tahap v

13
KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP V Perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja Di susun oleh: Aldina Eka Fitriana Noviah Kurniawati Keperawatan 6A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN JL.RAWA BUNTU NO.10, BSD CITY SERPONG 15318 1

Upload: chris

Post on 09-Jul-2016

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAHAP V

KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP V

Perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja

Di susun oleh:

Aldina Eka FitrianaNoviah Kurniawati

Keperawatan 6A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

JL.RAWA BUNTU NO.10, BSD CITY SERPONG 15318

TELP: 021-75871242 /75871245 / 50626999

TANGERANG SELATAN

BANTEN

1

Page 2: TAHAP V

TAHAP V PERKEMBANGAN KELUARGA

DENGAN ANAK REMAJA

Ketika anak pertama berusia 13 tahun tahap kelima dari siklus atau

perjalanan kehidupan keluarga di mulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama 6

atau 7 tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih

awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau

20 tahun. Anak lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan

utama keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga

untuk memberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam

mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda ( Duvall & Miller, 1985)

Preto (1988), dalam mendiskusikan transformasi sistem keluarga di masa

remaja, menguraikan metamorfosis keluarga yang terjadi. Metamorfosis yang

terjadi melibatkan “perpindahan yang sangat jelas dalam pola hubungan diantara

generasi, dan sementara perpindahan mungkin pada awalnya ditandai dengan

kematangan fisik remaja, perpindahan tersebut seringkali paralel dan terjadi

bersamaan dengan perubahan orangn tua ketika mereka memasuki usia

pertengahan dan dengan transformasi besar yang di hadapi kakek / nenek di usia

lanjut”.

Tahap kehidupan keluarga ini mungkin merupakan tahap tersulit, atau tentu

saja merupakan tahap yang paling banyak di diskusikan dan ditulis (Kidwell et

al. , 1983).

Keluarga Amerika di pengaruhi oleh besarnya tugas perkembangan anak

remaja dan orang tua, dan konflik serta gejolak yang tidak dapat dihindari yang

diciptakan oleh tugas perkembangan anak. Keluarga menghadapi tantangan

organisasioanal yang baru terutama dengan menghargai otonomi dan kemandirian

(Goldenberg & Goldenberg, 2000). Orang tua tidak lagi mempertahankan otoritas

komplet, mereka juga tidak dapat melepaskan otoritasnya. Perubahan peran,

keterbatasan kondisi, dan negosiasi ulang peran adalah hal yang penting.

Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga yang memiliki anak

remaja adalah seputar perubahan perkembangan yang dialami remaja dalam

2

Page 3: TAHAP V

bidang perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis

( Kidwell, Fischer, Dunham & Baranowski, 1983) serta dalam kaitannya dengan

perkembangan berdasarkan pada konflik dan krisis.

A. Peran, Tanggung Jawab, Dan Masalah Orang Tua

Tidak ada gunanya mengatakan bahwa tugas membesarkan anak remaja

saat ini adalah tugas orang tua yang tersulit. Meski demikian, orang tua harus

berhadapan dengan uji keterbatasan yang tidak beralasan yang telah

ditetapkan dalam keluarga pada saat keluarga tersebut melalui proses

“melepaskan” secara bertahap. Duvall (1977) juga mengidentifikasi tugas

perkembangan kritis pada periode ini untuk menyeimbangkan kebebasan

dengan tanggung jawab pada saat remaja telah dewasa dan mandiri. Friedman

(1957) serupa dalam mendefinisikan tugas orang tua selama tahap ini, yaitu

belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak.

Ketika orang tua menerima diri mereka sendiri apa adanya, dengan

semua kelemahan dan kekuatan mereka, dan ketika mereka menerima

beberapa peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa mendapatkan

konflik atau sensitifitas yang tidak sepatutnya, mereka menetapkan pola

untuk memilah penerimaan diri yang serupa pada anak-anaknya. Hubungan

antara orang tua dan remaja harus lebih baik ketika orang tua merasa

produktif, puas, dan terkontrol dalam hidup mereka (Kidwell et al. 1983) dan

fleksibelnya fungsi orang tua / keluarga (Preto, 1988).

