syntax · 2019. 5. 11. · syntax journal of language and literature edisi maret 2017 issn...

146
SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 [email protected] i

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

i

Page 2: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

ii

SYNTAX: Journal of Language and Literature (ISSN print 2087-9342) terbit 2(dua) kali dalam setahun. Menerbitkan hasil penelitian dan kajian di bidanglinguistik, bahasa, pembelajaran bahasa asing, budaya dan wisata. Hasil penelitiandipublikasikan dengan menggunakan bahasa Inggris dan/atau bahasa Indonesia.

SUSUNAN REDAKSIPenanggungjawab : Iwan Israwan, Drs., M.Pd. (Ketua STBA Sebelas April

Sumedang)Pengarah : Syarif Hidayat, S.Pd.,M.T. (Ketua UPT. Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat)

DEWAN REDAKSIPemimpin Redaksi : Dr. Denny Kodrat, M.Pd.Anggota : Suroto, M.Hum.

Nurhasanah, M.Hum.Riany Puspitasari, M.Pd.Unu Nurahman, S.S.,M.Pd.

REVIEWER DAN MITRA BESTARI:Dr. E. Sulyati (STBA Sebelas April)Dr. Imas Maryanah (STBA Sebelas April)Kasno Pamungkas, M.Hum (Universitas Padjajaran)Eri Kurniawan, P.hD (Universitas Pendidikan Indonesia)Lina Susanti, M.Pd (Universitas Pakuan)Rita Hayati, M.Pd (Universitas Pamulang)Ika Yatmikasari, S.S., M.Pd (UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

ALAMAT REDAKSI:Sekolah Tinggi Bahasa Asing, Perguruan Tinggi Sebelas April Sumedang,Jalan Angkrek Situ No. 19 Sumedang, Jawa Barat, Indonesia,Telephone/Fax (0261) 203800, 202911E-Mail: [email protected]

Hak Cipta ©STBA Sebelas April Sumedang, Perguruan Tinggi Sebelas AprilSumedang, Jawa Barat, Indonesia.

Page 3: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

iii

SAMBUTAN KETUA STBA SEBELAS APRIL SUMEDANG

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas terbitnya JurnalSyntax STBA. Jurnal ini merupakan representasi dari upaya membangun kulturakademik di bidang penelitian dan publikasi Ilmiah serta pengabdian kepadamasyarakat. Jurnal tahun ini juga merupakan jurnal yang special karena menjadiwadah publikasi ilmiah dari seminar tahunan ACOLISM.

Sekedar memberikan apresiasi, pelaksanaan ACOLISM II tahun inimengambil tema besar “Peran Bahasa dan Sastra di Bidang Pariwisata”. Tema inimerupakan kelanjutan dari ACOLISM I sekaligus merupakan tema yang masihumum untuk memberikan penguatan kembali tentang bagaimana peran bahasadan sastra di bidang pariwisata. Tema umum semacam ini terus diangkatmengingat STBA Sebelas April masih mengkaji dan memetakan bagian mana sajadari pariwisata yang memungkinkan bahasa dan sastra dapat berperan didalamnya. Semoga ACOLISM di masa yang akan datang akan mampumengangkat tema-tema yang lebih spesifik sehingga kontribusi bahasa dan sastradi bidang pariwisata dapat menjadi jelas.

Akhirnya, semoga jurnal ini dapat menjadi wadah publikasi ilmiahACOLISM yang tahun ini. Kami terus berharap kegiatan akademik dan publikasiilmiah semacam ini dapat dipertahankan dan diselenggarakan setiap tahunnya.Terbitnya Jurnal ini semoga juga menjadi motivasi bagi para dosen dan parapeneliti untuk meningkatkan kapasitasnya terkait dengan penelitian danpengabdian kepada masyarakat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sumedang, 30 Maret 2017Ketua STBA Sebelas April Sumedang

Iwan Israwan, Drs., M.Pd.NIP: 195801041986021001

Page 4: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

iv

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Teriring salam dan semoga keselamatan, kesejahteraan dan kemuliaansenantiasa menemani setiap aktivitas kita.

Jurnal Syntax yang sedang pembaca buka ini adalah salah satu produkkebanggaan sivitas STBA Sebelas April Sumedang, yang tidak hanya sekadarmenyampaikan hasil penelitian/publikasi ilmiah, namun juga sebagai mediabersilaturahmi akademik dengan seluruh pembaca di Indonesia. Sebagaimanakomitmen kami yang secara konsisten menerbitkan kajian-kajian secara rutin padajurnal ini, maka kajian pada jurnal Syntax ini ditujukan untuk menginspirasi parapembaca mengaplikasikan hasil temuan dan pembahasan pada setiap artikelnya.

Bahasa, budaya, dan pariwisata menjadi tiga kata kunci yang salingberkelindan dalam praktik sosial (social practices), notabene akan banyakmenjadi kajian yang tidak akan pernah habis dan akan selalu menarik untukditeliti sebagaimana yang pembaca temui pada artikel-artikel di jurnal Syntaxedisi ini.

Last but not least, semoga jurnal Syntax ini semakin mendorong kitasemua untuk meningkatkan produktivitas menulis dan membaca. Tidak lupa,penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang membantupenerbitan jurnal ini. Selamat membaca dan berkarya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sumedang, 30 Maret 2017Ketua Program Studi Sastra Inggris

Dr. Denny Kodrat, M.PdNIDK. 8842810016

Page 5: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

v

DAFTAR ISI

Sambutan Ketua STBA Sebelas April Sumedang – iiiSambutan Ketua Program Studi Sastra Inggris – iv

DAFTAR ISI - v

KAJIAN BAHASA, SASTRA, BUDAYA DAN PARIWISATA

Sastra dan Pariwisata: FungsiKearifanLokaldalam Upaya Pengembangan Kepariwisataan -4-16Dr. Imas Maryanah, M.Pd, STBA Sebelas April Sumedang

Alam Sebagai Kekuatan dalam Teks Destinasi Wisata Indonesia – 17-28Dr. Ekaning Krisnawati, M.Hum, Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Padjadjaran

Persepsi Wisatawan Eropa terhadap Komodifikasi Agrowisata di TorajaSulawesi Selatan – 29-42Dr. Muhammad Hasyim, M.Si, Departemen Sastra Prancis, Fakultas IlmuBudaya, Universias Hasanuddin

Tour-Guide Pada Wisata Ekoturisme – 43-50Ypsi Soeria Soemantri, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

Pemanfaatan Museum Sebagai Wahana Wisata Edukasi – 51-59Mohamad Ully Purwasatria, S.Pd, Program Studi Pendidikan Sejarah, SekolahPascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia

Menyibak Mitos Samagaha Dalam Budaya Sunda; Tinjauan Semiotik – 60-70Ridha Herdiani, Guru Bahasa Sunda di SMAN Tanjungsari

Pesan Sosial dan Budaya dalam Lagu Daerah Jambi – 71-81Yusra D dan Pamela Mikaresti, Universitas Jambi

Representasi Penamaan Objek Daya Tarik Wisata Sumedang Selatan(Kajian Etnolinguistik) -82-88Nurhasanah, M.Hum dan Heryani, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Sebelas AprilSumedang

Page 6: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

vi

KAJIAN BAHASA DAN SASTRA

Telaah Kritis Kesantunan Bahasa Dalam Kalimat Pernyataan di MasjidKabupaten Sumedang – 89-100Dr. Denny Kodrat, M.Pd, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Sebelas April Sumedang

Hermeuneutika Feminisme dalam Teks “Presiden Bahas Soal Perempuan” –101-107Teti Sobari, Yesi Maylani Kartiwi, STKIP Siliwangi Bandung

Reaksi Semantik dalam Konteks Sosiokultural Pengguna Bahasa Indonesia(Studi Kasus di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung)– 108-116Nissa Kustianita, Furi Rachmah Nifira, Anis Lathifah Ulfah, UniversitasPendidikan Indonesia

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Naskah Drama Jangan MenangisIndonesia Karya Putu Wijaya – 117-131Dimas Anugrah Adiyadmo, Universitas Jambi

Proses Morfologi Pada Penamaan “Taman Tematik” di Kota Bandung-132-138Ponia Mega Septiana, Fakultas Ilmu Budaya, UniversitasPadjadjaran, Bandung-Indonesia

AUTHOR GUIDELINES -139

Page 7: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

1

SASTRA DAN PARIWISATA: FUNGSIKEARIFAN LOKAL DALAM UPAYAPENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

Dr. Imas Maryanah, M.PdSTBA Sebelas April Sumedang

[email protected]

ABSTRAK

Sastra mengandung nilai-nilai yang menjadi ajaran “kebajikannya”ditujukan kepada pembaca selaku anggota masyarakat. Kontribusi sastrayang sangat besar sebagai dokumen pemelihara kearifan lokal karenamampu mengubah pola pikir dan cara pandang masyarakat telah banyakdimanfaatkan terutama dalam industri pariwisata. Industri pariwisata yangberbasis kearifan lokal telah banyak dijalankan oleh negara-negara di Asiasebagai suatu cara untuk mendongkrak perekonomian negara. Lokalitasmewarnai berbagai bentuk dan kemasan pariwisata yang menekankan padakreativitas pelaku wisata dengan model ekowisata.

Pengitegrasian fungsi sastra dan kearifan lokal ke dalam industripariwisata tidak hanya memperkuat dunia pariwisata itu sendiri, tetapi jugamenguntungkan bagi keberlangsungan sastra dan kearifal lokal itu sendiri.Lokalitas sebagai sebuah identitas budaya telah menjadi bentengpertahanan kekuatan ekonomi bangsa. Oleh karena itu, hal ini perlumendapat perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak agarbermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.

Kata kunci: Sastra, kearifan lokal, pariwisata, fungsi, dan integrasi.

ABSTRACT

Values in literature become “virtue” for readers as a part of society.Undoubtedly, literature has been explored for tourism business industrybecause of its big contribution as document of local wisdomconservation and in changing society’s mind and sight. Tourism basedlocal wisdom has been implemented especially by countries in Asia as away to increase national economy. Locality seen in every tourism formsand packets which stressing on creativity of tourism subject withecotourism model.Integrating literature function and local wisdom into tourism industrydoes not only enhance the tourism world itself but also it is beneficial forconserving literature and local wisdom themselves. Locality is as acultural identity has become a defense of national economic power.Therefore, this needs more attention from whole stake holders in order tobe valuable for nation and country progress.

Key words: Literature, local wisdom, tourism, function, andintegration

Page 8: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

2

PENDAHULUANPembicaraan tentangkaitan

sastra, kearifan lokal dan pariwisatatelah banyak dibahasdi dalampenelitian akademis (Dahliani, dkk:2015; Nawatnatee dkk,: 2014;Rosidi, 2011; Rosidi, 1995) maupunartikel di media masa (CNN, JakartaIndonesia: Edisi 24/10/2016; . Pradiladalam www.airmagz.com › news update ›:Edisi 20 November 2016 ). Intinya adalahketiganya memiliki kaitan yang erat.Oleh karena itu, pembicaraan dalamtulisan ini bukan hal yang baru.Meskipun demikian, tulisan inimemberikan gambaran bagaimanasastra dan kearifan lokal menjadi alatbagi pengembangan pariwisata.

Masyarakat sudah sejak lamamengembangkan budayaberdasarkan adat-istiadatnya masing-masing. Indonesia dikenal sebagainegara dengan kekayaan budayayang beraneka ragam (Rosidi,1995:x). Berbagai produk budayatercipta. Satu di antaranya dapatdiamati dari hasil karya sastra.Tamsyah (1996) menjelaskan bahwasastra sebagai alat yang digunakanuntuk menggali estetika. Bagaimanaestetika dalam sastra dapatdioptimalkan sepenuhnya untukkepentingan pariwisata. Sastra lisanatau seni tradisi (Sutrisno,2009: 110)adalah “seni rakyat yang dengan‘local genius’” (Wales, 1948-1949dalam Rosidi, 2011: 29) telahberkembang sejak dahulumemberikan kontribusi yang pentingbagi perkembangan kearifan lokal.

Keteguhan terhadap norma, nilai,kepercayaan, tradisi, dan adat-istiadat yang secara turun-temurundipelihara dan dilestarikan olehmasyarakat dengan berbagai macambentuk. Namun kini, keteguhan itutidak sesungguhnya dipegang(Rosidi, 2011: 41)melainkandipadukan secara harmonisberakulturasi (ibid, 2011: 30) dengansituasi kondisi zaman modern.

Pergulatan yang terjadimenimbulkan benturan-benturanyang hebat (ibid,2011: 9-10, 35)bagaimana sesungguhnya peranmasyarakat sangat diperlukan untuktetap menjunjung tinggi nilai-nilailuhur nenek moyang, tanpamenimbulkan gejolak yang padaakhirnya akan menghancurkaneksistensi kearifan lokal tersebut.Oleh karena itu, di sini letak pokokpersoalan pentingnya tulisan ini.Pertama, sastra sebagaimanafungsinya telah mengambil perananyang besar dalam proses pelestariankearifan lokal. Peranan iniditunjukkan dengan semakinbesarnya minat para pelaku wisatauntuk menggali kekayaan lokalsebagai jargonnya masing-masingdaerah mewakili kulturnya. Kedua,kearifan lokal yang tersirat dalamsastra menjadi penting ketikakekayaan lokal bersentuhan denganberbagai kepentingan politik,ekonomi, sosial budaya. Tidak hanyakepentingan-kepentingan komersil,tetapi lebih jauh dari itu, kearifanlokal telah menjadi basis kemajuansebuah negara sebagai salah satu

Page 9: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

3

pertahanan di bidang ekonomi yangmampu mendatangkan keuntunganfinasial.Ketiga, dampak dari interaksitersebut, kearifan lokal semakinmengukuhkan eksistensi dirinyasebagai agen vital pariwisata yangmampu menarik minat wisatawan.

Bertolak dari tiga hal di atas,tulisan inimencobamemaparkanduapersoalan penting terkait sastra,kearifan dan pariwisata, yaitu: 1)fungsi-fungsi sastra/kearifan lokalapa saja yang dapat mendongkrakpeningkatan pengembanganpariwisata? 2);Bagaimana fungsisastra diintegrasikan ke dalam duniapariwisata melalui kerifan lokal?Dari kedua permasalahan tersebut,kiranya tujuan dari tulisan ini adalahmencoba menjelaskan fungsi sastradan mengintegrasikan fungsisastra/kearifan lokal sebagai alatuntuk meningkatkan pengembanganpariwisata.

Kearifan lokal berasal dari kata“local genius”(Quaritch Wales, 1948-1949). Artinya kemampuankebudayaan setempat dalammenghadapi pengaruh kebudayaanasing pada waktu kedua kebudayaanitu berhubungan (Rosidi, 1995: 29).Seperti dinyatakan Rosidi (2011)“Apakah kita sebagai bangsa masihtetap dapat memanfaatkan kearifanlokal kitadalam mengahadapiterjangan pengaruh kini?” Hal ini diauraikan dalam tulisannya yangberjudul “Kearifan lokal danPembangunan Bangsa.” Kemudian“Kearifan lokal merupakan kunciuntuk pariwisata. Suasana kearifan

lokal yang unik di tiap-tiap tempatjika dibungkus dengan kemasan yangbaik akan menarik wisatawaninternasional” (Soemarno, 2016).

Selanjutnya, bentuk, jenisdanmodel seperti apa yang cocokuntuk mengemas produk-produkwisata yang berbasis kearifan lokal.Dengan mengetahui fungsi sastra dankearifan lokal dalam pengembanganpariwista, kiranya dapat dibuatmodel ekowisata seperti yangditawarkan Stephen Wearing andJohn Neil (1999). Meminjam istilah“the wisdom of the elders”, merekamenyebutkan bahwa konsepekowisata ini dipandang sebagai ideyang baik di waktu yang sangattepat. Mereka menawarkan sebuahmodel ekowisata berkelanjutan.Ekowisata dapat dijadikan sebagaialat untuk menyelamatkankelangsungan eksistensi sastra dankearifan lokal tersebut, jugakontribusinya terhadap kemajuan danketahanan ekonomi bangsa. MenurutFennel (2002: 11) ekowisata adalahsebuah istilah luas untuk menyebutpariwisata berbasis alam. Namunterdapat perdebatan konsep tentangekowisata. Graburn (1989)membedakan ekowisata menjadi duayaitu wisata alam dan wisata budaya.Demikian juga Ewert and Shultis(1997) membedakan ekowisatamenjadi tiga yaitu “ ecotourism”,“adventure tourism” dan ”indigenous tourism”. Yangterpenting dari itu semua, manfaatekowisata menurut Driver, dkk

Page 10: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

4

(1991) bermuara pada keuntunganekonomi.

Pariwisata berbasis ekologiatau ekowisata sudah diajalankansejak beberapa tahun yang lalu diIndonesia, mengacu pada Undang-Udang Nomor 10 Tahun 2009tentang Kepariwisataan danPeraturan Menteri Dalam NegeriNomor 33 Tahun 2009 tentangPedoman Pengembangan Ekowisatadi Daerah. Hingga saat ini sudahbanyak tempat wisata di Indonesiayang menggunakan konsepekowisata, salah satunya adalahPulau Dewata Bali (Almirhea, 2015).

