tanaman pangan direktorat jenderaltanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...lampiran 48...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERALTANAMAN PANGAN 2019
Laporan Kinerja 2019
Ditjen Tanaman Pangan
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan
wujud pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran program
sebagaimana yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja tahun
2019. Capaian yang tertuang dalam Laporan Kinerja ini merupakan
hasil kerja keras Ditjen Tanaman Pangan yang bekerjasama dengan
semua pihak terkait yang mendukung keberhasilan program
pembangunan pertanian. Orientasi outcome adalah fokus yang
diupayakan agar pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dapat
dirasakan manfaatnya oleh semua pihak yang berkepentingan.
Sasaran program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan antara lain: (1)
Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis tanaman pangan, (2)
Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian
tanaman pangan, (3) Tersedianya infrastruktur pertanian pascapanen
tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan, (4) Terkendalinya
penyebaran OPT dan DPI pada tanaman pangan, (5) Terwujudnya
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, dan (6) Meningkatnya kualitas layanan
publik Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Keberhasilan pencapaian
sasaran ini diukur dari indikator kinerja yang tertuang di dalam
Perjanjian Kinerja 2019.
Evaluasi akhir tahun 2019 menjadi refleksi untuk capaian kinerja
program/kegiatan Ditjen Tanaman Pangan ke depan yang lebih baik
sehingga mampu mewujudkan kedaulatan pangan yang berdampak
pada kesejahteraan petani dan berkontribusi nyata terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional. Jakarta, Februari 2020
Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Dr.Ir. Suwandi, M.Si 19670323.199203.1.003.
i
Laporan Kinerja 2019
Ditjen Tanaman Pangan
Laporan Kinerja 2019
Ditjen Tanaman Pangan
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kinerja berbasis outcome telah menjadi indikator keberhasilan sebagai
bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas terhadap publik. Program
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam penyelenggaraan
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan
memiliki beberapa sasaran yang berimplikasi terhadap manfaat yang
dihasilkan dari program tersebut.
Tahun 2019 adalah tahun berakhirnya masa Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Program/Kegiatan
Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan selama periode 2015-
2019 yang berfokus pada “Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Hasil Tanaman Pangan” menjadi terobosan dalam rangka
mendukung mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan.
Dari sepuluh indikator kinerja sasaran strategis yang digunakan untuk
mengukur kinerja program pembangunan tanaman pangan, lima
diantaranya dapat tercapai dengan kategori sangat berhasil (capaian
>100%), yaitu penurunan volume impor untuk produk pertanian
tanaman pangan, rasio ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan)
pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan, Nilai AKIP
Ditjen TP berdasarkan penilaian inspektorat jenderal kementerian
pertanian, Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK 249 Tahun 2011, dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP. Dua
indikator dengan kategori berhasil (capaian 80-100%) antara lain
pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan
dan rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanaman pangan.
Indikator yang dikategorikan cukup berhasil (capaian 60-79%), adalah
produksi padi dan produksi jagung. Sedangkan indikator yang
dikategorikan kurang berhasil adalah produksi kedelai. Sedangkan
indikator yang dikategorikan kurang berhasil (capaian <60%) adalah
produksi kedelai.
iii
Laporan Kinerja 2019
Ditjen Tanaman Pangan
Adanya perubahan metode penghitungan produksi menggunakan KSA
(Kerangka Sampel Area) yang berujung pada rasionalisasi luas baku
lahan, menyebabkan penyesuaian dan harmonisasi produksi tanaman
pangan tahun 2018 sd 2019. Meskipun terjadi penyesuaian produksi
yang menyebabkan penurunan angka produksi dari tahun-tahun
sebelumnya, produksi beras masih bisa mencukupi konsumsi
penduduk nasional, dan justru masih surplus sehingga Indonesia dapat
melakukan ekspor beras ke beberapa negara. Serangan kekeringan
tahun 2019 juga menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya target
produksi padi, jagung dan kedelai. Sehingga beberapa lokasi produksi
yang potensial untuk pertanaman mengalami gangguan ketersediaan
air.
Evaluasi akhir tahun 2019 menjadi refleksi untuk capaian kinerja
program/kegiatan Ditjen Tanaman Pangan ke depan yang lebih baik.
Peningkatan kualitas rencana program kerja dan anggaran menjadi
kunci keberhasilan pencapaian kinerja yang berbasis outcome dan
mengedepankan perwujudan akuntabilitas.
iv
Laporan Kinerja 2019
v Ditjen Tanaman Pangan
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 3
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5
1.4. Dukungan Anggaran 13
BAB II. PERENCANAAN KINERJA 15
2.1. Rencana Strategis 2015-2019 15
2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 19
2.3. Pengukuran Indikator Kinerja 22
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 27
3.1. Capaian Indikator Kinerja 27
3.2. Capaian Kinerja Lainnya 92
3.3. Realisasi Anggaran 96
3.4. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2019 99
3.5. Rencana Aksi Pencapaian Target Kinerja Tahun 2019 dan Perbaikan Kinerja Tahun 2019 104
BAB IV. PENUTUP 107
LAMPIRAN 109
Laporan Kinerja 2019
vi Ditjen Tanaman Pangan
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1 Struktur Organisasi Ditjen Tanaman Pangan 5
Gambar 2 Visi dan Misi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 17
Gambar 3 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi Tahun
2014-2019
32
Gambar 4 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Jagung Tahun
2014-2019
41
Gambar 5 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai Tahun
2014-2019
48
Gambar 6 Perkembangan Volume Ekspor Ubi Jalar dan Kacang Tanah Tahun
2014-2019
57
Gambar 7 Perkembangan Volume Impor Ubi Kayu dan Kacang Hijau Tahun 2014-
2019
65
Gambar 8 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen (Unit) Tahun 2015 – 2019 72
Gambar 9 Rasio Serangan OPT dan DPI Tanaman Pangan Tahun 2014 - 2019 76
Gambar 10 Capaian Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)
Tahun 2019
95
Laporan Kinerja 2019
vii Ditjen Tanaman Pangan
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Tujuan dan Indikator Tujuan Ditjen Tanaman Pangan Tahun
2015-2019
17
Tabel 2 Sasaran Strategis dan Target Indikator Kinerja Tahun 2018-2019 18
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 21
Tabel 4 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen Tanaman
Pangan Tahun 2019
28
Tabel 5 Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 Terhadap Tahun
2018
29
Tabel 6 Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2014-2019 30
Tabel 7 Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 terhadap
Renstra (Jangka Menengah)
30
Tabel 8 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi
Tahun 2014-2019
31
Tabel 9 Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019 Terhadap
Tahun 2018
39
Tabel 10 Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2014-2019 40
Tabel 11 Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019 Terhadap
Renstra (Jangka Menengah)
40
Tabel 12 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung
Tahun 2014-2019
41
Tabel 13 Target dan Realisasi Produksi Kedelai Tahun 2019 Terhadap
Tahun 2018
46
Tabel 14 Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun 2014-
2019
47
Tabel 15 Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun 2019
dibandingkan Target Jangka Menengah (Renstra)
47
Tabel 16 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai
Tahun 2014-2019
48
Tabel 17 Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Tanaman Pangan Tahun
2019
55
Tabel 18 Capaian Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Tanaman Pangan
(Kacang Tanah dan Ubi Jalar) Tahun 2019 Terhadap Target
2019.
55
Tabel 19 Pertumbuhan Volume Ekspor Ubi Jalar Tahun 2014-2019 56
Tabel 20 Pertumbuhan Volume Ekspor Kacang Tanah Tahun 2014-2019 56
Laporan Kinerja 2019
viii Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 21 Target dan Realisasi Pertumbuhan Volume Ekspor Produk
Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap Target Jangka
Menengah (Renstra)
57
Tabel 22 Realisasi Penurunan Volume Impor Produk Tanaman Pangan
Tahun 2019
63
Tabel 23 Capaian Penurunan Volume Impor Produk Pertanian Tahun 2019 64
Tabel 24 Penurunan Volume Impor Ubi Kayu Tahun 2014-2019 64
Tabel 25 Penurunan Volume Impor Kacang Hijau Tahun 2014-2019 64
Tabel 26 Target dan Realisasi Penurunan Volume Impor Produk Tanaman
Pangan Tahun 2019 Terhadap Target Jangka Menengah
(Renstra)
65
Tabel 27 Rasio Ketersediaan Alsintan Pascapanen Tanaman Pangan
Berdasar Kebutuhan Tahun 2019
70
Tabel 28 Rincian Kebutuhan dan Ketersediaan Alsin Pascapanen
Tanaman Pangan 2019
70
Tabel 29 Target dan Realisasi Pengadaan Sarana Pascapanen Tahun
2019
70
Tabel 30 Target dan Realisasi Capaian Rasio Ketersediaan Alsintan
Pascapanen Tahun 2019 dibandingkan dengan Target Jangka
Menengah (Renstra)
71
Tabel 31 Rincian Alsintan Yang Tersedia Tahun 2015-2019 71
Tabel 32 Rasio Luas Serangan OPT Utama dan DPI Tahun 2019 73
Tabel 33 Rasio Luas Gagal Panen Akibat Serangan OPT dan DPI Tahun
2019
74
Tabel 34 Target dan Realisasi Rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2019
dibanding Tahun 2018
75
Tabel 35 Rasio Serangan OPT dan DPI Tahun 2014-2018 75
Tabel 36 Target, Realisasi dan Capaian Rasio Serangan OPT dan DPI
Terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap
Target Jangka Menengah (Renstra)
76
Tabel 37 Perolehan Nilai SAKIP Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-
2018
81
Tabel 38 Perolehan Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214/2017 Ditjen
Tanaman Pangan Tahun 2016-2019
84
Tabel 39 Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 85
Tabel 40 Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 dibandingkan
Tahun 2018
87
Tabel 41 Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014-2019 88
Tabel 42 Target dan Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019
terhadap Target Jangka Menengah (Renstra)
88
Tabel 43 Penilaian Maturitas Ditjen Tanaman Pangan 93
Tabel 44 Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan
Berdasarkan Kewenangan Tahun 2019
96
Tabel 45 Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan
Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2019
97
Tabel 46 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Setiap Indikator
Kinerja
101
Tabel 47 Rincian Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Masing-
Masing Indikator Kinerja
102
Tabel 48 Rencana Aksi Tindak Lanjut Pencapaian Produksi Tahun 2020
dan Perbaikan Kinerja dalam Peningkatan Produksi Padi Tahun
2019
105
Laporan Kinerja 2019
ix Ditjen Tanaman Pangan
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 PK Dirjen TP 2019 111
Lampiran 2 Luas Tanam Padi 2014 – 2019 113
Lampiran 3 Produktivitas Padi 2014 - 2019 114
Lampiran 4 Luas Panen Padi 2014 - 2019 115
Lampiran 5 Produksi Padi 2014 - 2019 116
Lampiran 6 Luas Tanam Jagung 2014 – 2019 117
Lampiran 7 Produktivitas Jagung 2014 - 2019 118
Lampiran 8 Luas Panen Jagung 2014 - 2019 119
Lampiran 9 Produksi Jagung 2014 - 2019 120
Lampiran 10 Luas Tanam Kedelai 2014 –2019 121
Lampiran 11 Produktivitas Kedelai 2014 - 2019 122
Lampiran 12 Luas Panen Kedelai 2014 - 2019 123
Lampiran 13 Produksi Kedelai 2014 - 2019 124
Lampiran 14 Luas Tanam Kacang Tanah 2014-2019 125
Lampiran 15 Produktivitas Kacang Tanah 2014 – 2019 126
Lampiran 16 Luas Panen Kacang Tanah 2014 – 2019 127
Lampiran 17 Produksi Kacang Tanah 2014 – 2019 128
Lampiran 18 Luas Tanam Ubi Jalar 2014 – 2019 129
Lampiran 19 Produktivitas Ubi Jalar 2014 - 2019 130
Lampiran 20 Luas Panen Ubi Jalar 2014 - 2019 131
Lampiran 21 Produksi Ubi Jalar 2014 - 2019 132
Lampiran 22 Luas Tanam Kacang Hijau 2014-2019 133
Lampiran 23 Produktivitas Kacang Hijau 2014 - 2019 134
Lampiran 24 Luas Panen Kacang Hijau 2014 - 2019 135
Lampiran 25 Produksi Kacang Hijau 2014 – 2019 136
Lampiran 26 Luas Tanam Ubi Kayu 2014-2019 137
Lampiran 27 Produktivitas Ubi Kayu 2014 – 2019 138
Lampiran 28 Luas Panen Ubi Kayu 2014 - 2019 139
Lampiran 29 Produksi Ubi Kayu 2014 - 2019 140
Lampiran 30 Benih Padi yang Tersedia Tahun 2019 141
Lampiran 31 Benih Jagung yang Tersedia Tahun 2019 142
Lampiran 32 Benih Kedelai yang tersedia tahun 2019 143
Laporan Kinerja 2019
x Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 33 Benih Kacang Tanah yang Tersedia Tahun 2019 144
Lampiran 34 Benih Kacang Hijau yang Tersedia Tahun 2019 145
Lampiran 35 Benih Ubi Jalar yang Tersedia Tahun 2019 146
Lampiran 36 Benih Ubi Kayu yang Tersedia Tahun 2019 147
Lampiran 37 Data Luas serangan OPT dan DPI Padi 2014-2019 148
Lampiran 38 Data Luas serangan OPT dan DPI Jagung 2014-2019 149
Lampiran 39 Data Luas serangan OPT dan DPI Kedelai 2014-2019 150
Lampiran 40 Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Tanah 2014-2019 151
Lampiran 41 Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Hijau 2014-2019 152
Lampiran 42 Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Kayu 2014-2019 153
Lampiran 43 Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Jalar 2014-2019 154
Lampiran 44 Data Curah Hujan Tahun 2018 dan 2019 (sumber data BMKG) 155
Lampiran 45 Volume Ekspor Ubi Jalar 2014 – 2019 per kode HS 156
Lampiran 46 Volume Eskpor Kacang Tanah 2014-2019 per kode HS 156
Lampiran 47 Volume Impor Ubi Kayu 2014-2019 per kode HS 157
Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157
Lampiran 49 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Padi 2014-2019 158
Lampiran 50 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Jagung 2014-2019 159
Lampiran 51 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Kedelai 2014-2019 160
Laporan Kinerja 2019
1 Ditjen Tanaman Pangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahun 2019 adalah tahun berakhirnya masa Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pencapaian kinerja
pada periode pertama Kabinet Kerja untuk sektor pertanian banyak
mendapat apresiasi, dengan visi misi Nawacita Pemerintahan Jokowi-
JK tahun 2014-2019 yang mengarahkan pembangunan pertanian ke
depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan sehingga berdampak
pada kesejahteraan petani dan pemenuhan pasokan pangan
masyarakat.
Program/Kegiatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan
selama periode 2015-2019 yang berfokus pada “Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan” menjadi terobosan
dalam rangka mendukung mewujudkan kedaulatan dan ketahanan
pangan. Kegiatan Tumpang Sari PAJALE, SERASI (Selamatkan Rawa
Sejahterakan Petani) menjadi terobosan mengubah pertanian yang
kurang produktif menjadi produktif, memberi solusi terhadap semakin
sempitnya lahan pertanian di Indonesia. Evaluasi akhir tahun 2019
menjadi refleksi untuk capaian kinerja program/kegiatan Ditjen
Tanaman Pangan ke depan yang lebih baik.
Selama periode pembangunan 2015-2019, telah ditetapkan indikator
kinerja sasaran program Ditjen Tanaman Pangan yang tertuang pada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68/Permentan/RC.020/12/2016,
dan untuk perbaikan akuntabilitas dan kinerja Kementerian Pertanian,
Permentan tersebut direvisi dengan Peraturan Menteri Pertanian RI
Nomor 43/Permentan/RC.020/11/2017. Perubahan Indikator Kinerja
Utama (IKU) ini ditindaklanjuti dengan revisi Rencana Stategis
(Renstra) Kementan, dan untuk memberikan efektivitas kinerja di
lingkungan Ditjen tanaman pangan, maka Renstra Ditjen Tanaman
Laporan Kinerja 2019
2 Ditjen Tanaman Pangan
Pangan direvisi dari Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 menjadi Nomor 86/HK.310/C/9/2018.
Pada Renstra revisi telah memuat Sasaran Program, Indikator Kinerja
Sasaran Program (IKSP) dan target dari Tahun 2018 sd 2019, yang
selanjutnya dijadikan dasar penetapan Perjanjian Kinerja (PK). Untuk
sasaran, indikator dan target Tahun 2015 – 2017 yang tidak tertuang
pada Renstra tersebut, masih mengacu pada Renstra sebelumnya.
Sasaran program yang tertuang pada IKU Ditjen Tanaman Pangan
2017-2019 antara lain terpenuhinya kebutuhan pangan strategis
tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai), meningkatnya nilai tambah
dan daya saing komoditas pertanian tanaman pangan, tersedianya
infrastruktur pertanian pasca panen tanaman pangan yang sesuai
dengan kebutuhan, terkendalinya penyebaran OPT Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI)
pada tanaman pangan, terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah di lingkungan Ditjen Tanaman Pangan dan meningkatnya
kualitas layanan publik Ditjen Tanaman Pangan. Pemenuhan sasaran
program tersebut menjadi kinerja berorientasi outcome yang memiliki
manfaat nyata terhadap pembangunan pertanian dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Ketersediaan infrastruktur dan kebutuhan petani
lainnya telah dipersiapkan dan dibangun secara berkesinambungan
untuk mewujudkan lumbung pangan dunia di tahun 2045.
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman
Pangan, yang menjadi salah satu pendukung agenda pembangunan
pertanian mampu mendongkrak dan berkontribusi nyata terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional. Selama periode RPJMN 2015-2019,
nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sub sektor tanaman pangan atas
dasar harga konstan menurut lapangan usaha meningkat dari Rp 280
Triliun di tahun 2015 menjadi Rp 320 Triliun di tahun 2019, atau
mengalami pertumbuhan sebesar 14%. Pertumbuhan ini menjadi
gambaran keberhasilan program, yaitu mewujudkan kemandirian
Laporan Kinerja 2019
3 Ditjen Tanaman Pangan
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
Kegiatan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 menjadi
pendukung tercapainya sasaran program tanaman pangan Tahun 2019
yaitu kegiatan utama pengelolaan produksi tanaman serealia,
pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi, pengelolaan
sistem penyediaan benih tanaman pangan, penguatan perlindungan
tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, pengolahan dan
pemasaran hasil tanaman pangan, pengembangan pengujian mutu
benih, dan pengembangan peramalan serangan OPT, serta dukungan
manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan. Tahun
2019 diwarnai sejumlah tantangan yang tidak mudah. Salah satu
tantangan adalah fenomena siklus El Nino yang lebih cepat sebagai
dampak perubahan iklim dari pemanasan global. Musim kemarau 2019
di Indonesia cenderung lebih panjang dari normalnya yang berdampak
pada ketersediaan sumber daya air yang berkurang, sehingga
menyebabkan mundurnya musim tanam yang mengganggu produksi
padi pada musim tanam kedua dan mengubah pola tanam untuk
musim tanam berikutnya.
1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Ditjen Tanaman
Pangan merupakan salah satu unit Eselon I pada Kementerian
Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Menteri Pertanian.
Ditjen Tanaman Pangan bertugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung,
kedelai dan tanaman pangan lainnya, serta menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja 2019
4 Ditjen Tanaman Pangan
1) Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,
penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan,
dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman
pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan
perlindungan tanaman pangan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,
penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan,
dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman
pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan
perlindungan tanaman pangan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan
pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,
jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian
hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan
perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,
pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai,
dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit
dan perlindungan tanaman pangan;
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan
perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,
pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai,
dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit
dan perlindungan tanaman pangan;
6) Pelaksanaan administrasi Ditjen Tanaman Pangan;
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Laporan Kinerja 2019
5 Ditjen Tanaman Pangan
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Ditjen Tanaman Pangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, susunan organisasi Ditjen Tanaman Pangan,
meliputi: (1) Sekretariat Ditjen, (2) Direktorat Perbenihan Tanaman
Pangan, (3) Direktorat Serealia, (4) Direktorat Aneka Kacang dan
Umbi, (5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dan (6) Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.
Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit
Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan sesuai Permentan No
76/Permentan/OT.140/11/2011, (2) Balai Besar Pengembangan dan
Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011,
dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004. Struktur organisasi
Ditjen Tanaman Pangan seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Organisasi Ditjen Tanaman Pangan
Laporan Kinerja 2019
6 Ditjen Tanaman Pangan
Masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup
Ditjen Tanaman Pangan tersebut di atas memiliki tugas dan fungsi
sebagai berikut:
1. Sekretariat Ditjen, bertugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Ditjen
Tanaman Pangan, serta menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta
kerjasama di bidang tanaman pangan;
b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,
pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan
masyarakat serta informasi publik;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian
layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Ditjen
Tanaman Pangan.
2. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan
tanaman pangan lain, serta menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan
penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih
tanaman pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan
varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman
pangan;
Laporan Kinerja 2019
7 Ditjen Tanaman Pangan
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan
produksi benih tanaman pangan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan
produksi benih tanaman pangan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan
produksi benih tanaman pangan;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman
Pangan.
3. Direktorat Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
produksi padi, jagung dan serealia lain, serta menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi
padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta
jagung dan serealia lain;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi
irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung
dan serealia lain;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan
dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan
dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;
Laporan Kinerja 2019
8 Ditjen Tanaman Pangan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan
dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Serealia.
4. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan
aneka umbi lain, serta menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi
kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai,
aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi
lain;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain,ubi kayu dan
aneka umbi lain;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan
aneka umbi lain;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Aneka Kacang dan
Umbi.
Laporan Kinerja 2019
9 Ditjen Tanaman Pangan
5. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman
pangan, serta menyelenggarakan fungsi:
a. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu
tumbuhan;
b. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan;
c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan
umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka
kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan
iklim;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka
kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan
iklim;
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka
kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan
iklim;
h. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan.
Laporan Kinerja 2019
10 Ditjen Tanaman Pangan
6. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan,
bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan
pemasaran hasil tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar
mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,
pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan
penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi
tanaman pangan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan
penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi
tanaman pangan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan
penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi
tanaman pangan;
f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta
penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan;
g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.
Laporan Kinerja 2019
11 Ditjen Tanaman Pangan
7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas
melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan
pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura,
serta menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian
mutu benih serta bimbingan teknis pengujian mutu benih dan
penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura;
b. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian
laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih
tanaman pangan dan hortikultura;
c. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji
arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih
tanaman pangan dan hortikultura;
d. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura yang beredar;
e. Pelaksanaan sertifikasi ISTA (International Seed Testing
Association) untuk benih tanaman pangan dan hortikultura;
f. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak
penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku
usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura;
g. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih
dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan
dan hortikultura
h. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan
pengujian mutu benih serta pemberian bimbingan teknis
pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu
benih tanaman pangan dan hortikultura;
i. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.
Laporan Kinerja 2019
12 Ditjen Tanaman Pangan
8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan
peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan
proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/
program;
b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan
faktor penentu perkembangan OPT;
c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi
peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan
sistem Pengendalian Hama Terpadu;
d. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan
pengendalian OPT;
e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi
peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT;
f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem
mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan
Penyakit;
g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan
peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan
hortikultura;
h. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.
9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas
melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk
tanaman pangan, hortikultura, serta menyelenggarakanfungsi:
a. Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan produk
tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;
Laporan Kinerja 2019
13 Ditjen Tanaman Pangan
b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk,
dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;
c. Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu
pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan;
d. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan
dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan;
e. Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang
beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan;
f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida,
pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan;
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT.
1.4 Dukungan Anggaran
Pagu awal APBN Sektoral (BA.018) Ditjen Tanaman Pangan Tahun
2019 sebesar Rp5,93 triliun.
Sebagian besar (97,63%) anggaran APBN Ditjen Tanaman Pangan
dialokasikan untuk belanja barang di pusat dan daerah dalam bentuk
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, yang didalamnya
terdapat alokasi bantuan pemerintah (banper). Pada Tahun 2019,
jumlah Satuan Kerja (Satker) APBN lingkup Ditjen Tanaman Pangan
sebanyak 70 Satker, yakni: 3 Satker Pusat, 33 Satker Dana
Dekonsentrasi Dinas Pertanian Provinsi, 33 Satker Dana Tugas
Pembantuan Dinas Pertanian Provinsi, dan 1 Satker Dana Tugas
Pembantuan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Jika dilihat alokasi anggaran menurut kelompok kegiatan, meliputi: (1)
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp
Laporan Kinerja 2019
14 Ditjen Tanaman Pangan
469.003.675.000, (7,91%) (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Rp2.084.586.751.000, (35,16%), (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan
Benih Tanaman Pangan Rp1.603.845.217.000, (27,05%), (4)
Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme
Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim
Rp432.504.100.000 (7,30%), (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan Rp1.029.040.940.000, (17,36%), (6) Pengembangan
Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian Benih Rp15.045.719.000, (0,25%), (7)
Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Rp22.542.446.000, (0,38%), dan (8) Dukungan Manajemen
dan Teknis Lainnya Rp 271.779.394.000, (4,58%).
Laporan Kinerja 2019
15 Ditjen Tanaman Pangan
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Renstra 2015-2019
Tahun 2019 merupakan Tahun keempat pelaksanaan Renstra Ditjen
Tanaman Pangan (Renstra Ditjen Tanaman Pangan) periode 2015-
2019. Untuk melanjutkan kontribusinya dalam membangun sub sektor
tanaman pangan yang berperan strategis dalam perekonomian
nasional, Ditjen Tanaman Pangan menyusun Renstra Ditjen Tanaman
Pangan 2015-2019. Renstra yang dituangkan dalam Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 31. a/HK.310/C/4/2015
sebagaimana telah direvisi dengan Keputusan Direktur Jenderal
Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Renstra
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 dan dilakukan perubahan
dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
86/HA.310/C/9/2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur
Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 tentang
Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 tersebut disusun
dengan mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-
2019.
Sejalan dengan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019,
kedepan Renstra Ditjen Tanaman Pangan masih akan fokus pada
meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri untuk penguatan
ketahanan pangan menuju tercapainya kedaulatan pangan. Fokus
lainnya adalah pada meningkatkan nilai tambah dan daya saing sub
sektor tanaman pangan melalui peningkatan agroindustri agar memiliki
keunggulan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai
berlaku pada 31 Desember 2015. Sementara itu, sejalan dengan SIPP
2015-2045, pembangunan pada subsektor tanaman pangan dalam lima
Tahun kedepan (2015-2019) akan mengacu pada Paradigma Pertanian
untuk Pembangunan (Agriculture for Development). Dengan perubahan
Laporan Kinerja 2019
16 Ditjen Tanaman Pangan
paradigma tersebut, sub sektor tanaman pangan tidak lagi hanya
diposisikan sebagai sub sektor utama yang menjadi tumpuan
ketahanan pangan, tetapi juga sebagai sub sektor yang memiliki fungsi
strategis lainnya dalam pembangunan nasional. Hal ini sesuai dengan
fokus kedua RPJMN 2015-2019 Bidang Pangan dan Pertanian, yaitu
meningkatkan nilai tambah dan daya saing sektor pertanian, yang
dapat meningkatkan pangsa ekspor dan membendung masuknya
komoditas dari negara-negara lain sehingga dapat berkontribusi
memperkuat ekonomi nasional. Dalam Renstra, keselarasan dengan
kedua hal tersebut secara eksplisit terurai dalam visi, misi, tujuan, dan
sasaran strategis Kementerian Pertanian.
Renstra Ditjen Tanaman Pangan 2015-2019 merupakan dokumen
perencanaan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan pertanian yang akan
dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan selama lima Tahun (2015-
2019). Renstra Ditjen Tanaman Pangan digunakan sebagai acuan dan
arahan bagi unit kerja di jajaran birokrasi di lingkup Ditjen Tanaman
Pangan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan
tanaman pangan periode 2015-2019 secara menyeluruh, terintegrasi,
dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub sektor terkait.
Pada Gambar 2, Tabel 1 dan 2 disajikan penjabaran Visi, Misi, Tujuan,
dan Sasaran Strategis Ditjen Tanaman Pangan sebagaimana yang
tercantum dalam Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019.
Laporan Kinerja 2019
17 Ditjen Tanaman Pangan
Gambar 2. Visi dan Misi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019
Tabel 1. Tujuan dan Indikator Tujuan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019
No Tujuan Indikator Tujuan
1 Terwujudnya kemandirian pangan nasional
Indeks Ketahanan Pangan (The global food security index)
2 Terwujudnya pengelolaan pertanian terpadu berkelanjutan
Rasio desa yang menerapkan sistem pertanian terpadu terhadap total desa di Indonesia
3 Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi
Pertumbuhan indeks keunggulan komparatif andalan ekspor pertanian
4 Meningkatnya kesejahteraan petani
PDB pertanian sempit per jumlah tenaga kerja pertanian
5 Terwujudnya reformasi birokrasi Kementerian Pertanian
Nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian
Sumber: Renstra Direktorat Jendeal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (Revisi II)
Laporan Kinerja 2019
18 Ditjen Tanaman Pangan
Sasaran strategis merupakan kondisi yang inginkan dan dapat dicapai
oleh Ditjen Tanaman Pangan. Penyusunan dan penentuan sasaran
strategis ini menggunakan metode Balance Scorecard (BSC) dengan
pendekatan empat perspektif yaitu stakeholders, customer, internal
process dan learning and growth perspective.
Sasaran Strategis beserta Indikator Kinerja yang ingin dicapai dalam
periode 2018-2019 terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sasaran Strategis dan Target Indikator Kinerja Tahun 2018-
2019
Program/Sasaran Indikator Satuan Target
2018 2019
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
1 Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis tanaman pangan
Produksi Padi Juta ton 82,50 84
Produksi jagung Juta ton 30 33
Produksi kedelai Juta ton 2,2 2,8
2 Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian tanaman pangan
Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan
% 8 10
Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman pangan
% 5 5
3 Tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan
Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan
% 42,5 50
4 Terkendalinya penyebran OPT dan DPI pada tanaman pangan
Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan
% 5 5
5 Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Ditjen
Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal
Nilai 84 85
Laporan Kinerja 2019
19 Ditjen Tanaman Pangan
Program/Sasaran Indikator Satuan Target
2018 2019
Tanaman Pangan Kementerian Pertanian
Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 Tahun 2011)
Nilai 73 74
6 Meningkatnya kualitas layanan public Ditjen Tanaman Pangan.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP
Indeks 3,2 3,3
Sumber: Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (Revisi II)
Indikator sebagaimana tabel 2 merupakan indikator yang tertera di
Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018-2019 (revisi II), dengan
target sebanyak 10 indikator. Sebagai tindak lanjut, maka telah
ditetapkan permentan No. 43/2017, tentang IKU lingkup Kementerian
Pertanian dengan indikator-indikator yang menjadi dasar penyusunan
Perjanjian Kinerja.
2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019
Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui
perjanjian kinerja terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur
Laporan Kinerja 2019
20 Ditjen Tanaman Pangan
tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumberdaya
yang tersedia.
Sesuai dengan kedua peraturan tersebut diatas (Perpres No. 29/2014
dan Permen PAN & RB No. 53/2014), pada Tahun 2018 Ditjen
Tanaman Pangan telah menetapkan Perjanjian Kinerja sebagai
komitmen dalam mewujudkan pencapaian sasaran strategis
pembangunan tanaman pangan Tahun 2018. Perjanjian Kinerja Ditjen
Tanaman Pangan Tahun 2018 adalah turunan dari IKU Tahun 2017-
2019 Ditjen Tanaman Pangan yang telah direvisi pada bulan November
2017, mengikuti direvisinya IKU Kementan 2015-2019 Nomor
68/Permentan/RC.020/12/2016. Sasaran Program, Indikator Kinerja
Sasaran Program (IKSP) dan target yang tertuang dalam IKU menjadi
dasar penetapan Perjanjian Kinerja. Jika seluruh IKU yang telah
diformalkan tersebut telah diperjanjikan dalam PK maka semakin
selaras IKU dengan PK tersebut. Keselarasan ini menjadi salah satu
kriteria bahwa Ditjen Tanaman Pangan telah menetapkan target kinerja
dengan baik dalam rangka peningkatan pengukuran akuntabilitas
kinerja.
Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Tanaman Pangan 2019 memiliki 6
sasaran program dan 10 indikator kinerja sasaran program, beserta
targetnya dengan mempertimbangkan kriteria: spesifik, dapat diukur
(measureable), dapat dicapai (attainable), berjangka waktu tertentu
(time bound), serta dapat dipantau dan dikumpulkan. IKU yang telah
diperjanjikan dalam PK Ditjen Tanaman Pangan merupakan turunan
dari IKU yang telah diperjanjikan dalam PK Menteri Pertanian.
Keselerasan ini menjadi prasyarat kualitas pengukuran yang baik.
Sasaran program dan indikator kinerja yang tertuang dalam PK Direktur
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2019 disajikan pada Tabel 3 dan PK
disajikan pada Lampiran 1.
Laporan Kinerja 2019
21 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019
Program/Sasaran Indikator Satuan Target
2019
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
1 Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis tanaman pangan
Produksi Padi Juta ton 84
Produksi jagung Juta ton 33
Produksi kedelai Juta ton 2,8
2 Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian tanaman pangan
Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan
% 10
Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman pangan
% 5
3 Tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan
Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan
% 50
4 Terkendalinya penyebran OPT dan DPI pada tanaman pangan
Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan
% 5
5 Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Ditjen Tanaman Pangan
Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian
Nilai 85
Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 Tahun 2011)
Nilai 74
6 Meningkatnya kualitas layanan public Ditjen Tanaman Pangan.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP
Indeks 3,3
Laporan Kinerja 2019
22 Ditjen Tanaman Pangan
2.3. Pengukuran Indikator Kinerja
1. Produksi Padi
Produksi padi nasional dihitung berdasarkan data produksi pangan
dari BPS, dengan mengalikan produktivitas padi dan luas panen
padi. Produksi padi adalah total produksi padi nasional (ton),
produktivitas padi adalah hasil produksi padi per satuan lahan
(ton/ha), luas panen adalah luasan tanaman yang dipungut
hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur (ha). Produksi padi
dihitung dalam bentuk gabah kering giling (GKG) yang berasal dari
padi irigasi dan rawa, serta padi ladang dan padi lahan kering.
2. Produksi Jagung
Produksi jagung nasional dihitung berdasarkan data produksi
pangan dari BPS, dengan mengalikan produktivitas jagung dan
luas panen jagung. Produksi jagung adalah total produksi jagung
nasional dalam bentuk pipilan kering (ton), produktivitas jagung
adalah hasil produksi jagung per satuan lahan (ton/ha), luas panen
adalah luasan tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman
tersebut cukup umur (ha).
3. Produksi Kedelai
Produksi kedelai nasional dihitung berdasarkan data produksi
pangan dari BPS, dengan mengalikan produktivitas kedelai dan
luas panen kedelai. Produksi kedelai adalah total produksi kedelai
nasional dalam bentuk biji kering (ton), produktivitas kedelai adalah
hasil produksi kedelai per satuan lahan (ton/ha), luas panen adalah
luasan tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut
cukup umur (ha).
Laporan Kinerja 2019
23 Ditjen Tanaman Pangan
4. Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian
Tanaman Pangan
Komoditas tanaman pangan yang dijadikan target pertumbuhan
volume ekspor adalah ubi jalar dan kacang tanah. Pertumbuhan
volume ekspor (%) dihitung berdasarkan total volume ekspor
komoditas tersebut tahun berjalan (kg) dibandingkan dengan total
volume ekspor tahun sebelumnya (kg).
5. Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman
pangan
Komoditas tanaman pangan yang dijadikan target penurunan
volume impor adalah komoditas impor (ubi kayu dan kacang hijau).
Penurunan volume impor (%) dihitung berdasarkan total volume
impor komoditas tersebut Tahun berjalan (kg) dibandingkan
dengan total volume impor Tahun sebelumnya (kg).
6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Pasca
Panen Tanaman Pangan Berdasarkan Kebutuhan
Alat dan atau mesin pertanian pasca panen tanaman pangan
adalah peralatan yang dioperasikan dengan motor penggerak
maupun tanpa motor penggerak untuk kegiatan pascapanen
tanaman pangan. Pascapanen meliputi proses pascapanen
berdasarkan Permentan nomor 44 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang
Baik (Good Handling Practices). Rasio ini dihitung dengan
membandingkan jumlah alsintan yang tersedia untuk pasca panen
dengan jumlah kebutuhan alsintan untuk pasca panen. Tersedia
yaitu Alsintan yang dimaksud sudah diadakan (dilakukan
pengadaan), diedarkan dan layak pakai. Diedarkan adalah
penyaluran alat dan atau mesin pertanian di dalam negeri untuk
keperluan paca panen. Layak pakai adalah kondisi atau keadaan
alat dan atau mesin pertanian yang sesuai standar dan spesifik
lokasi sehingga dapat memperoleh kinerja yang optimal.
