tahun 2019 -...

39
PENGADILAN NEGERI RUTENG KELAS II Jl. Komodo No. 30 Ruteng Telp./Fax. : (0385) 21005 Website : www.pn-ruteng.go.id email : [email protected] SURVEI INDEKS PERSEPSI KORUPSI PADA PENGADILAN NEGERI RUTENG KELAS II Disusun Oleh : TIM SURVEI INDEKS PERSEPSI KORUPSI PENGADILAN NEGERI RUTENG TAHUN 2019

Upload: vuongtram

Post on 19-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

PENGADILAN NEGERI RUTENG

KELAS II

Jl. Komodo No. 30 Ruteng

Telp./Fax. : (0385) 21005

Website : www.pn-ruteng.go.id

email : [email protected]

SURVEI INDEKS PERSEPSI KORUPSI

PADA PENGADILAN NEGERI RUTENG

KELAS II

Disusun Oleh :

TIM SURVEI INDEKS PERSEPSI KORUPSI

PENGADILAN NEGERI RUTENG

TAHUN 2019

Page 2: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,

telah disusunnya Laporan Survei Indeks Persepsi Korupsi Pengadilan di Pengadilan

Negeri Ruteng tahun 2019.

Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Presiden Republik

Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang

Stranas PPK Jangka Panjang 2012 -2025 dan Stranas PPK Jangka Menengah

tahun 2012 -2014. Sebagai tindak lanjut atas rumusan strategi tersebut

Pemerintah menyusun Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi yang

diimplementasikan dan dievaluasi setiap tahun. Dalam rencana aksi pencegahan

dan pemberantasan korupsi (Renaksi PPK) tersebut. Presiden secara tegas

menginstruksikan kepada semua jajaran pemerintahan baik di tingkat nasional

maupun tingkat daerah (Gubernur dan Bupati / Walikota) untuk

mengimplementasikan Stranas PPK (Transparency International, 2016.

Pengadilan Negeri Ruteng sebagai salah satu lembaga negara juga berupaya

terus mencegah terjadinya korupsi dalam penyelenggaraan kegiatan khususnya

kegiatan layanan kepada masyarakat. Pengadilan Negeri Ruteng sebagai salah

satu satuan kerja Mahkamah Agung Republik Indonesia di bawah Pengawasan

Pengadilan Tinggi Kupang di daerah yang mempunyai fungsi layanan kepada

masyarakat telah berupaya melakukan pencegahan korupsi dengan menciptakan

layanan yang bersih, transparan dan akuntabel. Pada tahun 2019, Pengadilan

Negeri Ruteng melakukan survei untuk mengukur indeks persepsi korupsi dari

responden yang mendapatkan pelayanan dari Pengadilan Negeri Ruteng.

Penilaian indeks persepsi korupsi di Pengadilan Negeri Ruteng diharapkan

semakin meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Laporan ini

menyajikan sejauh mana fungsi layanan Pengadilan Negeri Ruteng yang

akuntabel dan transparan di mata masyarakat. Terimakasih atas dukungan semua

pihak. Semoga laporan Indeks Persepsi Korupsi ini berguna untuk kita semua.

Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

periode 1 Januari s/d 31 Maret 2019 ini disusun agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Ruteng, 31 Maret 2019

Ketua Tim,

R U S L A N, SH

NIP :19610929 198303 1 004

Page 3: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

A. Latar Belakang………………………………………………………………. . 3

B. Maksud dan Tujuan………………………………………………………… .. 3

C. Pengertian Umum Tentang IPK……………………………………….. ...... 12

D. Sasaran…………………………………………. ........................................ 12

E. Ruang Lingkup............................................................................................12

F. Manfaat.......................................................................................................12

G. Pelaksanaan dan Tahapan Pelaksanaan...................................................13

H. Variabel.......................................................................................................13

BAB II METODOLOGI PENELITIAN………………………………………………. 13

A. Metodologi Survey…………………………………………………………. ... 14

B. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….. 16

C. Teknik Analisa Data…………………………………………………………. 16

D. Pendapat Responden Tentang Pelayanan Publik………………… ......... 17

BAB III PROFIL RESPONDEN……………………………………………………. . 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA……………………………… 22

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................... 32

A. Kesimpulan ............................................................................................. 32

B. Rekomendasi .......................................................................................... 36

C. Pustaka..................................................................................................... 37

Page 4: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia menunjukkan kenaikan konsisten dalam pemberantasan

korupsi, namun terhambat oleh masih tingginya korupsi di sektor penegakan

hukum dan politik. Tanpa kepastian hukum dan pengurangan penyalahgunaan

kewenangan politik, kepercayaan publik terhadap pemerintah akan turun dan

memicu memburuknya iklim usaha di Indonesia. Demikian temuan Transparency

International (TI) dalam Corruption Perception Index (CPI) 2015. Kondisi korupsi

yang masih tinggi tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia melakukan

perbaikan-perbaikan dalam tata kelola pelayanan publik dan ternyata mampu

menaikkan skor Indonesia menjadi 36 dan menempati urutan 88 dari 168 negara

yang diukur. Skor Indonesia secara pelan naik 2 poin, dan naik cukup tinggi 19

peringkat dari tahun sebelumnya. Skor CPI berada pada rentang 0 - 100. 0

berarti negara dipersepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti

dipersepsikan sangat bersih. Kenaikan tersebut belum mampu menandingi skor

dan peringkat yang dimiliki oleh Malaysia (50), dan Singapura (85), dan sedikit di

bawah Thailand (38). Indonesia lebih baik dari Filipina (35), Vietnam (31), dan

jauh di atas Myanmar (22) (Transparency internasional Indonesia, 2015)

Corruption Perception Index (CPI) merupakan indeks komposit yang mengukur

persepsi pelaku usaha dan pakar terhadap korupsi di sektor publik, yaitu korupsi

yang dilakukan oleh pegawai negeri, penyelenggara negara dan politisi. Sejak

diluncurkan pada tahun 1995, CPI telah digunakan oleh banyak negara sebagai

rujukan tentang situasi korupsi dalam negeri dibandingkan dengan negara lain.

Dan Pengadilan Negeri Ruteng telah melakukan survei guna memberantas tindak

korupsi yang ada ataupun sedang berjalan dalam prose pelayanan kepada

masyarakat di Pengadilan Negeri Ruteng agar menjadi Pengadilan yang WBK

dan WBBM sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam proses

pelayanan yang berkelanjutan.

Page 5: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

4

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. MAKSUD ;

Untuk mencapai cita-cita Indonesia bebas korupsi bukan persoalan yang

mudah, karena selain banyak berbagai masalah yang tengah membelit

kehidupan bangsa Indonesia juga di warnai persoalan di bidang ekonomi,

sosial politik, pertahanan dan keamanan, hukum serta permasalahan

kebudayaan yang mesti diselesaikan. Tampaknya perilaku korupsi di negara

kita sudah menjadi persoalan yang mengkhawatirkan sejak lama,

dampaknyapun cukup dahsyat karena bisa merusak stabilitas kehidupan

berbangsa dan bernegara. Hal mana dampak tindak korupsi tersebut akan

merongrong kemandirian semua aspek kehidupan negara. Akhir-akhir ini

berita di berbagai media baik melalui online (internet), televisi, radio, surat

kabar dan media cetak lain banyak mengulas dan memperbincangkan

terjadinya tindak pidana korupsi yang masif. Pelaku korupsi pun beragam

mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat maupun PNS Daerah. Demikian

juga Pejabat Negara di Pusat dan Pejabat di daerah bahkan beberapa

pengusaha pusat dan daerah pun juga telah tersangkut korupsi. Pengadilan

Negeri Ruteng sebagai lembaga pemerintah sampai saat ini belum diketahui

oleh masyarakat seberapa besar penyelenggaraan layanan yang tidak atau

kurang efisien dan bahkan kemungkinan seberapa tinggi layanan yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, kiranya perlu

dilakukan kajian tentang persepsi masyarakat terhadap tingkat tindak pidana

korupsi yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Ruteng. Pengadilan Negeri

Ruteng wajib mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan pencegahan dan

pemberantasan korupsi. Anggaran harus dikelola dengan baik untuk

mencegah terjadinya tindak korupsi. Pengelolaan yang baik perlu didukung

dengan sistem dan sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas.

