skripsi pendidikan (157)
TRANSCRIPT
1
PENGARUH LATIHAN BERANGKAI 4 POS TERHADAP
TINGKAT
KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI
PERUMNAS KRAPYAK 02, 03 KECAMATAN
SEMARANG BARAT
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1
Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan
Oleh
Nama : Agus Ngaderiyanto
NIM : 6301903006
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan
Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
2
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2005
SARI
Agus Ngaderiyanto (2005). Pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat
kesegaran jasmani siswa putra klas V SD Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan
Semarang Barat.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : apakah ada pengaruh latihan
berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putra klas V SD
Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan Semarang Barat. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat
kesegaran jasmani siswa putra klas V SD Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan
Semarang barat.
Populasi pada penelitian ini siswa putra klas V SD Perumnas Krapyak
02, 03 kecamatan Semarang Barat. berjumlah 45 orang . Penentuan sampel
dengan tehnik randem sampling berjumlah 30 orang . Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah latihan berangkai 4 pos dan variabel terikat adalah tingkat
kesegaran jasmani. Data di ambil melalui Pre tes sebelum treatmen diberikan
dan pos tes setelah treatmen dilakukan. Dalam penelitian ini instrument yang
digunakan adalah : 1) Program latihan berangkai 4 pos, 2) Tes kesegaran
jasmani Indonesia untuk anak 10 – 12 tahun. Tehnik analisis data dengan
menggunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel atau
-11.59 > 2.05 pada taraf sinifikan 5 % dengan db = 29 , berarti ada pengaruh
latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra klas
V SD Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan Semarang Barat.
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Latihan berangkai 4 pos
dapat berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani dan saran yang peneliti
sampaikan adalah: 1) Kita harus melakukan latihan olahraga agar dapat
mempertahankan dan meningkatkan kesegaran jasmani., 2) Dalam melakukan
latihan harus berdasarkan prinsip-prinsip latihan agar tujuan latihan dapat
tercapai, 3). Dalam melakukan latihan, materi latihan berangkai 4 pos dapat
dilaksanakan sebagai materi latihan pokok yang bertujuan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani.
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah di setujui oleh pembimbing untuk di ajukan kesidang panitia
ujian Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada :
1. Hari : …………..
2. Tanggal :………….
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Rubianto Hadi M.Pd Tri Tunggal Spd M.Or
NIP : 131 786 588 NIP : 132 169 275
Mengetahui
Ketua Jurusan PKLO
4
Drs, Wahadi M.Pd
NIP : 131571 551
HALAMAN PENGESAHAN
Telah di pertahankan dihadapan siding panitia ujian skripsi fakultas Ilmu
keolahragaan Universitas negeri semarang pada :
Hari :……….
Tanggal :…………..
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Sutarji M.S Drs. Wahadi M.Pd
NIP. 130 532 506 NIP 131 371 551
Anggota Penguji
1. Drs. Hermawan
NIP. 131 784 447
2. Drs. Rubianto Hadi M.Pd
NIP. 131 786 588
5
3. Tri Tunggal Spd M.Kes
NIP. 132 169 275
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : “ Tolabul ilmi faridatun olakulli muslimin wa muskimat”
Menuntut ilmu diwajidkan bagi setiap orang muslim laki-laki dan
perempuan (H.R. Bukhori )
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Bapak : Sastro Sujak
2. Ibu : Surati
6
3. Istri : Tina Malinda
4. Anak : Riyanto Pandu pradipta
dan Guvita Pandu
halilintar
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
tentang
pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putra
klas V SD Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan Semarang Barat.
Penelitian ini dapat dilaksanakan berkat bantuan dari berbagai pihak,:
1. Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada peneliti
untuk melakukan kegiatan penelitian.
2. Dekan FIK UNNES yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan
penelitian.
3. Ketua jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
4. Bapak Drs. Rubianto hadi M.Pd sebagai pembimbing I dan Bapak Tri
Tunggal M.Kes sebagai pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini
7
5. Ibu Kusnaeni Spd Kepala Sekolah SD Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan
Semarang Barat.
6. Bapak/Ibu dosen dan karyawan FIK UNNES yang telah membantu dan
memberi dorongan
7. Siswa putra klaas V SD Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan Semarang
Barat.
8. Rekan – rekan guru Pendidikan jasmani kecamatan Semarang Barat yang
telah banyak membantu secara sukarela dalam pelaksanaan penelitian
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan, dengan ini peneliti
menyampaikan terima kasih.
Mudah-mudahan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat
bermanfaat. Peneliti berharap agar penelitian ini n dapat menggugah peneliti lain
untuk melakukan kegiatan seperti ini pada masa-masa mendatang, sehingga
kegiatan penelitian akan lebih bermakna dalam memberikan sumbangan yang
nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, Juli 2005
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
SARI……………………………………………………………………………..
ii
PERSETUJUAN…………………………………………………………………
iii
PENGESAHAN .................................................................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................
v
KATA PENGANTAR .......................................................................................
vi
9
DAFTAR ISI ......................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….
x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….
xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A................................................................................................A
lasan Pemilihan Judul ............................................................................. 1
B. ...............................................................................................P
ermasalahan ............................................................................................ 5
C. ...............................................................................................P
enegasan Istilah ...................................................................................... 5
D................................................................................................T
ujuan Penelitian ...................................................................................... 6
E. ...............................................................................................M
anfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI, DAN HIPOTESIS………………………….
7
A. Landasan Teori ........................................................................... 7
1. Pengertian Latihan berangkai 4 pos.............................................. 7
2. Kesegaran jasmani……………………………………………….
7
10
3. Tujuan Latihan............................................................................. 11
4. Prinsip – Prinsip Latihan.............................................................. 12
B…Hipotesis .................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 19
A. Populasi ...................................................................................... 19
B. Sampel ....................................................................................... 20
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 20
D. Rancangan Penelitian .................................................................. 20
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 21
F. Metode pengolahan Data ............................................................. 41
G. Langkah- Langkah penelitian………………………………
43
H. Faktor – Faktor yang mempengaruhi penelitian………………
44
I. Analisis Data .............................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 49
A. Hasil penelitian ........................................................................ 49
B. Pembahasan ............................................................................ 49
BAB V SIMPULAN, DAN SARAN ............................................................. 52
A. Simpulan................................................................................... 52
B. Saran ........................................................................................ 52
11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
53
LAMPIRAN- LAMPIRAN................................................................................. 55
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1……………………………………………………………………….
41
2. Tabel 2……………………………………………………………………….
46
3. Tabel 3………………………………………………………………………..
57
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Uji perbedaan antara tes awal dan tes akhir……………………………………
55
2. Daftar hasil tes kesegaran jasmani pos tes dan pos tes…………………………
56
3. Tabel nilai-nilai t……………………………………………………………..
57
4. Kalender penelitian…………………………………………………………….
58
5. Daftar hadir…………………………………………………………………….
59
6. SK dosen pembimbing………………………………………………………….
61
7. Surat ijin
penelitian……………………………………………………………… 62
8. Foto pelaksanaan penelitian…………………………………………………….
63
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Dalam rangka menghadapi era globalisasi diperlukan manusia yang
berkualitas, pembebtukan manusia berkualitas antara lain dapat dilakukan
melalui pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga . Hasil yang diharapkan
itu dapat dicapai melalui pembinaan yang terus–menerus . Upaya pembinaan
warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga
membutuhkan kesabaran dan keikhlasan untuk berkorban. Sebagai upaya
pendidikan diharapkan pendidikan jasmani dan olahraga di lembaga Pendidikan
formal dapat berkembang lebih pesat agar mampu menjadi landasan bagi
pembinaan keolahragaan nasional. Proses pembentukan sikap dan pembangkitan
motivasi berlangsung sejak seseorang berada di bangku Sekolah Dasar.
Para guru pendidikan jasmani diharapkan memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman memadai agar dapat memajukan keberhasilan
dalam proses belajar mengajar. Penguasaan suatu metode mengajar oleh seorang
14
guru sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar yang diharapkan.
Keberhasilan guru dalam mengajar pendidikan jasmani akan membawa dampak
positif bagi pencapaian prestasi olahraga. Untuk meraih prestasi yang tinggi
perlu dilaksanakan langkah pencapaian prestasi antara lain dengan meningkatkan
metode latihannya serta memperbaiki sarana dan prasarananya.