Laporan Kinerja 2019
24 Ditjen Tanaman Pangan
7. Rasio Serangan OPT dan DPI Terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan
Luas serangan OPT dan DPI merupakan luas maksimum gagal
panen akibat serangan OPT dan DPI. Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak,
mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian pada
tumbuhan. Perubahan iklim adalah keadaan cuaca yang berubah-
ubah diluar pengendalian manusia yang berdampak buruk
langsung atau tidak langaung pada usaha pertanian, seperti banjir,
kekeringan, dan serangan OPT. Dampak Perubahan Iklim (DPI)
adalah gangguan atau kondisi kerugian dan keuntungan, baik
secara fisik maupun sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh
cekaman perubahan iklim. Rasio serangan dihitung dengan cara
membandingkan jumlah luas serangan OPT dan DPI Tahun
berjalan yang menyebabkan gagal panen dengan luas tanam
tanaman pangan Tahun berjalan. Komoditas yang dihitung
rasionya adalah seluruh komoditas tanaman pangan nasional,
termasuk komoditas ekspor dan komoditas substitusi impor pada
Tahun berjalan.
8. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Ditjen
Tanaman Pangan Berdasarkan Penilaian Inspektorat Jenderal
Kementerian Pertanian
Nilai AKIP merupakan evaluasi atas implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman
Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Nilai SAKIP diperoleh dari kertas kerja reviu
pendampingan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian atas
evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja Ditjen Tanaman Pangan
Tahun 2017 dari tanggal 26 April s.d 3 Mei 2018. Kertas kerja tsb
Laporan Kinerja 2019
25 Ditjen Tanaman Pangan
menilai 5 komponen Akuntabilitas Kinerja, yaitu perencanaan
kinerja (bobot 30%), pengukuran kinerja (bobot 25%), pelaporan
kinerja (bobot 15%), Evaluasi Internal (Bobot 10%), dan
Pencapaian sasaran/kinerja organisasi (bobot 20%).
9. Nilai Kinerja Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
249 Tahun 2011
Terdapat perubahan peraturan terkait metode penghitungan nilai
kinerja yang semula berdasarkan PMK 249 tahun 2011, berganti
menjadi PMK 214 tahun 2017 tentang pengukuran dan evaluasi
kinerja anggaran atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga. Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214
Tahun 2017 merupakan hasil perhitungan dengan mengikuti
formula Direktorat Jenderal Anggaran dengan memperhitungkan
komponen indikator antara lain 1) Capaian Keluaran Program, 2)
Penyerapan Anggaran, 3) Konsistensi Penyerapan Anggaran
terhadap Perencanaan, 4) Efisiensi, 5) Capaian Sasaran Program
dan 6) Rata-rata Nilai Pencapaian Kinerja Satker. Nilai Kinerja
dinyatakan dengan Angka Pencapaian Kinerja.
10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Atas Layanan Publik Ditjen
Tanaman Pangan
Nilai Kepuasan Masyarakat diperoleh dari hasil survey kepuasan
masyarakat dari seluruh unit kerja pelayanan publik Ditjen
Tanaman Pangan. Indeks Kepuasan Masyarakat dihitung dengan
cara menghitung rata-rata hasil survey kepuasan masyarakat pada
dua unit kerja pelaksana pelayanan publik, yaitu Balai Besar
PPMBTPH dan Balai Besar POPT.
Metode penilaian IKM sejak tahun 2018 mengalami perubahan
dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya. Pada periode
2014 – 2017 penilaian IKM menggunakan 14 unsur berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/ OT.140/8/2013
Laporan Kinerja 2019
26 Ditjen Tanaman Pangan
tentang Pedoman Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat di
Lingkungan Kementerian Pertanian. Perubahan unsur penilaian
pada Tahun 2018 menjadi 9 unsur berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 19/PPERMENTAN/ OT/080/4/2018 tentang
Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Unit Kerja Pelayanan
Publik Lingkup Kementerian Pertanian. Interval IKM berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/PPERMENTAN/
OT/080/4/2018 adalah:
1. Nilai persepsi 1 = interval 1,00 – 2,5996 (25 – 64,99), Mutu
Pelayanan D (Tidak Baik)
2. Nilai persepsi 2 = interval 2,60 – 3,064 (65,00 – 76,60), Mutu
Pelayanan C (Kurang baik)
3. Nilai persepsi 3 = interval 3,0644 – 3,532 (76,61 – 88,30), Mutu
Pelayanan B (Baik)
4. Nilai persepsi 4 = interval 3,532 – 4,00 (88,31 – 100), Mutu
Pelayanan A (Sangat baik)
Laporan Kinerja 2019
27 Ditjen Tanaman Pangan
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Indikator Kinerja
Capaian indikator kinerja sasaran program Ditjen Tanaman Pangan
Tahun 2019, dapat dilihat pada Tabel 4. Target indikator kinerja
diklasifikasikan menjadi maximize dan minimize. Pada target maximize,
capaian semakin tinggi jika realisasi semakin tinggi, sedangkan pada
target minimize, capaian semakin tinggi jika realisasi semakin rendah.
Indikator kinerja yang termasuk target maximize antara lain produksi
padi, produksi jagung, produksi kedelai, pertumbuhan volume ekspor
untuk produk pertanian tanaman pangan, penurunan volume impor
untuk produk pertanian tanaman pangan, Rasio ketersediaan Alat
Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen tanaman pangan berdasarkan
kebutuhan, Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat
Jenderal Kementerian Pertanian, Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK
249 Tahun 2011), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas
layanan publik Ditjen TP. Indikator kinerja yang termasuk target
minimum adalah rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam.
Berdasarkan Standar Pengelolaan Kinerja Organisasi Lingkup
Kementerian Pertanian yang tertuang pada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 45/PERMENTAN/OT.210/11/2018, Capaian kinerja
dengan indikator target maksimum dihitung dengan formula sebagai
berikut :
dan capaian indikator kinerja minimum dihitung dengan formula
sebagai berikut
Laporan Kinerja 2019
28 Ditjen Tanaman Pangan
Tingkat capaian kinerja dikelompokkan berdasarkan metode scoring
dengan kategori sebagai berikut : sangat berhasil dengan capaian
>100%, berhasil dengan capaian 80-100%, cukup berhasil dengan
capaian 60-79%, kurang berhasil dengan capaian <60%. Capaian
Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen Tanaman Pangan pada Tabel
4.
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen Tanaman
Pangan Tahun 2019
Keterangan: Indikator nomor 5 (capaian 110,38%) dan indikator 7
(capaian 96,15%) menggunakan kategori minimize
1. Produksi Padi (Juta Ton) 84,00 54,60 65,00 Cukup Berhasil
2. Produksi Jagung (Juta Ton) 33,00 22,59 68,45 Cukup Berhasil
3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 2,80 0,42 15,00 Kurang Berhasil
4. Pertumbuhan volume ekspor untuk
produk pertanian tanaman pangan
(%)
10,00 9,65 96,50 Berhasil
5. Penurunan volume impor untuk
produk pertanian tanaman pangan
(%) *
5,00 4,53 110,38 Sangat Berhasil
C. Tersedianya infrastruktur
pertanian pascapanen
tanaman pangan yang sesuai
dengan kebutuhan
6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin
Pertanian (Alsitan) pascapanen
tanaman pangan berdasarkan
kebutuhan (%)
50,00 55,79 111,58 Sangat Berhasil
D. Terkendalinya penyebaran
OPT dan DPI pada tanaman
pangan
7. Rasio serangan OPT dan DPI
terhadap luas tanam tanaman
pangan (%) *
5,00 5,20 96,15 Berhasil
8. Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan
penilaian Inspektorat Jenderal
Kementerian Pertanian (Nilai)
85,00 90,80 106,82 Sangat Berhasil
9. Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK
249 tahun 2011 (Nilai)
74,00 80,39 108,64 Sangat Berhasil
F. Meningkatnya kualitas layanan
publik Ditjen Tanaman Pangan
10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
atas layanan publik Ditjen TP
(Indeks)
3,30 3,52 106,67 Sangat Berhasil
KeteranganCapaian
(%)RealisasiNo Sasaran Program Indikator Kinerja Target
Terpenuhinya kebutuhan
pangan strategis tanaman
pangan
A.
B. Meningkatnya nilai tambah dan
daya saing komoditas
pertanian tanaman pangan
E. Terwujudnya akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah di
lingkungan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan
Laporan Kinerja 2019
29 Ditjen Tanaman Pangan
1. Produksi Padi
Berdasarkan angka harmonisasi data padi dan palawija yang
ditetapkan tanggal 4 Februari 2020 BPS dengan Kementerian
Pertanian, Produksi padi Tahun 2019 mencapai 54,60 juta ton, atau
mencapai 65,00% dari target indikator kinerja ataupun target
RPJMN 2015-2019 sebesar 84,00 juta ton, dan mengalami
penurunan 7,76% dari produksi Tahun 2018 (59,20 juta ton GKG).
Target dan realisasi produksi padi Tahun 2019 dibandingkan Tahun
2018 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 Terhadap
Tahun 2018
TahunTarget (juta
ton)
Realisasi
(juta ton)
Capaian
(%)
Pertumbuhan
(%)Keterangan
2018 82,50 59,20 71,76 (25,38) Angka
Sementara
2019 84,00 54,60 65,00 (7,76) Angka Sangat
Sementara
Perkembangan produksi padi Tahun 2014-2019 menunjukkan
bahwa terdapat penurunan produksi khususnya di tahun 2018 dan
2019. Hal ini dikarenakan metode penghitungan pencapaian
produksi di Tahun 2019 menggunakan data KSA dari BPS, dengan
merasionalisasi angka sasaran produksi padi berdasarkan pada
luas baku lahan (Kementerian ATR-BPN) seluas 7,46 juta hektar.
Target dan realisasi capaian produksi padi Tahun 2019
dibandingkan beberapa Tahun sebelumnya (2014-2019) dapat
dilihat pada Tabel 6.
Laporan Kinerja 2019
30 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 6. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2014-2019
TahunTarget
(juta ton)
Realisasi
(juta ton)
Capaian
(%)
Pertumbuhan
(%)Keterangan
2014 72,34 70,85 97,94 -0,61 ATAP
2015 73,45 75,40 102,65 6,42 ATAP
2016 76,23 79,35 104,10 5,25 ATAP
2017 78,13 81,15 103,86 2,26 ATAP
2018 82,50 59,20 71,76 -27,05Angka
Sementara
2019 84,00 54,60 65,00 -7,76Angka Sangat
Sementara-1,87Rata -Rata
Target produksi yang tertuang di Renstra dan IKU sama sebesar
84 juta ton dan terealisasi 54,60 juta ton. Target dan realisasi
capaian produksi padi Tahun 2019 dibandingkan target produksi
padi jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 terhadap
Renstra (Jangka Menengah)
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 84,00 84,00 54,60 65,00 65,00
Capaian (juta ton)Target (juta ton)Tahun
Realisasi
(juta ton)
Berdasarkan Survey Konversi Gabah ke Beras (SKGB) Tahun
2019, konversi rendemen penggilingan dari Gabah Kering Giling
(GKG) ke Beras adalah 57,35%, sehingga produksi beras Tahun
2019 berdasarkan konversi tersebut adalah 31,31 juta ton. Dengan
rata-rata konsumsi nasional per kapita tahun 2017 adalah 111,58
kg/kapita/tahuan, dan proyeksi penduduk tahun 2019 sebesar
267.569.200 juta jiwa, sehingga kebutuhan konsumsi beras adalah
29,78 juta ton, maka masih terdapat surplus (produksi dikurangi
konsumsi) sebesar 1,53 juta ton. Meskipun terjadi perubahan
metode perhitungan produksi yang menyebabkan penurunan
angka produksi dari tahun-tahun sebelumnya, perhitungan produksi
beras masih bisa mencukupi konsumsi penduduk nasional, dan
Laporan Kinerja 2019
31 Ditjen Tanaman Pangan
justru masih surplus sehingga Indonesia dapat melakukan ekspor
beras ke beberapa negara. Jumlah ekspor beras tahun 2019
adalah 178 ton.
Rasionalisasi luas lahan baku sawah yang mengacu pada
perhitungan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA)
menyebabkan penurunan area sawah dari 8,16 juta ha yang
ditetapkan tahun 2017, menurun menjadi 7,46 juta ha yang disebut
dalam SK Menteri Agraria dan tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17
Desember 2019. Penurunan ini juga berdampak pada penurunan
luas panen dari tahun 2017 sebesar 15,71 juta ha menjadi 11,38
juta ha di tahun 2018. Pergeseran musim tanam di tahun 2019 juga
menyebabkan turunnya luas tanam dan luas panen di tahun 2019.
Luas panen tahun 2019 menurun 0,7 juta ha dari luas panen tahun
2018.
Produktivitas tahun 2019 juga mengalami penurunan dari tahun
2018 sebesar 0,89 ku/ha yang disebabkan oleh musim kemarau
yang lebih panjang di tahun 2019 sehingga ketersediaan air
berkurang, yang berdampak pada terjadinya kekeringan di area
persawahan sehingga produktivitas menurun.
Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan produksi Tahun 2014-
2019 pada Tabel 8, dan rincian per provinsi pada lampiran 3, 4,
dan 5.
Tabel 8. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi
Padi Tahun 2014-2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2018 2018-2019
1 Produktvitas (Ku/Ha) 51,35 53,41 52,36 51,65 52,03 51,14 0,19 (1,71)
2 Luas Panen (juta Ha) 13,80 14,12 15,16 15,71 11,38 10,68 (6,76) (6,15)
3 Produksi (juta Ton) 70,85 75,40 79,35 81,15 59,20 54,60 (6,62) (7,76)
No. Uraian% PertumbuhanRealisasi Tahun
Laporan Kinerja 2019
32 Ditjen Tanaman Pangan
Gambar perkembangan produktivitas, luas panen, dan produksi
pada Gambar 3.
Gambar 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan
Produksi Padi Tahun 2014-2019
Laporan Kinerja 2019
33 Ditjen Tanaman Pangan
Produksi padi tidak mencapai target, karena:
1. Rasionalisasi luas lahan baku sawah yang mengacu pada
perhitungan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA)
menyebabkan penurunan area sawah dari 8,16 juta ha yang
ditetapkan tahun 2017, menurun menjadi 7,105 juta ha yang
disebut dalam Ketetapan Menteri ATR Nomor 339/2018 tanggal
8 Oktober 2018. Sedangkan luas lahan baku sawah tersebut
menjadi dasar perhitungan luas panen, sehingga secara
langsung akan menurunkan produksi.
2. Musim kemarau tahun 2019 lebih panjang dari tahun-tahun
sebelumnya yang menyebabkan mundurnya musim tanam dan
penurunan luas tanam. Luas tanam padi Tahun 2014-2019 pada
Lampiran 2.
3. Serangan kekeringan di tahun 2019 (353.171 ha) lebih tinggi
203,61% dibanding kekeringan tahun 2018 (173.458 ha) dan
berdampak pada penurunan produktivitas.
4. Ketersediaan benih padi bersertifikat sebesar 220.738 ton dari
kebutuhan sebesar 276.515 ton (79,83%) dan sertifikasi benih
tercapai 84.455 ha (71,27%) dari target 118.500 ton.
Laporan Kinerja 2019
34 Ditjen Tanaman Pangan
Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain :
1. Pada tahun 2019, Ditjen Tanaman Pangan bekerjasama lintas
unit kerja Eselon I melakukan upaya verifikasi pendataan
khususnya di wilayah yang mengalami pengurangan luas baku
lahan cukup besar. Hasilnya pada tangka 04 Februari 2020,
Kepala BPN mengumumkan luas baku sawah tahun 2019
adalah 7.463.948 ha.
2. Menghimbau kepala daerah untuk mengoptimalkan penggunaan
pompa air dan embung.
3. Peningkatan produksi Tahun 2020 dilakukan dengan
pendekatan program pengembangan Kawasan padi berbasis
korporasi petani, yang diklasifikasi ke dalam Kawasan utama,
Kawasan andalan, dan Kawasan pengembangan.
4. Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul,
pemupukan berimbang, diseminasi dan penerapan paket
teknologi tepat guna spesifik lokasi, mekanisasi alat mesin
pertanian, peningkatan mutu sarana prasarana.
5. Pengembangan padi dilahan rawa untuk meningkatkan IP dan
produktivitas, pengembangan padi Tadah Hujan dan Lahan
Kering/ padi gogo, penambahan luas tambah tanam dilahan-
lahan potensi lainya.
Produksi padi sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang
oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan di Direktorat Seralia
dan Direktorat Perbenihan, yaitu:
A. Produksi Padi
Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi
tanaman serealia. Produksi padi Tahun 2019 mengalami
penurunan, yang dipengaruhi oleh penurunan luas panen 0,7
juta ha dan penurunan produktivitas 0,89 ku/ha.
Penurunan luas panen padi Tahun 2019 dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
Laporan Kinerja 2019
35 Ditjen Tanaman Pangan
1. Penurunan luas tanam padi, yang terjadi karena musim
kemarau yang lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya
sehingga menyebabkan mundurnya musim tanam, yang
biasanya dimulai pada bulan September/Oktober, baru bisa
ditanam bulan Desember karena rendahnya curah hujan.
Data curah hujan terdapat pada Lampiran 44.
2. Rasionalisasi luas lahan baku sawah yang mengacu pada
perhitungan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area
(KSA) menyebabkan penurunan area sawah dari 8,16 juta
ha yang ditetapkan tahun 2017, menurun menjadi 7,46 juta
ha yang disebut dalam SK Menteri Agraria dan tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 686/SK-
PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019.
3. Realisasi kegiatan banper tumpangsari padi-kedelai yang
rendah, yang terkendala sinkronisasi pengadaan benih
kedelai. Kurang tersedianya benih kedelai bersertifikat pada
saat musim tanam kedelai, yang harus ditanam sebelum
padi, juga menyebabkan tidak terealisasinya penanaman
padi.
4. Penurunan luas panen juga dipengaruhi oleh musim kering
Tahun 2019 lebih panjang dibanding tahun sebelumnya,
yang meyebbakan turunnya luas tanam dan naiknya luas
dampak kekeringan Tahun 2019 seluas 602.689 ha.
Selain luas panen, penurunan produksi juga dipengaruhi oleh
penurunan produktivitas. Penurunan produktivitas padi di
Tahun 2019 dipengaruhi oleh:
1. Musim kemarau yang lebih panjang di tahun 2019 sehingga
ketersediaan air berkurang, yang berdampak pada terjadinya
kekeringan di area persawahan sehingga produktivitas
menurun.
Laporan Kinerja 2019
36 Ditjen Tanaman Pangan
2. Penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di masyarakat
tani masih belum massif, dan penggunaan input pupuk yang
belum berimbang dan belum memperhatikan kondisi
kesuburan tanah.
Kegiatan utama yang mendukung produksi padi Tahun 2019
melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Budidaya Padi
Kegiatan budidaya padi Tahun 2019 mencakup 8 kegiatan,
yang terdiri atas Kegiatan budidaya tumpangsari padi jagung,
tumpagsari padi kedelai, padi rawa serasi, padi rawa non
serasi, padi inbrida, padi bebas residu, padi Merauke, dan
kawasan padi berbasis korporasi petani.
Target kegiatan utama padi adalah 1.380.390 ha dengan pagu
Rp 1.314.361.550.000. Realisasi fisik kegiatan utama padi
sampai Desember mencapai 1.046.915 ha (75,84%) terhadap
sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp
678.522.026.993, atau (51,62%). Realisasi tanam kegiatan
budidaya padi 828.270 ha.
2. Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)
Peningkatan produktivitas padi dipengaruhi oleh pemupukan
seperti penggunaan pupuk organik. Oleh karena itu, Tahun
2019 dilaksanakan kegiatan UPPO sebanyak 500 unit. Adapun
kegiatan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) telah realisasi
495 unit (99%) dari sasaran 500 unit dengan realisasi
keuangan mencapai Rp90.383.925.000 (97,43%) terhadap
pagu Rp100.000.000.000.
B. Rasio Benih Padi
Rasio benih padi yang tersedia sebelum masa tanam selesai
terhadap total benih yang dibutuhkan adalah indikator kegiatan
Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman.
Laporan Kinerja 2019
37 Ditjen Tanaman Pangan
Benih padi yang tersedia sebelum masa tanam selesai adalah
220.738 ton sedangkan total benih padi yang dibutuhkan untuk
memenuhi realisasi tanam seluas 11.060.583 ha adalah
276.515 ton sehingga rasio benih yang tersedia sebelum masa
tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan adalah
79,83%. Kekurangan kebutuhan padi sebanyak 55.777 ton
(ekuivalen 2.231.808 ha) dipenuhi dari benih yang
dikembangkan sendiri oleh petani. Rincian ketersediaan benih
padi per provinsi pada Lampiran 30.
Penyediaan benih padi sangat berpengaruh terhadap
peningkatan produksi padi. Penyediaan benih padi di lapangan
didukung oleh beberapa kegiatan perbenihan yang semakin
mantap, antara lain:
1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi
Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi adalah
231 ha dengan pagu Rp5.177.170.000. Realisasi fisik
mencapai 174,5 ha (75,54%) terhadap sasaran dan realisasi
keuangan mencapai Rp4.627.693.657 (89,39%) terhadap
pagu.
Penyebab rendahnya realisasi perbanyakan benih sumber
padi disebabkan adanya pergeseran musim, dimana musim
kemarau lebih panjang dibanding tahun sebelumnya yang
menyebabkan hasil produksinya kurang maksimal karena
keterbatasan air.
2. Bantuan Benih (Padi Lahan Kering)
Target bantuan benih padi lahan kering adalah 216.463 ha
dengan pagu Rp53.758.012.685, Realisasi fisik mencapai
199.207 ha (92,03%) terhadap sasaran dan realisasi
keuangan mencapai Rp48.550.215.710, (90,31%) terhadap
pagu.
Laporan Kinerja 2019
38 Ditjen Tanaman Pangan
Bantuan benih padi tersebut telah ditanam seluas 199.207
ha.
3. Bantuan Benih (Padi Inbrida)
Target bantuan benih padi inbrida adalah 626.220 ha
dengan pagu Rp 150.974.666.095, Realisasi fisik mencapai
606.481 ha (96,85%) terhadap sasaran dan realisasi
keuangan mencapai Rp 139.776.790.395, (92,58%)
terhadap pagu. Bantuan benih padi tersebut telah ditanam
seluas 606.481 ha.
4. Bantuan Benih (Padi Hibrida)
Target bantuan benih padi hibrida adalah 36.153 ha dengan
pagu Rp 32.039.058.000, Realisasi fisik mencapai 36.153 ha
(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp31.305.641.450, (97,71%) terhadap pagu. Bantuan benih
padi tersebut telah ditanam seluas 36.153 ha.
5. Pengembangan Petani Produsen Benih Padi (P3BP)
Kegiatan P3BP merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan penyediaan benih padi bersertifikat yang
dalam pelaksanaanya melibatkan petani penangkar.
Target bantuan P3BP adalah 2.600 ha dengan pagu
Rp4.472.000.000, Realisasi fisik mencapai 2.350 ha
(90,38%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp4.286.675.000, (95,86%) terhadap pagu.
Kegiatan P3BP telah ditanam seluas 2.350 ha.
6. Sertifikasi, Pengawasan Peredaran Benih
Target bantuan Sertifikasi pengawasan peredaran benih
adalah 118.500 ha dengan pagu Rp39.428.000.000,
Realisasi fisik mencapai 84.455 ha (71,27%) terhadap
Laporan Kinerja 2019
39 Ditjen Tanaman Pangan
sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp38.421.572.083, (97,45%) terhadap pagu.
Penyebab rendahnya realisasi sertifikasi pengawasan benih
disebabkan adanya pergeseran musim, dimana musim
kemarau lebih panjang dibanding tahun sebelumnya yang
menyebabkan pengajuan sertifikasi benih juga berkurang.
2. Produksi Jagung
Berdasarkan Harmonisasi Data Padi dan Palawija tanggal 4
Februari 2020 BPS dengan Kementerian Pertanian, produksi
jagung Tahun 2019 mencapai 22,59 juta ton, atau mencapai
68,45% dari target indikator kinerja 33,00 juta ton dan meningkat
4,30% dari produksi Tahun 2018 sebesar 21,66 juta ton. Target
dan realisasi Tahun 2019 dibanding Tahun 2018 dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019
Terhadap Tahun 2018
TahunTarget
(Juta Ton)
Realisasi
(Juta Ton)
Capaian
(%)
Pertumbuhan
(%)Keterangan
2018 30,00 21,65 72,17 (25,14) Angka
Sementara
2019 33,00 22,59 68,45 4,34 Angka Sangat
Sementara
Perkembangan produksi jagung Tahun 2014-2019 menunjukkan
ada pertumbuhan setiap tahunnya, kecuali tahun 2018 yang
terdapat koreksi angka dari BPS. Pertumbuhan tertinggi pada
Tahun 2017 (22,67%) dan 2016 (20,22). Rata-rata pertumbuhan
produksi jagung Tahun 2014-2019 sebesar 4,76%. Target dan
realisasi capaian produksi jagung Tahun 2014-2019 dilihat pada
Tabel 10.
Laporan Kinerja 2019
40 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 10. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2014-
2019
TahunTarget
(Juta Ton)
Realisasi
(Juta Ton)
Capaian
(%)
Pertumbuhan
(%)Keterangan
2014 19,00 19,01 100,04 2,68 ATAP
2015 20,31 19,61 96,57 3,18 ATAP
2016 24,00 23,58 98,24 20,22 ATAP
2017 26,00 28,92 111,25 22,67 ATAP
2018 30,00 21,66 72,18 (25,13)
Angka
Sementara
2019 33,00 22,59 68,44 4,30
Angka Sangat
Sementara
4,76 Rata -Rata
Sumber data:
Target 2013 - 2014 Renstra 2010-2014
Target 2015 - 2016 Renstra Revisi I
Target 2017 - 2018 Renstra Revisi 2
Realisasi 2014 sd 2019 BPS
Target produksi jagung yang tertuang di Renstra dan IKU sama
sebesar 33,00 juta ton dan terealisasi 22,59 juta ton. Target dan
realisasi capaian Tahun 2019 dibandingkan target produksi
jagung jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019
Terhadap Renstra (Jangka Menengah)
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 33,00 33,00 22,59 68,44 68,44
Capaian (juta ton)Target (juta ton)Tahun
Realisasi
(juta ton)
Produksi jagung Tahun 2019 terdapat pertumbuhan 4,34%.
Pertumbuhan produksi jagung 5 Tahun terakhir juga mengalami
tren kenaikan. Hal ini didukung oleh peningkatan luas panen dan
provitas. Pertumbuhan provitas tahun 2018 ke 2019 lebih tinggi
dari pada rata-rata pertumbuhan provitas 2014 s/d 2019. Rata-
Laporan Kinerja 2019
41 Ditjen Tanaman Pangan
rata pertumbuhan provitas Tahun 2014-2018 yaitu 1,85%.
Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan produksi Tahun 2014
- 2019 pada Tabel 12 dan rincian per provinsi pada lampiran 7, 8,
dan 9.
Tabel 12. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan
Produksi Jagung Tahun 2014-2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2018 2018-2019
1 Produktvitas (Ku/Ha) 49,54 51,78 53,05 52,27 53,26 55,23 1,85 3,70
2 Luas Panen (juta Ha) 3,84 3,79 4,44 5,53 4,07 4,09 3,53 0,49
3 Produksi (juta Ton) 19,01 19,61 23,58 28,92 21,65 22,59 5,23 4,34
No. Uraian% PertumbuhanRealisasi Tahun*)
Dibanding Tahun 2014, terdapat kenaikan luas panen 0,25 juta ha
dan provitas 5,69 ku/ha di Tahun 2019. Dibanding Tahun 2018,
terdapat kenaikan luas panen 24 ribu ha dan provitas 1,97 ku/ha.
Hal ini yang mendukung peningkatan produksi jagung Tahun 2019
sebesar 3,58 juta ton dari Tahun 2014, dan 931 ribu dari Tahun
2018. Gambar perkembangan produktivitas, luas panen, dan
produksi pada Gambar 4.
Gambar 4. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi
Jagung Tahun 2014-2019
Laporan Kinerja 2019
42 Ditjen Tanaman Pangan
Produksi jagung tidak mencapai target, disebabkan oleh
permasalahan non teknis dan teknis, antara lain:
1. Permasalahan non teknis, terkait transisi perubahan metode
pendataan yang sebelumnya masih dilakukan secara manual
dengan laporan data SP menjadi pendataan dengan
menggunakan metode KSA, sehingga terdapat penyesuaian
perbaikan data produksi jagung.
Laporan Kinerja 2019
43 Ditjen Tanaman Pangan
2. Jagung yang ditanam di lahan kering juga membutuhkan air di
musim hujan, terjadinya kemarau panjang 2019 menyebabkan
petani gagal tanam jagung sehingga luas tanam jagung 2019
lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Luas tanam jagung
per provinsi pada Lampiran 6.
Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain :
1. Ditjen Tanaman Pangan mendukung Perbaikan data jagung
menuju satu data yang terintegrasi dan diupayakan oleh lintas
K/L.
2. Peningkatan produksi jagung dengan pola pendekatan
pengembangan kawasan korporasi. Pengembangan jagung
diprioritaskan pada Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) di
lahan kering, tadah hujan, lahan kritis, areal berlereng
maupun di areal tanaman tahunan kebun/hutan, dengan pola
tumpang sari dengan menerapkan prinsip konservasi lahan
dan menjaga kelestarian lingkungan
Produksi jagung sebagai indikator kinerja sasaran program
ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan, yaitu :
A. Produksi Jagung
Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi
tanaman serealia. Peningkatan produksi jagung dari tahun
2018 ke tahun 2019 dipengaruhi oleh peningkatan luas panen
0,02 juta ha dan peningkatan produktivitas 1,97 ku/ha.
Peningkatan luas panen jagung Tahun 2019 dipengaruhi oleh
Carry over kegiatan budidaya jagung tahun 2018, yang dipanen
di tahun 2019.
Selain dipengaruhi luas panen, peningkatan produksi jagung
Tahun 2019 juga dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas.
Beberapa hal yang mempengaruhi produktivitas sebagai
berikut:
Laporan Kinerja 2019
44 Ditjen Tanaman Pangan
1. Penggunaan benih unggul. Petani sudah banyak
menggunakan benih unggul dan pupuk yang berimbang,
serta menerapkan budidaya jagung yang baik sehingga
produktivitasnya meningkat
2. Dukungan infrastruktur pengairan. Adanya perbaikan
sarana insitu yang semakin membaik sehingga mampu
berfungsi secara optimal.
Kegiatan yang mendukung peningkatan produksi jagung Tahun
2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan Budidaya Jagung
Kegiatan budidaya jagung Tahun 2019 mencakup 3
kegiatan, yang terdiri atas kegiatan budidaya tumpang sari
jagung dengan padi, tumpang sari jagung kedelai, dan
pengembangan budidaya jagung hibrida.
Target kegiatan budidaya jagung adalah 814.975 ha dengan
pagu Rp586.670.200.000. Realisasi fisik (SP2D) sampai
keadaan Desember mencapai 601.129 ha (69,91%)
terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp410.168.246.378 (73,76%) terhadap pagu. Realisasi
tanam jagung 601.130 ha.
B. Rasio Benih Jagung
Rasio benih jagung yang tersedia sebelum masa tanam selesai
terhadap total benih yang dibutuhkan adalah indikator kegiatan
Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Benih jagung yang tersedia sebelum masa tanam selesai
adalah 102.940 ton, sedangkan total benih jagung yang
dibutuhkan 87.694 ton, sehingga rasionya adalah 117,39% dari
target 80,50 %. Keberhasilan capaian ini mendorong
peningkatan produksi jagung dengan penggunaan benih
Laporan Kinerja 2019
45 Ditjen Tanaman Pangan
unggul bersertifikat dalam berbudiaya jagung. Rincian
ketersediaan benih per provinsi pada Lampiran 31.
Ketersediaan benih jagung didukung oleh adanya carry over
benih dari tahun sebelumnya yang cukup banyak, penangkaran
benih jagung sepanjang tahun sehingga pengadaan benih
jagung cenderung stabil dan tersedia di pasar bebas. Selain itu
juga di dukung oleh kegiatan atau program dari Direktorat
Perbenihan. Penyediaan benih jagung sangat berpengaruh
terhadap peningkatan produksi jagung. Penyediaan benih
jagung yang didukung oleh kegiatan perbenihan, antara lain:
1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung
Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber jagung adalah
2 ha dengan pagu Rp36.000.000. Realisasi fisik mencapai 2
ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp36.000.000 (100%) terhadap pagu. Realisasi
tanam dari bantuan benih jagung adalah 2 ha dan sudah
panen 2 ha.
2. Bantuan Benih Jagung
Bantuan Benih jagung terdiri dari bantuan benih untuk
varietas umum 2 dan varietas umum 3. Alokasi dari bantuan
benih jagung adalah 1.704.000 ha dengan pagu
Rp1.004.010.925.065. Realisasi fisik mencapai 1.572.244 ha
(92,27%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp950.031.518.201 (94,63%) terhadap pagu.
Realisasi tanam dari bantuan benih jagung adalah 931.893
ha.
3. Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis
Korporasi Petani
Target bantuan Pilot Project Perbenihan Berbasis Korporasi
Petani adalah 1.075 ha dengan pagu Rp5.788.875.000,
Laporan Kinerja 2019
46 Ditjen Tanaman Pangan
Realisasi fisik mencapai 1.073 ha (99,17%) terhadap
sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp5.740.705.000,
(99,17%) terhadap pagu. Bantuan benih tersebut telah
ditanam seluas 1.073 ha.
3. Produksi Kedelai
Berdasarkan Harmonisasi Data Padi dan Palawija tanggal 4
Februari 2020 antara BPS dengan Kementerian Pertanian,
Produksi kedelai Tahun 2019 mencapai 0,42 juta ton, atau
mencapai 15,15% dari target indikator kinerja 2,80 juta ton. Target
dan realisasi produksi kedelai Tahun 2019 dibandingkan Tahun
2018 dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Target dan Realisasi Produksi Kedelai Tahun 2019
Terhadap Tahun 2018
TahunTarget
(Juta ton)
Realisasi
(Juta ton)
Capaian
(%)
Pertumbuhan
(%)Keterangan
2018 2,20 0,65 29,55 20,37Angka
Sementara
2019 2,80 0,42 15,15 -34,74Angka Sangat
Sementara
Perkembangan produksi kedelai Tahun 2014-2019 menunjukkan
bahwa terdapat kenaikan dan penurunan. Pertumbuhan terjadi
pada Tahun 2014 (22,44%), 2015 (0,86%), dan 2018 (20,65%).
Sedangkan di tahun 2019, terjadi penurunan produksi sebesar
34,74%. Target dan realisasi capaian produksi kedelai Tahun
2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 14.
Laporan Kinerja 2019
47 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 14. Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun
2014-2019
TahunTarget
(Juta Ton)
Realisasi
(Juta Ton)Capaian (%) Pertumbuhan (%) Keterangan
2014 1,00 0,95 95,50 22,44 ATAP
2015 1,20 0,96 80,27 0,86 ATAP
2016 1,10 0,86 78,15 (10,75) ATAP
2017 1,20 0,54 44,89 (37,33) ATAP
2018 2,20 0,65 29,55 20,65 Angka
Sementara
2019 2,80 0,42 15,15 (34,74) Angka Sangat
Sementara
(6,48) Rata -Rata
Sumber data:
Target 2013 s.d 2014 Renstra 2010 2014
Target 2015 s.d 2016 Renstra Revisi I
Target 2017 s.d 2018 Renstra Revisi 2
Target produksi kedelai yang tertuang di Renstra dan IKU sama
sebesar 2,8 juta ton dan terealisasi 0,42 juta ton. Target dan
realisasi capaian produksi kedelai Tahun 2019 dibandingkan
target jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun
2019 dibandingkan Target Jangka Menengah (Renstra)
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 2,80 2,80 0,42 15,15 15,15
Capaian (%)Target (juta ton)Tahun
Realisasi
(juta ton)
Penurunan produksi kedelai disebabkan oleh penurunan luas
panen yang disebabkan oleh menurunnya luas tanam karena
disamping masih rendahnya minat petani, juga kurang tersedia
benih kedelai pada saat musim tanam tiba. Luas tanam kedelai
per provinsi pada Lampiran 10. Untuk provitas terjadi peningkatan
sebesar 12,90%. Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan
Laporan Kinerja 2019
48 Ditjen Tanaman Pangan
produksi kedelai Tahun 2014-2019 pada Tabel 16, dan rincian per
provinsi pada lampiran 11, 12, dan 13.
