tabloid sehat no.6 / 6-12 mei 2011

8
Cara Mudah dan Instan Atasi Stres Pangan Sahabat Jantung Kacamata atau Lensa Kontak? Mesoterapi Tiruskan Pipi GYTB110506 YOGA Jinakkan Alergi dan Asma KATE BECKINSALE Jangan Menyerah pada Anoreksia WORLD LUPUS DAY www.sehatnews.com EDISI: 06 - 12 MEI 2011 TAHUN XII NO: 06 Rp. 9.900,-

Upload: kompas-gramedia

Post on 23-Mar-2016

241 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

media kesehatan Anda

TRANSCRIPT

Page 1: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

Cara Mudah dan Instan Atasi StresPangan Sahabat JantungKacamata atau Lensa Kontak? Mesoterapi Tiruskan Pipi

G Y T B 1 1 0 5 0 6

YOGAJinakkan Alergi dan Asma

KATE BECKINSALE

Jangan Menyerah

pada Anoreksia

KATE BECKINSALE

Jangan Menyerah

Jangan Menyerah

Jangan

pada Menyerah

pada Menyerah

Anoreksiapada

Anoreksiapada

WORLD LUPUS DAY

www.sehatnews.comEDISI: 06 - 12 MEI 2011

TAHUN XIINO:06

Rp. 9.900,-

Page 2: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

foto

-foto

: istimew

a

TAHUN XII No.6 / 6-12 MEI 2011

02 PERSONA

E. Saptorini

”Saat itu saya pikir bakal mati. Saya sangat le-mah, tak punya tenaga lagi, tapi saya punya keinginan untuk bangkit. Saya sadar bahwa saya tidak boleh menyerah pada anoreksia,”

ungkapnya seperti dikutip Daily Mail. Akhirnya ia meminta kepada ibu dan ayah tirinya

untuk mengirimnya ke psikolog. Kemudian lima hari seminggu selama empat tahun ia menguatkan diri untuk menjalani konsultasi secara kontinyu. Kepada majalah People ia mengatakan, ”Terapi itu membuka mata saya untuk tidak takut menghadapi apa pun karena saya jadi tahu dari mana ketakutan itu berasal”.

Kate sempat diprotes para ibu yang memiliki anak anoreksia karena ia mengatakan bahwa kondisi kelu-arga yang kacau lebih utama menyebabkan seorang remaja mengalami anoreksia ketimbang pencitraan tubuh langsing di media massa. Meski demikian, ia tetap pada pendiriannya.

Saat RapuhKehilangan ayah secara mendadak akibat serangan

jantung, membuat jiwa Kate rapuh. Ia mengaku tak ingat lagi percakapan terakhir dengan ayahnya karena Richard Beckinsale, aktor Inggris itu, pergi tidur di suatu malam dan tak pernah bangun lagi. Belum lama berselang, ibunya, Judy Loe, juga kehilangan orangtua. Jadilah ia hidup berdua dengan ibunya yang sedang dirundung kepedihan begitu dalam.

Saat ia berusia 9 tahun, ibunya menikahi sutradara Roy Battersby. Hidup dengan ayah serta saudara

tiri, dan harus pindah dari rumah tempat ia tumbuh dengan segudang kenangan, makin membuatnya tidak nyaman. Kate juga mengaku mengalami trauma ketika ibunya tampil tanpa busana dalam salah satu film televisi yang dibintanginya. Banyak teman sekolah mengolok-olok Kate tentang hal yang dirasanya sangat memalukan itu.

Jalur yang TepatKate sebetulnya cerdas. Di usia tujuh tahun ia

memiliki kemampuan membaca seperti layaknya anak usia 11 tahun, nilai IQ-nya pun tinggi, 152. Kate pernah dua kali memenangi kompetisi WH Smith’s Young Writer untuk penulisan cerpen dan puisi. Namun, aktris yang fasih berbahasa Jerman, Perancis, dan Rusia, selain Inggris ini memutuskan meninggalkan Oxford University, untuk menekuni akting.

Ia bersyukur telah memilih jalur yang tepat. Di dunia film itulah ia memperoleh eksistensinya kembali. Ia

juga bertemu Michael Sheen, pria yang menurut Kate telah menyelamatkannya dari tindakan kriminal. Ia sempat menyatakan tak bisa membayangkan men-cium pria lain selain Sheen, tapi itu sebelum ia bertemu sutradara handsome dari Amerika, Len Wiseman, yang kini menjadi suaminya.

Berkaca pada pengalaman getir di masa lalu, Kate berusaha keras menciptakan kondisi yang ramah untuk Lily, anaknya. Kehidupannya kini ia rasakan yang terbaik untuk Lily. Meski telah berpisah, Michael selalu punya waktu khusus untuk menikmati kebersamaan dengan putrinya.

“Lily beruntung punya dua ayah yang membuat hidupnya begitu menyenangkan. Juga kakek, nenek, yang sangat menyayanginya. Semua itu tak saya rasakan sewaktu kecil,” katanya.

Bolos Olah RagaDi usia 37 tahun ini Kate mengaku sangat percaya

diri. Sebagai mantan penderita anoreksia, ia tahu betul bahwa gangguan itu sangat mudah untuk kembali, tapi ia harus melawannya. “Saya tidak pernah menolak makan kue mangkok atau tart ulang tahun. Untuk bentuk tubuh yang lebih baik, saya tak perlu berpan-tang. Saya makan apa saja dengan porsi moderat,” tambahnya.

Kate terus terang belum menyukai olah raga. “Mung-kin saya harus ditarik untuk pergi ke gym, walaupun untuk persiapan sebuah film saya bisa giat berlatih dengan seorang trainer,” ucapnya.

