tahapan proses pemanenan

Upload: hedi-paramita

Post on 16-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TAHAPAN PROSES PEMANENAN, PERONTOKAN, DAN PEMBERSIHAN UNTUK PRODUKSI BENIH PADA TANAMAN MENTIMUN (Curcumis sativus L.)Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Perbenihan III

Kelompok 8Hedi Paramita150510100157Shinthia Nurhandayani150510100042KurniaAprilianti150510086001Rizky Renggana 150510090009Juliandre Romi 150510100085

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARANSEPTEMBER, 2013

BAB IPENDAHULUAN

Benih yang memiliki mutu baik merupakan salah satu kunci sukses produksi. Dalam negara yang sedang berkembang, kurang tersedianya benih bermutu sering kali menjadi faktor penghambat bagi perkembangan industri produksi benih. Tersedianya benih bermutu dipengaruhi oleh faktor seperti (1) penyediaan varietas unggul, (2) teknologi produksi benih, (3) penanganan benih pasca panen (teknologi pengolahan), dan (4) pemasaran. Di negara maju, perkembangan industri benih untuk menghasilkan benih bermutu ditunjang oleh beberapa faktor yaitu (1) meningkatnya jumlah varietas baru yang tersedia, (2) perkembangan sertifikasi benih dan program perundangan perbenihan, (3) perkembangan teknologi penanganan benih pasca panen, (4) pengetahuan yang lebih baik tentang mutu benih, (5) adanya seed grower (produsen benih). Salah satu faktor penentu benih bermutu dan layak dipasarkan yaitu teknologi dalam mengolah benih. Mentimun merupakan tanaman hortikultura yang salah satunya memiliki banyak permintaan, karena banyaknya manfaat selain sayuran yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan, juga dikembangkan dalam industri kosmetik, dan ilmu kesehatan. Sehingga perlunya mentimun dengan kualitas yang baik. Kualitas yang tinggi didapatkan dari benih bermutu yang awalnya diperoleh dari pengolahan benih yang baik.Mutu benih perlu diperhatikan sebab sangat menentukan keberhasilan usaha penanaman yang dilakukan. Untuk itu perlunya pemilihan benih yang tepat untuk melakukan pertanaman yang baik. Terutama pada tahapan pada teknologi produksi benih, yaitu proses pemanenan benih dari pohon induk betina unggul, perontokan benih, dan pembersihan. Sebagai salah satu proses awal untuk penentuan mutu benih, sehingga diproses ke tahap selanjutnya hingga pemasaran. Pemilihan pohon indukan betina pada saat pemanenan sangat penting untuk menentukan sifat yang diinginkan terutama pada tanaman hortikultura antara lain kualitas yang baik, cepat berproduksi, tahan cekaman, serta bebas dari serangan hama dan penyakit. Teknologi pengolahan benih merupakan faktor essensial dalam menentukan benih hasil panen layak dipasarkan atau tidak. Hal ini berkaitan dan akan mempengaruhi dengan kehilangan hasil dari proses pemanenan, kondisi benih secara fisik, kimia dan biologi. Benih bermutu tinggi dapat diperoleh bila panen dilakukan pada saat masak fisiologis, karena pada saat itu benih mempunyai bobot kering dan vigor yang maksimum (Hasanah dan Rusmin 1993). Benih yang telah masak lebih mudah dipanen dan dibersihkan dengan kehilangan hasil yang minimal. Panen sebelum benih masak dimana kadar air benih masih tinggi dapat menyulitkan terutama dalam perontokan dan pembersihan, sedangkan setelah lewat masak mutu benih dapat berkurang karena pengaruh cuaca buruk, rebah, dan rontoknya benih. Dengan proses pengolahan benih yang tepat, maka hasil yang didapatkan akan lebih maksimal setelah pemanenan dari lapangan. Benih dapat layak dipasarkan ke konsumen petani dan nilai produksi untuk industri benih akan meningkat secara tidak langsung.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Mentimun atau ketimun mempunyai nama latin Cucumis Sativus L. Mentimun termasuk dalam keluarga labu-labuan (cucubitaceae). Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masakdan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.Perubahan yang terjadi selama proses pematangan benih adalah:kadar air benih (seed moisture content), daya kecambah benih (seed viability), daya tumbuh benih (seed vigor), ukuran besar biji (seed size) dan berat kering benih (seed dry weight). (Kuswanto, 2003).Benih sayuran dikelompokkan menjadi dua grup sesuai dengan kondisi benih saat panen, yaitu: (1) benih kering (dry seeds), dipanen setelah kering di tanaman seperti pada buncis, okra, onion, selada, wortel, jagung manis; dan (2) benih dari buah basah (seeds of fleshy fruits). Ada dua tipe benih dari buah basah: a) berlendir (mucilaginous layer) pada tomat, mentimun, dan (b) tidak berlendir pada cabai, terong. Untuk grup dry seeds, pengeringan dilakukan di bawah matahari, dirontok secara manual, kemudian dibersihkan. Metode Ekstraksi Benih terdiri dari berbagai metode yaitu Metode Basah, fermentasi, mekanis, dan kimiawi. (Pitojo, 2005). Pada metode Fermentasi, Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila fermentasi dilakukan pada temperature 240C-270C maka diperlukan waktu 1-2 hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150C-220C, dbutuhkan waktu 3-6 hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi penyimpanan (Pitojo, 2005).BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pemanenan BenihPemanenan benih dilakukan pada saat buah matang fisiologis, Mutu fisiologis biji tertinggi diperoleh pada saat biji matang fisiologis. Semakin buahmasakwarna luar buah berubah menjadihijaupucat sampaiputih. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarnakuningpucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak danbijibelum masak fisiologi.Buahyang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanyahitam.Pada mentimun panen dilakukan setelah buah tampak menguning, dengan ciri permukaan kulit mengeluarkan net/garis berbentuk seperti jaring. Buah mentimun muda untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, sedangkan mentimun hibrida yang digunakan untuk pemanenan benih, dipanen 42 hari setelah tanam mentimun dipanen setelah matang. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Buah yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 - 20 cm dengan berat antara 80- 120 g. Buah yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 - 2,5 cm dengan berat 20 g adalah buah kualitas super.

