tanaman pangan direktorat jenderaltanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...lampiran 48...

173
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2019

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERALTANAMAN PANGAN 2019

Page 2: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

Ditjen Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan

wujud pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran program

sebagaimana yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja tahun

2019. Capaian yang tertuang dalam Laporan Kinerja ini merupakan

hasil kerja keras Ditjen Tanaman Pangan yang bekerjasama dengan

semua pihak terkait yang mendukung keberhasilan program

pembangunan pertanian. Orientasi outcome adalah fokus yang

diupayakan agar pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dapat

dirasakan manfaatnya oleh semua pihak yang berkepentingan.

Sasaran program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan antara lain: (1)

Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis tanaman pangan, (2)

Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian

tanaman pangan, (3) Tersedianya infrastruktur pertanian pascapanen

tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan, (4) Terkendalinya

penyebaran OPT dan DPI pada tanaman pangan, (5) Terwujudnya

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, dan (6) Meningkatnya kualitas layanan

publik Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Keberhasilan pencapaian

sasaran ini diukur dari indikator kinerja yang tertuang di dalam

Perjanjian Kinerja 2019.

Evaluasi akhir tahun 2019 menjadi refleksi untuk capaian kinerja

program/kegiatan Ditjen Tanaman Pangan ke depan yang lebih baik

sehingga mampu mewujudkan kedaulatan pangan yang berdampak

pada kesejahteraan petani dan berkontribusi nyata terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional. Jakarta, Februari 2020

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Dr.Ir. Suwandi, M.Si 19670323.199203.1.003.

i

subagevalap
Typewritten text
15
subagevalap
Typewritten text
Page 3: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

Ditjen Tanaman Pangan

Page 4: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

Ditjen Tanaman Pangan

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kinerja berbasis outcome telah menjadi indikator keberhasilan sebagai

bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas terhadap publik. Program

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam penyelenggaraan

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan

memiliki beberapa sasaran yang berimplikasi terhadap manfaat yang

dihasilkan dari program tersebut.

Tahun 2019 adalah tahun berakhirnya masa Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Program/Kegiatan

Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan selama periode 2015-

2019 yang berfokus pada “Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Hasil Tanaman Pangan” menjadi terobosan dalam rangka

mendukung mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan.

Dari sepuluh indikator kinerja sasaran strategis yang digunakan untuk

mengukur kinerja program pembangunan tanaman pangan, lima

diantaranya dapat tercapai dengan kategori sangat berhasil (capaian

>100%), yaitu penurunan volume impor untuk produk pertanian

tanaman pangan, rasio ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan)

pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan, Nilai AKIP

Ditjen TP berdasarkan penilaian inspektorat jenderal kementerian

pertanian, Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK 249 Tahun 2011, dan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP. Dua

indikator dengan kategori berhasil (capaian 80-100%) antara lain

pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan

dan rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanaman pangan.

Indikator yang dikategorikan cukup berhasil (capaian 60-79%), adalah

produksi padi dan produksi jagung. Sedangkan indikator yang

dikategorikan kurang berhasil adalah produksi kedelai. Sedangkan

indikator yang dikategorikan kurang berhasil (capaian <60%) adalah

produksi kedelai.

iii

Page 5: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

Ditjen Tanaman Pangan

Adanya perubahan metode penghitungan produksi menggunakan KSA

(Kerangka Sampel Area) yang berujung pada rasionalisasi luas baku

lahan, menyebabkan penyesuaian dan harmonisasi produksi tanaman

pangan tahun 2018 sd 2019. Meskipun terjadi penyesuaian produksi

yang menyebabkan penurunan angka produksi dari tahun-tahun

sebelumnya, produksi beras masih bisa mencukupi konsumsi

penduduk nasional, dan justru masih surplus sehingga Indonesia dapat

melakukan ekspor beras ke beberapa negara. Serangan kekeringan

tahun 2019 juga menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya target

produksi padi, jagung dan kedelai. Sehingga beberapa lokasi produksi

yang potensial untuk pertanaman mengalami gangguan ketersediaan

air.

Evaluasi akhir tahun 2019 menjadi refleksi untuk capaian kinerja

program/kegiatan Ditjen Tanaman Pangan ke depan yang lebih baik.

Peningkatan kualitas rencana program kerja dan anggaran menjadi

kunci keberhasilan pencapaian kinerja yang berbasis outcome dan

mengedepankan perwujudan akuntabilitas.

iv

Page 6: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

v Ditjen Tanaman Pangan

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

RINGKASAN EKSEKUTIF iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 3

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5

1.4. Dukungan Anggaran 13

BAB II. PERENCANAAN KINERJA 15

2.1. Rencana Strategis 2015-2019 15

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 19

2.3. Pengukuran Indikator Kinerja 22

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 27

3.1. Capaian Indikator Kinerja 27

3.2. Capaian Kinerja Lainnya 92

3.3. Realisasi Anggaran 96

3.4. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2019 99

3.5. Rencana Aksi Pencapaian Target Kinerja Tahun 2019 dan Perbaikan Kinerja Tahun 2019 104

BAB IV. PENUTUP 107

LAMPIRAN 109

Page 7: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

vi Ditjen Tanaman Pangan

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Struktur Organisasi Ditjen Tanaman Pangan 5

Gambar 2 Visi dan Misi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 17

Gambar 3 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi Tahun

2014-2019

32

Gambar 4 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Jagung Tahun

2014-2019

41

Gambar 5 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai Tahun

2014-2019

48

Gambar 6 Perkembangan Volume Ekspor Ubi Jalar dan Kacang Tanah Tahun

2014-2019

57

Gambar 7 Perkembangan Volume Impor Ubi Kayu dan Kacang Hijau Tahun 2014-

2019

65

Gambar 8 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen (Unit) Tahun 2015 – 2019 72

Gambar 9 Rasio Serangan OPT dan DPI Tanaman Pangan Tahun 2014 - 2019 76

Gambar 10 Capaian Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

Tahun 2019

95

Page 8: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

vii Ditjen Tanaman Pangan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Tujuan dan Indikator Tujuan Ditjen Tanaman Pangan Tahun

2015-2019

17

Tabel 2 Sasaran Strategis dan Target Indikator Kinerja Tahun 2018-2019 18

Tabel 3 Perjanjian Kinerja Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 21

Tabel 4 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen Tanaman

Pangan Tahun 2019

28

Tabel 5 Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 Terhadap Tahun

2018

29

Tabel 6 Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2014-2019 30

Tabel 7 Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 terhadap

Renstra (Jangka Menengah)

30

Tabel 8 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi

Tahun 2014-2019

31

Tabel 9 Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019 Terhadap

Tahun 2018

39

Tabel 10 Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2014-2019 40

Tabel 11 Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019 Terhadap

Renstra (Jangka Menengah)

40

Tabel 12 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung

Tahun 2014-2019

41

Tabel 13 Target dan Realisasi Produksi Kedelai Tahun 2019 Terhadap

Tahun 2018

46

Tabel 14 Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun 2014-

2019

47

Tabel 15 Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun 2019

dibandingkan Target Jangka Menengah (Renstra)

47

Tabel 16 Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai

Tahun 2014-2019

48

Tabel 17 Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Tanaman Pangan Tahun

2019

55

Tabel 18 Capaian Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Tanaman Pangan

(Kacang Tanah dan Ubi Jalar) Tahun 2019 Terhadap Target

2019.

55

Tabel 19 Pertumbuhan Volume Ekspor Ubi Jalar Tahun 2014-2019 56

Tabel 20 Pertumbuhan Volume Ekspor Kacang Tanah Tahun 2014-2019 56

Page 9: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

viii Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 21 Target dan Realisasi Pertumbuhan Volume Ekspor Produk

Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap Target Jangka

Menengah (Renstra)

57

Tabel 22 Realisasi Penurunan Volume Impor Produk Tanaman Pangan

Tahun 2019

63

Tabel 23 Capaian Penurunan Volume Impor Produk Pertanian Tahun 2019 64

Tabel 24 Penurunan Volume Impor Ubi Kayu Tahun 2014-2019 64

Tabel 25 Penurunan Volume Impor Kacang Hijau Tahun 2014-2019 64

Tabel 26 Target dan Realisasi Penurunan Volume Impor Produk Tanaman

Pangan Tahun 2019 Terhadap Target Jangka Menengah

(Renstra)

65

Tabel 27 Rasio Ketersediaan Alsintan Pascapanen Tanaman Pangan

Berdasar Kebutuhan Tahun 2019

70

Tabel 28 Rincian Kebutuhan dan Ketersediaan Alsin Pascapanen

Tanaman Pangan 2019

70

Tabel 29 Target dan Realisasi Pengadaan Sarana Pascapanen Tahun

2019

70

Tabel 30 Target dan Realisasi Capaian Rasio Ketersediaan Alsintan

Pascapanen Tahun 2019 dibandingkan dengan Target Jangka

Menengah (Renstra)

71

Tabel 31 Rincian Alsintan Yang Tersedia Tahun 2015-2019 71

Tabel 32 Rasio Luas Serangan OPT Utama dan DPI Tahun 2019 73

Tabel 33 Rasio Luas Gagal Panen Akibat Serangan OPT dan DPI Tahun

2019

74

Tabel 34 Target dan Realisasi Rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2019

dibanding Tahun 2018

75

Tabel 35 Rasio Serangan OPT dan DPI Tahun 2014-2018 75

Tabel 36 Target, Realisasi dan Capaian Rasio Serangan OPT dan DPI

Terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap

Target Jangka Menengah (Renstra)

76

Tabel 37 Perolehan Nilai SAKIP Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-

2018

81

Tabel 38 Perolehan Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214/2017 Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2016-2019

84

Tabel 39 Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 85

Tabel 40 Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 dibandingkan

Tahun 2018

87

Tabel 41 Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014-2019 88

Tabel 42 Target dan Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019

terhadap Target Jangka Menengah (Renstra)

88

Tabel 43 Penilaian Maturitas Ditjen Tanaman Pangan 93

Tabel 44 Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan

Berdasarkan Kewenangan Tahun 2019

96

Tabel 45 Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan

Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2019

97

Tabel 46 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Setiap Indikator

Kinerja

101

Tabel 47 Rincian Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Masing-

Masing Indikator Kinerja

102

Tabel 48 Rencana Aksi Tindak Lanjut Pencapaian Produksi Tahun 2020

dan Perbaikan Kinerja dalam Peningkatan Produksi Padi Tahun

2019

105

Page 10: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

ix Ditjen Tanaman Pangan

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 PK Dirjen TP 2019 111

Lampiran 2 Luas Tanam Padi 2014 – 2019 113

Lampiran 3 Produktivitas Padi 2014 - 2019 114

Lampiran 4 Luas Panen Padi 2014 - 2019 115

Lampiran 5 Produksi Padi 2014 - 2019 116

Lampiran 6 Luas Tanam Jagung 2014 – 2019 117

Lampiran 7 Produktivitas Jagung 2014 - 2019 118

Lampiran 8 Luas Panen Jagung 2014 - 2019 119

Lampiran 9 Produksi Jagung 2014 - 2019 120

Lampiran 10 Luas Tanam Kedelai 2014 –2019 121

Lampiran 11 Produktivitas Kedelai 2014 - 2019 122

Lampiran 12 Luas Panen Kedelai 2014 - 2019 123

Lampiran 13 Produksi Kedelai 2014 - 2019 124

Lampiran 14 Luas Tanam Kacang Tanah 2014-2019 125

Lampiran 15 Produktivitas Kacang Tanah 2014 – 2019 126

Lampiran 16 Luas Panen Kacang Tanah 2014 – 2019 127

Lampiran 17 Produksi Kacang Tanah 2014 – 2019 128

Lampiran 18 Luas Tanam Ubi Jalar 2014 – 2019 129

Lampiran 19 Produktivitas Ubi Jalar 2014 - 2019 130

Lampiran 20 Luas Panen Ubi Jalar 2014 - 2019 131

Lampiran 21 Produksi Ubi Jalar 2014 - 2019 132

Lampiran 22 Luas Tanam Kacang Hijau 2014-2019 133

Lampiran 23 Produktivitas Kacang Hijau 2014 - 2019 134

Lampiran 24 Luas Panen Kacang Hijau 2014 - 2019 135

Lampiran 25 Produksi Kacang Hijau 2014 – 2019 136

Lampiran 26 Luas Tanam Ubi Kayu 2014-2019 137

Lampiran 27 Produktivitas Ubi Kayu 2014 – 2019 138

Lampiran 28 Luas Panen Ubi Kayu 2014 - 2019 139

Lampiran 29 Produksi Ubi Kayu 2014 - 2019 140

Lampiran 30 Benih Padi yang Tersedia Tahun 2019 141

Lampiran 31 Benih Jagung yang Tersedia Tahun 2019 142

Lampiran 32 Benih Kedelai yang tersedia tahun 2019 143

Page 11: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

x Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 33 Benih Kacang Tanah yang Tersedia Tahun 2019 144

Lampiran 34 Benih Kacang Hijau yang Tersedia Tahun 2019 145

Lampiran 35 Benih Ubi Jalar yang Tersedia Tahun 2019 146

Lampiran 36 Benih Ubi Kayu yang Tersedia Tahun 2019 147

Lampiran 37 Data Luas serangan OPT dan DPI Padi 2014-2019 148

Lampiran 38 Data Luas serangan OPT dan DPI Jagung 2014-2019 149

Lampiran 39 Data Luas serangan OPT dan DPI Kedelai 2014-2019 150

Lampiran 40 Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Tanah 2014-2019 151

Lampiran 41 Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Hijau 2014-2019 152

Lampiran 42 Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Kayu 2014-2019 153

Lampiran 43 Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Jalar 2014-2019 154

Lampiran 44 Data Curah Hujan Tahun 2018 dan 2019 (sumber data BMKG) 155

Lampiran 45 Volume Ekspor Ubi Jalar 2014 – 2019 per kode HS 156

Lampiran 46 Volume Eskpor Kacang Tanah 2014-2019 per kode HS 156

Lampiran 47 Volume Impor Ubi Kayu 2014-2019 per kode HS 157

Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157

Lampiran 49 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Padi 2014-2019 158

Lampiran 50 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Jagung 2014-2019 159

Lampiran 51 Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Kedelai 2014-2019 160

Page 12: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

1 Ditjen Tanaman Pangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 2019 adalah tahun berakhirnya masa Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pencapaian kinerja

pada periode pertama Kabinet Kerja untuk sektor pertanian banyak

mendapat apresiasi, dengan visi misi Nawacita Pemerintahan Jokowi-

JK tahun 2014-2019 yang mengarahkan pembangunan pertanian ke

depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan sehingga berdampak

pada kesejahteraan petani dan pemenuhan pasokan pangan

masyarakat.

Program/Kegiatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan

selama periode 2015-2019 yang berfokus pada “Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan” menjadi terobosan

dalam rangka mendukung mewujudkan kedaulatan dan ketahanan

pangan. Kegiatan Tumpang Sari PAJALE, SERASI (Selamatkan Rawa

Sejahterakan Petani) menjadi terobosan mengubah pertanian yang

kurang produktif menjadi produktif, memberi solusi terhadap semakin

sempitnya lahan pertanian di Indonesia. Evaluasi akhir tahun 2019

menjadi refleksi untuk capaian kinerja program/kegiatan Ditjen

Tanaman Pangan ke depan yang lebih baik.

Selama periode pembangunan 2015-2019, telah ditetapkan indikator

kinerja sasaran program Ditjen Tanaman Pangan yang tertuang pada

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68/Permentan/RC.020/12/2016,

dan untuk perbaikan akuntabilitas dan kinerja Kementerian Pertanian,

Permentan tersebut direvisi dengan Peraturan Menteri Pertanian RI

Nomor 43/Permentan/RC.020/11/2017. Perubahan Indikator Kinerja

Utama (IKU) ini ditindaklanjuti dengan revisi Rencana Stategis

(Renstra) Kementan, dan untuk memberikan efektivitas kinerja di

lingkungan Ditjen tanaman pangan, maka Renstra Ditjen Tanaman

Page 13: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

2 Ditjen Tanaman Pangan

Pangan direvisi dari Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 menjadi Nomor 86/HK.310/C/9/2018.

Pada Renstra revisi telah memuat Sasaran Program, Indikator Kinerja

Sasaran Program (IKSP) dan target dari Tahun 2018 sd 2019, yang

selanjutnya dijadikan dasar penetapan Perjanjian Kinerja (PK). Untuk

sasaran, indikator dan target Tahun 2015 – 2017 yang tidak tertuang

pada Renstra tersebut, masih mengacu pada Renstra sebelumnya.

Sasaran program yang tertuang pada IKU Ditjen Tanaman Pangan

2017-2019 antara lain terpenuhinya kebutuhan pangan strategis

tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai), meningkatnya nilai tambah

dan daya saing komoditas pertanian tanaman pangan, tersedianya

infrastruktur pertanian pasca panen tanaman pangan yang sesuai

dengan kebutuhan, terkendalinya penyebaran OPT Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI)

pada tanaman pangan, terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah di lingkungan Ditjen Tanaman Pangan dan meningkatnya

kualitas layanan publik Ditjen Tanaman Pangan. Pemenuhan sasaran

program tersebut menjadi kinerja berorientasi outcome yang memiliki

manfaat nyata terhadap pembangunan pertanian dan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Ketersediaan infrastruktur dan kebutuhan petani

lainnya telah dipersiapkan dan dibangun secara berkesinambungan

untuk mewujudkan lumbung pangan dunia di tahun 2045.

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman

Pangan, yang menjadi salah satu pendukung agenda pembangunan

pertanian mampu mendongkrak dan berkontribusi nyata terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional. Selama periode RPJMN 2015-2019,

nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sub sektor tanaman pangan atas

dasar harga konstan menurut lapangan usaha meningkat dari Rp 280

Triliun di tahun 2015 menjadi Rp 320 Triliun di tahun 2019, atau

mengalami pertumbuhan sebesar 14%. Pertumbuhan ini menjadi

gambaran keberhasilan program, yaitu mewujudkan kemandirian

Page 14: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

3 Ditjen Tanaman Pangan

ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik.

Kegiatan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 menjadi

pendukung tercapainya sasaran program tanaman pangan Tahun 2019

yaitu kegiatan utama pengelolaan produksi tanaman serealia,

pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi, pengelolaan

sistem penyediaan benih tanaman pangan, penguatan perlindungan

tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, pengolahan dan

pemasaran hasil tanaman pangan, pengembangan pengujian mutu

benih, dan pengembangan peramalan serangan OPT, serta dukungan

manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan. Tahun

2019 diwarnai sejumlah tantangan yang tidak mudah. Salah satu

tantangan adalah fenomena siklus El Nino yang lebih cepat sebagai

dampak perubahan iklim dari pemanasan global. Musim kemarau 2019

di Indonesia cenderung lebih panjang dari normalnya yang berdampak

pada ketersediaan sumber daya air yang berkurang, sehingga

menyebabkan mundurnya musim tanam yang mengganggu produksi

padi pada musim tanam kedua dan mengubah pola tanam untuk

musim tanam berikutnya.

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Ditjen Tanaman

Pangan merupakan salah satu unit Eselon I pada Kementerian

Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada Menteri Pertanian.

Ditjen Tanaman Pangan bertugas menyelenggarakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung,

kedelai dan tanaman pangan lainnya, serta menyelenggarakan fungsi:

Page 15: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

4 Ditjen Tanaman Pangan

1) Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan,

dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman

pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan

perlindungan tanaman pangan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan,

dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman

pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan

perlindungan tanaman pangan;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian

hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai,

dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit

dan perlindungan tanaman pangan;

5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai,

dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit

dan perlindungan tanaman pangan;

6) Pelaksanaan administrasi Ditjen Tanaman Pangan;

7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Page 16: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

5 Ditjen Tanaman Pangan

1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Ditjen Tanaman Pangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, susunan organisasi Ditjen Tanaman Pangan,

meliputi: (1) Sekretariat Ditjen, (2) Direktorat Perbenihan Tanaman

Pangan, (3) Direktorat Serealia, (4) Direktorat Aneka Kacang dan

Umbi, (5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dan (6) Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit

Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan sesuai Permentan No

76/Permentan/OT.140/11/2011, (2) Balai Besar Pengembangan dan

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011,

dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004. Struktur organisasi

Ditjen Tanaman Pangan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Ditjen Tanaman Pangan

Page 17: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

6 Ditjen Tanaman Pangan

Masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup

Ditjen Tanaman Pangan tersebut di atas memiliki tugas dan fungsi

sebagai berikut:

1. Sekretariat Ditjen, bertugas memberikan pelayanan teknis dan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Ditjen

Tanaman Pangan, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta

kerjasama di bidang tanaman pangan;

b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,

pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan

masyarakat serta informasi publik;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian

layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Ditjen

Tanaman Pangan.

2. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan

tanaman pangan lain, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih

tanaman pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan

varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman

pangan;

Page 18: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

7 Ditjen Tanaman Pangan

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman

Pangan.

3. Direktorat Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi, jagung dan serealia lain, serta menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi

padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta

jagung dan serealia lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi

irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung

dan serealia lain;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

Page 19: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

8 Ditjen Tanaman Pangan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Serealia.

4. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan

aneka umbi lain, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi

kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai,

aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi

lain;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain,ubi kayu dan

aneka umbi lain;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan

aneka umbi lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Aneka Kacang dan

Umbi.

Page 20: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

9 Ditjen Tanaman Pangan

5. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

di bidang pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu

tumbuhan;

b. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan;

c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan

umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

penanggulangan dampak perubahan iklim;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka

kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan

iklim;

f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka

kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan

iklim;

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka

kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan

iklim;

h. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan.

Page 21: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

10 Ditjen Tanaman Pangan

6. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan,

bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan

pemasaran hasil tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar

mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta

pemasaran dan investasi tanaman pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta

penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

Page 22: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

11 Ditjen Tanaman Pangan

7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas

melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan

pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu

laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura,

serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian

mutu benih serta bimbingan teknis pengujian mutu benih dan

penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura;

b. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian

laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih

tanaman pangan dan hortikultura;

c. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji

arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih

tanaman pangan dan hortikultura;

d. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura yang beredar;

e. Pelaksanaan sertifikasi ISTA (International Seed Testing

Association) untuk benih tanaman pangan dan hortikultura;

f. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak

penandaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada pelaku

usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura;

g. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih

dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan

dan hortikultura

h. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan

pengujian mutu benih serta pemberian bimbingan teknis

pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu

benih tanaman pangan dan hortikultura;

i. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.

Page 23: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

12 Ditjen Tanaman Pangan

8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan

peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan

proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/

program;

b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan

faktor penentu perkembangan OPT;

c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan

sistem Pengendalian Hama Terpadu;

d. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan

pengendalian OPT;

e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT;

f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem

mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan

Penyakit;

g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan

peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura;

h. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.

9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas

melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk

tanaman pangan, hortikultura, serta menyelenggarakanfungsi:

a. Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan produk

tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

Page 24: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

13 Ditjen Tanaman Pangan

b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk,

dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

c. Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu

pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

d. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan

dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan;

e. Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang

beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida,

pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT.

1.4 Dukungan Anggaran

Pagu awal APBN Sektoral (BA.018) Ditjen Tanaman Pangan Tahun

2019 sebesar Rp5,93 triliun.

Sebagian besar (97,63%) anggaran APBN Ditjen Tanaman Pangan

dialokasikan untuk belanja barang di pusat dan daerah dalam bentuk

dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, yang didalamnya

terdapat alokasi bantuan pemerintah (banper). Pada Tahun 2019,

jumlah Satuan Kerja (Satker) APBN lingkup Ditjen Tanaman Pangan

sebanyak 70 Satker, yakni: 3 Satker Pusat, 33 Satker Dana

Dekonsentrasi Dinas Pertanian Provinsi, 33 Satker Dana Tugas

Pembantuan Dinas Pertanian Provinsi, dan 1 Satker Dana Tugas

Pembantuan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

Jika dilihat alokasi anggaran menurut kelompok kegiatan, meliputi: (1)

Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp

Page 25: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

14 Ditjen Tanaman Pangan

469.003.675.000, (7,91%) (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

Rp2.084.586.751.000, (35,16%), (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan

Benih Tanaman Pangan Rp1.603.845.217.000, (27,05%), (4)

Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme

Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim

Rp432.504.100.000 (7,30%), (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Rp1.029.040.940.000, (17,36%), (6) Pengembangan

Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu

Laboratorium Pengujian Benih Rp15.045.719.000, (0,25%), (7)

Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu

Tumbuhan Rp22.542.446.000, (0,38%), dan (8) Dukungan Manajemen

dan Teknis Lainnya Rp 271.779.394.000, (4,58%).

Page 26: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

15 Ditjen Tanaman Pangan

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Renstra 2015-2019

Tahun 2019 merupakan Tahun keempat pelaksanaan Renstra Ditjen

Tanaman Pangan (Renstra Ditjen Tanaman Pangan) periode 2015-

2019. Untuk melanjutkan kontribusinya dalam membangun sub sektor

tanaman pangan yang berperan strategis dalam perekonomian

nasional, Ditjen Tanaman Pangan menyusun Renstra Ditjen Tanaman

Pangan 2015-2019. Renstra yang dituangkan dalam Keputusan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 31. a/HK.310/C/4/2015

sebagaimana telah direvisi dengan Keputusan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Renstra

Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 dan dilakukan perubahan

dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

86/HA.310/C/9/2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur

Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 tentang

Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 tersebut disusun

dengan mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-

2019.

Sejalan dengan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019,

kedepan Renstra Ditjen Tanaman Pangan masih akan fokus pada

meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri untuk penguatan

ketahanan pangan menuju tercapainya kedaulatan pangan. Fokus

lainnya adalah pada meningkatkan nilai tambah dan daya saing sub

sektor tanaman pangan melalui peningkatan agroindustri agar memiliki

keunggulan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai

berlaku pada 31 Desember 2015. Sementara itu, sejalan dengan SIPP

2015-2045, pembangunan pada subsektor tanaman pangan dalam lima

Tahun kedepan (2015-2019) akan mengacu pada Paradigma Pertanian

untuk Pembangunan (Agriculture for Development). Dengan perubahan

Page 27: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

16 Ditjen Tanaman Pangan

paradigma tersebut, sub sektor tanaman pangan tidak lagi hanya

diposisikan sebagai sub sektor utama yang menjadi tumpuan

ketahanan pangan, tetapi juga sebagai sub sektor yang memiliki fungsi

strategis lainnya dalam pembangunan nasional. Hal ini sesuai dengan

fokus kedua RPJMN 2015-2019 Bidang Pangan dan Pertanian, yaitu

meningkatkan nilai tambah dan daya saing sektor pertanian, yang

dapat meningkatkan pangsa ekspor dan membendung masuknya

komoditas dari negara-negara lain sehingga dapat berkontribusi

memperkuat ekonomi nasional. Dalam Renstra, keselarasan dengan

kedua hal tersebut secara eksplisit terurai dalam visi, misi, tujuan, dan

sasaran strategis Kementerian Pertanian.

Renstra Ditjen Tanaman Pangan 2015-2019 merupakan dokumen

perencanaan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan,

program dan kegiatan pembangunan pertanian yang akan

dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan selama lima Tahun (2015-

2019). Renstra Ditjen Tanaman Pangan digunakan sebagai acuan dan

arahan bagi unit kerja di jajaran birokrasi di lingkup Ditjen Tanaman

Pangan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan

tanaman pangan periode 2015-2019 secara menyeluruh, terintegrasi,

dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub sektor terkait.

Pada Gambar 2, Tabel 1 dan 2 disajikan penjabaran Visi, Misi, Tujuan,

dan Sasaran Strategis Ditjen Tanaman Pangan sebagaimana yang

tercantum dalam Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019.

Page 28: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

17 Ditjen Tanaman Pangan

Gambar 2. Visi dan Misi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabel 1. Tujuan dan Indikator Tujuan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

No Tujuan Indikator Tujuan

1 Terwujudnya kemandirian pangan nasional

Indeks Ketahanan Pangan (The global food security index)

2 Terwujudnya pengelolaan pertanian terpadu berkelanjutan

Rasio desa yang menerapkan sistem pertanian terpadu terhadap total desa di Indonesia

3 Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi

Pertumbuhan indeks keunggulan komparatif andalan ekspor pertanian

4 Meningkatnya kesejahteraan petani

PDB pertanian sempit per jumlah tenaga kerja pertanian

5 Terwujudnya reformasi birokrasi Kementerian Pertanian

Nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian

Sumber: Renstra Direktorat Jendeal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (Revisi II)

Page 29: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

18 Ditjen Tanaman Pangan

Sasaran strategis merupakan kondisi yang inginkan dan dapat dicapai

oleh Ditjen Tanaman Pangan. Penyusunan dan penentuan sasaran

strategis ini menggunakan metode Balance Scorecard (BSC) dengan

pendekatan empat perspektif yaitu stakeholders, customer, internal

process dan learning and growth perspective.

Sasaran Strategis beserta Indikator Kinerja yang ingin dicapai dalam

periode 2018-2019 terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sasaran Strategis dan Target Indikator Kinerja Tahun 2018-

2019

Program/Sasaran Indikator Satuan Target

2018 2019

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

1 Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis tanaman pangan

Produksi Padi Juta ton 82,50 84

Produksi jagung Juta ton 30 33

Produksi kedelai Juta ton 2,2 2,8

2 Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian tanaman pangan

Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan

% 8 10

Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman pangan

% 5 5

3 Tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan

Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan

% 42,5 50

4 Terkendalinya penyebran OPT dan DPI pada tanaman pangan

Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan

% 5 5

5 Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Ditjen

Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal

Nilai 84 85

Page 30: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

19 Ditjen Tanaman Pangan

Program/Sasaran Indikator Satuan Target

2018 2019

Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 Tahun 2011)

Nilai 73 74

6 Meningkatnya kualitas layanan public Ditjen Tanaman Pangan.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP

Indeks 3,2 3,3

Sumber: Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (Revisi II)

Indikator sebagaimana tabel 2 merupakan indikator yang tertera di

Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018-2019 (revisi II), dengan

target sebanyak 10 indikator. Sebagai tindak lanjut, maka telah

ditetapkan permentan No. 43/2017, tentang IKU lingkup Kementerian

Pertanian dengan indikator-indikator yang menjadi dasar penyusunan

Perjanjian Kinerja.

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019

Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah. Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen yang

berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada

pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan

program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui

perjanjian kinerja terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur

Page 31: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

20 Ditjen Tanaman Pangan

tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumberdaya

yang tersedia.

Sesuai dengan kedua peraturan tersebut diatas (Perpres No. 29/2014

dan Permen PAN & RB No. 53/2014), pada Tahun 2018 Ditjen

Tanaman Pangan telah menetapkan Perjanjian Kinerja sebagai

komitmen dalam mewujudkan pencapaian sasaran strategis

pembangunan tanaman pangan Tahun 2018. Perjanjian Kinerja Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2018 adalah turunan dari IKU Tahun 2017-

2019 Ditjen Tanaman Pangan yang telah direvisi pada bulan November

2017, mengikuti direvisinya IKU Kementan 2015-2019 Nomor

68/Permentan/RC.020/12/2016. Sasaran Program, Indikator Kinerja

Sasaran Program (IKSP) dan target yang tertuang dalam IKU menjadi

dasar penetapan Perjanjian Kinerja. Jika seluruh IKU yang telah

diformalkan tersebut telah diperjanjikan dalam PK maka semakin

selaras IKU dengan PK tersebut. Keselarasan ini menjadi salah satu

kriteria bahwa Ditjen Tanaman Pangan telah menetapkan target kinerja

dengan baik dalam rangka peningkatan pengukuran akuntabilitas

kinerja.

Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Tanaman Pangan 2019 memiliki 6

sasaran program dan 10 indikator kinerja sasaran program, beserta

targetnya dengan mempertimbangkan kriteria: spesifik, dapat diukur

(measureable), dapat dicapai (attainable), berjangka waktu tertentu

(time bound), serta dapat dipantau dan dikumpulkan. IKU yang telah

diperjanjikan dalam PK Ditjen Tanaman Pangan merupakan turunan

dari IKU yang telah diperjanjikan dalam PK Menteri Pertanian.

Keselerasan ini menjadi prasyarat kualitas pengukuran yang baik.

Sasaran program dan indikator kinerja yang tertuang dalam PK Direktur

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2019 disajikan pada Tabel 3 dan PK

disajikan pada Lampiran 1.

Page 32: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

21 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019

Program/Sasaran Indikator Satuan Target

2019

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

1 Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis tanaman pangan

Produksi Padi Juta ton 84

Produksi jagung Juta ton 33

Produksi kedelai Juta ton 2,8

2 Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian tanaman pangan

Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan

% 10

Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman pangan

% 5

3 Tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan

Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan

% 50

4 Terkendalinya penyebran OPT dan DPI pada tanaman pangan

Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan

% 5

5 Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Ditjen Tanaman Pangan

Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai 85

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 Tahun 2011)

Nilai 74

6 Meningkatnya kualitas layanan public Ditjen Tanaman Pangan.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP

Indeks 3,3

Page 33: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

22 Ditjen Tanaman Pangan

2.3. Pengukuran Indikator Kinerja

1. Produksi Padi

Produksi padi nasional dihitung berdasarkan data produksi pangan

dari BPS, dengan mengalikan produktivitas padi dan luas panen

padi. Produksi padi adalah total produksi padi nasional (ton),

produktivitas padi adalah hasil produksi padi per satuan lahan

(ton/ha), luas panen adalah luasan tanaman yang dipungut

hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur (ha). Produksi padi

dihitung dalam bentuk gabah kering giling (GKG) yang berasal dari

padi irigasi dan rawa, serta padi ladang dan padi lahan kering.

2. Produksi Jagung

Produksi jagung nasional dihitung berdasarkan data produksi

pangan dari BPS, dengan mengalikan produktivitas jagung dan

luas panen jagung. Produksi jagung adalah total produksi jagung

nasional dalam bentuk pipilan kering (ton), produktivitas jagung

adalah hasil produksi jagung per satuan lahan (ton/ha), luas panen

adalah luasan tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman

tersebut cukup umur (ha).

3. Produksi Kedelai

Produksi kedelai nasional dihitung berdasarkan data produksi

pangan dari BPS, dengan mengalikan produktivitas kedelai dan

luas panen kedelai. Produksi kedelai adalah total produksi kedelai

nasional dalam bentuk biji kering (ton), produktivitas kedelai adalah

hasil produksi kedelai per satuan lahan (ton/ha), luas panen adalah

luasan tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut

cukup umur (ha).

Page 34: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

23 Ditjen Tanaman Pangan

4. Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian

Tanaman Pangan

Komoditas tanaman pangan yang dijadikan target pertumbuhan

volume ekspor adalah ubi jalar dan kacang tanah. Pertumbuhan

volume ekspor (%) dihitung berdasarkan total volume ekspor

komoditas tersebut tahun berjalan (kg) dibandingkan dengan total

volume ekspor tahun sebelumnya (kg).

5. Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman

pangan

Komoditas tanaman pangan yang dijadikan target penurunan

volume impor adalah komoditas impor (ubi kayu dan kacang hijau).

Penurunan volume impor (%) dihitung berdasarkan total volume

impor komoditas tersebut Tahun berjalan (kg) dibandingkan

dengan total volume impor Tahun sebelumnya (kg).

6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Pasca

Panen Tanaman Pangan Berdasarkan Kebutuhan

Alat dan atau mesin pertanian pasca panen tanaman pangan

adalah peralatan yang dioperasikan dengan motor penggerak

maupun tanpa motor penggerak untuk kegiatan pascapanen

tanaman pangan. Pascapanen meliputi proses pascapanen

berdasarkan Permentan nomor 44 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang

Baik (Good Handling Practices). Rasio ini dihitung dengan

membandingkan jumlah alsintan yang tersedia untuk pasca panen

dengan jumlah kebutuhan alsintan untuk pasca panen. Tersedia

yaitu Alsintan yang dimaksud sudah diadakan (dilakukan

pengadaan), diedarkan dan layak pakai. Diedarkan adalah

penyaluran alat dan atau mesin pertanian di dalam negeri untuk

keperluan paca panen. Layak pakai adalah kondisi atau keadaan

alat dan atau mesin pertanian yang sesuai standar dan spesifik

lokasi sehingga dapat memperoleh kinerja yang optimal.