PEMBAHASANMenurut Naisbitt (Isnaini,

2007) pariwisata menjadi industriterbesar di dunia.Indonesia memilikikeunggulan pariwisata yang beragamdengan kebhinekaannya. Hal inimenjadi modal besar untukmengembangkan sektor industripariwisata guna menunjangperekonomian nasional. MisalnyaBali berhasil menghubungkan antarapariwisata, ekonomi, budaya danagama (Howe, 2005). Namun,keunggulan ini masih membutuhkanpengelolaan yang lebih komprehensifagar penggalian semua potensi dapatdimaksimalkan. Peran yangdimainkan sastra menguatkankedudukannya sebagai cerminbudaya masyarakat (Faruk, 2010).Budaya-budaya daerah melahirkankearifan-kearifan lokal yang menjadibenteng nilai-nilai pertahanan daripengaruh asing. Kearifan lokal

menjadi ciri, karakter, identitassebagai sebuah pondasi untukmembangun ketahanan bangsa.

Penelitian tentang pariwisatatelah banyak dilakukan terutama olehmahasiswa yang menulis skiripsitesis atau disertasi. Salah satu diantaranya oleh sebagian mahasiswaSTBA Sebelas April Sumedang yangkhusus meneliti tentang pariwisata diKabupaten Sumedang. Merekamenemukan bahwa pada umumnyapariwisata Sumedang belumberkembang. Beberapa kendala yangdihadapi adalah minimnya sarana-prasarana, rendahnya sumber dayamanusia, kurangnya promosi dankreatifitas. Hal mendasar yangmenjadi persoalan utama adalahkurangnya dukungan pemerintah dibidang pendanaan. Investor belumbanyak masuk ke kabupatenSumedang. Dengan demikian,pariwisata Sumedang tidakberkembang dan jalan di tempat.Masyarakat Sumedang lebih sukapergi wisata ke daerah lain sepertiGarut, Pangandaran, Yogyakarta danBali. Tak ada keunggulan yang dapatdibanggakan dari pariwisataSumedang meskipun umumnyasemua objek wisata memiliki potensiuntuk dikembangkan. Namun dalamhal ini belum ada upaya maksimaldari para pelaku pariwisata termasukketerlibatan pemerintah secaralangsung. Artinya, pariwisataSumedang belum mempunyaikeunggulan yang dapat dijadikanjargonnya Sumedang.

Page 11: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

5

Bercermin dari kondisipariwisata di Kabupaten Sumedang,apa yang dinyatakan Bosch(Rosidi,2011) tentang tuntutan kreatifitaspelaku pariwisata sangatlah cocok.Sejalan dengan itu, Hermanto (2010)menawarkan industri kreatif yangmenggerakkan potensi kearifan lokaldi bidang industri pariwisata menjadisolusi bagi tuntutan Bosch tersebut.Gang Xu (2013: 17) memandangindustri pariwisata secara luassebagai “window of opportunity”baru untuk pengembangan lokal.Begitu juga upaya-upaya untukmelestarikan kearifan lokal telahbanyak dilakukan banyak orang.Misalnya Saung Aklung UdjoBandung, Desa GerabahKasonganYogyakarta, danKampoeng Batik Laweyan di Solo.Mereka sadar bahwa perkembanganpariwisata dunia berpengaruh besarterhadap pariwisata nasional danregional. Oleh karena itu, setiapnegara berkompetisi memperlihatkanciri khas dan keunggulannya masing-maisng. Salah satu daya tarikterbesar saat ini adalah keunggulandi bidang budaya. Negara-negara dikawasan Asia adalah mereka yangmempunyai basis budaya yang kuat,seperti China yang menjadi destinasiInternasional terbesar (Gang Xu,1999), Jepang (Sylvie GuichardandOkpyo Moon, 2008), Korea, danIndia. Mereka berpijak pada kearifanlokal sebagai sebuah kekuatan untukmengembangkan industri pariwisata.Tidak salah kalau Indonesia pundapat meniru mereka.

Namun upaya penggaliankearifanlokal untuk pengembanganindustri pariwisata ini tidaklah cukupkuat tanpa adanya peran pemerintahdan masyarakat. Pemerintahhendaknya memerhatikan bagaimanakearifan lokal telah menjaganusantara selama ratusan tahun dantelah berakulturasi dengankebudayaan asing tanpamenghilangkan jati diri budayasendiri. Kearifan lokal melahirkankreativitas-kreativitas masyarakatagar dapat bersinergi dengan kondisizaman yang semakin modern. Olehkarena itu, tulisan ini inginmenunjukkan bagaimana perankearifan lokal dapat mendongkrakkekuatan fungsi sastra sejalandengan pariwisata. Rosidi (2011)menjelaskan bagaimana kondisikearifan lokal di masa sekarang yangsemakin lemah kedudukannya tanpaada usaha pemerintahdan masyarakatuntuk mempertahankannya.

Berkaiatan dengan hal di atas,Yoeti (2008:131, 140) telahmelakukan kajian analisis SWOTtahun 1994 tentang perkembanganpariwisata Indonesia. Kajian tersebutmenyimpulkan bahwa Indonesiamemiliki kekuatan berupa daya tarikwisata yang luar biasa dengankeanekaragaman flora, fauna, sumberdaya alam, suku budaya dan adat-istiadatnya, keramah tamahanpenduduk, dan peninggalan sejarah.Kemudian letak geografis Indonesiayang berada di antara dua benua dandua samudra menjadikan posisiIndonesia menjadi jalur lalu lintasdunia. Peluang ini memberikankesempatan emas untuk Indonesiamengembangkan industri

Page 12: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

6

pariwisatanya. Selain itu, keamanandan stabilitas ekonomi relatif baik.Juga, sarana komunikasi danteknologi informasi cukup memadai.Peluang tersebut semakin besarsehubungan dengan adanyaperdagangan bebas, APEC danAFTA. Dunia internetmemungkinkan orang di dunia dapatmengetahui perkembangan objek-objek wisata di dunia dengan cepat.

Untuk mengoptimalkanproduk-produk wisata yangmenawarkan sebuah kekhasan yangberbeda dari produk-produk wisatasebelumnya, Hermanto (7)mengajukan enam alasan mengapaindustri kreatif perlu digalakan untukmengembangkan pariwista denganmengaitkan fungsi kearifan lokal.1. Industri kreatif telah memberikan

kontribusi ekonomi yang sangatsignifikan pada pendapatannasional.

2. Menciptakan iklim bisnis yangkondusif.

3. Membangun citra dan identitasbangsa.

4. Mengembangkan sumber dayayang terbaharukan.

5. Menciptakan inovasi dankreativitas yang dapatmeningkatkan daya saing bangsa.

6. Menciptakan dampak sosialpositif bagi masyarakat.

Menurut Spillane (1987) adalima unsur pariwisata yang sangatpenting yaitu attraction, facilities,infrastructure, transportation,hospitality. Sehubungan dengan itu

Kosasih (2012) dan Nurlaela &Nurlailah (2007: 13-14) menyatakanbeberapa fungsi sastra yaitu: 1)fungsi rekreatif; 2) fungsi didaktik;3) fungsi estetis; 4) fungsi moralitas;dan 5)fungsi religiusitas.Kosasihjuga menyebutkan beberapanilai yang terkandung dalam sastra,seperti: 1) nilai budaya (pemikiran,kebiasaan, hasil cipta manusia); 2)nilai sosial (tata laku hubungan antarsesama manusia); dan 3) nilai moral(perbuatan baik-buruk yang menjadidasar kehidupan manusia danmasyarakat).Fungsi dan nilai sastramemberikan warna yang berbedamelalui sentuhan-sentuhan lokalnya.

A. Fungsi-fungsi sastra dankearifan lokal

Persoalan pertama yangdibahas di sini adalah fungsi sastradan kearifan lokal. Industri kreatifberbasis kearifan lokal untukpengembangan pariwisata sepertiyang ditawarkan Hermanto sejalandengan unsur-unsur pariwisata dariSpillane yang harus dipenuhi olehpelaku pariwisata. Kearifan lokalyang terdapat dalam sastra memilikifungsi sebagai berikut:

1. Fungsi rekreatifMenurut Kosasih (2012:1)

fungsi rekreatif yaitu“memberikan rasa senang,gembira, serta menghibur.” Sastraketika digunakan sebagai alatuntuk mengembangkan pariwisataharus memberikan kesenangan,kegembiraan, hiburan dan

Page 13: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

7

kepuasan kepada wisatawan.Integrasi sastra ke dalampariwisata harus betul-betuldimanfaatkan untuk mengenalkan,menghayati dan mendalami sastrasebagai kekayaan intelektual yangbernilai. Sebagai harapan, baikwisatawan domestik maupunmancanegara mengetahuinya.Dengan demikian sastra kita dapatbertahan dan dilestarikan.

2. Fungsi DidaktikFungsi didaktik menurut

Kosasih (2012: 1) adalahmendidik untuk mengajarkannilai-nilai kebenaran dankebaikan. Selain menghibur danmenyenangkan, sastra dapatmenjadi alat untuk menarikminatwisatawan dengan caramemberikan pendidikan danpengetahuan. Pendidikan ituberupa ajaran tentang kebenarandan kebaikan bagi umat manusia.Ada sesuatu yang lebih pentingbagi seseorang ketikamengunjungi sebuah objek wisatakarena dia ingin mendapatkanilmu.

3. Fungsi EstetisFungsi estetis yaitu

“memberikan nilai-nilaikeindahan” (Kosasih, 2012: 1).Nilai sastra terletak padakeindahannya. Bagaimana karyasastra memperlihatkan dirinyasebagai sesuatu yang indah dapatdinikmati wisatawan. Nilai estetissastra dapat difungsikan di semua

objek wisata dengan cara apresiasisastra.

4. Fungsi MoralitasKosasih (2012:

1)menyatakan bahwa fungsimoralitas yaitu “mengandungnilai moral yangtinggi....mengetahui baik danburuk.” Karya sastra secara tidaklangsung mengajarkan tentangmoral kepada masyarakat. Ajaranmoral itu dikemas secara apik danteliti agar tidak terkesanmenggurui. Pesan-pesan moraldapat disampaikan secara eksplisitdan implisit di objek-objek wisataagar wisatawan mengetahui danmematuhi norma dan etika yangberlaku di tempat itu.

5. Fungsi ReligiusitasFungsi religiusitas menurut

Kosasih (2012: 1) yaitu“mengandung ajaran agama yangdapat dijadikan teladan.” Padaakhirnya manusia mengakui danpercaya bahwa ada Tuhan semestaalam. Banyak karya sastra yangmengajarkan tentang nilai-nilaikeagamaan dan kepercayaan.Nilai-nilai keagamaan dankepercayaan ini dapatdintegrasikan dengan masalahpariwisata untuk menambahkeyakinan dan ketaqwaan umatmanusia ketika merekamengadakan perjalanan.

Selanjutnya, fungsi kearifanlokal bagi pengembangan pariwisata

Page 14: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

8

Indonesia dinyatakan Nugroho(2012) yaitu:1. Berfungsi untuk konservasi dan

pelestarian sumber daya alamObjek-objek wisata yangdibangun maupun yang sudahjadi harus dapat menjagakeberlangsungan sumber dayaalam yang tidak dapatdiperbaharui maupun yang dapatdiperbaharui. Kearifan lokalyang telah bertahan selama iniperlu diperkenalkan kembalikepada masyarakat agar dapatmembawa perubahan ke arahkemajuan.

2. Berfungsi untuk pengembangansumber daya manusiaUpacara-upacara tradisonal yangrutin dilakukan masyarakatmerupakan kearifan lokal untukmeningkatkan pengetahuanmasyarakat agar mampumemahami makna kehidupan.

3. Berfungsi untuk pengembangankebudayaan dan ilmupengetahuanKearifan lokal yang dapat digaliuntuk pengembangankebudayaan dan ilmupengetahuan banyak sekali.Setiap etnik memilikinya dansering dijadikan ajang daya tarikpariwisata dan penelitian ilmiah.

4. Berfungsi sebagai petuah,kepercayaan, sastra danpantanganTradisi lisan yang melahirkankearifan lokal masyarakatdiajarkan kepada generasipenerus melalui dongeng,

nyanyian, permainan, keseniandan adat-istiadat. Masyarakatdiharapakan dapat mengambilnilai-nilai kebenaran dankebaikan demi ketertiban dankeharmonisan dankeseimbangan hidup.

5. Bermakna sosialKehidupan sosial mengajakmasyarakat berkomunikasi danberinteraksi untuk bekerja samamembangun kesejahteraanbersama. Banyak sekali contohdalam kearifan lokal yangmerefleksikan makna-makna,misalnya upacara integrasikomunal/ kerabat.

6. Bermakna etika dan moralInteraksi dan komunikasimemerlukan etika yang sesuaidengan standar moral agama danmoral sosial. Sikap dan perilakuyang dianggap baik diajarkansecara turun-temurun secaraimplisit maupun eksplisit dalamkehidupan sehari-hari

7. Bermakna politikAdat-istiadat yang menjadikebiasaan mengandung normadan aturan yang harus dipatuhioleh anggota masyarakat. Normadan aturan digunakan untukmengatur jalannya rodapemerintah daerah seperti yangdilakukan oleh Subak desa diBali.

Fungsi-fungsi tersebut harusdijadikan panduan bagi semuapengelola objek-objek wisata agardapat terwujud ekowisata yang

Page 15: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

9

berwawasan ramah lingkungan.Menurut Gidden (2001) potensilokalitas dalam pengembanganpariwisata itu bertujuan untuk:1. Menjadikan kepariwisataan

Indonesia memilliki daya saing.2. Mereduksi dampak globalisasi

dan modernisasi supaya tidakmenghilangkan dan mengikiskearifan lokal yang kita miliki.

3. Memperkenalkan kearifan lokalIndonesia, supaya tidak mudah diklaim oleh negara lain.

4. Mengharumkan nama Indonesiadi mata dunia dalamkepariwisataan.Sedangkan manfaatnya:

1. Meningkatkan perekonomiannegara dan daerah itu sendiri.

2. Membuka lapangan kerja bagipenduduk sekitar.

3. Secara tidak langsungmengangkat nama daerah itusendiri.

4. Mengurangi pengangguran yangada.

5. Kearifan lokal yang kita milikisecara tidak langsung akan selalulestari dan tidak punah, karenamemang kearifan lokal itu sendirimenjadi identitas bagi bangsakita.

B. Integrasi fungsi Sastra kedalam Pariwisata

Persoalan kedua yang dibahasadalah mengintegrasikan fungsisastra dan ke dalam pariwisatamelalui kerifan lokal. MenurutKotler, dkk (1996, dalamFennel.2002: 8) produk wisata dibagidua yaitu berupa barang dan servis.

Barang diperoleh dengan caradiproduksi dan servis diperolehdengan cara ditunjukkan. Bagaimanakedua hal ini dapat memenuhikeinginan dan kepuasanwisatawan.Untuk itu, hubungansastra dan masyarakat menurutWellek & Warren (1989: 109) dilihatdari isi dan ungkapannya (Sudjimandalam Purba, 2010: 2).

Menurut Wellek & Warren,(1989: 25) fungsi sastradikenal‘dulce et utile’, yaitu sebuahkarya itu indah dan berguna. “Indah”berkenaan dengan aspek estetisnya,dan “berguna” berhubungan denganaspek manfaatnya. Istilah “didacticheresy” dilontarkan Poe untukmenyatakan fungsi sastra yang“menghibur dan sekaligusmengajarkan sesuatu.”Isi sastraberupa pengalaman hidup manusia(Nurgiantoro, 2010: 71) berdasarkantema-tema besar (Turby 2008: 52;Brown & Talimson, 1999: 30) yangdapat diekspresikan ke dalambentuk-bentuk yang berbeda, sepertikesenian, upacara tradisi, nyanyian,permainan, adat-istiadat dankebiasaan, etika dan norma.Sejalandengan itu,Nurgiyantoro (2010: 320-321, 342) menjelaskan bahwa pesan-pesan yang disampaikan dalam sastrasejalan dengan tujuannya, yaitupesan moral, sosial, dan religius.

Sejalan dengan fungsi sastradan kearifan lokal di atas, Hermanto(2011: 19) menyebutkan beberapatujuan wisata yaitu tujuan wisatapendidikan, rekreasi, kesehatan,ziarah, danhospitality (keramah-

Page 16: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

10

tamahan). Radzi, dkk (2016)menyatakan dua macam keramah-tamahan, yaitu keramah-tamahan dibidang manajemen dan marketing.Menurut mereka warisan budaya danmasyarakat memberikan kontribusibesar terhadap keramah-tamahan danpariwisata. Keramah-tamahanmerupakan unsur utama dalampelayanan jasa di sektor jasa manapun.