15
Latihan olahraga merupakan salah satu sarana yang dapat dimaanfatkan
untuk meningkatkan kesegaran jasmani , dengan kesegaran jasmani yang baik
membantu manusia untuk lebih produktif dalam menyelesaikan tugas-tugasnya,
tetapi kenyataan di masyarakat berdasarkan pengamatan dan informasi yang
penulis terima, bahwa banyak orang yang berpendapat bahwa latihan olahraga
hanya buang-buang waktu, menyebabkan capai dan mengganggu prestasi belajar
siswa, sehingga banyak orang tua dan guru yang melarang siswa untuk
melakukan kegiatan olahraga.
Pendapat tersebut di atas muncul karena kurang pemahamannya terhadap
tujuan dan prinsip-prinsip melakukan latihan olahraga. Tujuan melakukan latihan
olahraga adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani, tujuan ini dapat tercapai
apabila sesuai dengan prinsip-prinsip latihan olahraga.
Harsono (1988 : 102-122) yang mengemukakan tentang prinsip–prinsip
latihan sebagai berikut :
1. Beban lebih
Prinsip beban lebih adalah usaha untuk berlatih dengan beban kerja
yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan.
2. Perkembangan menyeluruh
Meskipun seseorang nantinya mempunyai spesialisasi, pada permulaan
belajar sebaiknya dilibatkan pada berbagai aspek kegiatan agar memiliki dasar-
dasar yang lebih kokoh guna menunjang ketrampilan spesialisasinya kelak.
16
3. Spesialisasi
Atlet yang disiapkan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi harus
difokuskan pada spesialisasinya .
4. Individualisasi
Setiap orang memiliki perbedaan masing-masing demikian pula halnya
seorang atlet masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda beda oleh
karena itu dalam menyusun program latihan harus disesuaikan dengan kekhasan
setiap individu .
5. Intensitas latihan
Intensitas latihan seseorang dapat diukur dengan denyut nadinya , denyut
nadi latihan yaitu :
a. Untuk prestasi 80 % - 90 % denyut nadi maksimal
b. Untuk kesehatan 70 % - 85 % denyut nadi maksimal
Denyut nadi maksimal adalah 220 – umur (dalam tahun)
6. Kualitas latihan
Latihan yang diberikan harus bermanfaat dan berguna sehingga atlet
dapat mengalami peningkatan baik, fisik, tehnik, taktik dan mental.
7. Variasi latihan
Latihan yang terus-menerus akan menimbulkan kebosanan atau rasa
jenuh, untuk mencegah kemungkinan timbulnya rasa jenuh pelatih harus kreatif
dan pandai–pandai mencari dan menerapkan variasi-varuiasi dalam latihan.
8. Lamanya latihan
Latihan sebaiknya diberikan dalam waktu yang pendek dan padat serta
17
dilakukan sesering mungkin.
9. Rileksasi
Relaksasi adalah untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan
baik ketegangan fisik maupun mental
Kesegaran jasmani adalah sangat penting bagi setiap orang, karena
orang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik tidak akan mudah capai dan
dapat lebih berkosentrasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta memiliki
daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit. Disamping itu kebutuhan akan
istirahat untuk menembalikan kondisi semula, lebih singkat dibanding kan
dengan orang yang kondisi kesegaran jasmaninya kurang baik hal ini sangat
menunjang dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari..
Melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang yang
berpendapat bahwa latihan olahraga hanya buang waktu dan menyebabkan capai
sangatlalah keliru, oleh karena itu menjadi tugas kita sebagai guru, pelatih dan
pembina olahraga untuk selalu memberikan pemahaman yang benar tentang
olahraga kepada masyarakat. Sehingga olahraga dapat menjadi kebutuhan hidup
manusia.
Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang utama adalah untuk
meningkatkan kesegaran jasmani siswa SD, untuk mencapai tujuan tersebut
antara lain dapat dilakukan dengan latihan berangkai 4 pos, bentuk latihan
berangkai , adalah merupakan : latihan dasar yang dilakukan secara beruntun dari
gerakan pertama sampai terakhir. Latihan berangkai 4 pos ini merupakan salah
18
satu materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar sesuai dengan kurikulum
tahun 2004 (Depdiknas 2003:25).
Berdasarkan uraian diatas penulis tergugah untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap kesegaran jasmani siswa SD.
Sebagai alat pembuktian apakah benar latihan berangkai 4 pos dapat bermanfaat
untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa SD.
B. PERMASALAHAN
Dengan alasan di atas maka permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap
tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra klas V SD Perumnas Krapyak 02,03
kecamatan Semarang Barat..
C. PENEGASAN ISTILAH
Penegasan istilah ini dibuat untuk, memudahkan dan menghindari salah
pengertian dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan istilah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang timbul dari suatu (orang) yang membentuk
watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa
Indonesia,1989:664)
Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang timbul
dari latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran Jasmani.
2. Latihan berangkai 4 pos
19
Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihan
atau pekerjaan (Harsono, 1988 : 101)
Bentuk latihan berangkai 4 pos adalah : latihan dasar yang dilakukan
secara beruntun dari gerakan pertama hingga terakhir (Eka priyadi, 1994:11)
Macam latihan yang dilakukan pada setiap pos adalah : lompat tali,lari bolak-
balik 10 m, phus up dan naik turun bangku (Kuswardoyo 1988: 27)..
3. Kesegaran Jasmani
Kantor Menpora (1992 : 7) Kesegaran Jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang
berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melaksanakan kegiatan yang
lain..
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah ada pengaruh
latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra klas
V SD Perumnas Krapyak 02,03 kecamatan Semarang barat
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengajaran
pendidikan Jasmani dan Kesehatan khususnya sekolah dasar.
2. Sebagai bahan pertimbangan, sumbangan dan informasi yang bermanfaat
bagi para guru olahraga dengan memilih materi latihan yang tepat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani bagi siswa usia antara 10 sampai 12 tahun
20
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan teori
1. Pengertian latihan berangkai 4 pos
Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihan
atau pekerjaan (Harsono, 1988 : 101)
Bentuk latihan berangkai 4 pos adalah latihan dasar yang dilakukan
secara beruntun dari gerakan pertama hingga terakhir (Eka priyadi, 1994:11)
Macam latihan yang dilakukan pada setiap pos adalah : lompat tali, lari bolak-
balik 10 m, phus up dan naik turun bangku .
Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa latihan berangkai
adalah merupakan salah satu bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani atau kondisi seseorang, latihan dilakukan secara sitematis,
terus-menerus, kian hari kian menambah beban latihan. Latihan dibagi menjadi
empat tempat atau pos dan setiap pos memiliki bentuk latihan sendiri yang
berbeda antar pos
Latihan berangkai 4 pos dapat berpengaruh terhadap peningkatan
kesegaran jasmani, hal ini dapat kita lihat pada uraian di bawah ini :
a. Latihan lompat tali
Latihan lompat tali dapat berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot,
Kekuatan kaki dan daya tahan tubuh.
b. Latihan lari bolak- balik
21
Latihan lari bolak – balik dapat berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan,
daya tahan tubuh dan kekuatan otot kaki
c. Latihan phus up
Latihan phus up dapat berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot, daya
daya tahan otot
d. Latihan naik turun bangku
Latihan naik turun bangku dapat berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan
tubuh dan kekuatan otot kaki.
2. Kesegaran Jasmani
Pengertian kesegaran jasmani bermacam-macam, antara orang yang
satu dengan yang lain berbeda, hal ini dapat dilihat beberapa pendapat sebagai
berikut :
Kesegaran jasmani, menurut Santoso Giriwijoyo (1992 : 43 ) adalah
kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu.
Atau dengan perkataan lain untuk dapat melaksanakan tugas fisik tertentu dengan
hasil yang baik, diperlukan syarat-syarat fisik tertentu yang sesuai dengan sifat
pekerjaan itu.
Adapun komponen kesegaran jasmani menurut Santoso Giriwijoyo
(1992: 44) dipaparkan sebagai berikut:
a. Kemampuan kualitas dasar ergosistema primer (ES1) yang terdiri atas : 1)
luas pergerakan persendian, 2) kekuatan dan daya tahan otot dan 3)
koordinasi fungsi otot.
