daftar tabel tabel

Upload: jhony-walker

Post on 06-Jul-2015

794 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. LEMBAR PERSYARATAN GELAR ..................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................... ABSTRAK ................................................................................................. DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 1.3.1 Tujuan Umum ......................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................ 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 1.4.1 Puskesmas Batu Basa .............................................. 1.4.2 Stikes Piala Sakti Pariaman...................................... 1.4.3 Peneliti .................................................................... 1.4.4 Peneliti Selanjutnya ................................................. 1.4.5 Responden ...............................................................

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ..................................................................... 2.1.1 Pengertian ................................................................ 2.1.2 Tingkat Pengetahuan ............................................... 2.2 2.3 Karakteristik Bayi (0-28 hari) .......................................... Makanan Pendamping ASI .............................................. 2.3.1 Pengertian Makanan Pendamping ASI ................... 2.3.2 Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI ....... 2.3.4 Makanan Pendamping ASI yang Baik .................... 2.3.5 Perhatian Dalam Pemberian Makanan pada Bayi ... 2.3.6 Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI ........ 2.3.7 Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI Usia Dini, yaitu 0 Sampai 6 bulan ................................... 2.3.8 Alasan Pemberian Penggantian ASI ....................... 2.3.9 Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang ................................................................. 2.3.10 Cara Pemberian Makanan Pada Ibu ...................... 2.3.11 Kebutuhan Kalori pada Bayi .................................

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Konsep .............................................................

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 4.2 Desain Penelitian .............................................................. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................

4.2.1 Tempat Penelitian ................................................... 4.2.2 Waktu Penelitian ..................................................... 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 4.3.1 Populasi Penelitian .................................................. 4.3.2 Sampel Penelitian .................................................... 4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................. 4.4.1 Variabel Penelitian .................................................. 4.4.2 Definisi Operasional ............................................... 4.5 4.6 4.7 Instrumen Penelitian ........................................................ Teknik Pengumpulan Data ............................................... Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 4.7.1 Data Primer ............................................................. 4.7.1 Data Sekunder ......................................................... 4.8 Pengumpulan Data ........................................................... 4.8.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................... 4.8.2 Teknik Pengolahan Data.......................................... 4.9 Analisa Data ..................................................................... 4.9.1 Variabel Univariat ................................................... 4.9.2 Etika Penelitian ....................................................... BAB V BAB VI HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 7.2 Kesimpulan ...................................................................... Saran .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman ....... Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa KabupatenPadang Pariaman ....................................................................................

Hal

36

36

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ibu Yang Meiniliki Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman .................................................................................... Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Pemberian Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman ............................................ 37 37

DAFAR LAMPIRAN

Lampiran: I II III IV V VI VII VIII LX X : Jadwal Kegiatan Penelitian : Rincian Biaya Penelitian : Surat Izin Pengambilan Data : Surat Izin Penelitian : Permohonan Menjadi Responden : Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden : Lembaran Kuesioner : Kurikulum Vitae : Master Tabel : Formulir Kegiatan Bimbingan Proposal Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tujuan khusus program pangan dan gizi dalam mencapai Indonesia sehat 2010 anatara lain : Pertama, meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup serta kualitas yang memadai dan tersedia sepanjang : Kedua, meningkatan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan Ketiga, meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat, dimana gizi sangat memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa (Departemen Kesehatan, 2002 :2). Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan

perkembangan bayi, serta mencegah terjadinya herbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh. Terpenuhnya kebutuhan nutrisi pada bayi diharapkan agar bayi dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangannya dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu kebutuhan

nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas sehan-hari karena nutrisi juga sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. (Alimul A, 2005:87). Kualitas anak pada usia dini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, maka anak sejak usia dini perlu dipersiapkan agar dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. (Narendra, 2002: 13). Bayi akan mengalaini laju pertumbuhan yang sangat cepat pada usia 6 bulan, karena berat badan bayi akan berkembang sebesar dua kali berat badan lahir. Ini merupakan suatu periode yang sangat perlu diperhatikan dalam memberikan kebutuhan makanan dan energi berupa gizi. Energi dan nutrien yang dibutuhkan tidak saja untuk proporsi yang besar untuk menyusun jaringan tubuh. Anak dapat berkembang dengan normal bila pertumbuhannya tidak terganggu. (Roesli, 2003:3). Bayi yang mengalaini pertumbuhan dan perkembangan tidak terlepas dari Air Susu Ibu (ASI), karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang dapat memenuhi zat-zat gizi yang dibutuhkannya. Apabila bayi mendapatkan ASI yang kurang, maka akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Oleh sebab itu bayi tersebut harus mendapatkan makanan tambahan di samping ASI, pada umumnya makanan tambahan diberikan pada bayi berumur 6 bulan. (Roesli, 2003:4).

Keberhasilan perkembangan anak sangat ditentukan oleh asupan nutrisi otak anak. Nutrisi selain mempengaruhi pertumbuhan juga perkembangan anak, oleh karena itu diharapkan anak menjadi sehat dan cerdas. Nutrisi yang telah teruji manfaatnya bagi anak atau bayi adalah ASI, bahkan departemen kesehatan yang telah mencanangkan program ASI eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI pada bayi selama 6 bulan dapat merangsang kerja hormon prolaktin, sehingga produksi ASI dapat dihasilkan sampai bayi berumur 2 tahun. (Hubartin,2004:4). Ilmu medis juga terus berkembang dan berubah berdasarkan risetriset yang terus dilakukan oleh para peneliti. Sekitar lebih dari 5 tahun yang lalu, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) disarankan diperkenalkan pada anak-anak pada saat bayi berusia 6 bulan. Tetapi kemudian beberapa penelitian tahun-tahun terakhir menghasilkan banyak hal sehingga Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sebaiknya diberikan setelah anak berusia lebih dari 6 bulan. Pemberian makanan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistim imun bayi berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi tidak disajikan higienis. Hasil niset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sebelum bayi berumur 6 bulan., lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk pilek, dan panas di bandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI Eksklusif.

Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang beranggapan ini benar. Karena belum sempurna, sistim pencernaannya harus berkerja lebih keras untuk mengolah dan memecah makan. Kadang anak yang menangis terus dianggap sebagai anak yang tidak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda anak lapar. Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita seperti orang tua terdahulu bahwa anak tidak apa-apa dikasih makanan pisang pada umur 2 bulan. (Imunk, 2009: 1-2). Di Indonesia, terutama di daerah pedesaan yang sering dijumpai pemberian makanan pendamping ASI dimulai beberapa hari setelah bayi lahir. Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini dapat mengakibatkan bayi sering menderita diare, bayi akan mudah elergi terhadap makanan tertentu, terjadinya malnutrisi atau gangguan

pertumbuhan, produksi ASI yang menurun dan meningkatnya beban ginjal. (Narendra, dkk, 2002 : 26).

Jumlah Bayi di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2008No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Puskesmas Pasar Usang Ketaping Lubuk Alung Sikabu Sintuk Ulakan Pauh Kambar Sicincin Kampung Guci Pakandangan Kayu Tanam Anduring Sungai Sariak Ampalu Patamuan Padang Sago Kampung Dalam Padang Alai Limau Purut Sungai Limau Gasan Gadang Sungai Geringging Koto Bangko Batu Basa Jumlah Jumlah Bayi 566 258 679 131 320 389 371 245 145 378 228 171 487 95 263 199 464 141 190 472 253 221 220 465 7351

