tugas ekonomi pola raja hs

78
SISTEM PEREKONOMIAN DUNIA & KASUS SUBPRIME MORTGAGE D I S U S U N O L E H : POLA RAJA HASUDUNGAN SIHOMBING ADMINISTRASI BISNIS LP3I GAJAH MADA NO. 15

Upload: polarajahasu395

Post on 25-Jun-2015

419 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

SISTEM PEREKONOMIAN DUNIA & KASUS SUBPRIME

MORTGAGE

D

I

S

U

S

U

N

O L E H :

POLA RAJA HASUDUNGAN SIHOMBING

ADMINISTRASI BISNIS

LP3I GAJAH MADA NO. 15

T. A: 2010 - 2011

Page 2: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

KATA PENGANTAR

Pertama puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karna atas

berkat dan rahmatNyalah yaitu dalam bentuk kesehatan yang diberikan kepada saya, sehingga

saya bisa menyelesesaikan tugas yang di berikan oleh dosen kami. Banyak sekali waktu yang

sudah di habiskan dalam penyelesaian tugas ini. Tapi saya sangat mengucap syukur, karna

saya masih sehat dan bisa melanjutkan aktifitas seperti biasa.

Tugas ini membahas tentang sistem perekonomian yang dipakai oleh dunia dari sejak

manusia sudah mengenal tentang perekonomian sampai saat ini. Akan banyak perbedaan

yang ada di dalam tiap sistem perekonomian yang ada ,dan tentunya memiliki kelebihan dan

kelemahan di tiap sitemnya. Terjadinya variasi di dalam sistem perekonomian ini di dasari

oleh inginnya manusia untuk mendapatkan sesuatu yang bisa membuat mereka puas. Artinya,

mereka puas akan apa yang mereka miliki. Baik itu puas dalam bentuk materi dan juga puas

dalam keinginan saja. Selain membahas tentang sistem perekonomian, tugas ini juga

membahas tentang Subprime Mortgage yaitu tentang sistem pengkreditan rumah kepada

masyarakat yang di Amerika.

Saya menyadari bahwa banyak sekali kekurangan di dalam penyelesaian tugas ini

oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna

penyempurnaan tugas ini. Untuk kesediaannya, saya mengucapkan terimakasih.

Hormat Saya Penyusun,

( POLA RAJA HASUDUNGAN SIHOMBING)

Page 3: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

DAFTAR ISI

Judul .....................................

Kata pengantar .....................................

Daftar isi .....................................

BAB I

Latar belakang .....................................

1. Sistem Perekonomian Kapitalisme .....................................

1.1 Pengertian ....................................

1.2 Bentuk & Prinsip-prinsip Kapitalisme .....................................

1.3 Sejarah Sistem Kapitalisme .....................................

1.4 Konsepsi Peran Negara Di Bidang Ekonomi .....................................

1.5 Segi negatif kapitalisme

2. Sistem Perekonomian Sosialisme ......................................

2.1 Pengertian ......................................

2.2 Sosialisme Sebagai Idiologi ......................................

2.3 Cabang Aliran Sosialisme ......................................

2.4 Sosialisme Sebagai sistem ekonomi ......................................

3. Sistem Perekonomian Komunisme ......................................

3.1 Pengertian ......................................

3.2 Negara Komunis ......................................

3.3 Sistem Perekonomian ...................................

4. Sistem Perekonomian Fasisme ......................................

4.1 Sejarah ......................................

4.2 Latar belakang Fasisme .......................................

4.3 Teori dan Praktek Fasisme .......................................

4.4 Ekonomi Fasisme ......................................

4.5 Kasus Fasisme ......................................

Page 4: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

4.6 Tanggapan ......................................

5. Sistem Perekonomian Syariah .....................................

5.1 Perbandingan Paradigma, Dasar dan Filosofi Sistem Ekonomi ........................

5.2 Sejarah .......................................

BAB II

Subprime Mortgage dan Hubungannya dengan Krisis 2008 .......................................

BAB II

Kesimpulan .................................

Page 5: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

LATAR BELAKANG

Belum diketahui dengan pasti pada zaman siapa dan masa pemerintahan raja siapa dan oleh

siapa istilah ekonomi itu untuk pertama kalinya digunakan orang – orang kedalam bahasa sehari –

hari. Yang jelas hanyalah bahwa istilah ekonomi ini lahir di Yunani (greek), dan istilha ekonomi

itupun berasal dari bahasa Yunani, dengan asal kata Oikosnomos. Sangat sulit mencari terjemahan

yang tepet untuk bahasa ini, tetapi orang – orang barat menerjemahkannya dengan management of

Household or estate( tata laksana rumah tangga atau pemilikan). Banyak para pakar memberikan

defenisi dari ilmu ekonomi tersebut dan salah satunya ada yang menyebutkan bahwa Ilmu ekonomi

adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti

masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas

dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian

menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).

Banyak para pakar ekonomi yang mencetuskan tentang tataan dalam perekonomian serta

prinsip-prinsip yang didalamnya. Tetapi yang dikenal dan diakui dengan bapak ekonomi adalah Adam

Smith, beliau adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu

ekonomi modern di Kirkcaldy, yang lahir di Skotlandia, 5 Juni 1723 – meninggal di

Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun). Yang menjelaskan bahwa Kata

"ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οiκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan

νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan

rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau

ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Secara umum, subyek

dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs

makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif,

mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam

manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam berbagai

bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah,

kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada

dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan

manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori

lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton

woods, dan sebagainya.

Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam

konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam

berbagai bidang dimana orang dihadapkan pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan,

Page 6: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of

Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa

ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya

ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini

kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.

Banyak hal- hal lagi yang mencakup tentang ilmu ekonomi ini didalam perjalanan

kehidupan manusia. Tetapi yang lebih dikenal dengan istilah ekonomi ini adalah semua yang

berhubungan dengan uang yang menjadi sarana untuk mendapatkan kebutuhan. Sehingga

atas dasar ini banyak sistem perekonomian yang lahir. Dan pada saat ini ada 5 sistem

ekonomi yang dipakai oleh dunia, yaitu diantaranya:

1. Sistem Perekonomian Kapitalisme

2. Sistem Perekonomian Sosialisme

3. Sistem Perekonomian Komunisme

4. Sistem Perekonomian Fasisme dan

5. Sistem Perekonomian Syariah

1.1 PENGERTIAN

Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh

kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi

barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini

pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan

kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi pemerintah tidak boleh ikut campur dalam

kegiatan ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya

sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk

memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk

memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.

Kapitalisme merupakan sistem ekonomi dan sosial yang cenderung ke arah pengumpulan

kekayaan oleh individu dan bermatlamatkan keuntungan. Takrif individu di sini tidak

semestinya merujuk kepada orang perseorangan tetapi juga termasuk sekumpulan individu

seperti syarikat. Sistem ekonomi kapitalis digerakkan oleh kuasa pasaran dalam menentukan

pengeluaran, kos, penetapan harga barang dan perkhidmatan, pelaburan dan pendapatan.

Page 7: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Pengkritik sistem kapitalis berpendapat sistem ini mewujudkan jurang perbezaan yang ketara

antara yang kaya dengan yang miskin. Sistem yang bertentangan dengan ideologi ini ialah

komunisme dan sosialisme.

Pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya

didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham

kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukan

tekanan-tekanannya dan campur tangan politis sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia.

1.2 Bentuk & Prinsip-prinsip Kapitalisme

Mencari keuntungan dgn berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan dilarang negara

krn merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.

Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang

mengerahkan kemampuan dan potensi yg ada utk meningkatkan kekayaan dan

memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yg

cocok utk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara dalam

kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh peraturan umum

dalam rangka mengokohkan keamanan.

Perfect Competition .

Price system sesuai dgn tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada peraturan

harga yg diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.

Bentuk Kapitalisme

Kapitalisme perdagangan yg muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya sistem feodal.

Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke

tempat lain sesuai dgn kebutuhan pasar. Dengan demikian ia berfungsi sebagai perantara

antara produsen dan konsumen

Kapitalisme industri yg lahir krn ditopang oleh kemajuan industri dgn penemuan mesin uap

oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu telah membangkitkan

Page 8: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

revolusi industri di Inggris dan Eropa menjelang abad ke-19. Kapitalisme industri ini tegak di

atas dasar pemisahan antara modal dan buruh yakni antara manusia dan mesin.

Sistem Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran

internasional. Sistem ini memberi kesempatan utk memonopoli pasar dan pemerasan seluas-

luasnya. Aliran ini tersebvar di Jerman dan Jepang.

Sistem Trust yaitu sebuah sistem yg membentuk satu perusahaan dari berbagai perusahaan

yg bersaing agar perusahaan tersebut lbh mampu berproduksi dan lbh kuat utk mengontrol

dan menguasai pasar.

Pemikiran dan Keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalisme yg merupakan dasar kapitalisme ini

sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut :

Kehidupan ekonomi yg tunduk kepada sistem natur yg bukan buatan manusia. Dengan sifat

seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara simultan.

Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya

hanya utk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan membela

negara.

Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak utk menekuni dan

memilih pekerjaan yg sesuai dgn kemauannya. Tentang kebebasan seperti ini diungkapkan

dalam sebuah prinsip yg sangat masyur dgn semboyan “Biarkan ia bekerja dan biarkan ia

berlalu.”

Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yg tiada batas telah membawa kekacauan

keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yg kemudian melanda dunia

sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan ruhani.

Rendahnya upah dan tuntutan yg tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja.

Akibvatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka runtuh.

1.3. Sejarah Sistem KapitalismeSistem kapitalisme merupakan sistem sosial yang lahir dari relasi hubungan produksi dan tenaga produktif. Runtuhnya sistem feodalisme merupakan titik mula dari kelahiran sistem ini. Jika dirunut dari sejarah perkembangan sistem sosial manusia, kapitalisme merupakan tahapan keempat setelah sistem feodalisme. Pendapat demikian sebagaimana Karl Marx katakan dalam teori materialisme historis.Menurut Karl Marx, perkembangan sistem sosial masyarakat di awali sistem komunal primitif, perbudakan (slavery), feodalisme, kapitalisme, sosialisme dan komunisme. Perkembangan sistem sosial masyarakat di atas, disebabkan oleh perkembangan tenaga-tenaga produktif atau faktor ekonomi.Pertama, sistem komunal primitif. Menurut Karl Marx, sistem ini ditandai oleh proses produksi yang masih sangat sederhana dan belum terbentuknya hak milik pribadi. Pada tingkatan ini alat-alat

Page 9: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

produksi dimiliki secara bersama (komunal). Kegiatan produksi hanya diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan konsumsi pribadi. Oleh karena itu, kelebihan hasil produksi yang dalam istilah Karl Marx disebut surplus veleu tidak ada. Dengan demikian, adalah wajar jika sejarah mencatat pada tahap ini tidak berkembang sistem pertukaran barang.Kedua, sistem perbudakan (slavery). Sistem ini tercipta dari hubungan produksi antara orang-orang yang menguasai alat-alat produksi dengan orang-orang yang hanya memiliki tenaga kerja. Dari pola produksi ini menyebabkan berlipat gandanya keuntungan pemilik alat produksi. Pada tahap ini masyarakat mulai terdikotomi menjadi kelas-kelas, yakni kelas pemilik alat produksi dan budak yang menjual tenaganya. Upah yang diterima hanya sampai pada batas untuk mempertahankan hidup.Ketiga sistem feodalisme. Jika dalam sistem sebelumnya tingkat kesejahteraan kelas buruh sangat tragis, maka dalam sistem feodalisme nasib buruh sedikit ada peningkatan. Hal tersebut ditandai oleh pembebasan dari status budak dan komposisi upah yang diterima lebih layak Keempat sistem kapitalisme. Menurut Karl Marx, sistem kapitalisme ditandai oleh upaya untuk meningkatkan keuntungan atau akumulasi kapital yang tinggi. Di samping itu, karakteristik menonjol dari sistem ini adalah kebebasan individu yang didasarkan pada hak milik atas alat-alat produksi. Kelima sistem sosialisme. Menurut Karl Marx, sosialisme merupakan tahapan transisional dari sistem sebelumnya, kapitalisme menuju sistem komunisme. yang dipahami oleh Karl Marx sebagai sistem terakhir dari hasil evolusi sejarah. Pada masyarakat ini tidak ada hak milik, kelas dan pembagian kerja. Semuanya dikelola secara kolektif (bersama).Di sisi lain, kemunculan sistem kapitalisme juga merupakan respon atas perdebatan klasik antara kaum merkantilisme dan kaum fisiokrat tentang upaya meningkatkan kekayaan negara. Menurut kaum merkantilisme, kekayaan negara akan meningkat jika negara menjual (mengekspor) lebih banyak dari pada membeli (mengimpor), serta banyak-banyak mendatangkan logam mulia berupa emas dan perak ke dalam negeri. Di samping itu bagi kaum merkantilsme, sistem perekonomian yang terbaik adalah suatu sistem perekonomian di mana negara harus melakukan campur tangan seluas-luasnya terhadap dunia usaha dan perdagangan luar negeri.Paham merkantilisme banyak dianut oleh negara-negara Eropa pada abad ke-XVI seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda. Negara-negara tersebut tidak hanya berdagang dengan sesama negara Eropa, namun juga dengan negara di luar Eropa yang salah satunya adalah Hindia Belanda (Indonesia). Tokoh terkenal dari kaum merkantilsme salah satunya adalah Thomas Mun.Berbeda dengan kaum merkantilisme, kaum fisiokrat berpendapat bahwa kekayaan negara bisa meningkat jika negara mengembangkan basis perekonomiannya pada pertanian. Kaum fisiokrat beranggapan bahwa hanya dari alamlah sumber kekayaan negara bisa meningkat. Salah satu tokoh fisiokrat yang paling menonjol pemikiran ekonominya adalah Francois Quesnay. Di antara pokok pikiran yang dalam perkembangannya menjadi dasar liberalisme adalah kebebasan ekonomi, yakni bebas dari segala macam kontrol akan mengakibatkan terciptanya masyarakat yang makmur dan teratur. Quesney berpendapat bahwa pengendalian atas perdagangan luar negeri sebagaimana pandangan kaum merkantilisme, justru akan menghambat perkembangan ekonomi. Di samping itu, pajak haruslah ditanggung seluruhnya oleh para pemilik tanah.Kolaborasi dari dua pemikiran di atas yakni pemikiran merkantilisme dan fisiokrat pada akhirnya membawa Adam Smith pada puncak kejayaan sebagai ekonom yang didaulat meletakkan fondasi ilmu ekonomi modern. Namun demikian perlu dicatat bahwa pemikiran genius Adam Smith tidak bisa dipungkiri kontribusi tokoh-tokoh merkatilisme seperti Thomas Mun dan fisiokrat Quesney dalam membangun pemikiranya adalah teramat besar. Dalam salah satu pendapat teori invisible hand yang dikemukakan Adam Smith ternyata juga terispirasi dari pemikiran Quesney.