Menurut Hermanto (2011: 185)“keingintahuan akan budaya lokaladalah aspek penting yang menjadidaya tarik utama mengapa orangmelakukan sebuah perjalanan.” Agardapat mengintegrasikan fungsi sastradan kearifan lokal ke dalam tujuanwisata, maka harus diketahui dulujenis-jenis tempat wisata yang ada.Menurut (https: //limamarga.blogspot) adabeberapa jenis tempat wisata, yaitugunung/ pegunungan, danau/ situ/waduk, pantai, tempat permainananak, hutan, kolam/ pemandian airpanas, taman, air terjun/ curug, laut,kebun binatang, pusat perbelanjaan,kebun buah, pusat jajanan/ sentrakuliner, alun-alun, tempat bersejarah,museum, daerah pedesaan (orangkota), daerah perkotaan, (untukorang desa), dan kampung halaman.Bentuk ekowisata berbasis kearifanlokal yang dikembangkan harusmenggambarkan ke lima fungsisastra di atas. Dari jenis-jenis tempatwisata tersebut kiranya dapatdikembangkan objek-objek wisatayang sesuai dengan tujuan wisataberbasis kearifan lokal.

a. Bentuk wisata pendidikanProduk wisata yang dapat

dikemas untuk tujuanpendidikan dapat dikembangkanhampir di semuaobjek wisata.Yang perlu ditekankan di siniadalah penggalian potensi dankreatifitas pengelola objekwisata. Bentuk wisatapendidikan berupa studi sejarah,eksperimen, perlombaan,penelitian, seminar, tugassekolahdan lain-lain. Bentukwisata pendidikan ini harusmemberikan ilmu baru bagiwisatawan dan memotivasimereka untuk terus belajar.

b. Bentuk wisata rekreasiFungsi rekreatif harus

menjadi andalan utama disamping fungsi-fungsi yang lain.Sebagian besar wisatawanmengadakan perjalanan dengantujuan rekreasi. Bentuk wisatarekreasi seperti dijelaskan Yoetibahwa ada tiga hal yangberkaitan dengan rekreasi yaituharus ada sesuatu yang dapatdilihat, dimakan dan dibawa(something to see, to eat and tobring). Ketiga hal tersebut harusdisediakan oleh setiap objekwisata. Bentuk wisata rekreasiiniseperti sarana bermain danpermainan, tempat makan-minum, pagelaran senipertunjukkan, dan pasar seni,peternakan, dan agrowisata.

c. Bentuk wisata kesehatanSemakin banyak tuntutan

wisatawan dengan tujuan di

Page 17: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

11

bidang kesehatan, makapengelola objek wisata harusmenyediakan sarana wisatanya.Biasanya wisata kesehatan inilebih banyak ditawarkan dihotel-hotel berbintang. Merekatidak hanya menyajikan hunianyang nyaman, tapi juga saranayang dapat membantu wistawanmerasa lepas dari stress dankelelahan.Namun, ada jugabentuk wisata kesehatan yangmemadukan unsur rekreasidengan kesehatan seperti olahragabersepeda berkeliling pantai,kebun, perkampungan;berselancar; mendaki tebing;arung jeram; tempat pembuatanjamu herbal dan tempatpenanaman sayuran dan buahanorganik; permainan tradisionalyang melibatkan olah raga fisikdan lainnya.

d. Bentuk wisata ziarahWisata ziarah biasanya berkaitandengan kepercayaan agama,sejarah dan tempat orang-orangyang telah berjasa terhadapperkembangan agama ataudianggap pahlawan bagi bangsadan negara. Wisatawan yangdatang ke objek wisata ini inginmengetahui secara langsungbentuk peninggalan mereka dansekaligus pergi beribadah.Bentuk wisata ziarah sepertiziarah ke makam-makampahlawan negara dan agama,berkunjung ke tempat-tempatibadah untuk melihat keunikandan sejarahnya, dan pergi

beribadah untuk menunaikanajaran agama.Banyak agen-agenperjalanan mengemas perpaduanbentuk wisata ziarah denganwisata rekreasi.

e. Bentuk wisata keramah-tamahanSejalan dengan yang

dinyatakan Radzi, dkk (2016)tentang jenis hospitality,Ball,Horner, &Nield (2007: 67)menyebut keramah-tamahansebagai industri. Artinyakeramah-tamahan merupakanunsur terbesar dalam pemberianlayanan pada wisatawan. Chinatelah mendapatkan kemajuansetelah dikenalkan industrikeramah-tamahan denganmembangun sarana-prasaranapariwisata. Keramah-tamahan inimenyangkut seluruh aspekpelayanan wisatawan mulai daritempat hunian, jadawalperjalanan, pusat oleh-oleh,informasi tempat wisata,transportasi dan pemandu wisata.Bentuk wisata keramah-tamahanbanyak digali oleh biro-biroperjalanan dalam dan luar negeridalam bentuk paket-paket wisata.Paket wisata ini memberikaninformasi bentuk wisata keramah-tamahan semakin efektif danefisien.

Yang menjadi permasalahanadalah bagaimana pengelola objekwisata menyiapkan sarana-prasarananya, sumber dayamanusianya yang kreatif-inofatif.Oleh karena itu, hal ini tidak mudah

Page 18: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

12

dan harus melalui pengkajian danjalinan kerjasama antar pemangkukepentingan seperti wisatawan,masyarakat sekitar objek wisata,pemerintah, dan dunia usaha.

Permasalahannya adalahbentuk kearifan lokal yang sepertiapa yang harus digali untukdiintegrasikan ke dalam bentuk-bentuk wisata di atas. Bentukkearifan lokal menurut Rosidi (2011:36) yaitu kesenian, sastra, hukumadat, norma, etika, kepercayaan,adat-istiadat, dan aturan-aturankhusus. Kesenian memiliki banyakjenisnya, contohnya Teatertradisional atau teater rakyat.Menurut Esten (1990: 72) teatertradisional merupakan bentukkesenian rakyat yang berkembang didaerah Jawa seperti Wayang, Ludruk,di Betawai ada Lenong, di Bali adaArga, Mananda di Kalimantan,Makyong di Riau, Randai diMinangkabau, di Sunda ada Ubrukdan Ketuk Tilu. Teater tradisional inimasih setia memegang tradisi dannilai-nilai sub kulturnya. Teater inidisajikan dengan cara modern (teatermodern) mengalami masa transisidan perubahan yang tidak lagiberpegang pada tradisi dan nilai-nilaitetapi subtansi muatannyamengajarkan nilai, etika dan moral.

Grossmann menjelaskan diJepang bentuk teater Kurokawamenjadi andalan pariwisata. Bentukteater dapat ditawarkan di objek-objek wisata yang berfungsirekreatif, edukatif, moralitas, danreligiusitas. Jenis kesenian lainnya

yang hampir punah dapat digalikembali untuk diperkenalkan kepadamasyarakat melalui pagelaran-pagelaran seni yang ditampilkan diobjek-objek wisata.

Kepercayaan dapat diperolehdari dongeng-dongeng nenekmoyang tentang sesuatu. Damono(2010) menyatakan”tradisi lisan itubisa bertahan turun-temurun.”Misalnya dongeng tentanglengendadapat memengaruhi masyarakatuntuk melihat secara langsungtempat-tempatnya seperti yangdiceritakan dalam dongeng terebut.Ini akan menambah pembukaanobjek-objek wisata baru dankeamanan konservasi alam.Kemudian dongeng juga dapatdikemas dalam bentuk yang berbedauntuk tujuan wisata pendidikan,moralitas dan religiusitas. Yang lebihmaju adalah negara Korea. KoreamenurutGateward (2007)danKuwahara (2014) telah berhasilmendongkrak dunia perfilmnyadengan menyediakan kontribusiorisiniltentang kajian-kajian film danmemperluas pengembanganpengkajian tentang budaya Korea.Artinya, Korea berdiri tegak di ataspondasi budayanya sendiri danpenonton dunia telahmembuktikannya.

Berbeda dari Korea, Rosidi(1995: 410) menjelaskan bahwanasib kebudayaan dan kesusastraandaerah sepenuhnya diserahkan olehpemerintah kepada masyarakat. Olehkarena itu, saatnya masyarakatterutama para pelaku pariwisata

Page 19: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

13

bergerak menggali kearifan lokalsebagai bentuk kontribusi nyata bagikeberlangsungan kebudayaan dankesusastraan daerah. Polesankearifan lokal dalam industri kreatifpariwisata diharapkan dapatmendongkrak objek-objek wisatayang masih lemah dan yang sudahjenuh dikunjungi wisatawan.

Hukum adat sangat dihargaidibanding dengan hukum negara didaerah-daerah tertentu di Indonesia.Mereka menjaga norma, etika, adat-istiadat dengan caramelaksanakannya dalam kehidupansehari-hari. Contohnya hukum adatsuku Banjar di Kalimantan, sukuBaduy di Banten, suku Bali, sukuMinangkabau dan yang lainnya.Masyarakat suku-suku tersebut lebihmematuhi hukum adatnya dibandinghukum normatif dan ini menjadidaya tarik pariwisata yang telahbanyak digali oleh Pemda-Pemdasetempat sejalan dengan sistemotonomi daerah. Pemerintah pusatmerasa kewalahan mengelola daerah.Hukum adat itu berisi norma, etikadan aturan-aturan khusus yang harusdipatuhi dan tidak boleh dilanggar.Apabila terjadi pelanggaran, makasanksinya mereka akan dikeluarkandari anggota masyarakat adattersebut.

Berbagai kajian dan penelitiantelah dilakukan agar potensipariwisata Indonesia semakin majusejajar dengan negara lain. Ekonomikreatif masyarakat yang berbasiskearifan lokal dan berwawasanramah lingkungan di bidang

pariwisata harus terus ditumbuhkanguna mendongkrak minat wisatawan.Dengan demikian, penggalian,pembukaan, penambahan danpeningkatan objek-objek wisata,manajemen dan marketing pariwisatamengalami pengembangan yangakan menggembirakan di masadepan.

SIMPULANBercermin dari perkembangan

dunia pariwisata baik di tingkatinternasioanal, regional dan nasional,kiranya sudah saaatnya pariwisataIndonesia terus memanfaatkankearifan lokal sebagai puncak-puncak dari kebudayaan nasional dansebagai alat pengembanganpariwisata. Pengembanganpariwisata ini suka tidak suka harusmenerapkan ekowisata yang ramahlingkungan. Oleh karena itu,meskipun sebagian pengelola objek-objek wisata telah melakukankreatifitas-kreatifitas untuk menarikminat wisatawan, tapi penggalianlebih banyak tentang kearifan lokalbelum maksimal dilakukan. Peranserta masyarakat bersama pemerintahsangat diperlukan sehingga pariwistaIndonesia semakin maju baik jumlahdan jenis objek wisatanya,peningkatan sumber dayamanusianya maupunkeberlangsungan kearifan lokal dapatterjaga dan dilestarikan.

DAFTAR PUSTAKAAlmirhea, Fathi. Ekowisata,

Pariwisata Berbasis Kearifan

Page 20: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

14

Lokal 04 September 201513:20:09.http://www.kompasiana.com/fathialmirhea/ekowisata-pariwisata-berbasis-kearifan-lokal_55e938198d7a61e41800fc49

Ball, Stephen, Horner, Susan&Nield, Kevin. 2007.ContemporaryHospitality and TourismManagement Issues in China andIndia. UK: Elsevier Ltd.

Brown, Carol Lynch& Carl M,Tomlinson. 1999. Essential ofChildren’s Literature.TheUnited States ofAmerica:Allyn & Bacon.Melalui http://www.libgen.org

Dahliani, dkk. 2015.Local wisdom inbuilt environment inglobalization era. InternationalJournal of Education andResearch Vol. 3 No. 6 June2015. 157.

Damono, Sapardi Djoko. 2011.Bilang Begini, MaksudnyaBegitu: Buku Apresiasi Puisi.Jakarta: Editum

Driver, dkk. 1991. DalamFennel,D.A.2002. EcotourismProgramme Planning. UK:Cromwell Press, Trowbridge.Melalui http://www.libgen.org

Esten, Mursal.1990.Sastra Indonesiadan Tradisi Sub Kultur.Bandung: Penerbit Angkasa.

Ewert and Shultis.1997.DalamFennel, D.A.2002. EcotourismProgramme Planning. UK:

Cromwell Press, Trowbridge.Melalui http://www.libgen.org

Faruk. 2010. Pengantar SosiologiSastra dari StrukturalismeGenetik sampai Post-Modernisme.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Fennel, D.A.2002. EcotourismProgramme Planning. UK:Cromwell Press, Trowbridge.Melalui http://www.libgen.org

Gateward. 2007. Dalam Kuwuhara,Yasue. 2014. The KoreanWave:Korean Popular Culturein Global ContextUnitedState:PalgraveMacmillan®Melaluihttp://www.libgen.org

Gidden Anthony. Senin, 24/10/2016.“Menggagas PariwisataBerbasis KearifanLokal”.jakarta.comindonesia.

Graburn.1989.Dalam Fennel,D.A.2002. EcotourismProgramme Planning. UK:Cromwell Press, Trowbridge.Melalui http://www.libgen.org

Grossmann, Eike.Kurokawa Nō.Shaping the Image andPerception of Japan’sFolkTraditions, PerformingArts and Rural Tourism.9004223347, 9789004223349

Guichard, Sylvie &Okpyo Moon,Okpyo. 2008. Laboratoire 'esSylvie Guichard-anguis, OkpyoMoon. New York:Routledge.Melalui http://www.libgen.org

Page 21: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

15

Hafiz, Mohd Mohd Hanafiah,dkk.heritage, Culture AndSociety: Research Agenda AndBest Practices In TheHospitality And TourismIndustry,Proceedings of the 3rdInternational Hospitality andTourism Conference (IHTC2016) & 2nd InternationalSeminar on Tourism (ISOT2016), 10-12 October 2016,Bandung, Indonesia

Hermanto, Hengky. 2011. CreativeBased Tourism: Dari WisataRekreatif Menuju WisataKreatif. Depok Jawa Barat:Penerbit Aditri.

Howe, Leo Series. 2005. TheChanging World of BaliReligion, Society and Tourism(Modern Anthropology ofSouth-East Asia). Melaluihttp://www.libgen.org

Kosasih, E. 2012. Dasar-DasarKeterampilan Bersastra.Bandung:Yrama Widya.

Kuwuhara, Yasue. 2014. The KoreanWave:Korean Popular Culturein Global ContextUnitedState:PalgraveMacmillan®Melaluihttp://www.libgen.org

Nawatnatee, Tharanee &NoppamashSuvachart Khon Kaen. LocalWisdom to Creative CulturalTourism Activity. Journal ofTourism and HospitalityManagement, ISSN 2328-2169February 2014, Vol. 2,

No. 2, 77-84.University, KhonKaen, Thailand. Melaluihttp://www.libgen.org

Naisbitt. John. DalamIsnaini, 2007.Selasa, 03 Januari 2012.Kearifan lokal: Objek WisataSebagai TonggakPerkembangan PariwisataDaerah Istimewa Yogyakarta.Ratnaputri92.blogspot.com/2012/01kearifan-lokal-obyek-wisata-sebagai.html3jan2012-

Nugroho, Sandi. Rabu, 07 Maret2012. Contoh dan FungsiKearifan Lokal.http://sandinugrohoartikel.blogspot.co.id/2012/03/contoh-dan-fungsi-kearifan-lokal.html.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Nurlaela & Nurlailah. 2007. TokohSastra Indonesia. Bandung:Nuansa Aulia.

Pradila, Rizky. Kearifan Lokal KunciSukses Pariwisata.0www.airmagz.com › news update ›tourism & travel20 nov 2016-byrizkypradila on november 20, 2016 tourism& travel

Purba, Antilan. 2010. SastraIndonesia Kontemporer.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rosidi, Ajip. 1995. Sastra danBudaya: Kedaerahan dalamKeindonesiaan.Jakarta: PTDunia Pustaka Jaya.

---------------. 2011. Kearifan Lokal

Page 22: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

16

dalam Perspektif BudayaSunda. Bandung: PT KiblatBuku Utama.

Seoul Searching: Culture andIdentity inContemporaryKorean Cinema. StateUniversity of New York: StateUniversity Of New York Press.Melalui http://www.libgen.org

Soemarmo, Rini. “Dalam RizkyPradila. Kearifan Lokal KunciSukses Pariwisata”.0www.airmagz.com › news update ›tourism & travel20 nov 2016-byrizkypradila on november 20, 2016 tourism& travel

Sudjiman, Panuti. 1990. DalamAntilan Purba. SastraIndonesia Kontemporer.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutrisno. Muji. 2009.Ranah-RanahKebudayaan. Yogyakarta:Penerbit Kanisius.

Tamsyah, Budi Rahayu.1996.Pangajaran Sastra Sunda.Bandung: Pustaka Setia.

Turby, John. 2008. The Anatomy ofStory: 22 Steps to Becoming aMaster of Storytellers.

Wearing, Stephen & John Neil(1999)1999.Ecotourism:Impacts,Potentials, and Possibilities.Great Britain:Butterworth,Heinemann.

