lebih baik, tepat waktu dan akurat sesuai alur dan tujuan penerapan SIMRS.

”saya rasa, salah satu yang harus diapresiasi adalah dukungan pimpinan, dan

kehadirannya bisa kita rasakan karena dengan SIMRS data menjadi real time, cepat dan

akurat sehingga mempermudah tatalaksana pada pasien” (TP-04).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

33

”ada kekurangan apa yang kita butuhkan dari aplikasi, pimpinan mendukung untuk

kesempurnaan” (NB-06)

F. Alur Penyelesaian masalah pada penggunaan SIMRS di RS dr. Soedjono

Magelang

Hasil wawancara dengan responden menunjukkan cara responden dalam

menyelesaikan kendala penerapan SIMRS, antara lain :

a. Mengecek jenis dan tingkat kerusakan, yaitu kerusakan ringan diselesaikan sendiri

langsung, kerusakan kategori berat dilaporkan ke petugas IT.

”tergantung pengaplikasiannya, maksudnya kerusakannya apa ? troublenya apa ?

kalo mampu, kita selesaikan sendiri, jika tidak mampu kita minta bantuan Tim IT”

(RO-015)

b. Langsung menghubungi petugas IT untuk segera diselesaikan kendalanya.

”jika ada kendala terdapat bagian IT rumah sakit, kita melaporkan kemudian ditanggapi

lalu petugas mengecek disini” (EY-01).

”biar cepat diatasi saya langsung telp pihak SIMRS, nanti beliau akan datang untuk

memperbaiki” (RP-02).

SIMRS digunakan setiap waktu untuk mengumpulkan data dari setiap pengguna

untuk menghasilkan pelayanan yang lengkap dan akurat, sehingga setiap kendala harus

segera diselesaikan dengan cepat, baik oleh pengguna maupun petugas IT. Respon

petugas IT di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang sangat baik, hasil wawancara dengan

responden mendukung bahwa kinerja petugas IT termasuk cepat dalam mengatasi

masalah.

”kita punya Tim IT, dan saya rasa respon timenya juga cukup baik, jadi bisa menjawab

setiap keluhan di setiap bagian yang terkendala” (TP-04)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

34

Hasil data wawancara dengan responden mengenai alur penyelesaian kendala

SIMRS dapat digambarkan dalam Gambar 4 di bawah ini :

Kendala / Hambatan

Hardware Software

Ringan Berat

Diselesaikan sendiri (pelaksana) Laporan Pimpinan

Masalah selesai Masih bermasalah koordinasi dengan petugas IT

Laporan Pimpinan unit Respon petugas IT

Masalah diselesaikan

Gambar 4. Alur penyelesaian kendala SIMRS di RS dr. Soedjono Magelang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

35

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan didukung oleh hasil wawancara mengenai

tantangan perilaku dalam implementasi SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Implementasi penerapan SIMRS di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang telah

berjalan dengan baik. SIMRS diterapkan oleh pengguna yang paham, terampil dan

koordinatif antar tenaga kesehatan dengan didukung peran pimpinan dan sarana

prasarana sehingga mampu menghasilkan data tepat waktu, cepat dan akurat

sehingga mempermudah tatalaksana terapi pada pasien.

2. Hasil wawancara menunjukkan kemungkinan terjadi kendala penerapan SIMRS,

mulai dari keamanan data dan umur penyimpanan data, ketidakstabilan jaringan dan

listrik, serta kurangnya fasilitas untuk dokter di IGD serta design tampilan aplikasi

SIMRS yang perlu disederhanakan .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Pemenuhan Notebook bagi dokter di IGD untuk mempermudah dan mempercepat

pelayanan kepada pasien.

2. Perlu dipertimbangkan keamanan data dan umur penyimpanan data akses SIMRS,

stabilitas jaringan dan listrik serta design tampilan SIMRS yang sederhana.

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan SIMRS pengguna untuk

dilaksanakan secara terus dan berkesinambungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Sa’idah N. Analisis Penggunaan Sistem Pendaftaran Online (e-Health)

Berdasarkan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT)

Analysis. J Adm Kesehat Indones Vol 5 Nomor 1 Januari-Juni 2017. 2017;5:5-9.