Page 10: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Konsepsi Peran Negara Di Bidang EkonomiSecara teoritis, peran negara di bidang ekonomi menurut sistem kapitalisme tidak bisa dipisahkan dari konsepsi laissez faire yang dikampanyekan oleh Adam Smith pada abad 17-an. Doktrin yang secara utuh berbunyi Laissez faire, Laissez Passer secara harfiah dapat diterjemahkan dengan ”biarkan semuanya berjalan sendiri, biarkan barang-barang lewat” pertama kali dimunculkan oleh Anne Jacques Turgot yang merupakan kaum fisiokrat dari Prancis. Banyak sejarawan mengklaim, bahwa Turgot merupakan sumber pemikiran Adam Smith yang sekaligus menginspirasinya dalam penulisan karya monumental The Wealth Of Natians (WN).1. Pemikiran tokoh kapitalismeDua tokoh kapitalisme yang dipakai dalam penelitian ini adalah Adam Smith dan Paul A. Samuelson. Adam Smith merupakan fundhing father dari sistem kapitalisme, sedangkan Samuelson merupakan ekonom modern dalam barisan kynesian yang sangat mashur di Amerika. Dua tokoh tersebut merupakan representasi utama konsepsi ekonomi kapitalisme, yang dibuktikan dengan banyaknya ekonom dewasa ini yang berpijak pada pemikiran kedua tokoh tersebut. Atas dasar itulah dua tokoh tersebut dibidik untuk menggambarkan bagaimana konsepsi kapitalisme tentang peran negara di bidang ekonomi.

a. Adam Smith (1723-1790 M)

Lahir di Kirkcaldy, di pantai timur Skotlandia dekat Edinburgh pada tanggal 5 Juni 1723.

Ayahnya adalah pengacara dan pengawas keuangan bea nasabah. Salah satu kegemaran

utamanya adalah membaca buku dan menjadi seorang kutu buku. Di usianya yang ke-14,

Adam Smith belajar di Universitas Glasgow. Di tempat tersebut ia belajar filsafat moral,

matematika dan ekonomi politik. Banyak karya monumentalnya yang menjadi rujukan

ekonom setelahnya bahkan sampai sekarang. Dua karya monumental yang berbicara tentang

mekanisme pasar adalah The Thory of Moral Sentiments sebagai karya pertamanya yang

terbit pada tahun 1759 disusul An Inquiry Into The Nature And Causes Of The Wealth of

Nations pada tahu.1776. Adam Smith meninggal pada tanggal 17 Juli 1790 di Edinburgh.

1. Hakekat sistem pasar bebas

Menurut Adam Smith sebagaimana dikutip oleh Sony Keraf, bahawa pasar bebas merupakan

sistem sosial masyarakat modern yang menjamin terealisasinya kebebasan kodrati dan

keadilan. Pandangan demikian itu, merupakan penerapan langsung hukum kodrat dalam

tatanan kosmis yang berjalan secara harmonis. Oleh karena itu, pasar bebas akan berjalan

harmonis seperti tatanan kosmis manakala setiap pelaku ekonomi dibiarkan bebas dalam

mengejar kepentingan ekonominya.

Bagi Adam Smith, kebebasan merupakan aspek fundamental keadilan. Sebagai salah satu

aspek keadilan, maka kebebasan yang dikehendaki oleh Adam Smith adalah kebebasan yang

dibatasi oleh keadilan. Dengan kata lain, setiap orang bebas melakukan apapun yang

Page 11: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

dikehendaki dalam ranah ekonomi, namun kebebasan tersebut harus memperhatikan prinsip-

prinsip keadilan, yang dalam istilah Adam Smith dikatakan sebagai prinsip no harm atau

larangan untuk merugikan orang lain.

Dari logika di atas, maka wajar manakala Adam Smith sangat menentang tindakan monopoli

dalam sistem pasar bebas. Bagi Adam Smith tindakan monopoli merupak faktor utama yang

dapat menghambat kelangsungan sistem pasar bebas. Oleh karena itu pemerintah harus

campur tangan ketika terjadi tindakan monopoli dalam pasar bebas. Tindakan intervensi

pemerintah tersebut dibenarkan sebab dalam rangka untuk menegakkan keadilan akibat

munculnya tidakan monopoli yang merugikan pihak lain. Dari hal ini, maka bisa dikatakan

bahwa dalam pemikiran Adam Smith pemerintah adalah wasit yang harus menjaga

kelangsungan pasar bebas yang senantiasa harus bertindak adil dan berdiri di atas semua

kepentingan masyarakat.

Ketidak sepakatan Adam Smith terhadap tindakan monopoli dalan pasar bebas selain

menghambat keberlangsungan pasar bebas yang didasarkan pada sistem kompetitif murni

yang fair, juga terdapat efek negatif lain dari tindakan monopoli. Efek negatif tersebut antara

lain, pertama monopoli mengakibatkan harga yang tinggi bagi konsumen dan membuat

keadaan konsumen lebih buruk. Kedua monopoli merupakan musuh besar dari menejemen

yang baik, sebab dengan kompetisi yang fair, maka para pengusaha dan meneger akan

berfikir dan meningkatkan kreatifitas dalam meningkatkan efisiensi kegiatan bisnis. Ketiga

monopoli mengakibatkan lahirnya regulasi perundang-undangan yang tidak adil dalam pasar.

Keempat monopoli akan mengakibatkan misalokasi sumber daya, sebab aktifitas produksi

yang besar bukan atas dasar adanya kebutuhan atas barang tersebut, melainkan untuk

mendapatkan keuntungan yang besar dengan harga yang tinggi.

2. Mekanisme Invisible Hand

Dalam The Wealth of Nations, Adam Smith menolak pandangan kaum fisiokrat tentang

pentingnya lahan dalam mengembangkan kesejahteraan bagi masyarakat yang mengabaikan

sistem perburuhan dan pembagian kerja. Menurut Adam Smith, buruh merupakan proritas

tinggi dan pembagian buruh ke dalam beberapa unit kerja, akan berakibat pada kenaikan yang

signifikan terhadap hasil produksi. Smith memakai contoh proses pembuatan jepitan. Satu

pekerja bisa membuat dua puluh pin sehari. Tapi jika sepuluh orang di bagi menjadi delapan

belas langkah yang diperlukan membuat sebuah jepitan, mereka bisa membuat 48.000 jepitan

dalam sehari.

Selain itu, Adam Smith juga menolak pandangan kaum merkantilisme yang menyatakan

Page 12: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

bahwa kesejahteraan bagi masyarakat akan terwujud hanya dengan jalan perdagangan ekspor

impor logam mulia (Emas dan Perak). Dengan kata lain, semakin besar cadangan logam

mulia yang dimiliki oleh suatu negara, maka semakin makmur pula kehidupan masyarakat

negara tersebut.

Pergulatan Adam Smith dengan sistem dominan saat itu, pada akhirnya membawanya pada

perenungan yang melahirkan teori Invisible Hand (Tangan Gaib) yang merupakan salah satu

substansi pokok dalam WN. Teori ini berangkat dari analisa sistem sebelumnnya di mana

negara cenderung proteksionis terhadap individu-individu dalam mengembangkan modalnya.

Dalam teori tersebut dinyatakan:

Setiap individu berusaha untuk menggunakan modalnya sehingga diperoleh hasil yang

setinggi-tingginya. Dia sebenarnya tidak bermaksud untuk menunjang kepentingan umum

dengan perbuatannya itu, dan pula ia tidak tahu sampai seberapa jauhkah untuk

kepentingannya itu. Ia berbuat itu hanyalah untuk kepentingannya sendiri, hanya untuk

keuntungan sendiri. Dan dalam hal ini ia dibimbing “tangan gaib” untuk mencapai sesuatu

yang menjadi tujuan utamanya. Dengan mengejar kepentingan pribadi itu, ia akan mendorong

kemajuan masyarakat dengan dorongan yang sering kali bahkan lebih efektif dari pada kalau

ia sengaja melakukannya.

Melalui teorinya tersebut, Adam Smith mendorong negara pada saat itu untuk memberikan

kebebabasan individu dalam mengembangkan modal yang dimilikinya baik pada wilayah

lokal maupun tansnasoinal. Adam Smith begitu yakin, bahwa kesejahteraan akan lahir

manakala kebebasan individu itu terealisasikan. Kondisi demikian, bagi Adam Smith tidak

tercipta dalam sistem merkantilisme dan fisiokrat yang cenderung proteksionis dan

intervisionis terhadap individu-individu.Teori Invisible Hand ini, dalam perkembangannya

menjadi kerangka dasar atas terciptanya mekanisme sistem pasar bebas. Negara dalam

prespektif Adam Smith tidak diperkenankan masuk terlalu jauh dalam interaksi ekonomi.

3. Peran pemerintah di bidang ekonomi

Secara khusus dalam bidang ekonomi, pemerintah dilarang ikut campur tangan tanpa adanya

alasan yang dibenarkan, sebab dengan masuknya pemerintah dalam kepentingan ekonomi

setiap individu tanpa adanya alasan yang tepat, negara di anggap melanggar kebebasan dan

telah bertindak tidak adil. Menurut pandangan Adam Smith, setiap manusia mempunyai hak

atas kebebasan yang diperolehnya sebagai manusia dan tidak seorang pun termasuk negara

untuk merampasnya kecuali dengan alasan yang sah, seperti alasan demi menegakkan

keadilan.

Page 13: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Peran negara di sini hanya berkaitan dengan hal-hal tertentu yang meliputi pertahanan

keamanan, penegakan keadilan, menyediakan dan memelihara sarana serta lembaga-lembaga

publik tertentu. Peran negara tersebut dalam istilah Adam Smith dikatakan sebagi no

intervetion atau Peran Minimal Negara.Tiga peran negara tersebut merupakan peran

fundamental yang digagas oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth Of Nation. Menurut

dia, dengan peranan terbatas optimalisasi kesejahteraan individu pada lingkungan mikro dan

negara pada lingkungan makro akan dapat tercapai.

a. Kewajiban menegakkan keadilan

Fungsi pertama, negara harus menegakkan keadilan. Fungsi ini diorientasikan untuk menjaga

kebebasan tiap individu yang tertuang dalam sistem pasar bebas yang didaulat sebagai sistem

sosial masyarakat modern. Dengan kata lain, kelestarian sistem ini dibatasi oleh intervensi

pemerintah manakala terjadi ketidakadilan dan ketimpangan dalam interaksi pasar bebas.

Selain itu, untuk optimalisassi peran pemerintah dalam menjalankan keadilan, maka

pemerintah harus juga bertindak adil. Dengan kata lain, pemerintah tidak memihak kelompok

manapun yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini ada tiga hal yang harus dilakukan

pemerintah untuk mewujudkan keadilan dalam masyarakat :

1. Harus ada pemisahan dan kemerdekaan antara kekuasaan ekskutif, legislatif dan yudikatif.

2. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan. Pembatasan di sini adalah bahwa

pemerintah harus tunduk dan patuh pada hukum dan keadilan.

3. Terdapat jaminan akan berlangsungnya kekuasaan oposisi. Artinya dalam rangka untuk

mengkontrol kebijakan pemerintah, dibutuhkan sebuah kekuasaan di luar pemerintahan untuk

menjamin dan mengawasi bahwa pemerintah akan senantiasa bertindak adil.

b. Menjaga pertahanan keamanan negara dari serangan bangsa lain

Fungsi yang kedua yakni pertahanan keamanan. Fungsi ini dimaksudkan negara wajib

melindungi seluruh warga negaranya dari serangan dan ancaman dari bangsa dan negara lain.

Oleh karena itu, dalam rangka memberikan keamanan bagi warga negaranya pemerintah

harus memiliki anggaran terkait dengan pertahanan keaman negara, baik menyangkut

pendanaan bagi milisi maupun persenjataan angkatan perang. Bagi Adam Smith, negara

harus kuat namun kewenangannya harus dibatasi dalam ranah ekonomi.

c. Menyediakan sarana dan prasarana publik

Fungsi ketiga adalah menyediakan sarana dan prasarana publik. Dalam hal ini pembangunan

sarana infrastuktur baik berkenaan dengan sistem pasar bebas maupun berkenaan dengan

Page 14: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

sarana publik seperti jalan raya sebagai tranmisi mobilisasi masyarakat dalam ranah ekonomi

adalah menjadi kewajiban pemerintah.

