tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · tahun 2016-2021, merupakan...

117

Upload: others

Post on 13-Oct-2019

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor
Page 2: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

-i -

KATA PENGANTAR

Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor Pertanian. Perubahan Renstra ini tidak terlepas dari dokumen perencanaan pada tingkat Kabupaten berupa Perubahan RPJMD maupun pada tingkat provinsi dan tingkat pusat. Sejalan dengan review terhadap Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Renstra Dinas Pertanian terdahulu, maka dilakukan perbaikan agar Renstra Dinas Pertanian dapat sejalan dengan Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bandung.

Penyusunan Perubahan Renstra ini mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Penyusunan Perubahan Renstra ini didasarkan kepada : 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah

Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021. 2. Revisi Renstra Dinas Pertanian Tahun 2016-2021 3. Perubahan Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Pertanian serta Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. Semoga Dokumen Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016–2021

ini menjadikan arah proses pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung lebih terarah.

Soreang, Januari 2019

KEPALA DINAS PERTANIAN

KABUPATEN BANDUNG

Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda

NIP. 19640923 1992031005

Page 3: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

-ii -

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Landasan Hukum .................................................................................... 3

1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................................. 5

1.4. Sistematika Penulisan ............................................................................. 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH .................................. 7

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah ................... 7

2.2. Sumberdaya SKPD ............................................................................... 12

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian ...................................................... 14

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian ............................................................................................... 45

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH ........ 48

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi ................................ 48

3.1.1 Faktor Internal ............................................................................ 49

3.1.2 Faktor Eksternal ......................................................................... 52

3.2. Telaahan Visi Misi dan Program Kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ...................................................................................... 55

3.3. Telaahan Renstra kementerian Pertanian, Renstra Dinas Pangan dan Peternakan, Dinas Perkebunan serta Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat ...................................................................................................... 59

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ................................................................................................. 61

3.5. Isu-isu Strategis Pembangunan Pertanian ........................................... 63

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................... 67

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah PD ........................................ 67

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ......................................................... 69

5.1. Strategi Pembangunan Pertanian ........................................................ 69

Page 4: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

-iii -

5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian ............................................ 77

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN ............. 79

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ............................. 103

BAB VIII PENUTUP ................................................................................................ 105

Page 5: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

-iv -

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1. Sumberdaya Manusia ASN Dinas Pertanian Tahun 2018......................... 12

Tabel 2-2 Lembaga Penyuluh Pertanian Per Kecamatan di Kabupaten Bandung .... 13

Tabel 2- 3. (Tabel T-C.23) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ..................................................................... 15

Tabel 2-4. (Tabel T-C.24) Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pertanian ........................................................... 16

Tabel 2-5. Uraian capaian kinerja Produksi Pertanian per sub sektor ........................ 19

Tabel 2-6. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Padi Palawija ............................. 20

Tabel 2-7. Perkembangan Luas Tanam dan Luas Panen Komoditas Sayuran .......... 21

Tabel 2-8. Perkembangan Jumlah Penggunaan Pupuk di Kabupaten Bandung ........ 24

Tabel 2-9. Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2015 ................................................. 28

Tabel 2-10. Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung ............ 29

Tabel 2-11. Realisasi Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Bandung ......... 32

Tabel 2-12. Perkembangan Produksi Tanaman Hias ................................................... 34

Tabel 2-13. Perkembangan Produksi Tanaman Obat .................................................. 34

Tabel 2-14. Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2015 ...................................... 37

Tabel 2-15. Realisasi produksi komoditi perkebunan ................................................... 45

Tabel 2-16. Keterkaitan Visi RPJPD, RPJMD, dan RPJMD Visi RPJP ........................ 46

Tabel 2-17. Prioritas Pembangunan Berdasarkan RPJPN dan RPJPD RPJP ............. 46

Tabel 3-18. Penjelasan Visi RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 .............. 56

Tabel 3-19. Komparasi Sasaran Renstra Subsektor peternakan terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L Tingkat Pusat............................ 59

Tabel 3-20. Rekomendasi Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis pada Program Pertanian ................................................................................................... 62

Tabel 4-21. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Tahun 2016–2021 .......................................................................................................... 68

Tabel 5-22. (Tabel T-C 26) Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan .......................... 77

Tabel 6-23. (Tabel T-C.27.) Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Perangkat Daerah Dinas Pertanian Kabupaten Bandung .......................................... 81

Tabel 7-24. (Tabel T-C.28) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ................................................................... 104

Page 6: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

-v -

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian ................................................ II-8

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Teknis Dinas Pertanian menurut Peraturan Bupati Bandung Nomor 108 Tahun 2016 ......... II-9

Gambar 2.3 Fluktuasi produktivitas padi Kabupaten Bandung (Ku/Ha) ............... II-19

Gambar 2.4 Fluktuasi produktivitas padi Provinsi Jawa Barat (Ku/Ha) ................ II-20

Gambar 2.5 Perkembangan Penggunaan Pupuk Kabupaten Bandung ............... II-27

Gambar 2.6 Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun

2010-2015 ....................................................................................... II-37

Gambar 2.7 Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun

2010-2015 ........................................................................................ II-38

Gambar 2.8 Perbandingan Target dan Realisasi Fasilitasi Kelompok

Pembudidaya Peternakan Tahun 2011-2015 ................................... II-40

Gambar 2.9 Perbandingan Target dan Realisasi Pemotongan di RPH 2011-

2015 ................................................................................................. II-41

Gambar 2.10 Peningkatan Intervensi Jenis Penyakit Ternak dan Hewan di

Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 ........................................... II-42

Gambar 2.11 Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun

2012-2015 ........................................................................................ II-43

Gambar 2.12 Perkembangan Vaksinasi Brucellosis di Kabupaten Bandung

Tahun 2010-2015 ............................................................................. II-44

Gambar 2.13 Peningkatan Pelayanan dan Pencegahan Penyakit Ternak/Hewan Tahun 2010-2015 ............................................................................. II-46

Gambar 3.14 Isu Strategi Pembangunan Pertanian Kabupaten Bandung ............. III-50

Gambar 3.15 Hubungan antar komponen permasalahan ...................................... III-66

Page 7: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan Rencana Strategis 2016-2021 merupakan perubahan terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bandung tahun 2016-2021 yang didasarkan pada hasil evaluasi pencapaian target kinerja sampai dengan tahun 2017, penyelarasan indikator kinerja serta perubahan proyeksi target sampai dengan tahun 2021. Perubahan Rencana strategis Dinas Pertanian dititikberatkan pada Paradigma Pertanian untuk Pembangunan yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor pertanian mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi kepentingan penyediaan pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang luas dan multifungsi. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata (agrowisata). Memposisikan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan “Kabupaten Bandung yang memiliki sumber daya manusia berkualitas, perekonomian yang berdaya saing, serta lingkungan yang lestari”).

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan daerah, maka diperlukan pedoman sebagai acuan pembangunan daerah selama 5 tahunan yang menggambarkan sasaran, target dan capaian dari perencanaan pembangunan daerah. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun kehidupan bernegara dengan tingkat pluralitas dan karakteristik geografis yang unik, terpadu, menyeluruh, sistematik yang tanggap terhadap pembangunan zaman untuk menghasilkan rencana pembangunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara di daerah. Penyusunan Perubahan Rencana Strategis dalam proses pembangunan sektor pertanian merupakan suatu keharusan agar tujuan pembangunan

Page 8: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 2

pertanian tersebut dapat dicapai dengan sempurna. Secara definisi, perencanaan strategis adalah sebuah pemikiran formal mengenai kondisi masa depan suatu organisasi. Dalam konteks organisasi, perencanaan strategis merupakan sebuah proses untuk menentukan arah organisasi pada tahun-tahun mendatang. Untuk menentukan arah tersebut, organisasi harus terlebih dulu memahami posisinya pada saat ini, baru kemudian menentukan kemana organisasi akan menuju dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Hasil dari proses penentuan tersebut yang dinamakan dengan “rencana strategis”.

Berkaitan dengan hal diatas Perubahan Renstra Perangkat Daerah disusun sebagai penjabaran dari Perubahan RPJMD Kabupaten Bandung yang dalam penyusunannya diselaraskan dengan Peraturan Menteri Negeri Nomor 86 Tahun 2017 dan hasil Reviu Renstra Tahun 2016-2021. Penyusunan Perubahan Renstra mutlak dilakukan sebagai bentuk upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi arah pembangunan daerah dalam sektor pertanian serta sebagai koridor pelaksanaan pembangunan pertanian, disertai dengan data potensi wilayah sebagai representatif peluang pengembangan sektor pertanian periode 2016-2021. Selain menjabarkan kinerja pemerintahan dalam RPJMD, Perubahan Renstra Dinas Pertanian Tahun 2016-2021 juga berisikan program kegiatan yang menunjang sasaran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta program nasional.

NAWA CITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur danmemenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal:(1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Dinas Pertanian menggaris bawahi target dalam mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri dan target melindungi serta mensejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan, mencakup Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Bidang Kesehatan Hewan serta Bidang Prasarana dan Penyuluhan yang didukung oleh beberapa Unit Pelaksana Teknis. Berdasarkan pada potensi tersebut maka diharapkan mampu mengendalikan dan mengembangkan potensi sektor pertanian dari hulu ke

Page 9: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 3

hilir sehingga menghasilkan produk-produk pertanian yang memiliki daya saing:

1. Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal, yang mencirikan produk pertanian unggulan daerah;

2. Mampu berdaya saing secara global; dan 3. Green Products.

Selain itu, sektor pertanian merupakan sektor strategis yang harus didukung keberlangsungannya sebagai faktor pendorong percepatan pembangunan wilayah pedesaan dan juga merupakan sektor yang memperkuat ketahanan pangan, sebagai bahan baku pengolahan untuk agroindustri pedesaan, membuka kesempatan kerja dan perbaikan pendapatan petani. Jika dilihat dari fungsi, sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Bandung. Dinas Pertanian Kabupaten Bandung merupakan Perangkat Daerah (PD) yang berperan dan berwenang dalam pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Bandung. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, wewenang dan peran yang dimiliki oleh Dinas tersebut tentunya akan mengalami perubahan yang cukup signifikan mengingat bahwa pada waktu sekarang dan ke depan, tugas pokok yang diemban akan semakin berat; dimana selain harus menjamin keberlangsungan pertumbuhan sektor, serta juga sebagai sektor yang diharapkan menjadi motor alternatif pertumbuhan ekonomi wilayah.

Struktur organisasi Dinas Pertanian yang berubah pada akhir tahun 2018 berimplikasi terhadap penyesuaian nomenklatur dan penambahan kegiatan baru yang perlu ditambahkan untuk menunjang pencapaian kinerja sasaran.

Oleh karena dinamika perubahan yang harus diantisipasi dengan baik, dibutuhkan suatu perencanaan strategis dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian dalam konteks pembangunan wilayah di Kabupaten Bandung. Meskipun selama ini perencanaan pembangunan selalu menghadapi dilema antara penempatan prioritas pada pembangunan sektoral atau pembangunan wilayah, namun pada paradigma baru ini perencanaan pembangunan dapat bersifat holistik.

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Bandung 2016-2021 mempertimbangkan landasan hukum, sebagai berikut:

1. Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Page 10: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 4

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 – 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2018 Nomor 6);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 12);

9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 40 Tahun 2018 tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung.

10. Peraturan Bupati Bandung Nomor 41 Tahun 2018 tentang Perubahan Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2018 Nomor 41);

11. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2018 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Sub Tugas Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2018 Nomor 47);

12. Peraturan Bupati Bandung Nomor 75 Tahun 2018 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah;

Page 11: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 5

13. Peraturan Bupati Bandung Nomor 116 Tahun 2018, tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Bandung;

1.3. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Perubahan Rencana Strategis ini bertujuan untuk menentukan pedoman dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di bidang pertanian selama lima tahun (2016 – 2021) sebagai penyelarasan terhadap perangkat daerah (Dinas Pertanian) sebagaimana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016. Pedoman ini nantinya akan dijadikan arahan bagi penyusunan rencana pembangunan di bidang pertanian setiap tahunnya dengan target dan sasaran pembangunan yang lebih terarah, efektif, dan efisien. Selanjutnya, Perubahan Rencana Strategis juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk program pembangunan pertanian setiap tahunnya yang sangat diperlukan untuk perbaikan program tahun berikutnya.

Tujuan dari penyusunan Perubahan Rencana Strategis ini adalah tergambarkannya keselarasan Program dan Kegiatan dengan Tujuan Sasaran Indikator Perangkat Daerah Tahun 2016– 2021 sebagai arah atau pedoman pelaksanaan pembangunan di sub sektor pertanian, peternakan, penyuluhan dan perkebunan yang bersinergi dengan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pemerintah Daerah. Perubahan Rencana Strategis disusun berdasarkan perbaikan terhadap atas skala prioritas pengembangan komoditas dan kewilayahan yang disusun dalam program pembangunan pertanian dengan target dan sasaran yang terukur.

1.4. Sistematika Penulisan

Terdapat beberapa pendekatan dalam menyusun Perubahan Rencana Strategis. Salah satu pendekatan yang dianggap paling efektif dalam penyusunan rencana tersebut adalah pendekatan DSTP (draw-see-think-plan). Pendekatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) menentukan gambaran ideal mengenai suatu kondisi tertentu; (2) mengetahui kondisi terkini dan menentukan kesenjangan kondisi tersebut dengan kondisi ideal yang telah ditentukan; (3) menyusun kegiatan spesifik yang harus dilakukan untuk mempersempit kesenjangan tersebut; dan (4) menentukan sumberdaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.

Page 12: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 6

Penyusunan Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Bandung disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut; Bab I : PENDAHULUAN mencakup Latar Belakang, Landasan

Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan. Bab ini mendeskripsikan pengertian, fungsi, proses penyusunan, keterkaitan dengan RPJMD, Renstra kementerian dan Renstra provinsi dan Renja PD.

Bab II : GAMBARAN DINAS PERTANIAN memaparkan tentang tugas dan fungsi PD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mencakup paparan sumber daya kondisi internal, eksternal dan pemetaan wilayah basis produksi komoditas pertanian dan hasil evaluasi pencapaian indikator pelayanan Perangkat Daerah serta tantangan dan peluang pembangunan pertanian.

Bab III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH, memaparkan identifikasi permasalahan sesuai Tupoksi perangkat daerah, telaahan keterkaitan antara Visi, Misi dan Program kepala daerah dan wakil kepala daerah, Renstra K/L dan Renstra Provinsi, telaahan RTRW dan KLHS Pemerintah Daerah. Beberapa permasalahan domestik yang dihadapi oleh sektor pertanian di Kabupaten Bandung juga dikemukakan.

Bab IV : TUJUAN DAN SASARAN, memaparkan tujuan dan sasaran jangka menengah perangkat daerah.

Bab V : SETRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN, memaparkan strategi-strategi dana rah kebijakan Perangkat Daerah untuk mendukung pembangunan pertanian.

Bab VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN, Bab ini berisi rencana program dan kegiatan, indicator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

Bab VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN, mengemukakan rincian indikator kinerja Perangkat Daerah yang akan dicapai dalam kurun waktu periode RPJMD.

Bab VIII : PENUTUP

08 Fall

Page 13: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Menindaklanjuti perubahan aturan hukum terkini, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 tahun 2016 tentang “Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung” dimana Dinas Pertanian fokus menangani pembangunan Urusan Pertanian. Dalam menjalankan tupoksinya operasional pelaksanaan pembangunan pertanian pada Dinas Pertanian dilaksanakan oleh 6 Bidang, yaitu Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, serta Bidang Sarana dan Prasarana. Adapun dalam pelaksanaan tugas pelayanan teknis di tingkat lapangan, dibantu dengan keberadaan 7 Unit Pelayanan Teknis Daerah, yaitu UPTD Pengembangan Usaha Tani dan Alat Mesin Pertanian, UPTD Pembibitan Tanaman, UPTD Perbibitan Ternak, UPTD Rumah Potong Hewan dan Unggas, UPTD Pasar Hewan, UPTD Puskeswan dan Laboratorium, serta UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian.

Struktur Dinas Pertanian dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 14: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 8

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian sesuai Peraturan Bupati Bandung Nomor 75 Tahun 2018

Page 15: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 III - 9

Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No. 116 tahun 2018 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan penyuluhan yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, Peternakan, Kesehatan hewan dan Kesmavet serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.

1. KEPALA DINAS Tugas Pokok: Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang Pertanian Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya 2. SEKERTARIS

Tugas Pokok : Sekertarismempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretaris menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan; b. pengumpulan dan pengolahan usulan rencana kebutuhan program

Distan; c. penyelenggaraan tugas-tugas kesekretariatan; d. penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan

umum dan kepegawaian, keuangan serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

e. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; danpenyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Sekretariat

3. BIDANG TANAMAN PANGAN

Tugas Pokok : Kepala Bidang Tanaman Panganmempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Tanaman Pangan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi :

Page 16: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 10

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Tanaman Pangan, meliputi serealia, aneka kacang dan umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan

b. penyelenggaraan rencana kerja Bidang Tanaman Pangan, meliputi serealia, aneka kacang dan umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Bidang Tanaman Pangan, meliputi serealia, aneka kacang dan umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan.

4. BIDANG HORTIKULTURA

Tugas Pokok : Kepala Bidang Tanaman Panganmempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Hortikultura. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Hortikultura menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang

Hortikultura, meliputi Sayuran, Buah-buahan, Bunga dan Obat-obatan, Sarana dan Perlindungan Tanaman Hortikultura;

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Hortikultura, meliputi Sayuran, Buah-buahan, Bunga dan Obat-obatan, Sarana dan Perlindungan Tanaman Hortikultura;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Hortikultura, meliputi Sayuran, Buah-buahan, Bunga dan Obat-obatan, Sarana dan Perlindungan Tanaman Hortikultura.

5. BIDANG PERKEBUNAN

Tugas Pokok : Kepala Bidang Perkebunan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Perkebunan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Perkebunan menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang

perkebunan, meliputi pengembangan dan pengendalian, produksi, pasca panen usaha perkebunan;

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Perkebunan, meliputi pengembangan dan pengendalian, produksi, pasca panen usaha perkebunan;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

Page 17: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 11

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Perkebunan, meliputi pengembangan dan pengendalian, produksi, pasca panen usaha perkebunan

6. BIDANG SARANA DAN PRASARANA

Tugas Pokok : Kepala Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di Bidang Sarana dan Prasarana. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang

Sarana dan Prasarana, meliputi Prasarana, Perlindungan Tanaman Pertanian serta Metoda dan Informasi;

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Sarana dan Prasarana, meliputi prasarana, Perlindungan Tanaman Pertanian serta metoda dan informasi;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Sarana dan Prasarana, meliputi Seksi Prasarana, Seksi Perlindungan Tanaman Pertanian serta Seksi Metoda dan Informasi;

7. BIDANG PETERNAKAN

Tugas Pokok : Kepala Bidang Peternakan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Peternakan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Peternakan menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang

peternakan, meliputi Pembibitan Ternak, Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Usaha dan Produksi Peternakan.

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang peternakan, meliputi Pembibitan Ternak, Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Usaha dan Produksi Peternakan.

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Peternakan, meliputi Pembibitan Ternak, Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Usaha dan Produksi Peternakan

8. BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER Tugas Pokok : Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

Page 18: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 12

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang

Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan kesehatan hewan

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan kesehatan hewan.

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan kesehatan hewan.

2.2. Sumberdaya SKPD

Sumberdaya manusia setiap instansi harus cakap dan memiliki sikap mental dan moral yang baik. Sampai dengan Juni 2018, jumlah personil di Dinas Pertanian Kabupaten Bandung berjumlah 191 orang dengan perincian pada Tabel 2.1.

Tabel 2-1. Sumberdaya Manusia ASN Dinas Pertanian Tahun 2018

NO URAIAN JUMLAH

PEGAWAI (orang)

NO Golongan Pegawai %

1 STRUKTURAL 104 1 IV 35 18,3

- Pejabat Struktural 56 2 III 110 57,5 - Jabatan Fungsional

Umum (JFU) 48 3 II 43 22,6

2 Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)

87 4 I 3 1,6

- Penyuluh Pertanian 82 - Medik dan Paramedik 5 J U M L A H 191 J U M L A H 191 100

Komposisi ASN Dinas Pertanian pada bulan Juni Tahun 2018 menunjukkan 54,45% di antaranya merupakan pegawai struktural, dan 45.55% merupakan pegawai Fungsional. Sedangkan menurut Golongan 57,5% merupakan ASN Golongan III, diikuti Golongan II (22,6%) dan Golongan IV (18,3%).

Page 19: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 13

Sumberdaya manusia merupakan sektor utama dalam mencapai tujuan pertanian artinnya dalam mencapai tujuan pertanian dan kesuksesan dalam melakukan kegiatan usaha tani sangat tergantung pada sumberdaya manusianya baik petani sebagai pelaku usaha ataupun penyuluh yang memiliki tugas dalam menyampaikan informasi, inovasi dan bimbingan dalam kegiatan berusaha tani. Kabupaten Bandung dengan luas wilyah 1.762,39 Km2 , terdiri dari 31 kecamatan, 270 desa, dan 10 kelurahan dimana sektor pertanian masih merupakan andalan di kabupaten ini perlu ditunjang oleh SDM yang handal dan berkualitas dalam bidang pertanian termasuk didalamnya penyuluh pertanian. Adapun Data Lembaga Penyuluh Pertanian dan rumah tangga yang bekerja dalam bidang pertanian di Kabupaten Bandung disajikan pada Tabel berikut. Tabel 2-2 Lembaga Penyuluh Pertanian Per Kecamatan di Kabupaten

Bandung

NO BPP KECAMATAN

JUMLAH PENYULUH

PNS

JUMLAH PENYULUH

THL

JUMLAH PENYULUH SWADAYA

JUMLAH KELOMPOK

TBPP TBPPD PEMULA LANJUT MADYA UTAMA TOTAL 1 Arjasari 3 2 3 2 25 92 2 0 119 2 Baleendah 3 1 2 5 60 35 10 0 105 3 Banjaran 2 1 4 9 77 21 1 1 100 4 Bojongsoang 1 2 2 2 40 36 1 1 78 5 Cangkuang 3 1 1 0 28 26 0 0 54 6 Cicalengka 3 3 1 0 46 30 4 0 80 7 Cikancung 2 1 2 0 66 27 1 0 94 8 Cilengkrang 3 0 3 1 25 13 2 0 40 9 Cileunyi 2 2 2 0 40 26 1 0 67

10 Cimaung 3 0 2 5 60 22 1 0 83 11 Cimenyan 3 1 4 2 40 34 3 0 77 12 Ciparay 4 2 3 4 80 28 4 2 114 13 Ciwidey 2 0 2 3 33 26 1 0 60 14 Dayeuhkolot 2 1 0 0 11 6 0 0 17 15 Ibun 1 3 3 1 58 30 0 0 88 16 Katapang 2 2 0 3 36 9 4 0 49 17 Kerta Sari 1 1 1 1 59 14 7 0 80 18 Kutawaringin 1 3 2 3 129 10 2 0 141 19 Majalaya 2 3 1 0 40 35 4 0 79 20 Marga Asih 1 0 2 1 29 7 0 0 36 21 Margahayu 1 2 0 0 5 2 0 0 7 22 Nagrek 2 1 2 2 14 57 2 0 73 23 Pacet 2 2 3 1 69 29 1 0 99 24 Pameungpeuk 2 1 2 4 31 26 1 0 58 25 Pangalengan 2 1 3 3 88 52 9 1 150 26 Paseh 2 1 2 1 58 22 1 0 81 27 Pasirjambu 2 3 0 2 101 14 1 1 117 28 Rancabali 3 0 1 0 50 8 2 1 61 29 Rancaekek 2 5 0 0 63 27 2 0 92 30 Solokan Jeruk 1 2 3 2 43 25 3 1 72 31 Soreang 3 1 1 4 48 14 1 0 63

JUMLAH 66 48 57 61 1552 803 71 8 2434 Sumber : Dinas Pertanian, 2018

Seperti pada tabel di atas total penyuluh pertaian di Kabupaten Bandung adalah 232 orang yang terdiri dari 66 orang penyuluh PNS, 105 orang penyuluh THL dan 61 orang penyuluh swadaya. Melihat kondisi tersebut artinya jumlah

Page 20: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 14

penyuluh di kabupaten Bandung sudah Cukup ideal dimana 0.86 dibulatkan menjadi 1 orang membawahi 1 desa.

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian

Perkembangan sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura) perkebunan dan kehutanan dalam pembangunan daerah Kabupaten Bandung khususnya di bidang perekonomian diantaranya dapat dilihat melalui perkembangan indikator-indikator yang mengusungnya, seperti kontribusinya dalam pembentukan PDRB, LPE, kesempatan kerja dan perdagangan, disamping itu perkembangan sektor pertanian juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, dan pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Bandung.

Dinas Pertanian sebagaimana Perda Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, merupakan penggabungan dari 3 (tiga) dinas yang mengelola Urusan Pertanian yaitu, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Sektor Perkebunan), Dinas Peternakan dan Perikanan (Sub sektor Peternakan), dan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (Penyuluhan Pertanian). Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pertanian pada periode Renstra sebelumnya (2010-2015) sangat dipengaruhi oleh peran serta masing-masing SKPD, baik pelaksanaan pelayanan Urusan Pilihan (pelaksanaan Indikator Pelayanan Urusan Pilihan Pertanian), maupun dukungan pendanaannya.

Sebagai pembanding pelaksanaan dan target pelayanan Dinas Pertanian pada periode Renstra Tahun 2016-2021, disajikan indikator dan target-realisasi Pelayanan Perangkat Daerah berikut Target-Realisasi pendanaannya. Target dan realisasi Indikator kinerja disajikan dalam Tabel T-C.23. Sedangkan gambaran pendanaan selama periode Renstra sebelumnya disajikan dalam Tabel T-C.24.

Page 21: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 III - 15

Tabel 2- 3. (Tabel T-C.23) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

No

Indikator Kinerja sesuai tugas dan fungsi perangkat

daerah

Target NSPK

Target IKK

Target Indikator lainnya

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke -

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton/Ha)

x 6,366 6,375 6,414 6,456 6,312 6.366 6.433 6.287 6.477 6.333

2 Produksi Sektor Pertanian (Ton)*

x 889.758 675.579 1.135.970 1.180.003 1.088.083 1.293.287 1.226.552 1.125.765 1.095.797 1.238.985

3 Produksi Sektor Perkebunan (Ton)

x 7.155 4.064 7.504 7.698 7.902 11.101 11.944 11.143 11.815 12.083

* Produksi sektor pertanian diperoleh dari data terget dan capaian produk pertanian tanaman pangan, hortikultura (bawang

merah, kentang, tomat, cabe dan buncis) serta produk hasil peternakan (daging, susu dan telur).

