tantangan ahli geologi dalam keberlanjutan energi nasional

Upload: nanda-najih-habibil-afif

Post on 02-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    1/16

    TANTANGAN AHLI GEOLOGI DALAM KEBERLANJUTAN

    ENERGI NASIONAL

    Tema: Tantangan Ahli Geologi dalam Pembangunan Nasional

    Makalah

    Disusun sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

    Disusun oleh:

    Tedy Ardiansyah (270110120007)

    Ali Fahmi (270110120034)

    Muhammad Ichsan Rizky (270110120133)

    Reza Fikri Nurfadillah (270110120132)

    Gilang Caesario (270110120157)

    Nanda Najih Habibil Afif (270110120183)

    FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    2/16

    2

    TANTANGAN AHLI GEOLOGI DALAM KEBERLANJUTAN

    ENERGI NASIONAL

    Tema: Tantangan Ahli Geologi dalam Pembangunan Nasional

    Makalah

    Disusun sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

    Disusun oleh:

    Tedy Ardiansyah (270110120007)

    Ali Fahmi (270110120034)

    Muhammad Rizky (270110120133)

    Reza Fikri Nurfadillah (270110120132)

    Nanda Najih Habibil Afif (270110120183)

    FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    3/16

    3

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik, dan

    hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul

    Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional sebagai bahan

    penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2013.

    Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak kami

    butuhkan guna penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat

    bermanfaat bagi semua pihak.

    Sumedang, 19 Mei 2013

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    4/16

    4

    DAFTAR ISI

    Halaman judul 1 ..................................................................................................1

    Halaman judul 2 ..................................................................................................2

    Kata Pengantar ....................................................................................................3

    Daftar Isi..............................................................................................................4

    Bab 1. Pendahuluan ............................................................................................5

    1.1 Latar Belakang .................................................................................5

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................7

    1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................7

    1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................7

    Bab 2. Pembahasan ............................................................................................8

    2.1 Ahli Geologi .....................................................................................8

    2.2 Energi Nasional dan Diversifikasinya ..............................................8

    2.3 Sumber Energi Alternatif ..................................................................10

    2.4 Tantangan Ahli Geologi dalam Keberlanjutan Energi Nasional .......14

    Bab 3. Penutup ...................................................................................................15

    3.1 Kesimpulan ........................................................................................153.2 Saran ..................................................................................................15

    Daftar Pustaka .....................................................................................................16

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    5/16

    5

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang MasalahEnergi nasional saat ini tengah mengalami defisit ditinjau dari segi sumber

    dan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Hal ini

    ditunjukkan dengan tingginya ketergantungan negara terhadap sumber daya yang

    berasal dari bahanbakar fosil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (2008), lebih

    dari 90% sumber energi nasional masih terfokus pada bahan bakar minyak.

    Ironisnya, fenomena ini terjadi ditengah limpahan kekayaan sumber daya alam

    yang sangat potensial untuk dijadikan sumber energi lain guna memenuhi

    kebutuhan energi nasional.

    Dalam industri pertambangan, seseorang yang berprofesi sebagai ahli

    geologi adalah yang bertugas untuk mencari, menghitung nilai ekonomis

    cadangan bahanbahan galian atas dasar datadata geologi yang dikumpulkannya

    baik data permukaan bumi maupun bawah permukaan bumi. Data

    data geologiini adalah data dasar yang sangat penting selain untuk mencari dan menghitung

    cadangan, juga sangat penting dalam perencanaan tambang itu sendiri.

    Setelah bahan galian ditemukan dan bernilai ekonomis, barulah bahan

    galian itu dibongkar, dimuat dan diangkut. Inilah profesi tambang ilmu tambang

    yang sebenarnya. Jadi jelaslah bahwa profesi geologi adalah tenaga eksplorasi

    sedangkan profesi tambangilmu tambang sebagai tenaga eksploitasi.

    Suatu data geologi berisi data

    data penting dan dapat diterjemahkan kedalam informasi yang dapat digunakan langsung untuk memecahkan persoalan

    eksplorasi bahan galian, persoalan lingkungan maupun persoalan keteknisan

    lainnya. Keadaan geologilah yang menentukan tingkat kesuburan tanah untuk

    pertanian, banyaknya air yang bisa tersedia bagi kehidupan seharihari,

    banyaknya minyak bumi, batubara dan energi lainnya, banyaknya bahan galian /

    mineral untuk industri, bahan bangunan untuk konstruksi dan juga ada tidaknya

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    6/16

    6

    letusan gunung api, gerakan tanah, longsor dan bencana alam lainnya yang

    mengancam keselamatan manusia.

