tabungan perhatian

4
Tabungan perhatian 1. Verbal Setiap anak pasti senang di perhatikan, dan ternyata ‘memberi perhatian’ dapat mengubah prilaku seorang anak. Tabungan perhatian adalah ; “Memberikan perhatian kepada seorang anak tanpa perlu mengambil kembali (Tanpa memberi kesempatan anak untuk merespon perhatian yang kita berikan ). Ilustrasi berikut akan menjelasan: Suatu hari ketika sedang beristirahat, Ibu Reni melihat Budi ,muridnya sedang bersenda gurau dengan temannya, Ibu Reni pun menghampirinya. Ibu Reni : “ Budi, ibu perhatikan kamu mirip dengan keponakan ibu, ya.” (sambil tersenyum dan berlalu. Ibu reni sedang menabung perhatian kepada budi.) Keesokan harinya ibu Reni melihat Budi sedang bersandau gurau dengan temannya saat istirahat. Ibu reni pun menghampiri budi kembali. Ibu Reni : “Budi, ibu perhatikan kamu suka pakai jam casio warna hitam, ya.” (sambil tersenyum dan berlalu. Ibu reni sedang menabung perhatian yang kedua kepda budi.) Yang terpenting dari tabungan perhatian adalah ; tidak memberi kesempatan anak untuk merespon perhatian yang kita berikan setelah memuji kita tidak boleh sedikit pun terlibat pembicaraan alias pergi dari tempat itu, jika terlibat pembicaraan, maka tabungan itu akan sia-sia. Beberapa contoh kalimat tabungan perhatian: - Ibu perhatikan, ternyata kamu suka pakai jilbab warna biru, ya... - Ustad perhatikan kamu suka warna kuning, ya... - Bapak perhatikan kamu suka pakai sepatu hitam, ya... - Ustadzah perhatikan kamu suka pakai kaus kaki warna merah, ya... - Ustad perhatikan kamu mirip sekali dengan keponakan ustad... 1

Upload: sisibaiq

Post on 21-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tabungan perhatian

Tabungan perhatian

1. Verbal

Setiap anak pasti senang di perhatikan, dan ternyata ‘memberi perhatian’ dapat mengubah prilaku seorang anak. Tabungan perhatian adalah ; “Memberikan perhatian kepada seorang anak tanpa perlu mengambil kembali (Tanpa memberi kesempatan anak untuk merespon perhatian yang kita berikan ). Ilustrasi berikut akan menjelasan:

Suatu hari ketika sedang beristirahat, Ibu Reni melihat Budi ,muridnya sedang bersenda gurau dengan temannya, Ibu Reni pun menghampirinya.

Ibu Reni : “ Budi, ibu perhatikan kamu mirip dengan keponakan ibu, ya.” (sambil tersenyum dan berlalu. Ibu reni sedang menabung perhatian kepada budi.)

Keesokan harinya ibu Reni melihat Budi sedang bersandau gurau dengan temannya saat istirahat. Ibu reni pun menghampiri budi kembali.

Ibu Reni : “Budi, ibu perhatikan kamu suka pakai jam casio warna hitam, ya.” (sambil tersenyum dan berlalu. Ibu reni sedang menabung perhatian yang kedua kepda budi.)

Yang terpenting dari tabungan perhatian adalah ; tidak memberi kesempatan anak untuk merespon perhatian yang kita berikan setelah memuji kita tidak boleh sedikit pun terlibat pembicaraan alias pergi dari tempat itu, jika terlibat pembicaraan, maka tabungan itu akan sia-sia.

Beberapa contoh kalimat tabungan perhatian:

- Ibu perhatikan, ternyata kamu suka pakai jilbab warna biru, ya...- Ustad perhatikan kamu suka warna kuning, ya...- Bapak perhatikan kamu suka pakai sepatu hitam, ya...- Ustadzah perhatikan kamu suka pakai kaus kaki warna merah, ya...- Ustad perhatikan kamu mirip sekali dengan keponakan ustad...- Ibu perhatikan kamu selalu ceria, ya...- Bapak perhatiakn kamu selalu ngbrol bareng toni, sahabatan ya....- Ustad selalu mendengar kamu aktif di rohis, bagus sekali...- Ustadzah memang sejak dulu yakin bahwa kamu memang anak yang cerdas,

bagus,...dipertahankan ya...- Wah ustad senang sekali kamu berhasil menghafal surah an-Naba...

Jika kita lihat semua ucapan di awali dengan : ‘’Ibu selalu perhatikan, Ustad perhatikan,...” dan kalimat-kalimat sejenis yang menggambarkan adanya “Perhatian”.

1

Page 2: tabungan perhatian

Kalimat-kalimat seperti itu mengikat kuat anak secara psikologis dan secara otomatis mengubah persepsi siswa terhadap guru yang memberikan perhatian tersebut.

2. Minta Tolong

Prinsipnya seorang anak akan mau melakukan hal-hal besar demi orang lain, setelah dia mau melakukan hal yang kecil-kecil terlebih dahulu.

Sebuah riset yang dilakukan oleh psikolog Jonathan Freedman dan Scot Fraser membuktikan hal ini. Mereka menggunakan 2 kelompok rumah sebagai bahan riset. Kelompok rumah pertama di datangi oleh peneliti. Mereka meminta bantuan kepada penghuni rumah agar bersedia di pasangkan rambu lalu lintas besar bertuliskan ‘’Mengemudi dengan hati hati’’ di halaman depan rumah . ternyata. Hanya 17% dari pemilik rumah yang memenuhi permintaan tersebut.

Di kelompok rumah yang kedua, para peneliti datang dua kali, pertama mereka hanya meminta bantuan agar pemilik rumah menempelkan stiker kecil di jendela rumah, stiker itu bertulisan ‘’Mengemudi dengan hati-hati’’ sebagai tanda berpartisipasi terhadap kampanye tersebut. Dua minggu kemudian para peneliti datang kembali dan meminta agar pemilik rumah bersedia di pasangi rambu lalu lintas besar bertuliskan ‘’Mengemudi dengan hati-hati’’ di halaman depannya. Ternyata kini, 76% pemilik rumah menyetujuinya.

Terjadi perubahan yang luar biasa dengan proses yang sedikit berbeda. Permintaan tolong kecil tadi membuat pemilik rumah tak menolak permintaan tolong yang lebih besar lagi.

Ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, kita gunakan cara itu untuk mengubah persepsi siswa terhadap pendidik. Berdasarkan riset tadi, kita harus secara berkala meminta tolong (yang kecil-kecil) secara personal kepada anak didik, dengan tujuan agar anak didik kita mau melakukan hal-hal yang lebih besar lagi, Misalnya ; permintaan tolong pertama (kecil-kecil) :

“Irwan tolong ambilkan ustad spidol ya...Terima kasih Irwan.”

“Dina tolong ambilkan buku untuk ustadzah ya...Terima kasih Dina.”

Pada saat kita meminta tolong seperti ini, sebenarnya kita telah menabung komitmen mereka untuk memberikan bantuan yang lebih besar lagi kepada kita.

Maka suatu saat kita dapat meminta mereka untuk hal yang lebih besar lagi, misalnya :

“Irwan bantu ustad ya,..belajarlah lebih giat lagi.”

“Dina bantu ustadzah ya, kerjakan seluruh PR mu.”

Jadi, jangan segan meminta tolong kepada siswa dan lakukan dengan bahasa yang bagus, terapkan kepada seluruh siswa dan rasakan perubahan persepsi mereka terhadap diri kita.

2

Page 3: tabungan perhatian

3. Memberi bantuan

Saling memberi bantuan termasuk salah satu kecenderungan manusia. Hal ini menggelitik seorang peneliti bernama Francis Flynn untuk meneliti beberapa masalah berkenaan dengan bantu-membantu ini.

Dia melakukan riset terhadap customer service 24 jam di salah satu perusahaan penerbangan di Amerika. Karyawan disana sering bertukar shift jika ada keperluan. Dari hasil risetnya di temukan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang dibantu cenderung melupakan bantuan apabila yang membantu tidak memberikan ucapan pengikat.

Misalnya ; Maya memberikan bantuan kepada jodi untuk menukar shiftnya, maka jodi yang mendapat bantuan cenderung melupakannya. Lain hanya jika di beri peringatan halus, kecenderungan jodi untuk mengingat pertolongan itu akan jauh lebih besar, sehingga besar juga kemungkinan si jodi untuk membalas budi. Kata pengingat ini bisa diberikan pada saat yang ditolong mengucapkan terima kasih. Misalnya ; saat si jodi berterimakasih maya menjawab ; “its oke, lain kali kalau aku terdesak sepertimu pasti kamu tak keberatan menolongku,..iya khan?!”

Misalnya seorang ustad mengambilkan pulpen salah seorang murid yang terjatuh ditengah pelajaran, setelah si murid berterimakasih sang ustad menjawab ; “sama-sama, kita harus saling tolong khan?! ”

Bahkan seorang guru bisa membuat skenario tertentu, misalnya ; “Anak-anak hari ini kita ulangan !” karena tanpa pemberitahuan terlebih dahulu di hari yang lalu, murid-murid kaget dan terpana. Setelah mereka menyatakan keberatannya bahwa mereka belum siap, dsb. Katakan kepada mereka “Oke deh, kali ini ustad menolong kamu untuk mempersiapkan diri dulu..jadi ulanganya besok ya?”

Membagikan permen kepada murid, memberikan hadiah, dsb adalah upaya yang bagus untuk menabung komitmen anak didik kita agar ia mau melakukan perintah kita yang jauh lebih penting untuk kesuksesan mereka sendiri.

3