tabel
DESCRIPTION
tabelTRANSCRIPT
Klasifikasi Relief
Van Zuidam (1983), mengklasifikasikan relief berdasarkan morfometri dan
morfografi sebagai berikut:
Klasifikasi Relief Persen lereng (%) Beda tinggi (m)
Datar/hampir datar 0 – 2 < 5
Bergelombang landai 3 – 7 5 – 25
Bergelombang miring 8 – 13 50 – 75
Berbukit bergelombang 14 – 20 75 – 200
Berbukit terjal 21 – 55 200 – 500
Pegunungan sangat terjal 56 – 140 500 – 1000
Pegunungan sangat curam > 140 > 1000
Rumus morfometri :
IK= x skala peta
Δh= nkontur x IK
D1= panjang sayatan x skala peta
% lereng =
Rumus morfografi :
Beda tinggi = Ketinggian tertinggi (m) – ketinggian terendah (m)
1. Satuan bentuklahan struktural (S)
a. Satuan bentuklahan perbukitan terlipat - S.1
b. Satuan bentuklahan perbukitan sesar - S.2
c. Satuan bentuklahan perbukitan blok sesar - S.3
d. Satuan bentuklahan perbukitan sesar geser - S.4
2. Satuan bentuklahan vulkanik (V)
a. Satuan bentuklahan puncak vulkanik - V.1
b. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.2
vulkanik atas.
c. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.3
vulkanik tengah.
d. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.4
vulkanik bawah.
3. Satuan bentuklahan denudasional (D)
a. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi kuat - D.1
b. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi sedang - D.2
c. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi ringan - D.3
d. Satuan bentuklahan perbukitan tanah longsor - D.4
5. Satuan bentuklahan fluvial (F).
a. Satuan bentuklahan dataran tanggul alam - F.1
b. Satuan bentuklahan dataran banjir - F.2
c. Satuan bentuklahan dataran undak sungai - F.3
6. Satuan bentuklahan Karst (K)
a. Satuan bentuklahan perbukitan karst - K.1
b. Satuan bentuklahan perbukitan kubah karst - K.2
Tingkat
Simbol
P e m e r i a n
I A S Segar – batuan tidak terlihat tanda pelapukan.
I B SSL Sedikit Sekali Lapuk – perubahan warna pada permukaan diskontinuitas.
II SL Sedikit Lapuk – perubahan warna akibat indikasi pelapukan batuan dan permukaan diskontinuitas.
III LS Lapuk Sedang – kurang dari separuh material batuan mengalami dekomposisi dan/ atau disintegrasi menjadi tanah.
IV LT Lapuk Tinggi – lebih dari separuh material batuan mengalami dekomposisi dan/ atau disintegrasi menjadi tanah, batuan mudah hancur atau rapuh.
V LSM Lapuk Semua – semua material batuan mengalami dekomposisi dan disintegrasi menjadi tanah, tetapi tekstur dan struktur asal masih ada.
VI TS Tanah Sisa – seluruh material berupa tanah, fabrik dan struktur batuan telah rusak.
Warna
tetap
Batuan mengalami perubahan warna
Pada permukaan batuan
Pada permukaan lapisan batuan, kekar dan lubang batuan
90 -100 % batuan
80 – 90 % batuan
Dekomposisi dan atau disintegrasi
50 – 70 %Batuan
30 – 40 %batuan
< 30 % batuan
Struktur dan tekstur batuan tetap.
Struktur dan tekstur batuan berubah.
Segar
(S)
Sedikit Sekali Lapuk (SSL)
Sedikit Lapuk (SL)
Lapuk Sedang (LS)
Lapuk Tinggi (LT)
Lapuk Semua (LSM)
Tanah Sisa/ Residu (TS)
I A I B II III IV V VI Klasifikasi Tingkat Pelapukan dan Alterasi Batuan
(Geological Society Engineering Working Party, 1977;
dalam Dackombe dan Gardiner, 1983) dari PPT SS Materi Pelapukan.