    Saat ini optimalisasi ahli geologi belum dilakukan untuk menyumbang

    kemampuannya secara baik dalam pembangunan energi nasional. Hal ini dipicu

    oleh pemerintah yang belum memberi perhatian terhadap kekayaan aset nasional

    yang perlu dikelola secara baik dan benar. Berdasarkan demikia, Penulis tertarik

    utnuk menyususn karya tulis ilmiah ini.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana peran

    ahli geologi dalam keberlanjutan energi nasional?

    1.3 Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan penulisan ini adalah untuk mengetahui peran ahli

    geologi dalam keberlanjutan energi nasional.

    1.4 Manfaat penulisan

    Manfaat penulisan ini adalah:

    1. Memberikan inspirasi terhadap potensi sumber daya manusia terutamadibidang geologi di Indonesia.

    2. Mengoptimalkan potensi sumber daya alam di Indonesia di bidang energidan sumber daya mineral.

    3. Mewujudkan energi ansional yang berkelanjutan.

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    7/16

    7

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1Ahli GeologiDalam industri pertambangan, seseorang yang berprofesi sebagai ahli

    geologi adalah yang bertugas untuk mencari, menghitung nilai ekonomis

    cadangan bahan bahan galian atas dasar data data geologi yang

    dikumpulkannya baik data permukaan bumi maupun bawah permukaan bumi.

    Data data geologi ini adalah data dasar yang sangat penting selain untuk

    mencari dan menghitung cadangan, juga sangat penting dalam perencanaan

    tambang itu sendiri.

    Setelah bahan galian ditemukan dan bernilai ekonomis, barulah bahan

    galian itu dibongkar, dimuat dan diangkut. Inilah profesi tambang ilmu tambang

    yang sebenarnya. Jadi jelaslah bahwa profesi geologi adalah tenaga eksplorasi

    sedangkan profesi tambangilmu tambang sebagai tenaga eksploitasi.

    Suatu data geologi berisi data

    data penting dan dapat diterjemahkan kedalam informasi yang dapat digunakan langsung untuk memecahkan persoalan

    eksplorasi bahan galian, persoalan lingkungan maupun persoalan keteknisan

    lainnya. Keadaan geologilah yang menentukan tingkat kesuburan tanah untuk

    pertanian, banyaknya air yang bisa tersedia bagi kehidupan sehari hari,

    banyaknya minyak bumi, batubara dan energi lainnya, banyaknya bahan galian /

    mineral untuk industri, bahan bangunan untuk konstruksi dan juga ada tidaknya

    letusan gunung api, gerakan tanah, longsor dan bencana alam lainnya yangmengancam keselamatan manusia.

    2.2 Energi Nasional dan Diversifikasinya

    Secara umum kebijakan energi nasional lebih bertumpu pada energi yang

    berasal dari fosil, terutama bahan bakar minyak (BBM). Khusus tentang

    penyediaan energi listrik dari kapasitas PLN yang terpasang, sebesar 72,85%

    energi dihasilkan dari bahan bakar fosil yang terdiri: 28,58% berasal dari

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    8/16

    8

    pembangkit berbahan bakar gas, 25,28% dari minyak bumi, dan 18,99% berasal

    dari batu bara. Sedangkan tenaga listrik yang dihasilkan oleh tenaga air sebesar

    11,96%, dan yang dihasilkan oleh panas bumi sebesar 1,51%. Harga BBM yang

    mencapai antara 60 70 US dollar per barel berdampak terhadap semakin

    mahalnya biaya penyediaan tenaga listrik nasional. Hal ini diperumit lagi dengan

    kemampuan negara untuk menanggung subsidi semakin menurun, sehingga TDL

    selalu mengalami kenaikan secara signifikan. Keadaan ini diperparah lagi dengan

    perilaku penguasaha yang mematikan generator listriknya pada saat beban

    puncak. Masalah ini ditambah dengan semakin tuanya pembangkit milik PLN

    yang berdampak terhadap terjadinya krisis tenaga listrik pada saat beban puncak.