Page 22: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 16

Tabel 2-4. (Tabel T-C.24) Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pertanian Kabupaten Bandung

No Uraian

Anggaran pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke

Rata-rata Pertumbuhan

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Anggaran (%)

Realisasi (%)

1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton/Ha)

2.242.275.000 9.597.485.000 4.294.294.066 4.906.614.015 3.592.119.000 2.223.778.975 9.007.017.074 4.070.074.110 3.718.594.822 3.422.357.123 0,99 0,94 0,95 0,76 0,95 65,06 58,40

2 Produksi Sektor Pertanian (pertanian+peternakan) (Ton)

17.161.179.405 32.710.004.330 38.406.689.075 48.135.062.915 26.884.997.524 16.448.966.580 30.963.824.508 35.617.894.310 43.108.983.128 25.560.052.663 0,96 0,95 0,93 0,90 0,95 22,30 20,90

3 Produksi Sektor Perkebunan (Ton)

2.162.700.000 2.195.382.600 5.087.871.600 10.509.993.791 3.090.565.400 2.111.288.150 2.144.238.440 4.663.539.620 8.326.238.488 2.990.280.356 0,98 0,98 0,92 0,79 0,97 42,31 33,38

Sebagaimana Tabel T-C.24 di atas, pertumbuhan pendanaan pada indikator pelayanan Produktivitas padi atau bahan

pangan utama lokal lainnya per hektar menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata pertumbuhan realisasi pendanaan sebesar 58,40%. Diikuti pertumbuhan rata-rata realisasi pendanaan indikator Produksi Sektor Perkebunan sebesar 33,38% kemudian Uraian indikator Produksi sektor Pertanian (Pertanian-Peternakan) sebesar 20,90%.

Page 23: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 III - 17

Analisis Capaian Kinerja Pelayanan

Sebagai gambaran pelayanan Urusan Pertanian dalam kurun dilakukan evaluasi yang bersifat komprehensif terhadap sasaran dan target yang telah ditetapkan dalam waktu 5 tahun (2010-2015) guna menggambarkan hasil kinerja Dinas. Sebelum penerapan Perda Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah, pelayanan pada Urusan Pertanian dilaksanakan oleh 3 SKPD, yaitu Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan; Dinas Peternakan dan Perikanan; serta Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan.

A. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

Indikator tersebut merupakan salah satu indikator yang menggambarkan pelayanan dari Aspek Pelayanan Umum pemerintahan daerah Sektor Pertanian. Pada Tabel T-C.23 capaian produktivas fluktuatif dari tahun ke tahun, sebagaimana ditunjukkan dalam grafik berikut:

Selama periode Tahun 2012-2016, produktivitas padi Kabupaten Bandung berada pada titik terendah sebesar 62,87 Kuintal/Ha pada Tahun 2014 kemudian meningkat pada Tahun 2015 menjadi 64,77 Kuintal/Ha. Fluktuasi ini sebanding dengan fluktuasi produktivitas padi Jawa Barat dimana pada periode Tahun 2011-2015 produktivitas terendah pada Tahun 2014 kemudian meningkat tajam pada Tahun 2015 sebagaimana grafik berikut:

63,660

64,330

62,870

64,770

63,330

62,000

62,500

63,000

63,500

64,000

64,500

65,000

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Gambar 2-3. fluktuasi produktivitas padi Kabupaten Bandung (Ku/Ha)

Page 24: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 18

Sumber: Produksi Tanaman Padi dan Palawija Jawa Barat Tahun 2011-2015 (BPS Jawa Barat, 2016)

Produktivitas padi dipengaruhi oleh produksi padi terhadap luas panen. Pada Grafik 1, dapat dilihat produktivitas padi terendah pada Tahun 2014 diperoleh dari hasil produksi padi sebesar 543.078 ton terhadap jumlah luas panen sebesar 86.381 Ha. Sedangkan produktivitas tertinggi pada Tahun 2015 diperoleh dari hasil produksi padi sebesar 546.594 Ton terhadap jumlah luas panen sebesar 85.613 Ha.

B. Produksi Sektor Pertanian

Sub sektor Tanaman Pangan merupakan salah satu subsektor yang menangani pencapaian sasaran strategis “Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal”. Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah meningkatnya ketahanan pangan melalui kebijakan pemantapan dan kemandirian pangan. Ketahanan pangan ini dicirikan antara lain dengan tersedianya pangan yang cukup serta harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat dan terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang tercermin dari tersedianya berbagai komoditas pangan, baik produk segar maupun produk olahan.

Selain sub sektor Tanaman Pangan, Kabupaten Bandung juga potensial pada komoditi sub sektor Hortikultura. Komoditas hortikultura yang diunggulkan di Kabupaten Bandung ini berkembang cukup baik walaupun menghadapi kendala-kendala yang cukup sulit seperti keadaan alam yang cukup ekstreem khususnya iklim yang kering, namun disisi lain iklim tersebut membantu dalam pertumbuhan serta perkembangan bunga dan pembuahan komoditas hortikultura sehingga umumnya mampu menaikan produksi dan produktivitasnya asalkan pengairannya tetap terjaga dan terpenuhi. Selain itu pula ada tantangan

60,460

59,980

60,780

59,760

62,090

58,000

58,500

59,000

59,500

60,000

60,500

61,000

61,500

62,000

62,500

63,000

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Gambar 2-4. fluktuasi produktivitas padi Jawa Barat (Ku/Ha)

Page 25: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 19

internal diantaranya adalah peralihan komoditas karena alasan-alasan tertentu, pengurangan lahan produktif karena digunakan untuk keperluan lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas hortikultura berbenturan dengan isu-isu tentang kaidah-kaidah konservasi.

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung adalah kentang, tomat, cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas tersebut mengalami peningkatan dalam hal produksi dan produktivitas. Disamping itu, terdapat komoditas-komoditas spesifikasi lokal dan eksklusif yang dikembangkan atas kerjasama antara petani dengan pelaku pasar (ritel, industri, dan eksportir), seperti wortel, brokoli, paprika, dan sayuran eksklusif jepang. Komoditas tersebut tersebar di Kecamatan Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Cimenyan, dan Kertasari.

Pada Sub Sektor Peternakan, Kabupaten Bandung dikenal sebagai salah satu sentra produksi susu Jawa Barat. Selain susu, produk hasil peternakan lain yang menunjang indikator adalah produksi daging. Budidaya sapi potong, domba dan ayam pedaging sebagai pemasok kebutuhan protein hewani tersebut berkembang di Kabupaten Bandung. Budidaya sapi potong ditunjang dengan adanya sentra budidaya di wilayah kecamatan Cikancung dan sekitarnya, budidaya ayam ras pedaging berkembang di wilayah Cimaung, Arjasari dan sekitarnya, dan budidaya domba menyebar di hampir seluruh wilayah.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang ada, baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung. Dapat dilihat pada Tabel T-C.23 bahwa produksi pertanian dari tahun 2012 sampai 2014 menunjukkan trend menurun kemudian meningkat signifikan pada Tahun 2016. Perkembangan ini tidak terlepas dari laju perkembangan produksi dari komoditi sub sektor penunjangnya. Sebagai perbandingkan diuraikan perkembangan capaian komoditi masing masing sub sektor dalam tabel berikut:

Tabel 2-5. Uraian capaian kinerja Produksi Pertanian per sub sektor

INDIKATOR SASARAN REALISASI KINERJA PADA TAHUN KE-

2012 2013 2014 2015 2016 1. Produksi komoditas Tanaman

Pangan

- Padi 552.029 592.782 543.078 546.594 606.162

- Jagung (Ton) 51.954 86.256 81.078 43.494 77.935

- Ubi Kayu (Ton) 118.013 124.960 127.846 105.724 82.286 Jumlah 1 721.996 803.998 752.002 695.812 766.383

2. Produksi komoditas Hortikultura

Page 26: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 20

INDIKATOR SASARAN REALISASI KINERJA PADA TAHUN KE-

2012 2013 2014 2015 2016

- Bawang Merah (Ton) 39.222 31.699 32.770 39.565 38.737

- Cabe (Ton) 20.376 17.598 17.579 26.238 18.494

- Kentang (Ton) 131.007 108.832 93.968 84.414 102.500

- Tomat (Ton) 94.486 67.900 22.755 64.474 59.484

- Kubis (Ton) 125.606 100.150 107.192 78.112 107.422 Jumlah 2 410.697 326.179 274.264 292.803 326.637

3. Produksi Hasil Peternakan

- Daging (Ton) 75.116 28.799 29.414 26.761 38.709

- Susu (Ton) 8.416 7.639 7.768 8.819 8.836

- Telur (Ton) 77.062 59.937 62.317 71.602 98.420 Jumlah 3 160.594 96.375 99.499 107.182 145.965

TOTAL 1.293.287 1.226.552 1.125.765 1.095.797 1.238.985

Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

Tabel 2-4 di atas menggambarkan bahwa umumnya antara produksi tanaman pangan dan produk hortikultura menunjukkan grafik yang berlawanan. Grafik produksi komoditi tanaman pangan periode Tahun 2012-2016 berturut-turut naik-turun-turun-naik, sedangkan grafik produksi komoditi hortikultura turun-turun-naik-naik. Hubungan tersebut menggambarkan bahwa terdapat singgungan penggunaan lahan untuk komoditi beda sub sektor. Sayuran dataran rendah dialokasikan untuk mengganti tanaman padi pada periode kering sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif kekeringan pada petani. Sehingga dapat memberikan multifier effects bagi petani itu sendiri. Komoditi yang dikembangkan terutama kangkung, mentimun, dan bayam.

Sebagai gambaran luas tanam dan luas panen masing-masing sub sektor diuraikan dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 2-6. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Padi Palawija

No Uraian Komoditi Realisasi 2013

Realisasi 2014

Realisasi 2015

1 Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 89.069 86.651 83.836

Luas panen (ha) 86.499 81.759 82.727

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 5.093 2.810 2.961

Luas panen (ha) 5.646 4.622 2.561

Jumlah Padi

Luas Tanam (ha) 94.162 89.461 86.797

Luas panen (ha) 92.145 86.381 85.613

Page 27: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 21

Tabel 2-7. Perkembangan Luas Tanam dan Luas Panen Komoditas Sayuran

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015

1 2 4 5 6 7

1 Bawang Merah

Luas Tanam (ha) 2.827 3.116 2.911 3.086 2.377

Luas panen (ha) 1.799 3.265 2.915 3.027 3.254

2 Kentang

Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 4.380 2.253

Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 4.676 3.464

3 Kubis

Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 4.457 1.941

Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 4.683 2.790

4* Cabe

Luas Tanam (ha) 787 226 718 753 422

Luas panen (ha) 740 691 596 702 892

5* Tomat

Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 1.125 842

Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 1.105 1.376

6 Bawang Daun

Luas Tanam (ha) 3.147 3.549 1.189 4.117 2.418

Luas panen (ha) 2.969 3.512 1.215 4.112 2.632

7 Kembang Kol

Luas Tanam (ha) 466 512 575 592 278

Luas panen (ha) 418 511 602 573 293

8 Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3.128 3.176 3.635 2.938 1.882

Luas panen (ha) 3.015 3.218 3.476 3.145 2.032

9 Wortel

Luas Tanam (ha) 2.131 1.745 2.212 1.914 1.056

Luas panen (ha) 2.006 1.796 2.003 1.924 1.214

10 Lobak

Luas Tanam (ha) 376 306 643 504 277

Luas panen (ha) 360 313 512 493 308

11 Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1.547 1.690 1.421 1.837 450

Luas panen (ha) 1.191 1.538 1.684 1.795 1.411

12* Kacang Panjang

Luas Tanam (ha) 179 119 116 142 47

Luas panen (ha) 139 156 145 127 135

13* Terung

Luas Tanam (ha) 173 160 176 214 60

Luas panen (ha) 143 186 157 202 168

14* Buncis

Luas Tanam (ha) 696 850 749 654 398

Luas panen (ha) 639 789 786 660 639

Page 28: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 22

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi

2015

1 2 4 5 6 7

15* Ketimun

Luas Tanam (ha) 561 460 471 554 277

Luas panen (ha) 524 538 460 525 546

16* Labu Siam

Luas Tanam (ha) 55 87 73 37 5

Luas panen (ha) 62 69 78 42 753

17* Kangkung

Luas Tanam (ha) 266 260 457 408 231

Luas panen (ha) 242 255 473 384 313

18* Bayam

Luas Tanam (ha) 153 259 206 156 97

Luas panen (ha) 128 267 212 159 114

19* Seledri

Luas Tanam (ha) 1.560 1.516 1.692 1.902 1.130

Luas panen (ha) 1.596 1.441 1.565 1.842 1.137

20* Cabe Rawit

Luas Tanam (ha) 432 282 398 530 141

Luas panen (ha) 424 324 331 452 688

Jumlah Sayuran

Luas Tanam (ha) 40.671 42.877 43.170 30.428 49.506

Luas panen (ha) 36.361 52.449 43.523 30.773 92.156

Selain keterbatasan lahan budidaya dan iklim, produksi komoditi

pertanian juga dipengaruhi oleh kualitas pengairan, penggunaan bibit/benih tanaman, pengendalian OPT, penggunaan teknologi pertanian dan penggunaan sarana produksi.

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih serta sarana dan prasarana lainnya 1. Pupuk Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan kegiatan pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap tahun meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat, akan tetapi seperti halnya pada tahun sebelumnya, Tahun 2013 merupakan periode mengurangi penggunaan pupuk kimia mulai dengan tujuan untuk mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah, dengan kata lain untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, dengan cara sedikit demi sedikit memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar sifat-sifat fisik, biologi maupun kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan otomatis ketersediaan unsur hara serta penyerapannya oleh tanaman menjadi maksimal, juga bisa membentuk iklim mikro yang sesuai

Page 29: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 23

dengan perakaran tanaman. Cara yang ditempuh diantaranya yaitu dengan cara mensosialisasikan kembali penggunaan pupuk organik terutama pupuk organik buatan sendiri/kompos maupun buatan pabrik yang lebih ramah terhadap lingkungan ataupun dengan cara melakukan pemupukan yang berimbang antara pupuk an organik dan pupuk organik. Realisasi penyaluran pupuk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Lebih lanjut, sebagai upaya penerapan pupuk organik, pengembangan unit-unit pengolahan pupuk organik dalam bentuk rumah kompos menjadi prioritas. Disamping mensosialisasikan penggunaan kembali pupuk organik dan menjaga kualitas lingkungan melalui pemanfaatan kembali limbah peternakan dan pertanian, juga memberikan alternatif usaha bagi kelompok masyarakat tani di luar agribisnis. Langkah strategis yang telah dilakukan sampai dengan Tahun 2013, adalah:

1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-alat pengolahan pupuk organik.

2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten Bandung (KP3)

Fasilitasi pengembangan unit pengolahan pupuk organik yang telah

dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 dapat mendongkrak pertumbungan

penggunaan pupuk

organik. Salah satunya

melalui upaya

pengembangan Unit

Pengolahan Pupuk

Organik, Kelompok Usaha Ekonomi Pedesaan (KUEP) “Taruna Mukti” Kampung

Papakmanggu Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu telah berhasil

menyalurkan pupuk organik kurang lebih 7.000 Ton/tahun. Penyaluran produk

pupuk organik tersebut tersebar dari Kabupaten Bandung, Kabupaten

Karawang, dan Kabupaten Subang, juga telah bekerjasama dengan PT. PN VIII

dan PT. Agrimas sebagai pasar/pengguna produk. Sampai dengan tahun 2015

telah dilakukan berbagai upaya dalam mendorong pertumbuhan penggunaan

pupuk organik sebagai berikut:

1. Fasilitasi alat pengolahan pupuk organik sebanyak 8 unit di Kecamatan Cicalengka, Cimenyan, Pasirjambu, Pameungpeuk, Kertasari, Ibun

2. Fasilitasi rumah kemasan padi organik 1 Paket

Page 30: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 24

3. Bimbingan Teknis pengembangan dan pemanfaatan Pupuk Organik 1 kali

4. Mapping pencapaian dan pemanfaatan pupuk organik 1 kali 5. Stimulasi pupuk organik untuk kegiatan penanaman, baik komoditas

perkebunan, hortikultura, kehutanan dan tanaman pangan.

Tabel 2-8. Perkembangan Jumlah Penggunaan Pupuk di Kabupaten Bandung

Jenis Sarana Produksi Realisasi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Urea 39.489 26.289 24.701 24.864 22.501

SP-36 (Superphos) 5.445 3.638 5.929 4.113 4.692

ZA 5.885 5.152 6.534 3.859 4.660

NPK (Ponska dan Kujang) 13.678 13.739 18.239 16.751 17.145

Organik 1.310 1.076 1.300 787 1.024

Penggunaan pupuk pada semua jenis pupuk menunjukan bahwa antara bulan januari-Desember dan April-Juni terjadi pemakaian/penggunaan pupuk cukup tinggi, ini menandakan terjadinya pemakaian yang cukup tinggi pada bulan tersebut yang menandakan bahwa pada rentang bulan tersebut terjadi fase pertanaman yang cukup tinggi pula. Hal tersebut terlihat pada Gambar 2.6 di bawah.

Page 31: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 25

Gambar 2.5 Perkembangan Penggunaan Pupuk Kabupaten Bandung

2. Pengelolaan Benih

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan membantu/memfasilitasi BKPPP dan BPSB dalam melakukan pengawasan dan sertifikasi benih terhadap para penangkar benih. Selanjutnya, Balai benih Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan di Solokan Jeruk dan Jelekong sebagai UPTD dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan terus mengembangkan dan memantau penggunaan benih bermutu/berlabel di lapangan. Sampai dengan Tahun 2015, Pada tahun 2012 telah dapat menyalurkan benih padi sebanyak 421.25 Ton dan 20.25 Ton benih jagung yang terdiri dari 35 Ton APBD Kabupaten Bandung sebagai Cadangan Benih Daerah (CBD) seimulan bencana alam dan pengembangan untuk 1.400 hektar dan dari BLBU dan CBN sebanyak 262.5 Ton untuk SL-PTT padi non hibrida; 93,75 Ton SL-PTT padi ladang; 30 ton untuk SL-PTT padi hibrida; dan 20,25 ton untuk SL-PTT Jagung, sedangkan pada tahun 2013 telah dapat menyalurkan benih padi sebanyak 525 Ton untuk kegiatan SLPTT dan 20,20 Ton benih jagung. Disamping itu, 13,5 Ton benih kedelai disalurkan sebagai upaya uji coba budidaya kedelai di Kabupaten Bandung guna mendukung tercapainya swasembada kedelai nasional. Cadangan Benih Daerah dan Bantuan Penggantian Bencana sebanyak 11,5

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

UREA SP-36 ZA NPK (Kujang + Ponska) ORGANIK

MT. 2013/2014 MT. 2014/2015

Page 32: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 26

Ton dari APBD Kabupaten Bandung. Pada tahun 2015 telah disalurkan Cadangan Benih Daerah (CBD) stimulasi dampak bencana alam sebesar 23.5 Ton

Selama kurun waktu 5 tahun sampai dengan tahun 2015, pada tahun 2013, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan telah melakukan penjajakan kerjasama dengan BATAN untuk melakukan pelepasan varietas padi lokal Kabupaten Bandung, yakni varietas Jembar. Kerjasama tersebut di mulai dengan uji multi lokasi dan uji adaptasi di beberapa titik di Kabupaten Bandung dan beberapa titik di luar Kabupaten Bandung, yang langkah selanjutnya akan dilaksanakan pada Tahun 2013. Disamping itu pula dalam upaya mengejar penyerapan teknologi pertanian, UPTD Benih menampung serta menyediakan benih berlabel/bermutu untuk disebar/ditanam oleh para petani di wilayah kabupaten bandung, dan menurut data dari UPTD benih bermutu/berlabel yang banyak ditanam/digunakan oleh para petani di Kabupaten Bandung ini adalah Varietas Ciherang (60%), Sintanur (3%), Mekongga (17%), IR-64 (10%) dan benih Lokal sebanyak 10%.

Lebih lanjut, pengelolaan benih/bibit tanaman lainnya seperti hortikultura, perkebunan dan kehutanan sebelum disebar ke lapangan dikontrol dan dikendalikan kualitasnya melalui upaya penyertaan sertifikasi benih/bibit tersebut. Penyaluran benih harus melalui uji lapangan dan adaptasi sehingga tidak berdampak negative terhadap pertanaman lainnya di lapangan.

Upaya menciptakan benih/bibit baru khas lokal mulai menempati prioritas target kinerja. Pada tahun 2013, beberapa komoditi unggulan kabupaten dikembangkan sistem penangkarannya melalui kerjasama dengan balai penelitian. Jeruk besar cikoneng di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi menjadi sasaran pertama dikarenakan komoditi ini memiliki spesifik unik. Krisan dan tanaman hias lainnya dilaksanakan melalui pengembangan kebun percobaan. 1,5 hektar dengan berbagai sarana prasarana telag dibangun untuk menunjang pengembangan penangkaran dan uji adaptasi khusus tanaman hias di Kecamatan Pasirjambu. Penangkaran kentang dan stroberi juga mulai dikelola secara intensif dan tersebar di Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Rancabali dan Pasirjambu. Pada tahun 2015 juga tetap dikembangkan benih varietas yang cocok dengan wilayah Kabupaten Bandung diantaranya adalah benih ciherang, Inpari 14, Inpari 30 dan Sintanur, hasil test menunjukkan bahwa varietas ciherang dan inpari 14 lolos dan dapat dijadikan benih berlabel, sedangkan untuk varietas inpari 30 dan sintanur hasil tes daya tumbuh tidak lolos, sehingga hasil panen varietas sintaur dan inpari 30 dijual untuk konsumsi. 3. Pengelolaan Alat Mesin Pertanian

Alat Mesin Pertanian sangat mempengaruhi tingkat pencapaian ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung. Melalui hal tersebut, akan mempercepat waktu tanam, waktu olah, dan waktu simpan dengan kuantitas dan kualitas yang relatif lebih bila dibandingkan dengan secara manual.

Page 33: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 27

Perkembangan Alat Mesin Pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik dari jumlah alat maupun ketrampilan operator. Peningkatan tersebut disebabkan adanya swadaya masyarakat maupun dukungan dari pemerintah Pusat, Propinsi ataupun Kabupaten. Meskipun demikian, program mekanisasi pertanian secara bertahap perlu terus dikembangkan karena semakin terbatasnya tenaga kerja di pedesaan terutama buruh tani, meningkatnya efisiensi dan efektivitas pemanfaatan alat itu sendiri, meningkatnya tuntutan konsumen terhadap mutu dan kualitas produk pertanian. Sampai dengan Tahun 2015 jumlah alat mesin pertanian yang diberikan ke tingkat petani mengalami peningkatan cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2011, Alat dan mesin pertanian mengalai lonjakan ditahun 2014 dan tahun 2015 baik dengan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN .

Pengembangan kegiatan mekanisasi pertanian diharapkan dapat berdampak positif terhadap kualitas penerapan teknologi usaha tani, pendapatan usaha tani, peningkatan minat generasi muda untuk terus bekerja di sektor pertanian, sehingga diharapkan usaha tani dan bisnis pertanian dapat terus berkembang serta dapat meningkatkan minat para generasi muda agar tidak merasa minder dalam bergumul dengan lumpur dan bercinta dengan tanah dan terus bekerja pada sektor pertanian dalam merajut masa depan keluarga.

Sampai dengan tahun 2015, sebagai langkah strategis dalam mengelola alat mesin pertanian di Kabupaten Bandung, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan mengembangkan Unit Pelayanan Jasa Alsintan yang bertujuan untuk mengelola dan memelihara alat dan mesin pertanian yang telah ada di lapangan. Dengan UPJA ini, kelompok-kelompok masyarakat mendapatkan alternatif usaha dalam bidang penyewaan alat mesin pertanian tersebut. Hal tersebut dapat memberikan efek positif pada kedua belah pihak. Di sisi petani, akan mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu usahanya dengan pembayaran sewa setelah panen, di sisi lain, UPJA akan mendapatkan keuntungan sebagai penghasilan dan pemeliharaan aset UPJA. Kehadiran UPJA di perdesaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam rangka penyediaan pelayanan jasa alsintan guna mendukung tercapainya pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, menurunnya daya dukung lahan, rendahnya intensitas pertanaman, dan kepemilikan alsintan secara individu yang kurang menguntungkan. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, maka terdapat peningkatan cukup signifikan jumlah dari Alat Pertanian dan Mesin yang telah dicapai pada tahun 2015, seperti traktor terjadi peningkatan 60.32% dari 504 unit menjadi 808 unit dengan prosentase kerusakan berat selama 4 tahun sebanyak 54 unit atau 14 unit rusak per tahun.

Page 34: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 28

Strategi lainnya, pengembangan bengkel keliling kabupaten menjadi target utama disamping penataan ulang unit-unit PJA. Tujuan dari bengkel keliling tersebut adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tani dalam merenovasi/memperbaiki alat mesin pertanian yang mengalami kerusakan. Operasionalisasi bengkel keliling akan dibangun kerjasama antara dinas, BKPPP, dan swasta sebagai supplier spare part.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Salah satu upaya pengamanan produksi beras daerah adalah pengendalian OPT. Pemerintah Kabupaten Bandung berupaya seefektif dan seefisien mungkin dalam mengendalikan serangan OPT maupun menangani bencana alam. Hal ini memberikan efek positif dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya puso yang diakibatkan oleh serangan OPT dan bencana alam kekeringan/banjir. Melalui pembentukan Brigade Proteksi Tanaman di tingkat kecamatan dan desa se-Kabupaten Bandung pengendalian dan penanganan tersebut dapat segera dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat.

Brigade proteksi tanaman merupakan agen pemerintah yang bertugas sebagai pemantau, pengendali, dan pelaksana pengamanan produksi pangan di Kabupaten Bandung, terutama yang diakibatkan oleh serangan OPT dan bencana alam. Agen tersebut terdiri dari Petugas Pengendali OPT (POPT) dinas dan para petani di desa dan kecamatan se-Kabupaten Bandung. Setiap kejadian di lapangan akan segera ditangani secara cepat dan tepat dengan memotong jalur koordinasi/birokrasi. Teknologi pengendalian OPT yang telah dilaksanakan adalah: (1) Spot Stop; (2) Trips Barrier System; (3) Agen hayati.

Selain itu, pengembangan desa-desa PHT yang bekerjsama dengan BPTPH Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu prioritas langkah untuk mengendalikan serangan OPT. Melalui kombinasi Desa PHT dan brigade proteksi tanaman diharapkan akan mengurangi dampak negatif dari serangan OPT dan bencana alam terhadap jumlah produksi dan keadaan puso. Berikut stimulan yang telah disalurkan untuk pengendalian OPT, yang berasal dari APBD Kabupaten Bandung dan APBN, adalah:

Tabel 2-9. Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2015

No Sarana Volume 1. Sarana pengendali agen hayati

a. Trichogaamma sp b. metharizium sp c. Beauveria sp

952 pias 800 bungkus 800 bungkus

2. Teknologi trip barrier system 20 paket 3. Obat-obatan pengendalian OPT

a. Rodentisida anti oagulan 250 kg

Page 35: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 29

No Sarana Volume b. Insektisida c. Fungisida d. Rodentisida/pengasapan

230 kg 200 kg 170 kg

Sumber: UPTD Alat mesin Pertanian dan Pengendalian OPT

5. Pengelolaan Infrastruktur Pengairan

Berpedoman pada Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi mengamanatkan bahwa tanggung jawab pengelolaan jaringan irigasi tersier sampai ke tingkat usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi desa (JIDES) menjadi hak dan tanggung jawab petani pemakai air (P3A) sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani dan jaringan irigasi desa menjadi kewenangan dan tanggung jawab instansi tingkat kabupaten/kota yang menangani urusan pertanian.

Potensi sumber daya air permukaan di wilayah Kabupaten Bandung dari sisi kuantitas dapat dikatakan cukup baik apabila hanya dilihat secara jumlah volume keseluruhan dalam setahun. Namun apabila ditinjau dari periode waktu dan lokasi setiap Satuan Wilayah Sungai (SWS), kondisi ketersediaan sumber air ini diperkirakan mempunyai 3 macam fluktuasi yaitu fluktuasi tinggi, Sedang dan Rendah. Potensi sumber daya air yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung berupa mata air dan situ-situ serta curah hujan. Untuk pemanfaatan sumber air tersebut telah dibangun bangunan pengambilan utama berupa bendungan, embung dan bangunan irigasi-irigasi, bendungan-bendungan yang ada ini dimanfaatkan selain untuk mengairi lahan pertanian juga untu pembangkit tenaga listrik.