2. Kesehatan K. Permenkes RI No.82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit. Ber Negara. 2014;(87):1-36.

3. Afandi ESIPD, Fidiawat WA. Perilaku Profesional Tenaga Kesehatan Pada

Pelayanan Kesehatan Primer Puskesmas Pelalawan Kabupaten Pelalawan Tahun

2013. Jom FK. 2014;8(33):44.

4. Odelia EM. Pengembangan Kapasitas Organisasi Melalui Penerapan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Untuk Meningkatkan Mutu

Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya. Kebijak dan

Manaj Publik. 2018;6(April):1-8.

5. Sanjaya GY, Rahmanti AR, Anggoro P, Rachmandani AA. Sistem Informasi

Rumah Sakit: Kemana arah penggunaanya? Guardian. 2012:1-8.

6. Setyawan D. Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit ( SIMRS ) Pada RSUD Kardinah Tegal. Indones J Comput Inf

Technol V. 2016;1(2):54-61.

7. Rosadi S. Implikasi Penerapan Program E-Health Dihubungkan Dengan

Perlindungan Data Pribadi. Arena Huk. 2017;9(3):403-420.

doi:10.21776/ub.arenahukum.2016.00903.6

8. Margareta susi Widiastuti ID. Peran Resep elektronik dalam Meningkatkan

Medication safety pada proses peresepan. 0:3-9.

9. AKIB H. Implementasi Kebijakan. J Adm Publik. 2010;1(1):1-11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

37

10. Loekito R. Pentingnya Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Komputer di Rumah

Sakit. eMedWeb. 2014.

11. Arifin S, Dirgahayu T. Evaluasi Implementasi Modul E-Prescribing Rumah Sakit

Dengan Metode Pieces ( Evaluate the Implementation E-Prescribing Module

Development in Hospital Based on Piecees Method ). JUITA.

2017;V(November):115-130.

12. Basjaruddin NC, Rakhman E, Renardi MB. Pengembangan Rekam Medis

Elektronik Berbasis Near Field Communication ( NFC ) Developing Electronic

Medical Record Based on Near Field Communication ( NFC ). Unikom. 2018:53-

58.

13. Jihan Anfa DC. Hospitalization Billing System Performance Evaluation Using

Pieces Framework. 2016;4(November 2014):18-27.

14. Hoga Saragih1, Lina Lo2 BR and DS. Analysis Information System Of Inpatient

Billing System’s Support For Consumables Logistic Using Pieces Framework. :16-

21.

15. D. Lowe networking for dummies (10th E. Organizational Behaviour. Organ

Behav. 2017:1-305. doi:10.1007/s11127-011-9765-3

16. Dra. Popon Herawati M. Pengertian, Manfaat dan Tantangan Serta Peluang

Perilaku Organisasi.

17. Sobirin A. Organisasi dan Perilaku Organisasi. Budaya Organ Pengertian, Makna

dan Apl. 2014:8. doi:10.1080/09853111.2000.11105363

18. Marita Ahdiyana MS. Perilaku Organisasi. 2011.

19. Kondalkar V. Organizational Behaviour.; 2007.

20. Joshi M. Organizational Behaviour. Hosp Adm (Chic). 2009:114-114.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

38

doi:10.5005/jp/books/10358_23

21. Erawantini F. Rekam Medis Elektronik: Telaah Manfaat Dalam Konteks Pelayanan

Kesehatan Dasar. Fiki. 2013;1(1):1-10.

22. Ade Heryana, SST M. Perilaku Organisasi di Bidang Kesehatan. (2003):1-10.

23. Johnson CJB and KW. Application of the PRECEDE-PROCEED Planning Model

in Designing an Oral Health Strategy. Bone. 2012;23(1):1-7.

doi:10.1038/jid.2014.371

24. Pramiyana IM, Retno U, Hastuti B, Murti B. PRECEDE-PROCEED Model :

Predisposing, Rerinforcing And Enabling Factors Affecting The Selection Of Birth

Attendant In Bondowoso District. 2016:159-172.