Schultz (1972) dan Elkind (1994) telah mengekspresikan pandangan

bahwa peningkatan kompleksitas kehidupan Amerika telah membuat peran

orang tua menjadi tidak jelas. Orang tua dapat merasa berada dalam suatu

kompetisi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi dari wewenang

sekolah dan konsultasi kontasepsi dan pilihan seks pramenikah dan kehidupan

bersama sebagai suami istri. Pengaruh faktor lain yang ditambahkan pada

mereka menjadi sangat berkurangan. Karena spesialisasi pekerjaan dan

profesi, orang tua tidak lagi mampu membantu anak dalam membuat rencana

tentang pekerjaanya. Mobilitas kediaman dan kurangnya keberlanjutan

3

Page 4: TAHAP V

hubungan orang dewasa yang terpercaya bagi anak remaja dan orang tua,

selain ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan kekhawatiran

personal, seksual, dan hal-hal yang terkait obat secara terbuka dan tidak

menghakimi dengan anak-anak mereka, juga telah ikut menyebabkan

timbulnya masalah pada orang tua - remaja. Diantara keluarga imigran,

perkembangan generasi dan konflik nilai memperkuat masalah komunikasi

yang sering terjadi antara orang tua dan anak.

B. Tugas Perkembangan Keluarga

Tugas perkembangan keluarga yang pertama dan utama pada tahap ini

adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan

kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Orang tua harus

secara progresif mengubah hubungan mereka dengan anak remaja mereka,

yaitu dari hubungan sebelumnya yang bergantung menjadi hubungan yang

semakin mandiri. Berkembangnya perubahan pada hubungan orang tua-anak

secara khas merupakan sebuah perubahan yang dipenuhi dengan konflik di

sepanjang riwayat keluarga.

Agar keluarga dapat beradaptasi selama tahap ini, anggota keluarga,

terutama orang tua, harus membuat “perubahan system” utama yaitu,

menetapkan peran dan norma baru serta “melepaskan” anak remaja. Kidwell

dan rekan (1983) merangkum perubahan yang diperlukan ini: “secara

paradox, system (keluarga) yang dapat melepaskan anggota keluarganya

adalah sistem yang akan mempertahankan dan menghasilkan kembali anggita

keluarga secara efektif dalam generasi selanjutnya”.

Orang tua yang dengan tujuan memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri

tidak melepaskan, sering kali menemukan sesuatu “revolusi” besar pada anak

remaja ketika perpisahan pada akhirnya terjadi. Orang tua juga mungkin

mendorong anak remaja untuk mandiri terlalu cepat dengan mengakibatkan

kebutuhan kebergantungannya. Dalam kasus ini anak remaja dapat gagal

untuk mencapai kemandirian (Wright & Leahey, 2000).

4

Page 5: TAHAP V

Seperti halnya ketiga tahap terakhir, hubungan pernikahan juga

merupakan sebuah fokus perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang

kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali hubungan

pernikahan mereka (Wilson, 1988). Banyak pasangan telah menjadi sangat

terfokus dengan tanggung jawab menjadi orang tua sehinggapernikahan

mereka tidak lagimemegang peranan inti dalam kehidupan mereka. Suami

dapat meluangkan banyak waktu diluar rumah untuk bekerja dan melanjutkan

kariernya, sementara istri mungkin juga bekerja sambil berupaya

melaksanakan pekerjaan rumah dan tanggung jawab sebagai orang tua.

Dalam kondisi ini, hanya sedikit waktu atau energy yang tertinggaluntuk

hubungan pernikahan.

Namun disisi lain, sejak anak lebih bertanggung jawab pada diri mereka

sendiri, pasangan dapat lebih mudah meninggalkan rumah untuk

melaksanakan karier mereka atau menetapkan hobi individual dan marital.

Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap perjalanan keluarga

selanjutnya.

Tugas perkembangan keluarga ketiga yang penting adalah untuk

anggota keluarga, terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi

secara terbuka satu sama lain. Karena adanya kerenggangan generasi,

komunikasi terbuka sering kali merupakan suatu hal yang ideal dibandingkan

kenyataan. Sering kali terjadi saling penolakan antara orang tua dan anak

remaja mengenai nilai dan gaya hidup satu sama lain. Orang tua dalam

keluarga yang memiliki banyak masalah terbukti sering melakukan penolakan

dan kemudian tidak lagi berhubungan dengan anak tertua mereka, sehingga

mengurangi saluran komunikasi terbuka apapun yang sebenarnya dapat

terjadi.

