tamangapa laporan puskesmas september 2009

91
BAB I PENDAHULUAN Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Di sini peran Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat penting. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas. Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dimaksud, diperlukan data dasar Puskesmas di antaranya data yang berkaitan dengan bangunan, peralatan, sarana penunjang, tenaga, serta pembiayaan di Puskesmas dan jaringannya yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

Upload: nor-maisarah-mohamed-shukri

Post on 25-Jun-2015

750 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

BAB I

PENDAHULUAN

Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Di

sini peran Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat

menjadi sangat penting. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dengan demikian, akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat

ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas.

Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dimaksud, diperlukan data dasar

Puskesmas di antaranya data yang berkaitan dengan bangunan, peralatan, sarana

penunjang, tenaga, serta pembiayaan di Puskesmas dan jaringannya yang digunakan

untuk mendukung pengambilan keputusan.

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran

serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Peranan dan kedudukan puskesmas adalah

sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan kata lain,

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan

masyarakat dalam wilayah kerjanya.. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan

puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional

yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010.

Page 2: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan

infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah

kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,

sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota,

dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk

yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk untuk setiap

Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu

ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut

Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan

jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu

kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa

atau lebih, merupakan “Puskesmas Pembina“ yang berfungsi sebagai pusat rujukan

bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring dengan

diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan desentralisasi.

Dengan Otonomi, setiap daerah tingkat II punya kesempatan mengembangkan

Puskesmas sesuai Rencana Strategis (Renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Bidang Kesehatan sesuai situasi

dan kondisi daerah Tingkat II. Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi

kesehatan serta tugas pokok dan fungsi yang menggambarkan lebih dominannya

aroma kepentingan daerah tingakt II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan

penentuan skala prioritas upaya peningkatan pelayanan kesehatan di tiap daerah

tingkat II, dengan catatan setiap kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan

Nasional. Di sisi lain daerah tingkat II dituntut melakukan akselerasi di semua sektor

penunjang upaya pelayanan kesehatan.

Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan

menyeluruh yang meliputi pelayanan :

- Kuratif (pengobatan)

Page 3: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

- Preventif (upaya pencegahan)

- Promotif (peningkatan kesehatan)

- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis

kelamain dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai

Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hyegiene Sanitasi

Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut

masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan

Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu-menahu apa yang terjadi di BKIA,

begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas

Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui

Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok

Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.

Menyadari pentingnya puskesmas dalam rangka mewujudkan isi

pembangunan kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat 2010, maka berbagai

masalah dan kekurangan perlu segera diatasi. Dengan itu, puskesmas bukan saja

diharapkan mampu menyediakan upaya kesehatan perorang yang baik tetapi juga

upaya kesehatan masyarakat yang optimal.

Kegiatan clerkship pendidikan profesi dokter bagian IKM/IKK selama dua

minggu di Puskesmas Tamangapa ini diharapkan dapat memberikan pengalaman

sebenarnya tentang pelaksanaan manajemen puskesmas dan upaya-upaya kesehatan

yang dilaksanakan oleh puskesmas dalam masyarakat umum. Disamping itu, dapat

pula dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam memotivasi dan menjadi tenaga

penggerak bagi masyarakat untuk memperbaiki status kesehatannya.

Page 4: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

BAB II

KONSEP DASAR PUSKESMAS

A. PENGERTIAN

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota,

Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional

Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama

serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan

kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,

sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya

pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota

sesuai dengan kemampuannya. Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas

adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu

Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas. Masing-

masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung

kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

B. VISI

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya kecamataan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan

sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam

lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

Page 5: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

Adapun indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai merangkumi 4

indikator utama yakni :

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku sehat

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

C. MISI

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut

adalah seperti berikut :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan di wilayah kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga

dan masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan

dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

D. TUJUAN

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat

2010.

Page 6: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

E. FUNGSI, PERAN DAN KEDUDUKAN

a). Fungsi Puskesmas :

1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah

kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanakan

fungsinya, yaitu dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri.

2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan

medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program Puskesmas.

b). Peran Puskesmas :

Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran

yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki

kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut

serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang

dan realisize, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi

Page 7: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

dan pemantauan yang akurat. Rangkaian maajerial di atas bermanfaat dalam

penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam

menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Adapun ke depan, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan

teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara

komprehensif dan terpadu.

c). Kedudukan Puskesmas :

1. Kedudukan secara administratif

Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat

II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif

kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka

Puskesmas berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pertama. Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah

fasilitas, sedangkan dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan,

Puskesmas dapat meningkatkan dan mengembangkan diri ke arah

modernisasi sistem pelayanan kesehatan di semua lini,baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis

daerah tingkat II di bidang kesehatan. Di bidang penunjang kuratif,

Puskesmas dapat mengembangkan Laboratorium modern menggunakan

Elektro Fotometri, USG, EEG dan lain-lain secara bertahap, agar mutu

pelayanan meningkat dan masyarakat dapat menikmati berbagai

pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di bidang pengembangan SDM

petugas, pimpinan Puskesmas dapat mengupayakan medical review dan

prosedur tetap pelayanan medis, agar upaya kuratif lebih bermutu dan

dapat dipertanggung jawabkan. Di bidang preventif, Puskesmas dapat

mengembangkannya dalam bentuk pembuatan brosur semisal Brosur

jadwal imunisasi, brosur DBD, Diare dan lain-lain sesuai skal priotitas

Page 8: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

dan kondisi tiap Puskesmas. Di bidang rehabilitatif, juga dapat

dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan kepada khalayak berupa

brosur, semisal brosur jadwal makan Diabetes saat Puasa dan lain-lain.

F. MANAJEMEN PUSKESMAS

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara

sistematis untuk menghasilkan anggaran puskesmas yang efektif dan efisien. Ada

3 fungsi Puskesmas yaitu:

a). Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses penganalisiaan dan pemahaman

sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan. Juga merupakan proses penyusunan rencana tahunan

puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

Perncanaan ini terdiri atas :

1. Perencanaan upaya kesehatan wajib

Jenis upaya ini sama untuk setiap Puskesmas, yaitu: promosi

kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk

keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular serta pengobatan (kuratif). Langkah-

langkah perencanaan yang dilakukan adalah:

- Menyusun usulan kegiatan

Hal ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai kebijakan

yang berlaku baik nasional maupun dengan masalah sebagai hasil

dari kajian data dan informasi yang tersedia di masyarakat.

- Mengajukan usulan kegiatan

Usulan kegiatan dianjukan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota

untuk persetujuan pembiayaannya hendaknya dilengkapi dengan

usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana, dan operasional

puskesmas serta pembiayaannya

Page 9: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

- Menyusun rencana pelaksana kegiatan

Rencana pelaksana kegiatan yang telah disetujui oleh dinas

kesehatan disusun dalam bentuk matrik (Gantt Chart) yang

dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping)

2. Perencanaan upaya kesehatan pengembangan

Jenis upaya yang dipiih dari daftar upaya kesehatan puskesmas

yang telah ada atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Langkah-

langkah perncanaan :

- Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah

kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan

pengembangan tersebut. Disamping itu, dapat pula memilih upaya

yang bersifat inofatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya

kesehatan Puskesmas yang telah ada melainkan juga dikembangkan

sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta

kemampuan Puskesmas.

- Menyusun usulan kegiatan

Berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan,

waktu, lokasi serta perkiraan biaya untuk tiap kegiatan kemudian

diajukan dalam bentuk matriks kepada dinas kesehatan.

