tahapan perkembangan kota di indonesia

10
PENGANTAR ARSITEKTUR KOTA AR5314 SEJARAH KOTA DI INDONESIA OLEH: SHARON DEBORA KALIGIS / 110212006 LINTONG DELILA / 110212018 MICHELLE A. M. NANGOY / 110212037 AGNES G. P ROSANG / 110212048 DOSEN PENANGGUNG JAWAB: DR. IR. LINDA TONDOBALA, DEA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR 2013

Upload: sharonkaligis

Post on 20-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Task

TRANSCRIPT

Page 1: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

PENGANTAR ARSITEKTUR KOTAAR5314

SEJARAH KOTA DI INDONESIA

OLEH:

SHARON DEBORA KALIGIS / 110212006

LINTONG DELILA / 110212018

MICHELLE A. M. NANGOY / 110212037

AGNES G. P ROSANG / 110212048

DOSEN PENANGGUNG JAWAB:

DR. IR. LINDA TONDOBALA, DEA

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR

2013

Page 2: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

Tahapan Perkembangan Kota di Indonesia

1. Masa Tradisional - Kolonial

Sejarah perkembangan kota di Indonesia dari masa tradisional sampai kolonial, secara umum dapat dibagi ke dalam empat periode (berdasarkan pembagian sejarah pertumbuhan aglomerasi di Asia Tenggara dan Indonesia menurut Lombard, dalam Sumalyo, 1993):

i. Periode I, dimulai dari abad III-IX, berdasarkan bukti-bukti Indianisasi, tulisan-tulisan di batu dan lain-lainnya model India.

Masa kerajaan Hindu-BuddhaKerajaan Taruma dan Kerajaan Sunda muncul di Jawa Barat, masing-masing pada

abad ke-4 dan ke-7, sedangkan Kerajaan Medang adalah kerajaan besar pertama yang berdiri di Jawa Tengah pada awal abad ke-8. kerajaan ini membangun beberapa candi Hindu yang terawal di Jawa yang terletak di Dataran Tinggi Dieng. Kerajaan mereka membangun berbagai candi pada abad ke-9, antara lain Borobudur dan Prambanan di Jawa Tengah.

Raden Wijaya mendirikan Majapahit, dan kekuasaannya mencapai puncaknya di masa pemerintahan Hayam Wuruk (m. 1350-1389Majapahit mengalami kemunduran seiring dengan wafatnya Hayam Wuruk dan mulai masuknya agama Islam ke Indonesia.

ii. Periode II, dari abad IX-XV ; berdasarkan bukti-bukti arkeologis seperti Angkor, Sekitar abad ke-10, pusat kekuasaan bergeser dari tengah ke timur pulau Jawa. Di wilayah timur berdirilah kerajaan-kerajaan Kadiri, Singhasari, dan Majapahit yang terutama mengandalkan pada pertanian padi, namun juga mengembangkan perdagangan antar kepulauan Indonesia beserta Cina dan India.

Masa kerajaan Islam

Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui Hindu dan Buddha sebagai agama dominan di Jawa,. Para penguasa Surabaya dan Cirebon berhasil ditundukkan di bawah kekuasaan Mataram, sehingga hanya Mataram dan Banten lah yang kemudian tersisa ketika datangnya bangsa Belanda pada abad ke-17.

iii. Periode III, dari abad XV sampai dengan XVIII ; di Jawa mulai tumbuh kota-kota Gresik, Tuban, Banten, Batavia, Aceh, Makassar, sejalan dengan masuknya Islam.

iv. Periode IV, abad XIX-XX ; kota-kota di Asia Tenggara makin tumbuh dan berkembang.

Apabila ditinjau lebih jauh morfologi kota-kota tradisional di Indonesia, bentuk pusat-pusat pemerintahan tradisional pada periode Majapahit merupakan lingkungan in tra-muros (di dalam dinding/benteng)hanya dengan satu pintu masuk terletak di utara. Di dalam dinding terdapat Kraton yang terbagi-bagi menjadi beberapa tempat tinggal: untuk raja, ayah raja, dan berbagai pengawal kerajaan. Di depan pintu gerbang di sebelah utara Kraton terdapat lapangan luas yang disebut Lebuh

Page 3: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

Agung. Keluarga kerajaan bertempat tinggal di sebelah barat., identik dengan penghunian para aristrokrat di Surakarta dan Yogyakarta.

Tamansari

Alun-alun Kidul

Page 4: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

Masjid Kauman

Tugu Jogja

2. Masa Pra VOC dan Masa Kolonial

Perkembangan kota masa pra-VOC terdiri dari:

I. Perkembangan kota zaman pra-VOC, kota-kota yang direncanakan pada masa sebelum kedatangan VOC.

II. Perkembangan kota zaman VOC, berupa perbentengan yang berpola kota abad pertengahan di Eropa Barat.

III. Kota-kota kolonial, terjadi di akhir abad ke-19.

Page 5: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

3. Masa Kolonial Abad ke-20

Merupakan masa yang dilandasi pemikiran perencanaan kota modern pada awal abad ke-20.

