tabel dtps utama contoh
TRANSCRIPT
Diagram DTPS
Diagram Tree
Rendahnya pel.kebid. di 5 desa daerah sulit & terpencil
Derajat Kesehatan Menurun
Kualitas Generasi
Rendah
Cakupan PWS KIA Rendah
Meningkatnya
AKI & AKB
Pertolongan persalinan oleh dukun meningkat
Peran serta masy (-)
Kemampuan (-)
Tkt.Pend.( - )
Pengetahuan rendah. Sosial
ekonomi (-)
Blm.dilindungi olh dana
sht/JPKM
Kesadaran Masy.
Geografis sulit
Motivasi (-)
Penyuluhan (-)
Pelat. kader (-
)
Bidan tak betah
Polindes (-)
Asuransi (-
)
Sarana hiburan (-)
Kepercayaan pd.
Bidan
Dukungan kel.(-)
Sos.bud.tdk.men-
dukung.
Kemauan
Penget/Kert.
Bidan rendah
Pelat. (-)
Bhn.hbs. pa
Kai (-)
PeralatanKebid.(-)
Mayoritas
Bidan C
Distribusi Bidn
Tdk.merata Kemitraan dgn.dukun bayi (-)
Frek.kunjungan
Pusling (-)
Sarana & prasarana
Kurang memadai
Motivasi petu-
gas (-)
Kebijakan
Pemda
Insentif tdk.
memadai
Faktor Kematian Ibu
Angka Kematian
Ibu
Bank darah
Obat – obat yg
tersedia belum
sesuai kebutuhan
Ketersediaan
darah
Perdarahan
AtoniaKeterampilan
petugas kurang
Dokter Ahli
Peralatan Operasi
Insentif
AnemiaPertolongan
dukun
Alat poned
Pelatihan
Pengetahuan ibu
Penyuluhan
Diagram Masalah Kematian Ibu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
Kematian ibu
karena
perdarahan
Bumil risti
Perencanaan
obat-obat tidak
sesuai
kebutuhan
Insentif dokter
ahli kurang
Dokter ahli
kandungan tdk
siaga 24 jam
Tidak ada
persediaan
darah
Usia bumil > 35
tahun dengan
anak > 5 orang
Tidak tersedia
obat-obatan
untuk
mencegah
perdarahan
Persalinan
dengan
komplikasi
Tidak ada
fasilitas
penyimpanan
darah
Tidak ditangani
sesuai standar
pelayanan
Persalianan
oleh dukun
tidak steril
Terlambat
dana dari
pemda
Dokter
kandungan
hanya 1 orang
Droping dari
dinas
terlambat
Dukun tidak
didampingi
bidan pada
saat menolong
persalinan
Tidak ada
kemitraan
antara bidan
dan dukun
Petugas tidak
terampil
Petugas tidak
fungsional
Alat-alat yang
ada tidak
sesuai
kebutuhan
Fasilitas berupa
gedung tidak
dibangun
Sudah ada
PMI
Tidak tersedia
anggaran
Tidak
diusulkan oleh
Dikes
Kontrak kerja
tidak jelas
Faktor Kejadian Pnemonia Balita
Kejadian Pneumonia Anak Balita
Tidak mencari pengobatan
ISPA yang tidak diobati
Stastus umur anak
Penular yang tidak men-dapat obat
Polusi & Ke-lembaban
buruk
Ventilasi yang buruk di rumah
Bahan bakar rumahtangga
Lantai non semen
Imunisasi tidak efektif
Penghasilan Keluarga
Jumlah Anak Banyak
Status Gizi Rendah
Tak mendapat imunisasi
Kondisi anak rentan
Faktor Kematian Bayi di Rumahsakit
Peralatan kurang
memadai ( kuantitas/kua
litas),
kalibrasi alat
Kemungkinan besar inos
dapat terjadi shg
menimbulkan komplikasi
Kematian bayi merupakan kematian yg
paling banyak di RSUD
Jumlah tenaga dokter Sp dan
perawat kurang
RSUD merupakan rumah sakit rujukan, shg banyak bayi yg dirujuk ke
RSUD
Kondisi bayi waktu dirujuk (BBLR,BBLSR)
Tenaga di bangsal
perinatal kurang
kompetensi
Pelatihan perawat kurang
Kemampuan Pem/Swasta
kurang
Penyebaran tenaga
(dokter Sp & perawat)
tidak merata
Pengalaman kurang
( lulusan
baru )
Penyakit bawaan
Terlambat merujuk
Pengetahuan orangtua kurang
Sosial ekonomi budaya
Kasus asfiksia
komplikasi
Ruang perinatal overlud
