bentuk dan perkembangan kota machu picchu

11
Disusun Oleh: Ainun Dita Febriyanti 3609 100 019 Tugas Morphologi Kota Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Upload: ainun-dita-febriyanti

Post on 30-Jun-2015

424 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

Disusun Oleh:

Ainun Dita Febriyanti 3609 100 019

Tugas Morphologi Kota

Bentuk dan Perkembangan Kota

Machu Picchu

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2011

Page 2: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

1

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota merupakan lingkungan binaan manusia yang sangat komplek yang

didalamnya terdapat berbagai macam sudut pandang. Kota dapat tumbuh melalui 2

(dua) tahapan yaitu tahapan kota yang direncanakan (created city) dan tahapan

kota yang tidak direncanakan (ville spontande). Pertumbuhan kota sendiri dibahas

dari sudut bentuk dan struktur kotanya yang memberikan arahan tentang

bagaimana cara memandang morphologi kota (Parimin, 1996: 3). Perkembangan

perkotaan adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan ke

keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan keadaan tersebut

biasanya didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk menganalisis ruang yang

sama. Menurut J.H.Goode dalam Daldjoeni (1996: 87), perkembangan kota

dipandang sebagai fungsi dari pada faktor-faktor jumlah penduduk, penguasaan alat

atau lingkungan, kemajuan teknologi dan kemajuan dalam organisasi sosial.

Kota akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan

kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan politik yang melatar belakanginya.

Perencanaan dan perancangan kota sebagai pengendali perkembangan kota sebagai

proses formal, membawa implikasi pola morfologi kota.

Morfologi kota merupakan kesatuan elemen pembentuk kota yang mencakup

banyak aspek, misalnya aspek detail (bangunan, sistem sirkulasi, dan prasarana

kota), aspek tata bentuk kota (pola tata ruang, komposisi lingkungan terbangun

terhadap pola bentuk disekitar kawasan studi) dan aspek peraturan (totalitas

rencana dan rancangan kota yang memperlihatkan dinamika kawasan kota).

Kota Machu Picchu merupakan salah satu kota perbukitan di Peru. Kota ini

direncanakan dengan cara yang unik, yaitu direncanakan sebagai kota yang sesuai

dengan lokasi mereka berada. Machu Picchu dibangun membentuk teras bertingkat

di lereng pegunungan. Kota ini terletak pada belahan bumi selatan, sekitar 13

derajat selatan khatulistiwa. Morfologi kota Machu Picchu sendiri mengalami

perkembangan pada setiap tahapnya yang tercermin dalam sejarah perkembangan

Machu Picchu.

Page 3: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

2

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

1.2 Rumusan Masalah

Perkembangan morfologi kota Machu Picchu dari awal pembentukannya

hingga sekarang dapat dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sejarah dan proses perkembangan kota Machu Picchu ?

2. Apa saja ciri fisik dan ciri non fisik dari kota Machu Picchu?

3. Apa faktor atau aspek dominan yang mempengaruhi bentuk kota Machu Picchu?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diidentifikasikan untuk

penyusunan makalah ini, didapatkan tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Mengetahui sejarah dan proses perkembangan kota Machu Picchu.

2. Mengetahui ciri fisik dan ciri non fisik dari kota Machu Picchu.

3. Mengetahui faktor atau aspek dominan yang mempengaruhi bentuk kota Machu

Picchu.

Page 4: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

3

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Proses Perkembangan Kota Machu Picchu

Kota Machu Picchu atau yang sering disebut dengan The Lost City of Inca

dibangun pada tahun 1450 M oleh pendiri kerajaan Inca Pachacutec Yupanquiv

dengan gaya Inca kuno. Kota ini terletak 2.350

meter di atas permukaan laut di puncak bukit

kecil di antara pegunungan Andes. Machu

Picchu adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca

yang terletak di atas lembah Urubamba di

Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.

Sebelum pasukan Spanyol tiba, cacar

menyebar di antara penduduk Inca pada tahun

1527. Lima puluh persen penduduk terbunuh

oleh penyakit ini. Kegagalan pemerintah dalam

mengatasi kemelut ini melahirkan pemberontakan hingga jatuh ke dalam perang

saudara. Pada tahun 1550 Masehi Kerajaan Inca ini berhasil ditaklukan oleh bangsa

Spanyol. Pada saat ini pula penduduk Kota Machu Picchu meninggalkan tempat

tinggalnya sehingga Kota Machu Picchu menjadi sebuah kota mati tanpa penghuni.

Pasukan Spanyol sendiri tidak pernah menemukan keberadaan Machu Picchu sehingga

keberadaannya tidak pernah diketahui oleh bangsa Eropa. Namun, kota ini masih

dikenal di kalangan suku Inca setempat.