22
b. Kemampuan kualitas dasar ergo sistema sekunder (ES2) yang berupaya daya
tahan umum (fungsi jantung dan paru-paru).
Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
melakukan pekerjaan dengan baik seseorang harus mempunyai tingkat
kesegaran jasmani tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya. Seorang yang
pekerjaannya berat memerlukan kebugaran yang lebih baik bila dibandingkan
dengan orang yang pekerjaannya ringan.
Menurut Rusli Lutan (1996 ;7-8) bahwa kesegaran jasmani dan
keterampilan gerak yang kaya dengan koordinasi otot syaraf yang halus menjadi
bagian dalam taksonomi tujuan pendidikan jasmani, dan termasuk psikomotorik.
Sebab hal ini kelak bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari dan bahkan sebagai dasar keterampilan yang baik untuk suatu cabang
olah raga. Pendapat tersebut mempunyai arti bahwa kesegaran jasmani dan
ketrampilan gerak sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari–hari dalam
rangka mencari nafkah maupun dalam kegiatan olahraga .
Pepatah “akal yang sehat terdapat pada fisik yang sehat”
menggambarkan betapa kesehatan fisik akan mempengaruhi kesehatan mental
dan otak seseorang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas manusia
secara totalitas, dan merupakan variabel penting bagi peningkatan kualitas
sumber daya manusia (Fasli Jalal, 1997:8). Dengan kesegaran jasmani yang baik
seseorang akan mampu berbuat lebih banyak dalam kehidupannya dan juga
kualitas pekerjaan yang dihasilkan akan lebih baik pula
23
Siedentop (1990:156-157) menjelaskan secara umum definisi
kesegaran dapat digeneralisasikan ke dalam konsep yang lebih luas yakni
kesegaran total (total fitness). Total fitness ini meliputi kesegaran fisik, sosial,
moral, kesegaran spiritual dan karakteristik kesegaran lainnya. Dalam kaitan ini,
kesegaran fisik didefinisikan sebagai derajat atau sejumlah takaran tertentu
kekuatan atau ketahanan otot seseorang untuk dapat memenuhi tuntutan gerak
aktivitas sehari-hari. Larson dan Yacom (1951) dalam Siedentop (1990:156)
merinci beberapa komponen kesegaran fisik, yakni: a) ketahanan terhadap
penyakit, b) kekuatan dan ketahanan otot, c) ketahanan kardiovaskuler, d) tenaga
(kekuatan) otot, e) fleksibilitas, f) kecepatan, g) ketangkasan, h) keseimbangan
dan i) akurasi.
Sejalan dengan hasil perkembangan riset dalam bidang kesegaran
jasmani dan ilmu kedokteran, terjadilah kebugaran dalam konsep kebugaran fisik
dipandang sebagai komponen-komponen yang saling berurutan, dimana setiap
komponen berhubungan dengan ketahanan (mempertahankan kondisi tubuh) dan
perkembangan. Komponen kebugaran terbagi menjadi 2 kategori dasar, yakni
komponen-komponen yang berkaitan dengan kesehatan dan komponen-
komponen yang berhubungan dengan performa keterampilan gerak. Oleh karena
itu dalam konep ini dikenal istilah kebugaran kesehatan dan kebugaran
penampilan gerak.
Komponen kebugaran kesehatan sifatnya lebih umum untuk setiap yang
menginginkan hidup sehat, sedangkan kebugaran performans gerak lebih spesifik
dan fungsional dalam arti mengacu pada sasaran-sasaran aktivitas. Kebugaran
24
performa gerak tidak ada kaitannya dengan kesehatan dasar atau pencegahan atau
pun penyembuhan penyakit-penyakit degeratif (penurunan daya tahan tubuh
karena pertambahan usia). Kebugaran performans gerak memungkinkan
seseorang dapat melakukan gerakan-gerakan dengan lebih baik dan efisien.
Kekuatan dan kebugaran performans gerak secara fungsional berhubungan
dengan aktivitas gerak tertentu seperti: melompat, melempar, memukul dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu program latihan yang diberikan untuk masing-masing
keterampilan gerak di atas berbeda satu sama lain.
Kantor Menpora (1992:7) mendefinisikan kesegaran jasmani sebagai
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan tanpa mengalami kelelahan
yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melaksanakan kegiatan
yang lain, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yamg memiliki
kesegaran jasmani adalah : orang mampu menyelesaikan pekerjaan sehari-
harinya tanpa mengalami hambatan fisik yang berarti dan disamping itu dia
masih mampu melaksanakan pekerjaan yang lain yang bersifat rekreasi.
3. Tujuan Latihan
Orang melakukan kegiatan atau latihan olahraga secara umum memiliki
tujuan yang berbeda-beda, antara lain :
a. Untuk prestasi
Tujuan olahraga yang digunakan untuk meraih prestasi harus dilakukan
secara terus-menerus, sistematis, dan terprogram. Olahraga disini dilakukan tidak
sekedar kesenangan tetapi sudah merupakan kegiatan utama. Karena dengan
25
prestasi yang di raih diharapkan akan dapat memperoleh materi yang dapat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Untuk rekreasi
Orang yang sehari-harinya disibukkan dengan pekerjaan pasti akan
mengalami suatu kejenuhan, kalau kejenuhan ini berlarut-larut akan dapat
menurunkan produktifitas kerja . Untuk mengatasi kejenuhan antara lain dapat
dilakukan melalui kegiatan olahraga
c. Untuk pendidikan
Olahraga dapat dilakukan sebagai alat pendidikan yaitu dilakukan pada
bidang studi pendidikan jasmani. Dengan olahraga ditanamkan nilai-nilai
sportifitas, kejujuran, keuletan dan lain-lain.
d.. Untuk penyembuhan / rehabilitasi
Olahraga dapat dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan
fisik yang mengalami gangguan atau kelainan. Disamping itu olahraga
rehabilitasi dapat dilakukan untuk perbaikan keadaan fisik akibat menderita
penyakit tertentu, misalnya : setelah menderita penyakit struk.
Dari keempat tujuan secara umum tersebut diatas pada prinsipnya orang
melakukan kegiatan atau latihan olah raga adalah untuk mencari kesegaran, baik
kesegaran fisik maupun mental.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rubianto ( 2004:43), bahwa tujuan
melakukan latihan olahraga adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesegaran jasmani . Tujuan tersebut dapat tercapai apabila seseorang melakukan
26
latihan dengan benar. Latihan yang benar adalah latihan yang dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip latihan olahraga .
Tujuan latihan menurut Harsono (1988:100) adalah untuk membantu
atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Dengan
latihan yang terus-menerus ketrampilan atlet makin lama makin meningkat
gerakan yang tadinya sulit dilakukan menjadi semakin mudah dan dapat menjadi
gerakan reflek . Demikian juga keadaan fisik pengaruh dari latihan yang terus-
menerus akan meningkatkan kondisi fisik atau kesegaran atlit, yang tadinya atlit
merasa cepat lelah makin lama daya tahannya makin meningkat.
4. Prinsip-prinsip latihan
Prinsip-prinsip latihan adalah merupakan suatu pegangan seseorang
dalam melakukan kegiatan atau latihan olahraga agar tujuan yang diharapkan
dapat tercapai. Prinsip-prinsip latihan yang di sampaikan para ahli bermacam –
macam antara lain :
a. Harsono (1988 : 102-122) yang mengemukakan tentang prinsip – prinsip
latihan sebagai berikut :
1) Beban lebih
Prinsip beban lebih adalah usaha untuk berlatih dengan beban kerja
yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan.
2) Perkembangan menyeluruh
Meskipun seseorang nantinya mempunyai spesialisasi, pada permulaan
belajar sebaiknya dilibatkan pada berbagai aspek kegiatan agar memiliki dasar-
dasar yang lebih kokoh guna menunjang ketrampilan spesialisasinya kelak.
27
3) Spesialisasi
Atlet yang disiapkan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi harus
difokuskan pada spesialisasinya .
4). Individualisasi
Setiap orang memiliki perbedaan masing-masing demikian pula halnya
seorang atlet masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda beda oleh
karena itu dalam menyusun program latihan harus disesuaikan dengan kekhasan
setiapindividu .