Genetika Kurikulum pendidikan
Faktor Kematian karena Demam Berdarah
Masyarakat tidak memeriksakan
Kesakitan DHF tinggi
Pengetahuan masyarakat tentang DHF rendah
Lingkungan kotor
Membuang barang bekas sembarangan
Masyarakat tidak PSN
Masyarakat tidak membersihkan lingkungan
Kesadaran masyarakat rendah
Petugas tidak melakukan penyuluhan
Motivasi petugas rendah
Insentif rendah
ABJ rendah
Kematian DHF tinggi
Sistem rujukan belum dilaksanakan
Kemampuan petugas rendah
Penyuluhan kepada masyarakat
Faktor Kematian Anak
Kematian
Anak
Kesakitan
Anak
Sanitasi
buruk
Gizi
buruk
Sistem
Surveilan
Keluarga
Miskin
Kerentanan
BBLR
Komitmen
Bupati
Imunisasi tdk
lengkap
Penularan
dari
Penderita
Tidak Akses
Pelayanan
Profesional
Efektivitas
Pelayanan
Sistem Manajemen
Puskesmas, RS, dan Dinas
kesehatan yang Tidak
Akuntabel
Manajemen
Public Health
Sanitation
Komitmen
DPRD
Geografi dan
Budaya
Komitmen
Presiden
Komitmen
DPR
DAU
Dekon,
DAK
Kerawanan
AnakKecacatan
Keluarga
bermasalah
Anak
Terlantar
Faktor Insidensi Tuberkulosis
Besanya
kasus PKTB
Banyaknya
penderita
TB paru
Paparan
penderita
TB dewasa
Kurangnya
tenaga
kesehatan
yang
profesional
Keterbatasan
pengetahuan
tenaga
kesehatan
Peresepan
obat yang
tidak sesuai
dengan
dosis terapi
Penderita
cacat atau
mati
Meningkatn
ya efek
samping
pemakaian
etambutol
Tidak ada
evaluasi
hasil
pengobatan
Ketidaktahu
an tentang
pengobatan
TB gratis
Kurangnya
informasi
tentang
pengobatan
Pengobatan
lama
Ketidaktaata
n penderita
dalam
pengobatan
Penegakan
kasus PKTB
yang kurang
akurat
Penderita
yang tidak
sembuh
Imunisasi
BCG tidak
efektif
Anak rentan
sarana dan
prasarana
kurang
mendukung
Gizi Kurang
Faktor Kematian Penderita Tuberkulosis
Kematian
OlehTB
Paru
Komplikasi TB
di RS tidak
tertangani
Penanganan
Cara
Gabungan
Unit TB
Khusus
Budaya Miskin
Pasien Datang
Terlambat
Kasus Berat
tidak dapat
ditangani
Puskesmas
Manajemen
Kuratif bersifat
sekunder
Pelayana
Tersier di
Puskesmas
Kerja sama
dengan RS
Tersier
Family
Assistence By
Kader
WHO
Collabarating TB
Centers
TB Hospital
Penderita
yang Berhenti
Berobat lama
Public Health
Nursing
Puskesmas
Kasus TB
ditangani
secara umum
Case Management
untuk TB
Puskesmas
Penangan di
Swasta secara
Umum
Kematian
OlehTB
Paru
Komplikasi TB
di RS tidak
tertangani
Penanganan
Cara
Gabungan
Unit TB
Khusus
Budaya Miskin
Pasien Datang
Terlambat
Kasus Berat
tidak dapat
ditangani
Puskesmas
Manajemen
Kuratif bersifat
sekunder
Pelayana
Tersier di
Puskesmas
Kerja sama
dengan RS
Tersier
Family
Assistence By
Kader
WHO
Collabarating TB
Centers
TB Hospital
Penderita
yang Berhenti
Berobat lama
Public Health
Nursing
Puskesmas
Kasus TB
ditangani
secara umum
Case Management
untuk TB
Puskesmas
Penangan di
Swasta secara
Umum
Diagram Penularan Penyakit
Malidistribusi kartu sehat
Kebijakan alokasi dana JPS dan BBM tidak pas
Penduduk miskin menolong diri sendiri
Penyakit tidak teratasi dan menular ke orang lain
Pemerintah daerah miskin
Pelayanan Rumahsakit di kota besar
Komitmen Pemda dan DPR rendah untuk kesehatan penduduk miskin
Faktor Ibu Pergi ke Dukun
Biaya bidan mahal karena sudah ada
kong kalikong dengan dokter
kebidanan. Ibu lebih percaya
kepada dukun daripada bidan baru.