Pada tanggal 24 Juli 1911, seorang arkeolog dari Universitas Yale, Hiram

Bingham, berhasil sampai ke lokasi reruntuhan Kota Machu Picchu (saat itu ditutupi

oleh berbagai macam pepohonan) saat berpetualang mendaki Gunung Andes dan

memperkenalkannya pada dunia luar (bangsa Eropa). Sejak saat itu, reruntuhan Kota

Machu Picchu menjadi objek wisata yang menarik bagi para turis asing, terutama dari

kalangan akademisi untuk melakukan berbagai penelitian.

Awalnya Bingham hanya berniat untuk menjelajahi vegetasi liar di Gunung

Andes sebagai sebuah ekspedisi ilmiahnya. Baginya, penjelajahan seperti ini sangatlah

luar biasa. Pada saat ia menerobos suatu semak belukar yang sangat lebat dengan

bantuan kedua tangannya, dari kejauhan tampak sebuah bangunan kuno

menakjubkan yang terkubur oleh tingginya ilalang yang terlihat olehnya, yaitu Machu

Gambar 2.1 Kota Machu Picchu, kota peninggalan bangsa Inca.

Page 5: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

4

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

Picchu. Beberapa teori yang berkembang di masyarakat, menyebutkan bahwa Machu

Picchu diperkirakan termasuk ke dalam generasi Inca ke-9 yang berkuasa pada

pertengahan abad ke-15.

Dari hasil penelusuran Bingham tersebut, Machu Picchu dimanfaatkan oleh

Inca sebagai kota upacara rahasia yang bersifat sakral. Kemungkinan besar Machu

Picchu merupakan tempat pelatihan pendeta atau pengantin bangsawan Inca. Hal ini

dapat dilihat melalui tulang-tulang yang telah

ia temukan.

Machu Picchu merupakan simbol

komunitas dan dedikasi. Machu Picchu berarti

'gunung tua' dalam bahasa Indian setempat.

Machu Picchu dibangun oleh orang-orang Inka

dalam bentuk kota kecil (5 mil persegi) yang

tidak akan nampak bila dilihat dari kaki bukit

sehingga akan aman dari musuh. Di sekitarnya

terdapat terasering tanah pertanian dengan

sistem irigasi yang menggunakan mata air

alami di puncak gunung. Kota ini dibangun

dengan gaya arsitektur Inca kuno dengan batu tembok berpelitur. Bangunan utama

yang ada di dalamnya antara lain Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga

Jendela. Tempat-tempat ini disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu. Fungsi

utama dari pembangunan kota ini adalah sebagai observatorium astronomi.

Pertumbuhan kota ini diawali dengan penempatan bangunan utama pada

bagian puncak bukit. Hal ini dapat dilihat dari letak Intihuatana di puncak bukit yang

merupakan tempat utama bagi penduduk Inca untuk melakukan perhitungan siang

dan malam. Kota Machu Picchu berkembang melalui beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahapan pertama

Mengembangan sistem pertanian dengan menanam jagung, kentang, dan koka.

b. Tahapan kedua

Membangun bangunan yang terbuat dari batu.

c. Tahapan ketiga

Membangun ibukota imperium di lembah Cuzco, membangun benteng dan saluran

irigasi, serta membangun jalan raya.

Gambar 2.2 Intihuatana: tempat yang digunakan untuk ”mengikat matahari” menurut kepercayaan Bangsa Inca; dianggap sebagai tempat yang mempunyai energi luar biasa.

Page 6: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

5

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

2.2 Ciri Fisik dan Ciri Non Fisik

Sama halnya dengan kota-kota lain, kota Machu Picchu ini memiliki ciri fisik dan ciri

non fisik. Adapun kedua ciri tersebut diantaranya adalah:

2.2.1 Ciri Fisik

Ciri fisik kota ini dapat dilihat dari keadaan geografis kota Machu Picchu

sendiri. Machu Picchu terletak di belahan bumi selatan, sekitar 13 derajat

selatan khatulistiwa. Kota ini terletak 2.350 meter di atas permukaan laut di

puncak bukit kecil di antara pegunungan Andes. Oleh karena itu, ia memiliki

iklim yang dingin. Total luas keseluruhan area Machu Picchu mencapai 325.92

km persegi.

Musim yang ada di Machu Picchu terbagi menjadi 2, yaitu musim

kemarau dan musim penghujan dimana musin penghujan jatuh pada bulan

Oktober sampai dengan bulan April.

Machu Picchu terdiri dari sekitar 200 bangunan yang memiliki dinding

polygonal dengan karakteristik periode Inca. Bangunan tersebut berbobot ± 50

ton, dibangun dengan ketelitian sehingga sebilah pisau tipis pun tak dapat

menembus dinding-dindingnya. Machu Picchu memiliki lahan pertanian yang

luas untuk ditanami jagung, koka, dan kentang, mengingat sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Penduduk Inca membangun

terasering untuk mendapatkan hasil tani setinggi mungkin.