Mempertahankan standar etis dan moral keluarga adalah tugas

perkembangan keluarga lainnya (Duvall & Miller,1985). Walaupun peraturan

keluarga perlu diubah, standar etis dan moral keluarga perlu dipertahankan

oleh orang tua. Sementara anak remaja mencari keyakinan dan nilai mereka

sendiri, orang tua harus membela dan menanamkan prinsip dan standar yang

5

Page 6: TAHAP V

telah mereka tetapkan. Anak remaja sangat sensitive dalam melihat adanya

keganjilan antara apa yang “diajarkan dan dipraktikkan”. Meskipun demikian,

orang tua dan anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang

jamak dan berubah dengan cepat. Transpormasi nilai anak muda adalah

mentransformasi keluarga. Adopsi kebebasan dan gaya hidup yang lebih

kasual menjadi symbol transformasi nilai yang memengaruhi setiap fase

kehidupan keluarga (Aldous, 1996).

C. Perhatian Kesehatan

Pada tahap ini, kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tetapi

promosi kesehatan tetap merupakan perhatian yang penting. Faktor resiko

harus diidentifikasi dan didiskusikan dengan keluarga, karena pentingnya

gaya hidup sehat. Resiko penyakit jantung koroner pada pria berusia lebuh

dari 35 mengalami peningkatan yang cukup besar, dan pada tahap ini, kedua

orang tua dewasa mulai merasa rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari

perubahan perkembangan mereka dan biasanya mereka lebih menerima

strategi promosi kesehatan. Bagi remaja, kecelakaan terutama kecelakaan

bermotor adalah bahaya yang besar, dan patah tulang serta cedera akibat

atletik adalah hal yang biasa terjadi.

Penyalahgunaan obat dan alkohol, kontrasepsi, kehamilan yang tidak

diinginkan, dan pendidikan serta konseling seks adalah area-area perhatian

yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat

berada ditengah-tengah perselisihan atau masalah orang tua-remaja. Remaja

sering mencari pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan uji kehamilan,

penggunaan obat, skrining penyakit AIDS, kontrasepsi dan aborsi, dan

diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Telah terdapat tren legal untuk

membiarkan anak remaja mendapatkan layanan kesehatan tanpa persetujuan

dari orang tua. Jika orang tua terlibat, sering kali diindikasikan untuk

memisahkan wawancara antara remaja dan orang tua sebelum membawa

mereka bersama (American Acedemy of Padiatrics, 1989).

6

Page 7: TAHAP V

Kehamilan remaja adalah masalah keluarga yang kritis dalam banyak

keluarga saat ini. Pencegahan kehamilan remaja meliputi intervensi yang

didasari oleh keluarga dan komunitas. Perawat keluarga perlu membantu

keluarga dalam upaya pencegahan kehamilan remaja. Rujukan ke pelayanan

keluarga berencana, konseling dan pendidikan seksual, mendorong anak

remaja untuk berpartisipasi dalam kegiatan waktu luang sepulang sekolah,

dan kesempatan pendidikan adalah strategi dasar pencegahan kehamilan

remaja (The Family Connection, 1996).

Kebutuhan kesehatan lainnya adalah di area dukungan dan bantuan

dalam menguatkan hubungan pernikahan dan hubungan orang tua-remaja.

Mungkin dibutuhkan konseling suportif langsung atau melakukan rujukan ke

sumber-sumber komunitas untuk konseling, pelayanan rekreasi, edukasi, dan

pelayanan lain.

D. Tahap V Siklus Kehidupan Keluarga Inti Dengan Dua Orang Tua :

Keluarga Dengan Anak Remaja

TUGAS PERKEMBANGAN PERHATIAN PELAYANAN

KESEHATAN

Menyeimbangkan kebebasan dengan

tanggung jawab pada saat remaja telah

dewasa dan semakin otonomi.

Mempertahankan hubungan intim dalam

keluarga.

Berkomunikasi secara terbuka antara

orang tua dan anak. Hindari terjadinya

perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.

Mempersiapkan perubahan sistem peran

Kecelakaan (mis ; mengemudi)

Cedera akibat olahraga.

Penyalahgunaan alkohol dan obat.

Kontrasepsi.

Kehamilan yang tidak diinginkan

Pendidikan seks.

Hubungan pernikahan.

Hubungan orang tua – remaja

Praktik kesehatan yang baik (mis ; tidur,

7

Page 8: TAHAP V

dan peraturan (anggota) keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh – kembang

anggota keluarga.

nutrisi, olahraga).

8

Page 9: TAHAP V

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan

Praktik. Jakarta : ECG. 2010

Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta :

ECG. 2004

9