Sewaktu sekolah ia sering bolos saat pelajaran olah tubuh dan malah menggunakannya untuk merokok. Kini pun ia belum bisa sepenuhnya lepas dari rokok, namun sewaktu mengandung Lily, ia bisa total tak menyentuh rokok. “Lily itu prioritas hidup saya. Waktu dia bayi, saya ini ibu menyusui yang hebat, bahkan mungkin seperti sapi yang overproduksi,” ujarnya. ◗

Kehidupan Kate Beckinsale tak selalu mulus. Di usia 11 tahun sudah menjalani terapi dan di usia 15 tahun, pemain film Pearl Harbor ini menderita anoreksia berat. Bobot tubuhnya tinggal 30-an kg. Dan ia berjuang menjalani berbagai terapi untuk keluar dari gangguan makan itu.

Kate BeckinsaleJangan menyerah pada anoreksia Lahir:

Finsbury Park, London, 26 Juli 1973Orangtua: Judy Loe/Richard BeckinsaleTinggi: 170 cmPasangan: Len Ryan Wiseman(2004-sekarang)Michael Sheen (1992-2003)Anak: Lily Mo SheenFilm: Serendipity, Pearl Harbor, Underworld, The Aviator, Nothing But The TruthPendidikan: Oxford University (hanya tiga tahun)Prestasi lain: Memenangi kompetisi WH Smith’s Young Writer untuk penulisan cerpen dan puisi.

Kathryn Bailey Beckinsale

Page 3: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

TAHUN XII No.6 / 6-12 MEI 2011

03PERNIK

Ovulasi adalah lepasnya telur dari indung telur, terjadi pada sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi dengan waktu yang bisa bervariasi. Meski demikian, menurut Roger W. Harms, MD, dari Mayo Clinic, ada beberapa tanda yang mencirikan terjadinya ovulasi. • Kram perut. Bagi sejumlah perempuan, ovulasi bisa

memicu kram perut ringan. • Perubahan cairan vagina. Biasanya, sebelum ovulasi,

terjadi peningkatan sekresi vagina yang lebih licin dan bening, mirip putih telur. Setelah ovulasi, cairan menjadi sedikit keruh dan lengket atau bahkan hilang sama sekali.

• Perubahan suhu basal tubuh. Suhu basal, yaitu saat beristirahat, meningkat selama ovulasi. Untuk memper-jelas, ukur suhu tubuh setiap pagi sebelum beranjak dari tempat tidur. Catat suhu tubuh dalam agenda Anda, lalu lihat polanya.

• Kondisi paling subur adalah pada 2-3 hari sebelum suhu tubuh meningkat.

• Lakukan tes ovulasi. Alat ini akan menguji urin Anda guna melihat hormon yang biasanya melonjak sebelum ovulasi.

• Lakukan hubungan seks. Guna memaksimalkan kesubur-an Anda, lakukan hubungan seks di antara waktu ovulasi, terutama 1-2 hari menjelang ovulasi. (dee)

Tanda Anda sedang subur...

1 Jatuhkan pilihan pada buah dan sayur.

Bukan hanya kaya serat dan vitamin, sejumlah buah dan sayur juga mengandung karbohidrat. Santap langsung buah dan sayur segar. Kalaupun ingin memanfaatkan jus, lebih baik jus atau blender sendiri buah dan sayur segar di rumah.

2 Manfaatkan biji utuh. Biji-bijian menjadi sumber karbohidrat yang baik. Yang pasti, bijian utuh

itu kaya vitamin, mineral, dan rendah lemak. Pilih biji utuh ketimbang yang sudah disosoh. Biji utuh masih memiliki serat dan nutrisi penting yang lebih baik seperti selenium, potasium, dan magnesium.

3 Batasi tambahan gula. Bila digunakan secara bijaksana, sedikit menambahkan gula dalam

makanan sehari-hari mungkin tidak masalah. Sayangnya, tidak ada manfaat kesehatan bila Anda mengonsumsi gula tambahan. Malah sebaliknya, terlalu banyak gula malah bisa menimbulkan gangguan kesehatan seperti kerusakan gigi, gizi buruk, dan penambahan berat badan.

4 Batasi minuman, permen, dan makanan penutup yang manis.

Bukan hanya dipadati kalori, makanan dan minuman tersebut rendah nutrisi. Jadi pastikan selalu untuk memilih sumber karbohidrat yang baik dan menyehatkan tubuh. (dee)

Mari pilih karbohidrat!

• Kelola diabetes. Selalu monitor gula darah dan ikuti petunjuk dokter untuk terus menjaga kadar

gula darah. Semakin baik mengontrol gula darah, semakin kecil kemungkinan terjadinya gingivitis dan gangguan gigi lainnya.

• Sikat gigi dua kali sehari. Seperti anjuran para dokter gigi, gosok gigi pagi hari sesudah makan pagi dan

malam hari sebelum tidur. Gunakan sikat gigi yang lembut dan hindari menggo-sok gigi dengan kencang yang bisa mengiritasi gusi dan lapisan gigi.

• Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi sehari sekali.

Membersihkan dengan benang gigi akan membantu mengenyahkan sisa makanan yang menyelip di antara gigi.

• Rutin periksa gigi. Lakukan pemeriksaan gigi secara berkala dua kali setahun. Saat pemeriksaan,

ingatkan dokter gigi kalau Anda menderita diabetes.