Potensi air permukaan sungai dan air permukaan bendungan yang ada di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.11 di bawah ini.

Tabel 2-10. Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung

No Lokasi Nama Sungai/

DAM Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa 1 Soreang - Sadu - Cibeureum 20,0947 - Buninagara - Leuwikuya 97,4462 2 Pasirjambu - Buninagara - Leuwikuya - 3 Ciwidey - Panyocokan - Cigadog 30,2745 4 Margaasih - Lagadar - Malang 20,1326

Page 36: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 30

No Lokasi Nama Sungai/

DAM Volume

(Juta m3) Kecamatan Desa 5 Katapang - Parungserab - Leuwikuya 18,6567 - Banyusari - Kiarawuyeuh 8,7039 - Juntigirang - Juntihilir 6,5847 - Banyusari - Baros 2,1192 6 Majalaya - Wangisagara - Wangisagara 63,8793 7 Ciparay - Pakutandang - Cirasea 93,5105 8 Pacet - Maruyung - Wanir 71,1452 9 Rancaekek - Rancaekek kulon - Ciajasana 46,1848 10 Ibun - Lampegan - Cikaro 125 16 Cangkuang - Jatisari - Ciherang 95,7811

Pengelolaan sumberdaya air ini, dilaksanakan program pengontrolan dan pemeliharan juga rehabilitasi saluran-saluran irigasi tersier yang ada melalui pengembangan jaringan irigasi dan pembuatan cek dam/dam parit, agar supaya tidak terjadi kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim penghujan dan juga pembuatan sumur pantek serta embung. Tujuan utama pengelolaan/pemeliharaan air irigasi ini adalah untuk (1) meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan (2) mengurangi dampak bencana alam kekeringan dan banjir. Upaya pemeliharaan saluran irigasi tersebut, dianggarkan baik berasal dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, maupun APBN.

Sampai dengan tahun 2015, ada beberapa kegiatan pengelolaan air irigasi tersier di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni kegiatan rehabilitasi Jaringan Irigasi, pembangunan embung; dan revitalisasi kelembagaan pengelolaan air irigasi - P3A mitra cai -. Alokasi anggaran dari APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat, dan APBN Kementerian Pertanian.

Pada tahun 2011 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Stimulasi pompa air 6” sebanyak 7 unit di kecamatan ciparay, Rancaekek,

Majalaya, Arjasari, Kutawaringin dan Bojongsoang. 2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JITUT) mengcover seluas 155 ha di Kecamatan

Katapang (40 ha), Cimaung (35 ha), Margaasih (80 ha) dan Solokanjeruk (40 ha)

3. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JIDES) mencover seluar 130 Ha di Kecamatan Solokanjeruk (45 ha), Majalaya (45 ha), Cilengkrang (40 ha).

4. Pengadaan Sumur Pantek di Kecamatan Katapang, Cikancung, Kutawaringin, Margaasih dan Baleendah sebanyak 5 Unit

5. Terlaksananya Forum Komunikasi Petani Pemakai Air di 6 Kecamatanan 6. Terlaksananya pembangunan rumah pompa sebanyak 3 unit di Kecamatan

Solokanjeruk, Nagreg dan Arjasari.

Page 37: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 31

Pada tahun 2012 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JITUT) mengcover seluas 60 ha di kecamatan cileunyi.

2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi (JIDES) mengcover seluas 25 ha di kecamatan solokanjeruk.

3. Terlaksananya antisipasi kekeringan melalui kegiatan irigasi air permukaan (rumah poma) di 4 lokasi di Kecamatan Baleendah, Cikancung, Ciparay dan Rancaekek Pada tahun 2013 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa kegiatan

sebagai berikut: 1. Pengembangan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas 2.500 hektar di

Kecamatan Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka, Rancaekek, Pacet, Baleendah, Kutawaringin, Ibun, Cikancung, Cimenyan, Cileunyi, Cimaung, Pasirjambu, Arjasari, Bojongsoang, Cangkuang, dan Paseh.

2. Pembangunan jaringan irigasi air permukaan, berupa rumah pompa dan jaringannya sebanyak 25 paket di Kecamatan Cicalengka, Bojongsoang, Solokanjeruk, Rancaekek, Ibun, Paseh, Pacet, Kutawaringin, Baleendah, Cikancung, Ciparay, dan Majalaya;

3. Stimulan pompa air sebanyak 57 unit; 4. Revitalisasi P3A Mitra Cai di Kecamatan Pangalengan, Ciparay, Pasirjambu,

Rancabali, Cikancung, Rancaekek, dan Cikancung. 5. Pembuatan cek dam/dam parit sebanyak 8 paket di Kecamatan Cimenyan,

Arjasari, Cicalengka, Cangkuang, Cimaung, dan Nagreg. Pada tahun 2015 dilaksanakan pengelolaan air melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Pembangunan irigasi air permukaan sebanyak 29 paket di 13 kecamatan

2. Pipanisasi sebanyak 9 unit di kecamatan Cimaung, Ciparay, paseh, Nagreg dan pangalengan

3. Pembangunan DAM Parit sebanyak 19 Unit di 10 kecamatan

4. Stimulasi pompa air 2”, 3” dan 4” sebanyak 41 unit di 18 Kecamatan

Perbaikan jaringangan irigasi dan pengeloaan air tersebut berdampaknya nyata dengan meningkatnya Indeks Pertanaman dari tahun 2011 sebesar 2.03 menjadi 2.36 di tahun 2015

Peningkatan Sarana Prasarana Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Penanganan panen dan pasca panen di Kabupaten Bandung pada tahun 2015 untuk komoditas padi dan jagung memperlihatkan perkembangan yang cukup mengembirakan, hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingkat penurunan angka kehilangan hasil dalam hal pemanenan serta pengolahan pasca

Page 38: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 32

panennya. Berdasarkan data yang ada, tingkat kehilangan hasil komoditas padi pada tahun 2011 dalam penanganan pasca panen mencapai 11,15% dan pada tahun 2012 ini menurun 0,75% menjadi 10,75% dan menjadi 10,47% pada tahun 2013. Sedangkan pada komoditas jagung angka kehilangan hasil tahun 2010 sebesar 4,20% menurun menjadi 4,17% pada tahun 2012 (turun 0,03%) dan pada tahun 2015 mencapai 10.02% , sehingga bila dihitung dari tahun 2011 awal dari RPJMD sampai dengan akhir periode 2015 progress penurunan nilai kehilangan dapat mencapai 11.13%. Nilai-nilai penurunan kehilangan hasil tersebut diukur pada kelompok tani yang mendapatkan intervensi bantuan.

Penurunan tingkat kehilangan hasil tersebut didukung adanya penggunaan alat mesin pertanian yang semakin modern, tingkat kesadaran petani dan ketrampilan petani yang semakin meningkat sejalan dengan upaya pembinaan yang cukup intensif dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung.

Sebagai informasi tambahan, pada sub sector hortikultura selain sayuran Kabupaten Bandung juga potensial pada komoditi buah-buahan, bunga dan tanaman obat. Produksi komoditas buah-buahan unggulan seperti alpukat, durian dan strawberry di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 umumnya dapat melampaui target serta memperlihatkan realisasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2012,tetapi ada juga yang tidak bisa melampaui realisasi tahun 2012, ini disebabkan oleh kondisi alam yang cukup kering sehingga dalam proses pembungaan dan pembuahan tanaman banyak yang gugur karena evavotranspirasi dari tanaman itu sendiri cukup tinggi, disamping itu pula sudah banyak tanaman yang tua dan tidak produktif lagi serta tanaman muda sebagai penggatinya belum produktif menghasilkan buah. Kondisi yang hampir sama ditemui pada produksi di tahun 2015. Untuk selengkapnya mengenai realisasi produksi, dapat dilihat pada Tabel 2.14 di bawah ini.

Tabel 2-11. Realisasi Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Bandung

KOMODITAS Produksi (Kuintal) 2015

2011 2012 2013 2014 Tanam (Pohon)

Tan yg Menghasilkan

(Pohon) Produksi

(Ku) Alpukat 8.576 9.107 6.996 638.481 5.970 122.217 109.960 Belimbing 3.236 3.143 6.183 18.062 347 9.791 6.567 Jeruk Besar 9.833 7.671 7.850 9.990 48 9.076 3.567 Pepaya 9.981 9.011 8.257 29.715 1.606 23.557 4.696 Anggur 4 - 2 - - - - Durian 12.067 8.722 8.556 61.648 5.189 20.462 18.161 Duku 140 352 384 372 - 940 419 Mangga 27.508 14.466 43.626 95.782 7.634 73.273 23.402 Sawo 3.453 3.747 5.021 28.311 184 8.262 8.426 Melinjo 7.321 4.862 5.075 29.889 60 16.969 5.799 Pisang 150.041 149.856 122.958 2.108.844 68.568 420.536 111.854 Jambu Biji 25.458 17.774 30.848 202.526 44.471 64.646 28.540

Page 39: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 33

KOMODITAS Produksi (Kuintal) 2015

2011 2012 2013 2014 Tanam (Pohon)

Tan yg Menghasilkan

(Pohon) Produksi

(Ku) Manggis 118 316 112 992 2.278 3.351 2.479 Markisa 132 88 2.314 200 1.500 1.137 281 Petai 20.086 9.781 10.932 54.173 256 37.565 19.450 Rambutan 4.975 4.598 3.272 109.198 261 17.515 14.298 Jambu Air 10.384 4.866 12.441 58.167 2.038 29.111 15.486 Nangka 34.810 35.340 36.922 422.307 1.889 56.009 35.716 Sirsak 3.957 3.907 2.963 5.748 153 11.172 3.563 Jengkol 2.400 1.231 2.164 107.142 0 4.906 4.138 Salak 249 321 156 1.133 50 6.068 404 Jeruk Siam 3.283 3.111 4.490 32.464 3.482 15.456 6.960 Nenas 18 16 30 86 488 1.751 98 Sukun 25.847 15.324 15.537 99.883 1.649 40.633 31.679

Sumber : Bidang Hortikultura,DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tahun 2015 menjadi ajang untuk menciptakan kawasan buah-buahan lokal di Kabupaten Bandung. Alpukat, jambu kristal, dan jeruk menjadi komoditi unggulan yang dikembangkan. Kertasari dipusatkan dalam pengembangan alpukat. Mulai dari penangkaran bibit alpukat hingga pengembangan kawasan. Cileunyi merupakan salah satu produsen jeruk besar di Kabupaten Bandung diarahkan untuk menghasil bibit spesifik lokal melalui jeruk besar cikoneng. Stimulan green house, bibit, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Cimaung dan Banjaran dikembangkan sebagai sentra jambu kristal/jambu biji.Pada tahun 2015 ada inisiatif untuk mengembangkan jeruk varietas DN, sehingga telah dimulai dari perencanaan utuk 2016.

Bila dilihat dari potensi tanaman hias. Kabupaten Bandung merupakan salah satu sentra produksi tanaman hias di tingkat Provinsi Jawa Barat dan Nasional. Produksi komoditas tanaman hias dan obat-obatan unggulan seperti Anggrek, Krisan, Mawar dan Gerbera. Krisan menjadi primadona pengembangan tanaman hias. Kawasan 3.000 m2 diperuntukan bagi pengembangan krisan. Penangkaran benih, intensifikasi, dan ekstensifikasi merupakan langkah strategis. Pada Tahun 2013, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan mengembangkan kebun percobaan yang diperuntukan khusus sebagai laboratorium lapangan tanaman hias. Adopsi teknologi dan adaptasi benih/bibit tanaman hias baru di Kabupaten Bandung diujicobakan di kebun percobaan tersebut. Dengan luas kurang lebih 1 hektar yang berlokasi di Kecamatan Pasirjambu, berbagai tanaman hias dikembangkan.

Disamping itu, komoditas tanaman obat di Kabupaten Bandung tahun 2013 yaitu diantaranya jahe, lengkuas, kencur, kunyit umumnya memperlihatkan realisasi produksi yang sedikit menurun dibanding target dan realisasi tahun 2012 ini dikarenakan cuaca/iklim yang cenderung kemarau basah sehingga daya dukung terhadap pertumbuhan tanaman hias dan biofarmaka berkurang,

Page 40: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 34

dan dilapangan banyak petani yang lebih banyak menanam palawija. Realisasi produksi tanaman hias tersaji pada tabel 2.11.

Tabel 2-12. Perkembangan Produksi Tanaman Hias

Komoditas Realisasi Produksi (Tangkai) Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

Anggrek 70.215 117.115 58.538 98.938 4.958 Anthurium Bunga 3.797 4.640 3.082 850 152 Gladiul 444 1.532 371 320 390 Helicania 1.704 4.221 5.303 2.425 739 Krisan 183.482 860.237 431.558 748.174 530.166 Mawar 8.577 23.257 32.661 11.299 1.577 Melati 4.257 2.075 2.274 116 202 Palem 155 8.952 1.774 114 7.948 Sedap Malem 82.614 40.624 62.519 107.248 19.105 Gerbera 3.981 4.689 11.893 3.326 927 Anyelir 1.649 3.106 11.192 641 286 Dracaena - - 34 - - Sumber : Bid. Hortikultura (s.d Tri. II), DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Tabel 2-13. Perkembangan Produksi Tanaman Obat

Komoditas Produksi (Kg)

2011 2012 2013 2014 2015 Jahe 206.754 75.700 269.910 828.002 902.489 Lengkuas 48.287 25.213 101.729 489.199 37.741 Kencur 43.988 17.436 38.892 35.276 10.008 Kunyit 63.428 33.510 104.213 157.556 130.452 Lempuyang 1.094 865 8.756 8.029 21.104 Temulawak 10.944 5.600 11.963 19.857 69.164 Temu Ireng 2.666 275 1.628 3.495 153 Kaji Beling 1.060 292 2.462 242 10.124 Kapulaga 745 12.294 11.691 41.439 117.277 Sambiloto 434 146 725 3.689 1.800 Mengkudu/Pace 11.318 13.275 25.891 763 39.236

Jumlah 390.718 184.606 577.860 1.587.547 1.339.548 Sumber : Bid. Hortikultura, DISTANBUNHUT Kabupaten Bandung, 2015

Page 41: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 35

Sub Sektor Peternakan

Populasi Ternak

Indikator produksi pertanian di dalamnya adalah produksi produk hasil ternak, dibangun dari 3 (tiga) komponen produk pertanian penyumbang protein hewani masyarakat Kabupaten Bandung, yaitu produksi daging, susu dan telur. Sebagaimana diuraikan dalam Tabel 2-4 pada Tahun 2013 produksi daging, telur dan susu mengalami penurunan kemudian meningkat sampai Tahun 2016. Penurunan ini lebih diakibatkan oleh adanya perubahan metode penghitungan produk hasil ternak. Capaian indikator produksi produk peternakan berkorelasi positif dengan jumlah populasi ternak di daerah. Produksi daging, selain dipengaruhi oleh populasi ternak ruminansia besar (sapi), ruminansia kecil (domba dan kambing) juga oleh populasi unggas (ayam ras, ayam buras dan itik). Produksi susu dipengaruhi oleh populasi sapi perah, walaupun di daerah berkembang kambing etawa (penghasil susu) namun produksi susunya kecil dan tidak terdata. Sedangkan produksi telur dipengaruhi oleh kondisi populasi ternak unggas ayam ras dan ayam buras petelur, juga itik petelur. Perkembangan populasi ternak ruminansia dan unggas masing-masing digambarkan dalam gambar berikut.

Gambar 2-6. Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015

Sumber: Laporan Tahunan 2010-2014 dan Data Bidang Peternakan 2015

diolah.

Berdasarkan grafik di atas disimpulkan bahwa pertumbuhan untuk ternak ruminansia tertinggi pada ternak sapi potong yaitu mencapai 69,84% sedangkan pertumbuhan terendah dicapai pada ternak sapi perah sebesar 13,88%. Adapun

- 50.000

100.000 150.000 200.000 250.000 300.000

Sapi Perah Sapi Potong Domba Kambing

2010 29.702 16.658 223.437 20.542

2011 36.045 36.849 232.107 26.769

2012 31.937 28.067 234.795 24.979

2013 32.358 28.745 241.910 25.101

2014 33.643 28.198 251.099 26.301

2015 33.824 28.292 256.219 26.311

Po

pu

lasi

te

rnak

ru

min

ansi

a (e

kor)

Page 42: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 36

rata-rata pertumbuhan untuk ternak ruminansia selama 5 tahun mencapai 31,61%.

Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015

Sumber: Data Bidang Peternakan 2010-2015 diolah.

Populasi ternak unggas, secara umum mengalami penurunan populasi

sebesar -0,70% pertahun. penurunan tersebut terutama disumbang dari penurunan populasi ayam broiler dan ayam petelur sebesar -0,57% dan -3,27% pertahunnya. Populasi ternak unggas lainnya yaitu ternak ayam buras mengalami pertumbuhan sebesar 9.07% pertahun.

Secara umum capaian penyediaan daging, telur dan susu yang dapat melebihi target yang ditetapkan ditunjang oleh beberapa hal yaitu: - Semakin meningkatnya teknologi pakan sapi perah yang bisa meningkatkan

produktivitas - Peran aktif peternak dalam peningkatan keahlian serta adanya stimulan

pakan berkualitas dari pemerintah - Terjadinya peningkatan populasi ternak unggas terutama ayam buras dan

ternak itik sebagai penyumbang produksi telur utama di wilayah Kabupaten Bandung.

- 500.000

1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000 4.500.000

Ayam Buras AyamPetelur

AyamPedaging

Itik

2010 1.373.201 501.917 4.383.865 438.561

2011 1.644.558 443.951 4.420.976 477.430

2012 1.863.970 414.129 2.443.390 389.739

2013 1.881.491 436.663 2.584.390 409.861

2014 1.990.142 453.832 3.484.907 435.591

2015 1.996.021 487.508 3.665.767 437.217

Po

pu

lasi

Un

ggas

(e

kor)

Page 43: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 37

- Peran serta pelayanan pemerintah, koperasi dan swasta dalam pengembangan budidaya, pengelolaan pasca panen dan pengolahan hasil ternak. Capaian populasi ternak di masyarakat selain dipengaruhi oleh sosio-

kultural masyarakat Kabupaten Bandung yang menjadikan budidaya ternak sebagai usaha sampingan. Peran serta pemerintah selain melaksanakan pembinaan dan pendampingan kelompok ternak juga memfasilitasi stimulasi agro input . Hal tersebut ditetapkan untuk mengukur proses pembangunan peternakan yang bersifat pengadaan ternak secara langsung, kegiatan penunjang lainnya seperti penyediaan sarana manajemen, penanggulangan penyakit serta kegiatan yang dapat menunjang pencapaian populasi ternak yang sudah ditetapkan. Upaya yang dilakukan untuk mendukung peningkatan populasi ternak adalah dengan memberikan stimulan bantuan ternak dari sumber APBD.

Tabel 2-14. Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2015

Jenis ternak 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Sapi potong (ekor) 6 10 36 134 25 14 225 Sapi perah (ekor) 12 15 20 45 36 50 178 Domba (ekor) 163 125 360 415 306 497 1.866 Kambing (ekor) 20 36 165 53 10 22 306 Kelinci (ekor) 200 260 618 946 1.175 762 3.961 ayam buras (ekor) 100 1.600 5.405 300 1.760 210 9.375 Itik (ekor) 0 0 1.100 3.990 9.600 4.400 19.090 ayam pelung (ekor) 147 102 285 138 135 93 900

Sumber: DPA bidang Peternakan TA 2010-2015 diolah.

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak mengalami peningkatan. Khusus ternak itik akumulasi tertinggi sampai tahun 2015 mencapai 19.090 ekor. Komoditas lainnya yang mendapat alokasi anggaran cukup tinggi yaitu ternak sapi potong dan ternak domba.

Selain populasi ternak yang secara umum menunjukan peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Indikator lain yang menunjukan kinerja dari Dinas Peternakan dan Perikanan yaitu peningkatan jumlah kelompok yang mendapat fasilitasi bantuan peternakan. Adapun Perbandingan kelompok penerima bantuan selama 5 tahun dapat digambarkan pada grafik dibawah ini :

Page 44: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 38

Gambar 2.8 Perbandingan Target dan Realisasi Fasilitasi Kelompok Pembudidaya Peternakan Tahun 2011-2015

Sumber Data : Bidang Peternakan 2011-2015 (diolah)

Pemotongan ternak di RPH

Dalam hal pelayanan penyediaan daging yang Halal Aman Utuh dan Sehat (HAUS) pemerintah telah membangun dan memfasilitasi pemotongan ternak (Ternak besar) yang lebih higienis di UPT Rumah Potong Hewan (RPH). Jumlah pemotongan di RPH dipergunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan pelayanan dinas dalam proses pemotongan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Namun demikian, capaian pemotongan ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat mengenai impor sapi karena sebagian besar sapi yang dipotong di RPH merupakan sapi impor.

Adapun perbandingan target dan realisasi pemotongan ternak di RPH dari tahun 2010-2015 dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini.

60101

161

289

479

60101

156

201231

2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudiaya (kelompok)

Target Jumlah Fasilitasi Peternak Pembudiaya (kelompok)

Page 45: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 39

Gambar 2-9. Perbandingan Target dan Realisasi Pemotongan di RPH 2011-2015

Sumber Data: Laporan Tahunan UPTD RPH Tahun 2011-2015 diolah

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa secara keseluruhan

realisasi pemotongan di RPH berada jauh diatas target yang telah ditetapkan. Capaian yang cukup tinggi ini merupakan dampak dari peningkatan sarana prasarana pemotongan khususnya RPH Baleendah yang secara terus-menerus sehingga dapat memenuhi standar pemotongan untuk sapi impor. Selain itu, tarif pemotongan yang cukup murah menjadi daya tarik tersendiri untuk para bandar memotong di RPH Kabupaten Bandung.

Pelayanan Kesehatan Hewan/ternak

Berdasarkan keputusan menteri pertanian No 4026/kpts/OT.140/2013 tentang Penetapan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), terdapat 25 jenis penyakit hewan dan ternak yang perlu mendapatkan penanganan. Merujuk hasil surveillance di lapangan, Kabupaten Bandung memprioritaskan kegiatan pengendalian untuk 8 PHMS yaitu: Anthrax, Rabies, Brucelossis, AI (HPAI dan LPAI), ND, IBR, Helminthiasis, dan Parasit darah.

Dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2015) selalu ada peningkatan pada intervensi jenis penyakitpada setiap tahunnya. Adapun peningkatan penanggulangan jenis penyakit tersebut dapat digambarkan pada grafik dibawah ini :

9.200

23.200

37.480

52.046

66.903

9.526

22.486

37.316

61.495

83.455

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

2011 2012 2013 2014 2015

Target Pemotongan (ekor) Realisasi Pemotongan (ekor)

Page 46: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 40

Gambar 2.10 Peningkatan intervensi jenis penyakit ternak dan hewan di kabupaten Bandung tahun 2011-2015

Sumber data: Bidang Kesehatan Hewan 2011-2015 diolah

Pengendalian AI dan ND

Penyakit AI dan ND merupakan penyakit yang menyerang pada unggas yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi. Khusus untuk penyakit AI (Avian Influenza) penyakit ini dapat menular pada manusia dan dapat menyebabkan kematian. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka penting sekali dilakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit ini. Masyarakat pada umumnya memiliki pengetahuan dan pengalaman terhadap penyakit ND sehingga kematian yang disebabkan oleh penyakit AI masih dianggap disebabkan oleh penyakit ND. Fakta di lapangan pun memperlihatkan bahwa kejadian AI dapat disertai dengan penyakit ND sehingga pengendalian yang dilakukan tidak hanya untuk AI tetapi juga untuk ND.

Pada tahun 2015 vaksinasi AI dan ND dilaksanakan di 18 kecamatan 34 desadengan pengulangan 1 bulan dan 3 bulan kemudian. Pengendalian AI/ND ini dilakukan terutama pada wilayah yang dikhawatirkan berpotensi terjadi penyakit tersebut seperti di Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Paseh, Cikancung, Cicalengka dan lainnya.

Berdasarkan tabel vaksinasi unggas paling banyak dilakukan untuk ternak itik sebanyak 19.882 ekor (47,75%), diikuti oleh ayam 19.672 ekor (47,25%), entog 1.882 ekor (4,52%) angsa 113 ekor (0,27%) dan Burung 88 ekor (0,21%). Alokasi vaksin yang cukup tinggi untuk ternak itik dikarenakan pada 2 tahun terakhir kasus AI paling banyak terjadi pada ternak itik dibanding ternak unggas lainnya. Hal ini dimungkinkan karena mobilitas ternak itik yang cukup tinggi

20 20

24

28

32

2011 2012 2013 2014 2015

PERKEMBANGAN PENYAKIT HEWAN PRIORITAS YANG TERTANGANI (%)

Page 47: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 41

(terutama dengan sistem angon yang berpindah-pindah (nomaden) dibandingkan dengan unggas lain yang diam pada satu tempat.

Jumlah pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya pengendalian AI dan ND dari tahun 2010-2015dapat terlihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 2.11 Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun 2012-2015

Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2012-2015 diolah.

Berdasarkan grafik di atas, penurunan jumlah vaksinasi yang terjadi setiap tahunnya dikarenakan target vaksinasi dilakukan pada daerah kasus yang setiap tahunnya mengalami penurunan.

Sebagai upaya untuk mengontrol efektivitas vaksinasi AI yang telah dilaksanakan maka dilakukan survailance dan monitoring pada penyakit AI/ND. Hasil dari survailance ini menunjukan bahwa dari 250 sampel yang diambil, jumlah sampel yang hasilnya positif AI sebanyak 35,6% dan positif ND sebanyak 42%. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu ditingkatkan higienitas/kebersihan yang meliputi pemeliharaan unggas termasuk kandang (Good Farming Practice), lingkungan kandang dan penjaga kandang. Hal yang tak kalah penting adalah metode vaksinasi yang memperhatikan handling vaksin (dari mulai persiapan sampai aplikasinya), ternak serta metode pengambilan sampelnya. Pengendalian Brucellosis

Pengendalian brucellosis di Kabupaten Bandung sangat penting untuk dilakukan terutama untuk ternak sapi perah mengingat Kabupaten Bandung merupakan wilayah pengembangan ternak sapi perah. Penyakit brucellosis ialah jenis penyakit yang menyerang pada sistem reproduksi sapi yang dapat mengakibatkan keguguran pada sapi yang terkena penyakit ini. Bahaya lain dari

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

Ayam Itik Entog Angsa Burung

2012 2013 2014 2015

Page 48: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 42

penyakit ini ialah dapat menular pada manusia sehingga penyakit ini sangat strategis untuk dicegah dan ditanggulangi.

Vaksinasibrucellosis pada tahun 2015 menurun dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 3.268 ekor. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya beberapa kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi dan gertak birahi baik oleh Deptan maupun provinsi.

Adapun jika digambarkan vaksinasi selama 5 tahun maka terjadi fluktuasi sesuai dengan kasus dan kejadian dari penyakit itu sendiri. Perkembangan vaksinasi brucellosis dari tahun 2010-2015 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.12 Perkembangan Vaksinasi Brucellosis di Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015

Sumber : Laporan kegiatan Bidang Kesehatan Hewan tahun 2010-2015

Berdasarkan grafik terlihat bahwa vaksinasi tertinggi dilakukan pada tahun 2011 mencapai 2.817 ekor dan tahun 2014 sebanyak 3.268 ekor, terendah pada tahun 2015.