Disamping itu, keberadaan pendidikan umum yang menyeluruh bagi seluruh rakyat harus

dipenuhi oleh pemerintah. Hal ini menjadi penting, sebab Adam Smith mengakui bahwa

sistem kapitalisme dengan spesialisasi kerja telah mendatangkan pertumbuhan ekonomi,

namun disisi yang lain, sistem kapitalisme juga mengakibatkan alienasi dan penurunan

mental bagi masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan adalah salah satu pilar utama untuk

mereduksi dampak negatif dari sifat kapitalisme.

Melalui tiga fungsi dasar pemerintah tersebut, Adam Smith meyakini bahwa kesejahteraan

akan dapat mudah terealisasi dari pada peran pemerintah yang jauh lebih dominan namun

cenderung distorsif. Oleh karena itu, dengan bimbingan Invisible Hand (Tangan Gaib), sistem

pasar bebas akan mampu menjwab segenap permasalahan dan pertanyaan selama ini

bagaimanakah cara untuk mendatangkan kesejahteraan.

b. Paul Anthony Samuelson (1915- )

Lahir di Gary Indiana pada tahun 1915. Samuelson merupakan ekonom yang

mengembangkan ilmu ekonomi dengan pendekatan matematika. Oleh karena itu, Samuelson

dianggap sebagai tokoh yang paling bertanggungjawab dalam perkembangan ekonomi

matematika pada akhir abad ke-20. Ia memperoleh pendidikan umum di Chicago, setelah itu

melanjutkan studi di Universitas Chicago dengan mengambil konsentrasi pada jurusan

matematika. Tahun 1941 Samuelson mendapatkan gelar Ph.D dari Universitas Harvard. Di

usianya yang relatif muda tepatnya 32 tahun, Samuelson memperoleh gelar profesor penuh

dari Intitut teknologi Massachussets. Atas kepiawaiannya dalam ekonomi matematika, pada

tahun 1947 Samuelson menerima medali utama Jhon Bates Clark dari asosiasi ekonomi

Amerika sebagai ahli ekonomi yang paling berbakat di bawah umur 40 tahun. Selain itu, pada

tahun 1970 Samuelson memperoleh hadiah Nobel dalam bidang ilmu ekonomi.

1. Peran pemerintah di bidang ekonomi

Berkaitan dengan peran pemerintah, Samuelson berpendapat bahwa peran dan fungsi utama

pemerintah dalam ranah ekonomi terdiri atas empat hal, yakni pembentukan kerangka

landasan hukum, penentuan kebijakan stabilisasi makroekonomi, alokasi sumber daya,

program redistribusi (tunjangan sosial).

a. Menyusun kerangka kerja ekonomi, hukum, konstitusi dan aturan main dalam

perekonomian

Page 15: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Kerangka hukum tersebut harus ditaati oleh perusahaan, konsumen dan bahkan pemerintah

sendiri. Termasuk didalamnya penentuan definisi tentang hak milik yang menyangkut

seberapa jauh kemutlakan hak milik, ketentuan kontrak dan bentuk perusahaan, kewajiban

dan berbagai peraturan lain dalam menentukan lingkup kehidupan ekonomi.

Keberadaan undang-undang ditengah-tengah masyarakat akan dapat mengeliminasi berbagai

upaya untuk melakukan tindakan curang dalam kehidupan, baik dalam permaslahan ekonomi,

ataupun dalam sisi politik dan sosial. Dalam tataran empiris, seringkali permasalahan

ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan urusan politis. Oleh karena itu, tidak mengherankan

jika lahirnya produk perundang-undangan yang berkenaan aturan perekonomian bukan hanya

atas dasar pertimbangan kepentingan ekonomi, namun juga atas dasar kepentingan politik.

Bagi Samuelson, penetapan undang-undang oleh pemerintah dalam kenyataannya lebih

banyak sebagai respon terhadap nilai-nilai sosial yang berlaku dan rasa keadilan masyarakat.

Sebagai contohnya adalah undang-undang tentang perlindungan kerja.

b. Menyusun kebijakan stabilisasi makroekonomi

Kedua menyusun kebijakan stabilisasi makroekonomi untuk meratakan puncak dan lembah

dari siklus pengangguran dan inflasi. Instrumen yang lazim dipakai dalam stabilisasi

makroekonomi dalam hal ini adalah melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Keberadaan bank sentral dalam sebuah negara merupakan wujud dari tanggungjawab

pemerintah dalam melakukan stabilisasi makroekonomi lewat kebijakan moneter. Bank

sentral di sini merupakan bank pemerintah yang diberikan kekuasaan untuk mengedarkan

mata uang dan mengendalikan cadangan dana perkreditan. Dalam hal ini, bank sentral dalam

menjalankan kebijakan keuangan dan perkreditan diorientasikan pada terciptanya kesempatan

kerja yang tinggi, pertumbuhan ekonomi dan stabilisasi harga. Sementara kebijakan fiskal

wujudnya adalah dalam APBN yang didalamnya tertuang variasi belanja dan pendapatan

(pajak). Oleh karena itu, kebijakan stabilisasi yang baik akan dapat memperlunak naik

turunnya angka pengangguran dan terkendalinya inflasi. Sebaliknya jika kebijakan stabilisasi

buruk, maka akan memperburuk siklus ekonomi dalam suatu negara.

c. Mengalokasikan sumber daya untuk kepentingan publik

Ketiga mengalokasikan sumber daya untuk barang-barang kolektif (publik) melalui pajak,

belanja negara dan peraturan-peraturan jika kegagalan pasar menjadi penting. Peran ketiga ini

merupakan peran pemerintah yang dalam kajian ilmu ekonomi masuk dalam kategori ruang

Page 16: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

mikroekonomi yang meliputi permasalahan alokasi ”apa” dan ”bagaimana” kehidupan

ekonomi. Permasalahan tersebut bagi negara yang memakai mekanisme pasar ala kapitalisme

sebagai basis perekonomiannya, maka pasar merupakan instrumen yang dipakai dalam

memecahkan masalah terebut. Namun demikian, tidak bisa diingkari bahwa dalam realitasnya

pasar tidak selalu berjalan secara ideal sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, intervensi

peran dari negara (pemerintah) sangat diperlukan.

Dari logika di atas, bagi Samuelson terdapat beberapa wilayah ekonomi yang harus di

intervensi oleh pemerintah. Bidang kegiatan ekonomi tersebut antara lain :

1. Munculnya struktur pasar dimana pasar persaingan sempurna telah rusak. Dalam kondisi

demikian pemerintah harus melakukan intervensi pasar dalam bentuk menetapkan kebijakan

dan regulasi antitrust bahkan sampai pada kebijakan memecah perusahaan raksasa.

2. Munculnya permasalahan ketidakefisienan pasar berupa eksternalitas.

3. Munculnya diskriminasi terhadap kelompok tertentu dalam aktifitas perekonomian. Dalam

kondisi demikian maka pemerintah harus ikut campur tangan untuk mengatasi hambatan

pasar berupa diskriminasi tersebut.

d. Mewujudkan tunjangan sosial (redistribusi)

Keempat mendistribusikan sumber daya melalui transfer/tunjangan kesejahteraan sosial

(redistribusi). Bagi Samuelson teori Invisible Hand sebagai ruh pasar bebas, mungkin efisien

dalam mengembangkan perekonomian, namun harus diakui bahwa teori tersebut buta

terhadap keadilan atau keseimbangan. Orang menjadi kaya atau miskin bergantung pada

kekayaan dan otak yang mereka miliki. Model distribusi ala laissez-faire bagi Samuelson

tidak ada yang bisa disebut adil atau seimbang, sebab diakui atau tidak mekanisme laissez-

faire mengikuti hukum Darwin ”yang kuat yang akan menang”.

Oleh karena itu, ketidak berdayaan sekolompok masyarakat yang tidak berkutik dalam

mekanisme pasar bebas harus ditanggung oleh pemerintah. Campur tangan pemerintah dalah

kasus demikian adalah dalam bentuk jaring pengaman sosial seperti pendidikan dan

kesehatan bagi rakyat miskin. Dalam kondisi masyarakat modern sekarang, program

pengaman sosial harus diberikan bukan hanya oleh pemerintah namun juga pihak swasta

melalui program yang terkenal dengan istilah social corporate respnbility (SCR).

2. Instrumen kebijakan ekonomi pemerintah

Page 17: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Adanya kepentingan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan

pendapatan nasional (GDP) adalah satu alasan fundamental mengapa pemerintah harus

melakukan intervensi dalam interaksi ekonomi. Intervensi atau Campur tangan pemerintah

tersebut sebagai upaya untuk mendesain perekonomian supaya dapat bekerja dengan baik

sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tercermin dalam terbukanya

lapangan pekerjaan yang berarti pengangguran berkurang, inflasi yang terkendali, penurunan

angka kemiskinan dan pertumbuhanan ekonomi.

Campur tangan atau intervensi pemerintah di bidang ekonomi, dewasa ini, terwujud dalam

dua kebijakan utama, yakni kebijakan fiskal yang berada di- bawah otoritas pemerintah dan

kebijakan moneter yang berada di bawah otoritas bank sentral. Kedua macam kebijakan

tersebut, diorientasikan dalam rangka terciptanya stabilisasi ekonomi dalam negara.

a. Kebijakan moneter

Menurut Bramantiyo kebijakan moneter merupakan tindakan pemerintah dalam rangka

mencapai tujuan pengelolaan makroekonomi yang berisi permasalahan tentang output, harga,

dan pengangguran dengan cara mempengaruhi situasi makro melalui pasar uang.. Tidak jauh

berbeda, Veitzal berpendapat bahwa kebijakan monoter merupakan salah satu kebijakan

ekonomi pemerintah yang berperan penting dalam perekonomian negara. Peran tersebut

tercermin dalam kemampuannya menciptakan stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi,

perluasan kesempatan kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran dengan sasaran akhir

terciptanya stabilitas harga.

Secara ideal, sasaran kebijakan moneter tersebut dapat tercapai secara bersama. Namun

dalam prakteknya seringkali satu kebijakan untuk mencapai satu sasaran tertentu kontradiktif

dengan kebijakan yang lain. Oleh karena itu, dewasa ini menurut Veitzal setiap negara dalam

menetapkan sasaran akhir kebijakan moneternya fokus terhadap sasaran tunggal. Dari hal ini

dapat dikatakan bahwa secara umum kebijakan moneter yang dipakai oleh negara dewasa ini

dilihat dari sasaran akhir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni kebijakan moneter dengan

sasaran tunggal dan kebijakan moneter dengan multi sasaran.

Kebijakan moneter dengan multisasaran umumnya menggunakan pendekatan kuantitas,

sedangkan kebijakan moneter dengan sasaran tunggal umumnya menggunakan pendekatan

harga. Pendekatan kuatitas beranggapan bahwa pengendalian moneter secara besar-besaran

dapat mengendalikan perekonomian secara efektif, sedangkan pendekatan harga berasumsi

bahwa pengendalian tingkat harga yang efektif dapat mengendalikan stabilitas perekonomian.

Beberapa instrumen yang lazim dipakai dalam mengendalikan kebijakan moneter suatu

Page 18: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

negara secara umum terdiri atas beberapa hal:

1). Operasi pasar terbuka (OPT)

OPT merupakan instrumen kebijakan moneter yang penting, sebab melalui OPT bank sentral

dapat mempengaruhi sasaran operasional berupa jumlah uang beredar. OPT berbentuk

kegiatan menjual dan membeli surat berharga. Jenis surat berharga tersebut seperti SUN

(surat utang negara), dan atau di Indonesia terdapat SBI (sertifikat bank Indonesia).

Pembelian surat berharga dari masyarakat menyebabkan ekspansi jumlah uang beredar,

sebaliknya penjualan surat berharga menyebabkan penurunan jumlah uang beredar.

2) Penetapan cadangan

Instrumen ini berupa kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral yang mengharuskan bank-

bank komersial untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Bentuk cadangan bank komersial

secara umum terbagi menjadi dua yakni cadangan tunai dan Giro Wajib Minimum (GWM).

Cadangan tunai adalah uang tunai yang di simpan oleh bank untuk memenuhi kewajiban

bank kepada nasabah berupa penarikan tabungan, rekening koran , atau deposito berjangka

yang telah jatuh tempo. Sedangkan Giro Wajib Minimum (GWM) merupakan kewajiban

bank komersial untuk menyimpan dana pihak ketiga yang telah dihimpun sebesar 5% di

dalam rekening bank sentral.

3). Tingkat diskonto

Tingkat diskonto merupakan fasilitas kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank

komersial dengan jaminan surat berharga dan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh bank

sentral sesuai dengan arah kebijakan moneter. Tinggi rendahnya tingkat diskonto akan

mempengaruhi permintaan kredit dari bank. Semisal tingkat diskonto 10% untuk SBI 1 bulan.

Jika SBI dengan nilai 1 milyar di jual dengan harga Rp 900 juta, maka pada saat penjualan

bank sentral akan memperoleh dana sebesar Rp 900 juta dan pada saat jatuh tempo bank

sentral harus membayar SBI sebesar 1 milyar. Oleh karena itu, instrumen tingkat diskonto

menjadi isyarat apakah bank sentral ingin melakukan ekspansi uang atau mengetatkan uang

beredar. Dengan naiknya tingkat diskonto, maka jumlah uang beredar akan menurun,

sebaliknya jika tingkat diskonto menurun maka jumlah uang beredar akan meningkat.

b. Kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengaturan kinerja

ekonomi melalui mekanisme penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, pada

dasarnya kebijakan fiskal suatu negara terwujud dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Page 19: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Negara (APBN). Komponen utama yang terdapat dalam kebijakan fiskal antara lain berupa

pajak dan pengeluaran pemerintah. Seiring berkembangnya hubungan luar negeri dewasa ini,

terdapat komponen yang turut mempengaruhi kebijakan fiskal yakni adanya kegiatan impor

dan ekspor barang dan jasa.