• Kenali tanda dini penyakit gusi. Segera konsultasikan ke dokter gigi jika menjumpai penyakit gusi, termasuk

gusi kemerahan, bengkak, dan berdarah. Informasikan juga tanda lain seperti mulut kering, gigi tanggal, atau nyeri mulut. (dee)

Perawatan gigi diabetesi

Ovulasi adalah lepasnya telur dari indung telur, terjadi pada sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi dengan waktu yang bisa bervariasi. Meski demikian, menurut Roger W. Harms, MD, dari Mayo Clinic, ada beberapa tanda yang mencirikan terjadinya ovulasi. • Kram perut. Bagi sejumlah perempuan, ovulasi bisa

memicu kram perut ringan. • Perubahan cairan vagina. Biasanya, sebelum ovulasi,

terjadi peningkatan sekresi vagina yang lebih licin dan bening, mirip putih telur. Setelah ovulasi, cairan menjadi sedikit keruh dan lengket atau bahkan hilang sama sekali.

• Perubahan suhu basal tubuh. Suhu basal, yaitu saat beristirahat, meningkat selama ovulasi. Untuk memper-beristirahat, meningkat selama ovulasi. Untuk memper-beristirahat, meningkat selama ovulasi. Untuk memperjelas, ukur suhu tubuh setiap pagi sebelum beranjak dari tempat tidur. Catat suhu tubuh dalam agenda Anda, lalu lihat polanya.

• Kondisi paling subur adalah pada 2-3 hari sebelum suhu tubuh meningkat.

• Lakukan tes ovulasi. Alat ini akan menguji urin Anda guna melihat hormon yang biasanya melonjak sebelum ovulasi.

• Lakukan hubungan seks. Guna memaksimalkan kesubur- Lakukan hubungan seks. Guna memaksimalkan kesubur- Lakukan hubungan seks. Guna memaksimalkan kesuburan Anda, lakukan hubungan seks di antara waktu ovulasi, terutama 1-2 hari menjelang ovulasi. (dee)

SHU

TTER

STO

CK

SHU

TTER

STO

CK

SHU

TTER

STO

CK

Page 4: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

TAHUN XII No.6 / 6-12 MEI 2011

04 DARI REDAKSI

DAFTAR ISI

02 Kate Beckinsale, Jangan Menyerah pada Anoreksia

03 Tanda Anda Sedang Subur... 05 Mang Engking, Nikmatnya

Gurami Cobek di Tepi Danau09 Menkes Resmikan Fasilitas

Rawat Inap Kelas III RSUP Fatmawati

10 Pilih Kacamata atau Lensa Kontak?

13 Siesta Bagus buat Jantung14 Tercemar Pestisida Bikin IQ

Rendah15 Mesoterapi Tiruskan Pipi18 Si Sahabat Jantung20 Badriul Hegar, Berharap

Prevalensi ADB Turun 10 Persen

21 Mudah dan Instan Atasi Stres22 Batasi Garam, Batasi Sodium24 Tujuh Alasan Pentingnya

Kegiatan Fisik Teratur25 Ketika Suasana Hati Berubah

dengan Cepat30 Yoga Bisa Jinakkan Alergi dan

Asma32 Sup Ayam, Si Obat Flu33 Inspirasi Hidangan Berbahan

Kiwi34 IVS Selamatkan Dunia Lewat

Vegetarian36 Bon Jovi, Tanpa Botoks!

Zaman sudah berubah. Manusia tidak lagi dipisahkan oleh ruang dan waktu. Teman atau keluarga tercinta tetap bisa terhubung berkat kemajuan teknologi, termasuk jejaring sosial.

Makin banyak orang membuat akun di jejaring sosial. Selain dapat terkoneksi lagi dengan teman-teman yang tak ketahuan rimbanya, di jejaring sosial mere-ka juga bisa menumpahkan segala unek-unek atau bahkan menyua-rakan pendapat pribadinya.

Intinya, apa pun bisa dilakukan dalam jejaring sosial tersebut. Bahkan bermain games dengan teman yang ada di belahan dunia sana bisa dilakukan, sehingga me-nimbulkan adiksi atau “candu”.

Sebenarnya, apa saja kenikmat-an berjejaring sosial ini?

Dengan jejaring sosial ini saya

bisa menemukan teman-teman yang sudah tidak terdengar kabar beritanya lagi, bahkan teman yang sudah tidak pernah bertemu sejak 20 tahun lalu. Menyenangkan sekali pokoknya. Nggak rugi deh ikut jejaring sosial.

(Becca)

Kalau dibilang jadi ketagihan, iya juga sih. Kecanduan yang positif. Daripada kecanduan alkohol, ya kan? Nikmatnya, yang jelas, saya bisa mencari apa saja di jejaring sosial. Yang sering, saya main games saja. Biasanya pas waktu istirahat kerja atau main di rumah saat lagi tidak ada kerjaan.

(Wolly) Berhubung saudara dan teman

saya banyak, belum lagi tersebar di luar Pulau Jawa, jejaring sosial jadi membantu. Kami bisa saling berkirim kabar dan silaturahmi.

(Donna) Berjejaring sosial itu enak.

Bisa mempromosikan bisnis saya dengan gratis. Sambil menyelam minum air, sambil berjejaring sosial, bisnis juga jalan.

(Nani) Gara-gara jejaring sosial, saya

dan teman-teman sekolah jadi sering kumpul lagi. Senang juga sih, apalagi mengingat masa-masa jahil saat sekolah. Nggak hanya kita yang berkumpul, ada kalanya keluarga juga ikut. Hitung-hitung menjalin tali silaturahmi.

Bagus, ‘kan?

(Cici) Senang saja bisa baca status

teman-teman. Jadi secara tidak langsung saya bisa tahu kabar mereka, meskipun jauh dan tidak bertemu langsung.