Tabel 16. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan
Produksi Kedelai Tahun 2014-2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2018 2017-2018
Produktvitas (Ku/Ha) 15,51 15,68 14,90 15,14 13,17 14,87 (3,28) 12,91
Luas Panen (juta Ha) 0,62 0,61 0,58 0,36 0,49 0,29 9,23 (42,20)
Produksi (juta Ton) 0,95 0,96 0,86 0,54 0,65 0,42 4,69 (35,37)
Uraian% PertumbuhanRealisasi Tahun
Gambar perkembangan produktivitas, luas panen, dan produksi
pada Gambar 5.
Gambar 5. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan
Produksi Kedelai Tahun 2014-2019
Laporan Kinerja 2019
49 Ditjen Tanaman Pangan
Produksi kedelai tidak mencapai target, disebabkan oleh:
1. Rendahnya produktivitas, Banpem yang dibiayai APBN semula
hanya menyediakan bantuan benih saja yang kemudian direvisi
pada bulan Oktober 2019 dilengkapi dengan pupuk organik cair
2. Daya simpan benih kedelai pendek, sehingga saat benih
tersedia sementara belum masuk masa tanam menyebabkan
benih tidak termanfaatkan yang berakibat pada menurunnya
daya tumbuh
Laporan Kinerja 2019
50 Ditjen Tanaman Pangan
3. Petani kedelai tidak mau mengambil resiko melakukan usaha
tani kedelai
4. Minat petani yang kurang untuk menanam kedelai karena
harga jual produk yang tidak bisa berkompetisi dengan kedelai
impor
5. Khusus untuk program pelaksanaan banpem yang dibiayai
APBN, terkendala oleh ketersediaan benih kedelai bersertifikat
yang tersedia tidak tepat jadwal tanam.
6. Untuk pencapaian target produksi nasional sebesar 2,8 juta
ton, pada mulanya dialokasikan program/kegiatan peningkatan
produksi kedelai seluas 1.000.000 ha. Namun demikian,
terdapat perubahan kebijakan yang tertuang dalam revisi DIPA
ke-9 tanggal 8 Oktober 2019 berupa refocusing program yang
semula 1.000.000 ha menjadi 600.000 ha. Pengurangan
program/kegiatan dimaksud, sangat berpengaruh terhadap
pencapaian produksi nasional, mengingat pengembangan
komoditi kedelai ini masih bertumpu pada program pemerintah.
Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain :
1. Terkait minat petani yang kurang dalam budidaya/produksi
kedelai, diupayakan kenaikannya dengan cara promosi kedelai
lokal dan insentif harga jual.
Promosi kedelai lokal (non GMO) dilaksanakan oleh Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen
Tanaman Pangan berkolaborasi dengan
Kementerian/Lembaga (K/L), BUMN, Rumah Sakit, Restoran
dan Catering. Filosofi promosi kedelai lokal adalah Kedelai
Lokal merupakan produk non GMO yang apabila dikonsumsi
dalam jangka panjang lebih menjamin kesehatan konsumen,
dibanding apabila mengkonsumsi produk olahan kedelai dari
biji kedelai Impor.
Laporan Kinerja 2019
51 Ditjen Tanaman Pangan
2. Pengembangan kedelai difokuskan pada daerah sentra
kedelai.
Untuk mendorong petani/produsen setempat bertanam kedelai,
program peningkatan produksi kedelai diutamakan pada
wilayah yang terdapat produsen/penangkar benih kedelai
sehingga petani tidak kesulitan mendapatkan kedelai,
mengingat umur benih kedelai yang pendek (3 bulan).
Pertanaman kedelai pada daerah ini, dikawal oleh PBT untuk
diusulkan sertifikasinya ke BPSB setempa, sehingga hasil
panennya dapat dijadikan benih untuk pertanaman berikutnya.
Demikian dan seterusnya, sehingga perluasan pertanaman
kedelai tidak terkendala oleh keterbatasan jumlah benih.
3. Pengembangan Kawasan Kedelai berbasis Korporasi
Untuk menjamin pengelolaan budidaya kedelai dari hulu
sampai hilir. Menjamin ketersediaan benih di awal masa tanam,
pengelolaan budidaya yang menjamin peningkatan
produkstivitas, pengelolaan pasca panen yang meminimalisir
kehilangan hasil (losses) dan menjamin pemasaran hasil panen
ke industri yang membutuhkan baik untuk benih maupun
industri tahu/tempe/olahan lainnya
4. Sinkronisasi data areal pengawalan sertifikasi, jadwal panen
benih kedelai, jumlah benih yang disertifikasi dan tanggal
kedaluwarsa. Selanjutnya data tersebut dapat diakses.
5. Dinas Pertanian Provinsi/kabupaten berkoordinasi dengan
BPSB untuk memetakan proses produksi benih dan
menyandingkan dengan jadwal tanam kedelai di daerah binaan
masing-masing.
6. Sinkronisasi program P3BK yang dikawal oleh Direktorat
Perbenihan dengan program Peningkatan Produksi Kedelai
yang dikawal oleh Direktorat Aneka kacang dan Umbi.
7. Menyeleraskan pengadaan benih dengan jadwal tanam.
Laporan Kinerja 2019
52 Ditjen Tanaman Pangan
Produksi kedelai sebagai indikator kinerja sasaran program
ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan, yaitu:
A. Produksi Kedelai
Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi
tanaman aneka kacang dan umbi. Produksi kedelai Tahun
2019 dipengaruhi oleh luas panen 0,29 juta ha dan
peningkatan produktivitas 14,87 ku/ha.
Penurunan luas panen kedelai Tahun 2019 dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. Penurunan luas tanam kedelai, yang terkendala sinkronisasi
pengadaan benih kedelai. Kurang tersedianya benih kedelai
unggul baik dari sisi kuantitas dan kualitas pada saat musim
tanam kedelai.
2. Adanya refokusing bantuan benih kedelai monokultur di
akhir tahun 2019, yang penyalurannya baru dilakukan bulan
desember 2019, sehingga menyebabkan mundurnya
pertanaman sampai dengan awal tahun 2020.
Sedangkan untuk provitas kedelai terjadi peningkatan sebesar
14,87%. Hal ini disebabkan oleh :
1. Adanya paket rhizobium pada kegiatan bantuan saprodi
tumpang sari yang sangat berperan dalam peningkatan
produktivitas kedelai sebagai bakteri yang bersimbiosis
menambat N dari udara.
Kegiatan yang mendukung capaian produksi kedelai Tahun
2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai
berikut:
1. Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kedelai
Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kedelai
Tahun 2019 terdiri dari kegiatan peningkatan produksi
Laporan Kinerja 2019
53 Ditjen Tanaman Pangan
kedelai melalui monokultur, tumpang sari padi kedelai, dan
tumpang sari jagung kedelai. Target fasilitasi kedelai seluas
600.000 ha dengan pagu Rp375.999.552.000. Realisasi
SP2D adalah 482.257 ha dengan serapan anggaran
Rp249.257.420.169 (66,29%). Realisasi fisik penyaluran
adalah 145.520 ha (24,25%) dengan serapan anggaran
Rp51.886.576.950 (13,80%).
Realisasi tanam fasilitasi kedelai sampai dengan akhir
Desember 2019 adalah 145.520 ha, dengan luas panen
109.167 ha.
B. Rasio Benih Kedelai
Rasio benih kedelai yang tersedia sebelum masa tanam
selesai terhadap total benih yang dibutuhkan adalah indikator
kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman.
Benih kedelai yang tersedia sebelum masa tanam selesai
adalah 10.212 ton, sedangkan total benih kedelai yang
dibutuhkan 15.139 ton, sehingga rasionya adalah 67,45% dari
target 36,00%. Keberhasilan capaian ini mendorong
penggunaan benih unggul bersertifikat dalam berbudiaya
kedelai, yang menjadi salah satu kunci peningkatkan
produktivitas. Rincian ketersediaan benih kedelai pada
Lampiran 32.
Ketersediaan benih kedelai didukung oleh adanya Kegiatan
Desa Mandiri Benih dalam penyediaan benih kedelai tahun
2018, kegiatan perbenihan lainnya di tahun 2019, antara lain:
1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Kedelai
Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber kedelai adalah
136 ha dengan pagu Rp950.200.000. Realisasi fisik
mencapai 59 ha (43,38%) terhadap sasaran dan realisasi
keuangan mencapai Rp593.371.300 (62,45%) terhadap
Laporan Kinerja 2019
54 Ditjen Tanaman Pangan
pagu. Realisasi tanam dari bantuan benih jagung adalah 59
ha dan sudah panen 59 ha.
2. Pengembangan Petani Produsen Benih Kedelai (P3BK)
Target P3BK adalah 1.966 ha dengan pagu
Rp4.001.040.000. Realisasi fisik mencapai 1.523 ha
(77,47%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp3.985.930.700 (99,62%) terhadap pagu.
Realisasi tanam dari P3BK adalah 1.523 ha.
4 Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian Tanaman
Pangan
Untuk produk pertanian tanaman pangan, komoditas yang menjadi
tolak ukur pertumbuhan ekspor adalah kacang tanah dan ubi jalar.
Data volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan,
khususnya ubi jalar dan kacang tanah diambil dari data Pusdatin
Kementerian Pertanian. Volume ekspor 2019 ubi jalar adalah 10.816
ton, dan volume ekspor kacang tanah sebesar 4.910 ton.
Perhitungan pertumbuhan volume ekspor secara lebih lengkap dapat
dilihat pada Tabel 17.
Adapun negara tujuan ekspor kacang tanah antara lain Malaysia,
Timor Leste, Hongkong, Inggris, Amerika Serikat, dll. Ekspor
terbanyak ke Malaysia sebanyak 684 kali. Sedangkan negara tujuan
ekspor ubi jalar, antara lain: Malaysia, Singapura, Jepang,
Hongkong, Korea Selatan, Thailand, dll. Malaysia menjadi Negara
tujuan mayoritas ekspor kacang tanah dan ubi jalar. Kebutuhan
kacang tanah di Timor Leste, Hongkong dan Negara lain cukup
tinggi sedangkan ketersediaan produk terbatas.
Laporan Kinerja 2019
55 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 17. Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Tanaman
Pangan Tahun 2019
2019 2018
1 Ubi Jalar 10,816 10,865 9.95 -
2 Kacang Tanah 4,910 5,439 9.03 -
15,726 16,304 9.65 10
Target PK
2019
Jumlah
Volume (ton)
KomoditasNo
Pertumbuhan
Volume Ekspor
2019
Indikator pertumbuhan volume ekspor produk tanaman pangan
Tahun 2019 adalah 9,65%, yang artinya ekspor produk tanaman
pangan Tahun 2019 mencapai 96,5% dari target volume ekspor di
Tahun 2018. Komoditas ubi jalar mengalami capaian ekspor
9,95% dan kacang tanah 9,03% jika dibandingkan dengan target
10%.
Tabel 18. Capaian Pertumbuhan Volume Ekspor Produk
Tanaman Pangan (Kacang Tanah dan Ubi Jalar)
Tahun 2019 Terhadap Target 2019
Tahun Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)
2019 10.00 9.65 96.50
Target dan realisasi ekspor produk pertanian (ubi jalar dan kacang
tanah) sesuai dengan target IKU Tahun 2019 dapat dilihat pada
Tabel 18. Realisasi capaian ekspor produk pertanian (khususnya
ubi jalar dan kacang tanah) Tahun 2019 dibandingkan Tahun
2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 19 dan 20. Rincian ekspor ubi
jalar dan kacang tanah per kode HS Tahun 2014-2019 pada
lampiran 45 dan 46.
Target dan realisasi pertumbuhan ekspor produk tanaman pangan
Tahun 2019 terhadap target jangka menengah (Renstra) dapat
dilihat pada Tabel 21.
Laporan Kinerja 2019
56 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 19. Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Ubi Jalar Tahun
2014-2019
TahunVolume Ekspor
Ubi Jalar (ton)
Pertumbuhan
(%)
2014 9,593 -2.08
2015 11,873 23.77
2016 9,539 -19.66
2017 11,142 16.80
2018 10,865 -2.49
2019 10,816 -0.45
2.49Rata -Rata
Volume ekspor ubi jalar Tahun 2014-2019 terjadi pertumbuhan
sebesar 2,52%, tertinggi pada Tahun 2015 (23,77%), dan Tahun
2017 (16,80%).
Tabel 20. Pertumbuhan Ekspor Produk Kacang Tanah Tahun
2014-2019
Tahun
Volume Ekspor
Kacang Tanah
(ton)
Pertumbuhan (%)
2014 6,292 -1.90
2015 8,976 42.66
2016 6,387 -28.84
2017 5,786 -9.41
2018 5,439 -6.00
2019 4,910 -9.73
-2.78Rata -Rata
Pertumbuhan volume ekspor kacang tanah terjadi pada Tahun
2015 sebesar 42,66%, sedangkan secara keseluruhan ekspor
kacang tanah Tahun 2014-2019 terjadi penurunan 2,78%.
Laporan Kinerja 2019
57 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 21. Target dan Realisasi Pertumbuhan Volume Ekspor
Produk Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap
Target Jangka Menengah (Renstra)
Target pertumbuhan volume ekspor yang tertuang di Renstra dan
IKU sama sebesar 10% dan terealisasi 9,65%. Dibanding Tahun
2014, terdapat kenaikan volume ekspor ubi jalar Tahun 2019
sebesar 1.223 ton dari Tahun 2014, sedangkan kacang tanah
terjadi penurunan volume ekspor sebesar 1.282 ton dari Tahun
2014. Gambar perkembangan volume ekspor ubi jalar dan kacang
tanah pada Gambar 6.
Gambar 6. Perkembangan Volume Ekspor Ubi Jalar dan Kacang
Tanah Tahun 2014-2019
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 10.00 10.00 9.65 96.50 96.50
Capaian (%)Target (%)Tahun
Realisasi
(%)
Laporan Kinerja 2019
58 Ditjen Tanaman Pangan
Pertumbuhan ekspor produk tanaman pangan tidak mencapai
target, karena:
1. Menurunnya produksi kacang tanah di tahun 2019, yang dipicu
oleh beberapa hal antara lain a) benih kacang tanah tidak bisa
disimpan lebih dari tiga bulan; b) luas areal tanam yang
semakin berkurang sehingga menjadi kurang kontinyu untuk
memenuhi permintaan ekspor.
2. Menurunnya produksi ubi jalar di tahun 2019, yang dipicu oleh
beberapa hal antaralain a) luas areal tanam yang semakin
berkurang sehingga menjadi kurang kontinyu untuk memenuhi
permintaan ekspor, b) Rendahnya produktivitas ubi jalar di
tingkat petani salah satunya disebabkan penggunaan stek yang
terus-menerus sehingga produktivitasnya menurun.
3. Kurangnya sinkronisasi kebutuhkan antar pelaku agribisnis ubi
jalar terkait spesifikasi kualitas ubi jalar untuk ekspor, yang
ketersediaannya masih kurang dibudidayakan oleh petani lokal.
Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain:
1. Memberikan stimulant bantuan pengembangan kacang tanah
dan ubi jalar di kawasan sentra produksi dalam upaya
menambah jumlah produksi komoditas tanaman pangan
Laporan Kinerja 2019
59 Ditjen Tanaman Pangan
sehingga akan berdampak pada peningkatan jumlah ekspor
komoditas tersebut di pasar internasional
2. Mendorong sinergitas pemerintah, peneliti, pelaku usaha dan
stake holder terkait untuk melakukan pendampingan kepada
petani, dalam upaya meningkatkan kemampuan petani untuk
memenuhi spesifikasi kualitas dan kuantitas yang diminta oleh
pasar.
3. Membina pelaku usaha dalam upaya peningkatan nilai tambah
dan daya saing.
4. Mengamankan pasar dari banjirnya produk mancanegara yang
akan berdampak pada kompetisi produk, serta meningkatkan
promosi produk Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
5. Penggunaan benih unggul yang tahan hama penyakit akan
meningkatkan produktivitas komoditas tanaman pangan,
sehingga petani bergairah dalam budidaya komoditas tersebut.
Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian Tanaman
Pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang oleh
lima indikator kinerja sasaran kegiatan yang berada di 3 kegiatan,
yaitu:
1. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan
Terpenuhinya kebutuhan perbenihan tanaman pangan untuk
komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 2 indikator yaitu:
a. Rasio Benih Ubi Jalar yang tersedia sebelum masa tanam
selesai terhadap total benih yang dibutuhkan.
Benih Ubi Jalar yang tersedia sebelum masa tanam selesai
adalah 1.200 stek, sedangkan total benih ubi jalar yang
dibutuhkan 2.636.502.000 stek, sehingga Rasio benih ubi
jalar yang tersedia sebelum masa tanam tehadap total benih
Laporan Kinerja 2019
60 Ditjen Tanaman Pangan
yang dibutuhkan adalah 0,000046% dari target 6%. Rincian
benih ubi jalar yang tersedia per propinsi terdapat di
Lampiran 35.
b. Rasio Benih Kacang Tanah yang tersedia sebelum masa
tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan
Benih kacang tanah yang tersedia sebelum masa tanam
selesai adalah 1.079 ton, sedangkan total benih kacang
tanah yang dibutuhkan 40.498 ton, sehingga Rasio Benih
Kacang Tanah yang tersedia sebelum masa tanam terhadap
total benih yang dibutuhkan adalah 2,66% dari target 11%.
Rincian benih kacang yang tersedia per propinsi terdapat di
Lampiran 33.
2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan
Meningkatnya produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu,
ubi jalar dan talas, ada 2 indikator yaitu:
a. Produksi Ubi Jalar
Berdasarkan data Angka Pasca Rakor Penyusunan Angka
Produksi Palawija Tahun 2018 dan Perkiraan Tahun 2019,
produksi ubi jalar nasional Tahun 2019 adalah sebesar 1,52
juta ton atau 60,63% dari target nasional (2,5 juta ton).
Produksi ubi jalar 2019 menurun 16,09% dari produksi
Tahun 2018 (1,81 juta ton). Rincian luas tanam,
produktivitas, luas panen, dan produksi ubi jalar Tahun
2014-2019 pada Lampiran 18, 19, 20 dan 21.
b. Produksi Kacang Tanah
Berdasarkan data Angka Pasca Rakor Penyusunan Angka
Produksi Palawija Tahun 2018 dan Perkiraan Tahun 2019,
produksi kacang tanah nasional Tahun 2019 adalah sebesar
0,42 juta ton atau 62,69% dari target nasional (0,67 juta ton),
Laporan Kinerja 2019
61 Ditjen Tanaman Pangan
dan menurun 8,08% dari produksi Tahun 2018 (0,46 juta
ton). Rincian luas tanam, produktivitas, luas panen, dan
produksi kacang tanah Tahun 2014-2019 pada Lampiran 14,
15, 16, dan 17.
3. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan
Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman
pangan untuk komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 1
indikator yaitu:
a. Rasio Komoditas Ekspor Tanaman Pangan yang ditolak
Negara tujuan terhadap total komoditas ekspor per Negara
tujuan (kualitas tidak memenuhi persyaratan) (Berdasarkan
data Notification of Non-Compliance (NNC) untuk produk
tanaman pangan Tahun 2019 terdapat 3,91% komoditas
ekspor tanaman pangan yang ditolak oleh Negara tujuan
ekspor dari target 4%.
Kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekspor tanaman pangan
Tahun 2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah
sebagai berikut:
1. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Ubi Jalar
Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Ubi Jalar
Tahun 2019 seluas 1.100 ha dengan pagu Rp6.600.000.000.
Realisasi fisik penyaluran adalah 1.100 ha (100%) dengan
serapan anggaran Rp6.574.672.000, (99,62%).
Realisasi tanam fasilitasi ubi jalar sampai dengan akhir
Desember 2019 adalah 1.100 ha.
2. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang
Tanah
Laporan Kinerja 2019
62 Ditjen Tanaman Pangan
Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang
Tanah Tahun 2019 seluas 6.500 ha dengan pagu
Rp16.380.000.000. Realisasi fisik penyaluran adalah 5.014 ha
(77,14%) dengan serapan anggaran Rp12.376.020.000
(75,56%).
Realisasi tanam fasilitasi kacang tanah sampai dengan akhir
desember 2019 adalah 3.689 Ha.
3. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Palawija
Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber palawija adalah
2 ha dengan pagu Rp40.000.000. Realisasi fisik mencapai 2
ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp40.000.000 (100%) terhadap pagu.
4. Pertemuan dalam upaya peningkatan ekspor tanaman
pangan
Terdapat 5 pertemuan dengan alokasi Rp549.575.000 di
tahun 2019 dalam rangka memfasilitasi stakeholder terkait
dalam upaya penguatan ekspor tanaman pangan antara lain
rapat koordinasi percepatan investasi bidang tanaman
pangan, fasilitasi investasi ubi jalar, pertemuan koordinasi
peningkatan ekspor dan investasi tanaman pangan, FGD
Peluang dan Tantangan Pengembangan Porang di Indonesia,
Fasilitasi Penguatan Ekspor Porang, dan Temu Teknis Pelaku
Usaha Organik. Realisasi dari kegiatan ini adalah 5
pertemuan dengan penggunaan anggaran Rp481.969.086.
Laporan Kinerja 2019
63 Ditjen Tanaman Pangan
5 Penurunan Volume Impor Untuk Produk Pertanian Tanaman
Pangan
Data volume impor produk pertanian tanaman pangan untuk ubi
kayu dan kacang hijau, diambil dari data Pusdatin Kementerian
Pertanian.
Volume impor 2019 untuk kacang hijau 80.481 ton, ubi kayu
348.112 ton. Perhitungan penurunan volume impor secara lebih
lengkap dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Realisasi Penurunan Volume Impor Produk Tanaman
Pangan Tahun 2019
2019 2018
1 Ubi Kayu 348.112 375.898 5,40 -
2 Kacang Hijau 80.481 97.226 6,04 -
428.593 473.124 4,53 5
Target PK
2019
Jumlah
Volume (Ton)KomoditasNo
Penurunan
Volume Impor
Tahun 2019
Volume impor ubi kayu dan kacang hijau tahun 2019 turun 44.531
ton dari tahun 2018, sehingga penurunannya 4,53% dan
capaiannya 110,38% dari target 5%.
Capaian penurunan impor Tahun 2019 dibandingkan target 2019
dapat dilihat pada Tabel 23. Penurunan volume impor ubi kayu
Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 24. Penurunan volume
impor kacang hijau Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 25.
Rincian impor ubi kayu dan kacang hijau per kode HS Tahun
2014-2019 pada lampiran 47 dan 48. Target dan realisasi capaian
penurunan impor Tahun 2019 dibandingkan target jangka
menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 26.
Laporan Kinerja 2019
64 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 23. Capaian Penurunan Volume Impor Produk Pertanian
Tahun 2019
Tahun Target (%)Realisasi
(%)Capaian (%)
2019 5,00 4,53 110,38
Tabel 24. Penurunan Volume Impor Ubi Kayu Tahun 2014-2019
TahunVolume Impor Ubi
Kayu (Ton)Penurunan (%)
2014 365,085 -65.81
2015 600,163 -64.39
2016 642,667 -7.08
2017 388,823 39.50
2018 375,898 3.32
2019 348,112 7.39
-14.51Rata -Rata
Penurunan volume impor ubi kayu dari tahun 2014 sampai tahun
2019 adalah 16.973 ton. Penurunan tertinggi pada Tahun 2017
sebesar 39,50%.
Tabel 25. Penurunan Volume Impor Kacang Hijau
Tahun 2014-2019
Penurunan impor kacang hijau Tahun 2014-2019 adalah 7.099
ton. Tahun 2015 pernah mengalami penurunan yang cukup
Tahun
Volume Impor
Kacang Hijau
(Ton)
Penurunan (%)
2014 87,580 8.38
2015 45,214 48.37
2016 64,736 -43.18
2017 78,786 -21.70
2018 97,226 -23.41
2019 80,481 17.22
-2.39Rata -Rata
Laporan Kinerja 2019
65 Ditjen Tanaman Pangan
signifikan sampai 48,37%. Tahun 2018 terjadi kenaikan impor
sebesar 23,41%.
Tabel 26. Target dan Realisasi Penurunan Volume Impor
Produk Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap
Target Jangka Menengah (Renstra)
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 5,00 5,00 4,53 110,38 110,38
Capaian (%)Target (%)Tahun
Realisasi
(%)
Target penurunan volume impor yang tertuang di Renstra dan IKU
sama sebesar 5,0 % dan terealisasi 4,53%, sehingga penurunan
impor melebihi target dengan capaian 110,38%. Gambar
perkembangan volume impor ubi kayu dan kacang hijau pada
Gambar 7.
Gambar 7. Perkembangan Volume Impor Ubi Kayu dan Kacang
Hijau Tahun 2014-2019
Laporan Kinerja 2019
66 Ditjen Tanaman Pangan
Penurunan volume impor untuk Produk Pertanian Tanaman
Pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang oleh
lima indikator kinerja sasaran kegiatan yang berada di 3 kegiatan,
yaitu:
1. Kegiatan Pengelolaan Sistem Perbenihan
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan
Terpenuhinya kebutuhan perbenihan tanaman pangan untuk
komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 2 indikator yaitu:
a. Rasio Benih ubi kayu yang tersedia sebelum masa tanam
selesai terhadap total benih yang dibutuhkan.
Benih Ubi kayu yang tersedia sebelum masa tanam selesai
adalah 19.746.800 stek, sedangkan total benih ubi kayu
yang dibutuhkan 6.525.760.000 stek, sehingga rasionya
adalah 0,30% dari target 6%. Rincian benih ubi kayu yang
tersedia per propinsi terdapat di Lampiran 36.
b. Rasio Benih kacang hijau yang tersedia sebelum masa
tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan
Benih kacang hijau yang tersedia sebelum masa tanam
selesai adalah 357,65 ton, sedangkan total benih kacang
hijau yang dibutuhkan 4.200 ton, sehingga rasionya adalah
Laporan Kinerja 2019
67 Ditjen Tanaman Pangan
8,51% dari target 11%. Rincian benih kacang hijau yang
tersedia per propinsi terdapat di Lampiran 34.
2. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi
a. Produksi Ubi kayu untuk komoditas substitusi impor (20,9
juta ton)
Produksi ubi kayu nasional Tahun 2019 adalah sebesar
16,35 juta ton atau 75,35% dari target nasional (21,70 juta
ton). Rincian data luas tanam, produktivitas, luas panen, dan
produksi ubi kayu Tahun 2014-2019 pada Lampiran 26, 27,
28 dan 29.
b. Produksi Kacang hijau
Produksi kacang hijau nasional Tahun 2019 adalah sebesar
0,19 juta ton atau 65,52% dari target nasional (0,29 juta ton).
Rincian data luas tanam, produktivitas, luas panen, dan
produksi kacang hijau Tahun 2014-2019 pada Lampiran 22,
23, 24, dan 25.
Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan
Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman
pangan untuk komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 1
indikator yaitu:
Rasio penurunan impor produk pangan segar tanaman pangan
tahun berjalan terhadap tahun sebelumnya.
Rasio penurunan impor produk pangan segar tanaman pangan
untuk komoditas kacang hijau dan ubi kayu Tahun 2019 adalah
9,41% (Tahun 2018 sebesar 473.124 kuintal sedangkan Tahun
2019 sebesar 428.593 kuintal).
Laporan Kinerja 2019
68 Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan yang mendukung penurunan impor tanaman pangan
Tahun 2018 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah
sebagai berikut:
1. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang Hijau
Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang hijau
Tahun 2019 seluas 6.500 ha dengan pagu Rp3.412.500.000.
Realisasi fisik penyaluran adalah 5.320 ha (81,85%) dengan
serapan anggaran Rp2.755.772.000 (80.76%).
Realisasi tanam fasilitasi kacang hijau sampai dengan akhir
Desember 2019 adalah 3.704 Ha.
2. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi ubi kayu
Seluas 1.500 ha
Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi ubi kayu
Tahun 2019 seluas 1.500 ha dengan pagu Rp 7.500.000.000.
Realisasi fisik penyaluran adalah 1.500 ha (100%) dengan
serapan anggaran Rp 7.198.500.000, (95,98%).
Realisasi tanam fasilitasi ubi kayu sampai dengan akhir
Desember 2019 adalah 1.500 Ha.
3. Pertemuan dalam upaya penurunan impor tanaman pangan
Terdapat 2 pertemuan dengan alokasi Rp394.303.000 di tahun
2019 dalam rangka memfasilitasi stakeholder terkait dalam
upaya penurunan impor tanaman pangan yaitu Fasilitasi
Penguatan Ekspor Komoditas Kacang Hijau. Realisasi dari
kegiatan ini adalah 2 pertemuan dengan penggunaan anggaran
Rp303.504.000.
Laporan Kinerja 2019
69 Ditjen Tanaman Pangan
6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
Pascapanen Tanaman Pangan Berdasarkan Kebutuhan
Salah satu sarana untuk meningkatan infrastruktur pertanian
adalah melalui penyaluran alat mesin pertanian pascapanen.
Bantuan pemerintah berupa sarana pascapanen bertujuan untuk
membantu petani dalam meningkatkan jumlah produksi, efisiensi
kerja, dan kualitas produk pertanian.
Ketersediaan alsintan pascapanen sangat penting untuk
mendukung indikator kinerja utama Ditjen Tanaman Pangan.
Untuk mengetahui rasio ketersediaan alsintan pascapanen harus
dilakukan analisis kebutuhan alsintan pascapanen tanaman
pangan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan perbandingan antara
kebutuhan dengan pengadaan alsintan pasca panen tanaman
pangan. Ketersediaan ditunjukkan dengan yang sudah diadakan
(dilakukan pengadaan, diedarkan/didistribusikan dan layak pakai).
Rasio ketersediaan alsintan pascapanen tanaman pangan
berdasar kebutuhan yaitu 55,79%. Pada tahun 2019, target
kebutuhan alsintan pascapanen berdasarkan permintaan baik e-
proposal (aplikasi) maupun manual (surat usulan) yaitu 20.000
unit, sedangkan ketersediaan berdasarkan realisasi fasilitasi
bantuan yaitu 11.157 unit yang terdiri dari realisasi bantuan pusat
6.868 unit dan realisasi alsin bantuan TP Provinsi 4.289 unit..
Apabila dibandingkan dengan target kinerja Tahun 2019 (50%),
sudah mencapai target, dengan capaian 111,58%. Rasio
ketersediaan alsintan pascapanen berdasar kebutuhan terlihat
pada Tabel 27. Sedangkan rincian kebutuhan dan ketersedian per
alsin pascapanen dapat dilihat pada Tabel 28.
Laporan Kinerja 2019
70 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 27. Rasio Ketersediaan Alsintan Pascapanen Tanaman
Pangan Berdasar Kebutuhan Tahun 2019
No Kebutuhan (Unit) Ketersediaan (Unit) Rasio (%)
1 20,000 11,157 55.79
Tabel 28. Rincian Kebutuhan dan Ketersediaan Alsin Pascapanen
Tanaman Pangan 2019
1 Combine Harvester Kecil 179 100
2 Combine Harvester Sedang 233 130
3 Combine Harvester Besar 1,095 611
4 Vertical Dryer Padi 192 107
5 Vertical Dryer Jagung 32 18
6 Power Thresher 6,482 3,616
7 Power Thresher Multiguna 4,946 2,759
8 Corn Sheller 5,534 3,087
9 Corn Combine Harvester 583 325
10 Combine Harvester Multiguna 118 66
11 Rice Milling Unit 357 199
12 Dryer 244 136
13 Color Sorter 5 3
20,000 11,157
Ketersediaan
(Unit)
TOTAL
No Jenis AlsinKebutuhan
(Unit)
Total pengadaan sarana pascapanen Tahun 2019 sejumlah
11.157 unit (100,16%) dari target pengadaan sebanyak 11.139
unit. Target dan realisasi pengadaan sarana pascapanen Tahun
2019 seperti pada Tabel 29.
Tabel 29. Target dan Realisasi Pengadaan Sarana Pascapanen
Tahun 2019
No Jenis Target (Unit) Realisasi (Unit) Capaian (%)
1 Alsin Padi 4,953 4,968 100.30
2 Alsin Jagung 3,427 3,430 100.09
3 Alsin Kedelai 2,759 2,759 100.00
Total 11,139 11,157 100.16
Laporan Kinerja 2019
71 Ditjen Tanaman Pangan
Target rasio ketersediaan Alsintan pasca panen tanaman pangan
berdasarkan kebutuhan yang tertuang di Renstra dan IKU sama
sebesar 50% terealisasi 55,79%. Target dan Realisasi
ketersediaan alsintan pascapanen dibanding target jangka
menengah pada Tabel 30.
Tabel 30. Target dan Realisasi Capaian Rasio Ketersediaan
Alsintan Pascapanen Tahun 2019 dibandingkan
dengan Target Jangka Menengah (Renstra)
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 50.00 50.00 55.79 111.58 111.58
Capaian (%)Target (%)Tahun
Realisasi
(%)
Alsintan yang disediakan dari Tahun ke Tahun secara umum
mengalami peningkatan. Jenis alsintan yang tersedia dan paling
banyak dibutuhkan antara lain Power Thresher dan Power
Thresher Multiguna, Corn Sheller, dan Combine Harvester.
Rincian alsintan yang tersedia Tahun 2015-2019 dapat dilihat
pada Tabel 31.
Laporan Kinerja 2019
72 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 31. Rincian Alsintan Yang Tersedia Tahun 2015-2019
1 Combine Harvester Kecil 3.060 6.294 789 130 100 10.373
2 Combine Harvester Sedang - 2.884 853 178 130 4.045
3 Combine Harvester Besar 125 428 2.634 834 611 4.632
4 Vertical Dryer Padi 166 5 17 650 107 945
5 Vertical Dryer Jagung 236 1 5 65 18 325
6 Power Thresher - 3.103 319 3.428 3.616 10.466
7 Power Thresher Multiguna 1.655 6.500 868 2.269 2.759 14.051
8 Corn Sheller 2.220 6.276 2.258 2.205 3.087 16.046
9 Corn Combine Harvester 25 177 126 535 325 1.188
10 Combine Harvester Multiguna 265 66 331
11 Rice Milling Unit 1.142 - 31 115 199 1.487
12 Dryer 136 136
13 Color Sorter 3 3
8.629 25.668 7.900 10.674 11.157 63.889 TOTAL
NO. JENIS ALSINTAN JUMLAH2015 2016 2017 2018
TAHUN
2019
Bagan alsintan yang disediakan Tahun 2015-2019 dapat dilihat
pada Gambar 8. Rincian bantuan alsintan pascapanen padi,
jagung, dan kedelai Tahun 2015-2019 pada lampiran 49, 50, dan
51.
Gambar 8. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen (Unit)
Tahun 2015 – 2019
Laporan Kinerja 2019
73 Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan yang mendukung Rasio Ketersediaan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan) Pascapanen Tanaman Pangan Berdasarkan
Kebutuhan Tahun 2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan,
adalah Alokasi Fasilitas Alsintan Pascapanen Tanaman Pangan
Tahun 2019 sebanyak 11.139 unit dengan pagu Rp
842.352.542.000. Realisasi fisik penyaluran adalah 11.157 unit
(100.16%) dengan serapan anggaran Rp 773.399.177.196
(91,77%).
7. Rasio Serangan OPT dan DPI Terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan
Rasio luas serangan OPT utama dan DPI Tahun 2019 berdasarkan
luas terkena untuk tanaman pangan padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar sebesar sebesar 5,20%
atau mencapai 96,15% dari target serangan 5%. Jika dibandingkan
dengan rasio luas serangan OPT utama dan DPI Tahun 2018
(4,17%), terjadi peningkatan rasio serangan sebesar 1,03%
(24,70%). Dari data tersebut, areal pertanaman yang dapat
diamankan dari OPT dan DPI yaitu 94,80% atau mencapai 99,79%
dari target 95%. Total luas serangan OPT dan DPI seluas 958.761
ha dari luas tanam 18.447.608 ha. Perhitungan rasio serangan
OPT utama dan DPI secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Rasio Luas Serangan OPT Utama dan DPI Tahun 2019
OPT DPI
1 Padi 310.831 534.787 845.618 11.060.583 7,65
2 Jagung 39.870 57.950 97.820 5.846.282 1,67
3 Kedelai 1.905 2.180 4.085 302.777 1,35
4 Kacang Tanah 1.350 6.986 8.337 337.484 2,47
5 Kacang Hijau 444 54 498 168.012 0,30
6 Ubi Kayu 1.328 730 2.058 652.576 0,32
7 Ubi Jalar 346 - 346 79.894 0,43
356.073 602.687 958.761 18.447.608 5,20 Jumlah
Luas Serangan (ha) Luas Serangan OPT
dan DPI
(Ha)
Luas Tanam
Oktsep (ha)
Rasio
Serangan
(%)
No Komoditas
Laporan Kinerja 2019
74 Ditjen Tanaman Pangan
Dari luas serangan OPT dan DPI tersebut, luas pertanaman yang
mengalami puso (gagal panen) akibat OPT dan DPI seluas
184.766 ha (dari luas serangan 958.761 ha) dalam hamparan luas
tanam 18.447.608 ha. Data luas tanam per komoditas per provinsi
pada Lampiran 2 (padi), lampiran 6 (jagung), lampiran 10 (kedelai),
lampiran 14 (kacang tanah), lampiran 18 (ubi jalar), lampiran 22
(kacang hijau), lampiran 26 (ubi kayu). Untuk data luas serangan
OPT dan DPI per komoditas per provinsi pada Lampiran 37, 38,
39, 40, 41, 42, dan 43. Perhitungan rasio luas gagal panen akibat
serangan OPT dan DPI secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
33.