Pengendalian Anthraks, IBR ,Helminthiasis dan Parasit Darah ( babesiosis )

Kabupaten Bandung merupakan daerah bebas anthraks sehingga tindakan yangdilaksanakan adalah surveillance pada ternak yang masuk ke Kabupaten Bandung terhadap kondisi fisik dan titer antibody yang dimilikinya. Pada tanggal 21 September 2015 menjelang Idul Qurban dimana lalu lintas ternak dari luar daerah meningkat. Sebanyak 60 sampel darah diambil dari sapi dan diuji dengan metode elisa. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa 59 sampel titernya dibawah 60 yang menandakan bahwa hewan tersebut belum

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah ternak sapi yangdivaksin

1074 2817 1696 1129 3268 946

Page 49: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 43

pernah divaksin atau terpapar oleh bakteri anthraks sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara maupun diperdagangkan sedangkan 1 sampel menunjukkan hasil positif yang kemungkinan hewan tersebut pernah divaksin sebelumnya dan hewan tidak menunjukkan gejala klinis sehingga secara umum, ternak yang ada di wilayah Kabupaten Bandung aman dari penyakit anthraks

Begitu pula dengan pengendalian penyakit IBR dimana Kabupaten Bandung berdasarkan surveillance dari laboratorium daerah di Kabupaten Bandung menunjukkan adanya serologi positif namun laporan dan peneguhan diagnosa adanya kasus IBR belum pernah terdata di Kabupaten Bandung pada tahun 2014 sehingga surveillance dilakukan pada 12 ternak yang beresiko terkena penyakit ini yaitu ternak-ternak yang berada di sekitar ternak impor yang divaksin IBR sebelum ternak tersebut masuk dan didapatkan data bahwa ternak tersebut sebanyak 10 ternak positif IBR dan 2 diantaranya negatif IBR. Dari 12 ekor ternak yang positif tersebut tidak menunjukkan gejala klinis terserang IBR namun karena merupakan ternak impor yang memungkinkan ada vaksinasi sebelumnya dan masih menunjukkan kekebalan. Sementara 60 sampel yang diambil dari lokasi ternak bukan impor menunjukkan hasil negative yang menandakan bahwa hewan tersebut belum pernah divaksin atau terpapar oleh virus IBR sehingga hewan tersebut aman untuk dipelihara maupun dikawinkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Bandung masih terbebas dari penyakit IBR.

Penyakit hewan menular strategis lainnya yang dikendalikan adalah helminthiasis.Surveilance dilakukan pada ternak yang dilayani oleh UPTD Puskeswan dan laboratorium. Tindakan pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan pengobatan yang telah dilakukan telah berhasil meng-eliminir cacing yang ada di tubuh ternak tersebut 100 sampel diambil untuk dilakukan pengujian yang sebelumnya telah mendapatkan pengobatan dan 74% diantaranya sehat, dan 303 sampel lainya yang diperiksa ternyata juga sebanyak 77% diantaranya menunjukkan tidak terinfeksi dengan cacing. Sedangkan 100 sampel lainnya yang diuji untuk dilakukan pengobatan kembali hanya menunjukkan kesembuhan sebesar 43,1% sehingga dibutuhkan kembali pengobatan lanjutan serta kontrol cara pemberian pakan terhadap individu tersebut.

Surveilance identifikasi parasit darah yang dilakukan berdasarkan hasil surveillance di Kecamatan Pangalengan Pada tahun 2014 ditemukan adanya hasil positif parasit darah Theileriosis dan pada tahun yang sama telah dilakukan kembali pengambilan sampel untuk lokasi yang sama menunjukkan hasil negatif. Sedangkan Bulan Mei 2015 dilakukan pengambilan sampel darah di Kecamatan Arjasari dan didapatkan pula hasil positif theileriosis pada sapi-sapi perah maka pengendalian yang dilakukan adalah dengan pengobatan dan pengendalian caplak melalui penyemprotan. Surveilance juga dilakukan pada ternak sapi potong yang datang dari wilayah timur Indonesia, dari 20 sampel

Page 50: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 44

yang diuji ternyata tidak ditemukan parasit darah. Untuk hasil demikian maka dapat direkomendasikan untuk dilakukan surveillance lanjutan di lokasi positif untuk melihat keberhasilan pengendalian yang dilakukan dan juga pada lokasi penampungan ternak yang dilalulintaskan dari daerah Indonesia Timur (NTT, NTB maupun Madura) mengingat prevalensinya yang cukup tinggi terhadap penyakit parasit darah (tripanosoma, babesiosis).

Selama 5 tahun jumlah pelayanan keswan mencapai kurang lebih 250 ribu ekor dimana pada setiap tahunnya pelayanan dan pencegahan penyakit yang dilakukan berfluktuatif sesuai dengan jumlah kasus yang terjadi. Adapun uraian jumlah pelayanan dan pencegahan penyakit ternak/hewan dapat digambarkan pada grafik dibawah ini:

Gambar 2.13. Peningkatan pelayanan dan pencegahan penyakit ternak/hewan tahun 2010-2015

Sumber data: Laporan Bidang Kesehatan Hewan 2011-2015 diolah.

Berdasarkan grafik peningkatan status kesehatan hewan tertinggi dapat dicapai pada rentang tahun 2013-2014 dengan peningkatan mencapai 3,65%. Sedangkan realisasi terendah dicapai pada rentang tahun 2011-2013 yang hanya mencapai 1,25%. Hal ini tentunya berbanding lurus jumlah pelayanan dan jumlah vaksinasi pada tahun bersangkutan.

C. Produksi Sektor Perkebunan

Pada Sektor Perkebunan, Kabupaten Bandung dikenal sebagai sentra produksi teh, kina dan kopi Jawa Barat. Selain perkebunan swasta (perusahaan),

55

60

65

70

20112012

20132014

2015

6062,5

63,75

67,4 69,4

Peningkatan Status Kesehatan Hewan (%)

Page 51: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 45

juga potensial budidaya perkebunan rakyat. Upaya peningkatan fungsi lahan serta penanaman baru komoditas (Replanting) perkebunan di Kabupaten Bandung dilaksanakan dalam rangka optimalisasi penggunaan lahan perkebunan yang telah ada, agar terjadi peningkatan produksi komoditas perkebunan, terutama produksi tanaman perkebunan unggulan Kabupaten Bandung.

Dikarenakan kondisi iklim yang kurang mendukung untuk terjadinya proses pembuahan dan serangan OPT komoditi perkebunan seperti karat daun (22,22% total area pertanaman kopi), hama Pbko (20,47% areal terserang), embun jelaga (11,56% areal terserang) dan kutu dompolan (12,87%) mengakibatkan produktivitas kopo tidak dapat mencapai target walaupun telah dilaksankan pengendalian baik teknis, hayati, dan mekanis. Pencapaian produksi tanaman Perkebunan unggulan (Perkebunan Rakyat) tahun 2015 di Kabupaten Bandung adalah diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2-15. Realisasi produksi komoditi perkebunan

Jenis Komoditi Produksi (Olahan) (Ton)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 Cengkeh 46 116 110 118 125 133,82

Kopi 4.689 6.362 6.638 6.803 6.872 7.036

T e h 3.139 3.245 3.518 3.612 3.460 3.551

Tembakau 1.073 1.378 1.678 610 1.358 1.362

Jumlah 8.947 11.101 11.944 11.143 11.815 12.083 Sumber. Bid. Perkebunan DISTANBUNHUT 2016

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bandung Tahun 2005-2025 pada tahap ketiga. Perumusan visi untuk RPJMD 2016-2021 ini selain mengacu pada RPJPD Kabupaten Bandung Tahun 2005-2025, juga memperhatikan visi yang tertera pada RPJM Nasional Tahun 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

Page 52: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 46

Tabel 2-16. Keterkaitan Visi RPJPD, RPJMD, dan RPJMD Visi RPJP

VISI RPJPD, RPJMN, DAN RPJMD VISI RPJP

VISI RPJM

Kabupaten Bandung (Tahun 2005-2025)

Nasional (Tahun 2015-2019)

Jawa Barat (Tahun 2013-2018)

Kabupaten Bandung yang Repeh, Rapih, Kerta Raharja Tahun 2025

Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur

Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua

Sumber: RPJPD Kabupaten Bandung, RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Jawa Barat

Sementara itu, prioritas pembangunan berdasarkan RPJP tahap ketiga, baik secara nasional maupun daerah diarahkan pada kemandirian perekonomian yang berdaya saing. Hal ini dituangkan dalam prioritas pembangunan RPJPN Tahun 2015-2020, RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2020 dan RPJPD Kabupaten Bandung Tahap III Tahun 2016-2021. Tabel 2-17. Prioritas Pembangunan Berdasarkan RPJPN dan RPJPD RPJP

Nasional Tahap III (Tahun 2015-2020)

RPJP Jawa Barat Tahap III (Tahun 2015-2020)

RPJP Kabupaten Bandung Tahap III (Tahun 2016-2021)

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan maksud sebagai persiapan dalam mencapai kemandirian masyarakat Jawa Barat dalam segala bidang sehingga tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal dapat direduksi.

Peningkatan kualitas pembangunan yang berwawasan lingkungan dan peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing.

Sumber: RPJP Nasional, RPJPD Provinsi Jawa Barat dan RPJPD Kabupaten Bandung

Proses perencanaan yang tradisional biasanya menentukan prioritas

pembangunan dengan hanya mengandalkan historis kegiatan yang sudah ada. Biasanya proses pembangunan tersebut tidak melihat peluang dan tantangan sehingga setiap langkah proses pembangunan cenderung monoton. Sebagai upaya untuk merubah paradigm tersebut maka perlu dianalisis mengenai tantangan dan peluang dalam proses pengembangan pelayanan SKPD termasuk pada pelayanan Dinas Pertanian. Adapun hasil analisis peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Dinas Pertanian sesuai dengan Tugas pokok, fungsi dan kewenangannya ialah sebagai berikut: a. Faktor Pendorong pelayanan Dinas Pertanian

- Kebijakan MEA membuka pasar ekspor - Masih tingginya permintaan masyarakat daerah lain terhadap produk

Pertanian - Dibangunnya Tol Soroja memudahkan akses transportasi barang - Berkembangnya media sarana promosi produk unggulan

Page 53: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 47

- Berkembangnya trend pelestarian lingkungan yang dikaitkan dengan berbagai bidang

- Perkembangan ekonomi kab/kota berbatasan yang semakin pesat turut memengaruhi perekonomian Kabupaten Bandung khususnya yang berbatasan langsung

- Terdapat banyak investor yang telah menanamkan modalnya di sektor hulu dan hilir

- Tingginya kunjungan wisatawan ke area agrowisata dari luar Kabupaten Bandung tinggi

b. Faktor penghambat pelayanan pada Dinas Pertanian - Masih tingginya ancaman Penyakit pada komoditas pertanian khususnya

peternakan - Kebijakan pasar bebas Asean dapat menyebabkan produk/pekerja luar

negeri masuk ke Kabupaten Bandung - Tingginya inflasi dan fluktuasi harga komponen usaha pertanian - Fluktuasi harga produk pertanian yang tinggi mengganggu kelangsungan

budidaya produk pertanian - Alih fungsi lahan mengancam kelangsungan budidaya - Daya saing wilayah lain sebagai lokasi investasi

Page 54: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 III - 48

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi

Permasalahan pembangunan pertanian masih didominasi oleh beberapa

permasalahan klasik yang membutuhkan langkah-langkah terstruktur dalam jangka panjang. Namun, ada beberapa pendekatan yang telah dilakukan dengan mencantumkan kendala-kendala tersebut dalam regulasi yang jelas. Dalam hal ini, lahan pangan berkelanjutan yang terus menghantui pembangunan telah ditetapkan sebagai komitmen bersama pengelolaannya dalam RTRW Kabupaten Bandung. Gambar di bawah ini menjelaskan isu-isu strategi dalam pembangunan pertanian di Indonesia pda umumnya, dan Kabupaten Bandung khususnya.

Gambar 3-14. Isu Strategi Pembangunan Pertanian Kabupaten Bandung

Page 55: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 49

3.1.1 Faktor Internal

Kapasitas Sumberdaya Pertanian

Pembangunan pertanian dihadapkan kepada permasalahan permintaan produk pertanian terutama pangan yang semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pertambahan penduduk, sementara kapasitas sumberdaya alam pertanian terutama lahan dan air terbatas dan bahkan semakin menurun. Pertumbuhan wilayah kota (urbanisation, urban sprawl) diduga menjadi penyebab terjadinya penurunan sumberdaya pertanian tersebut. Sebagai contoh, Menteri Pertanian (2014) melaporkan penurunan luas baku lahan sawah di Jawa Barat diperkirakan sebesar 2% sepanjang tahun 2009-2013. Penurunan tersebut sebagai konsekuensi pemenuhan kebutuhan lahan perumahan, perindustrian, dan infrastruktur jalan. Disisi lain, percetakan lahan pertanian baru adalah kemustahilan di wilayah ini. Besarnya tekanan penambahan penduduk terhadap lahan berakibat pemilikan dan penggarapan semakin terfragmentasi, sehingga jumlah petani gurem meningkat dengan rataan pemilikan lahan yang semakin kecil. Sensus pertanian (2013) mencatat sekitar 76% dari total petani di Jawa Barat tergolong petani gurem yang menggarap lahan di bawah 2 hektar baik sebagai petani pemilik ataupun penggarap. Lebih lanjut, sumber air untuk pertanian semakin langka akibat kerusakan alam, terutama di daerah aliran sungai (DAS). Sementara itu, kompetisi pemanfaatan air juga semakin ketat dengan meningkatnya penggunaan air untuk rumah tangga dan industri. Perubahan iklim juga menjadi kendala dalam peningkatan produktivitas komoditas pertanian.

Kualitas Institusi Pertanian

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala yang serius dalam pembangunan pertanian. Tingkat pendidikan dan keterampilan rendah. Selama 10 tahun terakhir kemajuan pendidikan berjalan lambat. Tahun 1992, 50 persen tenaga kerja di sektor pertanian tidak tamat SD, 39 persen tamat SD, sedangkan yang tamat SLTP hanya 8 persen (BPS, 1993). Tahun 2002, yang tidak tamat SD menjadi 35 persen tamat SD 46 persen dan tamat SLTP 13 persen (BPS, 2003). Rendahnya mentalitas petani antara lain dicirikan oleh pertanian subsisten yang berorientasi jangka pendek, pemenuhan pangan keluarga, serta tidak berorientasi bisnis. Selain itu banyak petani menjadi sangat tergantung pada bantuan/pemberian pemerintah. Keterampilan petani yang rendah terkait dengan rendahnya pendidikan dan kurang dikembangkannya kearifan lokal (indigenous knowledge).

Di sisi lain, kelembagaan petani juga masih lemah. Petani Jawa Barat ada kecenderungan tidak berminat untuk bergabung dalam kelompok tani. Menurut Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat (2015), hanya 25% dari total petani Jawa

Page 56: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 50

Barat yang berkelompok. Kelompok tani yang banyak dibentuk selama periode 1980-an dalam mengejar swasembada beras sudah banyak yang tidak berfungsi, mungkin hanya tinggal nama kelompok. Intensitas dan kualitas pembinaan terhadap kelompok pasca otonomi daerah jauh berkurang karena sistem penyuluhan yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Selama ini pengembangan kelembagaan petani umumnya berorientasi keproyekan. Kelompok tani hanya aktif pada saat proyek masih berjalan. Setelah masa proyek berakhir, umumnya kelompok tani yang dibentuk menjadi tidak aktif. Pembentukan kelompok tani seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Kondisi kelompok tani saat ini juga dinilai sangat buruk karena berbagai instansi pemerintah masing-masing membentuk kelompok tani/kelembagaan tani untuk pelaksanaan kegiatan proyek mereka. Hal ini menyebabkan timbulnya banyak kelompok tani yang tumpang tindih. Disamping itu, kelembagaan petani yang ada saat ini perlu ditata dengan baik. Koordinasi ditingkat pusat dalam pembinaan kelompok tani perlu ditingkatkan agar kegiatan yang melibatkan petani tidak tumpang tindih. Pengembangan kelompok tani agar dilakukan dengan pendekatan pembangunan masyarakat (community development).

Lebih lanjut, sistem penyuluhan memiliki kendala: berkurang jumlah tenaga penyuluh. Rasio antara jumlah tenaga penyuluh dengan jumlah petani ataupun jumlah desa masih rendah. Satu tenaga penyuluh, saat ini, harus melayani 3-4 desa. Di sisi lain, sistem adopsi atau alih teknlogi dinilai masih lemah karena lambatnya diseminasi teknologi baru (invention) dan pengembangan teknologi yang sudah ada (innovation) di tingkat petani. Rendahnya diseminasi teknologi disebabkan oleh beberapa hal. Sebelum diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, sistem penyampaian hasil teknologi dilakukan oleh penyuluh melalui proses aplikasi teknologi di area percontohan. Pada era desentralisasi, kegiatan penyuluhan menjadi kewenangan pemerintah daerah dan permasalahan pada sistem penyampaian teknologi menjadi lebih kompleks akibat kurangnya perhatian pemerintah daerah pada fungsi penyuluhan pertanian. Hubungan keterkaitan antara peneliti, penyuluh, dan petani dinilai masih lemah. Oleh karena itu perlu adanya penataan kembali fokus dan prioritas penelitian serta sistem diseminasi yang mampu menjawab permasalahan petani disertai dengan revitalisasi penyuluhan pertanian, pendampingan, pendidikan dan pelatihan bagi petani.

Produk Pertanian

Produk pertanian berkualitas dan kompetitif menjadi tuntutan yang harus dipenuhi dalam era perdagangan bebas saat ini. Zero chemical products dan zero-waste products menjadi keharusan untuk dapat bersaing di pasar global karena adanya peralihan kesukaan konsumen akan produk pertanian yang

Page 57: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 51

segar dan bebas bahan an-organik. Namun, teknologi tradisional yang masih diterapkan di kebanyakan petani di Kabupaten Bandung akan menghasilkan kualitas produk yang masih jauh dari harapan konsumen saat ini.

Disisi lain, produk pertanian dan pangan dengan nilai tinggi akan memberikan profit tambahan bagi petani. Petani gurem dan subsisten yang mendominasi pertanian Kabupaten Bandung akan menjadi kendala dalam menghasilkan produk bernilai tinggi dengan kualitas yang kompetitif.

Kombinasi antara kuantitas produksi yang memiliki kecenderungan semakin rendah dan rentannya harga produk-produk pertanian menyebabkan usahatani menjadi sebuah sektor usaha yang tidak dapat memberikan insentif ekonomi terhadap pelakunya. Pendapatan petani mengalami stagnasi, sementara angkatan kerja baru di pedesaan tidak memiliki cukup alternatif, dimana peluang untuk memperluas lahan pertanian sangat kecil sementara nilai produksi pertanian relatif rendah jika dibandingkan dengan nilai produksi di sektor non-pertanian. Dengan keterbatasan alternatif ekonomi tersebut, sektor formal dan informal di perkotaan relatif memberikan insentif yang lebih menarik bagi angkatan kerja pedesaan

Sistem Kepemerintahan (Governance)

Hubungan kerja antara instansi daerah dan pusat masih kurang koordinatif. Padahal, kinerja pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh keterpaduan diantara subsistem pendukungnya, yaitu mulai dari subsistem hulu (industri agro-input, agro-kimia, agro-otomotif), subsistem budidaya usahatani (onfarm), subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran) dan subsistem pendukung (keuangan, pendidikan, dan transportasi), termasuk koordinasi yang kuat diantara instansi pemerintahan terkait. Keterkaitan antar subsistem sangat erat namun penanganannya terkait dengan kebijakan berbagai sektor. Sementara itu, Departemen Pertanian hanya memiliki kewenangan dalam aspek budidaya/usahatani. Berbagai kebijakan yang terkait dengan produk pertanian sering tidak harmonis dari hulu hingga ke hilir, seperti kasus penanganan impor produk pertanian (paha ayam, daging illegal, benih kapas transgenik).

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya kesamaan persepsi dan komitmen tentang peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Apabila disepakati bahwa sektor pertanian merupakan penggerak utama ekonomi nasioanal maka koordinasi antar instansi menjadi hal yang sangat penting dalam menyusun kebijakan maupun implementasinya. Untuk itu perlu perbaikan menejemen pembangunan pertanian dengan mengacu pada UU dan Peraturan Pemerintah.

Kebijakan pemerintah yang belum memihak sektor petanian antara lain:

Page 58: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 52

(1) penerapan pajak ekspor komoditas pertanian yang bertujuan untuk mendorong industri pengolahan produk pertanian dalam negeri; (2) kredit perbankan yang disediakan pemerintah, porsi terbesar diserap oleh pengusaha konglomerat, sisanya adalah untuk koperasi, usaha kecil menengah termasuk petani; (3) alokasi dana APBD untuk pembangunan sektor pertanian kurang memadai; (4) beberapa daerah menarik biaya retribusi yang tinggi termasuk pada komoditas pertanian sehingga mengurangi dayasaing dan menjadi penghambat dalam investasi di sektor pertanian; (5) pembangunan sarana dan prasarana lebih besar di perkotaan dibanding dengan perdesaan; dan (6) liberalisasi perdagangan telah menyebabkan membanjirnya produk pertanian yang disubsidi berlebih oleh negara maju membuat petani kita tidak mampu bersaing (7) kebijakan pembatasan impor produk pertanian (sapi potong) membuat pergerakan harga dan pemenuhan produk tidak stabil. Untuk itu diperlukan: (a) advokasi kebijakan dengan instansi terkait, dan (b) dukungan legislatif dan stakeholders lainnya (c) penyediaan kebijakan yang lebih mengutamakan pada petani.

3.1.2 Faktor Eksternal

Pertumbuhan Penduduk

BPS (2013) melaporkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 2013 sebesar 2.97%. Pemenuhan pangan di masa depan dirasakan akan menjadi isu karena produktivitas penciptaan pangan di tingkat petani (0.6% per tahun) tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk tersebut.

Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebabkan masyarakat yang terlibat pertanian menurun drastis; yang juga berarti bahwa pangsa penduduk yang tinggal di wilayah pedesaan akan cenderung semakin kecil. Implikasinya adalah masyarakat yang membutuhkan pangan akan berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang memproduksi pangan. Hasilnya adalah tuntutan terhadap ketersediaan dan kontinuitas produksi pangan. Hal ini dapat menjustifikasi lebih cepatnya laju pertumbuhan industri agro dibandingkan dengan sektor pertanian. Selain itu, pergeseran pola demografis menyebabkan munculnya sektor-sektor ekonomi baru dalam rantai pasok pangan; seperti pada lembaga-lembaga dalam rantai tersebut.

Tren perubahan pada pola konsumsi pangan diindikasikan akan dan sedang membawa perubahan di dalam pasar produk-produk pertanian yang memberikan peluang pada Kabupaten Bandung sebagai salah satu sentra produksi pertanian. Salah satu perubahan yang dapat diamati secara empiris ditunjukkan oleh fakta bahwa sektor agro-industri memiliki laju pertumbuhan

Page 59: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 53

yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian; sektor pertanian menghasilkan bahan baku pangan (unprocessed food) sementara industri agro menghasilkan pangan olahan (processed food). Kondisi ini dapat dijustifikasi dengan melihat bahwa selalu terdapat kecenderungan laju peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Implikasinya adalah belanja pangan masyarakat juga mengalami peningkatan. Namun, proporsi laju peningkatan per kapita diindikasikan lebih cepat dibandingkan dengan proporsi belanja pangan sehingga terjadi pergeseran pola belanja pangan; dari staple food yang merupakan sumber kalori paling murah ke arah pangan yang harganya lebih mahal per unit kalori; seperti pada pangan sumber protein serta buah-buahan dan sayuran.

Sejalan dengan pergeseran produk pertanian segar kepada produk olahan maka fakta menunjukkan bahwa sisi konsumsi telah memberikan perhatian lebih terhadap proses industrialisasi pertanian terutama di negara berkembang. Konsumen pangan cenderung lebih memprioritaskan kualitas dan keamanan pangan. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kesadaran konsumen terhadap potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pangan yang dikonsumsi dan kandungan pestisida dalam pangan; dimana proses produksi komoditas olahan berkaitan erat dengan tuntutan efisiensi pada industri yang berimplikasi pada penggunaan input-input modern, teknologi dan rekayasa biologis; yang diindikasikan akan menimbulkan resiko teknis dalam penggunaanya (technological risks). Tuntutan konsumen atas keamanan pangan sangat jelas terlihat dari fenomena semakin tingginya permintaan pangan yang bersifat organik dan ”bersih”. Selain itu, lembaga-lembaga pemberi sertifikasi tingkat dunia semakin banyak terberntuk dan keikutsertaan suatu negara dalam perdagangan internasional komoditas pertanian ditentukan oleh lembaga-lembaga tersebut.

Sebagai bagian dari pergeseran ini, masyarakat akan mengkonsumsi lebih banyak pangan olahan dengan beberapa alasan: (1) rasio pendapatan masyarakat dan biaya pangan menjadi lebih besar karena pangan yang unprocessed dapat diderivasi menjadi beragam jenis pangan sehingga secara riil menjadi lebih murah; (2) pangan olahan cenderung memiliki kualitas yang seragam dan lebih tahan lama sehingga dapat menghasilkan opportunity cost yang lebih rendah.

Pertumbuhan Industri Retail Modern

Laju pertumbuhan industri ritel modern saat ini 1,2% tidak terlepas dari pola perubahan struktur demografis; terutama di negara berkembang. Beberapa alasan yang mendasari pertumbuhan tersebut adalah; (1) Urbanisasi, yang merupakan stimulan utama pertumbuhan; (2) pergeseran pola konsumsi

Page 60: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 54

masyarakat pada pangan olahan dan (3) lebih rendahnya harga komoditas pertanian di ritel modern dibandingkan dengan pasar tradisonal (harga riil). Pada masa 10 tahun mendatang, supermarket diprediksi dapat menguasai lebih dari 75 persen pangsa pasar komoditas ritel; terutama di negara-negara berkembang. Proyeksi ini dilakukan berdasarkan kecenderungan yang terjadi di negara-negara Amerika Latin dan Asia yang memiliki angka pertumbuhan sampai dengan 30 persen per tahun. Faktor utama lainnya sebagai pendorong pertumbuhan industri ritel modern tersebut adalah integrasi perdagangan dunia; terutama flow keuangan dunia (FDI). Semakin terbuka pasar sebuah negara maka semakin besar peluang pertumbuhan ritel modern ini.

Beberapa tren perubahan fundamental pada sektor pertanian yang disebabkan oleh pertumbuhan supermarket ini adalah; (1) sistem rantai pasok untuk komoditas pertanian yang tersentralisasi ditandai dengan meningkatnya peran teknologi informasi dan manajemen rantai pasok; (2) hilangnya ketergantungan dan keberadaan spot market ditandai dengan semakin terspesialisasinya pelaku-pelaku dalam sistim rantai pasok pertanian; (3) inovasi bersifat institusional yang bersumber dari top leader firm di dalam industri tersebut; dan (4) standarisasi kualitas dan keamanan produk pertanian yang selalu dinamis.

Dinamika Perdagangan Bebas

Semakin terbukanya pasar dunia dan semakin luasnya pergerakan komoditas pertanian berimplikasi kepada konvergensi tuntutan konsumen terhadap komoditas tersebut. Selain tuntutan konsumen yang mengarah pada aspek keamanan pangan, standarisasi sosial dari sebuah komoditas pertanian yang diperdagangkan semakin keras disuarakan. Beberapa standar sosial yang harus dipenuhi oleh sebuah produk pertanian sebagai syarat untuk diterima oleh konsumen global berkaitan dengan aspek perdagangan yang etis dan adil.