(Prima) Refreshing! Sekalian silaturahmi

dengan teman-teman lama yang sudah jarang ketemu.

(Okto)

Jejaring sosial itu bisa mem-bantu mencari teman-teman, termasuk mantan pacar dan cem-ceman masa sekolah. Ya buat lucu-lucuan saja. Nggak boleh sampai kebablasan apalagi sampai CLBK alias cinta lama bersemi kembali.

(Ronny) Kayaknya saya nggak bisa

lepas dari jejaring sosial. Banyak yang bisa saya dapat di jejaring sosial itu. Bukan hanya teman, tapi kalau mau mencari pakaian, mainan anak, sampai jalan-jalan pun bisa didapat di sana. Semua ada pokoknya, dan segala sesuatu jadi lebih mudah rasanya.

(Dicky)

Nikmatnya Berjejaring Sosial

Pekan depan, E-comment mengambil tema tentang: Cara Jitu Hindari Stres Karena Jalan yang MacetKomentar dapat Anda kirim melalui twitter, http://twitter.com/sehatnewscom, fan page GHS di facebook, www.facebook.com/TabloidGayaHidupSehat, e-mail: [email protected], atau SMS ke nomor: 0813-8992-3664. Ketik nama <spasi> usia <spasi> daerah tempat tinggal lalu tulis komentar Anda. Partisipasi Anda sangat kami harapkan. Terima kasih.

Sehubungan dengan laporan tentang keberadaan oknum yang mengaku dari Tabloid GAYA HIDUP SEHAT dan meminta uang sebagai imbalan untuk dimuatnya suatu artikel di Tabloid GAYA HIDUP SEHAT, dengan ini diumumkan bahwa kami, Redaksi Tabloid GAYA HIDUP SEHAT, tidak pernah menerapkan kebijakan seperti itu dalam menjalankan kegiatan jurnalistik. Kepada semua pihak, baik perorangan maupun instansi, yang dihubungi dengan cara yang sangat tercela itu dimohon untuk menolak atau tidak melayani oknum bersangkutan. Harap menjadikan maklum. RedaksiPEMBERITAHUAN

l Direktur Utama: Agung Adiprasetyo l Pemimpin Redaksi: Ian Situmorang l GM Editorial: Arief Kurniawan l Redaktur Ahli: Dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp.KO, Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And., Dr. Handrawan Nadesul, Prof. DR. Ir. Made Astawan l Redaktur Pelaksana: Dian Savitri l Redaktur: Endang Saptorini l Reporter: Diana Yunita Sari, Diyah Triarsari, Abdi Susanto l Editor Bahasa: Esti Setia Sari l Redaktur Visual: G.M. Hadi Prasetyawan l Artistik: Simon Hutagalung l GM Bisnis: Jashinta Maria Felycia l Iklan: Krisna Hadiyanto (Manajer), Adjeng Adeila P. l Promosi: Agung Kristanto (Manajer), Benhard Sitorus (Asisten Manajer), Tuan Boy l Alamat

Redaksi & Bisnis: Jl. Palmerah Barat No. 33-37 Lt 4, Jakarta 10270, Telp. (021) 53677835-36 pswt 4358, 4363; Faks. (021) 53674084; E-mail: [email protected] l Sirkulasi: PT Sirkulasi Kompas Gramedia, Jl. Palmerah Selatan 22-28 Gedung Kompas Gramedia Unit II Lantai 2, telp. (021) 53679909, 53679599; Faks. (021) 53699097, 53699098; SMS: 0811908680; E-mail berlangganan: [email protected] l Penerbit: PT Raketindo Primamedia Mandiri l Direksi: Ian Situmorang l SIUPP: No.569/SK/Menpen/SIUPP 1998 Tanggal 30 September 1998, ISSN 1693-3893 l Pencetak: Percetakan PT Gramedia

Pembaca yang budiman, Bergabung dengan suatu kelom-

pok atau komunitas, bisa menjadi salah satu kiat sehat. Ketertarikan pada sesuatu hal yang sama bisa dengan mudah mendekatkan banyak orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, bahkan lintas usia, etnis, agama, dll.

Interaksi dengan banyak orang itu bisa menurunkan kadar stres dan membuat hidup kita lebih bahagia. Apalagi jika komunitas itu sangat erat dengan gaya hidup sehat, seperti jalan pagi, senam, yoga, bersepeda, aktivitas cinta lingkungan, dan sebagainya.

Pasti manfaat sehatnya bakal lebih banyak. Seperti yang tampil dalam rubrik Komunitas kali ini adalah mereka yang menganut pola makan vegetarian.

Bagi Anda yang memiliki komunitas sehat juga, bisa lho membagi kebahagiaan dengan para pembaca GHS. Kirimkan tulisan tentang aktivitas komunitas Anda. Jangan lupa sertakan foto-foto yang menarik, heboh, dan enak dilihat tentunya, ke alamat e-mail [email protected]. Tidak perlu ragu jika tulisan masih amburadul, yang penting ceritakan selengkapnya aktivitas komunitas

Anda, nanti teman-teman di redak-si akan memasaknya agar menjadi sajian yang lebih nikmat.

Untuk edisi ini GHS secara khusus mengulas tema lupus, penyakit autoimun yang bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Meski demikian, para Odapus (orang yang hidup dengan lupus) bisa tetap menjalani hidupnya secara berkualitas.

Pada Hari Lupus Sedunia, 10 Mei ini, GHS mendoakan agar para penyandang lupus selalu tegar dan dapat menikmati hidup yang lebih berarti.

