tanda in partu

3
1. Tanda-tanda inpartu a. Timbulnya rasa sakit dari rahim menjelang persalinan disebabkan karena his (kontraksi) rahim yang dimulai dari belakang (pinggul) kearah depan dan terjadi terus menerus. Kadang-kadang rasa sakit his sudah ada pada awal kehamilan, namun tidaklah seberapa. Masa-masa kehamilan tua hanya konstraksi ringan saja dan tidak teratur. Menjelang melahirkan aktivitas rahim lebih meningkat lagi hingga persalinan dimulai. Akhirnya his timbul lebih kuat lagi dan teratur dengan frekuensi waktu semakin sering. Sakit yang semula setiap 20 menit sekali, menjadi 10 menit sekali dan semakin pendek lagi yang akhirnya tiap 2-5 menit sekali dengan lama his yang meningkat (kira-kira 50 - 60 detik). Perasaan sakit pada waktu his amat subyektif. Tidak hanya tergantung pada intensitas his, tetapi tergantung pada keadaan mental orangnya. Jika ia tahu apa yang terjadi padanya, tidak ada perasaan takut, dapat menerima segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi, disertai tawakal kepada Allah swt , dengan jiwa yang tenang. Insya Allah perasaan sakit yang diderita akan berkurang. b. Keluarnya lendir dan darah Secara klinis dapat dinyatakan sejak melalui persalinan atau partus. Yaitu bila timbul his dan sang ibu mengeluarkan lendir atau darah. Lendir itu berasal dari saluran serviks (bagian bawah yang terendah dari rahim)

Upload: ahmad-n-fauzi

Post on 11-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

1. Tanda-tanda inpartua. Timbulnya rasa sakit dari rahimmenjelang persalinan disebabkan karena his (kontraksi) rahim yang dimulai dari belakang (pinggul) kearah depan dan terjadi terus menerus. Kadang-kadang rasa sakit his sudah ada pada awal kehamilan, namun tidaklah seberapa. Masa-masa kehamilan tua hanya konstraksi ringan saja dan tidak teratur. Menjelang melahirkan aktivitas rahim lebih meningkat lagi hingga persalinan dimulai. Akhirnya his timbul lebih kuat lagi dan teratur dengan frekuensi waktu semakin sering. Sakit yang semula setiap 20 menit sekali, menjadi 10 menit sekali dan semakin pendek lagi yang akhirnya tiap 2-5 menit sekali dengan lama his yang meningkat (kira-kira 50 - 60 detik). Perasaan sakit pada waktu his amat subyektif. Tidak hanya tergantung pada intensitas his, tetapi tergantung pada keadaan mental orangnya. Jika ia tahu apa yang terjadi padanya, tidak ada perasaan takut, dapat menerima segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi, disertai tawakal kepada Allah swt , dengan jiwa yang tenang. Insya Allah perasaan sakit yang diderita akan berkurang.

b. Keluarnya lendir dan darah Secara klinis dapat dinyatakan sejak melalui persalinan atau partus. Yaitu bila timbul his dan sang ibu mengeluarkan lendir atau darah. Lendir itu berasal dari saluran serviks (bagian bawah yang terendah dari rahim) yang mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler di sekitar saluran serviks yang pecah ketika terjadi pergesekan-pergesekan serviks yang membuka. Akibat his yang semakin kuat dan teratur ini akan mengakibatkan serviks semakin membuka lebar. Pembukaan lengkap sehingga bisa menimbulkan persalinan yaitu setelah kurang lebih 10 cm.c. Pecahnya ketuban Untuk persalinan normal, ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan serviks hampir sepenuhnya. Kadang ketuban harus dipecahkan, ketika pembukaan hampir lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai 5 cm disebut ketuban pecah dini. Hal ini merupakan suatu kelainan yang harus diatasi dengan seksama. Cairan ketuban warnanya putih, agak keruh, serta mempunyai bau khas; yaitu agak amis dan manis. Kadang-kadang pada persalinan, warna air ketuban menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan mekonium (kotoran pertama yang dikeluarkan bayi dan bercampur dengan empedu). Kadang wanita yang baru hamil pertama tidak merasakan ketuban yang sudah pecah. Karena mengira itu merupakan air seni yang mengalir terus. Sebetulnya bisa dibedakan dari baunya. Air seni akan disadari dan dirasakan bila sang wanita hamil hendak buang air kecil. Sedangkan air ketuban keluar dengan sendirinya, tanpa disadari. Kadang merembes terus-menerus, dan terkadang langsung banyak.

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I. Jakarta: EGC ; 1998. Hal 58-61.