Ibu hamil pergi ke dukun
Dukun memang tinggal di desa lebih lama dan
dipercaya.
Rasa nyaman jika bersalin de-
ngan dukun.
Kondisi yang Mendukung Gizi Buruk
gizi urusan dinas
kesehatan
Puskesmas: gizi adalah urusan
masyarakat
Gizi buruk
Ibu: anak tidak mau makan
Kader hanya melayani di posyandu
Analisis Situasi Sektor Obat
Status Kesehatan Sektor Obat Penyulit
OUTCOME dari SEKTOR OBAT Akibat negatif jika Sektor OBAT Tidak
Berjalan.
Input-Proses-Output dari SEKTOR KESEHATAN
Apa saja yang tidak tepat yang dikerjakan oleh Sektor Obat
Pemerintah
Hal-hal di SEKTOR-SEKTOR NON KESEHATAN yang berkaitan dengan Sektor
Kesehatan dan Outcomenya Apa yang harus bupati atau gubernur
perintahkan kepada sektor lain agar sinergis dengan kerja Sektor Obat
Analisis Situasi Bidang Kesehatan Kabupaten Sleman Status Kesehatan Status Pelayanan Kesehatan Status Sosial Ekonomi
Indikator 2000 2003 Indikator 2000 2003 Indikator 2000 2003 Kematian Fasilitas Layanan Dana Kesehatan
AKB 11.25 8.47 Rumahsakit Umum 7 7 Dana kesehatan per kapita
45000
AKI 84.6 84.7 Rumahsakit Bersalin 5 11 Dana Kesehatan per total anggaran
9%
CFR Diare 0 0.08 Puskesmas 33 20 Puskesmas Rawat
Inap 4 4 Persen Anggaran
Faktor Risiko Balai Pengobatan 5 14 APBD 88 71.0 Imunisasi prasekolah 99.9 99.8 Apotek 59 94 APBN 9 20.5
BBLR 2.73 2.38 Praktik Swasta Dokter 247 389 Bank Dunia 0.3 8.6 Bidan Swasta 156 189
Malaria 492 0.06 Rasio Tenaga/ Penduduk
Rumah sehat 66 55
DBD 552 0.06 Dr umum per 100.000 penduduk
389 Air bersih 87 95
Diare 15031 1.70 Dr spesialis per 100.000 penduduk
114 Jamban 54 65
Campak 72 0.01 Dr keluarga 1000 penduduk
41 Gizi
TB paru 453 0.05 Drg per 100.000 penduduk
114 Gizi kurang 11,5 10,5
ISPA 125168 14.15 Apoteker/100.000 penduduk
91 Gizi buruk 0,9 0,74
Jumlah Penduduk 2003
884,727 Bidan/100.000 penduduk 365 Partisipasi Masyarakat
Perawat/100.000 penduduk
460 Posyandu 1314 1314
Analisis Situasi Kematian Ibu dan Anak di Belitung
INDIKATOR KESEHATAN Kondisi Program Kesehatan yang Berkaitan Kondisi Sosial dan Ekonomi
Indikator 2001 Indikator 2001 Indikator 2001
Kematian Ibu Perdr
Eklamsi Kematian Perinatal Kasus lahir mati RS
Kasus lahir mati se
Belitung
Jumlah Ibu hamil Jumlah Resti
Jml. Ibu hamil anemi Umur ibu < 20 th Umur ibu > 35 th
Jumlah Abortus di RS Jumlah persalinan