Tabel 33. Rasio Luas Gagal Panen Akibat Serangan OPT dan
DPI Tahun 2019
OPT DPI
1 Padi 5.526 165.578 171.104 11.060.583 1,55
2 Jagung 115 12.415 12.530 5.846.282 0,21
3 Kedelai 24 875 899 302.777 0,30
4 Kacang Tanah 4 174 178 337.484 0,05
5 Kacang Hijau - 35 35 168.012 0,02
6 Ubi Kayu 11 9 20 652.576 0,00
7 Ubi Jalar - - - 79.894 -
5.680 179.086 184.766 18.447.608 1,00
Luas Tanam
(ha)
Rasio Gagal
Panen OPT dan
DPI (%)
Jumlah
No Komoditas
Luas Puso/Gagal Panen
(ha)Gagal Panen
OPT dan DPI
(ha)
Dibandingkan Tahun 2018, target dan realisasi rasio serangan
OPT dan DPI Tahun 2019 capaiannya lebih rendah 58,05%
dibandingkan capaian Tahun 2018. Target dan realisasi rasio
serangan OPT dan DPI Tahun 2019 dibandingkan Tahun 2018
dapat dilihat pada Tabel 34.
Laporan Kinerja 2019
75 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 34. Target dan Realisasi Rasio serangan OPT dan DPI
Tahun 2019 dibanding Tahun 2018
Tahun Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)
2018 5 3,29 134,20
2019 5 5,20 96,00
Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam Tahun 2014-
2019 untuk tanaman pangan dapat dilihat pada Tabel 35. Rasio
serangan OPT dan DPI Tahun 2014-2019 pada Tabel 35.
Tabel 35. Rasio Serangan OPT dan DPI Tahun 2014-2018
Tahun
Luas Serangan
OPT dan DPI
(ha)
Luas Tanam
(Ha)
Rasio Serangan
Thd Luas Tanam
(%)
Perkembangan
Rasio Serangan
(%)
2014 1.087.404 20.149.482 5,40 -4,65
2015 1.286.784 20.803.014 6,19 -14,62
2016 851.394 22.489.529 3,79 38,80
2017 912.263 23.376.779 3,90 -3,08
2018 826.100 19.823.861 4,17 -6,78
2019 958.739 18.447.608 5,20 -24,71
-2,51 Rata-Rata
Target rasio luas serangan OPT dan DPI Tahun 2019 yang
tertuang di IKU sudah sesuai dengan target yang tertuang di
Renstra. Target dan realisasi capaian rasio luas serangan OPT
dan DPI Tahun 2019 terhadap target jangka menengah (Renstra)
dapat dilihat pada Tabel 36.
Laporan Kinerja 2019
76 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 36. Target, Realisasi dan Capaian Rasio Serangan OPT
dan DPI Terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan
Tahun 2019 Terhadap Target Jangka Menengah
(Renstra)
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 5,00 5,00 5,20 96,00 96,00
Capaian TargetTahun Realisasi
Rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2019 naik 57,97% dari
Tahun 2018. Grafik rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2014-
2019 dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Rasio Serangan OPT dan DPI Tanaman Pangan
Tahun 2014 - 2019
Rasio Serangan OPT dan DPI tanaman pangan tidak mencapai
target, karena:
1. Meningkatnya luas terkena akibat DPI terhadap luas tanam,
khususnya akibat kekeringan di tahun 2019 seluas 404.070 ha
(meningkat 70,24% dari tahun 2018 yang hanya terkena
237.357 ha luas lahan tanaman pangan). Kekeringan pada
Laporan Kinerja 2019
77 Ditjen Tanaman Pangan
tahun 2019 lebih panjang dari tahun 2018 karena terjadi siklus El
Nino. Data curah hujan terdapat pada Lampiran 44.
2. Beberapa lokasi produksi yang potensial untuk pertanaman
mengalami gangguan ketersediaan air, seperti di provinsi
Sulawesi Selatan.
Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain:
1. Penguatan fasilitasi pengamatan iklim melalui perbanyakan
AWS (Automatic Weather Station) atau sarana pengamatan
iklim lainnya.
2. Penyebarluasan informasi prakiraan iklim Musim Hujan / Musim
Kemarau sebagai peringatan dini secara intensif, terutama pada
daerah rawan banjir dan kekeringan.
3. Mendorong petani mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi
(AUTP). Dengan asuransi ini, jika ada lahan padinya mengalami
kekeringan hingga 70 % akan mendapatkan ganti rugi sebesar
Rp 6 juta per ha per musim.
Keberhasilan penekanan luas serangan OPT dan DPI dipengaruhi
oleh kegiatan-kegiatan penguatan perlindungan tanaman,
pengendalian OPT melalui pengamatan dan pengendalian sedini
mungkin, bantuan pestisida sebagai trigger, penguatan
kelembagaan perlindungan, antisipasi dan mitigasi DPI, dan
terobosan-terobosan kegiatan perlindungan seperti Dem Area
Budidaya Tanam Sehat dan Dem Area DPI.
Rasio Serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman
pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang oleh
dua indikator kinerja sasaran kegiatan Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, yaitu:
1. Rasio luas serangan OPT terhadap luas tanaman pangan
Laporan Kinerja 2019
78 Ditjen Tanaman Pangan
Luas serangan OPT utama tanaman pangan adalah 356.073
ha dari luas total tanaman pangan 18.447.608 ha, sehingga
capaian rasionya adalah 1,93% dari target 3%.
2. Rasio luas serangan DPI terhadap luas tanaman pangan
Luas serangan DPI adalah 602.687 ha dari luas total tanaman
pangan 18.447.608 ha, sehingga capaian rasionya adalah
3,27% dari target 2%.
Kegiatan yang mendukung Rasio Serangan OPT dan DPI
terhadap luas tanam tanaman pangan Tahun 2019 melalui APBN
Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai berikut:
1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Target kegiatan kegiatan PPHT padi, jagung, kedelai adalah
2.325 ha dengan pagu Rp3.751.840.000. Realisasi fisik
kegiatan PPHT mencapai 2.315 ha (99,57%) terhadap sasaran
dan realisasi keuangan mencapai Rp3.705.870.000, (98,77%)
terhadap pagu.
2. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
Target kegiatan kegiatan PPDPI adalah 500 ha dengan pagu
Rp2.518.856.000. Realisasi fisik kegiatan PPDPI mencapai 500
ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp2.494.988.360, (99,05%) terhadap pagu.
3. Gerakan Pengendalian OPT
Target kegiatan Gerakan Pengendalian OPT adalah 21.710 ha
dengan pagu Rp4.558.357.000. Realisasi fisik kegiatan
Gerakan Pengendalian OPT mencapai 21.395 ha (99,57%)
terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp4.267.436.000 (97,99%) terhadap pagu.
Laporan Kinerja 2019
79 Ditjen Tanaman Pangan
4. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI
Target kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI
adalah 100.000 ha dengan pagu Rp191.170.000.000. Realisasi
fisik kegiatan mencapai 99.823 ha (99,82%) terhadap sasaran
dan realisasi keuangan mencapai Rp190.158.154.874
(99,47%) terhadap pagu.
5. Sarana Pengendalian OPT
Target pengadaan pengendalian OPT adalah 3 paket
(Handsprayer, Herbisida, Pestisida) dengan pagu
Rp53.940.000.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 3 unit
(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp52.996.787.150 (98,25%) terhadap pagu.
6. Petani Pengamat
Target perekrutan petani pengamat adalah 726 orang dengan
pagu Rp2.178.000.000. Realisasi fisik mencapai 726 orang
(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp2.178.000.000 (100%) terhadap pagu.
7. Sarana Penanganan DPI (Bantuan Pompa)
Target Sarana Penanganan DPI adalah 800 unit pompa dengan
pagu Rp7.797.600.000. Realisasi fisik mencapai 800 unit (100%)
terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp7.797.577.250 (99,99%) terhadap pagu.
8. Bahan Perbanyakan Agens Pengendali Hayati (APH)/Refugia
Kegiatan bahan perbanyakan APH/refugia sebanyak 87 unit
dengan pagu Rp 1.649.550.000. Realisasi fisik mencapai 87 unit
(100%) dan realisasi keuangan mencapai Rp1.630.845.000
(98,87%).
Laporan Kinerja 2019
80 Ditjen Tanaman Pangan
9. Perbanyakan rumah burung hantu
Target dari kegiatan perbanyakan rumah burung hantu sebanyak
225 unit dengan pagun Rp450.000.000. realisasi fisik mencapai
225 unit (100%) dan realisasi keuangan mencapai
Rp450.000.000 (100%).
8. Nilai AKIP Ditjen TP Berdasarkan Penilaian Inspektorat Jenderal
Kementerian Pertanian
Nilai AKIP merupakan evaluasi atas implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Kertas Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja,
SAKIP Ditjen Tanaman Pangan 2018 mendapatkan nilai 90,80
(AA/Sangat Memuaskan) atau mencapai 106,82% dari target
indikator kinerja 2019 sebesar 85.
Komponen perencanaan kinerja mencapai nilai 28,24 dari bobot
30%. Pengukuran kinerja mencapai nilai 23,65 dari bobot 25%.
Pelaporan kinerja mencapai nilai 14,72 dari bobot 15%. Evaluasi
Internal mencapai nilai 8,94 dari bobot 10%. Pencapaian
sasaran/kinerja mencapai nilai 15,22 dari bobot 20%. Total nilai dari
keseluruhan komponen tersebut menjadi nilai SAKIP Ditjen
Tanaman Pangan 2018. Perolehan nilai SAKIP dari Tahun 2015-
2018 untuk setiap komponen dapat dilihat pada Tabel 37.
Laporan Kinerja 2019
81 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 37. Perolehan Nilai SAKIP Ditjen Tanaman Pangan Tahun
2015-2018
NO KOMPONEN 2015 2016 2017 2018
1 Perencanaan Kinerja 22,31 24,88 24,86 28,24
2 Pengukuran Kinerja 17,08 21,25 23,65 23,65
3 Pelaporan Kinerja 14,72 14,72 14,16 14,72
4 Evaluasi Kinerja 8,25 8,38 8,50 8,94
5 Capaian Kinerja 12,77 12,77 16,33 15,22
TARGET IKU/PK - - 84,00 85,00
NILAI SAKIP 75,13 82,00 87,49 90,80
Dari Tahun 2015-2018, nilai SAKIP mengalami peningkatan rata-
rata 6,54% khususnya peningkatan terbesar pada komponen
pengukuran kinerja (11,9%). Peningkatan ini dipengaruhi oleh
dorongan untuk memperoleh predikat SAKIP A. Berdasarkan
KemenPAN & RB 2016, prasyarat memperoleh SAKIP A antara lain
kontribusi unit kerja yang semakin besar, komitmen pimpinan
tertinggi, cascading kinerja, rencana aksi pencapaian kinerja, dan
penggunaan aplikasi sistem informasi kinerja berbasis elektronik.
Keberhasilan capaian nilai AKIP DItjen TP didukung oleh beberapa
kegiatan di Sekretariat Ditjen antara lain:
a. Rakor Penyusunan Program, Rakor Penyusunan RKAKL, dan
Koordinasi Perencanaan Anggaran untuk mendukung indikator
kinerja aktivitas tingkat kesesuaian antara komponen
perencanaan dan penganggaran. Bentuk dukungan kegiatan
tersebut antara lain pertemuan tersebut signifikan meningkatkan
koordinasi yang intensif antar stake holder dan pemangku
kepentingan pusat dan daerah untuk perencanaan kegiatan
dengan mempertimbangkan evaluasi capaian tahun
sebelumnya, potensi daerah, dan kebutuhan pertanian dalam
menentukan penganggaran.
Laporan Kinerja 2019
82 Ditjen Tanaman Pangan
b. Publikasi kegiatan tanaman pangan untuk mendukung indikator
kinerja aktivitas rasio informasi AKIP yang dipublikasikan tepat
waktu terhadap total informasi AKIP yang seharusnya
dipublikasikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Bentuk dukungan kegiatan publikasi AKIP yaitu
diuplodnya dokumen perencanaan, pedoman, dan laporan
kinerja ke dalam WEB Ditjen Tanaman Pangan.
c. Rapat penyusunan laporan kinerja triwulan dan tahunan untuk
mendukung tingkat kepatuhan pelaporan akuntabilitas kinerja
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rapat
secara berkala ini akan mendorong petugas untuk tepat waktu
dalam menyampaikan laporan.
Wujud rencana aksi peningkatan Sakip lingkup tanaman pangan
adalah sebagai berikut:
1. Cascading IKU Eselon I s.d IV Lingkup Ditjen Tanaman Pangan
(Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/
RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 68/Permentan/RC.020/12/2016 tentang
Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Pertanian
Tahun 2015-2019).
2. Revisi Renstra Eselon I dan II Lingkup Ditjen Tanaman Pangan
(Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor :
86/HK.310/C/9/2018 tentang Perubahan atas Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Renstra Ditjen Tanaman Pangan
Tahun 2015-2019.
3. Aplikasi E SAKIP sebagai media elektronik untuk menyajikan
data dan informasi aspek perencanaan, pengukuran, pelaporan
dan evaluasi
Laporan Kinerja 2019
83 Ditjen Tanaman Pangan
4. Aplikasi KRISNA sebagai media elektronik untuk pengisian
RENJA untuk memastikan komponen dan sub komponen
kegiatan mendukung sasaran program Ditjen Tanaman Pangan.
5. Laporan Kinerja berdasarkan IKU dan RENSTRA revisi.
9. Nilai Kinerja (NK) Berdasarkan PMK 249 Tahun 2011
Terdapat perubahan peraturan terkait metode penghitungan nilai
kinerja yang semula berdasarkan PMK 249 tahun 2011, berganti
menjadi PMK 214 tahun 2017 tentang pengukuran dan evaluasi
kinerja anggaran atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga. Berdasarkan peraturan terbaru, Nilai
kinerja User Unit Eselon I/Penanggung jawab program bukan hanya
dihitung dari capaian aspek implementasi, tetapi juga
memperhitungkan capaian keluaran program (aspek manfaat), dan
rata-rata nilai kinerja satker. Sementara Nilai Kinerja K/L dihitung
berdasarkan nilai kinerja aspek manfaat yakni capaian sasaran
strategis dan nilai kinerja unit Eselon I rata-rata.
Nilai kinerja Ditjen Tanaman Pangan sebesar 80,39 atau mencapai
108,64% dari target indikator kinerja 2019 sebesar 74%. Nilai ini
diperoleh langsung dari dashboard Aplikasi Monev SMART (Sistem
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu) Kementerian Keuangan.
Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214 Tahun 2017 ini merupakan hasil
akhir dari perhitungan beberapa komponen indikator antara lain
capaian keluaran program (93,63%), penyerapan anggaran
(79,24%), konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan
(86,80%), efisiensi (15,37%), capaian sasaran program (89,28%),
nilai rata-rata satker (71,43%), dan realisasi volume keluaran
(85,56%)
Jika dibandingkan nilai kinerja tahun sebelumnya, mengalami
kenaikan sebesar 8,97% (Tahun 2018 memperoleh nilai 71,42),
Laporan Kinerja 2019
84 Ditjen Tanaman Pangan
Perbandingan Nilai Kinerja dengan tahun sebelumnya seperti pada
tabel berikut.
Tabel 38. Perolehan Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214/2017
Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2016-2019
Komponen Penilaian Kinerja 2016 2017 2018 2019
Capaian Keluaran Program - - 10 93,63
Capaian Sasaran Program - - 100 89,28
Penyerapan Anggaran 62,18 88,88 91,39 79,24
Konsistensi Penyerapan Anggaran 55,23 100 74,42 86,80
Realisasi Volume Keluaran 73,82 95,8 98,58 85,56
Efisiensi 13,21 1,8 -20 15,37
Rata-rata Nilai Satker - - 67,23 71,43
NILAI KINERJA 71,94 84,08 71,42 80,39
Keberhasilan capaian nilai kinerja didukung oleh kegiatan yang
dilaksanakan di Setditjen Tanaman Pangan, antara lain pertemuan
Pemantauan Pelaksanaan Monev Ditjen Tanaman Pangan.
Pertemuan tersebut sebagai wahana untuk koordinasi dan konsultasi
dengan pengembang aplikasi SMART dari Kementerian Keuangan.
Selain itu, pada kesempatan tersebut dilakukan evaluasi terhadap
penginputan yang dilakukan oleh petugas monev, kemudian
diberikan rekomendasi oleh Tim Kementerian Keuangan untuk
ditindaklanjuti. Rekomendasi yang diberikan telah ditindaklanjuti
sehingga berdampak terhadap pencapaian nilai nikerja yang lebih
tinggi dari nilai kinerja tahun 2018.
Laporan Kinerja 2019
85 Ditjen Tanaman Pangan
10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Layanan Publik
Ditjen Tanaman Pangan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan salah satu tolok
ukur penilaian masyarakat terhadap kepuasan layanan lingkup Ditjen
Tanaman Pangan. Metode yang digunakan dalam penilaian IKM
adalah melalui metode survei terhadap pelanggan/customer dan
penerima manfaat. Pengukuran IKM berpedoman pada Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.080/4/2018 tentang
Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Kerja Pelayanan Publik
lingkup Kementerian Pertanian.
Sesuai Permentan tersebut, unsur survei pelayanan masyarakat
menjadi sembilan unsur, yang meliputi: persyaratan pelayanan,
prosedur pelayanan, kecepatan waktu dalam memberikan
pelayanan, kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan, keseuaiaan
produk pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kesopanan dan
keramahan petugas, penanganan pengaduan pengguna layanan,
dan kualitas sarana dan prasarana.
Berdasarkan Permentan Nomor 19/PERMENTAN/OT/080/4/2018,
nilai IKM terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan 2019
mencapai 3,52 atau mencapai 106,67% dari target indikator kinerja
3,30 dan meningkat 1,73% dari IKM 2018. Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 39.
Tabel 39. Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019
No Unit Kerja Nilai IKM
1 Balai Besar PPMB-TPH 3.63
2 Balai Besar POPT 3.40
3.52Rata -Rata IKM DJTP
Laporan Kinerja 2019
86 Ditjen Tanaman Pangan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen
Tanaman Pangan ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran
kegiatan, yaitu:
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai
Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (BBPPMB-TPH)
Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengembangan Metode
Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian Benih. IKM Balai Besar PPMB-TPH
Tahun 2019 mencapai 3,63 atau 103,71 % dari target 3,50.
Keberhasilan capaian IKM didukung oleh Peningkatan
pelayanan yang diberikan oleh Balai Besar PPMB-TPH sehingga
memberikan tingkat kepuasan yang cukup tinggi bagi
pelanggan/costumer, yang difokuskan pada perbaikan prosedur
pelayanan, produk layanan, dan penanganan saran dan keluhan
pengaduan. Perbaikan prosedur pelayanan ditetapkan oleh
Kepala Balai Besar PPMB-TPH dengan menetapkan Standar
Pelayanan Publik pada Jenis Pelayanan Pengujian Mutu Benih
Laboratorium, Uji Profisiensi, dan Bimbingan Teknis Nomor
194.KP.430/C.3/4/2019.
2. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai
Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(BBPOPT)
Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengembangan
Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. IKM
Balai Besar PPMB POPT Tahun 2019 mencapai 3,40 atau 97,14
% dari target 3,50.
Keberhasilan capaian IKM didukung oleh Peningkatan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh BBPOPT, sehingga memberikan
tingkat kepuasan bagi pengguna layanan seperti POPT, petugas
Laporan Kinerja 2019
87 Ditjen Tanaman Pangan
dari Dinas/BPTPH, petani, maupun siswa/mahasiswa,
peningkatan kompetensi petugas pelaksana pelayanan melalui
pengikutsertaan dalam kegiatan pelatihan, workshop, updating,
inhouse training, Pembaruan SK pelayanan publik BBPOPT
dengan terbitnya yaitu SK Kepala BBPOPT No.
138/OT.180/C.8/09/2019 tentang Penetapan Standar Pelayanan
Publik Pada Jenis Pelayanan Barang dan Jasa sebagai
pengganti SK terdahulu yang dikeluarkan pada 2015 dan
Penambahan fasilitas ruang khusus untuk pelayanan publik.
Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 naik 0,06 dibanding
Tahun 2018. Realisasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap
Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 terhadap
Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 40.
Tabel 40. Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019
dibandingkan Tahun 2018
Tahun IKM BBPPMB-TPH IKM BBPOPTRata-Rata IKM
Ditjen TP
2018 3.54 3.37 3.46
2019 3.63 3.40 3.52
Secara umum IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014-2019
mengalami kenaikan. Realisasi capaian Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan
Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 41.
Laporan Kinerja 2019
88 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 41. Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014-2019
Tahun IKM BBPPMB-TPH IKM BBPOPTRata-Rata IKM
Ditjen TP
2014 3.16 3.50 3.33
2015 3.16 3.51 3.33
2016 3.23 3.49 3.36
2017 3.26 3.50 3.38
2018 3.54 3.37 3.46
2019 3.63 3.40 3.52
Target IKM yang ada di IKU sama dengan target yang tertuang di
Renstra, yaitu 3,30. Target dan realisasi capaian Tahun 2019
terhadap target jangka menengah (Renstra) atas Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan
dapat dilihat pada Tabel 42.
Tabel 42. Target dan Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun
2019 terhadap Target Jangka Menengah (Renstra)
IKU RENSTRA IKU RENSTRA
2019 3.30 3.30 3.52 106.67 106.67
Capaian TargetTahun Realisasi
Kegiatan yang mendukung Keberhasilan capaian IKM terhadap
Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018 melalui APBN
Ditjen Tanaman Pangan ditunjang oleh dua unit kerja, yaitu Balai
Besar PPMB-TPH dan Balai Besar POPT. Kegiatan di unit kerja
tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Balai Besar PPMB-TPH
a. Penguatan Laboratorium Pengujian Benih
Target kegiatan Penguatan Laboratorium Pengujian Benih
adalah 1 sertifikat dengan pagu Rp 77.650.000 Realisasi
Laporan Kinerja 2019
89 Ditjen Tanaman Pangan
fisik kegiatan mencapai 1 sertifikat (100%) terhadap sasaran
dan realisasi keuangan mencapai Rp 77.572.500, (99,90%)
terhadap pagu.
b. Pelayanan Pengujian Mutu Benih
Target kegiatan Pelayanan Pengujian Mutu Benih adalah
1.000 sampel dengan pagu Rp 170.600.000. Realisasi fisik
kegiatan mencapai 1.589 sampel (158.90%) terhadap sasaran
dan realisasi keuangan mencapai Rp170.413.000, (99,89%)
terhadap pagu.
c. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)
Target kegiatan Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi
(PUP) adalah 1 sertifikat dengan pagu Rp 68.975.000.
Realisasi fisik kegiatan mencapai 1 sertifikat (100%) terhadap
sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp68,868.264,
(99,84%) terhadap pagu.
d. Penyelenggaraan Uji Profisiensi
Target kegiatan Penyelenggaraan Uji Profisiensi adalah 35
laboratorium dengan pagu Rp176.725.000. Realisasi fisik
kegiatan mencapai 58 laboratorium (165,71%) terhadap
sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp176.543.890,
(99,90%) terhadap pagu.
e. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
Target kegiatan Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium adalah 8 laboratorium dengan pagu
Rp180.950.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 8
laboratorium (100%) terhadap sasaran dan realisasi
keuangan mencapai Rp180.945.862, (100%) terhadap pagu.
Laporan Kinerja 2019
90 Ditjen Tanaman Pangan
f. Sertifikasi Pelayanan Publik
Target kegiatan Sertifikasi Pelayanan Publik adalah 1
Sertifikasi dengan pagu Rp 35.400.000. Realisasi fisik
kegiatan mencapai 1 Sertifikasi (100%) terhadap sasaran dan
realisasi keuangan mencapai Rp 35.336.000, (100%)
terhadap pagu.
g. Bimbingan Teknis
Target kegiatan bimbingan teknis adalah 115 orang dengan
pagu Rp500.080.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 120
orang (104,35%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp499.318.990, (99,85%) terhadap pagu.
2. Kegiatan Balai Besar POPT
a. Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025
Target Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025 adalah 1
dokumen dengan pagu Rp162.970.000. Realisasi fisik
kegiatan mencapai 1 dokumen (100%) terhadap sasaran dan
realisasi keuangan mencapai Rp 162.882.864, (99,95%)
terhadap pagu.
b. Pameran Pembangunan Pertanian
Target Pameran Pembangunan Pertanian adalah 4 pameran
dengan pagu Rp80.796.000. Realisasi fisik kegiatan
mencapai 4 pameran (100%) terhadap sasaran dan realisasi
keuangan mencapai Rp80.727.150, (99,91%) terhadap pagu.
c. Layanan Publikasi Cetak
Target layanan publikasi cetak adalah 18 judul dengan pagu
Rp120.660.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 18 judul
(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp120.575.000, (99,93%) terhadap pagu.
Laporan Kinerja 2019
91 Ditjen Tanaman Pangan
d. Pengembangan Perpustakaan
Target kegiatan pengembangan perpustakaan adalah 1 paket
dengan pagu Rp23.225.000. Realisasi fisik kegiatan
mencapai 1 paket (100%) terhadap sasaran dan realisasi
keuangan mencapai Rp23.104.000, (99,48%) terhadap pagu.
e. Website BBPOPT
Target Wensite BBPOPT adalah 1 paket dengan pagu Rp
31.790.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 1 paket (100%)
terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp31.772.000, (99,94%) terhadap pagu.
f. Siaran Radio dan TV
Target kegiatan siaran radio dan TV adalah 6 paket dengan
pagu Rp131.004.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 6
paket (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp130.903.500, (99,92%) terhadap pagu.
g. Pengadaan alat pengolah data
Target kegiatan bimbingan teknis adalah 19 unit dengan pagu
Rp 106.100.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 19 unit
(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai
Rp 104.447.650, (98,44%) terhadap pagu.
h. Workshop P3OPT dan Agens Hayati
Target kegiatan bimbingan teknis adalah 90 orang dengan
pagu Rp 516.754.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 91
orang (101,11%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp 516.746.811, (100%) terhadap pagu.
i. Pengadaan Peralatan dan Mesin
Target kegiatan bimbingan teknis adalah 12 unit dengan pagu
R 85.053.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 13 unit
Laporan Kinerja 2019
92 Ditjen Tanaman Pangan
(108,33%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp83.406.000, (98,06%) terhadap pagu.
j. Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Target kegiatan bimbingan teknis adalah 1 paket dengan
pagu Rp708.910.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 1
paket (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan
mencapai Rp579.041.537, (81,68%) terhadap pagu.
3.2. Capaian Kinerja Lainnya
1. Capaian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 2019
Hasil penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP Ditjen Tanaman
Pangan adalah 4,270 yang menunjukkan bahwa Ditjen Tanaman
Pangan berada pada level yang baik dan terukur di tingkat 4 dari 5
tingkat maturitas SPI. Pengertian terkelola dan terukur adalah
menunjukkan bahwa penyelenggaraan SPI secara umum memiliki
karakter penerapan pengendalian intern yang efektif/berjalan dengan
baik. Masing masing personel pelaksana kegiatan dan manajemen
dapat mendeteksi, permasalahan pengendalian dan mendapatkan
tindak lanjutnya atas kelemahan pengendalian yang teridentifikasi.
Penilaian maturitas dilaksanakan dengan bertujuan menentukan
tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP pada Ditjen Tanaman
Pangan dan memberikan saran peningkatan tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP pada Ditjen Tanaman Pangan.
Penilaian maturitas SPI meliputi beberapa unsur diantaranya:
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penilaian resiko
c. Kegiatan pengendalian
d. Informasi dan Komunikasi
e. Pemantauan
Laporan Kinerja 2019
93 Ditjen Tanaman Pangan
Langkah kerja penilaian pelaksanaan penilaian maturitas SPI
diantaranya pengumpulan data dilakukan secara multi teknik, hasil
posting pengisian kuesioner persepsi awal secara on line telah dapat
memberikan nilai awal maturitas SPIP, berdasarkan hasil olahan
Aplikasi SPIP tim penilai kemudian menganalisis hasil kuesioner
dengan professional judgement, tim penilai melakukan up load data
hasil reviu dokumen, wawancara, kuesioner lanjutan dan observasi
ke dalam aplikasi, selanjutnya mengirim kepada Power Assesor
agara direviu untuk melihat hasil akhir untuk masing masing focus
dengan levelling. Hasil lengkap Penilaian Maturitas Ditjen Tanaman
Pangan
Tabel 43. Penilaian Maturitas Ditjen Tanaman Pangan
NO Fokus Penilaian
Tingkat Maturitas Bobot Skor
(0 s/d 5)
1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika
4 3,75 % 0,150
2 Komitmen Terhadap Kompetensi
5 3,75% 0,188
3 Kepemimpinan yang kondusif 4 3,75% 0,150
4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan
4 3,75% 0,150
5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang tepat
4 3,75% 0,150
6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang sehat tentang Pembinaan SDM
4 3,75% 0,150
7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif
4 3,75% 0,150
8 Hubungan Kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
5 3,75% 0,188
9 Identifikasi Risiko 4 10,00% 0,400
10 Analisis Risiko 4 10,00% 0,400
11 Reviu Kinerja 5 2,27% 0,114
Laporan Kinerja 2019
94 Ditjen Tanaman Pangan
NO Fokus Penilaian Tingkat
Maturitas Bobot Skor
12 Pembinaan Sumber Daya Manusia
5 2,27% 0,114
13 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi
5 2,27% 0,114
14 Pengendalian Fisik atas Aset 3 2,27% 0,068
15 Penetapan dan Reviu Indikator 3 2,27% 0,068
16 Pemisahan fungsi 3 2,27% 0,068
17 Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
3 2,27% 0,068
18 Pencatatan yang Akurat dan tepat waktu
5 2,27% 0,114
19 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Catatan
5 2,27% 0,114
20 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya
5 2,27% 0,114
21
Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) serta transaksi dan kejadian penting
4 5,00% 0,091
22 Informasi 4 5,00% 0,200
23 Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif
4 5,00% 0,200
24 Pemantauan Berkelanjutan 5 7,50% 0,375
25 Evaluasi Terpisah 5 7,50% 0,375
Jumlah Skor 4,270
Tingkat Maturitas Terkelola dan Terukur
2. Capaian Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) Tahun 2019
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi tahun 2019
berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 30 Tahun 2018
Laporan Kinerja 2019
95 Ditjen Tanaman Pangan
tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
Pemerintah. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Reformasi Birokrasi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Nomor 56/HK.310/C/4/2019 dan memperoleh nilai
sebesar 91,76. Nilai tersebut sudah diinput ke dalam aplikasi
https://pmprb.menpan.go.id pada bulan Mei Tahun 2019.
Gambar 10. Capaian Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) Tahun 2019
Pemaparan hasil PMRB dihadapan Tim Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
dilaksakan pada bulan Oktober 2019 dilaksanakan pada bulan
Oktober 2019 bertempat di Gedung A Kantor Pusat Kementerian
Pertanian. Adapun yang menyampaikan materi adalah
Sekretaris Direktorat Jendeal Tanaman Pangan yang didamping
Tim Pokja dari setiap area dari 8 area perubahan (Manajemen
Perubahan, Penataan Perundang-Undangan, Penataan dan
Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem
Manajemen SDM, Penguatan Akuntanbilitas, Penguatan
Pengawasan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik).
Laporan Kinerja 2019
96 Ditjen Tanaman Pangan
Penilaiaan dari Kementeran Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi akan disampaikan kemudian.
3.3. Realisasi Anggaran
Realisasi serapan anggaran APBN sektoral (BA.018) Ditjen
Tanaman Pangan Tahun 2019 mencapai Rp 4,70 triliun atau
79,22% dari pagu Rp5,93 triliun, dengan rincian seperti Tabel 44.
Tabel 44. Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman
Pangan Berdasarkan Kewenangan Tahun 2019
NO JENIS KEWENANGAN PAGU DIPA
1 KANTOR PUSAT 4,127,872,641,000 3,229,637,146,185 78.24%
2 KANTOR DAERAH/UPT PUSAT 37,588,165,000 34,386,867,421 91.48%
3 DEKONSENTRASI (PROPINSI) 159,138,680,000 155,825,646,032 97.92%
4 TUGAS PEMBANTUAN (PROV/KAB/KOTA) 1,603,748,756,000 1,277,599,389,553 79.66%
Jumlah : 5,928,348,242,000 4,697,449,049,191 79.24%
REALISASI SP2D
Kegiatan yang mencapai serapan anggaran tertinggi adalah
kegiatan di Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultira, dengan realisasi 97,48%.
Sedangkan serapan terendah pada Kegiatan Serealia dengan
realisasi 62,16%. Rincian lengkap realisasi serapan anggaran
berdasarkan kegiatan seperti pada Tabel 45.
Laporan Kinerja 2019
97 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 45. Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman
Pangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2019
No KEGIATAN/ ESELON II PAGU DIPA
1 ANEKA KACANG UMBI (1761) 469,003,675,000 325,960,507,219 69.50%
2 SEREALIA (1762) 2,084,586,751,000 1,295,736,812,344 62.16%
3 PERBENIHAN (1763) 1,603,845,217,000 1,448,967,978,051 90.34%
4 PERLINDUNGAN TANAMAN (1764) 432,504,100,000 417,746,923,879 96.59%
5 DUKUNGAN MANAJEMEN (1766) 271,779,394,000 245,972,547,672 90.50%
6 BBPPMBTPH-CIMANGGIS (1767) 15,045,719,000 14,666,317,640 97.48%
7 BBPOPT-JATISARI (1768) 22,542,446,000 19,720,549,781 87.48%
8 PENGOLAHAN PEMASARAN HASIL TP (5885) 1,029,040,940,000 928,677,412,605 90.25%
Jumlah : 5,928,348,242,000 4,697,449,049,191 79.24%
REALISASI SP2D
Rendahnya serapan anggaran Ditjen Tanaman Pangan disebabkan
oleh:
1. Adanya pergeseran musim, dimana musim hujan mundur sehingga
musim kering lebih panjang.
2. Penetapan alokasi anggaran di satker pusat dan satker daerah
tidak mempertimbangkan kemampuan sumberdaya pengelola
anggaran satker, dimana alokasi anggaran pusat (70,26%)
sedangkan alokasi anggaran yang dikelola daerah (29,74%),
berupa Tugas Pembantuan maupun Dekonsentrasi dan sebesar
88,41% merupakan anggaran bantuan pemerintah kepada petani.
3. Perencanaan kegiatan tidak mempertimbangkan kondisi lapangan,
yaitu; terbatasnya ketersediaan benih sesuai musim tanam
termasuk fasilitasi e-catalog (padi, jagung, kedelai dan kacang
tanah), rendahnya alokasi/unit cost harga benih (kedelai),
rendahnya alokasi biaya/ongkos angkut benih, pengelola bantuan
kegiatan tumpangsari oleh direktorat/unit berbeda/terpisah, dan
kepastian distribusi saprodi tergantung penyelesaian pekerjaan fisik
dari Ditjen PSP (#Serasi 2019), sedangkan revisi aggaran untuk
mengatasi beberapa permasalahan tersebut dilakukan terlambat
baru akhir bulan Oktober 2019.
Laporan Kinerja 2019
98 Ditjen Tanaman Pangan
4. Jaminan harga produksi kedelai tidak ada dan belum ada regulasi
yang mendukung pengembangan kedelai sehingga petani tidak
berminat menanam kedelai meskipun diberikan bantuan lengkap;
benih, pupuk dan zat pengatur tumbuh.
5. Kegiatan tumpang sari (padi-jagung, padi-kedelai, dan kedelai-
jagung) kurang berhasil dijalankan, ini dikarenakan petani dan
dinas Kabupaten/kota, provinsi kurang siap untuk melakukan
tanam pola tumpang sari. Disamping itu penetapan kegiatan
tumpang sari tidak diawali dengan dukungan kajian dan sosialisasi
yang cukup untuk mempengaruhi petani termotivasi mengikuti
kegiatan tersebut.