Page 35: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

24 Ditjen Tanaman Pangan

7. Rasio Serangan OPT dan DPI Terhadap Luas Tanam Tanaman

Pangan

Luas serangan OPT dan DPI merupakan luas maksimum gagal

panen akibat serangan OPT dan DPI. Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak,

mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian pada

tumbuhan. Perubahan iklim adalah keadaan cuaca yang berubah-

ubah diluar pengendalian manusia yang berdampak buruk

langsung atau tidak langaung pada usaha pertanian, seperti banjir,

kekeringan, dan serangan OPT. Dampak Perubahan Iklim (DPI)

adalah gangguan atau kondisi kerugian dan keuntungan, baik

secara fisik maupun sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh

cekaman perubahan iklim. Rasio serangan dihitung dengan cara

membandingkan jumlah luas serangan OPT dan DPI Tahun

berjalan yang menyebabkan gagal panen dengan luas tanam

tanaman pangan Tahun berjalan. Komoditas yang dihitung

rasionya adalah seluruh komoditas tanaman pangan nasional,

termasuk komoditas ekspor dan komoditas substitusi impor pada

Tahun berjalan.

8. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Ditjen

Tanaman Pangan Berdasarkan Penilaian Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian

Nilai AKIP merupakan evaluasi atas implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) berdasarkan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman

Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Nilai SAKIP diperoleh dari kertas kerja reviu

pendampingan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian atas

evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2017 dari tanggal 26 April s.d 3 Mei 2018. Kertas kerja tsb

Page 36: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

25 Ditjen Tanaman Pangan

menilai 5 komponen Akuntabilitas Kinerja, yaitu perencanaan

kinerja (bobot 30%), pengukuran kinerja (bobot 25%), pelaporan

kinerja (bobot 15%), Evaluasi Internal (Bobot 10%), dan

Pencapaian sasaran/kinerja organisasi (bobot 20%).

9. Nilai Kinerja Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)

249 Tahun 2011

Terdapat perubahan peraturan terkait metode penghitungan nilai

kinerja yang semula berdasarkan PMK 249 tahun 2011, berganti

menjadi PMK 214 tahun 2017 tentang pengukuran dan evaluasi

kinerja anggaran atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran

Kementerian Negara/Lembaga. Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214

Tahun 2017 merupakan hasil perhitungan dengan mengikuti

formula Direktorat Jenderal Anggaran dengan memperhitungkan

komponen indikator antara lain 1) Capaian Keluaran Program, 2)

Penyerapan Anggaran, 3) Konsistensi Penyerapan Anggaran

terhadap Perencanaan, 4) Efisiensi, 5) Capaian Sasaran Program

dan 6) Rata-rata Nilai Pencapaian Kinerja Satker. Nilai Kinerja

dinyatakan dengan Angka Pencapaian Kinerja.

10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Atas Layanan Publik Ditjen

Tanaman Pangan

Nilai Kepuasan Masyarakat diperoleh dari hasil survey kepuasan

masyarakat dari seluruh unit kerja pelayanan publik Ditjen

Tanaman Pangan. Indeks Kepuasan Masyarakat dihitung dengan

cara menghitung rata-rata hasil survey kepuasan masyarakat pada

dua unit kerja pelaksana pelayanan publik, yaitu Balai Besar

PPMBTPH dan Balai Besar POPT.

Metode penilaian IKM sejak tahun 2018 mengalami perubahan

dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya. Pada periode

2014 – 2017 penilaian IKM menggunakan 14 unsur berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/ OT.140/8/2013

Page 37: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

26 Ditjen Tanaman Pangan

tentang Pedoman Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat di

Lingkungan Kementerian Pertanian. Perubahan unsur penilaian

pada Tahun 2018 menjadi 9 unsur berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 19/PPERMENTAN/ OT/080/4/2018 tentang

Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Unit Kerja Pelayanan

Publik Lingkup Kementerian Pertanian. Interval IKM berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/PPERMENTAN/

OT/080/4/2018 adalah:

1. Nilai persepsi 1 = interval 1,00 – 2,5996 (25 – 64,99), Mutu

Pelayanan D (Tidak Baik)

2. Nilai persepsi 2 = interval 2,60 – 3,064 (65,00 – 76,60), Mutu

Pelayanan C (Kurang baik)

3. Nilai persepsi 3 = interval 3,0644 – 3,532 (76,61 – 88,30), Mutu

Pelayanan B (Baik)

4. Nilai persepsi 4 = interval 3,532 – 4,00 (88,31 – 100), Mutu

Pelayanan A (Sangat baik)

Page 38: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

27 Ditjen Tanaman Pangan

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Indikator Kinerja

Capaian indikator kinerja sasaran program Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2019, dapat dilihat pada Tabel 4. Target indikator kinerja

diklasifikasikan menjadi maximize dan minimize. Pada target maximize,

capaian semakin tinggi jika realisasi semakin tinggi, sedangkan pada

target minimize, capaian semakin tinggi jika realisasi semakin rendah.

Indikator kinerja yang termasuk target maximize antara lain produksi

padi, produksi jagung, produksi kedelai, pertumbuhan volume ekspor

untuk produk pertanian tanaman pangan, penurunan volume impor

untuk produk pertanian tanaman pangan, Rasio ketersediaan Alat

Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen tanaman pangan berdasarkan

kebutuhan, Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat

Jenderal Kementerian Pertanian, Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK

249 Tahun 2011), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas

layanan publik Ditjen TP. Indikator kinerja yang termasuk target

minimum adalah rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam.

Berdasarkan Standar Pengelolaan Kinerja Organisasi Lingkup

Kementerian Pertanian yang tertuang pada Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 45/PERMENTAN/OT.210/11/2018, Capaian kinerja

dengan indikator target maksimum dihitung dengan formula sebagai

berikut :

dan capaian indikator kinerja minimum dihitung dengan formula

sebagai berikut

Page 39: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

28 Ditjen Tanaman Pangan

Tingkat capaian kinerja dikelompokkan berdasarkan metode scoring

dengan kategori sebagai berikut : sangat berhasil dengan capaian

>100%, berhasil dengan capaian 80-100%, cukup berhasil dengan

capaian 60-79%, kurang berhasil dengan capaian <60%. Capaian

Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen Tanaman Pangan pada Tabel

4.

Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen Tanaman

Pangan Tahun 2019

Keterangan: Indikator nomor 5 (capaian 110,38%) dan indikator 7

(capaian 96,15%) menggunakan kategori minimize

1. Produksi Padi (Juta Ton) 84,00 54,60 65,00 Cukup Berhasil

2. Produksi Jagung (Juta Ton) 33,00 22,59 68,45 Cukup Berhasil

3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 2,80 0,42 15,00 Kurang Berhasil

4. Pertumbuhan volume ekspor untuk

produk pertanian tanaman pangan

(%)

10,00 9,65 96,50 Berhasil

5. Penurunan volume impor untuk

produk pertanian tanaman pangan

(%) *

5,00 4,53 110,38 Sangat Berhasil

C. Tersedianya infrastruktur

pertanian pascapanen

tanaman pangan yang sesuai

dengan kebutuhan

6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin

Pertanian (Alsitan) pascapanen

tanaman pangan berdasarkan

kebutuhan (%)

50,00 55,79 111,58 Sangat Berhasil

D. Terkendalinya penyebaran

OPT dan DPI pada tanaman

pangan

7. Rasio serangan OPT dan DPI

terhadap luas tanam tanaman

pangan (%) *

5,00 5,20 96,15 Berhasil

8. Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan

penilaian Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian (Nilai)

85,00 90,80 106,82 Sangat Berhasil

9. Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK

249 tahun 2011 (Nilai)

74,00 80,39 108,64 Sangat Berhasil

F. Meningkatnya kualitas layanan

publik Ditjen Tanaman Pangan

10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

atas layanan publik Ditjen TP

(Indeks)

3,30 3,52 106,67 Sangat Berhasil

KeteranganCapaian

(%)RealisasiNo Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Terpenuhinya kebutuhan

pangan strategis tanaman

pangan

A.

B. Meningkatnya nilai tambah dan

daya saing komoditas

pertanian tanaman pangan

E. Terwujudnya akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah di

lingkungan Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

Page 40: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

29 Ditjen Tanaman Pangan

1. Produksi Padi

Berdasarkan angka harmonisasi data padi dan palawija yang

ditetapkan tanggal 4 Februari 2020 BPS dengan Kementerian

Pertanian, Produksi padi Tahun 2019 mencapai 54,60 juta ton, atau

mencapai 65,00% dari target indikator kinerja ataupun target

RPJMN 2015-2019 sebesar 84,00 juta ton, dan mengalami

penurunan 7,76% dari produksi Tahun 2018 (59,20 juta ton GKG).

Target dan realisasi produksi padi Tahun 2019 dibandingkan Tahun

2018 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 Terhadap

Tahun 2018

TahunTarget (juta

ton)

Realisasi

(juta ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2018 82,50 59,20 71,76 (25,38) Angka

Sementara

2019 84,00 54,60 65,00 (7,76) Angka Sangat

Sementara

Perkembangan produksi padi Tahun 2014-2019 menunjukkan

bahwa terdapat penurunan produksi khususnya di tahun 2018 dan

2019. Hal ini dikarenakan metode penghitungan pencapaian

produksi di Tahun 2019 menggunakan data KSA dari BPS, dengan

merasionalisasi angka sasaran produksi padi berdasarkan pada

luas baku lahan (Kementerian ATR-BPN) seluas 7,46 juta hektar.

Target dan realisasi capaian produksi padi Tahun 2019

dibandingkan beberapa Tahun sebelumnya (2014-2019) dapat

dilihat pada Tabel 6.

Page 41: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

30 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 6. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2014-2019

TahunTarget

(juta ton)

Realisasi

(juta ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2014 72,34 70,85 97,94 -0,61 ATAP

2015 73,45 75,40 102,65 6,42 ATAP

2016 76,23 79,35 104,10 5,25 ATAP

2017 78,13 81,15 103,86 2,26 ATAP

2018 82,50 59,20 71,76 -27,05Angka

Sementara

2019 84,00 54,60 65,00 -7,76Angka Sangat

Sementara-1,87Rata -Rata

Target produksi yang tertuang di Renstra dan IKU sama sebesar

84 juta ton dan terealisasi 54,60 juta ton. Target dan realisasi

capaian produksi padi Tahun 2019 dibandingkan target produksi

padi jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2019 terhadap

Renstra (Jangka Menengah)

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 84,00 84,00 54,60 65,00 65,00

Capaian (juta ton)Target (juta ton)Tahun

Realisasi

(juta ton)

Berdasarkan Survey Konversi Gabah ke Beras (SKGB) Tahun

2019, konversi rendemen penggilingan dari Gabah Kering Giling

(GKG) ke Beras adalah 57,35%, sehingga produksi beras Tahun

2019 berdasarkan konversi tersebut adalah 31,31 juta ton. Dengan

rata-rata konsumsi nasional per kapita tahun 2017 adalah 111,58

kg/kapita/tahuan, dan proyeksi penduduk tahun 2019 sebesar

267.569.200 juta jiwa, sehingga kebutuhan konsumsi beras adalah

29,78 juta ton, maka masih terdapat surplus (produksi dikurangi

konsumsi) sebesar 1,53 juta ton. Meskipun terjadi perubahan

metode perhitungan produksi yang menyebabkan penurunan

angka produksi dari tahun-tahun sebelumnya, perhitungan produksi

beras masih bisa mencukupi konsumsi penduduk nasional, dan

Page 42: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

31 Ditjen Tanaman Pangan

justru masih surplus sehingga Indonesia dapat melakukan ekspor

beras ke beberapa negara. Jumlah ekspor beras tahun 2019

adalah 178 ton.

Rasionalisasi luas lahan baku sawah yang mengacu pada

perhitungan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA)

menyebabkan penurunan area sawah dari 8,16 juta ha yang

ditetapkan tahun 2017, menurun menjadi 7,46 juta ha yang disebut

dalam SK Menteri Agraria dan tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17

Desember 2019. Penurunan ini juga berdampak pada penurunan

luas panen dari tahun 2017 sebesar 15,71 juta ha menjadi 11,38

juta ha di tahun 2018. Pergeseran musim tanam di tahun 2019 juga

menyebabkan turunnya luas tanam dan luas panen di tahun 2019.

Luas panen tahun 2019 menurun 0,7 juta ha dari luas panen tahun

2018.

Produktivitas tahun 2019 juga mengalami penurunan dari tahun

2018 sebesar 0,89 ku/ha yang disebabkan oleh musim kemarau

yang lebih panjang di tahun 2019 sehingga ketersediaan air

berkurang, yang berdampak pada terjadinya kekeringan di area

persawahan sehingga produktivitas menurun.

Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan produksi Tahun 2014-

2019 pada Tabel 8, dan rincian per provinsi pada lampiran 3, 4,

dan 5.

Tabel 8. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi

Padi Tahun 2014-2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2018 2018-2019

1 Produktvitas (Ku/Ha) 51,35 53,41 52,36 51,65 52,03 51,14 0,19 (1,71)

2 Luas Panen (juta Ha) 13,80 14,12 15,16 15,71 11,38 10,68 (6,76) (6,15)

3 Produksi (juta Ton) 70,85 75,40 79,35 81,15 59,20 54,60 (6,62) (7,76)

No. Uraian% PertumbuhanRealisasi Tahun

Page 43: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

32 Ditjen Tanaman Pangan

Gambar perkembangan produktivitas, luas panen, dan produksi

pada Gambar 3.

Gambar 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Padi Tahun 2014-2019

Page 44: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

33 Ditjen Tanaman Pangan

Produksi padi tidak mencapai target, karena:

1. Rasionalisasi luas lahan baku sawah yang mengacu pada

perhitungan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA)

menyebabkan penurunan area sawah dari 8,16 juta ha yang

ditetapkan tahun 2017, menurun menjadi 7,105 juta ha yang

disebut dalam Ketetapan Menteri ATR Nomor 339/2018 tanggal

8 Oktober 2018. Sedangkan luas lahan baku sawah tersebut

menjadi dasar perhitungan luas panen, sehingga secara

langsung akan menurunkan produksi.

2. Musim kemarau tahun 2019 lebih panjang dari tahun-tahun

sebelumnya yang menyebabkan mundurnya musim tanam dan

penurunan luas tanam. Luas tanam padi Tahun 2014-2019 pada

Lampiran 2.

3. Serangan kekeringan di tahun 2019 (353.171 ha) lebih tinggi

203,61% dibanding kekeringan tahun 2018 (173.458 ha) dan

berdampak pada penurunan produktivitas.

4. Ketersediaan benih padi bersertifikat sebesar 220.738 ton dari

kebutuhan sebesar 276.515 ton (79,83%) dan sertifikasi benih

tercapai 84.455 ha (71,27%) dari target 118.500 ton.

Page 45: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

34 Ditjen Tanaman Pangan

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain :

1. Pada tahun 2019, Ditjen Tanaman Pangan bekerjasama lintas

unit kerja Eselon I melakukan upaya verifikasi pendataan

khususnya di wilayah yang mengalami pengurangan luas baku

lahan cukup besar. Hasilnya pada tangka 04 Februari 2020,

Kepala BPN mengumumkan luas baku sawah tahun 2019

adalah 7.463.948 ha.

2. Menghimbau kepala daerah untuk mengoptimalkan penggunaan

pompa air dan embung.

3. Peningkatan produksi Tahun 2020 dilakukan dengan

pendekatan program pengembangan Kawasan padi berbasis

korporasi petani, yang diklasifikasi ke dalam Kawasan utama,

Kawasan andalan, dan Kawasan pengembangan.

4. Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul,

pemupukan berimbang, diseminasi dan penerapan paket

teknologi tepat guna spesifik lokasi, mekanisasi alat mesin

pertanian, peningkatan mutu sarana prasarana.

5. Pengembangan padi dilahan rawa untuk meningkatkan IP dan

produktivitas, pengembangan padi Tadah Hujan dan Lahan

Kering/ padi gogo, penambahan luas tambah tanam dilahan-

lahan potensi lainya.

Produksi padi sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang

oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan di Direktorat Seralia

dan Direktorat Perbenihan, yaitu:

A. Produksi Padi

Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi

tanaman serealia. Produksi padi Tahun 2019 mengalami

penurunan, yang dipengaruhi oleh penurunan luas panen 0,7

juta ha dan penurunan produktivitas 0,89 ku/ha.

Penurunan luas panen padi Tahun 2019 dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

Page 46: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

35 Ditjen Tanaman Pangan

1. Penurunan luas tanam padi, yang terjadi karena musim

kemarau yang lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya

sehingga menyebabkan mundurnya musim tanam, yang

biasanya dimulai pada bulan September/Oktober, baru bisa

ditanam bulan Desember karena rendahnya curah hujan.

Data curah hujan terdapat pada Lampiran 44.

2. Rasionalisasi luas lahan baku sawah yang mengacu pada

perhitungan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area

(KSA) menyebabkan penurunan area sawah dari 8,16 juta

ha yang ditetapkan tahun 2017, menurun menjadi 7,46 juta

ha yang disebut dalam SK Menteri Agraria dan tata

Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 686/SK-

PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019.

3. Realisasi kegiatan banper tumpangsari padi-kedelai yang

rendah, yang terkendala sinkronisasi pengadaan benih

kedelai. Kurang tersedianya benih kedelai bersertifikat pada

saat musim tanam kedelai, yang harus ditanam sebelum

padi, juga menyebabkan tidak terealisasinya penanaman

padi.

4. Penurunan luas panen juga dipengaruhi oleh musim kering

Tahun 2019 lebih panjang dibanding tahun sebelumnya,

yang meyebbakan turunnya luas tanam dan naiknya luas

dampak kekeringan Tahun 2019 seluas 602.689 ha.

Selain luas panen, penurunan produksi juga dipengaruhi oleh

penurunan produktivitas. Penurunan produktivitas padi di

Tahun 2019 dipengaruhi oleh:

1. Musim kemarau yang lebih panjang di tahun 2019 sehingga

ketersediaan air berkurang, yang berdampak pada terjadinya

kekeringan di area persawahan sehingga produktivitas

menurun.

Page 47: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

36 Ditjen Tanaman Pangan

2. Penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di masyarakat

tani masih belum massif, dan penggunaan input pupuk yang

belum berimbang dan belum memperhatikan kondisi

kesuburan tanah.

Kegiatan utama yang mendukung produksi padi Tahun 2019

melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Budidaya Padi

Kegiatan budidaya padi Tahun 2019 mencakup 8 kegiatan,

yang terdiri atas Kegiatan budidaya tumpangsari padi jagung,

tumpagsari padi kedelai, padi rawa serasi, padi rawa non

serasi, padi inbrida, padi bebas residu, padi Merauke, dan

kawasan padi berbasis korporasi petani.

Target kegiatan utama padi adalah 1.380.390 ha dengan pagu

Rp 1.314.361.550.000. Realisasi fisik kegiatan utama padi

sampai Desember mencapai 1.046.915 ha (75,84%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp

678.522.026.993, atau (51,62%). Realisasi tanam kegiatan

budidaya padi 828.270 ha.

2. Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

Peningkatan produktivitas padi dipengaruhi oleh pemupukan

seperti penggunaan pupuk organik. Oleh karena itu, Tahun

2019 dilaksanakan kegiatan UPPO sebanyak 500 unit. Adapun

kegiatan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) telah realisasi

495 unit (99%) dari sasaran 500 unit dengan realisasi

keuangan mencapai Rp90.383.925.000 (97,43%) terhadap

pagu Rp100.000.000.000.

B. Rasio Benih Padi

Rasio benih padi yang tersedia sebelum masa tanam selesai

terhadap total benih yang dibutuhkan adalah indikator kegiatan

Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman.

Page 48: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

37 Ditjen Tanaman Pangan

Benih padi yang tersedia sebelum masa tanam selesai adalah

220.738 ton sedangkan total benih padi yang dibutuhkan untuk

memenuhi realisasi tanam seluas 11.060.583 ha adalah

276.515 ton sehingga rasio benih yang tersedia sebelum masa

tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan adalah

79,83%. Kekurangan kebutuhan padi sebanyak 55.777 ton

(ekuivalen 2.231.808 ha) dipenuhi dari benih yang

dikembangkan sendiri oleh petani. Rincian ketersediaan benih

padi per provinsi pada Lampiran 30.

Penyediaan benih padi sangat berpengaruh terhadap

peningkatan produksi padi. Penyediaan benih padi di lapangan

didukung oleh beberapa kegiatan perbenihan yang semakin

mantap, antara lain:

1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi adalah

231 ha dengan pagu Rp5.177.170.000. Realisasi fisik

mencapai 174,5 ha (75,54%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp4.627.693.657 (89,39%) terhadap

pagu.

Penyebab rendahnya realisasi perbanyakan benih sumber

padi disebabkan adanya pergeseran musim, dimana musim

kemarau lebih panjang dibanding tahun sebelumnya yang

menyebabkan hasil produksinya kurang maksimal karena

keterbatasan air.

2. Bantuan Benih (Padi Lahan Kering)

Target bantuan benih padi lahan kering adalah 216.463 ha

dengan pagu Rp53.758.012.685, Realisasi fisik mencapai

199.207 ha (92,03%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp48.550.215.710, (90,31%) terhadap

pagu.

Page 49: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

38 Ditjen Tanaman Pangan

Bantuan benih padi tersebut telah ditanam seluas 199.207

ha.

3. Bantuan Benih (Padi Inbrida)

Target bantuan benih padi inbrida adalah 626.220 ha

dengan pagu Rp 150.974.666.095, Realisasi fisik mencapai

606.481 ha (96,85%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp 139.776.790.395, (92,58%)

terhadap pagu. Bantuan benih padi tersebut telah ditanam

seluas 606.481 ha.

4. Bantuan Benih (Padi Hibrida)

Target bantuan benih padi hibrida adalah 36.153 ha dengan

pagu Rp 32.039.058.000, Realisasi fisik mencapai 36.153 ha

(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp31.305.641.450, (97,71%) terhadap pagu. Bantuan benih

padi tersebut telah ditanam seluas 36.153 ha.

5. Pengembangan Petani Produsen Benih Padi (P3BP)

Kegiatan P3BP merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan penyediaan benih padi bersertifikat yang

dalam pelaksanaanya melibatkan petani penangkar.

Target bantuan P3BP adalah 2.600 ha dengan pagu

Rp4.472.000.000, Realisasi fisik mencapai 2.350 ha

(90,38%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp4.286.675.000, (95,86%) terhadap pagu.

Kegiatan P3BP telah ditanam seluas 2.350 ha.

6. Sertifikasi, Pengawasan Peredaran Benih

Target bantuan Sertifikasi pengawasan peredaran benih

adalah 118.500 ha dengan pagu Rp39.428.000.000,

Realisasi fisik mencapai 84.455 ha (71,27%) terhadap

Page 50: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

39 Ditjen Tanaman Pangan

sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp38.421.572.083, (97,45%) terhadap pagu.

Penyebab rendahnya realisasi sertifikasi pengawasan benih

disebabkan adanya pergeseran musim, dimana musim

kemarau lebih panjang dibanding tahun sebelumnya yang

menyebabkan pengajuan sertifikasi benih juga berkurang.

2. Produksi Jagung

Berdasarkan Harmonisasi Data Padi dan Palawija tanggal 4

Februari 2020 BPS dengan Kementerian Pertanian, produksi

jagung Tahun 2019 mencapai 22,59 juta ton, atau mencapai

68,45% dari target indikator kinerja 33,00 juta ton dan meningkat

4,30% dari produksi Tahun 2018 sebesar 21,66 juta ton. Target

dan realisasi Tahun 2019 dibanding Tahun 2018 dapat dilihat

pada Tabel 9.

Tabel 9. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019

Terhadap Tahun 2018

TahunTarget

(Juta Ton)

Realisasi

(Juta Ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2018 30,00 21,65 72,17 (25,14) Angka

Sementara

2019 33,00 22,59 68,45 4,34 Angka Sangat

Sementara

Perkembangan produksi jagung Tahun 2014-2019 menunjukkan

ada pertumbuhan setiap tahunnya, kecuali tahun 2018 yang

terdapat koreksi angka dari BPS. Pertumbuhan tertinggi pada

Tahun 2017 (22,67%) dan 2016 (20,22). Rata-rata pertumbuhan

produksi jagung Tahun 2014-2019 sebesar 4,76%. Target dan

realisasi capaian produksi jagung Tahun 2014-2019 dilihat pada

Tabel 10.

Page 51: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

40 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 10. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2014-

2019

TahunTarget

(Juta Ton)

Realisasi

(Juta Ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2014 19,00 19,01 100,04 2,68 ATAP

2015 20,31 19,61 96,57 3,18 ATAP

2016 24,00 23,58 98,24 20,22 ATAP

2017 26,00 28,92 111,25 22,67 ATAP

2018 30,00 21,66 72,18 (25,13)

Angka

Sementara

2019 33,00 22,59 68,44 4,30

Angka Sangat

Sementara

4,76 Rata -Rata

Sumber data:

Target 2013 - 2014 Renstra 2010-2014

Target 2015 - 2016 Renstra Revisi I

Target 2017 - 2018 Renstra Revisi 2

Realisasi 2014 sd 2019 BPS

Target produksi jagung yang tertuang di Renstra dan IKU sama

sebesar 33,00 juta ton dan terealisasi 22,59 juta ton. Target dan

realisasi capaian Tahun 2019 dibandingkan target produksi

jagung jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2019

Terhadap Renstra (Jangka Menengah)

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 33,00 33,00 22,59 68,44 68,44

Capaian (juta ton)Target (juta ton)Tahun

Realisasi

(juta ton)

Produksi jagung Tahun 2019 terdapat pertumbuhan 4,34%.

Pertumbuhan produksi jagung 5 Tahun terakhir juga mengalami

tren kenaikan. Hal ini didukung oleh peningkatan luas panen dan

provitas. Pertumbuhan provitas tahun 2018 ke 2019 lebih tinggi

dari pada rata-rata pertumbuhan provitas 2014 s/d 2019. Rata-

Page 52: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

41 Ditjen Tanaman Pangan

rata pertumbuhan provitas Tahun 2014-2018 yaitu 1,85%.

Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan produksi Tahun 2014

- 2019 pada Tabel 12 dan rincian per provinsi pada lampiran 7, 8,

dan 9.

Tabel 12. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Jagung Tahun 2014-2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2018 2018-2019

1 Produktvitas (Ku/Ha) 49,54 51,78 53,05 52,27 53,26 55,23 1,85 3,70

2 Luas Panen (juta Ha) 3,84 3,79 4,44 5,53 4,07 4,09 3,53 0,49

3 Produksi (juta Ton) 19,01 19,61 23,58 28,92 21,65 22,59 5,23 4,34

No. Uraian% PertumbuhanRealisasi Tahun*)

Dibanding Tahun 2014, terdapat kenaikan luas panen 0,25 juta ha

dan provitas 5,69 ku/ha di Tahun 2019. Dibanding Tahun 2018,

terdapat kenaikan luas panen 24 ribu ha dan provitas 1,97 ku/ha.

Hal ini yang mendukung peningkatan produksi jagung Tahun 2019

sebesar 3,58 juta ton dari Tahun 2014, dan 931 ribu dari Tahun

2018. Gambar perkembangan produktivitas, luas panen, dan

produksi pada Gambar 4.

Gambar 4. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi

Jagung Tahun 2014-2019

Page 53: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

42 Ditjen Tanaman Pangan

Produksi jagung tidak mencapai target, disebabkan oleh

permasalahan non teknis dan teknis, antara lain:

1. Permasalahan non teknis, terkait transisi perubahan metode

pendataan yang sebelumnya masih dilakukan secara manual

dengan laporan data SP menjadi pendataan dengan

menggunakan metode KSA, sehingga terdapat penyesuaian

perbaikan data produksi jagung.

Page 54: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

43 Ditjen Tanaman Pangan

2. Jagung yang ditanam di lahan kering juga membutuhkan air di

musim hujan, terjadinya kemarau panjang 2019 menyebabkan

petani gagal tanam jagung sehingga luas tanam jagung 2019

lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Luas tanam jagung

per provinsi pada Lampiran 6.

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain :

1. Ditjen Tanaman Pangan mendukung Perbaikan data jagung

menuju satu data yang terintegrasi dan diupayakan oleh lintas

K/L.

2. Peningkatan produksi jagung dengan pola pendekatan

pengembangan kawasan korporasi. Pengembangan jagung

diprioritaskan pada Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) di

lahan kering, tadah hujan, lahan kritis, areal berlereng

maupun di areal tanaman tahunan kebun/hutan, dengan pola

tumpang sari dengan menerapkan prinsip konservasi lahan

dan menjaga kelestarian lingkungan

Produksi jagung sebagai indikator kinerja sasaran program

ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan, yaitu :

A. Produksi Jagung

Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi

tanaman serealia. Peningkatan produksi jagung dari tahun

2018 ke tahun 2019 dipengaruhi oleh peningkatan luas panen

0,02 juta ha dan peningkatan produktivitas 1,97 ku/ha.

Peningkatan luas panen jagung Tahun 2019 dipengaruhi oleh

Carry over kegiatan budidaya jagung tahun 2018, yang dipanen

di tahun 2019.

Selain dipengaruhi luas panen, peningkatan produksi jagung

Tahun 2019 juga dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas.

Beberapa hal yang mempengaruhi produktivitas sebagai

berikut:

Page 55: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

44 Ditjen Tanaman Pangan

1. Penggunaan benih unggul. Petani sudah banyak

menggunakan benih unggul dan pupuk yang berimbang,

serta menerapkan budidaya jagung yang baik sehingga

produktivitasnya meningkat

2. Dukungan infrastruktur pengairan. Adanya perbaikan

sarana insitu yang semakin membaik sehingga mampu

berfungsi secara optimal.

Kegiatan yang mendukung peningkatan produksi jagung Tahun

2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan Budidaya Jagung

Kegiatan budidaya jagung Tahun 2019 mencakup 3

kegiatan, yang terdiri atas kegiatan budidaya tumpang sari

jagung dengan padi, tumpang sari jagung kedelai, dan

pengembangan budidaya jagung hibrida.

Target kegiatan budidaya jagung adalah 814.975 ha dengan

pagu Rp586.670.200.000. Realisasi fisik (SP2D) sampai

keadaan Desember mencapai 601.129 ha (69,91%)

terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp410.168.246.378 (73,76%) terhadap pagu. Realisasi

tanam jagung 601.130 ha.

B. Rasio Benih Jagung

Rasio benih jagung yang tersedia sebelum masa tanam selesai

terhadap total benih yang dibutuhkan adalah indikator kegiatan

Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

Benih jagung yang tersedia sebelum masa tanam selesai

adalah 102.940 ton, sedangkan total benih jagung yang

dibutuhkan 87.694 ton, sehingga rasionya adalah 117,39% dari

target 80,50 %. Keberhasilan capaian ini mendorong

peningkatan produksi jagung dengan penggunaan benih

Page 56: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

45 Ditjen Tanaman Pangan

unggul bersertifikat dalam berbudiaya jagung. Rincian

ketersediaan benih per provinsi pada Lampiran 31.

Ketersediaan benih jagung didukung oleh adanya carry over

benih dari tahun sebelumnya yang cukup banyak, penangkaran

benih jagung sepanjang tahun sehingga pengadaan benih

jagung cenderung stabil dan tersedia di pasar bebas. Selain itu

juga di dukung oleh kegiatan atau program dari Direktorat

Perbenihan. Penyediaan benih jagung sangat berpengaruh

terhadap peningkatan produksi jagung. Penyediaan benih

jagung yang didukung oleh kegiatan perbenihan, antara lain:

1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber jagung adalah

2 ha dengan pagu Rp36.000.000. Realisasi fisik mencapai 2

ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp36.000.000 (100%) terhadap pagu. Realisasi

tanam dari bantuan benih jagung adalah 2 ha dan sudah

panen 2 ha.

2. Bantuan Benih Jagung

Bantuan Benih jagung terdiri dari bantuan benih untuk

varietas umum 2 dan varietas umum 3. Alokasi dari bantuan

benih jagung adalah 1.704.000 ha dengan pagu

Rp1.004.010.925.065. Realisasi fisik mencapai 1.572.244 ha

(92,27%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp950.031.518.201 (94,63%) terhadap pagu.

Realisasi tanam dari bantuan benih jagung adalah 931.893

ha.

3. Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung Berbasis

Korporasi Petani

Target bantuan Pilot Project Perbenihan Berbasis Korporasi

Petani adalah 1.075 ha dengan pagu Rp5.788.875.000,

Page 57: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

46 Ditjen Tanaman Pangan

Realisasi fisik mencapai 1.073 ha (99,17%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp5.740.705.000,

(99,17%) terhadap pagu. Bantuan benih tersebut telah

ditanam seluas 1.073 ha.

3. Produksi Kedelai

Berdasarkan Harmonisasi Data Padi dan Palawija tanggal 4

Februari 2020 antara BPS dengan Kementerian Pertanian,

Produksi kedelai Tahun 2019 mencapai 0,42 juta ton, atau

mencapai 15,15% dari target indikator kinerja 2,80 juta ton. Target

dan realisasi produksi kedelai Tahun 2019 dibandingkan Tahun

2018 dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Target dan Realisasi Produksi Kedelai Tahun 2019

Terhadap Tahun 2018

TahunTarget

(Juta ton)

Realisasi

(Juta ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2018 2,20 0,65 29,55 20,37Angka

Sementara

2019 2,80 0,42 15,15 -34,74Angka Sangat

Sementara

Perkembangan produksi kedelai Tahun 2014-2019 menunjukkan

bahwa terdapat kenaikan dan penurunan. Pertumbuhan terjadi

pada Tahun 2014 (22,44%), 2015 (0,86%), dan 2018 (20,65%).

Sedangkan di tahun 2019, terjadi penurunan produksi sebesar

34,74%. Target dan realisasi capaian produksi kedelai Tahun

2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 58: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

47 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 14. Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun

2014-2019

TahunTarget

(Juta Ton)

Realisasi

(Juta Ton)Capaian (%) Pertumbuhan (%) Keterangan

2014 1,00 0,95 95,50 22,44 ATAP

2015 1,20 0,96 80,27 0,86 ATAP

2016 1,10 0,86 78,15 (10,75) ATAP

2017 1,20 0,54 44,89 (37,33) ATAP

2018 2,20 0,65 29,55 20,65 Angka

Sementara

2019 2,80 0,42 15,15 (34,74) Angka Sangat

Sementara

(6,48) Rata -Rata

Sumber data:

Target 2013 s.d 2014 Renstra 2010 2014

Target 2015 s.d 2016 Renstra Revisi I

Target 2017 s.d 2018 Renstra Revisi 2

Target produksi kedelai yang tertuang di Renstra dan IKU sama

sebesar 2,8 juta ton dan terealisasi 0,42 juta ton. Target dan

realisasi capaian produksi kedelai Tahun 2019 dibandingkan

target jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai Tahun

2019 dibandingkan Target Jangka Menengah (Renstra)

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 2,80 2,80 0,42 15,15 15,15

Capaian (%)Target (juta ton)Tahun

Realisasi

(juta ton)

Penurunan produksi kedelai disebabkan oleh penurunan luas

panen yang disebabkan oleh menurunnya luas tanam karena

disamping masih rendahnya minat petani, juga kurang tersedia

benih kedelai pada saat musim tanam tiba. Luas tanam kedelai

per provinsi pada Lampiran 10. Untuk provitas terjadi peningkatan

sebesar 12,90%. Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan

Page 59: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

48 Ditjen Tanaman Pangan

produksi kedelai Tahun 2014-2019 pada Tabel 16, dan rincian per

provinsi pada lampiran 11, 12, dan 13.

Tabel 16. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Kedelai Tahun 2014-2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014-2018 2017-2018

Produktvitas (Ku/Ha) 15,51 15,68 14,90 15,14 13,17 14,87 (3,28) 12,91

Luas Panen (juta Ha) 0,62 0,61 0,58 0,36 0,49 0,29 9,23 (42,20)

Produksi (juta Ton) 0,95 0,96 0,86 0,54 0,65 0,42 4,69 (35,37)

Uraian% PertumbuhanRealisasi Tahun

Gambar perkembangan produktivitas, luas panen, dan produksi

pada Gambar 5.