25. Green L. PRECEDE-PROCEED Theory. 1991:1-16.

26. Tobing YKHDH, Program. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kualitatif. Univ

UDAYANA. 2016.

27. Agusiady R, Gifari A, Pujawardani HH, Fikri M. Hospital Management

Information System , Gujarat. 2012;2(2):11-18.

28. Handiwidjojo W. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. J EKSIS.

2009;02(Health Information System):32-38.

29. Hafis Nur Wicaksono1, Siri Utami2 EW. The Successed Analysis of Management

Information System by Updated D&M IS Success Model Approached at The

Kaliwates Jember Hospital. 2016.

30. H. Syaiful Sagala. Tantangan dan Peluang Perilaku Organisasi yang Efektif.

1394:29-42.

31. Sofyan MI, Rohman F. Pada PePengaruh Familiarity dan Usability Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

39

Customer Satisfaction Serta Customer Loyalty. J Apl Manaj. 2011;(January 2011).

32. Mills PR, Weidmann AE, Stewart D. Hospital electronic prescribing system

implementation impact on discharge information communication and prescribing

errors: a before and after study. Eur J Clin Pharmacol. 2017;73(10):1279-1286.

doi:10.1007/s00228-017-2274-7

33. Puspita AAPG, Sukarsa IM, Sudana AAKO. Perancangan SIMRS Terintegrasi

Modul Human Resource Development Pada Rumah Sakit Pendidikan. Lontar

Komput. 2015;6(1):37-48. doi:10.24843/LKJITI

34. Azizah NLN, Setiawan MV. Pengelolaan Informasi Kesehatan secara Terintegrasi

untuk Memaksimalkan Layanan Kesehatan kepada Pasien di Rumah Sakit. Indones

J Pharm Sci Technol. 2017;4(3):79. doi:10.15416/ijpst.v4i3.12886

35. Echa Lisamanda Titania. Pentingnya Kolaborasi Antar Tenaga Kesehatan Dalam

Menerapkan Keselamatan Pasien. Sereal Untuk. 2018;51(1):51.

36. Pamungkasari EP, Parwatiningsih SA. Pengaruh Persepsi Tentang Identitas Profesi

Terhadap Sikap Interprofessional Collaboration Tenaga Kesehatan Di Puskesmas.

Smart Med J. 2020;2(2):104. doi:10.13057/smj.v2i2.35199

37. Wahju A, Emanuel R, Wargasetia TL, Surawijaya AK. Sinkronisasi Pangkalan

Data Rumah Sakit dengan Aplikasi Open Source SymmetricDS. 2017;(July 2018).

doi:10.28932/jutisi.v3i3.662

38. Diantono FC. Analisis Manajemen Pemeliharaan Pada Instalasi Pemeliharaan

Sarana Prasarana Rumah Sakit (IPSRS) Di RSUD Wamena Kabupaten Jayawijaya.

2018.

39. Misnaniarti M. Development And Empowerment Of Health Human Resources The

Important Aspect In Decentralization. J Ilmu Kesehat Masy. 2010;1(1):11-17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

40

40. Huda S. Pragmatisme William James: Harmoni Kerjasama Psikologi dan Filsafat.

1999;(December 1999):22. doi:10.13140/RG.2.2.10611.63521

41. Setiaji H, Wahid F. Masalah Implementasi Sistem Informasi Rumah Sakit :

Pelajaran dari Beberapa Proyek. Semin Nas Inform Medis VI Yogyakarta. 2015:97-

105.

42. Rachmawati AM. Capacity Building Organisasi dalam Pelayanan Kesehatan di

Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya. Kebijak dan Manaj publik. 2017;5(1):1-

11. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmp462dd7af30full.pdf.

43. Taryudi T, Daryanto D, Darmawati I, Purnama H, Lindayani L. Peningkatan

Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Monitoring Penyakit Menular Berbasis Internet

of Things. J Abdimas BSI J Pengabdi Kpd Masy. 2019;2(2):332-339.

doi:10.31294/jabdimas.v2i2.5672

44. Yulius Widiyarta, Sudiro BEW. Analisa faktor kepemimpinan dalam upaya

pelayanan keperawatan yang bermutu di unit hemodialisa rumah sakit tipe B. 2013.