5) Intensitas latihan
Intensitas latihan seseorang dapat diukur dengan denyut nadinya , denyut
nadi latihan adalah :
a) Untuk prestasi 80 % - 90 % denyut nadi maksimal
b) Untuk kesehatan 70 % - 85 % denyut nadi maksimal
Denyut nadi maksimal adalah 220 – umur (dalam tahun)
6) Kualitas latihan
Latihan yang diberikan harus bermanfaat dan berguna sehingga atlet
dapay mengalami peningkatan baik, fisik, tehnik, taktik dan mental.
7) Variasi latihan
Latihan yang terus-menerus akan menimbulkan kebosanan atau rasa
jenuh, untuk mencegah kemungkinan timbulnya rasa jenuh pelatih harus kreatif
dan pandai – pandai mencari dan menerapkan variasi dalam latihan.
8). Lamanya latihan
Latihan sebaiknya diberikan dalam waktu yang pendek dan padat serta
28
dilakukan sesering mungkin.
9) Rileksasi
Relaksasi adalah untuk mengurangi atau menghilang ketegangan baik
ketegangan fisik maupun mental
Rubianto (2004, 76-77) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip latihan
yang harus dilakukan atlet adalah sebagai berikut :
1)`. Sesuai Dosis/Porsi Latihan
a). Intensitas latihan
Intensitas latihan menyatakan beratnya kegiatan fisik yang dilakukan.
Intensitas latihan yang dilakukan atlet dapat di ukur antara lain dengan cara
mengukur denyut nadi. Rentangan denyut nadi latihan bagi atlet adalah: 60 –
90%. MHR (Maximum Hearit Rate atau Denyut Nadi Maksimum), MHR = 220
– umur.
Seorang atlet yang berusia 25 tahun, berat latihan yang harus
dicapainya adalah 60% - 90% dari (220 – 25) = 115 sampai dengan 175
denyut/menit.
Intensitas dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
a) Intensitas rendah = 60 % s/d 70 % MHR
b) Intensitas sedang = 70 % s/d 80 % MHR
c) Intensitas tinggi = 80 % s/d 90 % MHR
Batasan intensitas latihan seperti tersebut diatas tidak merupakan harga
mati tetapi batasan secara umum. Dalam kenyataan dilapangan kadang kita
menghadapi atlet yang memiliki karakteristik atau spesifikasi tersendiri , oleh
29
sebab itu untuk memberikan intensitas latihan harus dilihat secara individual
dilihat sampai intensitas berapa prosen dari denyut nadi maksimal atlet mampu
melakukan latihan, mungkin baru 80 % dia sudah tidak mampu tapi kadang ada
yang sudah mencapai 100 % tidak apa-apa.
b). Lamanya Latihan
Lamanya latihan 30 – 120 menit bergantung pada kondisi atlet pada saat
itu. Apabila latihan yang diberikan terlalu berat melebihi kemampuan atlet dan
atlet sampai pingsan berarti tujuan utama latihan untuk meningkatkan kesegaran
jasmani tidak tercapai. Dengan pingsannya atlet tersebut berarti kesegaran
jasmani atlet mengalami penurunan dan tujuan latihan tidak tercapai..
c). Frekuensi Latihan
Latihan harus dilaksanakan secara kontinyu/ terus menerus dengan
frekuensi latihan sedikitnya 3 kali seminggu, sebab pengaruh latihan akan mulai
berkurang dalam 2 X 24 jam atau lebih antara dua latihan.
2) Variasi Latihan
Latihan yang dilakukan dengan berulang-ulang dan monoton dapat
menyebabkan rasa bosan (boredom) Untuk mencegah itu harus diterapkan
latihan-latihan yang bervariasi. Latihan kekuatan otot tungkai misalnya, selain
leg press dapat pula diciptakan bentuk-bentuk latihan lain yang sama manfaatnya
seperti lompat bangku, naik tangga, dan sepak bola jongkok.
3) Pemanasan (Warming Up)
Pemanasan bertujuan menyiapkan fisik dan psikis sebelum latihan.
Selain itu pemanasan dilakukan terutama untuk menghindari cedera. Bentuk-
30
bentuk pemanasan meliputi: jogging, peregangan statis, peregangan dinamis, dan
pelemasan persendian.
4) Pendinginan (Cooling Down)
Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis
pada keadaan semula. Pendinginan dilakukan dengan pengendoran otot-otot,
kemudian dilanjutkan dengan penguluran.
Menurut Tohar (2002 : 4-8) prinsip-prinsip latihan adalah sebagai
berikut :
1) Pemanasan tubuh
Pemanasan penting dilakukan dengan tujuan mengadakan perubahan
dalam fungsi organ tubuh untuk menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat,
disamping itu pemasan di lakukan dengan tujuan : Menghindari cidera,
mengkoordinasikan gerakan, kesiapan mental.
2) Metode latihan
Dalam melakukan latihan dapat digunakan beberapa metode yang
sesuai dengan kebutuhannya, metode yang dapat dilakukan antara lain : secara
motorik, nir motorik dan secara visual. Secara motorik latihan dilakukan dengan
gerakan yang berulang-ulang atau drill , secara nir motorik latihan dilakukan
tanpa gerakan yaitu dengan membayang gerakan yang akan dilakukan, secara
visual yaitu dengan melihat gambar atau penampilan orang lain.
31
3) Berfikir positi
Seorang atlet harus mempunyai keyakinan untuk mampu melakukan
latihan yang berat dan mampu untuk meraih prestasi yang diinginkan. Dengan
berfikir positif seorang atlet akan tidak mudah untuk menyerah atau putus asa.
4) Prinsip beban lebih
Prinsip beban lebih adalah adalah prinsip latihan yang menekankan pada
pembebanan latihan yang lebih berat dari kemampuannya.
5) Intensitas latihan
Intensitas latihan seorang atlet adalah 80%-90% denyut nadi maksimal,
dan denyut nadi maksimal adalah 220 – usia. Lama latihan pada zone latihan
adalah 30 s.d. 120 menit.
Dengan merlihat uraian di atas dapat disimpulan bahwa prinsip – prinsip
latihan yang harus diperhatikan seorang pelatih dan atlet antara lain :
1) Kontinyu
2) Latihan harus pada zone latihan
3) Lamanya latihan 30 s.d. 120 menit
4) Dosis latihan harus sesuai kemampuan atlet
5) Beban makin lama makin bertambah
6) Variasi latihan
7) Pemanasan
8) Pendinginan.
32
5. Sistem energi untuk gerak / konstraksi otot
Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu usaha atau
menghasilkan suatu perubahan. Semua energi yang digunakan untuk proses
kehidupan berasal dari matahari. Melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan hijau, energi matahari tersebut diubah menjadi energi kimia. Energi
yang dihasilkan tumbuhan terutama berbentuk sebagai glukosa, selulosa, protein
dan lemak. Untuk mendapatkan energi tersebut, manusia makan tumbuh-
tumbuhan dan hewan (Soekarman, 1987 : 12). Energi yang dihasilkan dari proses
oksidasi bahan makanan tidak dapat digunakan secara langsung untuk kontraksi
otot, tetapi terlebih dahulu energi ini membentuk senyawa kimia berenergi tinggi
yaitu Adenosin Triphosphate (ATP). Selanjutnya ATP yang terbentuk diangkut
oleh darah ke seluruh bagian sel yang memerlukan energi (Fox, 1993 : 97).
Otot merupakan salah satu alat tubuh yang menggunakan ATP sebagai
sumber energi dalam melakukan kontraksi, sehingga menimbulkan gerakan-
gerakan sebagai aktivitas fisik. ATP paling banyak tertimbun dalam sel otot
dibandingkan dengan jaringan tubuh yang lain, akan tetapi ATP yang tertimbun
dalam otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4-6 mm/kg berat badan. ATP
yang tersedia ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 8-30 detik,
sehingga untuk aktivitas yang lebih lama dari waktu tersebut perlu dilakukan
pembentukan ATP kembali (resintesis ATP).
Penampilan kekuatan dan kecepatan terutama didukung oleh kontraksi
dari serabut otot cepat dan penyediaan energi melalui proses anaerobik.