Interaksi Pengadilan Negeri Ruteng dengan masyarakat perlu dibangun agar

memberikan suasana yang saling menghargai antara kedua pihak dan saling

memanfaatkan terutama bagi masyarakat atas jasa pelayanan Pengadilan

Negeri Ruteng. Oleh karena itu terkait dengan maksud seperti tersebut diatas

maka pertanyaan penelitiannya adalah: Bagaimana pendapat atau persepsi

masyarakat terhadap penyelenggaran pelayanan publik yang dilakukan oleh

Page 6: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

5

Pengadilan Negeri Ruteng. Pengadilan Negeri Ruteng merupakan salah satu

satuan kerja di daerah yang banyak berhubungan dengan layanan

masyarakat seperti jasa layanan Surat Keterangan, Pendaftaran Badan

Hukum : CV, PT, Lembaga Adat, PAUD, dan jenis lembaga lainnya),

Pengadilan Negeri Ruteng berupaya terus menciptakan layanan terbaik,

bersih, akuntabel dan transparan sehingga tercipta Pengadilan Negeri Ruteng

yang WBK dan WBBM. Dengan demikian penting dilakukan survey indeks

persepsi korupsi dalam rangka melaksanakan upaya pemerintah dalam

pemberantasan korupsi seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan

Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka

Menengah Tahun 2012-2014. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan metode survei. Populasi dari penelitian ini

adalah masyarakat yang mempunyai kaitan baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap kegiatan pelayanan publik di Pengadilan Negeri

Ruteng. Survei langsung dilakukan saat responden datang ke Pengadilan

Negeri Ruteng.

2. TUJUAN ;

Tujuan survey persepsi korupsi ini untuk mendapatkan informasi tentang

persepsi korupsi dari pengguna layanan di Pengadilan Negeri Ruteng sebagai

bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas

layanan secara berkesinambungan serta mewujudkan pelaksanaan

penyelenggaraan negara yang bebas korupsi. Sasaran survei ini adalah

terselenggaranya pelayanan yang bersih, akuntabel dan transparan.

Adapun sasaran Survei Kepuasan Masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Mendorong partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan dalam menilai

kinerja penyelenggara pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng.

2. Mendorong penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas

Pelayanan agar lebih baik dari hari ke hari.

3. Mendorong penyelenggara pelayanan menjadi lebih inovatif dalam

menyelenggarakan pelayanan public yang bersih, akuntabel dan transparan.

Page 7: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

6

B. PENERGTIAN UMUM TENTANG INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK)

Penyelenggara Negara mempunyai peran penting dalam konstelasi

ketatanegaraan. Hal ini tersirat dalam Amanat Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 yang menyatakan antara lain bahwa tujuan dibentuknya

”Pemerintah Negara Indonesia dan yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Dalam implementasinya, penyelenggaraan Negara tidak boleh

menyimpang dari kaidah-kaidah yang digariskan. Namun demikian, dalam

perkembangannya, pembangunan di berbagai bidang berimplikasi terhadap

perilaku penyelenggara negara yang memunculkan rasa ketidakpercayaan

masyarakat. Stigma yang menganggap penyelenggara negara belum

melaksanakan fungsi pelayanan publik berkembang sejalan dengan ”social

issue” mewabahnya praktek-prakter korupsi sebagai dampak adanya

pemusatan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab pada jabatan tertentu.

Disamping itu masyarakat sendiri tidak sepenuhnya dilibatkan dalam Kegiatan

Penyelenggaraan Negara sehingga eksistensi kontrol sosial tidak berfungsi

secara efektif terhadap penyelenggara negara, terutama dalam hal akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara, sehingga rentan sekali untuk menimbulkan

penyimpangan dan korupsi.

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, antar penyelenggara

negara, tetapi juga melibatkan pihak lain seperti keluarga, kroni dan para

pengusaha, sehingga merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, yang dapat membahayakan eksistensi atass fungsi

penyelenggaraan negara.

Tindakan korupsi telah lama dianggap sebagai suatu tindakan yang sangat

merugikan perekonomian suatu negara. Istilah korupsi berasal dari bahasa

Latin, corruptio atau corruptus yang berasal dari kata corrumpere (Webster

Student Dictionary : 1960). Arti harfiah dari kata tersebut adalah kebusukan,

keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau

memfitnah. (The Lexicon Webster Dictionary 1978). Poerwadarminta dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan ”Korupsi ialah perbuatan yang

buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya”.

Korupsi dalam bahasa Latin disebut Corruptio – corruptus, dalam Bahasa

Indonesia disebut corruptie, dalam Bahasa Inggris disebut corruption, dan

dalam Bahasa Sansekerta yang tertuang dalam Naskah Kuno Negara

Kertagama arti harfiah corrupt menunjukkan kepada perbuatan yang rusak,

busuk, bejad, tidak jujur yang disangkut pautkan dengan keuangan.

Page 8: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

7

Korupsi di dalam Black’s Law Dictionary adalah “suatu perbuatan yang

dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak

sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara salah

menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu

keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bersamaan dengan

kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain”.

Dalam pengertian lain, korupsi dapat pula dilihat sebagai perilaku tidak

mematuhi prinsip, artinya dalam pengambilan keputusan di bidang ekonomi,

baik dilakukan oleh perorangan di sektor swasta maupun pejabat publik,

menyimpang dari aturan yang berlaku. Hakekat korupsi berdasarkan hasil

penelitian World Bank adalah ”An Abuse Of Public Power For Private Gains”,

penyalahgunaan kewenangan / kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Definisi

Korupsi Secara etimologi korupsi berasal dari kata “korupsi” yang berarti buruk,

buruk rusak dna busuk. “korup” juga berarti dapat diogok (melalui kekuasaan

untuk kepentingan pribadi”. Secara terminologi diartikan sebagai pemberian dan

penerimaan suap, baik yang memberi maupun menerima suap keduanya

termasuk koruptor. David M. Chalmers mengatakan korupsi sebagai tindakan-

tindakan manipulasi dan keputusan menganai keungan yang membahayakan

ekonomi. J.J. Senturia menguraikan korupsi sebagai penyalahgunaan

kekuasaan pemrintah untuk keuntungan pribadi. Dari beberapa pengertian di

atas baik secara etimologi maupun terminologi dapat ditarik kesimpulan.

1. Korupsi dalam pengertian tindakan penghianatan terhadap kepercayaan.

2. Korupsi dalam pengertian semua tindakan penyalahgunaan kekuasaaan,

walaupun pelakunya tidak mendapatkan keuntungan material.

3. Korupsi dalam pengertian semua bentuk tindakan penyalahgunaan dna

bukan haknya.

Jadi, korupsi merupakan suatu tindakan penyalahnyaan wewenang, kekyasaan

yang dapat merugikan dalam bidang ekonomi dan dapat merugikan dalam

bidang ekonomi dan dapat merugikan masyarakat pada umumnya.

ada begitu banyak pengertian dari korupsi yang disampaikan oleh para

ahli.Huntington (1968) memberikan pengertian korupsi sebagai perilaku pejabat

publik yangmenyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan

perilaku menyimpang iniditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.

Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang

menggunakan wewenang dan jabatan guna keuntungan pribadi, merugikan

kepentingan umum. Korupsi juga sering dimengerti sebagai penyalahgunaan

kekuasaan dan kepercayaan untuk keuntungan pribadi.Dari sudut pandang

hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur

sebagai berikut:

Page 9: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

8

1. Perbuatan melawan hukum.

2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana

3. Memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi

4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan

melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang

bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang

menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang

menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi.

Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang

diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada

keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai

hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam

keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi

adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara

kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan

pribadi dengan masyarakat.

Saat ini fenomena korupsi terjadi di hampir semua negara, baiknegara

maju maupunnegara berkembang. Namun demikian, di negara berkembang,

tingkat korupsi cenderung tinggidibandingkan dengan negara maju. Pada

gambar 1 (Peta Indeks Persepsi Korupsi) berikut menjelaskan distribusi

geografis korupsi di seluruh dunia. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) masing-

masing negara digambarkandalam warna. Biru adalah negara-negara yang

tingkat korupsinya paling kecil (9-10). Merah tuamerupakan negara dengan

tingkat korupsi terparah (1-1,9). Sedangkan warna-warna lain beradadi

antaranya (2-8,9). Namun sebagian besar negara-negara berkembang berada

pada tingkatkorupsi sedang sampai parah (2-2,9) termasuk Indonesia (warna

merah). Dari gambar di atas juga dapat diketahui bahwa gejala umum korupsi

relatif berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan.

Pengertian tindak pidana korupsi menurut UU Nomor 31 Tahun 1999 dan UU

Nomor 20 Tahun 2001, itu dapat dibedakan dari 2 segi, yaitu korupsi aktif dan

korupsi pasif.

Adapun yang dimaksud dengan korupsi aktif adalah :

1. Secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian Negara,

2. Dengan tujuan, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana

karena jabatn atau kedudukannya,

Page 10: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

9

3. Member hadiah atau janji dengan mengingat kekuasaan atau wewenang pada

jabatan atau kedudukannya,

4. Percobaan, pembantuan atau permufakatan jahat,

5. Memberi atau menjanjikan sesuatu dengan maksud supaya berbuat atau tidak

berbuat,

6. Member sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya,

7. Member janji,

8. Sengaja membiarkan perbuatan curang,

9. Sengaja menggelapkan uang atau surat berharga.

Sedangkan korupsi pasif, antara lain :

1. Menerima pemberian atau janji karena berbuat atau tidak berbuat,

2. Menerima penyerahan atau keperluan dengan membiarkan perbuatan curang,

3. Menerima pemberian hadiah atau janji,

4. Adanya hadiah atau janji diberikan untuk menggerakkan agar melakukan

sesuatu,

5. Menerima gratifikasi yang diberikan berhubungan dengan jabatannya.

Selain itu juga, dalam prakteknya jenis korupsi itu sendiri dapat dikelompokkan

kedalam dua bentuk, yaitu :

1. Administrative Corruption, dimana segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai

dengan huum/peraturan yang berlaku. Akan tetapi individu-individu tertentu

memperkaya diri sendirinya (contoh; penerimaan CPNS) dan

2. Against the Rule Corruption, artinya korupsi yang dilakukan adalah sepenuhnya

bertentangan dengan hukum (seperti; penyuapan, penyalahgunaan jabatan,

pemberian dan lain-lain).

Pengertian Korupsi Secara Yuridis :

Pengertian korupsi secara yuridis, baik arti maupun jenisnya telah

dirumuskan, di dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

dan undang-undang sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971.

Dalam pengertian yuridis, pengertian korupsi tidak hanya terbatas kepada

perbuatan yang memenuhi rumusan delik dapat merugikan keuangan negara

atau perekonomian negaara, tetapi meliputi juga perbuatan-perbuatan yang

memenuhi rumusan delik, yang merugikan masyarakat atau orang

perseorangan.

Page 11: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

10

Oleh karena itu, rumusannya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kelompok delik yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian

Negara, (sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

2. Kelompok delik penyuapan, baik aktif (yang menyuap) maupun pasif (yang

disuap) serta gratifikasi. (sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat(1) dan ayat

(2), Pasal 6 ayat(1) dan ayat (2), Pasal 11, Pasal 12 huruf a, b, c, dan d, serta

Pasal 12B ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak

Piddana Korupsi).

3. Kelompok delik penggelapan. (sebagaimana diatur dalam Pasal 8, Pasal 10

huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

4. Kelompok delik pemerasan dalam jabatan (knevelarij, extortion). (sebagaimana

diatur dalam Pasal 12 huruf e dan huruf f Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi).

5. Kelompok delik pemalsuan. (sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi).

6. Kelompok delik yang berkaitan dengan pemborongan, leveransir dan rekanan.

(sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 12 huruf g dan

huruf i Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

Dari 6 (enam) kelompok delik di atas, hanya 1 (satu) kelompok saja yang

memuat unsur merugikan negara diatur di dalam 2 pasal yaitu pasal 2 dan 3,

sedangkan 5 kelompok lainnya yang terdiri dari 28 pasal terkait dengan perilaku

menyimpang dari penyelenggara negara atau pegawai negeri dan pihak swasta.

Secara Internasional, korupsi diakui sebagai masalah yang sangat kompleks,

bersifat sistemik, dan meluas. Centre for Crime Prevention (CICP) sebagai

salah satu organ PBB secara luas mendefinisikan korupsi sebagai “missus of

(public) power for private gain”. Menurut CICP korupsi mempunyai dimensi

perbuatan yang luas meliputi tindak pidana suap (bribery), penggelapan

(emblezzlement), penipuan (fraud), pemerasan yang berkaitan dengan jabatan

(exortion), penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power), pemanfaatan

kedudukan seseorang dalam aktivitas bisnis untuk kepentingan perorangan

yang bersifat illegal (exploiting a conflict interest, insider trading), nepotisme,

Page 12: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

11

komisi illegal yang diterima oleh pejabat publik (illegal commission) dan

kontribusi uang secara illegal untuk partai politik. Sebagai masalah dunia,

korupsi sudah bersifat kejahatan lintas negara (trans national border crime), dan

mengingat kompleksitas serta efek negatifnya, maka korupsi yang dikategorikan

sebagai kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime) memerlukan upaya

pemberantasan dengan cara-cara yang luar biasa (extra ordinary measure).

Bagi Indonesia, korupsi adalah penyakit kronis hampir tanpa obat, menyelusup

di segala segi kehidupan dan tampak sebagai pencitraan budaya buruk bangsa

Indonesia. Secara sinis orang bisa menyebut jati diri Indonesia adalah perilaku

korupsi. Pencitraan tersebut tidak sepenuhnya salah, sebab dalam realitanya

kompleksitas korupsi dirasakan bukan masalah hukum semata, akan tetapi

sesungguhnya merupakan pelanggaraan atas hak-hak ekonomi dan sosial

masyarakat. Korupsi telah menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial

yang besar. Masyarakat tidak dapat menikmati pemerataan hasil pembangunan

dan tidak menikmati hak yang seharusnya diperoleh. Dan secara keseluruhan,

korupsi telah memperlemah ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat

Indonesia. Korupsi di Indonesia yang sudah diyakini meluas dan mendalam

(widespread and deep-rooted) akhirnya akan menggerogoti habis dan

menghancurkan masyarakatnya sendiri (self destruction). Korupsi sebagai

parasit yang mengisap pohon akan menyebabkan pohon itu mati dan di saat

pohon itu mati maka para koruptor pun akan ikut mati karena tidak ada lagi yang

bisa di hisap. Pemberantasan korupsi bukanlah sekedar aspirasi masyarakat

luas melainkan merupakan kebutuhan mendesak (urgent needs) bangsa

Indonesia untuk mencegah dan menghilangkan sedapatnya dari bumi pertiwi ini

karena dengan demikian penegakan hukum pemberantasan korupsi diharapkan

dapat mengurangi dan seluas-luasnya menghapuskan kemiskinan.

