laporan praktikum tanda-tanda vital
TRANSCRIPT
BAB I
DASAR TEORI
Perubahan fungsi tubuh seringkali tercermin pada suhu, denyut nadi,
pernafasan dan tekanan darah. Setiap perubahan yang berbeda dengan keadaan
normal dianggap sebagai indikasi yang penting mengenai keadaan kesehatan
seseorang. Karena itu, keempat komponen ini disebut tanda-tanda vital
(Potter&Perry, 1997)
Pemeriksaaan tanda-tanda vital merupakan cara yang tepat dan efisien dalam
memantau kondisi kesehatan atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi
respon terhadap intervensi yang diberikan. Data ini memberikan sebagian
keterangan pokok yang memungkinkan disusunnya rencana sebelum adanya
tindakan klinis dari seorang Dokter gigi. Selanjutnya, pengambilan tanda-tanda
vital ini dilakukan dengan jarak waktu, pengambilan tergantung pada keadaan
umum atau kebutuhan. Palpasi dan auskultasi merupakan metode pokok yang
digunakan untuk mengetahui tanda-tanda vital.
1.1. Tekanan darah
Kerja jantung dapat dilihat melalui tekanan darah. Tekanan darah terdiri atas
tekanan sistolik (pembilangan) yaitu tekanan tertinggi pada dinding arteri yang
terjadi ketika bilik kiri jantung menyemprotkan darah melalui katup aorta yang
terbuka kedalam aorta, dan tekanan diastolic (penyebut) yaitu tekanan yang
minimal terhadap dinding arteri setiap waktu (potter&perry, 1997) satuan tekanan
darah adalah mmHg.
Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah :
Tolakan peripheral,
Gerakan
Memompa jantung,
Volume darah,
1
Kekentalan darah,
Elastisitas dinding pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah pada orang
yang sehat ialah :
Usia,
Jenis kelmin,
Aktivitas,
Emosi.
Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda. Oleh karena itu kita
perlu mengkaji tekanan darah yang normal pada orang tertentu. Menurut
Potter&Perry, seseorang dewasa muda rata-rata tekanan darah normalnya adalah
120/80 mmHg. Jika terjadi penaikkan atau penurunan sebesar 20-30 mmHg atau
lebih perlu dikaji kembali apakah orang tersebut mempunyai gangguan dalam
sistem sirkulasi darah.
Hipertensi : Sistolik diatas 140 mmHg
Diatolik diatas 90 mmHg
Hipotensi : Sistolik dibawah 90 mmHg dengan tanda-tanda pusing dan
peningkatan nadi.
1.2. Nadi
Denyut nadi merupakan dorongan atau ketukan yang diakibatkan oleh
mengembangnya aorta yang mengahasilkan gelombang pada dinding aorta.
Ada banyak sebab terjadinya perubahan kecepatan denyut jantung. Kecepatan
denyut bereaksi terhadap rangsangan yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis
dan parasimpatis.
Beberapa hal yang memepengaruhi jumlah denyut:
2
Emosi,
Nyeri,
Aktivitas
Obat-obatan.
Irama denyut nadi ada beberapa macam yaitu: irama normal (jika selang
waktu antar denyut sama), irama tidak teratur (aritmia), pulsus intermiten (denyut
yang mengalami periode irama yang normal kemudian terganggu oleh periode
yang tidak teratur).
Tempat-tempat yang paling sering digunakan untuk denyut nadi adalah nadi
radialis dipergelangan tangan.
1.3. Suhu Tubuh
3
Suhu tubuh rata-rata untuk orang dewasa adalah:
suhu oral 37°C, suhu rectal 37,5°C, dan suhu aksila 36,7°C (Potter&Perry, 1997).
Faktor yang mempengaruhi pengukuran suhu tubuh:
Usia,
Latihan fisik,
Hormon
Stress.
Pengaturan suhu tubuh ada dihipotalamus dalam sistem saraf pusat yang
terletak dibawah otak. Organ ini memainkan peranan penting sebagai pengaturan
panas.
Hipotalamus mempunyai dua bagian: hipotalamus anterior untuk mengatur
pembuangan panas, dan hipotalamus posterior mengatur upaya penyimpangan
panas. Pusat tersebut menjaga agar suhu tetap berkisar 37°C dengan
mempertahankan keseimbangan antara panas yang hilang dengan produksi panas
yang berasal dari metabolisme. Sedangkan mekanisme untuk menjaga agar suhu
tubuh tetap seimbang dilakukan dengan melebarkan darah/vasodilatasi dalam
upaya mengeluarkan panas dan menyempitkan pembuluh darah/vasokonstriksi
dalam upaya menahan panas.
Pireksia atau demam adalah terjadinya kenaikan suhu tubuh diatas normal
dan merupakan gejala umum penyakit. Naiknya suhu tubuh membantu tubuh
melawan penyakit/menghacurkan bakteri. Hiperpireksia terjadi jika suhu > 41°C
dan dalam keadaan ini sel-sel otak dapat mengalami kerusakan dan jika suhu >
43°C maka individu tidak dapat bertahan untuk hidup. Hipotermia adalah kondisi
sebaliknya dimana suhu berada dibawah rata-rata normal. Kematian biasanya
terjadi apabila suhu turun sampai dibawah 34°C.
4
1.4. Pernafasan
Menurut potter & Perry (1997) bernafas adalah :
Tindakan mengambil oksigen oleh tubuh (inspirasi) dan tindakan membuang
karbondioksida dari dalam tubuh (ekspirasi). Secara normal orang dewasa sehat
bernafas kira-kira 16-20 x/i, sementara bayi dan anak kecil bernafas cepat dari
pada orang dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea. Jika suhu
badan naik, kecepatan bernafas bertambah karena tubuh berusaha melepasakan
diri dari kelebihan panas. Setiap keadaan yang menyebabkan akumulasi CO2 dan
kekurangan O2 dalam darah mengakibatkan bertambahnya kecepatan dan
kedalaman pernafasan. Bernafas yang semakin dalam disebut Hyperpnea. Secara
normal bernafas dilakukan secara otomatis dan tidak mengeluarkan suara, teratur
5
dan tanpa upaya khusus. Pernafasan yang sulit disebut dyspnea yang ditandai oleh
pernafasan cuping hidung, wajah tenang dan bernafas menggunakan otot-otot
tambahan.
6
BAB II
HASIL DAN JAWABAN
2.1. Pengukuran Tekanan Darah
Orang ParameterSphygmomanometer Arenoid Digital
I II III rerata I II III rerata I II III rerata
Ke-1
Tangan
kanan
110
/ 70
111/
78
110,5/
74
104
/ 68
90/
70
100
/ 70
98/
69,33
101/
74
106
/ 70
103,5/
72
Tangan
kiri
109
/ 73
105/
75
107/
74
104
/ 64
107/
70
105,5/
67
107/
75
104
/ 73
105,5/
74
Ke-2
Tangan
kanan
110
/ 64
108/
70
109/
67
110
/ 68
112/
60
111/
64
96/
62
98/
61
97/
61,5
Tangan
kiri
102
/ 70
108/
62
105/
65
108
/ 70
110/
72
109/
71
102/
66
102
/
62
102/
65
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan
tensimeter konvensional dan digital?
Jawab : Jika dilihat melalui hasil dari rata-ratanya maka akan didapatkan
hasil yang tidak terlalu menunjukkan perbedaan yang terlalu jauh.
2. Apakah ada perbedaaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan
kanan dan kiri?
Tidak, nilai pengukuran antara tangan kanan dan kiri relatif hampir sama.
3. Apakah ada perbedaaan hasil pengukuran A.Radialis, A.Karotis,dan A.
Brakialis?
4. Apakah ada perbedaaan Tekanan darah yang diukur dengan perbedaan
posisi?Jelaskan mengapa?
Jawab: Iya ada perbedaan, karena tekanan darah orang yang berbaring,
duduk dan berdiri masing masing merupakan kegiatan yang berbeda dan
7
energi yang digunakan juga berbeda. Jadi perbedaan tersebut seperti pada
saat berbaring dan duduk, tekanan darah pada saat berbaring akan lebih
rendah dibanding dengan saat duduk, karena juga dengan berbaring, orang
tersebut dalam keadaan relaksasi sehingga tekanan darah tidak terlalu
tinggi dibandingkan dengan posisi yang lain.
5. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?
Jawab:
1. Kekuatan jantung memompakan darah
2. Viskositas (kekentalan ) darah
3. Elatisitas dinding aliran darah
4. Tahanan Tepi
6. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika
pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?
Jawab: Kemungkinan yang akan terjadi jika tidak dilakukan pengukuran
tanda-tanda vital terlebih dahulu bisa membahayakan kondisi penderita,
seperti pada halnya penderita yang memiliki tekanan darah yang tinggi,
maka bahaya pula penderita tersebut apabila dilakukan tindakan
pencabutan gigi.
2.2. Pengukuran Sikap Tubuh
Orang Parameter
Berbaring Duduk Berdiri
I II IIIrerat
aI II III rerata I II III rerata
Ke-
1
Tangan
kanan
95/
63
98/
61
97/
63
96,67/
62,3
99/
69
100
/ 65
95/
75
98/
69,67
112
/ 70
118/
63
87/
74
105,67/
69
Tangan
kiri
100/
54
90/
58
86/
55
92/
55,67
101/
73
101
/ 62
96/
64
99,3/
66,3
95/
68
93/
74
113
/ 95
100,33/
71,81
Ke-
2
Tangan
kanan
103/
67
95/
61
101/
70
99,67/
66
101/
75
105
/ 56
107/
92
104,3/
74,3
110
/ 80
109/
59
113
/ 92
110,67/
77
8
Tangan
kiri
93/
60
107/
72
103/
74
100/
66
128/
78
107
/ 71
105/
86
113,3/
78,3
106
/ 77
103/
59
106
/ 77105/ 71
2.3. Pengukuran Pernafasan
Jumlah pernafasan Time
14 kali 60 detik
2.4. Pengaruh latihan
Orang ParameterNadi
(kali/mnt)
Sistolo
(mmHg)
Diastole
(mmHg)
127 109 79
Ke-1 3 menit
pertama128 128 74
6 menit 116 107 73
9 menit 117 113 70
11 menit 123 113 69
94 127 83
Ke-2 3 menit
pertama107 138 91
6 menit 101 127 78
9 menit 100 126 79
11 menit 100 112 74
2.5. Pengaruh Stress : Cold Pressure Test
Orang Parameter Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)
Ke-1 Pra-stress 106 76
30 detik 109 66
9
60 detik 121 75
2.6. Pengukuran Denyut Nadi
Duduk Berdiri Berbaring
99 kali/menit 71 kali/menit 76 kali/menit
PERTANYAAN PERCOBAAN DENYUT NADI
1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi
sebelum melakukan tindakan operatif?
2. Faktor apa sajakah yang memperngaruhi denyut nadi?
3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi
tubuh? Jelaskan mengapa!
4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?
5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?
JAWABAN PERCOBAAN DENYUT NADI
1. Karena dengan mengukur denyut nadi, kita dapat mengetahui kondisi dari
pasien, bisa saja pasien mengalami Aritmia, sehingga denyut nadinya cepat dan
detak jantungnya tidak teratur sehingga dapat diindikasikan bahwa orang tersebut
mungkin menderita kelainan jantung yang nantinya bisa menjadi suatu kondisi
yang berbahasa seperti serangan jantung sehingga dapat mengakibatkan kematian.
2. Faktor yang Mempengaruhi Denyut Nadi
Tingkat aktivitas fisik
Tingkat kebugaran
Suhu udara
Posisi tubuh (berdiri atau berbaring, misalnya)
Emosi
Ukuran tubuh
10
Konsumsi obat-obatan
3. Iya, terdapat perbedaan pada berbagai kondisi tubuh, dikarenakan dari berbagai
kondisi tubuh mestinya memerlukan energi yang berbeda, sehingga contohnya
pada saat tidur ternyata denyut nadi hanya 71 kali permenit namun pada saat saat
berdiri menjadi 76 kali permenit.
4. Frekuensi nadi akan meningkat bila kerja jantung meningkat. Bila kita berlatih
frekuensi denyut nadi dengan sendirinya akan meningkat sesuai dengan beratnya
latihan yang dilakukan. Setelah latihan selesai frekuensi denyut nadi akan
menurun. Orang yang terlatih nadi istirahatnya lebih lambat dibandingkan dengan
orang yang tidak terlatih. Peningkatan denyut nadi berhubungan dengan
peningkatan respirasi yang menyebabkan meningkatnya aktifitasnya otot-otot
respirasi, sehingga dibutuhkan darah lebih banyak untuk menyuplai Oksigen dan
nutrien melalui peningkatan aliran darah.
5. Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan pada
saat melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan denyut nadi maksimal
digunakan rumus 220-umur.
Menurut DR Suhantoro cara yang aman adalah mengukur denyut nadi maksimal
(DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan
DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-
70 persen DNM.
DR Suhantoro mencontohkan orang yang berusia 40 tahun maka DNM saat ia
berolahraga adalah 220-40 = 180. Kemudian angka 180 dikalikan dengan 60
persen untuk batas ringan dan 70 persen untuk batas atas yang hasilnya 108-126.
Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun harus
berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah melampaui 126.
Jika masih dipaksakan yang terjadi adalah kram jantung yang
membuat serangan jantung. "Sekali lagi perlu diperhatikan kondisi denyut jantung
11
saat berolahraga jangan sampai melebihi btas maksimal yang bisa membahayakan
jantung,"Jika sudah merasa melampaui dosis saat lari di futsal berikan saja bola-
bola itu ke orang lain yang masih kuat. Satu lagi saat istirahat minumlah air
dengan suhu 15-16 derajat atau minuman manis dengan kadar gula 2,5-5 persen.
"Minuman yang terlalu dingin akan sulit diabsorb tubuh karena suhu tubuh setelah
olahraga sedang dalam kondisi panas," jelas Dr Suhantoro.
2.7. Pengukuran Suhu Tubuh
I II
Melalui Oral 37,1℃ 37,1℃
Melalui Aksial 36,6℃ 36,6℃
PERTANYAAN PERCOBAAN SUHU TUBUH
1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa
perbedaannya? Jelaskan!
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau
pengukuran di bagian tubuh yang lain?
JAWABAN PERCOBAAN SUHU TUBUH
1. Pada praktikum pengukuran suhu tubuh ini, adanya perbedaan suhu tubuh
yang mana rata-rata pada suhu aksila objek penelitian (OP) pada waktu
istirahat (tanpa perlakuan) 36,60C, sedangkan suhu oral (tanpa perlakuan)
37,10C . Hal tersebut menunjukkan bahwa suhu oral lebih tinggi 0,50C
daripada suhu aksila. Perbedaan ini dikarenakan pengukuran suhu aksila
merupakan pengukuran suhu di luar tubuh sedangkan oral berada di dalam
tubuh. Suhu di dalam tubuh (mukosa) lebih tinggi dan mencerminkan suhu
12
inti, sementara suhu di luar tubuh (kulit) tidak cepat mengikuti perubahan
suhu inti.
2. a.Aksila (Ketiak)
Pengukuran suhu tubuh dilakukan di aksila (ketiak) karena aman dan mudah
serta bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama (9-15 menit)
daripada pengukuran di oral (mulut). Namun, pengukuran suhu di aksila
kurang akurat karena diletakkan di luar tubuh sehingga ada kemungkinan
tertinggal dalam pengukuran suhu inti pada waktu perubahan suhu yang cepat
b.Rektal
Rektal bisa dijadikan tempat pengukuran suhu tubuh karena daerah tersebut
banyak pembuluh darah , selain itu suhu rektal juga menunjukkan suhu inti.
Kerugiannya, pengukuran suhu di rektal tidak boleh dilakukan pada klien
yang mengalami bedah rektal dan nyeri pada area rektal. Waktu yang
dibutuhkan dalam pengukuran suhu di rektal adalah 3-5 menit.
2.8. Pengukuran Indeks Masa Tubuh
Nama Tinggi
Badan
Berat
Badan
BB Ideal
maksimal
BB Ideal
minimal
IMT Ket
Arum 158 56 48 43,2 22,4 Normal
Ghiza 159 61 49 44,1 24,12 Normal
Anggun 168 56 58 52,2 19,86 Normal
Mindi 157 55,5 47 42,3 22,52 Normal
Puspita 161 51 51 45,9 19,69 Normal
PERTANYAAN PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN
1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi?
Jelaskan untuk apa!
13
2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat
bagi yang terlalu gemuk? Jelaskan!
JAWABAN PERTANYAAN PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT
BADAN
1. Iya, karena dengan mengetahui TB dan BB kita dapat mencari indeks masa
tubuh yang nantinya dari IMT tersebut dapat diketahui kemungkinan-
kemungkinan penyakit yang diderita oleh pasien.
2. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh mereka
yang memiliki IMT kurang dari 18, yaitu:
1.Osteoporosis
Osteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang
seiring dengan waktu. Osteoporosis terjadi apabila tubuh tidak mampu
membentuk jaringan tulang baru, atau jaringan tulang yang telah ada diserap
terlalu banyak oleh tubuh, atau keduanya.
Kepadatan tulang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti, faktor bawaan, jenis
kelamin, ras, aktifitas fisik, kondisi kesehatan secara keseluruhan dan asupan
makanan dan gizi.
Dalam pembentukan tulang, kalsium dan fosfor merupakan mineral penting yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sumber kalsium dan fosfor banyak terdapat pada
susu dan berbagai produk olahan susu seperti mentega, keju, es krim dan
sebagainya, telur, ikan, sayuran dan kacang-kacangan.
Estrogen merupakan hormon yang ikut memiliki andil penting pada terjadinya
osteoporosis. Hormon ini identik sebagai hormon wanita.
Kadar estrogen yang rendah dapat memicu terjadinya osteoporosis. Sebab
estrogen dapat memperlambat hilangnya jaringan tulang. Lemak tubuh dapat
memicu produksi estrogen. Apabila tubuh terlalu kurus, sehingga lemak tubuh
hanya sedikit, maka estrogen yang diproduksipun rendah, sehingga makin
mempertinggi resiko osteoporosis.
Berat badan yang rendah menyebabkan tekanan yang diterima oleh tulang juga
14
kecil, padahal, tekanan pada tulang berfungsi meningkatkan kepadatan tulang.
Osteoporosis ini dapat mengancam baik pada pria maupun wanita. Sehingga
hanya dengan jatuh saja atau kecelakaan, bisa menyebabkan luka yang fatal atau
bahkan kematian. Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, maka orang yang
memiliki IMT kurang dari 17, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk
menambah berat badannya dengan aman.
2. Masalah reproduksi
Keadaan sangat kurus pada wanita, menjadi salah satu penyebab beberapa
masalah reproduksi pada wanita.
Yang pertama, siklus menstruasi akan berhenti atau menjadi tidak teratur pada
wanita yang terlalu kurus. Bukan hanya itu, wanita yang terlalu kurus, juga akan
mengalami kesulitan saat akan konsepsi (terjadinya pembuahan), mereka juga
sulit untuk mempertahankan kehamilannya. Menurut hasil studi, 72 persen dari
wanita hamil yang underweight, akan mengalami keguguran dalam semester
pertama.
Pria yang terlalu kurus memiliki resiko untuk mengalami disfungsi seksual
menetap sebanyak 22 kali lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal.
Masalah-masalah seperti disfungsi ereksi, sakit saat berhubungan seksual atau
ketidakmampuan untuk ejakulasi. Menurut penelitian juga terdapat hubungan
antara berat badan pria dan kesehatan spermanya.
3. Anemia
Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang
waktu. Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah meripakan gejala
khas anemia. Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami
kekurangan sel darah merah. Sel darah merah bertanggung jawab untuk
transportasi oksigen menuju organ. Apabila sel darah merah kurang, maka
oksigen yang diangkut menuju organ tubuh juga tidak memadai. Sehingga organ
tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan muncullah gejala anemia. Gejala lain
dari anemia adalah, pucat, pusing, detak jantung tidak teratur, nafas pendek.
Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat. Hal
15
ini menjadi salah satu alasan lagi bagi penderita anoreksia untuk mengkonsumsi
cukup makanan yang bergizi.
4. Rendahnya sistem imun
Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat berfungsi
dengan baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang masuk ke tubuh
kita. Bagi penderita anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka sel-sel
tubuh kurang maksimal dalam menghasilkan sistem imun. Sehingga orang yang
terlalu kurus gampang terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah,
seperti kanker, yang dimulai dengan aktivitas sel yang abnormal.
Bagi anda yang terlalu kurus, berkonsultasi dengan dokter anda tentang
kemungkinan untuk mengkonsumsi supplemen tambahan agar daya tahan tubuh
anda cukup kuat sepanjang tahun dapat sangat membantu.
5. Penyakit Jantung dan Diabetes
Penyakit jantung dan diabetes, sering dihubungkan dengan kegemukan. Namun
demikian, orang kuruspun tidak lepas dari penyakit ini. Hal ini lebih disebabkan
karena keteledoran diri. Bahwa menganggap mempunyai tubuh yang ideal
sehingga malas untuk berolahraga, jarang memeriksakan kesehatan secara rutin,
asupan makanan yang kurang seimbang, dll.
Pada penelitian, disebutkan bahwa orang yang memiliki gen kurus, memiliki
kecenderungan untuk menyimpan lemak ditempat yang dalam, seperti disekitar
jantung dan hati, daripada dibawah kulit. Dan studi menyatakan bahwa hal itu
beresiko lebih tinggi untuk terjadinya diabetes dan serangan jantung dikemudian
hari.
Jika kegemukan maka akan mengakibatkan seperti berikut,
a. Obesitas
Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang. Di mana
seseorang lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein tanpa memperhatikan
serat. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak
darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.
16
Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat
sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri.
Ada hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat di
atas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan
epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada
populasi pasien hipertensi. Pada penyelidikan dibuktikan bahwa curah jantung dan
volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal dengan
tekanan darah yang setara.
Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang
mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa
meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10% mengakibatkan kenaikan
tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan
membatasi kalori bagi orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk
mencegah terjadinya hipertensi. Sedangkan hipertensi sangat erat dengan kejadian
penyakit jantung dan stroke.
b. Kadar Lemak Tubuh
Kadar lemak tubuh di golongkan menjadi lemak yang ada di jaringan bawah kulit,
lemak yang menumpuk di jaringan perut dan lain-lain, tergantung di mana lokasi
lemak itu berada pada tubuh. Kadar lemak di bawah jaringan kulit dan di perut
yang berlebihan mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap munculnya
penyakit tertentu, seperti DM, hiperlipidemi dan penyakit jantung. Tingginya
kadar lemak yang ada pada tubuh seseorang, meningkatnya kadar kolesterol
sebagai faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Tingginya kadar lemak
tubuh juga berpengaruh terhadap lemahnya kemampuan insulin merubah glukosa
menjadi glikogen sehingga lama kelamaan kemampuan insulin akan terus
berkurang dan menyebabkan penyakit DM.
17
c. Resiko Stroke Bagi Orang Gemuk
Dari 7.400 pria yang berusia antara 47-55 tahun yang diteliti selama 28 tahun,
terlihat bahwa kegemukan, yang dilihat dari indeks massa tubuh antara 30-93,
akan cenderung mengalami stroke lebih dari sekali dibanding dengan orang yang
mempunyai berat badan ideal (indeks massa tubuh antara 20-23).
Penelitian sebelumnya di tahun 2002 dengan 21.000 orang pria, juga
menghasilkan kesimpulan yang kurang lebih sama. Setiap peningkatan 1 unit
indeks massa tubuh maka akan meningkatkan risiko stroke sebesar 6%.
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1. Pengukuran Tekanan Darah
Pada pengukuran tekanan darah telah dikatahui bahwa pengeukuran tekanan
darah dilakukan pada alat yang berbeda, namun dari hasil yang kita dapatkan,
tidak ada terlalu banyak perbedaan. Sehingga setelah dirata- rata kita dapat
mengetahui bahwa dengan menggunakan alat yang berbeda, didapatkan hasil yang
menyerupai sama. Namun, kendalanya, dalam percobaan ini untuk mengetahui
hasil yang akurat, diharuskan kita melakukan percobaab berulang, sehingga pada
manusia coba lengannya terasa nyeri karena terlalu banyak dipakai untuk
percobaan tersebut.
3.1.2. Pengukuran Sikap Tubuh
Dari percobaan yang telah kelompok kami kerjakan, ternyata sikap tubuh
sangat mempengaruhi terhadap tekanan darah pada saat itu juga, sehingga
didapatkan hasil yang bergitu berbeda dari berbagai posisi tubuh yang telah
dilakukan. Seperti pada saat posisi tubuh yang berbaring, maka dari pengukuran
tekanan darah di dapatkan tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan dengan
posisi tubuh saat berdiri dan saat tubuh, karena semua itu dikarenakan tergantung
kegiatan yang dilakukan sehingga tubuh juga memberikan reaksi yang berbeda.
3.1.3 Pengukuran Pernafasan
Pengukuran pernafasan yang kami lakukan menunnjukan adanya hasil
bahwa telah memenuhi kriteria normal yaitu antara 15 sampai dengan 20 kali
permenit. Sehingga dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut tidak
mempunyai gejala klinis apapun. Karena kecepatan pernafasan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh, kegiatan yang
dilakukan dan lain-lain.
19
3.1.4 Pengaruh latihan
Pengaruh dari latihan yang dilakukan seperti percobaan dengan menaiki
dan menuruni kursi telah membuktikan bahwa ternyata tekanan darah orang yang
latihan tersebut langsung naik dan denyut nadinya juga kencang. Dari hal ini dapat
kita ketahui bahwa latihan yang berhubungan dengan kinerja otot dapat memicu
cepatnya metabolisme tubuh sehingga tubuh menjadi panas dan jantung berdetak
cepat juga dikarenakan pengeluaran energi eksttra untuk latihan tersebut sehingga
sebenarnya pengaruh latihan ini pula dapat meyebabkan frekuensi pernafasan
menjadi cepat walau tidak kita hitung dalam percobaan ini.
3.1.5 Pengaruh Stress : Cold Pressure Test
Setelah dilakukan percobaan pada teman kita yang memasukkan
tanggannya pada air es yang sangat dingin dapat diketahui bahwa tekanan atau
Pressure dapat mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi dari teman kita.
Sehingga yang tadinya denyut nadi dan tekanannya normal dapat menjadi agak
naik dari yang kita ukur sebelum dimasukkan ke dalam bak air es.
3.1.6 Pengukuran Denyut Nadi
Pengukuran deyut nadi yang dilakukan pada berbagai kondisi dapat
memberikan hasil yang berbeda beda dikarenakan suatu reaksi tubuh yang
awalnya seperti pada saat kondisi duduk biasa saja namun pada saat saat berdiri
diketahui mempunyai denyut nadi yang lebih cepat dibanding dari yang duduk.
Hal tersebut membuktikan bahwa kondisi tubuh dapat memberikan dampak bagi
pengukuran denyut nadi pada berbagai keadaan.
3.1.7 Pengukuran Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh ini dilakukan pada dua tempat yaitu pada oral dan
aksial. Didapatkan hasil di oral hanya 36,6℃ dan di bagian aksial menjadi 37℃.
Hal tersebut telah dijelaskan bahwa suhu tubuh di aksial cenderung lebih tinggi
dari oral, namun suhu tubuh du daerah oral mempunyai selisih 5℃. Karena
memang di oral merupakan tempat yang suhunya lebih rendah daripada di aksial
sehingga memberikan hasil yang berbeda pula.
20
3.1.8. Pengukuran Indeks Masa Tubuh
Dari pengukuran indeks masa tubuh dapat diketahui bahwa seluruh
anggota kelompok dalam keadaan yang normal. Bagi indeks tubuhnya yang tidak
normal akan terdapat berbagai macam resiko penyakit yang diderita oleh orang
tersebut seperti halnya penyakit diabetes mellitus, diabetes jenis ini akan
meyerang pada manusia yang mempunya IMT dibawah 18 dan orang orang yang
obesitas, sehingga kita perlu waspada dalam mejaga pola makan kita agar lebih
sehat dan bergizi untuk keperluan metabolisme tubuh.
21
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa
berbagai posisi tubuh dapat mengakibatkan berubahnya tekanan darah, denyut
nadi dan frekuensi pernafasan. Dan juga pada percobaan Indeks Massa Tubuh kita
dapat mengetahui beberapa resiko dari kurangnya IMT atau kelebihan IMT
sehingga kita harus dapat mejaga pola makan dengan teratur dan seimbang.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Peterson, V. & Potter, P. A. (1997) Spiritual health. In: P. A. Potter & A. G. Perry
(eds.) Fundamentals of nursing: concepts, process and practice. 4th ed.
Philadelphia: C. V. Mosby. Unit 25, p.440 - 455.
2. .jurnalmedan.co.id/index.php?option=com/Mau Berolahraga - Perhatikan Dulu
Detak Jantung Anda
23