45. Haryoso AA, Ayuningtyas D. Strategi Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

di Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Tahun 2019 – 2023 Strategy in

Increasing Quality and Patient Safety of Kepulauan Seribu Public Hospitals Years

2019 to 2013 Mutu menurut terminologi Bahasa Indone. J Adm Rumah Sakit.

2019;5:115-127.

46. Saputra AB. The Identification Of Succes Factors Implementation Management

Information Of Hospital. 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

41

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Responden Wawancara

Responden Wawancara adalah pengguna langsung SIMRS

1. Dokter (spesialis dan umum)

2. Apoteker

3. Tenaga teknis kefarmasian

4. Administrasi farmasi

5. Perawat bangsal

6. Administrasi ruang perawatan

7. CSSD (Central Sterilization Service Department)

8. Rekam Medik (Pendaftaran dan Klaim)

9. Petugas SIMRS (petugas IT)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

42

Lampiran 2. Panduan Wawancara Responden

Instrumen penelitian berupa panduan wawancara ini disusun berdasarkan

kerangka teori Precede-Barrier (Predisposing, Reinforcing, Enabling). Faktor

predisposing merupakan karakteristik individu atau motivasi atau alasan individu untuk

melakukan suatu tindakan tertentu. Faktor enabling (pemungkin) merupakan faktor

lingkungan yang mempermudah terjadinya tindakan tertentu berdasarkan predisposisi

yang melekat sebagai karakteristik pada diri individu. Faktor reinforcing (penguat) dapat

bersifat reward atau punishment terhadap dilakukannya suatu tindakan tertentu.

Ditambahkan satu pertanyaan tentang barrier (hambatan).

Panduan Wawancara

No Poin Pertanyaan

I Identitas Responden

1. Nama:

2. Jenis kelamin: Laki –laki / Perempuan *) lingkari yang sesuai

3. Usia:

4. Pendidikan Terakhir :

a. Tamat Akademi (D1/D2/D3)

b. Tamat Perguruan Tinggi

c. Lain-lain (sebutkan)…..

5. Jenis Profesi/Pekerjaan:

a. Dokter

b. Apoteker

c. Perawat

d. Tenaga Teknis Kefarmasian

e. Administrasi

f. Tenaga IT

g. Lain-lain (sebutkan)….

6. Lama bekerja (masa kerja):

II Profil penggunaan SIMRS oleh Responden

1. Berapa kali Anda menggunakan aplikasi SIMRS dalam sehari atau pada jam

tugas Anda?

2. Berapa lama Anda menggunakan aplikasi SIMRS dalam sehari atau pada

jam tugas Anda?

3. Jenis Aplikasi SIMRS yang mana yang Anda gunakan dalam bekerja?

4. Apakah anda sudah merasa terampil dalam menggunakan SIMRS ? dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

43

kecepatan entri data atau tidak ada kesalahan data.

III Faktor Predisposing

A. Pengetahuan

1. Menurut Anda, bagaimana penerapan SIMRS di Rumah Sakit dalam

mendukung kinerja di bagian anda sekarang ini ?

2. apakah Alur penggunaan SIMRS ini mudah atau sulit ?

3. Jelaskan alur penggunaan aplikasi dalam SIMRS tersebut?

4. Menurut Anda, ketrampilan apa saja yang harus dimiliki untuk dapat

menggunakan SIMRS dengan baik?

B. Sikap

1. Apakah SIMRS dapat dioperasionalkan dengan mudah ?

2. Ceritakan kemudahan opersionalan SIMRS tersebut.

3. Menurut Anda, apa sajakah keuntungan dan kerugian dalam

menggunakan SIMRS?

4. Menurut anda dari keuntungan dan kerugian menggunakan SIMRS

tersebut apakah menimbulkan peningkatan kinerja ataukah muncul

kendala dalam pelayanan ?

5. Menurut anda perlukah dilakukan sosialiasi SIMRS secara berkala ? jika

iya mohon dijelaskan.

C. Keyakinan

1. Menurut Anda, apakah penggunaan SIMRS dapat membantu koordinasi

dan komunikasi antar tenaga kesehatan yang lebih baik ?