Pemberantasan tindak pidana korupsi tersebut tidak lain adalah untuk

mewujudkan kesejahteraan dari masyarakat Indonesia yang sudah sangat

menderita karena korupsi yang semakin merajarela.

Faktor-Faktor Penyebab Korupsi :

Penyebab adanya tindakan korupsi bervariasi. Dalam teori yang dikemukanan

oleh Jack Bologne atau sering disebut GONE Theory, bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya korupsi meliputi:

1. Greeds (keserakahan), berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara

potensial ada di dalam diri setiap orang.

2. Opportunities (kesempatan), berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi

atau masyarakat yang sedemekian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi

seseorang untuk melakukan kecurangan.

Page 13: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

12

3. Needs (kebutuhan), berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh

individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.

4. Exposures (pengungkapan), berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang

dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan

kecurangan.

Faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku (actor)

korupsi, yaitu individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun di luar

organisasi yang melakukan korupsi yang merugikan pihak korban. Sedangkan

faktor-faktor Opportunities dan Exposures berkaitan dengan korban perbuatan

korupsi (victim) yaitu organisasi, instansi, masyarakat yang kepentingannya

dirugikan. Selain penyebab yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi

penyebab derasnya korupsi yang terjadi di Indonesia, antara lain sebagai

berikut :

1. Tanggung jawab profesi, moral, dan sosial yang rendah

2. Sanksi yang lemah dan penerapan hukum yang tidak konsisten dari institusi

penegak hukum, institusi pemeriksa./ pengawas yang tidak bersih/ independen

3. Rendahnya disiplin/ kepatuhan terhasdap Undang-Undang dan Peraturan

4. Kehidupan yang konsumtif, boros, dan serakah (untuk memperkaya diri sendiri)

5. Lemahnya pengawasan berjenjang (internal) dalam pelaksanaan tugas

4. SASARAN

1. Untuk mengetahui dan mengevaluasi apakah ada tindak korupsi dalam

proses pelayanan pada setiap unit pelayanan pada pengadilan Negeri Ruteng

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Mendorong tumbuhnya semangat untuk memberantas tindak korupsi pada

setiap prosedur pelayanan, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat

dilaksanakan lebih berdaya guna dan berhasil guna serta terselenggaranya

pelayanan yang bersih, akuntabel dan transparan.

3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat

dalam mengevaluasi penyelenggara pelayanan untuk kepentingan dan

peningkatan kualitas pelayanan kepada maysrakat khususnya di Pengadilan

Negeri Ruteng dalam pelayanan yang bersih, akuntabel dan transparan yang

bersih dari tindakan Korupsi.

Page 14: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

13

5. RUANG LINGKUP

Sebagai instrumen untuk mengetahui Indeks Persepsi Korupsi melalui

penilaian dan evaluasi kinerja pelayanan publik dilingkungan Pengadilan Negeri

Ruteng, dalam penghitungan hasil survey IPK (Indeks Persepsi Korupsi).

6. MANFAAT

1. Untuk mengetahui apakah ada tindak korupsi dari masing-masing unsur

dalam penyelenggaraan pelayanan pada Pengadilan Negeri Ruteng dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kinerja penyelenggaraan

pelayanan dalam memberantas tindak korupsi pada Pengadilan Negeri

Ruteng dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara berkala.

3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu

dilakukan dalam memberikan pelayanan yang bersih, akuntabel dan

transparan yang bersih dari tindakan Korupsi.

4. Untuk mengetahui Indeks Persepsi Korupsi secara menyeluruh terhadap hasil

pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan pada Pengadilan Negeri Ruteng

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersih, akuntabel dan

transparan yang bersih dari tindakan Korupsi.

5. Bagi masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan

yang bersih, akuntabel dan transparan yang bersih dari tindakan Korupsi pada

Pengadilan Negeri Ruteng dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

di lingkungannya secara berkala.

7. PELAKSANAAN

Survey IPK diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang persepsi

korupsi dari pengguna layanan di Pengadilan Negeri Ruteng sebagai bahan

untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas layanan secara

berkesinambungan serta mewujudkan pelaksanaan penyelenggaraan negara

yang bebas korupsi. Sasaran survey ini adalah terselenggaranya pelayanan yang

bersih, akuntabel dan transparan. Komponen ini berkaitan dengan pelaksanaan

survey IPK, metode yang digunakan, skor yang diperoleh, serta tindak lanjut dari

hasil pelaksanaan survey IPK tersebut.

Page 15: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

14

Berdasarkan prinsip pelayanan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri

Ruteng dikembangkan 10 (sepuluh) unsur yang “relevan”, “valid” dan “reliabel”,

sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran Indeks Persepsi

Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng yang dilaksanakan pada tanggal :1

Januari s/d 31 Maret 2019 , dengan menetapkan target Indeks Persepsi Korupsi

(IPK) sebesar 20% (dua puluh).

8. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan survei ini adalah:

1. Tim survei menentukan metode survei.

2. Tim survei membuat instrument berupa kuesioner.

3. Tim survei memperbanyak kuesioner, menentukan jadwal pelaksanaan

survei.

4. Tim survei melakukan survei sesuai jadwal.

5. Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan oleh petugas diserahkan kepada

ketua tim survei.

6. Tim survei menganalisa kuesioner yang sudah terisi.

7. Tim survei menyajikan hasil analisa dalam bentuk deskriptif.

8. Hasil analisa diserahkan kepada MR.

9. VARIABEL / UNSUR-UNSUR PENILAIAN IPK

Variabel / unsur penilaian ini didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor

55 Tahun 2012 tentang Stranas PPK Jangka Panjang 2012 -2025 dan Stranas

PPK Jangka Menengah tahun 2012 -2014. Sebagai tindak lanjut atas rumusan

strategi tersebut Pemerintah menyusun Aksi Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi yang diimplementasikan dan dievaluasi setiap tahun. Dalam rencana aksi

pencegahan dan pemberantasan korupsi (Renaksi PPK) tersebut. Presiden

secara tegas menginstruksikan kepada semua jajaran pemerintahan baik di

tingkat nasional maupun tingkat daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota) untuk

mengimplementasikan Stranas PPK (Transparency International, 2016. Terhadap

Penyelenggaraan Pelayanan Publik dalam hal ini Pengadilan Negeri Ruteng

dengan mengacu pada 10 unsur pertanyaan tentang Indeks Persepsi Korupsi

yang terjadi yaitu:

1. Apakah pelayanan oleh petugas sesuai prosedur pelayanan dan

ketentuan yang berlaku di Pengadilan Negeri Ruteng?.

Page 16: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

15

2. Apakah dalam memperoleh layanan Pengadilan secara cepat dan

mudah selalu diberikan tanpa ada penawaran dari petugas pelayanan

untuk meminta imbalan tertentu di Pengadilan Negeri Ruteng?.

3. Pernahkah dihubungi seseorang (karyawan pengadilan) yang akan

membantu dalam pengurusan surat/berkas perkara di Pengadilan

Negeri Ruteng ?.

4. Apakah selalu mudah dalam mendapatkan informasi tentang tarif/biaya

baik melalui website atau petugas layanan di Pengadilan Negeri

Ruteng?.

5. Apakah selalu membayar sesuai dengan tarif resmi tanpa ada biaya

tambahan di Pengadilan Negeri Ruteng?.

6. Apakah selalu memberikan tanda terima kasih atas layanan yang

diterima (meskipun tidak diminta)di Pengadilan Negeri Ruteng?.

7. Apakah memberikan tanda bukti transaksi keuangan/pembayaran yang

sah setelah proses pembayaran dilakukan di Pengadilan Negeri

Ruteng?.

8. Apakah pernah mengetahui ada praktek pencaloan dalam pengurusan

layanan di Pengadilan Negeri Ruteng?.

9. Apakah pernah melihat dan/atau mendengar masih terjadi praktek KKN

di Pengadilan Negeri Ruteng?.