- Mengajukan usulan kegiatan

Selain diajukan ke dinas kesehatan usulan kegiatan dapat pula

diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak lain dengan

syarat harus dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang,

tujuan, dan urgensi perlu dilaksanakannya upaya tersebut.

- Menyusun rencana kegiatan, yang dilakukan secara terpadu dengan

penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib

b). Pelaksanaan dan pengendalian

Page 10: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,

pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan

Puskesmas. Baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana

tahunan upaya kesehatan pengembangan dalam upaya mengatasi masalah

kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

Langkah-langkahnya sebagi berikut :

1. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah mengatur personel atau staf yang berada di

institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam

rencana tersebut dapat berjalan dengan baik dan akhirnya dapat berjalan

sesuai dengan tujuan.

2. Penyelenggaraan

Penanggung-jawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada

pengorganisasian ditugaskan dalam menyelenggarakan kegiatan

puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah

disusun terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaaan, target

pencapaian, lokasi wilayah kerja, dan rincian tugas para penanggung-

jawab dan pelaksana.

- Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap

tugas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.

- Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan

1. Pemantauan dan penilaian

Tentunya untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan yang

diselenggarakan dalam hal ini sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan maka diperlukan pemantauan dan penilaian atas kegiatan yang

telah dilakukan

Page 11: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

c). Pengawasan dan pertanggung jawab

Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggung-jawaban

dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Pengawasan

Pengawasan meliputi aspek administrasi, keuangan dan teknik

pelayanan. Bila ditemukan penyimpangan maka dilakukan pembinaan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Pertanggung-jawaban

Laporan pertanggng-jawaban tahunan yang meliputi pelaksanaan

kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk

keuangan pada setiap akhir tahun anggaran.

KEGIATAN POKOK PUSKESMAS

Upaya kegiatan wajib puskesmas adalah upaya yang diterapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya

ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan

wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah

Indonesia, upaya tersebut dikenal dengan Basic Six, antara lain:

1. Upaya Promosi kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan gizi Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya kesehatan pengembangan Puskemas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

Page 12: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan

dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok

Puskesmas yang telah ada yakni :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olah Raga

3. Upaya Perawatan kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Kerja

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehtan jIwa

7. Upaya Kesehatan Mata

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9. Upaya Pembinaan pengobatan Tradisional

Page 13: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

A. Susunan Organisasi Puskesmas

Susunan organisasi pada puskesmas meliputi :

a. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas

b. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha

c. Unsur Pelaksana :

- Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam

jabatan fungsional

- Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga,

dan fasilitas tiap daerah

- Unit ini terdiri dari: unit I, II, III, IV, V, VI dan

VII

B. Ringkasan Uraian Tugas

Kepala Puskesmas yang mempunyai tugas pokok dan fungsi

yaitu: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang

dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Kepala Urusan Tata Usaha yang mempunyai tugas pokok

dan fungsi yaitu: di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat

menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

Unit I yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

melaksanakan kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana

dan Perbaikan Gizi.

Unit II yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

Page 14: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit,

khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.

Unit III yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan tenaga Kerja

dan Lansia (lanjut usia).

Unit IV yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

melaksanakan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan

Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan kesehatan

khusus lainnya.

Unit V yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya

kesehatan masyarakat dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

Unit VI yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu

melaksanakan kegiatan pengobatan Rawat Jalan dan Rawat Inap

(Puskesmas Perawatan).

Unit VII yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

melaksanakan pengelolaan Farmasi.

C. Ringkasan Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan

prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas

maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya

masing-masing.

Selain itu, Kepala Puskesmas juga wajib mengikuti dan mematuhi

petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung jawab

memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas,

Page 15: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing

petugas bawahannya.

Setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi

petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas. Hal-hal yang

menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Struktur Organisasi Puskesmas

Keterangan :

Dalam realisasi pelaksanaan penyusunan Struktur Orgaanisasi dan

Penempatan petugas dapat dilakukan secara fleksibel, bergantung kepada jumlah dan

jenis tenaga, kegiatan dan fasilitas di masing-masing Puskesmas atau Daerah Tingkat

II. Selain itu, juga dapat dimodifikasi sesuai kemudahan koordinasi dan

integrasi personal maupun program serta akses layanan.

Kepala

Urusan Tata

Unit I - III Puskesmas Unit IV - VII

Page 16: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

BAB IV

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAMANGAPA

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Puskesmas Tamangapa berada dalam wilayah Kecamatan Manggala,

dengan wilayah kerja meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan Tamangapa dan

Kelurahan Bangkala. Kelurahan Tamangapa terdiri dari 7 RW dan 30 RT,

dengan luas wilayah 662 ha. Sedangkan Kelurahan Bangkala terdiri dari 14 RW

dan 97 RT, dengan luas wilayah 430 ha.

Page 17: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Gambar 1. Peta wilayah kerja Puskesmas Tamangapa

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Tamangapa adalah:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Antang

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Panakukang

B. KEADAAN DEMOGRAFIS

Berdasarkan survey tahun 2010, jumlah penduduk dalam wilayah kerja

Puskesmas Tamangapa adalah 25.649 orang, terdiri dari 7.488 orang di

Kelurahan Tamangapa dan 18.161 orang di Kelurahan Bangkala. Yang secara

terperinci dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Kelurahan Rumah KK Pria Wanita Jumlah

Tamangapa 1.715 1.794 3.690 3.798 7.488

Bangkala 3.830 4.071 9.139 9.022 18.161

Total 5.545 5.865 12.829 12.820 25.649

Tabel 1. Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa.

C. TINGKAT PENDIDIKAN DAN MATA PENCAHARIAN

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa

bervariasi mulai dari tingkat Perguruan Tinggi, SLTA, SLTP, tamat SD, tidak

tamat SD, hingga tidak sekolah. Adapun mata pencaharian penduduk sebagian

besar berturut-turut adalah pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta,

wiraswasta, TNI, petani dan buruh.

Page 18: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

TAMA WC WCN

Poliklinik Gigi Ruang Gizi dan PSM

Ruang P2 dan Kesling Tata Usaha

LaboratoriumRuan KIA dan KB

Ruang Tindakan Ruang Periksa

Ruang Kepala PKM Apotek/Kamar Obat

D. UPAYA KESEHATAN

Puskesmas Tamangapa memiliki 12 ruangan yang terdiri atas Ruang

Periksa/Ruang Dokter, Ruang Tindakan, Ruang Kepala Puskesmas,

Apotek,/Kamar Obat, Ruang Gizi dan PSM, Poliklinik Gigi, Ruang P2 dan

Kesling, Ruang Tata Usaha, Ruang KIA dan KB, Ruang Laboratorium dan 2

buah WC.

Gambar 2. Denah Puskesmas Tamangapa

Jumlah staf Puskesmas Tamangapa adalah 25 orang, yang akan diuraikan

secara rinci pada struktur organisasi Puskesmas Tamangapa. Pada wilayah kerja

Puskesmas Tamangapa terdapat dua buah Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 16

Posyandu yang memiliki 101 orang kader Posyandu.

E. VISI DAN MISI PUSKESMAS TAMANGAPA

Visi Puskesmas Tamangapa

Puskesmas Tamangapa menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang

Page 19: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

bermutu, terjangkau dan berorientasi kepada keluarga dan masyarakat agar

tercapai Indonesia Sehat 2010.

Misi Puskesmas Tamangapa

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu, paripurna dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat.

Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan sehingga masyarakat bisa mandiri.

Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan

kesehatan.

Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pengembangan pembangunan

kesehatan masyarakat.

Meningkatkan kesejahteraan pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan.

Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan dalam pengembangan kesehatan masyarakat.

Visi dan misi tersebut dilakukan dengan cara melaksanakan :

a). Enam Upaya Kesehatan Wajib, yaitu :

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencna

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan

b). Lima Upaya Kesehatan Pengembangan, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Page 20: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

* Bendahara* Inventaris

* Imunisasi * KIA * Kes. Gigi & Mulut * Kes. Lingkungan * Pelayanan Kartu * Farmasi * Kesehatan Mata* TB Paru * KB * Pelayanan Darurat * Perkesmas * Kamar Periksa * Laboratorium * Kesehatan Jiwa* Kusta/Diare/ISPA * Gizi * Rujukan * PKM/Posyandu * Kamar Tindakan Surveilans * UKS* DHF * Usila

Kepala Puskesmas

Tata Usaha

Unit Perawatan Unit PenunjangUnit Pelaksana

Khusus

Pustu Tamangapa Poskesdes Pustu Bangkala

Unit Pencegahan & P'berantasan Peny.

Unit Peningkatan & Kes. Keluarga

Unit Pemeliharaan Kes. Rujukan

Unit Lingkungan, Penyuluhan & PSM

5. Unit Pembinaan Pengobatan Tradisional

F. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TAMANGAPA

Struktur

Organisasi Puskesmas Tamangapa

G. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS TAMANGAPA

Berikut adalah alur pelayanan rawat jalan di Puskesmas Tamangapa :

Page 21: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Gizi

Apotek/Kamar Obat

Pasien pulang

Dengan tindakan

Kamar Tindakan

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Pasien datang

Pengambilan Kartu

Poliklinik UmumPoliklinik Gigi

KIAImunisasi

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS TAMANGAPA

Program kegiatan yang direncanakan selama 2 minggu (4 – 16 Oktober 2010)

di Puskesmas Tamangapa telah dilaksanakan dan mendapat bantuan dari para petugas

Puskesmas serta melibatkan masyarakat yang datang ke Puskesmas untuk

mendapatkan pengobatan.

Page 22: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Gambar 3. Puskesmas Tamangapa

Program-program pada Puskesmas Tamangapa yaitu :

1. Mengikuti kegiatan Poliklinik dan Apotek/Kamar Obat

2. Pelayanan Imunisasi

3. Sosialisasi KIA

4. Pelayanan KB (Keluarga Berencana)

5. Surveilans

6. Kesehatan Lingkungan

7. Gizi

8. Manajemen Puskesmas

9. Penyuluhan Kesehatan dan Posyandu

A. Mengikuti kegiatan Poliklinik dan Apotek/Kamar Obat

Poliklinik merupakan pelayanan bersifat pribadi (private goods) dalam

bentuk rawat jalan dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Tujuan dari kegiatan di poliklinik adalah untuk

penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan baik secara perseorangan

maupun berkelompok (masyarakat).

Pembelajaran penting yang didapatkan selama bertugas di Poliklinik adalah

cara berkomunikasi dengan pasien yang datang dari berbagai golongan untuk

menggali penyakit yang dideritanya dan juga cara mendiagnosa penyakit. Pasien

yang datang bervariasi, mulai dari bayi sampai usia lanjut.

Page 23: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Gambar 4. Kegiatan Poliklinik di Puskesmas Tamangapa

Kegiatan poliklinik dilaksanakan dari hari Senin hingga hari Sabtu, dimulai

pukul 8 pagi sampai dengan pukul 12 siang, kecuali pada hari Jumat dimulai

pukul 8 pagi sampai dengan pukul 11 pagi. Dokter yang bertugas di poliklinik

Puskesmas Tamangapa adalah Dr. Gusti dan Dr. Ela Sapta Ningsih. Kegiatan

yang dijalankan selama di poliklinik antara lain anamnesis pasien, pemeriksaan

fisik, diagnosis penyakit, pemberian obat dan penulisan resep. Dalam program

mengikuti kegiatan poliklinik ini kami dapat mempelajari cara berkomunikasi

yang benar dengan pasien yang datang dari berbagai golongan dan latar

belakang, yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam mengikuti kegiatan

poliklinik.

Keluhan-keluhan yang paling sering ada pada pasien yang datang ke

Puskesmas Tamangapa untuk berobat adalah flu/pilek, batuk, demam, dan sakit

perut. Rata-rata pasien yang datang terdiri dari golongan anak-anak dan usia

lanjut. Penyakit yang sering didapatkan selama bertugas di poliklinik adalah

common cold, demam, batuk, dan diare. Selain itu juga terdapat penyakit kulit,

Page 24: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

penyakit otot dan sendi, hipertensi serta trauma.

Berikut adalah 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tamangapa periode

Juli – September 2010.

No. Jenis Penyakit Jumlah

1. Common Cold 1249 orang

2. ISPA 602 orang

3. Dermatitis 318 orang

4. Diare 283 orang

5. Abses, furunkel 218 orang

6. Gastritis 215 orang

7. Luka Bakar Kecelakaan Lalu Lintas (Vulnus) 170 orang

8. Konjungtivitis 163 orang

9. Pruritus (Alergi, Gatal) 146 orang

10. Penyakit pulpa dari jaringan periapikal 138 orang

Tabel 2. Daftar 10 Penyakit Terbanyak di PKM Tamangapa.

Page 25: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Grafik 1. 10 Penyakit Terbanyak di PKM Tamangapa

Kendala-kendala yang didapatkan di sini adalah dalam komunikasi pada

pasien usia lanjut, dimana rata-rata menggunakan bahasa daerah. Hal ini

menyulitkan dokter yang bertugas untuk menggali keluhan-keluhan pasien dan

menegakkan diagnosis. Kendala ini dapat diatasi dengan mengikutsertakan

petugas kesehatan yang mengerti bahasa daerah tersebut untuk membantu

menerjemahkan secara baik kepada pasien maupun dokter.

Kendala lainnya adalah keterbatasan obat yang tersedia yang menyebabkan

pasien kadang-kadang harus membeli obat di luar Puskesmas, namun pasien

kebanyakan berasal dari golongan kurang mampu. Hal ini merupakan salah satu

penghalang dalam pengobatan dan penyembuhan penyakit.

Setelah mendapatkan resep dari dokter, pasien dapat langsung mengambil

obat di kamar obat/apotek. Akan tetapi apabila pasien ingin membeli obat lain

yang tidak tersedia di puskesmas maka akan diresepkan ke apotik lain. Kamar

obat melayani pasien setiap hari senin-sabtu mulai pukul 08.00-12.00 WITA

yang diawasi langsung oleh seorang apoteker.

Obat-obatan yang tersedia pada Apotek/Kamar Obat Puskesmas

Tamangapa adalah sebagai berikut :

Antibiotik : Amoxicillin (sirup kering dan kapsul), Cotrimoxazole

(dewasa dan pediatrik), Tetracyclin, Kloramfenikol, Cyprofloxacin,

Metronidazol

Analgetik dan Antipiretik : Paracetamol (tablet dan sirup), Antalgin,

asam mefenamat, acetosal

Antihistamin : CTM, Ceterizine.

Anti asma : Salbutamol, Aminofilin.