Struktur bangunan kota diukir

dari batu granit abu-abu yang

berasal dari puncak gunung. Batuan

seberat ± 50 ton dipahat dengan

cermat dan digabungkan

membentuk bangunan tanpa adanya

bahan perekat. Posisinya sangat

rapat sehingga tak ada lubang

sekecilpun diantara bebatuan itu.

Yang luar biasa adalah presisi

pemasangan yang begitu rapi dan halus hingga tidak menyisakan celah

sedikitpun (setiap sambungan bahkan tidak dapat disisipi bahkan oleh pisau

yang paling tipis sekalipun).

Satu hal yang menarik tentang Machu Picchu adalah arsitektur

lanskapnya. Formasi batu digunakan dalam pembangunan struktur, patung-

Gambar 2.3 Salah satu bentuk dinding di Machu Picchu

Page 7: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

6

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

patung, waduk, dan kuil-kuil yang menggantung di tebing curam. Bentuk atap

rumah-rumah yang terbuat dari jerami dan pintu dan jendela yang berbentuk

trapesium juga tidak biasa.

Bentuk kota Machu Picchu menyerupai sepeti pita (Ribbon Shaped Cities)

dimana pada bentuk ini terlihat adanya peran jalur memanjang (jalur

transportasi) yang sangat dominan dalam mempengaruhi perkembangan kota,

dan terhambatnya perluasan ke arah samping. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

2.2.1 Ciri Non Fisik

Penduduk asli yang tinggal di Machu Picchu adalah suku bangsa Inca.

Sebagian besar bangsa Inca bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dapat

dilihat dari pembuatan terasering dan sistem irigasi yang dibangun di lahan

pertanian mereka. Tujuan dari pembuatan terasering dan sistem irigasi tersebut

adalah untuk mengurangi erosi dan meningkatkan area budidaya. Adapun

tanaman yang ditanam diantaranya adalah jagung, koka, dan kentang.

Wilayah Machu Picchu ini dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu area perkotaan,

pertanian, dan agama. Pembagian wilayah ini diatur sedemikian rupa sehingga

Page 8: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

7

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

fungsi bangunan yang dibangun sesuai dengan bentuk lingkungan. Daerah

bangunan berupa wilayah perkotaan dan pertanian di Machu Picchu ditempati

oleh guru, petani dan anak-anak. Sedangkan area agama yang pada umumnya

terletak di puncak bukit ditempati oleh pendeta/kamu ulama di Machu Picchu.

Di tempat inilah mereka biasanya melakukan upacara keagamaan.

Kesakralan kota Machu Picchu ini masih terlihat jelas. Di puncak bukit

terdapat sebuah batu yang diberi nama Intihuatana (dalam bahasaa Inggris

disebut hitching post of the sun) merupakan tempat yang tepat untuk

perhitungan waktu siang dan malam serta periode cuaca. Pada tanggal 21

Maret dan 21 September tengah hari, matahari tepat berada di atas pilar-pilar

Intihuatana (juga disebut Sukhanka Saywa atau batu) sehingga tidak ada

bayangan pilar sama sekali. Pada saat itulah, suku Inca mengadakan sebuah

upacara keagamaan di Intihuatana yang bertujuan untuk menahan pergerakan

matahari agar tidak menuju ke utara.

Selain itu, terdapat upacara yang dilakukan saat titik balik musim panas

di belahan bumi bagian selatan, yakni pada tanggal 21 Desember. Pada tanggal

itu, matahari terbenam tepat di balik Pumasillo (cakar Puma) yang mereka

anggap sebagai tempat tersuci di Gunung Vilcabamba.

Legenda menyebutkan, barangsiapa menempelkan dahinya pada batu

Intihuatana maka ia akan dibukakan pandangannya ke alam spiritual/roh.

Orang-orang Inca sangat percaya bahwa kehancuran Intihuatana akan

menyebabkan kematian dewa-dewa pelindung setempat.

Bangunan yang ada di Machu Picchu ini bertingkat-tingkat. Semakin

tinggi tingkatan bangunan, maka semakin tinggi tingkat kekuasaan orang yang

menempatinya.

2.3 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Bentuk Kota

Karena Kota Machu Picchu ini termasuk dalam kota yang direncanakan

pertumbuhannya, pertumbuhan kota ini dikontrol oleh sebuah peraturan. Pada tipe

kota ini terdapat distribusi yang rasional terhadap berbagai blok penggunaan seperti

perumahan, industri, komersial dan lainnya. Serta penyediaan berbagai amenities

seperti jaringan jalan, drainase, air bersih, dan lainnya, benar-benar direncanakan

sesuai dengan kebutuhan.