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada 10 orang ibu yang memiliki bayi dibawah umur 0-12 bulan di Mungguak Batu Basa Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman pada tanggal 27 Mei 2009 didapatkan 3 dari 10 ibu mengetahui tentang pemberian makanan pendamping ASI dan ibu tersebut juga belum ada memberikan makanan tambahan untuk bayinya. Karena ibu tahu umur bayinya belum mencukupi untuk diberikan makanan tambahan, sedangkan 7 ibu tidak mengetahui tentang pemberian makanan pendamping ASI dan masih banyak Ibu-ibu memberikan makanan tambahan pada Bayinya di

bawah umur 6 bulan ibu mengatakan anaknya sering menangis. Oleh karena itu ibu berinisiatif untuk memberikan makanan pendamping ASI. Melihat fenomena tersebut, peneliti merasa prihatin dan tergugah untuk meneliti tentang Gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang pemberian makanan pendamping ASI dibawah umur 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2009.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat penulis rumuskanrumusan masalah penelitian adalah Bagaimana Gambaran pengetahuan bu yang mempunyai bayi tentang pemberian Makanan Pendamping ASI dibawah umur 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman?.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk melihat gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang pemberian Makanan Pendamping ASI dibawah umur 012 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman.

1.3.2

Tujuan Khusus Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang pemberian makanan pendamping ASI di bawah umur 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Puskesmas Batu Basa Sebagai bahan masuk bagi puskesmas supaya dapat memberi penyuluhan tentang pemberian makanan pendamping ASI khususnya pada ibu-ibu yang mempunyai bayi di bawah umur 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman. 1.4.2 Stikes Piala Sakti Pariman Sebagai sumber bahan bacaan dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa Stikes Piala Sakti Pariman tentang pemberian makanan pendamping ASI khususnya pada ibu-ibu yang mempunyai bayi di bawah 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Padang Pariaman. 1.4.3 Peneliti Menambah pengetahuan bagi peneliti dan menerapkan ilmu yang sudah di dapat dalam proses belajar mengajar selama ini.

1.4.4

Peneliti Selanjutnya Sebagai pedoman tambahan bagi peneliti yang akan dating dan untuk panduan bagi peneliti selanjutnya.

1.4.5

Responden Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan responden dalam pemberian makanan tambahan khususnya pada bayi dibawah umur 0-12 bulan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil yang diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek yang terdiri melalui panca indera. Sebagai besar pengetahuan manusia berasal dan pendidikan, pengalaman din sendiri maupun keluarga dan lingkungan, pengetahuan merupakan komponen yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, pengetahuan itu sendiri penting untuk mendukung psikis seseorang dalam menumbuhkan rasa percaya din maupun dorongan sikap dan perilaku setiap han, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor penting yang mendukung tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dan pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai ilmu pengetahuan lainnya. (Suriasumalri, 1999: 104). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

telinga,

dan

sebagainya).

Dengan

sendirinya,

pada

waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). (Notoatmodjo, 2005: 50). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahaini (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dan komponen-komponen pengetahuan yang diiniliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angicet yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dan subjek penelitian atau responden. (Notoatmodjo, 2003: 124). Menurut Notoatmodjo (2003) ada 2 cara seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu: 1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: a. Cara coba salah (Trial and error) Cara coba salah ini dilakukan dengan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain b. Cara kekuasaan atau otoritas Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan balk tradisi, otoritas pemerintah, otoritas peinimpin, agama maupun ilmu pengetahuan.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam menyelesaikan pennasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. d. Melalui jalan pikiran Yaitu manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. 2. Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan iliniah. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi yang ingin diukur dan subjek penelitian 2003:124). 2.2 Karakteristik Bayi (0-12 bulan) 1. Masa Neonatus (0-2 8 hari) Pertumbuhan dan perkembangan post natal atau di kenal dengan pertumbuhan dan perkembangan, dengan terjadi proses adaptasi semua sistem tubuh, proses adaptasi tersebut dimulai dan aktifitas pemafasan yang disertai pertukaran gas dengan frekwensi pemapasan antara 3 5-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali permenit. atau responden. (Notoatmodjo,