Kapasitas penyediaan energi anaerobik sangat menentukan untuk penampilan
33
atau untuk kerja yang cepat dan kuat. Dengan demikian kecepatan dan kekuatan
yang merupakan unsur utama dari daya ledak. Selain tergantung dari besarnya
jumlah serabut otot cepat, unjuk kerja / gerakan menyundul bola juga tergantung
pada system penyediaan energi anaerobic. Adapun penyediaan energi secara
anaerobik meliputi sistem ATP-PC (Phosphagen System) dan sistem glikolisis
anaerobik (Lactici Acid System). Karena PC merupakan senyawa yang
mengandung bersifat dan tertimbun di dalam otot seperti halnya ATP, maka
sistem ini disebutjuga sistem fosfagen.
Reaksi pemecahan ATP-PC berlangsung secara cepat dan terjadi di dalam
sel. Pada saat ATP digunakan, maka PC akan segera terurai dan membebaskan
energi, sehingga terjadi resintesis ATP. ATP dipecah pada saat kontraksi otot
berlangsung, kemudian dibentuk kembali dari Adenosin Diphosphate dan Piruvat
( ADP + pi ) oleh adanya energi yang berasal dari simpanan PC. Penyediaan
energi dengan system tersebut hanya dapat dipergunakan atau dipakai selama
3-8 detik (Soekarman, 1987 : ll). Adapun persamaan reaksi peristiwa sistem
ATP-PC adalah sebagai berikut:
PC ———————————— Pi +C+ Energi
Energi + ADP 4- Pi ————————————> ATP (Fox,
1993:).
34
Lebih lanjut Fox (1988 : 185) menyatakan bahwa kebaikan dari sistem
ATP-PC adalah : 1) tidak tergantung pada reaksi kimia yang panjang; 2) tidak
membutuhkan oksigen; 3) ATP-PC tertimbun dalam mekanisme kontraktil otot.
Selain sistem ATP-PC yang digunakan dalam unjuk kerja daya ledak,
system lain yang digunakan adalah sistem glikolisis anaerobik. Sistem glikolisis
anaerobic sangat rumit jika dibandingkan dengan sistem ATP-PC. Proses
glikolisis anaerobic memerlukan 12 macam reaksi yang berlangsung secara
berurutan, sehingga pembentukan energi berlangsung lebih lambat. Proses
pembentukan energi glikolisis anaerobik terjadi setelah cadangan ATP yang telah
dipakai selama 3-8 detik habis dan tidak dapat dipenuhi lagi oleh system
phosphagen. ATP dapat dibentuk kembali melalui pemecahan glikogen tanpa
oksigen dengan sistem glikolisis (asam laktat). Adapun ciri dari proses glikolisis
anaerobic adalah : 1) terbentuknya asam laktat; 2) tidak membutuhkan oksigen;
3) hanya menggunakan karbohidrat; dan 4) memberikan energi untuk resintesis
beberapa molekul ATP.
Berikut digambarkan bagan penglepasan energi pada sel otot yang berkontraksi.
1). Proses anaerob
a. ATP ADP + P + energi (detik pertama)
b. Kreatin fosfat + ADP Kreatin + ATP
(beberapa detik mula-mula)
c. Glikogen/glukosa + ADP Asam piruvat + ATP (glikolisis)
2) Proses aerob
35
d. Acetyl co-enzime A + P + ADP + O2 CO2 + H2O + ATP
(dari asam piruvat atau dari asam lemak)
(Dangsina, 1984 :59)
Olahraga yang memerlukan kecepatan, pertama-tama akan menggunakan
sistem ATP-PC dan kemudian sistem glikolisis anaerobik. Sistem glikolisis
anaerobic sangat penting dalam olahraga karena dapat memberikan atau
menyediakan kembali (resintesis) ATP dengan cepat. Untuk olahraga yang
berlangsung selama 1-3 menit, energi yang digunakan terutama dari proses
glikolisis anaerobik (Soekarman, 1987 : 8).
B. HIPOTESIS
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal
yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya ( Sudjana, 1996 : 135)
Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini penulis
mengemukakan hipotesis yaitu “ Ada pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap
tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra klas V SD Perumnas Krapyak
kecamatan Semarang Barat.
36
BAB III
METOD0LOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas beberapa masalah yang berhubungan
dengan metodologi penelitian yang mencakup mengenai metode penentuan
obyek penelitian sebagai berikut :
A. Populasi
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan akan diselidiki .
Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai sifat sama (sutrisno Hadi, 2000:220)
Menurut suharsini arikunto (1996 :115) yang dimaksud dengan populasi
adalah sebagai seluruh objek penelitian, berdasarkan pengertian tersebut di atas
dapat di simpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan
obyek penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra klas V
SD Negeri Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan Semarang Barat kota Semarang
yang berjumlah 45 orang siswa, dengan ciri-ciri populasi sebagai berikut :
1. Jenis kelamin laki-laki
2. Siswa klas V SD Negeri Perumnas Krapyak 02, 03 kecamatan Semarang
Barat kota Semarang
3. Usia 10 – 12 th
37
Berdasarkan uraian tersebut populasi yang akan digunakan sebagai
obyek dalam penelitian telah memenuhi syarat sebagai populasi, yaitu memiliki
38
minimal satu sifat yang sama, sedangkan populasi yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki lebih dari satu sifat yang sama.
B. Sampel
Sampel adalah sebagian yang dapat mewakili keseluruhan dengan
melihat sampel, berarti telah melihat secara keseluruhan walaupun tidak secara
detail. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto (1993:104) yang
menyatakan bahwa : Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti .
. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik randem
sampling. Disebut demikian karena jumlah sampel yang digunakan merupakan
sebagian dari populasi yang berjumlah 30 orang
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian
(Suharsini Arikunto, 1993:99)
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Latihan berangkai 4 pos
2...Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Tingkat kesegaran jasmani
D. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini dibuat agar pelaksanaan proses penelitian lebih
mudah dikerjakan, sehingga membantu peneliti dalam pengambilan data.
Pada penelitian ini data di ambil pada wakatu sebelum treatmen dilakukan
dan setelah treatmen dilakukan, pengambilan data dilakukan untuk
39
mengetahui tingkat kesegaran jasmani siawa putra klas V SD Perumnas
krapyak 02,03 kecamatan Semarang Barat.
Rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
1. P : Populasi
2. S : Sampel
3. PR : Pre tes
4. PK : Perlakuan / treatmen
5. PT : Post tes
E . Instrumen penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data
(Suharsimi Arikunto 1993 : 188).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Program latihan berangkai 4 pos
a. Pertemuan 1
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 20 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
P S PR PK PT
40
3). Pendinginan
b. Pertemuan 2
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 20 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
c. Pertemuan 3
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 20 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
d. Pertemuan 4
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 20 detik
c) Interval antar pos 20 detik
41
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
e. Pertemuan 5
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 20 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
f. Pertemuan 6
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 30 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
g. Pertemuan 7
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 30 detik
42
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
h. Pertemuan 8
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 30 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
i. Pertemuan 9
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 30 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
j. Pertemuan 10
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
43
b) Waktu tiap pos 30 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
k. Pertemuan 11
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 7 kali
b) Waktu tiap pos 30 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
l. Pertemuan 12
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 8 kali
b) Waktu tiap pos 40 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
m. Pertemuan 13
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
44
a) Jumlah set 8 kali
b) Waktu tiap pos 40 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
n. Pertemuan 14
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 8 kali
b) Waktu tiap pos 40 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
o. Pertemuan 15
1) Pemanasan
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 8 kali
b) Waktu tiap pos 40 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
p. Pertemuan 16
1) Pemanasan
45
2) Latihan berangkai 4 pos (inti)
a) Jumlah set 8 kali
b) Waktu tiap pos 40 detik
c) Interval antar pos 20 detik
d) Istirahat antar set 2 menit
3). Pendinginan
2. Tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia 10 – 12 tahun (Depdikbud,
1995)
A. Rangkaian Tes
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10 - 12 tahun putra
dan putri terdiri dari :
1. Lari 40 meter
2. Gantung siku tekuk
3. Baraing duduk, 30 detik
4. Loncat tegak
5. Lari 600 meter
B. Kesahihan Rangkaian Tes
1. Rangkaian tes untuk anak umur 10 - 12 tahun mempunyai nilai
reliabilitas: Untuk putra 0.911
2. Rangkaian tes untuk anak umur 10 - 12 tahun mempunyai nilai
validitas: Untuk putra 0.884
C. Kegunaan Tes
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini dipergunakan untuk mengukur dan
46
menentukan tingkat kesegaran jasmani anak umur 10 - 12 tahun.