10. Apakah pernah mengurus perkara melalui Hakim/Panitera/Staff di

Pengadilan Negeri Ruteng di luar persidangan?.

Page 17: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

16

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODOLOGI SURVEY

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif yang datanya berupa

angka-angka dan dianalisis dengan teknik analisis statistic dan sebagai data

pendukung dipakai data kualitatif.

Penyusunan nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) didasarkan pada hasil

survey persepsi korupsi masyarakat terhadap pelayanan di Pengadilan Negeri

Ruteng Tahun 2019 (Januari s/d Maret 2019). Metode ini meliputi unsur layanan,

teknik pengumpulan data dan analisis data. Unsur penilaian mencakup 10

(sepuluh) unsure. Jumlah responden survey perseps korupsi pada tahun 2019

sebanyak ± 60 (enam puluh) responden. Untuk menghindari bias, maka

pemilihan responden adalah responden yang telah mendapatkan layanan selama

dalam waktu refrensi survei. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 1

metode yaitu menggunakan alat bantu kuesioner. Unsur penilaian persepsi

korupsi terdiri dari 10 unsur yaitu :

1. Persepsi Responden terhadap pelayanan oleh petugas sesuai prosedur

pelayanan dan ketentuan yang berlaku di Pengadilan Negeri Ruteng?.

2. Persepsi Responden dalam memperoleh layanan Pengadilan secara

cepat dan mudah selalu diberikan tanpa ada penawaran dari petugas

pelayanan untuk meminta imbalan tertentu di Pengadilan Negeri

Ruteng?.

3. Pernahkah dihubungi seseorang (karyawan pengadilan) yang akan

membantu dalam pengurusan surat/berkas perkara di Pengadilan

Negeri Ruteng ?.

4. Persepsi Responden Apakah selalu mudah dalam mendapatkan

informasi tentang tarif/biaya baik melalui website atau petugas layanan

di Pengadilan Negeri Ruteng?.

5. Persepsi Responden Apakah selalu membayar sesuai dengan tarif

resmi tanpa ada biaya tambahan di Pengadilan Negeri Ruteng?.

6. Persepsi Responden Apakah selalu memberikan tanda terima kasih

atas layanan yang diterima (meskipun tidak diminta)di Pengadilan

Negeri Ruteng?.

Page 18: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

17

7. Persepsi Responden Apakah memberikan tanda bukti transaksi

keuangan/pembayaran yang sah setelah proses pembayaran dilakukan

di Pengadilan Negeri Ruteng?.

8. Persepsi Responden Apakah pernah mengetahui ada praktek

pencaloan dalam pengurusan layanan di Pengadilan Negeri Ruteng?.

9. Persepsi Responden Apakah pernah melihat dan/atau mendengar

masih terjadi praktek KKN di Pengadilan Negeri Ruteng?.

10. Apakah pernah mengurus perkara melalui Hakim/Panitera/Staff di

Pengadilan Negeri Ruteng di luar persidangan?.

Pengolahan dan Analisis Data Survey persepsi korupsi disajikan

dalam bentuk skoring / angka absolut agar diketahui peningkatan

/penurunan indeks persepsi korupsi masyarakat atas pelayanan yang

diberikan di Pengadilan Negeri Ruteng setiap tahunnya.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a. Jumlah dan Pekerjaan Reponden

Responden yang disurvei dalam penilaian persepsi korupsi adalah

masyarakat yang pernah menerima layanan di Pengadilan Negeri Ruteng

periode Januari s/d Maret 2019. Jumlah responden yang mengisi kuesioner

sebanyak ± 60 (enam puluh) orang yang berusia di atas 18 tahun. Data profil

responden dianalisis dan dikelompokkan ke dalam kategori berdasarkan

jumlah kelamin, jenis pekerjaan, tempat kerja dan jenis layanan yang diterima

oleh responden.

1. Profil responden berdasarkan jenis kelamin, Profil responden kuisioner

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) berdasarkan jenis kelamin di Pengadilan

Negeri Ruteng menunjukkan bahwa sebanyak 44% adalah laki –laki yang

mendominasi dan sebanyak 44% adalah perempuan dari sebanyak 58 orang

responden yang mengisi.

Sebagai sample pada penelitian ini berjumlah ± 60 (enam puluh) orang

responden yang di ambil secara simple random sampling, terdiri dari:

1. PNS

2. TNI/Polri

3. Pegawai Swasta

4. Advokat/Pengacara

5. Wiraswasta/Usahawan

6. Guru

7. Jaksa

Page 19: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

18

8. Petani/Nelayan

9. Pedagang

10. Pelajar/Mahasiswa

11. Lainnya.................

b. Lokasi Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Pengadilan Negeri Ruteng pada saat jam

kerja.

c. Waktu Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada periode 1 Januari s.d. 31 Maret 2019

C. TEKNIK ANALISA DATA

Setelah data terkumpul hasil penelitian ini dianalisis dengan analisis

statistik deskriptif.

PENDAPAT RESPONDEN TENTANG INDEKS PERSEPSI KORUPSI

PENGOLAHAN IPK PER RESPONDEN & PER UNSUR PELAYANAN

UNIT PELAYANAN : PENGADILAN NEGERI RUTENG

ALAMAT : JL.KOMODO NO.30, KEL.PITAK, KEC.LANGKE

REMBONG, KABUPATEN MANGGARAI

PENGOLAHAN DATA SURVEI INDEKS PERSEPSI KORUPSI

No Responden

Nilai Ruang Lingkup Indeks Survei Persepsi Korupsi Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 20: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

19

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

20 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

35 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah 60 60 64 63 60 62 60 60 60 60

NRR per RL 0,600 0,600 0,640 0,630 0,600 0,620 0,600 0,600 0,600 0,600

NRR tertimbang 0,067 0,067 0,071 0,070 0,067 0,069 0,067 0,067 0,067 0,067 0,677

16,916667

Page 21: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

20

BAB III

PROFIL RESPONDEN

a. Umur Responden

No Klasifikasi Umur Frekuensi Prosentase

1 20 Tahun s/d 30 Tahun 17 17 %

2 31 Tahun s/d 40 Tahun 33 33 %

3 41 Tahun s/d 50 Tahun 6 6 %

4 51 Tahun s/d 60 Tahun 3 3 %

5 Diatas 60 Tahun 1 1 %

60 60%

Mayoritas responden ini berumur 31 s/d 40 tahun dengan jumlah responden 33

orang dari 60 responden (33%).

b. Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

1 Laki-laki 51 51 %

2 Perempuan 9 9 %

60 60%

Mayoritas responden ini berjenis kelamin Laki-laki yang berjumlah 51 orang dari

total 60 orang responden (51%).

c. Pendidikan Terakhir Responden

No Klasifikasi Pendidikan Frekuensi Prosentase

1 Tidak Sekolah 0 0

2 SD 0 0

3 SMP/SLTP 0 0 %

4 SLTA 42 42 %

5 Diploma (D1/D2/D3/D4) 2 2 %

6 Sarjana (S1) 16 16 %

7 Pascasarjana (S2/S3) 0 0 %

8 Lainnya

60 60%

Mayoritas Pendidikan Terakhir Responden disini adalah SLTA yang berjumlah 42

orang dari total responden 60 orang (42%).

Page 22: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

21

d. Pekerjaan Utama Responden

No Klasifikasi Pekerjaan Frekuensi Prosentase

1 PNS 4 4 %

2 TNI/Polri 31 31 %

3 Pegawai Swasta 5 5 %

4 Wiraswasta/Usahawan 9 9 %

5 Petani Nelayan 1 1 %

6 Pedagang 0 0 %

7 Pelajar/Mahasiswa 1 1 %

8 Advokat/Pengacara 6 6 %

9 Jakasa 2 2 %

10 Ibu Rumah Tangga 0 0 %

11 Lain-lain 2 2 %

60 60%

Mayoritas Pekerjaan Utama Responden adalah TNI/POLRI yang berjumlah 31

orang dari total responden 60 orang sehingga keseluruhannya (31%).