2. Masa Bayi (28 hari-1 tahun) Pada masa bayi hingga satu tahun dalam pertumbuhan dan perkembangan dapat dikelompokan menjadi tiga tahap, tahap pertama adalah 1-4 bulan, tahap kedua 4-8 bulan, tahap ketiga adalah 8-12 bulan. 3. Umur 1-4 bulan Perubahan dalam pertumbuhan diawali dengan perubahan berat badan pada usia in bila gizi anak baik maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000 gram/bulan sedangkan pertumbuhan tinggi badan agak stabil tidak mengalaini kecepatan dalam pertumbuhan tinggi badan, kemudian dalam perkembangarinya dapat dilihat dan perkembangannya dapat dilihat dan perkembangan motonik kasar, halus, bahasa dan adaptasi sosial. 4. Umur 4-8 bulan Pada umur ini pertumbuhan berat badan dapat terjadi dun kali berat badan pada waktu lahir dan rata-rata kenaikan 500-600 gram/bulan apabila mendapatkan gizi baik. 5. Umur 8-12 bulan Pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai tiga kali berat badan lahir apabila mencapai usia satu tahun dan pada pertambahan berat badan perbulan sekitar 350-450 gram pada usia 7 -9 bulan dan 250-350 gram/bulan pada usia 10-12 bulan apabila dalam memenuhu gizi yang baik dan pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan pada saat lahir, pada usia satu tahun penambahan tinggi

badan tersebut masih stabil dan perkiraan tinggi badan akan mecapai 75 cm. (Hidayat, 2004 :29-32). 2.3 Makanan Pendamping ASI 2.3.1 Pengertian Makanan Pendamping ASI Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi usia 0-6 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Dinas Kes, 2006:5). Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI saja tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. (Sulistijani, 2001 :26). Makanan pendaping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI saja tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. (Sulistijani, 2001: 26). Kemampuan Saluran Pencemaan pada Bayi Baru Lahir: Proses menelan pada bayi sudah ada pada saat janin berumur 12 minggu. Pada bayi prematur dan aterm yang berusia kurang dari 48 jam, kontraksi otot distal kerongkongan belum sempurna, sehingga bayi tersebut mempunyai kesulitan untuk menelan makanan yang lebih padat. Koordinasi gerakan peristaltik usus baru akan sempurna setelah bayi berumur 6 bulan. Pengeluaran asam lambung mencapai kadar orang dewasa pada usia 6 bulan. Sekresi lingual lipase sudah mencapai sekresi dewasa pada bayi aterm, sebagai kopensasi rendahnya sekresi pankkreatik lipase neonatus.

Aktivitas enzim laktase mendekati aktivitas dewasa pada saat aterm. Osmoreseptor yang mengontrol pengosongan lambung sudah aktif saat bayi dilahirkan. Sekresi asam lambung mendekati sekresi orang dewasa pada bayi usia 24 ininggu. Sekresi pepsin mencapai sekresi dewasa setelah bayi berumur 18 bulan dan sekresi faktor instrinsik mendekati sekresi dewasa pada umur 3 bulan. Penyerapan glukosa bersarnaan dengan penyerapan Na+, pada bayi baru lahir hanya seperempat kecepatan penyerapan orang dewasa. Sedangkan karbohidrat, faktor yang mempengaruhi pencernaan dan absorpsi pada bayi berupa faktor instrinsik dan ektrinsik. Faktor instrinsik terdiri dan jenis granule pengunyahan, cara memasak dan sebagainya. Faktor instrinsik tergantung dari kadar dan aktifitas enzim pencernaan, kecepatan pengosongan lambung, kemampuan hidrolisis, kecepatan motilitas usus dan absorpsi glukosa.