Kebijakan fiskal berkaitan dengan pemanfaatan gabungan pengeluaran pemerintah,

perpajakan dan utang pemerintah untuk mencapai sasaran yang dikehendaki. Kebijakan fiskal

yang aktif dirancang untuk membantu meredakan goncangan liar siklus dunia usaha agar

perekonomian menjadi lebih stabil. Kebijakan fiskal juga harus dirancang guna memantapkan

pertuumbuhan pendapatan dari waktu ke waktu, memperluas kesempatan kerja, serta

meningkatkan keadilan pembagian pendapatan dan kekayaan.

Kebijakan fiskal dapat memainkan peranan sebagai pengatur siklus dunia usaha. Dalam hal

ini mengatur sikulus dunia usaha berarti memperkecil gelombang naik turunnya kondisi

ekonomi yang liar. Melalui kebijakan fiskal ketidakstabilan ekonomi dapat diperkecil.

Selama resesi, kebijakan fiskal dapat berfungsi untuk memperbesar permintaan total pihak

swasta kegiatan ekonomi yang sedang merosost tidak terus mengalami resesi karena

pembelajaan pemerintah naik dan menggatikan permintaan yang menurun.

Kepentingan pemerintah untuk mempertahankan pendapatan nasional (GDP) sebagai

cerminan indikator kinerja ekonomi, maka pemerintah berkepentingan untuk melakukan

intervensi dalam rangka mempertahankan kinerja ekonomi berada pada tingkatan yang baik.

Oleh karena itu, kebijakan fiskal sebagai salah satu instrumen kebijakan yang berada dibawah

otoritas pemerintah menjadi sangat penting untuk mempertahankan kinerja ekonomi

disamping kebijakan moneter yang ditangani oleh bank sentral.

3. Perspektif empiris teori kapitalisme

Berbagai krisis perekonomian global telah terjadi sejak beberapa tahun lampau. Mutasi krisis

dari waktu ke waktu tersebut memberi dampak yang berbeda pada wajah perekonomian

global. Dalam catatan sejarah, guncangan krisis ekonomi terhadap sistem perekonomian yang

notabene didominasi oleh sistem kapitalisme telah berulang kali terjadi. Mulai dari skala

kerusakan ekonomi yang kecil dan bersifat lokal sampai pada skala yang jauh lebih besar dan

bersifat gelobal.

Dalam kondisi demikian, menjadi penting untuk dicermati bagaimana solusi pemerintah

dalam menghadapi krisis ekonomi. Logika ini berangkat dari basis pemahaman yang bersifat

umum, bahwa segala bentuk kerusakan dalam sistem pasar bebas sebagaimana pandangan

Page 20: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

para tokoh kapitalisme adalah terkoreksi dengan sendirinya oleh mekanisme pasar. Dengan

kata lain, tanpa adanya intervensi pemerintah krisis dalam pasar akan dapat terbenahi dengan

sendiri menuju titik keseimbangan. Sebagai sample, krisis ekonomi 1929 dan krisis 2007

yang berawal dari subprime mortgage AS, diangkat untuk dijadikan bahan analisa untuk

memotret realisasi praksis teori kapitalisme tentang peran pemerintah di bidang ekonomi.

1. The great depretions (krisis 1929-1930)

Krisis yang terjadi pada 1929 dikenal dengan Black Thursday merupakan kejadian yang

membuat perekonomian AS dan global berada dalam kekacauan serta menimbulkan Great

Depression pada 1930-an. Para ekonom banyak menulis bahwa tahun 1929 kapitalisme nyaris

ambruk. Beberapa indikator akan hal tersebut antara lain ditandai oleh jatuhnya indeks saham

di wall street. Tangal 28 Oktober 1929 harga saham turun drastis hingga 12,9%. Goldman

Sachs, sebuah lembaga investasi yang sahamnya semula banyak dibeli orang kehilangan

hampir 50 % kekayaannya. Wall Street sebagai pusat keuangan AS menjadi lumpuh, 16.410

ribu saham dilempar kepasar sehingga mengakibatkan harga saham turun. Beberapa pekan

kemudian, diketahui 80 juta dollar kekayaan punah seperti kena angin musim rontok.

Dalam narasi yang apik Mark Skousen mengilustrasikan bahwa krisis 1929 yang melahirkan

depresi besar pada tahun 1930 merupakan peristiwa ekonomi paling traumatik di abad 20.

Krisis tersebut membuat seluruh orang terkejut, mengingat kemajuan besar yang dicapai

dalam standart hidup di Barat pada masa New Era 1920-an. Standart hidup yang telah dicapai

lewat bangunan aplikasi teori Adam Smith yang direvisi oleh revolusi marginalis , dan

diperbaiki oleh Marshall dan aliran Austria menjadi merosot kembali pada tahun 1929-1933.

Di Amerika output industri turun sampai 30 %. Hampir separuh bank komersial ambruk,

tingkat pengangguran juga mengalami kenaikan lebih dari 25 %.

Berbagai upaya pemulihan dilakukan oleh pemerintah. Di awali kebijakan New Deal pada

masa pemerintahan Roosevelt pada pertengahan 1930-an, namum demikian kebijakan

tersebut tidak bisa bertahan lama dalam mengcover dampak krisis yang tengah terjadi. Angka

pengangguran tetap bertahan pada angka dua digit selama kurang lebih satu dekade dan baru

turun sampai pecah perang dunia II. Kecemasan pun melanda dunia, depresi besar tersebut

membuat para ekonom mempertanyakan kembali ekonomi Laizess Faire dalam melahirkan

kesejahteraan. Perdebatan mulai muncul pada 2 sifat sistem kapitalisme yakni sifat kompetitif

sistem kapitalisme pada wilayah mikroekonomi dan tercapainya stabilitas ekonomi pada

wilayah makroekonomi.

Page 21: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Ditengah kegalauan dan kecemasan masyarakat terhadap depresi ekonomi yang melanda

ekonomi saat itu, muncul ekonom genius yang dalam catatan sejarah dikatakan sebagai

penyelamat kapitalisme yakni John Maynard Keynes. Lewat karya monumentalnya The

General Theory of Employment, Interest and Money, Keynes menyatakan bahwa kapitalisme

pada dasarnya tidak stabil dan tidak berkecenderungan ke arah full employment. Hal ini

tentunya terdapat relasi dengan pemikiran Karl Marx yang menyatakan bahwa pada dasarnya

kapitalisme adalah sistem yang dalam satu sisi memberikan dampak positif dalam bentuk

pertumbuhan ekonomi, namun disisi lain sistem kapitalisme juga dipenuhi sifat negatif. Sifat

negatif tersebut bagi Karl Marx jauh lebih dominan dari pada sifat positifnya. Di antara sifat

negatif tersebut, Karl Marx mengidentifikasinya dalam bentuk eksploitasi dan alienasi yang

di alami kaum buruh proletariat.

Walaupun demikian, Keynes menolak ide penyelamatan perekonomian saat itu dengan pola

nasionalisasi perekonomian, penetapan kontrol upah-harga, serta intervensi pemerintah dalam

penawaran dan permintaan. Menurut Keynes sebagaimana Mark Skousen kutip, yang harus

dilakukan pemerintah adalah mengendalikan kendaraan kapitalisme dan mengembalikannya

ke jalan menuju kemakmuran. Beberapa cara yang ditawarkan adalah dengan menjalankan

kebijakan defisit anggaran dan melakukan pengeluaran untuk kerja publik yang akan

menaikkan permintaan dan memulihkan kepercayaan pasar. Kebijakan defisist anggaran

tersebut hanya dijalankan jika sistem kapitalisme keluar dari track dalam mewujutkan

kemakmuran yang ditandai dengan krisis ekonomi. Setelah kapitalisme kembali ke tracknya

maka kebijakan defisit anggaran tersebut tidak perlu lagi untuk dijalankan.

Dari hal ini maka dapat dipahami bahwa sistem kapitalisme nyata-nyata tidak bisa hanya

beroperasional dengan mekanisme invisible hand tanpa disokong oleh keberadaan pemerintah

dalam ranah ekonomi. Peran pemerintah di bidang ekonomi menjadi sangat penting dan fital

jika mekanisme pasar bebas tidak mampu berjalan dengan sebenarnya. Solusi jalan tengah

yang ditawarkan Keynes adalah salah satu fakta bahwa pemerintah memiliki peran penting

dalam perekonomian. Perekonomian tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme

pasar sebagaimana pandangan ekonom klasik.

1.4 Segi-segi Negatif Kapitalisme

Sitem buatan manusia.Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk mencapai

kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan

umum.

Page 22: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Egoistik.Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar

utk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati

kepentingan umum.

Monopolostik.Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan

menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya utk dijual dgn

harga mahal yg berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.

Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik

pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.

Persaingan.Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga.

Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme

berubah menjadi riba di mana yg kuat menerkam yg lemah. Hal ini sering menimbulkan

kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.

Perampasan tenaga produktif.Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang

komoditas yg harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia

sebagai barang yg dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dgn

orang lain yg upahnya lbh rendah dan mampu bekerja lbh banyak dan pengabdiannya lbh

baik.

Pengangguran.Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya

pengangguran yg mendorong pemilik perusahaan utk menambah tenaga yg akan

memberatkannya.

Kehidupan yg penuh gejolak.Ini adl akibat logis dari persaingan yg berlangsung antara dua

kelas. Yang satu mementingkan pengumpulan uang dgn segala cara. Sedangkan yg satu lagi

tidak diberi kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok hidupnya tanpa kenal belas

kasihan.

Penjajahan.Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru utk memasarkan

hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan penjajahan terhadap semua bangsa.

Pada mulanya dalam bentuk penjajahan ekonomi pola pikir politik dan kebudayaan.

Kemudian memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi

kepentingan penjajahan.

Peperangan dan malapetaka.Ummat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk

pembunuhan dan pembantaian luar biasa biadabnya. Itu terjadi sebagai akibat logis dari

sebuah penjajahan yg menimpa ummat manusia di bumi yg melahirkan bencana paling keji

dan kejam.

Didominasi hawa nafsu.Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip demokrasi politik dan

pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yg mereka gembar-gemborkan dibarengi dgn hawa

nafsu yg mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.

Page 23: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Riba.Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar penyakit

yg membuat seluruh dunia menderita.

Tidak bermoral.Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu manusia

dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem kapitalisme antara

ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.

Kejam.Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja komoditas yg lebih dgn cara dibakar

atau dibuang ke laut krn khawatir harga akan jatuh disebabkan banyaknya penawaran. Mereka

berani melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa yg menjerit kelaparean.

Boros.Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan besar-

besaran tanpa peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yg mereka cari

keuntungan belaka.

Tidak berperikemanusiaan.Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh krn

alasan tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diperingan akhir-akhir ini dgn

adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.

Perbaikan-perbikan Kapitalisme Inggris sampai tahun 1875 merupakan negara kapitalis terbesar

dan termaju. Tetapi pada perempat akhir abad ke-19 muncul Amerika Serikat dan Jerman. Menyusul

Jepang setelah perang dunia ke-2.

Pada tahun 1932 di Inggris negara mulai langsung melakukan campur tangan secara basar-besaran. Di

Amerika campur tangan negara mulai ditingkatkan sejak tahun 1933. Di Jerman campur tangan

negara dimulai sejak Hitler. Tujuannya tidak lain hanyalah memelihara kesinmbungan kapitalisme.

Campur tangan negara ini terutama dalam bidang perhubungan pengajaran dan perlindungan terhadap

hak-hak warga negara dan masa peraturan yg bersifat sosial seperti asuransi sosial dan orang-orang

jompo pengangguran orang lemah pemeliharaan kesehatan perbaikan pelayanan dan peningkatan taraf

hidup.

Kapitalisme mulai berorientasi kepada perbikan sektoral disebabkan munculnya kaum buruh sebagai

kekuatan produktif di negara-negara demokrasi tekanan dari komite hak-hak azasi manusia dan utk

membendung ekspansi komunisme yg berpura-pura menolong kaum buruh dan mengklaim sebagai

pembelanya.

2. Sistem Perekonomian Sosialisme

2.1. pengertian

Page 24: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang

cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan

campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata

kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup

orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain

sebagainya. Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal

permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur

berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.

Sistem perekonomian Sosialisme memberikan kebebasan yang cukup besar kepada

setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.

Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian

negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai

oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas dan lain sebagainya.

Dalam sistem ekonomi Sosialisme atau Sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan

penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal

dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.

Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan

ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal

abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert

Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada

tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle [1] .

Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh

berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum

buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas

dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat

melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite

Istilah '''sosialisme''' atau '''sosialis''' dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan

dengan [[ideologi]] atau kelompok ideologi, sistem [[ekonomi]], dan [[negara]]. Istilah ini mulai

digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam [[bahasa Inggris]], istilah ini digunakan pertama kali untuk

menyebut pengikut [[Robert Owen]] pada tahun [[1827]]. Di [[Perancis]], istilah ini mengacu pada

para pengikut doktrin [[Comte de Saint-Simon|Saint-Simon]] pada tahun [[1832]] yang dipopulerkan

oleh [[Pierre Leroux]] dan [[J. Regnaud]] dalam ''[[l'Encyclopédie Nouvelle]]''<ref>''A History of

Page 25: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Socialist Thought'', Volume 1 ([[1965]]), hlm. 1-2</ref>. Penggunaan istilah sosialisme sering

digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua

sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19

hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat

[[egalitarian]] yang dengan [[sistem ekonomi]] menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak

daripada hanya segelintir elite.

2.2. Sosialisme sebagai ideologi

Menurut penganut [[Marxisme]], terutama [[Friedrich Engels]], model dan gagasan sosialis dapat

dirunut hingga ke awal sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa

pencerahan abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti [[Marquis de Condorcet]],

[[Voltaire]], [[Jean-Jacques Rousseau|Rousseau]], [[Diderot]], Abbé de Mably, dan Morelly,

mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas berbagai lapisan masyarakat di [[Perancis]].

2.3.Cabang aliran sosialisme

Sejak abad ke-19, sosialisme telah berkembang ke banyak aliran yang berbeda, yaitu:

* [[Anarkisme]], terutama [[Sosialisme libertarian]]

* [[Anarko-Sindikalisme]]

* [[Komunisme]]

* [[Marhaenisme]]

* [[Marxisme]]

* [[Sindikalisme]]

* [[Sosialisme Afrika]]

* [[Sosialisme Arab]]

Page 26: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

* [[Sosialisme Demokratik]]

* [[Sosialisme International]]

* [[Sosialisme Kristen]]

* [[Sosialisme Utopia]]

Gerakan sosio-politik maupun intelektual dalam Marxis-Sosialis dapat dikelompokkan lagi menjadi:

* [[Albanian Party of Labour|Albanianisme]]

* [[Komunisme konsiliasi]]

* [[Juche]]

* [[Castroisme]]

* [[Komunisme kiri]]

* [[Leninisme]]

* [[Maoisme]]

* [[Marxis humanisme]]

* [[Situasionisme]]

* [[Stalinisme]]

* [[Trotskyisme]]

2.4. Sosialisme sebagai sistem ekonomi

Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Berpijak pada konsep [[Karl Marx]]

tentang penghapusan kepimilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status

kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan

masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan sebagainya.

Page 27: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Kritik dan debat

Sejumlah pakar ekonomi dan sejarah telah mengemukakan beberapa masalah yang berkaitan

dengan teori sosialisme. Diantaranya antara lain [[Milton Friedman]], [[Ayn Rand]], [[Ludwig von

Mises]], [[Friedrich Hayek]], dan [[Joshua Muravchik]].

Kritik dan keberatan tentang sosialisme dapat dikelompokkan menjadi:

* Insentif

* Harga

* Keuntungan dan kerugian

* Hak milik pribadi

3. Sistem Perekonomian Komunisme

3.1. pengertian

Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai

pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan

memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua

unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan

pemerataan ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah

sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem komunisme

tersebut.

Perekonomian yang berlandaskan kepada ideologi komunisme merupakan perekonomian

yang bertujuan bagaimana setiap anggota masyarakat bekerja berdasarkan kemampuan dan keahlian

mereka untuk menciptakan komunal (komunal berarti kumpulan, komunitas, dari yang sederhana

hingga yang kompleks) yang sejahtera. Dalam perekonomian komunisme, seorang guru bekerja

sebagai guru, seorang tukang ojek bekerja sebagai tukang ojek, menteri bekerja sebagai menteri.

Artinya semua mengerjakan apa yg menjadi keahliannya. Individu dalam ekonomi komunisme bukan

mengejar kekayaan, melainkan bagaimana dia bersumbangsih terhadap komunalnya, terhadap

kepentingan sosialnya. Seorang komunis akan "kaya" disaat dia berhasil mengabdikan dirinya untuk

Page 28: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

kepentingan komunal, kepentingan sosial. Mungkinkah kita seperti itu? Adakah orang yang tidak mau

kaya secara materi?

Justru dengan ekonomi komunismelah kita mendapatkan kekayaan yang tanpa ada kesenjangan, tidak

ada miskin dan kaya, karena kita sama kaya nya, karena kita satu komunal, seorang komunis akan

berpikir bagaimana komunal nya sejahtera, disaat komunal nya telah sejahtera, secara otomatis dia

sejahtera. Berbeda dengan kapitalis yang berprinsip bagaimana harta saya berlipat ganda? Apa yang

dilakukan untuk melipatgandakan harta itu? Segala cara dilakukan oleh kapitalis.

Ekonomi kapitalis bergerak dari bagaimana individu memperkaya diri. Seandainya ada 10 orang

kapitalis di sebuah komunitas. Dengan prinsip kapitalis, tentunya mereka akan saling bersaing,

menjatuhkan yang lain, karena tidak mungkin dalam sebuah pertarungan ada 10 pemenang. Artinya

akan muncul 1 kapitalis paling kaya di antara mereka dan 1 kapitalis paling miskin. Ke 10 orang

tersebut sudah pasti berbeda kekayaannya, dan sudah pasti yang paling lemah yang paling miskin.

Bayangkan, sudah lemah, miskin lagi.

Ekonomi komunis bergerak bagaimana komunalnya menjadi kaya (sejahtera). Seandainya ada 10

orang komunis di komunal itu, maka 10 orang berpikir, bekerja dan berpartisipasi mewujudkan

komunal yang kaya. Tidak ada konflik satu sama lain. Semua bekerja untuk komunal. Setiap orang

mengerjakan spesialisasi masing-masing. Semua orang akan dengan sendirinya menjadi kaya seiring

dengan kaya nya komunal itu. Mereka semua memiliki kekayaan yang setara, tidak ada yang miskin,

semua setara. Mungkinkah kita cemburu atau iri apabila yang kita punya setara dengan yang orang

lain punya? Hanya karena perbedaanlah maka timbul kecemburuan.

Hanya dengan komunismelah kita mampu menyingkirkan kesenjangan sosial.

3.2 Negara komunis

Ideologi komunisme mula diterapkan ketika meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia pada 7

November 1917. Sejak itu komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain.

Komunisme tidak percaya kepada kewujudan Tuhan. Ini menyebabkan ramai penduduk

beragama tidak menyokong komunis. Kerajaan komunis juga sering menindas mereka yang

berpegang kepada agama.

Secara rasminya ada 9 buah negara yang pernah ditubuhkan berpegang dengan fahaman

komunis:

Page 29: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

1. Kesatuan Soviet (Kesatuan Republik Sosialis Soviet)

2. China (Republik Rakyat China)

3. Cuba (Republik Cuba)

4. Laos (Republik Demokratik Rakyat Lao)

5. Vietnam (Republik Sosialis Vietnam)

6. Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea)

7. Yaman Selatan (Republik Demokratik Rakyat Yaman )

8. Myanmar/Burma (Republik Sosialis Kesatuan Burma)

9. Kemboja/Kampuchea (Demokratik Kampuchea)

Walau bagaimanapun hanya 5 buah negara yang kekal memerintah di bawah komunis iaitu:

1. China

2. Laos

3. Vietnam

4. Cuba

5. Korea Utara

Sungguhpun begitu, fahaman komunis yang diperjuangkan dahulu sudah mula luntur

dimamah usia selepas pencetusannya. Hal ini dapat dilihat di Negara China sendiri, polisi

pemerintah China terhadap pelabur (kapitalis) yang dianggap musuh rakyat telah berubah

semenjak 90-an lagi. Hal ini dapat dilihat dengan kebanjiran kilang-kilang di dalam negara

China sendiri.

Walaupun ramai yang menganggap ideologi komunisme sudah lemah berikutan jatuhnya

Kesatuan Republik Soviet pada tahun 1991, namun ideologi itu tetap wujud dalam bentuk

sosialisme. Masih terdapat Parti Komunis di negara-negara lain seperti di barat yang

memperjuangkan hak pekerja, pelajar dan bersikap anti-penjajah.

3.3 Sistem Perekonomian

Sistem perekonomian Komunisme, dimana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-

sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi,

sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil

hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan.

Page 30: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak

negara yang meninggalkan sistem Komunisme tersebut.

Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Pada akhir abad

ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mengembangkan beberapa tesis untuk membedakan antara

Sosialisme dan Komunisme. Menurut mereka, Sosialisme adalah tahap yang harus dilalui masyarakat

untuk mencapai Komunisme. Dengan demikian Komunisme atau masyarakat tanpa kelas adalah

tujuan akhir sejarah. Konsekuensinya, tahap Sosialisme adalah tahap kediktatoran rakyat untuk

mencapai Komunisme, seperti halnya pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni Sovyet berada

dalam tahap Sosialisme.

Hingga saat ini, partai-partai Sosial Demokrat masih tetap berdiri seperti halnya di Eropa seperti di

negara Jerman, Belanda, Norwegia dan Prancis. Beberapa yang menganut Sosialisme juga seperti

halnya partai-partai buruh di Inggris dan Itali. Sedangkan di Indonesia atau dapat disebut dengan

Sosialisme Indonesia atau sering disebut juga Sosialisme Religius, menurut E. Ultrech S.H. adalah

Sosialisme yang di Indonesiakan atau Indonesia yang disosialiskan.

Sosialisme Indonesia itu muncul di dalamnya jiwa seluruh rakyat Indonesia, tumbuh subur didalam

kebudayaan, dan adat-istiadat bangsa Indonesia meskipun Sosialisme itu tidak seratus persen

diterapkan oleh perilaku bangsa Indonesia. Disebut sebagai Sosialisme Religius itu pun merupakan

cerminan dari masyarakat Indonesia yang religius. Maka salah apabila Sosialisme Indonesia tersebut

digambarkan sama dengan Sosialisme di negara-negara lain yakni Sosialisme yang menolak

Pluralisme Demokratis. Justru sebaliknya, Sosialisme Indonesia adalah sangat menjunjung Pluralisme

Demokratis itu, yaitu menjunjung tinggi keberagaman yang ada di tanah air Indonesia.

Dalam perkembangannya pula, banyak diantara para pemikir Sosialis maupun praktisi gerakan-

gerakan Sosialisme masih mengandalkan Komunisme ( Marxisme ) sebagai dasar pemikiran maupun

gerakannya. Ada yang menggunakan Marxisme secara kritis akan tetapi ada juga yang secara

dogmatis memujanya hingga saat ini. Kecenderungan-kecenderungan demikian terjadi tidak hanya di

negara-negara Eropa akan tetapi juga di negara-negara dunia ketiga sepertihalnya di Indonesia.

Di Eropa, Marxisme digunakan sebagai alat analisa pemikiran, maka peran Marxisme lebih berlaku

pada perdebatan-perdebatan intelektual filsafat dalam melahirkan berbagai varian-varian baru.

Sementara di negara-negara dunia ketiga dimana tingkat kegiatan praksis Sosialisme lebih berjalan,

Marxisme masih menjadi ideologi dasar dan terutama bagi mereka yang baru saja lepas dari

kungkungan rezim otoriter militeristik.

Diantara ideologi Sosialisme dan ideologi Kapitalisme terjadi konflik yang tidak dapat dihindarkan,

hal ini dikarenakan Kapitalisme ingin mempertahankan pemilikan perorangan atas alat-alat produksi

dan ingin mempertahankan penghisapan manusia atas manusia melalui sistem kerja upahan di mana

besarnya upah ditentukan oleh pemilik kapital. Sedangkan Sosialisme ingin membebaskan manusia

dari belenggu rantai penghisapan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa melalui revolusi di

mana alat-alat produksi harus menjadi milik bersama seluruh masyarakat, digunakan bersama, dan

Page 31: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

hasilnya untuk memenuhi kepentingan hidup bersama di bawah pengaturan negara.

Dalam ideologi Kapitalisme, negara adalah pelayan kaum Kapitalis. Negara harus membuat undang-

undang untuk melindungi kepemilikikan kapital kaum Kapitalis. Disamping itu negara harus

melaksanakan kebijakan politik yang melindungi dan menguntungkan kaum Kapitalis. Sedangkan di

dalam ideologi Sosialisme, negara merupakan pelayan rakyat. Dalam arti, negara harus membuat

undang-undang untuk melindungi kepemilikan bersama seluruh masyarakat atas alat-alat produksi

dan disamping itu, negara harus melaksanakan kebijakan politik yang melindungi dan

menguntungkan kaum pekerja (buruh).

4. Sistem Perekonomian Fasisme

4.1. Sejarah

Paham fasisme mencuat ketika dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang

yang muncul saat itu, terjadi sebagai akibat perkembangan ideology fasis di Italia, Jerman

dan Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalisnya. Sehabis berlangsungnya

Perang Dunia II, ideologi fasisme seakan-akan berakhir, tetapi hal yang terjadi tidak nyata

demikian. Sebagai sebuah produk pemikiran, benih-benih fasisme akan terus ada selama

terdapat kondisi obyektif yang membentuknya.

Ebenstein mencatat bahwa “jika komunisme adalah pemberontakan pertama terhadap

liberalisme, maka fasisme adalah pemberontakan kedua”. Fasisme muncul dengan

pengorganisasian pemerintahan dan masyarakat secara totaliter, kediktatoran partai tunggal

yang bersifat: ultra-nasionalis, rasis, militeris dan imperialis. Fasisme juga muncul pada

masyarakat pasca-demokrasi dan pasca-industri. Jadi, fasisme hanya muncul di negara yang

memiliki pengalaman demokrasi. Hal- hal yang penting dalam penbentukan suatu karakter

negara fasis adalah militer, birokrasi, prestise individu sang diktator dan terpenting, dukungan

massa. Semakin keras pola kepemimpinan suatu negara fasis, semakin besar pula dukungan

yang didapatnya.

4.2. Latar Belakang Fasisme

Kondisi penting lainnya dalam pertumbuhan negara fasis adalah perkembangan

industrialisasi. Munculnya negara industri, memunculkan ketegangan sosial dan ekonomi.

Jika liberalisme adalah penyelesaian ketegangan dengan jalan damai yang mengakomodasi

Page 32: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

kepentingan yang ada, maka fasisme mengingkari perbedaan kepentingan secara paksaan.

Fasisme mendapat dukungan pembiayaan dari industriawan dan tuan tanah, karena kedua

kelompok ini mengharapkan lenyapnya gerakan serikat buruh bebas, yang dianggapnya

menghambat kemajuan proses produksi dalam industri. Sumber dukungan lain bagi rezim

fasis adalah kelas menengah, terutama pegawai negeri. Mereka melihat fasisme adalah

sebuah sarana untuk mempertahankan prestise yang ada sekaligus perlindungan politik.

Fasisme juga memerlukan dukungan dari kaum militer, sebagaimana fasisme Jerman, Italia

dan Jepang, sebagai jalan menuju militerisasi rakyat.

Meskipun fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi ekonomi, sebagaimana

teori marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan hal itu. Banyaknya angka pengangguran

akibat depresi, melahirkan kelompok yang secara psikologis menganggap dirinya tidak

berguna dan diabaikan. Saat hal ini terjadi, maka fasisme bekerja dengan memulihkan harga

diri mereka, dengan menunjukkan bahwa mereka adalah ras unggul sehingga mereka merasa

dimiliki. Dengan modal inilah, maka fasisme juga memperoleh dukungan dari rakyat lapisan

bawah.

Dengan demikian, fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat. Fasisme memanfaatkan

secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang ada seperti: frustasi, kemarahan dan

perasaan tak aman. Tak aneh, jika dalam sejarahnya rezim fasis senantiasa mendapatkan

dukungan masyarakat. Terutama hal ini jelas terjadi di Jerman.

Akar-akar Psikologis Totaliterisme

Petunjuk ke arah pemahaman fasisme terletak pada kekuatan dan tradisi masyarakatnya. Di

Jerman, Jepang dan Italia, tradisi otoritarianisme sudah menjadi hal yang terjadi berabad-

abad. Sehingga munculnya rezim fasis merupakan hal yang biasa. Dengan cara hidup otoriter

maka jalan menuju otorianisme hanya menunggu waktunya saja. Munculnya kediktatoran

secara politik, ditandai dengan munculnya pemimpin yang menggebu-gebu meraih kekuasaan

dan memiliki hasrat yang kuat untuk mendominasi.

Namun demikian antara sang diktator dan fasisme juga dipengaruhi iklim suatu masyarakat.

Ada kalanya iklim suatu negara lebih mudah menerima kediktatoran dibandingkan dengan

Page 33: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

negara lainnya. Jerman, Italia dan jepang mungkin adalah tipekal negara demikian.  Adanya

gerakan massa yang otoriter dalam fasisme justru ditentukan oleh hasrat banyak orang untuk

memasrahkan diri dengan setia. Hal ini tentunya tidak dapat diamati dari sudut pandang

rasionalitas. Fasisme ibarat memanfaatkan kondisi psikologis kepatuhan sang anak kepada

orang-tuanya. Dengan kepatuhan, maka sang anak akan terlindungi karena memiliki tempat

bergantung.

Fasisme juga memiliki ciri untuk menyesuaikan diri dengan praktek kuno yang sudah ada.

Mementingkan status dan kekuatan pengaruh, kesetiaan kelompok, kedisiplinan dan

kepatuhan yang membabi-buta. Hal ini menyatu dalam membentuk karakter fasis. Sehingga

sebagai suatu kesatuan, mereka hanya patuh terhadap perintah tanpa harus mempersoalkan

apa dan bagaimananya.

Sebagai cara mempertahankan kesatuan, fasisme juga menciptakan musuh-musuh yang nyata

maupun imajiner. Jerman memusuhi yahudi, karena yahudi dianggap ras rendah yang

senantiasa mengotori kemurnian ras arya. Memusuhi kaum komunis maupun liberalis-kapital,

karena mereka bukan bangsa arya atau indo-jerman. Jika merasa kekuatannya telah cukup

untuk tidak sekedar berteori, maka kaum Fasis mulai menunjukkan sifat imperialisnya.

Mereka akan menjanjikan kemenangan dalam permusuhan dengan bangsa lain. Kaum fasis

senantiasa ingin menunjukkan bahwa mereka lebih unggul dari bangsa atau negara manapun.

Nahasnya, apabila fasisme kalah, maka sang pemimpin fasis akan menjadi korban

kehancuran rezimnya sendiri. Sejarah mencatat nasib tragis yang dialami Mussolini yang

ditembak dan digantung oleh rakyatnya sendiri, setelah sebelumnya Italia mengumumkan

kekalahannya dalam perang. Nasib Hitler mungkin sedikit lebih baik, karena ia “mati

terhormat”  tanpa  harus tunduk kepada musuhnya.

4.3. Teori dan Praktek Fasisme

Doktrin dan Kebijaksanaan

Tidak seperti komunisme, fasisme tidak memiliki landasan prinsipil yang baku atau mengikat

perihal ajarannya. Apalagi dewasa ini dapat dipastikan, bahwa fasisme tidak memiliki

organisasi yang menyatukan berbagai prinsip fasis yang bersifat universal.

Page 34: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Namun demikian, bukan berarti fasisme tidak memiliki ajaran. Setidaknya para pelopor

fasisme meninggalkan jejak ajaran mereka perihal fasisme. Hitler menulis Mein Kampft,

sedangkan Mussolini menulis Doktrine of Fascism. Ajaran fasis model Italia-lah yang

kemudian menjadi pegangan kaum fasis didunia, karena wawasannya yang bersifat moderat. 

Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:

Pertama, ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang

bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi

didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap masalah

ras, kerajaan atau pemimpin.

Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan.  Bagi fasisme manusia tidaklah sama,

justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria

melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai,

bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah.

Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang

berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang mengedepankan

kekuatan.

Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan.  Dalam

pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang

bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan.

Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp

konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran

doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada

perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya.

Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus

dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat.  Jika ada

pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit.

Kelima, totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam

meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum

wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak),

kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola

Page 35: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme

dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.

Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara

kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan

kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit,

yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur

keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang

lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat

imperialisme.

Terakhir atau ketujuh, fasisime memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban

internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang

sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut.

Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban

manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban

internasional.

4.5 Ekonomi Fasis

Ekonomi fasis menurut Ebenstein memiliki ciri negara korporasi. Dalam pemahaman ini,

negara berkuasa untuk menata dan mengawasi system perekonomian. Negara fasis mengatur

asosiasi modal dan tenaga kerja, dimana tenaga kerja diawasi dan asosiasi mendapatkan

monopolinya. Dengan demikian negar berfunsi sebagai kelompok penengah.

Ada dua asumsi yang mendasari filsafat negara korporasi. Pertama,masyarakat biasa tidak

boleh memikirkan hal-hal yang bersifat politik. Mereka hanya berhak menjalankan tugasnya

sendiri-sendiri. Kedua, para elitlah yang dianggap memiliki kemampuan untuk memahami

masalah seluruh anggota masyarakat. Karena itu hanya mereka yang berhak memerintah.

Demokrasi dengan tegas menolak hal ini. Demokrasi melihat bahwa aspek ekonomi dan

politik adalah sesuatu yang tak terpisahkan. Selain itu sangat tidak mungkin para penguasa

menggantikan “perasaan’ masyarakat yang dikuasai, terlebih lagi adanya prinsip kelas unggul

di dalam masyarakat.

Page 36: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Bagi kaum fasis sendiri, Italia misalnya, negara  korporasi bukanlah suatu respons atas

kapitalisme maupun sosialisme liberal. Melainkan adalah suatu solusi kreatif dalam

memikirkan kemakmuran ekonomi. Namun demikian, bagaimanapun fasisme yang totaliter

tidak pernah mengizinkan persaingan bebas. Negara harus menunjukkan kuasanya diatas

kepentingan atau unsur apapun.

Pada akhirnya, negara korporasi fasis terbukti kebangkrutannya. Saat Italia mulai

dikalahkan oleh tentara sekutu pada Perang Dunia II, maka kepercayaan terhadap Il Duce

juga memudar. Akhirnya, Mussolini harus merasakan hukuman mati dari rakyatnya sendiri.

4.6 Kasus “Fasisme” di Spanyol

Dalam melengkapi bahasannya, Ebenstein juga menceritakan mengenai keberadaan gerakan

fasisme di Spanyol, di bawah pimpinan jendral Franco. Ebenstein mencatat bahwa ideology

fasisme di Spanyol bertindak lebih moderat, karena pada awalnya ia hanya merupakan bentuk

perkembangan kepentingan nasionalisme. Jendral Franco sendiri juga pada awalnya bukanlah

seorang fasis, melainkan hanya militer biasa. Ia justru memanfaatkan kelompok Phalangis

dalam menjalankan kekuasaannya. Berbeda dengan Fasisme Jerman dan Itali, dimana

partailah yang memanfaatkan militer.

Bertahannya gerakan “fasis” franco lebih disebabkan karakter Spanyol yang agak berbeda

dengan fasisme di Jerman maupun Italia. Di Spanyol, franco menjadi penguasa karena

kemenangannya dalam perang saudara melawan kelompok republik. Ia juga mendapatkan

dukungan kaum gerejawan, yang dipinggirkan dalam pemerintahan republik. Lebih penting,

franco berkuasa atas negara yang baru mengembangkan industri dan baru bangkit sehabis

perang, sehingga ketika Perang Dunia II terjadi, ia memilih untuk tidak melibatkan diri dalam

persekutuan fasisme Italia-Jerman dan Jepang. Ketidak ikutsertaannyalah yang membuat

rezim Franco mampu bertahan. Bahkan hingga kematiannya, ia masih di elukan oleh

rakyatnya.

Namun demikian, pada akhirnya fasisme di Spanyol justru tumbang secara konstitusional

dengan tahap kompromi yang lebih lunak. Dalam hal ini kelompok monarki Raja Juan Carlos

memainkan hal yang penting, dan ternyata rakyat Spanyol juga tidak terlampau bereaksi

karena perubahan yang ada. Lambat laun, Spanyol memasuki system liberalisme dan menjadi

bagian masyarakat eropa.

Page 37: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

4.7 Tanggapan terhadap bacaan

Tulisan ebenstein mengenai fasisme, mencoba mendudukkan ideology fasisme dalam tataran

substansial. Ia melihat gejala fasisme sebagai suatu kondisi pada sebuah masyarakat, dan

mungkin saja dapat terulang kembali. Tulisan ebenstein juga dikayakan dengan contoh

kontemporer, yaitu kasus Spanyol.

Namun demikian, terdapat juga hal yang dirasakan kurang mengenai hal bagaimana fasisme

mampu mempertahankan dukungan massa. Ebenstein hanya melihat adanya kekerasan

sebagai suatu faktor pendukung, seakan melupakan faktor yang lainnya. Padahal, terdapat

mekanisme penting yang dilupakan Ebenstein yaitu bagaimana kaum fasis menciptakan

slogan atau ritus-ritus historis demi membangun karakter nasionalisme mereka.

Bagaimanapun juga, jika kita mengamati munculnya negara fasis terdapat kecenderungan

bahwa fasisme muncul pada negara yang memiliki identitas historis yang kuat.

Tentu bukan suatu kebetulan, selain menggunakan kekerasan, fasisme juga memanfaatkan

parade atau aksi massa untuk memperkuat nasionalisme pendukungnya. Ketika Hitler atau

Mussolini menciptakan gaya sapaan atau slogan dalam ritusnya, hal ini harus dilihat sebagai

cara untuk menciptakan pola hubungan kharismatik (meminjam istilah Max Weber) antara

penguasa dengan rakyatnya. Sehingga dalam konteks inilah hubungan patronase yang

dikatakan ebenstein, dapat dilihat secara aktif. Secara psikologis, melihat manusia berduyun-

duyun berkumpul memberi dukungan, maka akan menimbulkan nuansa sakralitas dan

mitologis mengenai kemampuan komunal yang tak terkalahkan. Hitler lebih kuat fasismenya

bukan hanya karena ia lebih kejam, melainkan juga karena ia mampu memanipulasi dengan

cerdas symbol-symbol yang ada dalam masyarakat.

Faktor sejarah, juga merupakan kekuatan tersendiri. Hitler selalu mendengungkan “Third

Reich”, Mussolini senantiasa mengatakan “Italia la Prima”, sedangkan Jepang senantiasa

menunjukkan propaganda sebagai “Pemimpin Asia”. Ketika Hitler dan Mussolini menjabat

sebagai kepala pemerintahan, maka keduanya juga membangun bangunan-bangunan megah

sebagai symbol kejayaan suatu kekaisaran masa lampau. Bahkan Mussolini memperbaharui

beberapa monumen Romawinya. Dengan kenangan masa lalulah, fasisme bergerak untuk

menciptakan kejayaan di masa sekarang. Karena bagi mereka, hanya negara yang pernah

unggul berhak atas sejarah dimasa sekarang. Dan inilah yang juga diandalkan oleh Hitler

Page 38: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

maupun Mussolini, dimana mereka mampu meyakinkan rakyatnya atas dasar keyakinan

sejarah yang demikian.

Dalam konteks hubungan masa sekarang, ternyata ebenstein belum sampai pada kesimpulan

penutup apakah masa depan fasisme masih ada. Pada titik inilah, terkadang muncul kealpaan

kita dalam melihat keberadaan fasisme. Padahal fasisme yang rasis, sebagai suatu gagasan

dan tindakan juga berada di mana-mana. Apakah benar yang ditunjukkan Paul Wilkinson

(dan juga Harun Yahya), bahwa kekuatan kaum fasis sedang merasuki anak-anak generasi

muda lewat gelombang musik punk dan skin head, dimana symbol nazisme senantiasa

menjadi ikonnya. Atau apakah benar kelompok fasis sedang berupaya membangkitkan jati-

dirinya kembali dengan hooliganisme di kancah sepak bola?  Saya kira hal ini masih

merupakan asumsi-asumsi yang harus dibuktikan oleh sejarah perihal kebenarannya.

5 Sistem Perekonomi Syariah

Ada empat sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini yaitu Kapitalis, sosialis, komunis, dan

fasisme. Sistem ekonomi tersebut merupakan sistem ekonomi yang berkembang berdasarkan

pemikiran barat. Selain itu, tidak ada diantara sistem ekonomi yang ada secara penuh berhasil

diterapkan dalam perekonomian di banyak negara. Sistem ekonomi sosialis atau komando hancur

dengan bubarnya Uni Soviet. Dengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada

awal tahun 90-an membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi

yang sahih. Tetapi ternyata, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk,

karena banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit

semakin kaya.

Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama di negara-

negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan ekonomi Amerika

dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-

sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai

kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing.

Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut lebih menonjol

ketimbang kelebihannya.

Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang

menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara

muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi

Page 39: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan suatu

sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang

telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di

Zazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang

dikembangkan Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk

di Indonesia.

Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma Islam.

Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk menyaingi sistem

ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem

ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari

sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur

hidup manusia guna mewujudkan ketentraman

Page 40: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat di

sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di muka bumi. Ketentraman

hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia,

tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada

keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.

Menurut Islam, kegiatan ekonomi harus sesuai dengan hukum syara’. Artinya, ada yang boleh

dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan atau dengan kata lain harus ada etika. Kegiatan

ekonomi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk kehidupan di dunia maupun di

akhirat adalah merupakan ibadah kepada Allah S.W.T. Semua kegiatan dan apapun yang

dilakukan di muka bumi, kesemuannya merupakan perwujudan ibadah kepada Allah S.W.T.

Dalam Islam, tidak dibenarkan manusia bersifat sekuler yaitu, memisahkan kegiatan ibadah/

uhrowi’ dan kegiatan duniawi.

Dalam Islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah, dan harta yang dimiliki oleh manusia

sesungguhnya merupakan pemberian Allah, oleh karenanya harus dimanfaatkan sesuai dengan

perintah Allah. Menurut Islam, orientasi kehidupan manusia menyangkut hakikat manusia, makna

hidup, hak milik, tujuan penggunaan sumberdaya, hubungan antara manusia dan lingkungan,

harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.

Menyangkut sistem ekonomi menurut Islam ada tiga prinsip dasar (Chapra dalam Imamudin

Yuliadi. 2000) yaitu Tawhid, Khilafah, dan ‘Adalah. Prinsip Tawhid menjadi landasan utama bagi

setiap umat Muslim dalam menjalankan aktivitasnya termasuk aktivitas ekonomi. Prinsip ini

merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini adalah Allah SWT.

Prinsip Tawhid ini pula yang mendasari pemikiran kehidupan Islam yaitu Khilafah (Khalifah) dan

‘Adalah (keadilan).

Khilafah mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka bumi ini

dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta kelengkapan sumberdaya

materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi hidupnya. Ini berarti

bahwa, dengan potensi yang dimiliki, manusia diminta untuk menggunakan sumberdaya yang ada

dalam rangka mengaktualisasikan kepen-tingan dirinya dan masyarakat sesuai dengan

kemampuan mereka dalam rangka mengabdi kepada Sang Pencipta, Allah SWT.

Prinsip ‘Adalah (keadilan) menurut Chapra merupakan konsep yang tidak terpisahkan dengan

Tawhid dan Khilafah, karena prinsip ‘Adalah adalah merupakan bagian yang integral dengan

tujuan syariah (maqasid al-Syariah).

Page 41: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Dalam hal pemilikan sumberdaya atau faktor produksi, Sistem Ekonomi Syariah memberikan

kebebasan yang tinggi untuk berusaha dan memiliki sumberdaya yang ada yang berorientasi

sosial dengan memberikan selft interest yang lebih panjang dan luas. Namun perlu diingat bahwa,

segala sesuatu yang diperoleh merupakan pemberian Allah, karenanya harus digunakan sesuai

dengan petunjuk Allah dan dikeluarkan zakat-nya dan sadaqah yang ditujukan bagi Muslim yang

belum berhasil sebagai implementasi dari rasa sosial yang tinggi. Selain itu, negara dan juga

pemerintah berperan untuk menjaga keseimbangan yang dinamis untuk merealisasikan

kesejahteraan masyarakat. Jadi, dalam Sistem Ekonomi Syariah, ada landasan etika dan moral

dalam melaksanakan semua kegiatan termasuk kegiatan ekonomi, selain harus adanya

keseimbangan antara peran pemerintah, swasta, kepentingan dunia dan kepentingan akhirat

dalam aktivitas ekonomi yang dilakukan.

2. Perbandingan Paradigma, Dasar dan Filosofi Sistem Ekonomi

Dari penjelasan yang telah diungkapkan di atas menyangkut sistem ekonomi yang ada, maka ada

tiga sistem ekonomi yang utama saat ini, yang diterapkan oleh negara-negara di muka bumi ini.

Tiga sistem ekonomi utama tersebut adalah sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis,

dan sistem ekonomi syariah. Ke tiga sistem ekonomi tersebut mempunyai paradigma, dasar dan

fisolofi yang berbeda dan bertolak belakang satu dengan yang lain. terlihat bahwa, untuk sistem

ekonomi sosialis, paradigma yang digunakan adalah Marxis yaitu paradigma yang tidak

mengakui pemilikan secara individual. Semua kegiatan, baik produksi maupun yang lainnya

ditentukan oleh negara dan didistribusikan secara merata menurut kepen-tingan negara. Dasar

yang digunakan dalam ekonomi sosialis yaitu bahwa, pemilikan faktor produksi pribadi tidak

diakui. Sedangkan filosofinya yaitu bahwa, semua anggota masyarakat merupakan satu kesatuan

yang mempunyai kesamaan hak, kesamaan tanggungjawab dan kesamaan lainnya. Dalam sistem

ekonomi sosialis ini, semua orang harus sama tidak boleh ada perbedaan.

Sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang mempunyai paradigma bahwa,

kegiatan ekonomi ditentukan oleh mekanisme pasar. Semua aktivitas ekonomi ditentukan oleh

mekanisme pasar. Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa, semua orang merupakan

makhluk ekonomi yang berusaha untuk meme-nuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dan akan

terus

Page 42: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

berusaha memenuhinya sekuat kemampuannya. Individualisme merupakan filosofi yang

digunakan. Dalam hal ini, semua orang berhak untuk memenuhi kebutuhannya sebanyak-

banyaknya dan berhak atas kekayaan yang dimilikinya secara penuh. Faktor-faktor produksi

dapat dikuasai secara individu dan digunakan oleh yang bersang-kutan sesuai dengan

keinginannya tanpa dibatasi sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Paradigma, dasar dan filosofi sistem ekonomi

Selanjutnya, sistem ekonomi syariah mempunyai paradigma bahwa, segala sesuatu yang ada dan

kegiatan yang dilakukan harus didasarkan pada Al Qur’an dan Hadist atau syariah Islam. Dalam

kegiatan ekonomi, dasar yang digunakan adalah bahwa, sebagai umat Muslim setiap orang

mempunyai kewajiban untuk melakukan semua aktivitas sesuai dengan ajaran Islam. Filosofi

yang diterapkan yaitu bahwa, semua manusia adalah makhluk Allah, karenanya harus selalu

mengabdi kepada-Nya. Semua aktivitas yang dilakukan termasuk aktivitas ekonomi merupakan

ibadah kepada Allah.

Dalam ekonomi syariah, etika agama kuat sekali melandasi hukum-hukumnya. Etika sebagai

ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-

tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan

paham dalam ekonomi Barat merujuk pada kitab Injil (Bible), dan etika ekonomi Yahudi banyak

merujuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat dalam

Page 43: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Qur’an. Namun jika etika agama Kristen-

Protestan telah melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam tidak mengarah

pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme menonjolkan sifat individualisme dari

manusia, dan Sosialisme pada kolektivisme, maka Islam menekankan empat sifat sekaligus

yaitu :

1. Kesatuan (unity)

2. Keseimbangan (equilibrium)

3. Kebebasan (free will)

4 .Tanggungjawab (responsibility)

Manusia sebagai wakil atau kalifah Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena

semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah

kepercayaannya di bumi.

Sistem ekonomi syariah berbeda dari Kapitalisme, Sosialisme, maupun Negara Kesejahteraan

(Welfare State). Berbeda dari Kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik

modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. ”Kecelakaanlah bagi

setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung” (Al-Qur’an Al-Humazah, 2). Orang

miskin dalam Islam tidak dihujat sebagai kelompok yang malas dan yang tidak suka menabung

atau berinvestasi. Ajaran Islam yang paling nyata menjunjung tinggi upaya pemerataan untuk

mewujudkan keadilan sosial, ”jangan sampai kekayaan hanya beredar dikalangan orang-orang

kaya saja diantara kamu” (Al-Qur’an, Al-Hasyr, 7).

Disejajarkan dengan Sosialisme, Islam berbeda dalam hal kekuasaan negara, yang dalam

Sosialisme sangat kuat dan menentukan. Kebebasan perorangan yang dinilai tinggi dalam Islam

jelas bertentangan dengan ajaran Sosialisme.

Akhirnya ajaran Ekonomi Kesejahteraan (Welfare State) yang berada di tengah-tengah antara

Kapitalisme dan Sosialisme memang lebih dekat ke ajaran Islam. Bedanya hanyalah bahwa dalam

Islam etika benar-benar dijadikan pedoman perilaku ekonomi sedangkan dalam Welfare State

tidak demikian, karena etika Welfare State adalah sekuler yang tidak mengarahkan pada

”integrasi vertikal” antara aspirasi materi dan spiritual (Naqvi,1951,h80)

Page 44: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Karena etika dijadikan pedoman dalam kegiatan ekonomi, maka dalam berbisnis juga

menggunakan etika Islam. Etika bisnis menurut ajaran Islam juga dapat digali langsung dari Al

Qur’an dan Hadist Nabi. Misalnya karena adanya larangan riba, maka pemilik modal selalu

terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan miliknya, bahkan terhadap

buruh yang dipekerjakannya. Perusahaan dalam sistem ekonomi syariah adalah perusahaan

keluarga bukan Perseroan Terbatas yang pemegang sahamnya dapat menyerahkan pengelolaan

perusahaan begitu saja pada Direktur atau manager yang digaji. Memang dalam sistem yang

demikian tidak ada perusahaan yang menjadi sangat besar, seperti di dunia kapitalis Barat, tetapi

juga tidak ada perusahaan yang tiba-tiba bangkrut atau dibangkrutkan.

Etika Bisnis Islam menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan keadilan,

sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat kekeluargaan

(brotherhood). Misalnya dalam perusahaan yang Islami gaji karyawan dapat diturunkan jika

perusahaan benar-benar merugi dan karyawan juga mendapat bonus jika keuntungan perusahaan

meningkat. Buruh muda yang masih tinggal bersama orang tua dapat dibayar lebih rendah,

sedangkan yang sudah berkeluarga dan punya anak dapat dibayar lebih tinggi dibanding rekan-

rekannya yang muda.

5.2 Sejarah

Konsep ekonomi syariah mulai diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 1991 ketika Bank

Muamalat Indonesia berdiri, yang kemudian diikuti oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya. Pada

waktu itu setiap lembaga keuangan syariah mengadakan sosialisasi dengan usaha sendiri, sehingga

akan menjadi beban yang berat manakala mengetahui bahwa sosialisasi sistem ekonomi syariah hanya

dapat berhasil apabila dilakukan dengan cara yang terstruktur dan berkelanjutan.

Menyadari hal tersebut, lembaga-lembaga keuangan syariah berkumpul dengan mengajak seluruh

kalangan yang berkepentingan untuk membentuk suatu organisasi, yang dengan usaha bersama akan

melaksanakan program sosialisasi yang terstruktur dan berkesinambungan kepada masyarakat.

Organisasi ini kemudian dinamakan ?Masyarakat Ekonomi Syariah?, dengan anggota dari lembaga

keuangan syariah, lembaga pendidikan, lembaga nirlaba, perusahaan dan bahkan perorangan.

Page 45: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Masyarakat Ekonomi Syariah yang disingkat dengan MES, atau dengan sebutan dalam bahasa Inggris

adalah The Society for Islamic Sharia Economy atau dalam bahasa arabnya Al Ijtima? lil-Iqtishadi Al-

Islamiy, didirikan pada hari Senin, Tanggal 1 Muharram 1422 H, bertepatan pada tanggal 26 Maret

2001 M. Pendiri MES adalah Perorangan, lembaga keuangan, lembaga pendidikan, lembaga kajian

dan badan usaha yang tertarik untuk mengembangkan ekonomi syariah. MES berasaskan Syariah

Islam, serta tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia,

sehingga terbuka bagi setiap warga negara dan badan hokum Indonesia tanpa memandang keyakinan

agamanya.

Pada awalnya MES didirikan hanya untuk di Jakarta saja tanpa mempunyai rencana untuk

mengembangkan ke daerah-daerah. Ternyata kegiatan yang dilaksanakan oleh MES memberikan

ketertarikan bagi rekan-rekan di daerah untuk melaksanakan kegiatan serupa. Pada saat itu disepakati

mempersilahkan rekan-rekan di daerah untuk menggunakan nama MES dengan menambahkan nama

daerah dibelakangnya. Disepakati pula bahwa diantara kepengurusan tidak ada jalur koordinasi

apalagi komando.

Bisa ditebak, perkembangan ekonomi syariah di daerah semakin meluas, banyak MES-MES daerah

yang berdiri. Sebut saja MES JABAR, MES SULSEL, MES SULTRA, MES JATIM, MES

MALANG RAYA, MES SEMARANG, MES SURAKARTA, dll. Kegiatan sosialisasi dan edukasi

masyarakat tentang ekonomi syariah semakin memberikan dampak positif bagi masyarakat dan

industri keuangan syariah tentunya.

Nama MES dan peran aktif yang semakin terasa menyebabkan permintaan izin untuk mendirikan

MES di daerah lain semakin banyak masuk ke Jakarta. Sehingga rekan-rekan MES Daerah mendesak

agar MES-MES ini disatukan dalam satu organisasi bersama. Karena desakan semakin kuat, maka

pada Mei 2006, tepatnya saat penyelenggaraa Indonesia Sharia Expo I, MES menyelenggarakan

Musyawarah Nasional Luar Biasa Masyarakat Ekonomi Syariah. Disepakati bahwa seluruh MES

daerah bersedia berhimpun dalam satu organisasi bersama yang bersifat Nasional. Menyepakati MES

yang di Jakarta sebagai Pengurus Pusat dan menugaskan untuk menyusun AD/ART pertama MES.

Page 46: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Tahun 2008 adalah tahun pertama bagi Masyarakat Ekonomi Syariah melaksanakan Musyawarah

Nasional. Disana akan dimatangkan lebih lanjut gerak dan langkah organisasi ini dalam

menggerakkan ekonomi masyarakat ke arah ekonomi syariah serta menjadikan solusi atas masalah

ekonomi negara ini.

Harapan ke depan, peran MES dalam mensosialisasikan ekonomi syariah dapat lebih ditingkatkan

lagi. Penggerak MES adalah mereka yang kreatif dan punya program-program unggulan. MES

menjadi mitra pemerintah (legislatif dan eksekutif) dan juga Bank Indonesia dalam mengembangkan

ekonomi syariah. Bersama-sama dengan Majelis Ulama Indonesia untuk mendorong pemerintah

dalam mencanangkan gerakan ekonomi syariah secara nasional. Untuk itulah, culture value MES

kiranya perlu lebih digali lagi.

MES juga harus tetap independen, tidak terafiliasi dengan salah satu partai politik, namun harus tetap

menjalin kerjasama agar dapat diterima semua pihak. Alhamdulillah, dengan segala aktifitasnya, MES

telah mendapat pengakuan di semua kalangan masyarakat, baik dari kalangan ulama, praktisi,

akademisi, pemerintah dan legislatif.

 

VISI MES

Sebagai organisasi kemasyarakatan, MES mempunyai visi menjadi wadah yang diakui sebagai acuan

dan diikuti sebagai teladan bagi usaha percepatan pengembangan dan penerapan system ekonomi dan

etika usaha yang sesuai dengan syariah Islam di Indonesia

 

MISI MES

1. Membangun sinergi dan kemitraan di antara perorangan dan lembaga-lembaga yang terlibat

dalam kegiatan ekonomi syariah

2. Mewujudkan silaturrahim di antara pelaku-pelaku ekonomi, perorangan dan lembaga yang

berkaitan dengan ekonomi syariah

3. Mendorong pengembangan aktivitas ekonomi syariah di Indonesia sehingga menjadi pilihan

utama bagi masyarakat dalam kegiatan usaha termasuk dalam hal investasi maupun

pembiayaan

Page 47: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

4. Meningkatkan hubungan antara anggota dan otoritas yang terkait dengan kegiatan ekonomi dan

keuangan syariahMeningkatkan kegiatan untuk membentuk sumber daya insani yang

mempunyai akhlak, ilmu dan kemampuan untuk menjalankan dan mengembangkan kegiatan

ekonomi syariah

DEKLARASI

 

Bahwa sesungguhnya Islam adalah konsep yang rahmatan lilalamin, maka segala kegiatan yang

berasaskan syariah Islam diyakini dapat berlaku bagi segenap bangsa indomesia, terlepas dari

keyakinan agama yang dianutnya.

 

Dan kegiatan penelitian, pengembanngan serta penerapan sistem ekonomi dan etika usaha yang sesuai

dengan syariah islam telah membutuhkan wadah yang diharapkan diakui sebagai acuan dan diikuti

sebagai teladan bagi usaha percepatan pengembangan dan penerapan sistem ekonomi dan etika usaha

yang sesuai dengan syariah islam si Indonesia.

Maka dengan menyebut Nama Alllah, Rabb Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Serta

dengan memanjatkan Segala Puji bagi Allah, Rabb Semesta Alam : Kami, Asosiasi, Lembaga

Keuangan, Lembaga Pendidikan, Badan Usaha dan Perorangan yang peduli atas berkembanganya

sistem Ekonomi dan Etika Usaha yang berlandaskan Syariah Islam Di Indonesia, Dengan ini

menyatakan berdirinya wadah silaturahmi dengan nama masyarakat Ekonomi Syariah.

 

Kemudian untuk mencapai tujuan wadah silaturahmi yaitu tercapainya suatu masyarakat yang

melaksanakan kegiatan ekonomi dengan mengikuti syariah Islam secara Kaffah atau paripurna, maka

dengan ini kami menyatakan bahwa melalui wadah silaturahmi ini kami akan menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan untuk :

1. Membangun sinergi dan kemitraan di antara perorangan dan lembaga-lembaga yang terlibat

dalam kegiatan ekonomi syariah

2. Mewujudkan silaturrahim di antara pelaku-pelaku ekonomi, perorangan dan lembaga yang

berkaitan dengan ekonomi syariah

Page 48: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

3. Mendorong pengembangan aktivitas ekonomi syariah di Indonesia sehingga menjadi pilihan

utama bagi masyarakat dalam kegiatan usaha termasuk dalam hal investasi maupun

pembiayaan

4. Meningkatkan hubungan antara anggota dan otoritas yang terkait dengan kegiatan ekonomi dan

keuangan syariah

5. Meningkatkan kegiatan untuk membentuk sumber daya insani yang mempunyai akhlak, ilmu

dan kemampuan untuk menjalankan dan mengembangkan kegiatan ekonomi syariah

Sistem Penggajian Syariah Untuk Perusahaan

1 dari 1 Kompasianer menilai Inspiratif.

Sistem penggajian syariah? sepertinya agak baru ditelinga kita. Yang sering kita dengar

adalah sistem perbankan syariah atau ekonomi syariah, namun disini saya akan membahas

mengenai penggajian syariah. Walaupun kadang-kadang perbankan syariah saja tidak

menggunakan sistem syariah untuk penggajian karyawan di perusahaanya, namun saya

sangat yakin sistem penggajian syariah adalah sistem yang paling adil bagi pengusaha

maupun karyawan.

Sistem ini sekarang sudah mulai dilirik untuk menyelamatkan perusahaan dari hantaman

krisis. Ada yang terang-terangan, ada yang sambil malu-malu menyebut kata syariah dan ada

yang hanya mengambil esensinya tanpa membawa kata syariahnya, alias diganti nama.

Page 49: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

Semua itu bagi saya tidak begitu penting. Yang penting adalah bahwa sistem Illahiyah ini

terbukti mampu bertahan dalam berbagai situasi.

Sebenarnya prinsip dari penggajian syariah simpel sekali, yakni memberikan gaji kepada

karyawan benar-benar sesuai dengan prestasi dan kontribusinya terhadap pendapatan

perusahaan. Gaji karyawan bisa naik dan turun sesuai dengan laba yang diperoleh

perusahaan. Dengan sistem bagi hasil dan bagi resiko ini, kedua belah pihak sama-sama

diuntungkan. Karyawan sebagai pekerja beruntung karena seluruh upayanya dalam

memajukan perusahaan dihargai dengan fair. Prestasi sekecil apapun akan mendapatkan

apresiasi dalam bentuk materi. Hal ini merupakan implementasi dari sebuah ayat Al Qur’an

bahwa amal walaupun sebesar biji zahra, akan mendapatkan pahala yang setimpal.

Bagi Perusahaan, penggajian syariah juga menguntungkan, karena dengan sistem ini mampu

merubah status biaya gaji dari fix cost menjadi variable cost. Dengan begitu biaya gaji bisa

dibuat menjadi unlimited, karena semakin besar gaji yang diberikan, berarti pendapatan

perusahaan juga semakin besar. Perusahaan tidak pernah terbebani dengan biaya gaji,

meskipun pendapatan perusahaan sedang turun tajam.

Bukan hanya itu, dengan sistem penggajian syariah, memungkinkan menggali potensi

karyawan secara lebih dalam ketimbang dengan sistem penggajian konvensional. Karena

dengan sistem ini, karyawan tidak perlu khawatir bahwa upaya, ide dan prestasinya akan

tidak dihargai oleh perusahaan. Kadang karyawan memiliki kemampuan yang jauh lebih

besar dari apa yang mereka tunjukkan ketika perusahaan menggunakan sistem konvensional.

Namun mereka merasa tidak ada gunanya mengeluarkan ide untuk membesarkan perusahaan,

toh tidak akan berpengaruh apa-apa bagi dirinya. Alih-alih mendapatkan promosi naik

jabatan, kadang kala malah justru mendapatkan perlawanan dari teman-temanya sendiri yang

tidak ingin berubah.

Penggajian syariah juga akan menurunkan tingkat PHK pada perusahaan. PHK terjadi

biasanya karena perusahaan tidak mampu lagi membayar gaji karyawan disatu sisi dan disisi

lain karyawan tidak pernah mau diturunkan gajinya. Karyawan selalu ingin dinaikkan gajinya

dari waktu ke waktu, tak peduli perusahaan sedang untung maupun rugi. Sekali menaikkan

gaji, jangan harap bisa menurunkanya, maka banyak perusahaan yang lebih memilih

karyawan kontrak daripada harus merekrut karyawan tetap, yang makin lama akan menjadi

Page 50: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

beban perusahaan. Sedangkan dengan sistem penggajian syariah, setiap bulan gaji bisa naik

dan turun sesuai dengan laba perusahaan. Realisitis sekali kan?

Lalu bagiamana implementasi pengajian syariah ini pada perusahaan?

Pada prinsipnya, setelah melakukan pembukuan secara rinci selama satu bulan, kita akan

mendapatkan data total pendapatan yang diterima. Lalu total pendapatan ini dikurangi seluruh

biaya yang dikeluarkan pada bulan tersebut, dengan demikian kita akan mendapatkan laba

bersih perusahaan. Kemudian laba bersih itulah yang akan dibagi antara perusahaan dengan

karyawan. Misalnya saja 40% dari laba bersih tersebut yang akan diberikan kepada karyawan

sebagai gaji dan 60% nya untuk pengembangan usaha dan sebagianya merupakan keuntungan

pemilik perusahaan.

Menghitung seperti diatas sangatlah mudah, biasanya yang sulit adalah mendirstribusikan

40% jatah gaji karyawan kepada masing-masing orang agar sesuai dengan prestasi dan

kontribusinya.

Salah satu solusi adalah dengan menerapkan sistem poin. Kita bisa membagi menjadi dua

kelompok, yaitu poin pokok dan poin prestasi. Poin Pokok adalah poin tetap yang diberikan

perusahaan dengan mempertimbangkan jabatan, masa kerja, loyalitas dan integritas selama

karyawan tersebut bekerja.

Sedangkan Poin Prestasi adalah Poin yang diberikan atas prestasi yang telah ia gapai,

misalnya berdasarkan omzet penjualan yang berhasil ia lakukan, jika ia seorang marketing.

Jika seorang teknisi bisa diambil dari jumlah service yang telah berhasil ia lakukan dengan

benar. Bisa juga berdasarkan jumlah sepatu yang berhasil ia jahit dengan baik bagi karyawan

pabrik, atau berapa karung yang telah ia pindahkan dari gudang ke mobil, jika ia seorang kuli

angkut gudang.

Setelah semua orang yang terlibat dalam perusahaan mendapatkan poin, kita jumlahkan total

poin yang berhasil dikumpulkan oleh semua karyawan dalam perusahaan. Dari situ kita akan

menemukan nilai indek poin. Yakni dengan cara membagi jumlah uang yang 40% dari laba

bersih tadi dengan jumlah poin yang berhasil dikumpulkan oleh seluruh karyawan.

Index Poin inilah yang akan dikalikan dengan jumlah poin masing-masing karyawan untuk

mendapatkan nilai gaji yang akan mereka terima. Index poin ini setiap bulan akan berubah-

Page 51: Tugas Ekonomi Pola Raja HS

ubah. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah pendapatan, besarnya biaya dan jumlah poin yang

berhasil dikumpulkan.

Kesimpulan

Saya melihat bahwa setiap sistem ekonomi yang dipakai saat ini memiliki kelebihan dan

kelemahan masing- masing. Baik itu sistem kapitalis, fasis, komunis ,sosialis dan syariah.

Dan menurut saya sistem ekonomi yang terbaik untuk dipakai itu adalah sistem ekonomi

yang memiliki resiko yang rendah tetapi bisa memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Untuk

saat ini sistem perekonomian syariah sudah banyak digunakan dikalangan bisnis. Karena

sistem ini dapat bertahan ketika datangnya masalah. Baik sekali apabila sistem ini lebih di

perdalam lagi.