Gambar 5. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Kedelai Tahun 2014-2019

Page 60: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

49 Ditjen Tanaman Pangan

Produksi kedelai tidak mencapai target, disebabkan oleh:

1. Rendahnya produktivitas, Banpem yang dibiayai APBN semula

hanya menyediakan bantuan benih saja yang kemudian direvisi

pada bulan Oktober 2019 dilengkapi dengan pupuk organik cair

2. Daya simpan benih kedelai pendek, sehingga saat benih

tersedia sementara belum masuk masa tanam menyebabkan

benih tidak termanfaatkan yang berakibat pada menurunnya

daya tumbuh

Page 61: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

50 Ditjen Tanaman Pangan

3. Petani kedelai tidak mau mengambil resiko melakukan usaha

tani kedelai

4. Minat petani yang kurang untuk menanam kedelai karena

harga jual produk yang tidak bisa berkompetisi dengan kedelai

impor

5. Khusus untuk program pelaksanaan banpem yang dibiayai

APBN, terkendala oleh ketersediaan benih kedelai bersertifikat

yang tersedia tidak tepat jadwal tanam.

6. Untuk pencapaian target produksi nasional sebesar 2,8 juta

ton, pada mulanya dialokasikan program/kegiatan peningkatan

produksi kedelai seluas 1.000.000 ha. Namun demikian,

terdapat perubahan kebijakan yang tertuang dalam revisi DIPA

ke-9 tanggal 8 Oktober 2019 berupa refocusing program yang

semula 1.000.000 ha menjadi 600.000 ha. Pengurangan

program/kegiatan dimaksud, sangat berpengaruh terhadap

pencapaian produksi nasional, mengingat pengembangan

komoditi kedelai ini masih bertumpu pada program pemerintah.

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain :

1. Terkait minat petani yang kurang dalam budidaya/produksi

kedelai, diupayakan kenaikannya dengan cara promosi kedelai

lokal dan insentif harga jual.

Promosi kedelai lokal (non GMO) dilaksanakan oleh Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen

Tanaman Pangan berkolaborasi dengan

Kementerian/Lembaga (K/L), BUMN, Rumah Sakit, Restoran

dan Catering. Filosofi promosi kedelai lokal adalah Kedelai

Lokal merupakan produk non GMO yang apabila dikonsumsi

dalam jangka panjang lebih menjamin kesehatan konsumen,

dibanding apabila mengkonsumsi produk olahan kedelai dari

biji kedelai Impor.

Page 62: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

51 Ditjen Tanaman Pangan

2. Pengembangan kedelai difokuskan pada daerah sentra

kedelai.

Untuk mendorong petani/produsen setempat bertanam kedelai,

program peningkatan produksi kedelai diutamakan pada

wilayah yang terdapat produsen/penangkar benih kedelai

sehingga petani tidak kesulitan mendapatkan kedelai,

mengingat umur benih kedelai yang pendek (3 bulan).

Pertanaman kedelai pada daerah ini, dikawal oleh PBT untuk

diusulkan sertifikasinya ke BPSB setempa, sehingga hasil

panennya dapat dijadikan benih untuk pertanaman berikutnya.

Demikian dan seterusnya, sehingga perluasan pertanaman

kedelai tidak terkendala oleh keterbatasan jumlah benih.

3. Pengembangan Kawasan Kedelai berbasis Korporasi

Untuk menjamin pengelolaan budidaya kedelai dari hulu

sampai hilir. Menjamin ketersediaan benih di awal masa tanam,

pengelolaan budidaya yang menjamin peningkatan

produkstivitas, pengelolaan pasca panen yang meminimalisir

kehilangan hasil (losses) dan menjamin pemasaran hasil panen

ke industri yang membutuhkan baik untuk benih maupun

industri tahu/tempe/olahan lainnya

4. Sinkronisasi data areal pengawalan sertifikasi, jadwal panen

benih kedelai, jumlah benih yang disertifikasi dan tanggal

kedaluwarsa. Selanjutnya data tersebut dapat diakses.

5. Dinas Pertanian Provinsi/kabupaten berkoordinasi dengan

BPSB untuk memetakan proses produksi benih dan

menyandingkan dengan jadwal tanam kedelai di daerah binaan

masing-masing.

6. Sinkronisasi program P3BK yang dikawal oleh Direktorat

Perbenihan dengan program Peningkatan Produksi Kedelai

yang dikawal oleh Direktorat Aneka kacang dan Umbi.

7. Menyeleraskan pengadaan benih dengan jadwal tanam.

Page 63: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

52 Ditjen Tanaman Pangan

Produksi kedelai sebagai indikator kinerja sasaran program

ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan, yaitu:

A. Produksi Kedelai

Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi

tanaman aneka kacang dan umbi. Produksi kedelai Tahun

2019 dipengaruhi oleh luas panen 0,29 juta ha dan

peningkatan produktivitas 14,87 ku/ha.

Penurunan luas panen kedelai Tahun 2019 dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

1. Penurunan luas tanam kedelai, yang terkendala sinkronisasi

pengadaan benih kedelai. Kurang tersedianya benih kedelai

unggul baik dari sisi kuantitas dan kualitas pada saat musim

tanam kedelai.

2. Adanya refokusing bantuan benih kedelai monokultur di

akhir tahun 2019, yang penyalurannya baru dilakukan bulan

desember 2019, sehingga menyebabkan mundurnya

pertanaman sampai dengan awal tahun 2020.

Sedangkan untuk provitas kedelai terjadi peningkatan sebesar

14,87%. Hal ini disebabkan oleh :

1. Adanya paket rhizobium pada kegiatan bantuan saprodi

tumpang sari yang sangat berperan dalam peningkatan

produktivitas kedelai sebagai bakteri yang bersimbiosis

menambat N dari udara.

Kegiatan yang mendukung capaian produksi kedelai Tahun

2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai

berikut:

1. Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kedelai

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kedelai

Tahun 2019 terdiri dari kegiatan peningkatan produksi

Page 64: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

53 Ditjen Tanaman Pangan

kedelai melalui monokultur, tumpang sari padi kedelai, dan

tumpang sari jagung kedelai. Target fasilitasi kedelai seluas

600.000 ha dengan pagu Rp375.999.552.000. Realisasi

SP2D adalah 482.257 ha dengan serapan anggaran

Rp249.257.420.169 (66,29%). Realisasi fisik penyaluran

adalah 145.520 ha (24,25%) dengan serapan anggaran

Rp51.886.576.950 (13,80%).

Realisasi tanam fasilitasi kedelai sampai dengan akhir

Desember 2019 adalah 145.520 ha, dengan luas panen

109.167 ha.

B. Rasio Benih Kedelai

Rasio benih kedelai yang tersedia sebelum masa tanam

selesai terhadap total benih yang dibutuhkan adalah indikator

kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman.

Benih kedelai yang tersedia sebelum masa tanam selesai

adalah 10.212 ton, sedangkan total benih kedelai yang

dibutuhkan 15.139 ton, sehingga rasionya adalah 67,45% dari

target 36,00%. Keberhasilan capaian ini mendorong

penggunaan benih unggul bersertifikat dalam berbudiaya

kedelai, yang menjadi salah satu kunci peningkatkan

produktivitas. Rincian ketersediaan benih kedelai pada

Lampiran 32.

Ketersediaan benih kedelai didukung oleh adanya Kegiatan

Desa Mandiri Benih dalam penyediaan benih kedelai tahun

2018, kegiatan perbenihan lainnya di tahun 2019, antara lain:

1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Kedelai

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber kedelai adalah

136 ha dengan pagu Rp950.200.000. Realisasi fisik

mencapai 59 ha (43,38%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp593.371.300 (62,45%) terhadap

Page 65: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

54 Ditjen Tanaman Pangan

pagu. Realisasi tanam dari bantuan benih jagung adalah 59

ha dan sudah panen 59 ha.

2. Pengembangan Petani Produsen Benih Kedelai (P3BK)

Target P3BK adalah 1.966 ha dengan pagu

Rp4.001.040.000. Realisasi fisik mencapai 1.523 ha

(77,47%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp3.985.930.700 (99,62%) terhadap pagu.

Realisasi tanam dari P3BK adalah 1.523 ha.

4 Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian Tanaman

Pangan

Untuk produk pertanian tanaman pangan, komoditas yang menjadi

tolak ukur pertumbuhan ekspor adalah kacang tanah dan ubi jalar.

Data volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan,

khususnya ubi jalar dan kacang tanah diambil dari data Pusdatin

Kementerian Pertanian. Volume ekspor 2019 ubi jalar adalah 10.816

ton, dan volume ekspor kacang tanah sebesar 4.910 ton.

Perhitungan pertumbuhan volume ekspor secara lebih lengkap dapat

dilihat pada Tabel 17.

Adapun negara tujuan ekspor kacang tanah antara lain Malaysia,

Timor Leste, Hongkong, Inggris, Amerika Serikat, dll. Ekspor

terbanyak ke Malaysia sebanyak 684 kali. Sedangkan negara tujuan

ekspor ubi jalar, antara lain: Malaysia, Singapura, Jepang,

Hongkong, Korea Selatan, Thailand, dll. Malaysia menjadi Negara

tujuan mayoritas ekspor kacang tanah dan ubi jalar. Kebutuhan

kacang tanah di Timor Leste, Hongkong dan Negara lain cukup

tinggi sedangkan ketersediaan produk terbatas.

Page 66: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

55 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 17. Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Tanaman

Pangan Tahun 2019

2019 2018

1 Ubi Jalar 10,816 10,865 9.95 -

2 Kacang Tanah 4,910 5,439 9.03 -

15,726 16,304 9.65 10

Target PK

2019

Jumlah

Volume (ton)

KomoditasNo

Pertumbuhan

Volume Ekspor

2019

Indikator pertumbuhan volume ekspor produk tanaman pangan

Tahun 2019 adalah 9,65%, yang artinya ekspor produk tanaman

pangan Tahun 2019 mencapai 96,5% dari target volume ekspor di

Tahun 2018. Komoditas ubi jalar mengalami capaian ekspor

9,95% dan kacang tanah 9,03% jika dibandingkan dengan target

10%.

Tabel 18. Capaian Pertumbuhan Volume Ekspor Produk

Tanaman Pangan (Kacang Tanah dan Ubi Jalar)

Tahun 2019 Terhadap Target 2019

Tahun Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

2019 10.00 9.65 96.50

Target dan realisasi ekspor produk pertanian (ubi jalar dan kacang

tanah) sesuai dengan target IKU Tahun 2019 dapat dilihat pada

Tabel 18. Realisasi capaian ekspor produk pertanian (khususnya

ubi jalar dan kacang tanah) Tahun 2019 dibandingkan Tahun

2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 19 dan 20. Rincian ekspor ubi

jalar dan kacang tanah per kode HS Tahun 2014-2019 pada

lampiran 45 dan 46.

Target dan realisasi pertumbuhan ekspor produk tanaman pangan

Tahun 2019 terhadap target jangka menengah (Renstra) dapat

dilihat pada Tabel 21.

Page 67: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

56 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 19. Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Ubi Jalar Tahun

2014-2019

TahunVolume Ekspor

Ubi Jalar (ton)

Pertumbuhan

(%)

2014 9,593 -2.08

2015 11,873 23.77

2016 9,539 -19.66

2017 11,142 16.80

2018 10,865 -2.49

2019 10,816 -0.45

2.49Rata -Rata

Volume ekspor ubi jalar Tahun 2014-2019 terjadi pertumbuhan

sebesar 2,52%, tertinggi pada Tahun 2015 (23,77%), dan Tahun

2017 (16,80%).

Tabel 20. Pertumbuhan Ekspor Produk Kacang Tanah Tahun

2014-2019

Tahun

Volume Ekspor

Kacang Tanah

(ton)

Pertumbuhan (%)

2014 6,292 -1.90

2015 8,976 42.66

2016 6,387 -28.84

2017 5,786 -9.41

2018 5,439 -6.00

2019 4,910 -9.73

-2.78Rata -Rata

Pertumbuhan volume ekspor kacang tanah terjadi pada Tahun

2015 sebesar 42,66%, sedangkan secara keseluruhan ekspor

kacang tanah Tahun 2014-2019 terjadi penurunan 2,78%.

Page 68: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

57 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 21. Target dan Realisasi Pertumbuhan Volume Ekspor

Produk Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap

Target Jangka Menengah (Renstra)

Target pertumbuhan volume ekspor yang tertuang di Renstra dan

IKU sama sebesar 10% dan terealisasi 9,65%. Dibanding Tahun

2014, terdapat kenaikan volume ekspor ubi jalar Tahun 2019

sebesar 1.223 ton dari Tahun 2014, sedangkan kacang tanah

terjadi penurunan volume ekspor sebesar 1.282 ton dari Tahun

2014. Gambar perkembangan volume ekspor ubi jalar dan kacang

tanah pada Gambar 6.

Gambar 6. Perkembangan Volume Ekspor Ubi Jalar dan Kacang

Tanah Tahun 2014-2019

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 10.00 10.00 9.65 96.50 96.50

Capaian (%)Target (%)Tahun

Realisasi

(%)

Page 69: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

58 Ditjen Tanaman Pangan

Pertumbuhan ekspor produk tanaman pangan tidak mencapai

target, karena:

1. Menurunnya produksi kacang tanah di tahun 2019, yang dipicu

oleh beberapa hal antara lain a) benih kacang tanah tidak bisa

disimpan lebih dari tiga bulan; b) luas areal tanam yang

semakin berkurang sehingga menjadi kurang kontinyu untuk

memenuhi permintaan ekspor.

2. Menurunnya produksi ubi jalar di tahun 2019, yang dipicu oleh

beberapa hal antaralain a) luas areal tanam yang semakin

berkurang sehingga menjadi kurang kontinyu untuk memenuhi

permintaan ekspor, b) Rendahnya produktivitas ubi jalar di

tingkat petani salah satunya disebabkan penggunaan stek yang

terus-menerus sehingga produktivitasnya menurun.

3. Kurangnya sinkronisasi kebutuhkan antar pelaku agribisnis ubi

jalar terkait spesifikasi kualitas ubi jalar untuk ekspor, yang

ketersediaannya masih kurang dibudidayakan oleh petani lokal.

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain:

1. Memberikan stimulant bantuan pengembangan kacang tanah

dan ubi jalar di kawasan sentra produksi dalam upaya

menambah jumlah produksi komoditas tanaman pangan

Page 70: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

59 Ditjen Tanaman Pangan

sehingga akan berdampak pada peningkatan jumlah ekspor

komoditas tersebut di pasar internasional

2. Mendorong sinergitas pemerintah, peneliti, pelaku usaha dan

stake holder terkait untuk melakukan pendampingan kepada

petani, dalam upaya meningkatkan kemampuan petani untuk

memenuhi spesifikasi kualitas dan kuantitas yang diminta oleh

pasar.

3. Membina pelaku usaha dalam upaya peningkatan nilai tambah

dan daya saing.

4. Mengamankan pasar dari banjirnya produk mancanegara yang

akan berdampak pada kompetisi produk, serta meningkatkan

promosi produk Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.

5. Penggunaan benih unggul yang tahan hama penyakit akan

meningkatkan produktivitas komoditas tanaman pangan,

sehingga petani bergairah dalam budidaya komoditas tersebut.

Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian Tanaman

Pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang oleh

lima indikator kinerja sasaran kegiatan yang berada di 3 kegiatan,

yaitu:

1. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Terpenuhinya kebutuhan perbenihan tanaman pangan untuk

komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 2 indikator yaitu:

a. Rasio Benih Ubi Jalar yang tersedia sebelum masa tanam

selesai terhadap total benih yang dibutuhkan.

Benih Ubi Jalar yang tersedia sebelum masa tanam selesai

adalah 1.200 stek, sedangkan total benih ubi jalar yang

dibutuhkan 2.636.502.000 stek, sehingga Rasio benih ubi

jalar yang tersedia sebelum masa tanam tehadap total benih

Page 71: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

60 Ditjen Tanaman Pangan

yang dibutuhkan adalah 0,000046% dari target 6%. Rincian

benih ubi jalar yang tersedia per propinsi terdapat di

Lampiran 35.

b. Rasio Benih Kacang Tanah yang tersedia sebelum masa

tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan

Benih kacang tanah yang tersedia sebelum masa tanam

selesai adalah 1.079 ton, sedangkan total benih kacang

tanah yang dibutuhkan 40.498 ton, sehingga Rasio Benih

Kacang Tanah yang tersedia sebelum masa tanam terhadap

total benih yang dibutuhkan adalah 2,66% dari target 11%.

Rincian benih kacang yang tersedia per propinsi terdapat di

Lampiran 33.

2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Meningkatnya produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu,

ubi jalar dan talas, ada 2 indikator yaitu:

a. Produksi Ubi Jalar

Berdasarkan data Angka Pasca Rakor Penyusunan Angka

Produksi Palawija Tahun 2018 dan Perkiraan Tahun 2019,

produksi ubi jalar nasional Tahun 2019 adalah sebesar 1,52

juta ton atau 60,63% dari target nasional (2,5 juta ton).

Produksi ubi jalar 2019 menurun 16,09% dari produksi

Tahun 2018 (1,81 juta ton). Rincian luas tanam,

produktivitas, luas panen, dan produksi ubi jalar Tahun

2014-2019 pada Lampiran 18, 19, 20 dan 21.

b. Produksi Kacang Tanah

Berdasarkan data Angka Pasca Rakor Penyusunan Angka

Produksi Palawija Tahun 2018 dan Perkiraan Tahun 2019,

produksi kacang tanah nasional Tahun 2019 adalah sebesar

0,42 juta ton atau 62,69% dari target nasional (0,67 juta ton),

Page 72: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

61 Ditjen Tanaman Pangan

dan menurun 8,08% dari produksi Tahun 2018 (0,46 juta

ton). Rincian luas tanam, produktivitas, luas panen, dan

produksi kacang tanah Tahun 2014-2019 pada Lampiran 14,

15, 16, dan 17.

3. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan untuk komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 1

indikator yaitu:

a. Rasio Komoditas Ekspor Tanaman Pangan yang ditolak

Negara tujuan terhadap total komoditas ekspor per Negara

tujuan (kualitas tidak memenuhi persyaratan) (Berdasarkan

data Notification of Non-Compliance (NNC) untuk produk

tanaman pangan Tahun 2019 terdapat 3,91% komoditas

ekspor tanaman pangan yang ditolak oleh Negara tujuan

ekspor dari target 4%.

Kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekspor tanaman pangan

Tahun 2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah

sebagai berikut:

1. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Ubi Jalar

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Ubi Jalar

Tahun 2019 seluas 1.100 ha dengan pagu Rp6.600.000.000.

Realisasi fisik penyaluran adalah 1.100 ha (100%) dengan

serapan anggaran Rp6.574.672.000, (99,62%).

Realisasi tanam fasilitasi ubi jalar sampai dengan akhir

Desember 2019 adalah 1.100 ha.

2. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang

Tanah

Page 73: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

62 Ditjen Tanaman Pangan

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang

Tanah Tahun 2019 seluas 6.500 ha dengan pagu

Rp16.380.000.000. Realisasi fisik penyaluran adalah 5.014 ha

(77,14%) dengan serapan anggaran Rp12.376.020.000

(75,56%).

Realisasi tanam fasilitasi kacang tanah sampai dengan akhir

desember 2019 adalah 3.689 Ha.

3. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Palawija

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber palawija adalah

2 ha dengan pagu Rp40.000.000. Realisasi fisik mencapai 2

ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp40.000.000 (100%) terhadap pagu.

4. Pertemuan dalam upaya peningkatan ekspor tanaman

pangan

Terdapat 5 pertemuan dengan alokasi Rp549.575.000 di

tahun 2019 dalam rangka memfasilitasi stakeholder terkait

dalam upaya penguatan ekspor tanaman pangan antara lain

rapat koordinasi percepatan investasi bidang tanaman

pangan, fasilitasi investasi ubi jalar, pertemuan koordinasi

peningkatan ekspor dan investasi tanaman pangan, FGD

Peluang dan Tantangan Pengembangan Porang di Indonesia,

Fasilitasi Penguatan Ekspor Porang, dan Temu Teknis Pelaku

Usaha Organik. Realisasi dari kegiatan ini adalah 5

pertemuan dengan penggunaan anggaran Rp481.969.086.

Page 74: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

63 Ditjen Tanaman Pangan

5 Penurunan Volume Impor Untuk Produk Pertanian Tanaman

Pangan

Data volume impor produk pertanian tanaman pangan untuk ubi

kayu dan kacang hijau, diambil dari data Pusdatin Kementerian

Pertanian.

Volume impor 2019 untuk kacang hijau 80.481 ton, ubi kayu

348.112 ton. Perhitungan penurunan volume impor secara lebih

lengkap dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Realisasi Penurunan Volume Impor Produk Tanaman

Pangan Tahun 2019

2019 2018

1 Ubi Kayu 348.112 375.898 5,40 -

2 Kacang Hijau 80.481 97.226 6,04 -

428.593 473.124 4,53 5

Target PK

2019

Jumlah

Volume (Ton)KomoditasNo

Penurunan

Volume Impor

Tahun 2019

Volume impor ubi kayu dan kacang hijau tahun 2019 turun 44.531

ton dari tahun 2018, sehingga penurunannya 4,53% dan

capaiannya 110,38% dari target 5%.

Capaian penurunan impor Tahun 2019 dibandingkan target 2019

dapat dilihat pada Tabel 23. Penurunan volume impor ubi kayu

Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 24. Penurunan volume

impor kacang hijau Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 25.

Rincian impor ubi kayu dan kacang hijau per kode HS Tahun

2014-2019 pada lampiran 47 dan 48. Target dan realisasi capaian

penurunan impor Tahun 2019 dibandingkan target jangka

menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 26.

Page 75: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

64 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 23. Capaian Penurunan Volume Impor Produk Pertanian

Tahun 2019

Tahun Target (%)Realisasi

(%)Capaian (%)

2019 5,00 4,53 110,38

Tabel 24. Penurunan Volume Impor Ubi Kayu Tahun 2014-2019

TahunVolume Impor Ubi

Kayu (Ton)Penurunan (%)

2014 365,085 -65.81

2015 600,163 -64.39

2016 642,667 -7.08

2017 388,823 39.50

2018 375,898 3.32

2019 348,112 7.39

-14.51Rata -Rata

Penurunan volume impor ubi kayu dari tahun 2014 sampai tahun

2019 adalah 16.973 ton. Penurunan tertinggi pada Tahun 2017

sebesar 39,50%.

Tabel 25. Penurunan Volume Impor Kacang Hijau

Tahun 2014-2019

Penurunan impor kacang hijau Tahun 2014-2019 adalah 7.099

ton. Tahun 2015 pernah mengalami penurunan yang cukup

Tahun

Volume Impor

Kacang Hijau

(Ton)

Penurunan (%)

2014 87,580 8.38

2015 45,214 48.37

2016 64,736 -43.18

2017 78,786 -21.70

2018 97,226 -23.41

2019 80,481 17.22

-2.39Rata -Rata

Page 76: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

65 Ditjen Tanaman Pangan

signifikan sampai 48,37%. Tahun 2018 terjadi kenaikan impor

sebesar 23,41%.

Tabel 26. Target dan Realisasi Penurunan Volume Impor

Produk Tanaman Pangan Tahun 2019 Terhadap

Target Jangka Menengah (Renstra)

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 5,00 5,00 4,53 110,38 110,38

Capaian (%)Target (%)Tahun

Realisasi

(%)

Target penurunan volume impor yang tertuang di Renstra dan IKU

sama sebesar 5,0 % dan terealisasi 4,53%, sehingga penurunan

impor melebihi target dengan capaian 110,38%. Gambar

perkembangan volume impor ubi kayu dan kacang hijau pada

Gambar 7.

Gambar 7. Perkembangan Volume Impor Ubi Kayu dan Kacang

Hijau Tahun 2014-2019

Page 77: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

66 Ditjen Tanaman Pangan

Penurunan volume impor untuk Produk Pertanian Tanaman

Pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang oleh

lima indikator kinerja sasaran kegiatan yang berada di 3 kegiatan,

yaitu:

1. Kegiatan Pengelolaan Sistem Perbenihan

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Terpenuhinya kebutuhan perbenihan tanaman pangan untuk

komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 2 indikator yaitu:

a. Rasio Benih ubi kayu yang tersedia sebelum masa tanam

selesai terhadap total benih yang dibutuhkan.

Benih Ubi kayu yang tersedia sebelum masa tanam selesai

adalah 19.746.800 stek, sedangkan total benih ubi kayu

yang dibutuhkan 6.525.760.000 stek, sehingga rasionya

adalah 0,30% dari target 6%. Rincian benih ubi kayu yang

tersedia per propinsi terdapat di Lampiran 36.

b. Rasio Benih kacang hijau yang tersedia sebelum masa

tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan

Benih kacang hijau yang tersedia sebelum masa tanam

selesai adalah 357,65 ton, sedangkan total benih kacang

hijau yang dibutuhkan 4.200 ton, sehingga rasionya adalah

Page 78: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

67 Ditjen Tanaman Pangan

8,51% dari target 11%. Rincian benih kacang hijau yang

tersedia per propinsi terdapat di Lampiran 34.

2. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan

Umbi

a. Produksi Ubi kayu untuk komoditas substitusi impor (20,9

juta ton)

Produksi ubi kayu nasional Tahun 2019 adalah sebesar

16,35 juta ton atau 75,35% dari target nasional (21,70 juta

ton). Rincian data luas tanam, produktivitas, luas panen, dan

produksi ubi kayu Tahun 2014-2019 pada Lampiran 26, 27,

28 dan 29.

b. Produksi Kacang hijau

Produksi kacang hijau nasional Tahun 2019 adalah sebesar

0,19 juta ton atau 65,52% dari target nasional (0,29 juta ton).

Rincian data luas tanam, produktivitas, luas panen, dan

produksi kacang hijau Tahun 2014-2019 pada Lampiran 22,

23, 24, dan 25.

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan untuk komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 1

indikator yaitu:

Rasio penurunan impor produk pangan segar tanaman pangan

tahun berjalan terhadap tahun sebelumnya.

Rasio penurunan impor produk pangan segar tanaman pangan

untuk komoditas kacang hijau dan ubi kayu Tahun 2019 adalah

9,41% (Tahun 2018 sebesar 473.124 kuintal sedangkan Tahun

2019 sebesar 428.593 kuintal).

Page 79: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

68 Ditjen Tanaman Pangan

Kegiatan yang mendukung penurunan impor tanaman pangan

Tahun 2018 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan, adalah

sebagai berikut:

1. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang Hijau

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang hijau

Tahun 2019 seluas 6.500 ha dengan pagu Rp3.412.500.000.

Realisasi fisik penyaluran adalah 5.320 ha (81,85%) dengan

serapan anggaran Rp2.755.772.000 (80.76%).

Realisasi tanam fasilitasi kacang hijau sampai dengan akhir

Desember 2019 adalah 3.704 Ha.

2. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi ubi kayu

Seluas 1.500 ha

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi ubi kayu

Tahun 2019 seluas 1.500 ha dengan pagu Rp 7.500.000.000.

Realisasi fisik penyaluran adalah 1.500 ha (100%) dengan

serapan anggaran Rp 7.198.500.000, (95,98%).

Realisasi tanam fasilitasi ubi kayu sampai dengan akhir

Desember 2019 adalah 1.500 Ha.

3. Pertemuan dalam upaya penurunan impor tanaman pangan

Terdapat 2 pertemuan dengan alokasi Rp394.303.000 di tahun

2019 dalam rangka memfasilitasi stakeholder terkait dalam

upaya penurunan impor tanaman pangan yaitu Fasilitasi

Penguatan Ekspor Komoditas Kacang Hijau. Realisasi dari

kegiatan ini adalah 2 pertemuan dengan penggunaan anggaran

Rp303.504.000.

Page 80: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

69 Ditjen Tanaman Pangan

6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)

Pascapanen Tanaman Pangan Berdasarkan Kebutuhan

Salah satu sarana untuk meningkatan infrastruktur pertanian

adalah melalui penyaluran alat mesin pertanian pascapanen.

Bantuan pemerintah berupa sarana pascapanen bertujuan untuk

membantu petani dalam meningkatkan jumlah produksi, efisiensi

kerja, dan kualitas produk pertanian.

Ketersediaan alsintan pascapanen sangat penting untuk

mendukung indikator kinerja utama Ditjen Tanaman Pangan.

Untuk mengetahui rasio ketersediaan alsintan pascapanen harus

dilakukan analisis kebutuhan alsintan pascapanen tanaman

pangan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan perbandingan antara

kebutuhan dengan pengadaan alsintan pasca panen tanaman

pangan. Ketersediaan ditunjukkan dengan yang sudah diadakan

(dilakukan pengadaan, diedarkan/didistribusikan dan layak pakai).

Rasio ketersediaan alsintan pascapanen tanaman pangan

berdasar kebutuhan yaitu 55,79%. Pada tahun 2019, target

kebutuhan alsintan pascapanen berdasarkan permintaan baik e-

proposal (aplikasi) maupun manual (surat usulan) yaitu 20.000

unit, sedangkan ketersediaan berdasarkan realisasi fasilitasi

bantuan yaitu 11.157 unit yang terdiri dari realisasi bantuan pusat

6.868 unit dan realisasi alsin bantuan TP Provinsi 4.289 unit..

Apabila dibandingkan dengan target kinerja Tahun 2019 (50%),

sudah mencapai target, dengan capaian 111,58%. Rasio

ketersediaan alsintan pascapanen berdasar kebutuhan terlihat

pada Tabel 27. Sedangkan rincian kebutuhan dan ketersedian per

alsin pascapanen dapat dilihat pada Tabel 28.

Page 81: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

70 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 27. Rasio Ketersediaan Alsintan Pascapanen Tanaman

Pangan Berdasar Kebutuhan Tahun 2019

No Kebutuhan (Unit) Ketersediaan (Unit) Rasio (%)

1 20,000 11,157 55.79

Tabel 28. Rincian Kebutuhan dan Ketersediaan Alsin Pascapanen

Tanaman Pangan 2019

1 Combine Harvester Kecil 179 100

2 Combine Harvester Sedang 233 130

3 Combine Harvester Besar 1,095 611

4 Vertical Dryer Padi 192 107

5 Vertical Dryer Jagung 32 18

6 Power Thresher 6,482 3,616

7 Power Thresher Multiguna 4,946 2,759

8 Corn Sheller 5,534 3,087

9 Corn Combine Harvester 583 325

10 Combine Harvester Multiguna 118 66

11 Rice Milling Unit 357 199

12 Dryer 244 136

13 Color Sorter 5 3

20,000 11,157

Ketersediaan

(Unit)

TOTAL

No Jenis AlsinKebutuhan

(Unit)

Total pengadaan sarana pascapanen Tahun 2019 sejumlah

11.157 unit (100,16%) dari target pengadaan sebanyak 11.139

unit. Target dan realisasi pengadaan sarana pascapanen Tahun

2019 seperti pada Tabel 29.

Tabel 29. Target dan Realisasi Pengadaan Sarana Pascapanen

Tahun 2019

No Jenis Target (Unit) Realisasi (Unit) Capaian (%)

1 Alsin Padi 4,953 4,968 100.30

2 Alsin Jagung 3,427 3,430 100.09

3 Alsin Kedelai 2,759 2,759 100.00

Total 11,139 11,157 100.16

Page 82: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

71 Ditjen Tanaman Pangan

Target rasio ketersediaan Alsintan pasca panen tanaman pangan

berdasarkan kebutuhan yang tertuang di Renstra dan IKU sama

sebesar 50% terealisasi 55,79%. Target dan Realisasi

ketersediaan alsintan pascapanen dibanding target jangka

menengah pada Tabel 30.

Tabel 30. Target dan Realisasi Capaian Rasio Ketersediaan

Alsintan Pascapanen Tahun 2019 dibandingkan

dengan Target Jangka Menengah (Renstra)

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 50.00 50.00 55.79 111.58 111.58

Capaian (%)Target (%)Tahun

Realisasi

(%)

Alsintan yang disediakan dari Tahun ke Tahun secara umum

mengalami peningkatan. Jenis alsintan yang tersedia dan paling

banyak dibutuhkan antara lain Power Thresher dan Power

Thresher Multiguna, Corn Sheller, dan Combine Harvester.

Rincian alsintan yang tersedia Tahun 2015-2019 dapat dilihat

pada Tabel 31.

Page 83: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

72 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 31. Rincian Alsintan Yang Tersedia Tahun 2015-2019

1 Combine Harvester Kecil 3.060 6.294 789 130 100 10.373

2 Combine Harvester Sedang - 2.884 853 178 130 4.045

3 Combine Harvester Besar 125 428 2.634 834 611 4.632

4 Vertical Dryer Padi 166 5 17 650 107 945

5 Vertical Dryer Jagung 236 1 5 65 18 325

6 Power Thresher - 3.103 319 3.428 3.616 10.466

7 Power Thresher Multiguna 1.655 6.500 868 2.269 2.759 14.051

8 Corn Sheller 2.220 6.276 2.258 2.205 3.087 16.046

9 Corn Combine Harvester 25 177 126 535 325 1.188

10 Combine Harvester Multiguna 265 66 331

11 Rice Milling Unit 1.142 - 31 115 199 1.487

12 Dryer 136 136

13 Color Sorter 3 3

8.629 25.668 7.900 10.674 11.157 63.889 TOTAL

NO. JENIS ALSINTAN JUMLAH2015 2016 2017 2018

TAHUN

2019

Bagan alsintan yang disediakan Tahun 2015-2019 dapat dilihat

pada Gambar 8. Rincian bantuan alsintan pascapanen padi,

jagung, dan kedelai Tahun 2015-2019 pada lampiran 49, 50, dan

51.

Gambar 8. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen (Unit)

Tahun 2015 – 2019

Page 84: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

73 Ditjen Tanaman Pangan

Kegiatan yang mendukung Rasio Ketersediaan Alat Mesin

Pertanian (Alsintan) Pascapanen Tanaman Pangan Berdasarkan

Kebutuhan Tahun 2019 melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan,

adalah Alokasi Fasilitas Alsintan Pascapanen Tanaman Pangan

Tahun 2019 sebanyak 11.139 unit dengan pagu Rp

842.352.542.000. Realisasi fisik penyaluran adalah 11.157 unit

(100.16%) dengan serapan anggaran Rp 773.399.177.196

(91,77%).

7. Rasio Serangan OPT dan DPI Terhadap Luas Tanam Tanaman

Pangan

Rasio luas serangan OPT utama dan DPI Tahun 2019 berdasarkan

luas terkena untuk tanaman pangan padi, jagung, kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar sebesar sebesar 5,20%

atau mencapai 96,15% dari target serangan 5%. Jika dibandingkan

dengan rasio luas serangan OPT utama dan DPI Tahun 2018

(4,17%), terjadi peningkatan rasio serangan sebesar 1,03%

(24,70%). Dari data tersebut, areal pertanaman yang dapat

diamankan dari OPT dan DPI yaitu 94,80% atau mencapai 99,79%

dari target 95%. Total luas serangan OPT dan DPI seluas 958.761

ha dari luas tanam 18.447.608 ha. Perhitungan rasio serangan

OPT utama dan DPI secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Rasio Luas Serangan OPT Utama dan DPI Tahun 2019

OPT DPI

1 Padi 310.831 534.787 845.618 11.060.583 7,65

2 Jagung 39.870 57.950 97.820 5.846.282 1,67

3 Kedelai 1.905 2.180 4.085 302.777 1,35

4 Kacang Tanah 1.350 6.986 8.337 337.484 2,47

5 Kacang Hijau 444 54 498 168.012 0,30

6 Ubi Kayu 1.328 730 2.058 652.576 0,32

7 Ubi Jalar 346 - 346 79.894 0,43

356.073 602.687 958.761 18.447.608 5,20 Jumlah

Luas Serangan (ha) Luas Serangan OPT

dan DPI

(Ha)

Luas Tanam

Oktsep (ha)

Rasio

Serangan

(%)

No Komoditas

Page 85: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

74 Ditjen Tanaman Pangan

Dari luas serangan OPT dan DPI tersebut, luas pertanaman yang

mengalami puso (gagal panen) akibat OPT dan DPI seluas

184.766 ha (dari luas serangan 958.761 ha) dalam hamparan luas

tanam 18.447.608 ha. Data luas tanam per komoditas per provinsi

pada Lampiran 2 (padi), lampiran 6 (jagung), lampiran 10 (kedelai),

lampiran 14 (kacang tanah), lampiran 18 (ubi jalar), lampiran 22

(kacang hijau), lampiran 26 (ubi kayu). Untuk data luas serangan

OPT dan DPI per komoditas per provinsi pada Lampiran 37, 38,

39, 40, 41, 42, dan 43. Perhitungan rasio luas gagal panen akibat

serangan OPT dan DPI secara lengkap dapat dilihat pada Tabel

33.