Kemampuan pencemaan protein pada bayi yang Batu lahir lebih didasarkan pada kemampuan ekskresi nitrogen oleh ginjal. Protein lebih aman diberikan pada usia 4 bulan. (Wiryo, 2002:19). Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencemaan pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa, pada masa neonatus saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jam pertama berupa mekonium (zat yang berwarna kehijauan). Dengan adanya pemberian susu, mekonium mulai digantikan oleh tinja

transisional pada hari ketiga sampai keempat yang berwama coklat kehijauan. Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatus nampaknya sangat erat hubungannya dengan frekuensi pemberian minum/makan. Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali pancreas. (Ilyas, 1 994:48). 2.3.2 Tujuan pemberian makanan pada bayi Adapun tujuan dan pemberian makanan pada bayi adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi kebutuhan zat makanan yang adekuat untuk keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktivitas sehari-sehari. 2. Menunjang tercapainya tumbuh kembang yang optimal. 3. Mendidik anak supaya terbina selera dan kebiasaan makan yang sehat, memilih dan menyukai makanan sesuai dengan keperluan anak. 4. Mencegah terjadinya gizi kurang sekaligus dapat

mempertahankan status gizi yang baik pada bayi.. (Narendra, 2002 :26). 2.3.3 Syarat-Syarat dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI Makanan bayi harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Tidak berlebihan dan kekurangan 2. Mudah diterima dan dicerna 3. Jenis makanan dan cara pemberian harus sesuai dengan pemberian yang sehat.

4. Terjamin kebersihannya 5. Bebas dan bibit penyakit 6. Susunan menu harus seimbang. (Narendra, 2002:28). 2.3.4 Makanan Pendamping ASI yang Baik Makanan pendamping ASI dikatakan baik jika: 1. Kaya energi, protein dan inikronutnien (terutama zat besi, kalsium, vitamin B,Vitamin C dll). 2. Bersihdanaman 3. Tidak terlalu pedas atau asin 4. Mudah dimakan oleh anak 5. Disukai anak 6. Tersedia dan terjangkau 7. Mudah disiapkan. (Juwono, 2003:15). 2.3.5 Perhatian dalam Pemberian Makanan pada Bayi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pada bayi adalah sebagai berikut: 1. Bayi baru lahir yang sehat, aktif, menangis kuat, reflek menghisap dan menelannya baik harus segera disusui. 2. Makanan yang diberikan kepada bayi harus memenuhi

kecukupan gizi yang dianjurkan 3. Bayi perlu makan lebih dan I kali dalam sehari untuk melengkapi ASI

4. Bayi umur lebih dan 6 bulan memerlukan makan 4-6 kali/hari disamping ASI, agar kebutuhan energi atau nutrien terpenuhi. 5. Sekali bayi menerima dengan baik makanan yang diberikan, maka berikanlah makanan tersebut setelah bayi minum ASI. 6. Gunakan sendok/gelas/cangkir untuk makan/minum. Hampir semua bayi diatas 6 bulan bisa dilatih minum melalui gelas atau cangkir. (Narendra, dkk, 2002:28). 2.3.6 Waktu Pemberian Makanan Pendampmg ASI Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi dalam mengunyah dan menelan serta menenirna bermacam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Makanan pendamping ASI harus mulai diberikan pada bayi usia 6 bulan atau lebih. (Sulistijani, 2001 :26). Makanan pendamping ASI mulai diberikan pada bayi berusia 6-24 bulan, karena merupakan masa yang sangat penting sekaligus maka kritis yang dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan bayi dan anak. (Dinas Kes, 2006: 1). Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan atau lebih, karena bayi sudah mampu melakukan koordinasi menghisap, menelan dan bayi mulai belajar mengunyah sehingga kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas makin bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap. (Narendra, 2002:26-27).