I. Revolusi industri

II. Politik kulturstelsel

III. Politik Etika (Etische Politiek)

IV. Pengembangan perangkat institusi dan konstitusi baru

Masa kolonial

Page 6: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

Hubungan Jawa dengan kekuatan-kekuatan kolonial Eropa dimulai pada tahun 1522, dengan diadakannya perjanjian antara Kerajaan Sunda dan Portugis di Malaka. Setelah kegagalan perjanjian tersebut, kehadiran Portugis selanjutnya hanya terbatas di Malaka dan di pulau-pulau sebelah timur nusantara saja. Sebuah ekspedisi di bawah pimpinan Cornelis de Houtman yang terdiri dari empat buah kapal pada tahun 1596, menjadi awal dari hubungan antara Belanda dan Indonesia.[9] Pada akhir abad ke-18, Belanda telah berhasil memperluas pengaruh mereka terhadap kesultanan-kesultanan di pedalaman pulau Jawa (lihat Perusahaan Hindia Timur Belanda di Indonesia). Meskipun orang-orang Jawa adalah pejuang yang pemberani, konflik internal telah menghalangi mereka membentuk aliansi yang efektif dalam melawan Belanda. Sisa-sisa Mataram bertahan sebagai Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Para raja Jawa mengklaim berkuasa atas kehendak Tuhan, dan Belanda mendukung sisa-sisa aristokrasi Jawa tersebut dengan cara mengukuhkan kedudukan mereka sebagai penguasa wilayah atau bupati dalam lingkup administrasi kolonial.

Di awal masa kolonial, Jawa memegang peranan utama sebagai daerah penghasil beras. Pulau-pulau penghasil rempah-rempah, misalnya kepulauan Banda, secara teratur mendatangkan beras dari Jawa untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.[10]

Inggris sempat menaklukkan Jawa pada tahun 1811. Jawa kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Britania Raya, dengan Sir Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderalnya. Pada tahun 1814, Inggris mengembalikan Jawa kepada Belanda sebagaimana ketentuan pada Traktat Paris.[11]

Penduduk pulau Jawa kemungkinan sudah mencapai 5 juta orang pada tahun 1815.[12] Pada paruh kedua abad ke-18, mulai terjadi lonjakan jumlah penduduk di kadipaten-kadipaten sepanjang pantai utara Jawa bagian tengah, dan dalam abad ke-19 seluruh pulau mengalami pertumbuhan populasi yang cepat. Berbagai faktor penyebab pertumbuhan penduduk yang besar antara lain termasuk peranan pemerintahan kolonial Belanda, yaitu dalam menetapkan berakhirnya perang saudara di Jawa, meningkatkan luas area persawahan, serta mengenalkan tanaman pangan lainnya seperti singkong dan jagung yang dapat mendukung ketahanan pangan bagi populasi yang tidak mampu membeli beras.[13] Pendapat lainnya menyatakan bahwa meningkatnya beban pajak dan semakin meluasnya perekutan kerja di bawah Sistem Tanam Paksa menyebabkan para pasangan berusaha memiliki lebih banyak anak dengan harapan dapat meningkatkan jumlah anggota keluarga yang dapat menolong membayar pajak dan mencari nafkah.[14] Pada tahun 1820, terjadi wabah kolera di Jawa dengan korban 100.000 jiwa.[15]

Kehadiran truk dan kereta api sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sebelumnya hanya menggunakan kereta dan kerbau, penggunaan sistem telegraf, dan sistem distribusi yang lebih teratur di bawah pemerintahan kolonial; semuanya turut mendukung terhapusnya kelaparan di Jawa, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan penduduk. Tidak terjadi bencana kelaparan yang berarti di Jawa semenjak tahun 1840-an hingga masa pendudukan Jepang pada tahun 1940-an.

Page 7: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

[16] Selain itu, menurunnya usia awal pernikahan selama abad ke-19, menyebabkan bertambahnya jumlah tahun di mana seorang perempuan dapat mengurus anak.[16]

4. Kota Dekade 1950-an

Merupakan masa transisi dari masa penjajahan ke masa kemerdekaan yang menyangkut berbagai bidang pembangunan di Indonesia. Lonjakan jumlah penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, dll disebabkan oleh faktor ekonomi, faktor politik, faktor daya tarik, dan faktor psikologis.

5. Kota Masa Repelita

Perkembangan wilayah terbangun secara sporadis di pinggiran dalam atau luar kota merupakan fenomena yang terjadi pada kebanyakan kota-kota besar. Lingkungan perumahan padat di bagian tengah kota atau kampung merupakan masalah perumahan yang juga mendapat perhatian khusus.

6. Setelah Era Reformasi Sampai Sekarang

Pemekaran daerah periode 1999-2011.

Sejak era reformasi tahun 1998, potret pembangunan wilayah di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Kewenangan kepala daerah (gubernur, bupati dan wali kota) dalam mengembangkan wilayah tercermin dari berbagai kebijakan yang tertuang dalam peraturan daerah (perda) sesuai UU Otonomi Daerah. Pelaksanaan kegiatan pembangunan didasarkan pada rencana pembangunan daerah dan rencana pembangunan idealnya disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah. Rencana tata ruang wilayah sebagai pedoman dalam pengelolaan wilayah disusun berdasarkan keinginan dan harapan rakyat (seluruh stake holder/pemangku kepentingan), yang

secara sederhana disebut sebagai cerminan “visi” yang ditetapkan pemerintah daerah. Keadaan

kota di indonesia mulai tertata dan semakin berkembang menjadi kota modern.

Dengan adanya kebijakan-kebijakan/aturan yang diberlakukan dalam pembangunan kota ini, membuat kota menjadi teratur dan lebih terarah. Pada masa ini industri semakin berkembang dan ditandai dengan kemunculan privat city dan usaha real estate yang berkembang pesat, banyak lahan yang digunakan sehingga lama kelamaan pembangunan ke arah vertikal juga semakin marak

Page 8: Tahapan Perkembangan Kota Di Indonesia

Kawasan Real EstateCiputra World Surabaya

KOTA JOGJAKARTA

KOTA JAKARTA

KOTA BUKIT TINGGI