Wellek, Rene. & Warren, Austin.1989.TeoriKesusastraan.TerjemahanMelani Budianta. Jakarta: PTGramedia.

Xu, Gang. 2013. Tourism and LocalEconomicDevelopment inChina. New York USA:Routledge. Melaluihttp://www.libgen.org

Yoeti, H, Oka A. 2008. AnatomiPariwisata. Bandung: PenerbitAngkasa.

Page 23: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

17

ALAM SEBAGAI KEKUATANDALAM TEKS DESTINASI WISATA DI INDONESIA

Ekaning KrisnawatiEmail: [email protected]

Departemen Linguistik Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Padjadjaran

ABSTRAKArtikel ini membahas metafora tentang alam dalam teks pariwisataIndonesia.Secara khusus, konsep alam yang dibahas adalah alam sebagaientitas yang memiliki kekuatan.Konsep alam dalam teks pariwisatatersebut dikaji melalui pendekatan linguistik kognitif melalui kajiansemantik kognitif yang mengedepankan pentingnya pembentukan sertapemahaman suatu konsep dalam mental penutur. Gambaran mental yangtercipta dalam benak penutur tentang alam akan menunjukkan bagaimanapenutur mengonstruksi pengalamannya berdasarkan interaksi yang terjadi.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatifdengan menggambarkan data pada konteksnya berdasarkan metodeMIPVU.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kognitif alam sebagaisalah satu daya tarik dalam pariwisata memiliki konsep sebagai entitasyang memiliki kekuatan sehingga dapat melakukan sesuatu terhadapmanusia.Hal inimenunjukkan adanya hubungan antara alam denganmanusia.Kata kunci: metafora, kekuatan, destinasi wisata

1. PendahuluanPenelitian yang mengubah

pandangan tradisional tentangmetafora diawali oleh George Lakoffdan Mark Johnson pada tahun 1980dalam kajian berjudul “MetaphorsWe Live by.” Apa yang telahdilakukan oleh Lakoff dan Johnsontersebut mengubah pandangantradisional yang menyatakan bahwametafora bukan sekedar fenomenalinguistis berdasarkan kemiripanantara dua entitas yang biasanyadigunakan untuk tujuan artistik atau

retorik. Teori metafora yangmenantang pandangan tradisionaltentang metafora ini dikenal dengannama cognitive linguistic view ofmetaphor ‘pandangan linguistikkognitif terhadap metafora’.

Berkenaan dengan pandanganlinguistik kognitif, penelitian tentangmetafora dilakukan oleh Lahelma(2009) dalam penelitiannya yangberjudul “Dichotomized Metaphorsand Young People’s EducationalRoutes” mengkaji metafora yangberhubungan dengan kepala dan

Page 24: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

18

tangan tentang rute akademik yangdigunakan oleh guru dan siswa. Hasilpenelitiannya menyatakan bahwametafora yang digunakan oleh guru,siswa, dan pembimbing siswa dapatmenentukan pilihan akademik parasiswa. Penggunaan metafora perlulebih berhati-hati dalam bidangpendidikan karena dapat membentukcara pikir para siswa. Cameron danDeignan (2006) dalam penelitiannyayang berjudul “The Emergence ofMetaphor in Discourse” menelititentang metafora dalam beragamkonteks teks dan menghubungkannyadengan daya semantis dan pragmatis.Hasil penelitiannya menunjukkanbahwa metafora yang digunakandalam wacana membingkai ide yangdisampaikan, dan sebagai sistemyang dinamis dan kompleks,metafora menunjukkan bagaimanapara partisipan saling berhubungan.Littlemore dan Low (2006) dalamkajiannya yang berjudul“Metaphoric Competence, SecondLanguage Learning, andCommunicative Competence”meneliti kompetensi metaforis yangberhubungan dengan pembelajaranbahasa kedua, dan kompetensikomunikatif. Penelitiannyamenyimpulkan bahwa metaforadalam bahasa Inggris dapat menjadikendala bagi para pelajar denganbahasa ibu non-bahasa Inggris.Mempelajari kata-kata yangmembentuk metafora tidak samadengan menggunakan metaforadalam percakapan dengan penuturjati bahasa Inggris sehingga

diperlukan pemahaman interkulturalagar komunikasi terjalin denganbaik. Penelitian metafora yangdilakukan oleh Tay (2011) denganjudul “THERAPY IS A JOURNEY as aDiscourse Metaphor” membahaspenggunaan metafora konseptualdalam sesi psikoterapi. Penelitiannyamenegaskan penggunaan metaforayang menunjukkan terapi sebagaiaktivitas yang berorientasi padatujuan. Ranah perjalanan yangmenjadi sumber dalam metafora inimenunjukkan dengan sebenarnyaarah sesi psikoterapi yang dijalani.Krisnawati (2016) mengkaji tentangmetafora dalam teks pariwisatakesehatan jasmani dan rohaniberbahasa Inggris. Penelitiannyamenyatakan bahwa metafora dalamteks pariwisata kesehatan jasmanidan rohani melihat tubuh, jiwa, danpikiran sebagai hal yang salingberhubungan dan menunjukkangerakan untuk mencapai tujuanberupa jiwa dan raga yang sehat.

2. Semantik Kognitif2.3.1 Teori Metafora Konseptual(Conceptual Metaphor Theory)

Menurut Lakoff dan Johnson(1980) metafora ada secara tidakkentara dalam kehidupan manusiabaik dalam bahasa maupun pikiranmanusia. Pandangan ini dikenaldengan pandangan kognitif.Metafora merupakan cara manusiamenyatakan satu hal dengan hal yanglain. Dalam pandangan linguistikkognitif, metafora didefinisikansebagai pemahaman satu ranah

Page 25: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

19

konseptual dalam ranah konseptuallainnya (Kövecses, 2010).Pandangan ini menyatakan bahwaRANAH KONSEPTUAL A ADALAH

RANAH KONSEPTUAL B. MenurutLakoff (1993) metafora merupakankomponen penting dalam kognisimanusia. Metafora tidak hanyasepenuhnya linguistik, tetapi jugabersifat konseptual. Metafora adalahalat untuk mengonsepkan wilayahpengalaman yang lebih abstrak dantidak kasat mata ke istilah yang dekatdan konkret. Metafora meliputi (1)ranah sumber, biasanya dekat dankonkret dan (2) ranah sasaran,umumnya abstrak, dan (3)sekumpulan hubungan ataukorespondensi pemetaan.

Metafora konseptualmemiliki dua ranah konseptual, yaituranah sumber dan ranah sasaran.Ranah sumber terdiri atas sejumlahentitas, atribut, proses, sertahubungan yang bersifat harfiyah(literal) yang dihubungkan secarasemantis dan bersamaan disimpandalam kognisi. Ranah sumberdiwujudkan dalam bahasa melaluikata atau frasa yang memiliki maknaleksikal. Ranah sasaran adalah ranahyang berhubungan dengan ranahsumber. Ranah ini memilikihubungan dengan atribut atau prosesyang mencerminkan atribut atauproses yang terdapat dalam ranahsumber. Atribut dan proses dalamranah sasaran menggunakan kata-kata yang digunakan secara leksikaldalam ranah sumber. Metaforakonseptual terbentuk dari ekspresi

linguistik yang diwujudkan dalambahasa. Berikut ini adalah ekspresilinguistik yang diberikan oleh Lakoffdan Johnson (1980: 4):

(1) Your claims are indefensible.kamu penegasan adalah tidakdipertahankan‘Penegasanmu tidak dapatdipertahankan’.

(2) He attacked every weakpoint in my argument.dia (laki-laki) menyerang setiaplemah poin prep. milik sayaargumen‘Dia menyerang setiap poin lemahdalam argumenku’.

(3) I demolished hisargument.saya menghancurkan miliknyaargumen‘Saya menghancurkan argumennya’.

(4) I've never won anargument with him.saya tidak pernah menang art. ttargumen prep. dia (laki-laki).‘Saya tak pernah menang dalamberargumentasi dengannya’.

Keempat kalimat tersebutmenggambarkan bahwa kita melihatorang yang mendebat kita sebagailawan karena kita menyerangposisinya dan mempertahankanpendapat kita. Untuk mencapai halini kita melakukan berbagai strategi.Banyak hal yang melibatkanargumentasi merupakan konsep

Page 26: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

20

dalam perang seperti menyerang,bertahan, menyerang balik, dansebagainya. Dengan makna sepertiinilah metafora konseptualARGUMENT IS WAR ‘ARGUMEN

ADALAH PERANG’ terbentuk. Ranahsumber pada metafora konseptual iniadalah WAR ‘PERANG’, dan ranahsasarannya adalah ARGUMENT

‘ARGUMEN’. Ranah sumber PERANG

dibentuk dari ekspresi bahasaindefensible, attack, demolish, winyang semuanya digunakan secarametaforis. Ranah sasaran ARGUMEN

dibentuk dari kata atau frasa yangmendampingi kata-kata yangdigunakan secara metaforis dalamcontoh, yaitu argument dan claims.

Lakoff dan Johnson (1993:35) memberikan contoh metaforalain:(5) Our relationship has hita dead-end streetmilik kami hubungan v. bantumemukul art. tt. buntu jalan

‘hubungan kita telah menemuijalan buntu’.

Di sini love ‘cinta’dikonseptualisasikan sebagai sebuahperjalanan dengan implikasi bahwahubungan tersebut berhenti, bahwasejoli (lovers) tersebut tidak dapatmeneruskan perjalanan yang telahditempuh, bahwa mereka haruskembali, atau memutuskan hubungantersebut. Contoh lain yang serupadengan ini seperti yang dikemukakanoleh Lakoff (1993: 36) adalah:(6) We may have to go ourseparate ways.

kita boleh harus pergi milik kitaterpisah jalan

‘Kita mungkin harus menempuhjalan masing-masing’.

(7) The relationship isn’t goinganywhere.art.t. hubungan tidak pergimana-mana‘Hubungannya tidak mengarah kemana pun’.

(8) The marriage is on therocks.art.t. pernikahan adalah prep. art.t.batu‘Pernikahan ini berada di ujungtanduk’.

Metafora tersebut dapatmemunculkan skenario metaforis:sejoli tersebut adalah orang yangmelakukan perjalanan bersamadengan tujuan hidup sebagai tujuanakhir yang harus dicapai. Hubunganmereka adalah kendaraan yangmemungkinkan mereka untukmencapai tujuan tersebut bersama.Hubungan tersebut dapat dianggapmemenuhi tujuannya bila hubungantersebut memberikan kemajuanmenuju tujuan mereka.Perjalanannya tidak mudah; terdapatrintangan dan persimpangan yangmengharuskan mereka membuatkeputusan. Metafora tersebutmeliputi pemahaman satu ranahpengalaman, yaitu cinta ke ranahpengalaman lain yang sangat berbedayaitu perjalanan. Dengan kata lainterdapat pemetaan dari ranah sumber,

Page 27: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

21

yaitu perjalanan ke ranah sasaran,yaitu cinta. Terdapat korespondensiontologis antara entitas yang terdapatdalam ranah cinta (dua sejoli, tujuanutama, kesulitan mereka, hubungancinta, dst.) dengan entitas yangterdapat dalam ranah perjalanan(orang yang menempuh perjalanan,kendaraan, tujuan, dst.). Bentukpemetaannya adalah dalam bentukRANAH SASARAN ADALAH RANAH

SUMBER, atau RANAH SASARAN

SEBAGAI RANAH SUMBER. Namapemetaannya adalah LOVE IS A

JOURNEY ‘CINTA ADALAHPERJALANAN’. Untuk memetakankonsep dalam metafora tersebutdigunakan konsep ontologis danepistemik. Korespondensi epistemikmeliputi hubungan antarapengetahuan dan entitas.Korespondensi ontologis yangmemetakannya adalah sebagaiberikut.

Pemetaan metafora LOVE IS A

JOURNEY ‘CINTA ADALAHPERJALANAN’ menurut Lakoff(1993) adalah:a. dua sejoli berkorespondensi

dengan orang yang melakukanperjalanan;

b. hubungan cinta berkorespondensidengan kendaraan;

c. tujuan umum dalam hidup duasejoli berkorespondensi dengantujuan umum perjalanan; dan

d. kesulitan dalam hubunganberkorespondensi denganrintangan dalam perjalanan.

Korespondensi epistemikdalam ranah sumber dapat dijelaskansebagai berikut (Lakoff, 1993):

Dua ORANG YANG

MELAKUKAN PERJALANAN beradadalam KENDARAAN, MELAKUKAN

PERJALANAN DENGAN TUJUAN

UMUM. KENDARAAN menemuirintangan dan terjebak danmembuatnya tidak berfungsi. Bilamereka tidak melakukan apa pun,mereka tidak akan MENCAPAI

TUJUANNYA. Ada beberapa tindakanalternatif yang dapat dilakukan,yaitu:a. mereka dapat mencoba untuk

menggerakkannya lagi, baikdengan cara memerbaikinya ataumengabaikan RINTANGAN yangmenghentikannya;

b. mereka dapat tetap berada dalamKENDARAAN yang tidak berfungsitersebut dan menyerah dalamUPAYA MENCAPAI TUJUAN

MEREKA;c. mereka dapat meninggalkan

KENDARAAN tersebut.Korespondensi epistemik

dalam ranah sasaran adalah sebagaiberikut:

SEJOLI berada dalamHUBUNGAN CINTA, BERUPAYAMENCAPAI TUJUAM UMUM DALAM

HIDUP. HUBUNGANnya menemuiKESULITAN, yang membuatnya tidakberfungsi. Bila mereka tidakmelakukan apa pun, mereka tidakdapat MENCAPAI TUJUAN HIDUP

MEREKA. Ada beberapa tindakanalternatif yang dapat dilakukan:a. mereka dapat mencoba untuk

menggerakkannya kembali baikdengan memerbaikinya ataupunmengabaikan KESULITAN;

Page 28: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

22

b. mereka dapat tetap berada dalamHUBUNGAN yang tidak berfungsi,dan menyerah untuk MENCAPAI

TUJUAN HIDUP MEREKA;c. mereka dapat meninggalkan

HUBUNGAN tersebut.Melalui pemetaan seperti inilah kita

dapat menerapkan pengetahuantentang perjalanan ke dalamhubungan percintaan.

Lebih lanjut Lakoff (1993)menyatakan bahwa metafora LOVE IS

A JOURNEY ‘CINTA ADALAHPERJALANAN’ menunjukkan bahwametafora tersebut bukan sekedarmasalah bahasa, tetapi jugapemikiran. Pemetaan metaforatersebut bersifat konvensional,artinya itu merupakan bagian tetapyang ada dalam sistem konseptualkita. Jika metafora sekedar ekspresilinguistik, kita akan menganggapekspresi linguistis yang berbedamerupakan metafora yang berbedapula. Jadi, kedua ekspresi berikut inimerupakan metafora yang sama:

(9) We’ve hit adead-end street

kita telah memukul art. tt. buntujalan

‘Kita telah menemui jalanbuntu’

(10) We can’t turnback now.

kita tidak dapat membalik belakangsekarang

‘Kita tidak dapatkembali’.2.3.2 Teori Pencampuran (BlendingTheory)

Teori pencampurandikembangkan oleh Fauconnier danTurner (1994) dengan berlandaskanpada ruang mental yangdikemukakan oleh Fauconnier(1994). Teori ini (Fauconnier danTurner, 1994: 149-151) melibatkanminimal empat ruang mental dalambenak, yaitu input spaces ‘ruanginput’, generic space ‘ruanggenerik’, dan blended space ‘ruangpencampuran’. Penjelasan setiapruang mental adalah sebagai berikut.1. Input spaces ‘ruang input’.

Ruang input memiliki dua ruangyang terdiri atas unsur-unsur danhubungan internal atau eksternalyang diatur oleh frame.

2. Generic space ‘ruang generik’.Ruang ini mengatur strukturyang abstrak dan umum yangbersumber dari kedua ruanginput.

3. Blended space ‘ruangpencampuran’. Ruang inimerupakan ruang yang munculbila struktur yang dibutuhkantidak ada dalam ruang input.

Untuk melihat bagaimanaruang mental dalam benakdigambarkan, gambar berikut inimenjelaskan posisi ruang mentalyang meliputi ruang generik, ruanginput yang berjumlah minimal duabuah, serta ruang pencampuran.

3. MetodePenelitian dilakukan secara

kualitatif dengan menggambarkandata pada konteksnya. Datadikumpulkan dari majalah pariwisata

Page 29: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

23

Indonesia dalam jaringan dengannama Destinasi Indonesia yangdiakes melalui laman http://destinasi-indonesia.com. Identifikasi datametfora alam sebagai kekuatandilakukan dengan metode MIPVUdengan mengedepankan penentuanmakna dasar dan makna maknakontekstual dengan langkah-langkahberikut ini.

1. Peneliti mencari kata-kata yangberhubungan dengan metaforadengan cara memeriksa setiapkata dalam teks dan ini dianggapsebagai satu unit leksikal.