Menurut Hananto Wiryo (2002), pemberian makanan tambahan pendamping ASI dimulai pada bayi berusia 6 bulan, karena pada usia tersebut koordinasi gerakan peristaltik usus bayi mulai terbentuk dan pengeluaran asam lambung bayi telah mecapai kadar orang dewasa. Pada usia 6 bulan bayi memerlukan berbagai variasi makanan. Ketika bayi berusia 6-9 bulan bayi mulai mengunyah dengan menggerakan rahang keatas dan kebawah, sehingga dapat diberikan makanan pendamping ASI. Pada bayi berusia 6-7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk (Soetjinigsih, 2002:27). Pemberian makanan pendamping ASI sangat dianjurkan pada usia 6 bulan, berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI

No. 913/MenKes/SK/VII/2002 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). BPOM. No : 01-38421995 tentang : MP.ASI. 2.3.7 Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI Usia Dini, yaitu 0 sampai 6 bulan 1. Bayi sering menderita diare. Hal ini disebabkan cara menyiapkan makanan yang kurang bersih, juga karena pembentukan zat anti oleh usus bayi belum sempurna

2. Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu. Keadaan ini terjadi akibat usus bayi masih periniabel, sehingga mudah dilalui oleh protein asing. 3. Terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan. Bila makanan yang diberikan kurang bergizi dapat mengakibatkan anak menderita KEP (Kurang Energi Protein) dan dapat terjadi obesitas atau kegemukan bila makanan yang diberikan

mengandung kalori yang terlalui tinggi. 4. Produksi ASI menurun. Karena bayi sudah merasa kenyang dengan makanan pendamping ASI, maka frekuensi menyusui menjadi kurang, akibatnya dapat menurunkan produksi ASI. 5. Meningkatnya beban ginjal (Soetjiningsih, 2002:26). 2.3.8 Alasan Pembenan Penggatian ASI Pemberian PASI (Pengganti Air Susu Ibu} diberikan lebih awal, apabila ada keadaan-keadaan tertentu yang tidak membolehkan bayi menyusu pada ibunya. Keadaan yang tidak membolehkan bayi menyusu pada ibunya. Keadaan yang tidak membolehkan tersebut, yaitu: 1. Pihak Bayi a. Bayi sakit, seperti kekurangan cairan, radang mulut, atau infeksi paru-paru b. Bayi lahir premature

c. Bayi lahir dengan berat badan rendah d. Bayi lahir sumbing (bawaan) 2. Pihak ibu a. Ibu menderita sakit, seperti ginjal atau penyakit menular b. Ibu menderita infeksi,luka putting (mastitis) c. Ibu mengalaini gangguan jiwa atau epilepsi d. Ibu sedang menjalani terapi obat yang tidak aman bagi bayi (Sulistijani, 2001 : 26). 2.3.9 Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang 1. Umur 0-4 bulan kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi terjadi gangguan dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan nilai kegunaan atau manfaat jauh lebih baik dar mengunakan ASI 2. Umur 4-6 bulan kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah air susu ibu kemudian ditambah lagi dengan bubur susu dan sari buah 3. Umur 6-9 bulan kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan nutrisi dan ASI kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak.

4. Umur 10-12 bulan pada usia ini masih tetap diberikan air susu ibu dengan penambahan pada bubur susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang di sediakan dapat lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan

kemampuan fungsi pencemaan sudah bertambah. (Hidayat, 2004 :122- 124) 2.3.10 Cara pemberian makanan pada ibu antara lain: 1. Usia sampai 4 bulan caranya: berikan ASI sesuai keinginan anak paling sedikit 8 kali, jangan diberikan makanan selain ASI. 2. Usia 6 bulan caranya: berikan ASI sesuai dengan keinginan anak paling sedikit 8 kali, berikan makanan pendamping ASI 2 kali sehari tiap 2 sendok pemberian, setelah pemberian ASI. Makanan pendamping dapat berupa; bubur tim ditambah kuning telur atau ayam, ikan, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan atau minyak. 3. Usia 6-12 bulan caranya; berikan ASI sesuai dengan keinginan anak, berikan bubur nasi tambahan telur atau ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel bayam, kacang hijau, santan atau minyak. Berikan 3 kali dengan ketentuan; pada umur 6 bulan diberikan 6 sendok makan, umur 7 bulan diberikan 7 sendok makan, umur 8 bulan diberikan 8 sendok makan, umur 9 bulan diberikan 9 sendok makan, umur 10 bulan diberikan 10 sendok makan dan umur 11 diberikan 11 sendok makan dan diberikan