3.2 Ekstraksi

Setelah buah dipanen, buah-buah tersebut diekstrak untuk mendapatkan benih yang lebih berisi. Hal ini dilakukan selama 3-5 hari. Untuk memisahkan biji dengan buahnya, buah kemudian dibelah untuk kemudian dikeluarkan isinya dan ditampung dalam wadah besar yang diberi air, untuk diperam atau di fermentasi selama satu malam atau beberapa hari. Busa akan terbentuk pada permukaan air pada wadah tersebut, ini menunjukkan bahwa terjadi proses fermentasi. Proses fermentasi pada benih mentimun yang merupakan benih dari buah basah yang termasuk dalam benih berlendir (mucilaginous layer) bertujuan untuk menghilangkan beberapa penyakit sehingga tidak terbawa seterusnya ke benih, karena sifat dari fermentasi adalah asam, sehingga dapat mematikan penyakit pada benih baik dari seed borne atau soil born.

3.3 Pembersihan Keesokan harinya baru dilakukan pencucian (pembersihan) untuk memisahkan benih dengan kotoran lainnya. Setelah itu Benih-benih yang telah bersih kemudian direndam dalam kaporit selama 5 menit, kemudian ditiris di tempat yang teduh selama 2 jam, setelah larutan kemudian dijemur selama 3 hari sampai kering. Benih itu kemudian dapat dicuci dengan air.Semua sisa daging buahnya harus dibuang. Lalu sebarlah benih di atas plat plastik, kayu atau logam untukdiangin-anginkan di bawah naungan.Penjemuran dilakukan mulai jam 8 pagi sampai jam 11 siang. Penjemuran diulangi lagi mulai jam 13.00 sampai sore. Hal ini dilakukan agar daya tumbuh benih tetap tinggi.pengeringan ini dilakukan secara manual,untuk skala yang lebih besar bisa menggunakan mesin yang bekerja secara otomatis. Pengeringan menggunakan mesin dehydrator elektrik membutuhkan waktu antara 10 dan 12 jam.

