tahapan kerja gtl

7
TAHAPAN KERJA GTL Posted on 05/12/2012 by drgnyeleneh 3 Votes Kunjungan Pertama 1. Cetak rahang pasien dengan stock tray biasa dan alginate 2. Yang harus diperoleh : a. Rahang Atas : Seluruh vestibulum tercetak, tuber maksilaris, fovea palatina b. Rahang Bawah : seluruh vestibulum tercetak, retromolar pad, seluruh regio lingual, retromylohioid LABORATORIUM : 1. Cor cetakan dengan stone gips 2. Minta tekniker untuk buat sendok cetak perorangan rahang atas dan rahang bawah (kalau yakin semua anatomi di atas diperoleh,bisa tanpa tahapan pembentukan penutupan tepi/greenstick) à bahan scp : acrylic self cured biasa,jangan shellac. 3. Di model yang sama dengan model yang dipake untuk membuat scp, diuat galengan gigit dari bahan wax (ga usah pake acrylic)

Upload: adi-costa

Post on 08-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

rr

TRANSCRIPT

TAHAPAN KERJA GTLPosted on05/12/2012bydrgnyeleneh3 Votes

Kunjungan Pertama1. Cetak rahang pasien dengan stock tray biasa dan alginate2. Yang harus diperoleh :a. Rahang Atas : Seluruh vestibulum tercetak, tuber maksilaris,fovea palatinab. Rahang Bawah : seluruh vestibulum tercetak, retromolar pad,seluruh regio lingual, retromylohioidLABORATORIUM :1. Cor cetakan dengan stone gips2. Minta tekniker untuk buat sendok cetak perorangan rahang atas dan rahang bawah (kalau yakin semua anatomi di atas diperoleh,bisa tanpa tahapan pembentukan penutupan tepi/greenstick) bahan scp : acrylic self cured biasa,jangan shellac.3. Di model yang sama dengan model yang dipake untuk membuat scp, diuat galengan gigit dari bahan wax (ga usah pake acrylic)4. Jadi nanti dengan satu model diperoleh SCP RA RB dan galengan gigit RA RBKunjungan Kedua1. Mencoba SCP lihat tepinya, dari batas mukosa bergerak dan bergerak (tarik mukosa pipi lihat batas mukosa yang bergerak dan yang nempel di tulang alveolar/tidak bergerak), dari batas itu harus ada space sekitar 2 mm untuk tempat greenstick compound ( tepi scp hrs berhenti di daerah mukosa tdk bergerak atau yang nempel di tulang alveolar). Daerah lingual juga harus ada jaraknya, caranya sibak dengan kaca mulut disitu kelihatan mana yang nempel tulang alveolar mana yg bergerak dan jadi satu sama dasar mulut. Nanti di daerah sublingual (daerah dibelakang premolar pertama) agak ditebelin biar basis bisa diperluas dengan arah horizontal.2. Aplikasi green stick compound kalau yakin semua anatomi penting tercetak ga usah dikerjakan, tapi syaratnya ridge masih bagus dan tinggi3. Setelah di green stick, dilakukan pencetakn, seharusnya dengan zinc oxide eugenol paste, tapi kalau ga ada pake reversiblehydrocoloid biasa (alginate) konsistensinya dibuat encer dan pengadukan HARUS homogen, cetak seperti biasa kalau ,mencetak kedua. Cetakan langsung di cor dengan stone biasa (moldano) jangan gips, hasil cor ini adalah model kerja yang nantinya diserahkan ke tekniker untuk tempat galengan yang sudah disesuaikan sampai fiksasi didalam mulut, jadi cetakan lama jangan diserahkan ke tekniker lagi.4. Sambil menunggu model kerja kering, lakukan penentuan tinggi gigit (penentuan DV) seperti biasa.5. Penentuan DV :a. Penyesuaian galengan gigit rahang atas didalam mulut (apakah batasnya sesuai dengan batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, apakah bagian labial dari galengan cukup mendukung bibir, bibir simetris dll)b. Penentuan tinggi galengan gigit bagian anterior, apakah sdh tepat di bagian paling bawah merah bibir atau bisa juga sedikit terlihat galengannya sktr 1 smp 2 mm.c. Tentukan kesajajarannya, jika tidak ada occlusal bite plane (biasa di kampus disebutnya bite fork) dapat memakai perkiraan mata kita saja, patokannya untuk anterior harus sejajar dengan inter pupil, kalau posterior dilihat saja harus naik dari arah anterior ke posterior secara bersama kanan dan kiri seimbang. Patokan lain untuk posterior rahang atas harus berhenti di atau 2/3 retromolar pad.d. Kalau sdh seimbang kanan kiri dan rata, dengan tetap memasang galengan gigit rahang atas di dlm mulut, hitung dimensi vertical istirahatnya (DVI). Cara : tentukan dua titik pada puncak hidung dan dagu pasien (hrs segaris kalau