makanan selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, pisang biskuit, nagasari dan lain-lain. 4. Usia 12-24 bulan caranya; berikan ASI sesuai dengan keinginan anak, berikan nasi lembek ditambah dengan telur atau bayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan atau minyak berikan makanan tersebut 3x sehari dan juga berikan makanan selingan 2 kali sehari seperti kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan lain-lain. (Hidayat, 2004 :217). 2.3.11 Kebutuhan Kalori pada Bayi Jumlah energi yang dianjurkan untuk bayi dihitung berdasarkan jumlah konsumsi energi yang diperlukan agar dapat tumbuh dengan baik dan sehat, bayi yang baru lahir memerlukan konsumsi energi yang selalu meningkat perunit berat badan, khususnya antara satu sampai enam bulan. Pada waktu itu bayi tersebut memerlukan energi sekitar 112 Kkal/Kg berat badan. Selanjutnya sampai usia tahun pertama, keperluan energi perunit berat badan menurun dan hal ini berlangsung selama masa anakanak. (Wiryo, 2002 : 4). FAO/WHO (1971) mengemukakan rekuirtment dan kalori harus disesuaikan dengan berat badan selama masa pertumbuhan.

Tabel 2-1 Kebutuhan Energi Rata-Rata dan Bayi.Golongan Umur Kurang 3 bulan 3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan Rata-rata masa bayi 1 tahun 1-3 bulan Kebutuhan Energi (KKal/Kg BB/Hari) FAO/WHO (1971) Nelson (1989) 120 115 110 105 112 110 (100-120) 112 110 1010 100

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Konsep Pemberian makanan tambahan pada bayi yang baru dilahirkan tergantung dan hal-hal sebagai berikut: pertama, jenis dan jumlah makanan yang diberikan. Kedua, waktu yang tepat dalam pemberian makanan tambahan. Tiga, usia pemberian makanan tarnbahan diberikan. Sedangkan usia pemberian makanan tambahan tergantung dan kebiasaan dan sosiokultural. Kebiasaan memberikan makanan tambahan terjadi karena kekurangtahuan, tahyul dan adanya kepercayaan yang salah.

INPUT

PROSES

OUTPUTTingkat pengetahuan; Tinggi Sedang Rendah (Nursalam, 2003)

Ibu-ibu yang memiliki bayi umur 0-12 bulan

Pengetahuan tentang pemberian makanan pendamping ASI

Keterangan : : Diteliti

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang pembenan makanan pendamping ASI dibawah umur 0- 12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman. Deskripsi dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data faktual dan pada penyimpulan. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa adanya manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itulah penelitian jenis im tidak perlu menggunakan hipotesis (Nursalam, 2001: 55).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Basa Kabupaten Padang Pariaman 2009. 4.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2009 dan pengambilan data mulai tanggal 21 sampai 25 Oktober 2009.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2001: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan di Mungguak Batu Basa Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman. Jumlah Ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan ada 101 orang ibu. 4.3.2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Pada penelitian ini sampel adalah ibu yang mempunyai bayi dibawah umur 0-12 bulan di Mungguak Batu Basa Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara Total sampling, yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi dibawah umur 0-12 bulan di Mungguak Batu Basa Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Paniaman. Disini kniteria sampel dalam penelitian ini yaitu: 1. Kriteria inklusi adalah a. Ibu yang meiniliki bayi berusia 0-12 bulan b. Bersediajadi responden c. Bisa berkomunikasi dengan baik