2. Peneliti mengidentifikasi maknadasar dan makna kontekstual dariunit leksikal yang dikaji. Maknadasar adalah makna yang lebihkonkret, spesifik, danberorientasi pada manusia (Steenet al., 2010: 35). Maknakontekstual adalah makna yangdimiliki oleh unit leksikalberdasarkan konteks tempat unitleksikal tersebut muncul.

3. Setelah makna dasar dan maknakontekstual dapat diidentifikasi,peneliti menentukan perbedaanantara makna dasar dan maknakontekstual. Bila sebuah unitleksikal memiliki lebih dari satumakna yang terpisah dan ditandaioleh nomor yang berbeda didalam kamus, ini menunjukkankedua makna tersebut berbeda.Bila unit leksikal tersebut hanyamemiliki satu deskripsi maknadalam kamus, ini dianggapsebagai makna dasar. Jadi,makna lain yang tidak ada didalam kamus adalah makna yangberbeda.

4. Hasil dan Pembahasan

Data 1Di tempat ini, Anda bisa

belajar dan menyaksikan tarianombak laut selatan yang mengayunpapan selancar dan perahu jukungbermotor.

Malang ternyata punya pantaiyang diincar para peselancar pemuladan profesional. Pantai Lenggoksonodan Wedi Awu disebut-sebutmemiliki ombak yang sangatmendukung tarian para peselancar.

Sebagai salah satu destinasiwisata, Malang memiliki pantai yangmemikat bagi para peselancar.Padadata (1) ombak laut selatan diMalang memiliki kekuatan untukmengayun papan selancar dan perahujukung bermotor.Verba mengayunmemiliki kata dasar ayun yangbermakna gerak ke depan dan kebelakang (atau ke kiri dan ke kanan)secara teratur; goyang. Berdasarkankonteks, tampak bahwa ombak lautselatan dapat menggerakkan papanselancar dan perahu jukungbermotor.Gerakan terhadap papanselancar dan perahu tersebutmenunjukkan bahwa ombakmemiliki kekuatan.Kekuatan yangdimiliki alam, dalam hal ini ombaklaut selatan, menunjukkan bahwaalam dipahami sebagai mahluk hidupyang memiliki kekuatan untukmelakukan berbagai aktivitas.

Page 30: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

24

Data 2Nikmati pemandangan air

terjun tepi pantai yangmempertemukan kucuran air tawardengan air laut.

Pada data (2) terdapat verbamempertemukan yang memilikisalah satu makna menyatukankembali.Contoh penggunaan verbaini adalah Pemerintah berusahamempertemukan dua keluarga yangsudah terpisah lama.Yangditunjukkan oleh contoh tersebutadalah adanya subjek pelaku yaitupemerintah.Pemerintah terdiri atassekumpulan orang.Dengan demikian,verba ini menunjukkan adanya verbapelaku yang memiliki kekuatan.Dengan menghubungkan subjekpelaku yang memiliki kekuatandengan subjek pada data, yaitu airterjun tepi pantai, diperoleh simpulanbahwa air terjun tepi pantai memilikikekuatan atau kemampuan untukmempertemukan dua hal, yaitu airtawar dan air laut. Air terjun tepipantai ini merupakan pelakusekaligus tempat bertemunya airtawar dan air laut.

Data 3Lenggoksono menurut

Mukhlis, aman digunakan untukpeselancar pemula. Di pantai itu,pemecah ombak datang dari kiri dankanan. Bagi peselancar profesionalbisa menggunakan Pantai Wedi Awuyang hanya memiliki satu pemecahombak di sebelah kiri.

Nomina pemecah pada frasanomina pemecah ombak pada data(3) memiliki makna orang atau alatyang memecahkan.Memecahkanmemiliki makna merusakkan dansebagainya hingga pecah.Contohpenggunaan nomina pemecah sepertiyang tercantum dalam Kamus BesarBahasa Indonesia dalam jaringanadalah sudah terbukti bahwa pencuriitu menggunakan martil sebagaipemecah kaca jendela.Makna inimenunjukkan adanya kemampuanuntuk memecah sesuatu.Pada data iniyang dipecah adalah ombak.Sesuatuyang dapat pecah adalah sesuatuyang keras tetapi juga dapat hancur.Dengan demikian, ombak pada dataini dianggap sebagai sesuatu yangkeras tetapi juga dapat hancur.

Data 4Semula pasir coklat di bawah

air terjun masih bisa terlihat. Namun,siang itu air laut mulai pasang, hanyadalam hitungan 5 menit, aliran airterjun tidak lagi jatuh ke pasir, tapilangsung bercumbu dengan air laut.

Verba bercumbu pada data(4) memiliki makna bersenda gurau,berkelakar. Makna dari cumbuadalah memakai kata-kata manisuntuk membujuk (membelai-belaidan sebagainya). Makna cumbu inimenunjukkan aktivitas yangdilakukan oleh mahlukhidup.Mahluk hidup yang dapatmelakukan hal ini berarti mahluktersebut memiliki kekuatan ataukemampuan.Berdasarkan konteks

Page 31: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

25

verba bercumbu pada data ini, aliranair terjun dipahami sebagai entitasyang memiliki kekuatan untubersenda gurau atau membelailayaknya manusia.

Data 5Terlepas dari itu, Ijen memang

indah dan unik. Selimut malammemunculkan pijar api biru dankuning yang bisa dilihat dari puncakgunung. Ketika angin bertiup, baubelerang menyengat, membuat batukpara pengunjung dan penambang.

Pada data (5) frasa selimutmalam merupakan ekspresi yangmenunjukkan keadaan alam padamalam hari.Selimut memiliki maknaleksikal kain penutup tubuh(terutama dipakai pada waktutidur).Makna ini menunjukkanadanya bahwa selimut adalah bendayang menutupi sesuatu Selimutmalam menandakan adanyapergantian perlahan dari sore hari kemalam hari.Pergantian hari tersebutdipahami sebagai tubuh yangmemerlukan penutup ataupelindung.Ini menghasilkanpemahaman bahwa malam hari perlumendapat perlindungan.Perlindunganatau penutup ini menunjukkan bahwaalam memiliki kekuatan layaknyamanusia. Dengan menghubungkansuasana malam dengan keadaan diIjen yang merupakan penambanganbelerang, pijar api biru dan kuningyang tidak terlihat pada siang harimenjadi tampak jelas pada malamhari.

Data 6Keindahan pijar api biru Ijen

sungguh tak terbantahkan. Sementaraitu, langit malam memamerkankerlip jutaan bintang. Nyala terangbelerang yang dipanggul parapenambang memantul indah ketikaterpapar cahaya senter.

Saat sinar matahari menguakkegelapan, kontur tanah danbebatuan terlihat bergelombangmemukau. Danau Ijen mengintip ditengah kepulan asap belerang.Keranjang, troli, penambang, danpendaki berbaur menjadi satu. Bisaditemui pula masyarakat yangmenggelar suvenir pahatan batubelerang.

Klausa “Danau Ijenmengintip di tengah kepulan asapbelerang” pada data ini mengandungverba mengintip. Verba mengintipmemiliki makna leksikal melihatmelalui lubang kecil, dari celah-celah, semak-semak, dan sebagainyasambil bersembunyi. Contohpenggunaannya adalah diamengintipdari balik pintu melalui lubangkunci. Tampak pada contoh bahwaverba mengintip didahului olehnomina dia, yaitu orang.Dengandemikikan, verba mengintipmenuntut adanya nomina orang yangberfungsi sebagai subjek.Pada data,verba mengintip didahului olehdanau Ijen yang bukan merupakanorang sehingga verba tersebutdigunakan secara metaforis.DanauIjen dipahami sebagai orang yangdapat melakukan aktivitas

Page 32: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

26

mengintip.Hal ini menunjukkanbahwa danau Ijen memiliki kekuatanuntuk mengintip layaknya manusia.

Data 7Indonesia adalah negeri agraris

yang sangat cantik. Persawahan hijautak hanya jadi sumber kehidupan.Namun, sawah-sawah cantik jugasangat memanjakan mata. Bahkan, dibeberapa tempat jadi destinasi wisatadan sumber inspirasi.

Pada data ini terdapat verbamemanjakan yang memiliki maknaleksikal memperlakukan dengankasih sayang dan sebagainyasehingga menjadi manja.Contohpenggunaan verba iniadalah“keluarga itu terlalumemanjakan anak-anaknya”.Adjektiva manja memilikimakna sangat kasih, jinak, mesra(kepada).Tampak pada contoh bahwaverba memanjakan didahului olehnomina keluarga itu. Contoh inimenunjukkan bahwa manusialahyang dapat memperlakukanseseorang atau mahluk hidup laindengan kasih sayang. Berdasarkankonteks data, sawah-sawah cantikyang memanjakan mata memilikimakna bahwa sawah-sawah cantikyang ada di Indonesia memilikikekuatan untuk menjadikan (mata)manusia senang melihat danmenikmatinya.Kekuatan keindahansawah begitu besar sehingga dapatmenjadi destinasi dan sumberinspirasi.Dengan demikian, sawah

dipahami sebagai salah satu kekuatandalam alam.

5. SimpulanBerdasarkan pembahasan

tentang teks destinasi wisata diIndonesia yang membahas alam,dapat disimpulkan bahwa alamIndonesia begitu indah sehinggamuncul dalam ekspresi berbahasa.Kognisi penutur bahasa Indonesiamelihat alam sebagai kekuatan yangdapat melakukan berbagai aktivitasyang dilakukan manusia. Inimenandakan bahwa manusia danalam seharusnya saling memahamisehingga tercipta harmoni yang akanmembuat kehidupan ini menjadiindah dan layak dinikmati. Kekuatanalam yang tercermin dalam teksdestinasi wisata di Indonesiamemberikan gambaran mental yangindah di dalam benak sehinggaberpotensi untuk mendorongwisatawan mengunjungi destinasiwisata tersebut.

Daftar PustakaCameron, Lynne dan Alice Deignan.

(2006). The Emergence ofMetaphor in Discourse.Applied Linguistics. Vol. 27(4): 671—690.

Fauconniner, Gilles. (1994). MentalSpaces: Aspects of MeaningConstruction in NaturalLanguage. New York:Cambridge University Press.

Page 33: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

27

----------. (2007). Mental Spaces.Dalam Geeraerts, Dirk danCuykens, Hubert. (eds.) TheOxford Handbook ofCognitiveLinguistics. Oxford:Oxford University Press.

Fauconnier, Gilles dan Turner,Mark.(1994).ConceptualProjection and MiddleSpaces. UCSD: Departmentof Cognitive ScienceTechnical Report 9401.

---------. (2002). The Way We Think:Conceptual Blending and theMind’s Hidden Complexities.New York: Basic Books.

Fillmore, Charles J. (2006). FrameSemantics. Dalam Geeraerts,Dirk. (ed.) CognitiveLinguistics: Basic Readings.Berlin, New York: Moutonde Gruyter.

Goatly, Andrew. (1997). TheLanguage of Metaphors. London:Routledge.

Grady, Joseph E., Oakley, Todd, danCoulson, Seana. (1999).Blending and Metaphor.Dalam Gibbs, Jr., Raymond.dan Steen, G.J. (eds.).Metaphor in CognitiveLinguistics.Amsterdam/Philadelphia:John Benjamins PublishingCompany.

Hampe, Beate. (2005). ImageSchemas in CognitiveLinguistics dalam Hampe,Beate. (ed.) From Perceptionto Meaning. Berlin/NewYork: Mouton de Gruyter.

Johnson, Mark. (1987). The Body inthe Mind: the Bodily Basis ofMeaning, Imagination andReason. Chicago andLondon: The University ofChicago Press.

Kövecses, Zoltán. (2010).Metaphor. New York: OxfordUniversity Press.

Krisnawati, Ekaning. (2016).Metafora dalam TeksKesehatan Jasmani danRohani Berbahasa Inggris.Universitas Padjadjaran,Disertasi tidak dipublikasikan.

Lahelma, Elina. (2009).Dichotomized Metaphors andYoung People’s EducationalRoutes.EuropeanEducational ResearchJournal. Vol. 8(4): 497—507.

Lakoff, George dan Johnson, Mark.(1980). Metaphors We LiveBy. Chicago: The Universityof Chicago Press.

----------. (1993). The ContemporaryTheory of Metaphor. DalamOrtony, A. (ed.) Metaphorand Thought (2nd edition).

Page 34: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

28

Cambridge: CambridgeUniversity Press.

Langacker, Ronald W. (1987).Foundations of CognitiveGrammar. Vol. 1: TheoreticalPrerequisites. Stanford,California: StanfordUniversity Press.

Littlemore, Jeanette dan Low,Graham.(2006). MetaphoricCompetence, SecondLanguage Learning, andCommunicative LanguageAbility.Applied LinguisticsVol. 27(2): 268—294.

Low, Graham, Littlemore, Jeanette,dan Koester, David. (2008).Metaphor Use in Three UKUniversity Lectures.AppliedLinguistics Vol. 29(3): 428—455.

Steen, Gerard. et al. (2010). AMethod for LinguisticMetaphor Identification.Amsterdam: John PublishingCompany.

Sullivan, Karen. (2013). Frames andConstructions in MetaphoricLanguage.Amsterdam/Philadelphia:

John Benjamins PublishingCompany.

Tay, Dennis. (2011). Therapy is aJourney as a DiscourseMetaphor. Discourse StudiesVol. 13(1): 47—68.

Turner, Mark. (2007). ConceptualIntegration. Dalam Geeraerts.D. dan Cuykens, H. (eds.)The Oxford Handbook ofCognitiveLinguistics. Oxford:Oxford University Press.

Tentang PenulisPenulis adalah tenaga pendidik

di Departemen Linguistik FakultasIlmu Budaya UniversitasPadjadjaran.Minat penelitianberhubungan dengan denganlinguistik terapan, sosiolinguistik,semantik kognitif, sertapragmatik.Beberapa karya ilmiahyang pernah ditulis berkaitan denganpembelajaran dalam menulis danberbicara, kognisi penutur dalambidang semantik kognitif, sertavariasi linguistik dalam bidangsosiolinguistik.Penulis dapatdihubungi [email protected] [email protected].

Page 35: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

29

PERSEPSI WISATAWAN EROPA TERHADAPKOMODIFKASI AGROWISATA DI TORAJA SULAWESI

SELATAN

Muhammad HasyimA. Muhammad Akhmar

WahyuddinHasbullah

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin

[email protected][email protected]

[email protected][email protected]

ABSTRAK

Tulisan ini sebagai hasil penelitian membahaspotensipengembangan agrowisata di Kabupaten Tana Toraja dan TorajaSulawesi Selatan berdasarkan perpektif wisatawan mancanegara(Eropa). Tulisan ini menjelaskan bagaimana perpektif wisatawanmancanegara terhadap pariwisata budaya tradisi yang selama inimenjadi pariwisata khas daerah Toraja dan bagaimana perpektifmereka terhadap potensi pengembangan agrowisata sebagai wisataalternative.

Tuisan ini memuat hasil penelitian yang telah dilakukan denganpendekatan kuantitatif dan kualitatif. Serta pengumpulan datapenelitian dilakukan dengan carawawancara melalui pembagiankuestioner kepada wisatawan mancanegara yang sedangberkunjung di Toraja pada bulan Oktober 2016. Pemilihanresponden dilakukan secara random (acak) dengan menemuiwisatawan mancanegara yang berada di objek wisata dan di hoteltempat mereka menginap. Metode analisis data dilakukan denganmemilah-milah dan mengelompokkan hasil data kuestioner danwawancara dengan responden secara quantitatif dan data kuantitatifdianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teori semitikankomodifikasi.

Kesimpulan dari tulisan ini menunjukkan bahwa rata-rata waktukunjungan tour di Toraja ialah empat hari. Dua hari adalah

Page 36: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

30

perjalanan pergi dan pulang dari bandara ke Toraja (pergi-pulang).Selama dua hari tour, wisatawan mengunjungi objek wisata yangsama, yaitu kuburan dan rumaha tradisional Toraja (Tongkonan),sehingga mereka menghendaki adanya varian objek wisata selainbudaya tradisi. Maka, untuk mengembangkan pariwisata di Toraja,wisata budaya tradisi yang selama ini selalu dipromosikan olehpemerintah kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utaradan Biro Perjalanan Wisata kepada wisatawan mancanegara perludisediakan dan dikombinasikan dengan wisata varian, yaitukomodifikasi agrowisata dengan menafaatkan lahan pertanian(perkebunan kopi, kakao, cenkeh dan persahawan). Berdasarkanperpektif wisatawan mancanegara untuk menambah daya tarikwisatawan terhadap pariwisata di Toraja, agrowisata dan wisataalam merupakan solusi alternatif sebagai wisata varian dalampengembangan pariwisata daerah Toraja.