dihubungkan), minta pasien untuk melakukan instruksi sebagai berikut : (1) menelan ludah kemudian rileks, (2) buka tutup mulut smp pasien agak lelah sktr 4 ato 5 kali buka tutup mulut sdh bs diperoleh, (3) mengucapkan huruf M tapi saat huruf sls disebutkan bukan saat bibir atas dan bawah msh mengatup. Lakukan semua instruksi itu smp ada konstanta yang sama saat diukur dengan penggaris dan menghubungkan dua titik tadi.e. Setelah diperoleh DVI maka di masukkan ke dalam rumus untuk mencari dimensi vertikal oklusinya (DVO = DVI- free way space 2 mm).f. Dengan menggunakan pedoman DVO yg ada, masukkan galengan gigit rahang bawah setelah sebelumnya dilakukan penyesuaian galengan gigit rahang didalam mulut (apakah batasnya sesuai dengan batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, apakah bagian labial dari galengan cukup mendukung bibir, bibir simetris, sudut bibir seimbang dll). Sesuaikan galengan gigit RA dan RB sampai rapat dan tidak ada celah (kalau pasien menggigitkan rahang, dimasukkan lecron dioklusal galengan saat gigit kemudian di putar lecronnya gigitan tidak terbuka) serta ukuran dari dua titik ekstra oral saat rahang menggigit sesuai dengan DVO yang tadi diperoleh.g. Minta pasien untuk mengucapkan huruf desis s atau menghitung angka dengan akhiran s seperti sebelas duabelas dan lain lain. Pada saat itu harus ada ruang sekitar 2 mm untuk mengetahui jarak bicara terdekat pasien. Jika lebih dari itu berarti DV pasien terlalu rendah (tapi apabila penambahan tinggi DV memperburuk estetis pasien atau memberikan keluhan sakit pada sendi, biarkan saja tidak perlu dikurangi), apabila jarak kurang dari 2 mm maka DV sudah pasti harus dikurangi, tidak boleh dibiarkan.h. Setelah tinggi gigitan atas dan bawah atau DVO sdh sesuai dicari posisi rahang bawah paling posterior atau biasa disebut sebagai letak gigitan, dimana kita harus mencari posisi rahang bawah paling sentrik. Caranya: bisa dengan menginstruksikan pasien untuk menelan ludah kemudian menggigitkan rahangnnya atau membuat tombol di bagian midline posterior daerah palatal menggunakan wax yg dibulatkan dengan diameter kurang lebih sekitar 1 cm kemudian menginstruksikan pasien menyentuhkan ujung lidah ke tombol tersebut dan tanpa menurunkan posisi ujung lidah pasien menggigitkan kedua rahangnya (tapi tergantung frenulum lingualisnya, jika frenulumnya rendah, buat letak tombol semampu ujung lidah menyentuh saja, tidak perlu sampai posterior).i. Setelah letak gigitan diperoleh, tandai seperti biasa posisi paling stabil di bagian posterior kanan kiri dan anterior (sekalian menentukan midline wajah pasien dari puncak hidung membagi dua wajah sama rata)j. Tandai juga letak gigi kaninus. Bisa ujung cups kaninus (dari cuping hidung lurus ke galengan) atau distal kaninus (dari sudut mata bagian dalam ke cuping hidung di sisi yang sama ke galengan gigit)k. Kemudian fiksasi dengan isi staples. Kalau sulit anterior saja di fiksasi dulu tanpa merusak tanda letak garis midline dan posisi kaninus baru setelah itu posterior di fiksasi di luar mulut atau saat galengan gigit RA RB yang sudah terfiksasi dikeluarkan dari dalam mulut.6. Keluarkan model kerja yang sudah dicor, satukan galengan gigit RA RB yang sudah difiksasi dengan model kerja baru RA RB. Ingat model lama dari gips yang awalnya dipakai untuk membuat SCP dan galengan jangan dikembalikan ke tekniker, biar tekniker meng adjust galengan yang sudah difiksasi dengan model yang baru. Kecuali tahapan aplikasi greenstick dan cetak kedua tidak dilakukan7. Serahkan kepada tekniker dengan penentuan warna gigi sesuai usia dan warna kulit pasien. Ada tekniker yang memakai nomer, ada yang dengan huruf. Urutan dari muda ke terang yang biasa dipakai tekniker adalah 62-68-77-81, 81 hanya dipakai untuk orang yang kulitnya sangat gelap, untuk kulit putih dan cenderung masih muda bisa pakai 62 tapi kalau sudah tua 68, warna diantara itu bisa pakai 77 tapi cenderung ke gelap. Biasanya angka-angka itu yang tekniker sedia. Kalau huruf pakai saja A3 dan A3,5 untuk standarisasinya. Ukuran gigi diinformasikan mesial distalnya dari midline menuju kaninus (biasanya distal kaninus).

BAGI MAHASISWA KEDOKTERAN GIGI ATAU RESIDEN! KASIH KOMENNYA DONG + BAGUS APA NGGA NIH POSTINGAN. DITUNGGU YAKunjungan ketiga1. Mencoba gigi tiruan malam, untuk melihat apakah pemilihan gigi sesuai di mulut pasien (tanya pendapat pasien)2. Lihat tepi sayapnya apakah sudah tepat dan sudah melekat ke mukosa.3. Cek gigi geligi harus oklusi rapat (tidak perlu artikulasi)4. Minta pasien mengucapkan huruf desis kembali untuk melihat apakah DV pasien berubah5. Saat dikembalikan ke tekniker instruksikan tekniker untuk membuat post dam dibagian posterior rahang atasTIDAK BOLEH LUPA6. Tahapan ini bisa dilewatkan apabila sudah yakin semua poin di atas tidak ada masalah dan dapat langsung pas akrilik, tapi instruksi pembuatan post dam harus tetap disampaikan (saat menyerahkan galengan gigit dan model kerja terbaru).Kunjungan keempat1. Pas akrilik, cek semua seperti saat mengecek pas malam2. Kalau ada yang sakit saat gtl dimasukkan dalam mulut (belum boleh dioklusikan), buat PIP untuk mengetahui dimana letak rasa sakitnya.3. PIP (pressure indicator paste) dibuat dengan mencampur fletcher dan minyak zaitun sampai terbentuk pasta, aplikasi dengan kuas kecil ke permukaan cetak (bagian dalam gigi tiruan), masukkan ke dalam mulut dan keluarkan (tidak boleh beroklusi, harus per rahang), daerah yang sakit dan menekan akan terbukti dengan hilangnya pasta, ambil daerah tersebut atau bebaskan dari penekanan denngan mengurangi basis menggunakan fresher stone pink)4. Cek oklusi dengan articulating paper (oklusikan gigi geligi), bagian yang tebal dan menekan dikurangi sampai semua bagian rata5. Artikulasi boleh di cek tapi jangan terlalu diambil. Saat kontrol saja boleh diambil karena posisi gigi tiruan belum stabil didalam mulut.(c) drg. Siti Chandra Dwijayanti,SP.Prostpost by drg. Pramono R