    Pemadaman listrik secara bergilir akan berdampak terhadap menurunnya

    produktivitas perekonomian. Ketiadaan tenaga listrik secara kontinu akan

    mematikan industri kecil dan menengah yang rata-rata tidak memiliki sumber

    daya cadangan untuk menghadapi black out. Kebijakan hemat listrik nasional di

    satu sisi akan mengurangi konsumsi listrik, tetapi di sisi yang lain akan

    mengurangi kualitas kehidupan manusia. Tertundanya operasi medis, macetnya

    jalan raya, pembatasan jam tayang TV dan siaran radio merupakan bukti kongkret

    yang dialami masyarakat.Ahli energi membagi energi menjadi 3 bagian, yaitu: energi fosil (minyak

    bumi, batubara, dan gas alam), energi nuklir, dan energi terbarukan. Sifat dasar

    energi yang berasal dari fosil adalah tidak terbarukan, sehingga ada kemungkinan

    sumber energi ini akan habis jika digunakan secara terus menerus. Padahal proses

    pembentukan energi jenis ini diperlukan waktu yang sangat panjang. Di samping

    itu energi yang berasal dari fosil akan menyebabkan pencemaran air, udara, dan

    tanah yang luar biasa. Energi nuklir berasal dari proses fisi inti radioaktif, yangdapat menimbulkan energi panas. Sedangkan energi terbarukan biasanya berasal

    dari bahan nabati. Tujuan diversifikasi energi untuk pembangkitan listrik

    diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi, menjamin

    kecukupan untuk pembangkit, bersifat sustainable, dan mengurangi pencemaran

    lingkungan.

    Langkah yang diambil oleh PLN untuk beralih dari penggunaan minyak

    bumi ke batubara dan gas merupakan kebijakan yang "bijaksana" pada saat ini.

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    9/16

    9

    PLN dalam jangka pendek akan mengganti 12 pembangkitnya dengan

    menggunakan bahan bakar LPG ( liquid petroleum gas). Secara kimiawi LPG

    lebih baik jika dibandingkan dengan LNG, karena LPG termasuk kategori

    hidrokarbon C3-C4 (Propana dan Butana), sedangkan LNG C1-C2 (Methana). Di

    samping itu potensi LPG di Indonesia sangat besar yaitu sebesar 68,87 triliun kaki

    kubik yang terdiri atas cadangan non-associated gas sebesar 60 triliun dan

    cadangan associated gas sebesar 8,87 triliun kaki kubik. Cadangan tersebut

    tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan cadangan terbesar berada di Pulau

    Natuna, Kalimantan Timur, dan NAD.

    Dengan menggunakan LPG maka PLN akan menikmati penghematan

    sebesar Rp. 1.950, 00 per liter jika dibandingkan dengan HSD (high solar diesel).

    Penghematan ini berdasarkan perhitungan selisih harga antara LPG dan HSD.

    Harga LPG impor sekitar US$ 380 per-ton, sedangkan harga HSD sebesar Rp.

    4.800 per liter. Sedangkan harga dalam negeri LPG sekitar US$ 320 per ton dan

    HSD sebesar Rp 4.300. Beban biaya tambahan yang harus ditanggung PLN antara

    lain penyediaan tempat penampungan LPG beserta segala infrastrukturnya atau

    menanggung biaya sandar kapal jika menggunakan kapal sebagai tempat

    penampungannya. Menggunakan kapal pengangkut sebagai penampungan LPGmembawa kemudahan untuk pendistribusiannya sehingga keterlambatan stok

    energi bagi pembangkit dapat dikurangi, tetapi di sisi yang lain PLN akan

    menanggung biaya sandar kapal sekitar US$ 10.000/hari.

    Selain gas, bahan bakar fosil yang tersedia berlimpah di Indonesia yaitu

    batubara. Potensi cadangan batubara di Indonesia sekitar 36,34 X 109 ton, yang

    sebagian besar tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Dengan menggunakan R/P

    ratio (rasio antara reserve danproduction), maka batubara akan habis sekitar 500tahun lagi, sedangkan BBM dan gas alam akan habis 16 dan 34 tahun lagi. Fakta

    ini menunjukkan bahwa batubara merupakan sumber energi fosil yang paling

    berlimpah di Indonesia. Pangsa batubara sebagai sumber energi primer saat ini

    hanya sekitar 9%, dari jumlah tersebut yang digunakan untuk bahan bakar

    pembangkit listrik baru menghasilkan 18,99% dari kapasitas terpasang milik PLN.