Salah satu opsi strategis masa depan yang harus diambil industri pertanan adalah memperluas pangsa pasar. Industri pertanian di India dan Cina telah menginisiasi penggunaan label ethical trade (ETI) dan fair trade (FTI) dengan tujuan merebut pangsa pasar produk pertanian di pasar Eropa. ETI dan FTI merupakan badan sertifikasi yang memberikan jaminan terhadap suatu produk agar dapat diterima konsumen. Sertifikat dari ETI akan menjamin produsen (pengolah) suatu komoditas telah memenuhi syarat-syarat dalam menggunakan tenaga kerja sesuai dengan standar yang telah diratifikasi bersama ILO, sementara FT memberikan jaminan bahwa manfaat ekonomi yang terdapat dalam transaksi suatu komoditas (pertanian) terdistribusi merata pada setiap komponen pasok rantai komoditas tersebut.

Page 61: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 55

Berkembangnya Paradigma Pembangunan Berkelanjutan

Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 menjadi target seluruh negara, termasuk Indonesia. Pembangunan pertanian berwawasan lingkungan merupakan salah satu di antara 169 indikator pencapaian. Di samping pembangunan pertanian harus mencapai target zero-hunger dan no poverty, pembangunan tersebut juga harus sejalan dengan prinsip penataan kembali lingkungan ekosistem setempat. Sebagai contoh, produksi pertanian berorientasi konservasi lingkungan dengan terasering di wilayah pegunungan dan/atau mengurangi penggunaan produk an-organik untuk merehabilitasi lahan-lahan pertanian yang telah mengalami leveling-off.

Salah satu komponen yang sangat terkait dengan sektor pertanian di masa depan adalah sampah (organik). Selain menghasilkan manfaat ekonomi, sektor pertanian diindikasikan merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam konteks permasalahan persampahan yang dihadapi oleh banyak wilayah terutama kota besar, termasuk Kabupaten Bandung yang tergabung dalam wilayah Bandung Metropolitan. Dalam hal ini, komoditas pertanian menanggung beban lingkungan yang sangat besar (environmental cost). Wilayah kota, sebagai wilayah sentra produksi sekaligus wilayah pemasaran komoditas pertanian menghadapi eksternalitas negatif yang dihasilkan oleh aktivitas pertanian di wilayah hintherland-nya; dimana pangsa sampah organik memiliki pangsa lebih dari 60 persen. Dalam kerangka pembangunan agribisnis, biaya lingkungan yang dihasilkan oleh sektor pertanian berpotensi menjadi kendala dan peluang. Sampah akan menjadi kendala ketika pada satu saat biaya lingkungan tersebut harus diinternalisasi ke dalam biaya produksi pertanian sehingga meningkatkan biaya produksi. Sementara sampah organik berpotensi menjadi peluang ketika manfaat lingkungannya dapat dieksploitasi oleh sisi produksi; dimana proses degradasinya dilakukan di dalam aktivitas pertanian (sink sequestering). Selain dari keuntungan biologis yang diperoleh, hal ini berdampak langsung terhadap turunnya biaya penanganansampah organik di wilayah konsumsi komoditas pertanian; seperti pada biaya transport dan biaya landfilling. Secara tidak langsung, biaya eksternalitas negatif yang bersifat intangible (seperti potensi emisi gas buang).

3.2. Telaahan Visi Misi dan Program Kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan penelaahan terhadap dokumen rencana pembangunan terkait serta hasil identifikasi terhadap permasalahan dan isu strategis di Kabupaten Bandung, maka dibutuhkan perumusan visi Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai pedoman arah kebijakan lima tahun mendatang. Visi ini dibuat untuk menentukan fokus dan arah gerak Pemerintah Kabupaten Bandung dalam

Page 62: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 56

bekerja menuntaskan isu-isu yang ada dan meminimalisasi potensi permasalahan di masa mendatang. Visi Pemerintah Kabupaten Bandung adalah:

“Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan

Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”

Di dalam visi pembangunan Kabupaten Bandung di atas, terkandung beberapa pokok- pokok visi yang secara rinci dapat diterjemahkan sebagai berikut.

Tabel 3-18. Penjelasan Visi RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021

Visi Pokok- Pokok Visi

Penjelasan Pokok- Pokok Visi

“Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”

Maju Kondisi Kabupaten Bandung yang unggul yang didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki intelektualitas tinggi, memiliki moral yang baik, kreatif, dan inovatif sehingga membentuk masyarakat yang produktif serta dikung oleh kondisi lingkungan yang lestari yang dapat mendukung terselenggaranya berbagai aktivitas yang sejalan untuk mencapai kemajuan daerah.

Mandiri Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, untuk lebih maju serta mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju, dengan mengandalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

Berdayasaing Kondisi Kabupaten Bandung yang didukung oleh perekonomian yang kompetitif melalui pengembangan ekonomi kreatif dan pembangunan infrastruktur penunjang dengan ditunjang oleh kondisi masyarakat yang memiliki kemampuan untuk menempatkan diri unggul dalam kontek

Page 63: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 57

Visi Pokok- Pokok Visi

Penjelasan Pokok- Pokok Visi

sektoral, mampu membuka diri terhadap tindak inovatif untuk memperoleh keuntungan dari persaingan, baik pada tingkat regional, nasional dan internasional.

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Kondisi Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung yang dilakukan secara bersama- sama antara Pemerintah, Masyarakat dan Swasta, dan bertanggungjawab, dengan menjaga sinergitas interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga dominan utama,

Sinergi Pembangunan Perdesaan

Kondisi pelaksanaan pembangunan pembangunan perdesaan di Kabupaten Bandung yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan menyeluruh dalam berbagai aspek pembangunan, dengan memperhatikan peningkatkan kualitas SDM kelembagaan perdesaan, peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, penyediaan sistem transportasi perdesaan yang memadai, peningkatan produk pertanian yang berdaya saing, pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat serta pemberdayaan masyarakat perdesaan.

Religius Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai- nilai, norma, semangat dan kaidah agama, yang harus menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh aktivitas kehidupan, termasuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pemangunan, dengan tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama.

Page 64: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 58

Visi Pokok- Pokok Visi

Penjelasan Pokok- Pokok Visi

Berwawasan Lingkungan

Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung memiliki pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan, harus menjadi acuan utama segala aktivitas pembangunan, agar tercipta tatanan kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan

memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, sebagai bentuk upaya efektivitas dan efisiensi sembilan misi pembangunan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan lima misi pembangunan sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia b. Menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing c. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar terpadu dengan tata ruang

wilayah d. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup e. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih

Sejalan dengan menjabarkan Misi tersebut, pelaksanaan pelayanan (Tupoksi) Dinas Pertanian menunjang Misi ke-2 yaitu Menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing. Dalam perwujudan pembangunan ekonomi yang berdaya saing, peningkatan perekonomian penduduk menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Pembangunan ekonomi yang dilakukan di Kabupaten Bandung, tidak hanya berfokus pada kegiatan perekonomian itu sendiri, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi penduduknya. Dalam hal ini diukur dengan mengunakan ketahanan pangan dari Kabupaten Bandung sendiri. Kegiatan ekonomi yang dilakukan juga akan melibatkan peran aktif dari pelaku usaha lokal dengan pemanfaatan sumber daya dan produk-produk lokal. Misi menciptakan pembangunan ekonomi ini sejalan dengan pokok visi pembangunan Kabupaten Bandung untuk menciptakan “Perekonomian yang Berdaya Saing”.

Untuk menjamin tercapainya pembangunan “Ekonomi (pertanian) yang Berdaya Saing”, maka perlu ditunjang oleh kapasitas aparatur. Dalam hal ini

Page 65: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 59

unsur pemerintahan akan berperan sebagai agen yang menjaga keseimbangan pembangunan. Aparatur yang berkualitas akan menjadi katalisator bagi pembangunan Kabupaten Bandung.

Birokrasi dan aparatur dengan tugas utama pelayanan publik menjadi kunci bagi efektivitas dan efisiensi pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka reformasi birokrasi diharapkan mampu menciptakan optimalisasi bagi penyediaan pelayanan publik. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi antara lain melalui meningkatkan kualitas kinerja aparatur, mempersiangkat waktu pelayanan administrasi dan mengembangkan sistem pelayanan berbasis teknologi.

3.3. Telaahan Renstra kementerian Pertanian, Renstra Dinas Pangan dan Peternakan, Dinas Perkebunan serta Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat

Perencanaan strategis pada Dinas Pertanian yang menangani Urusan Pertanian tentunya tidak hanya memperhatikan dokumen rencana di tingkat Kabupaten melainkan mempertimbangkan apa yang telah direncanakan oleh tingkat pemerintahan propinsi maupun pemerintah pusat. Adapun perbandingan indikator tingkat provinsi dengan tingkat pusat seperti tertera pada tabel dibawah ini:

Tabel 3-19. Komparasi Sasaran Renstra Subsektor peternakan terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L Tingkat Pusat

No Sasaran Kementan Sasaran Dinas Provinsi Jabar (terkait) 1. a. Swasembada

padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula

b. Peningkatan diversifikasi pangan

c. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi

a. Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil peternakan, populasi serta bibit ternak

b. Meningkatnya upaya penanggulangan penyakit ternak

Dinas Pangan dan Peternakan

c. Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor produksi dan fokus pengembangan komoditas perkebunan;

d. Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan;

e. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman perkebunan;

Dinas Perkebunan

Page 66: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 60

No Sasaran Kementan Sasaran Dinas Provinsi Jabar (terkait) f. Meningkatkan

pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan;

g. Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT;

h. Meningkatnya Produksi tanaman pangan dan hortikultura

i. Meningkatnya produksi Padi

j. Tersedianya Sarana PrasaranaPertanian

k. Terkendalinya Luas Serangan OPT tanaman pangan dan hortikultura

Dinas Pangan

2. Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor

a. Meningkatnya mutu, promosi dan pemasaran produk ternak

b. Optimalisasi pelayanan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan

c. Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI

d. Meningkatkan penguasaaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha perkebunan

Dinas Pangan dan Peternakan Dinas Perkebunan

3 Peningkatan pendapatan keluarga petani

a. Meningkatkan indeks NTP Perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan;

b. Meningkatnya Penerapan Sistem Jaminan pada Kelompok tani

c. Meningkatnya Margin usahatani Komoditas tanaman pangan dan hortikultura

Dinas Perkebunan Dinas Pertanian

3 Penguatan dan peningkatan

a. Meningkatkan pengetahuan,

Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan,

Page 67: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 61

No Sasaran Kementan Sasaran Dinas Provinsi Jabar (terkait) kapasitas SDM pertanian

keterampilan dan disiplin aparatur

b. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan publik

c. Meningkatnya system pelayanan, perencanaan dan pelaporan

d. Meningkatnya Kualitas Sumberdaya manusia pertanian

Dinas Pangan dan Peternakan

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Penurunan kualitas lahan semakin tinggi, penggunanan pupuk kimia dengan dosis tinggi telah mengesampingkan penggunaan pupuk organik dalam mencapai target produktifitas yang ditetapkan, Kondisi ini diperparah dengan menurunnya kearifan lokal dalam melakukan pengaturan pola tanam. Menurunnya kualitas lahan menyebabkan leavelling off produktivitas hasil pertanian yang berkualitas.

Di sisi lain pertumbuhan penduduk dan penyebarannya mendorong tingginya tingkat konversi lahan di Kabupaten Bandung, luasan konversi lahan pertanian menjadi lahan pemanfaatan multi sektoral non pertanian mencapai 200 hektar per tahun. Kondisi tersebut akan mempengaruhi peningkatan produksi pangan, dan lebih parah akan menyebabkan penurunan produksi pangan. Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan penerapan teknologi budidaya pertanian yang lebih tinggi guna mencapai produktifitas yang setara.

Dukungan dari dari pemerintah sangat diperlukan guna melakukan peningkatan teknologi budidaya, baik melalui penelitian dan pengembangan maupun adopsi teknologi sampai dengan transfer teknologi budidaya yang tepat sasaran di tingkat petani sebagai pelaksana langusung produksi.

Dalam perubahan RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027, lahan pangan berkelanjutan telah dicantumkan secara eksplisit yang memberikan komitmen bersama terkait dengan pengelolaan dan pengendalian alih fungsi nya. Hal ini mendukung tercapainya swasembada pangan Kabupaten Bandung.

Berdasarkan pada dokumen rencana tata ruang dan rencana wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027 sesuai Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2008 Wilayah eksisting potensial yang ada di Kabupaten Bandung seperti tertera pada RTRW ialah sebagai berikut:

a. Wilayah/ kecamatan eksisting peternakan sapi perah yaitu: Pangalengan, Pasirjambu, Ciwidey, Arjasari, Cilengkrang, dan Kertasari.

Page 68: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 62

b. Willayah/ kecamatan eksisting sapi potong yaitu: Cikancung, Nagreg dan Cimaung

c. Wilayah/ kecamatan eksisting ternak domba di Kabupaten Bandung ialah: Ibun, Paseh, Pacet, Majalaya, Arjasari, Banjaran dan Baleendah.

d. Wilayah/ kecamatan eksisting ternak unggas ialah: Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Cimaung, Arjasari

e. Pengembangan Pertanian Tanaman Lahan Basah Lahan yang sesuai untuk sawah terdapat di diantaranya di Soreang, Kutawaringin, Ciwidey, Pameungpeuk, Banjaran, Ciparay, Rancaekek dan kecamatan lain.

f. Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering Diarahkan pada lahan-lahan yang saat ini telah berkembang, dan dilakukan pembatasan kawasan terbangun, yaitu di Cimenyan, Ciwidey, Arjasari, Kertasari, Pacet, Cikancung

g. Pengembangan Pertanian Tanaman Tahunan (Perkebunan) Dapat digolongkan sebagai kawasan budidaya fungsi lindung, sehingga luasannya dipertahankan tidak berkurang, yaitu pada kawasan perkebunan yang telah ada saat ini (Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari)

Sedangkan berdasarkan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis terdapat beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan pelaksaanaan program. Rekomendasi tersebut terutama di titikberatkan pada penanganan limbah yang berasal dari limbah peternakan. Adapun rekomendasi yang dikeluarkan sesuai KLHS ialah sebagai berikut:

Tabel 3-20. Rekomendasi Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis pada Program Pertanian

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/

Program Urusan Bidang

Indikator Kinerja Program

(Outcome) Rekomendasi

Misi 5 Menciptakan Pembangunan Ekonomi Yang Memiliki Keunggulan Kompetitif

2 1 21 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

Pertanian Ekonomi Jumlah pelayanan pencegahan dan pengendalian PHMS (Ekor)

Persentase status kesehatan hewan (%)

2 1 22 Program peningkatan produksi hasil peternakan

Pertanian Ekonomi Meningkatnya kapasitas pelaku usaha pembudidaya ternak yang mendorong peningkatan produksi hasil peternakan

Page 69: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 63

Kode Bidang Urusan Pemerintahan/

Program Urusan Bidang

Indikator Kinerja Program

(Outcome) Rekomendasi

2 1 23

Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan

Pertanian Ekonomi Jumlah nilai transaksi di pasar hewan (Rupiah)

2 1 24 Program peningkatan penerapan teknologi peternakan

Pertanian Ekonomi Jumlah kelompok ternak yang terbina melalui penyuluhan penerapan teknologi peternakan

1). Revitalisasi IPAL RPH untuk mengurangi beban pencemaran 2) Hulu Sungai Citarum memerlukan program pembangunan IPAL ternak dan pemulihan kualitas air pada anak sungai yang tercemar limbah ternak 3). Penyediaan lahan penggembalaan, sentralisasi/ pengelompokan usaha peternakan ramah lingkungan

2 1 25

Program Penjaminan Produk Asal Hewan/Ternak

Pertanian Ekonomi

Pengawasan Mutu Produk Asal Hewan (PAH) yang HAUS

Berdasarkan hasil kajian tersebut maka perlu dibuat prioritas program yang secara khusus menanggulangi permasalahan limbah yang dihasilkan dari aktivitas peternakan. Pencemaran yang menjadi sorotan pada KLHS ialah pada bagian proses budidaya peternakan terutama limbah ternak yang berada di hulu sungai. Selanjutnya bagian hilir berupa pengolahan dan pemanfaatan limbah yang dihasilkan oleh rumah potong hewan mengingat secara sarana prasarana memang terdapat beberapa rumah potong hewan yang belum standar dalam pengolahan limbah pemotongan ternak

3.5. Isu-isu Strategis Pembangunan Pertanian

Secara garis besar, tinjauan masa depan merupakan arah yang harus dituju pada proses pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Bandung. Pencapaian kondisi tersebut memerlukan beragam kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan sektor pertanian yang tepat. Dalam konteksnya, kebijakan dan strategi yang akan dirumuskan sudah seharusnya dibangun berdasarkan kebutuhan untuk mengatasi kesenjangan antara kondisi sektor pertanian pada saat ini dan kondisi ideal pada masa depan. Selain itu, fleksibilitas juga sangat dibutuhkan mengingat kondisi di masa depan

Page 70: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 64

selalu akan berubah. Kesenjangan yang terdapat di antara kondisi pada saat ini dan masa depan dapat dipahami dengan melihat keterkaitan pergeseran lingkungan di sekitar sektor pertanian. Dinamika perubahan lingkungan di sektor pertanian tersebut, terutama di Kabupaten Bandung, merupakan hasil interaksi perubahan yang terjadi di seluruh sektor perekonomian; baik regional maupun internasional.

Pada saat ini, terminologi pembangunan pertanian memiliki dimensi yang sangat luas. Pembangunan pertanian dapat diterjemahkan sebagai; (1) peningkatan produksi pertanian; (2) pengembangan ekonomi wilayah perdesaan; dan juga (3) pengelolaan dan konservasi sumberdaya. Dengan adanya perspektif yang beragam tersebut maka permasalahan yang dihadapi oleh pembangunan sektor pertanian Indonesia juga sangat beragam, namun merupakan sebuah mata rantai yang tidak terputus antara satu dan lainnya. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang permasalahan yang dihadapi oleh sektor pertanian Kabupaten Bandung, keterkaitan antara komponen-komponen permasalahan disajikan pada Gambar 9.

Lahan, merupakan isu sentral yang mengemuka di dalam pembangunan sektor pertanian pada saat ini. Pada satu sisi, ketersediaan lahan sebagai input terpenting di dalam produksi pertanian merupakan jaminan atas keberlangsungan produksi dalam jangka panjang. Namun di sisi lain, lahan (dan pemanfaatannya) merupakan sumber utama munculnya beragam permasalahan dalam perekonomian Indonesia. Laju pertumbuhan populasi penduduk yang hampir mencapai 3 % per tahun telah menciptakan tekanan dan kompetisi yang sangat ketat dalam hal pemanfaatan dan penggunaan lahan. Kondisi ini berimplikasi kepada rendahnya rata-rata kepemilikan lahan pertanian Kabupaten Bandung. Diperkirakan, skala kepemilikan akan terus menurun seiring dengan semakin tingginya laju konversi lahan pertanian (rata-rata di Indonesia) yang mencapai 2.7 % per tahun (Pribadi, 2005).

Gambar 3-15. Hubungan antar komponen permasalahan.

Page 71: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 65

Pada satu sisi, terbatasnya lahan yang dimiliki menyebabkan kecilnya peluang bagi pelaku usahatani untuk melakukan ekspansi produksi karena memang pada teknologi yang sedang berlaku terdapat perbandingan lurus antara luas lahan dengan tingkat produksi. Implikasinya adalah petani cenderung untuk mengeksploitasi lahan yang terbatas tersebut untuk memaksimumkan produksi pertanian per satuan luas. Elestianto (2004) menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk memaksimumkan produksi dilakukan dengan mengintensifkan penggunaan pupuk kimia yang tanpa disadari justru menimbulkan deplesi unsur hara tanah yang mengakibatkan turunnya produktivitas lahan dalam jangka panjang. Secara empiris dapat diamati bahwa tingkat produksi pertanian (terutama padi dan palawija) memiliki kecenderungan yang menurun secara gradual (levelling-off).

Pada sisi yang lain, pasar komoditas pertanian ditengarai sangat distorsif. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan distorsi pada pasar ini, namun salah satu karakteristik penting dari pasar pertanian adalah struktur pasar yang monopsonistik. Seperti yang telah diketahui, selalu terdapat banyak pelaku tataniaga dalam pemasaran produk-produk pertanian. Kondisi ini menyebabkan tidak sempurnanya transmisi harga dari konsumen ke produsen. Yang biasanya terjadi, adanya kenaikan harga di tingkat konsumen tidak akan menjamin kenaikan harga di tingkat produsen, namun sebaliknya jika terjadi penurunan harga maka proporsi penurunan harga di tingkat produsen akan jauh lebih besar.

Kombinasi antara kuantitas produksi yang memiliki kecenderungan semakin rendah dan rentannya harga produk-produk pertanian menyebabkan usahatani menjadi sebuah sektor usaha yang tidak dapat memberikan insentif ekonomi terhadap pelakunya. Pendapatan petani mengalami stagnasi, sementara angkatan kerja baru di pedesaan tidak memiliki cukup alternatif, dimana peluang untuk memperluas lahan pertanian sangat kecil sementara nilai produksi pertanian relatif rendah jika dibandingkan dengan nilai produksi di sektor non-pertanian. Dengan keterbatasan alternatif ekonomi tersebut, sektor formal dan informal di perkotaan relatif memberikan insentif yang lebih menarik bagi angkatan kerja pedesaan.

Siklus tersebut memberikan gambaran bahwa pada dasarnya diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi hilangnya insentif ekonomi usahatani dan permasalahan pemanfaatan sumberdaya lahan. Hilangnya insentif usahatani lebih banyak disebabkan karena selama ini nilai tukar (terms of trade) produk pertanian relatif sangat rendah bila dibandingkan dengan industri, sementara nilai lahan (land-rent) selalu mengalami eskalasi. Maka dengan itu, derasnya alih fungsi lahan pertanian dan tingginya tingkat urbanisasi merupakan sebuah konsekuensi ekonomi yang sangat logis.

Page 72: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 III - 66

Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Bandung yang bersifat regional tidak dapat dilepaskan dari dinamika industri pertanian pada lingkup nasional dan internasional. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa isu-isu strategis yang harus diakomodasi mensyaratkan strategi pembangunan pertanian yang bersifat dinamis; yaitu pemilihan strategi yang dapat mengkonvergensikan kendala-kendala yang dihadapi pada saat ini dengan isu-isu strategis pada masa depan.

Seperti yang telah disebutkan pada bagian awal, salah satu aspek yang paling substansial dalam perencanaan strategis dalam jangka panjang adalah menetapkan kondisi ideal sektor pertanian yang akan dicapai sehingga dalam suatu proses penyusunan rencana strategis diperlukan tinjauan mengenai kondisi yang akan tercipta di masa depan; yang selanjutnya ditetapkan menjadi acuan dan tujuan dalam proses transformasi sektor pertanian. Mengingat bahwa pasar komoditas dan produk pertanian bersifat demand driven. Struktur industri seperti ini menunjukan bahwa pertumbuhan sektor atau industri pertanian sangat ditentukan oleh sisi konsumsi. Dinamika perubahan sisi konsumsi akan secara signifikan menuntut pergeseran pola dan perilaku pada sisi produksi agar dapat memanfaatkan potensi dan peluang ekonomi yang timbul dari dinamika tersebut.

Page 73: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 IV - 67

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah PD

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi ke-2 yang telah ditetapkan tersebut di atas sebagai acuan pembangunan pertanian yaitu “Menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing”, diperlukan adanya kerangka yang jelas, menyangkut tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian memberikan arah bagi pelaksanaan setiap kegiatan baik urusan peningkatan SDM aparatur dan SDM pelaku usaha pertanian maupun Urusan Pilihan Pertanian untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Tujuan pembangunan pertanian Kabupaten Bandung periode 2016-2021 yang ingin dicapai yaitu: 1. Meningkatnya Produktivitas Produk Unggulan Pertanian

Sasaran: (1) Meningkatnya Produksi Komoditi Unggulan Pertanian; (2) Meningkatnya daya saing hasil produksi pertanian; (3) Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

2. Meningkatnya ketersediaan pangan Sasaran: (4) Tercapainya Produksi Pangan; (5) Tercapainya Populasi Ternak

3. Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Internal. Sasaran: (6) Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah Dinas Pertanian.

Tujuan dan sasaran Dinas Pertanian pada pelaksanaan misi ke-2 Periode Renstra Tahun 2016-2021, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 74: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

RENSTRA 2016-2021 V - 68

Tabel 4-21. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Tahun 2016–2021

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KONDISI AWAL

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KONDISI AKHIR 2017 2018 2019 2020 2021

1 Meningkatnya Produktivitas Produk Unggulan Pertanian

Meningkatnya Produksi Komoditi Unggulan Pertanian

Persentase peningkatan produk unggulan pertanian (%)

n.a n.a n.a 2 3 3 3

Meningkatnya daya saing hasil produksi pertanian

Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian (%)

n.a 9,02 11,62 16,84 23,75 23.75 23.75

Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

Persentase kelompok yang naik kelas (%)

n.a 13.00 26.00 35.67 45.33 55.00 55.00

2 Meningkatnya ketersediaan pangan

Tercapainya Produksi Pangan

Produksi Komoditi Pertanian (Ton)

1.145.172 1,050,624 1,104,928 1,114,884 1,126,255 1.190.567 1.190.567

Tercapainya Populasi Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

6.931.160 7,422,955 7,688,698 7,968,601 8,263,374 8,346,652 8,346,652

3 Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Internal

Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah Dinas Pertanian

Nilai Akuntabilitas Kinerja (angka)

n.a 60.1 65.1 70.1 75.1 80.10 80.10

Persentase aset dalam kondisi baik (%)

n.a n.a 87.59 95.14 95.74 97.78 97.78

Page 75: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 IV - 69

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka menciptakan pembangunan pertanian Kabupaten Bandung lima tahun kedepan yang lebih terarah, keterkaitan dengan Misi pembangunan yang telah dirumuskan serta telah dijabarkan ke dalam Tujuan dan Sasaran pembangunan perlu untuk dijabarkan lebih lanjut kedalam Strategi dan Kebijakan. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan yang memungkinkan pencapaian tujuan dan sasaran dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan strategi dan kebijakan tersebut yaitu metode analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat). Dengan metode ini, berbagai potensi dan permasalahan baik dari sisi internal maupun dari sisi eksternal diidentifikasi sebagai basis dalam penentuan strategi. Melalui penggunaan metode SWOT ini, diharapkan dapat diperoleh strategi dan kebijakan yang yang bersifat holistik dan mampu menjawab tantangan pembangunan kedepan

5.1. Strategi Pembangunan Pertanian

Perumusan strategi didasarkan pada isu-isu strategis pertanian Kabupaten Bandung yang sudah dirumuskan pada bab sebelumnya. Isu-isu ini berupa potensi dan permasalahan baik yang berasal dari internal maupun eksternal wilayah. Penyusunan strategi berdasarkan isu-isu ini dimaksudkan agar perencanaan yang dihasilkan lebih efektif dan efisien, yakni menjawab permasalahan yang ada dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Dalam mewujudkan visi dan misi Bupati, tujuan dan sasaran daerah, telah disusun tujuan dan sasaran strategis Dinas Pertanian yang merupakan penerjemahan visi yang ideal ke dalam level yang lebih mudah dicapai (achievable). Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.