Page 23: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Berdasarkan hasil analisis fakta di lapangan di peroleh Survey Indeks

Persepsi Korupsi Unit Pelayanan selama Bulan Januari s/d Maret 2019 sebesar

16,916%.

Analisis selanjutnya disajikan berdasarkan masing - masing ruang lingkup

pelayanan:

A. Prosedur Pelayanan :

Hasil analisis pada Unsur Prosedur pelayanan secara ringkas disajikan

dalam tabel dan grafik berikut ini:

Tabel dan grafik tersebut di atas setelah dilakukan survey menunjukkan

bahwa mayoritas responden menyatakan Prosedur Pelayanan di Pengadilan

60%

0% 0% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Selalu Sesuai Prosedur Sering Sesuai Prosedur Jarang Sesuai Prosedur TIdak Sesuai Prosedur

Prosedur Pelayanan

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Selalu sesuai prosedur 60 60 60 60

Sering sesuai prosedur 0 0 0 0

Jarang sesuai prosedur 0 0 0 0

Tidak sesuai prosedur 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

Page 24: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

23

Negeri Ruteng sudah Selalu sesuai prosedur sebanyak orang dari total 60

orang responden (60%), karena dalam pengurusan perkara, Surat

Keterangan dan urusan lain di Pengadilan Negeri Ruteng dapat dilayani dan

diselesaikan dengan lancar dan semua persyaratan untuk berperkara dapat

dipenuhi oleh masyarakat.

B. Pemberian Imbalan :

Hasil analisis pada Unsur Petugas Pelayanan apakah selalu

meminta/menerima imbalan tanpa diminta secara ringkas disajikan dalam

tabel dan grafik berikut ini:

Pemberian Imbalan saat Pelayanan

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Petugas Melayani

tanpa meminta

Imbalan

60 60 60 60

Petugas Melayani

Jarang meminta

Imbalan

0 0 0 0

Petugas Melayani

Sering meminta

Imbalan

0 0 0 0

Petugas Melayani

Selalu meminta

Imbalan

0 0 0 0

Total 60 60 60 60

Tabel dan grafik tersebut di atas setelah dilakukan survey menunjukkan

60%

0% 0% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Petugas Melayani Tanpa Meminta

Imbalan

Petugas Melayani Jarang Meminta

Imbalan

Petugas Melayani Sering Meminta

Imbalan

Petugas Melayani Selalu Meminta

Imbalan

Page 25: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

24

bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa Petugas Pelayanan di

Pengadilan Negeri Ruteng pada saat Melayani tanpa meminta Imbalan

sebanyak 60 orang dari total 60 orang responden (60%), karena dalam

Prosedur pelayanan yang dilakukan oleh Petuga pelayanan pada Pengadilan

Negeri Ruteng sudah sesuai dan Petugas Melayani tanpa meminta Imbalan

apapun.

C. Komunikasi dengan Pegawai Pengadilan :

Hasil analisis pada Unsur Komunikasi dengan Staf Pengadilan pada saat

Pelayanan untuk membantu dalam pengurusan/surat/berkas secara ringkas

disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini :

Komunikasi

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 58 58 58 58

Jarang/pernah 0 0 0 0

Sering 2 2 2 2

Selalu 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan bahwa Petugas pelayanan Pengadilan Negeri Ruteng

dalam Melayani tidak pernah berkomunikasi atau menghubungi sebanyak 58

orang dari total 60 orang responden (58%). Dan yang menjawab Sering

berkomunikasi atau menghubungi sebanyak 2 orang (2%).

58%

0% 2%

0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tidak Pernah Jarang/Pernah Sering Selalu

Page 26: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

25

D. Informasi Biaya/Tarif Pelayanan :

Hasil analisis pada Unsur informasi Biaya / Tarif Pelayanan secara ringkas

disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:

Informasi Biaya/Tarif Pelayanan

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Selalu 59 59 59 59

Sering 0 0 0 0

Jarang 0 0 0 0

Tidak Pernah 1 1 1 1

Total 60 60 60 60

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan Selalu mendapatkan Informasi Biaya / Tarif pelayanan di

Pengadilan Negeri Ruteng sebanyak 59 orang dari total 58 orang responden

(59%). Dan yang menjawab Tidak Pernah mendapatkan Informasi Biaya / Tarif

, sebanyak 1 orang (1%);

E. Informasi Biaya/Tarif Pelayanan Resmi,

Hasil analisis pada Unsur Informasi Biaya/Tarif Pelayanan Resmi secara

ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:

Informasi Biaya/Tarif Pelayanan Resmi

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Selalu

Sering

60

0

60

0

60

0

60

0

Jarang 0 0 0 0

Tidak Pernah 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

59%

0% 0% 1%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

Page 27: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

26

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan Unsur Informasi Biaya/Tarif Pelayanan Resmi di

Pengadilan Negeri Ruteng Selalu mendapatkan Informasi Biaya / Tarif

Pelayanan Resmi di Pengadilan Negeri Ruteng sebanyak 60 orang dari total

60 orang responden (60%)

F. Perilaku (Tanda/Ucapan Terima Kasih) :

Hasil analisis pada Unsur Kompetensi / Kemampuan Petugas Pelayanan

secara ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:

60%

0% 0% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

Kompetensi / Kemampuan Petugas

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 59 59 59 59

Jarang/Pernah 0 0 0 0

Sering 1 1 1 1

Selalu 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

Page 28: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

27

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan bahwa Perilaku (Tanda/Ucapan Terima Kasih) atas

layanan yang telah dijalankan menyatakan tidak pernah memberikan tanda terima

kasih / imbalan kepada petugas layanan sebanyak 59 orang (59%), di Pengadilan

Negeri Ruteng. Dan yang menjawab Sering memberikan tanda terima kasih /

imbalan kepada petugas layanan, sebanyak 1 orang (1%)

G. Tanda Bukti Pembayaran/Kwitansi:

Hasil analisis pada Unsur Tanda Bukti Pembayaran/Kwitansi secara

ringkas disajikan dalamtabel dan grafik berikut ini:

Tanda Bukti Pembayaran/Kwitansi

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Selalu 60 60 60 60

Sering 0 0 0 0

Jarang 0 0 0 0

Tidak Pernah 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

59%

0% 1% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tidak Pernah Jarang/Pernah Sering Selalu

Page 29: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

28

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan Selalu mendapatkan Tanda Bukti

Pembayaran/Kwitansi dari Petugas Pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng

sebanyak 60 orang dari total 60 orang responden (60%),

H. Praktek Pencaloan dalam Pelayanan :

Hasil analisis pada Unsur Praktek Pencaloan dalam Pelayanan secara

ringkas disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:

Praktek Pencaloan dalam Pelayanan

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 60 60 60 60

Jarang/Pernah 0 0 0 0

Sering 0 0 0 0

Selalu 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

60%

0% 0% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

60%

0% 0% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tidak Pernah Jarang/Pernah Sering Selalu

Page 30: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

29

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan tidak pernah melakukan Praktek Pencaloan dalam

proses Pelayanan dengan Petugas Pelayanan di Pengadilan Negeri

Ruteng sebanyak 60 orang dari total 60 orang responden (60%),

I. Praktek KKN dalam Pelayanan.

Hasil analisis pada Unsur Praktek KKN dalam Pelayanan secara ringkas

disajikan dalam tabel dan grafik berikut ini:

Praktek KKN dalam Pelayanan

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 60 60 60 60

Jarang/Pernah 0 0 0 0

Sering 0 0 0 0

Selalu 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan bahwa tidak pernah melihat dan/atau mendengar

masih terjadi Praktek KKN dalam menerima atau mendapatkan Pelayanan

dari petugas pelayanan pada Pengadilan Negeri Ruteng sebanyak 60 orang

dari total 60 orang responden (60%),

60%

0% 0% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tidak Pernah Jarang/Pernah Sering Selalu