2. Apakah penerapan SIMRS dapat menghasilkan pelayanan yang lebih

baik?

3. Apakah penerapan SIMRS menghasilkan waktu pelayanan tepat waktu,

akurat dan mudah monitoringnya ?

4. Menurut anda dalam pelayanan lebih mana antara penerapan SIMRS

dengan pelayanan yang dilakukan secara manual ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

44

D. Nilai – Nilai:

1. Apakah anda disiplin dalam menggunakan SIMRS? Misalnya: pengisian

data yang lengkap, pengisian yang tepat waktu / tidak menunda, dll.

2. Apakah anda teliti dalam menggunakan SIMRS ?

3. Apakah anda peduli dalam pemeliharaan sarana SIMRS baik hardware

maupun software ?

III FAKTOR ENABLING

1. Apakah sarana prasarana SIMRS telah tersedia secara memadai ?

2. Apakah Sarana (hardware dan Software) SIMRS mudah dalam

penggunaanya?

3. Apakah perawatan Sarana (hardware dan Software) SIMRS telah

dilaksanakan dengan baik sehingga mendukung kinerja anda ? apakah

ada petugas khusus ?

4. Apakah anda dapat mengakses data SIMRS dengan mudah dan cepat ?

apabila tidak dapat mengakses apa yang anda lakukan ?

IV FAKTOR REINFORCING

A. Tatakelola SDM

1. Bagaimana kerjasama atau koordinasi antar tenaga kesehatan terkait

penggunaan SIMRS?

2. Kendala apa saja dalam koordinasi antar tenaga kesehatan saat

menggunakan SIMRS dan bagaimana solusinya ?

3. Bagaimana alur koordinasi Apabila terdapat kendala dalam

pengoperasian SIMRS (hardware maupun software) ?

4. Apakah terdapat petugas khusus sehingga kendala/kerusakan SIMRS

baik hardware maupun software segera ditangani dengan cepat ?

B. Kebijakan pimpinan

1. Apakah pimpinan mendukung dalam pemenuhan sarana SIMRS ?

2. Jelaskan alur pemenuhan kebutuhan sarana prasaran SIMRS yang

didukung pimpinan.

3. Bagaimana dukungan pimpinan terhadap peningkatan kapabilitas SDM

dalam pengoperasian SIMRS?

4. Bagaimana monitoring yang dilakukan pimpinan terhadap penerapan

SIMRS ? seberapa sering ?

5. Bagaimana tanggapan pimpinan terhadap temuan hambatan, kendala atau

kerusakan dalam penerapan SIMRS ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

45

6. Bagaimana solusi pimpinan terhadap hambatan penerapan SIMRS?

V HAMBATAN 1. Apa sajakah hambatan – hambatan yang Anda ditemui pada

pengoperasian SIMRS?

2. Kerugian apa saja yang ditemukan dalam penerapan SIMRS ?

VI Continues Improvement 1. Bagaimana komitmen Anda terkait peningkatan ketrampilan dalam

penggunaan SIMRS? misalnya: mengikuti pelatihan, Workshop dll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

46

Lampiran 3. Inform Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN UNTUK RESPONDEN

Judul Penelitian :Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit dalam

Penerapan

Sistem Informasi manajemen Rumah sakit (SIMRS):

Studi Kasus di Rumah sakit X di Kota Magelang, Jawa

Tengah

Peneliti : Fabianus Herman Kurnia Agung W

Institusi : Mahasiswa pada Program Studi Magister Farmasi,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

1. Tujuan Penelitian

Menggambarkan implementasi sistem informasi manajemen di Rumah Sakit X

di Kota Magelang melalui metode observasi proses SIMRS

Mengidentifikasi tantangan perilaku dari setiap level jabatan pekerjaan

terhadap penerapan SIMRS di Rumah Sakit X di Kota Magelang melalui

metode wawancara

Memformulasikan solusi untuk penyelesaian permasalahan terkait dengan

dampak penerapan SIMRS di Rumah Sakit X di Kota Magelang melalui

metode FGD

2. Prosedur Penelitian

Studi ini merupakan studi observasional deskriptif.