6. Koordinasi pengadaan benih kegiatan Tumpang sari (jagung-
kedelai dan padi-kedelai), utamanya yang berpasangan dengan
kedelai sulit dilakukan terkait ketersediaan benih kedelai. Revisi
anggaran dan Juklak kegiatan tumpang sari menjadi monokultur
baru dilakukan bulan Oktober 2019, sehingga kontrak pengadaan
benih baru dilaksanakan mendekati akhir tahun anggaran.
7. Penyelesaian infrastruktur #Serasi 2019 lambat hingga bulan
September/ Oktober, dan sasaran realisasi Ditjen PSP tidak
tercapai, sehingga penyaluran saprodi tidak seluruhnya dapat
dilaksanakan.
8. Adanya efisiensi anggaran dari proses pengadaan saprodi di
Direktorat Serealia, diantaranya dolomit, pupuk cair dan pestisida.
9. Pelaksana teknis kurang memahami batas-batas penyampaian
dokumen sesuai Peraturan Perbendaharaan No 13 tahun 2019
tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Negara Pada Akhir Tahun Anggaran 2019, dan kurang penekanan
terhadap penyedia untuk segera mengajukan tagihan.
10. Pengadaan secara elektronik (e-katalog) terkendala karena adanya
waktu turun tayang kurang lebih 1,5 bulan, e-katalog aktif kembali
Laporan Kinerja 2019
99 Ditjen Tanaman Pangan
bulan Desember 2019 yang menyebabkan waktu untuk pengadaan
lebih lama, sehingga proses pengadaan dilakukan oleh ULP.
11. Pihak penyedia barang/jasa menyerahkan dokumen tagihan dan
bukti penyelesaian pekerjaan menjelang berakhirnya batas waktu
penyampaian SPM ke KPPN sehingga SPM berserta dokumen
kelengkapanya tidak sempat dilakukan verifikasi.
3.4. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2019
Analisis efisiensi pengunaan sumber daya dilakukan dengan
menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output
kegiatan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214
Tahun 2017, pengukuran efisiensi dilakukan dengan
membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu
anggaran keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan
capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan
penjumlahan dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan
capaian keluaran. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah:
E = ( PAKi x CKi − RAKi)𝑛
𝑖=1
(PAKi x CKi)𝑛𝑖=1
𝑥 100%
Keterangan:
E : Efisiensi
PAKi : Pagu Anggaran Keluaran i
RAKi : Realisasi Anggaran Keluaran i
CKi : Capaian keluaran i
Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai
indikator kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi samakin tinggi
atau dalam definisi lain, jika rasio penggunaan anggaran lebih
rendah dari rasio pagu anggaran untuk menghasilkan satu satuan
capaian output kegiatan maka menunjukkan penggunaan
Laporan Kinerja 2019
100 Ditjen Tanaman Pangan
anggaran efisien, dan sebaliknya. Hasil analisis efisiensi
penggunaan sumber daya untuk setiap capaian output kegiatan
ditunjukkan pada tabel 46.
Rata-rata efisiensi penggunaan anggaran terhadap output yang
dihasilkan yaitu 2,99 %. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
kegiatan cukup efisien dalam mendukung pencapaian indikator
kinerja. Efisiensi minus terjadi pada indikator produksi padi,
khususnya fasilitasi perbanyakan benih sumber padi, serta
sertifikasi, pengawasan peredaran benih. Pada kegiatan fasilitasi
benih sumber padi dan kegiatan sertifikasi, pengawasan
peredaran benih mengalami permasalahan karena kurangnya
SDM perbenihan dalam pelaporan.
Selain itu, Efisiensi minus juga terjadi pada indikator produksi
kedelai, khususnya pada kegiatan pendukung fasilitasi
perbanyakan benih sumber kedelai dan P3BK. Pada kegiatan
fasilitasi perbanyakan benih sumber kedelai mengalami
permasalahan unit cost TA 2019 lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya sehingga anggaran yang dialokasikan tidak cukup
untuk memenuhi target belanja sarana prasarana perbanyakan
benih sumber kedelai sehingga realisasi fisik menjadi rendah.
Untuk upaya tahun 2020, dengan keterbatasan anggaran
diharapkan ada sharing anggaran dari APBD, menaikkan unit cost
anggaran tahun berikutnya.
Untuk permasalahan ketidakefisiensi kegiatan P3BK disebabkan
sebagian wilayah gagal tanam karena benih sumber tidak tersedia
dan lewatnya musim tanam kedelai sehingga beberapa wilayah
tersebut melakukan pengembalian ke negara. Tindak lanjut dari
permasalahan tersebut adalah dilaksanakannya kegiatan
pengembangan benih kedelai berbasis korporasi sehingga terjadi
keberlanjutan penyediaan benih.
Laporan Kinerja 2019
101 Ditjen Tanaman Pangan
Efisiensi positif dihasilkan pada indikator kinerja produksi jagung,
pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman
pangan, penurunan volume impor untuk produk pertanian
tanaman pangan, rasio ketersediaan alsintan pascapanen
tanaman pangan berdasarkan 2011, dan IKM atas layanan publik
Ditjen TP. Sedangkan efisiensi negative dihasilkan dari kegiatan
produksi padi dan produksi kedelai.
Tabel 46. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Setiap Indikator
Kinerja
Efisiensi
Pagu Realisasi Pagu Realisasi (%)
1 Produksi Padi 2.381.057 1.976.231 1.700.210.456.780 1.035.874.540.288 (1,49)
2 Produksi Jagung 2.520.052 2.174.448 1.596.506.000.065 1.365.976.465.579 0,84
3 Produksi Kedelai 602.102 483.839 380.950.792.000 253.836.722.169 (18,34)
4Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian
Tanaman Pangan7.607 6.121 23.569.575.000 19.472.661.086 3,68
5Penurunan Volume Impor untuk Produk Pertanian
Tanaman Pangan 8.002 6.822 11.306.803.000 10.257.776.000 9,46
6
Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)
pasca panen tanaman pangan berdasarkan
kebutuhan
11.139 11.157 842.352.542.000 773.399.177.196 8,33
7Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam
tanaman pangan126.059 125.562 266.118.753.000 263.595.843.634 1,41
8Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat
Jenderal Kementerian Pertanian48 48 145.127.813.000 130.184.622.030 9,66
9 Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011) 48 48 145.127.813.000 130.184.622.030 9,66
10Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan
publik Ditjen TP1.314 1.933 3.177.642.000 3.042.605.018 6,64
2,99
Fisik (ha/unit/sampel/orang/
sertifikat/provinsi/
kabupaten/kali/paket)
Keuangan (Rp) Indikator KinerjaNo
Rata-Rata Efisiensi
Rincian efisiensi penggunaan sumber daya per indikator kinerja
terdapat pada Tabel 47.
Laporan Kinerja 2019
102 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 47. Rincian Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Masing-
Masing Indikator Kinerja
A. PRODUKSI PADI
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Budidaya Padi Ha 1.380.390 1.046.915 1.314.361.550.000 678.522.026.993 31,93
2 Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Unit 500 495 100.000.000.000 90.383.925.000 8,70
3 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi Ha 231 175 5.177.170.000 4.627.693.657 -18,33
4 Bantuan Benih Pusat (Padi Lahan Kering) Ha 216.463 199.207 53.758.012.685 48.550.215.710 1,86
5 Bantuan Benih Pusat (Padi Inbrida) Ha 626.220 606.481 150.974.666.095 139.776.790.395 4,40
6 Bantuan Benih Pusat (Padi Hibrida) Ha 36.153 36.153 32.039.058.000 31.305.641.450 2,29
7 P3BP Ha 2.600 2.350 4.472.000.000 4.286.675.000 -6,05
8 Sertifikasi, Pengawasan Peredaran Benih Ha 118.500 84.455 39.428.000.000 38.421.572.083 -36,73
Jumlah 2.381.057 1.976.231 1.700.210.456.780 1.035.874.540.288 -1,49
No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
Efisiensi
B. PRODUKSI JAGUNG
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Kegiatan Budidaya Jagung Ha 814.975 601.129 586.670.200.000 410.168.246.378 5,21
2 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung ha 2 2 36.000.000 36.000.000 0,00
3 Bantuan Benih Jagung ha 1.704.000 1.572.244 1.004.010.925.065 950.031.518.201 -2,55
4Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung
Berbasis Korporasi Petaniha 1075 1.073 5.788.875.000 5.740.705.000 0,65
Jumlah 2.520.052 2.174.448 1.596.506.000.065 1.365.976.469.579 0,83
EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
C. PRODUKSI KEDELAI
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Kegiatan Budidaya Kedelai ha 600.000 482.257 375.999.552.000 249.257.420.169 17,52
2 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Kedelai ha 136 59 950.200.000 593.371.300 -43,95
3 P3BK ha 1.966 1.523 4.001.040.000 3.985.930.700 -28,60
Jumlah 602.102 483.839 380.950.792.000 253.836.722.169 -18,34
No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
Efisiensi
Laporan Kinerja 2019
103 Ditjen Tanaman Pangan
D. PERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Kegiatan Budidaya Ubi Jalar Ha 1.100 1.100 6.600.000.000 6.574.672.000 0,38
2 Kegiatan Budidaya Kacang Tanah Ha 6.500 5.014 16.380.000.000 12.376.020.000 2,05
3 Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Palawija Ha 2 2 40.000.000 40.000.000 0,00
4 Pertemuan dalam Upaya Peningkatan Ekspor TP Pertemuan 5 5 549.575.000 481.969.086 12,30
Jumlah 7.607 6.121 23.569.575.000 19.472.661.086 3,68
No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
Efisiensi
E. PENURUNAN VOLUME IMPOR
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Kegiatan Budidaya Kacang Hijau Ha 6500 5.320 3.412.500.000 2.755.772.000 1,33
2 Kegiatan Budidaya Ubi Kayu Ha 1500 1.500 7.500.000.000 7.198.500.000 4,02
3Pertemuan dalam upaya penurunan impor
tanaman panganPertemuan 2 2 394.303.000 303.504.000 23,03
Jumlah 8.002 6.822 11.306.803.000 10.257.776.000 9,46
EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
F. RASIO KETERSEDIAAN ALSIN
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Fasilitasi Alsintan Pasca Panen Unit 11,139 11,157 842,352,542,000 773,399,177,196 8.33
EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
G. Rasio Serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Ha 2.325 2.315 3.753.540.000 3.705.870.000 0,84
2Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim
(PPDPI)Ha 500 500 2.518.856.000 2.494.988.360 0,95
3 Gerakan Pengendalian OPT Ha 21.705 21.395 4.558.357.000 4.264.466.000 5,09
4 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI Ha 100.000 99.823 191.170.000.000 190.158.154.874 0,35
5 Sarana Pengendalian OPT paket 3 3 53.940.000.000 52.996.787.150 1,75
6 Petani Pengamat orang 726 726 2.178.000.000 2.178.000.000 0,00
7 Sarana Penanganan DPI (Pompa) unit 800 800 8.000.000.000 7.797.577.250 2,53
8 Bahan Perbanyakan APH/Refugia unit 87 87 1.649.550.000 1.630.845.000 1,13
9 Perbanyakan Rumah Burung Hantu unit 225 225 450.000.000 450.000.000 0,00
Jumlah 126.059 125.562 266.118.753.000 263.595.843.634 1,41
EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
Laporan Kinerja 2019
104 Ditjen Tanaman Pangan
H. SAKIP dan NK
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Layanan Perencanaan bulan 12 12 104.319.487.000 93.065.010.004 10,79
2 Layanan Keuangan dan Perlengkapan bulan 12 12 13.588.500.000 11.237.205.920 17,30
3 Layanan Umum bulan 12 12 18.418.630.000 17.634.647.123 4,26
4 Layanan Evaluasi dan Pelaporan bulan 12 12 8.801.196.000 8.247.758.983 6,29
Jumlah 48 48 145.127.813.000 130.184.622.030 9,66
EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
I. IKM
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
1 Kegiatan BBPPMB TPH
a. Penguatan Laboratorium Pengujian Benih sertifikat 1 1 77.650.000 77.572.500 0,10
b. Pelayanan Pengujian Mutu Benih sample 1.000 1.589 170.600.000 170.413.000 37,14
c. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) sertifikat 1 1 68.975.000 68.868.264 0,15
d. Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) lab 35 58 176.725.000 176.543.890 39,72
e. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Laboratoriumlab 8 8 180.950.000 180.945.862 0,00
f. Sertifikasi Pelayanan Publik Sertifikat 1 1 35.400.000 35.336.000 0,18
g. Bimbingan Teknis orang 115 120 500.080.000 499.318.990 4,31
2 Kegiatan BBPOPT
a. Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025 dokumen 1 1 162.970.000 162.882.864 0,05
b. Pameran Pembangunan Pertanian pameran 4 4 80.796.000 80.727.150 0,09
c. Layanan Publikasi Cetak judul 18 18 120.660.000 120.575.000 0,07
d. Pengembangan Perpustakaan paket 1 1 23.225.000 23.104.000 0,52
e. Website BBPOPT paket 1 1 31.790.000 31.772.000 0,06
f. Siaran Radio dan TV paket 6 6 131.004.000 130.903.500 0,08
g. Pengadaan alat pengolah data unit 19 19 106.100.000 104.447.650 1,56
h. Workshop P3OPT dan Agens Hayati orang 90 91 516.754.000 516.746.811 1,10
i. Pengadaan Peralatan dan Mesin unit 12 13 85.053.000 83.406.000 9,48
j. Pemeliharaan Gedung dan Bangunan paket 1 1 708.910.000 579.041.537 18,32
Jumlah 1.314 1.933 3.177.642.000 3.042.605.018 6,64
SatuanFisik Keuangan (Rp)
EfisiensiNo Kegiatan
3.5. Rencana Aksi Pencapaian Target Kinerja 2020 dan Perbaikan
Kinerja Tahun 2019
Untuk pencapaian target tersebut dan perbaikan kinerja Tahun 2019
diperlukan rencana aksi yang akan mendukung pencapaian target-
target Tahun 2020. Rencana aksi Tahun 2020 terlihat pada tabel 48.
Laporan Kinerja 2019
105 Ditjen Tanaman Pangan
Tabel 48. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pencapaian Produksi
Tahun 2020 dan Perbaikan Kinerja dalam Peningkatan
Produksi Padi Tahun 2019
NOINDIKATOR
KINERJAKEGIATAN
VOLUME (Ha/
Kg/ Unit/
Paket/ meter)
WAKTU
PELAKSAN
AAN
ANGGARAN
YANG
DIBUTUHKAN
(Rp M)
PENANGGUNG
JAWAB
Peningkatan Produksi Padi Lahan
Kering/Tadah Hujan470.000 Jan-Des 547,10 Dit. Serealia
Pengembangan Budidaya Padi di
Merauke (Kepres)11.000 Jan-Des 6,05 Dit. Serealia
Pengembangan Budidaya Padi Organik 10.000 Jan-Des 16,86 Dit. Serealia
Pengembangan Budidaya Padi Kaya
Gizi (Biofortifikasi)10.000 Jan-Des 12,18 Dit. Serealia
Budidaya Padi Rawa 200.000 Jan-Des 286,65 Dit. Serealia
Pengembangan Budidaya Padi Khusus 10.000 Jan-Des 14,42 Dit. Serealia
Pengembangan Budidaya Padi Bebas
Residu40.000 Jan-Des 38,64 Dit. Serealia
Pemberdayaan Produsen Benih Padi (1
unit = 10 Ha)7 Jan-Des 1,75 Dit. Perbenihan
Pengembangan Produsen (DMB) Benih
Padi Korporasi @100 Ha150 Jan-Des 25,16 Dit. Perbenihan
Pilot Project Korporasi Perbenihan Padi
Hibrida100 Jan-Des 1,50 Dit. Perbenihan
Bantuan Benih Padi Inbrida 1.654.000 Jan-Des 413,50 Dit. Perbenihan
Demplot Show Window Padi 4 Jan-Des 6,00 Dit. Serealia
Perbanyakan Benih Sumber Padi (347
Ha)1.044.000 Jan-Des 5,01 Dit. Perbenihan
Pengelolaan Kawasan jagung Korporasi Jan-Des 23,04 Dit. Serealia
Demplot Show Window Jagung 2 Jan-Des 3,00 Dit. Serealia
Kerjasama pengembangan jagung 5.000 Jan-Des 12,37 Dit. Serealia
Bantuan Benih Jagung 2.395.000 Jan-Des 1.423,73 Dit. Perbenihan
Koporasi benih jagung Hibrida 3.500 Jan-Des 18,85 Dit. Perbenihan
Perbanyakan Benih Sumber Jagung (71
Ha)71.000 Jan-Des 1,13 Dit. Perbenihan
Peningkatan Produksi kedelai 300.000 Jan-Des 291,48 Dit. Akabi
Pengelolaan Kawasan Kedelai Korporasi Jan-Des 10,56 Dit. Akabi
Pemberdayaan Produsen Benih Kedelai
(1 unit = 10 Ha)7 Jan-Des 1,61 Dit. Perbenihan
Pilot Project Korporasi Perbenihan
Kedelai1.000 Jan-Des 1,80 Dit. Perbenihan
Perbanyakan Benih Sumber Kedelai
(163 Ha)192.600 Jan-Des 2,55 Dit. Perbenihan
3 Produksi Kedelai
2 Produksi Jagung
Produksi Padi1
Laporan Kinerja 2019
106 Ditjen Tanaman Pangan
NOINDIKATOR
KINERJAKEGIATAN
VOLUME (Ha/
Kg/ Unit/
Paket/ meter)
WAKTU
PELAKSAN
AAN
ANGGARAN
YANG
DIBUTUHKAN
(Rp M)
PENANGGUNG
JAWAB
Peningkatan Produksi Kacang Tanah 30.000 Jan-Des 106,56 Dit. Akabi
Peningkatan Produksi Ubi Kayu 20.000 Jan-Des 23,00 Dit. Akabi
Pengemb Produsen Benih Korporasi
Kacang, Kacang Hijau dan Serealia
Lainnya
1.000 Jan-Des 2,95 Dit. Perbenihan
Peningkatan Produksi Ubi Jalar di
Papua & Pabar (Kepres) 1.100 Jan-Des 6,60 Dit. Akabi
Perbanyakan Benih Sumber Aneka
Kacang dan Serealia Lainnya (55 Ha)61.000 Jan-Des 0,91 Dit. Perbenihan
Perbanyakan Benih Sumber Aneka
Umbi (17 Ha)170.000 Jan-Des 0,33 Dit. Perbenihan
Sertifikasi Jaminan Mutu 30 Jan-Des 2,97 Dit. PPHTP
Pemasaran dan Investasi Hasil
Tanaman Pangan420 Jan-Des 14,17 Dit. PPHTP
Peningkatan Produksi Kacang Hijau 25.000 Jan-Des 23,18 Dit. Akabi
Peningkatan Produksi Ubi Jalar 1.400 Jan-Des 8,40 Dit. Akabi
Pengemb Produsen Benih Korporasi
Kacang, Kacang Hijau dan Serealia
Lainnya
1.000 Jan-Des 2,95 Dit. Perbenihan
Perbanyakan Benih Sumber Aneka
Kacang dan Serealia Lainnya (55 Ha)61.000 Jan-Des 0,91 Dit. Perbenihan
Perbanyakan Benih Sumber Aneka
Umbi (17 Ha)170.000 Jan-Des 0,33 Dit. Perbenihan
Sertifikasi Jaminan Mutu 30 Jan-Des 2,97 Dit. PPHTP
6
Rasio
ketersediaan
Alat Mesin
Pertanian
(Alsintan) pasca
panen tanaman
pangan
berdasarkan
Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
& RMU6.456 Jan-Des 610,08 Dit. PPHTP
Penerapan Pengendalian Hama Terpadu 24.270 Jan-Des 22,62 Dit. Perlindungan
Penguatan BPTPH, LPHP dan BPT dan
Laboratorium Pestisida 231 Jan-Des 30,23 Dit. Perlindungan
Penerapan Penanganan DPI 550 Jan-Des 3,08 Dit. Perlindungan
Sarana Pengendalian OPT 197.228 Jan-Des 150,50 Dit. Perlindungan
Sarana penanganan DPI - Jan-Des 38,00 Dit. Perlindungan
8
Nilai AKIP Ditjen
TP berdasarkan
penilaian
Inspektorat
Jenderal
Kementerian
Pertanian
DUKUNGAN MANAJEMAN 1 Jan-Des 503,30 Setditjen TP
DUKUNGAN MANAJEMAN 1 Jan-Des 503,30 Setditjen TP
PENGUJIAN MUTU BENIH
(BBPPMBTPH)1 Jan-Des 16,00 BBPPMBTPH
PERAMALAN OPT (BBPOPT) 1 Jan-Des 34,75 BBPOPT
DUKUNGAN MANAJEMAN 1 Jan-Des 503,30 Setditjen TP
PENGUJIAN MUTU BENIH
(BBPPMBTPH)1 Jan-Des 16,00 BBPPMBTPH
PERAMALAN OPT (BBPOPT) 1 Jan-Des 34,75 BBPOPT
10
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
(IKM) atas
layanan publik
4
Pertumbuhan
Volume Ekspor
Untuk Produk
Pertanian
Tanaman
Pangan
Penurunan
Volume Impor
untuk Produk
Pertanian
Tanaman
Pangan
5
7
Rasio serangan
OPT dan DPI
terhadap luas
tanam tanaman
pangan
9
Nilai Kinerja
(NK)
(berdasarkan
PMK 249 tahun
2011)
Laporan Kinerja 2019
107 Ditjen Tanaman Pangan
BAB IV
PENUTUP
Capaian indikator kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun
2019 menjadi bagian tolak ukur keberhasilan sasaran program Ditjen
Tanaman pangan. Dari sepuluh indikator kinerja sasaran strategis yang
digunakan untuk mengukur kinerja program pembangunan tanaman
pangan, lima diantaranya dapat tercapai dengan kategori sangat
berhasil (capaian >100%), dua indikator dengan kategori berhasil
(capaian 80-100%), dua indikator dengan kategori cukup berhasil
(capaian 60-79%), dan 1 indikator kurang berhasil (capaian <60%).
Lima indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil (capaian
diatas 100%) meliputi penurunan volume impor untuk produk pertanian
tanaman pangan, rasio ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan)
pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan, Nilai AKIP
Ditjen TP berdasarkan penilaian inspektorat jenderal kementerian
pertanian, Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK 249 Tahun 2011, dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP.
Indikator yang dikategorikan berhasil adalah pertumbuhan volume
ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan dan rasio serangan
OPT dan DPI terhadap luas tanaman pangan. Indikator yang
dikategorikan cukup berhasil adalah produksi padi dan produksi jagung.
Sedangkan indikator yang dikategorikan kurang berhasil adalah
produksi kedelai.
Serangan kekeringan tahun 2019 menjadi salah satu penyebab tidak
tercapainya target produksi padi, jagung dan kedelai. Antisipasi
dampak perubahan iklim baik banjir dan hujan di tahun 2020 harus
diupayakan sejak dini. Disamping menyebarluaskan informasi
Prakiraan Iklim Tahun 2020, juga dilakukan pembangunan sarana dan
prasarana pengendalian DPI sebagai upaya peningkatan kewaspadaan
sehingga produksi pangan nasional tidak terganggu.
Laporan Kinerja 2019
108 Ditjen Tanaman Pangan
Laporan Kinerja 2019
109 Ditjen Tanaman Pangan
LAMPIRAN
Laporan Kinerja 2019
110 Ditjen Tanaman Pangan
Laporan Kinerja 2019
111 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 1. PK Dirjen TP 2019
Laporan Kinerja 2019
112 Ditjen Tanaman Pangan
Laporan Kinerja 2019
113 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 2. Luas Tanam Padi 2014 – 2019
2014
(Okt'13-Sep'14)
2015
(Okt'14-Sep'15)
2016
(Okt'15-Sep'16)
2017
(Okt'16-Sep'17)
2018 *)
(Okt'17-Sep'18)
2019 *)
(Okt'18-Sep'19)
1 Aceh 401,703 470,673 449,237 465,193 341,326 321,123
2 Sumatera Utara 727,102 806,420 911,508 992,285 422,806 427,948
3 Sumatera Barat 497,800 504,380 495,478 538,825 324,271 322,842
4 Riau 116,300 108,854 97,334 97,944 74,009 65,405
5 Jambi 144,648 124,951 183,399 175,597 89,292 72,028
6 Sumatera Selatan 812,822 894,220 1,098,379 1,020,753 602,418 558,646
7 Bengkulu 147,249 128,098 156,882 159,363 68,253 66,715
8 Lampung 656,023 722,626 820,597 837,055 530,289 480,737
9 Kep.Babel 11,509 13,062 19,458 22,493 17,851 17,700
10 Kep.Riau 394 269 234 292 389 369
11 DKI Jakarta 1,778 1,341 913 935 698 645
12 Jawa Barat 2,039,360 1,912,943 2,099,188 2,079,042 1,768,442 1,635,421
13 Jawa Tengah 1,845,527 1,899,767 1,971,777 2,012,772 1,887,283 1,738,636
14 DI Yogyakarta 158,250 156,549 159,321 158,658 97,324 115,473
15 Jawa Timur 2,083,171 2,167,203 2,289,089 2,285,661 1,813,954 1,763,441
16 Banten 391,125 400,829 426,794 420,642 357,195 314,618
17 Bali 142,907 138,822 139,760 141,662 114,956 98,736
18 NTB 439,884 469,266 454,141 475,314 299,609 291,761
19 NTT 247,649 272,980 280,985 315,933 226,054 205,995
20 Kalimantan Barat 478,978 459,303 528,315 553,465 296,743 300,444
21 Kalimantan Tengah 255,458 250,800 266,127 247,091 152,861 151,382
22 Kalimantan Selatan 500,425 523,972 556,355 571,180 334,671 369,014
23 Kalimantan Timur 100,372 109,115 90,892 96,873 67,289 72,206
24 Kalimantan Utara 31,420 40,526 28,650 27,135 14,198 10,664
25 Sulawesi Utara 138,030 130,091 138,681 162,496 72,874 64,243
26 Sulawesi Tengah 219,128 219,764 229,464 245,283 208,493 192,770
27 Sulawesi Selatan 1,050,159 1,112,842 1,138,374 1,206,331 1,227,972 1,046,394
28 Sulawesi Tenggara 148,375 152,623 176,564 171,342 141,572 137,087
29 Gorontalo 62,420 62,139 69,124 81,477 58,661 50,766
30 Sulawesi Barat 95,308 101,762 130,124 138,775 67,644 64,824
31 Maluku 23,314 22,843 22,509 27,645 30,093 26,908
32 Maluku Utara 23,360 22,652 25,003 29,830 13,893 12,120
33 Papua Barat 6,759 7,864 6,340 5,809 8,045 7,450
34 Papua 45,935 49,574 51,189 55,061 54,290 56,072
14,044,642 14,459,123 15,512,181 15,820,210 11,785,720 11,060,583 Indonesia
NO. PROVINSI
LUAS TANAM (HA)
Laporan Kinerja 2019
114 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 3. Produktivitas Padi 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 48.39 50.56 51.34 53.04 56.49 55.30
2 Sumatera Utara 50.62 51.74 52.05 51.98 51.65 50.32
3 Sumatera Barat 50.06 50.25 50.90 52.47 47.37 47.58
4 Riau 36.35 36.63 37.57 39.46 37.28 36.56
5 Jambi 45.53 44.31 45.57 45.98 44.44 44.57
6 Sumatera Selatan 45.26 48.67 50.03 49.43 51.48 48.27
7 Bengkulu 40.20 44.92 43.29 44.22 43.83 46.03
8 Lampung 51.18 51.49 50.46 50.60 48.61 46.63
9 Kep.Babel 23.62 22.85 22.79 23.09 26.53 28.56
10 Kep.Riau 36.44 36.46 33.80 32.45 29.19 32.30
11 DKI Jakarta 53.86 55.95 53.30 53.84 72.76 53.96
12 Jawa Barat 58.82 61.22 60.49 58.87 56.51 57.54
13 Jawa Tengah 53.57 60.25 58.73 56.68 57.63 57.53
14 DI Yogyakarta 57.87 60.65 55.82 55.48 54.81 47.86
15 Jawa Timur 59.81 61.13 59.84 57.15 58.26 56.28
16 Banten 52.95 56.61 56.63 56.31 48.94 48.41
17 Bali 60.12 62.14 60.60 59.09 60.11 60.78
18 NTB 48.80 51.71 46.49 49.26 50.49 49.78
19 NTT 33.46 35.61 35.65 35.42 41.24 40.82
20 Kalimantan Barat 30.35 29.40 27.49 27.54 27.92 29.23
21 Kalimantan Tengah 34.57 35.07 29.01 31.51 34.88 30.35
22 Kalimantan Selatan 42.05 41.87 42.26 43.02 41.09 37.69
23 Kalimantan Timur 42.55 41.20 38.00 42.39 40.45 36.41
24 Kalimantan Utara 36.05 27.27 26.75 31.62 32.88 32.40
25 Sulawesi Utara 48.91 49.05 50.00 47.93 46.47 44.79
26 Sulawesi Tengah 46.54 48.57 48.26 47.08 46.05 45.40
27 Sulawesi Selatan 52.17 52.41 50.72 50.93 50.21 50.03
28 Sulawesi Tenggara 46.84 47.07 40.16 41.51 39.43 39.27
29 Gorontalo 50.20 55.51 52.10 45.36 47.60 47.18
30 Sulawesi Barat 47.65 49.41 45.18 47.37 48.46 47.96
31 Maluku 47.52 55.72 46.11 40.69 40.01 37.82
32 Maluku Utara 34.01 35.11 32.54 30.58 36.57 32.43
33 Papua Barat 40.21 42.12 43.71 44.05 32.15 41.63
34 Papua 43.09 43.95 46.26 49.09 42.57 43.48
51.35 53.41 52.36 51.65 52.03 51.14
NO. PROVINSI
Indonesia
PRODUKTIVITAS PADI (KU/HA)
Laporan Kinerja 2019
115 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 4. Luas Panen Padi 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 376,137 461,060 429,486 470,351 329,516 310,012
2 Sumatera Utara 717,318 781,769 885,576 988,068 408,176 413,141
3 Sumatera Barat 503,198 507,545 491,876 538,277 313,051 311,671
4 Riau 106,037 107,546 99,430 92,684 71,448 63,142
5 Jambi 145,990 122,214 165,207 170,092 86,203 69,536
6 Sumatera Selatan 810,900 872,737 1,014,351 999,972 581,575 539,317
7 Bengkulu 147,572 128,833 148,277 165,342 65,891 64,407
8 Lampung 648,731 707,266 796,768 839,750 511,941 464,103
9 Kep.Babel 9,943 11,848 15,530 16,080 17,234 17,088
10 Kep.Riau 385 263 186 197 376 356
11 DKI Jakarta 1,400 1,137 1,002 787 673 623
12 Jawa Barat 1,979,799 1,857,612 2,073,203 2,089,291 1,707,254 1,578,836
13 Jawa Tengah 1,800,908 1,875,793 1,953,593 2,010,465 1,821,983 1,678,479
14 DI Yogyakarta 158,903 155,838 158,132 158,818 93,956 111,477
15 Jawa Timur 2,072,630 2,152,070 2,278,460 2,285,232 1,751,192 1,702,426
16 Banten 386,398 386,676 416,452 428,628 344,836 303,732
17 Bali 142,697 137,385 139,529 141,491 110,978 95,319
18 NTB 433,712 467,503 450,662 471,728 289,243 281,666
19 NTT 246,750 266,242 259,270 307,988 218,233 198,867
20 Kalimantan Barat 452,242 433,944 496,358 507,698 286,476 290,048
21 Kalimantan Tengah 242,488 254,670 266,974 244,969 147,572 146,145
22 Kalimantan Selatan 498,133 511,213 547,449 569,993 323,091 356,246
23 Kalimantan Timur 100,262 99,209 80,344 94,394 64,961 69,708
24 Kalimantan Utara 32,072 41,115 30,601 23,983 13,707 10,295
25 Sulawesi Utara 130,428 137,438 135,623 161,861 70,353 62,020
26 Sulawesi Tengah 219,613 209,057 228,346 243,070 201,279 186,100
27 Sulawesi Selatan 1,040,024 1,044,030 1,129,122 1,188,910 1,185,484 1,010,189
28 Sulawesi Tenggara 140,408 140,380 173,118 171,398 136,674 132,344
29 Gorontalo 62,690 59,668 66,199 77,209 56,632 49,010
30 Sulawesi Barat 94,351 93,470 121,421 140,841 65,304 62,581
31 Maluku 21,623 21,141 21,490 25,736 29,052 25,977
32 Maluku Utara 21,192 21,438 25,264 27,478 13,413 11,701
33 Papua Barat 6,880 7,174 6,370 6,701 7,767 7,192
34 Papua 45,493 41,354 50,500 52,536 52,412 54,132
13,797,307 14,116,638 15,156,166 15,712,015 11,377,934 10,677,887
NO. PROVINSILUAS PANEN PADI (HA)
Indonesia
Laporan Kinerja 2019
116 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 5. Produksi Padi 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 1,820,062 2,331,046 2,205,056 2,494,613 1,861,567 1,714,438
2 Sumatera Utara 3,631,039 4,044,829 4,609,791 5,136,186 2,108,285 2,078,902