Kata Kunci: agrowisata, pariwisata, budaya, wisata alam,komodifikasi

A. LATAR BELAKANGHingga kini, Indonesia menjadi

salah satu tujuan wisata duniadengan memiliki destinasi wisatautama. Salah satunya adalah Torajayang berlokasi di Propinsi SulawesiSelatan. Keunikan dan keindahanToraja di Sulawesi Selatan tak kalahdengan Bali. Bahkan mantanPresiden Soeharto pada tahun 1970-an menyebut Toraja sebagai destinasiwisata populer setelah Bali. NamaToraja begitu dikenal wisatawan,khususnya wisatawan Eropasehingga kunjungan turis selalubertambah ke wilayah ini.

Akibat krisis moneter pada1998, jumlah wisatawan di daerahdestinasi tersebut menurun.Misalnya,Badan Pusat Statistik ProvinsiSulawesi Selatan mencatat bahwakunjungan wisatawan mancanegara

ke Provinsi Sulawesi Selatansepanjang Desember 2015,mengalami penurunan sebesar 13,79persen dari bulan sebelumnyasebanyak seribu 465 orang menjadiseribu 263 orang. Kepala BPS SulselNursam Salam mengatakan, limanegara terbesar yang berkunjung keIndonesia melalui pintu masukMakassar pada Desember tahun laludiantranya Malaysia, Singapura,Amerika Serikat, Tiongkok danPrancis. Jumlah wisman dari 5negara tersebut berjumlah seribu 105orang atau sekitar 87, 49 persen daritotal wisman yang masuk melaluipintu masuk Makassar(http://makassar.radiosmartfm.com/jurnal-makassar/5309-desember-2015-kunjungan-wisman-di-sulsel-menurun-signifikan.html).

Page 37: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

31

Sejak zaman Belanda,Indonesia memiliki tiga destinasiwisata utama, yakni Bali, Toba, danToraja. Akibat krisis moneter pada1998, jumlah wisatawan di ketigadestinasi tersebut menurun, lalukembali mengalami peningkatan.Namun, hanya Toraja yangketinggalan dibanding Bali danToba. Salah satu sebabnya, faktorgeografis yang cukup jauh, danmakin singkatnya waktu kunjunganpara wisatawan mancanegara(wisman), khususnya asal Eropa keToraja. Para wisman mengunjungiToraja dari Makassar lewat jalurdarat dengan waktu tempuh 8 sampai9 jam perjalanan (320 km), baikmenggunakan kendaraan minibussewaan, maupun bus antarkotareguler. Namun karena makinsingkatnya kunjungan para wismantersebut ke Indonesia, merekamemilih destinasi wisata lain,misalnya Yogyakarta, Lombok, ataukepulauan Wakatobi (Gatranews, 23April 2014).

Lokot Ahmad Enda, SekretarisDirektorat Jenderal PengembanganDestinasi Pariwisata KementrianPariwisata dan Ekonomi Kreatif(Kemenparekraf, dalam Gatranews,April 2014) mengatakan bahwaselama ini Toraja hanyak dikenalsebagai wisata budaya dengan tradisiupacara pemakaman, budayamaterial seperti kuburan adat danrumah tradisional Toraja(Tongkonan) dan pemerintah Torajamelakukan promosi wisata denganfokus pada budaya tradisi Toraja

tersebut. Selain itu, paket tour yangdisusun dan ditawarkan oleh biroperjalan wisata (Tour and Travel) diSulawesi Selatan masih menawarkanobjek-objek wisata sebagai dayatarik utama dalam kegiatan promosi.Misalnya objek wisata Lemo(kuburan baru di tebing), Kete-Kesu(perkampungan rumah Tongkonan),Londa (gua tempat penyimpanan petimayat, Sangalla (perkampunganrumah Tongkonan, dan Sa’dan toBarana (pusat tenunan).

Solusi yang telah dilakukanpemerintah Propinsi SulawesiSelatan adalah pembangunan bandarudara (bandara) baru, menggantikanbandara lama yang berlokasi di atasbukit dan sangat tergantung cuaca,kunjungan wisatawan, terutamawisman, bisa kembali ditingkatkan.Bandara baru sepanjang 2.500 meteryang berlokasi di Buntu Kunyi,Kecamatan Mengkendek, KabupatenTana Toraja ini, nantinya mampudidarati pesawat berbadan lebar,seperti Boeing. Diperkirakan,pembangunan bandara Toraja senilaiRp 400 milyar ini, akan selesai padaakhir 2015. Maka jalur transportasiwisata Toraja dapat dibuka secaralangsung ke Bali, Hongkong,Singapura, atau bandarainternasional lainnya. Sehinggatingkat kunjungan wisatawan punbisa kembali ke angka 170 ribukunjungan per tahun. Selain jalurudara, jalur darat juga semakinditingkatkan. Infrastruktur jalan,yang tadinya masing-masing satujalur dibuat masing-masing dua jalur

Page 38: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

32

dengan pemisah jalan. Jalan provinsiselebar 25 meter tersebut,membentang dari Makassar keParepare sekitar 100 kilometer itu,seluruhnya dibeton. Sisanya, dariParepare hingga Tana Toraja, berupajalan kabupaten, dua jalur untuk duaarahkendaraan (http://www.torajaparadise.com/2014/06/lokot-kembalikan-toraja-seperti-dulu.html).

Sebuah survei yang didukungLSM Swisscontact pada Agustus2014 menyatakan bahwa wisatawanmemilih “alam” sebagai daya tarikterbesar Toraja. Prosesi kematianyang selama ini menjadi pemikatdalam melakukan promosi justrutidak menjadi tujuan utama.Berdasarkan selera Wisatawan,mereka ternyata lebih menyukaialam Toraja yang dianggap masihasli, misalnya pemandanganpersawahan, perkebunan kopi dancengkeh, dan kehidupan sehari-hariorang Toraja sebagai petani.Wisatawan melancong ke Torajabukan semata untuk menontonRambu Solo, melainkan untukmenjelajahi sawah, menanam padi,trekking ke kebun kopi, ataumemetik kopi, dan cengkeh, danmemberikan hewan ternak (kerbaudan babi), menikmati minumanlokal, misalnya tuak manis dan kopi,dan makanan tradisional(http://www.torajaparadise.com/2015/09/transformasi-toraja-memulihkan-pamornya_15.html).

Mengacu survei tersebut, makasalah satu unsur dari sektor pertanian

yang saat ini belum tergarap secaraoptimal adalah agro wisata berbasisbudaya. Konsep agrowisata adalahaktivitas wisata yang melibatkanpenggunaan lahan pertanian ataufasilitas terkait menjadi daya tarikbagi wisatawan. Peluang agrowisatacukup prospektif, karena selainsebagai salah satu penghasilpertumbuhan ekonomi jugaberpeluang untuk dapat menjadipendorong pertumbuhan sektorpembangunan lainnya, seperti sektorperkebunan, pertanian, perdagangan,perindustrian dan lain-lain. Potensiagro wisata tersebut ditujukan darikeindahan alam pertanian danproduksi di sektor pertanian yangcukup berkembang di Toraja. Agrowisata berbasis budaya merupakanrangkaian kegiatan wisata yangmemanfaatkan potensi pertaniansebagai obyek wisata, baik potensiberupa pemandangan alam kawasanpertaniannya maupun kekhasan dankeanekaragaman aktivitas produksidan teknologi pertanian serta budayamasyarakat Toraja (petani). Kegiatanagro wisata bertujuan untukmemperluas wawasan pengetahuan,pengalaman rekreasi dan hubunganusaha di bidang pertanian yangmeliputi tanaman pangan,perkebunan, perikanan danpeternakan. Disamping itu yangtermasuk dalam agro wisata adalahperhutanan dan sumber dayapertanian yang dapat digali sebagaipotensi destinasi agrowisata berbasisbudaya. Perpaduan antara keindahanalam, kehidupan masyarakat

Page 39: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

33

pedesaan dan potensi pertanian,bilamana ditata secara baik danditangani secara serius dapatmengembangkan daya tarik wisata.

Di daerah Toraja (KabupatenToraja dan Toraja Utara) daya tarikagrowisata berbasis budaya masihbelum berkembang, padahal potensiagriwisata cukup besar karenakegiatan didukung oleh nilai-nilaibudaya (kearifan) lokal yangditerapkan dalam kehidupan sehari-hari orang Toraja, misalnya kegiatanpersawahan, perkebunan kopi,cengkeh, dan peternakan kerbau.

Pengembangan agrowisataberbasis budaya di Toraja adalahtidak hanyak menekankan padawisata alam (panorama indahpersawahan, rumah-rumahtongkonan, perkebunan kopi dancengkeh) tetapi bagaiman dikaitkandengan nilai-nilai budaya Toraja,misalnya tradisi menanam dan panenpadi, tradisi memetik biji kopi,budaya minum kopi, menyediakanmakanan khas Toraja, dll.), danaktivitas sehari-hari orang Torajasebagai petani di pedalaman yangdapat dinikmati oleh wisatan melaluitour tracking (berjalan).

Upaya pengembangan agrowisata berbasis budaya di Torajayang memanfaatkan potensipertanian, dan melibatkanmasyarakat pedesaan, dapatberfungsi sebagai pemberdayaanmasyarakat selaras denganpemberdayaan masyarakat berbasispariwisata. Pemberdayaanmasyarakat dimaksud adalah agro

wisata yang dapat mengikutsertakanperan dan aspirasi masyarakat Torajaselaras dengan pendayagunaanpotensi sumber daya alam dansumber daya manusia yangdimilikinya.

B. PERMASALAHANPertanyaan permasalahan yang

dapat diajukan sehubunganpenelitian ini adalahBagaimanapersepsi wisatawan mancanegaraterhadap komodifkasi agrowisata diToraja, sebagai objek wisatapenunjang objek wisata budayatradisi? Bagaimana modelpengembangan agrowisata berbasisbudaya yang dapat diterapkan diToraja?

C. METODE PENELITIANDAN ANALISIS DATAPenelitian adalah suatu

kegiatan ilmiah untuk memecahkanmasalah, maka langkah-langkahyang akan ditempuh harus relevandengan masalah yang telahdirumuskan. Beberapa aspek metodepenelitian antara lain: metodepenelitian, lokasi dan waktupenelitian, teknik pengambilansampel, variabel penelitian, jenis dansumber data, tehnik pengumpulandata dan analisa data.

Penelitian menggunakan tipepenelitian deskriptif. Penelitian initidak selalu membutuhkan hipotesis(Kusmaryadi dan Sugiyarto, 2000,76). Lebih lanjut, Arikunto (1990,69) menekankan bahwa, penelitiandeskriptif tidak dimaksudkan untuk

Page 40: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

34

menguji hipotesis tertentu, tetapihanya menggambarkan “apa adanya”tentang variabel, gejala atau keadaanserta tidak memerlukan administrasiatau mengontrolan terhadap sesuatuperlakuan.

Lokasi dan Waktu PenelitianSehubungan pemekaran wilaya

Toraja yang telah menjadi duakabupaten, maka penelitiandilakukan di dua kabupaten, yaituKabupaten Tanah Toraja dan TorajaUtara. Kedua kabupaten tersebutmerupakan daerah kunjungan wisata,meskipun jika dilihat dari segipemetaan wilayah wisata, destinasiwisata (objek wisata) paling banyakdi Toraja Utara.

Waktu penelitian akandilakukan pada bulan Agustussampai dengan Desember 2016,penelitian dilakukan di KabupatenTana Toraja dan Toraja Utara.Masing-masing kabupatenmenjadikan pariwisata potensi utamadalam meningkatkan kegiatanperekonomian.

Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel

(teknik sampling) menurut Nawawi(2001, 121),adalah cara untukmenentukan sampel yang jumlahnyasesuai dengan ukuransampel yangakan dijadikan sumber datasebenarnya, denganmemperhatikansifat-sifat danpenyebaran populasi agar diperolehsampel yang presentatif ataubenar-benar mewakili populasi.

Terdapat daerah agrowisatayang sedang dirancang di keduakabupaten tersebut. Pertama, objekwisata alam Pango-pango yangdikelola menjadi agrowisata, yangberlokasi di Kabupaten Tana Toraja,dan kedua objek wisata perkebunankopi di Lembang Tore KabupatenToraja Utara.

Dalam penelitian inipengambilan sempel dilakukandengan cara randomsampling,dengan memilih respondenyangberasal dari masyarakatsetempat dan pengunjung objekwisata baik wisatan nusantaramaupun mancanegara.

Selain itu juga dilakukanpemilihan responden dari dinaspariwisata dan kebudayaan danperusahaan biro perjalanan wisata(tour and travel) yang selama inimelayani wisatawan mancanegaramelakukan tour di Toraja.

Metode Analisis DataMenurut Bogdan & Biklen

yang dikutip dalam buku”Metodologi Penelitian Kualitatif”(Moleong, 2004: 248), analsis datakualitatif adalah upaya yangdilakukan dengan jalan bekerjadengan data, mengorganisasikandata, memilah-milahnya menjadisatuan yang dapat dikelola,mensintesiskannya, mencari,menemukan pola, menemukan apayang penting dan apa yang dipelajari,dan memutuskan apa yang dapatdiceritakan kepada orang lain.

Page 41: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

35

Berdasarkan sifat penelitianini, teknik analisis data yangdigunakan untuk mengkaji objekpenelitian adalah data hasilkuestioner dan wawancara denganresponden (wisatawan Eropa yangmenggunakan bahasa Prancis).

Jadi, berdasarkan analisa data,prosedur menganalisis data dapatdilakukan dengan cara:1. Data hasil kuestioner

dikumpulkan dan dikelompokkanberadasarkan jenis pertanyaankepada responden

2. Data dianalisis setiap pernyataanyang diajukan kepada responden.

3. Hasil analisis Datadikelompokkan berdasarkankesamaan jawaban responden

4. Hasil analisis data dibuatpersentasi berdasarkan jawaban.

5. Data yang telah dianalisis secarakuantitatif (persentasi), kemudiandianalisis secara kualitatif denganpendekatan teori semiotikakomodifikasi.

D. KOMODIFIKASIKomodifikasi merupakan

proses mentransformasi barang danjasa nilai guna (nilai yang didasarkanpada kemampuan memenuhikebutuhan) menjadi nilai tukar (nilaiyang didasarkan pada pasar). Mosco(2009:132), mendefenisikankomodifikasi sebagai prosesmengubah nilai pada suatu produkyang tadinya hanya memiliki nilaiguna kemudian menjadi nilai tukar(nilai jual) dimana nilai kebutuhanatas produk ini ditentukan lewat

harga yang sudah dirancang olehprodusen. Semakin mahal hargasuatu produk menunjukkan bahwakebutuhan individu dan sosial atasproduk ini semakin tinggi. Dalamkonsep komodifikasi ini Mosco(2009:134) menyebutkan bahwakomunikasi merupakan arenapotensial tempat terjadinyakomodifikasi. Hal ini dikarenakankomunikasi merupakan komoditasyang sangat besar pengaruhnyakarena yang terjadi bukan hanyakomodifikasi untuk mendapatkansurplus value, tapi juga karena pesanyang disampaikan mengandungsimbol dan citra yang bisadimanfaatkan untuk mempertajamkesadaran penerima pesan.

Ketika budaya tradisi menjadikomoditas sebagai proseskomodifikasi maka budayakomoditas telah memiliki nilaiekonomi. Sebagai dikemukakan olehKarl Max:

The process, thensimply this: The productbecomes a commodity, i.e.mere moment of exchange.The commodity istransformed into exchangevalue. In order to equate itwith itself as an exchangevalue, it is exchange for asymbol which represents it asexchange value as such. As asymbolized exchange value, itcan then in turn be exchangein definite relations for everyther commodity. Because theproduct becomes acommodity, and thecommodity becomes anexchange value, it obtains, at

Page 42: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

36

first only in the head, adouble existence. Thisdoubling in the idea proceeds(and must proceed) to thepoint where the commodityappears double in realexchange: as a naturalproduct on one side, asexchange value on the other.(Karl Marx dalamWilliamson, 1978: 12).

Mengacu pada pernyataan KarlMarx, ketika barang (budaya)menjadi komoditas, maka iamemiliki dua nilai, yaitu use valuedan exchange value. Use valueadalah property dan manfaat yangsesungguhnya produk tersebut.“Acommodity is in the first place, anobject outside us, a thing that by itsproperties satisfies human wants ofsome sorts. The use value of acommodity is obvious in the momentone uses the object. Use valuesbecome a reality only use orconsumption. Exchange value adalahnilai tukar antara objek (produk) danobjek lain, “exchange value, at thefirst sight, presents itself asquantitative relation, as theproportion in which values in use ofone sort are exchanged for those ofanother sort, a relation constantlychanging with time and place.”Jadi,tarian dalam konteks budayamemiliki manfaat tertentu bagimasyarakatnya, misalnya digunakanpada kegiatan syukuran hasil panen,maka berubah menjadi nilaipertukaran, yaitu nilai tarian yangdipertontonkan setarakan dengannilai uang yang dibayarkan oleh

wisatawan mancanegara yang datangberwisata di negara tujuan wisata.

- Fungsi Tanda sebagaiKomodifikasi BudayaSimbolikSemiotika adalah studi yang

mengkaji tanda dalam kedidupansosial: bagaimana tanda berkerja,diproduksi dan digunakan dalammasyarakat. Adalah Ferdinand deSaussure yang pertama kalimenyatakan akan adanya suatu ilmu,yaitu semiologi sebagai ilmu tentangkehidupan tanda dalam kehidupansosial (Saussure, 1967: 33.)