Page 76: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 70

Strategi pembangunan pertanian Dinas Pertanian periode Tahun 2016-2021 merupakan bagian integral dan penjabaran dari sasaran pemerintah daerah yaitu Meningkatnya daya saing sektor pertanian dan Meningkatnya ketahanan pangan. Jika melihat identifikasi potensi dan permasalahan yang ada, berdasarkan faktor internal dan eksternal yang kemudian dianalisis menggunakan metode SWOT, diperoleh enam strategi yang dapat dilakukan.

a. Menumbuhkan sentra produksi komoditi unggulan pertanian

Kegiatan pertanian perlu ditingkatkan dengan tujuan tidak hanya pemenuhan ketersediaan pangan daerah, tetapi juga sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat. Pembangunan daerah yang difokuskan pada pertumbuhan perekonomian di perdesaan secara tidak langsung akan mendorong segala macam kegiatan perekonomian di wilayah Kabupaten Bandung. Perdesaan tidak hanya menjadi objek dari pembangunan, tetapi juga dipandang sebagai subjek pembangunan. Dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan maka akan terbentuk simpul-simpul kegiatan ekonomi baru dengan ciri khas komoditi pertanian unggulan, yang tidak hanya menjadi atraksi bagi pendatang maupun investor tetapi juga menjadi sarana pengembangan kapasitas dan peningkatan perekonomian penduduk lokal. Hal ini juga menjawab keresahan perekonomian Kabupaten Bandung saat ini, yakni kurangnya daya saing ekonomi dengan wilayah lain. Dengan strategi yang berfokus pada pengembangan sentra komoditi pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun komoditi peternakan, maka produk-produk unggulan dari usaha kecil dan mikro di kawasan perdesaan dapat terdorong dalam segi produksi, mutu produk dan pemasaran sehingga kemampuan daya saingnya akan meningkat. Strategi pengenbangan sentra pertanian berbasis komoditi pertanian unggulan ini sejalan dengan Program Sabilulungan 1000 Kampung Kabupaten Bandung oleh Bupati.

b. Memperluas jangkauan pemasaran komoditas pertanian unggulan

Meningkatnya tantangan daya saing produk unggulan pertanian di tingkat regional, nasional maupun internasional, harus diimbangi dengan peningkatan kualitas produk pertanian dan upaya perluasan jangkauan pemasarannya. Salah satu prasyarat bagi terciptanya pasar kontrak adalah adanya standarisasi komoditas atau produk pertanian. Pada jangka pendek, upaya-upaya standarisasi telah diinisiasi pada manajemen agribisnis pertanian di antaranya melalui strategi adopsi konsep Good Agricultural Practice (GAP) pada sektor budidaya dan Good Handling Practice (GHP) pada pengelolaan pasca panen produk; dan pada jangka menengah dikembangkan lebih lanjut dengan mengadopsi konsep traceability. Secara umum manfaat penerapan dan perbaikan standar usaha pertanian dapat menekan kehilangan/kerusakan hasil, memperpanjang daya simpan, mempertahankan kesegaran, meningkatkan

Page 77: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 71

daya guna, meningkatkan nilai tambah dan daya saing, meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan sarana dan memberikan keuntungan yang optimun dan/atau mengembangkan usaha pascapanen yang berkelanjutan. Konsep ini merujuk pada kelengkapan informasi pada setiap tahap produksi komoditas pertanian. Konsep ini sangat perlu diadopsi mengingat bahwa preferensi konsumen telah berubah ke arah makanan yang aman dan sehat; dimana perhatian konsumen terhadap proses produksi akan semakin besar pada masa mendatang.

Isu-isu mengenai penggunaan komoditas pertanian transgenik dan bahan kimia akan memperbesar tekanan konsumen terhadap produsen. Sejalan dengan konsep traceability, secara paralel konsep HACCP (hazard analysis and critical control points) harus dapat diterapkan. HACCP merupakan suatu pendekatan yang sistematik terhadap keamanan pangan yang dilakukan pada setiap tahap produksi pangan tersebut. Pendekatan ini dianggap sangat perlu mengingat bahwa selama ini inspeksi pangan lebih sering dilakukan pada tahap akhir produksi.

Penerapan upaya-upaya dalam perbaikan mutu produk pertanian terutama pada komoditi pertanian unggulan daerah di tingkat pelaku usaha pertanian yang dapat mendongkrak daya saing produk pertanian Kabupaten Bandung, perlu disertai dengan upaya perbaikan jaminan pemasaran produk unggulan tersebut. Hal ini akan signifikan terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, tidak hanya petani pelaku budidaya pertanian tetapi pelaku usaha pemasaran dan pengolahan hasil produk pertanian.

Beberapa langkah yang dilaksanakan dalam membangun jejaring pasar diantaranya adalah: 1) Meningkatkan akses petani terhadap pasar. Hal-hal tersebut antara lain

kebijakan harga dan tata niaga bagi komoditas strategis, pengembangan pasar dan promosi komoditas unggulan dan prospektif, penyediaan sarana dan pengembangan kelembagaan pasar, pengembangan kerjasama dan kemitraan, dukungan analisis dan informasi pasar yang memberikan nilai tambah bagi pelaku yang berbasis pada teknologi informasi yang semakin maju.

2) Mengembangkan jejaring pasar domestik, melalui pengembangan sarana dan kelembagaan pasar yaitu : sub terminal agribisnis, pasar tani, pasar ternak, unit pemasaran poktan gapoktan, dan pasar lelang.selain itu dilakukan pemantauan dan stabilitas harga, advokasi dan penguatan akses pasar domestic dan palayanan informasi pasar.

3) Pengembangan Informasi Pasar (PIP) melalui sistem informasi pemasaran yang cepat, tepat, akurat, lengkap, koninyu dan up to date merupakan instrument yang vital serta memegang peranan yang amat penting bagi para pelaku agribisnis.

Page 78: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 72

4) Promosi, melalui pameran pada umumnya diikuti juga dengan berbagai kegiatan lainnya seperti festival, talkshow, temu bisnis (buyer meet seller) dan sosialisasi manfaat produk.

5) Mengembangkan jejaring pasar internasional, dimaksudkan untuk melakukan percepatan pertumbuhan nilai ekspor, memperlambat laju impor baik dalam bentuk segar maupun olahan sehingga mendorong pertumbuhan surplus neraca perdagangan produk pertanian antara lain melalui kebijakan pencitraan produk yang lebih baik, meningkatkan akses pasar dan perlindungan produk dalam negeri dari dampak persaingan global

c. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelompok tani

Pada sisi kelembagaan, pembangunan jangka menengah harus diwarnai dengan pengembangan kolaborasi pengambilan keputusan usaha (collaborative decision making) diantara pelaku pada sektor pertanian untuk menjamin efektivitias dari serangkaian strategi-strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Pengambilan keputusan usahatani secara kolaboratif merupakan strategi lanjutan dari strategi SCM; dimana kolaborasi menunjukkan bentuk hubungan antar pelaku dan lembaga dalam sektor pertanian yang bersifat partnership.

Pembangunan agribisnis Tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi nasional dari sektor pertanian. Dengan diberlakukannya pasar bebas, sebagian pasar domestik telah diisi oleh produk pertanian impor, mengakibatkan timbulnya persaingan agribisnis yang semakin ketat. Di samping itu, adanya tuntutan kebutuhan keluarga petani yang semakin meningkat menyebabkan dihadapkannya pada tuntutan kebutuhan akan aspek teknis, aplikasi dan aplikasi teknologi salah satunya adalah informasi tentang usahatani modern untuk meningkatkan kemampuan (manajemen usaha) petani dalam mengembangkan usahatani dan menghasilkan produk yang berdaya saing dengan ciri-ciri petani berperilaku efisien.

Kebutuhan informasi sama pentingnya dengan faktor produksi utama seperti: “tanah, tenaga kerja, dan modal”. Pemberdayaan selama ini, umumnya

belum secara nyata memberdayakan petani. Faktanya adalah, petani masih belum mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Salah satu strategi pemberdayaan adalah, bagaimana membuat petani mampu memperbaiki kehidupannya sendiri dalam arti: tahu, termotivasi, dan mampu mengembangkan usahataninya dengan mencari dan memanfaatkan informasi pertanian yang tersedia. Pemerintah berkewajiban memberi pelayanan informasi pertanian bagi petani sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Akses terhadap sumber informasi bagi petani cenderung memperoleh informasi yang lebih banyak, tetapi hal ini juga tergantung pada karakteristik

Page 79: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 73

sumber informasi dan kualitas sumber informasi serta interaksi antara petani dengan sumber informasi tersebut. Akses petani terhadap sumber informasi yang dimaksud adalah, tingkat kemampuan petani mengakses informasi pertanian dari berbagai sumber informasi, baik melalui kontak personal maupun melalui media massa.

Strategi peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelompok tani melalui optimalisasi penyuluhan pertanian ini diharapkan dapat memfasilitasi kelompok tani akan kebutuhan informasi yang dapat menunjang sekaligus meningkatkan kapasitas usahanya. Beberapa informasi yang dibutuhkan oleh petani di antaranya:

- Informasi peningkatan produksi dan mutu pertanian. Antara lain mencakup informasi: teknologi usahatani, pola tanam, iklim/cuaca. Teknologi usahatani berarti ‘bagaimana cara melakukan pekerjaan usahatani’

(Mosher, 1983). Di dalamnya termasuk cara-cara bagaimana petani memilih benih unggul, pupuk, pestisida, memelihara tanaman dan memungut hasilnya, termasuk jenis dan jumlah benih, pupuk, dan pestisida, alat pertanian dan tenaga kerja yang digunakan. Selain itu, dibutuhkan juga informasi menanam berbagai jenis komoditi pertanian agar tenaga petani dan lahannya dapat digunakan dengan produktif dan seefisien mungkin. Pengaturan pola tanam dalam setahun, dibutuhkan untuk menyesuaikan jenis komoditi yang cocok dengan iklim/cuaca setempat. Di samping itu, pola tanam perlu diatur dalam satu daerah untuk menghindari kelebihan produksi pada panen yang bersamaan dengan daerah lain. Informasi iklim/cuaca dibutuhkan untuk merencanakan jenis sayuran yang akan dihasilkan pada musim kemarau dan musim hujan, terutama jika terjadi anomali iklim/cuaca panen yang bersamaan dengan daerah lain. Informasi iklim/cuaca dibutuhkan untuk merencanakan jenis komoditi yang akan dihasilkan. Informasi ketersediaan sarana produksi Tersedianya sarana produksi seperti: benih, pupuk, pestisida, alat-alat dan mesin pertanian secara lokal atau dekat dengan lokasi petani dalam jumlah yang cukup serta mengacu pada prinsip ’lima tepat’untuk memenuhi

kebutuhan petani yang menggunakannya. - Informasi ketersediaan permodalan

Dibutuhkan lembaga-lembaga keuangan yang dekat dengan lokasi usahatani petani. Lembaga tersebut memberikan kredit atau pinjaman modal usahatani dengan bunga yang terjangkau (tidak komersial) bagi petani yang membutuhkan. Keengganan petani untuk tidak meminjam dari lembaga keuangan tertentu, bukan menjadi alasan yang tepat untuk tidak mengunakan sarana produksi untuk pertanian, terutama bagi petani yang memiliki lahan usaha yang sangat sempit, membutuhkan sarana produksi untuk meningkatkan produktivitasnya.

Page 80: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 74

- Informasi teknologi pengolahan hasil. Terutama bagi petani/kelompok tani yang memiliki lahan yang relatif luas, juga bagi petani lainnya yang membutuhkan. Informasi ini diperlukan saat produksi melimpah dan tidak terjual habis karena harga yang kurang bersaing seperti: sarana penyimpan dan mengubah produk segar menjadi produk olahan yang dapat memberikan nilai tambah bagi petani. Teknologi yang dibutuhkan tidak selalu menggunakan peralatan yang membutuhkan modal yang besar, tapi dapat juga teknologi industri rumah tangga yang ijin produksinya dapat difasilitasi oleh instansi terkait.

- Informasi dukungan pemasaran hasil. Produksi pertanian yang dihasilkan petani harus terjamin pemasarannya sebagai motivasi bagi petani dalam berusahatani dengan tujuan kontinuitas produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan permintaan pasar. Petani memerlukan penataan rantai pemasaran (tata niaga) sayuran yang menguntungkan kedua belah pihak (konsumen/penampung hasil dan petani sebagai produsen). Dukungan lembaga terkait dibutuhkan dalam penataan pemasaran hasil pertanian, terutama kerjasama antar daerah dalam satu kawasan (megapolitan) sehingga tidak terjadi ‘mafia antar pedagang yang

masih terjadi hingga saat ini di pasar induk pada kota-kota besar yang pada akhirnya profit margin lebih tinggi diperoleh tengkulak/pengusaha daripada yang diperoleh petani. Informasi dukungan pemasaran dimaksud di sini, bukan hanya kekuatan pemasaran dalam arti pemasaran produk yang dihasilkan, tapi yang lebih penting justru pada kemampuan menyediakan dan memberikan informasi tentang prospek pemasaran produk yang mencakup jenis, standar mutu, jumlah produk, yang diminati pasar/konsumen, dan waktu yang tepat tersedianya produk pertanian untuk pasar/konsumen.

- Informasi metode analisis usahatani. informasi ini sangat dibutuhkan oleh petani dalam merencanakan usahataninya sebelum tanam dimulai, agar dapat menentukan jenis sayuran yang lebih menguntungkan dan diminati oleh pasar. Informasi ini harus bersifat lokal (spesifik lokasi) karena biaya produksi yang berbeda-beda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya, terutama dalam perhitungan tenaga kerja dan lokasi/tujuan pasarnya (antara lain: pasar tradisional, supermarket, ekspor). Perubahan dapat terjadi sesuai dengan perkembangan kondisi internal petani dan lingkungan eksternal yang relatif selalu berubah seiring dengan perubahan atau perkembangan sosial ekonomima syarakat dan kebijakan pemerintah, terutama pembangunan sub sector pertanian, serta derasnya arus informasi pada era globalisasi ini. Dengan demikian, apabila kebutuhan informasi petani sudah terpenuhi, maka akan dapat meningkatkan keberdayaannya dalam mengembangkan usahatani yaitu meningkatnya kemampuan petani dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi,

Page 81: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 75

serta mengatasi masalah usahatani dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya.

d. Meningkatkan produktivitas budidaya pertanian tanaman pangan hortikultura dan perkebunan

Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun 1996 menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang terus berkembang dari waktu ke waktu, upaya penyediaan pangan dilakukan dengan mengembangkan sistem produksi pangan yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal, mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan, mengembangkan teknologi produksi pangan, mengembangkan sarana dan prasarana produksi pangan serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan produktif.

Strategi untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas padi dapat dibagi menjadi empat bidang/bagian, masing-masing terdiri dari beberapa komponen (FAO, 2003). Strategi peningkatan produktivitas padi tersebut dapat diimplementasikan pada pengembangan pertanian umumnya (Tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan). Keempat bidang/bagian serta komponennya diuraikan di bawah ini:

1) Mempertahankan dan mewujudkan nilai usaha pertanian dalam revolusi hijau: - Pengelolaan budidaya pertanian terpadu - Manajemen Hama Terpadu - Pemutusan mata rantai hasil panen - Meningkatkan hasil budidaya pertanian - Mengurangi kerugian pasca panen (potential loss)

2) Meningkatkan potensi hasil panen dan penambahan nilai ekonomi pasca panen: - Peningkatan kualitas plasma nutfah: perbaikan genetik dan penerapan

benih unggul - Kualitas hasil (gabah) dan peningkatan nilai produk - Diversifikasi produk pertanian (diversifikasi pemanfaatan seluruh bagian

tanaman seperti buah, batang, daun untuk bahan/produk lain yang mempunyai nilai ekonomi)

3) Memfasilitasi pengelolaan sumber daya alam yang terintegrasi dan ramah lingkungan: - Pengelolaan sumber daya air - Kesuburan tanah dan nutrisi tanaman yang terintegrasi (pemanfaatan

limbah pertanian menjadi pupuk organik) - Emisi gas rumah kaca

Page 82: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 76

- Keanekaragaman hayati (eksplorasi komoditi unggulan pertanian lokal) - Aspek ekoregional (pengembangan komoditi pertanian berbasis

kawasan dan optimalisasi lahan pertanian produktif) 4) Menginisiasi kebijakan yang sesuai untuk:

- Peningkatan sistem investasi pertanian serta penelitian dan pengembangan teknologi pertanian

- Pasar, harga, globalisasi dan pekerja/buruh - Penguatan sumber daya manusia, komunikasi dan kerjasama

e. Meningkatkan produksi ternak

Di banyak negara, kesulitan yang terkait dengan peningkatan produksi peternakan berkelanjutan diperburuk oleh investasi sektor publik yang terbatas dan lemah, layanan dukungan yang tidak efektif. Kebijakan yang terkait dengan sektor peternakan sering tidak sejalan dengan sasaran yang tidak jelas dan dengan sedikit atau tanpa penilaian dampak yang mungkin terjadi. Diperlukan strategi yang konsisten dan terpadu yang memfokuskan sumber daya yang terbatas pada sasaran yang teridentifikasi diharapkan dapat mereduksi kendala utama bagi pengembangan ternak. dibutuhkan suatu kerangka kerja kebijakan dan perencanaan yang efektif pembangunan peternakan berkelanjutan berbasis daya tampung dan daya dukung sumberdaya yang akan mengoptimalkan dalam peningkatan ekonomi masyarakat (peternak).

Kerangka kebijakan dalam peningkatan produksi peternakan, secara umum meliputi hal-hal sebagai berikut: - Intervensi on-farm, merupakan intervensi teknis budidaya peternakan,

disesuaikan dengan kondisi agro-ekologis wilayah dan sistem produksi. Intervensi ini biasanya bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan atau pemanfaatan pakan lokal, pengendalian PHMS (parasit internal dan eksternal), memperbaiki perkandangan dan sistem budidaya.

- Pengembagan kapasitas kelembagaan, meliputi bentuk dan fungsi layanan pendukung berupa pasokan input, penelitian, penyuluhan dan pelatihan, proses produksi dan pemasaran serta penguatan permodalan. Strategi ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan kemampuan lembaga masyarakat (kelompok tani/ternak, gapoktan dan koperasi) dalam sistem budidaya ternak yang baik dan berkelanjutan.

- Peningkatan genetik yang bertujuan untuk meningkatkan basis sumber daya ternak. Pilihannya termasuk seleksi bibit ternak unggulan lokal, substitusi bibit ternak eksotis atau perkawinan silang yang berkontribusi terhadap produksi ternak. Pilihannya sangat tergantung pada sistem produksi, tujuan dan sumber dayanya. Diseminasi menyangkut aspek kelembagaan serta pilihan bioteknologi, seperti inseminasi buatan.

- Pengendalian kesehatan hewan yang bertujuan membatasi dampak penyakit pada produksi ternak. Hal yang harus diperhatikan dalam strategi ini adalah kebutuhan untuk mengendalikan dan melindungi (karantina) sumber daya ternak dari Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS). Perlindungan tidak

Page 83: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 77

hanya bertujuan menjaga produktivitas ternak, namun secara langsung maupun tidak langsung melindungi masyarakat veteriner dari penyakit zoonosis berbahaya.

- Memproses dan memasarkan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dalam infrastruktur yang diperlukan yang memungkinkan produk-produk ternak untuk menyediakan permintaan yang ada dengan aman dan juga masa depan. Isu-isu spesifik seperti desain struktur, peralatan, pelatihan dan kualitas, bersama dengan pertanyaan tentang tingkat intervensi negara (dewan pemasaran, dll) di pasar, juga harus diatasi.

5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian

Sejalan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Bandung terpilih dimana sebagaian turunan dari Visi Misi tersebut menjadi kewajiban Dinas Pertanian dalam upaya mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan. Pada sub bab ini akan dibahas kebijakan-kebijakan besar untuk mendukung strategi pembangunan sektor pertanian yang dikelompokkan sesuai dengan dimensi pembangunan yang telah dibuat sebelumnya.

Secara garis besar, strategi, kebijakan dan program yang disusun untuk meningkatkan kesejahteraan petani bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan, kemampuan, dan perlindungan terhadap petani.

Matriks keterkaitan tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan periode Renstra Dinas Pertanian Tahun 2016-2021 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 5-22. (Tabel T-C 26) Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

VISI : Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan

MISI 2 : Menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya Produktivitas Produk Unggulan Pertanian

Meningkatnya Produksi Komoditi Unggulan Pertanian

Menumbuhkan sentra produksi komoditi unggulan pertanian

Peningkatan kualitas produk pertanian yang berdaya saing melalui Bandung 1000 Kampung

Meningkatnya daya saing hasil produksi pertanian

Memperluas jangkauan pemasaran komoditas pertanian unggulan

Pengembangan pasca panen dan pengolahan produk

Promosi pemasaran produk pertanian unggulan

Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelompok tani

Peningkatan pemberdayaan penyuluhan

Page 84: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 78

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Meningkatnya ketersediaan pangan

Tercapainya Produksi Pangan

Meningkatkan produktivitas budidaya pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

Meningkatkan SDM masyarakat petani

Penerapan GAP Optimalisasi

penggunaan sumberdaya, sarana pertanian

Peningkatan infrastruktur pertanian

Meminimalkan gangguan produktivitas tanaman.

Tercapainya Populasi Ternak

Meningkatkan produksi ternak

Meningkatkan SDM peternak

Mengoptimalkan sumberdaya sarana dan prasarana peternakan

Meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan hewan dan kesmavet

MISI 5 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Internal DISTAN

Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah DISTAN

Melakukan evaluasi kinerja aparatur pemerintah

Peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan penilaian terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah

Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

Optimalisasi pemanfaatan aset daerah

Page 85: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 79

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN

Perencanaan program dan kegiatan diperlukan elemen pokok pendukung lain berupa: Indikator kerja sebagai parameter penilaian dari keberhasilan program dan kegiatan, kelompok sasaran merupakan objek dari program/kegiatan dan pendanaan indikatif sebagai indikasi awal besaran dana yang diperlukan untuk terlaksananya program dan kegiatan. Proses penentuan program dan kegiatan selama kurun waktu awal tahun penyusunan Renstra sampai dengan Perubahan Renstra ini dipengaruhi oleh dinamika guna perbaikan SAKIP dinas sebagainama diagendakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

Sampai dengan Perubahan Renstra terjadi perubahan program dan kegiatan. Perubahan Pertama dipengaruhi oleh Reviu Renstra, dimana program dan kegiatan disesuaikan dengan Sasaran Kinerja Dinas yang mengacu pada sasaran RPJMD. Adapun Perubahan Kedua Program dan Kegiatan disesuaikan dengan penyelarasan terhadap Misi, Tujuan, Sasaran Perubahan RPJMD.

Secara keseluruhan Terdapat 3 (Tiga) Tujuan Dinas yang ditetapkan, yaitu:

1. Meningkatnya Produktivitas Produk Unggulan Pertanian, membawahkan 3 (tiga) Sasaran dan Indikator Sasaran yang ditetapkan. a. Meningkatnya Produksi Komoditi Unggulan Pertanian, dijabarkan dalam

1 (satu) Program dan 5 (lima) Kegiatan b. Meningkatnya promosi dan mutu hasil produksi pertanian, dijabarkan

dalam 1 (satu) Program dan 7 (tujuh) Kegiatan c. Meningkatnya Penyuluhan Pertanian, dijabarkan dalam 3 (tiga) Program

dan 27 (dua puluh tujuh) Kegiatan. 2. Meningkatnya ketersediaan pangan, membawahkan 2 (dua) Sasaran yang

ditetapkan, yaitu: d. Tercapainya Produksi Pangan, dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan dan

48 (empat puluh delapan) kegiatan e. Tercapainya Populasi Ternak, dijabarkan dalam 5 (lima) program dan 29

(dua puluh sembilan) kegiatan.

Page 86: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 80

3. Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Internal DISTAN, dengan Sasaran Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah DISTAN dijabarkan ke dalam 5 (lima) program dan 28 (dua puluh delapan) kegiatan.

Rencana Program Kegiatan serta keterkaitannya dengan Sasaran dan Tujuan Dinas diuraikan dalam Tabel T-C.27.

Page 87: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 81

Tabel 6-23. (Tabel T-C.27.) Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Perangkat Daerah Dinas Pertanian Kabupaten Bandung

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1. Meningkatnya Produktivitas Produk Unggulan Pertanian

1.799.918.235 5.893.345.000 5.320.998.730 6.711.600.000 7.201.810.000 26.927.671.965 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

1.1 Meningkatnya Produksi Komoditi Unggulan Pertanian

Persentase peningkatan produk unggulan pertanian (%)

2,00 2.246.202.250 3,00 2.708.100.000 3,00 2.905.897.500 3,00 7.860.199.750 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.29. Program Peningkatan Kualitas Produk Unggulan Pertanian

- Persentase peningkatan produksi Padi organik (1000 Kampung) (%)

4,65 2.246.202.250 6,94 2.708.100.000 11,15 2.905.897.500 11,15 7.860.199.750 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

- Persentase peningkatan peroduktivitas komoditi Unggulan Hortikultura (1000 Kampung) (%)

2,12 3,65 5,04 5,04 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

- Persentase peningkatan produktivitas Kopi pada (1000 Kampung Kopi) (%)

1,00 1,50 2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

- Persentase peningkatan kualitas budidaya komoditas Unggulan Peternakan (1000 Kampung Ternak) (%)

4,92 11,83 13,83 13,83 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.29.1 Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan unggulan Daerah

Jumlah Kelompok padi organik yang memiliki tingkat produktivitas di atas rata-rata (Kelompok)

2,00 380.000.000 2,00 510.000.000 4,00 890.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok tani yang terampil dan mampu menggerakan indentitas komoditas unggulannya (Kelompok)

2,00 2,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok tani padi organik yang memiliki produk yang bernilai tambah (Kelompok)

1,00 1,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.29.2 Pengembangan Hortikultura unggulan Daerah

Jumlah Kelompok Tani Hortikultura unggulan (program 1000 kampung) yang memiliki tingkat produktivitas di atas rata-rata (Kelompok)

4,00 740.152.250 2,00 1,00 1.641.750.000 7,00 2.381.902.250 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah komoditas yang memiliki nilai tambah pada kelompok hortikultura (program 1000 kampung) (Komoditas)

1,00 2,00 1,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok hortikultura yang mampu menggerakkan ekonomi wilayah sekitar (kelompok)

4,00 2,00 1,00 7,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 88: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 82

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.2.2.29.3 Pengembangan Perkebunan unggulan Daerah

Jumlah Kelompok Tani Komoditas perkebunan (Kampung kopi) yang memiliki tingkat produktivitas di atas rata-rata (Kelompok/gapoktan)

1,00 450.000.000 1,00 510.000.000 1,00 3,00 960.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok kopi yang memiliki nilai tambah produk (Kelompok/gapoktan)

1,00

1,00 1,00 3,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok kopi yang mampu menggerakkan ekonomi wilayah sekitar (Kelompok/gapoktan)

1,00 1,00 2,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.29.4 Pengembangan Peternakan unggulan Daerah

Jumlah Kelompok ternak yang menerapkan konsep budidaya ramah lingkungan (Kelompok)

4,00 300.000.000 5,00 1.224.000.000 1,00 766.150.000 10,00 2.290.150.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok ternak yang mampu menggerakkan ekonomi wilayah sekitar (Kelompok)

4,00 6,00 10,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.29.5 Penyusunan database potensi produksi pangan

Jumlah buku data pokok pertanian (dokumen )

4,00 376.050.000 4,00 464.100.000 4,00 497.997.500 12,00 1.338.147.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

1.2.