3 Sumatera Barat 2,519,020 2,550,609 2,503,452 2,824,509 1,483,076 1,482,996
4 Riau 385,475 393,917 373,536 365,744 266,376 230,874
5 Jambi 664,720 541,486 752,811 782,049 383,046 309,933
6 Sumatera Selatan 3,670,435 4,247,922 5,074,613 4,943,071 2,994,192 2,603,396
7 Bengkulu 593,194 578,654 641,881 731,169 288,811 296,472
8 Lampung 3,320,064 3,641,895 4,020,420 4,248,977 2,488,642 2,164,089
9 Kep.Babel 23,481 27,068 35,388 37,123 45,725 48,806
10 Kep.Riau 1,403 959 627 639 1,097 1,151
11 DKI Jakarta 7,541 6,361 5,342 4,238 4,899 3,359
12 Jawa Barat 11,644,899 11,373,144 12,540,550 12,299,701 9,647,359 9,084,957
13 Jawa Tengah 9,648,104 11,301,422 11,473,161 11,396,263 10,499,588 9,655,654
14 DI Yogyakarta 919,573 945,136 882,702 881,106 514,935 533,477
15 Jawa Timur 12,397,049 13,154,967 13,633,701 13,060,464 10,203,213 9,580,934
16 Banten 2,045,883 2,188,996 2,358,202 2,413,477 1,687,783 1,470,503
17 Bali 857,944 853,710 845,559 836,097 667,069 579,321
18 NTB 2,116,637 2,417,392 2,095,117 2,323,701 1,460,339 1,402,182
19 NTT 825,728 948,088 924,403 1,090,821 899,936 811,724
20 Kalimantan Barat 1,372,695 1,275,707 1,364,524 1,397,953 799,715 847,875
21 Kalimantan Tengah 838,207 893,202 774,466 771,893 514,769 443,561
22 Kalimantan Selatan 2,094,590 2,140,276 2,313,574 2,452,366 1,327,492 1,342,862
23 Kalimantan Timur 426,567 408,782 305,337 400,102 262,774 253,818
24 Kalimantan Utara 115,620 112,102 81,854 75,831 45,064 33,357
25 Sulawesi Utara 637,927 674,169 678,151 775,847 326,930 277,776
26 Sulawesi Tengah 1,022,054 1,015,368 1,101,994 1,144,399 926,979 844,904
27 Sulawesi Selatan 5,426,097 5,471,806 5,727,081 6,055,404 5,952,616 5,054,167
28 Sulawesi Tenggara 657,617 660,720 695,329 711,401 538,876 519,707
29 Gorontalo 314,704 331,220 344,869 350,193 269,540 231,211
30 Sulawesi Barat 449,621 461,844 548,536 667,100 316,478 300,142
31 Maluku 102,761 117,791 99,088 104,716 116,229 98,255
32 Maluku Utara 72,074 75,265 82,213 84,037 49,047 37,946
33 Papua Barat 27,665 30,219 27,840 29,516 24,967 29,944
34 Papua 196,015 181,769 233,599 257,888 223,119 235,340
70,846,465 75,397,841 79,354,767 81,148,594 59,200,534 54,604,033 Indonesia
NO. PROVINSIPRODUKSI PADI (TON GKG)
Laporan Kinerja 2019
117 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 6. Luas Tanam Jagung 2014 – 2019 (Ini luas tanam padi)
2014
(Okt'13-Sep'14)
2015
(Okt'14-Sep'15)
2016
(Okt'15-Sep'16)
2017
(Okt'16-Sep'17)
2018
(Okt'17-Sep'18)
2019
(Okt'18-Sep'19)
1 Aceh 50,889 53,941 71,621 91,544 71,291 77,089
2 Sumatera Utara 217,904 244,436 270,220 307,298 293,897 311,229
3 Sumatera Barat 95,673 89,492 105,320 149,427 148,010 126,473
4 Riau 13,836 15,082 16,241 16,217 17,214 23,168
5 Jambi 8,953 9,686 16,189 17,470 16,569 12,960
6 Sumatera Selatan 34,399 52,335 95,490 149,966 157,280 137,313
7 Bengkulu 18,857 12,267 24,641 28,231 20,356 33,264
8 Lampung 338,427 309,666 348,913 489,796 466,189 438,766
9 Kep.Babel 752 563 670 2,037 1,820 1,820
10 Kep.Riau 665 664 694 666 660 612
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 161,409 145,188 215,933 188,846 200,745 191,429
13 Jawa Tengah 545,845 553,712 617,983 593,216 579,798 575,344
14 DI Yogyakarta 72,926 68,226 67,380 66,476 63,289 69,234
15 Jawa Timur 1,211,989 1,229,135 1,257,817 1,272,023 1,287,125 1,312,470
16 Banten 6,401 6,776 12,130 32,816 103,670 46,034
17 Bali 20,091 18,504 19,659 20,339 15,738 19,416
18 NTB 128,424 146,692 207,718 313,456 331,020 350,026
19 NTT 267,368 286,243 309,223 344,724 356,013 348,375
20 Kalimantan Barat 41,920 35,942 36,742 41,125 57,360 59,431
21 Kalimantan Tengah 4,363 4,295 6,139 10,877 28,325 19,171
22 Kalimantan Selatan 22,810 24,497 36,507 57,346 98,349 120,311
23 Kalimantan Timur 6,453 5,606 7,083 14,611 18,500 21,722
24 Kalimantan Utara 1,062 971 1,463 2,755 1,027 939
25 Sulawesi Utara 127,812 86,896 166,425 465,122 331,443 314,743
26 Sulawesi Tengah 44,796 37,374 67,968 80,918 100,524 131,064
27 Sulawesi Selatan 297,828 308,366 375,367 412,435 408,552 419,567
28 Sulawesi Tenggara 27,842 28,791 31,654 52,258 58,442 72,892
29 Gorontalo 154,723 134,804 205,692 339,441 344,006 352,980
30 Sulawesi Barat 27,031 22,311 56,909 165,825 120,033 166,921
31 Maluku 5,796 6,079 7,928 7,642 24,766 25,784
32 Maluku Utara 6,138 6,679 4,881 19,289 191,613 55,258
33 Papua Barat 2,072 1,804 2,014 1,827 1,648 3,135
34 Papua 4,023 4,326 3,240 5,301 8,350 9,009
3,969,477 3,951,349 4,667,853 5,761,316 5,923,623 5,847,945
NO. PROVINSI
Indonesia
LUAS TANAM JAGUNG (HA)
Laporan Kinerja 2019
118 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 7. Produktivitas Jagung 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 42.72 42.76 45.22 47.51 56.36 56.85
2 Sumatera Utara 57.82 62.33 61.63 61.87 57.94 59.55
3 Sumatera Barat 65.02 68.61 70.02 69.26 64.53 65.27
4 Riau 23.76 24.85 24.88 25.15 21.75 45.75
5 Jambi 54.95 60.94 60.77 63.63 70.11 60.44
6 Sumatera Selatan 60.11 62.40 63.24 64.56 68.23 67.17
7 Bengkulu 46.51 52.07 59.71 58.05 58.79 56.80
8 Lampung 50.74 51.20 50.56 52.19 58.57 68.40
9 Kep.Babel 33.69 36.80 43.92 38.67 39.88 32.98
10 Kep.Riau 23.36 23.30 17.84 16.42 54.58 41.30
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 73.24 75.69 81.68 80.37 73.85 75.10
13 Jawa Tengah 56.71 59.18 59.74 60.76 60.05 60.27
14 DI Yogyakarta 46.15 45.67 47.27 49.87 50.39 53.63
15 Jawa Timur 47.72 50.52 50.69 50.40 53.63 53.95
16 Banten 33.36 33.74 40.47 39.65 51.10 51.87
17 Bali 24.34 26.46 33.17 35.22 38.01 45.32
18 NTB 62.09 67.08 61.79 68.40 64.21 67.75
19 NTT 25.18 25.08 25.95 25.86 25.03 26.51
20 Kalimantan Barat 36.79 32.57 36.61 39.83 40.40 50.88
21 Kalimantan Tengah 31.37 32.66 36.94 55.27 51.52 52.25
22 Kalimantan Selatan 56.56 58.61 58.71 51.95 46.00 60.46
23 Kalimantan Timur 26.34 36.32 44.73 50.81 63.49 69.00
24 Kalimantan Utara 21.26 21.77 26.41 22.48 55.77 35.05
25 Sulawesi Utara 38.31 37.15 37.74 36.72 43.20 45.46
26 Sulawesi Tengah 40.87 40.34 51.10 47.39 41.87 40.00
27 Sulawesi Selatan 51.46 51.79 56.31 56.83 55.75 55.95
28 Sulawesi Tenggara 25.23 28.46 29.22 37.48 40.02 42.19
29 Gorontalo 48.37 49.83 46.59 46.19 45.30 49.18
30 Sulawesi Barat 45.46 48.58 55.35 46.97 50.54 51.31
31 Maluku 27.85 42.78 33.95 28.55 40.11 33.49
32 Maluku Utara 30.26 30.13 29.33 27.80 46.35 31.38
33 Papua Barat 17.24 17.32 17.58 17.87 59.88 43.36
34 Papua 23.67 24.36 28.49 25.08 56.74 47.40
49.54 51.78 53.05 52.27 53.26 55.23
NO. PROVINSI
Indonesia
PRODUKTIVITAS JAGUNG (KU/HA)
Laporan Kinerja 2019
119 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 8. Luas Panen Jagung 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 *)
1 Aceh 47,357 47,967 70,024 81,552 46,013 42,648
2 Sumatera Utara 200,603 243,770 252,729 281,423 211,878 217,985
3 Sumatera Barat 93,097 87,825 101,611 142,334 102,641 82,484
4 Riau 12,057 12,425 13,205 12,231 11,207 15,509
5 Jambi 7,937 8,486 13,209 15,508 9,914 9,749
6 Sumatera Selatan 31,939 46,315 87,316 138,232 108,989 101,437
7 Bengkulu 15,643 10,137 22,424 25,510 13,871 21,172
8 Lampung 338,885 293,521 340,200 482,607 324,728 317,833
9 Kep.Babel 214 181 239 823 420 676
10 Kep.Riau 301 203 61 47 52 32
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 142,964 126,828 199,587 177,296 135,671 130,659
13 Jawa Tengah 538,102 542,804 598,272 588,812 407,019 408,139
14 DI Yogyakarta 67,657 65,485 65,632 62,521 43,962 45,214
15 Jawa Timur 1,202,300 1,213,654 1,238,616 1,257,111 902,933 924,998
16 Banten 3,152 3,518 4,913 16,018 47,497 15,786
17 Bali 16,685 15,346 16,802 15,628 9,457 8,368
18 NTB 126,577 143,117 206,885 310,990 233,273 263,552
19 NTT 257,025 273,194 265,318 313,150 240,654 246,309
20 Kalimantan Barat 36,823 31,851 31,036 38,056 35,928 44,463
21 Kalimantan Tengah 2,594 2,507 4,415 9,237 16,505 12,051
22 Kalimantan Selatan 20,862 21,926 33,788 54,972 67,136 71,958
23 Kalimantan Timur 2,873 2,307 4,948 11,140 11,629 12,050
24 Kalimantan Utara 581 474 1,244 2,295 850 915
25 Sulawesi Utara 127,475 80,885 154,320 445,587 233,464 212,393
26 Sulawesi Tengah 41,647 32,503 62,175 78,993 66,963 82,934
27 Sulawesi Selatan 289,736 295,115 366,771 411,993 286,858 309,352
28 Sulawesi Tenggara 24,022 23,945 30,836 45,917 39,107 52,019
29 Gorontalo 148,816 129,131 195,606 336,001 245,688 291,409
30 Sulawesi Barat 24,341 20,752 51,346 154,174 90,687 102,977
31 Maluku 3,795 3,260 4,167 5,152 9,642 10,417
32 Maluku Utara 6,462 3,892 3,308 12,655 105,691 30,047
33 Papua Barat 1,421 1,307 1,093 1,202 964 966
34 Papua 3,076 2,736 2,274 4,006 4,642 2,983
3,837,019 3,787,367 4,444,369 5,533,169 4,065,935 4,089,482 Indonesia
NO. PROVINSILUAS PANEN JAGUNG (HA)
Laporan Kinerja 2019
120 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 9. Produksi Jagung 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 *)
1 Aceh 202,318 205,125 316,645 387,470 259,318 242,443
2 Sumatera Utara 1,159,795 1,519,407 1,557,463 1,741,258 1,227,614 1,298,165
3 Sumatera Barat 605,352 602,549 711,518 985,847 662,295 538,410
4 Riau 28,651 30,870 32,850 30,765 24,374 70,954
5 Jambi 43,617 51,712 80,267 98,680 69,510 58,918
6 Sumatera Selatan 191,974 289,007 552,199 892,358 743,685 681,326
7 Bengkulu 72,756 52,785 133,902 148,090 81,547 120,248
8 Lampung 1,719,386 1,502,800 1,720,196 2,518,895 1,902,052 2,173,972
9 Kep.Babel 721 666 1,051 3,184 1,675 2,230
10 Kep.Riau 703 473 109 77 283 134
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 1,047,077 959,933 1,630,238 1,424,928 1,001,927 981,204
13 Jawa Tengah 3,051,516 3,212,391 3,574,331 3,577,507 2,444,322 2,459,899
14 DI Yogyakarta 312,236 299,084 310,257 311,764 221,538 242,458
15 Jawa Timur 5,737,382 6,131,163 6,278,264 6,335,252 4,841,999 4,990,147
16 Banten 10,514 11,870 19,882 63,517 242,710 81,877
17 Bali 40,613 40,603 55,736 55,042 35,950 37,921
18 NTB 785,864 959,973 1,278,271 2,127,324 1,497,959 1,785,537
19 NTT 647,108 685,081 688,432 809,830 602,298 653,065
20 Kalimantan Barat 135,461 103,742 113,624 151,586 145,155 226,214
21 Kalimantan Tengah 8,138 8,189 16,308 51,053 85,037 62,967
22 Kalimantan Selatan 117,986 128,505 198,378 285,578 308,852 435,063
23 Kalimantan Timur 7,567 8,379 22,132 56,597 73,835 83,144
24 Kalimantan Utara 1,235 1,032 3,286 5,160 4,738 3,206
25 Sulawesi Utara 488,362 300,490 582,331 1,636,236 1,008,640 965,577
26 Sulawesi Tengah 170,203 131,123 317,717 374,323 280,345 331,764
27 Sulawesi Selatan 1,490,991 1,528,414 2,065,125 2,341,336 1,599,194 1,730,798
28 Sulawesi Tenggara 60,600 68,141 90,090 172,078 156,497 219,455
29 Gorontalo 719,780 643,512 911,350 1,551,972 1,112,861 1,433,177
30 Sulawesi Barat 110,665 100,811 284,213 724,222 458,327 528,419
31 Maluku 10,568 13,947 14,147 14,707 38,678 34,889
32 Maluku Utara 19,555 11,728 9,702 35,182 489,839 94,295
33 Papua Barat 2,450 2,264 1,921 2,148 5,776 4,190
34 Papua 7,282 6,666 6,478 10,049 26,340 14,141
19,008,426 19,612,435 23,578,413 28,924,015 21,655,172 22,586,207 Indonesia
NO. PROVINSIPRODUKSI JAGUNG (TON PK)
Laporan Kinerja 2019
121 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 10. Luas Tanam Kedelai 2014 –2019
2014
(Okt'14-Sep'15)
2015
(Okt'14-Sep'15)
2016
(Okt'15-Sep'16)
2017
(Okt'16-Sep'17)
2018
(Okt'17-Sep'18)
2019
(Okt'18-Sep'19)
1 Aceh 51,109 40,382 21,963 6,323 12,604 680
2 Sumatera Utara 5,402 5,847 7,039 6,653 28,496 4,922
3 Sumatera Barat 845 336 76 92 3,136 2,787
4 Riau 2,437 2,514 3,219 1,415 7,346 1,010
5 Jambi 6,187 6,223 9,028 8,856 9,333 3,647
6 Sumatera Selatan 8,796 12,367 16,989 8,004 13,894 10,430
7 Bengkulu 5,370 5,314 4,003 468 2,346 292
8 Lampung 11,882 10,231 9,160 4,219 61,001 10,471
9 Kep.Babel 3 1 5 - - 1
10 Kep.Riau 22 20 21 11 24 23
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 80,458 67,917 58,571 28,442 115,548 37,375
13 Jawa Tengah 75,862 71,465 62,273 59,347 110,113 45,759
14 DI Yogyakarta 16,282 13,895 13,367 6,761 8,583 5,245
15 Jawa Timur 214,931 208,783 188,026 136,063 157,733 80,371
16 Banten 6,257 7,075 8,651 5,737 34,991 2,251
17 Bali 5,446 5,168 5,475 4,428 1,898 1,922
18 NTB 71,536 95,567 86,175 43,653 66,681 30,132
19 NTT 3,606 3,587 7,734 6,313 30,229 8,072
20 Kalimantan Barat 2,351 2,199 1,949 1,047 1,417 1,037
21 Kalimantan Tengah 1,491 1,286 4,003 3,449 1,180 125
22 Kalimantan Selatan 7,411 9,573 20,055 5,484 21,540 4,704
23 Kalimantan Timur 758 1,218 1,502 1,618 130 54
24 Kalimantan Utara 97 3,189 1,188 800 55 8
25 Sulawesi Utara 7,280 6,146 14,339 4,899 39,373 12,631
26 Sulawesi Tengah 10,300 7,201 9,548 3,229 23,099 7,826
27 Sulawesi Selatan 39,885 41,157 47,538 12,814 14,607 10,560
28 Sulawesi Tenggara 6,062 9,602 10,405 2,667 6,787 1,102
29 Gorontalo 2,863 2,538 2,628 272 3,588 246
30 Sulawesi Barat 3,630 6,049 4,804 2,084 14,142 18,661
31 Maluku 454 1,075 1,459 1,050 145 7
32 Maluku Utara 580 600 1,161 617 177 62
33 Papua Barat 1,109 1,588 1,822 208 92 78
34 Papua 3,692 3,092 2,056 2,014 587 294
654,394 653,205 626,229 369,038 790,873 302,783 Indonesia
NO. PROVINSI
LUAS TANAM KEDELAI (HA)
Laporan Kinerja 2019
122 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 11. Produktivitas Kedelai 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 14.81 14.61 15.24 15.62 17.75 14.19
2 Sumatera Utara 11.36 12.35 12.80 12.95 7.02 15.28
3 Sumatera Barat 11.61 11.93 11.31 10.50 14.10 14.29
4 Riau 11.49 14.15 12.02 11.58 15.52 15.31
5 Jambi 12.86 13.72 13.27 15.03 14.41 13.83
6 Sumatera Selatan 17.34 15.09 15.44 17.49 12.75 14.23
7 Bengkulu 10.63 12.72 11.65 8.40 13.76 14.17
8 Lampung 12.13 11.67 12.17 13.50 13.14 14.45
9 Kep.Babel 10.00 10.00 10.20 - - 19.11
10 Kep.Riau 10.59 10.71 8.57 9.86 14.77 19.11
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 16.30 16.44 16.74 17.58 13.37 18.18
13 Jawa Tengah 17.37 18.38 18.53 17.55 15.89 17.65
14 DI Yogyakarta 11.98 13.55 12.90 13.25 12.61 9.06
15 Jawa Timur 16.54 16.58 15.09 15.04 13.98 13.52
16 Banten 13.26 13.72 14.13 12.92 7.67 14.73
17 Bali 15.28 14.11 13.09 13.25 13.61 12.66
18 NTB 14.10 13.17 12.99 13.00 11.22 14.10
19 NTT 9.71 10.15 8.69 12.59 4.74 7.67
20 Kalimantan Barat 15.60 16.01 14.37 8.00 10.97 9.83
21 Kalimantan Tengah 11.98 12.00 13.78 12.49 4.99 14.26
22 Kalimantan Selatan 13.06 13.65 14.25 13.67 13.27 12.05
23 Kalimantan Timur 14.69 16.04 14.95 14.37 14.73 14.47
24 Kalimantan Utara 10.00 9.24 11.74 13.74 14.75 15.92
25 Sulawesi Utara 13.35 13.06 13.24 13.31 14.22 14.35
26 Sulawesi Tengah 16.18 18.71 17.32 14.38 13.23 10.30
27 Sulawesi Selatan 15.04 17.67 13.35 13.82 15.28 13.39
28 Sulawesi Tenggara 11.20 16.23 19.47 16.72 17.07 15.62
29 Gorontalo 15.04 13.49 15.68 15.74 14.00 13.33
30 Sulawesi Barat 11.72 10.27 17.04 15.64 12.83 17.82
31 Maluku 12.65 9.23 8.50 13.06 13.96 14.76
32 Maluku Utara 12.39 10.49 10.03 8.88 13.78 15.47
33 Papua Barat 10.62 10.57 10.53 10.62 13.80 14.39
34 Papua 11.77 12.76 12.03 12.29 14.40 14.47
15.51 15.68 14.90 15.14 13.17 14.87
NO. PROVINSI
Indonesia
PRODUKTIVITAS KEDELAI (KU/HA)
Laporan Kinerja 2019
123 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 12. Luas Panen Kedelai 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 42,784 32,796 14,559 4,437 5,378 544
2 Sumatera Utara 5,024 5,303 3,955 6,007 17,637 6,642
3 Sumatera Barat 785 296 84 72 1,690 2,643
4 Riau 2,030 1,516 2,207 966 3,683 604
5 Jambi 5,288 4,906 8,543 7,271 5,805 3,670
6 Sumatera Selatan 7,237 11,145 15,148 6,741 8,609 10,386
7 Bengkulu 5,375 4,235 4,002 491 1,516 285
8 Lampung 11,362 8,407 8,181 5,944 36,517 9,812
9 Kep.Babel 3 1 5 - - 1
10 Kep.Riau 17 14 7 7 3 1
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 70,719 60,172 55,019 28,022 76,357 37,393
13 Jawa Tengah 72,235 70,629 60,540 60,132 71,528 39,248
14 DI Yogyakarta 16,337 13,886 12,990 6,533 5,934 5,417
15 Jawa Timur 214,880 208,067 181,810 133,593 106,070 78,937
16 Banten 4,815 5,316 2,844 1,646 16,088 1,640
17 Bali 5,357 5,146 5,182 4,079 1,273 1,785
18 NTB 68,896 94,948 84,308 43,149 44,619 30,864
19 NTT 2,790 3,563 6,711 5,006 12,269 6,654
20 Kalimantan Barat 2,026 1,647 1,463 564 699 633
21 Kalimantan Tengah 1,166 1,052 1,946 2,571 641 88
22 Kalimantan Selatan 6,848 7,722 18,218 6,152 13,887 3,842
23 Kalimantan Timur 768 947 1,059 808 77 54
24 Kalimantan Utara 97 2,423 924 840 9 3
25 Sulawesi Utara 5,641 5,117 11,975 5,865 25,420 11,060
26 Sulawesi Tengah 10,138 7,094 8,868 3,451 14,393 5,797
27 Sulawesi Selatan 36,390 38,036 46,489 11,650 9,488 8,044
28 Sulawesi Tenggara 5,079 7,888 8,289 2,425 3,696 833
29 Gorontalo 2,842 2,375 2,494 317 2,296 139
30 Sulawesi Barat 3,410 4,106 3,802 3,103 7,374 17,916
31 Maluku 457 766 1,124 1,093 117 11
32 Maluku Utara 615 453 786 570 90 97
33 Papua Barat 890 1,362 1,610 434 53 66
34 Papua 3,384 2,761 1,847 1,860 331 153
615,685 614,095 576,987 355,799 493,546 285,265 Indonesia
NO. PROVINSILUAS PANEN KEDELAI (HA)
Laporan Kinerja 2019
124 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 13. Produksi Kedelai 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 63,352 47,910 22,184 6,932 9,546 772
2 Sumatera Utara 5,705 6,549 5,062 7,778 12,377 10,148
3 Sumatera Barat 911 353 95 76 2,384 3,776
4 Riau 2,332 2,145 2,654 1,119 5,714 925
5 Jambi 6,800 6,732 11,338 10,925 8,366 5,077
6 Sumatera Selatan 12,550 16,818 23,391 11,792 10,980 14,782
7 Bengkulu 5,715 5,388 4,664 413 2,086 403
8 Lampung 13,777 9,815 9,960 8,027 47,996 14,176
9 Kep.Babel 3 1 5 - - 2
10 Kep.Riau 18 15 6 7 5 2
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 115,261 98,938 92,078 49,261 102,056 67,967
13 Jawa Tengah 125,467 129,794 112,157 105,553 113,673 69,269
14 DI Yogyakarta 19,579 18,822 16,763 8,656 7,486 4,908
15 Jawa Timur 355,464 344,998 274,317 200,916 148,248 106,694
16 Banten 6,384 7,291 4,020 2,126 12,335 2,416
17 Bali 8,187 7,259 6,784 5,405 1,733 2,260
18 NTB 97,172 125,036 109,480 56,097 50,063 43,527
19 NTT 2,710 3,615 5,834 6,303 5,813 5,104
20 Kalimantan Barat 3,161 2,637 2,102 451 766 623
21 Kalimantan Tengah 1,397 1,262 2,682 3,210 320 126
22 Kalimantan Selatan 8,946 10,537 25,951 8,409 18,433 4,629
23 Kalimantan Timur 1,128 1,519 1,582 1,161 113 79
24 Kalimantan Utara 97 2,239 1,085 1,154 13 5
25 Sulawesi Utara 7,529 6,685 15,859 7,806 36,144 15,874
26 Sulawesi Tengah 16,399 13,270 15,358 4,962 19,037 5,970
27 Sulawesi Selatan 54,723 67,192 62,054 16,101 14,497 10,773
28 Sulawesi Tenggara 5,691 12,799 16,136 4,055 6,308 1,301
29 Gorontalo 4,273 3,203 3,911 499 3,213 185
30 Sulawesi Barat 3,998 4,218 6,480 4,853 9,458 31,933
31 Maluku 578 707 956 1,428 163 17
32 Maluku Utara 762 475 788 506 124 151
33 Papua Barat 945 1,439 1,696 461 73 94
34 Papua 3,983 3,522 2,221 2,286 477 221
954,997 963,183 859,653 538,728 650,000 424,189 Indonesia
NO. PROVINSIPRODUKSI KEDELAI (TON BK)
Laporan Kinerja 2019
125 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 14. Luas Tanam Kacang Tanah 2014-2019
2014
(Okt'13-Sep'14)
2015
(Okt'14-Sep'15)
2016
(Okt'15-Sep'16)
2017
(Okt'16-Sep'17)
2018
(Okt'17-Sep'18)
2019
(Okt'18-Sep'19)
1 Aceh 2.550 2.049 1.834 1.855 1.876 1.884
2 Sumatera Utara 8.780 6.900 4.180 3.434 3.511 3.663
3 Sumatera Barat 5.522 4.254 3.296 3.695 3.247 2.893
4 Riau 1.182 1.113 949 805 840 575
5 Jambi 1.125 932 996 929 955 947
6 Sumatera Selatan 2.298 1.625 1.613 2.092 1.347 2.660
7 Bengkulu 4.554 2.852 2.097 1.929 1.760 944
8 Lampung 7.568 4.071 3.690 3.268 2.500 2.493
9 Kep.Babel 218 153 181 135 188 168
10 Kep.Riau 189 168 118 74 70 57
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 50.117 43.904 41.390 28.979 26.690 26.978
13 Jawa Tengah 91.783 81.581 74.735 63.738 64.235 54.199
14 DI Yogyakarta 67.657 71.014 67.075 70.129 66.030 64.026
15 Jawa Timur 140.054 139.617 136.857 113.370 113.102 105.762
16 Banten 7.957 7.729 8.024 5.248 4.128 2.863
17 Bali 7.792 7.055 6.524 5.457 4.044 4.683
18 NTB 26.950 19.781 23.355 24.400 18.998 18.787
19 NTT 14.437 12.337 13.860 12.160 11.782 14.952
20 Kalimantan Barat 1.055 842 842 564 474 606
21 Kalimantan Tengah 526 461 411 322 328 214
22 Kalimantan Selatan 9.687 7.551 8.137 6.057 5.281 4.366
23 Kalimantan Timur 1.201 900 762 792 782 723
24 Kalimantan Utara 240 228 182 172 162 146
25 Sulawesi Utara 5.794 3.540 3.311 2.479 1.815 1.178
26 Sulawesi Tengah 3.777 2.995 3.309 2.658 2.830 1.953
27 Sulawesi Selatan 24.884 18.839 20.511 11.374 13.530 11.920
28 Sulawesi Tenggara 6.205 4.998 3.753 3.526 3.324 4.024
29 Gorontalo 1.035 782 398 459 288 113
30 Sulawesi Barat 529 325 395 319 234 256
31 Maluku 1.172 953 1.194 1.488 1.539 1.136
32 Maluku Utara 2.747 2.221 1.665 2.113 1.165 653
33 Papua Barat 625 557 610 323 529 534
34 Papua 1.911 2.256 1.511 1.222 1.148 1.188
502.121 454.583 437.764 375.564 358.732 337.543 Indonesia
NO. PROVINSI
LUAS TANAM KACANG TANAH (HA)
Laporan Kinerja 2019
126 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 15. Produktivitas Kacang Tanah 2014 – 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 12.31 12.52 12.83 12.84 15.08 13.40
2 Sumatera Utara 11.76 11.60 11.90 12.63 12.70 11.19
3 Sumatera Barat 13.62 14.59 15.73 13.34 13.67 17.44
4 Riau 9.50 9.58 9.52 10.03 10.55 9.85
5 Jambi 12.83 12.97 12.81 13.97 11.19 15.54
6 Sumatera Selatan 11.91 11.83 12.40 15.27 17.08 20.22
7 Bengkulu 10.17 12.22 9.65 10.15 13.50 13.53
8 Lampung 13.01 13.19 13.28 13.55 13.50 14.00
9 Kep.Babel 10.87 9.73 9.53 14.78 8.57 12.37
10 Kep.Riau 10.00 10.00 9.92 11.54 13.86 10.44
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 14.76 18.45 17.13 17.38 13.79 15.05
13 Jawa Tengah 13.08 13.42 14.11 14.14 13.72 13.98
14 DI Yogyakarta 10.60 11.75 11.00 11.74 12.23 10.12
15 Jawa Timur 13.47 13.73 12.90 13.39 13.22 12.51
16 Banten 13.27 14.45 10.88 10.56 14.94 11.39
17 Bali 10.61 10.00 10.05 11.33 12.99 15.72
18 NTB 12.96 15.38 14.34 14.07 13.20 16.63
19 NTT 10.60 8.68 9.09 8.78 8.63 9.59
20 Kalimantan Barat 11.91 11.24 11.27 12.01 11.39 10.95
21 Kalimantan Tengah 11.26 11.25 11.43 11.59 12.52 12.48
22 Kalimantan Selatan 12.15 12.30 12.29 12.90 10.42 9.78
23 Kalimantan Timur 12.78 12.78 12.89 13.02 12.51 11.70
24 Kalimantan Utara 10.33 11.03 11.08 11.66 8.89 8.23
25 Sulawesi Utara 13.35 11.55 11.64 11.60 13.84 14.58
26 Sulawesi Tengah 15.60 16.88 13.58 10.85 12.13 10.38
27 Sulawesi Selatan 14.09 9.91 14.48 14.13 13.18 12.47
28 Sulawesi Tenggara 7.68 7.14 7.78 7.50 5.83 8.41
29 Gorontalo 11.76 9.83 11.37 10.35 9.31 11.82
30 Sulawesi Barat 13.35 10.06 12.27 11.24 10.71 11.21
31 Maluku 10.64 8.69 9.32 10.45 11.22 10.26
32 Maluku Utara 10.92 9.97 9.93 10.87 15.36 14.30
33 Papua Barat 10.88 10.99 11.06 11.18 12.25 8.61
34 Papua 10.32 11.01 12.18 11.25 14.38 10.63
12.79 13.33 13.07 13.23 12.92 12.62
NO. PROVINSI
Indonesia
PRODUKTIVITAS KACANG TANAH (KU/HA)
Laporan Kinerja 2019
127 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 16. Luas Panen Kacang Tanah 2014 – 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 2,502 2,019 1,823 1,864 1,826 1,874
2 Sumatera Utara 8,311 7,342 4,091 3,469 3,379 3,893
3 Sumatera Barat 5,442 4,087 3,548 3,231 3,425 2,957
4 Riau 1,194 1,081 960 802 822 550
5 Jambi 1,139 907 947 938 916 943
6 Sumatera Selatan 2,284 1,709 1,619 2,039 1,251 3,098
7 Bengkulu 4,535 2,971 2,132 1,896 1,750 1,058
8 Lampung 7,651 3,764 3,646 3,247 2,469 2,522
9 Kep.Babel 206 148 178 133 191 165
10 Kep.Riau 155 153 109 78 60 57
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 50,007 43,761 41,260 29,606 26,280 26,862
13 Jawa Tengah 91,862 81,395 74,639 64,526 63,341 54,229
14 DI Yogyakarta 67,532 70,888 68,945 68,083 65,454 63,145
15 Jawa Timur 139,893 139,544 136,411 114,414 110,414 104,808
16 Banten 8,061 7,614 7,741 5,423 4,174 3,242
17 Bali 7,876 7,068 6,566 5,080 4,026 2,521
18 NTB 26,458 20,249 23,536 24,402 19,057 17,908
19 NTT 14,046 12,231 11,474 11,899 11,564 15,205
20 Kalimantan Barat 1,049 841 840 548 468 598
21 Kalimantan Tengah 470 465 384 313 324 212
22 Kalimantan Selatan 9,744 7,413 8,086 6,097 5,214 4,230
23 Kalimantan Timur 1,189 882 737 774 804 649
24 Kalimantan Utara 241 233 185 175 166 128
25 Sulawesi Utara 5,295 3,438 3,445 2,454 1,831 1,221
26 Sulawesi Tengah 3,751 2,928 3,247 2,550 2,803 1,936
27 Sulawesi Selatan 24,459 19,203 20,302 11,444 13,419 11,773
28 Sulawesi Tenggara 6,058 4,862 3,887 3,490 3,347 3,911
29 Gorontalo 1,043 769 396 457 288 95
30 Sulawesi Barat 376 327 353 343 232 216
31 Maluku 1,149 922 1,158 1,417 1,490 1,047
32 Maluku Utara 2,871 2,273 1,540 1,784 1,309 831
33 Papua Barat 589 594 639 314 601 427
34 Papua 1,900 2,268 1,557 1,190 1,073 571
499,338 454,349 436,382 374,479 353,768 332,883 Indonesia
NO. PROVINSILUAS PANEN KACANG TANAH (HA)
Laporan Kinerja 2019
128 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 17. Produksi Kacang Tanah 2014 – 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 3,080 2,527 2,340 2,393 2,753 2,511
2 Sumatera Utara 9,777 8,517 4,870 4,380 4,290 4,357
3 Sumatera Barat 7,410 5,964 5,581 4,310 4,683 5,158
4 Riau 1,134 1,036 913 805 867 542
5 Jambi 1,461 1,176 1,213 1,310 1,024 1,465
6 Sumatera Selatan 2,720 2,021 2,007 3,113 2,137 6,265
7 Bengkulu 4,612 3,630 2,058 1,925 2,363 1,432
8 Lampung 9,951 4,963 4,842 4,401 3,333 3,531
9 Kep.Babel 224 144 170 197 164 204
10 Kep.Riau 155 153 108 90 83 60
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 73,808 80,719 70,676 51,447 36,253 40,417
13 Jawa Tengah 120,158 109,204 105,338 91,234 86,910 75,817
14 DI Yogyakarta 71,582 83,300 75,816 79,908 80,054 63,881
15 Jawa Timur 188,491 191,579 175,925 153,216 145,939 131,161
16 Banten 10,700 11,004 8,419 5,727 6,236 3,693
17 Bali 8,355 7,065 6,599 5,754 5,231 3,965
18 NTB 34,284 31,142 33,749 34,325 25,148 29,789
19 NTT 14,886 10,620 10,431 10,445 9,978 14,577
20 Kalimantan Barat 1,249 945 947 658 533 655
21 Kalimantan Tengah 529 523 439 363 405 264
22 Kalimantan Selatan 11,835 9,121 9,941 7,867 5,432 4,138
23 Kalimantan Timur 1,520 1,127 950 1,008 1,006 759
24 Kalimantan Utara 249 257 205 204 148 106
25 Sulawesi Utara 7,069 3,971 4,010 2,847 2,534 1,781
26 Sulawesi Tengah 5,853 4,943 4,409 2,767 3,400 2,008
27 Sulawesi Selatan 34,464 19,024 29,403 16,169 17,691 14,684
28 Sulawesi Tenggara 4,652 3,471 3,023 2,617 1,950 3,288
29 Gorontalo 1,227 756 450 473 268 112
30 Sulawesi Barat 502 329 433 385 249 242
31 Maluku 1,222 801 1,079 1,480 1,671 1,075
32 Maluku Utara 3,136 2,267 1,529 1,939 2,011 1,188
33 Papua Barat 641 653 707 351 737 367
34 Papua 1,960 2,497 1,897 1,339 1,543 607
638,896 605,449 570,477 495,447 457,026 420,099
PRODUKSI KACANG TANAH (TON BK)
Indonesia
NO. PROVINSI
Laporan Kinerja 2019
129 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 18. Luas Tanam Ubi Jalar 2014 – 2019
2014(Okt'13-Sep'14)
2015 (Okt'14-Sep'15)
2016 (Okt'15-Sep'16)
2017(Okt'16-Sep'17)
2018 (Okt'17-Sep'18)
2019(Okt'18-Sep'19)
1 Aceh 868.00 824 535 447 426 338
2 Sumatera Utara 10,389.00 9,002 6,054 5,984 5,134 5,973
3 Sumatera Barat 5,374.00 5,060 4,375 4,263 4,613 3,559