Tabel 33. Rasio Luas Gagal Panen Akibat Serangan OPT dan

DPI Tahun 2019

OPT DPI

1 Padi 5.526 165.578 171.104 11.060.583 1,55

2 Jagung 115 12.415 12.530 5.846.282 0,21

3 Kedelai 24 875 899 302.777 0,30

4 Kacang Tanah 4 174 178 337.484 0,05

5 Kacang Hijau - 35 35 168.012 0,02

6 Ubi Kayu 11 9 20 652.576 0,00

7 Ubi Jalar - - - 79.894 -

5.680 179.086 184.766 18.447.608 1,00

Luas Tanam

(ha)

Rasio Gagal

Panen OPT dan

DPI (%)

Jumlah

No Komoditas

Luas Puso/Gagal Panen

(ha)Gagal Panen

OPT dan DPI

(ha)

Dibandingkan Tahun 2018, target dan realisasi rasio serangan

OPT dan DPI Tahun 2019 capaiannya lebih rendah 58,05%

dibandingkan capaian Tahun 2018. Target dan realisasi rasio

serangan OPT dan DPI Tahun 2019 dibandingkan Tahun 2018

dapat dilihat pada Tabel 34.

Page 86: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

75 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 34. Target dan Realisasi Rasio serangan OPT dan DPI

Tahun 2019 dibanding Tahun 2018

Tahun Target (%) Realisasi (%) Capaian (%)

2018 5 3,29 134,20

2019 5 5,20 96,00

Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam Tahun 2014-

2019 untuk tanaman pangan dapat dilihat pada Tabel 35. Rasio

serangan OPT dan DPI Tahun 2014-2019 pada Tabel 35.

Tabel 35. Rasio Serangan OPT dan DPI Tahun 2014-2018

Tahun

Luas Serangan

OPT dan DPI

(ha)

Luas Tanam

(Ha)

Rasio Serangan

Thd Luas Tanam

(%)

Perkembangan

Rasio Serangan

(%)

2014 1.087.404 20.149.482 5,40 -4,65

2015 1.286.784 20.803.014 6,19 -14,62

2016 851.394 22.489.529 3,79 38,80

2017 912.263 23.376.779 3,90 -3,08

2018 826.100 19.823.861 4,17 -6,78

2019 958.739 18.447.608 5,20 -24,71

-2,51 Rata-Rata

Target rasio luas serangan OPT dan DPI Tahun 2019 yang

tertuang di IKU sudah sesuai dengan target yang tertuang di

Renstra. Target dan realisasi capaian rasio luas serangan OPT

dan DPI Tahun 2019 terhadap target jangka menengah (Renstra)

dapat dilihat pada Tabel 36.

Page 87: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

76 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 36. Target, Realisasi dan Capaian Rasio Serangan OPT

dan DPI Terhadap Luas Tanam Tanaman Pangan

Tahun 2019 Terhadap Target Jangka Menengah

(Renstra)

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 5,00 5,00 5,20 96,00 96,00

Capaian TargetTahun Realisasi

Rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2019 naik 57,97% dari

Tahun 2018. Grafik rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2014-

2019 dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Rasio Serangan OPT dan DPI Tanaman Pangan

Tahun 2014 - 2019

Rasio Serangan OPT dan DPI tanaman pangan tidak mencapai

target, karena:

1. Meningkatnya luas terkena akibat DPI terhadap luas tanam,

khususnya akibat kekeringan di tahun 2019 seluas 404.070 ha

(meningkat 70,24% dari tahun 2018 yang hanya terkena

237.357 ha luas lahan tanaman pangan). Kekeringan pada

Page 88: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

77 Ditjen Tanaman Pangan

tahun 2019 lebih panjang dari tahun 2018 karena terjadi siklus El

Nino. Data curah hujan terdapat pada Lampiran 44.

2. Beberapa lokasi produksi yang potensial untuk pertanaman

mengalami gangguan ketersediaan air, seperti di provinsi

Sulawesi Selatan.

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain:

1. Penguatan fasilitasi pengamatan iklim melalui perbanyakan

AWS (Automatic Weather Station) atau sarana pengamatan

iklim lainnya.

2. Penyebarluasan informasi prakiraan iklim Musim Hujan / Musim

Kemarau sebagai peringatan dini secara intensif, terutama pada

daerah rawan banjir dan kekeringan.

3. Mendorong petani mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi

(AUTP). Dengan asuransi ini, jika ada lahan padinya mengalami

kekeringan hingga 70 % akan mendapatkan ganti rugi sebesar

Rp 6 juta per ha per musim.

Keberhasilan penekanan luas serangan OPT dan DPI dipengaruhi

oleh kegiatan-kegiatan penguatan perlindungan tanaman,

pengendalian OPT melalui pengamatan dan pengendalian sedini

mungkin, bantuan pestisida sebagai trigger, penguatan

kelembagaan perlindungan, antisipasi dan mitigasi DPI, dan

terobosan-terobosan kegiatan perlindungan seperti Dem Area

Budidaya Tanam Sehat dan Dem Area DPI.

Rasio Serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman

pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang oleh

dua indikator kinerja sasaran kegiatan Penguatan Perlindungan

Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu

Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, yaitu:

1. Rasio luas serangan OPT terhadap luas tanaman pangan

Page 89: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

78 Ditjen Tanaman Pangan

Luas serangan OPT utama tanaman pangan adalah 356.073

ha dari luas total tanaman pangan 18.447.608 ha, sehingga

capaian rasionya adalah 1,93% dari target 3%.

2. Rasio luas serangan DPI terhadap luas tanaman pangan

Luas serangan DPI adalah 602.687 ha dari luas total tanaman

pangan 18.447.608 ha, sehingga capaian rasionya adalah

3,27% dari target 2%.

Kegiatan yang mendukung Rasio Serangan OPT dan DPI

terhadap luas tanam tanaman pangan Tahun 2019 melalui APBN

Ditjen Tanaman Pangan, adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

Target kegiatan kegiatan PPHT padi, jagung, kedelai adalah

2.325 ha dengan pagu Rp3.751.840.000. Realisasi fisik

kegiatan PPHT mencapai 2.315 ha (99,57%) terhadap sasaran

dan realisasi keuangan mencapai Rp3.705.870.000, (98,77%)

terhadap pagu.

2. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)

Target kegiatan kegiatan PPDPI adalah 500 ha dengan pagu

Rp2.518.856.000. Realisasi fisik kegiatan PPDPI mencapai 500

ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp2.494.988.360, (99,05%) terhadap pagu.

3. Gerakan Pengendalian OPT

Target kegiatan Gerakan Pengendalian OPT adalah 21.710 ha

dengan pagu Rp4.558.357.000. Realisasi fisik kegiatan

Gerakan Pengendalian OPT mencapai 21.395 ha (99,57%)

terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp4.267.436.000 (97,99%) terhadap pagu.

Page 90: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

79 Ditjen Tanaman Pangan

4. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI

Target kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI

adalah 100.000 ha dengan pagu Rp191.170.000.000. Realisasi

fisik kegiatan mencapai 99.823 ha (99,82%) terhadap sasaran

dan realisasi keuangan mencapai Rp190.158.154.874

(99,47%) terhadap pagu.

5. Sarana Pengendalian OPT

Target pengadaan pengendalian OPT adalah 3 paket

(Handsprayer, Herbisida, Pestisida) dengan pagu

Rp53.940.000.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 3 unit

(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp52.996.787.150 (98,25%) terhadap pagu.

6. Petani Pengamat

Target perekrutan petani pengamat adalah 726 orang dengan

pagu Rp2.178.000.000. Realisasi fisik mencapai 726 orang

(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp2.178.000.000 (100%) terhadap pagu.

7. Sarana Penanganan DPI (Bantuan Pompa)

Target Sarana Penanganan DPI adalah 800 unit pompa dengan

pagu Rp7.797.600.000. Realisasi fisik mencapai 800 unit (100%)

terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp7.797.577.250 (99,99%) terhadap pagu.

8. Bahan Perbanyakan Agens Pengendali Hayati (APH)/Refugia

Kegiatan bahan perbanyakan APH/refugia sebanyak 87 unit

dengan pagu Rp 1.649.550.000. Realisasi fisik mencapai 87 unit

(100%) dan realisasi keuangan mencapai Rp1.630.845.000

(98,87%).

Page 91: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

80 Ditjen Tanaman Pangan

9. Perbanyakan rumah burung hantu

Target dari kegiatan perbanyakan rumah burung hantu sebanyak

225 unit dengan pagun Rp450.000.000. realisasi fisik mencapai

225 unit (100%) dan realisasi keuangan mencapai

Rp450.000.000 (100%).

8. Nilai AKIP Ditjen TP Berdasarkan Penilaian Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian

Nilai AKIP merupakan evaluasi atas implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Kertas Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja,

SAKIP Ditjen Tanaman Pangan 2018 mendapatkan nilai 90,80

(AA/Sangat Memuaskan) atau mencapai 106,82% dari target

indikator kinerja 2019 sebesar 85.

Komponen perencanaan kinerja mencapai nilai 28,24 dari bobot

30%. Pengukuran kinerja mencapai nilai 23,65 dari bobot 25%.

Pelaporan kinerja mencapai nilai 14,72 dari bobot 15%. Evaluasi

Internal mencapai nilai 8,94 dari bobot 10%. Pencapaian

sasaran/kinerja mencapai nilai 15,22 dari bobot 20%. Total nilai dari

keseluruhan komponen tersebut menjadi nilai SAKIP Ditjen

Tanaman Pangan 2018. Perolehan nilai SAKIP dari Tahun 2015-

2018 untuk setiap komponen dapat dilihat pada Tabel 37.

Page 92: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

81 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 37. Perolehan Nilai SAKIP Ditjen Tanaman Pangan Tahun

2015-2018

NO KOMPONEN 2015 2016 2017 2018

1 Perencanaan Kinerja 22,31 24,88 24,86 28,24

2 Pengukuran Kinerja 17,08 21,25 23,65 23,65

3 Pelaporan Kinerja 14,72 14,72 14,16 14,72

4 Evaluasi Kinerja 8,25 8,38 8,50 8,94

5 Capaian Kinerja 12,77 12,77 16,33 15,22

TARGET IKU/PK - - 84,00 85,00

NILAI SAKIP 75,13 82,00 87,49 90,80

Dari Tahun 2015-2018, nilai SAKIP mengalami peningkatan rata-

rata 6,54% khususnya peningkatan terbesar pada komponen

pengukuran kinerja (11,9%). Peningkatan ini dipengaruhi oleh

dorongan untuk memperoleh predikat SAKIP A. Berdasarkan

KemenPAN & RB 2016, prasyarat memperoleh SAKIP A antara lain

kontribusi unit kerja yang semakin besar, komitmen pimpinan

tertinggi, cascading kinerja, rencana aksi pencapaian kinerja, dan

penggunaan aplikasi sistem informasi kinerja berbasis elektronik.

Keberhasilan capaian nilai AKIP DItjen TP didukung oleh beberapa

kegiatan di Sekretariat Ditjen antara lain:

a. Rakor Penyusunan Program, Rakor Penyusunan RKAKL, dan

Koordinasi Perencanaan Anggaran untuk mendukung indikator

kinerja aktivitas tingkat kesesuaian antara komponen

perencanaan dan penganggaran. Bentuk dukungan kegiatan

tersebut antara lain pertemuan tersebut signifikan meningkatkan

koordinasi yang intensif antar stake holder dan pemangku

kepentingan pusat dan daerah untuk perencanaan kegiatan

dengan mempertimbangkan evaluasi capaian tahun

sebelumnya, potensi daerah, dan kebutuhan pertanian dalam

menentukan penganggaran.

Page 93: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

82 Ditjen Tanaman Pangan

b. Publikasi kegiatan tanaman pangan untuk mendukung indikator

kinerja aktivitas rasio informasi AKIP yang dipublikasikan tepat

waktu terhadap total informasi AKIP yang seharusnya

dipublikasikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Bentuk dukungan kegiatan publikasi AKIP yaitu

diuplodnya dokumen perencanaan, pedoman, dan laporan

kinerja ke dalam WEB Ditjen Tanaman Pangan.

c. Rapat penyusunan laporan kinerja triwulan dan tahunan untuk

mendukung tingkat kepatuhan pelaporan akuntabilitas kinerja

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rapat

secara berkala ini akan mendorong petugas untuk tepat waktu

dalam menyampaikan laporan.

Wujud rencana aksi peningkatan Sakip lingkup tanaman pangan

adalah sebagai berikut:

1. Cascading IKU Eselon I s.d IV Lingkup Ditjen Tanaman Pangan

(Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/

RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 68/Permentan/RC.020/12/2016 tentang

Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Pertanian

Tahun 2015-2019).

2. Revisi Renstra Eselon I dan II Lingkup Ditjen Tanaman Pangan

(Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor :

86/HK.310/C/9/2018 tentang Perubahan atas Keputusan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Renstra Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2015-2019.

3. Aplikasi E SAKIP sebagai media elektronik untuk menyajikan

data dan informasi aspek perencanaan, pengukuran, pelaporan

dan evaluasi

Page 94: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

83 Ditjen Tanaman Pangan

4. Aplikasi KRISNA sebagai media elektronik untuk pengisian

RENJA untuk memastikan komponen dan sub komponen

kegiatan mendukung sasaran program Ditjen Tanaman Pangan.

5. Laporan Kinerja berdasarkan IKU dan RENSTRA revisi.

9. Nilai Kinerja (NK) Berdasarkan PMK 249 Tahun 2011

Terdapat perubahan peraturan terkait metode penghitungan nilai

kinerja yang semula berdasarkan PMK 249 tahun 2011, berganti

menjadi PMK 214 tahun 2017 tentang pengukuran dan evaluasi

kinerja anggaran atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran

Kementerian Negara/Lembaga. Berdasarkan peraturan terbaru, Nilai

kinerja User Unit Eselon I/Penanggung jawab program bukan hanya

dihitung dari capaian aspek implementasi, tetapi juga

memperhitungkan capaian keluaran program (aspek manfaat), dan

rata-rata nilai kinerja satker. Sementara Nilai Kinerja K/L dihitung

berdasarkan nilai kinerja aspek manfaat yakni capaian sasaran

strategis dan nilai kinerja unit Eselon I rata-rata.

Nilai kinerja Ditjen Tanaman Pangan sebesar 80,39 atau mencapai

108,64% dari target indikator kinerja 2019 sebesar 74%. Nilai ini

diperoleh langsung dari dashboard Aplikasi Monev SMART (Sistem

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu) Kementerian Keuangan.

Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214 Tahun 2017 ini merupakan hasil

akhir dari perhitungan beberapa komponen indikator antara lain

capaian keluaran program (93,63%), penyerapan anggaran

(79,24%), konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan

(86,80%), efisiensi (15,37%), capaian sasaran program (89,28%),

nilai rata-rata satker (71,43%), dan realisasi volume keluaran

(85,56%)

Jika dibandingkan nilai kinerja tahun sebelumnya, mengalami

kenaikan sebesar 8,97% (Tahun 2018 memperoleh nilai 71,42),

Page 95: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

84 Ditjen Tanaman Pangan

Perbandingan Nilai Kinerja dengan tahun sebelumnya seperti pada

tabel berikut.

Tabel 38. Perolehan Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214/2017

Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2016-2019

Komponen Penilaian Kinerja 2016 2017 2018 2019

Capaian Keluaran Program - - 10 93,63

Capaian Sasaran Program - - 100 89,28

Penyerapan Anggaran 62,18 88,88 91,39 79,24

Konsistensi Penyerapan Anggaran 55,23 100 74,42 86,80

Realisasi Volume Keluaran 73,82 95,8 98,58 85,56

Efisiensi 13,21 1,8 -20 15,37

Rata-rata Nilai Satker - - 67,23 71,43

NILAI KINERJA 71,94 84,08 71,42 80,39

Keberhasilan capaian nilai kinerja didukung oleh kegiatan yang

dilaksanakan di Setditjen Tanaman Pangan, antara lain pertemuan

Pemantauan Pelaksanaan Monev Ditjen Tanaman Pangan.

Pertemuan tersebut sebagai wahana untuk koordinasi dan konsultasi

dengan pengembang aplikasi SMART dari Kementerian Keuangan.

Selain itu, pada kesempatan tersebut dilakukan evaluasi terhadap

penginputan yang dilakukan oleh petugas monev, kemudian

diberikan rekomendasi oleh Tim Kementerian Keuangan untuk

ditindaklanjuti. Rekomendasi yang diberikan telah ditindaklanjuti

sehingga berdampak terhadap pencapaian nilai nikerja yang lebih

tinggi dari nilai kinerja tahun 2018.

Page 96: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

85 Ditjen Tanaman Pangan

10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Layanan Publik

Ditjen Tanaman Pangan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan salah satu tolok

ukur penilaian masyarakat terhadap kepuasan layanan lingkup Ditjen

Tanaman Pangan. Metode yang digunakan dalam penilaian IKM

adalah melalui metode survei terhadap pelanggan/customer dan

penerima manfaat. Pengukuran IKM berpedoman pada Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.080/4/2018 tentang

Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Kerja Pelayanan Publik

lingkup Kementerian Pertanian.

Sesuai Permentan tersebut, unsur survei pelayanan masyarakat

menjadi sembilan unsur, yang meliputi: persyaratan pelayanan,

prosedur pelayanan, kecepatan waktu dalam memberikan

pelayanan, kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan, keseuaiaan

produk pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kesopanan dan

keramahan petugas, penanganan pengaduan pengguna layanan,

dan kualitas sarana dan prasarana.

Berdasarkan Permentan Nomor 19/PERMENTAN/OT/080/4/2018,

nilai IKM terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan 2019

mencapai 3,52 atau mencapai 106,67% dari target indikator kinerja

3,30 dan meningkat 1,73% dari IKM 2018. Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan

secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 39.

Tabel 39. Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019

No Unit Kerja Nilai IKM

1 Balai Besar PPMB-TPH 3.63

2 Balai Besar POPT 3.40

3.52Rata -Rata IKM DJTP

Page 97: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

86 Ditjen Tanaman Pangan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen

Tanaman Pangan ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran

kegiatan, yaitu:

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai

Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan

dan Hortikultura (BBPPMB-TPH)

Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengembangan Metode

Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu

Laboratorium Pengujian Benih. IKM Balai Besar PPMB-TPH

Tahun 2019 mencapai 3,63 atau 103,71 % dari target 3,50.

Keberhasilan capaian IKM didukung oleh Peningkatan

pelayanan yang diberikan oleh Balai Besar PPMB-TPH sehingga

memberikan tingkat kepuasan yang cukup tinggi bagi

pelanggan/costumer, yang difokuskan pada perbaikan prosedur

pelayanan, produk layanan, dan penanganan saran dan keluhan

pengaduan. Perbaikan prosedur pelayanan ditetapkan oleh

Kepala Balai Besar PPMB-TPH dengan menetapkan Standar

Pelayanan Publik pada Jenis Pelayanan Pengujian Mutu Benih

Laboratorium, Uji Profisiensi, dan Bimbingan Teknis Nomor

194.KP.430/C.3/4/2019.

2. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai

Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT)

Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengembangan

Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. IKM

Balai Besar PPMB POPT Tahun 2019 mencapai 3,40 atau 97,14

% dari target 3,50.

Keberhasilan capaian IKM didukung oleh Peningkatan kualitas

pelayanan yang diberikan oleh BBPOPT, sehingga memberikan

tingkat kepuasan bagi pengguna layanan seperti POPT, petugas

Page 98: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

87 Ditjen Tanaman Pangan

dari Dinas/BPTPH, petani, maupun siswa/mahasiswa,

peningkatan kompetensi petugas pelaksana pelayanan melalui

pengikutsertaan dalam kegiatan pelatihan, workshop, updating,

inhouse training, Pembaruan SK pelayanan publik BBPOPT

dengan terbitnya yaitu SK Kepala BBPOPT No.

138/OT.180/C.8/09/2019 tentang Penetapan Standar Pelayanan

Publik Pada Jenis Pelayanan Barang dan Jasa sebagai

pengganti SK terdahulu yang dikeluarkan pada 2015 dan

Penambahan fasilitas ruang khusus untuk pelayanan publik.

Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 naik 0,06 dibanding

Tahun 2018. Realisasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap

Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019 terhadap

Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40. Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019

dibandingkan Tahun 2018

Tahun IKM BBPPMB-TPH IKM BBPOPTRata-Rata IKM

Ditjen TP

2018 3.54 3.37 3.46

2019 3.63 3.40 3.52

Secara umum IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014-2019

mengalami kenaikan. Realisasi capaian Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 41.

Page 99: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

88 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 41. Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014-2019

Tahun IKM BBPPMB-TPH IKM BBPOPTRata-Rata IKM

Ditjen TP

2014 3.16 3.50 3.33

2015 3.16 3.51 3.33

2016 3.23 3.49 3.36

2017 3.26 3.50 3.38

2018 3.54 3.37 3.46

2019 3.63 3.40 3.52

Target IKM yang ada di IKU sama dengan target yang tertuang di

Renstra, yaitu 3,30. Target dan realisasi capaian Tahun 2019

terhadap target jangka menengah (Renstra) atas Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan

dapat dilihat pada Tabel 42.

Tabel 42. Target dan Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun

2019 terhadap Target Jangka Menengah (Renstra)

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2019 3.30 3.30 3.52 106.67 106.67

Capaian TargetTahun Realisasi

Kegiatan yang mendukung Keberhasilan capaian IKM terhadap

Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018 melalui APBN

Ditjen Tanaman Pangan ditunjang oleh dua unit kerja, yaitu Balai

Besar PPMB-TPH dan Balai Besar POPT. Kegiatan di unit kerja

tersebut, adalah sebagai berikut :

1. Balai Besar PPMB-TPH

a. Penguatan Laboratorium Pengujian Benih

Target kegiatan Penguatan Laboratorium Pengujian Benih

adalah 1 sertifikat dengan pagu Rp 77.650.000 Realisasi

Page 100: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

89 Ditjen Tanaman Pangan

fisik kegiatan mencapai 1 sertifikat (100%) terhadap sasaran

dan realisasi keuangan mencapai Rp 77.572.500, (99,90%)

terhadap pagu.

b. Pelayanan Pengujian Mutu Benih

Target kegiatan Pelayanan Pengujian Mutu Benih adalah

1.000 sampel dengan pagu Rp 170.600.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 1.589 sampel (158.90%) terhadap sasaran

dan realisasi keuangan mencapai Rp170.413.000, (99,89%)

terhadap pagu.

c. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)

Target kegiatan Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi

(PUP) adalah 1 sertifikat dengan pagu Rp 68.975.000.

Realisasi fisik kegiatan mencapai 1 sertifikat (100%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp68,868.264,

(99,84%) terhadap pagu.

d. Penyelenggaraan Uji Profisiensi

Target kegiatan Penyelenggaraan Uji Profisiensi adalah 35

laboratorium dengan pagu Rp176.725.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 58 laboratorium (165,71%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp176.543.890,

(99,90%) terhadap pagu.

e. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Target kegiatan Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Laboratorium adalah 8 laboratorium dengan pagu

Rp180.950.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 8

laboratorium (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp180.945.862, (100%) terhadap pagu.

Page 101: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

90 Ditjen Tanaman Pangan

f. Sertifikasi Pelayanan Publik

Target kegiatan Sertifikasi Pelayanan Publik adalah 1

Sertifikasi dengan pagu Rp 35.400.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 1 Sertifikasi (100%) terhadap sasaran dan

realisasi keuangan mencapai Rp 35.336.000, (100%)

terhadap pagu.

g. Bimbingan Teknis

Target kegiatan bimbingan teknis adalah 115 orang dengan

pagu Rp500.080.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 120

orang (104,35%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp499.318.990, (99,85%) terhadap pagu.

2. Kegiatan Balai Besar POPT

a. Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025

Target Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025 adalah 1

dokumen dengan pagu Rp162.970.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 1 dokumen (100%) terhadap sasaran dan

realisasi keuangan mencapai Rp 162.882.864, (99,95%)

terhadap pagu.

b. Pameran Pembangunan Pertanian

Target Pameran Pembangunan Pertanian adalah 4 pameran

dengan pagu Rp80.796.000. Realisasi fisik kegiatan

mencapai 4 pameran (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp80.727.150, (99,91%) terhadap pagu.

c. Layanan Publikasi Cetak

Target layanan publikasi cetak adalah 18 judul dengan pagu

Rp120.660.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 18 judul

(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp120.575.000, (99,93%) terhadap pagu.

Page 102: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

91 Ditjen Tanaman Pangan

d. Pengembangan Perpustakaan

Target kegiatan pengembangan perpustakaan adalah 1 paket

dengan pagu Rp23.225.000. Realisasi fisik kegiatan

mencapai 1 paket (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp23.104.000, (99,48%) terhadap pagu.

e. Website BBPOPT

Target Wensite BBPOPT adalah 1 paket dengan pagu Rp

31.790.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 1 paket (100%)

terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp31.772.000, (99,94%) terhadap pagu.

f. Siaran Radio dan TV

Target kegiatan siaran radio dan TV adalah 6 paket dengan

pagu Rp131.004.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 6

paket (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp130.903.500, (99,92%) terhadap pagu.

g. Pengadaan alat pengolah data

Target kegiatan bimbingan teknis adalah 19 unit dengan pagu

Rp 106.100.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 19 unit

(100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp 104.447.650, (98,44%) terhadap pagu.

h. Workshop P3OPT dan Agens Hayati

Target kegiatan bimbingan teknis adalah 90 orang dengan

pagu Rp 516.754.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 91

orang (101,11%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp 516.746.811, (100%) terhadap pagu.

i. Pengadaan Peralatan dan Mesin

Target kegiatan bimbingan teknis adalah 12 unit dengan pagu

R 85.053.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 13 unit

Page 103: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

92 Ditjen Tanaman Pangan

(108,33%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp83.406.000, (98,06%) terhadap pagu.

j. Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

Target kegiatan bimbingan teknis adalah 1 paket dengan

pagu Rp708.910.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 1

paket (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp579.041.537, (81,68%) terhadap pagu.

3.2. Capaian Kinerja Lainnya

1. Capaian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 2019

Hasil penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP Ditjen Tanaman

Pangan adalah 4,270 yang menunjukkan bahwa Ditjen Tanaman

Pangan berada pada level yang baik dan terukur di tingkat 4 dari 5

tingkat maturitas SPI. Pengertian terkelola dan terukur adalah

menunjukkan bahwa penyelenggaraan SPI secara umum memiliki

karakter penerapan pengendalian intern yang efektif/berjalan dengan

baik. Masing masing personel pelaksana kegiatan dan manajemen

dapat mendeteksi, permasalahan pengendalian dan mendapatkan

tindak lanjutnya atas kelemahan pengendalian yang teridentifikasi.

Penilaian maturitas dilaksanakan dengan bertujuan menentukan

tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP pada Ditjen Tanaman

Pangan dan memberikan saran peningkatan tingkat maturitas

penyelenggaraan SPIP pada Ditjen Tanaman Pangan.

Penilaian maturitas SPI meliputi beberapa unsur diantaranya:

a. Lingkungan Pengendalian

b. Penilaian resiko

c. Kegiatan pengendalian

d. Informasi dan Komunikasi

e. Pemantauan

Page 104: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

93 Ditjen Tanaman Pangan

Langkah kerja penilaian pelaksanaan penilaian maturitas SPI

diantaranya pengumpulan data dilakukan secara multi teknik, hasil

posting pengisian kuesioner persepsi awal secara on line telah dapat

memberikan nilai awal maturitas SPIP, berdasarkan hasil olahan

Aplikasi SPIP tim penilai kemudian menganalisis hasil kuesioner

dengan professional judgement, tim penilai melakukan up load data

hasil reviu dokumen, wawancara, kuesioner lanjutan dan observasi

ke dalam aplikasi, selanjutnya mengirim kepada Power Assesor

agara direviu untuk melihat hasil akhir untuk masing masing focus

dengan levelling. Hasil lengkap Penilaian Maturitas Ditjen Tanaman

Pangan

Tabel 43. Penilaian Maturitas Ditjen Tanaman Pangan

NO Fokus Penilaian

Tingkat Maturitas Bobot Skor

(0 s/d 5)

1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika

4 3,75 % 0,150

2 Komitmen Terhadap Kompetensi

5 3,75% 0,188

3 Kepemimpinan yang kondusif 4 3,75% 0,150

4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan

4 3,75% 0,150

5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang tepat

4 3,75% 0,150

6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang sehat tentang Pembinaan SDM

4 3,75% 0,150

7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif

4 3,75% 0,150

8 Hubungan Kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah Terkait

5 3,75% 0,188

9 Identifikasi Risiko 4 10,00% 0,400

10 Analisis Risiko 4 10,00% 0,400

11 Reviu Kinerja 5 2,27% 0,114

Page 105: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

94 Ditjen Tanaman Pangan

NO Fokus Penilaian Tingkat

Maturitas Bobot Skor

12 Pembinaan Sumber Daya Manusia

5 2,27% 0,114

13 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi

5 2,27% 0,114

14 Pengendalian Fisik atas Aset 3 2,27% 0,068

15 Penetapan dan Reviu Indikator 3 2,27% 0,068

16 Pemisahan fungsi 3 2,27% 0,068

17 Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting

3 2,27% 0,068

18 Pencatatan yang Akurat dan tepat waktu

5 2,27% 0,114

19 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Catatan

5 2,27% 0,114

20 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya

5 2,27% 0,114

21

Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) serta transaksi dan kejadian penting

4 5,00% 0,091

22 Informasi 4 5,00% 0,200

23 Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif

4 5,00% 0,200

24 Pemantauan Berkelanjutan 5 7,50% 0,375

25 Evaluasi Terpisah 5 7,50% 0,375

Jumlah Skor 4,270

Tingkat Maturitas Terkelola dan Terukur

2. Capaian Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

(PMPRB) Tahun 2019

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi tahun 2019

berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 30 Tahun 2018

Page 106: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

95 Ditjen Tanaman Pangan

tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi

Pemerintah. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Reformasi Birokrasi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019

berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan Nomor 56/HK.310/C/4/2019 dan memperoleh nilai

sebesar 91,76. Nilai tersebut sudah diinput ke dalam aplikasi

https://pmprb.menpan.go.id pada bulan Mei Tahun 2019.

Gambar 10. Capaian Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi (PMPRB) Tahun 2019

Pemaparan hasil PMRB dihadapan Tim Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

dilaksakan pada bulan Oktober 2019 dilaksanakan pada bulan

Oktober 2019 bertempat di Gedung A Kantor Pusat Kementerian

Pertanian. Adapun yang menyampaikan materi adalah

Sekretaris Direktorat Jendeal Tanaman Pangan yang didamping

Tim Pokja dari setiap area dari 8 area perubahan (Manajemen

Perubahan, Penataan Perundang-Undangan, Penataan dan

Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem

Manajemen SDM, Penguatan Akuntanbilitas, Penguatan

Pengawasan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik).

Page 107: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

96 Ditjen Tanaman Pangan

Penilaiaan dari Kementeran Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi akan disampaikan kemudian.

3.3. Realisasi Anggaran

Realisasi serapan anggaran APBN sektoral (BA.018) Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2019 mencapai Rp 4,70 triliun atau

79,22% dari pagu Rp5,93 triliun, dengan rincian seperti Tabel 44.

Tabel 44. Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman

Pangan Berdasarkan Kewenangan Tahun 2019

NO JENIS KEWENANGAN PAGU DIPA

1 KANTOR PUSAT 4,127,872,641,000 3,229,637,146,185 78.24%

2 KANTOR DAERAH/UPT PUSAT 37,588,165,000 34,386,867,421 91.48%

3 DEKONSENTRASI (PROPINSI) 159,138,680,000 155,825,646,032 97.92%

4 TUGAS PEMBANTUAN (PROV/KAB/KOTA) 1,603,748,756,000 1,277,599,389,553 79.66%

Jumlah : 5,928,348,242,000 4,697,449,049,191 79.24%

REALISASI SP2D

Kegiatan yang mencapai serapan anggaran tertinggi adalah

kegiatan di Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultira, dengan realisasi 97,48%.

Sedangkan serapan terendah pada Kegiatan Serealia dengan

realisasi 62,16%. Rincian lengkap realisasi serapan anggaran

berdasarkan kegiatan seperti pada Tabel 45.

Page 108: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

97 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 45. Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen Tanaman

Pangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2019

No KEGIATAN/ ESELON II PAGU DIPA

1 ANEKA KACANG UMBI (1761) 469,003,675,000 325,960,507,219 69.50%

2 SEREALIA (1762) 2,084,586,751,000 1,295,736,812,344 62.16%

3 PERBENIHAN (1763) 1,603,845,217,000 1,448,967,978,051 90.34%

4 PERLINDUNGAN TANAMAN (1764) 432,504,100,000 417,746,923,879 96.59%

5 DUKUNGAN MANAJEMEN (1766) 271,779,394,000 245,972,547,672 90.50%

6 BBPPMBTPH-CIMANGGIS (1767) 15,045,719,000 14,666,317,640 97.48%

7 BBPOPT-JATISARI (1768) 22,542,446,000 19,720,549,781 87.48%

8 PENGOLAHAN PEMASARAN HASIL TP (5885) 1,029,040,940,000 928,677,412,605 90.25%

Jumlah : 5,928,348,242,000 4,697,449,049,191 79.24%

REALISASI SP2D

Rendahnya serapan anggaran Ditjen Tanaman Pangan disebabkan

oleh:

1. Adanya pergeseran musim, dimana musim hujan mundur sehingga

musim kering lebih panjang.

2. Penetapan alokasi anggaran di satker pusat dan satker daerah

tidak mempertimbangkan kemampuan sumberdaya pengelola

anggaran satker, dimana alokasi anggaran pusat (70,26%)

sedangkan alokasi anggaran yang dikelola daerah (29,74%),

berupa Tugas Pembantuan maupun Dekonsentrasi dan sebesar

88,41% merupakan anggaran bantuan pemerintah kepada petani.

3. Perencanaan kegiatan tidak mempertimbangkan kondisi lapangan,

yaitu; terbatasnya ketersediaan benih sesuai musim tanam

termasuk fasilitasi e-catalog (padi, jagung, kedelai dan kacang

tanah), rendahnya alokasi/unit cost harga benih (kedelai),

rendahnya alokasi biaya/ongkos angkut benih, pengelola bantuan

kegiatan tumpangsari oleh direktorat/unit berbeda/terpisah, dan

kepastian distribusi saprodi tergantung penyelesaian pekerjaan fisik

dari Ditjen PSP (#Serasi 2019), sedangkan revisi aggaran untuk

mengatasi beberapa permasalahan tersebut dilakukan terlambat

baru akhir bulan Oktober 2019.

Page 109: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

98 Ditjen Tanaman Pangan

4. Jaminan harga produksi kedelai tidak ada dan belum ada regulasi

yang mendukung pengembangan kedelai sehingga petani tidak

berminat menanam kedelai meskipun diberikan bantuan lengkap;

benih, pupuk dan zat pengatur tumbuh.

5. Kegiatan tumpang sari (padi-jagung, padi-kedelai, dan kedelai-

jagung) kurang berhasil dijalankan, ini dikarenakan petani dan

dinas Kabupaten/kota, provinsi kurang siap untuk melakukan

tanam pola tumpang sari. Disamping itu penetapan kegiatan

tumpang sari tidak diawali dengan dukungan kajian dan sosialisasi

yang cukup untuk mempengaruhi petani termotivasi mengikuti

kegiatan tersebut.

6. Koordinasi pengadaan benih kegiatan Tumpang sari (jagung-

kedelai dan padi-kedelai), utamanya yang berpasangan dengan

kedelai sulit dilakukan terkait ketersediaan benih kedelai. Revisi

anggaran dan Juklak kegiatan tumpang sari menjadi monokultur

baru dilakukan bulan Oktober 2019, sehingga kontrak pengadaan

benih baru dilaksanakan mendekati akhir tahun anggaran.

7. Penyelesaian infrastruktur #Serasi 2019 lambat hingga bulan

September/ Oktober, dan sasaran realisasi Ditjen PSP tidak

tercapai, sehingga penyaluran saprodi tidak seluruhnya dapat

dilaksanakan.

8. Adanya efisiensi anggaran dari proses pengadaan saprodi di

Direktorat Serealia, diantaranya dolomit, pupuk cair dan pestisida.