Meningkatnya daya saing hasil produksi pertanian

Persentase peningkatan nilai ekonomi produk unggulan pertanian

NA 9,02 355.000.000 2,60 2.216.225.000 5,21 1.888.410.500 6,91 2.142.000.000 1,49 2.298.450.000 25,23 8.900.085.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17 Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

Persentase peningkatan pengelolaan produk hasil pertanian unggulan (%)

0,25 355.000.000 0,74 2.216.225.000 0,99 1.888.410.500 1,24 2.142.000.000 1,49 2.298.450.000 4,71 8.900.085.500 Dinas

Pertanian Kab. Bandung

2.2.2.17.7 Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

Jumlah partisipasi Dinas Pertanian dalam event pameran/eksebisi pertanian unggulan Tingkat Nasional/ Provinsi/Kabupaten yang diikuti (kali)

n.a 1,00 265.000.000 5,00 298.000.000 5,00 170.440.000 5,00 178.500.000 5,00 191.537.500 21,00 1.103.477.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.9 Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian/perkebunan masyarakat yang akan dipasarkan

Jumlah sarana pengolahan dan pemasaran hortikultura (unit)

n.a 1,00 90.000.000 1,00 90.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.14 Promosi Komoditas

Perkebunan Unggulan Jumlah even promosi perkebunan unggulan (even)

4,00 681.220.000 4,00 663.000.000 4,00 711.425.000 12,00 2.055.645.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.15 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

Jumlah Kelompok Yang Menerapkan Budidaya Pertanian Berorientasi Mutu (Kelompok)

5,00 170.000.000 3,00 148.136.500 3,00 153.000.000 3,00 164.175.000 14,00 635.311.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Kelompok Tani Yang Menerapkan Pengolahan Pertanian Berorientasi Mutu (Kelompok)

1,00 2,00 2,00 3,00 8,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 89: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 83

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.2.2.17.16 Pasca Panen Produk Perkebunan

Jumlah laporan penilaian mutu produk pasca panen perkebunan (dokumen )

2,00 323.780.000 659.344.000 331.500.000 355.712.500 2,00 1.670.336.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah petani mampu menerapkan penanganan pasca panen produk perkebunan (orang)

100,00 75,00 20,00 20,00 215,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok tani perkebunan yang produknya memiliki nilai tambah (Kelompok)

15,00 10,00 10,00 10,00 45,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.17 Kontes Ternak dan Apresiasi Pembudidaya Peternakan

Jumlah Fasilitasi Kegiatan Kontes Ternak (kali)

4,00 300.000.000 280.500.000 300.987.500 4,00 881.487.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah sarana kontes ternak (jenis)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.18 Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah

Jumlah Partisipasi dalam Even Promosi Peternakan (kali)

4,00 193.225.000 178.500.000 191.537.500 4,00 563.262.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.19 Pengolahan Hasil Perkebunan

Jumlah SDM yang terampil dalam Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (orang)

10,00 250.000.000 5,00 910.490.000 8,00 357.000.000 8,00 383.075.000 31,00 1.900.565.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.20 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Tanaman Pangan

Jumlah kelompok yang meningkat sarana pasca panen dan pengolahan hasil (kelompok)

16,00 20,00 36,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah SDM yang terampil dalam pengelolaan panen dan pasca panen produk tanaman pangan (orang)

60,00 60,00 120,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.2.17.21 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Hortikultura

Jumlah Kelompok Yang Menerapkan Budidaya Pertanian Berorientasi Mutu (Kelompok)

4,00 6,00 10,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Kelompok Tani Yang Menerapkan Pengolahan Pertanian Berorientasi Mutu (Kelompok)

2,00 2,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

1.3. Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

Persentase kelompok yang naik kelas

13,00 1.444.918.235 26,00 3.677.120.000 35,67 1.186.385.980 45,33 1.861.500.000 55,00 1.997.462.500 55,00 10.167.386.715 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31 Program Peningkatan pemberdayaan penyuluhan pertanian

Persentase Kelompok Tani Yang Naik Kelas . (%)

26,00 0 35,67 1.186.385.980 45,33 1.861.500.000 55,00 1.997.462.500 55,00 5.045.348.480 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31.1 Pelatihan petani dan pelaku agribisnis

Jumlah petani yang mampu menerapkan teknis Agribisnis Pertanian yang baik (orang)

120,00 208.857.480 120,00 153.000.000 120,00 164.175.000 360,00 526.032.480 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31.2 Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

Jumlah SDM yang faham tentang peningkatan kapasitas usaha pertanian bagi gapoktan (orang)

153.000.000 164.175.000

317.175.000,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 90: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 84

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.2.1.31.3 Peningkatan kemampuan lembaga petani

Jumlah Dokumen hasil Saresehan /Rembug Tani kelompok tani tingkat Kabupaten (dokumen )

1,00 74.440.000 1,00 76.500.000 1,00 82.087.500 3,00 233.027.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31.16 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian UPTD Pelaksana Program Penyuluhan

Jumlah Programa Rencana pelaksanaan Penyuluhan Tahunan Tersedia (dokumen )

1,00 323.200.000 1,00 408.000.000 1,00 437.800.000 3,00 1.169.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah program instansi vertikal (TMMD, BBGRM, P2WKSS, PKK, Posyandu, dll) yang terfasilitasi di wilayah UPT (lokasi)

7,00 7,00 7,00 21,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (lokasi)

8,00 8,00 16,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31.12 Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Jumlah penyuluh pertanian / UPT / kelompok tani berprestasi yang diapresiasi dalam Hari Krida Pertanian (kategori)

15,00 300.000.000 20,00 510.000.000 25,00 547.250.000 25,00 1.357.250.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31.13 Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Jumlah Penyuluh PNS yang meningkat pengetahuan teknis (orang)

50,00 129.888.500 50,00 204.000.000 50,00 218.900.000 50,00 552.788.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Penyuluh Non-PNS yang meningkat pengetahuan teknis (orang)

108,00 110,00 110,00 110,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah jenis kegiatan kepenyuluhan tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat diikuti/dilaksanakan (jenis)

1,00 2,00 1,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31.14 Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Jumlah kelompok yang mengerti tentang peningkatan kelas kemampuan kelompok (kelompok)

56,00 150.000.000 56,00 255.000.000 56,00 273.625.000 168,00 678.625.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.31.15 Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

Jumlah workshop penyuluhan peternakan (orang)

102.000.000 109.450.000 211.450.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Persentase Kelompok Tani Yang Naik Kelas . (%)

13,00 618.583.072 26,00 2.075.000.000 26,00 2.693.583.072 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.1 Pelatihan petani dan pelaku agribisnis

Jumlah SDM yang faham tentang agribisnis pertanian/ perkebunan (orang)

240,00 469.096.991 120,00 100.000.000 360,00 569.096.991 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.2 Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis

Jumlah SDM yang faham tentang peningkatan kapasitas usaha pertanian bagi gapoktan (orang)

1,00 37.000.000 0,00 125.000.000 1,00 162.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 91: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 85

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Jumlah laporan data kelompok tani yang terbarukan dan terintegrasi (dokumen )

0,00 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.3 Peningkatan kemampuan lembaga petani

Jumlah peningkatan kapasitas kelembagaan (kelas kelompok) pertanian (kelompok)

9,00 112.486.081 20,00 100.000.000 29,00 212.486.081 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.9 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Soreang

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (kedelai, bawang merah, kapolaga) (orang)

3,00 150.000.000 3,00 150.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah (komoditi )

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa, programa kecamatan, laporan uji coba demplot, dan laporan bimtek) (dokumen )

6,00 6,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah keikutsertaan dalam pameran pertanian (kali)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.10 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Ciwidey

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (orang)

5,00 185.000.000 5,00 185.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah (komoditi)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa dan kecamatan, lap. Uji coba demplot, lap. FGD, dan lap. Bimtek) (Dokumen )

33,00 33,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah partisipasi dalam pameran pertanian (kali)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.11 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Banjaran

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (orang)

3,00 185.000.000 3,00 185.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah (komoditi)

3,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (Programa desa dan kecamatan, laporan uji coba demplot, laporan bintek (dokumen )

8,00 8,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah partisipasi dalam pameran pertanian (HKP) (kali)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 92: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 86

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Jumlah media informasi potensi pertanian UPT (jenis)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.12 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Bojongsoang

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (orang)

6,00 150.000.000 6,00 150.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (Programa desa dan kecamatan, laporan uji coba demplot, dan laporan bimtek (dokumen )

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah promosi unggulan wilayah UPT yang diikuti pada event tingkat kabupaten (kali )

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot pertanian unggulan daerah yang dilaksanakan (komoditi)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.13 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Pacet

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (orang)

7,00 185.000.000 7,00 185.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah (komoditi)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa tersedia (dokumen )

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.14 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Solokanjeruk

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (orang)

18,00 180.000.000 18,00 180.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah (komoditi)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (programa desa dan kecamatan, Lap.uji coba demplot, lap.bimtek (dokumen )

6,00 6,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah keikutsertaan dalam pameran pertanian (kali)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.15 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Cikancung

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (orang)

2,00 185.000.000 2,00 185.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot uji coba potensi komoditas unggulan daerah (komoditi)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa dan kegiatan tersedia (dokumen )

3,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 93: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 87

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Jumlah partisipasi dalam pameran pertanian (kali)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah jenis media informasi UPT tersedia (jenis )

3,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.16 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Cilengkrang

Jumlah SDM yang faham tentang budidaya tematik pertanian (orang)

210,00 180.000.000 210,00 180.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot uj coba potensi komoditas unggulan daerah (komoditi)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan programa tersedia (dokumen )

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.15.17 Peningkatan Sarana Posluhdes (Bantuan Gubernur)

() 350.000.000 350.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.20 Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

Persentase Penyuluh Yang Naik jabatan fungsional (%)

12,00 826.335.163 22,23 1.602.120.000 22,23 2.428.455.163 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.20.1 Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

Jumlah partisipasi dalam kegiatan hari krida pertanian (kali)

1,00 655.920.163 2,00 685.000.000 3,00 1.340.920.163 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah pelaksanaan temu teknis penyuluh /temu penyuluh (kali)

2,00 1,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah demplot bagi penyuluh pertanian (komoditi)

0,00 259,00 259,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah mimbar sarasehan (kali)

1,00 1,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah partisipasi dalam kegiatan hari pangan sedunia /Penas (kali)

1,00 1,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.20.2 Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/ perkebunan

Jumlah tenaga penyuluh terbina (orang)

40,00 170.415.000 196,00 120.000.000 196,00 290.415.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.20.7 Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Jumlah workshop tematik penyuluhan (orang)

31,00 45,00 147.120.000 45,00 147.120.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.20.8 Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

Jumlah workshop penyuluhan peternakan (orang)

0 0,00 45,00 150.000.000 45,00 150.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.1.20.9 Pembangunan/ Perbaikan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) (DAK)

() 500.000.000 500.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Meningkatnya ketersediaan pangan

40.526.765.726 28.049.412.019 26.389.462.309 18.963.536.415 20.486.370.380

134.415.546.849

2.1. Tercapainya Produksi Pangan

Produksi Komoditi Pertanian (Ton)

749.564 1.050.624 30.223.886.576 1.104.928 12.878.659.608 1.114.884 14.646.325.467 1.126.255 9.691.899.615 1.190.567 10.362.420.500 1.190.567 77.803.191.766 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.16 Program Peningkatan

Ketahanan Pangan (pertanian/ perkebunan)

Produksi Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Ubi Kayu) (ton)

695.412 12.291.497.924 695.412 3.604.600.576 839.473 15.896.098.500 Dinas

Pertanian Kab. Bandung

2.1.2.16.2 Penyusunan database potensi produksi pangan

Jumlah buku data pokok pertanian tersedia (buku)

4 4,00 800.258.000 4,00 357.065.000 8,00 1.157.323.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 94: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 88

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.2.16.15 Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

Jumlah luas lahan yang tertanami tanaman pangan (Ha)

508,00 1.290.130.523 540,00 1.180.895.000 1.048,00 2.471.025.523 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Gerakan Tanam dan Panen serentak, sosialisasi, rapat koordinasi, temu lapang (kali)

1,00 25,00 26,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok padi Organik (Kelompok)

4,00 3,00 7,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah petani paham tentang AUTP (orang)

150,00 150,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah data yang terhimpun dalam Evaluasi Musim Tanam dan statistik pertanian (dokumen)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah intensifikasi padi palawijadi kelompok tani terbina (Kelompok)

35,00 23,00 58,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.16.16 Pengembangan diversifikasi tanaman

Jumlah luas lahan pada diversifikasi aneka kacang dan umbi (Ha)

15,00 1.016.060.700 4,00 608.640.576 19,00 1.624.701.276 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok tani yang menerapkan konsep diversifikasi tanaman panga (kelompok)

8,00 7,00 15,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah penunjangan agenda pemerintah pusat dalam peningkatan produksi akabi (kali)

4,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah diversifikasi usaha kelompok dalam Pengolahan Tepung akabi (Kelompok)

3,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.16.20 Pengembangan perbenihan/perbibitan

Jumlah Benih Padi Lokal berlabel (Kg/GKG)

2.238.672.000 42.276,00 800.000.000 42.276,00 3.038.672.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah sarana produksi UPT Perbibitan Pertanian (jenis)

6,00 4,00 10,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah sarana laboratorium kultur jaringan (unit)

7,00 7,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah lahan pengembangan kebun bibit tanaman di Kertasari (lokasi)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Perluasan lahan kebun bibit tanaman Cimaung (lokasi)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah bibit komoditas buah-buahan dan perkebunan unggulan tersedia (pohon)

150.000,00 150.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 95: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 89

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.2.16.29 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian

1. Jumlah pengembangan Pengendalian Hama Terpadu (orang)

679.964.631 400,00 658.000.000 400,00 1.337.964.631 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah kelompok yang mendapatkan sarana OPT pertanian (kelompok)

1,00 15,00 16,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah gerakan pengendalian OPT (kali)

11,00 11,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

4. Jumlah Pengembangan Desa PHT (unit)

3,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.16.12 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

1. Terlaksananya Festival Produk Perkebunan (kali)

3,00 1.371.700.000 3,00 1.371.700.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Tersedianya sarana pasca panen kelompok perkebunan (Kelompok)

5,00 5,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah promosi produk perkebunan (kali)

6,00 6,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.16.17 Pengembangan pertanian pada lahan kering

Jumlah luas lahan tertanami tanaman buah-buahan (Ha)

255,33 4.512.930.725 255,33 4.512.930.725 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan SDM Budidaya tanaman hortikultura (kali)

30,00 30,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah green house/screen house tersedia (unit)

5,00 5,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.16.22 Peningkatan mutu dan keamanan pangan

Fasilitas Kegiatan Pendampingan Kemitraan JICA (lokasi)

5,00 100.000.000 5,00 100.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.16.25 Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian

Jumlah varietas lokal hortikultura kabupaten bandung yang teridentifikasi (varietas)

1,00 281.781.345 1,00 281.781.345 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan SDM dalam perlindungan tanaman hortikultura (orang)

60,00 60,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah bahan dan sarana pendukung pengembangan aplikasi agen hayati tersedia (jenis)

0,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah fasilitasi pengendalian OPT hortikultura (kali)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30 Program Peningkatan

Produksi Tanaman Pangan Produksi Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Ubi Kayu) (ton)

701.346 4.914.230.207 737.048 4.183.899.615 839.473 4.342.670.500 839.473 13.440.800.322 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 96: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 90

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Jumlah luas lahan yang tertanami tanaman pangan melalui program pemerintah (Ha)

805,00 1.006,00 1.007,00 2.818,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.2 Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija

Jumlah Gerakan Tanam dan Panen serentak, sosialisasi, rapat koordinasi, temu lapang (lokasi)

3,00 928.266.000 3,00 1.020.000.000 3,00 1.094.500.000 9,00 3.042.766.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok padi Organik (Kelompok)

5,00 2,00 2,00 9,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah data yang terhimpun dalam Evaluasi Musim Tanam dan statistik pertanian (dokumen)

1,00 1,00 1,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok tani tanaman pangan yang meningkat produksinya (Kelompok)

42,00 28,00 32,00 102,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.3 Pengembangan diversifikasi tanaman

Jumlah kelompok tani yang menerapkan konsep diversifikasi tanaman pangan (kelompok)

2,00 241.211.000 2,00 255.000.000 4,00 273.625.000 8,00 769.836.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah agenda pemerintah pusat dalam peningkatan produksi akabi (kali)

3,00 3,00 3,00 9,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok tani akabi yang mengolah produk bernilai tambah (Kelompok)

1,00 1,00 1,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.4 Pengembangan perbenihan/perbibitan

Jumlah Benih Padi Lokal berlabel dihasilkan bagi masyarakat (Kg/GKG)

44.178 489.710.000 46.387 663.000.000 49.171 711.425.000 139.736 1.864.135.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.5 Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian

1. Jumlah petani yang mampu menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (orang)

150,00 150.000.000 150,00 204.000.000 150,00 218.900.000 450,00 572.900.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah kelompok yang mampu melaksanakan pengendalian OPT pertanian dengan baik (kelompok)

15,00 15,00 30,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.6 Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna

Jumlah sarana teknologi pertanian tepat guna tersedia (kelompok)

49,00 2.583.600.000 25,00 1.020.000.000 30,00 1.094.500.000 104,00 4.698.100.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah laporan hasil pemantauan pelayanan dan kebutuhan alsintan (dokumen)

3,00 1,00 1,00 5,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.7 Pemeliharaan rutin/berkala sarana teknologi pertanian tepat guna

Jumlah petani yang terampil dam mampu dalam pemeliharaan saprodi (orang)

150,00 125.000.000 100,00 255.000.000 100,00 273.625.000 350,00 653.625.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 97: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 91

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Jumlah sarana teknologi pertanian yang dapat digunakan kembali (unit)

50,00 50,00 100,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.8 Peningkatan Infrastruktur pertanian

1. Jumlah kelompok yang dapat memelihara infrastruktur pertanian (kelompok)

396.443.207 6,00 766.899.615 6,00 676.095.500 12,00 1.839.438.322 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah Jaringan Irigasi yang terehabilitasi (lokasi)

3,00 4,00 4,00 11,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah Jalan usaha tani terbangun (meter persegi)

1.000,00 1.000,00 2.000,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

4. Jumlah Dam parit terbangun (lokasi)

2,00 2,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5. Jumlah Sumur dangkal terbangun (lokasi)

1,00 1,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.30.10 Peningkatan perlindungan tanaman pangan

1. Jumlah petani yang mampu menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (orang)

30,00 100,00 50,00 180 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah kelompok yang mampu melaksanakan pengendalian OPT pertanian dengan baik (kelompok)

2,00 55,00 30,00 87 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.18 Program Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Tercapainya Indeks Pertanaman (IP) (point)

2,31 2,32 12.135.755.446 2,33 2.371.500.000 0 0 0 2,33 14.507.255.446 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.18.2 Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna

1. Jumlah pembinaan penggunaan teknologi pertanian tepat guna (kali)

1,00 472.457.529 1.166.500.000 1,00 1.638.957.529 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah sarana teknologi pertanian tepat guna tersedia (kelompok)

10,00 18,00 28,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah pemantauan pelayanan sarana prasarana pertanian (Kecamatan)

31,00 31,00 62,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

4, Jumlah sarana penunjang pelayanan peralatan mesin pertanian (jenis)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.18.3 Pemeliharaan rutin/berkala sarana teknologi pertanian tepat guna

1. Jumlah peningkatan sarana teknologi pertanian pada kelompok yang terpelihara (kelompok)

16,00 2.577.025.917 6,00 1.205.000.000 22,00 3.782.025.917 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2, Jumlah Dokumen penunjang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Pertanian Kabupaten Bandung tersedia (dokumen)

1,00 1,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 98: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 92

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.2.18.7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Jumlah monitoring dan evaluasi sarana teknologi pertanian (Wilayah UPT PPP)

8,00 172.500.000 8,00 172.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.18.1 Penelitian dan pengembanan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Terlaksananya sosialisasi teknologi APH Perkebunan (orang)

200,00 578.630.000 200,00 578.630.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah pestisida ramah lingkungan tersedia (jenis)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah hasil Kajian Pengendalian Nematoda dan Cersosphora (dokumen)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.18.10 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna ( DAK )

() 8.335.142.000 8.335.142.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.18.11 Peningkatan Infrastruktur Pertanian (DAK)

() Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.18.12 Peningkatan Infrastuktur Pertanian (DBHCHT)

() Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19 Program peningkatan

produksi pertanian/ perkebunan

Produksi Non-Pangan Utama ( Hortikultura) (ton)

365.584 352.021 5.796.633.206 396.966 6.902.559.032 400.936 9.732.095.260 405.179 5.508.000.000 428.147 6.019.750.000 428.147 33.959.037.498 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Produksi Non-Pangan Utama (Perkebunan) (ton)

12.083 12.176 12.413 12.602 12.728 12.855 12.855

2.1.2.19.1 Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Jumlah diklat Tematik Kepenyuluhan (kali)

1,00 150.000.000 1,00 150.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.2 Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan (Perkebunan)

1. Jumlah sarana perkebunan dapat meningkatkan produktivitas (jenis)

4,00 2.665.254.779 6,00 569.100.000 6,00 2.462.756.000 6,00 765.000.000 6,00 820.875.000 6,00 7.282.985.779 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah komoditi perkebunan unggulan yang dikembangkan (komoditi)

8,00 1,00 1,00 1,00 1,00 9,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah Peningkatan SDM budidaya komoditas perkebunan (orang)

150,00 150,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

4.Jumlah event promosi komoditas perkebunan (kali)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.3 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan

1. Jumlah peningkatan SDM budidaya sayuran, tanaman obat dan florikultur (orang)

230,00 1.301.355.576 75,00 699.000.000 255.000.000 273.625.000 305,00 2.528.980.576 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah pengembangan hortikultura di pekarangan/lahan terbatas (unit)

7,00 22,00 29,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3, Jumlah bibit/benih sayuran unggul yang memenuhi standar (komoditi)

5,00 1,00 2,00 2,00 2,00 5,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 99: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 93

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.2.19.9 Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan

1. Jumlah komoditi hortikultura yang dibudidayakan secara ramah lingkungan (komoditi)

2,00 884.022.851 0,00 0 2,00 884.022.851 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah sarana dan prasarana produksi dan perlindungan tanaman (unit)

49,00 51,00 100,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3, Jumlah gerakan pengendalian OPT hortikultura (kali)

1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.15 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Soreang

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 120,00 120,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.16 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Bojongsoang

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 120,00 120,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.17 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Solokanjeruk

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 140,00 140,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.18 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Pacet

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 140,00 140,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.19 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 100: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 94

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Pelaksana Program Cikancung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 120,00 120,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.20 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Banjaran

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 120,00 120,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.21 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Cilengkrang

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 120,00 120,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.22 Pembinaan , Pengendalian dan Pengembangan Pertanian Wilayah UPTD Pelaksana Program Ciwidey

Jumlah sarana penunjang pelayanan penyuluh lingkup UPT (jenis)

n/a 3,00 99.500.000 3,00 99.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah peningkatan kapasitas SDM pertanian di wilayah UPT PPP (orang)

n/a 120,00 120,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah dem plot/area komoditi unggulan pertanian di wilayah binaan (komoditi)

n/a 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.23 Penanganan Panen dan Pasca Panen Bahan Baku Tembakau ( DBHCHT )

() Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.24 Penyediaan sarana produksi hortikultura

1. Jumlah komoditi hortikultura yang dibudidayakan secara ramah lingkungan (lokasi)

514.500.000 3,00 800.857.500 3,00 561.000.000 3,00 601.975.000 9,00 2.478.332.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah sarana dan prasarana produksi dan perlindungan tanaman yang dapat mendorong produktivitas (unit)

64,00 70,00 80,00 214,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3, Jumlah lokasi budiaya terkendali OPT (lokasi)

12,00 12,00 12,00 36,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 101: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 95

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.2.19.25 Pengembangan Hortikultura pada Lahan Kering

Jumlah Kelompok Tani Yang Menerapkan Budidaya Sesuai GAP (kelompok)

2,00 207.000.000 2,00 2.474.250.000 2,00 153.000.000 2,00 164.175.000 8,00 2.998.425.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah sarana yang dapat mengoptimalkan Lahan Kering dimanfaatkan untuk Budidaya komoditi unggulan (unit)

2,00 26,00 15,00 15,00 58,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Kelompok Tani Yang Menerapkan Teknologi Pertanian Sederhana Untuk Mendukung Produktivitas Tanaman (kelompok)

1,00 2,00 4,00 6,00 13,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.26 Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hortikultura

1. Jumlah varietas lokal hortikultura Kabupaten Bandung yang termurnikan (varietas)

1,00 200.000.000 75.190.500 173.400.000 186.065.000 1,00 634.655.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah petani yang mampu menerapkan Teknologi Pertanian Berbasis Ramah Lingkungan (orang)

10,00 10,00 10,00 10,00 40,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah agensi hayati yang diaplikasikan dalam budidaya hortikultura (jenis)

4,00 4,00 4,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.27 Pengendalian Komoditas Perkebunan

1. Jumlah petani yang mampu mengendalikan OPT secara ramah lingkungan (orang)

52,00 300.000.000 50,00 220.496.260 50,00 280.500.000 50,00 300.987.500 202,00 1.101.983.760 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah sarana untuk mengendalikan OPT perkebunan (jenis)

1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah dokumen laporan Pegendalian OPT (lokasi)

2,00 2,00 5,00 5,00 14,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.28 Pengembangan Budi Daya Sayuran

Jumlah luas lahan tertanami sayur-sayuranan (Ha)

79,60 663.949.032 18,00 742.150.000 20,00 612.000.000 22,00 656.700.000 139,60 2.674.799.032 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Bertambahnya sumber pangan sayuran di wilayah masyarakat berlahan terbatas (lokasi)

4,00 4,00 4,00 12,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.29 Pengembangan Budi Daya Buah- buahan

Jumlah luas lahan tertanami tanaman buah-buahan (Ha)

32,50 473.235.000 44,00 610.000.000 50,00 867.000.000 50,00 930.325.000 176,50 2.880.560.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.30 Pengembangan Budi Daya Tanaman Obat

Jumlah luas lahan dalam tertanami tanaman obat (Ha)

1,00 125.000.000 1,00 125.000.000 1,00 102.000.000 1,00 109.450.000 4,00 461.450.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah luas tanaman obat terpelihara (meter persegi)

1.000,00 1.000,00 1.000,00 3.000,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.31 Pengembangan Budi daya Florikultura

Jumlah luas lahan tertanami florikultura (meter persegi)

500,00 125.000.000 500,00 148.000.000 500,00 127.500.000 500,00 136.812.500 2.000,00 537.312.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 102: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 96

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Jumlah luas tanaman florikultura terpelihara (meter persegi)

5.000,00 5.000,00 5.000,00 15.000,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.32 Pengembangan Tanaman Perkebunan Tahunan dan Penyegar

jumlah kopi arabika Java Preanger Lokal yang Eksplorasi dan dilindungi (jenis)

1,00 1.290.400.000 2,00 1.526.930.000 2,00 867.000.000 930.325.000 2,00 4.614.655.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah budidaya komoditi perkebunan tahunan unggulan yang mendorong produktivitas (pohon)

23.000,00 26.400,00 15.000,00 15.000,00 79.400,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.33 19.33 Pengembangan Tanaman Perkebunan Semusim dan Rempah

Jumlah luas lahan tertanami tanaman perkebunan Semusim dan Rempah (Ha)

2,50 130.375.000 2,50 150.000.000 2,50 183.600.000 2,50 197.010.000 10,00 660.985.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah komoditi perkebunan semusim unggulan yang diujicobakan dan dikembangkan (jenis)

1,00 2,00 2,00 2,00 3,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.34 19.34 Pengembangan Perbibitan Tanaman Hortikultura dan Perkebunan

Jumlah Jenis bibit tanaman yang mampu diproduksi oleh UPT Perbibitan Pertanian (Jenis)

4,00 1.225.000.000 9,00 396.465.000 11,00 561.000.000 15,00 711.425.000 15,00 2.893.890.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Sarana yang mampu menunjang produktivitas budidaya di UPT Perbibitan Pertanian (Jenis)

1,00 3,00 2,00 6,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.35 Pengembangan budidaya sayuran (DID)

() 380.000.000 380.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.2.19.36 Peningkatan perlindungan tanaman Hortikultura

Jumlah petani yang mampu menerapkan Pengendalian Hama (orang)

100 80 180 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah kelompok yang mampu melaksanakan pengendalian OPT pertanian hortikultura dengan baik (kelompok)

6 7 13 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.2.