D. Alat dan Fasilitas
1. Lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin
2. Stopwatch
3. Bendera start
4. Tiang pancang
5. Nomor dada
6. Palang tunggal
7. Papan berskala untuk loncat tegak
8. Serbuk kapur
9. Penghapus
10. Formulir tes dan alat tulis
11. Peluit
E. Ketentuan Pelaksanaan
1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini merupakan satu rangkaian tes.
Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satu satuan
waktu.
2. Urutan pelaksanaannya sebagai berikut :
Pertama : Lari 40 meter
Kedua : Gantung siku tekuk
Ketiga : Baring duduk, 30 detik
Keempat : Loncat tegak
Kelima : Lari 600 meter
47
PELAKSANAAN
A. Petunjuk Umum
1. Peserta
a. Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benar
- benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 ( dua ) jam sebelum melakukan
tes.
c. Memakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga
d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes
e. Harus melakukan pemanasan dulu ( warming up ) sebelum tes
f. Jika tidak dapat melaksanakan satu jenis atau lebih dinyatakan gagal /
tidak mendapatkan nilai.
2. Petugas
a. Harap memberikan pemanasan lebih dahulu.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-
gerakan.
c. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir
tes berikutnya secepat mungkin
d. Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat
petugas.
e. Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes / lebih t idak
diberi nilai.
f. Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes dapat
48
mempergunakan formulir tes perorangan atau gabungan.
B. Petunjuk pelaksanaan tes
1. Lari 40 meter
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.
b. Alat dan fasilitas
1. Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 40meter dan masih
mempunyai lintasan lanjutan
2. Bendera Start
3. Peluit
4. Tiang pancang
5. Stop Wacth
6. Serbuk kapur
7. Formulir
8. Alat Tulis
c. Petugas tes
1. Juru Keberangkatan
2. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
. Peserta berdiri di belakang garis start.
2. Gerakan
a. Pada aba-aba "siap" peserta mengambil sikap berdiri, siap
49
lari. ( lihat gambar 1 ).
3. Lari masih bisa diulang apabila:
a. Pelari mencuri start
b. Pelari tidak melewati garis finish
c. Pelari terganggu oleh pelari yang lain
4. Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai
pelari tepat melintas garis finis
e. Pencatatan hasil
1. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 40 meter, dalam satuan waktu detik.
2) Pengambilan waktu
a. Satu angka di belakang koma (Stopwatch manual).
b. Dua angka di belakang koma (Stopwatch digital).
2. Tes gantung siku tekuk
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot
lengan dan otot bahu.
b. Alat dan fasilitas
1) Palang tulang yang dapat diturunkan dan dinaikkan (lihat Gambar 2)
2) Stopwatch
3) Formulir tes dan alat tulis
4) Nomor dada
50
5) Serbuk kapur atau magnesium karbonat.
c. Petugas tes
Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.
d. Pelaksanaan
Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepal
peserta.
1) Sikap permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan
pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan
menghadap ke arah letak kepala.
2) Gerakan
Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas
sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di
atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.
e. Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk
mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik.
Catatan :
Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal,
hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).
3. Baring duduk, 30 detik
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
51
b. Alat dan fasilitas
1) Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih
2) Stopwatch
3) Nomor dada
4) Formulir tes
5) Alat tulis
6) Dan lain - lain
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a.) Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk
dengan sudut ± 90 derajat, kedua tangan jari - jarinya berselang
selip diletakkan di belakang kepala
b) Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan
kaki, agar kaki tidak terangkat.
2) Gerakan
a) Pada aba - aba " Ya" peserta bergerak mengambil sikap duduk,
sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali
ke sikap permulaan.
b) Gerakan ini dilakukan berulang - ulang dengan cepat tanpa
istirahat ( selama 30 detik )
52
Catatan :
(1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-
jarinya tidak terjalin lagi.
(2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha.
(3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.
e. Pencatatan hasil
1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk
yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik .
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya
ditulis dengan angka 0 (nol).
4. Loncat tegak
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.
b. Alat dan fasilitas
1) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm,
dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka 0
(nol) pada skala yaitu, 100 cm.(lihat gambar 8)
2) Serbuk kapur
3) Alat penghapus
4) Nomor dada
5) Formulir tes
6) Alat tulis.
c. Petugas tes
53
Pengamat dan pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk
kapur atau magnesium karbonat.(lihat gambar 9).
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada
di samping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat
dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada
papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya
2) Gerakan
a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan
kedua lengan diayun ke belakang , Kemudian peserta melompat
setinggi mungkin sambilmenepuk papan dengan tangan yang
terdekat hingga tampak bekasnya
b) Ulangi loncatan ini sampai tiga kali berturut - turut.
c) Pencatatan hasil
1) Selisih raiohan loncatan dikurangi raihan tegak
2) Ketiga selisih raihan dicatat.
5. Lari 600 meter
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tatah jantung, peredaran darah
dan pernafasan.
b. Alat dan fasilitas
54
1) Lintasan lari berjarak 600 meter
2) Stopwatch
3) Bendera start
4) Peluit
5) Tiang pancang
6) Nomor dada
7) Formulir tes
8) Alat tulis.
c. Petugas tes
1) Juru keberangkatan
2) Pengukur waktu
3) Pencatat hasil
4) Pembantu umum.
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan,
Peserta berdiri di belakang garis start .
2) Gerakan
a) Pada aba-aba " SIAP" peserta mengambilk sikap start berdiri,
siap untuk lari.
b) Pada aba-aba " YA" peserta lari menuju garis finish, menempuh
jarak 600 meter.
Catatan :
(1) Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri Start.
55
(2) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish.
e. Pencatatan hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai
pelari tepat melintas garis finish.
2) Hasil yang dicatat asalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan
detik.
Contoh penulisan :
Seorang pelari dengan hasil waktu 3 menit 12 detik ditulis 3' 12"
Petunjuk menyelenggarakan tes
1. Prinsip dasar
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia adalah tolok ukur kesegaran jasmani
berbentuk rangkaian. Butir - butir tes yang masuk dalam rangkaian
merupakan satu tolok ukur. sehubungan dengan hal itu, kal;au mau
menyelenggarakan
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia supaya berpedoman pada prinsip
dasar berikut ini.
a. Tes tidak dapat dilaksanakan secara bertahap. Seluruh butir tes
harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu tanpa terputus.
b. Senggang waktu yang terjadi pada perpindahan pelaksanaan butir
tes ke butir tes berikutnya jangan sampai memberi kesempatan
beristirahat
c. Pelaksanaan butir - butir tes tidak memakan waktu lama dan tidak
56
menguras tenaga, sehingga tenggang waktu pada saat perpindahan
tidak lebih dari 3 menit. Lebih cepat lebih baik
d. Urutan pelaksanaan butir tes harus sesuai ketentuan. Tidak boleh
dibalik - balik atau dilaksanakan secara serentak.
2. Mengatur penyelenggaraan tes
Untuk mengatur penyelenggaraan tes Kesegaran Jasmani Indonesia
ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan petimbangan,
yaitu :
a. Prasarana
Prasarana yang diperlukan adalah lapangan untuk tes. Khususnya
lapangan untuk menyelenggarakan tes lari, baik lari jarak pendek
maupun jarak yang lebih jauh. Jalan atau lorong dapat dapat juga
digunakan untuk tes lari asal aman dari gangguan lalu lintas. Butir
tes
gantung angkat tubuh / siku tekuk, baring duduk dan loncat tegak
tidak membutuhkan lapangan luas dan khusus, asal semua butir tes
dapat dilaksanakan tidak terlalu jauh.
b. Peserta
Jumlah peserta tes harus diketahui. Bila peserta campuran, maka
harus diketahui juga berapa jumlah peserta laki - laki dan berapa
perempuan. Hal ini ada kaitannya dengan pengaturan pelaksanaan
tes.
c. Waktu
57
Waktu yang tersedia menjadi dasar pertimbangan pengaturan
pelaksanaan tes. Mungkinkah peserta yang ada dapat ikut
melaksanakan tes semua, hal ini tentu ada cara pemecahannya.
d. Peralatan / Perlengkapan tes
Kalau peserta diketahui, waktu yang tersedia juga diketahui, maka
untuk dapat mentes seluruh peserta pengaturannya diperhitungkan
berdasarkan gelombang pelaksanaannya. setiap gelombang berapa
peserta yang harus melaksanakan tes sekaligus. Sesuai dengan
jumlah
peserta yang harus bersama sama melakukan tes dalam tiap gelom-
bang, maka peralatan yang dibutuhkan minimal jumlahnya sama
dengan jumlah peserta. Misalnya peserta berjumlah 5 orang / gelom-
bang, maka peralatan yang harus disediakan untuk masing - masing
butir tes juga 5 buah.Untuk lari cepat 5 stopwatch, baring duduk 5
tempat + 1 stopwatch, gantung angkat tubuh / siku tekuk 5 palang
gantung ( 5 stop watch ),loncat tegak 5 papan loncat dan lari jauh
kurang lebih sama. Perlengkapan yang lain : bendera start, nomor
dada, serbuk kapur, tiang pancang, tali, formulir tes dengan alat
tulisnya.
e. Petugas.
Sesuai dengan jumlah peralatan tes yang ada, maka jumlah petugas
yang diperlukan minimal sama dengan jumlah tersebut. Setiap
petugas tetap bertugas pada satu butir tes. Beberapa orang petugas
58
tambahan masih perlu disiapkan.
PETUNJUK PENILAIAN
Penilaian kesegaran jasmani bagi anak yang telah mengikuti tes kesegaran
jasmani Indonesia dionilai dengan menggunakan tabel nilai (untuk menen-
tukan klasifikasi/kategori tingkat kesegaran jasmani ). Tabel nilai seperti
tertera pada tabel
TABEL 1
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
UNTUK ANAK UMUR 10 - 12 TAHUN PUTRA
NILAI LARI
40
METER
GANTUNG
SIKU
TEKUK
BARING
DUDUK
30
DETIK
LONCAT
TEGAK
LARI
600
METER
NILAI
5 s.d. -
6,3"
51" ke atas 23 ke
atas
46 ke atas s.d. -
2,09"
5
4 6,4" -
6,9"
31" - 50" 18 -
22
38 - 45 2,10"-
2,30"
4
3 7,0"-
7,7"
15" - 30" 12 -
17
31 - 37 2,31"-
2,45"
3
2 7.8"- 88" 5" - 14" 4 -
11
24 - 30 2,46"-
3,44"
2
1 8,9"- dst 4" - dst 0 - 3 23 - dst 3,45"- dst 1
59
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data di gunakan metode eksperimen,
yaitu metode yang memberikan atau menggunakan suatu gejala yang dinamakan
pelatihan atau perlakuan.
Eksperimen menurut Suharsini arikunto (1993:3) adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat antara dua factor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan factor-faktor
lain yang menggagu yang menyebabkan penelitian menjadi bias.
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari
semua perlakukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen antara
lain metode yang menggunakan gejala yang disebut latihan. Sifat dari metode ini
adalah untuk mengontrol factor-faktor yang ada dan merupakan suatu metode
yang tepat untuk penelitian hubungan sebab akibat dari satu variabel atau lebih
yang diberikan kepada sampel.
Dalam penelitian ini materi yang diberikan adalah latihan berangkai 4 pos
yang setiap pos memiliki jenis latihan yang berbeda. Latihan yang di berikan
pada setiap pos antara lain : lari bolak balik 10 m, baring duduk, phus up dan
naik turun bangku
Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang
diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subyek penelitian dan diakhiri
dengan tes atau pengambilan data atau pos tes.
Menurut Sutrisno Hadi (2001:427) menyatakan bahwa salah satu tugas
yang penting dalam researsh ilmiah adalah mentapkan ada tidaknya hubungan
60
sebab akibat antara fenonin-fenonin dan menarik hukum-hukum tentang
hubungan sebab itu.
Metode pengumpulan data adalah merupakan langkah penting dalam
suatu penelitian karena akan berhubungan langsung dengan data yang diperoleh
selama penelitian .
Dalam penelitian ini penulis mengambil data eksperimen dengan
pengumpulan data yang diambil dari tes awal (pre- test) dan tes akhir (post-
test).
G. Langkah-langkah penelitian
Sebelum data di ambil ada beberapa hal yang harus diperhatikan
mengenai langkah-langkah yang ditempuh supaya tidak terjadi kesalah dalam
penelitian .
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penelitian antara lain :
1. Cara mendapatkan sampel
Sebelum mengadakan penelitian , peneliti melakukan observasi ke
sekolah yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu SD Negeri perumnas
Krapyak 01, 02 dan 03 kota Semarang. Setelah di adakan observasi ternyata
sekolah tersebut memenuhi syarat sebagai tempat penelitian. Kemudian peneliti
menentukan populasi yang berjumlah 45 orang siswa dan dari populasi tersebut
selanjutnya dengan tehnik random sampling di ambil 30 orang siswa di gunakan
sebagai sampel penelitian
2. .Tempat kegiatan latihan
61
Tempat yang digunakan latihan adalah lapangan olahraga SD Negeri
Perumnas krapyak 02, 03 kecamatan Semarang barat.
3…Waktu penelitian
Dalam penelitian ini tes awal dilakukan pada pagi hari jam 08.00. s/d
jam 11.00 tanggal 14 Maret 2005, dilapangan SD Negeri perumnas Krapyak 01,
02 dan 03. Pelaksanaan program latihan dimulai tanggal 16 Maret 2005 sampai
dengan 20 April 2005 satu minggu tiga kali latihan pada hari Senin, Rabo, dan
Jum”at jam 16.00. s/d 17.30. Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 25 April 2005
Jam 08.00 s/d 11.00.
4…Alat dan perlengkapan
Alat- alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Peluit
b) Bendera kecil
c) Bangku
d) Stopwhact
e) Balok kayu kecil
f) Roll Meter
2. Tenaga Bantu penelitian
Untuk memperlancar jalannya penelitian peneliti di Bantu oleh dua
orang guru penjaskles yang membantu pada pelaksanaan pre tes dan pos tes.
H. Faktor- faktor yang mempengaruhi penelitian
62
Dalam penelitian ini peneliti berusaha menghindari kesalahan –
kesalahan dalam pelaksanaan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan
data dan dalam pelaksanaan program latihan .
Usaha – usaha yang dilakukan oleh peneliti dalam menghindari
kesalahan yang mungkin terjadi adalah :
1. Faktor kesungguhan
Peneliti menanamkan pengertian dan pemahaman pada sampel, Agar
sampel dalam pengambilan data dan pelaksanaan program latihan dapat
melaksanakan dengan sungguh-sungguh
2. Faktor kegiatan di luar eksperimen
Sampel diberikan penjelasan agar selama penelitian berlangsung tidak
melakukan kegiatan – kegiatan fisik atau olahraga yang lain dan dia hanya
melakukan kegiatan olahraga yang diberikan oleh peneliti.
3. Faktor alat
Alat yang akan digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian
harus benar-benar yang memenuhi standar dan yang perlu di tera harus di tera,
sehingga semua alat memenuhi syarat dalam penelitian.
4. Faktor pemberian materi
Sebelum melakukan latihan sampel di beri penjelasan tentang materi
latihan yang akan dilakukan, sehingga materi latihan dapat dilaksanakan dengan
benar.
63
5. Faktor kemampuan siswa
Setiap sampel memiliki kemampuan yang berbeda-beda, oleh sebab itu
dalam pelaksanaan latihan harus selalu dalam pengawasan dan dilakukan koreksi
bila ada kesalahan.
6. Faktor kebosanan
Selama latihan berlangsung peneliti berusana menciptakan suasana
yang menyenangkan, sehingga sampel tidak mengalami kebosana selama
melakukan latihan.
H. Analisis Data
Setelah data hasil akhir diperoleh, maka dalam pengolahan data
diperlukan tabel persiapan statistik, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Tabel Persiapan Perhitungan Statistik
No.