Responden wawancara merupakan pegawai di Rumah Sakit tempat penelitian

yang menggunakan aplikasi SIMRS untuk pelayanan di RS tersebut, yaitu:

dokter, apoteker, perawat, IT, tenaga administratif. Responden FGD merupakan

pimpinan unit yang bertanggungjawab terhadap pelayanan dengan

menggunakan SIMRS dan beberapa responden yang telah diwawancarai.

Prosedur rekrutmen responden akan dilaksanakan sebagai berikut ini:

rekrutmen responden akan dilaksanakan dengan menggunakan surat undangan

disertai kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini (informed consent)

dan penjelasan singkat secara lesan dan tertulis tentang penelitian ini.

Perekrutan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

47

3. Risiko Yang Terjadi Dalam Studi

Berdasarkan prosedur penelitian, tidak terlihat ada risiko yang akan terjadi dalam

studi ini, kecuali kehilangan waktu yang dialami responden ketika menyediakan

data untuk penelitian ini yang akan dikompensasi berupa pemberian suvenir yang

pantas.

4. Manfaat Studi Bagi Subjek

Manfaat penelitian ini bagi responden adalah bahwa hasilnya nanti akan

digunakan untuk memformulasikan strategi peningkatan pelayanan RS dengan

menggunakan SIMRS, sehingga akan memperlancar tugas-tugas responden dan

meningkatkan kinerja responden.

5. Kerahasiaan

Data akan dijaga kerahasiaannya dengan tidak mengidentifikasi nama

responden dalam dokumentasi apapun. Untuk nama rumah sakit akan

dipublikasikan hanya atas persetujuan dari pimpinan RS dalam artian apabila

pimpinan RS tidak menyetujui publikasi dengan nama RS maka dalam

publikasi akan disamarkan, misal dituliskan RS "X"

6. Apresiasi

Kesediaan Ibu/Bapak/Saudara/Saudari untuk meluangkan

waktu/tenaga/pikiran untuk terlibat dalam penelitian ini akan diapresiasi

dengan mendapatkan reward yang diberikan sebesar Rp. 200.000, 00.

7. Pembiayaan Penelitian

Penelitian ini dibiayai dengan dana dari LPPM (Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Sanata Dharma dengan skema dana

penelitian Tesis Magister.

8. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti

Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih detail dapat

ditanyakan kepada peneliti: Fabianus Herman Kurnia Agung W, melalui SMS

/WA/telp: 08112632381 atau email ke: [email protected]

Yogyakarta, 08 Juni 2020

Peneliti,

Fabianus Herman Kurnia Agung W

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

48

FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

(FORMULIR INFORM CONSENT)

BAGIAN RESPONDEN

1. Saya …………………………………………………………................ (mohon menuliskan

nama)

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan tema :

“Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit dalam Penerapan Sistem Informasi manajemen

Rumah sakit (SIMRS): Studi Kasus di Rumah sakit X di Kota Magelang, Jawa Tengah”

2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar Informasi” yang berisi

informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan dalam berpartisipasi

3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk memperjelas hal-

hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah memahaminya dan telah diberi waktu untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas

4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau merasakan

manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya bahwa pada penelitian ini saya

akan diwawancarai tentang penggunaan SIMRS.

5. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan untuk

menyampaikannya.

6. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri dari penelitian ini sewaktu-waktu tanpa ada

konsekuensi apapun

7. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya berikan akan

sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian

8. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin kerahasiaannya, baik

dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian

9. Saya mengetahui bahwa formulir ini beserta lembar informasinya akan disimpan di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dalam kurun waktu tiga tahun

BAGIAN PENELITI

Saya telah menjelaskan kepada Bpk/Ibu/Sdr ………………………………………………………(nama

responden) hal- hal mendasar tentang penelitian ini. Menurut saya, Bpk/Ibu/Sdr tersebut telah memahami

penjelasan tersebut.

Yogyakarta, 2020

55

(tanda tangan)

(Nama responden)

(tanda tangan)

(Nama Peneliti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: Tantangan Perilaku Organisasi Rumah Sakit Dalam Penerapan

49

Lampiran 4. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI