tanaman.pdf
TRANSCRIPT
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 0
PPrrooggrraamm SSttuuddii AAggrrootteekknnoollooggii
FFaakkuullttaass PPeerrttaanniiaann ddaann KKeehhuuttaannaann
UUnniivveerrssiittaass MMuuhhaammmmaaddiiyyaahh PPaallaannggkkaarraayyaa
22001155
PPeennuunnttuunn PPrraakkttiikkuumm
TTeekknnoollooggii BBuuddiiddaayyaa
TTaannaammaann HHiiaass
DDiissuussuunn oolleehh ::
DDjjookkoo EEkkoo HH.. SSuussiilloo,, SS..PP..,, MM..PP..
((NNIIDDNN.. 00000044112277660011))
PPeennggaajjaarr MMaattaa KKuulliiaahh
TTeekknnoollooggii BBuuddiiddaayyaa TTaannaammaann HHiiaass
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 1
PPrrooggrraamm SSttuuddii AAggrrootteekknnoollooggii
FFaakkuullttaass PPeerrttaanniiaann ddaann KKeehhuuttaannaann
UUnniivveerrssiittaass MMuuhhaammmmaaddiiyyaahh PPaallaannggkkaarraayyaa
22001155
PPeennuunnttuunn PPrraakkttiikkuumm
TTeekknnoollooggii BBuuddiiddaayyaa
TTaannaammaann HHiiaass
DDiissuussuunn oolleehh ::
DDjjookkoo EEkkoo HH.. SSuussiilloo,, SS..PP..,, MM..PP..
((NNIIDDNN.. 00000044112277660011))
PPeennggaajjaarr MMaattaa KKuulliiaahh
TTeekknnoollooggii BBuuddiiddaayyaa TTaannaammaann HHiiaass
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 2
Daftar Hadir
Praktikum memenuhi 15% komponen ketuntasan pembelajaran dan penilaian
mata kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Hias. Praktikum wajib diikuti secara penuh
(100%), dan menjadi prasyarat menempuh Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah ini.
No. Topik Praktikum dan Kegiatan Praktikum
Paraf Mahasiswa
Paraf Pembimbing
Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Palangka Raya, 2015
Praktikan,
( _____________________________ )
NIM.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 3
Prakata
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas limpahan Nikmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku Penuntun Praktikum Mata Kuliah
Teknologi Budidaya Tanaman Hias.
Buku Penuntun ini disusun sebagai kelengkapan kegiatan pembelajaran mata
kuliah Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Hias di Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya sehingga dengan adanya penuntun
ini diharapkan sangat membantu dan memandu mahasiswa untuk menjalankan praktikum
yang sifatnya wajib bagi ketuntasan mata kuliah ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya beserta jajarannya atas
kepercayaan dan dukungannya;
2. Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM
Palangkaraya yang memberikan arahan dan koordinasi dalam membantu kami;
3. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dan suksesnya penyusunan
penuntun ini sampai selesai.
Kami menyadari penuntun yang kami hasilkan masih jauh dari sempurna akibat
keterbatasan kami. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya,
terima kasih atas segala dukungan dan kerjasamanya dan semoga kita semua masih
diberikan kesehatan, kekuatan dan kesempatan memperbaiki di waktu yang lain. Semoga
karya ini bermanfaat lebih dari bentuknya yang sederhana ini.
Palangka Raya, April 2015
Dosen M.K. Teknologi Budidaya Tanaman Hias,
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P.
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 4
Daftar Isi
Sampul Dalam ........................................................................................................... 1
Daftar Hadir ................................................................................................................ 2
Prakata ....................................................................................................................... 3
Daftar Isi ..................................................................................................................... 4
1. Pengenalan, Inventarisasi dan Koleksi Tanaman Hias .......................................... 5
2. Pengenalan Pot dan Media Tanam Tanaman Hias ................................................ 12
3. Pembongkaran dan Penggantian Tanaman Hias Dalam Pot (Repotting) ............... 16
4. Perbanyakan Tanaman Hias.................................................................................. 21
5. Penanganan Pasca Panen Bunga Potong ............................................................. 25
6. Grouping Plants dan Flower Arrangement (Rangkaian Bunga) .............................. 29
7. Mengenal dan Membuat Terrarium ........................................................................ 33
8. Daftar Pustaka ....................................................................................................... 37
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 5
1. Pengenalan, Inventarisasi dan Koleksi Tanaman Hias
1.1. Pendahuluan
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010
Tentang Hortikultura bahwa tanaman hortikultura adalah tanaman yang menghasilkan
buah, sayuran, bahan obat nabati, florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut,
dan tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan/atau
bahan estetika. Sesuai dengan perundangan tersebut tanaman hias menjadi bagian dari
hortikultura yang secara komprehensif menjadi bahan pengetahuan dan pemanfaatan
bagi lapisan masyarakat Indonesia.
Sehubungan dengan kayanya sumber keragaman genetik kekayaan alam wilayah
Indonesia, maka dengan memperhatikan berbagai isu seperti “global warming” sebagai
salah satu akibat dari pencemaran udara yang sangat menghawatirkan, memberi isyarat
kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap dampak buruk akibat pencemaran udara
(polusi) (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012).
Seiring dengan kepedulian terhadap lingkungan, beberapa program dilakukan
untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan melalui penanaman tanaman hias pot
maupun berbentuk pertamanan. Beberapa program diantaranya program “Green and
Clean”, Cinta/Peduli Lingkungan, Gerakan Tanam Pohon, dilakukan untuk dapat
memproduksi oksigen dan menyerap polutan secara alami serta menambah kelembaban,
meredam kebisingan dan ampuh memerangi Sick Building Syndrome. Bahkan
Kementerian Pekerjaan Umum membuat program “Green City,” “Green Building” yang
menggunakan tanaman indoor dan outdoor sebagai bangunan hijau sebagai
penyeimbang ekosistem yang dipenuhi berbagai jenis tanaman hias potensial yang
dimiliki, tersebar dan dapat tumbuh dengan mudah di wilayah Indonesia (Direktorat
Jenderal Hortikultura, 2012).
Senada dengan berbagai program-program lingkungan berhubungan dengan
penggunaan tanaman hias tersebut, Balai Penelitian Tanaman Hias (2005) menyatakan
bahwa kegiatan pengkayaan koleksi tanaman hias juga perlu dilakukan dalam rangka
penataan dan pengelolaan plasma nutfah tanaman hias. Pengkayaan koleksi dapat
dilakukan melalui kegiatan eksplorasi, introduksi, on farm, dan termasuk juga dengan
melakukan rejuvenasi (pembaharuan/peremajaan) plasma nutfah tanaman hias. Kegiatan
penting lainnya adalah mendapatkan data-data karakter dan melihat potensi tanaman
hias melalui kegiatan karakterisasi dan evaluasi jenis-jenis tanaman hias, sehingga
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 6
inventarisasi dan koleksi menjadi perlu dilakukan saat ini di lingkungan sekitar kita
mengingat selain perlu kita miliki, tanaman hias juga perlu kita manfaatkan sebesar-
besarnya fungsinya. Ariyantoro (2006) menjelaskan bahwa tanaman hias setidaknya
memiliki 5 fungsi, diantaranya memiliki fungsi yang berhubungan dengan keindahan
(estetis), fungsi pemeliharaan lingkungan, fungsi pendidikan (edukatif), fungsi
pemeliharaan kesehatan, dan fungsi ekonomi dan sosial.
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal, mengetahui, mengerti dan memahami
teknik budidaya beberapa tanaman hias serta mengoleksi dengan cara menanamnya.
Praktikum ini memperdalam pengenalan dan inventarisasi beberapa jenis tanaman hias
yang meliputi identifikasi jenis dan jatidirinya, perbanyakan dan pemilihan bibit,
penyediaan bahan tanam, sampai kegiatan panen dan sebagainya, sehingga membentuk
bahan koleksi portofolio dan koleksi beberapa tanaman hias.
1.3. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah pot dari semen/beton/plastik,
ember, gembor, handsprayer, kamera, dan alat penunjang lain. Bahan yang diperlukan
dalam praktikum ini adalah bahan tanam untuk perbanyakan berbagai jenis tanaman hias,
air, media tanam campuran tanaman hias, dan bahan penunjang lainnya.
1.4. Pelaksanaan (Cara Kerja)
Pelaksanaan praktikum dilakukan berdasarkan cara kerja dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Praktikan menyiapkan beberapa nama (jenis) tanaman hias melalui pengamatan di
lapangan (tempat tinggal sendiri dan di sekitar tempat tinggal/tempat tetangga,
teman, keluarga, dan sebagainya)
b. Praktikan melakukan pengenalan dan identifikasi terhadap beberapa jenis tanaman
hias yang disiapkan tersebut dengan melakukan pengamatan lapangan termasuk
melengkapinya berdasarkan foto tanaman hias di lapangan dan melalui kepustakaan
c. Praktikan menyusun hasil identifikasi dalam bentuk lembar hasil identifikasi
d. Selain mengidentifikasi, praktikan melakukan penanaman dalam pot beberapa jenis
tanaman hias yang telah didentifikasi tersebut sebagai koleksi tanaman
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 7
e. Praktikan memelihara tanaman hias yang telah ditanam tersebut selama 2 bulan, dan
pada akhirnya didokumentasikan menggunakan kamera dan dijadikan kelengkapan
lembar identifikasi masing-masing jenis tanaman hias.
1. 5. Pengamatan
a. Praktikan membuat deskripsi hasil identifikasi tanaman hias (semua jenis tanaman
yang diamati) meliputi beberapa hal yang menyangkut nama spesies; klasifikasi;
morfologi dan gambar profilnya; anatomi; syarat tumbuh; cara perbanyakan; sistem
panen, dan sebagainya!. Lembar deskripsi dicontohkan sebagai berikut:
LEMBAR DESKRIPSI TANAMAN HIAS
1). Nama ilmiah spesies (nama latin) : .............................................................. 2). Nama Indonesia : .............................................................. 3). Nama lokal : .............................................................. 4). Klasifikasi : .............................................................. 5). Syarat tumbuh, meliputi - Kebutuhan suhu : .............................................................. - Kebutuhan kelembapan : .............................................................. - Kebutuhan cahaya : .............................................................. - Kesesuaian media tanam : .............................................................. - Kesesuaian ketinggian tempat : .............................................................. - Kebutuhan air, dll. : .............................................................. 6). Tata cara perbanyakan : .............................................................. 7). Tata cara panen : .............................................................. 8). dan sebagainya yang penting dan dapat dideskripsikan……
b. Praktikan menuliskan deskripsi tentang keindahan, tekstur, bentuk, pola, warna,
bunga (kalau ada) pada tanaman yang diamati
c. Praktikan menanam masing-masing jenis tanaman hias hasil pengamatan sehingga
menjadi koleksi sekaligus diberi label deskripsi tanaman hias tersebut. Kegiatan ini
juga mengidentifikasi potensi tanaman yang berkhasiat obat (obat alami/ tradisional)
d. Praktikan mendiskusikan dengan kelompoknya tentang identifikasi dan koleksi
tanaman hias.
Foto/Gambar Tanaman Hias
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 8
e. Praktikan diharapkan dapat menyimpulkan konsep tentang identifikasi dan koleksi
tanaman hias.
f. Praktikan dapat menyusun laporan praktikum tentang identifikasi dan koleksi
tanaman hias.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 9
Lembar Kuisioner Inventarisasi dan Identifikasi Tanaman Hias
Nama Masyarakat : …………………………………….
Alamat : Jl. …………………………………………………………….
RT…………/ RW…………………………………………….
………………………………………………………………...
1. Apa saja jenis tanaman hias yang ditanam/dimiliki di pekarangan rumah Bapak/Ibu?
1. …………………………………….. 11. ……………………………………..
2. …………………………………….. 12. ……………………………………..
3. …………………………………….. 13. ……………………………………..
4. …………………………………….. 14. ……………………………………..
5. …………………………………….. 15. ……………………………………..
6. …………………………………….. 16. ……………………………………..
7. …………………………………….. 17. ……………………………………..
8. …………………………………….. 18. ……………………………………..
9. …………………………………….. 19. ……………………………………..
10. …………………………………….. 20. ……………………………………..
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis tanaman hias yang tidak dimiliki oleh Bapak/Ibu, tetapi dimiliki oleh orang lain (tetangga) di sekitar tempat tinggal Bapak/Ibu? Sebutkan jenisnya dan di tempat siapa !
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Apakah pernah didata/dicatat jenis tanaman hias yang dimiliki di tempat tinggal Bapak/Ibu?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 10
4. Selama ini digunakan sebagai apa sajakah jenis tanaman hias yang dimiliki oleh Bapak/Ibu? (sebagai tanaman pekarangan, sebagai tanaman obat, sebagai tanaman komersial/dijual, sebagai tumbuhan gulma/yang tidak ditanam tapi dimiliki/liar, dll.)
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Harapan Bapak/Ibu selanjutnya bagaimana terhadap tanaman hias yang dimiliki oleh Bapak/Ibu masing-masing maupun untuk seluruh yang dimiliki tetangga-tetangga?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Palangka Raya, …………… 2015
Masyarakat pemilik, Pencatat lapangan,
…………………………. ………………………….
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 11
Contoh Indentifikasi dan Inventarisasi Tanaman Hias
1. BUNGA MATAHARI a. Gambar : b. Nama ilmiah : …………………. (Tim MIPA, 2012). c. Famili : ………..(Tim MIPA, 2012). d. Nama daerah : ………. (Jawa); ………. (Sumatera); ……… (Nusa Tenggara);
……..(Kalimantan) …….(Soeryoko, 2011). e. Deskripsi : pohonnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, …. dst. Budidayanya
menggunakan biji-bijinya untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah (Tim MIPA, 2012).
f. Cara perkembangbiakan : berkembangbiak dengan biji (Soeryoko, 2011). g. Kandungan zat kimia : mengandung alkaloida, kalium, dan ….. (Soeryoko, 2011). h. Manfaat : bisa dimanfaatkan untuk obat malaria atau demam, digigit ular berbisa, dan
menambah nafsu makan (Tim MIPA, 2012). Akarnya berguna untuk menghancurkan batu ginjal (Soeryoko, 2011).
i. Lokasi Penanaman/Pemilik Tanaman : Pekarangan rumah Bapak Djoko, Jl. Dahlia
No.10, RT.05/RW.III Kelurahan Buktit Tunggal, Kec.Jekan Raya.
Sebagai Identifikasi dan Inventarisasi Kepemilikan Tanaman Hias
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 12
2. Pengenalan Pot dan Media Tanam Tanaman Hias
2.1. Pendahuluan
Sebelum tanaman hias ditempatkan pada tempat yang ditentukan sebagai lokasi
berfungsinya tanaman sebaga hiasan maupun fungsi lainnya, tanaman hias harus
ditanam terlebih dahulu dalam wadah atau pot (container) yang berisikan media tanam.
Bermacam-macam pot yang dapat digunakan sebagai tempat menanam tanaman hias
yaitu pot tanah liat; pot kayu; pot bamboo; pot dari pakis; pot plastik; pot semen (beton);
pot keramik (porselin); pot dari bahan logam; pot dari kaleng bekas, ember, dan panci
bekas; dan sebagainya. Menurut lokasi meletakkan, pot juga ada yang diletakkan di
bawah (lantai), di atas rak, maupun yang digantung. Sesuai dengan tujuan penanaman
tanaman hias, maka memilih pot sangat menentukan pertumbuhan dan kualitas dari
tanaman hias yang ditanam nantinya. Begitu juga masing-masing jenis pot sesuai dengan
bentuk, ukuran, bahan, dan fungsinya akan memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Bahkan dapat terhindar dari pembelian pot yang mahal dan tidak sesuai dengan tanaman
yang ditanam. Terlebih lagi, melalui apresiasi yang tinggi, selain unsur hias berasal dari
tanamannya juga dapat dihadirkan secara kreatif dari segi pot yang digunakan (Rahardi,
1996).
Untuk mengisi pot yang akan digunakan menanam tanaman hias, media tanam
juga perlu disiapkan dengan baik. Karena tumbuh dan geraknya perakaran tanaman hias
nantinya hanya sebatas dalam pot, maka media haruslah senantiasa mengandung unsur
hara, terjaga kelembapan tanahnya, dan tetap dalam keadaan remah serta gembur
(Rahardi, 1996). Soedijono dan Hartono (2007) menjelaskan bahwa media tanam
merupakan kunci utama penanaman tanaman hias, meskipun Rahardi (1996) juga
mengatakan bahwa pada dasarnya semua tanah bisa kita gunakan untuk mengisi pot,
namun dikarenakan kesuburannya berbeda haruslah dipertimbangkan apakah dapat
digunakan langsung atau diperlukan penambahan dan pencampuran dengan bahan
organik lainnya.
Media tanam diperlukan secara berbeda oleh beberapa jenis tanaman hias,
artinya terkadang tanaman hias yang berbeda mengisaratkan jenis media yang berbeda
pula, sehingga diperlukan ketepatan pemilihan bahan dan formula campurannya serta
diusahakan sterilisasi terlebih dulu untuk menghindari dan menekan hama dan penyakit
yang berpotensi Soedijono dan Hartono (2007).
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 13
Meskipun secara prinsip media dapat berbentuk media tunggal maupun media
campuran maka secara garis besar merupakan perpaduan antara tanah liat, pasir, dan
bahan organik dengan perbandingan 1:1:1 (Rahardi, 1996), kemudian berkembang
sesuai jenis tanaman dengan kemungkinan pencampuran cocopeat, sekam bakar dan
pasir dengan perbandingan 40:40:20 (Soedijono dan Hartono, 2007), termasuk ada juga
dicontohkan media campuran tanah dan kompos daun kacang-kacangan dengan
perbandingan 3:2 (Redaksi Trubus, 2007).
Gambar 2.1. Contoh beberapa pot yang terbuat dari bahan plastik untuk penyemaian benih (A); pot berbagai ukuran dari plastik (B); pot dari bahan kayu (C); pot dari bahan beton (semen) (D); dan pot dari bahan kaca (E).
A B B
C D D
E E E
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 14
Gambar 2.2. Contoh pot duduk berkaki yang terbuat dari bahan keramik/porselin (F); pot gantung dari bahan plastik (G). dan pot gantung dari bahan tanah liat untuk tanaman anggrek dan sirih-sirihan (H).
2.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal beberapa jenis pot
(bentuk, ukuran dan bahan), yang dapat digunakan sebagai wadah budidaya tanaman
hias dan sekaligus menyiapkan berbagai media tanam untuk beberapa jenis tanaman
hias yang berbeda.
2.3. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah cetok, ember, ayakan tanah,
terpal, kamera, alat tulis menulis dan alat penunjang lain. Bahan yang diperlukan dalam
praktikum ini adalah berbagai jenis pot (bentuk, ukuran dan bahan), tanah liat, pasir,
bahan organik (pupuk kandang, kompos), arang serbuk gergaji, arang sekam, pakis,
serbuk sabut kelapa (cocopeat), dll.
F
G H H
G
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 15
2.4. Pelaksanaan (Cara Kerja)
Pelaksanaan praktikum dilakukan berdasarkan cara kerja sebagai berikut :
a. Praktikan menyiapkan berbagai macam jenis pot dan bahan-bahan untuk media
tanam.
b. Praktikan mengidentifikasi berbagai jenis pot, kemudian mencoba melakukan
pemilahan sesuai dengan jenis pot untuk digunakan jenis tanaman hias apa saja.
Praktikan sekaligus memberikan keterangan bagaimana keuntungan dan kelemahan
dari pemakaian jenis pot tersebut.
c. Sesuai dengan bahan media tanam yang telah disediakan, praktikan diharapkan
membuat campuran media tanam untuk beberapa jenis tanaman hias tertentu sesuai
dengan pustaka-pustaka sehingga dihasilkan beberapa formula campuran media
tanam yang siap digunakan untuk penanaman tanaman hias.
d. Praktikan mendiskusikan dengan kelompoknya tentang pemilihan dan penggunaan
berbagai jenis pot beserta beberapa formula campuran media tanam.
e. Praktikan diharapkan dapat menyimpulkan konsep tentang berbagai jenis pot dan
penyediaan media tanam untuk tanaman hias.
f. Praktikan dapat menyusun laporan praktikum tentang berbagai jenis pot dan
penyediaan media tanam untuk tanaman hias
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 16
3. Pembongkaran dan Penggantian Tanaman Hias Dalam Pot (Repotting)
3.1. Pendahuluan
Tanaman hias dalam pot lambat laun perakarannya penuh dan memenuhi pot
sehingga diperlukan pembongkaran dan pemindahan ke pot lain yang lebih besar agar
pertumbuhan perakarannya tidak terhambat dan terganggu serta tanaman akan tetap
tumbuh dengan baik. Dikarenakan pot tidak mampu lagi menampung penuhnya
perakaran, maka unsur hara yang ada juga mengalami pengurangan dan berpotensi
menyebabkan tanaman kekurangan hara menjadi merana yang ditandai dengan
dedaunan mulai nampak kekuningan. Kegiatan pembongkaran dan pemindahan
(penggantian) pot sering disebut dengan repotting (Rahardi, 1996; Soedijono dan
Hartono, 2007). Lebih lanjut, tujuan dari repotting adalah agar tanaman mendapatkan air
dan makanan yang lebih banyak sesuai dengan pertumbuhannya.
Tahap penyiapan kegiatan repotting hampir sama dengan saat menyiapkan media
tanam saat awal penanaman. Syaratnya, harus diupayakan media tanam yang semula
(yang lama) agar tidak pecah bentuknya sehingga menunjang keberhasilan
pemindahannya (Rahardi, 1996; Soedijono dan Hartono, 2007).
3.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam pot tanaman hias dan
memahami konsep pemindahan tanaman hias dari berbagai jenis dan ukuran pot sesuai
dengan pertimbangan jenis, umur dan penggunaan tanaman hias.
3.3. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah cetok, pisau bunga, gunting
bunga, terpal untuk alas penanaman, gembor, gayung, dan alat penunjang lain. Bahan
yang diperlukan dalam praktikum ini adalah berbagai jenis dan ukuran pot, beberapa jenis
tanaman hias pot (tanaman hias daun, bunga atau buah) dan media tanam campuran
(campuran tanah, pasir dan pupuk kandang).
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 17
Gambar 3.1. Langkah (tahap) repotting tanaman hias secara umum (A); contoh tahap repotting pada tanaman euphorbia (B); contoh tahap repotting pada tanaman keladi (C); dan kondisi akhir tanaman keladi setelah dilakukan repotting (D) sekaligus penambahan media tanam setelah repotting.
D B
A
C
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 18
Gambar 3.2. Langkah (tahap) repotting sekaligus penggantian media tanaman hias secara umum.
3.4. Pelaksanaan (Cara Kerja)
3.4.1. Repotting dan penambahan media tanam
Pelaksanaan praktikum repotting dilakukan berdasarkan cara kerja dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Praktikan diharapkan menyiapkan tanaman hias pot yang akan dilakukan repotting
beserta pot yang lebih besar untuk tempat pemindahannya.
b. Praktikan diharapkan menyiapkan media tanam berupa media campuran yang akan
digunakan untuk menambah media tanaman saat dilakukan repotting ke tempat
pemindahan pot baru.
c. Praktikan melakukan repotting dengan langkah awal dengan memegang pot
menggunakan tangan kiri, selanjutnya membalikkan tanaman dalam pot ke arah
bawah secara perlahan dengan tangan kanan dan mencabut tanaman dari pot
awalnya.
d. Praktikan diharapkan merontokkan sedikit (sebagian tanah) yang pecah di bagian
perakaran bawah tanaman sampai munculnya bagian perakaran dan menyemprotnya
dengan pupuk pemacu pertumbuhan perakaran tanaman.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 19
e. Praktikan menanam kembali (meletakkan tanaman) yang dipindah ke pot baru yang
lebih besar. Peletakan berada di tengah-tengah pot baru sambil diisi campuran media
sampai mencukupi isi pot dan memberikan ketegakan tanaman dalam pot.
3.4.2. Repotting sekaligus penggantian media tanam
Pelaksanaan praktikum repotting sekaligus penggantian media tanam dilakukan
berdasarkan cara kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Praktikan diharapkan menyiapkan tanaman hias pot yang akan dilakukan repotting
beserta pot yang lebih besar untuk tempat pemindahannya.
b. Praktikan diharapkan menyiapkan media tanam berupa media campuran yang akan
digunakan untuk mengganti media tanaman saat dilakukan repotting ke tempat
pemindahan pot baru.
c. Praktikan melakukan repotting dengan langkah awal dengan memegang pot
menggunakan tangan kiri, selanjutnya membalikkan tanaman dalam pot ke arah
bawah secara perlahan dengan tangan kanan dan mencabut tanaman dari pot
awalnya.
d. Praktikan diharapkan merontokkan sedikit (sebagian tanah) yang pecah di bagian
perakaran bawah tanaman sampai munculnya bagian perakaran.
e. Praktikan mengurangi perakaran tanaman yang ada dengan memotong sebagian
perakaran (mengiris) sehingga akar-akar ujung yang usang telah berkurang. Setelah
itu praktikan menyemprotnya dengan pupuk pemacu pertumbuhan perakaran.
f. Praktikan menanam kembali (meletakkan tanaman) yang dipindah ke pot baru yang
lebih besar. Peletakan berada di tengah-tengah pot baru sambil diisi campuran media
tanam yang baru (tidak menggunakan media yang lama) sampai mencukupi isi pot
dan memberikan ketegakan tanaman dalam pot.
3.5. Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan pada praktikum ini dilakukan dengan :
a. Praktikan mengamati pertumbuhan awal dari beberapa jenis tanaman hias yang telah
dilakukan repotting termasuk meliputi segala hal, melalui tabel pengamatan (lihat
contoh tabel).
b. Praktikan mengamati pertumbuhan beberapa saat (misal: 4 minggu setelah repotting)
dari beberapa jenis tanaman hias yang telah dilakukan repotting termasuk meliputi
segala hal, melalui tabel pengamatan (lihat contoh tabel).
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 20
Tabel 3.1. Pengamatan pertumbuhan tanaman hias setelah dilakukan repotting Nama/Jenis Tanaman Hias : ....................................
No. Kondisi pengamatan Variabel pengamatan pertumbuhan
Tinggi tanaman Jumlah daun Kondisi tanaman
1.
Pengamatan saat awal repotting Tanggal : ………………
2.
Pengamatan saat akhir repotting Tanggal : ………………
3.
Catatan pertumbuhan secara umum akibat proses repotting (dari segi tanaman, pot, media, dll)
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
c. Praktikan mendiskusikan dengan kelompoknya tentang proses repotting, penggantian
media tanam dan pertumbuhan tanaman setelah dilakukan repotting maupun
penggantian media tanam.
d. Praktikan diharapkan dapat menyimpulkan konsep tentang repotting maupun
penggantian media tanam.
e. Praktikan dapat menyusun laporan praktikum tentang repotting maupun penggantian
media tanam.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 21
4. Perbanyakan Tanaman Hias
4.1. Pendahuluan
Produksi tanaman hias utama Indonesia masih terbatas. Badan Pusat Statistik dan
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2003) menyebutkan bahwa gambaran
produksi tersebut masih berkisar seperti pada tabel berikut, yaitu :
Tabel 4.1. Gambaran produksi tanaman hias utama Indonesia
No. Komoditas Produksi
Tahun 2001 (juta tangkai) Tahun 2002 (juta tangkai)
1. Anggrek 4,5 5,7
2. Gladiol 4,4 14,7
3. Krisan 7,4 49,9
4. Tanaman hias daun 1,4 1,4
Total 17,7 71,7
Begitu juga di Kalimantan Tengah, Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi
Kalimantan Tengah (2009) menggambarkan bahwa budidaya dan produksi tanaman hias
di Kalimantan Tengah juga tergambar seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Gambaran budidaya tanaman hias di Kalimantan Tengah Tahun 2008
No. Komoditas
Kondisi
Luas panen (m2) Produksi (Kg) Produktivitas (tangkai/m2)
1. Anggrek 41.193 164.473 3,99
2. Anthurium bunga 948 3.866 4,08
3. Anthurium daun ****) 62 117 1,89
4. Anyelir 80 215 2,69
5. Gerbera 586 2.708 4,62
6. Gladiol 282 671 2,38
7. Heliconia 921 2.911 3,16
8. Krisan 145 591 4,08
9. Mawar 6.965 15.655 2,25
10. Melati*) 6.674 4.438 0,66
11. Palem**) ****) 714 1.575 2,21
12. Aglaonema ****) 349 584 1,67
13. Adenium ****) 465 669 1,44
14. Euphorbia ****) 375 592 1,58
15. Soka ****) 72 212 2,94
16. Sanseviera***) 110 272 2,47
17. Caladium ****) 80 209 2,61 Keterangan : *) = produksi dalam kilogram; **) = luas panen dalam satuan pohon; ***) = produksi dalam rumpun; ****) = produksi dalam pohon.
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 22
Berdasarkan gambaran produksi tersebut, maka untuk meningkatkan produksi
tanaman hias khususnya di Kalimantan Tengah dapat dilakukan dengan meningkatkan
dan mengembangkan lebih lanjut budidaya tanaman-tanaman hias tersebut. Upaya
secara intensif harus dilakukan untuk memenuhi program-program penggiatan
penanaman tanaman hias. Secara komprehensif, pengembangan budidaya tanaman hias
dilakukan dari penyiapan lahan dan penyediaan bibit sampai pemelihaaraan di lapangan
serta teknis pemanenan.
Salah satu tindakan budidaya tanaman hias adalah penyediaan bahan tanam
(benih maupun bibit) yang dilakukan dengan berbagai macam teknik perbanyakan dari
yang paling sederhana sampai yang cukup komplek dan rumit. Berikut beberapa jenis
tanaman hias beserta teknik perbanyakannya yang dapat dilakukan untuk mendukung
perluasan dan peningkatan koleksi dan produksi tanaman hias seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Teknik perbanyakan tanaman pada beberapa famili/jenis tanaman hias
No. Famili/jenis tanaman hias Teknik perbanyakan sering dipakai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Anthurium (gelombang cinta) Aglaonema (sri rejeki) Caladium (keladi) Philodendron Codiaeum (puring) Dracaena (hanjuang hijau) Sansevieria (lidah mertua) Scindapsus (sirih belanda/sirih gading) Chlorophytum (lili paris) Dieffenbachia (beras tumpah) Polyscias (kedondong cina) Arecaceae/Chamaedorea (pelem bambu) Orchid (anggrek) Rosa (mawar) Jasmin (melati) Adenium (kamboja) Bougenvil (bunga kertas) Euphorbia Ixora (soka) Heliconia (kana) Begonia Hibiscus (bunga sepatu) Heliantus (bunga matahari) Kaktus Aloevera (lidah buaya) Pistia (kayapu/apu-apu) Cordyline (hanjuang/daun sawang) Catharanthus (tapak dara) Cocor bebek
Biji Anakan/memisahkan rumpun Anakan/memisahkan rumpun Anakan/memisahkan rumpun Stek batang/cangkok Stek batang Anakan/memisahkan rumpun Stek batang Anakan/memisahkan rumpun Anakan/memisahkan rumpun Stek batang/cangkok Anakan/memisahkan rumpun Anakan/tunas Stek batang Stek batang Stek batang Stek batang/cangkok Stek batang Stek batang/cangkok Anakan/memisahkan rumpun Anakan bersama potongan rhizoma Stek batang/cangkok Biji Stek batang Anakan/memisahkan rumpun Anakan/memisahkan rumpun Stek batang Biji Stek daun
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 23
4.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam teknik perbanyakan
beberapa famili/jenis tanaman hias yang terdiri dari perbanyakan secara generatif (biji)
dan secara vegetatif (stek batang, anakan/memisahkan rumpun, cangkok, stek daun).
4.3. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah gunting bunga/cutter, bak/ember
plastik, cetok, pot bunga, kotak penyemaian, botol air mineral, handsprayer, gembor
penyiram, kamera, dan alat penunjang lain. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini
adalah berbagai jenis bahan perbanyakan tanaman hias yaitu biji Anthurium (gelombang
cinta); anakan rumpun Aglaonema (sri rejeki); anakan rumpun Caladium (keladi); anakan
rumpun Philodendron; stek batang Codiaeum (puring); stek batang Dracaena (hanjuang
hijau); anakan rumpun Sansevieria (lidah mertua); stek batang Scindapsus (sirih
belanda/sirih gading); anakan rumpun Chlorophytum (lili paris); anakan rumpun
Dieffenbachia (beras tumpah); stek batang Polyscias (kedondong cina); anakan rumpun
Arecaceae/Chamaedorea (pelem bambu); anakan rumpun Orchid (anggrek); stek batang
Rosa (mawar); stek batang Jasmin (melati); stek batang Adenium (kamboja); stek batang
Bougenvil (bunga kertas); stek batang Euphorbia; stek batang Ixora (soka); anakan
rumpun Heliconia (kana); anakan rumpun Begonia; stek batang Hibiscus (bunga sepatu);
biji Heliantus (bunga matahari); stek batang Kaktus; anakan rumpun Aloevera (lidah
buaya); anakan rumpun Pistia (kayapu/apu-apu); stek batang Cordyline (hanjuang/daun
sawang); biji Catharanthus (tapak dara); dan daun Cocor bebek. Selain itu, bahan yang
diperlukan adalah berbagai macam media campuran untuk memerapa jenis tanaman hias
yang akan diperbanyak beserta air untuk menyiramnya dan bahan penunjang lainnya.
4.4. Pelaksanaan (Cara Kerja)
Pelaksanaan praktikum dilakukan berdasarkan cara kerja dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Praktikan menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari bagian tanaman untuk
perbanyakan dan media tanam campuran untuk beberapa jenis tanaman hias
b. Praktikan melakukan penanaman bahan perbanyakan satu persatu dari beberapa
jenis tanaman yang memiliki teknik perbanyakan yang berbeda-beda
c. Praktikan melihara hasil perbanyakan tanaman hias yang dilakukan selama 2 (dua)
bulan atau sampai terlihat gejala pertumbuhannya
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 24
d. Praktikan mengamati dan mencatat pertumbuhan perbanyakan tanaman hias setiap
seminggu sekali yang dilakukan dari awal penanaman sampai selesai waktu
pemeliharaan
4.5. Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan pada praktikum ini dilakukan dengan :
a. Praktikan mengamati kondisi hasil perbanyakan tanaman hias yang dilakukan dan
dipelihara selama 2 (dua) bulan. Pengamatan dilakukan terhadap awal mulai terlihat
gejala tumbuh dan pertumbuhannya termasuk meliputi segala hal, melalui tabel
pengamatan (lihat contoh tabel).
Tabel 4.4. Pengamatan kondisi perbanyakan beberapa famili/jenis tanaman hias
No. Famili/Jenis Tanaman
Teknik Perbanyakan
Pengamatan minggu ke-….*)
1 2 3 4 5 6 7 8 dst.
1. Anthurium Biji
2. Aglaonema Anakan rumpun
3. Caladium Anakan rumpun
4. dst… Keterangan = *) isilah kondisi gejala tumbuh dan perkembangan pertumbuhan saat itu
b. Praktikan mendiskusikan dengan kelompoknya tentang kondisi perbanyakan
tanaman hias yang dilakukan.
c. Praktikan diharapkan dapat menyimpulkan konsep tentang perbanyakan tanaman
hias yang dilakukan.
d. Praktikan dapat menyusun laporan praktikum tentang perbanyakan tanaman hias
yang dilakukan.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 25
5. Penanganan Pasca Panen Bunga Potong
5.1. Pendahuluan
Penanganan pasca panen bunga potong sangat berperan penting terutama di
dalam hal memperpanjang kesegaran dan vaselife dari bunga potong. Hal yang sering
menjadi permasalahan utama adalah, sesaat setelah bunga dipanen, akan mengalami
kelayuan, senescence (menguning, coklat) dan absisi (gugur). Oleh karenanya,
diperlukan suatu penanganan pasca panen yang lebih baik untuk mempertahankan
kesegaran bunga dan diharapkan dengan adanya beberapa perlakuan khusus dapat
memperpanjang vaselife dari bunga potong tersebut.
Kerusakan bunga setelah dipanen dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan asal
tanaman bunga tersebut. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah suhu,
kelembaban dan air, sedangkan dari tanamannya adalah makanan (metabolit) dan
hormon endogen. Hormon endogen yang sangat berpengaruh terhadap bunga adalah
etilen untuk senescence dan ABA (absisic acid) untuk gugurnya bunga tersebut. Baik
waktu masih berada di tanaman maupun pada saat bunga berpisah dari induknya,
hormon-hormon inhibitor menjadi lebih dominan bekerjanya dibandingkan dengan
promotor. Dalam hal ini, etilen dan ABA bekerja cukup aktif bilamana tidak dikendalikan.
Berbagai macam perlakuan pasca panen dapat mengurangi waktu kerusakan
bunga setelah dipanen. Selain perlakuan bahan kimia, perlakuan pengaturan lingkungan
seperti suhu sangat berpengaruh terhadap lamanya masa kesegaran bunga. Suhu
rendah sekitar 4-50C dapat menunda kelayuan bunga. Penyediaan karbohidrat sebagai
sumber energi diperlukan sebagai bahan formula pengawet. Demikian halnya dengan
bahan penghambat kerjanya etilen, dan bakterisida sebagai pencegah timbulnya penyakit
yang sangat dibutuhkan agar kesegaran bunga dapat diperpanjang waktunya.
Upaya penanggulangan secara kimia dengan menggunakan larutan pengawet
biasanya terdiri dari bahan-bahan sumber energi, penurun pH, bakterisida, senyawa anti
etilen. Sumber energi yang digunakan umumnya sukrosa, tetapi glukosa, fruktosa juga
efektif. Gula berperan dalam kesegaran kuncup bunga karena menyediakan karbohidrat
yang digunakan dalam pertumbuhan dan pemekaran kuncup bunga.
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 26
Keadaan pH yang rendah dapat menanggulangi bunga terhadap serangan bakteri.
Bahan penurun pH yang banyak digunakan adalah asam sitrat karena tidak menurunkan
pH terlalu rendah dan bekerjanya lebih cepat. Pada pH 3-4 penyerapan air baik, tidak
terjadi embolism yaitu terperangkapnya gelembung udara dalam xilem pada tangkai
bunga. Pemberian asam sitrat hingga pH mencapai 3-4 akan menyebabkan berkurangnya
perkembangbiakan bakteri, karena pH 3-4 bakteri tidak tahan hidup.
Pada bunga sedap malam, menurut Naidu dan Reid (1989), penggunaan larutan
2% sukrose sebagai pre treatment atau pulsing selama 15-20 jam atau dengan 1,5%
larutan pengawet bunga, akan memperpanjang kesegaran bunga. Penggunaan larutan
penyegar yang terdiri dari 3% sukrose, 0,03% 8-hydroxyquinoline citrate dan 0,01% silver
nitrate yang dilarutkan dalam air destilasi akan meningkatkan jumlah kuncup yang
membuka dan mengurangi gugurnya bunga dan meningkatkan ketahanan bunga
(Khondakar dan Mazumdar, 1985 dalam Naidu and Reid, 1989). Larutan penyegar
pulsing 1,5% gula + 200 ppm sodium benzoat meningkatkan jumlah kuncup mekar dan
ketahanan bunga sampai 7 hari (Suyanti et al. dalam Muhajir et al., 2001). Sedangkan
menurut Sunarmani et al., (1997), 300 ppm Na-benzoat sebagai larutan holding efektif
memperpanjang kesegaran bunga sampai 7,9 hari demikian pula larutan holding 2%
gula+ 200 ppm AgNO3 mampu mempertahankan kesegaran bunga sampai 9 hari (Muhajir
dam Tisnawati et al. dalam Muhajir et al., 2001).
Untuk bunga potong seperti Calla Lily, Mawar, Gerbera, Snapdragon, untuk
memperpanjang kesegaran bunga yaitu dengan ditambahkan 40 g gula/liter dan 100 ppm
8-hydroxy quinoline citrate. Bunga yang dipanen dapat segera dimasukkan ke dalam
larutan tersebut selama 8-12 jam. Kurniawan (2014) menjelaskan bahwa dendrobium
potong dengan panjang 30-40 cm dengan 8-12 kuntum bunganya yang lazimnya
bertahan selama 13 hari ternyata mampu tetap segar dan indah selama 22 hari
menggunakan larutan pengawet berupa campuran asam sitrat, ekastrak sirih, gula pasir
dan air aquades yang direndam selama satu jam.
5.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui beberapa larutan yang dapat digunakan
untuk memperpanjang penanganan pasca panen bunga potong sekaligus mengetahui
berapa lama bunga potong tersebut bertahan kesegaran dan masa hidupnya.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 27
5.3. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah gunting bunga/cutter, bak/ember
plastik, botol air mineral, pH meter/kertas lakmus, kamera, dan alat penunjang lain. Bahan
yang diperlukan adalah berbagai jenis bunga potong segar, air, gula, garam, cuka, asam
sitrat, bayclin, larutan gula (40 g/liter air); larutan garam (40 g/liter air), larutan cuka (100
ppm), larutan asam sitrat (100 ppm), larutan bayclin (100 ppm), dan ekstrak sirih.
5.4. Pelaksanaan (Cara Kerja)
Praktikum ini merupakan teknik pasca panen untuk memperpanjang vaselife
bunga potong. Pelaksanaan praktikum dilakukan berdasarkan cara kerja dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Praktikan menyiapkan alat dan bahan
b. Praktikan menyiapkan larutan dari masing-masing bahan, yaitu larutan gula (40 g/liter
air); larutan garam (40 g/liter air), larutan cuka (100 ppm), larutan asam sitrat (100
ppm), dan larutan bayclin (100 ppm)
c. Praktikan memasukkan masing-masing larutan ke dalam botol air mineral
d. Praktikan menggunting tangkai bunga potong yang masih segar di dalam air yang
berada di dalam ember
e. Praktikan memasukkan tangkai bunga ke dalam masing-masing botol air mineral
sesuai dengan perlakuan masing-masing yang sudah dimasukkan pada masing-
masing botol.
f. Praktikan mengamati vaselife (daya tahan kesegaran dan masa hidup) bunga potong
selama 2 hari sekali, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesegaran bunga potong
tersebut mampu bertahan pada masing-masing perlakuan.
5.5. Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan pada praktikum ini dilakukan dengan :
a. Praktikan mengamati kondisi vaselife (daya tahan kesegaran dan masa hidup) bunga
potong selama 2 hari sekali, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesegaran bunga
potong tersebut mampu bertahan pada masing-masing perlakuan, termasuk meliputi
segala hal, melalui tabel pengamatan (lihat contoh tabel).
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 28
Tabel 5.1. Pengamatan kondisi vaselife (daya tahan kesegaran dan masa hidup) bunga potong
Nama/Jenis Bunga Potong : ....................................
No. Perlakuan pH larutan Pengamatan hari ke-….
2 4 6 8 dst..
1. Kontrol (air saja)
2. Larutan gula
3. Larutan cuka
4. Larutan asam sitrat
5. Larutan bayclin
6. Larutan garam
7. Larutan campuran Keterangan : Beri tanda apabila kondisi bunga masih prima (tangkai tegak, petal bunga segar)
b. Praktikan mendiskusikan dengan kelompoknya tentang kondisi vaselife (daya tahan
kesegaran dan masa hidup) bunga potong.
c. Praktikan diharapkan dapat menyimpulkan konsep tentang kondisi vaselife (daya
tahan kesegaran dan masa hidup) bunga potong.
d. Praktikan dapat menyusun laporan praktikum tentang kondisi vaselife (daya tahan
kesegaran dan masa hidup) bunga potong.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 29
6. Grouping Plants dan Flower Arrangement (Rangkaian Bunga)
6.1. Pendahuluan
Beberapa tanaman hias daun akan tampak menarik apabila ditampilkan secara
single, tapi ada beberapa jenis yang akan tampak lebih menarik apabila ditampilkan atau
disusun secara berkelompok (grouping plants). Kelompok tanaman yang sedang
berkembang dapat ditanam bersama pada pot kecil, atau tanaman hias daun dengan
ukuran yang lebih besar atau tinggi ditanam bersama dengan tanaman hias daun yang
lebih rendah (floor level).
Peluang menampilkan tanaman ini dalam satu tempat memiliki peluang yang tidak
terbatas. Aturan yang harus diikuti adalah bahwa tanaman terebut harus memiliki sifat
hortikultura (cahaya, air, tanah) yang serupa. Kelompok tanaman akan tampak lebih
menarik apabila antar tanaman saling menyatu sehingga dapat terbentuk sebuah
komposisi yang tertutup atau menyatu, misalnya susunan kaktus dan keluarga bromelia,
atau bisa juga pada genus yang sama tetapi mengkontraskan dengan dasar ukuran,
warna dan tekstur yang berbeda. Dapat digunakan daun hijau polos dikontraskan dengan
daun yang bercorak (variegata). Tanaman yang tinggi disatukan dengan tanaman yang
rendah akan menghasilkan kombinasi yang dramatik, yaitu tanaman pada level rendah
tersebut dapat mengeleminir garis pot sehingga akan memperlunak garis yang ada dalam
desain.
Penggunaan tekstur dalam grouping plants akan lebih efektif menggunakan daun
yang memiliki tekstur halus (hairy) dan bergelombang, untuk menghubungkan daun
dengan tekstur daun rata dan mengkilat atau khususnya sebagai penyeimbang pada
grouping plants yang keseluruhanmenggunakan daun berwarna hijau. Kesatuan susunan
tanaman yang dibentuk jangan terlalu banyak menggunakan kontras. Pada saat
merancang, tentukan temanya dulu, warna, bentuk dan teksturnya. Selain itu
container/tempat/pot jangan terlalu fancy (bervariasi/bercorak) karena dapat mengurangi
keindahan desain dari grouping plants. Berikut sebagian contoh-contoh grouping plant
dalam gambar-gambar di bawah ini.
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 30
Gambar 6.1. Beberapa contoh model grouping plants dan flower arrangement
(rangkaian bunga)
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 31
6.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
a. Mengenal sifat fisik (corak, textur, keindahan) tanaman hias daun dan jenis lainnya
sebagai pertimbangan dilakukan grouping plants dan flower arrangement (rangkaian
bunga)
b. Melakukan teknik pemilihan dan pertimbangan melakukan grouping plants dan flower
arrangement (rangkaian bunga) dengan baik
c. Melakukan pembuatan (penanaman) dan pemeliharaan tanaman hasil grouping
plants dan flower arrangement (rangkaian bunga) sesuai perencanaan dan
pertimbangan sifat tanaman.
6.3. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah pot dari semen/beton/plastik
berdiameter minimal 25 cm, gunting bunga/cutter, ember plastik, handsprayer, kamera,
dan alat penunjang lain. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah berbagai jenis
tanaman hias daun, pecahan batu bata diameter 1-3 cm, media tanam campuran untuk
tanaman hias daun, pasir, kerikil kecil-kecil untuk hiasan permukaan pot, dan bahan
penunjang lainnya.
6.4. Pelaksanaan (Cara Kerja)
Pelaksanaan praktikum dilakukan berdasarkan cara kerja dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Praktikan menyiapkan dan memilih pot yang memiliki diameter minimal 25 cm dan
menentukan tanaman yang akan ditanam dalam grouping plant tersebut
b. Praktikan menutup lubang pada dasar pot yang dipilih dengan menggunakan
pecahan genting atau kasa plastik untuk mencegah agar media tanam nantinya tidak
banyak berkurang pada saat kita melakukan penyiraman di waktu perawatan
c. Praktikan meletakkan beberapa butiran pecahan batu bata berdiameter 1-3 cm di
dasar pot sekitar sebanyak 1– 2 lapis untuk menyimpan sisa air penyiraman
d. Praktikan memasukkan media tanam sekitar sepertiga dari tinggi pot
e. Praktikan melakukan penanaman jenis tanaman sesuai dengan yang direncanakan
disusun
f. Praktikan menambahkan media tanam sampai pangkal akar tanaman yang ditanam
tersebut tak terlihat lagi.
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 32
g. Praktikan menekan dan memadatkan media tanam secukupnya menggunakan
tangan
h. Praktikan menyiram tanaman hasil grouping plants dan flower arrangement
(rangkaian bunga) sampai kondisi medianya cukup lembab dan tidak tergenang
i. Praktikan memelihara tanaman hasil grouping plants dan flower arrangement
(rangkaian bunga) sampai 3 bulan sambil dilakukan pengamatan.
6.5. Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan pada praktikum ini dilakukan dengan :
a. Praktikan mengamati kondisi pertumbuhan tanaman hasil grouping plants dan flower
arrangement (rangkaian bunga), termasuk meliputi segala hal melalui laporan tertulis
maupun foto dokumentasi hasil pengamatan ( 1 bulan sekali).
b. Praktikan mendiskusikan dengan kelompoknya tentang kondisi pertumbuhan
tanaman hasil grouping plants dan flower arrangement (rangkaian bunga).
c. Praktikan diharapkan dapat menyimpulkan konsep tentang grouping plants dan
flower arrangement (rangkaian bunga).
d. Praktikan dapat menyusun laporan praktikum tentang grouping plants dan flower
arrangement (rangkaian bunga).
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 33
7. Mengenal dan Membuat Terrarium
7.1. Pendahuluan
Pada awal kehadirannya, terrarium dibuat untuk kebutuhan penelitian tanaman
dengan menggunakan wadah-wadah yang model dan ukurannya terbatas. Saat ini,
terrarium dibuat untuk berbagai tujuan, seperti untuk dekorasi ruang di dalam rumah,
untuk bingkisan, atau koleksi pribadi. Tidak jarang terrarium disewakan untuk keperluan
dekorasi ruang kantor. Walaupun memiliki banyak kegunaan, belum banyak orang yang
mengenal dan bisa membuat terrarium.
Langkah pertama membuat terrarium adalah memilih dan menentukan wadah.
Sebenarnya banyak alternatif wadah yang bisa digunakan, seperti wadah yang terbuat
dari bahan plastik atau akrilik yang tembus pandang dan wadah yang terbuat dari kaca
atau gelas. Wadah yang paling baik untuk terrarium adalah wadah yang terbuat dari
kaca atau gelas agar tembus pandang; tidak berpori; permukaan atau dinding kaca
selalu dingin; tidak mudah buram ketika kena air siraman; lebih banyak bentuk; dan lebih
mudah dibersihkan.
Wadah harus dicuci sampai bersih supaya bening dan tembus pandang.
Pencucian bisa menggunakan sabun pencuci piring atau cairan pembersih kaca. Setelah
itu, bagian dalam wadah dibilas dengan alkohol 70% supaya steril. Apabila wadah yang
digunakan cukup besar, pembilasan dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol ke
dinding wadah memakai handsprayer. Pembilasan dengan alkohol dilakukan sesaat
sebelum penanaman dimulai. Alkohol dibiarkan menguap sampai wadah benar-benar
kering. Sebaiknya, wadah yang sudah disemprot alkohol jangan dikeringkan memakai lap
atau tissue, dibiarkan kering secara alami.
Keberhasilan bercocok tanam dalam terrarium ditentukan juga oleh jenis media
tanamnya. Karena itu, media tanam yang akan digunakan harus benar-benar
dipersiapkan. Media tanam yang digunakan dalam terrarium biasanya berupa : arang
kayu, moss, kompos atau humus, dan zeolit.
Drainase atau sistem pembuangan kelebihan air dalam terrarium merupakan
faktor yang sangat penting untuk menjaga kelembaban media tanam. Wadah terrarium
tidak memiliki lubang pembuangan air seperti pot yang selalu memiliki lubang bagian
bawah. Drainase dalam terrarium bisa diatasi dengan menempatkan media tanam secara
tepat dan menyiram tanaman dengan jumlah air yang tepat supaya cepat terserap oleh
tanaman.
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 34
Jenis tanaman yang dapat digunakan dalam terrarium sebaiknya memiliki sifat
pertumbuhan yang lambat (seperti Peperomia, Pittosporum, Podocarpus, Pilea, Fittonia,
Aspidistra, Episcia, Hoya, Crassula, Marantha) termasuk jenis yang tahan pada terraium
tertutup yang selalu dalam kondisi lembab. Sedang terrarium model terbuka sebaiknya
dari keluarga kaktus, Crypthanthus, Tyllansia dan lain-lain.
Penyusunnan media tanam dalam terrarium dilakukan bertahap sesuai lapisan
media yang secara prinsip juga membagi lapisan bahan-bahan media tersebut, yaitu :
1. Lapisan pertama adalah arang kayu diletakkan di bagian paling dasar. Arang kayu
yang digunakan diusahakan ukuran 3–5 cm dan benar-benar kering. Selain berfungsi
sebagai drainase, arang kayu berfungsi untuk menyerap gas-gas beracun dari sistem
perakaran. Jika tidak ada arang kayu, bisa diganti dengan batang pakis kering ukuran
3–6 cm. Arang kayu yang digunakan dicelupkan dalam larutan pupuk dan direndam
semalam supaya pupuk meresap ke dalamnya. Pupuk yang dipakai adalah larutan
urea dan NPK, masing-masing satu sendok makan dilarutkan dalam 10 liter air.
2. Lapisan kedua adalah moss atau spaghnum moss, yaitu media tanam yang
terbuat dari tanaman pakis yang dikeringkan. Moss berfungsi untuk menyerap
kelebihan air siraman. Moss harus dibasahi terlebih dulu sebelum diletakkan di dasar
wadah bersama arang kayu dengan ketinggian 2,5 cm.
3. Lapisan ketiga adalah kompos dan humus. Kompos dan humus dicampur dengan
perbandingan 1:1. Campuran media tanam ini diletakkan 5-8 cm di atas moss.
Sebelum kompos dan humus digunakan sebaiknya disterilisasi terlebih dulu.
4. Lapisan keempat adalah pasir zeolit (perlu ditambahkan jika kita menanam kaktus
dan tanaman sukulen). Selain berfungsi sebagai media tanam, zeolit juga berfungsi
sebagai dekorasi. Zeolit ditaburkan di atas kompos dengan ketebalan 4-7 cm.
5. Lapisan kelima adalah batu-batuan yang digunakan untuk dekorasi terrarium.
Batu-batuan bisa berupa batu alami atau sintetis. Sebelum digunakan, batu-batuan
ini harus dicuci bersih supaya warnanya menjadi terang dan kelihatan indah. Lapisan
kelima adalah selain batu-batuan juga dapat berupa unsur kayu-kayuan yang
merupakan benda untuk dekorasi terrarium atau ranting yang bentuknya indah. Kayu
atau ranting yang akan dipakai sebaiknya diolesi fungisida atau vernis supaya tidak
cepat berjamur.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 35
Gambar 7.1. Beberapa contoh terrarium dengan berbagai bentuk
7.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal terrarium berbagai bentuk, bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat terrarium, dan mengetahui cara membuat terrarium
secara kreatif dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita yang digunakan untuk
menanam tanaman hias.
7.3. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah sekop kecil, garpu kecil, kuas,
corong, sprayer dan alat penunjang lain. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini
adalah wadah kaca, arang kayu, moss, kompos, humus, pasir zeolit, batu-batuan, kayu-
kayuan, bahan tanam (beberapa jenis tanaman hias) dan bahan lainnya.
7.4. Pelaksanaan (Cara Kerja)
Pelaksanaan praktikum mengikuti cara kerja sebagai berikut :
a. Praktikan menentukan model tata letak tanaman yang akan ditanam dalam terrarium.
Model yang dipilih dapat berupa model tatanan satu arah atau model tatanan
segala arah (melingkar).
Djoko Eko H. Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan UM Palangkaraya Tahun 2015 36
b. Praktikan menyediakan bahan tanam (beberapa jenis tanaman hias) yang akan
digunakan termasuk bahan-bahan lain sebagai media tanam terrarium.
c. Praktikan memasukkan masing-masing lapis media tanam sesuai dengan yang
sudah disiapkan, mulai dari lapis pertama sampai lapisan media ke tiga
d. Praktikan menanam tanaman yang sudah siap tanam dengan cara dipegang
menggunakan tangan kiri, sedangkan peralatan menanam dipegang menggunakan
tangan kanan. Kemudian media tanam digali memakai sekop kecil, lalu memasukkan
tanaman yang akan ditanam. Sambil tetap dipegang, tanaman dikokohkan dengan
menimbunnya memakai kompos dan humus. Kompos ditaburkan dengan memakai
sekop. Penanaman dilakukan secara bertahap sesuai dengan model yang sudah
dibuat hingga tanaman tertata dengan baik.
e. Praktikan meletakkan media tanam berupa pasir zeolit atau maupun aksesori berupa
batu-batuan dan kayu-kayuan yang ditaburkan setelah penanaman selesai harus
diatur dengan rapi, bermotif, dan tertata dengan baik.
f. Praktikan menyiram tanaman pada saat setelah penanaman selesai dilakukan.
Tanaman disiram dengan air bersih dengan cara menyemprotkannya memakai
handsprayer. Air yang dipakai untuk menyiram bisa berupa air tanah, PAM, atau air
sumur. Air harus memenuhi syarat bersih dan tidak tercemar oleh kotoran yang
menyebabkan air keruh dan berwarna. Air siraman harus keluar secara lurus, tidak
menyebar atau lembut seperti embun. Air siraman yang lurus mudah diarahkan ke
dinding terrarium sehingga tepat mencapai sasarannya.
7.5. Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan pada praktikum ini dilakukan dengan :
a. Praktikan mengamati pertumbuhan awal dari beberapa jenis tanaman hias yang telah
ditanam dalam terrarium termasuk meliputi segala hal (kondisi terrarium seluruhnya).
b. Praktikan mengamati perubahan-perubahan dan gejala yang terjadi selama
pertumbuhan tanaman dalam terrarium (misal : 2 minggu setelah menanam).
c. Praktikan mendiskusikan dengan kelompoknya tentang pengenalan dan pembuatan
(penyediaan bahan, pembuatan, serta pemeliharaan dan masa tumbuh) terrarium.
d. Praktikan diharapkan dapat menyimpulkan konsep tentang pengenalan dan
pembuatan terrarrium.
e. Praktikan dapat menyusun dengan baik laporan praktikum tentang pengenalan dan
pembuatan terrarrium.
Djoko Eko H.Susilo, S.P., M.P. (NIDN. 0004127601)
Penuntun Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias 37
8. Daftar Pustaka
Ariyantoro, H., 2006. Budidaya Tanaman Hias. Citra Aji Parama. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2003. Produksi
Tanaman Hias Utama Indonesia. http://www.bappenas.go.id/node/138/371/produksi-tanaman-hias-utama-indonesia/ Diakses pada tanggal 26 Februari 2013.
Balai Penelitian Tanaman Hias, 2005. Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman
Hias. ISBN. 979-8842-15-4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Cianjur.
Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, 2009. Statistik Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Tengah Tahun 2008. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya.
Direkrorat Jenderal Hortikultura, 2012. Informasi Teknis Budidaya Tanaman Pot dan
Lansekap. Seri : Tanaman Hias Potensial Penyerap Polutan. Direktorat Jenderal Hortikultura. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura. Jakarta.
Gunawan, L, W., 2002. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. Hardayanto, M., 2011. Yuk, membuat Terrarium Sederhana.
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/07/30/yuk-membuat-terrarium-sederhana-382602.html. Diakses pada tanggal 1 April 2013.
Kumpulan Info. 2009. Terarium Seni Taman Dalam Kaca.
http://kumpulan.info/hobby/tanaman/49-tanaman/159-terarium-seni-taman-dalam-kaca.html. Diakses pada tanggal 1 April 2013.
Kurniawan, A. A., 2014. Dendrobium Segar 22 Hari. Majalah Trubus Nomor 531 –
Februari 2014/XLV Hal. 49 Rahardi, F., 1996. Bercocok Tanam Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. Redaksi Trubus, 2007. Caladium : Parade Foto, Panduan Praktis. PT. Trubus Swadaya.
Jakarta. Sitawati, 2008. Modul Praktikum Produksi Tanaman Hias. Jurusan Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Soedijono, B. dan R. Hartono, 2007. Agar Euphorbia Tampil Menawan. Seri Agrohobi :
Cara Jitu dan Praktis Hasilkan Bunga Banyak, Tahan Lama, Multicolor, Tajuk Indah, dan Batang Tanpa Duri. Penebar Swadaya. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura Teragreen, 2012. Apa Itu Terarium. http://www.teragreen.blogspot.com/. Diakses pada
tanggal 1 April 2013. Diakses pada tanggal 1 April 2013.