Page 31: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

30

J. Penanganan Perkara.

Hasil analisis pada Unsur Penanganan Perkara secara ringkas disajikan

dalam tabel dan grafik berikut ini:

Penanganan Perkara

Jawaban Responden Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 60 60 60 60

Jarang/Pernah 0 0 0 0

Sering 0 0 0 0

Selalu 0 0 0 0

Total 60 60 60 60

Tabel dan grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa mayoritas

responden menyatakan bahwa tidak pernah mengurus Penanganan Perkara

melalui Hakim/Panitera/Staf pada Pengadilan Negeri Ruteng sebanyak 60

orang dari total 60 orang responden (60%),

60%

0% 0% 0% 0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tidak Pernah Jarang/Pernah Sering Selalu

Page 32: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

31

Dalam Survei Indeks Persepsi Korupsi pada Pengguna Pengadilan periode 1 Januari

s/d 31 Maret 2018 ini pun, terdapat beberapa saran dan masukan dari responden

antara lain:

1. Pelayanan sudah sangat baik, tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi

serta setia dan tekuin dalam melayani masyarakat pengguna layanan, tarif yang

ditetapkan harus jelas dan mudah di jangkau oleh masyarakat pengguna

layanan;

2. Pelayanan harus konsisiten dengan waktu dan penyelesaian surat – surat harus

sesuai dengan urutan mana yang datang lebih awal mana yang belakangan;

3. Tetap mempertahankan dalam memberikan pelayanan yang PRIMA dengan

menjadikan Pengadilan Negeri Ruteng sebagai mitra masyarakat dan utamakan

keadilan bagi siapa saja yang datang ke PN Ruteng sehingga menjadi kantor

percontohan di Kab.Manggarai;

4. Khusus penegak Hukum alangkah baiknya kalau orang yang memahami budaya

local khususnya budaya manggarai karena banyak kasus yang penyelesaiannya

bertentangan dengan budaya manggarai;

Page 33: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

32

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh nilai hasil

Indeks Persepsi Korupsi di Pengadilan Negeri Ruteng sebesar 16,916%, seperti

kesimpulan pada masing-masing Unsur dari 10 (sepuluh) unsur yang ada,

adapun pendapat responden tentang pelayanan publik pada Pengadilan Negeri

Ruteng sebagai berikut:

No. Ruang Lingkup Pertanyaan Jawaban

1 2 3

1. Prosedur Apakah pelayanan oleh

petugas sesuai prosedur

pelayanan dan ketentuan

yang berlaku di Pengadilan

Negeri Ruteng?.

1. Selalu sesuai Prosedur

2. Sering sesuai Prosedur

3. Jarang sesuai Prosedur

4. Tidak sesuai Prosedur

2. Imbalan Apakah dalam memperoleh

layanan Pengadilan secara

cepat dan mudah selalu

diberikan tanpa ada

penawaran dari petugas

pelayanan untuk memin ta

imbalan tertentu di

Pengadilan Negeri Ruteng?.

1. Petugas melayani tanpa

meminta imbalan

2. Petugas melayani

jarang meminta imbalan

3. Petugas melayani

sering meminta imbalan

4. Petugas melayani

selalu meminta imbalan

3. Komunikasi Pernahkah dihubungi

seseorang (karyawan

pengadilan) yang akan

membantu dalam

pengurusan surat/berkas

perkara di Pengadilan Negeri

Ruteng ?.

1. Tidak Pernah

2. Jarang/Pernah

3. Sering

4. Selalu

4. Biaya/Tarif Apakah selalu mudah dalam

mendapatkan informasi

tentang tarif/biaya baik

melalui website atau petugas

layanan di Pengadilan Negeri

Ruteng?.

1. Selalu

2. Sering

3. Jarang

4. Tidak Pernah

Page 34: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

33

5. Biaya/Tarif Resmi Apakah selalu membayar

sesuai dengan tarif resmi

tanpa ada biaya tambahan di

Pengadilan Negeri Ruteng?.

1. Selalu

2. Sering

3. Jarang

4. Tidak Pernah

6. Perilaku (terima

kasih)

Apakah selalu memberikan

tanda terima kasih atas

layanan yang diterima

(meskipun tidak diminta)di

Pengadilan Negeri Ruteng?.

1. Tidak Pernah

2. Jarang/Pernah

3. Sering

4. Selalu

7. Tanda bukti

pembayaran/Kwitansi

Apakah memberikan tanda

bukti transaksi

keuangan/pembayaran yang

sah setelah proses

pembayaran dilakukan di

Pengadilan Negeri Ruteng?.

1. Selalu

2. Sering

3. Jarang

4. Tidak Pernah

8. Praktek pencaloan Apakah pernah mengetahui

ada praktek pencaloan dalam

pengurusan layanan di

Pengadilan Negeri Ruteng?.

1. Tidak Pernah

2. Jarang/Pernah

3. Sering

4. Selalu

9. Praktek KKN Apakah pernah melihat

dan/atau mendengar masih

terjadi praktek KKN di

Pengadilan Negeri Ruteng?.

1. Tidak Pernah

2. Jarang/Pernah

3. Sering

4. Selalu

10. Penanganan Perkara Apakah pernah mengurus

perkara melalui

Hakim/Panitera/Staff di

Pengadilan Negeri Ruteng di

luar persidangan?.

1. Tidak Pernah

2. Jarang/Pernah

3. Sering

4. Selalu

Adapun kesimpulan pada masing-masing ruang lingkup sebagai berikut:

1. Prosedur Pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng sudah Selalu sesuai prosedur

sebanyak orang dari total 60 orang responden (60%), karena dalam

pengurusan perkara, Surat Keterangan dan urusan lain di Pengadilan Negeri

Ruteng dapat dilayani dan diselesaikan dengan lancar dan semua

persyaratan untuk berperkara dapat dipenuhi oleh masyarakat.

Page 35: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

34

2. Petugas Pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng pada saat Melayani tanpa

meminta Imbalan sebanyak 60 orang dari total 60 orang responden (60%),

karena dalam Prosedur pelayanan yang dilakukan oleh Petuga pelayanan

3. pada Pengadilan Negeri Ruteng sudah sesuai dan Petugas Melayani tanpa

meminta Imbalan apapun.

4. Petugas pelayanan Pengadilan Negeri Ruteng dalam Melayani tidak pernah

berkomunikasi atau menghubungi sebanyak 58 orang dari total 60 orang

responden (58%).

5. Mayoritas responden menyatakan Selalu mendapatkan Informasi Biaya / Tarif

pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng sebanyak 59 orang dari total 58

orang responden (59%)

5. Informasi Biaya/Tarif Pelayanan Resmi di Pengadilan Negeri Ruteng Selalu

mendapatkan Informasi Biaya / Tarif Pelayanan Resmi di Pengadilan Negeri

Ruteng sebanyak 60 orang dari total 60 orang responden (60%)

6. Perilaku (Tanda/Ucapan Terima Kasih) atas layanan yang telah dijalankan

menyatakan tidak pernah memberikan tanda terima kasih / imbalan kepada petugas

layanan sebanyak 59 orang (59%), di Pengadilan Negeri Ruteng.