4 Riau 973.00 767 574 572 533 390
5 Jambi 2,947.00 2,198 1,746 1,403 1,019 1,504
6 Sumatera Selatan 2,105.00 1,446 1,494 1,000 859 887
7 Bengkulu 3,899.00 2,769 2,251 2,239 2,188 818
8 Lampung 4,267.00 2,863 2,638 2,020 1,711 1,516
9 Kep.Babel 377.00 255 280 253 248 201
10 Kep.Riau 223.00 163 206 177 136 165
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 25,444.00 23,507 23,926 21,559 19,431 18,477
13 Jawa Tengah 8,710.00 7,379 7,474 5,808 5,507 5,132
14 DI Yogyakarta 397.00 392 270 314 208 211
15 Jawa Timur 13,906.00 12,551 11,301 9,542 9,630 8,769
16 Banten 2,045.00 1,582 1,586 1,193 1,154 870
17 Bali 4,308.00 2,946 2,766 1,999 1,497 1,440
18 NTB 1,206.00 1,043 849 776 576 931
19 NTT 8,259.00 8,589 7,504 9,040 5,875 5,253
20 Kalimantan Barat 1,744.00 1,664 1,271 1,089 1,414 1,057
21 Kalimantan Tengah 1,183.00 1,079 893 490 549 493
22 Kalimantan Selatan 1,678.00 1,233 1,430 1,116 1,058 784
23 Kalimantan Timur 1,211.00 1,017 764 936 1,042 905
24 Kalimantan Utara 322.00 292 188 229 195 162
25 Sulawesi Utara 3,253.00 2,589 2,790 2,166 1,726 1,296
26 Sulawesi Tengah 1,727.00 1,603 1,156 1,219 1,357 1,061
27 Sulawesi Selatan 4,995.00 4,729 4,408 2,880 4,032 3,016
28 Sulawesi Tenggara 2,764.00 2,414 1,969 1,934 1,636 1,449
29 Gorontalo 194.00 130 46 31 32 29
30 Sulawesi Barat 516.00 773 616 569 375 413
31 Maluku 1,811.00 1,788 2,483 2,110 1,594 1,521
32 Maluku Utara 3,786.00 2,102 1,699 2,556 1,249 520
33 Papua Barat 1,204.00 1,084 1,308 1,077 1,180 1,196
34 Papua 29,722.00 44,417 20,720 22,229 17,940 9,713
151,807 150,250 117,568 109,219 96,121 80,049
NO. PROVINSI
Indonesia
LUAS TANAM UBI JALAR (HA)
Laporan Kinerja 2019
130 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 19. Produktivitas Ubi Jalar 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 107.38 112.67 110.82 136.73 114.18 170.43
2 Sumatera Utara 131.74 136.69 143.50 157.00 189.10 161.34
3 Sumatera Barat 296.38 313.87 303.97 303.89 287.48 282.76
4 Riau 81.94 82.75 82.13 84.68 197.21 165.93
5 Jambi 267.15 316.18 278.90 280.66 309.97 366.96
6 Sumatera Selatan 115.79 113.52 131.62 141.22 221.24 186.08
7 Bengkulu 132.92 131.66 148.54 134.14 176.11 164.86
8 Lampung 97.47 96.33 96.71 107.92 221.67 187.70
9 Kep.Babel 77.92 103.56 114.00 152.27 124.95 84.31
10 Kep.Riau 80.18 80.13 180.29 149.94 101.12 86.90
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 183.98 194.00 225.94 244.84 247.08 203.98
13 Jawa Tengah 198.16 213.84 232.46 228.51 279.08 225.43
14 DI Yogyakarta 128.04 149.14 133.61 169.14 186.32 156.05
15 Jawa Timur 231.71 274.23 272.52 256.70 279.00 249.08
16 Banten 135.64 132.30 156.21 169.55 114.03 122.93
17 Bali 124.25 116.70 161.87 168.99 153.55 110.17
18 NTB 175.74 169.86 109.77 192.15 170.38 194.49
19 NTT 73.42 69.81 71.34 77.18 73.49 66.64
20 Kalimantan Barat 85.09 88.84 82.77 86.93 183.85 165.06
21 Kalimantan Tengah 71.24 91.90 100.99 108.50 120.86 135.15
22 Kalimantan Selatan 129.68 142.51 161.24 152.42 240.48 233.12
23 Kalimantan Timur 106.85 111.79 110.55 110.92 116.96 139.15
24 Kalimantan Utara 89.88 97.30 102.11 111.17 90.63 90.15
25 Sulawesi Utara 99.95 96.74 96.80 94.25 99.70 138.05
26 Sulawesi Tengah 111.64 108.61 142.18 127.25 153.94 154.83
27 Sulawesi Selatan 154.02 151.96 161.05 181.74 197.70 205.71
28 Sulawesi Tenggara 92.69 101.94 127.24 128.38 123.22 114.01
29 Gorontalo 104.62 103.17 106.92 106.41 196.06 169.23
30 Sulawesi Barat 110.73 115.88 119.38 139.65 156.23 125.15
31 Maluku 135.83 177.14 194.95 173.57 118.97 145.51
32 Maluku Utara 122.37 144.83 163.10 153.62 212.53 158.49
33 Papua Barat 109.50 113.23 113.14 118.38 97.00 111.39
34 Papua 124.66 123.83 139.33 135.49 139.88 114.62
152.00 160.53 175.55 180.21 199.15 191.37
NO. PROVINSI
Indonesia
PRODUKTIVITAS UBI JALAR (KU/HA)
Laporan Kinerja 2019
131 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 20. Luas Panen Ubi Jalar 2014 – 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 903 793 527 418 398 352
2 Sumatera Utara 11,130 8,952 6,379 5,884 4,970 5,751
3 Sumatera Barat 5,394 5,127 4,604 3,716 4,657 4,089
4 Riau 981 793 597 568 490 483
5 Jambi 2,945 2,511 1,672 1,245 982 1,689
6 Sumatera Selatan 2,112 1,459 1,247 951 852 901
7 Bengkulu 3,931 2,950 2,035 2,251 2,134 1,208
8 Lampung 4,309 2,958 2,441 2,111 1,678 1,768
9 Kep.Babel 384 253 266 234 261 227
10 Kep.Riau 225 224 184 165 134 165
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 25,641 23,514 23,157 22,377 19,514 21,076
13 Jawa Tengah 9,053 7,076 7,274 6,348 5,430 5,854
14 DI Yogyakarta 409 407 244 313 215 241
15 Jawa Timur 13,483 12,782 10,569 10,028 8,853 9,941
16 Banten 2,089 1,523 1,553 1,222 1,160 922
17 Bali 4,378 3,141 2,654 2,084 1,420 869
18 NTB 1,082 1,120 915 669 611 1,009
19 NTT 8,177 8,701 7,772 9,453 6,231 5,564
20 Kalimantan Barat 1,809 1,673 1,250 1,186 987 1,436
21 Kalimantan Tengah 1,270 1,049 828 512 544 539
22 Kalimantan Selatan 1,806 1,257 1,360 1,099 1,086 766
23 Kalimantan Timur 1,217 978 694 883 979 931
24 Kalimantan Utara 340 293 185 230 197 177
25 Sulawesi Utara 3,945 2,657 2,750 2,212 1,788 1,927
26 Sulawesi Tengah 1,832 1,533 1,107 1,215 1,315 1,052
27 Sulawesi Selatan 5,082 4,717 4,433 2,873 4,009 3,944
28 Sulawesi Tenggara 2,688 2,525 1,884 1,928 1,631 1,593
29 Gorontalo 182 139 52 39 40 36
30 Sulawesi Barat 531 755 566 576 377 413
31 Maluku 1,660 1,899 2,261 2,041 1,556 1,606
32 Maluku Utara 3,649 2,118 1,656 1,880 1,806 503
33 Papua Barat 1,080 1,157 1,170 1,046 1,591 1,030
34 Papua 33,041 36,091 29,293 18,469 12,813 1,145
156,758 143,125 123,574 106,226 90,707 79,205 Indonesia
NO. PROVINSILUAS PANEN UBI JALAR (HA)
Laporan Kinerja 2019
132 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 21. Produksi Ubi Jalar 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 9,696 8,935 5,839 5,714 4,544 5,993
2 Sumatera Utara 146,622 122,362 91,531 92,380 93,974 92,785
3 Sumatera Barat 159,865 160,922 139,944 112,919 133,889 115,629
4 Riau 8,038 6,562 4,904 4,810 9,667 8,021
5 Jambi 78,677 79,393 46,624 34,934 30,448 61,984
6 Sumatera Selatan 24,454 16,563 16,407 13,429 18,843 16,774
7 Bengkulu 52,251 38,841 30,233 30,193 37,581 19,920
8 Lampung 42,000 28,494 23,603 22,780 37,201 33,191
9 Kep.Babel 2,992 2,620 3,030 3,557 3,266 1,913
10 Kep.Riau 1,804 1,795 3,312 2,474 1,353 1,430
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 471,737 456,176 523,201 547,879 482,140 429,900
13 Jawa Tengah 179,393 151,312 169,078 145,068 151,543 131,973
14 DI Yogyakarta 5,237 6,070 3,256 5,289 4,006 3,753
15 Jawa Timur 312,421 350,516 288,039 257,414 247,011 247,612
16 Banten 28,336 20,150 24,255 20,724 13,226 11,339
17 Bali 54,395 36,655 42,952 35,225 21,803 9,569
18 NTB 19,015 19,024 10,047 12,857 10,407 19,615
19 NTT 60,032 60,746 55,447 72,954 45,789 37,078
20 Kalimantan Barat 15,393 14,863 10,346 10,308 18,153 23,704
21 Kalimantan Tengah 9,048 9,640 8,357 5,554 6,574 7,281
22 Kalimantan Selatan 23,421 17,913 21,922 16,752 26,120 17,847
23 Kalimantan Timur 13,004 10,933 7,669 9,798 11,447 12,950
24 Kalimantan Utara 3,056 2,851 1,889 2,557 1,785 1,591
25 Sulawesi Utara 39,429 25,705 26,620 20,851 17,831 26,602
26 Sulawesi Tengah 20,452 16,650 15,735 15,464 20,235 16,281
27 Sulawesi Selatan 78,275 71,681 71,398 52,213 79,250 81,127
28 Sulawesi Tenggara 24,914 25,740 23,975 24,753 20,093 18,162
29 Gorontalo 1,904 1,434 556 415 784 606
30 Sulawesi Barat 5,880 8,749 6,751 8,044 5,882 5,169
31 Maluku 22,547 33,639 44,083 35,420 18,514 23,375
32 Maluku Utara 44,651 30,674 27,004 28,885 38,384 7,974
33 Papua Barat 11,826 13,101 13,236 12,385 15,428 11,472
34 Papua 411,893 446,925 408,143 250,245 179,218 13,119
2,382,658 2,297,634 2,169,386 1,914,244 1,806,389 1,515,739 Indonesia
NO. PROVINSI
PRODUKSI UBI JALAR (TON UB)
Laporan Kinerja 2019
133 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 22. Luas Tanam Kacang Hijau 2014-2019
2014
(Okt'13-Sep'14)
2015
(Okt'14-Sep'15)
2016
(Okt'15-Sep'16)
2017
(Okt'16-Sep'17)
2018
(Okt'17-Sep'18)
2019
(Okt'18-Sep'19)
1 Aceh 1.188,00 1.626 1.169 642 429 583
2 Sumatera Utara 2.541,00 2.800 3.227 2.604 1.484 1.980
3 Sumatera Barat 434,00 360 239 258 242 245
4 Riau 588,00 578 600 411 342 222
5 Jambi 155,00 113 191 173 130 129
6 Sumatera Selatan 879,00 719 838 719 724 508
7 Bengkulu 1.195,00 633 403 329 245 203
8 Lampung 2.521,00 1.680 1.544 1.362 1.353 1.051
9 Kep.Babel - - - - - 5
10 Kep.Riau - - 1 4 1 2
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 10.305,00 7.179 8.582 7.840 9.887 6.540
13 Jawa Tengah 85.977,00 83.643 78.247 99.681 106.436 84.772
14 DI Yogyakarta 441,00 386 449 535 455 273
15 Jawa Timur 50.349,00 56.178 50.165 44.039 33.851 36.824
16 Banten 1.104,00 658 781 325 349 981
17 Bali 818,00 583 491 383 359 281
18 NTB 16.438,00 23.422 35.568 15.170 9.835 7.057
19 NTT 10.729,00 11.128 11.486 11.005 12.521 14.101
20 Kalimantan Barat 1.270,00 1.462 2.685 1.934 1.899 1.034
21 Kalimantan Tengah 90,00 61 45 25 15 19
22 Kalimantan Selatan 727,00 637 687 699 569 194
23 Kalimantan Timur 341,00 177 209 160 200 176
24 Kalimantan Utara 113,00 114 58 86 79 23
25 Sulawesi Utara 904,00 893 983 568 377 215
26 Sulawesi Tengah 854,00 769 881 670 635 438
27 Sulawesi Selatan 20.541,00 32.156 33.043 14.861 10.814 8.326
28 Sulawesi Tenggara 1.562,00 1.369 1.397 768 624 569
29 Gorontalo 100,00 114 101 13 8 31
30 Sulawesi Barat 302,00 285 400 379 312 267
31 Maluku 762,00 711 519 518 647 525
32 Maluku Utara 509,00 693 692 369 284 151
33 Papua Barat 184,00 106 165 82 32 77
34 Papua 344,00 490 229 223 224 223
214.265 231.723 236.073 206.832 195.361 168.021
NO. PROVINSI
Indonesia
LUAS TANAM KACANG HIJAU (HA)
Laporan Kinerja 2019
134 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 23. Produktivitas Kacang Hijau 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 12.31 10.51 11.31 11.73 11.52 5.73
2 Sumatera Utara 11.76 11.28 11.26 11.27 9.60 1.49
3 Sumatera Barat 13.62 12.47 12.57 12.45 9.61 2.24
4 Riau 9.50 10.38 10.85 10.75 9.64 5.73
5 Jambi 12.83 11.42 11.43 11.21 9.45 0.64
6 Sumatera Selatan 11.91 13.60 13.69 13.70 17.84 13.06
7 Bengkulu 10.17 9.58 9.94 10.44 11.46 8.19
8 Lampung 13.01 8.99 8.96 9.51 10.94 8.95
9 Kep.Babel 10.87 - - - - -
10 Kep.Riau 10.00 - 10.00 6.00 10.00 -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 14.76 12.74 12.53 12.68 9.85 0.83
13 Jawa Tengah 13.08 12.04 12.10 12.42 10.35 12.47
14 DI Yogyakarta 10.60 5.84 6.27 5.80 10.09 3.17
15 Jawa Timur 13.47 12.07 11.45 11.56 12.70 6.84
16 Banten 13.27 7.97 8.12 7.47 13.66 0.61
17 Bali 10.61 9.21 11.99 10.27 14.13 3.14
18 NTB 12.96 11.61 11.69 9.30 12.65 10.66
19 NTT 10.60 8.73 5.79 6.69 8.43 22.46
20 Kalimantan Barat 11.91 7.54 7.57 7.59 9.47 6.58
21 Kalimantan Tengah 11.26 8.46 8.54 9.50 10.66 4.83
22 Kalimantan Selatan 12.15 10.33 10.30 10.39 12.12 0.16
23 Kalimantan Timur 12.78 10.86 10.88 10.83 11.41 5.10
24 Kalimantan Utara 10.33 10.09 10.46 10.35 19.24 0.90
25 Sulawesi Utara 13.35 11.47 11.59 11.16 11.47 9.77
26 Sulawesi Tengah 15.60 8.22 8.25 8.21 9.48 1.58
27 Sulawesi Selatan 14.09 12.89 10.99 14.53 11.06 5.49
28 Sulawesi Tenggara 7.68 8.05 7.99 8.46 10.25 1.17
29 Gorontalo 11.76 13.14 12.90 14.44 10.00 -
30 Sulawesi Barat 13.35 13.64 13.55 13.41 10.15 1.07
31 Maluku 10.64 10.30 6.17 5.63 10.18 0.87
32 Maluku Utara 10.92 12.04 10.68 10.57 10.49 -
33 Papua Barat 10.88 10.36 10.86 10.13 12.85 2.52
34 Papua 10.32 10.91 10.83 11.19 10.37 0.06
12.79 11.83 11.30 11.69 10.79 10.79
NO. PROVINSI
Indonesia
PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU (KU/HA)
Laporan Kinerja 2019
135 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 24. Luas Panen Kacang Hijau 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 1,151 1,522 1,154 628 421 619
2 Sumatera Utara 2,603 2,712 1,928 2,550 1,543 2,243
3 Sumatera Barat 441 336 267 230 247 237
4 Riau 598 576 599 417 334 245
5 Jambi 146 113 196 165 134 158
6 Sumatera Selatan 868 716 845 694 726 353
7 Bengkulu 1,175 691 402 334 249 230
8 Lampung 2,611 1,608 1,503 1,330 1,344 1,328
9 Kep.Babel - - - - - 3
10 Kep.Riau - - 1 5 1 -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 10,228 7,607 7,744 7,875 10,345 5,977
13 Jawa Tengah 80,221 82,186 73,671 99,227 104,422 93,678
14 DI Yogyakarta 439 394 461 519 448 320
15 Jawa Timur 50,259 56,191 49,597 45,325 32,110 38,690
16 Banten 1,094 680 532 296 347 938
17 Bali 801 560 492 383 359 304
18 NTB 16,395 23,315 35,589 15,322 9,798 7,836
19 NTT 10,548 11,130 10,586 10,807 12,236 15,326
20 Kalimantan Barat 1,256 1,462 1,905 1,803 1,632 1,151
21 Kalimantan Tengah 70 52 41 22 20 17
22 Kalimantan Selatan 759 634 697 651 594 228
23 Kalimantan Timur 342 162 193 157 201 187
24 Kalimantan Utara 119 112 65 86 79 17
25 Sulawesi Utara 1,170 845 1,026 529 414 275
26 Sulawesi Tengah 839 764 944 586 698 444
27 Sulawesi Selatan 20,315 31,653 30,435 14,088 11,239 8,932
28 Sulawesi Tenggara 1,476 1,287 1,260 806 612 590
29 Gorontalo 98 105 100 18 8 40
30 Sulawesi Barat 269 264 252 523 305 265
31 Maluku 754 643 495 462 580 478
32 Maluku Utara 492 614 556 335 283 122
33 Papua Barat 170 112 166 78 33 62
34 Papua 309 429 248 219 204 172
208,016 229,475 223,948 206,469 191,965 181,465 Indonesia
NO. PROVINSI
LUAS PANEN KACANG HIJAU (HA)
Laporan Kinerja 2019
136 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 25. Produksi Kacang Hijau 2014 – 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 1,233 1,600 1,305 737 485 355
2 Sumatera Utara 2,907 3,060 2,171 2,874 1,482 334
3 Sumatera Barat 559 419 336 286 237 53
4 Riau 645 598 650 448 322 140
5 Jambi 168 129 224 185 127 10
6 Sumatera Selatan 1,182 974 1,156 951 1,295 461
7 Bengkulu 1,154 662 400 349 285 188
8 Lampung 2,352 1,445 1,347 1,265 1,470 1,189
9 Kep.Babel - - - - - -
10 Kep.Riau - - 1 3 1 -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 12,749 9,691 9,699 9,983 10,187 498
13 Jawa Tengah 96,219 98,992 89,123 123,228 108,037 116,858
14 DI Yogyakarta 261 230 289 301 452 101
15 Jawa Timur 60,310 67,821 56,806 52,403 40,780 26,464
16 Banten 907 542 432 221 475 58
17 Bali 941 516 590 393 507 95
18 NTB 18,218 27,074 41,602 14,257 12,391 8,355
19 NTT 9,121 9,717 6,128 7,232 10,319 34,415
20 Kalimantan Barat 923 1,102 1,442 1,368 1,545 757
21 Kalimantan Tengah 59 44 35 21 21 8
22 Kalimantan Selatan 817 655 718 676 720 4
23 Kalimantan Timur 367 176 210 170 229 95
24 Kalimantan Utara 116 113 68 89 152 2
25 Sulawesi Utara 1,498 969 1,189 590 475 269
26 Sulawesi Tengah 721 628 779 481 662 70
27 Sulawesi Selatan 27,620 40,787 33,461 20,476 12,426 4,902
28 Sulawesi Tenggara 1,192 1,036 1,006 682 628 69
29 Gorontalo 131 138 129 26 8 -
30 Sulawesi Barat 366 360 342 701 309 28
31 Maluku 797 662 305 260 591 42
32 Maluku Utara 546 739 594 354 297 -
33 Papua Barat 176 116 180 79 42 16
34 Papua 334 468 268 245 212 1
244,589 271,463 252,985 241,334 207,167 195,839 Indonesia
NO. PROVINSI
PRODUKSI KACANG HIJAU (TON BK)
Laporan Kinerja 2019
137 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 26. Luas Tanam Ubi Kayu 2014-2019
2014(Okt'13-Sep'14)
2015 (Okt'14-Sep'15)
2016 (Okt'15-Sep'16)
2017(Okt'16-Sep'17)
2018 (Okt'17-Sep'18)
2019(Okt'18-Sep'19)
1 Aceh 2,348.00 2,259 1,768 1,543 1,305 1,198
2 Sumatera Utara 40,002.00 40,298 36,404 23,368 28,744 29,558
3 Sumatera Barat 5,683.00 5,085 4,612 5,295 4,804 3,880
4 Riau 3,858.00 3,650 3,706 3,581 3,916 4,205
5 Jambi 2,256.00 2,039 2,649 2,647 1,853 1,736
6 Sumatera Selatan 10,859.00 8,368 15,919 12,156 5,819 5,128
7 Bengkulu 4,569.00 3,285 3,069 2,460 1,705 1,013
8 Lampung 315,159.00 247,929 270,769 205,269 199,949 201,141
9 Kep.Babel 1,928.00 1,747 3,144 1,594 2,142 4,964
10 Kep.Riau 799.00 599 795 586 610 608
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 91,865.00 81,286 80,834 66,352 55,944 53,853
13 Jawa Tengah 147,349.00 149,531 144,771 115,339 106,668 105,738
14 DI Yogyakarta 56,236.00 55,612 53,806 53,950 49,285 49,206
15 Jawa Timur 154,830.00 144,655 132,783 108,474 95,741 86,690
16 Banten 5,416.00 4,349 4,642 3,228 3,172 3,054
17 Bali 8,107.00 7,753 6,895 6,464 5,334 5,806
18 NTB 4,555.00 4,424 2,552 2,326 2,038 2,368
19 NTT 60,911.00 61,161 57,096 56,485 49,884 47,363
20 Kalimantan Barat 11,953.00 11,255 9,410 7,775 7,980 8,905
21 Kalimantan Tengah 3,148.00 2,650 3,000 3,618 4,196 2,522
22 Kalimantan Selatan 3,930.00 3,314 3,363 3,299 2,296 1,780
23 Kalimantan Timur 3,024.00 2,604 3,363 3,304 2,847 2,064
24 Kalimantan Utara 1,997.00 1,800 1,672 1,677 1,749 1,350
25 Sulawesi Utara 2,707.00 2,252 4,007 3,743 2,365 2,020
26 Sulawesi Tengah 3,699.00 2,512 1,821 2,012 2,246 1,508
27 Sulawesi Selatan 21,878.00 26,752 16,930 13,476 10,752 10,070
28 Sulawesi Tenggara 8,802.00 8,456 7,776 9,614 8,401 6,580
29 Gorontalo 323.00 182 151 104 199 84
30 Sulawesi Barat 1,335.00 1,058 1,292 1,132 792 825
31 Maluku 5,257.00 5,023 5,291 4,830 4,477 3,293
32 Maluku Utara 7,884.00 5,390 4,189 5,706 2,917 1,463
33 Papua Barat 1,168.00 911 983 976 1,215 1,235
34 Papua 3,588.00 4,592 2,397 2,219 2,088 2,036
997,423 902,781 891,861 734,600 673,431 653,243
NO. PROVINSI
Indonesia
LUAS TANAM UBI KAYU (HA)
Laporan Kinerja 2019
138 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 27. Produktivitas Ubi Kayu 2014 – 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)
1 Aceh 130.02 130.87 129.27 163.45 232.77 388.55
2 Sumatera Utara 328.88 338.54 352.38 337.87 368.99 402.64
3 Sumatera Barat 386.18 391.85 426.49 424.28 371.94 465.13
4 Riau 290.46 289.54 299.78 349.19 278.40 339.95
5 Jambi 156.75 215.23 254.98 240.04 310.72 370.29
6 Sumatera Selatan 201.29 247.48 306.90 388.19 312.08 306.40
7 Bengkulu 175.38 224.77 254.14 238.68 249.05 283.13
8 Lampung 263.87 264.45 261.80 261.25 236.92 271.91
9 Kep.Babel 185.70 246.13 267.78 315.38 276.07 321.22
10 Kep.Riau 124.19 129.34 343.42 327.61 380.10 327.64
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 239.57 234.53 245.95 255.44 254.28 305.10
13 Jawa Tengah 259.65 236.73 258.75 259.64 231.54 282.42
14 DI Yogyakarta 157.69 157.01 212.94 189.23 178.62 167.52
15 Jawa Timur 231.39 215.39 243.32 245.62 226.24 218.39
16 Banten 151.33 177.59 202.49 204.36 258.94 226.27
17 Bali 164.74 107.47 145.19 116.05 125.82 212.78
18 NTB 196.86 213.23 220.67 232.10 184.36 273.92
19 NTT 106.14 105.24 120.44 138.98 121.94 122.42
20 Kalimantan Barat 160.35 163.49 164.28 165.06 248.38 293.24
21 Kalimantan Tengah 120.13 150.81 246.69 327.45 301.87 294.97
22 Kalimantan Selatan 191.55 206.30 283.53 275.55 341.22 326.17
23 Kalimantan Timur 203.95 226.37 230.59 236.88 295.18 290.88
24 Kalimantan Utara 209.11 225.19 241.33 234.34 281.47 290.90
25 Sulawesi Utara 126.33 122.77 123.17 120.73 270.81 260.80
26 Sulawesi Tengah 207.87 211.99 193.78 272.28 285.39 268.35
27 Sulawesi Selatan 216.68 211.31 258.62 262.57 237.93 299.26
28 Sulawesi Tenggara 207.94 208.50 223.72 242.51 245.20 260.96
29 Gorontalo 132.02 134.67 166.89 182.24 271.29 282.95
30 Sulawesi Barat 210.58 225.28 221.36 273.04 237.77 246.65
31 Maluku 195.41 278.11 313.99 285.55 221.39 241.01
32 Maluku Utara 194.17 216.49 234.27 286.84 293.80 289.06
33 Papua Barat 112.59 113.28 113.22 114.37 190.92 167.05
34 Papua 122.05 121.37 124.39 125.78 203.30 183.74
233.55 229.51 246.26 246.50 231.14 260.23
NO. PROVINSI
Indonesia
PRODUKTIVITAS UBI KAYU (KU/HA)
Laporan Kinerja 2019
139 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 28. Luas Panen Ubi Kayu 2014 - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *)Perkiraan
2019 *)
1 Aceh 2,432 2,226 1,898 1,452 1,295 912
2 Sumatera Utara 42,062 47,837 34,852 29,031 22,992 25,483
3 Sumatera Barat 5,644 5,318 4,718 4,929 4,957 3,459
4 Riau 4,038 3,578 3,536 3,574 3,330 3,658
5 Jambi 2,268 2,018 2,116 2,687 2,062 1,587
6 Sumatera Selatan 10,930 8,801 12,606 13,885 7,196 3,843
7 Bengkulu 4,496 3,573 2,776 2,708 1,751 920
8 Lampung 304,468 279,337 247,571 208,662 211,753 156,658
9 Kep.Babel 1,064 1,423 2,296 2,228 2,465 2,656
10 Kep.Riau 723 708 699 594 617 436
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 93,921 85,288 72,890 74,438 62,892 47,058
13 Jawa Tengah 153,201 150,874 136,685 120,895 109,879 97,452
14 DI Yogyakarta 56,120 55,626 52,850 54,204 49,877 46,639
15 Jawa Timur 157,111 146,787 120,208 118,409 98,964 83,424
16 Banten 5,679 4,176 4,476 3,694 3,187 2,403
17 Bali 8,006 8,009 6,844 6,718 4,691 1,376
18 NTB 4,706 5,030 2,494 2,108 2,303 1,994
19 NTT 63,836 60,557 51,336 59,226 51,180 38,425
20 Kalimantan Barat 12,034 10,609 9,923 8,424 8,214 7,841
21 Kalimantan Tengah 3,608 3,031 2,589 2,946 4,271 2,522
22 Kalimantan Selatan 4,817 3,478 2,854 3,225 2,612 1,308
23 Kalimantan Timur 2,988 2,384 2,451 3,628 2,762 1,804
24 Kalimantan Utara 2,006 1,729 1,544 1,830 1,443 1,145
25 Sulawesi Utara 3,685 3,594 3,696 3,682 2,489 2,346
26 Sulawesi Tengah 4,074 2,231 1,802 1,992 1,993 1,383
27 Sulawesi Selatan 22,083 26,783 16,107 14,032 10,620 7,715
28 Sulawesi Tenggara 8,420 8,398 7,220 10,016 8,782 5,235
29 Gorontalo 302 197 148 125 198 86
30 Sulawesi Barat 1,420 1,109 1,161 1,270 822 646
31 Maluku 5,013 4,842 4,834 5,031 4,366 2,707
32 Maluku Utara 7,618 5,556 4,222 4,419 3,805 963
33 Papua Barat 992 987 890 943 1,539 911
34 Papua 3,729 3,822 2,456 1,972 2,076 628
1,003,494 949,916 822,744 772,975 697,384 555,625 Indonesia
NO. PROVINSI
LUAS PANEN UBI KAYU (HA)
Laporan Kinerja 2019
140 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 29. Produksi Ubi Kayu 2014 – 2019
2014 2015 2016 2017 2018 *)Perkiraan
2019 *)
1 Aceh 31,621 29,131 24,531 23,738 30,139 33,212
2 Sumatera Utara 1,383,346 1,619,495 1,228,138 980,879 848,389 970,397
3 Sumatera Barat 217,962 208,386 201,201 209,115 184,353 148,183
4 Riau 117,287 103,599 105,992 124,797 92,701 114,710
5 Jambi 35,550 43,433 53,944 64,489 64,061 54,704
6 Sumatera Selatan 220,014 217,807 386,881 539,009 224,587 117,784
7 Bengkulu 78,853 80,309 70,539 64,644 43,601 25,117
8 Lampung 8,034,016 7,387,084 6,481,382 5,451,312 5,016,790 4,030,854
9 Kep.Babel 19,759 35,024 61,471 70,254 68,063 79,555
10 Kep.Riau 8,979 9,157 24,012 19,473 23,456 13,899
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 2,250,024 2,000,224 1,792,716 1,901,433 1,599,223 1,335,910
13 Jawa Tengah 3,977,810 3,571,594 3,536,711 3,138,864 2,544,132 2,553,654
14 DI Yogyakarta 884,931 873,362 1,125,375 1,025,693 890,897 727,669
15 Jawa Timur 3,635,454 3,161,573 2,924,933 2,908,417 2,239,004 1,692,817
16 Banten 85,943 74,163 90,629 75,486 82,530 50,227
17 Bali 131,887 86,070 99,370 77,960 59,029 26,979
18 NTB 92,643 107,254 55,041 48,921 42,462 48,969
19 NTT 677,577 637,315 618,281 823,114 624,080 437,485
20 Kalimantan Barat 192,967 173,449 163,023 139,048 204,028 212,834
21 Kalimantan Tengah 43,342 45,712 63,862 96,467 128,940 69,627
22 Kalimantan Selatan 92,272 71,751 80,904 88,854 89,136 40,475
23 Kalimantan Timur 60,941 53,966 56,508 85,944 81,540 49,229
24 Kalimantan Utara 41,947 38,936 37,262 42,878 40,616 27,597
25 Sulawesi Utara 46,553 44,123 45,522 44,448 67,413 59,188
26 Sulawesi Tengah 84,688 47,295 34,909 54,225 56,882 34,962
27 Sulawesi Selatan 478,486 565,958 416,553 368,435 252,688 214,568
28 Sulawesi Tenggara 175,086 175,095 161,518 242,901 215,330 126,988
29 Gorontalo 3,987 2,653 2,470 2,278 5,372 2,286
30 Sulawesi Barat 29,902 24,984 25,698 34,662 19,533 14,998
31 Maluku 97,959 134,661 151,767 143,661 96,659 60,389
32 Maluku Utara 147,917 120,283 98,907 126,763 111,792 25,511
33 Papua Barat 11,169 11,181 10,074 10,783 29,386 13,349
34 Papua 45,512 46,388 30,551 24,803 42,209 10,112
23,436,384 21,801,415 20,260,675 19,053,748 16,119,020 13,424,238 Indonesia
NO. PROVINSI
PRODUKSI UBI KAYU (TON UB)
Laporan Kinerja 2019
141 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 30. Benih Padi yang Tersedia Tahun 2019
1 Aceh 391.825 9.796 4.314 -5.481
2 Sumatera Utara 1.018.172 25.454 6.756 -18.698
3 Sumatera Barat 561.253 14.031 1.113 -12.918
4 Riau 91.549 2.289 282 -2.007
5 Jambi 175.216 4.380 1.658 -2.723
6 Sumatera Selatan 872.971 21.824 4.208 -17.616
7 Bengkulu 140.832 3.521 489 -3.032
8 Lampung 884.024 22.101 9.720 -12.380
9 Bangka Belitung 17.450 436 9 -427
10 Kep.Riau 283 7 - -7
11 DKI Jakarta 331 8 39 31
12 Jawa Barat 2.023.803 50.595 27.056 -23.539
13 Jawa Tengah 1.893.101 47.328 32.269 -15.058
14 DI.Yogyakarta 147.241 3.681 1.859 -1.822
15 Jawa Timur 2.190.600 54.765 97.888 43.123
16 Banten 446.538 11.163 490 -10.674
17 Bali 143.964 3.599 1.173 -2.426
18 NTB 460.952 11.524 10.527 -997
19 NTT 338.063 8.452 1.293 -7.158
20 Kalimantan Barat 571.901 14.298 1.471 -12.827
21 Kalimantan Tengah 225.855 5.646 1.358 -4.289
22 Kalimantan Selatan 585.174 14.629 5.457 -9.172
23 Kalimantan Timur 97.633 2.441 693 -1.748
24 Kalimantan Utara 19.924 498 -498
25 Sulawesi Utara 219.971 5.499 223 -5.277
26 Sulawesi Tengah 263.198 6.580 1.307 -5.273
27 Sulawesi Selatan 1.133.569 28.339 9.234 -19.105
28 Sulawesi Tenggara 183.393 4.585 1.313 -3.272
29 Gorontalo 63.505 1.588 520 -1.068
30 Sulawesi Barat 158.852 3.971 488 -3.483
31 Maluku 33.217 830 251 -579
32 Maluku Utara 34.880 872 207 -665
33 Papua 4.872 122 - -122
34 Papua Barat 60.135 1.503 - -1.503
15.454.247 386.356,18 223.666 -162.690
No Provinsi Kebutuhan
Benih (ton)
Benih
Bersertifikat yang
Tersedia (ton)
JUMLAH
Luas
Tanam (ha)
Kekurangan/
Kelebihan
(ton)
Laporan Kinerja 2019
142 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 31. Benih Jagung yang Tersedia Tahun 2019
1 Aceh 77.089 1.156 1,80 -1.155
2 Sumatera Utara 311.229 4.668 4,50 -4.664
3 Sumatera Barat 126.473 1.897 1.004,72 -892
4 Riau 23.168 348 2,70 -345
5 Jambi 12.960 194 0,98 -193
6 Sumatera Selatan 137.313 2.060 0,70 -2.059
7 Bengkulu 33.264 499 46,10 -453
8 Lampung 438.766 6.581 8,76 -6.573
9 Bangka Belitung 1.820 27 - -27
10 Kepulauan Riau 612 9 - -9
11 DKI Jakarta - - - 0
12 Jawa Barat 191.429 2.871 155,25 -2.716
13 Jawa Tengah 575.344 8.630 82,68 -8.547
14 DI Yogyakarta 69.234 1.039 8,75 -1.030
15 Jawa Timur 1.312.470 19.687 100.098,44 80.411
16 Banten 46.034 691 0,80 -690
17 Bali 19.416 291 0,91 -290
18 Nusa Tenggara Barat 350.026 5.250 52,50 -5.198
19 Nusa Tenggara Timur 348.375 5.226 407,50 -4.818
20 Kalimantan Barat 59.431 891 0,70 -891
21 Kalimantan Tengah 19.171 288 4,84 -283
22 Kalimantan Selatan 120.311 1.805 29,10 -1.776
23 Kalimantan Timur 21.722 326 - -326
24 Kalimantan Utara 939 14 -14
24 Sulawesi Utara 314.743 4.721 205,90 -4.515
25 Sulawesi Tengah 131.064 1.966 315,57 -1.650
26 Sulawesi Selatan 419.567 6.293 529,38 -5.764
27 Sulawesi Tenggara 72.892 1.093 16,00 -1.077
28 Gorontalo 352.980 5.295 - -5.295
29 Sulawesi Barat 166.921 2.504 0,30 -2.504
30 Maluku 25.784 387 6,12 -381
31 Maluku Utara 55.258 829 - -829
32 Papua 3.135 47 - -47
33 Papua Barat 9.009 135 - -135
5.847.945 87.719 102.985,00 15.266
Luas Tanam
(ha)
Kebutuhan
Benih (ton)
Benih
Bersertifikat yang
Tersedia (ton)
Kekurangan/
Kelebihan
(ton)
ProvinsiNo.
Jumlah
Laporan Kinerja 2019
143 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 32. Benih Kedelai yang tersedia tahun 2019
NO PROVINSI Luas
Tanam (ha)
Kebutuhan
Benih (ton)
Benih
Bersertifikat yang
Tersedia (ton)
Kekurangan/
Kelebihan (ton)
1 Aceh 680 34 86.46 52
2 Sumatera Utara 4,922 246 116.96 -129
3 Sumatera Barat 2,787 139 3.81 -136
4 Riau 1,010 51 17.90 -33
5 Jambi 3,647 182 155.66 -27
6 Kepulauan Riau 23 1 - -1
7 Sumatera Selatan 10,430 521 22.20 -499
8 Bengkulu 292 15 9.41 -5
9 Bangka Belitung 1 0 - -0
10 Lampung 10,471 524 3.02 -521
11 Banten 2,251 113 58.35 -54
12 DKI Jakarta - - - 0
13 Jawa Barat 37,375 1,869 2,193.59 325
14 Jawa Tengah 45,759 2,288 1,432.95 -855
15 DI Yogyakarta 5,245 262 95.70 -167
16 Jawa Timur 80,371 4,019 3,846.64 -172
17 Bali 1,922 96 0.44 -96
18 Nusa Tenggara Barat 30,132 1,507 1,117.08 -389
19 Nusa Tenggara Timur 8,072 404 95.44 -308
20 Kalimantan Barat 1,037 52 2.20 -50
21 Kalimantan Selatan 4,704 235 21.86 -213
22 Kalimantan Tengah 125 6 6.70 0
23 Kalimantan Timur 54 3 - -3
24 Kalimantan Utara 8 0 -0
24 Sulawesi Selatan 10,560 528 586.81 59
25 Sulawesi Utara 12,631 632 207.90 -424
26 Sulawesi Tengah 7,826 391 75.75 -316
27 Sulawesi Tenggara 1,102 55 32.84 -22
28 Gorontalo 246 12 9.92 -2
29 Sulawesi Barat 18,661 933 8.13 -925
30 Maluku 7 0 - -0
31 Papua 294 15 - -15
32 Maluku Utara 62 3 4.00 1
33 Papua Barat 78 4 - -4
302,783 15,139 10,212 -4,927 Jumlah
Laporan Kinerja 2019
144 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 33. Benih Kacang Tanah yang Tersedia Tahun 2019
NO PROVINSI Luas Tanam
(ha)
Kebutuhan
Benih (ton)
Benih
Bersertifikat
yang Tersedia
(ton)
Kekurangan/
Kelebihan
(ton)
1 Aceh 1.884 226 5,00 -221,12
2 Sumatera Utara 3.663 440 2,20 -437,30
3 Sumatera Barat 2.893 347 2,02 -345,14
4 Riau 575 69 2,19 -66,79
5 Jambi 947 114 1,50 -112,18
6 Kepulauan Riau 57 7 - -6,85
7 Sumatera Selatan 2.660 319 - -319,22
8 Bengkulu 944 113 2,15 -111,12
9 Bangka Belitung 168 20 - -20,11
10 Lampung 2.493 299 2,00 -297,18
11 Banten 2.863 344 - -343,52
12 DKI Jakarta - - - 0,00
13 Jawa Barat 26.978 3.237 203,10 -3.034,31
14 Jawa Tengah 54.199 6.504 343,89 -6.160,04
15 DI Yogyakarta 64.026 7.683 - -7.683,14
16 Jawa Timur 105.762 12.691 368,08 -12.323,36
17 Bali 4.683 562 - -561,98
18 Nusa Tenggara Barat 18.787 2.254 73,19 -2.181,21
19 Nusa Tenggara Timur 14.952 1.794 - -1.794,20
20 Kalimantan Barat 606 73 - -72,66
21 Kalimantan Selatan 4.366 524 3,00 -520,87
22 Kalimantan Tengah 214 26 - -25,63
23 Kalimantan Timur 723 87 - -86,78
24 Kalimantan Utara 146 18 -17,52
25 Sulawesi Selatan 11.920 1.430 22,41 -1.407,96
26 Sulawesi Utara 1.178 141 5,00 -136,41
27 Sulawesi Tengah 1.953 234 41,50 -192,87
28 Sulawesi Tenggara 4.024 483 - -482,92
29 Gorontalo 113 14 - -13,56
30 Sulawesi Barat 256 31 - -30,77
31 Maluku 1.136 136 - -136,28
32 Papua 1.188 143 1,60 -140,91
33 Maluku Utara 653 78 - -78,36
34 Papua Barat 534 64 - -64,08
337.484 40.498 1.079 -39.419 Jumlah
Laporan Kinerja 2019
145 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 34. Benih Kacang Hijau yang Tersedia Tahun 2019
NO PROVINSI Luas Tanam
(ha)
Kebutuhan
Benih (ton)
Benih
Bersertifikat yang
Tersedia (ton)
Kekurangan/
Kelebihan (ton)
1 Aceh 583 14,58 - -14,58
2 Sumatera Utara 1.980 49,49 0,93 -48,56
3 Sumatera Barat 245 6,13 - -6,13
4 Riau 222 5,55 - -5,55
5 Jambi 129 3,24 - -3,24
6 Kepulauan Riau 1,50 0,04 - -0,04
7 Sumatera Selatan 508,40 12,71 - -12,71
8 Bengkulu 203,20 5,08 - -5,08
9 Bangka Belitung 4,50 0,11 - -0,11
10 Lampung 1.051,40 26,29 2,00 -24,29
11 Banten 981,10 24,53 - -24,53
12 DKI Jakarta - - - 0,00
13 Jawa Barat 6.539,80 163,50 39,24 -124,26
14 Jawa Tengah 84.772,00 2.119,30 133,06 -1.986,24
15 DI Yogyakarta 273,40 6,84 0,70 -6,14
16 Jawa Timur 36.824,10 920,60 163,85 -756,75
17 Bali 280,50 7,01 - -7,01
18 Nusa Tenggara Barat 7.056,70 176,42 - -176,42
19 Nusa Tenggara Timur 14.100,60 352,52 16,72 -335,80
20 Kalimantan Barat 1.034,10 25,85 - -25,85
21 Kalimantan Selatan 193,70 4,84 - -4,84
22 Kalimantan Tengah 18,70 0,47 - -0,47
23 Kalimantan Timur 175,50 4,39 - -4,39
24 Kalimantan Utara 23,00 0,58 -0,58
25 Sulawesi Selatan 8.325,70 208,14 0,45 -207,69
26 Sulawesi Utara 215,00 5,38 - -5,38
27 Sulawesi Tengah 438,00 10,95 0,70 -10,25
28 Sulawesi Tenggara 568,60 14,22 - -14,22
29 Gorontalo 31,20 0,78 - -0,78
30 Sulawesi Barat 267,40 6,69 - -6,69
31 Maluku 524,50 13,11 - -13,11
32 Papua 222,50 5,56 - -5,56
33 Maluku Utara 150,50 3,76 - -3,76
34 Papua Barat 76,50 1,91 - -1,91
168.012,40 4.200,54 358 -3.842,89 Jumlah
Laporan Kinerja 2019
146 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 35. Benih Ubi Jalar yang Tersedia Tahun 2019
NO PROVINSI Luas
Tanam (ha)
Kebutuhan Benih
(stek)
Benih
Bersertifikat yang
Tersedia (stek)
Kekurangan/
Kelebihan (stek)
1 Aceh 338 11.154.000.000 - -11.154.000.000
2 Sumatera Utara 5.973 197.095.800.000 - -197.095.800.000
3 Sumatera Barat 3.559 117.453.600.000 - -117.453.600.000
4 Riau 390 12.873.300.000 - -12.873.300.000
5 Jambi 1.504 49.632.000.000 - -49.632.000.000
6 Kepulauan Riau 165 5.454.900.000 - -5.454.900.000
7 Sumatera Selatan 887 29.274.300.000 - -29.274.300.000
8 Bengkulu 818 26.990.700.000 - -26.990.700.000
9 Bangka Belitung 201 6.633.000.000 - -6.633.000.000
10 Lampung 1.516 50.018.100.000 - -50.018.100.000
11 Banten 870 28.703.400.000 - -28.703.400.000
12 DKI Jakarta - - - 0
13 Jawa Barat 18.477 609.727.800.000 - -609.727.800.000
14 Jawa Tengah 5.132 169.346.100.000 - -169.346.100.000
15 DI Yogyakarta 211 6.949.800.000 - -6.949.800.000
16 Jawa Timur 8.769 289.367.100.000 1.200 -289.367.098.800
17 Bali 1.440 47.510.100.000 - -47.510.100.000
18 Nusa Tenggara Barat 931 30.736.200.000 - -30.736.200.000
19 Nusa Tenggara Timur 5.253 173.342.400.000 - -173.342.400.000
20 Kalimantan Barat 1.057 34.874.400.000 - -34.874.400.000
21 Kalimantan Selatan 784 25.865.400.000 - -25.865.400.000
22 Kalimantan Tengah 493 16.259.100.000 - -16.259.100.000
23 Kalimantan Timur 905 29.865.000.000 - -29.865.000.000
24 Kalimantan Utara 162 5.355.900.000 -5.355.900.000
25 Sulawesi Selatan 3.016 99.541.200.000 - -99.541.200.000
26 Sulawesi Utara 1.296 42.777.900.000 - -42.777.900.000
27 Sulawesi Tengah 1.061 35.026.200.000 - -35.026.200.000
28 Sulawesi Tenggara 1.449 47.826.900.000 - -47.826.900.000
29 Gorontalo 29 957.000.000 - -957.000.000
30 Sulawesi Barat 413 13.642.200.000 - -13.642.200.000
31 Maluku 1.521 50.179.800.000 - -50.179.800.000
32 Papua 9.713 320.532.300.000 - -320.532.300.000
33 Maluku Utara 520 17.160.000.000 - -17.160.000.000
34 Papua Barat 1.196 39.481.200.000 - -39.481.200.000
79.894 2.636.492.100.000 1.200 -2.641.607.098.800 Jumlah
Laporan Kinerja 2019
147 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 36. Benih Ubi Kayu yang Tersedia Tahun 2019
NO PROVINSI Luas Tanam
(ha)
Kebutuhan
Benih (1 ha =
10 ribu stek)
Benih
Bersertifikat
yang
Tersedia
(ton)
Kekurangan/
Kelebihan
(ton)
1 Aceh 1,198 11,977,000 - -11,977,000
2 Sumatera Utara 29,558 295,577,000 1,420,000 -294,157,000
3 Sumatera Barat 3,880 38,799,000 - -38,799,000
4 Riau 4,205 42,051,000 14,000 -42,037,000
5 Jambi 1,736 17,362,000 - -17,362,000
6 Sumatera Selatan 5,128 51,284,000 - -51,284,000
7 Bengkulu 1,013 10,128,000 - -10,128,000
8 Lampung 201,141 2,011,405,000 - -2,011,405,000
9 Kep.Babel 4,964 49,640,000 - -49,640,000
10 Kep.Riau 608 6,077,000 - -6,077,000
11 DKI Jakarta - - - 0
12 Jawa Barat 53,853 538,528,000 5,200,000 -533,328,000
13 Jawa Tengah 105,738 1,057,384,000 - -1,057,384,000
14 DI Yogyakarta 49,206 492,062,000 - -492,062,000
15 Jawa Timur 86,690 866,903,000 1,288,800 -865,614,200
16 Banten 3,054 30,541,000 - -30,541,000
17 Bali 5,806 58,064,000 - -58,064,000
18 NTB 2,368 23,684,000 - -23,684,000
19 NTT 47,363 473,630,000 1,840,000 -471,790,000
20 Kalimantan Barat 8,905 89,046,000 - -89,046,000
21 Kalimantan Tengah 2,522 25,224,000 - -25,224,000
22 Kalimantan Selatan 1,780 17,797,000 - -17,797,000
23 Kalimantan Timur 2,064 20,639,000 - -20,639,000
24 Kalimantan Utara 1,350 13,501,000 - -13,501,000
25 Sulawesi Utara 2,020 20,198,000 - -20,198,000
26 Sulawesi Tengah 1,508 15,076,000 - -15,076,000
27 Sulawesi Selatan 10,070 100,696,000 9,984,000 -90,712,000
28 Sulawesi Tenggara 6,580 65,799,000 - -65,799,000
29 Gorontalo 84 840,000 - -840,000
30 Sulawesi Barat 825 8,250,000 - -8,250,000
31 Maluku 3,293 32,934,000 - -32,934,000
32 Maluku Utara 1,463 14,630,000 - -14,630,000
33 Papua Barat 1,235 12,346,000 - -12,346,000
34 Papua 2,036 20,358,000 - -20,358,000
653,243 6,532,430,000 19,746,800 -6,512,683,200 Jumlah
Laporan Kinerja 2019
148 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 37. Data Luas serangan OPT dan DPI Padi 2014-2019
1 Aceh 101.141 77.887 61.170 41.763 53.219 19.711
2 Sumut 35.655 22.548 24.944 18.075 25.792 30.477
3 Sumbar 11.523 10.267 13.476 6.121 3.378 8.026
4 Riau 9.811 9.968 15.563 11.419 3.184 12.689
5 Jambi 11.919 15.517 11.732 13.894 7.304 15.365
6 Sumsel 43.377 120.032 63.087 52.414 29.528 38.808
7 Bengkulu 3.369 5.079 2.964 1.962 3.275 3.741
8 Lampung 33.808 61.857 19.492 41.356 49.976 38.798
9 Babel 3.241 1.000 1.601 2.404 995 1.014
10 Kepri - - - - - -
11 DKI 310 241 224 100 141 111
12 Jabar 223.859 212.812 93.403 137.585 109.848 124.886
13 Jateng 210.551 143.436 113.838 121.408 133.142 152.375
14 DIY 7.499 7.720 12.499 6.829 13.585 17.542
15 Jatim 105.520 86.194 75.409 82.589 84.400 92.275
16 Banten 35.513 49.746 13.079 33.122 21.631 34.129
17 Bali 4.599 5.701 3.947 3.922 3.565 3.607
18 NTB 26.902 11.962 10.306 19.963 15.179 18.330
19 NTT 11.902 6.334 9.519 6.821 4.665 8.359
20 Kalbar 39.241 17.209 6.739 13.109 15.518 10.318
21 Kalteng 12.343 5.927 7.406 6.406 4.773 5.664
22 Kalsel 13.495 30.267 14.410 9.576 10.613 3.974
23 Kaltim 7.699 17.190 9.457 7.963 9.404 12.122
24 Kaltara 20 20 - - 7 50
25 Sulut 2.756 3.894 1.491 2.215 3.058 2.089
26 Sulteng 18.480 22.917 15.950 9.507 6.800 17.911
27 Sulsel 51.645 140.996 38.288 100.281 61.594 114.250
28 Sultra 24.997 34.396 18.416 24.738 21.047 37.383
29 Gorontalo 3.458 9.152 9.091 8.306 4.581 5.497
30 Sulbar 8.392 10.057 8.077 8.600 9.205 9.279
31 Maluku 1.822 2.251 3.616 2.160 1.542 2.368
32 Malut 1.608 1.054 937 483 865 1.068
33 Pabar 742 1.334 970 776 1.317 2.128
34 Papua 1.371 11.158 2.227 1.937 2.263 1.275
1.068.569 1.156.120 683.329 797.805 715.396 845.598 Indonesia
2018(Okt 17-Sep 18)
2017(Okt 16-Sep 17)
2016(Okt 15-Sep 16)
2015(Okt 14-Sep 15)
2014(Okt 13-Sep 14)
2019(Okt 18-Sep 19)
No. Provinsi
Laporan Kinerja 2019
149 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 38. Data Luas serangan OPT dan DPI Jagung 2014-2019
1 Aceh 1.527 5.991 5.950 4.639 5.013 5.794
2 Sumut 4.184 4.499 37.419 27.928 46.024 25.048
3 Sumbar 564 432 844 2.171 148 1.202
4 Riau 340 1.020 653 566 350 736
5 Jambi 219 1.620 566 1.134 754 897
6 Sumsel 526 15.021 2.636 4.485 1.294 1.958
7 Bengkulu 46 91 125 66 94 566
8 Lampung 1.855 2.517 391 2.402 1.590 6.299
9 Babel 33 82 2 - 3 0
10 Kepri - 10 - - - -
11 DKI - - - - 3 -
12 Jabar 1.451 1.496 1.058 767 1.290 989
13 Jateng 10.031 12.367 7.658 6.973 4.291 4.545
14 DIY 298 205 593 741 912 326
15 Jatim 6.596 5.436 5.637 16.572 4.943 4.197
16 Banten - 6 - 3.030 4.120 490
17 Bali 3 91 3.582 2 1 93
18 NTB 3.442 3.022 6.275 4.321 9.532 3.393
19 NTT 7.080 4.065 10.895 1.069 1.777 1.584
20 Kalbar 250 695 238 521 564 652
21 Kalteng 4 274 46 76 41 5
22 Kalsel 94 925 153 175 587 184
23 Kaltim 254 253 257 258 247 474
24 Kaltara - - - - - -
25 Sulut 924 1.939 1.071 671 816 378
26 Sulteng 5.349 2.901 529 782 1.027 6.644
27 Sulsel 2.836 8.756 3.138 3.627 3.112 9.657
28 Sultra 1.035 894 1.099 887 1.474 5.012
29 Gorontalo 7.747 20.678 35.079 11.157 3.989 10.640
30 Sulbar 2.248 1.637 1.189 1.396 2.700 5.437
31 Maluku 87 140 89 53 31 92
32 Malut 157 81 84 42 88 78
33 Pabar 29 59 103 70 143 136
34 Papua 441 375 202 79 250 314
59.647 97.575 127.559 96.660 97.210 97.820 Indonesia
2014(Okt 13-Sep 14)
2015(Okt 14-Sep 15)
2016(Okt 15-Sep 16)
2017(Okt 16-Sep 17)
2018(Okt 17-Sep 18)
2019(Okt 18-Sep 19)
No. Provinsi
Laporan Kinerja 2019
150 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 39. Data Luas serangan OPT dan DPI Kedelai 2014-2019
1 Aceh 6.055 3.785 1.978 275 606 44
2 Sumut 267 307 2.923 22 161 107
3 Sumbar 2 7 14 0 5 3
4 Riau 575 993 473 245 604 533
5 Jambi 202 2.215 632 295 587 196
6 Sumsel 355 1.936 764 1.011 188 48
7 Bengkulu 2 1.219 52 - 39 -
8 Lampung 161 381 51 15 685 116
9 Babel - - 5 - - -
10 Kepri - - - - - -
11 DKI - - - - - -
12 Jabar 791 1.428 1.797 739 813 49
13 Jateng 1.573 2.017 3.625 2.710 1.906 306
14 DIY 114 108 517 60 60 21
15 Jatim 1.018 894 2.026 3.699 687 421
16 Banten 27 57 - - 152 52
17 Bali 14 24 4 - 8 1
18 NTB 3.645 2.925 1.491 192 188 1.093
19 NTT 79 53 71 50 167 84
20 Kalbar 201 33 11 378 36 2
21 Kalteng 89 14 - 1.245 348 -
22 Kalsel 180 1.935 315 267 36 5
23 Kaltim 5 2 13 2 - 0
24 Kaltara 28 - - - - -
25 Sulut 19 555 3 - 164 68
26 Sulteng 2.232 173 734 27 179 21
27 Sulsel 264 2.534 1.207 114 167 30
28 Sultra 371 1.021 1.005 87 306 302
29 Gorontalo 7 168 1 - 15 25
30 Sulbar 41 207 65 3 169 551
31 Maluku - 38 15 2 1 1
32 Malut 7 9 4 6 - -
33 Pabar 38 116 108 34 23 6
34 Papua 119 146 148 45 13 2
18.480 25.301 20.052 11.524 8.313 4.085
No. Provinsi
Indonesia
2014(Okt 13-Sep 14)
2015(Okt 14-Sep 15)
2016(Okt 15-Sep 16)
2017(Okt 16-Sep 17)
2018(Okt 17-Sep 18)
2019(Okt 18-Sep 19)
Laporan Kinerja 2019
151 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 40. Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Tanah 2014-2019
1 Aceh 495 228 229 122 131 104
2 Sumut 161 140 121 85 171 145
3 Sumbar 82 22 23 22 7 87
4 Riau 40 72 56 85 22 24
5 Jambi 27 23 12 43 43 60
6 Sumsel 36 40 48 51 59 9
7 Bengkulu 27 8 10 7 2 15
8 Lampung - - 6 - - -
9 Babel 1 - - - - -
10 Kepri - - - - - -
11 DKI - - - - - -
12 Jabar 545 95 1.649 39 30 63
13 Jateng 193 171 173 266 197 50
14 DIY 296 274 995 351 80 52
15 Jatim 684 1.698 1.932 401 440 7.258
16 Banten - - - - - -
17 Bali 6 90 519 4 15 1
18 NTB 280 79 51 21 212 292
19 NTT 14 114 173 77 38 67
20 Kalbar - 60 - 40 45 2
21 Kalteng - 1 - - - -
22 Kalsel 1 1 0 144 11 1
23 Kaltim 23 35 7 20 8 7
24 Kaltara 5 - - - 148 2
25 Sulut 37 75 64 97 45 21
26 Sulteng 66 - - - 33 2
27 Sulsel 20 19 56 3 7 32
28 Sultra 179 65 5 3 4 3
29 Gorontalo 74 126 2 1 38 3
30 Sulbar 35 1 26 45 3 7
31 Maluku 3 5 2 3 1 2
32 Malut 10 39 56 1 - 3
33 Pabar - - - - 40 2
34 Papua 24 25 26 28 - 24
3.365 3.505 6.240 1.959 1.829 8.337
2015(Okt 14-Sep 15)
2016(Okt 15-Sep 16)
2017(Okt 16-Sep 17)
2018(Okt 17-Sep 18)
2019(Okt 18-Sep 19)
Indonesia
No. Provinsi2014
(Okt 13-Sep 14)
Laporan Kinerja 2019
152 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 41. Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Hijau 2014-2019
1 Aceh - 85 - 43 4 4
2 Sumut 1 91 1.633 243 13 20
3 Sumbar 0 - - - - -
4 Riau 5 3 5 23 4 2
5 Jambi 0 - - - - -
6 Sumsel 17 30 68 31 1 1
7 Bengkulu - - 3 - - -
8 Lampung - - - 9 2 -
9 Babel 0 - - - - -
10 Kepri - - - - - -
11 DKI - - - - - -
12 Jabar 158 64 15 37 6 27
13 Jateng 406 320 7.540 237 169 171
14 DIY 1 1 0 - 1 -
15 Jatim 54 186 475 306 143 76
16 Banten - - - - - -
17 Bali - - 6 6 - -
18 NTB 62 7 3 - - -
19 NTT 82 183 132 76 75 139
20 Kalbar 4 35 117 75 27 11
21 Kalteng - - - - - -
22 Kalsel - - - - - -
23 Kaltim - - - 28 15 -
24 Kaltara - - 15 9 - -
25 Sulut 11 24 4 79 46 -
26 Sulteng - - - - 20 3
27 Sulsel 296 181 46 13 1 37
28 Sultra 20 12 5 3 1 2
29 Gorontalo - - - - 2 3
30 Sulbar 44 2 9 7 9 5
31 Maluku 2 - - 0 0 -
32 Malut - - - 27 - -
33 Pabar 1 - - - - -
34 Papua - 2 0 9 - -
1.164 1.224 10.075 1.260 537 498
2015(Okt 14-Sep 15)
2016(Okt 15-Sep 16)
2017(Okt 16-Sep 17)
2018(Okt 17-Sep 18)
2019(Okt 18-Sep 19)
Indonesia
No. Provinsi2014
(Okt 13-Sep 14)
Laporan Kinerja 2019
153 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 42. Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Kayu 2014-2019
1 Aceh 173 194 207 101 48 61
2 Sumut 214 323 895 202 251 186
3 Sumbar 2 6 3 12 - 5
4 Riau 273 168 186 133 107 180
5 Jambi 54 7 15 51 56 26
6 Sumsel 264 163 1.145 1.003 38 0
7 Bengkulu 8 - 3 - 3 14
8 Lampung 117 - 2 7 421 717
9 Babel - - - - - -
10 Kepri - - - - - -
11 DKI - - - - - -
12 Jabar 839 629 249 146 49 29
13 Jateng 507 290 83 - 25 58
14 DIY 6 10 33 5 365 -
15 Jatim 301 151 122 71 51 81
16 Banten - - - - - -
17 Bali - - - 6 1 -
18 NTB - - - - - -
19 NTT 1.108 355 346 658 390 163
20 Kalbar - 2 - - - -
21 Kalteng - - - 10 - -
22 Kalsel 5 - - - 30 -
23 Kaltim 253 73 99 165 110 58
24 Kaltara - - - - 100 14
25 Sulut 164 86 68 75 24 82
26 Sulteng - - - - 35 6
27 Sulsel 3 - - - 151 161
28 Sultra 677 203 134 58 - 118
29 Gorontalo - - - - 102 22
30 Sulbar 178 53 48 45 18 62
31 Maluku 64 2 29 22 8 4
32 Malut - - 69 33 17 3
33 Pabar - - - - 2 9
34 Papua 0 20 6 15 - -
5.209 2.735 3.743 2.818 2.402 2.058
2015(Okt 14-Sep 15)
2016(Okt 15-Sep 16)
2017(Okt 16-Sep 17)
2018(Okt 17-Sep 18)
2019(Okt 18-Sep 19)
Indonesia
No. Provinsi2014
(Okt 13-Sep 14)
Laporan Kinerja 2019
154 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 43. Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Jalar 2014-2019
1 Aceh 14 44 33 17 25 15
2 Sumut 190 145 135 47 184 66
3 Sumbar 1 - - - - -
4 Riau 13 4 10 11 8 1
5 Jambi 24 1 17 10 5 11
6 Sumsel 26 0 53 4 6 1
7 Bengkulu - - - - - -
8 Lampung - - - - - -
9 Babel - - - - - -
10 Kepri - - - - - -
11 DKI - - - - - -
12 Jabar 68 10 22 6 21 1
13 Jateng 192 - 40 12 - -
14 DIY - - - - - -
15 Jatim 7 12 - 7 0 22
16 Banten - - - - - -
17 Bali - - - - 1 3
18 NTB - - - - - -
19 NTT 27 13 9 9 32 35
20 Kalbar - - - - - -
21 Kalteng - - - - - -
22 Kalsel - 3 - - 15 -
23 Kaltim 21 5 - - - 79
24 Kaltara - - - - 58 8
25 Sulut 52 28 48 104 17 73
26 Sulteng - - - - - -
27 Sulsel - - - - 9 2
28 Sultra 118 21 13 6 - 5
29 Gorontalo - - - - 33 3
30 Sulbar 22 4 6 1 3 4
31 Maluku 9 - 5 1 - -
32 Malut - - - - 1 -
33 Pabar 14 16 6 - 0 14
34 Papua 3 18 1 1 - 6
800 324 396 236 416 346
Provinsi2014
(Okt 13-Sep 14)
2015(Okt 14-Sep 15)
2016(Okt 15-Sep 16)
2017(Okt 16-Sep 17)
2018(Okt 17-Sep 18)
2019(Okt 18-Sep 19)
Indonesia
No.
Laporan Kinerja 2019
155 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 44. Data Curah Hujan Tahun 2018 dan 2019 (sumber data BMKG)
mm/hari
1 Aceh 180,44 114,56
2 Sumatera Utara 230,40 187,94
3 Sumatera Barat 328,88 220,41
4 Riau 196,70 135,90
5 Jambi 180,24 136,58
6 Sumatera Selatan 203,02 191,67
7 Bengkulu 245,06 160,05
8 Lampung 156,26 113,58
9 Kep. Bangka Belitung 215,70 168,46
10 Kepulauan Riau 200,48 132,90
11 DKI. Jakarta 127,53 120,08
12 Jawa Barat 217,24 199,84
13 Jawa Tengah 135,88 98,83
14 DI. Yogyakarta 156,56 170,60
15 Jawa Timur 144,90 139,58
16 Banten 124,83 96,53
17 Bali 152,44 100,69
18 Nusa Tenggara Barat 109,16 104,50
19 Nusa Tenggara Timur 105,09 89,78
20 Kalimantan Barat 278,47 214,92
21 Kalimantan Tengah 224,15 174,80
22 Kalimantan Selatan 198,30 118,86
23 Kalimantan Timur 197,02 145,10
24 Kalimantan Utara 239,85 165,21
25 Sulawesi Utara 204,75 146,78
26 Sulawesi Tengah 101,88 55,87
27 Sulawesi Selatan 266,79 163,73
28 Sulawesi Tenggara 167,57 120,40
29 Gorontalo 128,23 50,93
30 Sulawesi Barat 133,73 38,72
31 Maluku 191,75 138,42
32 Maluku Utara 174,45 99,98
33 Papua Barat 178,31 138,00
34 Papua 211,65 160,42
185,41 134,21
ProvinsiNoRata-rata CH
2018
Rata-rata CH
2019
Rata-rata
Laporan Kinerja 2019
156 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 45. Volume Ekspor Ubi Jalar 2014 – 2019 per kode HS
2014 2015 2016 2017 2018 2019
'07142010 Ubi jalar beku 4,821 6,347 4,254 5,898 4,533 4,527
'07142090 Ubi jalar selain beku 4,772 5,526 5,285 5,296 6,323 6,289
Jumlah 9,593 11,873 9,540 11,194 10,856 10,816
Kode Hs DeskripsiEkspor Volume (Ton)
Lampiran 46. Volume Eskpor Kacang Tanah 2014-2019 per kode HS
2014 2015 2016 2017 2018 2019
'12023000 Kacang tanah benih 12 7 9 7 1 3
'12024100 Kacang tanah Berkulit 2,484 2,878 2,661 2,485 2,249 2,098
'12024200 Dikuliti, pecah maupun tidak 15 2,709 220 107 62 37
'15162017 Minyak dan lemak dari kacang tanah 0 38 1 0 1 4
'20081110 Kacang tanah digongseng 2,374 1,858 2,065 1,724 1,823 1,556
'20081120 Mentega kacang tanah 105 75 295 318 262 386
'20081190 Lain-lain dari kacang tanah 1,302 1,411 1,136 1,146 1,041 828
Jumlah 6,292 8,976 6,387 5,786 5,439 14,049
Kode Hs DeskripsiEkspor Volume (Ton)
Laporan Kinerja 2019
157 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 47. Volume Impor Ubi Kayu 2014-2019 per kode HS
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Ubi Kayu diiris dalam bentuk pelet, kepingan dikeringkan - 4,194 12,163 3,071 0 5,007
Ubi kayu dalam bentuk pelet Lain-lain - 18 377 224 - 96
Ubi kayu Beku - - - - 308 -
Lain-lain - - - - - -
Tepung, tepung kasar dari ubi kayu - - 0 97 1 7
Pati ubi kayu (cassava) 365,085 595,951 630,127 385,431 375,589 343,003
Total 365,085 600,163 642,667 388,823 375,898 348,112
IMPOR VOLUME (Kg) Deskripsi
Lampiran 48. Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kacang vigna radiata cocok untuk
disemai
- - 174 - 20,088 525
Kacang vigna radiata selain untuk
disemai
83,102 43,437 60,755 75,275 70,230 76,240
kacang vigna lainnya dikeringkan,
dikupas/dibelah maupun tidak,
cocok untuk disemai
- 0 - - 540 -
Kacang vigna lainnya dikeringkan,
dikupas/dibelah maupun tidak selain
untuk disemai
3,700 1,250 2,938 2,739 5,407 2,489
Sayuran polongan, dikupas atau
tidak : Kacang (Vigna spp.,
Phaseolus spp.)
7 9 59 24 25 38
Kacang vigna diolah atau diawetkan
selain dengan cuka
497 335 581 598 759 874
Kacang vigna diolah atau diawetkan
selain dengan cuka dikemas dalam
kemasan kedap udara untuk
penjualan eceran
22 8 36 12 38 81
Kacang vigna diolah atau diawetkan
selain dengan cuka dikemas selain
dalam kemasan kedap udara
251 175 192 139 141 234
Total 87,580 45,214 64,736 78,786 97,226 80,481
Volume
Deskripsi
Laporan Kinerja 2019
158 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 49. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Padi 2014-2019
1 Aceh - 65 570 153 203 56
2 Sumatera Utara 9 130 770 101 213 30
3 Sumatera Barat 12 30 116 45 170 30
4 R i a u - 37 263 85 112 44
5 J a m b i 9 57 263 72 244 14
6 Sumatera Selatan 9 303 948 408 393 127
7 Bengkulu - 48 198 30 125 36
8 Lampung 47 175 901 227 295 93
9 Kep. Bangka Belitung 5 20 76 12 53 15
10 Kepulauan Riau - 27 - 1 10 2
11 DKI Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 10 319 865 264 552 60
13 Jawa Tengah 65 477 1,209 369 624 164
14 DI Yogyakarta - 24 102 65 50 10
15 Jawa Timur 30 454 1,676 419 504 144
16 Banten 6 27 328 84 206 72
17 B a l i 13 52 172 60 131 24
18 Nusa Tenggara Barat 37 60 370 144 90 42
19 Nusa Tenggara Timur 20 42 166 14 111 11
20 Kalimantan Barat - 43 290 142 334 12
21 Kalimantan Tengah 3 56 279 76 173 17
22 Kalimantan Selatan 6 53 632 147 178 65
23 Kalimantan Timur - 24 249 103 148 35
24 Kalimantan Utara - 14 - 21 72 1
25 Sulawesi Utara 1 35 388 65 219 16
26 Sulawesi Tengah 34 82 300 202 78 37
27 Sulawesi Selatan 45 295 749 610 554 138
28 Sulawesi Tenggara 25 56 213 104 237 16
29 Gorontalo 10 25 141 109 108 16
30 Sulawesi Barat 19 32 309 122 59 15
31 Maluku 6 25 281 50 60 -
32 Maluku Utara 10 25 281 92 76 -
33 Papua Barat 4 16 169 101 82 4
34 Papua 9 256 197 109 32 6444 3,384 13,471 4,606 6,496 1,352
2019
Alat Pascapanen Padi/Tahun (Unit)
Jumlah
No. Provinsi2014 2015 2016 2017 2018
Laporan Kinerja 2019
159 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 50. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Jagung 2014-2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 2 94 248 20 64 122
2 Sumatera Utara 2 112 421 136 79 27
3 Sumatera Barat 6 43 71 64 19 131
4 R i a u 0 21 66 0 13 24
5 J a m b i 1 52 58 62 85 70
6 Sumatera Selatan 0 223 242 199 128 97
7 Bengkulu 0 70 63 52 40 68
8 Lampung 6 153 484 111 109 196
9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 7 -
10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 11 9
11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 -
12 Jawa Barat 0 159 351 156 33 206
13 Jawa Tengah 10 195 367 190 117 334
14 DI Yogyakarta 0 17 9 57 6 40
15 Jawa Timur 0 253 653 309 126 229
16 Banten 0 17 24 31 60 103
17 B a l i 0 32 34 67 6 37
18 Nusa Tenggara Barat 5 142 434 154 36 144
19 Nusa Tenggara Timur 2 110 420 2 10 81
20 Kalimantan Barat 0 65 52 62 25 67
21 Kalimantan Tengah 1 23 22 26 46 19
22 Kalimantan Selatan 0 65 240 90 48 104
23 Kalimantan Timur 0 28 29 28 26 74
24 Kalimantan Utara 0 8 12 13 2 -
25 Sulawesi Utara 1 104 494 150 87 166
26 Sulawesi Tengah 8 110 170 12 63 73
27 Sulawesi Selatan 3 194 703 176 180 393
28 Sulawesi Tenggara 2 56 120 22 67 124
29 Gorontalo 5 99 402 78 36 148
30 Sulawesi Barat 3 43 219 45 19 56
31 Maluku 0 11 15 32 18 76
32 Maluku Utara 0 9 20 45 40 96
33 Papua Barat 1 5 4 0 6 57
34 Papua 0 9 7 0 14 59 Jumlah 58 2522 6454 2389 1626 3,430
No. ProvinsiAlat Pascapanen Jagung/Tahun (Unit)
Laporan Kinerja 2019
160 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 51. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Kedelai 2014-2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 3 50 270 6 68 191
2 Sumatera Utara 2 51 294 0 25 27
3 Sumatera Barat 8 0 0 0 15 225
4 R i a u 0 15 72 15 0 105
5 J a m b i 19 132 122 15 99 231
6 Sumatera Selatan 0 127 409 30 78 235
7 Bengkulu 0 20 98 0 4 137
8 Lampung 17 40 71 16 81 280
9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 24 0 41
10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 10
11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0
12 Jawa Barat 16 206 362 139 147 947
13 Jawa Tengah 51 160 166 204 222 792
14 DI Yogyakarta 0 16 0 65 15 91
15 Jawa Timur 0 205 1293 136 83 489
16 Banten 0 15 123 35 81 155
17 B a l i 3 23 9 57 1 152
18 Nusa Tenggara Barat 6 54 750 10 104 222
19 Nusa Tenggara Timur 20 64 100 0 0 87
20 Kalimantan Barat 0 17 37 10 0 305
21 Kalimantan Tengah 0 13 30 0 22 91
22 Kalimantan Selatan 0 20 491 0 0 121
23 Kalimantan Timur 0 13 58 14 0 107
24 Kalimantan Utara 0 0 38 0 0 44
25 Sulawesi Utara 0 40 264 10 178 162
26 Sulawesi Tengah 27 94 146 9 102 167
27 Sulawesi Selatan 32 79 859 30 87 317
28 Sulawesi Tenggara 2 44 192 12 34 111
29 Gorontalo 1 15 53 14 25 160
30 Sulawesi Barat 14 30 51 6 43 88
31 Maluku 0 12 35 11 0 20
32 Maluku Utara 9 19 40 0 0 18
33 Papua Barat 5 20 30 0 30 169
34 Papua 14 52 37 0 0 78
Jumlah 249 1646 6500 868 1544 6,375
ProvinsiNo.Alat Pascapanen Kedelai/Tahun (Unit)
Laporan Kinerja 2019
161 Ditjen Tanaman Pangan
Lampiran 52. Pernyataan Telah Direviu Oleh Itjen Kementan
Laporan Kinerja 2019
162 Ditjen Tanaman Pangan