Salam Sehat! KAVER EDISI: TAHUN XII-No06FOTO: SHUTTERSTOCK

SURAT REDAKSI

Page 5: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

TAHUN XII No.6 / 6-12 MEI 2011

33AKHIR PEKAN

DIYAH TRIARSARI

Selama ini kita hanya tahu bahwa buah kiwi hanya bisa dimakan sebagai hidangan pencuci mulut. Sebetulnya kiwi bisa melunakkan daging dan menciptakan cita rasa tertentu pada makanan.

Tinggal di Plenty of Bay yang menghasilkan kiwi hijau dan emas, Peter Blakeway, chef berpengalaman 20

tahun yang bermukim di Selandia Baru, sudah banyak bereksperimen dengan kiwi. Ia tidak hanya membuat aneka hidangan cuci mulut dengan kiwi, namun juga mengolahnya dalam masakan.

Hidangan memakai bahan kiwi yang diperagakannya adalah Grilled Squid and Caramelized Gold Kiwi Fruit Salad. Cumi-cumi dalam masakan ini diempukkan memakai kiwi yang dilumatkan. Kandungan enzim actinidin-nya memang bermanfaat melunakkan daging.

Kiwi hijau itu dimasak secara cepat dengan panas tinggi. Proses pemasakan itu membuat kiwi mengeluarkan karamel yang memberi cita rasa tersendiri pada masakan.

Untuk: 4 sajian

Bahan: 8 ekor cumi-cumi60 kecap asin Sayuran hijau untuk salad

secukupnya

12 siung bawang putih yang dibakar

1 jeruk lemon besar, ambil airnya3 buah kiwi emas, kupas dan

cincang dengan halus2 buah kiwi hijau, kupas dan

lumatkan360 ml minyak zaitun1 sendok makan minyak wijen

Cara memasak:1. Bersihkan cumi-cumi kemudian

campur dengan kiwi hijau yang sudah dilumatkan. Diamkan selama setengah jam. Tambahkan kecap

asin.2. Campur aneka sayur hijau

untuk salad dengan air jeruk lemon, bawang putih yang sudah dibakar, dan minyak ziatun.

3. Tumis kiwi hijau dengan sedikit minyak zaitun untuk mendapatkan karamelisasinya lalu tambahkan cumi-cumi yang sudah dipotong. Masak secara cepat dalam suhu tinggi.

4. Atur salad hijau di atas piring lalu tambahkan cumi-cumi yang sudah dimasak di atasnya. Bubuh-kan minyak wijen. w

Inspirasi Hidangan Berbahan Kiwi

TTK TAHUN XII NO.006

Mendatar: 2. Pantai yang berpasir 5. Indra penglihatan 6. Gulai ayam 7. Diulang: terali 9. Yang berada di belakang12. Tangga berjalan16. Pengaruh 17. Hutan18. Negara pemeluk agama

Hindu terbesar19. Tidak ada cahaya sama

sekali20. Hewan pemakan daging21. Organisasi Konferensi

Islam23. Jembatan25. Perbekalan27. Pacuan sapi khas Madura

Menurun: 1. Pulau tujuan wisata di

Indonesia 2. Kota mode di dunia yang

terkenal 3. Lomba menaiki kuda/sapi

liar di Amerika 4. Kota di Jawa Tengah 7. Peluh 8. Sulit buang air besar10. Berkaitan dengan

kejahatan11. Burung elang besar13. Terlambat14. Hewan berduri15. Inti kayu21. Huru hara22. Sedot24. Tinta (Inggris)26. BUMN yang diketuai

Dahlan Iskan (singkatan)

Jawaban TTK No.005Mendatar:2.Lumbung 6.Seri 7.Asli 8.ABK 10.Kancil 11.Engkau 13.Kor 14.Ahli 15.Azab 17.GOR 18.THT 19.Ask 20.Ia 22.SH 23.Kabinet 24.Usai 26.Empu 28.Hadir 29.Iri 30.Tunggal

Menurun:1.Jera 2.Lincah 3.Bab 4.Gangga 5.Alpa 8.Alkitab 9.Keraton 10.Kanguru 12.Ubi kayu 14.Ari 16.Bah 21.Akibat 22.Steril 25.Swa 27.PMI

TEKA-TEKI KATA No. 006

World Lupus Day 2011Program “Never Give Up!” untuk memperingati Hari Lupus Sedunia 2011 digelar 7 Mei, pukul 07.00-12.00 WIB, Aula Barat ITB, Jl. Ganesha 10, Bandung. Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Dr. Shiane Hanako (081283151547), Helin Herlina (081910495752), Dita (081328799189), Monik (081321645320).

Pameran Seni Rupa dan Pentas Musik di BBJBentara Budaya Jakarta menyelenggarakan pameran seni rupa “Jagat Kertas” oleh Setiawan Sabana tanggal 11-19 Mei dan pentas musik “Batavia Mood dan Laras Swara”, Kamis, 12 Mei pukul 19.30 WIB di Jl. Palmerah Selatan 17, Jakarta 10270. Hubungi: telp. (021) 5483008 ext 7910-7911, e-mail: [email protected].

Seminar Penanganan Pasien TraumaNa RS Sari Asih Serang menggelar seminar bertema “Penanganan Pasien Trauma” khusus bagi tenaga medis, 21 Mei di Jl. Jend Sudirman (Pintu Tol Serang Timur) No.38, Kota Serang.Hubungi: telp. (0254) 220022 (hunting), faks. (0254) 220345.

Mobil MamografiTim Unit Mobil Mamografi siap mendatangi kantor atau lingkungan rumah Anda untuk pemeriksaan mamografi, dengan didukung dokter dan radiografer profesional. Minimal peserta 20 orang. Hubungi: Sekretariat Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta di RS Kanker Dharmais, Jl. Letjen. S. Parman Kav.84-86, Jakarta, telp. (021) 56967762, faks. (021) 56967762, e-mail: [email protected], atau Very (08159901106). w

RESEP PEKAN INI

ISTIMEW

A

Page 6: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

TAHUN XII No.6 / 6-12 MEI 2011

34 KOMUNITAS

Golongan vegetarian:

* Vegan (vegetarian murni): pantang makanan hewani, termasuk telur dan susu.

* Lakto vegetarian: pantang daging, masih minum susu.

* Lakto-ovo vegetarian: pantang daging, masih mengonsumsi telur dan susu.

* Pesko vegetarian: masih mengonsumsi ikan.

* Fluktarian vegetarian: pantang daging, susu, telur, dan lobak. Alasannya, lobak langsung mati ketika dipanen.

* Semivegetarian: masih mengonsumsi daging putih, seperti unggas. ◗

Menyelamatkan kehidupan dunia juga menjadi salah satu tujuan

dibentuknya IVS (Indonesian Vegetarian Society). “Selain itu, juga untuk menyebarluaskan informasi seputar kehidupan vegetarian di Indonesia dan mengembangkan cinta kasih universal,” ungkap DR.

Susianto, MKM, Ketua IVS. Komunitas vegetarian yang

telah diakui secara nasional maupun internasional ini, awalnya bernama Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia (KMVI). Tanggal 8 Agustus 1998 KMVI berganti nama menjadi IVS, dengan moto

Save Our World. IVS adalah organisasi nirlaba yang memiliki anggota sekitar 60 ribu orang, dan telah terdaftar sebagai anggota International Vegetarian Union sejak 1999.

Organisasi vegetarian di Indonesia tergolong masih muda, apalagi jika dibandingkan

dengan organisasi serupa di Inggris yang telah terbentuk sejak tahun 1847 dan tergabung dalam wadah vegetarian dunia sejak 1908. “Kalau dibandingkan, kami jauh tertinggal. Kami baru 13 tahun, mereka sudah ratusan tahun,” kata Susianto, yang juga menjabat Sekjen Asian Vegetarian Union (AVU).

Gizi Tetap SeimbangBerbagai kegiatan yang

rutin digelar IVS, seperti seminar, menghadirkan pembicara mulai dari ahli gizi, dokter, sampai rohaniwan. Festival dan demo masak memperkenalkan resep-resep masakan vegetarian dan konsultasi seputar kehidupan bervegetarian, juga sudah sering dilaksanakan.

Hidup dengan pola vegetarian, diungkapkan, tidak menyalahi kodrat karena konsep vegetarian adalah memperoleh gizi seimbang yang bisa didapat dari makanan nabati. “Semua

zat gizi bisa dipenuhi oleh nabati seperti lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral,” kata ayah dua anak ini.

Menjadi nabatiwan (vegetarian) juga sesuai dengan imbauan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar manusia mengurangi konsumsi hewani dan memperbanyak konsumsi nabati karena lebih ramah lingkungan. Peternakan hewan, ujarnya, memberi kontribusi besar terhadap pemanasan global.

Food Agruiculture Organization (FAO) mencatat peternakan menyumbang pada terjadinya efek gas rumah kaca sebesar 18 persen. Sementara dari sektor lain seperti transportasi udara, laut dan darat

kontribusinya hanya 13 persen.

“Dengan mengurangi konsumi hewani kita bisa mengurangi global warming. Kalau alasan kesehatan sangat jelas, konsumi hewani berkaitan dengan kejadian penyakit jantung, kanker, hipertensi, obesitas. Pola makan nabati atau vegetarian itu mencegah berbagai penyakit,” tutur doktor bidang gizi lulusan FKM Universitas Indonesia ini. ◗

IVS Selamatkan dunia lewat vegetarian

PUTRI

Pola makan vegetarian makin dijadikan pilihan oleh masyarakat dunia, tanpa memandang golongan maupun agama. Selain lebih menyehatkan, vegetarian sangat aktual sebagai salah satu langkah menyelamatkan bumi.

Indonesian Vegetarian Society (IVS) Royal Progress International Hospital Lt. 9 Jl. Danau Sunter Utara, Sunter Paradise Jakarta Utara

FOTO

-FOTO

: ISTIMEW

A

Page 7: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

TAHUN XII No.6 / 6-12 MEI 2011

35INSPIRASI

e. saptorini

Enerjik, ramah, cerdas, dan berprestasi. Kesan itu tampak jelas pada diri Dian Wahdini Syarief dan Yenny Rahmayati. Sulit dipercaya bahwa mereka ini sudah kerap jatuh-bangun bersama lupus, bahkan sempat terpuruk hingga ke titik nadir.

Menjadi Odapus (orang dengan lupus) pada akhirnya justru mengantar mereka pada kebangkitan

dan menemukan kesejatian hidup. Maka berbincang tentang penyakit lupus atau SLE (Systemic Lupus Erythematosus) bersama Dian maupun Yenny, serasa berdiskusi dengan orang yang tidak sakit.

Dengan enteng Dian (45 tahun) menceritakan, sekarang kepalanya gundul karena baru menjalani operasi, mungkin yang ke-18 kalinya, akibat terjadi abses di otak. “Di kepala saya kan dipasang selang untuk mengalirkan cairan di otak ke perut. Belum lama selang itu macet jadi dibongkar lagi,” ujar sarjana farmasi lulusan Institut Teknologi Bandung ini.

❚ Low VisionLupus yang disandang Dian

sebetulnya termasuk kategori sedang yang menyerang sistem darah. Masalahnya, banyak komplikasi yang ia alami seperti trombosit turun sangat rendah dan harus ditransfusi, serta perdarahan hebat yang berakibat rahim harus diangkat, sehingga memupuskan harapannya untuk punya momongan. Lalu empedu mengeras, sempat tidak mampu berjalan, dan daya penglihatan pun terkena dampaknya.

“Saraf penglihatan di otakku rusak, sehingga tidak ada regenerasi. Itu yang menyebabkan penglihatanku tinggal 5 persen, dan low vision ini tidak bisa diperbaiki,” ungkapnya. Berbagai komplikasi itu membuat kondisi Dian menjadi berat, dan hingga kini ia harus mengonsumsi obat dengan dosis maintenance.

Ketika terdiagnosis lupus di tahun 1999, usia Dian 33 tahun dan memiliki karier bagus di sebuah bank swasta di Jakarta. Sejak itu, putri pasangan Prof. DR. Dr. Rudy Syarief dan Dr. Oemmy R. Syarief, MMBAT, yang selama ini hidup sehat itu pun tiba-tiba haru menjalani berbagai terapi. Ia bolak-balik ke rumah sakit, hingga ke Singapura untuk mengupayakan kesembuhan.

Memberdayakan Odapus

Ketika upaya itu tak kunjung menampakkan hasil, ia pun merasa bosan, syok, trauma, bahkan sempat dua kali dilanda depresi. Namun, akhirnya ia menyadari bahwa membiarkan diri jatuh malah membuat penyakitnya makin merajalela. Dian tak mau menjadi orang yang kalah.

Untuk membuat hidupnya lebih berarti, Dian lalu berupaya tak hanya demi mencari kesembuhan, tetapi berbagi dengan sesama. Bukan keluh kesah yang ia sebarkan. Di tahun 2003 bersama Eko Pratomo, suami yang tak pernah lelah mendukungnya, Dian mendirikan Syamsi Dhuha Foundation (SDF), lembaga nirlaba yang memberikan dukungan dan pemberdayaan bagi para odapus serta

penyandang low vision.

Di tahun 2011 ini, SDF mampu memberikan dukungan untuk penelitian tanaman obat bagi penemuan suplemen yang dapat menunjang terapi untuk penyakit lupus, lewat program Care For Lupus SDF Award 2011. Bagi SDF sendiri, sudah cukup banyak penghargaan, salah satunya International Lifetime Achievement Awards, yang diterima Dian saat acara the 9th International Congress in SLE di Vancouver, Kanada, Juni 2010.

Salah DiagnosisKetidaktahuan dan

sulitnya mendiagnosis lupus membuat Yenny selalu dinyatakan terkena tifus. Karena itu, dalam satu tahun ia berulang kali keluar masuk rumah sakit, tapi tak kunjung sembuh. Kondisinya lumayan parah waktu itu. Ia mengalami kebocoran ginjal, radang sendi, pneumonia, infeksi, masalah darah, dan sebagainya.

Ketika akhirnya ketahuan mengidap lupus, perempuan kelahiran Meulaboh, Aceh, 3 Januari 1976 ini kemudian mendapat pengobatan dengan steroid dosis tinggi. Efek pengobatan itu, berat badannya naik dan wajahnya bengkak bagai rembulan (moon face).

Tak mau kecolongan lebih parah, Yenny pun giat mencari informasi seputar lupus. Dua tahun setelah mengalami remisi (sembuh sementara), sarjana arsitektur lulusan Universitas Sumatera Utara, Medan ini mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk meneruskan kuliah ke Australian National University (ANU) di Canberra.

Sewaktu berada di negeri Kanguru itu, sayangnya pas puncak musim dingin dengan suhu sekitar minus 15 hingga 0 derajat Celsius. Tak ayal lagi lupus itu menyerang sendi pinggul dan memaksanya pulang ke Indonesia menggunakan kursi roda.

Untung saja Yenny berhasil meyakinkan pemberi beasiswa kalau ia sanggup menyelesaikan studi itu dari jarak jauh dan tepat

waktu. Semangatnya yang luar biasa pun membawa Yenny, tak hanya berhak menyandang gelar Master of Sustainable Heritage Development and Management, tetapi lulus dengan predikat First Honour Class Graduate dan nilainya amat memuaskan. “Ini mukjizat dari Allah,” tutur Direktur Eksekutif Aceh Heritage Community Foundation ini.

Berlimpah MukjizatYenny mengaku banyak sekali

mukjizat yang hadir dalam hidupnya selama sakit. Mulai dari kondisi remisi yang ia capai kurang dari satu tahun, bisa lepas dari obat-obatan, karier dan rezeki yang bagus, dan akhirnya mendapat pendamping hidup yang menerima dia apa adanya.

Ia yakin bahwa kesuksesan bukan hanya milik orang sehat, tetapi juga hak orang-orang yang mempunyai keterbatasan seperti dirinya. Karena itu, Yenny tak mau berhenti bermimpi. Saat ini ia tengah berusaha meraih gelar doktor bidang arsitektur, di National University of Singapore (NUS).

Untuk mengontrol kondisi tetap stabil, ia berusaha menjalani hidup seimbang, mengatur makanan, melakukan aktivitas ringan, istirahat cukup, tidak membiarkan diri dan pikiran menganggur, serta berpikir positif supaya tidak stres. ◗

semangat nyala terus

Dian dan Eko, suami yang tak pernah jenuh mendukungnya.

Yenny dan Mulyadi Djamil, memberi dukungan penuh.

Dihadang lupus

DO

K. PRI

DO

K. PRI

Page 8: Tabloid SEHAT No.6 / 6-12 MEI 2011

TAHUN XII No.6 / 6-12 MEI 2011

36 GALERI

Para personel grup band Ungu sebenarnya hampir sama dengan rata-rata pria Indonesia. Mereka tak terlalu peduli dengan perawatan muka. Kalaupun harus membersihkan wajah, mereka memakai pembersih merek apa saja.

"Apa pun sabun cuci muka yang ada di rumah, kami pakai. Meskipun sabun muka itu produk yang ditujukan untuk cewek," kata Pasha, vokalis grup band papan atas Indonesia itu saat konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Namun, karena mereka bekerja di industri hiburan, sedikit ribet merawat wajah mau tak mau harus mereka lakoni. Apalagi saat syuting atau tampil ngeband wajah mereka harus dirias.

"Merawat penampilan itu penting untuk kami

yang kerja di bidang entertainment. Penampilan yang oke itu mutlak untuk memuaskan hati para penggemar kami," timpal Onci, sang gitaris Ungu.

Untuk keperluan penampilan yang oke saat manggung itu, Ungu punya penata gaya. Penata gaya inilah yang memikirkan kostum sekaligus rambut. "Sehabis manggung pun kami harus membersihkan muka," imbuh Onci.

Sekarang Pasha dan kawan-kawan tak lagi memakai pembersih sembarangan karena mereka menjadi bintang iklan produk pembersih wajah khusus pria. "Rasanya segar sekali cuci muka pakai sabun kami karena ada mentolnya. Rasanya adem, nggak bikin mengantuk," kata Onci. (diy)

UnguSadar Penampilan

Penyanyi utama grup musik Bon Jovi, Jon Bon Jovi, sama sekali tidak khawatir dengan menjadi tua. Penyanyi dan aktor kelahiran New Jersey itu berusia 49 tahun, 2 Maret lalu, dan ia tidak mau Hollywood mendikte penampilannya.

“Lihat, wajah saya bebas botoks dan rambut putih pun mulai bermunculan. Selain itu, saya juga tidak berencana untuk masih berlarian di atas panggung saat usia saya 68 tahun,” kata Bon Jovi, seperti dikutip dari Showbiz Spy Online.

Seandainya ia bukan artis, apa pekerjaan Bon Jovi? Apa saja, yang penting bukan menjadi politikus.

“Yang ada, saya akan selalu menghilang, tidak pernah ada di kantor. Orang yang waras tidak akan mau menjadi politikus. Itu adalah pekerjaan yang tidak mungkin mendapat ucapan terima kasih,” kata Bon Jovi.

“Istri saya dan saya pernah berada dalam satu pesawat dengan (mantan) Presiden Bill Clinton. Ada yang bertanya di antara kami berdua, siapa yang memiliki pekerjaan terbaik. Saya jawab pekerjaan saya. Mengapa? Saya boleh tetap memiliki rumah dan pesawat terbang, presiden tidak,” ujar penyanyi berambut pirang itu. (dian)

Jon Bon JoviTanpa Botoks!

Anggota Komisi IX DPR RI (bidang Kesehatan dan Kesra), Rieke Diah Pitaloka (Fraksi PDI Perjuangan) mengaku “nyaris gila” membayangkan 47 hari pembahasan RUU BPJS. “Ini menyangkut nasib lebih seratus juta rakyat yang sengsara, yang di antaranya sering mengalami penolakan pihak rumah sakit saat datang berobat,” katanya di Jakarta, pekan lalu.

Rancangan Undang Undang (RUU) Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) terkait dengan amanat konstitusi (UUD) bagi terselenggaranya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). “RUU BPJS berhasil disahkan, berarti dijalankannya SJSN. Tak ada kata mundur, berhenti berarti pengkhianatan terhadap cita-cita bangsa. Ingat, tak ada kesejahteraan sosial tanpa jaminan sosial. Rakyat butuh jaminan dari lahir hingga liang lahat,” paparnya.

Menurut Rieke, rakyat sesungguhnya tidak perlu mengemis dirawat oleh pihak RS dan

fasilitas jaminan sosial lainnya seperti kesehatan, pendidikan, hari tua hingga kematian. “Ini amanat konstitusi. Ada dalam Pembukaan UUD 1945. Ini hak dasar rakyat, harus dipenuhi. Makanya, aku hampir gila memikirkan nasib ratusan juta rakyat yang belum bisa diurus negara,” ungkapnya.

Keinginan untuk membuat rakyat tak lagi sengsara membuatnya bertahan untuk tidak jadi gila. “Terus terang, ini membuatku menggigil, sanggupkah 47 hari jadi momen sejarah buat hidup kita semua? Sejujurnya aku ingin katakan tidak mungkin,” ujar ibu satu anak ini.

Namun, keinginan untuk mengakhiri derita rakyat, lebih kuat dari rasa ketidakyakinannya pribadi. Ia menyatakan, slogan “Orang Miskin Dilarang Sakit” tak bisa diperpanjang. “Ini persoalan serius. Apakah rakyat yang sudah terbukti nyata miskin, tidak mampu berobat, harus dibiarkan mati?” tanyanya.

Untuk itu, Rieke pun mengajak setiap orang bergabung dalam barisan perjuangannya. (abd)

Rieke Diah PitalokaNyaris Gila

Jon Bon Jovi, tidak mau dipengaruhi gaya hidup Hollywood.

DH

ON

I/KO

MPA

S IM

AGES

ISTIMEW

A

DIYAH

- GH

S