9. Pelaksana teknis kurang memahami batas-batas penyampaian

dokumen sesuai Peraturan Perbendaharaan No 13 tahun 2019

tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran

Negara Pada Akhir Tahun Anggaran 2019, dan kurang penekanan

terhadap penyedia untuk segera mengajukan tagihan.

10. Pengadaan secara elektronik (e-katalog) terkendala karena adanya

waktu turun tayang kurang lebih 1,5 bulan, e-katalog aktif kembali

Page 110: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

99 Ditjen Tanaman Pangan

bulan Desember 2019 yang menyebabkan waktu untuk pengadaan

lebih lama, sehingga proses pengadaan dilakukan oleh ULP.

11. Pihak penyedia barang/jasa menyerahkan dokumen tagihan dan

bukti penyelesaian pekerjaan menjelang berakhirnya batas waktu

penyampaian SPM ke KPPN sehingga SPM berserta dokumen

kelengkapanya tidak sempat dilakukan verifikasi.

3.4. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2019

Analisis efisiensi pengunaan sumber daya dilakukan dengan

menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output

kegiatan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214

Tahun 2017, pengukuran efisiensi dilakukan dengan

membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu

anggaran keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan

capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan

penjumlahan dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan

capaian keluaran. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah:

E = ( PAKi x CKi − RAKi)𝑛

𝑖=1

(PAKi x CKi)𝑛𝑖=1

𝑥 100%

Keterangan:

E : Efisiensi

PAKi : Pagu Anggaran Keluaran i

RAKi : Realisasi Anggaran Keluaran i

CKi : Capaian keluaran i

Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai

indikator kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi samakin tinggi

atau dalam definisi lain, jika rasio penggunaan anggaran lebih

rendah dari rasio pagu anggaran untuk menghasilkan satu satuan

capaian output kegiatan maka menunjukkan penggunaan

Page 111: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

100 Ditjen Tanaman Pangan

anggaran efisien, dan sebaliknya. Hasil analisis efisiensi

penggunaan sumber daya untuk setiap capaian output kegiatan

ditunjukkan pada tabel 46.

Rata-rata efisiensi penggunaan anggaran terhadap output yang

dihasilkan yaitu 2,99 %. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

kegiatan cukup efisien dalam mendukung pencapaian indikator

kinerja. Efisiensi minus terjadi pada indikator produksi padi,

khususnya fasilitasi perbanyakan benih sumber padi, serta

sertifikasi, pengawasan peredaran benih. Pada kegiatan fasilitasi

benih sumber padi dan kegiatan sertifikasi, pengawasan

peredaran benih mengalami permasalahan karena kurangnya

SDM perbenihan dalam pelaporan.

Selain itu, Efisiensi minus juga terjadi pada indikator produksi

kedelai, khususnya pada kegiatan pendukung fasilitasi

perbanyakan benih sumber kedelai dan P3BK. Pada kegiatan

fasilitasi perbanyakan benih sumber kedelai mengalami

permasalahan unit cost TA 2019 lebih rendah dibandingkan tahun

sebelumnya sehingga anggaran yang dialokasikan tidak cukup

untuk memenuhi target belanja sarana prasarana perbanyakan

benih sumber kedelai sehingga realisasi fisik menjadi rendah.

Untuk upaya tahun 2020, dengan keterbatasan anggaran

diharapkan ada sharing anggaran dari APBD, menaikkan unit cost

anggaran tahun berikutnya.

Untuk permasalahan ketidakefisiensi kegiatan P3BK disebabkan

sebagian wilayah gagal tanam karena benih sumber tidak tersedia

dan lewatnya musim tanam kedelai sehingga beberapa wilayah

tersebut melakukan pengembalian ke negara. Tindak lanjut dari

permasalahan tersebut adalah dilaksanakannya kegiatan

pengembangan benih kedelai berbasis korporasi sehingga terjadi

keberlanjutan penyediaan benih.

Page 112: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

101 Ditjen Tanaman Pangan

Efisiensi positif dihasilkan pada indikator kinerja produksi jagung,

pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman

pangan, penurunan volume impor untuk produk pertanian

tanaman pangan, rasio ketersediaan alsintan pascapanen

tanaman pangan berdasarkan 2011, dan IKM atas layanan publik

Ditjen TP. Sedangkan efisiensi negative dihasilkan dari kegiatan

produksi padi dan produksi kedelai.

Tabel 46. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Setiap Indikator

Kinerja

Efisiensi

Pagu Realisasi Pagu Realisasi (%)

1 Produksi Padi 2.381.057 1.976.231 1.700.210.456.780 1.035.874.540.288 (1,49)

2 Produksi Jagung 2.520.052 2.174.448 1.596.506.000.065 1.365.976.465.579 0,84

3 Produksi Kedelai 602.102 483.839 380.950.792.000 253.836.722.169 (18,34)

4Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian

Tanaman Pangan7.607 6.121 23.569.575.000 19.472.661.086 3,68

5Penurunan Volume Impor untuk Produk Pertanian

Tanaman Pangan 8.002 6.822 11.306.803.000 10.257.776.000 9,46

6

Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)

pasca panen tanaman pangan berdasarkan

kebutuhan

11.139 11.157 842.352.542.000 773.399.177.196 8,33

7Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam

tanaman pangan126.059 125.562 266.118.753.000 263.595.843.634 1,41

8Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat

Jenderal Kementerian Pertanian48 48 145.127.813.000 130.184.622.030 9,66

9 Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011) 48 48 145.127.813.000 130.184.622.030 9,66

10Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan

publik Ditjen TP1.314 1.933 3.177.642.000 3.042.605.018 6,64

2,99

Fisik (ha/unit/sampel/orang/

sertifikat/provinsi/

kabupaten/kali/paket)

Keuangan (Rp) Indikator KinerjaNo

Rata-Rata Efisiensi

Rincian efisiensi penggunaan sumber daya per indikator kinerja

terdapat pada Tabel 47.

Page 113: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

102 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 47. Rincian Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Masing-

Masing Indikator Kinerja

A. PRODUKSI PADI

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Budidaya Padi Ha 1.380.390 1.046.915 1.314.361.550.000 678.522.026.993 31,93

2 Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Unit 500 495 100.000.000.000 90.383.925.000 8,70

3 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi Ha 231 175 5.177.170.000 4.627.693.657 -18,33

4 Bantuan Benih Pusat (Padi Lahan Kering) Ha 216.463 199.207 53.758.012.685 48.550.215.710 1,86

5 Bantuan Benih Pusat (Padi Inbrida) Ha 626.220 606.481 150.974.666.095 139.776.790.395 4,40

6 Bantuan Benih Pusat (Padi Hibrida) Ha 36.153 36.153 32.039.058.000 31.305.641.450 2,29

7 P3BP Ha 2.600 2.350 4.472.000.000 4.286.675.000 -6,05

8 Sertifikasi, Pengawasan Peredaran Benih Ha 118.500 84.455 39.428.000.000 38.421.572.083 -36,73

Jumlah 2.381.057 1.976.231 1.700.210.456.780 1.035.874.540.288 -1,49

No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Efisiensi

B. PRODUKSI JAGUNG

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Jagung Ha 814.975 601.129 586.670.200.000 410.168.246.378 5,21

2 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung ha 2 2 36.000.000 36.000.000 0,00

3 Bantuan Benih Jagung ha 1.704.000 1.572.244 1.004.010.925.065 950.031.518.201 -2,55

4Pilot Project Pengembangan Kawasan Jagung

Berbasis Korporasi Petaniha 1075 1.073 5.788.875.000 5.740.705.000 0,65

Jumlah 2.520.052 2.174.448 1.596.506.000.065 1.365.976.469.579 0,83

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

C. PRODUKSI KEDELAI

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Kedelai ha 600.000 482.257 375.999.552.000 249.257.420.169 17,52

2 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Kedelai ha 136 59 950.200.000 593.371.300 -43,95

3 P3BK ha 1.966 1.523 4.001.040.000 3.985.930.700 -28,60

Jumlah 602.102 483.839 380.950.792.000 253.836.722.169 -18,34

No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Efisiensi

Page 114: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

103 Ditjen Tanaman Pangan

D. PERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Ubi Jalar Ha 1.100 1.100 6.600.000.000 6.574.672.000 0,38

2 Kegiatan Budidaya Kacang Tanah Ha 6.500 5.014 16.380.000.000 12.376.020.000 2,05

3 Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Palawija Ha 2 2 40.000.000 40.000.000 0,00

4 Pertemuan dalam Upaya Peningkatan Ekspor TP Pertemuan 5 5 549.575.000 481.969.086 12,30

Jumlah 7.607 6.121 23.569.575.000 19.472.661.086 3,68

No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Efisiensi

E. PENURUNAN VOLUME IMPOR

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Kacang Hijau Ha 6500 5.320 3.412.500.000 2.755.772.000 1,33

2 Kegiatan Budidaya Ubi Kayu Ha 1500 1.500 7.500.000.000 7.198.500.000 4,02

3Pertemuan dalam upaya penurunan impor

tanaman panganPertemuan 2 2 394.303.000 303.504.000 23,03

Jumlah 8.002 6.822 11.306.803.000 10.257.776.000 9,46

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

F. RASIO KETERSEDIAAN ALSIN

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Fasilitasi Alsintan Pasca Panen Unit 11,139 11,157 842,352,542,000 773,399,177,196 8.33

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

G. Rasio Serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Ha 2.325 2.315 3.753.540.000 3.705.870.000 0,84

2Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim

(PPDPI)Ha 500 500 2.518.856.000 2.494.988.360 0,95

3 Gerakan Pengendalian OPT Ha 21.705 21.395 4.558.357.000 4.264.466.000 5,09

4 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI Ha 100.000 99.823 191.170.000.000 190.158.154.874 0,35

5 Sarana Pengendalian OPT paket 3 3 53.940.000.000 52.996.787.150 1,75

6 Petani Pengamat orang 726 726 2.178.000.000 2.178.000.000 0,00

7 Sarana Penanganan DPI (Pompa) unit 800 800 8.000.000.000 7.797.577.250 2,53

8 Bahan Perbanyakan APH/Refugia unit 87 87 1.649.550.000 1.630.845.000 1,13

9 Perbanyakan Rumah Burung Hantu unit 225 225 450.000.000 450.000.000 0,00

Jumlah 126.059 125.562 266.118.753.000 263.595.843.634 1,41

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Page 115: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

104 Ditjen Tanaman Pangan

H. SAKIP dan NK

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Layanan Perencanaan bulan 12 12 104.319.487.000 93.065.010.004 10,79

2 Layanan Keuangan dan Perlengkapan bulan 12 12 13.588.500.000 11.237.205.920 17,30

3 Layanan Umum bulan 12 12 18.418.630.000 17.634.647.123 4,26

4 Layanan Evaluasi dan Pelaporan bulan 12 12 8.801.196.000 8.247.758.983 6,29

Jumlah 48 48 145.127.813.000 130.184.622.030 9,66

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

I. IKM

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan BBPPMB TPH

a. Penguatan Laboratorium Pengujian Benih sertifikat 1 1 77.650.000 77.572.500 0,10

b. Pelayanan Pengujian Mutu Benih sample 1.000 1.589 170.600.000 170.413.000 37,14

c. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) sertifikat 1 1 68.975.000 68.868.264 0,15

d. Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) lab 35 58 176.725.000 176.543.890 39,72

e. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Laboratoriumlab 8 8 180.950.000 180.945.862 0,00

f. Sertifikasi Pelayanan Publik Sertifikat 1 1 35.400.000 35.336.000 0,18

g. Bimbingan Teknis orang 115 120 500.080.000 499.318.990 4,31

2 Kegiatan BBPOPT

a. Rencana Kerja Akreditasi ISO 17025 dokumen 1 1 162.970.000 162.882.864 0,05

b. Pameran Pembangunan Pertanian pameran 4 4 80.796.000 80.727.150 0,09

c. Layanan Publikasi Cetak judul 18 18 120.660.000 120.575.000 0,07

d. Pengembangan Perpustakaan paket 1 1 23.225.000 23.104.000 0,52

e. Website BBPOPT paket 1 1 31.790.000 31.772.000 0,06

f. Siaran Radio dan TV paket 6 6 131.004.000 130.903.500 0,08

g. Pengadaan alat pengolah data unit 19 19 106.100.000 104.447.650 1,56

h. Workshop P3OPT dan Agens Hayati orang 90 91 516.754.000 516.746.811 1,10

i. Pengadaan Peralatan dan Mesin unit 12 13 85.053.000 83.406.000 9,48

j. Pemeliharaan Gedung dan Bangunan paket 1 1 708.910.000 579.041.537 18,32

Jumlah 1.314 1.933 3.177.642.000 3.042.605.018 6,64

SatuanFisik Keuangan (Rp)

EfisiensiNo Kegiatan

3.5. Rencana Aksi Pencapaian Target Kinerja 2020 dan Perbaikan

Kinerja Tahun 2019

Untuk pencapaian target tersebut dan perbaikan kinerja Tahun 2019

diperlukan rencana aksi yang akan mendukung pencapaian target-

target Tahun 2020. Rencana aksi Tahun 2020 terlihat pada tabel 48.

Page 116: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

105 Ditjen Tanaman Pangan

Tabel 48. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pencapaian Produksi

Tahun 2020 dan Perbaikan Kinerja dalam Peningkatan

Produksi Padi Tahun 2019

NOINDIKATOR

KINERJAKEGIATAN

VOLUME (Ha/

Kg/ Unit/

Paket/ meter)

WAKTU

PELAKSAN

AAN

ANGGARAN

YANG

DIBUTUHKAN

(Rp M)

PENANGGUNG

JAWAB

Peningkatan Produksi Padi Lahan

Kering/Tadah Hujan470.000 Jan-Des 547,10 Dit. Serealia

Pengembangan Budidaya Padi di

Merauke (Kepres)11.000 Jan-Des 6,05 Dit. Serealia

Pengembangan Budidaya Padi Organik 10.000 Jan-Des 16,86 Dit. Serealia

Pengembangan Budidaya Padi Kaya

Gizi (Biofortifikasi)10.000 Jan-Des 12,18 Dit. Serealia

Budidaya Padi Rawa 200.000 Jan-Des 286,65 Dit. Serealia

Pengembangan Budidaya Padi Khusus 10.000 Jan-Des 14,42 Dit. Serealia

Pengembangan Budidaya Padi Bebas

Residu40.000 Jan-Des 38,64 Dit. Serealia

Pemberdayaan Produsen Benih Padi (1

unit = 10 Ha)7 Jan-Des 1,75 Dit. Perbenihan

Pengembangan Produsen (DMB) Benih

Padi Korporasi @100 Ha150 Jan-Des 25,16 Dit. Perbenihan

Pilot Project Korporasi Perbenihan Padi

Hibrida100 Jan-Des 1,50 Dit. Perbenihan

Bantuan Benih Padi Inbrida 1.654.000 Jan-Des 413,50 Dit. Perbenihan

Demplot Show Window Padi 4 Jan-Des 6,00 Dit. Serealia

Perbanyakan Benih Sumber Padi (347

Ha)1.044.000 Jan-Des 5,01 Dit. Perbenihan

Pengelolaan Kawasan jagung Korporasi Jan-Des 23,04 Dit. Serealia

Demplot Show Window Jagung 2 Jan-Des 3,00 Dit. Serealia

Kerjasama pengembangan jagung 5.000 Jan-Des 12,37 Dit. Serealia

Bantuan Benih Jagung 2.395.000 Jan-Des 1.423,73 Dit. Perbenihan

Koporasi benih jagung Hibrida 3.500 Jan-Des 18,85 Dit. Perbenihan

Perbanyakan Benih Sumber Jagung (71

Ha)71.000 Jan-Des 1,13 Dit. Perbenihan

Peningkatan Produksi kedelai 300.000 Jan-Des 291,48 Dit. Akabi

Pengelolaan Kawasan Kedelai Korporasi Jan-Des 10,56 Dit. Akabi

Pemberdayaan Produsen Benih Kedelai

(1 unit = 10 Ha)7 Jan-Des 1,61 Dit. Perbenihan

Pilot Project Korporasi Perbenihan

Kedelai1.000 Jan-Des 1,80 Dit. Perbenihan

Perbanyakan Benih Sumber Kedelai

(163 Ha)192.600 Jan-Des 2,55 Dit. Perbenihan

3 Produksi Kedelai

2 Produksi Jagung

Produksi Padi1

Page 117: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

106 Ditjen Tanaman Pangan

NOINDIKATOR

KINERJAKEGIATAN

VOLUME (Ha/

Kg/ Unit/

Paket/ meter)

WAKTU

PELAKSAN

AAN

ANGGARAN

YANG

DIBUTUHKAN

(Rp M)

PENANGGUNG

JAWAB

Peningkatan Produksi Kacang Tanah 30.000 Jan-Des 106,56 Dit. Akabi

Peningkatan Produksi Ubi Kayu 20.000 Jan-Des 23,00 Dit. Akabi

Pengemb Produsen Benih Korporasi

Kacang, Kacang Hijau dan Serealia

Lainnya

1.000 Jan-Des 2,95 Dit. Perbenihan

Peningkatan Produksi Ubi Jalar di

Papua & Pabar (Kepres) 1.100 Jan-Des 6,60 Dit. Akabi

Perbanyakan Benih Sumber Aneka

Kacang dan Serealia Lainnya (55 Ha)61.000 Jan-Des 0,91 Dit. Perbenihan

Perbanyakan Benih Sumber Aneka

Umbi (17 Ha)170.000 Jan-Des 0,33 Dit. Perbenihan

Sertifikasi Jaminan Mutu 30 Jan-Des 2,97 Dit. PPHTP

Pemasaran dan Investasi Hasil

Tanaman Pangan420 Jan-Des 14,17 Dit. PPHTP

Peningkatan Produksi Kacang Hijau 25.000 Jan-Des 23,18 Dit. Akabi

Peningkatan Produksi Ubi Jalar 1.400 Jan-Des 8,40 Dit. Akabi

Pengemb Produsen Benih Korporasi

Kacang, Kacang Hijau dan Serealia

Lainnya

1.000 Jan-Des 2,95 Dit. Perbenihan

Perbanyakan Benih Sumber Aneka

Kacang dan Serealia Lainnya (55 Ha)61.000 Jan-Des 0,91 Dit. Perbenihan

Perbanyakan Benih Sumber Aneka

Umbi (17 Ha)170.000 Jan-Des 0,33 Dit. Perbenihan

Sertifikasi Jaminan Mutu 30 Jan-Des 2,97 Dit. PPHTP

6

Rasio

ketersediaan

Alat Mesin

Pertanian

(Alsintan) pasca

panen tanaman

pangan

berdasarkan

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

& RMU6.456 Jan-Des 610,08 Dit. PPHTP

Penerapan Pengendalian Hama Terpadu 24.270 Jan-Des 22,62 Dit. Perlindungan

Penguatan BPTPH, LPHP dan BPT dan

Laboratorium Pestisida 231 Jan-Des 30,23 Dit. Perlindungan

Penerapan Penanganan DPI 550 Jan-Des 3,08 Dit. Perlindungan

Sarana Pengendalian OPT 197.228 Jan-Des 150,50 Dit. Perlindungan

Sarana penanganan DPI - Jan-Des 38,00 Dit. Perlindungan

8

Nilai AKIP Ditjen

TP berdasarkan

penilaian

Inspektorat

Jenderal

Kementerian

Pertanian

DUKUNGAN MANAJEMAN 1 Jan-Des 503,30 Setditjen TP

DUKUNGAN MANAJEMAN 1 Jan-Des 503,30 Setditjen TP

PENGUJIAN MUTU BENIH

(BBPPMBTPH)1 Jan-Des 16,00 BBPPMBTPH

PERAMALAN OPT (BBPOPT) 1 Jan-Des 34,75 BBPOPT

DUKUNGAN MANAJEMAN 1 Jan-Des 503,30 Setditjen TP

PENGUJIAN MUTU BENIH

(BBPPMBTPH)1 Jan-Des 16,00 BBPPMBTPH

PERAMALAN OPT (BBPOPT) 1 Jan-Des 34,75 BBPOPT

10

Indeks

Kepuasan

Masyarakat

(IKM) atas

layanan publik

4

Pertumbuhan

Volume Ekspor

Untuk Produk

Pertanian

Tanaman

Pangan

Penurunan

Volume Impor

untuk Produk

Pertanian

Tanaman

Pangan

5

7

Rasio serangan

OPT dan DPI

terhadap luas

tanam tanaman

pangan

9

Nilai Kinerja

(NK)

(berdasarkan

PMK 249 tahun

2011)

Page 118: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

107 Ditjen Tanaman Pangan

BAB IV

PENUTUP

Capaian indikator kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun

2019 menjadi bagian tolak ukur keberhasilan sasaran program Ditjen

Tanaman pangan. Dari sepuluh indikator kinerja sasaran strategis yang

digunakan untuk mengukur kinerja program pembangunan tanaman

pangan, lima diantaranya dapat tercapai dengan kategori sangat

berhasil (capaian >100%), dua indikator dengan kategori berhasil

(capaian 80-100%), dua indikator dengan kategori cukup berhasil

(capaian 60-79%), dan 1 indikator kurang berhasil (capaian <60%).

Lima indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil (capaian

diatas 100%) meliputi penurunan volume impor untuk produk pertanian

tanaman pangan, rasio ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan)

pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan, Nilai AKIP

Ditjen TP berdasarkan penilaian inspektorat jenderal kementerian

pertanian, Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK 249 Tahun 2011, dan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP.

Indikator yang dikategorikan berhasil adalah pertumbuhan volume

ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan dan rasio serangan

OPT dan DPI terhadap luas tanaman pangan. Indikator yang

dikategorikan cukup berhasil adalah produksi padi dan produksi jagung.

Sedangkan indikator yang dikategorikan kurang berhasil adalah

produksi kedelai.

Serangan kekeringan tahun 2019 menjadi salah satu penyebab tidak

tercapainya target produksi padi, jagung dan kedelai. Antisipasi

dampak perubahan iklim baik banjir dan hujan di tahun 2020 harus

diupayakan sejak dini. Disamping menyebarluaskan informasi

Prakiraan Iklim Tahun 2020, juga dilakukan pembangunan sarana dan

prasarana pengendalian DPI sebagai upaya peningkatan kewaspadaan

sehingga produksi pangan nasional tidak terganggu.

Page 119: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

108 Ditjen Tanaman Pangan

Page 120: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

109 Ditjen Tanaman Pangan

LAMPIRAN

Page 121: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

110 Ditjen Tanaman Pangan

Page 122: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

111 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 1. PK Dirjen TP 2019

Page 123: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

112 Ditjen Tanaman Pangan

Page 124: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

113 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 2. Luas Tanam Padi 2014 – 2019

2014

(Okt'13-Sep'14)

2015

(Okt'14-Sep'15)

2016

(Okt'15-Sep'16)

2017

(Okt'16-Sep'17)

2018 *)

(Okt'17-Sep'18)

2019 *)

(Okt'18-Sep'19)

1 Aceh 401,703 470,673 449,237 465,193 341,326 321,123

2 Sumatera Utara 727,102 806,420 911,508 992,285 422,806 427,948

3 Sumatera Barat 497,800 504,380 495,478 538,825 324,271 322,842

4 Riau 116,300 108,854 97,334 97,944 74,009 65,405

5 Jambi 144,648 124,951 183,399 175,597 89,292 72,028

6 Sumatera Selatan 812,822 894,220 1,098,379 1,020,753 602,418 558,646

7 Bengkulu 147,249 128,098 156,882 159,363 68,253 66,715

8 Lampung 656,023 722,626 820,597 837,055 530,289 480,737

9 Kep.Babel 11,509 13,062 19,458 22,493 17,851 17,700

10 Kep.Riau 394 269 234 292 389 369

11 DKI Jakarta 1,778 1,341 913 935 698 645

12 Jawa Barat 2,039,360 1,912,943 2,099,188 2,079,042 1,768,442 1,635,421

13 Jawa Tengah 1,845,527 1,899,767 1,971,777 2,012,772 1,887,283 1,738,636

14 DI Yogyakarta 158,250 156,549 159,321 158,658 97,324 115,473

15 Jawa Timur 2,083,171 2,167,203 2,289,089 2,285,661 1,813,954 1,763,441

16 Banten 391,125 400,829 426,794 420,642 357,195 314,618

17 Bali 142,907 138,822 139,760 141,662 114,956 98,736

18 NTB 439,884 469,266 454,141 475,314 299,609 291,761

19 NTT 247,649 272,980 280,985 315,933 226,054 205,995

20 Kalimantan Barat 478,978 459,303 528,315 553,465 296,743 300,444

21 Kalimantan Tengah 255,458 250,800 266,127 247,091 152,861 151,382

22 Kalimantan Selatan 500,425 523,972 556,355 571,180 334,671 369,014

23 Kalimantan Timur 100,372 109,115 90,892 96,873 67,289 72,206

24 Kalimantan Utara 31,420 40,526 28,650 27,135 14,198 10,664

25 Sulawesi Utara 138,030 130,091 138,681 162,496 72,874 64,243

26 Sulawesi Tengah 219,128 219,764 229,464 245,283 208,493 192,770

27 Sulawesi Selatan 1,050,159 1,112,842 1,138,374 1,206,331 1,227,972 1,046,394

28 Sulawesi Tenggara 148,375 152,623 176,564 171,342 141,572 137,087

29 Gorontalo 62,420 62,139 69,124 81,477 58,661 50,766

30 Sulawesi Barat 95,308 101,762 130,124 138,775 67,644 64,824

31 Maluku 23,314 22,843 22,509 27,645 30,093 26,908

32 Maluku Utara 23,360 22,652 25,003 29,830 13,893 12,120

33 Papua Barat 6,759 7,864 6,340 5,809 8,045 7,450

34 Papua 45,935 49,574 51,189 55,061 54,290 56,072

14,044,642 14,459,123 15,512,181 15,820,210 11,785,720 11,060,583 Indonesia

NO. PROVINSI

LUAS TANAM (HA)

Page 125: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

114 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 3. Produktivitas Padi 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 48.39 50.56 51.34 53.04 56.49 55.30

2 Sumatera Utara 50.62 51.74 52.05 51.98 51.65 50.32

3 Sumatera Barat 50.06 50.25 50.90 52.47 47.37 47.58

4 Riau 36.35 36.63 37.57 39.46 37.28 36.56

5 Jambi 45.53 44.31 45.57 45.98 44.44 44.57

6 Sumatera Selatan 45.26 48.67 50.03 49.43 51.48 48.27

7 Bengkulu 40.20 44.92 43.29 44.22 43.83 46.03

8 Lampung 51.18 51.49 50.46 50.60 48.61 46.63

9 Kep.Babel 23.62 22.85 22.79 23.09 26.53 28.56

10 Kep.Riau 36.44 36.46 33.80 32.45 29.19 32.30

11 DKI Jakarta 53.86 55.95 53.30 53.84 72.76 53.96

12 Jawa Barat 58.82 61.22 60.49 58.87 56.51 57.54

13 Jawa Tengah 53.57 60.25 58.73 56.68 57.63 57.53

14 DI Yogyakarta 57.87 60.65 55.82 55.48 54.81 47.86

15 Jawa Timur 59.81 61.13 59.84 57.15 58.26 56.28

16 Banten 52.95 56.61 56.63 56.31 48.94 48.41

17 Bali 60.12 62.14 60.60 59.09 60.11 60.78

18 NTB 48.80 51.71 46.49 49.26 50.49 49.78

19 NTT 33.46 35.61 35.65 35.42 41.24 40.82

20 Kalimantan Barat 30.35 29.40 27.49 27.54 27.92 29.23

21 Kalimantan Tengah 34.57 35.07 29.01 31.51 34.88 30.35

22 Kalimantan Selatan 42.05 41.87 42.26 43.02 41.09 37.69

23 Kalimantan Timur 42.55 41.20 38.00 42.39 40.45 36.41

24 Kalimantan Utara 36.05 27.27 26.75 31.62 32.88 32.40

25 Sulawesi Utara 48.91 49.05 50.00 47.93 46.47 44.79

26 Sulawesi Tengah 46.54 48.57 48.26 47.08 46.05 45.40

27 Sulawesi Selatan 52.17 52.41 50.72 50.93 50.21 50.03

28 Sulawesi Tenggara 46.84 47.07 40.16 41.51 39.43 39.27

29 Gorontalo 50.20 55.51 52.10 45.36 47.60 47.18

30 Sulawesi Barat 47.65 49.41 45.18 47.37 48.46 47.96

31 Maluku 47.52 55.72 46.11 40.69 40.01 37.82

32 Maluku Utara 34.01 35.11 32.54 30.58 36.57 32.43

33 Papua Barat 40.21 42.12 43.71 44.05 32.15 41.63

34 Papua 43.09 43.95 46.26 49.09 42.57 43.48

51.35 53.41 52.36 51.65 52.03 51.14

NO. PROVINSI

Indonesia

PRODUKTIVITAS PADI (KU/HA)

Page 126: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

115 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 4. Luas Panen Padi 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 376,137 461,060 429,486 470,351 329,516 310,012

2 Sumatera Utara 717,318 781,769 885,576 988,068 408,176 413,141

3 Sumatera Barat 503,198 507,545 491,876 538,277 313,051 311,671

4 Riau 106,037 107,546 99,430 92,684 71,448 63,142

5 Jambi 145,990 122,214 165,207 170,092 86,203 69,536

6 Sumatera Selatan 810,900 872,737 1,014,351 999,972 581,575 539,317

7 Bengkulu 147,572 128,833 148,277 165,342 65,891 64,407

8 Lampung 648,731 707,266 796,768 839,750 511,941 464,103

9 Kep.Babel 9,943 11,848 15,530 16,080 17,234 17,088

10 Kep.Riau 385 263 186 197 376 356

11 DKI Jakarta 1,400 1,137 1,002 787 673 623

12 Jawa Barat 1,979,799 1,857,612 2,073,203 2,089,291 1,707,254 1,578,836

13 Jawa Tengah 1,800,908 1,875,793 1,953,593 2,010,465 1,821,983 1,678,479

14 DI Yogyakarta 158,903 155,838 158,132 158,818 93,956 111,477

15 Jawa Timur 2,072,630 2,152,070 2,278,460 2,285,232 1,751,192 1,702,426

16 Banten 386,398 386,676 416,452 428,628 344,836 303,732

17 Bali 142,697 137,385 139,529 141,491 110,978 95,319

18 NTB 433,712 467,503 450,662 471,728 289,243 281,666

19 NTT 246,750 266,242 259,270 307,988 218,233 198,867

20 Kalimantan Barat 452,242 433,944 496,358 507,698 286,476 290,048

21 Kalimantan Tengah 242,488 254,670 266,974 244,969 147,572 146,145

22 Kalimantan Selatan 498,133 511,213 547,449 569,993 323,091 356,246

23 Kalimantan Timur 100,262 99,209 80,344 94,394 64,961 69,708

24 Kalimantan Utara 32,072 41,115 30,601 23,983 13,707 10,295

25 Sulawesi Utara 130,428 137,438 135,623 161,861 70,353 62,020

26 Sulawesi Tengah 219,613 209,057 228,346 243,070 201,279 186,100

27 Sulawesi Selatan 1,040,024 1,044,030 1,129,122 1,188,910 1,185,484 1,010,189

28 Sulawesi Tenggara 140,408 140,380 173,118 171,398 136,674 132,344

29 Gorontalo 62,690 59,668 66,199 77,209 56,632 49,010

30 Sulawesi Barat 94,351 93,470 121,421 140,841 65,304 62,581

31 Maluku 21,623 21,141 21,490 25,736 29,052 25,977

32 Maluku Utara 21,192 21,438 25,264 27,478 13,413 11,701

33 Papua Barat 6,880 7,174 6,370 6,701 7,767 7,192

34 Papua 45,493 41,354 50,500 52,536 52,412 54,132

13,797,307 14,116,638 15,156,166 15,712,015 11,377,934 10,677,887

NO. PROVINSILUAS PANEN PADI (HA)

Indonesia

Page 127: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

116 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 5. Produksi Padi 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 1,820,062 2,331,046 2,205,056 2,494,613 1,861,567 1,714,438

2 Sumatera Utara 3,631,039 4,044,829 4,609,791 5,136,186 2,108,285 2,078,902

3 Sumatera Barat 2,519,020 2,550,609 2,503,452 2,824,509 1,483,076 1,482,996

4 Riau 385,475 393,917 373,536 365,744 266,376 230,874

5 Jambi 664,720 541,486 752,811 782,049 383,046 309,933

6 Sumatera Selatan 3,670,435 4,247,922 5,074,613 4,943,071 2,994,192 2,603,396

7 Bengkulu 593,194 578,654 641,881 731,169 288,811 296,472

8 Lampung 3,320,064 3,641,895 4,020,420 4,248,977 2,488,642 2,164,089

9 Kep.Babel 23,481 27,068 35,388 37,123 45,725 48,806

10 Kep.Riau 1,403 959 627 639 1,097 1,151

11 DKI Jakarta 7,541 6,361 5,342 4,238 4,899 3,359

12 Jawa Barat 11,644,899 11,373,144 12,540,550 12,299,701 9,647,359 9,084,957

13 Jawa Tengah 9,648,104 11,301,422 11,473,161 11,396,263 10,499,588 9,655,654

14 DI Yogyakarta 919,573 945,136 882,702 881,106 514,935 533,477

15 Jawa Timur 12,397,049 13,154,967 13,633,701 13,060,464 10,203,213 9,580,934

16 Banten 2,045,883 2,188,996 2,358,202 2,413,477 1,687,783 1,470,503

17 Bali 857,944 853,710 845,559 836,097 667,069 579,321

18 NTB 2,116,637 2,417,392 2,095,117 2,323,701 1,460,339 1,402,182

19 NTT 825,728 948,088 924,403 1,090,821 899,936 811,724

20 Kalimantan Barat 1,372,695 1,275,707 1,364,524 1,397,953 799,715 847,875

21 Kalimantan Tengah 838,207 893,202 774,466 771,893 514,769 443,561

22 Kalimantan Selatan 2,094,590 2,140,276 2,313,574 2,452,366 1,327,492 1,342,862

23 Kalimantan Timur 426,567 408,782 305,337 400,102 262,774 253,818

24 Kalimantan Utara 115,620 112,102 81,854 75,831 45,064 33,357

25 Sulawesi Utara 637,927 674,169 678,151 775,847 326,930 277,776

26 Sulawesi Tengah 1,022,054 1,015,368 1,101,994 1,144,399 926,979 844,904

27 Sulawesi Selatan 5,426,097 5,471,806 5,727,081 6,055,404 5,952,616 5,054,167

28 Sulawesi Tenggara 657,617 660,720 695,329 711,401 538,876 519,707

29 Gorontalo 314,704 331,220 344,869 350,193 269,540 231,211

30 Sulawesi Barat 449,621 461,844 548,536 667,100 316,478 300,142

31 Maluku 102,761 117,791 99,088 104,716 116,229 98,255

32 Maluku Utara 72,074 75,265 82,213 84,037 49,047 37,946

33 Papua Barat 27,665 30,219 27,840 29,516 24,967 29,944

34 Papua 196,015 181,769 233,599 257,888 223,119 235,340

70,846,465 75,397,841 79,354,767 81,148,594 59,200,534 54,604,033 Indonesia

NO. PROVINSIPRODUKSI PADI (TON GKG)

Page 128: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

117 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 6. Luas Tanam Jagung 2014 – 2019 (Ini luas tanam padi)

2014

(Okt'13-Sep'14)

2015

(Okt'14-Sep'15)

2016

(Okt'15-Sep'16)

2017

(Okt'16-Sep'17)

2018

(Okt'17-Sep'18)

2019

(Okt'18-Sep'19)

1 Aceh 50,889 53,941 71,621 91,544 71,291 77,089

2 Sumatera Utara 217,904 244,436 270,220 307,298 293,897 311,229

3 Sumatera Barat 95,673 89,492 105,320 149,427 148,010 126,473

4 Riau 13,836 15,082 16,241 16,217 17,214 23,168

5 Jambi 8,953 9,686 16,189 17,470 16,569 12,960

6 Sumatera Selatan 34,399 52,335 95,490 149,966 157,280 137,313

7 Bengkulu 18,857 12,267 24,641 28,231 20,356 33,264

8 Lampung 338,427 309,666 348,913 489,796 466,189 438,766

9 Kep.Babel 752 563 670 2,037 1,820 1,820

10 Kep.Riau 665 664 694 666 660 612

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 161,409 145,188 215,933 188,846 200,745 191,429

