tanggapan manajemen atas temuan pemeriksaan

Upload: rahmiyatal-munaja

Post on 12-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TANGGAPAN MANAJEMEN ATAS TEMUAN PEMERIKSAAN

Judul Temuan : Terdapat Pengeluaran Pembiayaan Sebesar Rp.300.000.000,00 Tidak sesaui Ketentuan Terjadinya temuan tersebut didalilkan oleh pemeriksa ada 2 (dua) sebab :a. Bupati Luwu tidak memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk kerjasama Bangun Guna Serah;b. Pengguna anggaran tidak memahami ketentuan yang berlaku tentang biaya-biaya yang dapat dibebankan pada APBD berkaitan dengan kerjasama Bangun Guna Serah.

Peraturan perundang-undangan yang tidak diperhatikan dimaksud adalah :a. Pasal 26 ayat (1) huruf b dan Pasal 29 ayat (7) Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.b. Pasal 41 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Secara normative sesuai ketentuan Pasal 26 ayat (1) huruf b PP No.6 Tahun 2006 tersebut memang diakui bahwa mitra kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah ditetapkan melalui tender dengan mengikut sertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, kecuali untuk barang milik Negara/daerah yang bersifat khusus dapat d ilakukan penunjukan langsung.

Dengan tidak bermaksud bahwa Pemerintah Kabupaten Luwu menghilangkan kesempatan mendapatkan penawaran dari insvestor lain sehubungan dengan rencana pembangunan hotel di atas tanah Pemerintah Daerah. Justru sebaliknya secara empirik Pemerintah Daerah akan sangsi dan merasakan akan menemukan kesulitan bila sepenuhnya mengikuti ketentuan tender yang dipersyaratkan sesuai prosedur. Pemerintah Daerah menilai peluang yang ditawarkan investor(PT Hikmah Resources Indonesia) sulit untuk tidak segera disahuti untu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Menungguh untuk tender secara umum sampai kepada pelelangan/seleksi ulang cukup memakan waktu yang diprediksi akan menjadi ancaman mundurnya insvestor dari komitmen atas pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah yang tidak dipergunakan lagi untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, tanah tersebut berada di luar wilayah tata ruang Kabupaten Luwu.Langkah yang ditempuh Pemerintah Daerah semangatnya ada pada esensi otonomi daerah yang selalu berupaya untuk mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah , yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Sumber penerimaan daerah tidak cukup hanya mengandalkan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Yang pasti indikasi untuk merugikan keuangan daerah jauh dari niat dan perbuatan.

Mengenai ketentuan Pasal 29 ayat (7) PP No.6 Tahun 2006, Pemerintah Daerah menerima baik bahwa semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan bangun guna serah tidak dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Dalam penjelasan pasal ini dijelaskan cukup jelas. Kecuali itu dalam Penjelasan Umum Permendagri No.17 Tahun 2007 dijelaskan pada angka 4. Bangun Guna Serah huruf d Persyaratan pelaksanaan Bangun Guna Serah pada angka 3 disebutkan bahwa dana untuk pembangunan berikut penyelesaian fasilitasnya tidak membebani APBD. Bagaimana dengan urusan perizinan (IMB) ? Baik dalam batang tubuh Permendagri No. 17 Tahun 2007 maupun dalam Penjelasan Umum pada angka 9 hanya disebutkan bahwa izin mendirikan bangunan atas nama Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah menilai bahwa dengan IMB tersebut di dalamnya disebutkan atas nama Pemerintah Daerah maka tentu yang membiayainya adalah Pemerintah Daerah sebagai pemilik melalui APBD.

Berbeda dengan biaya pengkajian , penelitian dan pengumuman tender/lelang disebutkan secara eksplisit dibebankan pada APBD. Begitu juga dengan yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan Surat Perjanjian, Konsultan pelaksana/pengawas, dibebankan pada pihak ketiga (Pasal 41 ayat (9) dan ayat (10) Permendagri No.17 Tahun 2007) .