Semiotika adalah teori dananalisis yang menfokuskan padatanda-tanda (signs) dalam kehidupansosial. Saussure mengajukan konseptanda dikotomi, yang disebutsignifiant (penanda) dan signifié(petanda), yang merupakan satukesatuan yang tak terpisahkan. Satucontoh yang diberikan Saussureadalah bunyi /arbròr/ yang terdiriatas enam huruf ‘arbror’ Kata ‘arbor’merupakan penanda dalam sebuahkonsep yang berhubungan padasebuah objek yang kenyataannyamerupakan pohon yang memilikibatang, dan daun. Penanda tersebut(citra bunyi atau kata) itu sendiribukanlah sebuah tanda, kecualiseseorang mengetahuinya sebagai haldemikian dan berhubungan dengankonsep yang ditandainya. DeSaussure menggunakan istilahsignifiant untuk segi bentuk tanda,dan signifié untuk segi maknanya.

Signifié ini merupakanrepresentasi mental dari tanda dan

Page 43: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

37

bukan sesuatu yang diacu oleh tanda.Jadi petanda bukan benda tetapirepresentasi mental dari benda.Saussure menyebut hakikat mentalpetanda dengan istilah konsep.Penanda dan petanda dapatdibedakan tetapi dalam prakteknyatidak dapat dipisahkan, keduanyasaling menyatu dan salingtergantung dan kombinasi keduanyakemudian menghasilkan tanda.

Signifiant adalah bunyi yangbermakna atau coretan yangbermakna (aspek material), yakniapa yang dikatakan dan apa yangditulis atau dibaca. Pengaturanmakna dari sebuah tandamemerlukan konvensi sosial dikalangan komunitas bahasa. Dalamhal ini makna suatu tanda muculdikarenakan adanya kesepakatandiantara komunitas pengguna bahasa.Sedangkan signifié dalah gambaranmental yakni pikiran atau konsep(aspek mental dari bahas, (Saussure,1967: 98). Kedua unsur ini sepertidua sisi dari sekeping mata uang atauselembar kertas.

Lebih jauh Saussuremendefinisikan tanda signified(petanda) sebagai konsep dansignifier (penanda) sebagaicitra bunyi. Terdapathubungan diadik antarapenanda dan petanda danmemberikan penjelasan bahwakedua unsur itu bertalian erat,penanda dan petanda dan reaksimental terhadap penanda danpetanda menghubungkan satudengan yang lain melalui aktivitas

mental yang dibentuk oleh budayadan kesepakatan. Dengan kata lain,tanda yang kita pakai ditentukanoleh kesepakatan yang mempunyainilai kultural. Saussure menekankanbahwa tidak ada hubungan yanglogis antara penanda dan petanda.Jadi hubungan yang ada adalahhubungan yang arbitrer yangdibentuk dari kesepakatan sosial.Kata “arbor” itu dapat mewakilisuatu citra bunyi di suatubahasa yang berbeda, kitahanya dapat menyetujui bahwaada kearbitreran dan sifat padatanda ini. Kearbitreran ini dapatdiilustrasikan dengan kenyataanbahwa misalnya, kata “arbor” dapatmengacu pada sebuah konseppohon yang memliki batang dandaun (petanda) atau mungkinsesuatu yang lain jika hal inidisepakat i secara sosial .Saussure memberikan tekananpada citra akustik (penanda) dankonsep (petanda) merupakanentitas yang terpisah dan yangsatu menyebabkan timbulnya yanglain sebab kesepakatan sosialbertindak sebagai perekatyang melekatkan mereka.

Sumber: Cours deLinguistique Générale. (Sassure,1967: 68)

Model tanda penanda-petanda menekankan pentingnyakonvensi sosial, yang mengatur

Page 44: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

38

relasi antara wujud konkrit sebuahtanda (sinifier) dengan konsepabstrak atau maknanya (signified).Sebuah penanda mempunyaimakna tertentu disebabkan adanyakesepakatan sosial di antarakomunitas pengguna bahasa tentangmakna tersebut (MuhammadHasyim, 2015: 13).

D. HASIL PENELITIAN

1. Analisis Data

Paket Tour TorajaBerdasarkan hasil

pengumpulan data paket tour yangditawarkan oleh travelyang memikikitamu (wisatawan asing), paket touryang paling dipesan oleh wisatawanmancanegara negara adalah TorajaTour (4 hari): 2 hari perjalan pergipulan (Makassar-Toraja) dan 2 haritur di Toraja.

Ada pun objek wisata Torajayang ditawarkan selama dua hari diToraja adalah:a. Hari pertama: Lemo (objek

kuburan), Kambira (Objekkuburan bayi), Londa (objekkuburan), Kete Kesu (ObjekTongkonan dan Kuburan danSiguntu (Objek Tongkonan)

b. Hari kedua : Pallawa (ObjekTongkonan), Sa’dan To Bara(Tenunan dan Tonglonan), Bori (Kuburan dan Menhir), Naggala(Tongkonan) dan Rantepao(pusat bisnis souvenir)

Dari hasil pengumpulan datadengan wawancara dan data pustaka

(brosur) maka mayoritas objekwisata yang ditawarkan hanya duamacam, yaitu kuburan danperumahan tradiosnal Toraja,Tongkonan.

2. Hasil responden melaluikuestioner wisatawanmancanegara

Selanjutnya, mengkaji prospekwisata agro berbasis budaya, sebagaivaria objek wisata berdasarkanperfektif turisme mancanegara diToraja. Dengan demikian, Datapenelitian ini bersumber darikestioner yang dibagikan kepadaresponden, wisatan asing (Eropa).

Jumlah responden yangberhasil diwawancarai adalahsebanyak 44 orang, yang terdiri atas:

1. Prancis 32 orang2. Belanda 3 orang3. Jerman 2 orang4. Italia 15. Spanyol 26. Belgia 2

Jumlah 44

Dari hasil data kuestioner danwawancara ditemukan perpektifwisatawan mancanegara bahwa:1. Wisatawan mancanegara sangat

puas kegiatan tour pada haripertama dengan objek yangdikunjungi kuburan dan rumahTongkonan

2. Wisatawan mancanegaramengalami kejenuhan ketikamemasuki hari kedua dengan

Page 45: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

39

jenis objek yang serupa: kuburandan Tongkonan

3. Wisatawan mancanegaramenginginkan adanya variasiobjek tour.

4. Variasi objek tour berdasarkanperpefektif turisme adalah wisataalam dan agrowisata.

5. Wisatawan mancanegaramengingginkan adanya objekwisata agro, misalnya kopi.

6. Wisatawan mancanegaramenginginkan adanya objekwisata berbasis budaya, misalnyaperkebunan kopi, coklat dancengkeh, persawahan, dan wisataalam.

2. Pembahasan: pengembanganmodel agrowisata berbasisbudaya di Toraja

Dari hasil penelitian yangberupa paket tour yang ditawarkanoleh travel dan perpektif wisatawanmancanegara terhadap objek wisatadi Toraja, maka dikembangkan suatumodel pariwisata di Toraja, yaituperpaduan objek wisata budayatradisi (Kuburan dan Tongkonan)dan Wisata alam dan Agrowisata.

a. Budaya Tradisi sebagai ObjekWisata Utama

Budaya tradisi, yang terdiriatas kuburan dan rumah tradisional,‘Tongkonan’ merupakan andalanpariwisata daerah Toraja, danpariwisata budaya tradisi ini lahmenjadi nilai jual ke wisatawanmancanegara. Daerah Toraja terkenaldi dunia melalui pariwisata budaya

tradisinya. Hal ini dapat dilihat padapeningkatan jumlah wisatawanmancanegara sebelum krisis global1998 dan 2004.

Masalah yang ditemukanpada kegiatan pariwisata di Torajaadalah kurangnya variasi objekwisata, yang hanya berkisar objekkuburan dan rumah Tongkonan, yangberdasarkan perpektif wisatawanmancanegara melalui jawaban dikuestioner, ditemukan adanyakejenuhan pada diri wisatawanmemasuki hari kedua denganmengunjungi objek yang sama.

Dari hasil penelitian, dapatdiberikan soliso yaitu perlunya adavariasi tour, berupa wisata alam danwisata agro.

b. Wisata Agro dan alam sebagaivarian objek wisata

Untuk mengantisipasi tingkatkejenuhan wisatawan danmeningkatkan pelayanan wisatawanmancanegara sehinggameninmbukan niat bagi merekauntuk berkunjung kembali Torajaadalah pentingnya menyediakanvariasi objek, yaitu wisata alam danwisata agro berbasis budaya.

Objek wisata agro yangmemiliki potensi untukdikembangkan adalah Wisata Alamdan wisata Agro Pango-pango diMakale dan perkebunan kopi diTo’reang di Toraja Utara. Selain itu,objek wisata yang menarik bagiwisatawan adalah menikmati kopikhas Toraja yang selama ini belumdikembangkan dengan baik.

Page 46: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

40

Wisata Alam dan WisataAgro PangoPangoPango-Pango merupakan

Obyek wisata alam yang berada diketinggian, maka dari itu banyakorang dan masyarakat sekitarmenyebutnya sebagai negeri diatasawan. Hal itu disebabkan karenapango-pango merupakan hutanyangberada di atas puncak gunung ,dengan ketinggian mencapai 1600 -1700 Mdpl. Pango-Pango merupakanobyek wisata yang menggabungkandua unsur tempat wisata, yaitu wisataalam dan agro wisata. Wisata AlamPango-Pango terletak sekitar 7 Km,dari KotaMakale,Kabupaten TanaToraja, Provinsi SulawesiSelatanIndonesia.

Pango-pango juga merupakanobjek wisata agro wisata. Di daerahtersebut dapat ditemukan prosespembibitan tanaman, prosespenanaman hingga proses pemetikandari buah-buahan dan sayur-sayuran.Produk unggulan yang ada di Pango-Pango adalah kopi yang diolah dandijual kemudian dikenal sebagaiKopi Toraja.

Pemerintah telah membuatfasilitas untuk menunjangkenyamanan bagi para wisatawantersebut, diantaranya Gazebo untukditempati duduk bersama danmenikmati kesejukan alam sekitar.

Wisata Agro, PerkebunanKopi di Toraja UtaraDaerah Lembang To’re di

Kab. Toraja Utara, merupakan kebunkopi seluas ± 4 Ha yang dapat

dijadikan sebagai kawasanagrowisata. Kebun kopi tersebuttengah merupakan milik KelompokTani Kopi Pa’pakuan yang sedangdibangun sebagai objek AgrowisataKopi Arabika Toraja yang telahmemperoleh bantuan pendanaan dariKementerian Pembangunan DaerahTertinggal (PDT) sebesar 0,5 milyarrupiah.

Secara teknis akan dibangunbeberapa gazebo dan jalan setapak,sebagai wahana bagi pengunjungdalam menikmati kopi racikanlangsung dalam kebun kopi sambilmenikmati indahnya pemandanganalam ke arah Gunung Sesean sertapemandangan khas pedesaaan yaknihamparan persawahanbertingkat/terasering di wilayahLandorundun.

c. Model PengembanganPariwisata: Kombinasi BudayaTradisi dan Agrowisata

Untuk meningkatkan jumlahwisatawan mancanegara, makadiperlukan model pengembanganpariwisata di Toraja, yaitu kombinasibudaya tradisi dan agrowisata.Berdasarkan kondisi pariwisata saatini di Toraja, maka objek wisatabudaya tradisi tidak cukup untukdipekenalkan dan dikunjungi olehwisatawan.

Solusi alternatifnya adalahmenambah objek wisata lain sebagaivariasi objek, yaitu wisata alam danagrowisata, di mana baik diKabupaten Tana Toraja maupun

Page 47: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

41

Toraja Utara memiliki potensi untukpengembangan pariwisata agro.

Dengan demikian, paket-paket tour Toraja yang ditawarkan(dijual) ke wisatawan mancanegaraoleh pemerintah dan travel adalahmenciptakan paket variasi tourdengan perpaduan antara wisatabudaya tradisi dan agrowisata/alam.

Ada pun model pariwisataagrowisata berbasis budaya yangdapat dikembanghan adalahpariwsata budaya tradisi danagrowisata, dengan menyusun paket-paket tour, yaitu:

Menawarkan objek wisatabudaya tradisi, rumah tongkonan,wisata alam dan wisata agro.nDengan demikian program-programtour yang dapat disusun danditawarkan adalah:Tour budayatradisi kuburan dan Tongkonan,wisata alam dan Agrowisata, tourtracking (berjalan kaki) ke daerahwisata agro, misalnya Pango-pangodan To’rean, tour mengunjungikedai-kedai kopi untuk menikmatikopi khas Toraja, tour mengunjungiperkebunan kopi, coklat dan kopi,tour penanaman padi di persawahandi pegunungan dan tour musiktradiosional.

E. KESIMPULANHasil penelitian dari tulisan

menunjukkan bahwa agrowisatamemiliki potensi besar untukdikembangkan di daerah Torajasebagai pariwisata dunia, selainwisata budaya tradisi yang telahdikenal selama ini.

Berdasarkan perpektifwisatawan mancanegara terhadappariwisata di Toraja, pengembanganagrowisata merupakan variasi objekyang melengkapi wisata budayatradisi (kuburan dan rumahTongkonan) sebagai objek wisatautama. Sekali pun agrowisatamerupakan objek wisata yangmelengkapi wisuda budaya tradisi,agrowisata juga memiliki potensiuntuk pengembangan pariwisata diToraja dan dapat mengubahpencitraan bagi wisatawanmancanegara yang selama ini daerahToraja hanya dikenal sebagai wisatabudaya tradisi.

Oleh karena itu, pentingnyaperan pemerintah daerah ToanaToraja dan Toraja Utaramengembangan dan merancangmodel agrowisata, sebagai varianobjek wisata yang dapat menambahminat atau daya tarik wisatawanmancanegara untuk berkunjung keToraja.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1990).Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Kusmayadi dan Sugiarto. 2000,Metode Penelitian dalamBidang Kepariwisataan.Jakarta: PT Gramedia PusatakaUtama.

Moleong, Lexy J., Prof. Dr., M.A.2004. Metodologi Penelitian

Page 48: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

42

Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

Mosco, Vincent. 2009. The PoliticalEconomy of Communication(Second Edition). London:Sage Publications Ltd.

Nawawi, Hadari. (2001). ManajemenSumber Daya Manusia untukBisnis yang Kompetitif.Cetakan Keempat. PenerbitGadjah Mada University Press,Yogyakarta.

Saussure , Ferdinand de. 1967. Coursde Linguistic Générale. Paris:Payot.

Williamsin, Judith. 1978. DecodingAdvertisements. New York:Marion Boyars Publisher Inc.

Website:

Subowo. 2002. AgrowisataMeningkatkan PendapatanPetani.http://database.deptan.go.id/agrowisata

http://www.panduan-bisnis-internet.com/bisnis/agro_bisnis.html

http://www.torajaparadise.com/2015/09/transformasi-toraja-memulihkan-pamornya_15.html

Pemerintah Kabupaten Tana Toraja:www.tanatorajakab.go.id/

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara:www.torajautarakab.go.id/

http://makassar.radiosmartfm.com/jurnal-makassar/5309-desember-2015-kunjungan-wisman-di-sulsel-menurun-signifikan.html).

Jurnal:

Hasyim, Muhammad. “RolandBarthes Semiology To RevealThe Myth And Ideology InAdvertisement Media In TvIndustry”. Dalam InternationalJournal of Communication andMedia Studies (IJCMS), Vol. 5,Issue 4, Dec 2015, 9-22.

Page 49: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

43

TOUR-GUIDE PADA WISATA EKOTURISME

Ypsi Soeria SoemantriFakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

[email protected]

ABSTRAK

Ekoturisme adalah jenis wisata yang muncul pada tahun 1980-an.Ekoturisme atau ekowisata sangat diminati oleh para wisatawan baikdari dalam negeri maupun luar negeri. Ekoturisme dianjurkan olehPemerintah Indonesia di daerah yang memiliki banyak potensi alam.Ekoturisme adalah suatu aktivitas berwisata yang berfokus padaalam dan berdampak positif pada lingkungan. Wisata Alam harusdikelola secara khusus dan memiliki manfaat yang besar baik bagiwisatawan itu sendiri maupun pada keasrian alam dan penduduklokal sebagai objek wisata. Seorang tour-guide atau pemandu wisatapada wisata ekoturisme harus memiliki beberapa kriteria-kriteriatertentu, karena ekowisata selain objek wisata yang berada di tempatterbuka, ekowisata melibatkan pula penduduk lokal yang membantukegiatan wisata ini dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mendeskripsikan kriteria-kriteria apakah yang harus dimilikioleh seorang tour-guide atau pemandu wisata ekoturisme,mendeskripsikan lingkup kegiatan yang dilakukan seorang tour-guide ekowisata sesuai dengan kriteria yang dimilikinya. Penelitianini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis.Teknik yang digunakan adalah teknik sadap-rekam. Teori yangdigunakan adalah teori Davis (2001) dan Avenzora (2013). Sumberdata diambil wawancara dan didukung oleh beberapa bukuekowisata.