dengan komplikasi di RS
Kasus eklamsi Kasus perdarahan
11/4330 pers. 4 7
8/4241 kelhr.Hdp 57/523
kelhr.Hdp 104 dalam 4241
kelahiran. 4.873 812
56 ? (< 8 gr%) 377 284 59
235/436 persalinan
22 ibu 45 ibu
K1 K4
Resti Nakes Resti Non Kes
Kunj. Neonatus Persalinan Nakes Persalinan Non-
Nakes Prevalensi KB
91% (95%) 85%(85%) 15%(20%) 0.1%(10%) 87%(85%) 83%(85%)
2% 79% (th. 2000)
Data Dinas Kabupaten belum valid/lengkap Hasil studi Penilaian
Kinerja Polindes (2001) Keterlambatan rujukan BDD srg tdk ditempat Masalah Pribadi BDD Kurang Pembinaan Bidan Koordinator
Kec. Selat Nasi (kepulauan)
Alokasi dana untuk Kes. Bank darah ada, tapi petugas PMI harus
dipanggil Belum ada pelatihan APN
Belum semua dilatih PPGDON
56% 38% 46% 38%
4-12jam ke RS JPKM cukup Program <<
Analisis Situasi Kematian Bayi
STATUS KESEHATAN STATUS PROGRAM STATUS PENYULIT
INDIKATOR BANTUL DIY INDIKATOR BANTUL DIY INDIKATOR BANTUL DIY
Jumlah kematian bayi di RSUD
37% Jumlah tenaga dokter Sp &
perawat
Sosekbud Kemiskin an turun 5%
Kemiskin an turun 5%
Kasus asfiksia komplikasi (jumlah)
30% Kompetensi tenaga
Pengetahuan orangtua tentang
kesehatan kurang
Kondisi bayi waktu dirujuk
(BBLR/BBLSR) / jumlah
27% Peralatan kurang memadai
Terlambat merujuk
Penyakit bawaan (jumlah)
18% Genetika
RSUD sebagai pusat rujukan
Kemungkinan terjadi inos lebih
besar
Analisis Situasi Kejadian Demam Berdarah
Status Kesehatan Status Program Status Penyulit Indikator 2008 2013 Indikator 2008 2013 Indikator 2008 2013
Kesakitan DHF 50/100000 20/100000 Penyuluhan DHF
1 th/sekali 1 th/6kali Insentif petugas
rendah tinggi
ABJ rendah 92 % 95 % Gertak PSN 2 minggu sekali
1 minggu sekali
Kesadaran masyarakat
Tidak melakukan
PSN
Melakukan PSN
Kematian DHF 4 0 Penyuluhan lingkungan
6 bulan sekali
3 bulan sekali
Lingkungan Masih ada barang bekas berserakan
Tidak ada barang bekas berserakan
ompetensi petugas
Tidak ada pelatihan
Ada pelatihan
Sistem rujukan
Belum ada protap
Sudah ada protap
Pengetahuan masyarakat
Tidak tahu penyebab
DHF
Tahu penyebab
DHF Motivasi petugas
melaksanakan penyuluhan
rendah tinggi Peningkatan kemampuan
petugas
- Setiap 1 tahun sekali
Perilaku masyarakat
Tidak berperilaku hidup bersih
dan sehat
Berperilaku hidup bersih
dan sehat
Sistem rujukan Belum sistematis
Sudah sistematis
Peningkatan insentif
1 2