Gambar Mesin Pengolahan Benih Mentimun1. Mesin Treshing BeltType 3035.10.00Mesin pada umumnya digunakan untuk memisahkan benih keluar dari buahnya dalam skala besar. Sangat cocok untuk benih sensitive seperti lobak, mentimun, kacang dan bawang.Sumber: http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/threshers.htm2. Mesin Pre-cleanerType 4610.30.00Mesin ini sangat cocok untuk pembersihan awal benih gandum dan sayuran setelah dipisahkan (threshing). Selain itu digunakan untuk benih dalam jumlah besar.

Sumber: http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/cleaners.htm

3. Mesin Pengekstrak Benih Semi Otomatis

Tipe 3007.10.00Mesin ini memproses dan mengekstrak benih kecil dalam jumlah lebih banyak seperti benih tomat, mentimun, cabe dan sebagainya.

Sumber : http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/extractors.htm4. Mesin Pemisah Benih Magnetik

Type 4500.00.00 Mesin yang menggunakan tenaga magnet untuk memisahkan benih rusak atau particle lain dari benih baik. Cocok untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada benih mentimun, melon, lobak (keretakan),kapas (serangan hama), atau bawang (kontaminasi dengan tanah atau bagian tanaman.

Sumber : http://www.seedquest.com/machinery/expo/from/seedprocessingholland/separators.htm

BAB IVKESIMPULAN

Benih yang baik akan menentukan tinggi rendah suatu produk baik secara kualitas dan kuantitas. Secara kualitas benih akan dilihat dari internal (tingkat kemurnian benih, daya berkecambah, dan sifat kimia lainnya) dan eksternal (faktor lingkungan). Sedangkan kuantitas yaitu jumlah benih yang dapat dihasilkan dari proses pemanenan (benih dalam keadaan baik, retak, atau hancur). Kemudian beralih ke tahap pengolahan benih, benih dapat dipasarkan dengan tepat ketika memenuhi kriteria selama tahap pengekstrakan, fermentasi, pembersihan, pengeringan dan penyimpanan. Tahap pengolahan setiap benih berbeda beda tergantung golongan benih tersebut. Golongan benih yang biasa berpengaruhi dalam proses pengolahan yaitu benih ortodoks dan rekalsitran, benih basah dan benih kering, benih keras dan benih lunak. Proses pengolahan benih tidak terlepas juga dari pengaruh ketepatan waktu masak fisiologis benih Penyesuaian pengolahan setiap benih harus diperhatikan karena memiliki sifat sensitive dan tahan..Dengan memperhatikan factor factor tersebut proses pengolahan dapat meningkatkan daya tahan benih sehingga benih berada dalam keadaaan sesuai kriteria di pasar.

DAFTAR PUSTAKA

AS & PM.,2000. PVP Status: PVP Asia in balance. Asia Seed & Planting Material, 7 (3) : 18 19 247 hal.ISTA, 1985. International Rules for Seed Testing: Rules 1985. Seed Science and Technology, 13 (2) : 299 355.Kamil, J, 1982,Teknologi Benih I, Padang: Universitas AndalasKuswanto, Hendarto. 1997.Analisis Benih. Yogyakart:AndiKuswanto,Hendarto.2003,Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan PenyimpananBenih.Yogyakarta: KanisiusMurniati,E.1996.Informasi Hasil Penelitian Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap viabilitas benih kemiri (Aleurites moluccanaWilld.). Keluarga Benih 7(1):59-65Nurhayati, K. 1997.Pengaruh Ukuran dan Saat perkahan Buah Pada Proses Ekstraksi terhadap Perkecambahan dan Pertumbuahan SemaiKhaya anthotecaC.DC.Skrpisi. Bogor. Jurusan Manajeman Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.PitojoSetijo,2005.BenihKacang Tanah. Yogyakarta: KanisiusSadjad, Syamsoeoed. 1975.Dasar-dasar Teknologi Benih. Bogor: IPBSeed Processing Holland BV. USDA Federal Seed Act, 1976. Dalam makalah SEED Diakses melalui http://www.seedquest.com/id/s/SeedProcessingHolland.htm. Tanggal akses 21/09/2013 Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNIBRAW. Penerbit CV Rajawali, Jakarta.Sutopo, Lita. 2002.TeknologiBenih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Wahyu, C.M. dan Asep Setiawan. 1995.Produksi benih.Jakarta: Bumi Aksara