Antitusif : GG, DMP, Ambroksol, OBH

Antihipertensi : Captopril, Furosemid, HCT, Propanolol, Reserpin

Page 26: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

AINS : Piloxicam,

Ibuprofen,

Fenilbutason

Obat kulit : Gameksan,

Gentian Violet,

Hidrokortison

salep, Oksitetrasiklin, Salep 2-4 kombinasi, betamethason, Salicyl Talk

Kortikosteroid : Dexametason, Prednison

Vitamin dan mineral : Vitamin C, B comp, B1, B6, B12, Calcium, SF,

Vitamin K

Lain-lain : Allopurinol, Antasida, Sanmag, Asetosal, Luminal,

Diazepam, Efedrin, Ekstrak Belladon, Acyclovir, Allopurinol, PTU,

Oralit, Anti hemoroid, Ergotamin Kafein, Metil Ergometrin

Glibenklamid,Griseofulvin, Carbamazepin, Pirantel Pamoat, Papaverine,

Primaquine, metoklopramida, famotidine, Nistatin, metformin,

omeprazole, albendazole. Dimenhidrinat, efedrin, tetracain.

Gambar 5. Obat-obatan yang terdapat dalam Apotek/Kamar Obat

Page 27: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Puskesmas Tamangapa

B. Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Puskesmas Tamangapa dilakukan dua kali dalam

sebulan pada tanggal yang telah dijadwalkan. Pelayanan imunisasi juga diberikan

di masing-masing Posyandu selama kegiatan Posyandu berlangsung. Kegiatan

imunisasi ini diikuti oleh ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia satu bulan hingga

berusia satu tahun.

Gambar 6. Pelayanan Imunisasi yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan Puskesmas Tamangapa

Hal utama yang diperhatikan sebelum pemberian imunisasi adalah

penyimpanan vaksin yang benar sehingga vaksin yang diberikan nanti masih

dalam kondisi baik dan tidak membahayakan.

Pengaturan suhu : ditetapkan 2-80C

Vaksin yang dingin (harus dekat dengan evaporator) : Polio, BCG, dan

Page 28: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

campak

Vaksin panas : TT, Hepatitis B, DPT-HB

Freeze watch : menentukan kondisi vaksin di dalam safety box.

Sekiranya sudah pecah, semua vaksin dalam penyimpanan sudah tidak

boleh digunakan.

Sebelum pemberian, semua vaksin harus diperiksa : nomor kode vaksin

dan expire date.

Simbol VVM, dimana warnanya harus lebih cerah dari lingkaran luar.

Jika warna sudah sama atau lebih gelap, vaksin sudah tidak boleh

digunakan.

Adapun Imunisasi yang diberikan di Puskesmas adalah:

1. DPT

Yang dikombinasikan dengan vaksin Hepatitis B (DPT-HB) :

- Diberikan pada bayi usia > 2 bulan

- Disuntikkan sebanyak 0,5 cc intramuscular (IM)

- Diberikan 3 kali, dengan interval waktu 4 minggu

- Posisi : lateral paha

2. BCG :

- Diberikan pada bayi berumur < 2 bulan

- Disuntikkan sebanyak 0,05 cc intrakutan

- Diberikan hanya 1 kali

- Posisi : lengan kanan atas

3. POLIO :

- Diberikan pada bayi usia 0-11 bulan

- Diberikan sebanyak 2 tetes tiap kali pemberian.

- Dilakukan sebanyak 4 kali dengan interval 4 minggu

4. CAMPAK:

- Diberikan pada bayi berusia 9-11 bulan

Page 29: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

- Disuntikkan sebanyak 0,5 cc subkutan , Posisi : lengan kiri atas

5. HEPATITIS B TUNGGAL:

- Diberikan pada bayi baru lahir hingga usia 7 hari

- Disuntikkan sebanyak 0,5 cc intramuscular (IM)

- Diberikan 3 kali, dengan interval waktu 4 minggu, Posisi : lateral paha

Pelayanan imunisasi ini memiliki target pencapaian cakupan masing-masing, yang

akan diuraikan lebih lanjut pada tabel berikut.

Jenis Imunisasi Target 2010Pencapaian s/d

September 2010

Sasaran

(PKM)

BCG 95 % 69,7% 567

DPT-HB I 95 % 71,4% 567

DPT-HB III 85 % 71,9% 567

Polio 4 90 % 72,3% 567

Campak 90 % 75,7% 567

Tabel 3. Target dan sasaran imunisasi di Puskesmas Tamangapa

Berikut adalah grafik cakupan imunisasi untuk masing-masing jenis

imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa periode Januari – September

2010.

Imunisasi BCG

Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 74 68 69,7

Page 30: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Ini 10,3 7,7 8,4

% Bulan Lalu 11,7 7,7 8,8

Trend ↓ = ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 4. Cakupan imunisasi BCG di Puskesmas Tamangapa

Grafik 2. Cakupan PWS imunisasi BCG di Puskesmas Tamangapa

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi BCG di

Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target

yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di

kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

Imunisasi DPT HB I

Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 98,7 61,3 71,4

Page 31: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Ini 16,2 7 9,5

% Bulan Lalu 17,5 7 9,9

Trend ↓ = ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 5. Cakupan imunisasi DPT HB I di Puskesmas Tamangapa

Grafik 3. Cakupan PWS Imunisasi DPT HB I di Puskesmas Tamangapa

Periode Januari – September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi DPT HB I

di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target

yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di

Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

Imunisasi DPT HB III

Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 82,5 68 71,9

Page 32: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Ini 12,9 7,3 8,8

% Bulan Lalu 17,5 7,7 10,4

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 6. Cakupan imunisasi DPT HB III di Puskesmas Tamangapa

Grafik 5. Cakupan PWS Imunisasi DPT HB III di Puskesmas Tamangapa

Periode Januari- September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi DPT HB III

di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target

yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di

Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

Imunisasi Polio 4

Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 88,9 66,1 72,3

Page 33: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Ini 13,6 7 8,8

% Bulan Lalu 18,2 7,7 10,6

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 6. Cakupan imunisasi Polio 4 di Puskesmas Tamangapa

Grafik 5. Cakupan PWS Imunisasi Polio 4 di Puskesmas Tamangapa

Periode Januari – September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi Polio 4 di

Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target

yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di

Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

Imunisasi Campak

Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 86,4 71,7 75,7

Page 34: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Ini 14,9 6,8 9

% Bulan Lalu 16,2 8,5 10,6

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 7. Cakupan imunisasi Campak di Puskesmas Tamangapa

Grafik 6. Cakupan PWS Imunisasi Campak di Puskesmas Tamangapa

Periode Januari – September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi Campak di

Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September kedua wilayah kerja yaitu

Kelurahan Tamangapa dan Kelurahan Bangkala telah mencapai target yang

ditentukan

C. Sosialisasi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Page 35: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator untuk mencapai

Kecamatan sehat. Oleh hal yang demikian, kesehatan ibu dan anak tidak bisa

diabaikan. Di Puskesmas Tamangapa sendiri, kegiatan di KIA dilakukan setiap

hari Senin sampai Kamis, pada pukul 08.00-12.00, dimana ibu-ibu hamil yang

baru pertama kali berkunjung akan dilayani pada hari Senin dan Selasa, dan

kunjungan ibu-ibu hamil ulangan akan dilayani pada hari Rabu dan Kamis.

Namun tidak menutup kemungkinan Pemeriksaan ibu hamil baru dan ulangan

dilaksanakan Senin-Sabtu.

Adapun Program KIA Puskesmas Tamangapa pada tahun 2009, antara lain :

Pelayanan ibu hamil baru

Pelayanan ibu hamil ulangan

Pelayanan Keluarga Berencana (diuraikan lebih lanjut berikutnya)

Pelayanan di Posyandu

Kunjungan bufas dan neonatus

Kunjungan bumil resti (resiko tinggi)

Gambar 7. Pemeriksaan Kehamilan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan KIA Puskesmas Tamangapa

Beberapa kegiatan di KIA, yaitu:

Page 36: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

a. Pemeriksaan Umum

1. Penimbangan berat badan ibu hamil

Berat badan yang diambil sewaktu pemeriksaan/kunjungan

pertama diperlakukan sebagai berat badan dasar. Berat badan wanita

hamil harus selalu diperiksa setiap kali kunjungan.