Tercapainya Populasi Ternak

Jumlah Populasi Ternak

70,5 7.422.955 10.302.879.150 7.688.698 15.170.752.411 7.968.601 11.743.136.842 8.263.374 9.271.636.800 8.346.652 10.123.949.880 8.346.652,00 56.612.355.083 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.21 Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

Persentase status kesehatan hewan (%)

71,00 1.239.430.000 71,50 2.105.717.000 72,00 1.193.385.526 72,50 1.234.200.000 73,00 1.324.345.000 73,00 7.097.077.526 Dinas

Pertanian Kab. Bandung

2.1.3.21.2 Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak

Jumlah Hewan yang meningkat Kekebalannya (ekor)

55.000,00 615.000.000 20.000,00 495.000.000 26.000,00 269.917.820 27.000,00 469.200.000 28.000,00 503.470.000 156.000,00 2.352.587.820 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah pelayanan kesehatan hewan dinas dalam event promosi tingkat kabupaten/provinsi (kali)

1,00 3,00 1,00 1,00 1,00 7,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah masyarakat/petugas keswan yang meningkat kapasitas pengetahuan dan keterampilannya (orang)

5,00 1,00 6,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 103: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 97

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.3.21.3 Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik

Jumlah kontrol populasi/eliminasi Hewan berpotensi terjangkit PHMS (ekor)

1.000,00 166.000.000 1.000,00 267.150.000 1.000,00 74.996.406 1.000,00 76.500.000 1.000,00 82.087.500 5.000,00 666.733.906 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah Kelompok Terdampak kasus Flu Burung yang kembali melanjutkan usaha peternakan (kelompok)

2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 10,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.21.4 Pengawasan perdagangan ternak antar daerah

Jumlah ternak kurban yang terawasi status kesehatannya (ekor)

20.000,00 99.000.000 20.000,00 100.000.000 24.000,00 90.000.000 26.500,00 102.000.000 28.000,00 109.450.000 118.500,00 500.450.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.21.6 Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium

Jumlah hewan/ternak yang terlayani kesehatan hewan oleh UPT Puskeswan dan Lab (ekor)

16.500,00 359.430.000 18.150,00 452.590.000 20.000,00 387.346.300 22.000,00 408.000.000 24.200,00 437.800.000 100.850,00 2.045.166.300 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.21.9 Peningkatan Sarana Prasarana Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratoirum ( DAK )

() 370.977.000 370.977.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.21.11 Peningkatan sarana prasarana Pelayanan Kesehatan Hewan

1. Jumlah SDM petugas keswan yang terlatih (orang)

14,00 420.000.000 21,00 371.125.000 21,00 178.500.000 21,00 191.537.500 77,00 1.161.162.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah ternak yang terlayani kesehatan hewan akibat gangguan reproduksi dan parasiter (ekor)

4.000,00 4.500,00 5.000,00 5.500,00 19.000,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

() 2.1.3.22 Program Peningkatan

produksi hasil peternakan 1. Populasi Ternak Ruminansia Besar (ekor)

62.392 62.859,00 5.977.875.000 63.330,00 7.683.854.000 63.805,00 8.270.551.816 64.283,00 6.589.036.800 65.570,00 7.125.019.880 65.570,00 35.646.337.496 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Populasi Ternak Ruminansia Kecil (ekor)

287.764 293.105 298.554 304.114 309.787 312.885 312.885 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Populasi unggas (ekor)

6.820.462 7.066.991 7.326.814 7.600.682 7.889.304 7.968.197 7.968.197 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.1 Pembangunan sarana dan prasarana serta pembibitan ternak

1. Jumlah ternak di UPT Perbibitan ternak yang dapat berproduksi (ekor)

86,00 1.019.680.000 86,00 1.625.000.000 90,00 968.975.000 95,00 1.020.000.000 100,00 1.149.225.000 100,00 5.782.880.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah sarana pemeliharaan ternak yang menunjang produksi (jenis)

1,00 3,00 1,00 1,00 1,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.2 Pembibitan dan perawatan ternak

1. Jumlah Sapi Potong/Perah yang di Inseminasi Buatan (ekor)

19.000,00 774.920.000 16.000,00 1.177.311.000 17.000,00 965.518.000 18.000,00 969.000.000 19.000,00 1.039.775.000 89.000,00 4.926.524.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah peternak pembibit yang mampu menerapkan pembibitan ternak yang baik (orang)

60,00 90,00 35,00 50,00 60,00 295,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Jumlah kelompok yang meningkat ketersediaan bibit ternak ruminansia (kelompok)

10,00 18,00 12,00 15,00 20,00 75,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 104: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 98

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.3.22.8 Pengembangan agribisnis pertenakan

1. Jumlah kelompok yang meningkat sarana dan kapasitas kelompok budidaya ternak (kelompok)

199,00 3.833.695.000 136,00 3.361.543.000 184,00 5.408.804.000 160,00 3.988.036.800 160,00 4.279.319.880 160,00 20.871.398.680 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah peternak yang mampu menerapkan teknis budidaya ternak yang baik (orang)

180,00 250,00 266,00 240,00 250,00 1.186,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. jumlah pakan ternak yang diketahui kualitasnya (sampel)

0,00 0,00 8,00 10,00 12,00 30,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.16 Kontes ternak dan apresiasi pembudidaya peternakan

Jumlah komoditi ternak yang di konteskan (Komoditi )

5,00 249.580.000 4,00 150.000.000 4,00 4,00 17,00 399.580.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah sarana kontes ternak (jenis)

2,00 2,00 4,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.17 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan

1. Jumlah masyarakat/peternak terampil dalam pengolahan pasca panen hasil peternakan (orang)

130,00 183.364.045 100,00 204.000.000 100,00 218.900.000 330,00 606.264.045 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah kelompok yang meningkat produksi dan mutu olahan hasil ternak (kelompok)

10,00 12,00 14,00 36,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.18 Penyusunan data statisik dan informasi peternakan

Jumlah data base (statistik) peternakan (dokumen)

1,00 100.000.000 1,00 75.000.000 2,00 175.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.19 Pemberdayaan Masyarakat melalui Kewirausahaan Peternakan ( DBHCHT )

() Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.20 Pengembangan kawasan peternakan

Jumlah laporan penunjang desa sentra komoditi ternak unggulan dan khas yang terbentuk (lokasi) (dokumen)

1,00 125.000.000 1,00 125.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.21 Pengembangan sarana teknologi peternakan tepat guna

1. Jumlah sapronak yang dapat menunjang produksi ternak (jenis)

8,00 593.890.771 5,00 408.000.000 5,00 437.800.000 18,00 1.439.690.771 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah jenis bibit rumput cadangan pakan ternak (jenis)

2,00 2,00 2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Peningkatan peternak yang mampu menerapkan teknologi peternakan (orang)

120,00 110,00 110,00 340,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.24 Pembangunan Sarana dan prasarana Perbibitan Ternak (DAK)

() 200.000.000 200.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.22.25 Pengembangan Agribisnis Perternakan (DID)

() 1.120.000.000 1.120.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.23 Program Peningkatan

pemasaran hasil produksi peternakan

Persentase peningkatan pengelolaan pascapanen produk ternak (%)

n/a 0,27 1.400.684.460 0,68 2.855.000.000 1.449.199.500 459.000.000 547.250.000 0,68 6.711.133.960 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Persentase peningkatan pelayanan pemasaran ternak (%)

n/a n/a 5,45 6,27 7,21 8,29 8,29 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 105: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 99

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

2.1.3.23.3 Pembangunan sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan

Jumlah sarana yang menunjang operasional Pasar Hewan (jenis)

703.484.460 3,00 2.360.420.000 4,00 1.300.000.000 3,00 306.000.000 2,00 328.350.000 12,00 4.998.254.460 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Jumlah lahan pasar hewan (lokasi)

2,00 2,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.23.7 Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah

Jumlah event promosi hasil perternakan diikuti (event)

3,00 429.600.000 3,00 429.600.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.23.14 Pengembangan Pemasaran dan Pengolahan Hasil Produksi Peternakan

1. Peningkatan SDM pasca panen produk hasil ternak (orang)

267.600.000 100,00 355.000.000 100,00 622.600.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Jumlah kelompok yang meningkat sarana pengolahan hasil peternakan (kelompok)

9,00 9,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.23.17 Pelayanan pasar hewan Jumlah pelayanan penjualan ternak di pasar hewan (ekor) (ekor)

6.720,00 139.580.000 7.400,00 149.199.500 8.200,00 153.000.000 9.000,00 218.900.000 31.320,00 660.679.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.24 Program Peningatan

penerapan teknologi peternakan

Persentase Kelompok Dalam Pemanfaatan Teknologi Peternakan (%)

0,41 1,14 552.000.000 1,46 791.500.000 1,46 1.343.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.24.2 Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

1. Jumlah fasilitasi sarana teknologi peternakan (kelompok)

14,00 402.000.000 8,00 791.500.000 22,00 1.193.500.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. Peningkatan kemampuan peternak dalam penerapan teknologi (orang)

110,00 150,00 260,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. pemeriksaan mutu pakan dan unsur hara kompos (sampel)

6,00 6,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.24.5 Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna

Terlaksananya workshop penyuluhan peternakan (orang)

27,00 150.000.000 150.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.25 Program penjaminan

kualitas produk peternakan Persentase produk asal hewan yang HAUS (%)

75 79,02 1.132.889.690 82,04 1.734.681.411 84,06 830.000.000 85,08 989.400.000 85,15 1.127.335.000 85,15 5.814.306.101 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.25.1 Pelayanan Rumah Potong Hewan

1. Jumlah ternak ruminansia besar yang dipotong di RPH pemerintah (ekor)

9.880,00 281.000.000 14.566,00 440.000.000 15.010,00 400.000.000 15.400,00 448.800.000 16.000,00 547.250.000 70.856,00 2.117.050.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2, Jumlah ternak unggas yang dipotong di RPH pemerintah (ekor)

0 0,00 612.500,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 2.112.500,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.25.2 Pengawasan dan Pembinaan Penerapan Kesmavet dan Kesrawan

1. Jumlah masyarakat yang mampu menerapkan teknis kesmavet dan kesrawan (kali / orang)

45,00 471.550.000 120,00 494.681.411 120,00 200.000.000 120,00 255.000.000 120,00 273.625.000 525,00 1.694.856.411 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2. jumlah sampel PAH (daging, susu, telur, olahan) yang diketahui baku mutunya ( sampel)

365,00 1.080,00 208,00 350,00 350,00 2.353,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 106: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 100

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

3. Jumlah wilayah terawasi postmortem daging kurban (lokasi)

31,00 31,00 31,00 31,00 31,00 31,00 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.25.3 Peningkatan Sarana Prasarana RPHU

Jumlah sarana prasarana RPU Pemerintah yang menunjang pemotongan ternak (jenis)

380.339.690 12,00 400.000.000 3,00 180.000.000 2,00 204.000.000 2,00 218.900.000 19,00 1.383.239.690 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.25.4 Pengendalian ruminansia betina produktif

Jumlah ternak ruminansia betina produktif dikendalikan di RPH/tahun (ekor)

0,00 7,00 100.000.000 7,00 50.000.000 7,00 81.600.000 7,00 87.560.000 28,00 319.160.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.25.5 Penyusunan Legislasi Rancangan Peraturan Perundang-undangan Keswan/Kesmavet/Kesrawan

Jumlah peraturan kesehatan hewan tersusun (peraturan)

1,00 1,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

2.1.3.25.7 Peningkatan Sarana prasarana Rumah Potong Hewan Ungas (DAK)

() 300.000.000 300.000.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3. Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Internal DISTAN

3.799.347.062 6.353.574.955 3.699.321.132 4.746.409.866 4.424.508.750 23.023.161.765

3.1. Meningkatkan efektifitas tata kelola Perangkat Daerah DISTAN

3.1.1. Nilai Akuntabilitas Kinerja

60,10 2.614.599.462 65,10 2.544.125.050 70,10 2.218.245.960 75,10 2.811.209.866 80,10 2.683.159.250 12.871.339.588 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.6 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Persentase Ketersediaan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (%)

100,00 90.110.000 100,00 242.582.000 100,00 90.230.000 100,00 277.300.000 100,00 229.845.000 100,00 930.067.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.6.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

Jumlah dokumen perencanaan dan pelaporan kinerja dinas tersedia (dokumen)

8 8,00 64.110.000 10,00 236.302.000 10,00 90.230.000 10,00 277.300.000 10,00 229.845.000 48,00 897.787.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.6.2 Penyusunan laporan keuangan semesteran

Jumlah dokumen pelaporan dan adminsitrasi keuangan, dokumen pelaporan keuangan semesteran terpenuhi (dokumen)

1 1,00 15.000.000 1,00 1.510.000 2,00 16.510.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.6.4 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

Jumlah dokumen laporan keuangan tahunan (dokumen)

1 1,00 11.000.000 1,00 4.770.000 2,00 15.770.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.3 Program peningkatan disiplin aparatur

Terpenuhinya kebutuhan sarana kelengkapan peningkatan disiplin aparatur (%)

n/a 0,00 190.170.000 0,00 0 100,00 35.000.000 100,00 0 100,00 0 100,00 225.170.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.3.1 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

Jumlah pegawai yang difasilitasi seragam dinas (orang)

190.170.000 86,00 35.000.000 86,00 86,00 86,00 225.170.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.5 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Terfasilitasinya penilaian peningkatan aparatur fungsional (%)

n/a 100,00 19.999.975 100,00 20.000.000 100,00 15.000.000 100,00 194.700.000 100,00 180.592.500 100,00 430.292.475 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.5.4 Penilaian Angka Kredit Jumlah penilaian angka kredit aparatur fungsional dinas (orang)

n/a 57,00 19.999.975 56,00 20.000.000 56,00 15.000.000 80,00 17.700.000 80,00 16.417.500 80,00 89.117.475 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.5.6 Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah

() 177.000.000 164.175.000 341.175.000

Page 107: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 101

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

5.1.1.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Persentase pemenuhan operasional administrasi perkantoran (%)

100 100,00 2.314.319.487 100,00 2.281.543.050 100,00 2.078.015.960 100,00 2.339.209.866 100,00 2.272.721.750 100,00 11.285.810.113 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.1 Penyediaan jasa surat menyurat

Jumlah terpenuhinya kebutuhan Surat-menyurat Kantor Dinas dan UPTD (bulan)

12 12,00 3.917.000 12,00 3.500.000 0,00 0 0,00 4.484.000 0,00 4.159.100 12,00 16.060.100 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Jumlah terpenuhinya kebutuhan jasa penyediaan listrik, air minum/air bersih, telekomunikasi dan internet (bulan)

12 12,00 301.675.812 12,00 211.500.000 12,00 368.550.000 12,00 279.165.866 12,00 274.274.200 12,00 1.435.165.878 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

Jumlah jenis peralatan dan perlengkapan kantor terfasilitasi jasa perbaikan yang menunjang kinerja pegawai (jenis)

2 2,00 36.500.000 2,00 25.000.000 2,00 35.000.000 2,00 43.660.000 2,00 41.591.000 2,00 181.751.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.7 Penyediaan Jasa administrasi keuangan

Jumlah periode terpenuhinya kebutuhan operator Pembantuan Pengadministrasian keuangan (tahun)

1 1,00 63.912.000 1,00 83.500.000 1,00 67.140.000 1,00 118.000.000 1,00 114.922.500 1,00 447.474.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.8 Penyediaan jasa kebersihan kantor

Jumlah periode terpenuhinya kebutuhan kebersihan kantor dan halaman (bulan)

12 12,00 235.512.000 12,00 324.060.000 12,00 303.785.200 12,00 371.700.000 12,00 377.602.500 12,00 1.612.659.700 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.10 Penyediaan alat tulis kantor Jumlah penyediaan alat tulis kantor yang menunjang kinerja pegawai (jenis)

n.a 49,00 207.034.800 42,00 178.226.900 29,00 152.364.250 30,00 194.700.000 30,00 191.537.500 30,00 923.863.450 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Jumlah penyediaan bahan cetakan yang menunjang kinerja pegawai (jenis)

n.a 29,00 114.227.300 29,00 193.976.150 22,00 158.762.150 22,00 165.200.000 22,00 169.647.500 22,00 801.813.100 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.12 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

Jumlah alat-alat listrik dan elektronik yang menunjang kinerja pegawai (jenis)

n.a 6,00 19.730.000 6,00 25.400.000 6,00 34.500.000 6,00 29.500.000 6,00 32.835.000 6,00 141.965.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor yang menunjang kinerja pegawai (jenis)

n.a 6,00 77.500.000 9,00 353.880.000 8,00 235.614.360 8,00 206.500.000 8,00 191.537.500 8,00 1.065.031.860 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.14 Penyediaan peralatan rumah tangga

Jumlah peralatan rumah tangga yang menunjang kinerja pegawai (jenis)

n.a 1,00 9.100.000 0,00 1,00 34.100.000 1,00 1,00 9.959.950 1,00 53.159.950 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan perundang - undangan

Jumlah bahan bacaan dinas harian, mingguan dan bulanan (jenis)

n.a 3,00 28.700.000 3,00 15.000.000 3,00 10.700.000 3,00 35.400.000 3,00 32.835.000 3,00 122.635.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.17 Penyediaan makanan dan minuman

Jumlah periode kebutuhan makanan dan minuman Rapat, dan tamu (bulan)

12 12,00 85.825.000 12,00 50.000.000 12,00 63.850.000 12,00 106.200.000 12,00 98.505.000 12,00 404.380.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Page 108: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VI - 102

TUJUAN SASARAN Kode PROGRAM / KEGIATAN

Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran,

Program (outcome) dan Kegiatan

(output)

Kondisi Awal

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat

Daerah Penang gung-jawab

Lokasi

2017 2018 2019 2020 2021

Kondisi Kinerja pada akhir

periode Renstra Perangkat Daerah

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

5.1.1.1.18 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah

Jumlah perjalanan dinas tingkat provinsi , luar kabupaten dalam provinsi dan ibukota negara dan luar Provinsi Jawa Barat dan Ibukota Negara dalam menunjang kinerja dinas (HOK)

n.a 315,00 437.975.575 265,00 325.000.000 310,00 245.000.000 310,00 289.100.000 310,00 268.152.500 1.510,00 1.565.228.075 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.19 Penyediaan Tenaga Pendukung Administrasi Teknis dan Perkantoran

Jumlah petugas teknis non PNS (orang)

n.a 8,00 574.700.000 8,00 235.000.000 8,00 279.600.000 8,00 277.300.000 8,00 257.207.500 40,00 1.623.807.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.20 Rapat - rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah

Jumlah perjalanan dinas dalam rangka koordinasi, monitoring, evaluasi dan konsultasi dalam daerah (HOK)

n.a 422,00 95.600.000 960,00 217.500.000 234,00 49.050.000 350,00 171.100.000 350,00 164.175.000 2.316,00 697.425.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.1.22 Penunjang Peringatan Hari-hari Besar Bersejarah

Jumlah keikutsertaan dinas dlm peringatan hari besar daerah dan nasional (kali)

n.a 3,00 22.410.000 3,00 40.000.000 3,00 40.000.000 3,00 47.200.000 3,00 43.780.000 3,00 193.390.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

3.1.2. Persentase

aset dalam kondisi baik

n.a n.a 1.184.747.600 87,59 3.809.449.905 95,14 1.481.075.172 95,74 1.935.200.000 97,78 1.741.349.500 97,78 10.151.822.177 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Persentase pemenuhan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur (%)

100,00 1.184.747.600 100,00 3.809.449.905 100,00 1.481.075.172 100,00 1.935.200.000 100,00 1.741.349.500 100,00 10.151.822.177 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.2.3 Pembangunan Gedung Kantor

Jumlah pembangunan Gudang Alat Mesin Pertanian lanjutan (lokasi)

n.a 0,00 5,00 2.362.400.000 0,00 2,00 3,00 9,00 2.362.400.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Pengadaan Kendaraan Dinas/ Operasional

Jumlah kendaraan dinas dan operasional kantor tersedia (unit)

12 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 0 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.2.7 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

Jumlah perlengkapan gedung yang menunjang kinerja pegawai (jenis)

n.a 3,00 250.360.000 3,00 231.000.000 3,00 162.684.000 3,00 177.000.000 3,00 235.317.500 3,00 1.056.361.500 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.2.10 Pengadaan Meubelair Jumlah Mebelair yg menunjang kinerja pegawai (jenis)

n.a 1,00 41.070.000 1,00 76.500.000 2,00 79.900.000 1,00 218.300.000 1,00 98.505.000 3,00 514.275.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.2.22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

Jumlah gedung dan halaman kantor terpelihara (gedung)

n.a 7,00 222.835.000 9,00 398.720.000 6,00 555.900.000 5,00 619.500.000 5,00 553.817.000 9,00 2.350.772.000 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

5.1.1.2.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/ operasional

Jumlah Periode terpenuhinya kebutuhan Kendaraan Dinas Operasional terpelihara (bulan)

12 12,00 670.482.600 12,00 740.829.905 12,00 682.591.172 12,00 920.400.000 12,00 853.710.000 12,00 3.868.013.677 Dinas Pertanian

Kab. Bandung

Soreang, Januari 2019

Kepala Bidang Renbang Perekonomian Kasubid Pangan dan Pertanian Kepala Dinas Pertanian

DENI IMAN KERTABUDI , ST IRMA WINARNI, STp., ME Ir. H. A. TISNA UMARAN., M.P

NIP. 19750124 200604 1 003 NIP. 197108092005012004 NIP. 196409231992031005

Page 109: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VII - 103

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG

URUSAN

Arah pembangunan Kabupaten Bandung menekankan pada eksistensi

Kabupaten Bandung pada tingkat regional, nasional bahkan global dengan memperhatikan pembangunan desa, pemerintahan yang baik dan berlandaskan pada basis agama, kebudayaan tradisional, serta memperhatikan keseimbangan lingkungan. Untuk mengetahui capaian indikator kinerja daerah dari berbagai aspek, sebagaimana Lampiran 1 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, Fokus penyelenggaraan pemerintahan daerah lingkup Dinas Pertanian, menyelenggarakan Pelayanan Urusan Pertanian. Penyelenggaraan urusan Bidang Pertanian pada Dinas Pertanian meliputi 2 (dua) aspek yaitu: 1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, dengan indikator Bidang

Urusan: - Produksi sektor pertanian

Indikator ini diperoleh dari jumlah produksi komoditas pertanian (Sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan)

- Produksi sektor perkebunan Indikator ini diperoleh dari jumlah produksi komoditas perkebunan

2. ASPEK PELAYANAN UMUM (Layanan Urusan Pilihan Pertanian), dengan indikator Bidang Urusan - Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

Untuk mengetahui target capaian indikator kinerja menurut bidang urusan

penyelenggaraan Dinas Pertanian di disajikan dalam Tabel T-C.28 berikut:

Page 110: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VII - 104

Tabel 7-28.

Tabel 7-24. (Tabel T-C.28) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

No Indikator

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton/Ha)

6,333 6,333 6,409 6,450 6,491 6,536 6,536

2 Produksi Sektor Pertanian (Ton)

1.000.139 1.143.550 1.216.751 1.232.484 1.249.856 1.295.510 1.295.510

3 Produksi Sektor Perkebunan (Ton)

12.082 12.176 12.413 12.602 12.728 13.082 13.082

Tabel di atas menunjukkan bahwa Produktivitas padi selama periode

Tahun 2016-2021 diproyeksikan meningkat dari 6,333 ton/ha pada Tahun 2016 menjadi 6,536 ton/Ha pada Tahun 2021 dengan rata-rata peningkatan produktivitas 0,041 ton/Ha/tahun. Secara keseluruhan, peningkatan indikator produktivitas padi meningkat sebesar 3,025% dengan laju rata-rata pertumbuhan sebesar 0,633% per tahun. Laju pertumbuhan ini masih di atas target laju pertumbuhan produktivitas padi nasional (periode 2016-2019) sebesar 0,5%.

Adapun untuk indikator Produksi Sektor Pertanian, rata-rata laju pertumbuhan diproyeksikan pada periode Tahun 2016-2021 meningkat sebesar 3,19% per tahun. Laju peningkatan ini masih di bawah laju pertumbuhan sektor pertanian nasional sebesar 3,54% per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan indikator Produksi Sektor Perkebunan diproyeksikan meningkat dengan rata-rata 1,37% per tahun, masih di bawah proyeksi laju peningkatan produksi perkebunan nasional sebesar 4,02% per tahun.

Page 111: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 V - 105

BAB VIII PENUTUP

Adanya tuntutan mutu, persaingan dengan wilayah produsen pertanian lainnya serta semakin tinggilnya tingkat impor komoditas dan produk pertanian mengharuskan Kabupaten Bandung untuk terus memacu produktifitas dan kinerja sektor pertaniannya melalui perwujudan agribisnis, agrowisata dan agroindustri.

Pencapaian tujuan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Bandung tentunya memerlukan berbagai dukungan intensif dalam hal penciptaan iklim pengembangan pertanian yang kondusif melalui peningkatan efisiensi birokrasi, peningkatan akses pada kredit serta peninjauan untuk peraturan perpajakan dan tarif pajak untuk sektor pertanian. Selanjutnya untuk menggerakkan sektor pertanian tersebut diperlukan kerjasama antara berbagai pihak sebagai pemangku kepentingan di sektor tersebut, seperti masyarakat petani pemerintah dan perbankan. Berbagai bentuk kerjasama, hubungan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan tersebut sangat diperlukan agar sektor pertanian di Kabupaten Bandung mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan wilayah.

Perubahan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Kabupaten Bandung 2016-2021 disusun sebagai salah satu perbaikan terhadap Program kegiatan dan indikatornya agar lebih selaras dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang dapat menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian. Diharapkan dengan tersusunnya Perubahan Renstra dapat menjadi sebuah dokumen perencanaan yang lebih baik dalam mengawal proses pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung secara berkelanjutan.

KEPALA DINAS PERTANIAN

KABUPATEN BANDUNG

Ir. H.A. TISNA UMARAN, M.P. Pembina Utama Muda

NIP.196409231992031005

Page 112: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 VII - 106

LAMPIRAN

- SK TIM PENYUSUN PERUBAHAN RENSTRA

- PENGENDALIAN RENSTRA PERANGKAT DAERAH

Page 113: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor
Page 114: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor
Page 115: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor
Page 116: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor
Page 117: Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah ... · Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor