lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/bab iii.pdfkomedi,...

28
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

25

BAB III

METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis bersama rekan tim merancang sebuah

project animasi pendek hybrid 3D dan 2D yang berjudul Story of Colors dengan

tema action komedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga menit. Animasi

pendek berjudul Story of Colors ini menceritakan tentang kehidupan sebuah cat

yang datang ke dalam dunia manusia. Setting latar dan waktu pada animasi

pendek ini menggunakan setting tempat di kota Jakarta dengan lokasi spesifik

daerah kawasan Kota Tua Jakarta. Tugas akhir yang penulis dan rekan tim

kerjakan menggunakan 2 teknik pengerjaan yaitu 2D dan 3D yang dirancang

berdasarkan dari sumber observasi visual dan dokumentasi lapangan.

3.1.1. Sinopsis

Animasi pendek Story of Colours menceritakan tentang kehidupan tiga buah

tokoh cat, yakni biru, merah dan kuning diutus oleh Tuhan-nya untuk mendatangi

sebuah tempat tinggal manusia, dimana cat tersebut bertugas untuk merapihkan

dan menuntaskan masalah yang disebabkan oleh cat sebelumnya, yaitu untuk

mewarnai dunia manusia yang monoton, dimana orang-orang yang tinggal

didalamnya tidak semangat beraktifitas seperti biasanya, dikarenakan pada awal

kota diberi warna oleh cat di zaman dahulu kala merubah warna kota menjadi

warna kelabu dan mempengaruhi perasaan manusia yang tinggal di wilayah

tersebut. Disinilah cat-cat generasi baru diutus untuk menyelesaikan masalah yang

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

26

terjadi agar kota yang awalnya kelabu menjadi sebuah kota penuh warna dan

menjadikan masyarakat yang tinggal disekitarnya menjadi ceria.

3.1.2. Posisi Penulis

Dalam pembuatan karya tugas akhir ini penulis memiliki posisi sebagai

environment designer yang bertugas merancang konsep setting tempat tinggal

atau lingkungan tokoh dalam cerita atau film beraktifitas hingga bertugas sebagai

3D modeler environment. Dalam pengerjaan karya tugas akhir ini, penulis

bersama rekan tim merancang sebuah karya animasi berdurasi pendek dengan

visual hybrid 3D dan 2D yang berjudul Story of Colours bergenre action komedi,

dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit.

3.2. Tahapan Kerja

Tahapan kerja dalam pembuatan karya tugas akhir ini yang penulis fokuskan pada

bahasannya mengenai perancangan desain setting kawasan Kota Tua Jakarta.

dengan merancang sebuah setting atau lingkungan tokoh untuk beraktifitas,

dimana proses pertama diawali dengan pengembangan ide cerita. Sebelum cerita

benar-benar selesai dan disepakati oleh rekan tim, penulis mulai membuat sketsa

kasar setelah mendapatkan beberapa data literatur sebagai gambaran awal desain

setting.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

27

Gambar 3.1. Sistematika Perancangan

Tahap selanjutnya yaitu menentukan setting tempat dan waktu yang akan

dipilih yang sesuai dengan cerita yang telah disepakati oleh penulis bersama rekan

tim. Kemudian penulis bersama rekan tim mencari lokasi di dunia nyata sebagai

acuan atau referensi tempat untuk setting yang akan dirancang yang sesuai dengan

cerita untuk animasi yang akan dibuat. Setelah itu penulis melakukan observasi

visual untuk mendapatkan data dari hasil survei lokasi yang telah dilakukan,

hingga revisi cerita yang dipilih sudah selesai ditetapkan. Kemudian penulis

melanjutkan pada tahap pembuatan sketsa akhir dengan menghasilkan visual yang

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

28

terdiri dari elemen warna dan bentuk visual. Sehingga terciptanya desain setting

kawasan Kota Tua Jakarta.

3.3. Acuan

Perkotaan merupakan setting yang banyak digunakan pada film action maupun

animasi. Tetapi tidak semua film ataupun animasi menggunakan setting tempat

sebuah perkotaan dengan sama persis. Maka dari itu penulis mencari data dari

berbagai sumber berupa hasil observasi visual dengan pengambilan data berupa

dokumentasi lapangan, maupun pengambilan data dari jurnal dan studi literatur

sebagai acuan dalam pembuatan karya tugas akhir ini.

3.3.1. Acuan Perancangan

Setelah penulis melakukan riset lokasi untuk membuktikan apakah data tersebut

benar adanya, sekaligus untuk melihat lebih jelas detail dari komponen bangunan

yang ada, ukuran proporsi dan apa saja yang menjadi ciri khas dari kawasan Kota

Tua Jakarta.

3.3.1.1. Observasi Riset Lokasi Kawasan Kota Tua Jakarta

Dari data hasil riset yang di dapat penulis mengetahui letak dan spesifikasi

gedung dan properti yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta. Salah satu

hasil riset yang penulis amati yaitu banyak beberapa eksterior dari bentuk

jendela pada bangunan di kota tua menggunakan material kayu dan kaca

yang gelap, dan pada kawasan Kota Tua Jakarta tidak semua bangunannya

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

29

menggunakan pembatas semacam trotoar pada antar gedung dengan

konblok.

Gambar 3.2. Detail Bangunan dan Proporsi di Kawasan Kota Tua Jakarta

(Dokumentasi Pribadi)

Setelah mengamati ciri dari lokasi kawasan Kota Tua Jakarta,

penulis juga mengamati bentuk-bentuk dan ciri khas dari detail pada setiap

bangunan museum di sekitaran kawasan Kota Tua Jakarta ini. Berikut

beberapa hasil dokumentasi dari detail bentuk dan dari ciri khas bangunan

di Kota Tua Jakarta, dari hasil pengamatan penulis menyimpulkan ciri

khas bangunan tua di kawasan Kota Tua Jakarta ini memiliki desain

simetris, hampir setiap gedung pasti memiliki pilar didepan nya, jumlah

jendela disetiap gedungnya juga cukup banyak dan memiliki banyak detail

ukiran disetiap gedungnya.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

30

Gambar 3.3. Detail Gedung Museum Bank Indonesia

(Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.4. Detail Gedung Museum Fatahillah

(Dokumentasi Pribadi)

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

31

Gambar 3.5. Detail Gedung Museum Wayang

(Dokumentasi Pribadi)

3.3.1.2. Observasi Bentuk Visual

Setelah melakukan riset lokasi, penulis juga melakukan observasi bentuk

visual dari media pada film animasi. Beberapa hal yang diutamakan dalam

melakukan observasi dari film animasi tersebut yaitu melakukan observasi

bentuk visual sebagai acuan untuk film yang akan penulis buat. Dalam

animasi iklan commersial berjudul “The Green Giant” bangunan-

bangunan yang berada di lokasi film tersebut memiliki bentuk dasar kotak

yang cukup memberikan kesan kaku dan membosankan. Bentuk visual

yang terlihat simple tetapi masih memperlihatkan kejelasan pada bentuk

yang dimaksud. Sehingga memberi kesan kontras dengan karakter utama

yang cukup kompleks dari bentuk visual yaitu bentuk dasar lingkaran.

Maka dari itu penulis memilik referensi sebagai acuan bentuk visual dari

animasi iklan tersebut untuk bentuk visual yang akan di acu yaitu guna

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

32

memperlihatkan kesan kontras antara dunia manusia yang terkesan

monoton dari bentuk dasar kotak pada visual gedung, dengan karakter

utama dari bentuk dasar lingkaran yang memberikan kesan tak terbatas

dan memiliki kekuatan.

Gambar 3.6. Gaya Bentuk Visual Bangunan dan Properti

(The Green Giant)

Selain itu penulis kemudia mencari data referensi dari film lainnya

yang memiliki visual pada bentuk bangunan dalam setting yang

memberikan kesan kaku dan tidak nyaman yaitu pada animasi berjudul

“The Little Prince” dalam film ini terdapat sebuah rumah dari tokoh utama

dalam film yang memiliki rumah dengan visual yang simple, sangat kaku

dan terkesan monoton, dimana rumah tersebut sangat berbeda dengan

bentuk visual dari rumah disebelahnya yaitu rumah milik sang kakek,

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

33

dimana bentuk visual rumahnya yang memberikan kesan bebas dengan

bentuk yang tidak terlalu kaku dan monoton. Masing-masing dari rumah

tersebut dihuni oleh tokoh yang memiliki aktifitas dan peraturan yang

sangat kontras yaitu pada rumah tokoh utama didalamnya dihuni oleh

seorang anak perempuan dan ibunya, ibu dari sang anak yang memiliki

kepribadian yang sangat disiplin, semua kegiatan yang ia lakukan

terjadwal dengan tertata baik dan rapi. Sedangkan sang kakek yang tinggal

bersebelahan yang hidupnya cukup terbilang tidak teratur dan semua

aktifitas yang ia lakukan tidak terjadwal dengan baik dan rapi. Dari film

tersebut penulis memilih bentuk dari bangunan rumah tokoh utama untuk

dijadikan sebagai acuan dalam observasi bentuk visual, karena bentuk

visual bangunan yang cocok pada setting yang akan dibahas oleh penulis

yaitu bangunan-bangunan yang bentuk visualnya memberikan kesan kaku,

simple dan monoton. Berikut visual dari bangunan rumah dalam film

animasi berjudul The Little Prince.

Gambar 3.7. Bentuk Visual Bangunan Rumah Karakter Utama dan Kakek

(The Little Prince)

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

34

3.3.1.3. Observasi Visual Warna

Gaya visual warna dari animasi “The same of page” pada bangunan

setting tempat karakter yang tinggal di dunia koran memiliki visual bentuk

maupun warna pada gedung yang terkesan monoton, tidak kompleks bila

dibandingkan dengan visual bentuk dan warna pada gedung di dunia

komik yang berwarna-warni. Pada properti yang digunakan memberi

kesan bebas dan bervariasi.

Gambar 3.8. Visual Warna Dunia Koran

(The Same of Page,2016)

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

35

Warna yang ditampilkan pada animasi ini memberikan kesan

perbedaan setting antar dua karakter utama dalam animasi tersebut.

Dimana warna yang dipilih yaitu warna abu-abu yang memberikan kesan

ketidak tegasan, iri, dan kesepian. Dan warna yang diterapkan pada visual

dunia koran lebih redup dan textur yang digunakan cukup rendah sehingga

memberi kesan bosan.

Hal itu sangat berbeda dibandingkan dengan warna cerah yang

ditampilkan pada visual warna dunia komik. Selain dari animasi The Same

of Page, penulis juga memilih dari animasi lain sebagai referensi visual

warna yaitu pada animasi berjudul Alike. Pada animasi ini penulis juga

memilih warna setting sebagai acuan untuk diterapkan pada animasi yang

penulis buat bersama rekan tim. Bangunan pada film Alike ini memiliki

saturasi warna yang rendah dan terlihat kusam yaitu warna putih kusam

dengan campuran warna dominan abu-abu. Sehingga warna tersebut

memberikan kesan ketidak nyamanan dan kesepian yang dihasilkan oleh

warna abu-abu tersebut yang berhubungan dengan konsep cerita, yaitu

karakter didalamnya yang tidak bersemangat dan merasa tidak nyaman

karena terpaksa melakukan kegiatan yang mereka tidak inginkan

dilingkungannya.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

36

Gambar 3.9. Visual Warna Setting Tempat

(Alike,2016)

Berbeda dengan salah satu karakter lainnya dimana setting yang ia

tempati saat melakukan kegiatan yang ia sukai yaitu bermain musik di

bawah pohon. Setting bawah pohon tersebut memiliki warna dengan

saturasi tinggi dan tidak didominasikan dengan warna abu dan warna

kusam lainnya. Sehingga setting tempat ini memiliki perbedaan yang

sangat kontras antara setting yang memiliki saturasi rendah dengan setting

yang memiliki saturasi tinggi. Konsep ini menjelaskan suatu warna dapat

memberika kesan yang berbeda dan dapat mempengaruhi terhadap

suasana hati serta lingkungan sekitarnya.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

37

Gambar 3.10. Visual Warna Setting Bawah Pohon

(Alike,2016)

3.4. Proses Perancangan

Pada tahap awal yaitu tahap praproduksi, setelah ide cerita dan penulisan naskah

selesai, penulis melakukan perancangan awal untuk setting pada adegan karakter

dalam film yang akan dibuat. Berdasarkan lokasi tempat di dunia nyata yang

sudah ada, penulis merancang dua buah lokasi di sekitaran kota tua Jakarta, yaitu

lokasi pada shot awal pada saat karakter utama turun ke bumi yang terletak di

jalan raya yaitu diluar kawasan Kota Tua Jakarta, dan pada saat cerita

berlangsung pada lokasi kawasan Kota Tua Jakarta. Perancangan visual dilakukan

berdasarkan dari data referensi visual dan studi literatur yang telah penulis pakai

sebagai acuan teori untuk memperkuat alasan yang dipilih.

3.4.1. Site Plan

Sebelum masuk pada tahap perancangan bentuk bangunan dan properti di

kawasan Kota Tua Jakarta, penulis menentukan site plan terlebih dahulu guna

menentukan arah masuknya cahaya, peletakan kamera dan alur jalannya karakter

dari lokasi satu menuju ke lokasi lainnya.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

38

Gambar 3.11. Site Plan Kota Tua Jakarta

(Dokumentasi Pribadi)

Dari site plan tersebut dapat terlihat sebuah bangunan dari kawasan Kota

Tua Jakarta berada dekat dengan jalan raya, disetiap sisi jalan terdapat bangunan-

bangunan yang seakan saling berinteraksi.

3.4.2. Explorasi Menyederhanakan Bentuk Bangunan

Setelah melakukan riset lokasi dan mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis

kemudian mulai melakukan eksplorasi dari hasil data riset berupa hasil foto

bangunan-bangunan Belanda yang berada dikawasan Kota Tua Jakarta yang

nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan untuk perancangan setting tempat

kawasan Kota Tua Jakarta pada film animasi yang penulis dan rekan tim akan

buat.

3.4.2.1.`Penyederhanaan Bentuk Menjadi Kaku dan Simple

Untuk memberikan kesan kaku dan simple pada desain bangunan yang

penulis rancang, mengacu pada teori yang penulis gunakan. Pada tahap

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

39

eksplorasi untuk melihat detail pada bangunan, penulis menggunakan

teknik tracing terlebih dahulu bentuk dari bangunan asli yang terlihat

rumit, kemudian diubah menjadi bentuk simple dan kaku. Penggunaan

teknik tracing diawal pada tahap penyederhaan selain menghemat waktu

produksi juga bermanfaat untuk memudahkan penulis agar dapat

mengtahui dengan jelas pada setiap outline bentuk dari bangunan asli

bangunan-bangunan yang akan dibahas. Dengan menghilangkan bentuk-

bentuk yang terkesan kompleks seperti pada tiang bangunan pada desain

arsitektur awal, gedung asli yang semula memiliki banyak ukiran dan

aksen gundukan. Penghilangan bentuk dibatasi pada bentuk yang memiliki

ukuran dibawah 5 cm hingga 10 cm baik dari segi ketebalan, lebar ataupun

tebal suatu bentuk tersebut.

Lalu penulis mengubah menjadi bentuk tiang yang lurus tanpa ada

ukiran. Pada jendela bangunan yang awalnya memiliki desain jendela

yang kompleks dengan banyaknya garis fentilasi udara pada daun jendela

kemudian penulis mengubah bentuk daun jendela menjadi polos agar

memberi kesan simple tanpa menghilangkan ciri khas dari topologi

bangunan Belanda hal tersebut penulis mengacu pada teori tentang

tipologi bangunan Belanda yang penulis gunakan.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

40

Gambar 3.12. Hasil Tracing Awal pada Desain Bangunan Museum Fatahillah

(Dokumen Pribadi)

Gambar 3.13. Penyederhanaan Desain Bangunan Museum Fatahillah

(Dokumen Pribadi)

Pemilihan desain jendela yang penulis ubah kedalam desain yang

lebih simple juga mengacu pada teori dari tipologi bangunan Belanda

yang penulis digunakan. Penulis juga merubah lengkungan pada bangunan

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

41

Belanda menjadi kaku tetapi tidak menghilangkan ciri khas lengkung dari

bangunan Belanda yaitu dengan membuat lengkungan dengan mengurangi

segmen sehingga menghasilkan sudut disetiap lekukannya.

Gambar 3.14. Hasil dari Penyederhanaan Desain Setting Area Museum Fatahillah

(Dokumen Pribadi)

Beberapa bentuk yang dihilangkan yaitu ukiran-ukiran pada

bangunan yang memberikan kesan rumit dan memberikan desain yang

kompleks, sehingga ukiran tersebut mesti dihilangkan. Tetapi ada

beberapa bentuk yang tetap dipertahankan, contohnya yaitu pilar-pilar

pada bangunan, lubang penjara bawah tanah yang merupakan ciri khas

dari bangunan Belanda di kawasan Kota Tua Jakarta yang tidak boleh

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

42

dihilangkan, hanya saya bentuk yang dipertahankan tersebut diubah

menjadi lebih simple dari bentuk aslinya.

Gambar 3.15. Hasil Tracing dari Bentuk Bangunan Asli Museum Bank

Indonesia

(Dokumen Pribadi)

Gambar 3.16. Penyederhanaan Desain Bangunan Museum Bank Indonesia

(Dokumen Pribadi)

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

43

Gambar 3.17. Hasil dari Penyederhanaan Bentuk Desain Setting Area Museum

Bank Indonesia

(Dokumen Pribadi)

Penyederhanaan diatas yaitu merubah bentuk lengkung menjadi

kaku, tetapi tidak menghilangkan bentuk lengkung aslinya, dikarenakan

dari hasil riset lokasi beberapa ciri khas bangunan di kawasan Kota Tua

Jakarta memiliki desain dengan banyak lengkung, sehingga perubahan

bentuk lengkung yang tidak benar-benar dihilangkan, digantikan dengan

bentuk tetap melengkung hanya saja lengkungannya dibentuk dari

lengkungan yang memiliki garis tepi yang kaku dan menghasilkan sudut

yang tajam, sebagai acuan dengan menghasilkan kesan kaku dan

menghasilkan sudut yang tajam pada setiap sisi bangunan penulis

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

44

menggunakan referensi dari bangunan yang terdapat pada animasi “The

Green Giant”.

Gambar 3.18. Hasil Tracing dari Bentuk Bangunan Asli Museum Wayang

(Dokumen Pribadi)

Setelah melakukan tracing, beberapa ukiran yang dirasa

memberikan kesan rumit kemudian di hilangkan agar memberi kesan

simple yang penulis ambil dari referensi bangunan rumah karakter utama

pada animasi “The Little Prince”.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

45

Gambar 3.19. Penyederhanaan Desain Bangunan Museum Wayang

(Dokumen Pribadi)

Gambar 3.20. Hasil dari Penyederhanaan Bentuk Desain Setting Area Museum

Bank Indonesia

(Dokumen Pribadi)

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

46

3.4.3. Penerapan Eksplorasi Warna pada Bangunan

Pada cerita warna gedung sangat berpengaruh dikarenakan pemilihan warna

mengacu pada konsep dalam cerita, yaitu pemilihan warna abu-abu dengan

intensitas rendah agar memberikan kesan tidak nyaman, ketidaktegasan, dan iri

mengacu pada teori yang penulis gunakan dan juga menggunakan referensi dari

warna bangunan pada animasi “Alike”. Penempatan gradasi warna tidak hanya

sekedar memberi kesan pada bangunan, tetapi pemilihan dan penempatan gradasi

warna yang berbeda dalam satu bangunan juga guna memberi perbedaan atau

kontras antara benda terbuka seperti pintu, atap dan jendela pada bangunan dan

benda tertutup yaitu berupa dinding, ukiran dan pilar dimana benda tersebut

terdapat dalam satu bangunan. Penempatan gradasi warna pada bangunan penulis

menggunakan referensi pada bangunan dunia koran dari animasi “The Same of

Page”. Berikut penempatan warna pada benda dalam persatuan bangunan atau

gedung.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

47

Gambar 3. 21. Penempatan dan Pemilihan Warna pada Benda Dalam Satu Bangunan.

(Dokumentasi pribadi)

3.4.4. Menentukan Proporsi Karakter dengan Bangunan

Penulis menentukan proporsi yang sesuai antara karakter dan bangunan yang

telah selesai dirancang agar pada saat pengambilan shot terlihat dengan jelas

keseimbangan antara karakter, bangunan dan setting dapat terlihat dengan jelas

perbandingan ukurannya, penentuan proporsi ini pengacu pada teori yang penulis

gunakan. Perbandingan ukuran karakter manusia dibuat lebih tinggi dari ukuran

asli yaitu sekitar 160 cm untuk ukuran manusia didunia nyata, hal ini dilakukan

dikarenakan fokus utama pada karakter utama yang ukurannya kurang lebih

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

48

setengah dari ukuran karakter manusia yaitu 80 cm, sehingga saat disejajarkan

antara manusia dengan bangunan yang ukurannya 8 m hingga 15 m dibandingkan

dengan ukuran manusia sedikit lebih besar dari ukuran asli di dunia nyata, agar

pada saat pengambilan shot karakter utama, bangunan serta setting sekitarnya

dapat terlihat dengan jelas keberadaan setting tempat dan waktunya. Berikut

visual proporsi antara karakter dengan bangunan.

Gambar 3.22. Proporsi Antara Karakter dengan Bangunan

(Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.23. Detail Proporsi antara Karakter Utama dengan Karakter Manusia

(Dokumentasi Pribadi)

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

49

3.4.5. Desain Tampak Setting Kawasan Kota Tua Jakarta

Berikut desain tampak samping pada lokasi jalan raya saat awal cerita dimulai

dilihat dari arah Timur menghadap ke Barat.

Gambar 3.24. Sketsa Area Depan Bangunan Museum Bank Indonesia Arah Timur

Menghadap ke Barat

(Dokumentasi Pribadi)

Kemudian berikutnya desain tampak pada scene di kawasan wisata Kota

Tua Jakarta. Pengambilan shot di ambil dari arah Barat menghadap ke Timur.

Pada area ini dimana karakter utama Kuning mulai mencari temannya yaitu

Merah dan Biru.

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

50

Gambar 3.25. Sketsa Area Depan Bangunan Museum Bank Indonesia Arah Barat

Menghadap ke Timur

(Dokumentasi pribadi)

Lokasi berikutnya yaitu lokasi saat karakter Kuning mulai menemukan

dan melihat temannya yaitu Merah dan Biru sedang berantem beradu argumennya

masing-masing.

Gambar 3.26. Sketsa Area Depan Bangunan Museum Fatahillah dari Arah Timur ke

Barat

(Dokumentasi Pribadi)

Terakhir yaitu area didepan bangunan museum wayang, area ini tempat

terjadinya konflik yang semakin meningkat yaitu saat karakter Merah dan Biru

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6534/6/BAB III.pdfkomedi, dengan durasi kurang lebih sekitar tiga hingga lima menit. 3.2. Tahapan Kerja Tahapan

51

yang berantem satu sama lain karena memperebutkan haknya masing-masing

untuk mewarnai gedung sendirian.

Gambar 3.27. Sketsa Area Depan Bangunan Museum Wayang dari Arah Selatan

(Dokumentasi Pribadi)

Perancangan Setting Kawasan..., Ghina Amalia Shalihat, FSD UMN, 2018