Normalnya, seorang wanita bertambah berat badannya 9-11 kg

selama kehamilan. Setelah trimester I, wanita hamil bertambah berat

badannya sekitar 2 kg setiap bulannya atau 0,5 kg setiap minggunya.

Untuk menghitung perkiraan berat badan sejak kunjungan terdahulu,

kalikan jumlah minggu dari kunjungan terdahulu sampai sekarang

dengan 0,5 kg. Ini harus dibandingkan degan pertambahan berat badan

aktual.

Jika asupan makanan tidak mencukupi, dengan kebutuhan kalori

yang kurang, wanita hamil dapat hanya bertambah 5-6 kg saja selama

kehamilan. Asupan makanan yang tidak adekuat dapat dicurigai bila

wanita hamil hanya bertambah beratnya kurang dari 2 kg setiap

bulannya. Ia membutuhkan suplemen/makanan tambahan.

Berat badan rendah umumnya menuju ke status IUGR (Intra

Uterine Growth Retardation) dan menyebabkan berat badan bayi lahir

rendah. Pertumbuhan berat badan yang berlebih harus dicurigai

sebagai pre-eklammpsi atau kehamilan kembar. Ambil tekanan darah

ibu, dan periksa urinalisa untuk memeriksa adanya proteinuria.

Petunjuk berikut ini harus diingat sewaktu memeriksa berat

badan :

Alat ukur/timbangan harus tepat dan bebas dari kesalahan ukur

Wanita yang diperiksa memakai pakaian yang tipis/ringan

Page 37: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Ia harus berdiri tegak diatas alat timbang, sehingga berat

badannya tersebar merata.

Berat harus diukur sampai dengan 100 gram terdekat.

2. Mengukur tekanan darah ibu hamil

Ukur tekanan darah setiap kali kunjungan.Ini penting untuk

menyingkirkan hipertensi dalam kehamilan. Jika nilai tekanan

darahnya tinggi (lebih dari 140/90 mmHg; atau diastolik lebih dari 90

mmHg), periksa kembali tekanan darahnya setelah 1 jam. Jika masih

tetap tinggi, periksa urinalisa untuk memeriksa adanya albumin, bila

ada tekanan darah yang tinggi ditambah dengan proteinuria dapat

dikategorikan sebagai pre-eklampsi. Dan harus dirujuk ke fasilitas

kesehatan.

Jika tekanan diastolik diatas 110 mmHg, ini pertanda bahaya

yang mengarah pada eklampsi imminen/mengancam. Wanita ini harus

dirujuk segera ke fasilitas kesehatan yang memadai Wanita hamil

dengan hipertensi dalam kehamilan atau pre-eklampsi membutuhkan

perawatan di rumah sakit.

3. Frekuensi Pernapasan

Frekuensi pernapasan sangat penting untuk dilakukan terutama

bagi ibu hamil yang datang dengan keluhan sesak napas, terutama jika

frekuensi pernapasan lebih daripada 30 kali per menit, maka perlu

dicurigai adanya anemia dan perlu dirujuk ke petugas kesehatan.

Bagi ibu hamil dengan keluhan seperti diatas dan disertai

dengan riwayat penyakit yang berhubungan dengannya, maka perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui penyebab pasti..

b. Pemeriksaan Abdominal

Page 38: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Pemeriksaan tinggi fundus

Dengan pengukuran tinggi fundus uteri kita dapat menentukan

kesesuaian masa kehamilan dan perkembangan janin. Jika terdapat

ketidaksesuaian antara tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan maka

perlu segera kita rujuk ke petugas medis ahli.

Jika terdapat perbedaan antara tinggi fundus dengan usia kehamilan

dari 3 cm atau lebih, atau jika tidak terjadi perkembangan janin, maka

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya

Jika tinggi fundus uteri melebihi dari usia kehamilan, maka bisa

disebabkan oleh:

Kesalahan penentuan HPHT

Kandung kencing yang penuh

Kehamilan kembar (Gemelli)

Polihidramnion

Mola Hidatidosa atau kehamilan dengan tumor pelvis.

Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan, maka

bisa disebabkan oleh:

Kesalahan penentuan HPHT

IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)

Missed Abortion

Posisi dan Letak Janin

Untuk menentukan letak dan posisi janin, perlu dilakukan palpasi,

dengan demikian kita dapat menentukan apakah posisi janin

memanjang, melintang, atau oblique. Namun perlu diingat, bahwa

Page 39: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

jika malpresentasi di diagnosis sebelum usia 36 minggu, maka

tidak perlu dilakukan intervensi lanjut terhadap kondisi ini.

Semua petugas medis harus bisa mengetahui dan mengenal adanya

malpresentasi. Ibu hamil dengan kondisi seperti ini, tidak ada jalan

lain selain dilakukan secsio secaria

Denyut Jantung Janin (DJJ)

DJJ normal berkisar antara 120 – 160 setiap menitnya. Dikatakan

bradikardi jika DJJ kurang dari 129 kali/menit dan dikatakan

takikardi jika DJJ lebih dari 160 kali/menit. Jika kedua keadaan ini

terjadi, segera rujuk ke petugas medis ahli.

DJJ hanya dapat di dengar setelah usia kehamilan lebih dari 24

minggu, sehingga untuk memonitor DJJ dilakukan pada kunjungan

antenatal kedua.

c. Pemeriksaan Laboratorium

1. Estimasi Haemoglobin (Hb)

Estimation level dari haemoglobin adalah hal penting,

dimaksudkan untuk:

a. Untuk deteksi awal adanya anemia

b. Untuk manajemen selanjutnya; pencegahan dan pengobatan

anemia.

Jika anemia yang terjadi tergolong berat, maka ibu hamil

memerlukan preparat besi injeksi, atau bahkan transfusi darah.

Estimasi kadar haemoglobin (Hb) pada wanita hamil di periksa pada

awal kunjungan antenatal, dan di ulangi pada usia kehamilan 28

minggu. Level Hb di bawah 11 g/dL, dikatakan sebagai anemia.

Page 40: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Apabila kadar Hb antara 7 g/dL – 11 g/dL, tergolong anemia sedang

(moderate anemia), dan jika kadar Hb dibawah 7 g/dL tergolong

anemia berat (severe anemia).

Jika wanita hamil dengan kondisi anemia, maka dapat diberikan

IFA (Iron folic acid supplementation). Kemudian dilakukan

pengukuran kadar Hb kembali, setelah satu bulan pemberian IFA. Jika

tidak terjadi peningkatan kadar Hb, maka sebaiknya dirujuk ke

fasilitas kesehatan yang mempunyai tenaga medis yang ahli untuk

mengetahui penyebab utama terjadinya anemia.

2. Tes Urin

Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan urin:

1. Warna, bau, kejernihan.

2. Ada atau tidaknya protein dalam urin (pre eklampsia, eklampsia,

ISK)

3. Ada atau tidaknya glukosa dalam urin (gestasional diabetes)

4. Selain itu dengan urin kita bisa Tes Kehamilan dengan Plano test

d. Intervensi

1. Suplemen Asam Folat

Pemberian suplemen asam folat ini, diberikan pada trimester

pertama kehamilan, guna pertumbuhan jaringan saraf janin. Dosis

yang diberikan 5 mg asam folat sekali dalam sehari, sampai usia

kehamilan mencapai 12 minggu. Setelah usia kehamilan 12 minggu,

dianjurkan konsumsi kombinasik asam folat-besi (Folic Acid

Suplementation).

2. Iron–folic acid (IFA) supplementation

Page 41: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Pada semua wanita hamil perlu pemberian suplemen besi-asam

folat (100 mg Fe dan 0,5 mg asam folat) satu kali setiap hari selama

100 hari, dimulai setelah trimester pertama kehamilan. Pemberian

suplemen ini ditujukan untuk mencegah terjadinya anemia (dosis

profilaksis).

Pada wanita hamil dengan kadar Hb < 11 g/dl, dapat diberikan

dua tablet IFA setiap harinya selam tiga bulan. Hal ini berarti wanita

dengan anemia selama masa kehamilannya paling tidak membutuhkan

200 tablet IFA. Dosis ini ditujukan untuk mengobati anemia (dosis

terapeutik). Pada wanita hamil dengan anemia berat (Hb < 7 g/dl),

selain diberikan dosis terapeutik, juga harus kita rujuk guna

manajemen lebih lanjut.

3. Injeksi Tetanus Toxoid (TT)

Pemberian TT merupakan hal penting yang diperlukan untuk

mencegah tetanus neonatal. Pemberian dosis TT pertama kali harus

diberikan pada timester pertama, atau pada saat kunjngan pertama kali

ANC. Pemberian kedua, dilakukan satu bulan setelah pemberian

pertama.

4. Pemberian Susu untuk Ibu Hamil bagi peserta JPS

e. Konseling

Merupakan pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan

secara sistematis dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal,

teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik.

Page 42: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Dengan demikian dapat membantu seseorang, khususnya wanita

hamil untuk mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi,

dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

1. Persiapan Kelahiran dan Komplikasinya

Identifikasi sarana dan prasarana selama kehamilan dan ketika

melahirkan

Persiapan alat-alat menjelang kelahiran

Persiapan biaya

Pengetahuan ibu terhadap tanda-tanda melahirkan

Mengenal tanda dan gejala yang berbahaya selama kehamilan,

ketika akan melahirkan, dan setelah melahirkan

2. Diet dan Istirahat

Wanita hamil disarankan untuk makan melebihi dari yang

biasa, pada wanita hamil dibutuhkan lebih dari 300 ekstra kcal

per harinya. Hal ini diperlukan selain untuk kesehatan ibu dan

bayinya juga untuk masa menyusui nantinya.

Intake makanan pada wanita hamil harus kaya akan protein,

zat besi, vitamin A dan essensial lainnya.

Diet juga harus kaya akan serat, guna menghindari konstipasi.

Hindari merokok dan konsumsi alkohol.

Hindari konsumsi obat tanpa resep dari dokter.

Wanita hamil disarankan untuk tidur 8 jam pada waktu malam

hari dan 2 jam untuk siang harinya.

Wanita hamil sebaiknya diberitahu untuk menghidari posisi

supine ketika tidur, terutama ketika usia kehamilan menginjak

trimester ketiga.

Page 43: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Asupan Makanan Harian yang Dianjurkan Untuk Wanita Sebelum dan Selama

Hamil dan Menyusui yaitu :

Tabel 8. Tabel Asupan Makanan Harian

3. Aktifitas Seksual Selama Kehamilan

o Adalah aman untuk melakukan aktifitas seksual selama kehamilan,

selama kehamilan tersebut tidak mengalami masalah.

o Aktifitas seksual harus dihindari jika terdapat risiko aborsi.

o Kenyamanan wanita hamil tetap diutamakan ketika melakukan

aktifitas seksual.

4. Kontrasepsi

o Disarankan penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan.

Page 44: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

o Setiap ibu pasca melahirkan, harus dijelaskan bahwa jika melakukan

aktifitas seksual dan tidak melakukan ASI eksklusif, maka

kemungkinan hamil kembali segera setelah enam minggu melahirkan.

o Metode kontrasepsi yang bisa digunakan:

Lactational amenorrhea method (LAM)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Kondom dan Sterilisasi

Kontrasepsi injeksi dan oral

Indikator dari pelayanan KIA akan diuraikan pada tabel berikut, disertai

dengan target pencapaian cakupannya masing-masing. Namun sebelumnya akan

diuraikan jumlah sasaran bumil, bulin, maupun bayi yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Tamangapa dari bulan Januari – September tahun 2010.

T

No. KelurahanSasaran

Bumil Bulin Bayi

1. Tamangapa 202 194 186

2. Bangkala 427 406 386

3. Puskesmas 629 600 572

Page 45: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Tabel 9. Jumlah sasaran KIA di Puskesmas Tamangapa.

Indikator Target 2010 Pencapaian s/d September 2010

K1 95% 71,22%

K4 90% 66,77%

Persalinan oleh Nakes 90% 63,33%

Kunjungan Neonatus 80% 68,53%

Deteksi Resiko Tinggi oleh Nakes 20% 28,93%

Tabel 10. Target dan pencapaian pelayanan KIA di Puskesmas Tamangapa.

Berikut adalah grafik cakupan pelayanan KIA untuk masing-masing indikator

di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa periode Januari - September 2010.

Cakupan KI

Sasaran 202 427 629

% Kumulatif 84,15% 65,10% 71,22%

% Bulan Ini 5,4% 6,8% 6,3%

% Bulan Lalu 13,4% 9,6% 10,8%

Trend ↓ ↓ ↓

Page 46: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 11. Jumlah cakupan K I di Puskesmas Tamangapa

Grafik 7. Cakupan PWS K I di Puskesmas Tamangapa

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan K1 di Puskesmas

Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target yang ditentukan

hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di Kelurahan Bangkala

tidak mencapai target.

Cakupan K4

Sasaran 202 427 629

% Kumulatif 83,16% 59,01% 66,77%

% Bulan Ini 10,89% 6,55% 7,95%

Page 47: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Lalu 17,3% 7% 10,3%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 12. Jumlah cakupan K 4 di Puskesmas Tamangapa.

Grafik 9. Cakupan PWS K 4 di Puskesmas Tamangapa

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan K 4 di Puskesmas

Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target yang

ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di Kelurahan

Bangkala tidak mencapai target.

Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Oleh Nakes

Sasaran 202 427 629

% Kumulatif 34,65% 26,22% 28,93%

% Bulan Ini 1,48% 2,57% 2,2%

Page 48: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Lalu 4,4% 3,27% 3,65%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 13. Jumlah cakupan PWS Deteksi Resiko Tinggi Oleh Nakes

di Puskesmas Tamangapa.

Grafik 10. Cakupan PWS Deteksi Resiko Tinggi Oleh Nakes

di Puskesmas Tamangapa.

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan PWS Deteksi

Resiko Tinggi oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tamangapa periode Januari

sampai September kedua kelurahan wilayah kerja yaitu Kelurahan Tamangapa dan

Kelurahan Bangkala telah dapat mencapai target yang ditentukan

Cakupan PWS Kunjungan Neonatus

Sasaran 186 386 572

% Kumulatif 68,81% 54,14% 58,91%

% Bulan Ini 5,9% 6,5% 6,3%

Page 49: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Lalu 6,9% 6,9% 6,9%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 14. Jumlah cakupan PWS Kunjungan Neonatus

di Puskesmas Tamangapa

Grafik 11. Cakupan PWS Kunjungan Neonatus di Puskesmas Tamangapa

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan PWS Kunjungan

Neonatus di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang

mencapai target yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa

sedangkan di Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Sasaran 194 406 600

% Kumulatif 63,97% 51,23% 54,5%

Page 50: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

% Bulan Ini 5,1% 6,1% 5,8%

% Bulan Lalu 6,2% 6,6% 6,5%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 15. Jumlah cakupan PWS Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

di Puskesmas Tamangapa

Grafik 12. Cakupan PWS Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

di Puskesmas Tamangapa.

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan PWS persalinan oleh

tenaga kesehatan di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September, pada

kedua wilayah kerja yaitu Kelurahan Tamangapa dan Kelurahan Bangkala tidak ada

satupun yang dapat mencapai target yang ditentukan.

Page 51: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

D. Pelayanan KB (Keluarga Berencana)

a) Pendahuluan.

Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang sehat fisik, mental, dan sosial, sehingga

tercapai kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam UUD

1945. Keberhasilan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi,

pada hakekatnya bergantung pada unsur manusianya.

Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan

hasil pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh karenanya,

pengendalian pertumbuhan pertumbuhan jumlah penduduk melalui program

Keluarga Berencana (KB) menjadi penting adanya.

Keberhasilan KB akan berpengaruh secara timbal balik dengan

penurunan angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka

kematian ibu maternal. Dengan demikian program KB akan meningkatkan

pula taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini berarti diperlukan

peningkatan program KB, terutama melalui upaya pelestarian pemakaian alat

kontasepsi efektif terpilih dan diikuti dengan pengayoman medis bagi

peserta/akseptor KB yang memerlukan.

b) Pengertian

Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan

hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang,

dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai

yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan

sebaik-baiknya, menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS).

Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan,

tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan

keluarga secara menyeluruh.

Page 52: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

c) Tujuan

a. Umum :

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam rangka

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang

menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b. Khusus :

1. Meningkatkan kesejahteraan msyarakat/keluarga dalam penggunaan

alat kontrasepsi.

2. Menurunnya jumlah angka kematian bayi.

3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat/keluarga dengan cara

penjarangan kelahiran.

d) Perencanaan Program Keluarga Berencana

a. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesehatan

Kabupaten yang bersangkutan hendaknya membuat suatu rencana

program secara menyeluruh.

b. Petugas Puskesmas hendaknya membicarakan rencana tersebut dengan

pemuka masyarakat dan pemuka-pemuka agama setempat dan membuat

jadwal pelaksanaan rencana tersebut.

c. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesehatan

Kabupaten hendaknya membuat suatu rencana kerja yang terperinci untuk

kegiatan Keluarga Berencana, dengan memperhitungkan hal-hal seperti

berikut :

Fasilitas pelayanan yang ada, baik di Puskesmas, maupun di

sekitarnya yang diselenggarakan oleh badan-badan lain

(misalnya oleh PKBI dan lain-lain).

Sasaran-sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana dan berapa

jumlah mereka.

Page 53: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Penjelasan-penjelasan tentang kegiatan dan cara Keluarga

Berencana yang akan diberikan.

Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan.

e) Sasaran dan Kesempatan Melakukan Keluarga Berencana

a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan Keluarga Berencana.

1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi.

2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Demi kesehatan ibu dan

anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari tiga tahun.

3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak.

4. Keluarga seperti yang tersebut di bawah ini hendaknya dianjurkan

menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang

diperlukan.

Ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun (akut

atau kronis).

Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun.

Ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak.

Ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan,

misalnya lahir mati berulang kali, operasi Seksio Sesaria, dan

lain-lain komplikasi.

Keluarga dengan anak-anak bergizi buruk.

Ibu yang telah mengalami keguguran berulang kali.

Kepala keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Keluarga dengan rumah tinggal sempit.

Keluarga dengan taraf pendidikannya rendah, sedikit sekali

pengertiannya tentang pemeliharaan kesehatan.

5. Manfaat sebesar-besarnya

akan tercapai, bila pasangan muda menggunakan kontrasepsi sajak

saat perkawinan dan sesudah mereka mempunyai satu atau dua orang

anak.

Page 54: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan

Keluarga Berencana: Siapkan suatu peta dati tiap desa yang menunjukkan

rumah setiap pasangan yang memenuhi syarat-syarat seperti di atas.

c. Kesempatan untuk melakukan penerangan dan pelayanan Keluarga

Berencana.

Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiuap kesempatan

untuk memajukan Keluarga Berencana, misalnya waktu :

- Perawat sedang merawat seorang bayi.

- Penderita sedang menunggu di klinik.

- Petugas sanitasi mengunjungi orang-orang di suatu daerah.

- Dokter mengobati seorang ibu dengan kelainan berat,

misalnya penyakit jantung, paru dan lain-lain.

d. Tempat-tempat yang terbaik digunakan untuk memajukan program

Keluarga Berencana adalah : Puskesmas, BKIA, Klinik hamis, nifas, dan

penyakit kandungan, Ruang bersalin Rumah Sakit, dan pada waktu

kunjungan rumah.

f) Manfaat Kesehatan Keluarga Berencana

a. Untuk ibu

Memberi kemungkinan kepadanya untuk memulai menjarangkan

kehamilan, sehingga dapat mengatur jumlah anaknya dan menetapkan

pada umur berapa ia ingin melahirkan anak-anak, hal mana akan

membawa manfaat berupa :

- Perbaikan kesehatan badaniah dengan jalan mencegah

kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu

pendek dan mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darh,

mudah terserang penyakit infeksi dan kelainan.

- Peningkatan kesehatan mental dan emosi dengan

dimungkinkan adanya cukup waktu untuk mengasuh anak-anaknya

yang lain, untuk beristirahat, menikmati waktu luang dan untuk

Page 55: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

melakukan hal lain.

b. Untuk anak yang dilahirkan

Kelahiran anak akan mendapat sambutan baik apabila si ibu berada dalam

keadaan yang sesehat-sehatnya sehingga anak itu :

- Tumbuh secara wajar selama dalam kandungan.

- Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan serta suhan yang

cukup dari ibunya.

c. Untuk anak-anak lainnya

Memberikan kesempatan kepada mereka untuk :

- Perkembangan fisik yang lebih baik, karena setiap anak

mendapat jatah makanan yang cukup dari sumber-sumber yang

tersedia.

- Perkembangan mental dan emosi yang lebih baik karena

pemeliharaan yang lebih baik dan waktu yang lebih banyak dapat

diberikan ibu untuk setiap anak.

- Pemberian kesempatan pendidikan yang lebih baik karena

sumber-sumber pendapatan keluarga tidak sekedar habis untuk

mempertahankan hidup.

d. Untuk ayah

- Memperbaiki kesehatan fisiknya karena tuntutan atas tenaga

fisiknya tidak terlalu berat untuk memenuhi kebutuhan hidup lebih

baik.

- Memperbaiki kesehatan mental dan emosinya karena

berkurangnya kecemasan dan mempunyai lebih banyak waktu luang

untuk beramah-tamah bersama keluarganya.

e. Untuk seluruh keluarga

- Meningkatan kesehatan fisik, mental dan emosi setiap

anggota keluarganya.

- Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik, memberi

Page 56: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

contoh yang nyata bagi generasi yang akan datang.

- Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang

lebih baik untuk mendapatkan pendidikan.

- Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat

memberi sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan

lingkungan.

g) Kegiatan Pelayanan Keluarga Berencana

Secara garis besar kegiatan pelayanan Keluarga Berencana meliputi :

a. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah :

- Kesempatan dalam klinik dan sasarannya

- Kesempatan di luar klinik dan sasarannya

b. Pelayanan Kontrasepsi

1. Metode

pelayanan kontrasepsi

- Metode sederhana

- Metode efektif

- Metode mantap dengan

operasi

2. Tempat

pelayanan

- Pelayanan kontrasepsi melalui klinik

- Pelayanan kontrasepsi safari keluarga berencana semyum

terpadu

c. Pembinaan dan Pengayoman Medis Kontrasepsi Peserta Keluarga

Berencana

d. Pelayanan Rujukan Keluarga Berencana

e. Pencatatan dan Pelaporan

h) Pelayanan KB (Keluarga Berencana) di Puskesmas Tamangapa

Page 57: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Pelayanan KB berjalan bersama-sama dengan pelayanan KIA.

Pelayanan KB di Puskesmas Tamangapa dilaksanakan dari hari Senin sampai

hari Sabtu, pukul 8 pagi sampai 12 siang. Adapun jenis-jenis pelayanan KB

yang disediakan di Puskesmas Tamangapa adalah IUD berupa Copper T,

Kondom, Implant, Suntikan per 3 bulan, dan Pil KB. Selain di Puskesmas

pelayanan KB dapat pula dilakukan di tempat praktek swasta (dokter/bidan),

namun diantara 5 tempat tersebut (2 dokter dan 3 bidan) hanya 1 tempat yang

melaporkan jumlah pelayanan KB ke PKM Tamangapa.

E. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan

yang optimal. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain

mencakup perumahan, pembuangan kotaran manusia, penyediaan air bersih,

pembuangan sampah, pembuangan air kotor, rumah hewan ternak dan

sebagainya.

Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu

usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar

menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimal bagi

masyarakat sekitarnya.

Berikut adalah program kerja petugas kesehatan lingkungan di Puskesmas

Tamangapa untuk tahun 2010.

Pengawasan dan pembinaan perumahan, JAGA, SPAL dan

lingkungannya, yang dilaksanakan setiap hari Senin.

Pengawasan dan pembinaan sarana air minum dan air bersih (inspeksi

SR, SGL, SPT, Bak Air, Terminal Air, Kran Umum, dll), termasuk

pengambilan sampel bakteriologis bila diperlukan, yang dilaksanakan

setiap hari Selasa.

Pengawasan dan pembinaan TTU, yang dilaksanakan setiap hari Rabu.

Page 58: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Pengawasan dan pembinaan TPM dan pemnganbilan sampel

makanan/minuman bila diperlukan, yang dilaksanakan setiap hari Kamis.

Pengawasan TPS/TPA, yang dilaksanakan setiap hari Jumat.

Pengawasan dan pembinaan industri makanan/minuman dan TP2

Pestisida, yang dilaksanakan setiap hari Sabtu.

Pembuatan laporan bulanan, triwulanan, tahunan.

F. Gizi

Kegiatan pengukuran status gizi bayi dilakukan pada saat sebelum

dilakukan imunisasi yaitu pada hari selasa mulai jam 09.00 – 12.00 WITA

ataupun pada saat kegiatan posyandu. Bayi dan balita datang ke puskesmas,

kemudian ditimbang dan hasil dari penimbangan tersebut dicatat dalam KMS

(Kartu Menuju Sehat) masing-masing bayi dan balita tersebut.

Kegiatan ini sama dilakukan pula pada kegiatan posyandu sehingga

perkembangan status gizi bayi dan balita tiap bulan dapat diketahui. Ibu-ibu yang

membawa bayi dan balitanya kemudian akan mendapatkan pengarahan dari

petugas puskesmas untuk mempertahankan maupun meningkatkan status gizi

anak mereka, khususnya yang termasuk dalam gizi kurang dan buruk kemudian

akan didata untuk dilaporkan dan mendapatkan perhatian lebih dari petugas.

Page 59: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Gambar 10. Penimbangan Berat Badan yang dilakukan tenaga kesehatan

Gizi di Puskesmas Tamangapa

Program kerja bagian Gizi Puskesmas Tamangapa tahun 2010 adalah

sebagai berikut.

Penyuluhan Gizi, bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat.

Pelacakan Gizi Buruk, bertujuan untuk mengetahui gizi buruk dan

kurang yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa.

Pemberian Vitamin A, bertujuan untuk mencegah terjadinya kebutaan

pada anak.

Pemantauan Status Gizi, bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak

dan balita.

Pemberian Makanan Tambahan, bertujuan untuk memperbaiki status gizi

anak, bayi dan balita.

Pemberian PMT Bumil KEK, bertujuan untuk meningkatkan status gizi

ibu hamil.

G. Manajemen Puskesmas

Page 60: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Manajemen puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004. Manajemen puskesmas

adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan

luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Ada empat fungsi manajemen

puskesmas yang dikenal yakni :

Perencanaan

Pelaksanaan dan pengendalian

Pengawasan

Pertanggung-jawaban

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan

puskesmas dibedakan atas dua macam. Rencana tahunan upaya kesehatan wajib

dan rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. Pelaksanaan dan

pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian

terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas.

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kapasitas

atas kesesuaian penyelenggraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap

rencana dan peraturan perundangan serta berbagai kewajiban yang berlaku.

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara

terpadu.

Azas penyelenggraan puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.

Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas

Page 61: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

pembantu, puskesmas keliling, bidan desa serta berbagai upaya

kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya.

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya

puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun

melalui Badan Penyantun Puskesmas (BPP).

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan suber daya serta diperolehnya hasil

yang optimal, penyelenggraan setiap upaya puskesmas harus

diselenggarakan secara terpadu. Dua macam keterpaduan yang perlu

diperhatikan yaitu keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas

sektor.

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan

yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan

lansung dengan masyarakat. Untuk membantu puskesmas

menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk meningkatkan

efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang

oleh azas rujukan. Ada dua macam rujukan yang dikenal yaitu, rujukan

upaya kesehatan perorang dan rujukan upaya kesehatan masyarakat.

Rujukan upaya kesehatan perorang dibedakan lagi kepada tiga macam

yaitu, rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, rujukan bahan

pemeriksaan dan rujukan ilmu pengetahuan. Rujukan upaya kesehatan

masyarakat dibedakan kepada tiga macam yaitu, rujukan sarana dan

logistik, rujukan tenaga dan rujukan operasional.

Page 62: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

I. Penyuluhan Kesehatan dan Posyandu

Kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada hari Kamis,

tanggal 21 Juli 2010. Penyuluhan bertempat di Rumah Kelurahan

Bangkala, bersamaan dengan kegiatan poliklinik tempat tersebut. Adapun

penyuluhan yang diberikan adalah penyuluhan mengenai penyakit Diare.

Penyuluhan dibawakan oleh saudara Ita Puspita. Kegiatan penyuluhan

diikuti ibu-ibu yang membawa bayinya dan beberapa warga lain.

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan kegiatan yang

dilaksanakan oleh, dari dan untuk masyarakat dengan tujuan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak. Posyandu

adalah bagian dari upaya untuk mencapai keluarga kecil, bahagia, dan

sejahtera, dilaksanakan oleh keluarga bersama dengan masyarakat di

bawah bimbingan petugas kesehatan dari Puskesmas setempat. Kegiatan

Posyandu sendiri berlangsung sebanyak satu bulan sekali untuk tiap

Posyandu. Posyandu dilaksanakan oleh kader Posyandu dan dihadiri oleh

seorang tenaga kesehatan dari Puskesmas.

Kegiatan Posyandu yang dilakukan adalah penimbangan berat bayi,

balita dan anak; pencatatan pada KMS (Kartu Menuju Sehat); dan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang disiapkan oleh kader

Posyandu.

Page 63: Tamangapa Laporan Puskesmas September 2009

Gambar 11. Kegiatan Posyandu di Kelurahan Bangkala