13 Jawa Tengah 545,845 553,712 617,983 593,216 579,798 575,344

14 DI Yogyakarta 72,926 68,226 67,380 66,476 63,289 69,234

15 Jawa Timur 1,211,989 1,229,135 1,257,817 1,272,023 1,287,125 1,312,470

16 Banten 6,401 6,776 12,130 32,816 103,670 46,034

17 Bali 20,091 18,504 19,659 20,339 15,738 19,416

18 NTB 128,424 146,692 207,718 313,456 331,020 350,026

19 NTT 267,368 286,243 309,223 344,724 356,013 348,375

20 Kalimantan Barat 41,920 35,942 36,742 41,125 57,360 59,431

21 Kalimantan Tengah 4,363 4,295 6,139 10,877 28,325 19,171

22 Kalimantan Selatan 22,810 24,497 36,507 57,346 98,349 120,311

23 Kalimantan Timur 6,453 5,606 7,083 14,611 18,500 21,722

24 Kalimantan Utara 1,062 971 1,463 2,755 1,027 939

25 Sulawesi Utara 127,812 86,896 166,425 465,122 331,443 314,743

26 Sulawesi Tengah 44,796 37,374 67,968 80,918 100,524 131,064

27 Sulawesi Selatan 297,828 308,366 375,367 412,435 408,552 419,567

28 Sulawesi Tenggara 27,842 28,791 31,654 52,258 58,442 72,892

29 Gorontalo 154,723 134,804 205,692 339,441 344,006 352,980

30 Sulawesi Barat 27,031 22,311 56,909 165,825 120,033 166,921

31 Maluku 5,796 6,079 7,928 7,642 24,766 25,784

32 Maluku Utara 6,138 6,679 4,881 19,289 191,613 55,258

33 Papua Barat 2,072 1,804 2,014 1,827 1,648 3,135

34 Papua 4,023 4,326 3,240 5,301 8,350 9,009

3,969,477 3,951,349 4,667,853 5,761,316 5,923,623 5,847,945

NO. PROVINSI

Indonesia

LUAS TANAM JAGUNG (HA)

Page 129: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

118 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 7. Produktivitas Jagung 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 42.72 42.76 45.22 47.51 56.36 56.85

2 Sumatera Utara 57.82 62.33 61.63 61.87 57.94 59.55

3 Sumatera Barat 65.02 68.61 70.02 69.26 64.53 65.27

4 Riau 23.76 24.85 24.88 25.15 21.75 45.75

5 Jambi 54.95 60.94 60.77 63.63 70.11 60.44

6 Sumatera Selatan 60.11 62.40 63.24 64.56 68.23 67.17

7 Bengkulu 46.51 52.07 59.71 58.05 58.79 56.80

8 Lampung 50.74 51.20 50.56 52.19 58.57 68.40

9 Kep.Babel 33.69 36.80 43.92 38.67 39.88 32.98

10 Kep.Riau 23.36 23.30 17.84 16.42 54.58 41.30

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 73.24 75.69 81.68 80.37 73.85 75.10

13 Jawa Tengah 56.71 59.18 59.74 60.76 60.05 60.27

14 DI Yogyakarta 46.15 45.67 47.27 49.87 50.39 53.63

15 Jawa Timur 47.72 50.52 50.69 50.40 53.63 53.95

16 Banten 33.36 33.74 40.47 39.65 51.10 51.87

17 Bali 24.34 26.46 33.17 35.22 38.01 45.32

18 NTB 62.09 67.08 61.79 68.40 64.21 67.75

19 NTT 25.18 25.08 25.95 25.86 25.03 26.51

20 Kalimantan Barat 36.79 32.57 36.61 39.83 40.40 50.88

21 Kalimantan Tengah 31.37 32.66 36.94 55.27 51.52 52.25

22 Kalimantan Selatan 56.56 58.61 58.71 51.95 46.00 60.46

23 Kalimantan Timur 26.34 36.32 44.73 50.81 63.49 69.00

24 Kalimantan Utara 21.26 21.77 26.41 22.48 55.77 35.05

25 Sulawesi Utara 38.31 37.15 37.74 36.72 43.20 45.46

26 Sulawesi Tengah 40.87 40.34 51.10 47.39 41.87 40.00

27 Sulawesi Selatan 51.46 51.79 56.31 56.83 55.75 55.95

28 Sulawesi Tenggara 25.23 28.46 29.22 37.48 40.02 42.19

29 Gorontalo 48.37 49.83 46.59 46.19 45.30 49.18

30 Sulawesi Barat 45.46 48.58 55.35 46.97 50.54 51.31

31 Maluku 27.85 42.78 33.95 28.55 40.11 33.49

32 Maluku Utara 30.26 30.13 29.33 27.80 46.35 31.38

33 Papua Barat 17.24 17.32 17.58 17.87 59.88 43.36

34 Papua 23.67 24.36 28.49 25.08 56.74 47.40

49.54 51.78 53.05 52.27 53.26 55.23

NO. PROVINSI

Indonesia

PRODUKTIVITAS JAGUNG (KU/HA)

Page 130: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

119 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 8. Luas Panen Jagung 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 *)

1 Aceh 47,357 47,967 70,024 81,552 46,013 42,648

2 Sumatera Utara 200,603 243,770 252,729 281,423 211,878 217,985

3 Sumatera Barat 93,097 87,825 101,611 142,334 102,641 82,484

4 Riau 12,057 12,425 13,205 12,231 11,207 15,509

5 Jambi 7,937 8,486 13,209 15,508 9,914 9,749

6 Sumatera Selatan 31,939 46,315 87,316 138,232 108,989 101,437

7 Bengkulu 15,643 10,137 22,424 25,510 13,871 21,172

8 Lampung 338,885 293,521 340,200 482,607 324,728 317,833

9 Kep.Babel 214 181 239 823 420 676

10 Kep.Riau 301 203 61 47 52 32

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 142,964 126,828 199,587 177,296 135,671 130,659

13 Jawa Tengah 538,102 542,804 598,272 588,812 407,019 408,139

14 DI Yogyakarta 67,657 65,485 65,632 62,521 43,962 45,214

15 Jawa Timur 1,202,300 1,213,654 1,238,616 1,257,111 902,933 924,998

16 Banten 3,152 3,518 4,913 16,018 47,497 15,786

17 Bali 16,685 15,346 16,802 15,628 9,457 8,368

18 NTB 126,577 143,117 206,885 310,990 233,273 263,552

19 NTT 257,025 273,194 265,318 313,150 240,654 246,309

20 Kalimantan Barat 36,823 31,851 31,036 38,056 35,928 44,463

21 Kalimantan Tengah 2,594 2,507 4,415 9,237 16,505 12,051

22 Kalimantan Selatan 20,862 21,926 33,788 54,972 67,136 71,958

23 Kalimantan Timur 2,873 2,307 4,948 11,140 11,629 12,050

24 Kalimantan Utara 581 474 1,244 2,295 850 915

25 Sulawesi Utara 127,475 80,885 154,320 445,587 233,464 212,393

26 Sulawesi Tengah 41,647 32,503 62,175 78,993 66,963 82,934

27 Sulawesi Selatan 289,736 295,115 366,771 411,993 286,858 309,352

28 Sulawesi Tenggara 24,022 23,945 30,836 45,917 39,107 52,019

29 Gorontalo 148,816 129,131 195,606 336,001 245,688 291,409

30 Sulawesi Barat 24,341 20,752 51,346 154,174 90,687 102,977

31 Maluku 3,795 3,260 4,167 5,152 9,642 10,417

32 Maluku Utara 6,462 3,892 3,308 12,655 105,691 30,047

33 Papua Barat 1,421 1,307 1,093 1,202 964 966

34 Papua 3,076 2,736 2,274 4,006 4,642 2,983

3,837,019 3,787,367 4,444,369 5,533,169 4,065,935 4,089,482 Indonesia

NO. PROVINSILUAS PANEN JAGUNG (HA)

Page 131: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

120 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 9. Produksi Jagung 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 *)

1 Aceh 202,318 205,125 316,645 387,470 259,318 242,443

2 Sumatera Utara 1,159,795 1,519,407 1,557,463 1,741,258 1,227,614 1,298,165

3 Sumatera Barat 605,352 602,549 711,518 985,847 662,295 538,410

4 Riau 28,651 30,870 32,850 30,765 24,374 70,954

5 Jambi 43,617 51,712 80,267 98,680 69,510 58,918

6 Sumatera Selatan 191,974 289,007 552,199 892,358 743,685 681,326

7 Bengkulu 72,756 52,785 133,902 148,090 81,547 120,248

8 Lampung 1,719,386 1,502,800 1,720,196 2,518,895 1,902,052 2,173,972

9 Kep.Babel 721 666 1,051 3,184 1,675 2,230

10 Kep.Riau 703 473 109 77 283 134

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 1,047,077 959,933 1,630,238 1,424,928 1,001,927 981,204

13 Jawa Tengah 3,051,516 3,212,391 3,574,331 3,577,507 2,444,322 2,459,899

14 DI Yogyakarta 312,236 299,084 310,257 311,764 221,538 242,458

15 Jawa Timur 5,737,382 6,131,163 6,278,264 6,335,252 4,841,999 4,990,147

16 Banten 10,514 11,870 19,882 63,517 242,710 81,877

17 Bali 40,613 40,603 55,736 55,042 35,950 37,921

18 NTB 785,864 959,973 1,278,271 2,127,324 1,497,959 1,785,537

19 NTT 647,108 685,081 688,432 809,830 602,298 653,065

20 Kalimantan Barat 135,461 103,742 113,624 151,586 145,155 226,214

21 Kalimantan Tengah 8,138 8,189 16,308 51,053 85,037 62,967

22 Kalimantan Selatan 117,986 128,505 198,378 285,578 308,852 435,063

23 Kalimantan Timur 7,567 8,379 22,132 56,597 73,835 83,144

24 Kalimantan Utara 1,235 1,032 3,286 5,160 4,738 3,206

25 Sulawesi Utara 488,362 300,490 582,331 1,636,236 1,008,640 965,577

26 Sulawesi Tengah 170,203 131,123 317,717 374,323 280,345 331,764

27 Sulawesi Selatan 1,490,991 1,528,414 2,065,125 2,341,336 1,599,194 1,730,798

28 Sulawesi Tenggara 60,600 68,141 90,090 172,078 156,497 219,455

29 Gorontalo 719,780 643,512 911,350 1,551,972 1,112,861 1,433,177

30 Sulawesi Barat 110,665 100,811 284,213 724,222 458,327 528,419

31 Maluku 10,568 13,947 14,147 14,707 38,678 34,889

32 Maluku Utara 19,555 11,728 9,702 35,182 489,839 94,295

33 Papua Barat 2,450 2,264 1,921 2,148 5,776 4,190

34 Papua 7,282 6,666 6,478 10,049 26,340 14,141

19,008,426 19,612,435 23,578,413 28,924,015 21,655,172 22,586,207 Indonesia

NO. PROVINSIPRODUKSI JAGUNG (TON PK)

Page 132: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

121 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 10. Luas Tanam Kedelai 2014 –2019

2014

(Okt'14-Sep'15)

2015

(Okt'14-Sep'15)

2016

(Okt'15-Sep'16)

2017

(Okt'16-Sep'17)

2018

(Okt'17-Sep'18)

2019

(Okt'18-Sep'19)

1 Aceh 51,109 40,382 21,963 6,323 12,604 680

2 Sumatera Utara 5,402 5,847 7,039 6,653 28,496 4,922

3 Sumatera Barat 845 336 76 92 3,136 2,787

4 Riau 2,437 2,514 3,219 1,415 7,346 1,010

5 Jambi 6,187 6,223 9,028 8,856 9,333 3,647

6 Sumatera Selatan 8,796 12,367 16,989 8,004 13,894 10,430

7 Bengkulu 5,370 5,314 4,003 468 2,346 292

8 Lampung 11,882 10,231 9,160 4,219 61,001 10,471

9 Kep.Babel 3 1 5 - - 1

10 Kep.Riau 22 20 21 11 24 23

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 80,458 67,917 58,571 28,442 115,548 37,375

13 Jawa Tengah 75,862 71,465 62,273 59,347 110,113 45,759

14 DI Yogyakarta 16,282 13,895 13,367 6,761 8,583 5,245

15 Jawa Timur 214,931 208,783 188,026 136,063 157,733 80,371

16 Banten 6,257 7,075 8,651 5,737 34,991 2,251

17 Bali 5,446 5,168 5,475 4,428 1,898 1,922

18 NTB 71,536 95,567 86,175 43,653 66,681 30,132

19 NTT 3,606 3,587 7,734 6,313 30,229 8,072

20 Kalimantan Barat 2,351 2,199 1,949 1,047 1,417 1,037

21 Kalimantan Tengah 1,491 1,286 4,003 3,449 1,180 125

22 Kalimantan Selatan 7,411 9,573 20,055 5,484 21,540 4,704

23 Kalimantan Timur 758 1,218 1,502 1,618 130 54

24 Kalimantan Utara 97 3,189 1,188 800 55 8

25 Sulawesi Utara 7,280 6,146 14,339 4,899 39,373 12,631

26 Sulawesi Tengah 10,300 7,201 9,548 3,229 23,099 7,826

27 Sulawesi Selatan 39,885 41,157 47,538 12,814 14,607 10,560

28 Sulawesi Tenggara 6,062 9,602 10,405 2,667 6,787 1,102

29 Gorontalo 2,863 2,538 2,628 272 3,588 246

30 Sulawesi Barat 3,630 6,049 4,804 2,084 14,142 18,661

31 Maluku 454 1,075 1,459 1,050 145 7

32 Maluku Utara 580 600 1,161 617 177 62

33 Papua Barat 1,109 1,588 1,822 208 92 78

34 Papua 3,692 3,092 2,056 2,014 587 294

654,394 653,205 626,229 369,038 790,873 302,783 Indonesia

NO. PROVINSI

LUAS TANAM KEDELAI (HA)

Page 133: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

122 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 11. Produktivitas Kedelai 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 14.81 14.61 15.24 15.62 17.75 14.19

2 Sumatera Utara 11.36 12.35 12.80 12.95 7.02 15.28

3 Sumatera Barat 11.61 11.93 11.31 10.50 14.10 14.29

4 Riau 11.49 14.15 12.02 11.58 15.52 15.31

5 Jambi 12.86 13.72 13.27 15.03 14.41 13.83

6 Sumatera Selatan 17.34 15.09 15.44 17.49 12.75 14.23

7 Bengkulu 10.63 12.72 11.65 8.40 13.76 14.17

8 Lampung 12.13 11.67 12.17 13.50 13.14 14.45

9 Kep.Babel 10.00 10.00 10.20 - - 19.11

10 Kep.Riau 10.59 10.71 8.57 9.86 14.77 19.11

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 16.30 16.44 16.74 17.58 13.37 18.18

13 Jawa Tengah 17.37 18.38 18.53 17.55 15.89 17.65

14 DI Yogyakarta 11.98 13.55 12.90 13.25 12.61 9.06

15 Jawa Timur 16.54 16.58 15.09 15.04 13.98 13.52

16 Banten 13.26 13.72 14.13 12.92 7.67 14.73

17 Bali 15.28 14.11 13.09 13.25 13.61 12.66

18 NTB 14.10 13.17 12.99 13.00 11.22 14.10

19 NTT 9.71 10.15 8.69 12.59 4.74 7.67

20 Kalimantan Barat 15.60 16.01 14.37 8.00 10.97 9.83

21 Kalimantan Tengah 11.98 12.00 13.78 12.49 4.99 14.26

22 Kalimantan Selatan 13.06 13.65 14.25 13.67 13.27 12.05

23 Kalimantan Timur 14.69 16.04 14.95 14.37 14.73 14.47

24 Kalimantan Utara 10.00 9.24 11.74 13.74 14.75 15.92

25 Sulawesi Utara 13.35 13.06 13.24 13.31 14.22 14.35

26 Sulawesi Tengah 16.18 18.71 17.32 14.38 13.23 10.30

27 Sulawesi Selatan 15.04 17.67 13.35 13.82 15.28 13.39

28 Sulawesi Tenggara 11.20 16.23 19.47 16.72 17.07 15.62

29 Gorontalo 15.04 13.49 15.68 15.74 14.00 13.33

30 Sulawesi Barat 11.72 10.27 17.04 15.64 12.83 17.82

31 Maluku 12.65 9.23 8.50 13.06 13.96 14.76

32 Maluku Utara 12.39 10.49 10.03 8.88 13.78 15.47

33 Papua Barat 10.62 10.57 10.53 10.62 13.80 14.39

34 Papua 11.77 12.76 12.03 12.29 14.40 14.47

15.51 15.68 14.90 15.14 13.17 14.87

NO. PROVINSI

Indonesia

PRODUKTIVITAS KEDELAI (KU/HA)

Page 134: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

123 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 12. Luas Panen Kedelai 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 42,784 32,796 14,559 4,437 5,378 544

2 Sumatera Utara 5,024 5,303 3,955 6,007 17,637 6,642

3 Sumatera Barat 785 296 84 72 1,690 2,643

4 Riau 2,030 1,516 2,207 966 3,683 604

5 Jambi 5,288 4,906 8,543 7,271 5,805 3,670

6 Sumatera Selatan 7,237 11,145 15,148 6,741 8,609 10,386

7 Bengkulu 5,375 4,235 4,002 491 1,516 285

8 Lampung 11,362 8,407 8,181 5,944 36,517 9,812

9 Kep.Babel 3 1 5 - - 1

10 Kep.Riau 17 14 7 7 3 1

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 70,719 60,172 55,019 28,022 76,357 37,393

13 Jawa Tengah 72,235 70,629 60,540 60,132 71,528 39,248

14 DI Yogyakarta 16,337 13,886 12,990 6,533 5,934 5,417

15 Jawa Timur 214,880 208,067 181,810 133,593 106,070 78,937

16 Banten 4,815 5,316 2,844 1,646 16,088 1,640

17 Bali 5,357 5,146 5,182 4,079 1,273 1,785

18 NTB 68,896 94,948 84,308 43,149 44,619 30,864

19 NTT 2,790 3,563 6,711 5,006 12,269 6,654

20 Kalimantan Barat 2,026 1,647 1,463 564 699 633

21 Kalimantan Tengah 1,166 1,052 1,946 2,571 641 88

22 Kalimantan Selatan 6,848 7,722 18,218 6,152 13,887 3,842

23 Kalimantan Timur 768 947 1,059 808 77 54

24 Kalimantan Utara 97 2,423 924 840 9 3

25 Sulawesi Utara 5,641 5,117 11,975 5,865 25,420 11,060

26 Sulawesi Tengah 10,138 7,094 8,868 3,451 14,393 5,797

27 Sulawesi Selatan 36,390 38,036 46,489 11,650 9,488 8,044

28 Sulawesi Tenggara 5,079 7,888 8,289 2,425 3,696 833

29 Gorontalo 2,842 2,375 2,494 317 2,296 139

30 Sulawesi Barat 3,410 4,106 3,802 3,103 7,374 17,916

31 Maluku 457 766 1,124 1,093 117 11

32 Maluku Utara 615 453 786 570 90 97

33 Papua Barat 890 1,362 1,610 434 53 66

34 Papua 3,384 2,761 1,847 1,860 331 153

615,685 614,095 576,987 355,799 493,546 285,265 Indonesia

NO. PROVINSILUAS PANEN KEDELAI (HA)

Page 135: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

124 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 13. Produksi Kedelai 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 63,352 47,910 22,184 6,932 9,546 772

2 Sumatera Utara 5,705 6,549 5,062 7,778 12,377 10,148

3 Sumatera Barat 911 353 95 76 2,384 3,776

4 Riau 2,332 2,145 2,654 1,119 5,714 925

5 Jambi 6,800 6,732 11,338 10,925 8,366 5,077

6 Sumatera Selatan 12,550 16,818 23,391 11,792 10,980 14,782

7 Bengkulu 5,715 5,388 4,664 413 2,086 403

8 Lampung 13,777 9,815 9,960 8,027 47,996 14,176

9 Kep.Babel 3 1 5 - - 2

10 Kep.Riau 18 15 6 7 5 2

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 115,261 98,938 92,078 49,261 102,056 67,967

13 Jawa Tengah 125,467 129,794 112,157 105,553 113,673 69,269

14 DI Yogyakarta 19,579 18,822 16,763 8,656 7,486 4,908

15 Jawa Timur 355,464 344,998 274,317 200,916 148,248 106,694

16 Banten 6,384 7,291 4,020 2,126 12,335 2,416

17 Bali 8,187 7,259 6,784 5,405 1,733 2,260

18 NTB 97,172 125,036 109,480 56,097 50,063 43,527

19 NTT 2,710 3,615 5,834 6,303 5,813 5,104

20 Kalimantan Barat 3,161 2,637 2,102 451 766 623

21 Kalimantan Tengah 1,397 1,262 2,682 3,210 320 126

22 Kalimantan Selatan 8,946 10,537 25,951 8,409 18,433 4,629

23 Kalimantan Timur 1,128 1,519 1,582 1,161 113 79

24 Kalimantan Utara 97 2,239 1,085 1,154 13 5

25 Sulawesi Utara 7,529 6,685 15,859 7,806 36,144 15,874

26 Sulawesi Tengah 16,399 13,270 15,358 4,962 19,037 5,970

27 Sulawesi Selatan 54,723 67,192 62,054 16,101 14,497 10,773

28 Sulawesi Tenggara 5,691 12,799 16,136 4,055 6,308 1,301

29 Gorontalo 4,273 3,203 3,911 499 3,213 185

30 Sulawesi Barat 3,998 4,218 6,480 4,853 9,458 31,933

31 Maluku 578 707 956 1,428 163 17

32 Maluku Utara 762 475 788 506 124 151

33 Papua Barat 945 1,439 1,696 461 73 94

34 Papua 3,983 3,522 2,221 2,286 477 221

954,997 963,183 859,653 538,728 650,000 424,189 Indonesia

NO. PROVINSIPRODUKSI KEDELAI (TON BK)

Page 136: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

125 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 14. Luas Tanam Kacang Tanah 2014-2019

2014

(Okt'13-Sep'14)

2015

(Okt'14-Sep'15)

2016

(Okt'15-Sep'16)

2017

(Okt'16-Sep'17)

2018

(Okt'17-Sep'18)

2019

(Okt'18-Sep'19)

1 Aceh 2.550 2.049 1.834 1.855 1.876 1.884

2 Sumatera Utara 8.780 6.900 4.180 3.434 3.511 3.663

3 Sumatera Barat 5.522 4.254 3.296 3.695 3.247 2.893

4 Riau 1.182 1.113 949 805 840 575

5 Jambi 1.125 932 996 929 955 947

6 Sumatera Selatan 2.298 1.625 1.613 2.092 1.347 2.660

7 Bengkulu 4.554 2.852 2.097 1.929 1.760 944

8 Lampung 7.568 4.071 3.690 3.268 2.500 2.493

9 Kep.Babel 218 153 181 135 188 168

10 Kep.Riau 189 168 118 74 70 57

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 50.117 43.904 41.390 28.979 26.690 26.978

13 Jawa Tengah 91.783 81.581 74.735 63.738 64.235 54.199

14 DI Yogyakarta 67.657 71.014 67.075 70.129 66.030 64.026

15 Jawa Timur 140.054 139.617 136.857 113.370 113.102 105.762

16 Banten 7.957 7.729 8.024 5.248 4.128 2.863

17 Bali 7.792 7.055 6.524 5.457 4.044 4.683

18 NTB 26.950 19.781 23.355 24.400 18.998 18.787

19 NTT 14.437 12.337 13.860 12.160 11.782 14.952

20 Kalimantan Barat 1.055 842 842 564 474 606

21 Kalimantan Tengah 526 461 411 322 328 214

22 Kalimantan Selatan 9.687 7.551 8.137 6.057 5.281 4.366

23 Kalimantan Timur 1.201 900 762 792 782 723

24 Kalimantan Utara 240 228 182 172 162 146

25 Sulawesi Utara 5.794 3.540 3.311 2.479 1.815 1.178

26 Sulawesi Tengah 3.777 2.995 3.309 2.658 2.830 1.953

27 Sulawesi Selatan 24.884 18.839 20.511 11.374 13.530 11.920

28 Sulawesi Tenggara 6.205 4.998 3.753 3.526 3.324 4.024

29 Gorontalo 1.035 782 398 459 288 113

30 Sulawesi Barat 529 325 395 319 234 256

31 Maluku 1.172 953 1.194 1.488 1.539 1.136

32 Maluku Utara 2.747 2.221 1.665 2.113 1.165 653

33 Papua Barat 625 557 610 323 529 534

34 Papua 1.911 2.256 1.511 1.222 1.148 1.188

502.121 454.583 437.764 375.564 358.732 337.543 Indonesia

NO. PROVINSI

LUAS TANAM KACANG TANAH (HA)

Page 137: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

126 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 15. Produktivitas Kacang Tanah 2014 – 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 12.31 12.52 12.83 12.84 15.08 13.40

2 Sumatera Utara 11.76 11.60 11.90 12.63 12.70 11.19

3 Sumatera Barat 13.62 14.59 15.73 13.34 13.67 17.44

4 Riau 9.50 9.58 9.52 10.03 10.55 9.85

5 Jambi 12.83 12.97 12.81 13.97 11.19 15.54

6 Sumatera Selatan 11.91 11.83 12.40 15.27 17.08 20.22

7 Bengkulu 10.17 12.22 9.65 10.15 13.50 13.53

8 Lampung 13.01 13.19 13.28 13.55 13.50 14.00

9 Kep.Babel 10.87 9.73 9.53 14.78 8.57 12.37

10 Kep.Riau 10.00 10.00 9.92 11.54 13.86 10.44

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 14.76 18.45 17.13 17.38 13.79 15.05

13 Jawa Tengah 13.08 13.42 14.11 14.14 13.72 13.98

14 DI Yogyakarta 10.60 11.75 11.00 11.74 12.23 10.12

15 Jawa Timur 13.47 13.73 12.90 13.39 13.22 12.51

16 Banten 13.27 14.45 10.88 10.56 14.94 11.39

17 Bali 10.61 10.00 10.05 11.33 12.99 15.72

18 NTB 12.96 15.38 14.34 14.07 13.20 16.63

19 NTT 10.60 8.68 9.09 8.78 8.63 9.59

20 Kalimantan Barat 11.91 11.24 11.27 12.01 11.39 10.95

21 Kalimantan Tengah 11.26 11.25 11.43 11.59 12.52 12.48

22 Kalimantan Selatan 12.15 12.30 12.29 12.90 10.42 9.78

23 Kalimantan Timur 12.78 12.78 12.89 13.02 12.51 11.70

24 Kalimantan Utara 10.33 11.03 11.08 11.66 8.89 8.23

25 Sulawesi Utara 13.35 11.55 11.64 11.60 13.84 14.58

26 Sulawesi Tengah 15.60 16.88 13.58 10.85 12.13 10.38

27 Sulawesi Selatan 14.09 9.91 14.48 14.13 13.18 12.47

28 Sulawesi Tenggara 7.68 7.14 7.78 7.50 5.83 8.41

29 Gorontalo 11.76 9.83 11.37 10.35 9.31 11.82

30 Sulawesi Barat 13.35 10.06 12.27 11.24 10.71 11.21

31 Maluku 10.64 8.69 9.32 10.45 11.22 10.26

32 Maluku Utara 10.92 9.97 9.93 10.87 15.36 14.30

33 Papua Barat 10.88 10.99 11.06 11.18 12.25 8.61

34 Papua 10.32 11.01 12.18 11.25 14.38 10.63

12.79 13.33 13.07 13.23 12.92 12.62

NO. PROVINSI

Indonesia

PRODUKTIVITAS KACANG TANAH (KU/HA)

Page 138: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

127 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 16. Luas Panen Kacang Tanah 2014 – 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 2,502 2,019 1,823 1,864 1,826 1,874

2 Sumatera Utara 8,311 7,342 4,091 3,469 3,379 3,893

3 Sumatera Barat 5,442 4,087 3,548 3,231 3,425 2,957

4 Riau 1,194 1,081 960 802 822 550

5 Jambi 1,139 907 947 938 916 943

6 Sumatera Selatan 2,284 1,709 1,619 2,039 1,251 3,098

7 Bengkulu 4,535 2,971 2,132 1,896 1,750 1,058

8 Lampung 7,651 3,764 3,646 3,247 2,469 2,522

9 Kep.Babel 206 148 178 133 191 165

10 Kep.Riau 155 153 109 78 60 57

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 50,007 43,761 41,260 29,606 26,280 26,862

13 Jawa Tengah 91,862 81,395 74,639 64,526 63,341 54,229

14 DI Yogyakarta 67,532 70,888 68,945 68,083 65,454 63,145

15 Jawa Timur 139,893 139,544 136,411 114,414 110,414 104,808

16 Banten 8,061 7,614 7,741 5,423 4,174 3,242

17 Bali 7,876 7,068 6,566 5,080 4,026 2,521

18 NTB 26,458 20,249 23,536 24,402 19,057 17,908

19 NTT 14,046 12,231 11,474 11,899 11,564 15,205

20 Kalimantan Barat 1,049 841 840 548 468 598

21 Kalimantan Tengah 470 465 384 313 324 212

22 Kalimantan Selatan 9,744 7,413 8,086 6,097 5,214 4,230

23 Kalimantan Timur 1,189 882 737 774 804 649

24 Kalimantan Utara 241 233 185 175 166 128

25 Sulawesi Utara 5,295 3,438 3,445 2,454 1,831 1,221

26 Sulawesi Tengah 3,751 2,928 3,247 2,550 2,803 1,936

27 Sulawesi Selatan 24,459 19,203 20,302 11,444 13,419 11,773

28 Sulawesi Tenggara 6,058 4,862 3,887 3,490 3,347 3,911

29 Gorontalo 1,043 769 396 457 288 95

30 Sulawesi Barat 376 327 353 343 232 216

31 Maluku 1,149 922 1,158 1,417 1,490 1,047

32 Maluku Utara 2,871 2,273 1,540 1,784 1,309 831

33 Papua Barat 589 594 639 314 601 427

34 Papua 1,900 2,268 1,557 1,190 1,073 571

499,338 454,349 436,382 374,479 353,768 332,883 Indonesia

NO. PROVINSILUAS PANEN KACANG TANAH (HA)

Page 139: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

128 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 17. Produksi Kacang Tanah 2014 – 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 3,080 2,527 2,340 2,393 2,753 2,511

2 Sumatera Utara 9,777 8,517 4,870 4,380 4,290 4,357

3 Sumatera Barat 7,410 5,964 5,581 4,310 4,683 5,158

4 Riau 1,134 1,036 913 805 867 542

5 Jambi 1,461 1,176 1,213 1,310 1,024 1,465

6 Sumatera Selatan 2,720 2,021 2,007 3,113 2,137 6,265

7 Bengkulu 4,612 3,630 2,058 1,925 2,363 1,432

8 Lampung 9,951 4,963 4,842 4,401 3,333 3,531

9 Kep.Babel 224 144 170 197 164 204

10 Kep.Riau 155 153 108 90 83 60

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 73,808 80,719 70,676 51,447 36,253 40,417

13 Jawa Tengah 120,158 109,204 105,338 91,234 86,910 75,817

14 DI Yogyakarta 71,582 83,300 75,816 79,908 80,054 63,881

15 Jawa Timur 188,491 191,579 175,925 153,216 145,939 131,161

16 Banten 10,700 11,004 8,419 5,727 6,236 3,693

17 Bali 8,355 7,065 6,599 5,754 5,231 3,965

18 NTB 34,284 31,142 33,749 34,325 25,148 29,789

19 NTT 14,886 10,620 10,431 10,445 9,978 14,577

20 Kalimantan Barat 1,249 945 947 658 533 655

21 Kalimantan Tengah 529 523 439 363 405 264

22 Kalimantan Selatan 11,835 9,121 9,941 7,867 5,432 4,138

23 Kalimantan Timur 1,520 1,127 950 1,008 1,006 759

24 Kalimantan Utara 249 257 205 204 148 106

25 Sulawesi Utara 7,069 3,971 4,010 2,847 2,534 1,781

26 Sulawesi Tengah 5,853 4,943 4,409 2,767 3,400 2,008

27 Sulawesi Selatan 34,464 19,024 29,403 16,169 17,691 14,684

28 Sulawesi Tenggara 4,652 3,471 3,023 2,617 1,950 3,288

29 Gorontalo 1,227 756 450 473 268 112

30 Sulawesi Barat 502 329 433 385 249 242

31 Maluku 1,222 801 1,079 1,480 1,671 1,075

32 Maluku Utara 3,136 2,267 1,529 1,939 2,011 1,188

33 Papua Barat 641 653 707 351 737 367

34 Papua 1,960 2,497 1,897 1,339 1,543 607

638,896 605,449 570,477 495,447 457,026 420,099

PRODUKSI KACANG TANAH (TON BK)

Indonesia

NO. PROVINSI

Page 140: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

129 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 18. Luas Tanam Ubi Jalar 2014 – 2019

2014(Okt'13-Sep'14)

2015 (Okt'14-Sep'15)

2016 (Okt'15-Sep'16)

2017(Okt'16-Sep'17)

2018 (Okt'17-Sep'18)

2019(Okt'18-Sep'19)

1 Aceh 868.00 824 535 447 426 338

2 Sumatera Utara 10,389.00 9,002 6,054 5,984 5,134 5,973

3 Sumatera Barat 5,374.00 5,060 4,375 4,263 4,613 3,559

4 Riau 973.00 767 574 572 533 390

5 Jambi 2,947.00 2,198 1,746 1,403 1,019 1,504

6 Sumatera Selatan 2,105.00 1,446 1,494 1,000 859 887

7 Bengkulu 3,899.00 2,769 2,251 2,239 2,188 818

8 Lampung 4,267.00 2,863 2,638 2,020 1,711 1,516

9 Kep.Babel 377.00 255 280 253 248 201

10 Kep.Riau 223.00 163 206 177 136 165

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 25,444.00 23,507 23,926 21,559 19,431 18,477

13 Jawa Tengah 8,710.00 7,379 7,474 5,808 5,507 5,132

14 DI Yogyakarta 397.00 392 270 314 208 211

15 Jawa Timur 13,906.00 12,551 11,301 9,542 9,630 8,769

16 Banten 2,045.00 1,582 1,586 1,193 1,154 870

17 Bali 4,308.00 2,946 2,766 1,999 1,497 1,440

18 NTB 1,206.00 1,043 849 776 576 931

19 NTT 8,259.00 8,589 7,504 9,040 5,875 5,253

20 Kalimantan Barat 1,744.00 1,664 1,271 1,089 1,414 1,057

21 Kalimantan Tengah 1,183.00 1,079 893 490 549 493

22 Kalimantan Selatan 1,678.00 1,233 1,430 1,116 1,058 784

23 Kalimantan Timur 1,211.00 1,017 764 936 1,042 905

24 Kalimantan Utara 322.00 292 188 229 195 162

25 Sulawesi Utara 3,253.00 2,589 2,790 2,166 1,726 1,296

26 Sulawesi Tengah 1,727.00 1,603 1,156 1,219 1,357 1,061

27 Sulawesi Selatan 4,995.00 4,729 4,408 2,880 4,032 3,016

28 Sulawesi Tenggara 2,764.00 2,414 1,969 1,934 1,636 1,449

29 Gorontalo 194.00 130 46 31 32 29

30 Sulawesi Barat 516.00 773 616 569 375 413

31 Maluku 1,811.00 1,788 2,483 2,110 1,594 1,521

32 Maluku Utara 3,786.00 2,102 1,699 2,556 1,249 520

33 Papua Barat 1,204.00 1,084 1,308 1,077 1,180 1,196

34 Papua 29,722.00 44,417 20,720 22,229 17,940 9,713

151,807 150,250 117,568 109,219 96,121 80,049

NO. PROVINSI

Indonesia

LUAS TANAM UBI JALAR (HA)

Page 141: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

130 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 19. Produktivitas Ubi Jalar 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 107.38 112.67 110.82 136.73 114.18 170.43

2 Sumatera Utara 131.74 136.69 143.50 157.00 189.10 161.34

3 Sumatera Barat 296.38 313.87 303.97 303.89 287.48 282.76

4 Riau 81.94 82.75 82.13 84.68 197.21 165.93

5 Jambi 267.15 316.18 278.90 280.66 309.97 366.96

6 Sumatera Selatan 115.79 113.52 131.62 141.22 221.24 186.08

7 Bengkulu 132.92 131.66 148.54 134.14 176.11 164.86

8 Lampung 97.47 96.33 96.71 107.92 221.67 187.70

9 Kep.Babel 77.92 103.56 114.00 152.27 124.95 84.31

10 Kep.Riau 80.18 80.13 180.29 149.94 101.12 86.90

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 183.98 194.00 225.94 244.84 247.08 203.98

13 Jawa Tengah 198.16 213.84 232.46 228.51 279.08 225.43

14 DI Yogyakarta 128.04 149.14 133.61 169.14 186.32 156.05

15 Jawa Timur 231.71 274.23 272.52 256.70 279.00 249.08

16 Banten 135.64 132.30 156.21 169.55 114.03 122.93

17 Bali 124.25 116.70 161.87 168.99 153.55 110.17

18 NTB 175.74 169.86 109.77 192.15 170.38 194.49

19 NTT 73.42 69.81 71.34 77.18 73.49 66.64

20 Kalimantan Barat 85.09 88.84 82.77 86.93 183.85 165.06

21 Kalimantan Tengah 71.24 91.90 100.99 108.50 120.86 135.15

22 Kalimantan Selatan 129.68 142.51 161.24 152.42 240.48 233.12

23 Kalimantan Timur 106.85 111.79 110.55 110.92 116.96 139.15

24 Kalimantan Utara 89.88 97.30 102.11 111.17 90.63 90.15

25 Sulawesi Utara 99.95 96.74 96.80 94.25 99.70 138.05

26 Sulawesi Tengah 111.64 108.61 142.18 127.25 153.94 154.83

27 Sulawesi Selatan 154.02 151.96 161.05 181.74 197.70 205.71

28 Sulawesi Tenggara 92.69 101.94 127.24 128.38 123.22 114.01

29 Gorontalo 104.62 103.17 106.92 106.41 196.06 169.23

30 Sulawesi Barat 110.73 115.88 119.38 139.65 156.23 125.15

31 Maluku 135.83 177.14 194.95 173.57 118.97 145.51

32 Maluku Utara 122.37 144.83 163.10 153.62 212.53 158.49

33 Papua Barat 109.50 113.23 113.14 118.38 97.00 111.39

34 Papua 124.66 123.83 139.33 135.49 139.88 114.62

152.00 160.53 175.55 180.21 199.15 191.37

NO. PROVINSI

Indonesia

PRODUKTIVITAS UBI JALAR (KU/HA)

Page 142: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

131 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 20. Luas Panen Ubi Jalar 2014 – 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 903 793 527 418 398 352

2 Sumatera Utara 11,130 8,952 6,379 5,884 4,970 5,751

3 Sumatera Barat 5,394 5,127 4,604 3,716 4,657 4,089

4 Riau 981 793 597 568 490 483

5 Jambi 2,945 2,511 1,672 1,245 982 1,689

6 Sumatera Selatan 2,112 1,459 1,247 951 852 901

7 Bengkulu 3,931 2,950 2,035 2,251 2,134 1,208

8 Lampung 4,309 2,958 2,441 2,111 1,678 1,768

9 Kep.Babel 384 253 266 234 261 227

10 Kep.Riau 225 224 184 165 134 165

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 25,641 23,514 23,157 22,377 19,514 21,076

13 Jawa Tengah 9,053 7,076 7,274 6,348 5,430 5,854

14 DI Yogyakarta 409 407 244 313 215 241

15 Jawa Timur 13,483 12,782 10,569 10,028 8,853 9,941

16 Banten 2,089 1,523 1,553 1,222 1,160 922

17 Bali 4,378 3,141 2,654 2,084 1,420 869

18 NTB 1,082 1,120 915 669 611 1,009

19 NTT 8,177 8,701 7,772 9,453 6,231 5,564

20 Kalimantan Barat 1,809 1,673 1,250 1,186 987 1,436

21 Kalimantan Tengah 1,270 1,049 828 512 544 539

22 Kalimantan Selatan 1,806 1,257 1,360 1,099 1,086 766

23 Kalimantan Timur 1,217 978 694 883 979 931

24 Kalimantan Utara 340 293 185 230 197 177

25 Sulawesi Utara 3,945 2,657 2,750 2,212 1,788 1,927

26 Sulawesi Tengah 1,832 1,533 1,107 1,215 1,315 1,052

27 Sulawesi Selatan 5,082 4,717 4,433 2,873 4,009 3,944

28 Sulawesi Tenggara 2,688 2,525 1,884 1,928 1,631 1,593

29 Gorontalo 182 139 52 39 40 36

30 Sulawesi Barat 531 755 566 576 377 413

31 Maluku 1,660 1,899 2,261 2,041 1,556 1,606

32 Maluku Utara 3,649 2,118 1,656 1,880 1,806 503

33 Papua Barat 1,080 1,157 1,170 1,046 1,591 1,030

34 Papua 33,041 36,091 29,293 18,469 12,813 1,145

156,758 143,125 123,574 106,226 90,707 79,205 Indonesia

NO. PROVINSILUAS PANEN UBI JALAR (HA)

Page 143: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

132 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 21. Produksi Ubi Jalar 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 9,696 8,935 5,839 5,714 4,544 5,993

2 Sumatera Utara 146,622 122,362 91,531 92,380 93,974 92,785

3 Sumatera Barat 159,865 160,922 139,944 112,919 133,889 115,629

4 Riau 8,038 6,562 4,904 4,810 9,667 8,021

5 Jambi 78,677 79,393 46,624 34,934 30,448 61,984

6 Sumatera Selatan 24,454 16,563 16,407 13,429 18,843 16,774

7 Bengkulu 52,251 38,841 30,233 30,193 37,581 19,920

8 Lampung 42,000 28,494 23,603 22,780 37,201 33,191

9 Kep.Babel 2,992 2,620 3,030 3,557 3,266 1,913

10 Kep.Riau 1,804 1,795 3,312 2,474 1,353 1,430

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 471,737 456,176 523,201 547,879 482,140 429,900

13 Jawa Tengah 179,393 151,312 169,078 145,068 151,543 131,973

14 DI Yogyakarta 5,237 6,070 3,256 5,289 4,006 3,753

15 Jawa Timur 312,421 350,516 288,039 257,414 247,011 247,612

16 Banten 28,336 20,150 24,255 20,724 13,226 11,339

17 Bali 54,395 36,655 42,952 35,225 21,803 9,569

18 NTB 19,015 19,024 10,047 12,857 10,407 19,615

19 NTT 60,032 60,746 55,447 72,954 45,789 37,078

20 Kalimantan Barat 15,393 14,863 10,346 10,308 18,153 23,704

21 Kalimantan Tengah 9,048 9,640 8,357 5,554 6,574 7,281

22 Kalimantan Selatan 23,421 17,913 21,922 16,752 26,120 17,847

23 Kalimantan Timur 13,004 10,933 7,669 9,798 11,447 12,950

24 Kalimantan Utara 3,056 2,851 1,889 2,557 1,785 1,591

25 Sulawesi Utara 39,429 25,705 26,620 20,851 17,831 26,602

26 Sulawesi Tengah 20,452 16,650 15,735 15,464 20,235 16,281

27 Sulawesi Selatan 78,275 71,681 71,398 52,213 79,250 81,127

28 Sulawesi Tenggara 24,914 25,740 23,975 24,753 20,093 18,162

29 Gorontalo 1,904 1,434 556 415 784 606

30 Sulawesi Barat 5,880 8,749 6,751 8,044 5,882 5,169

31 Maluku 22,547 33,639 44,083 35,420 18,514 23,375

32 Maluku Utara 44,651 30,674 27,004 28,885 38,384 7,974

33 Papua Barat 11,826 13,101 13,236 12,385 15,428 11,472

34 Papua 411,893 446,925 408,143 250,245 179,218 13,119

2,382,658 2,297,634 2,169,386 1,914,244 1,806,389 1,515,739 Indonesia

NO. PROVINSI

PRODUKSI UBI JALAR (TON UB)

Page 144: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

133 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 22. Luas Tanam Kacang Hijau 2014-2019

2014

(Okt'13-Sep'14)

2015

(Okt'14-Sep'15)

2016

(Okt'15-Sep'16)

2017

(Okt'16-Sep'17)

2018

(Okt'17-Sep'18)

2019

(Okt'18-Sep'19)

1 Aceh 1.188,00 1.626 1.169 642 429 583

2 Sumatera Utara 2.541,00 2.800 3.227 2.604 1.484 1.980

3 Sumatera Barat 434,00 360 239 258 242 245

4 Riau 588,00 578 600 411 342 222

5 Jambi 155,00 113 191 173 130 129

6 Sumatera Selatan 879,00 719 838 719 724 508

7 Bengkulu 1.195,00 633 403 329 245 203

8 Lampung 2.521,00 1.680 1.544 1.362 1.353 1.051

9 Kep.Babel - - - - - 5

10 Kep.Riau - - 1 4 1 2

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 10.305,00 7.179 8.582 7.840 9.887 6.540

13 Jawa Tengah 85.977,00 83.643 78.247 99.681 106.436 84.772

14 DI Yogyakarta 441,00 386 449 535 455 273

15 Jawa Timur 50.349,00 56.178 50.165 44.039 33.851 36.824

16 Banten 1.104,00 658 781 325 349 981

17 Bali 818,00 583 491 383 359 281

18 NTB 16.438,00 23.422 35.568 15.170 9.835 7.057

19 NTT 10.729,00 11.128 11.486 11.005 12.521 14.101

20 Kalimantan Barat 1.270,00 1.462 2.685 1.934 1.899 1.034

21 Kalimantan Tengah 90,00 61 45 25 15 19

22 Kalimantan Selatan 727,00 637 687 699 569 194

23 Kalimantan Timur 341,00 177 209 160 200 176

24 Kalimantan Utara 113,00 114 58 86 79 23

25 Sulawesi Utara 904,00 893 983 568 377 215

26 Sulawesi Tengah 854,00 769 881 670 635 438

27 Sulawesi Selatan 20.541,00 32.156 33.043 14.861 10.814 8.326

28 Sulawesi Tenggara 1.562,00 1.369 1.397 768 624 569

29 Gorontalo 100,00 114 101 13 8 31

30 Sulawesi Barat 302,00 285 400 379 312 267

31 Maluku 762,00 711 519 518 647 525

32 Maluku Utara 509,00 693 692 369 284 151

33 Papua Barat 184,00 106 165 82 32 77

34 Papua 344,00 490 229 223 224 223

214.265 231.723 236.073 206.832 195.361 168.021

NO. PROVINSI

Indonesia

LUAS TANAM KACANG HIJAU (HA)

Page 145: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

134 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 23. Produktivitas Kacang Hijau 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 12.31 10.51 11.31 11.73 11.52 5.73

2 Sumatera Utara 11.76 11.28 11.26 11.27 9.60 1.49

3 Sumatera Barat 13.62 12.47 12.57 12.45 9.61 2.24

4 Riau 9.50 10.38 10.85 10.75 9.64 5.73

5 Jambi 12.83 11.42 11.43 11.21 9.45 0.64

6 Sumatera Selatan 11.91 13.60 13.69 13.70 17.84 13.06

7 Bengkulu 10.17 9.58 9.94 10.44 11.46 8.19

8 Lampung 13.01 8.99 8.96 9.51 10.94 8.95

9 Kep.Babel 10.87 - - - - -

10 Kep.Riau 10.00 - 10.00 6.00 10.00 -

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 14.76 12.74 12.53 12.68 9.85 0.83

13 Jawa Tengah 13.08 12.04 12.10 12.42 10.35 12.47

14 DI Yogyakarta 10.60 5.84 6.27 5.80 10.09 3.17

15 Jawa Timur 13.47 12.07 11.45 11.56 12.70 6.84

16 Banten 13.27 7.97 8.12 7.47 13.66 0.61

17 Bali 10.61 9.21 11.99 10.27 14.13 3.14

18 NTB 12.96 11.61 11.69 9.30 12.65 10.66

19 NTT 10.60 8.73 5.79 6.69 8.43 22.46

20 Kalimantan Barat 11.91 7.54 7.57 7.59 9.47 6.58

21 Kalimantan Tengah 11.26 8.46 8.54 9.50 10.66 4.83

22 Kalimantan Selatan 12.15 10.33 10.30 10.39 12.12 0.16

23 Kalimantan Timur 12.78 10.86 10.88 10.83 11.41 5.10

24 Kalimantan Utara 10.33 10.09 10.46 10.35 19.24 0.90

25 Sulawesi Utara 13.35 11.47 11.59 11.16 11.47 9.77

26 Sulawesi Tengah 15.60 8.22 8.25 8.21 9.48 1.58

27 Sulawesi Selatan 14.09 12.89 10.99 14.53 11.06 5.49

28 Sulawesi Tenggara 7.68 8.05 7.99 8.46 10.25 1.17

29 Gorontalo 11.76 13.14 12.90 14.44 10.00 -

30 Sulawesi Barat 13.35 13.64 13.55 13.41 10.15 1.07

31 Maluku 10.64 10.30 6.17 5.63 10.18 0.87

32 Maluku Utara 10.92 12.04 10.68 10.57 10.49 -

33 Papua Barat 10.88 10.36 10.86 10.13 12.85 2.52

34 Papua 10.32 10.91 10.83 11.19 10.37 0.06

12.79 11.83 11.30 11.69 10.79 10.79

NO. PROVINSI

Indonesia

PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU (KU/HA)

Page 146: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

135 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 24. Luas Panen Kacang Hijau 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 1,151 1,522 1,154 628 421 619

2 Sumatera Utara 2,603 2,712 1,928 2,550 1,543 2,243

3 Sumatera Barat 441 336 267 230 247 237

4 Riau 598 576 599 417 334 245

5 Jambi 146 113 196 165 134 158

6 Sumatera Selatan 868 716 845 694 726 353

7 Bengkulu 1,175 691 402 334 249 230

8 Lampung 2,611 1,608 1,503 1,330 1,344 1,328

9 Kep.Babel - - - - - 3

10 Kep.Riau - - 1 5 1 -

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 10,228 7,607 7,744 7,875 10,345 5,977

13 Jawa Tengah 80,221 82,186 73,671 99,227 104,422 93,678

14 DI Yogyakarta 439 394 461 519 448 320

15 Jawa Timur 50,259 56,191 49,597 45,325 32,110 38,690

16 Banten 1,094 680 532 296 347 938

17 Bali 801 560 492 383 359 304

18 NTB 16,395 23,315 35,589 15,322 9,798 7,836

19 NTT 10,548 11,130 10,586 10,807 12,236 15,326

20 Kalimantan Barat 1,256 1,462 1,905 1,803 1,632 1,151

21 Kalimantan Tengah 70 52 41 22 20 17

22 Kalimantan Selatan 759 634 697 651 594 228

23 Kalimantan Timur 342 162 193 157 201 187

24 Kalimantan Utara 119 112 65 86 79 17

25 Sulawesi Utara 1,170 845 1,026 529 414 275

26 Sulawesi Tengah 839 764 944 586 698 444

27 Sulawesi Selatan 20,315 31,653 30,435 14,088 11,239 8,932

28 Sulawesi Tenggara 1,476 1,287 1,260 806 612 590

29 Gorontalo 98 105 100 18 8 40

30 Sulawesi Barat 269 264 252 523 305 265

31 Maluku 754 643 495 462 580 478

32 Maluku Utara 492 614 556 335 283 122

33 Papua Barat 170 112 166 78 33 62

34 Papua 309 429 248 219 204 172

208,016 229,475 223,948 206,469 191,965 181,465 Indonesia

NO. PROVINSI

LUAS PANEN KACANG HIJAU (HA)

Page 147: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

136 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 25. Produksi Kacang Hijau 2014 – 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 1,233 1,600 1,305 737 485 355

2 Sumatera Utara 2,907 3,060 2,171 2,874 1,482 334

3 Sumatera Barat 559 419 336 286 237 53

4 Riau 645 598 650 448 322 140

5 Jambi 168 129 224 185 127 10

6 Sumatera Selatan 1,182 974 1,156 951 1,295 461

7 Bengkulu 1,154 662 400 349 285 188

8 Lampung 2,352 1,445 1,347 1,265 1,470 1,189

9 Kep.Babel - - - - - -

10 Kep.Riau - - 1 3 1 -

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 12,749 9,691 9,699 9,983 10,187 498

13 Jawa Tengah 96,219 98,992 89,123 123,228 108,037 116,858

14 DI Yogyakarta 261 230 289 301 452 101

15 Jawa Timur 60,310 67,821 56,806 52,403 40,780 26,464

16 Banten 907 542 432 221 475 58

17 Bali 941 516 590 393 507 95

18 NTB 18,218 27,074 41,602 14,257 12,391 8,355

19 NTT 9,121 9,717 6,128 7,232 10,319 34,415

20 Kalimantan Barat 923 1,102 1,442 1,368 1,545 757

21 Kalimantan Tengah 59 44 35 21 21 8

22 Kalimantan Selatan 817 655 718 676 720 4

23 Kalimantan Timur 367 176 210 170 229 95

24 Kalimantan Utara 116 113 68 89 152 2

25 Sulawesi Utara 1,498 969 1,189 590 475 269

26 Sulawesi Tengah 721 628 779 481 662 70

27 Sulawesi Selatan 27,620 40,787 33,461 20,476 12,426 4,902

28 Sulawesi Tenggara 1,192 1,036 1,006 682 628 69

29 Gorontalo 131 138 129 26 8 -

30 Sulawesi Barat 366 360 342 701 309 28

31 Maluku 797 662 305 260 591 42

32 Maluku Utara 546 739 594 354 297 -

33 Papua Barat 176 116 180 79 42 16

34 Papua 334 468 268 245 212 1

244,589 271,463 252,985 241,334 207,167 195,839 Indonesia

NO. PROVINSI

PRODUKSI KACANG HIJAU (TON BK)

Page 148: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

137 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 26. Luas Tanam Ubi Kayu 2014-2019

2014(Okt'13-Sep'14)

2015 (Okt'14-Sep'15)

2016 (Okt'15-Sep'16)

2017(Okt'16-Sep'17)

2018 (Okt'17-Sep'18)

2019(Okt'18-Sep'19)

1 Aceh 2,348.00 2,259 1,768 1,543 1,305 1,198

2 Sumatera Utara 40,002.00 40,298 36,404 23,368 28,744 29,558

3 Sumatera Barat 5,683.00 5,085 4,612 5,295 4,804 3,880

4 Riau 3,858.00 3,650 3,706 3,581 3,916 4,205

5 Jambi 2,256.00 2,039 2,649 2,647 1,853 1,736

6 Sumatera Selatan 10,859.00 8,368 15,919 12,156 5,819 5,128

7 Bengkulu 4,569.00 3,285 3,069 2,460 1,705 1,013

8 Lampung 315,159.00 247,929 270,769 205,269 199,949 201,141

9 Kep.Babel 1,928.00 1,747 3,144 1,594 2,142 4,964

10 Kep.Riau 799.00 599 795 586 610 608

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 91,865.00 81,286 80,834 66,352 55,944 53,853

13 Jawa Tengah 147,349.00 149,531 144,771 115,339 106,668 105,738

14 DI Yogyakarta 56,236.00 55,612 53,806 53,950 49,285 49,206

15 Jawa Timur 154,830.00 144,655 132,783 108,474 95,741 86,690

16 Banten 5,416.00 4,349 4,642 3,228 3,172 3,054

17 Bali 8,107.00 7,753 6,895 6,464 5,334 5,806

18 NTB 4,555.00 4,424 2,552 2,326 2,038 2,368

19 NTT 60,911.00 61,161 57,096 56,485 49,884 47,363

20 Kalimantan Barat 11,953.00 11,255 9,410 7,775 7,980 8,905

21 Kalimantan Tengah 3,148.00 2,650 3,000 3,618 4,196 2,522

22 Kalimantan Selatan 3,930.00 3,314 3,363 3,299 2,296 1,780

23 Kalimantan Timur 3,024.00 2,604 3,363 3,304 2,847 2,064

24 Kalimantan Utara 1,997.00 1,800 1,672 1,677 1,749 1,350

25 Sulawesi Utara 2,707.00 2,252 4,007 3,743 2,365 2,020

26 Sulawesi Tengah 3,699.00 2,512 1,821 2,012 2,246 1,508

27 Sulawesi Selatan 21,878.00 26,752 16,930 13,476 10,752 10,070

28 Sulawesi Tenggara 8,802.00 8,456 7,776 9,614 8,401 6,580

29 Gorontalo 323.00 182 151 104 199 84

30 Sulawesi Barat 1,335.00 1,058 1,292 1,132 792 825

31 Maluku 5,257.00 5,023 5,291 4,830 4,477 3,293

32 Maluku Utara 7,884.00 5,390 4,189 5,706 2,917 1,463

33 Papua Barat 1,168.00 911 983 976 1,215 1,235

34 Papua 3,588.00 4,592 2,397 2,219 2,088 2,036

997,423 902,781 891,861 734,600 673,431 653,243

NO. PROVINSI

Indonesia

LUAS TANAM UBI KAYU (HA)

Page 149: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

138 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 27. Produktivitas Ubi Kayu 2014 – 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *) 2019 **)

1 Aceh 130.02 130.87 129.27 163.45 232.77 388.55

2 Sumatera Utara 328.88 338.54 352.38 337.87 368.99 402.64

3 Sumatera Barat 386.18 391.85 426.49 424.28 371.94 465.13

4 Riau 290.46 289.54 299.78 349.19 278.40 339.95

5 Jambi 156.75 215.23 254.98 240.04 310.72 370.29

6 Sumatera Selatan 201.29 247.48 306.90 388.19 312.08 306.40

7 Bengkulu 175.38 224.77 254.14 238.68 249.05 283.13

8 Lampung 263.87 264.45 261.80 261.25 236.92 271.91

9 Kep.Babel 185.70 246.13 267.78 315.38 276.07 321.22

10 Kep.Riau 124.19 129.34 343.42 327.61 380.10 327.64

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 239.57 234.53 245.95 255.44 254.28 305.10

13 Jawa Tengah 259.65 236.73 258.75 259.64 231.54 282.42

14 DI Yogyakarta 157.69 157.01 212.94 189.23 178.62 167.52

15 Jawa Timur 231.39 215.39 243.32 245.62 226.24 218.39

16 Banten 151.33 177.59 202.49 204.36 258.94 226.27

17 Bali 164.74 107.47 145.19 116.05 125.82 212.78

18 NTB 196.86 213.23 220.67 232.10 184.36 273.92

19 NTT 106.14 105.24 120.44 138.98 121.94 122.42

20 Kalimantan Barat 160.35 163.49 164.28 165.06 248.38 293.24

21 Kalimantan Tengah 120.13 150.81 246.69 327.45 301.87 294.97

22 Kalimantan Selatan 191.55 206.30 283.53 275.55 341.22 326.17

23 Kalimantan Timur 203.95 226.37 230.59 236.88 295.18 290.88

24 Kalimantan Utara 209.11 225.19 241.33 234.34 281.47 290.90

25 Sulawesi Utara 126.33 122.77 123.17 120.73 270.81 260.80

26 Sulawesi Tengah 207.87 211.99 193.78 272.28 285.39 268.35

27 Sulawesi Selatan 216.68 211.31 258.62 262.57 237.93 299.26

28 Sulawesi Tenggara 207.94 208.50 223.72 242.51 245.20 260.96

29 Gorontalo 132.02 134.67 166.89 182.24 271.29 282.95

30 Sulawesi Barat 210.58 225.28 221.36 273.04 237.77 246.65

31 Maluku 195.41 278.11 313.99 285.55 221.39 241.01

32 Maluku Utara 194.17 216.49 234.27 286.84 293.80 289.06

33 Papua Barat 112.59 113.28 113.22 114.37 190.92 167.05

34 Papua 122.05 121.37 124.39 125.78 203.30 183.74

233.55 229.51 246.26 246.50 231.14 260.23

NO. PROVINSI

Indonesia

PRODUKTIVITAS UBI KAYU (KU/HA)

Page 150: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

139 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 28. Luas Panen Ubi Kayu 2014 - 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *)Perkiraan

2019 *)

1 Aceh 2,432 2,226 1,898 1,452 1,295 912

2 Sumatera Utara 42,062 47,837 34,852 29,031 22,992 25,483

3 Sumatera Barat 5,644 5,318 4,718 4,929 4,957 3,459

4 Riau 4,038 3,578 3,536 3,574 3,330 3,658

5 Jambi 2,268 2,018 2,116 2,687 2,062 1,587

6 Sumatera Selatan 10,930 8,801 12,606 13,885 7,196 3,843

7 Bengkulu 4,496 3,573 2,776 2,708 1,751 920

8 Lampung 304,468 279,337 247,571 208,662 211,753 156,658

9 Kep.Babel 1,064 1,423 2,296 2,228 2,465 2,656

10 Kep.Riau 723 708 699 594 617 436

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 93,921 85,288 72,890 74,438 62,892 47,058

13 Jawa Tengah 153,201 150,874 136,685 120,895 109,879 97,452

14 DI Yogyakarta 56,120 55,626 52,850 54,204 49,877 46,639

15 Jawa Timur 157,111 146,787 120,208 118,409 98,964 83,424

16 Banten 5,679 4,176 4,476 3,694 3,187 2,403

17 Bali 8,006 8,009 6,844 6,718 4,691 1,376

18 NTB 4,706 5,030 2,494 2,108 2,303 1,994

19 NTT 63,836 60,557 51,336 59,226 51,180 38,425

20 Kalimantan Barat 12,034 10,609 9,923 8,424 8,214 7,841

21 Kalimantan Tengah 3,608 3,031 2,589 2,946 4,271 2,522

22 Kalimantan Selatan 4,817 3,478 2,854 3,225 2,612 1,308

23 Kalimantan Timur 2,988 2,384 2,451 3,628 2,762 1,804

24 Kalimantan Utara 2,006 1,729 1,544 1,830 1,443 1,145

25 Sulawesi Utara 3,685 3,594 3,696 3,682 2,489 2,346

26 Sulawesi Tengah 4,074 2,231 1,802 1,992 1,993 1,383

27 Sulawesi Selatan 22,083 26,783 16,107 14,032 10,620 7,715

28 Sulawesi Tenggara 8,420 8,398 7,220 10,016 8,782 5,235

29 Gorontalo 302 197 148 125 198 86

30 Sulawesi Barat 1,420 1,109 1,161 1,270 822 646

31 Maluku 5,013 4,842 4,834 5,031 4,366 2,707

32 Maluku Utara 7,618 5,556 4,222 4,419 3,805 963

33 Papua Barat 992 987 890 943 1,539 911

34 Papua 3,729 3,822 2,456 1,972 2,076 628

1,003,494 949,916 822,744 772,975 697,384 555,625 Indonesia

NO. PROVINSI

LUAS PANEN UBI KAYU (HA)

Page 151: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

140 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 29. Produksi Ubi Kayu 2014 – 2019

2014 2015 2016 2017 2018 *)Perkiraan

2019 *)

1 Aceh 31,621 29,131 24,531 23,738 30,139 33,212

2 Sumatera Utara 1,383,346 1,619,495 1,228,138 980,879 848,389 970,397

3 Sumatera Barat 217,962 208,386 201,201 209,115 184,353 148,183

4 Riau 117,287 103,599 105,992 124,797 92,701 114,710

5 Jambi 35,550 43,433 53,944 64,489 64,061 54,704

6 Sumatera Selatan 220,014 217,807 386,881 539,009 224,587 117,784

7 Bengkulu 78,853 80,309 70,539 64,644 43,601 25,117

8 Lampung 8,034,016 7,387,084 6,481,382 5,451,312 5,016,790 4,030,854

9 Kep.Babel 19,759 35,024 61,471 70,254 68,063 79,555

10 Kep.Riau 8,979 9,157 24,012 19,473 23,456 13,899

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 2,250,024 2,000,224 1,792,716 1,901,433 1,599,223 1,335,910

13 Jawa Tengah 3,977,810 3,571,594 3,536,711 3,138,864 2,544,132 2,553,654

14 DI Yogyakarta 884,931 873,362 1,125,375 1,025,693 890,897 727,669

15 Jawa Timur 3,635,454 3,161,573 2,924,933 2,908,417 2,239,004 1,692,817

16 Banten 85,943 74,163 90,629 75,486 82,530 50,227

17 Bali 131,887 86,070 99,370 77,960 59,029 26,979

18 NTB 92,643 107,254 55,041 48,921 42,462 48,969

19 NTT 677,577 637,315 618,281 823,114 624,080 437,485

20 Kalimantan Barat 192,967 173,449 163,023 139,048 204,028 212,834

21 Kalimantan Tengah 43,342 45,712 63,862 96,467 128,940 69,627

22 Kalimantan Selatan 92,272 71,751 80,904 88,854 89,136 40,475

23 Kalimantan Timur 60,941 53,966 56,508 85,944 81,540 49,229

24 Kalimantan Utara 41,947 38,936 37,262 42,878 40,616 27,597

25 Sulawesi Utara 46,553 44,123 45,522 44,448 67,413 59,188

26 Sulawesi Tengah 84,688 47,295 34,909 54,225 56,882 34,962

27 Sulawesi Selatan 478,486 565,958 416,553 368,435 252,688 214,568

28 Sulawesi Tenggara 175,086 175,095 161,518 242,901 215,330 126,988

29 Gorontalo 3,987 2,653 2,470 2,278 5,372 2,286

30 Sulawesi Barat 29,902 24,984 25,698 34,662 19,533 14,998

31 Maluku 97,959 134,661 151,767 143,661 96,659 60,389

32 Maluku Utara 147,917 120,283 98,907 126,763 111,792 25,511

33 Papua Barat 11,169 11,181 10,074 10,783 29,386 13,349

34 Papua 45,512 46,388 30,551 24,803 42,209 10,112

23,436,384 21,801,415 20,260,675 19,053,748 16,119,020 13,424,238 Indonesia

NO. PROVINSI

PRODUKSI UBI KAYU (TON UB)

Page 152: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

141 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 30. Benih Padi yang Tersedia Tahun 2019

1 Aceh 391.825 9.796 4.314 -5.481

2 Sumatera Utara 1.018.172 25.454 6.756 -18.698

3 Sumatera Barat 561.253 14.031 1.113 -12.918

4 Riau 91.549 2.289 282 -2.007

5 Jambi 175.216 4.380 1.658 -2.723

6 Sumatera Selatan 872.971 21.824 4.208 -17.616

7 Bengkulu 140.832 3.521 489 -3.032

8 Lampung 884.024 22.101 9.720 -12.380

9 Bangka Belitung 17.450 436 9 -427

10 Kep.Riau 283 7 - -7

11 DKI Jakarta 331 8 39 31

12 Jawa Barat 2.023.803 50.595 27.056 -23.539

13 Jawa Tengah 1.893.101 47.328 32.269 -15.058

14 DI.Yogyakarta 147.241 3.681 1.859 -1.822

15 Jawa Timur 2.190.600 54.765 97.888 43.123

16 Banten 446.538 11.163 490 -10.674

17 Bali 143.964 3.599 1.173 -2.426

18 NTB 460.952 11.524 10.527 -997

19 NTT 338.063 8.452 1.293 -7.158

20 Kalimantan Barat 571.901 14.298 1.471 -12.827

21 Kalimantan Tengah 225.855 5.646 1.358 -4.289

22 Kalimantan Selatan 585.174 14.629 5.457 -9.172

23 Kalimantan Timur 97.633 2.441 693 -1.748

24 Kalimantan Utara 19.924 498 -498

25 Sulawesi Utara 219.971 5.499 223 -5.277

26 Sulawesi Tengah 263.198 6.580 1.307 -5.273

27 Sulawesi Selatan 1.133.569 28.339 9.234 -19.105

28 Sulawesi Tenggara 183.393 4.585 1.313 -3.272

29 Gorontalo 63.505 1.588 520 -1.068

30 Sulawesi Barat 158.852 3.971 488 -3.483

31 Maluku 33.217 830 251 -579

32 Maluku Utara 34.880 872 207 -665

33 Papua 4.872 122 - -122

34 Papua Barat 60.135 1.503 - -1.503

15.454.247 386.356,18 223.666 -162.690

No Provinsi Kebutuhan

Benih (ton)

Benih

Bersertifikat yang

Tersedia (ton)

JUMLAH

Luas

Tanam (ha)

Kekurangan/

Kelebihan

(ton)

Page 153: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

142 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 31. Benih Jagung yang Tersedia Tahun 2019

1 Aceh 77.089 1.156 1,80 -1.155

2 Sumatera Utara 311.229 4.668 4,50 -4.664

3 Sumatera Barat 126.473 1.897 1.004,72 -892

4 Riau 23.168 348 2,70 -345

5 Jambi 12.960 194 0,98 -193

6 Sumatera Selatan 137.313 2.060 0,70 -2.059

7 Bengkulu 33.264 499 46,10 -453

8 Lampung 438.766 6.581 8,76 -6.573

9 Bangka Belitung 1.820 27 - -27

10 Kepulauan Riau 612 9 - -9

11 DKI Jakarta - - - 0

12 Jawa Barat 191.429 2.871 155,25 -2.716

13 Jawa Tengah 575.344 8.630 82,68 -8.547

14 DI Yogyakarta 69.234 1.039 8,75 -1.030

15 Jawa Timur 1.312.470 19.687 100.098,44 80.411

16 Banten 46.034 691 0,80 -690

17 Bali 19.416 291 0,91 -290

18 Nusa Tenggara Barat 350.026 5.250 52,50 -5.198

19 Nusa Tenggara Timur 348.375 5.226 407,50 -4.818

20 Kalimantan Barat 59.431 891 0,70 -891

21 Kalimantan Tengah 19.171 288 4,84 -283

22 Kalimantan Selatan 120.311 1.805 29,10 -1.776

23 Kalimantan Timur 21.722 326 - -326

24 Kalimantan Utara 939 14 -14

24 Sulawesi Utara 314.743 4.721 205,90 -4.515

25 Sulawesi Tengah 131.064 1.966 315,57 -1.650

26 Sulawesi Selatan 419.567 6.293 529,38 -5.764

27 Sulawesi Tenggara 72.892 1.093 16,00 -1.077

28 Gorontalo 352.980 5.295 - -5.295

29 Sulawesi Barat 166.921 2.504 0,30 -2.504

30 Maluku 25.784 387 6,12 -381

31 Maluku Utara 55.258 829 - -829

32 Papua 3.135 47 - -47

33 Papua Barat 9.009 135 - -135

5.847.945 87.719 102.985,00 15.266

Luas Tanam

(ha)

Kebutuhan

Benih (ton)

Benih

Bersertifikat yang

Tersedia (ton)

Kekurangan/

Kelebihan

(ton)

ProvinsiNo.

Jumlah

Page 154: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

143 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 32. Benih Kedelai yang tersedia tahun 2019

NO PROVINSI Luas

Tanam (ha)

Kebutuhan

Benih (ton)

Benih

Bersertifikat yang

Tersedia (ton)

Kekurangan/

Kelebihan (ton)

1 Aceh 680 34 86.46 52

2 Sumatera Utara 4,922 246 116.96 -129

3 Sumatera Barat 2,787 139 3.81 -136

4 Riau 1,010 51 17.90 -33

5 Jambi 3,647 182 155.66 -27

6 Kepulauan Riau 23 1 - -1

7 Sumatera Selatan 10,430 521 22.20 -499

8 Bengkulu 292 15 9.41 -5

9 Bangka Belitung 1 0 - -0

10 Lampung 10,471 524 3.02 -521

11 Banten 2,251 113 58.35 -54

12 DKI Jakarta - - - 0

13 Jawa Barat 37,375 1,869 2,193.59 325

14 Jawa Tengah 45,759 2,288 1,432.95 -855

15 DI Yogyakarta 5,245 262 95.70 -167

16 Jawa Timur 80,371 4,019 3,846.64 -172

17 Bali 1,922 96 0.44 -96

18 Nusa Tenggara Barat 30,132 1,507 1,117.08 -389

19 Nusa Tenggara Timur 8,072 404 95.44 -308

20 Kalimantan Barat 1,037 52 2.20 -50

21 Kalimantan Selatan 4,704 235 21.86 -213

22 Kalimantan Tengah 125 6 6.70 0

23 Kalimantan Timur 54 3 - -3

24 Kalimantan Utara 8 0 -0

24 Sulawesi Selatan 10,560 528 586.81 59

25 Sulawesi Utara 12,631 632 207.90 -424

26 Sulawesi Tengah 7,826 391 75.75 -316

27 Sulawesi Tenggara 1,102 55 32.84 -22

28 Gorontalo 246 12 9.92 -2

29 Sulawesi Barat 18,661 933 8.13 -925

30 Maluku 7 0 - -0

31 Papua 294 15 - -15

32 Maluku Utara 62 3 4.00 1

33 Papua Barat 78 4 - -4

302,783 15,139 10,212 -4,927 Jumlah

Page 155: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

144 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 33. Benih Kacang Tanah yang Tersedia Tahun 2019

NO PROVINSI Luas Tanam

(ha)

Kebutuhan

Benih (ton)

Benih

Bersertifikat

yang Tersedia

(ton)

Kekurangan/

Kelebihan

(ton)

1 Aceh 1.884 226 5,00 -221,12

2 Sumatera Utara 3.663 440 2,20 -437,30

3 Sumatera Barat 2.893 347 2,02 -345,14

4 Riau 575 69 2,19 -66,79

5 Jambi 947 114 1,50 -112,18

6 Kepulauan Riau 57 7 - -6,85

7 Sumatera Selatan 2.660 319 - -319,22

8 Bengkulu 944 113 2,15 -111,12

9 Bangka Belitung 168 20 - -20,11

10 Lampung 2.493 299 2,00 -297,18

11 Banten 2.863 344 - -343,52

12 DKI Jakarta - - - 0,00

13 Jawa Barat 26.978 3.237 203,10 -3.034,31

14 Jawa Tengah 54.199 6.504 343,89 -6.160,04

15 DI Yogyakarta 64.026 7.683 - -7.683,14

16 Jawa Timur 105.762 12.691 368,08 -12.323,36

17 Bali 4.683 562 - -561,98

18 Nusa Tenggara Barat 18.787 2.254 73,19 -2.181,21

19 Nusa Tenggara Timur 14.952 1.794 - -1.794,20

20 Kalimantan Barat 606 73 - -72,66

21 Kalimantan Selatan 4.366 524 3,00 -520,87

22 Kalimantan Tengah 214 26 - -25,63

23 Kalimantan Timur 723 87 - -86,78

24 Kalimantan Utara 146 18 -17,52

25 Sulawesi Selatan 11.920 1.430 22,41 -1.407,96

26 Sulawesi Utara 1.178 141 5,00 -136,41

27 Sulawesi Tengah 1.953 234 41,50 -192,87

28 Sulawesi Tenggara 4.024 483 - -482,92

29 Gorontalo 113 14 - -13,56

30 Sulawesi Barat 256 31 - -30,77

31 Maluku 1.136 136 - -136,28

32 Papua 1.188 143 1,60 -140,91

33 Maluku Utara 653 78 - -78,36

34 Papua Barat 534 64 - -64,08

337.484 40.498 1.079 -39.419 Jumlah

Page 156: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

145 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 34. Benih Kacang Hijau yang Tersedia Tahun 2019

NO PROVINSI Luas Tanam

(ha)

Kebutuhan

Benih (ton)

Benih

Bersertifikat yang

Tersedia (ton)

Kekurangan/

Kelebihan (ton)

1 Aceh 583 14,58 - -14,58

2 Sumatera Utara 1.980 49,49 0,93 -48,56

3 Sumatera Barat 245 6,13 - -6,13

4 Riau 222 5,55 - -5,55

5 Jambi 129 3,24 - -3,24

6 Kepulauan Riau 1,50 0,04 - -0,04

7 Sumatera Selatan 508,40 12,71 - -12,71

8 Bengkulu 203,20 5,08 - -5,08

9 Bangka Belitung 4,50 0,11 - -0,11

10 Lampung 1.051,40 26,29 2,00 -24,29

11 Banten 981,10 24,53 - -24,53

12 DKI Jakarta - - - 0,00

13 Jawa Barat 6.539,80 163,50 39,24 -124,26

14 Jawa Tengah 84.772,00 2.119,30 133,06 -1.986,24

15 DI Yogyakarta 273,40 6,84 0,70 -6,14

16 Jawa Timur 36.824,10 920,60 163,85 -756,75

17 Bali 280,50 7,01 - -7,01

18 Nusa Tenggara Barat 7.056,70 176,42 - -176,42

19 Nusa Tenggara Timur 14.100,60 352,52 16,72 -335,80

20 Kalimantan Barat 1.034,10 25,85 - -25,85

21 Kalimantan Selatan 193,70 4,84 - -4,84

22 Kalimantan Tengah 18,70 0,47 - -0,47

23 Kalimantan Timur 175,50 4,39 - -4,39

24 Kalimantan Utara 23,00 0,58 -0,58

25 Sulawesi Selatan 8.325,70 208,14 0,45 -207,69

26 Sulawesi Utara 215,00 5,38 - -5,38

27 Sulawesi Tengah 438,00 10,95 0,70 -10,25

28 Sulawesi Tenggara 568,60 14,22 - -14,22

29 Gorontalo 31,20 0,78 - -0,78

30 Sulawesi Barat 267,40 6,69 - -6,69

31 Maluku 524,50 13,11 - -13,11

32 Papua 222,50 5,56 - -5,56

33 Maluku Utara 150,50 3,76 - -3,76

34 Papua Barat 76,50 1,91 - -1,91

168.012,40 4.200,54 358 -3.842,89 Jumlah

Page 157: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

146 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 35. Benih Ubi Jalar yang Tersedia Tahun 2019

NO PROVINSI Luas

Tanam (ha)

Kebutuhan Benih

(stek)

Benih

Bersertifikat yang

Tersedia (stek)

Kekurangan/

Kelebihan (stek)

1 Aceh 338 11.154.000.000 - -11.154.000.000

2 Sumatera Utara 5.973 197.095.800.000 - -197.095.800.000

3 Sumatera Barat 3.559 117.453.600.000 - -117.453.600.000

4 Riau 390 12.873.300.000 - -12.873.300.000

5 Jambi 1.504 49.632.000.000 - -49.632.000.000

6 Kepulauan Riau 165 5.454.900.000 - -5.454.900.000

7 Sumatera Selatan 887 29.274.300.000 - -29.274.300.000

8 Bengkulu 818 26.990.700.000 - -26.990.700.000

9 Bangka Belitung 201 6.633.000.000 - -6.633.000.000

10 Lampung 1.516 50.018.100.000 - -50.018.100.000

11 Banten 870 28.703.400.000 - -28.703.400.000

12 DKI Jakarta - - - 0

13 Jawa Barat 18.477 609.727.800.000 - -609.727.800.000

14 Jawa Tengah 5.132 169.346.100.000 - -169.346.100.000

15 DI Yogyakarta 211 6.949.800.000 - -6.949.800.000

16 Jawa Timur 8.769 289.367.100.000 1.200 -289.367.098.800

17 Bali 1.440 47.510.100.000 - -47.510.100.000

18 Nusa Tenggara Barat 931 30.736.200.000 - -30.736.200.000

19 Nusa Tenggara Timur 5.253 173.342.400.000 - -173.342.400.000

20 Kalimantan Barat 1.057 34.874.400.000 - -34.874.400.000

21 Kalimantan Selatan 784 25.865.400.000 - -25.865.400.000

22 Kalimantan Tengah 493 16.259.100.000 - -16.259.100.000

23 Kalimantan Timur 905 29.865.000.000 - -29.865.000.000

24 Kalimantan Utara 162 5.355.900.000 -5.355.900.000

25 Sulawesi Selatan 3.016 99.541.200.000 - -99.541.200.000

26 Sulawesi Utara 1.296 42.777.900.000 - -42.777.900.000

27 Sulawesi Tengah 1.061 35.026.200.000 - -35.026.200.000

28 Sulawesi Tenggara 1.449 47.826.900.000 - -47.826.900.000

29 Gorontalo 29 957.000.000 - -957.000.000

30 Sulawesi Barat 413 13.642.200.000 - -13.642.200.000

31 Maluku 1.521 50.179.800.000 - -50.179.800.000

32 Papua 9.713 320.532.300.000 - -320.532.300.000

33 Maluku Utara 520 17.160.000.000 - -17.160.000.000

34 Papua Barat 1.196 39.481.200.000 - -39.481.200.000

79.894 2.636.492.100.000 1.200 -2.641.607.098.800 Jumlah

Page 158: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

147 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 36. Benih Ubi Kayu yang Tersedia Tahun 2019

NO PROVINSI Luas Tanam

(ha)

Kebutuhan

Benih (1 ha =

10 ribu stek)

Benih

Bersertifikat

yang

Tersedia

(ton)

Kekurangan/

Kelebihan

(ton)

1 Aceh 1,198 11,977,000 - -11,977,000

2 Sumatera Utara 29,558 295,577,000 1,420,000 -294,157,000

3 Sumatera Barat 3,880 38,799,000 - -38,799,000

4 Riau 4,205 42,051,000 14,000 -42,037,000

5 Jambi 1,736 17,362,000 - -17,362,000

6 Sumatera Selatan 5,128 51,284,000 - -51,284,000

7 Bengkulu 1,013 10,128,000 - -10,128,000

8 Lampung 201,141 2,011,405,000 - -2,011,405,000

9 Kep.Babel 4,964 49,640,000 - -49,640,000

10 Kep.Riau 608 6,077,000 - -6,077,000

11 DKI Jakarta - - - 0

12 Jawa Barat 53,853 538,528,000 5,200,000 -533,328,000

13 Jawa Tengah 105,738 1,057,384,000 - -1,057,384,000

14 DI Yogyakarta 49,206 492,062,000 - -492,062,000

15 Jawa Timur 86,690 866,903,000 1,288,800 -865,614,200

16 Banten 3,054 30,541,000 - -30,541,000

17 Bali 5,806 58,064,000 - -58,064,000

18 NTB 2,368 23,684,000 - -23,684,000

19 NTT 47,363 473,630,000 1,840,000 -471,790,000

20 Kalimantan Barat 8,905 89,046,000 - -89,046,000

21 Kalimantan Tengah 2,522 25,224,000 - -25,224,000

22 Kalimantan Selatan 1,780 17,797,000 - -17,797,000

23 Kalimantan Timur 2,064 20,639,000 - -20,639,000

24 Kalimantan Utara 1,350 13,501,000 - -13,501,000

25 Sulawesi Utara 2,020 20,198,000 - -20,198,000

26 Sulawesi Tengah 1,508 15,076,000 - -15,076,000

27 Sulawesi Selatan 10,070 100,696,000 9,984,000 -90,712,000

28 Sulawesi Tenggara 6,580 65,799,000 - -65,799,000

29 Gorontalo 84 840,000 - -840,000

30 Sulawesi Barat 825 8,250,000 - -8,250,000

31 Maluku 3,293 32,934,000 - -32,934,000

32 Maluku Utara 1,463 14,630,000 - -14,630,000

33 Papua Barat 1,235 12,346,000 - -12,346,000

34 Papua 2,036 20,358,000 - -20,358,000

653,243 6,532,430,000 19,746,800 -6,512,683,200 Jumlah

Page 159: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

148 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 37. Data Luas serangan OPT dan DPI Padi 2014-2019

1 Aceh 101.141 77.887 61.170 41.763 53.219 19.711

2 Sumut 35.655 22.548 24.944 18.075 25.792 30.477

3 Sumbar 11.523 10.267 13.476 6.121 3.378 8.026

4 Riau 9.811 9.968 15.563 11.419 3.184 12.689

5 Jambi 11.919 15.517 11.732 13.894 7.304 15.365

6 Sumsel 43.377 120.032 63.087 52.414 29.528 38.808

7 Bengkulu 3.369 5.079 2.964 1.962 3.275 3.741

8 Lampung 33.808 61.857 19.492 41.356 49.976 38.798

9 Babel 3.241 1.000 1.601 2.404 995 1.014

10 Kepri - - - - - -

11 DKI 310 241 224 100 141 111

12 Jabar 223.859 212.812 93.403 137.585 109.848 124.886

13 Jateng 210.551 143.436 113.838 121.408 133.142 152.375

14 DIY 7.499 7.720 12.499 6.829 13.585 17.542

15 Jatim 105.520 86.194 75.409 82.589 84.400 92.275

16 Banten 35.513 49.746 13.079 33.122 21.631 34.129

17 Bali 4.599 5.701 3.947 3.922 3.565 3.607

18 NTB 26.902 11.962 10.306 19.963 15.179 18.330

19 NTT 11.902 6.334 9.519 6.821 4.665 8.359

20 Kalbar 39.241 17.209 6.739 13.109 15.518 10.318

21 Kalteng 12.343 5.927 7.406 6.406 4.773 5.664

22 Kalsel 13.495 30.267 14.410 9.576 10.613 3.974

23 Kaltim 7.699 17.190 9.457 7.963 9.404 12.122

24 Kaltara 20 20 - - 7 50

25 Sulut 2.756 3.894 1.491 2.215 3.058 2.089

26 Sulteng 18.480 22.917 15.950 9.507 6.800 17.911

27 Sulsel 51.645 140.996 38.288 100.281 61.594 114.250

28 Sultra 24.997 34.396 18.416 24.738 21.047 37.383

29 Gorontalo 3.458 9.152 9.091 8.306 4.581 5.497

30 Sulbar 8.392 10.057 8.077 8.600 9.205 9.279

31 Maluku 1.822 2.251 3.616 2.160 1.542 2.368

32 Malut 1.608 1.054 937 483 865 1.068

33 Pabar 742 1.334 970 776 1.317 2.128

34 Papua 1.371 11.158 2.227 1.937 2.263 1.275

1.068.569 1.156.120 683.329 797.805 715.396 845.598 Indonesia

2018(Okt 17-Sep 18)

2017(Okt 16-Sep 17)

2016(Okt 15-Sep 16)

2015(Okt 14-Sep 15)

2014(Okt 13-Sep 14)

2019(Okt 18-Sep 19)

No. Provinsi

Page 160: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

149 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 38. Data Luas serangan OPT dan DPI Jagung 2014-2019

1 Aceh 1.527 5.991 5.950 4.639 5.013 5.794

2 Sumut 4.184 4.499 37.419 27.928 46.024 25.048

3 Sumbar 564 432 844 2.171 148 1.202

4 Riau 340 1.020 653 566 350 736

5 Jambi 219 1.620 566 1.134 754 897

6 Sumsel 526 15.021 2.636 4.485 1.294 1.958

7 Bengkulu 46 91 125 66 94 566

8 Lampung 1.855 2.517 391 2.402 1.590 6.299

9 Babel 33 82 2 - 3 0

10 Kepri - 10 - - - -

11 DKI - - - - 3 -

12 Jabar 1.451 1.496 1.058 767 1.290 989

13 Jateng 10.031 12.367 7.658 6.973 4.291 4.545

14 DIY 298 205 593 741 912 326

15 Jatim 6.596 5.436 5.637 16.572 4.943 4.197

16 Banten - 6 - 3.030 4.120 490

17 Bali 3 91 3.582 2 1 93

18 NTB 3.442 3.022 6.275 4.321 9.532 3.393

19 NTT 7.080 4.065 10.895 1.069 1.777 1.584

20 Kalbar 250 695 238 521 564 652

21 Kalteng 4 274 46 76 41 5

22 Kalsel 94 925 153 175 587 184

23 Kaltim 254 253 257 258 247 474

24 Kaltara - - - - - -

25 Sulut 924 1.939 1.071 671 816 378

26 Sulteng 5.349 2.901 529 782 1.027 6.644

27 Sulsel 2.836 8.756 3.138 3.627 3.112 9.657

28 Sultra 1.035 894 1.099 887 1.474 5.012

29 Gorontalo 7.747 20.678 35.079 11.157 3.989 10.640

30 Sulbar 2.248 1.637 1.189 1.396 2.700 5.437

31 Maluku 87 140 89 53 31 92

32 Malut 157 81 84 42 88 78

33 Pabar 29 59 103 70 143 136

34 Papua 441 375 202 79 250 314

59.647 97.575 127.559 96.660 97.210 97.820 Indonesia

2014(Okt 13-Sep 14)

2015(Okt 14-Sep 15)

2016(Okt 15-Sep 16)

2017(Okt 16-Sep 17)

2018(Okt 17-Sep 18)

2019(Okt 18-Sep 19)

No. Provinsi

Page 161: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

150 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 39. Data Luas serangan OPT dan DPI Kedelai 2014-2019

1 Aceh 6.055 3.785 1.978 275 606 44

2 Sumut 267 307 2.923 22 161 107

3 Sumbar 2 7 14 0 5 3

4 Riau 575 993 473 245 604 533

5 Jambi 202 2.215 632 295 587 196

6 Sumsel 355 1.936 764 1.011 188 48

7 Bengkulu 2 1.219 52 - 39 -

8 Lampung 161 381 51 15 685 116

9 Babel - - 5 - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 791 1.428 1.797 739 813 49

13 Jateng 1.573 2.017 3.625 2.710 1.906 306

14 DIY 114 108 517 60 60 21

15 Jatim 1.018 894 2.026 3.699 687 421

16 Banten 27 57 - - 152 52

17 Bali 14 24 4 - 8 1

18 NTB 3.645 2.925 1.491 192 188 1.093

19 NTT 79 53 71 50 167 84

20 Kalbar 201 33 11 378 36 2

21 Kalteng 89 14 - 1.245 348 -

22 Kalsel 180 1.935 315 267 36 5

23 Kaltim 5 2 13 2 - 0

24 Kaltara 28 - - - - -

25 Sulut 19 555 3 - 164 68

26 Sulteng 2.232 173 734 27 179 21

27 Sulsel 264 2.534 1.207 114 167 30

28 Sultra 371 1.021 1.005 87 306 302

29 Gorontalo 7 168 1 - 15 25

30 Sulbar 41 207 65 3 169 551

31 Maluku - 38 15 2 1 1

32 Malut 7 9 4 6 - -

33 Pabar 38 116 108 34 23 6

34 Papua 119 146 148 45 13 2

18.480 25.301 20.052 11.524 8.313 4.085

No. Provinsi

Indonesia

2014(Okt 13-Sep 14)

2015(Okt 14-Sep 15)

2016(Okt 15-Sep 16)

2017(Okt 16-Sep 17)

2018(Okt 17-Sep 18)

2019(Okt 18-Sep 19)

Page 162: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

151 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 40. Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Tanah 2014-2019

1 Aceh 495 228 229 122 131 104

2 Sumut 161 140 121 85 171 145

3 Sumbar 82 22 23 22 7 87

4 Riau 40 72 56 85 22 24

5 Jambi 27 23 12 43 43 60

6 Sumsel 36 40 48 51 59 9

7 Bengkulu 27 8 10 7 2 15

8 Lampung - - 6 - - -

9 Babel 1 - - - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 545 95 1.649 39 30 63

13 Jateng 193 171 173 266 197 50

14 DIY 296 274 995 351 80 52

15 Jatim 684 1.698 1.932 401 440 7.258

16 Banten - - - - - -

17 Bali 6 90 519 4 15 1

18 NTB 280 79 51 21 212 292

19 NTT 14 114 173 77 38 67

20 Kalbar - 60 - 40 45 2

21 Kalteng - 1 - - - -

22 Kalsel 1 1 0 144 11 1

23 Kaltim 23 35 7 20 8 7

24 Kaltara 5 - - - 148 2

25 Sulut 37 75 64 97 45 21

26 Sulteng 66 - - - 33 2

27 Sulsel 20 19 56 3 7 32

28 Sultra 179 65 5 3 4 3

29 Gorontalo 74 126 2 1 38 3

30 Sulbar 35 1 26 45 3 7

31 Maluku 3 5 2 3 1 2

32 Malut 10 39 56 1 - 3

33 Pabar - - - - 40 2

34 Papua 24 25 26 28 - 24

3.365 3.505 6.240 1.959 1.829 8.337

2015(Okt 14-Sep 15)

2016(Okt 15-Sep 16)

2017(Okt 16-Sep 17)

2018(Okt 17-Sep 18)

2019(Okt 18-Sep 19)

Indonesia

No. Provinsi2014

(Okt 13-Sep 14)

Page 163: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

152 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 41. Data Luas serangan OPT dan DPI Kacang Hijau 2014-2019

1 Aceh - 85 - 43 4 4

2 Sumut 1 91 1.633 243 13 20

3 Sumbar 0 - - - - -

4 Riau 5 3 5 23 4 2

5 Jambi 0 - - - - -

6 Sumsel 17 30 68 31 1 1

7 Bengkulu - - 3 - - -

8 Lampung - - - 9 2 -

9 Babel 0 - - - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 158 64 15 37 6 27

13 Jateng 406 320 7.540 237 169 171

14 DIY 1 1 0 - 1 -

15 Jatim 54 186 475 306 143 76

16 Banten - - - - - -

17 Bali - - 6 6 - -

18 NTB 62 7 3 - - -

19 NTT 82 183 132 76 75 139

20 Kalbar 4 35 117 75 27 11

21 Kalteng - - - - - -

22 Kalsel - - - - - -

23 Kaltim - - - 28 15 -

24 Kaltara - - 15 9 - -

25 Sulut 11 24 4 79 46 -

26 Sulteng - - - - 20 3

27 Sulsel 296 181 46 13 1 37

28 Sultra 20 12 5 3 1 2

29 Gorontalo - - - - 2 3

30 Sulbar 44 2 9 7 9 5

31 Maluku 2 - - 0 0 -

32 Malut - - - 27 - -

33 Pabar 1 - - - - -

34 Papua - 2 0 9 - -

1.164 1.224 10.075 1.260 537 498

2015(Okt 14-Sep 15)

2016(Okt 15-Sep 16)

2017(Okt 16-Sep 17)

2018(Okt 17-Sep 18)

2019(Okt 18-Sep 19)

Indonesia

No. Provinsi2014

(Okt 13-Sep 14)

Page 164: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

153 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 42. Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Kayu 2014-2019

1 Aceh 173 194 207 101 48 61

2 Sumut 214 323 895 202 251 186

3 Sumbar 2 6 3 12 - 5

4 Riau 273 168 186 133 107 180

5 Jambi 54 7 15 51 56 26

6 Sumsel 264 163 1.145 1.003 38 0

7 Bengkulu 8 - 3 - 3 14

8 Lampung 117 - 2 7 421 717

9 Babel - - - - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 839 629 249 146 49 29

13 Jateng 507 290 83 - 25 58

14 DIY 6 10 33 5 365 -

15 Jatim 301 151 122 71 51 81

16 Banten - - - - - -

17 Bali - - - 6 1 -

18 NTB - - - - - -

19 NTT 1.108 355 346 658 390 163

20 Kalbar - 2 - - - -

21 Kalteng - - - 10 - -

22 Kalsel 5 - - - 30 -

23 Kaltim 253 73 99 165 110 58

24 Kaltara - - - - 100 14

25 Sulut 164 86 68 75 24 82

26 Sulteng - - - - 35 6

27 Sulsel 3 - - - 151 161

28 Sultra 677 203 134 58 - 118

29 Gorontalo - - - - 102 22

30 Sulbar 178 53 48 45 18 62

31 Maluku 64 2 29 22 8 4

32 Malut - - 69 33 17 3

33 Pabar - - - - 2 9

34 Papua 0 20 6 15 - -

5.209 2.735 3.743 2.818 2.402 2.058

2015(Okt 14-Sep 15)

2016(Okt 15-Sep 16)

2017(Okt 16-Sep 17)

2018(Okt 17-Sep 18)

2019(Okt 18-Sep 19)

Indonesia

No. Provinsi2014

(Okt 13-Sep 14)

Page 165: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

154 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 43. Data Luas serangan OPT dan DPI Ubi Jalar 2014-2019

1 Aceh 14 44 33 17 25 15

2 Sumut 190 145 135 47 184 66

3 Sumbar 1 - - - - -

4 Riau 13 4 10 11 8 1

5 Jambi 24 1 17 10 5 11

6 Sumsel 26 0 53 4 6 1

7 Bengkulu - - - - - -

8 Lampung - - - - - -

9 Babel - - - - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 68 10 22 6 21 1

13 Jateng 192 - 40 12 - -

14 DIY - - - - - -

15 Jatim 7 12 - 7 0 22

16 Banten - - - - - -

17 Bali - - - - 1 3

18 NTB - - - - - -

19 NTT 27 13 9 9 32 35

20 Kalbar - - - - - -

21 Kalteng - - - - - -

22 Kalsel - 3 - - 15 -

23 Kaltim 21 5 - - - 79

24 Kaltara - - - - 58 8

25 Sulut 52 28 48 104 17 73

26 Sulteng - - - - - -

27 Sulsel - - - - 9 2

28 Sultra 118 21 13 6 - 5

29 Gorontalo - - - - 33 3

30 Sulbar 22 4 6 1 3 4

31 Maluku 9 - 5 1 - -

32 Malut - - - - 1 -

33 Pabar 14 16 6 - 0 14

34 Papua 3 18 1 1 - 6

800 324 396 236 416 346

Provinsi2014

(Okt 13-Sep 14)

2015(Okt 14-Sep 15)

2016(Okt 15-Sep 16)

2017(Okt 16-Sep 17)

2018(Okt 17-Sep 18)

2019(Okt 18-Sep 19)

Indonesia

No.

Page 166: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

155 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 44. Data Curah Hujan Tahun 2018 dan 2019 (sumber data BMKG)

mm/hari

1 Aceh 180,44 114,56

2 Sumatera Utara 230,40 187,94

3 Sumatera Barat 328,88 220,41

4 Riau 196,70 135,90

5 Jambi 180,24 136,58

6 Sumatera Selatan 203,02 191,67

7 Bengkulu 245,06 160,05

8 Lampung 156,26 113,58

9 Kep. Bangka Belitung 215,70 168,46

10 Kepulauan Riau 200,48 132,90

11 DKI. Jakarta 127,53 120,08

12 Jawa Barat 217,24 199,84

13 Jawa Tengah 135,88 98,83

14 DI. Yogyakarta 156,56 170,60

15 Jawa Timur 144,90 139,58

16 Banten 124,83 96,53

17 Bali 152,44 100,69

18 Nusa Tenggara Barat 109,16 104,50

19 Nusa Tenggara Timur 105,09 89,78

20 Kalimantan Barat 278,47 214,92

21 Kalimantan Tengah 224,15 174,80

22 Kalimantan Selatan 198,30 118,86

23 Kalimantan Timur 197,02 145,10

24 Kalimantan Utara 239,85 165,21

25 Sulawesi Utara 204,75 146,78

26 Sulawesi Tengah 101,88 55,87

27 Sulawesi Selatan 266,79 163,73

28 Sulawesi Tenggara 167,57 120,40

29 Gorontalo 128,23 50,93

30 Sulawesi Barat 133,73 38,72

31 Maluku 191,75 138,42

32 Maluku Utara 174,45 99,98

33 Papua Barat 178,31 138,00

34 Papua 211,65 160,42

185,41 134,21

ProvinsiNoRata-rata CH

2018

Rata-rata CH

2019

Rata-rata

Page 167: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

156 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 45. Volume Ekspor Ubi Jalar 2014 – 2019 per kode HS

2014 2015 2016 2017 2018 2019

'07142010 Ubi jalar beku 4,821 6,347 4,254 5,898 4,533 4,527

'07142090 Ubi jalar selain beku 4,772 5,526 5,285 5,296 6,323 6,289

Jumlah 9,593 11,873 9,540 11,194 10,856 10,816

Kode Hs DeskripsiEkspor Volume (Ton)

Lampiran 46. Volume Eskpor Kacang Tanah 2014-2019 per kode HS

2014 2015 2016 2017 2018 2019

'12023000 Kacang tanah benih 12 7 9 7 1 3

'12024100 Kacang tanah Berkulit 2,484 2,878 2,661 2,485 2,249 2,098

'12024200 Dikuliti, pecah maupun tidak 15 2,709 220 107 62 37

'15162017 Minyak dan lemak dari kacang tanah 0 38 1 0 1 4

'20081110 Kacang tanah digongseng 2,374 1,858 2,065 1,724 1,823 1,556

'20081120 Mentega kacang tanah 105 75 295 318 262 386

'20081190 Lain-lain dari kacang tanah 1,302 1,411 1,136 1,146 1,041 828

Jumlah 6,292 8,976 6,387 5,786 5,439 14,049

Kode Hs DeskripsiEkspor Volume (Ton)

Page 168: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

157 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 47. Volume Impor Ubi Kayu 2014-2019 per kode HS

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Ubi Kayu diiris dalam bentuk pelet, kepingan dikeringkan - 4,194 12,163 3,071 0 5,007

Ubi kayu dalam bentuk pelet Lain-lain - 18 377 224 - 96

Ubi kayu Beku - - - - 308 -

Lain-lain - - - - - -

Tepung, tepung kasar dari ubi kayu - - 0 97 1 7

Pati ubi kayu (cassava) 365,085 595,951 630,127 385,431 375,589 343,003

Total 365,085 600,163 642,667 388,823 375,898 348,112

IMPOR VOLUME (Kg) Deskripsi

Lampiran 48. Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Kacang vigna radiata cocok untuk

disemai

- - 174 - 20,088 525

Kacang vigna radiata selain untuk

disemai

83,102 43,437 60,755 75,275 70,230 76,240

kacang vigna lainnya dikeringkan,

dikupas/dibelah maupun tidak,

cocok untuk disemai

- 0 - - 540 -

Kacang vigna lainnya dikeringkan,

dikupas/dibelah maupun tidak selain

untuk disemai

3,700 1,250 2,938 2,739 5,407 2,489

Sayuran polongan, dikupas atau

tidak : Kacang (Vigna spp.,

Phaseolus spp.)

7 9 59 24 25 38

Kacang vigna diolah atau diawetkan

selain dengan cuka

497 335 581 598 759 874

Kacang vigna diolah atau diawetkan

selain dengan cuka dikemas dalam

kemasan kedap udara untuk

penjualan eceran

22 8 36 12 38 81

Kacang vigna diolah atau diawetkan

selain dengan cuka dikemas selain

dalam kemasan kedap udara

251 175 192 139 141 234

Total 87,580 45,214 64,736 78,786 97,226 80,481

Volume

Deskripsi

Page 169: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

158 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 49. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Padi 2014-2019

1 Aceh - 65 570 153 203 56

2 Sumatera Utara 9 130 770 101 213 30

3 Sumatera Barat 12 30 116 45 170 30

4 R i a u - 37 263 85 112 44

5 J a m b i 9 57 263 72 244 14

6 Sumatera Selatan 9 303 948 408 393 127

7 Bengkulu - 48 198 30 125 36

8 Lampung 47 175 901 227 295 93

9 Kep. Bangka Belitung 5 20 76 12 53 15

10 Kepulauan Riau - 27 - 1 10 2

11 DKI Jakarta - - - -

12 Jawa Barat 10 319 865 264 552 60

13 Jawa Tengah 65 477 1,209 369 624 164

14 DI Yogyakarta - 24 102 65 50 10

15 Jawa Timur 30 454 1,676 419 504 144

16 Banten 6 27 328 84 206 72

17 B a l i 13 52 172 60 131 24

18 Nusa Tenggara Barat 37 60 370 144 90 42

19 Nusa Tenggara Timur 20 42 166 14 111 11

20 Kalimantan Barat - 43 290 142 334 12

21 Kalimantan Tengah 3 56 279 76 173 17

22 Kalimantan Selatan 6 53 632 147 178 65

23 Kalimantan Timur - 24 249 103 148 35

24 Kalimantan Utara - 14 - 21 72 1

25 Sulawesi Utara 1 35 388 65 219 16

26 Sulawesi Tengah 34 82 300 202 78 37

27 Sulawesi Selatan 45 295 749 610 554 138

28 Sulawesi Tenggara 25 56 213 104 237 16

29 Gorontalo 10 25 141 109 108 16

30 Sulawesi Barat 19 32 309 122 59 15

31 Maluku 6 25 281 50 60 -

32 Maluku Utara 10 25 281 92 76 -

33 Papua Barat 4 16 169 101 82 4

34 Papua 9 256 197 109 32 6444 3,384 13,471 4,606 6,496 1,352

2019

Alat Pascapanen Padi/Tahun (Unit)

Jumlah

No. Provinsi2014 2015 2016 2017 2018

Page 170: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

159 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 50. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Jagung 2014-2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 2 94 248 20 64 122

2 Sumatera Utara 2 112 421 136 79 27

3 Sumatera Barat 6 43 71 64 19 131

4 R i a u 0 21 66 0 13 24

5 J a m b i 1 52 58 62 85 70

6 Sumatera Selatan 0 223 242 199 128 97

7 Bengkulu 0 70 63 52 40 68

8 Lampung 6 153 484 111 109 196

9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 7 -

10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 11 9

11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 -

12 Jawa Barat 0 159 351 156 33 206

13 Jawa Tengah 10 195 367 190 117 334

14 DI Yogyakarta 0 17 9 57 6 40

15 Jawa Timur 0 253 653 309 126 229

16 Banten 0 17 24 31 60 103

17 B a l i 0 32 34 67 6 37

18 Nusa Tenggara Barat 5 142 434 154 36 144

19 Nusa Tenggara Timur 2 110 420 2 10 81

20 Kalimantan Barat 0 65 52 62 25 67

21 Kalimantan Tengah 1 23 22 26 46 19

22 Kalimantan Selatan 0 65 240 90 48 104

23 Kalimantan Timur 0 28 29 28 26 74

24 Kalimantan Utara 0 8 12 13 2 -

25 Sulawesi Utara 1 104 494 150 87 166

26 Sulawesi Tengah 8 110 170 12 63 73

27 Sulawesi Selatan 3 194 703 176 180 393

28 Sulawesi Tenggara 2 56 120 22 67 124

29 Gorontalo 5 99 402 78 36 148

30 Sulawesi Barat 3 43 219 45 19 56

31 Maluku 0 11 15 32 18 76

32 Maluku Utara 0 9 20 45 40 96

33 Papua Barat 1 5 4 0 6 57

34 Papua 0 9 7 0 14 59 Jumlah 58 2522 6454 2389 1626 3,430

No. ProvinsiAlat Pascapanen Jagung/Tahun (Unit)

Page 171: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

160 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 51. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Kedelai 2014-2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Aceh 3 50 270 6 68 191

2 Sumatera Utara 2 51 294 0 25 27

3 Sumatera Barat 8 0 0 0 15 225

4 R i a u 0 15 72 15 0 105

5 J a m b i 19 132 122 15 99 231

6 Sumatera Selatan 0 127 409 30 78 235

7 Bengkulu 0 20 98 0 4 137

8 Lampung 17 40 71 16 81 280

9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 24 0 41

10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 10

11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 16 206 362 139 147 947

13 Jawa Tengah 51 160 166 204 222 792

14 DI Yogyakarta 0 16 0 65 15 91

15 Jawa Timur 0 205 1293 136 83 489

16 Banten 0 15 123 35 81 155

17 B a l i 3 23 9 57 1 152

18 Nusa Tenggara Barat 6 54 750 10 104 222

19 Nusa Tenggara Timur 20 64 100 0 0 87

20 Kalimantan Barat 0 17 37 10 0 305

21 Kalimantan Tengah 0 13 30 0 22 91

22 Kalimantan Selatan 0 20 491 0 0 121

23 Kalimantan Timur 0 13 58 14 0 107

24 Kalimantan Utara 0 0 38 0 0 44

25 Sulawesi Utara 0 40 264 10 178 162

26 Sulawesi Tengah 27 94 146 9 102 167

27 Sulawesi Selatan 32 79 859 30 87 317

28 Sulawesi Tenggara 2 44 192 12 34 111

29 Gorontalo 1 15 53 14 25 160

30 Sulawesi Barat 14 30 51 6 43 88

31 Maluku 0 12 35 11 0 20

32 Maluku Utara 9 19 40 0 0 18

33 Papua Barat 5 20 30 0 30 169

34 Papua 14 52 37 0 0 78

Jumlah 249 1646 6500 868 1544 6,375

ProvinsiNo.Alat Pascapanen Kedelai/Tahun (Unit)

Page 172: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

161 Ditjen Tanaman Pangan

Lampiran 52. Pernyataan Telah Direviu Oleh Itjen Kementan

Page 173: TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERALtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads...Lampiran 48 Volume Impor Kacang Hijau 2014-2019 per kode HS 157 Lampiran 49 Perkembangan Bantuan

Laporan Kinerja 2019

162 Ditjen Tanaman Pangan