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 4.4.1 Variabel Penelitian Menurut Notoatmodjo (2002:70) variabel ialah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang diiniliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah pengetahuan Ibu. 4.4.2No 1

Definisi Operasional VariabelDefinisi Alat Cara Ukur Kuesioner Skala Ordinal Hasil Ukur Tingkat pengetahuan

Variabel Pengetahuan pemberian makanan pendamping ASI

Operasional Ukur Segala yang ibu Kuesioner tentang pemberian makanan pendamping ASI meliputi : 1. Jenis jumlah makanan yang diberikan 2. Usia pemberian 3. Jumlah pemberian 4. Jenis makanan pendamping ASI dan

ibu tentang ketahui

e.Tinggi ; 76-100%

f.Sedang; 56-75%

g.Rendah; 56% (Nursalam, 2003)

4.5 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrument yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi dan menilai pengetahuan ibu yang metniliki bayi dibawah umur 0-12 bulan dengan menggunakan kuesioner yang bentuk pertanyaannya tertutup, dalam bentuk multiple choice (pilihan ganda). Pertanyaan ini menyediakan beberapa jawaban (alternative) dan responden tinggal memilih satu diantaranya sesuai dengan pendapatnya.

4.6 Teknik Pengumpulan Data 4.7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 4.7.1 Data Primer Data ini dapat langsung dan subjek atau hasil wawancara dan observasi dirnana data yang didapat berupa data gambaran pengetahuan ibu yang memiliki bayi dibawah umur 0-12 bulan. 4.7.2 Data Sekunder Data ini di peroleh dan puskesmas Batu Basa Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Paniaman.

4.8 Pengumpulan Data 4.8.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Sebelum wawancara dimulai peneliti menjelaskan prosedur, maksud serta tujuan dan penelitian dan menjelaskan-item-item yang akan ditanyakan pada subjek. Setelah

itu peneliti menanyakan kesediaan subjek untuk menjadi responden. Kuesioner dibacakan dan diisi oleh peneliti menurut jawaban subjek atau sampel. 4.8.2 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini meliputi 5 langkah sebagai berikut: a. Memeriksa data (Editing) Memeriksa kejelasan dan kelengkapan data yang telah

didapatkan dan pengisian.kuesioner oleh responden. b. Mengkode data (Coding) Data yang telah dikumpulkan diberi kode sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. c. Memasukkan data (Entry Data) Memasukkan data ke dalam program komputerisasi. d. Membersihkan data (Cleaning Data) Membersihkan data dan kesalahan dan mencocokkan kembali data tersebut sehingga data benar-benar siap dianalisis. e. Memproses data (Processing) Memproses data serta memberikan nilai atau skor yang telah ditetapkan.

4.9 Analisa Data

4.9.1

Variabel Univariat Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univaniat karena pada penelitian ini peneliti hanya mencari gambaran pengetahuan ibu yang meiniliki bayi dibawah umur 6 bulan tentang pemberian makanan pendamping ASI. Data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi. Dan kuesioner yang akan diberikan kepada responden peneliti telah menetapkan nilai untuk setiap jawaban. Untuk tingkat pengetahuan kuesioner yang digunakan memakai metode Multiple Choise dengan deinilcian penilaian adalah I untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Analisa dilakukan dengan menghitung jumlah jawaban responden yang benar dengan menggunakan kunci jawaban. Setiap jawaban benar = 1, salah =0 kemudian dan nilai tersebut ditentukan skor total pada masing-masing responden dengan rumus:P= f 100 % N

Keterangan: P f: : Jumlah Persentase : Frekuensi jumlah jawaban responden yang benar N : Jumlah skor angket Hasil perhitungan presentase dimasukkan kedalam standar kualitatif: a. Tinggi : 76-100 % b. Sedang : 56-75%

c. Rendah :