Kota Machu Picchu tumbuh secara vertikal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk-

bentuk bangunan yang ada di kota ini yang mayoritas bentuknya dirancang dan

Page 9: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

8

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

dikembangkan sebagai bangunan berlantai banyak atau bertingkat. Pengembangan

kota ini dipisah menjadi 2 bagian besar yaitu Urban Section dan Cultivation Terraces.

Pemisahan ini pada dasarnya digunakan untuk membuat saluran kering yang

bertujuan mengaliri air hujan. Cultivation Terraces digunakan sebagai zona pertanian,

dimana di dalam zona ini terdiri atas teras sawah yang dibentuk dari batu-batu yang

tidak teratur bentuknya. Sistem sawah teras atau yang biasa disebut dengan

terasering ini dapat menghindari erosi tanah yang yang disebabkan oleh curah hujan

tinggi dan juga memberikan perlindungan efisien pada tanaman yang tumbuh di

daerah miring mengingat kawasan kota Machu Picchu terdiri atas buki-bukit.

Urban Section digunakan untuk wilayah perkambungan yang dibagi lagi ke

dalam 2 wilayah besar. Pertama, wilayah suci yang digunakan untuk upacara

keagamaan. Kedua, merupakan wilayah permukiman penduduk. Wilayah

permukiman penduduk terdiri atas beberapa kelompok, yaitu kelompok penjara,

bangunan mortar, tiga jalan pintu, dan kelompok petinggi.

Aspek budaya berupa kemajuan seni bangunan yang ditandai dengan

dibangunnya kuil dan benteng besar dari batu semakin memperkuat dari

perkembangan kota Machu Picchu. Selain bertani, penduduk Inca melakukan

kegiatan perdagangan dengan cara barter. Kerajinan keramik dan tekstil berkembang

dengan baik. Pewarisan budaya di kota ini dilakukan secara lisan oleh leluhur mereka

yakni melalui puisi dan musik.

Adapun hasil kebudayaan dari penduduk kota Machu Picchu diantaranya adalah

bangunan-bangunan megah yang terbuat dari batu, serta kepercayaan pada dewa-

dewa.

Kawasan Urban

Section Kawasan Cultivation

Terraces

Page 10: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

9

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

BAB III

PENUTUP

Kota Machu Picchu atau yang lebih dikenal dengan The Lost City of Inca merupakan

kota yang direncanakan pertumbuhannya. Kota ini direncanakan dengan cara yang unik,

yaitu direncanakan sebagai kota yang sesuai dengan lokasi mereka berada. Machu Picchu

terletak di antara pegunungan Andes. Dalam perkembangannya kota ini didominasi oleh

factor kebudayaan yang dapat dilihat dari bangunan kuil-kuil besar di sepanjang

perbukitan.

Sebagian besar penduduk Machu Picchu bermata pencaharian sebagai petani.

Mereka membangun terasering dan sistem irigasi untuk memperoleh hasil pertanian yang

baik. Pembangunan kota yang vertikal melalui bangunan gedung-gedung bertingkat dapat

menghemat pemakaian tanah. Selain itu adanya bangunan-bangunan bertingkat di kota

ini membuka peluang yang luas bagi pemanfaatan konstruksi teknologi modern.

Adanya aspek fisik dan aspek non fisik yang ada di kota ini juga berpengaruh

terhadap perkembangan kota Machu Picchu. Dengan adanya kedua aspek tersebut,

perencanaan dan perancangan kota sebagai pengendali perkembangan kota sebagai

proses formal, membawa implikasi pola morfologi kota Machu Picchu.

Page 11: Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

10

Perkembangan Pemukiman Surabaya

Tugas Morphologi Kota (RP09-1315)

Bentuk dan Perkembangan Kota Machu Picchu

DAFTAR PUSTAKA

Amaru, Tupac. The Life, Time, and Execution of The Last Inca. Diunduh dari

http://jqjacobs.net/andes pada tanggal 19 Februari 2011.

Huda, Bastomi. 2010. Machu Picchu – The Lost City of Inca. Purworejo. Diunduh dari

http://bastomi-huda.blogspot.com pada tanggal 18 Februari 2011.

Purwadio, Heru. 2011. Bahan Ajar Mata Kuliah Morphologi Kota. Jurusan Perencanaan

Wilayah dan Kota ITS. Surabaya.

Syamsudin, Helius. 1996. Materi Pokok Sejarah Dunia. Dekdikbud. UT Jakarta.

________________. 2010. Machu Picchu, Legenda Kota Inca yang Hilang. Diunduh dari

http://matanews.com pada tanggal 18 Februari 2011.