7. Selalu mendapatkan Tanda Bukti Pembayaran/Kwitansi dari Petugas

Pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng sebanyak 60 orang dari total 60

orang responden (60%),

8. mayoritas responden menyatakan tidak pernah melakukan Praktek Pencaloan

dalam proses Pelayanan dengan Petugas Pelayanan di Pengadilan Negeri

Ruteng sebanyak 60 orang dari total 60 orang responden (60%),

9. mayoritas responden menyatakan bahwa tidak pernah melihat dan/atau

mendengar masih terjadi Praktek KKN dalam menerima atau mendapatkan

Pelayanan dari petugas pelayanan pada Pengadilan Negeri Ruteng sebanyak

60 orang dari total 60 orang responden (60%),

10.Mayoritas responden menyatakan bahwa tidak pernah mengurus Penanganan

Perkara melalui Hakim/Panitera/Staf pada Pengadilan Negeri Ruteng

sebanyak 60 orang dari total 60 orang responden (60%),

A.2. Kategori Kurang Baik

Page 36: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

35

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh nilai hasil

Survei Persepsi Korupsi di Pengadilan Negeri Ruteng yang mencapai penilaian

sebesar :1% s/d 10% adalah :

Adapun kesimpulan pada masing-masing ruang lingkup sebagai berikut:

1. Yang menjawab Sering berkomunikasi atau menghubungi sebanyak 2 orang

(2%).

2. Yang menjawab Tidak Pernah mendapatkan Informasi Biaya / Tarif , sebanyak

1 orang (1%)

3. Yang menjawab Sering memberikan tanda terima kasih / imbalan kepada petugas

layanan, sebanyak 1 orang (1%)

Laporan Hasil Survei Indeks Persepsi Korupsi

Sebagai sampleng pada penelitian ini diambil 60 orang responden yang

diambil secara acak menurut pekerjaan mereka masing-masing, beberapa

respon dari 60 orang responden tersebut terdapat penilaian paling rendah dari 60

responden yang telah diambil :

1. PNS

2. TNI/Polri

3. Pegawai Swasta

4. Advokat/Pengacara

5. Wiraswasta/Usahawan

6. Guru

7. Jaksa

8. Petani/Nelayan

9. Pedagang

10. Pelajar/Mahasiswa

11. Lainnya.................

Dengan mangacu pada Peraturan Presiden RI Nomor 55 tahun 212 tentang

Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun

2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 tentang Pedoman Survei Indeks

Persepsi Korupsi terhadap pelayanan public yang terdiri dari 10 (Sepuluh) ruang lingkup

antara lain :

Page 37: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

36

1. Prosedur Pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng sudah Selalu sesuai prosedur

karena dalam pengurusan perkara, Surat Keterangan dan urusan lain di

Pengadilan Negeri Ruteng dapat dilayani dan diselesaikan dengan lancar dan

semua persyaratan untuk berperkara dapat dipenuhi oleh masyarakat.

2. Petugas Pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng pada saat Melayani tanpa

meminta Imbalan karena dalam Prosedur pelayanan yang dilakukan oleh

3. Petuga pelayanan pada Pengadilan Negeri Ruteng sudah sesuai dan Petugas

Melayani tanpa meminta Imbalan apapun.

4. Petugas pelayanan Pengadilan Negeri Ruteng dalam Melayani tidak pernah

berkomunikasi atau menghubungi.

5. Mayoritas responden menyatakan Selalu mendapatkan Informasi Biaya / Tarif

pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng.

6. Informasi Biaya/Tarif Pelayanan Resmi di Pengadilan Negeri Ruteng Selalu

mendapatkan Informasi Biaya / Tarif Pelayanan Resmi di Pengadilan Negeri

Ruteng.

6. Perilaku (Tanda/Ucapan Terima Kasih) atas layanan yang telah dijalankan

menyatakan tidak pernah memberikan tanda terima kasih / imbalan kepada

petugas layanan di Pengadilan Negeri Ruteng.

7. Selalu mendapatkan Tanda Bukti Pembayaran/Kwitansi dari Petugas

Pelayanan di Pengadilan Negeri Ruteng.

8. Mayoritas responden menyatakan tidak pernah melakukan Praktek Pencaloan

dalam proses Pelayanan dengan Petugas Pelayanan di Pengadilan Negeri

Ruteng.

9. Mayoritas responden menyatakan bahwa tidak pernah melihat dan/atau

mendengar masih terjadi Praktek KKN dalam menerima atau mendapatkan

Pelayanan dari petugas pelayanan pada Pengadilan Negeri Ruteng.

10.Mayoritas responden menyatakan bahwa tidak pernah mengurus Penanganan

Perkara melalui Hakim/Panitera/Staf pada Pengadilan Negeri Ruteng.

Dari hasil survey terhadap 10 (Sepuluh) item tersebut di atas masih ada

Hasil Terendah Dari Survey Kepuasan Pengguna di Pengadilan Negeri Ruteng

yakni :

1. Yang menjawab Sering berkomunikasi atau menghubungi sebanyak 2 orang

(2%).

2. Yang menjawab Tidak Pernah mendapatkan Informasi Biaya / Tarif , sebanyak

1 orang (1%)

Page 38: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

37

3. Yang menjawab Sering memberikan tanda terima kasih / imbalan kepada petugas

layanan, sebanyak 1 orang (1%)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisa penilaian persepsi pada setiap unsur diketahui bahwa

unsur terkait kesesuaian tarif yang diberikan dengan yang ditetapkan, unsur

layanan bersih dan unsur pencegahan korupsi merupakan unsur dengan nilai

maksimal. Dengan demikian secara umum petugas pelayanan di Pengadilan

Negeri Ruteng dalam memberikan layanan sudah melakukan dengan baik,

transparan, bersih dan akuntabel. Unsur yang perlu ditingkatkan kualitasnya

yaitu unsur Komunikasi atau menghubungi petugas yang memungkinkan

terjadinya gratifikasi yang mengarah pada peluang Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme. Masih ditemukan adanya pemberian tanda terima kasih dari

responden meskipun tidak diminta dengan persentase yang kecil. Dengan

demikian, ke depan dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan kualitas

layanan maka semua petugas tidak diperkenankan menerima tanda

terimakasih dalam bentuk apapun baik barang maupaun uang dengan nilai

berapapun. Penyesuaian tarif sudah dilakukan Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 tentang Jenis Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang berlaku pada Mahkamah Agung R.I.

dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dan Penetapan Ketua

Pengadilan Negeri Ruteng, Lampiran I Nomor : W26-U7 / 1316/HK.02 / I0

/2018, tanggal 16 Oktober 2018, Tentang Penetapan Panjar Biaya Perkara

Perdata Pada Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Ruteng, Tentang

Perubahan Penetapan Panjar Biaya Perkara Perdata Pada Wilayah Hukum

Pengadilan Negeri Ruteng. Penyesuaian tarif diharapkan akan dapat

meningkatkan kepuasan pengguna layanan di Pengadilan Negeri Ruteng juga

terus melalukan upaya perbaikan kinerja layanan dengan pengembangan

aplikasi e-court (layanan on line) yang dalam prosesnya diharapkan proses

kegiatan layanan akan lebih cepat, transparan, akuntabel, tidak ada ucapan

terimakasih atau gratifikasidan tertelusur serta terdokumentasi dengan baik.

Page 39: TAHUN 2019 - pn-ruteng.go.idpn-ruteng.go.id/.../uploads/2019/04/SURVEI-INDEKS-PERSEPSI-KORUPSI.pdf · Demikian Laporan Indeks Persepsi Korupsi pada Pengadilan Negeri Ruteng untuk

38

C. Pustaka

Peraturan Presiden RI Nomor 55 tahun 212 tentang Strategi Nasional

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan

Jangka Menengah Tahun 2012-2014

https://www.ti.or.id/media/documents/2015/09/16/i/p/ipk_2015_laporan_akhir.pdf:

Survei Persepsi Korupsi 2015

http://www.ti.or.id/index.php/publication/2016/01/27/corruption-perceptions-index-

2015: Corruption Perception Index 2015, perbaiki penegakan hukum, perkuat

KPK, benahi layanan publikhttp://inspektorat.lipi.go.id/2015/12/02/survei-

persepsi-korupsi/: Pembahasan laporan survei persepsi korupsi

Pujiyono, Kumpulan Tulisan Hukum Pidana, (Bandung: Mandar Maju, 2007),

Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum Progresif, (Jakarta: Kompas, 2006),