taenias is
DESCRIPTION
lllllllllllllllllllllllTRANSCRIPT
DEFINISI• Infeksi pada manusia oleh cacing pita dewasa yang
tergolong dalam genus Taenia.
• Terdapat 2 jenis infeksi cacing pita :1. Taeniasis oleh karena infeksi taenia solium ( cacing pita babi,
pork tapeworm )
2. Taeniasis oleh karena infeksi taenia saginata ( cacing pita sapi, beef tapeworm )
3. Taenia asiatica ( sister spesies dengan taenia saginata)
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum :Platyhelminthes
Kelas : Cestoidea
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : solium
Taenia solium Taenia Saginata Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoidea
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : saginata
EPIDEMIOLOGI
Biasanya terjadi di daerah endemi terutama di negara” berkembang
Prevalensi infeksi taenia saginata lebih tinggi di banding taenia solium terutama di pedesaan.
Di Indonesia taeniasis di laporkan dari daerah Bali ( daerah endemik dengan prevalensi 0,5 – 9,4% ), Sumatera Utara, sulawesi utara, NTT, Irian Jaya.
Faktor” epidemiologik yg memudahkan penyebaran penyakit ini :Adanya sumber infeksiCara pembuangan tinja sembaranganAdanya binatang perantara yang di pelihara pada tempat terkontaminasi Kebiasaan makan daging yang tidak dimasak sempurna
Taenia Saginata Taenia Solium
Panjang 4-10 meter Panjang 4-10 meter
Memiliki 1000-2000 proglotid (ruas ruas)
Memiliki 1000-2000 proglotid
Memiliki skoleks (kepala); berukuran 1-2 mm dg 4 batil hisap (sucker)
Memiliki skoleks berukuran 1-2mm dg 4 batil hisap (sucker)
Tanpa rostellum (alat pengait) Memiliki rostellum 25-30
Proglotid gravid (terletak diujung proglotid)’ mempunyai uterus dg percabangan lateral 15-30 buah
Uterus gravid mempunyai percabangan lateral 7-13 buah
Telurnya berbentuk bulat, ukuran 30-40 mikron, berwarna kuning trengguli. Dinding telur berstruktur radier dan terdapat embrio Hexacanth dg 6 alat pengait
• Prologtid gravid T. Saginata dpt keluar secara aktif bersama tinja pada waktu defekasi, tapi dpt jga keluar secara aktif, bergerak pada permukaan kulit dan kadang kadang dpt mencapai aksila
• Prologtid T. solium hanya keluar secara pasif
Karakteristik T. solium T. aslatica T. saginata
Sistiserkus (larva)
Hospes perantara
Babi, manusia, anjing
Babi, sapi, kambing, kera
Sapi
Lokalisasi Otot, otak, kulit mata, lidah
Visera terutama hati (alat dalam)
Otot, visera
Ukuran (mm)Skoleks
5-8 x 3-6Rostelum dengan pengait
2x2 rostelum Dengan pengait rudimenter
7-10 x 4-6Tak ada rostelum dan pengait
Cacing dewasa
Skoleks Rostelum dengan pengait
Rostelum tanpa pengait
Tanpa rostelum dan pengait
Cabang uterus pada prologtid gravid.Keluarnya prologtid.
7-12Terutama dalam gruppasif
16-21 Tunggal
aktif
18-32Tunggal
aktif
• Hospes definitif Taenia hanya manusia. Sedangkan hospes ( binatang ) perantara alami T. solium dan T. saginata ialah babi dan sapi
• Hospes perantara alami T. asiatica adalah babi
• Cacing dewasa hidup pada bagian proksimal yeyunum
• Prologtid gravid terlepas dari strobila, keluar bersama tinja, kemudian pecah dan mengeluarkan telur
• Telur dpt bertahan beberapa minggu diluar tubuh, jika termakan oleh sapi atau babi, akibat pengaruh asam lambung, getah pankreas, dan empedu, telur akan pecah dan mengeluarkan embryo hexacanth yg mampu menembus dinding usus
• Embrio ini melalui peredaran darah menuju jaringan otot dan subkutan
• Dalam waktu 12-15 minggu menjadi kista, yg pada sapi disebut cysticercus bovis dan pada babi disebut cysticercus cellulosae
• Jika daging yang mengandung sistiserkus termakan oleh manusia, larva akan keluar dari kista dan tumbuh menjadi cacing dewasa dalam yeyunum dlm waktu 5-12 minggu
• Cacing pita dewasa dpt bertahan hidup sampai 20 thn dlm usus
MANIFESTASI KLINIS1. Sebagian besar asimptomatik
2. Hanya mengetahui dirinya menderita infeksi setelah keluarnya proglotid dalam tinja
3. Timbul keluhan gastrointestinal ringan seperti ; nausea / nyeri perut
4. Keluarnya proglotid dalam tinja menimbulkan gejala ;- Rasa tidak enak pada lambung -Mual
- Badan lemah -BB turun
- Pusing -Diare
- Pruritus ani -Eosinofil meningkat
DIAGNOSIS
o Pasien mengeluarkan proglotid baik secara pasif dalam tinja maupun secara aktif
o Prologtid yg keluar secara aktif menunjukkan indikasi ke arah diagnosis infeksi T. saginata
o Menemukan telur dalam tinja dengan cara hapusan perianal memakai cellophan tape
o Pengecatan camin atau teknik lactophenol proglotid gravid/proglotid matur
SISTISERKOSIS
Definisi :
• Infeksi bentuk larva taenia solium pada manusia.
• Sistiserkosis pada susunan saraf pusat neurosistiserkosis.
Epidemiolgogi:
• Di Indonesia banyak di laporkan dari Irian Jaya yang menimbulkan epilepsi
• Prevalensi c.cellulosae pada babi di Indonesia berkisar antar 0,02-2,6%
Etiologi :
• Timbul jika seseorang memakan telur T.solium menetas dalam ususlarva hexacanth menembus dinding usus melalui peredaran darah ke jaringan tubuh seperti : jar subkutan,otot,ssp ,serta bola mata jar sekitarnya memberikan reaksi radang ringan dan jika reaksi ini bertambah jika larva mengalami kematian.
• Larva T. Saginata tidak dapat hidup dalam jaringan tubuh manusia sehingga tidak dapat menimbulkan sistiserkosis
PENATALAKSANAANNYA1. Prazikuantel :
- Dosis tunggal 10 mg/KgBB/dosis tunggal, dua jam kemudian lalu diberikan Laksans (magnesium sulfat).
- Efektifitas prazikuantel untuk T.saginata dilaporkan mendekati 100%.
- Efek samping pusing, mual dan rasa mual dari ulu hati
2. Niclosamide- Mek bekerja dengan menimbulkan neksrosis pada skoleks
- Dosis 2 gram (4 tablet@500mg)sekali makan atau diberikan 1 gr dgn jarak 1 jam, pagi” pada waktu perut kosong.
- Tablet harus dikunyah sebelumnya kemudian diminum dengan sedikit air
- Pada infeksi T.Solium di anjurkan pemberian laksans untuk mencegah autoinfeksi yg scr teoritis dapat menimbulkan sistiserkosis
- Obat ini memberikan angka kesembuhan >85%
3. Albendazol- menurunkan produksi ATP oleh cacing,imobilisasi, menimbulkan
kekurangan energi, dan akhirnya kematian
- Dosis 400 mg peroral 2x sehari selama 8-30 hari.
- Efek samping nyeri perut, mual,muntah,diare, pusing .
4. Mebendazol- Dosis 600 mg-1200 mg/hari selama 3-5 hari
5. Obat lainnya tapi sekarang jarang digunakan seperti; atabrin (mepakrin),bitionol(bitin), dan diklorofen.
6. Paromomisin
- Suatu antibiotin , diberiakan dengan dosis 75 mg/kgBB (maksimum 4 gr) memberikan angka kesembuhan >90% pada kasus taeniasis
PROGNOSIS
• Infeksi T.saginata mempunyai prognosis yang baik, jarang sekali menimbulkan komplikasi. Infeksi T.solium dapat menimbulkan komplikasi serius terutama sistiserkosis pada susunan syaraf pusat yang dapat memberikan prognosis kurang baik