Pasangan
Subyek
X1 X2 D(X1 – X2) d(D-MD) d2
1 2 3 4 5 6 7
∑N ∑X1 ∑X2 ∑D ∑d ∑d2
(Sutrisno Hadi, 2001:490)
64
Keterangan:
X1 : Nilai tes awal / pre tes
X2 : Nilai tes akhir / pos tes
D : Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d : deviasi perbedaan
d2 : Kuadrat dari deviasi perbedaan
∑ : Jumlah
Cara-cara pengisian kolom di atas adalah :
1. Kolom (1), nomor urut subyek atau pasangan.
2. Kolom (2), pasangan nomor tes subyek kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
3. Kolom (3), hasil tes awal / pre tes
4. Kolom (4), hasil tes akhir / pos tes
5. Kolom (5), selisih nilai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
6. Kolom (6), deviasi individual dari perbedaan mean.
7. Kolom (7), deviasi kuadrat.
Setelah memperoleh data dari tes akhir, maka data tersebut diolah untuk
mengetahui hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan rumus t-tes untuk sampel-sampel yang berkolerasi dengan
rumus pendek (short method). Seperti pendapat Sturisno Drs. Hadi Sunarso
(2001 : 278), mengatakan bahwa rumus pendek yang serba guna dan efisien
rumus ini dipersiapkan untuk mengetahui perbedaab antara tes awal dengan tes
akhir
65
Sebagai langkah untuk mengolah data, maka digunakan rumus t-test,
tetapi sebelum sampai pada pengolahan data terlebih dahulu harus diketahui nilai
mean perbedaan (MD) yang dicari dengan menggunakan rumus :
N
DMD
∑=
Keterangan :
MD : Mean perbedaan
∑D : Jumlah perbedaan dari masing-masing subyek
N : Jumlah pasangan.
Dan perlu dibuktikan bahwa d = 0 maka nilai t dapat dicari dengan
menggunakan rumus t-test yaitu:
)1(
||
2
−
=
∑NN
d
MDt
Keterangan:
MD : Mean dari tes awal dan tes akhir
∑d2 : Jumlah deviasi kuadrat dari pasangan
N : Jumlah subyek.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
q. Hasil penelitian
Setelah data dari tes awal dan tes akhir diperoleh, selanjutnya data
tersebut di masukkan dalam table penghitungan statistic yang terdapat dalam
lampiran
Dari penghitungan statistik diperoleh t hitung = -11.59, dengan
menggunakan taraf signifikan 5 % dari db = 29 , diperoleh nilai t tabel = 2.05
hal ini berarti bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau -11.59 > 2.05.
Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis menyatakan Ada pengaruh
latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra klas
V SD Perumnas Krapyak kecamatan Semarang barat diterima. Dengan demikian
ada pengaruh yang berarti latihan berangkai 4 pos terhadap peningkatan
kesegaran jasmani pada siswa putra SD Perumnas krapyak 02, 03 kecamatan
Semarang barat.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan
berangkai 4 pos terhadap peningkatan kesegaran jasmani. Adanya pengaruh
tersebut menunjukkan bahwa latihan berangkai 4 pos dapat digunakan sebagai
latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani.
Materi latihan berangkai 4 pos yang terdiri dari latihan lari bolak-balik
10m, lompat tali, phus up dan naik turun bangku, dapat berpengaruh terhadap
67
kesegaran jasmani, karena materi latihan yang diberikan pada pelaksanaan
penelitian memenuhi atau sesuai dengan prinsip-prinsip latihan.
Prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan
olahraga adalah sebagai berikut. :
1. Kontinyu
2. Latihan harus pada zone latihan
3. Lama latihan 30 s/d 120 menit
4. Dosis latihan harus sesuai kemampuan atlet
5. Beban makin lama makin bertambah
6. Variasi latihan
7. Pemanasan
8. Pendinginan.
Di samping sesuai dengan prinsip-prinsip latihan materi latihan yang
diberikan dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan keseriusan, sehingga
latihan dapat dilakukan dengan maksimal.
Selain alasan tersebut diatas latihan berangkai 4 pos dapat berpengaruh
terhadap kesegaran jasmani karena latihan yang dilakukan mampu merangsang
kapasitas aerobic dan kapasitas an aerobic.
Kapasitas aerobik adalah kualitas yang memnyebabkan kita mampu
untuk melaksanakan secara terus-menerus suatu unjuk kerja otot yang bersifat
umum dengan beban relative ringan sampai sedang dalam waktu relative lama
.Unjuk kerja aerobik dapat dilaksanakan dalam suatu kondisi dimana kebutuhan
68
oksigen tidak melampaui konsumsi oksign maksimal. Unjuk kerja ini didukung
oleh kinerja paru, jantung dan peredaran darah.
Kapasitas an aerobik : adalah kulitas yang membuat kita mampu
melaksanakan suatu unjuk kerja dalam kondisi an aerobic. Unjuk kerja an
aerobic terjadi pada suatu kondisi aktivitas dimana kebutuhan akan oksigen
melebihi kapasitas konsumsi oksigen maksimal.
69
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan statistik maka dapat di ambil
kesimpulan bahwa latihan berangkai 4 pos dapat berpengaruh terhadap kesegaran
jasmani , hal ini dapat kita lihat pada uraian di bawah ini :
a. Latihan lompat tali
Latihan lompat tali dapat berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot,
Kekuatan kaki dan daya tahan tubuh.
b. Latihan lari bolak- balik
Latihan lari bolak – balik dapat berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan,
daya tahan tubuh dan kekuatan otot kaki
c. Latihan phus up
Latihan phus up dapat berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot, daya
daya tahan otot
d. Latihan naik turun bangku
Latihan naik turun bangku dapat berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan
tubuh dan kekuatan otot kaki.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut diatas, maka penulis
memberikan saran- saran sebagai berikut :
70
1. Kita harus melakukan latihan olahraga agar dapat mempertahankan dan meningkatkan
kesegaran jasmani. .
2. Dalam melakukan latihan harus berdasarkan prinsip – prinsip latihan agar tujuan latihan
dapat tercapai
3. Dalam melakukan latihan, materi latihan berangkai 4 pos dapat dilaksanakan sebagai
materi latihan pokok yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani.
DAFTAR PUSTAKA
71
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakata : Rineka
Cipta.
Depdikbud.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
-------------. 1995. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10-12 Tahun. Jakarta:
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.
------------- 2003. Kurikulun 2004. Jakarta
Fox.EL. 1988. Sport Physiology. Third Edition. Philadelpia : LUB.Saunders
Hadi, Sutrisno. 1988. Metodologi Reseach I, II, dan IV. Yogyakarta : Andi Offset.
Harsono. 1998. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.
Johnson, Barry,L. 1979. Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. New
York : Macimillan Publishing Company.
Kuswardoyo. 1988 Pendidikan Jasmani . Semarang : Aneka Ilmu
Nasution M.. 2003 paparan Kuliah : Dasar-dasar Pembinaan Fisik Dalam Aktifitas Olahraga.
UNNES (tidak diterbitkan)
Poerwodarminta, WJS. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : P.N Balai Pustaka.
Lutan, R., 1996. Hakekat dan Karakteristik Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dalam
Kurikulum D2 PGSD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.
Rubianto Hadi. 2004 Buku Ajar : Ilmu Kepelatihan Dasar. UNNES ( tidak diterbitkan)
----------------- 2002 “ Pengaruh Pembelajaran Penjas Dan Jenis Kelamin Terhadap Kesegaran
Jasamani “ . Tesis, UNNES (tidak diterbitkan)
Siedentop, D., 1990. Introduction To Physical Education Fitness and Sport. California: Mayfield
Publishing Company.
Sajoto, M. 1995. Peningatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
Semarang : Dahara Prise.
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Surahmad, Winarno. 1980. Pengantar penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.
72
Tohar. 2002. Buku Ajar : Ilmu Kepelatihan Lanjut . UNNES (tidak diterbitkan)
KALENDER PENELITIAN
Bulan Maret 2005
No. Hari Tanggal
1. Minggu 6 13 20 27
2. Senin 7 14 21 28
3. Selasa 1 8 15 22 29
4. Rabo 2 9 16 23 30
5. Kamis 3 10 17 24 31
6. Jum”at 4 11 18 25
7. Sabtu 5 12 19 26
Bulan April 2005
N0. Hari Tanggal
1. Minggu 3 10 17 24
2. Senin 4 11 18 25
3. Selasa 5 12 19 26
4. Rabo 6 13 20 27
5. Kamis 7 14 21 28
6. Jum”at 1 8 15 22 29
73
7. Sabtu 2 9 16 23 30
Keterangan :
10. Tes awal :
2. Latihan :
3. Tes akhir :