    Saat ini pemanfaatan batubara masih sebatas untuk kebutuhan rumah tangga dan

    sebagai komoditi ekspor. Di sisi yang lain penggunaan batu bara sebagai sumber

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    10/16

    10

    energi akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Pemanfaatan gas methana

    yang berada pada lapisan batubara merupakan salah satu kebijakan yang patut

    dipertimbangkan. Hal ini karena Indonesia mempunyai cadangan gas methana

    sebesar 1,4 kali jumlah yang ada sekarang. Batubara yang ada tidak perlu diangkat

    ke permukaan, tetapi dirubah dengan menggunakan teknik pencairan di bawah

    tanah kemudian gasnya diambil. Manfaatnya akan mengurangi biaya

    penambangan dan bersih lingkungan.

    Dengan melakukan diversifikasi energi dan tidak bertumpu pada BBM

    maka keberlanjutan penyediaan tenaga listrik mempunyai harapan yang cerah.

    Harus tetap pula disadari bahwa batubara dan gas juga bersifat non renewable

    resources, sehingga dalam jangka panjang perlu dilakukan pengunaan energi

    alternatif dan sebaiknya dimasukan dalam kebijakan energi nasional. Subsidi dana

    penelitian dan pengembangan serta kebijakan alih energi alternatif merupakan

    faktor penting untuk sukesnya kebijakan energi nasional.

    2.3 Sumber Energi AlternatifDi Indonesia sumber energi alternatif sangat banyak dan berlimpah yang

    terdapat di air, udara, dan terkandung dalam perut bumi. Menurut UU RI No. 20

    tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan mengharuskan untuk menggunakan energi

    primer setempat yang ramah lingkungan dengan prioritas utama untuk

    menggunakan sumber energi yang terbarukan. Diversifikasi energi untuk

    pembangkitan listrik diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap

    minyak bumi, menjamin pasokan listrik, dan mengurangi pencemaran lingkungan.

    Energi alternatif yang digunakan untuk pembangkitan listrik harus memenuhi

    beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Layak secara ekonomi, 2) Kemampuan

    penguasaan teknologi, 3) Bersifat renewable (terbarukan), dan 4) Mempunyai

    dampak pencemaran lingkungan yang paling minimal.Beberapa dekade yang lalu telah dikembangkan pembangkit listrik tenaga

    angin, dengan memanfaatkan tenaga angin untuk menggerakkan generator listrik.

    Teknik ini diilhami oleh penggunaan tenaga angin di Belanda dengan

    menggunakan kincir angin untuk memecahkan biji-bijian. Penggunaan tenaga

    surya yang ditampung dalam panel surya untuk pembangkit listrik juga pernah

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    11/16

    11

    diujicobakan. Dalam skala kecil dan terutama untuk daerah yang terpencil

    penggunaan energi angin dan tenaga surya untuk pembangkit listrik bisa menjadi

    alternatif solusi yang baik. Walaupun secara teknis memungkinkan, tetapi

    penggunaan sumber daya dari angin dan tenaga surya tidak disarankan untuk

    pembangkit listrik dalam skala besar. Hal ini disebabkan penggunaan tenaga

    angin dan surya dalam skala besar dirasa kurang efisien untuk menggerakkan

    generator listrik.Sumber energi untuk pembangkit listrik yang berasal dari tenaga air sudah

    diadopsi PLN dalam bentuk pembangunan PLTA. Kapasitas penyediaan tenaga

    listrik dari instalasi PLTA hanya berkisar 11,96%. PLTA biasanya memanfaatkan

    gaya grafitasi bumi dari air terjun untuk menggerakkan generator listrik.

    Kecukupan pasokan air merupakan salah satu faktor yang harus tetap dijaga untuk

    menjamin pembangkit berjalan dengan optimal. Bahan bakar PLTA secara tidak

    langsung disediakan oleh tenaga surya melalui proses daur hidrologi. Mungkin

    PLTA merupakan salah satu pemanfaatan energi surya yang paling layak

    digunakan dan ekonomis.Potensi laut Indonesia dapat dijadikan sumber energi yang terbarukan.

    antara lain: Memanfaatkan energi gelombang, energi yang timbul dari perbedaansuhu antara permukaan air laut dan dasar air laut ( ocean thermal energy/OTEC),

    energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi air laut akibat pasang-surut, dan

    energi arus laut. Energi gelombang paling tidak dapat diprediksi, karena sangat

    tergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC, pasang-surut, dan energi arus laut

    potensinya dapat diprediksi. Di samping itu laut juga mempunyai potensi sumber

    daya energi yang tak terbarukan yaitu methane hydrate.Methane hydrate adalah

    senyawa padat campuran antara gas methan dan air yang terbentuk di laut dalamakibat adanya tekanan hidrostatik yang besar dan suhu yang relatif rendah dan

    konstan di kedalaman lebih dari 1.000 meter.Di Indonesia energi arus laut memberikan harapan yang besar untuk dapat

    digunakan sebagai sumber energi bagi penyediaan listrik. Letak Indonesia yang

    berada di antara dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia

    menyebabkan Indonesia sebagai pertemuan antara kedua arus yang terjadi.

    Banyaknya pulau dan selat di Indonesia mengakibatkan terjadinya percepatan arus

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    12/16

    12

    laut akibat interaksi antara bumi-bulan-matahari ketika melewati selat-selat

    tersebut. Kendala penerapan arus laut untuk pembangkit listrik antara lain: Satu;

    Sumber arus laut di Indonesia sangat spesifik dan tidak bisa disamakan dengan

    negara-negara di Eropa dan Amerika, sehingga memerlukan riset yang lebih

    mendalam. Dua; Output-nya mengikuti grafiksinusoidalsesuai dengan respons

    pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat pasang

    purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani, kecepatan arus

    akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama. Tiga; Biaya instalasi dan

    pemeliharaannya sangat mahal. Dua permasalahan terakhir dapat diatasi dengan

    menyetel peralatan pada saat arus laut paling kecil, dan perbaikan pada desain

    sistem turbin, roda gigi, dan sistem generator yang dapat bertahan dalam waktu

    yang lama (sekitar 5 tahun) tanpa perawatan khusus.Sumber energi terbarukan lainnya yaitu pengoptimalan pemanfaatan

    energi panas bumi (geothermal). Menurut data dari Indonesia Power potensi

    energi panas bumi di Indonesia hanya dimanfaatkan sebesar lima persen saja, dari

    16.035 megawatt potensi yang ada baru dimanfaatkan sebesar 780 megawatt.

    Kapasitas terpasang PLN yang dihasilkan dari panas bumi hanya sebesar 1,51%

    dari keseluruhan tenaga listrik yang dihasilkan. Potensi tenaga panas bumitersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di sepanjang jalur

    pegunungan bagian selatan, yaitu di Sumatera sebesar 4.885 megawatt, di Jawa-

    Bali sebesar 8.101 megawatt, di Sulawesi sebesar 1.500 megawatt, dan di pulau-

    pulau lainnya sebesar 1.550 megawatt. Hambatan yang dihadapi dalam

    pemanfaatan energi dari panas bumi antara lain: Satu; Biasanya energi panas bumi

    terdapat di daerah terpencil. Sumber panas bumi biasanya terdapat pada daerah

    pegunungan yang memiliki ketinggian di atas 1.000 Mdpl.Dua; Mahalnya biayainvestasi dan kecilnya tenaga listrik yang dihasilkan ke sistem

    interkoneksi. Ketiga; Tidak adanya perangkat hukum tentang pemanfaatan energi

    panas bumi di Indonesia, sehingga harga panas bumi Pertamina masih mengikuti

    harga BBM atau sekitar Rp 582.4/Kwh.Ahli-ahli biologi dan kimia menawarkan alternatif sumber energi dengan

    menggunakan energi biogas, yaitu pembangkit berbahan bakar sampah, sisa-sisa

    produksi, gambut, dan semacamnya. Sampah hutan yang berupa limbah kayu

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    13/16

    13

    gergajian, potongan kayu tak terpakai bisa dimanfaatkan sebagai sumber alternatif

    penghasil energi. Dari proses biogas akan dihasilkan gas methan yang jika di

    bakar akan menghasilkan energi panas. Gas methan terbentuk karena proses

    fermentasi secara mendadak (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga

    bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang

    banyak mengandung bahan organik (biomassa). Pemanfaatan biogas di Indonesia

    masih sebatas untuk konsumsi rumah tangga, dan belum dimanfaatkan untuk

    penyediaan energi bagi kalangan industri Teknologi pengolahan sampah menjadi

    biogas memerlukan alat yang disebut alat pembangkit biogas atau digester.

    Teknologi pengolahan biogas ini banyak dimanfaatkan oleh India yang memiliki

    400.000 alat pembangkit biogas.Potensi sektor pertanian yang menghasilkan tanaman sawit, jarak, tebu,

    ubi, dan sagu. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Kalimantan, Sumatera, dan

    di Papua untuk sagu. Potensi sektor pertanian ini dapat diubah menjadi energi bio

    diesel, terutama tanaman jarak. Pada masa perang dunia II rakyat Indonesia

    "dipaksa" oleh penjajah Jepang untuk menanam jarak. Oleh Jepang tanaman jarak

    dirubah menjadi minyak jarak untuk bahan baku pelumas bagi pesawat terbang.

    Dalam perkembangannya minyak jarak dapat dirubah menjadi energi biodiesel.Teknologi untuk mengubah minyak jarak menjadi biodiesel sudah dimiliki oleh

    bangsa Indonesia sendiri. Tinggal menunggu pemerintah mengeluarkan kebijakan

    tata niaga, kebijakan harga, dan insentif sehingga energi ini dapat diperdagangkan.

    Pengembangan teknologi biodiesel di samping akan menyediakan pasokan energi

    biodiesel, juga dapat memberikan jenis tanaman alternatif bagi petani. Hal ini

    ditunjang oleh hasil riset BPPT yang mampu mempersingkat umur tanaman jarak

    dan memberikan hasil panen yang berlimpah.

    2.4 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    Tantangan ahli geologi memang sangat penting dalam hal pembangunan

    nasional, terutama dalam membina keberlanjutan energi nasional. Minyak dan gas

    bumi (migas) adalah sumber daya hidrokarbon yang tidak dapat diperbaharui.

    Untuk menemukan dan menambah cadangan migas, cara yang harus ditempuh

    adalah melalui kegiatan eksplorasi. Sebab, pada hakikatnya, setiap migas yang

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    14/16

    14

    diproduksi wajib diganti dengan cadangan baru sebesar migas yang diproduksi.

    Ini yang dinamakan reserve replacement ratio. Namun, tentu saja kegiatan

    eksplorasi membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

    Eksplorasi disebut juga penjelajahan atau pencarian, merupakan tindakan

    mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Dalam

    dunia migas, eksplorasi atau pencarian migas merupakan suatu kajian panjang

    yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian

    dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu

    kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian

    hidrokarbon tersebut.

    Kajian geologi merupakan kajian regional. Jika secara regional tidak

    memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon, maka tidak ada gunanya untuk

    diteruskan. Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi

    dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, tahap selanjutnya

    adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini, metoda-metoda khusus

    digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan

    keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat diekploitasi.

    Berdasarkan paparan tersebut, dapat diketahui bahwa ahli geologimemiliki peran sangat penting dalam hal pencarian sumber energi terbarukan. Hal

    ini sangat penting guna untuk memaksimalkan laju pembangunan nasional. Energi

    yang perlu dimaksimalkan penggunaannya dan pencariannya seperti migas,

    geotermal, batu bara, dan lain-lain.

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    15/16

    15

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh

    adalah bahwa ahli geologi memiliki peran sangat penting dalam hal pencarian

    sumber energi terbarukan. Hal ini sangat penting guna untuk memaksimalkan laju

    pembangunan nasional. Energi yang perlu dimaksimalkan penggunaannya dan

    pencariannya seperti migas, geotermal, batu bara, dan lain-lain.

    3.2Saran1. Hasil dari penulisan ini perlu diperhatikan sebagai acuan optimalsiasi

    peran ahli geologi dalam pembangunan nasional, terutama dibidang energi

    nasional.

    2. Pemerintah sebagai subyek inflamator ilmu pengetahuan perlumemaksimalkan peran geologi dalam memaksimalkan penelitian lebih

    lanjut guna menyumbang sumber energi nasional yang lebih banyak

  • 7/27/2019 Tantangan Ahli Geologi Dalam Keberlanjutan Energi Nasional

    16/16

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2013. Peran Ahli Geologi dalam Penemuan Cadangan Migas melalui

    Eksplorasi.http://migasreview.com/peran-ahli-geologi-dalam-penemuan-

    cadangan-migas-melalui-eksplorasi.html (diakses tanggal 19 Mei 2013).

    Kuswanto, Agus. 2009.Perlunya Profesi Geologi Pada Perencanaan

    Pengembangan Wilayah. http://aguskuswanto.wordpress.com/mari-

    berdiskusi/opini/ (diakses tanggal 19 Mei 2013).

    Jppn. 2013.Pertamina Hanya Kuasai 15 Persen Energi Nasional.http://www.jpnn.com/read/2013/04/06/166149/Pertamina-Hanya-Kuasai-

    15-Persen-Energi-Nasional (diakses tanggal 19 Mei 2013).

    Pertamina. 2013.Pertamina Tandatangani PSC MNK Pertama di Indonesia.

    http://www.pertamina.com/NewsPageDetail.aspx?act=NewsRelease.aspx

    &id=958 (diakses tanggal 19 Mei 2013).