Kata kunci : Ekowisata, tour-guide, kriteria, alam, penduduk lokal.

PENDAHULUANSektor pariwisata telah

berkembang menjadi industri yangpenting dan dapat diandalkan dalampembanguan Indonesia di bidangperekonomina. Pariwisata Indonesiamerupakan salah satu sektor yang

terus menerus dibenahi untukmenjadikan sektor pariwisatamemiliki pendapatan yang lebihtinggi. Pembenahan di sektorpariwisata dilakuan dalam berbagaibidang, salah satunya adalahmengumbah bentuk pariwisata

Page 50: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

44

menjadi bentuk pariwisata yang lebihpositif.

Sejak tahun 1980 bentukpariwisata konvensional yaitu masstourism telah berubah menjadialternative tourism. Alternatiftourism adalah bentuk pariwisatsyang memiliki objek wisatakonversati alam dan budaya. Bentukpariwisata seperti ini disebut denganekoturisme atau ekowisata.

Ekowisata didefinikan olehGreen Tourism Association sebagaipembanguna yang memiliki empatpilar, yaitu bertanggung jawabterhadap lingkungan, ekonomi lokal,kepekaan budaya, dan pengalaman.(Sani,2009:11). Bertanggung jawabterhadap lingkungan atauenvirontmental responsibility adalahmemproteksi dan melestarikansumber daya alam untuk jangkapanjang. Ekonomi lokal atau localeconomy adalah mendorongtumbuhnya ekonomi lokal.Selanjutnya, kepekaan budaya ataucultural sensitivity adalahmendorong timbulnya penghormatandan penghargaan pada adat istiadatdan budaya lokal. Pengalaman atauexperience richness adalahpenciptaan, permaina, dan atraksidan hiburan untuk yang dapat diikutioleh para tamu. Ekowisata adalahperjalanan wisata yang difokuskanpada pelestarian alam dan budayadengan mengajak penduduk setempatuntuk turut berpartisipai dalammensukseskan ekowisata denganmenjadi penerima tamu (host) didaerah wisata.

Pada era globalisasi ini,bentuk wisata ekowisata lebihdiminati oleh para wisatawan,berdasarkan penelitian dampakpariwisata konvensional bagilingkungan dan penduduk lokal lebihbanyak memiliki dampak negatifnyadaripada dampak positifnya. Dampakpositif dari wisata konvensionaladalah memberi sumbangsihpendapatan pada perekonomianIndonesian. Namun demikian,dampak negatifnya adalah pariwisatakonvensional dapat merusak sumberdaya alam dan budaya lokal didaerah wisata, sebagai contoh dipulau Bali sebagai pusat pariwisataIndonesia, terdapat berbagai falsilitaspariwisata, seperti pembangunantempat-tempat pendukung wisata,seperti hotel,villa, bungalow,restoran, pertokoan, lapangan golf,menyebabkann penyempitan luaslahan pertanian. (Arida,2015:3)Dampak negatif lainnya adalahberkurangnya kesakralan tari-tarianBali yang berhubungan dengantradisi dan religi.

Dalam ekoturisime ,parawisatawan dibimbing untuk turutmerawat lingkungan alam, dalam halbudaya para wisatawan akan dihiburoleh pertunjukan seni-budaya yangdilakukan oleh penduduk setempat.Sebagai penerima tamu, penduduklokal di daerah ekowisata diharapkanmerupakan seseorang yang lahir danbesar di daerah ekowisata tersebut.Penduduk setempat pastilahseseorang yang lebih mengenaldaerahnya sendiri, para penduduk

Page 51: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

45

lokal juga dapat menjadi tour-guide,penjual makanan, yang menyediakantempat tinggal dan sebagai tour-guide atau pemandu wisata.

Dalam KBBI, tour guide ataupramuwisata (pemandu wisata)adalah petugas pariwisata yangberkewajiban memberi petunjuk daninformasi yang diperlukanwisatawan. Pariwisata berasal daribahasa Sansekerta, pari paribermakna berkali-kali atau berulang-ulang, wisata berarti perjalanan.Pariwisata berarti perjalanan yangdilakukan berulang-ulang dari satutempat ke tempat lain.

Menurut Arida terdapat tigatugas utama seorang tour-guide yaitu

a) mengatur danmelaksanakan kegiatan perjalananwisata bagi wisatawan yangditanganinya berdasarkan programperjalanan (itinerary) yang telahditetapkan, b) menunjukkan danmengantarkan wisatawan ke objek-objek dan daya tarik wisata yangdikehendaki, c) untuk memberikaninformasi dan penjelasan mengenaiobjek dan daya tarik wisata yangdikunjung (Arida,2016:19).Mengatur dan melaksanakan bagiseorang tour-guide adalah mengaturpersiapan sebelum kedatanganwisatawan seperti membuat jadwalperjalanan secara detail dengantanggal, hari dan jam, perencanaandibuat mulai dari jadwal kedatanganhingga kepulangannya. Hotel ataupenginapan di tempat yang ditujusudah harus dipersiapkan, termasukpenyimpan barang dan koper para

wisatawan. Persiapan harus sudahselesai sebelum pelakasanan atauketika wisatawan itu tiba.

Seorang tour-guide baikwisata konvensional maupunekoturisame harus memiliki beberapakriteria yang sudah baku, sepertiseorang tour-guide adalah seseorangyang berkarakter ramah, senangberteman, penuh senyum dan jujur.Selain memiliki pengetahuan tentangwisata, seorang tour-guide harusmemiliki pengetahuan yang luas(general knowledge) yang berkaitandengan objek wisata. Seorang tour-guide harus memiliki pengetahuabudaya negara tamu yangdibimbingnya, supaya seorang tour-guide akan mengerti tentangkebiasaan-kebiasaan dan tradisi tamutersebut. Selanjutnya, seorang tour-guide harus bisa melindungiwisatawan baik dari segala kejahatanataupun kecelakaan; iapun harusdapat melakukan pertolonganpertama dalam kecelakaan (P3K).Seorang tour-guide lebih baik bila iaberasal dari wilayah di tempat wisatadan menguasai wilayah wisata yangdikunjungi para wisatawan,mengetahui jalur dan jalan ke suatutempat yang dituju. Seorang tour-guide dapat berkomunikasi dalambeberapa bahasa asing, memilikipenampilan yang baik dan bersih,dan berperilaku sopan. Persyaratanlainnya yang sangat penting adalahseorang tour-guide harus memilikilisensi (license) yang dikeluarkanoleh Persatuan Pemandu wisataIndonesia..

Page 52: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

46

Seorang tour-guidesebetulnya memiliki beban yangberat, seringkali seorang tour-guidedianggap sebagai duta dari negarayang destinasi. Seorang tour-guidemerupan ujung tombak satu kegiatanwisata karena keberhasilan sebuahperjalanan wisata dan kepuasan paratamu ditentukan pula oleh peranseorang tour-guide.

Di era globalisasi ini,kecenderungan wisata dalam bentukekoturisme menjadi sangat kuat.Peranan tour-guide dalam suatuperjalanan wisata merupakan halyang sangat penting. Oleh karena itu,penelitian ini dilakukan untukmendeskripsikan tugas-tugas yangdilaksanakan oleh seorang tour-guideekoturisme. Penelitian inimendeskripsikan pula kriteriatambahan yang harus dimilikiseorang tour-guide ekoturisme.Penelitian ini adalah penelitiankualitatif dengan metode deskriptifanalisis. Teori yang digunakanadalah teori Davis (2001), Avenzora(2013) dan Arida (2016). Sumberdata diambil wawancara dandidukung oleh beberapa bukuekowisata.

PEMBAHASANEkowisata adalah bentuk

pariwisata yang lebih banyakmemiliki dampak positif baik bagiwisatawan maupun suatu daerahwisata. Wisata ekoturisme, selainmelihat pesona alam, para wisatawanjuga mendapatkan pengetahuan

mengenai fenomena alam danbudaya.

Seorang tour-guideekowisata selain harus memilikikriteria seperti seorang tour-guidepada umumnya, ia juga harusmemiliki pengetahuan tentang alamdan budaya setempat. Seorang tour-guide ekoturisme harus memahamiINTERPRESTASI, menurut Tildenyang dikutip dalam buku ‘EcoturismEncyclopedia” (2014) interpretasiadalah interpretation is aneducational activity aimed atrevealing meanings andrelationships to people about theplaces they visit and the things theysee and do there. Bila dijelaskansesuai dengan konteks ekoturisme,interpretasi adalah suatu kegiatanpendidikan yang bertujuan untukmengungkapkan satu makna danhubungannya dengan satu obyekkepada para tamu, yaitu tentangtempat-tempat wisata yang merekalihat dan apa yang mereka lakukan ditempat wisata itu. Direktorat TamanNasional dan Hutan Wisata (1988)mendefinisikan Interpretasi dengansuatu kegiatan bina cinta alam yangkhusus ditujukan kepada pengunjungkawasan konservasi alam danmerupakan kombinasi dari enam hal,yaitu pelayanan informasi, pelayananpemanduan, pendidikan, hiburan daninspirasi serta promosi.

Karena begitu pentingnyainterprestasi dalam ekoturisme,interprestasi merupakan jiwa dariekoturisme oleh karena itu para tour-

Page 53: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

47

guide harus memahami lima prinsipinterprestasi:

1. Interprestasi bukan sesuatu yangdilakukan secara mengurui ataumember instruksi seperti didalam kelas

2. Interprestasi harusmenyenangkan bagi parawisatawaan sebagai tamu wisata

3. Interprestasi harus relevan untukpara wisatawan

4. Interprestasi harus dikeloladengan baik.

5. Interprestasi harus mempunyaitema bukan topik.

6. Interpretasi untuk anak-anakbukan penyederhanaan dariinterpretasi dewasa

Interprestasi adalahmentransfer informasi dan budaya,namun demikian pendengar tidakwajib harus mengingat danmengahafalkan semua informasitentang objek wisata, karena dalamekowisata interprestasi bukanmengurui, hanya memberikaninformasi dengan cerdas yang mudahdipahami oleh pendengarnya.Transfer informasi tersebut diujarkandalam bahasa yang baik, sopan danmudah dimengerti. Interprestasiharus relevan maksudnya apa yangdiinformasikan harus sesuai denganobjek interpretasi. Seorang tour-guide tidak boleh salah dalammemberikan interpretasi kepadatamunya. Interprestasi harus dikeloladengan baik, penjadwalannya harussesuai dengan apa yang diharapkanoleh wisatawan, penginapannya dan

tranportasinya harus terjamin. Danyang terakhir, interprestasi harusmemiliki tema bukan topik, temaadalah gagasan utama dari suatukunjungan wisata, topik adalahmateri-materi yang akan dilakukandalan gagasan utama suatuperjalanan wisata, seperti dalam tabelini :

NOTEMAWISATA

MATERIWISATA/TOPIK

1Berkemah a) Pengenalan

peraturan dan tatatertib

b) Cara-cara survivaldi hutan

c) Pengenalankonsepsikonservasi alam

d) Pengenalanpotensi flora, faunadan budaya

2Diving a) memperkenalkan

alat-alata diving.b) belajar cara

menggunakan alat-ala menyelam

c) pergi ke laut danmencoba diving

d) mendapatkanpengetahuantentang biota laut

e) mulai menyelamdan meliht biotalaut

Interpretasi dilakukanterhadapa satu objek di kawasanekoturisme, objek-objek interpretasiyang harus dipahami oleh para tour-guide, interpretasi apakah yang harusmeraka lakukan. Obyek interpretasiterbagi dalam beberapa kawasanInterpretasi dilakukan oleh seorangtour-guide. Seorang tour-guide

Page 54: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

48

ekowisata harus memilikikemampuan dalam bidang –bidangyang sesuai dengan objekinterpretasi. Bila tour-guide tersebutmenjadi tour-guide di daerah pantai,ia harus memiliki kemampuan untukmenjelaskan ekoss-sistem dan biotalaut di wilayah tersebut. Objekinterpretasi terbagi menjadi beberapaobjek:

1. Kawasan Biologis

Kawasan ini adalah kawasanalam yang dipenuhi olehtumbuh-tumbuhan baik yangumum maupun yang langka,hewan baik spesies tertentu ataumacam-macam hewan, daerahperairan baik di laut atau air didaratan seperti dananu sungai,dengan tumbuhannya atau. biotalaut

2. Kawasan Sumberdaya Budayaterdiri dari candi, reruntuhanbatuan tua, arena peperangan,peristiwa sejarah dan benda-benda arkeologi.

3. Kawasan Sumberdaya Geologisyang terdiri dari batuan yangmuncul di permukaan tamanfosil dan bentukan geologis,gunung vulkanik.

Di Indonesia objek interpretasiditambah dengan beberapa objeklainnya seperti :

4. Kawasan eko-rural (pedesaan)terdiri dari pedesaan, tumbuh-tumbuhan perkebunan, tempatbersejarah (Eco-Rural Tourism)

Kawasan pedesaan membantuterwujudnya ekoturisme,diantaranya:

a) Memproduksi suatukerajinan tanangan ataumakanan khas

b) Memiliki bentuk-bentukyang khas yang berkaitandengan budaya

c) Tempak-tempat atraksibudaya setempat

d) Ekosistem dan lingkunganyang masih asri, sepertipersawahan yang berpetak-petak.

Sebagai contoh diIndramayu, Jawa Barat terdapatekoturisme pedesaan yaitu didesa Juntiyuat. Desa tersebutmemilik rumah tradisonal yangdisebut dengan “RumahLimasan”. Sebagai tour-guide didaerah wisata ini, interpretasidilakukakn dengan memberinformasi dengan menariktentang rumah traditional ini,tentang sejarahnya, tentangbahan-bahan yg diguunakanuntuk rumah ini danlingkungannyaKawasan eko-urban (perkotaan), terdiri darigedung bersejarah (Eco-UrbanTourism)

5. Kawasan eko-obat tradisionalyang menggunakan bahan-bahanalam (Eco-Healing Tourism)

Kawasan ini adalah kawasantanaman obat tradisional,interpretasi dilakukan dengan

Page 55: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

49

memberikan informasi tentangtanaman obat, kandunganvitaminnya, khasiatnya dan carameraciknya.

6. Kawasan eko-urban (eco-urbantourism)

Wisata ini adalah wisatamengunjungi kota-kotabersejarah, sebagai contoh kotajJakarta yang memiliki daerahwisata yang bernama kota tua.Banyak banguan tua bersejarah,atraksi kebudayaan dan lain-lan.

7. Kawasan eco-spiritual

Eko-siritual adalah berhubungandengan religi, sebagai contohkelompok pengajian pergi kedaerah Madura untuk dating kePesantren di Madura danbertemu dengan kyainyangterkenal di daerah tersebut.

8. Kawan eko-kuliner (Eco-Culinary Tourism)

Eko-kuliner Indonesia ialahmasakan dan makanan atauminuman yang diajarkan caramemasaknya secara turun-temurun. Macam-macampangana terbuat dari beras,makanan yang terbuat dari ikan,ayam atau dagaing, buah-buahan, jaajanan pasar, danminuman tradisional.Interpretasi makanan danminuman yaitu denganmemberikn informas tentangbahan dari makanan ini, caramemasaknya dan sejarah darimakanan dan minuman ini.

Bagian lainnya dariinterpretasi adalah jalur Interpretasi.Jalur interpretasi adalah jalan danjalur- jalur khusus yang digunakanmenuju ke suatu objek interpretasi.Jalan menuju objek interpretasiharusdisusun dalam perencanaansupaya wisatawan tidak merasaterganggu oleh keadaan yang macetatau jalan yang rusak, sehinggawisatawan tiba di tujuan wisatadengan perasaan senang.

Manfaat interpretasi bagi parawisatawan adalah bahwa para tamuatau wisatawan menjadi lebihmengenal dan memahami kawasanekoturisme tersebut. Karena sudahmengenal dan memahami keadaanalam dan penduduk setempat,timbullah perasaan seperti“memiliki” kawasan tersebut daningin turut memelihara alam danbudaya di kawasan tersebut. Parawisatawan juga akan merasa puasdan menikmatinya.

SIMPULANSeorang tour-guide merupakan

orang ya ng paling dekat dengan parawisatawan selama perjalan wisataekoturisme itu berlangsung.Interpretasi adalah jiwa dariekoturisme, oleh karena itu seorangtour-guide dituntut untuk mampumenggunakan interprestasi dalammemandu para wisatawan.Interpretasi adalah seni menjelaskansuatu objek interpretasi tentanginformasi lingkungan dan budaya.Interpretasi dilakukan dengan bahasayang lugas dan mudah dipahami pleh

Page 56: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

50

para wisatawan, sehingga wisatawanmerasa puas dan senang.Keberhasilan seorang tour-guidedalam menggunakan interpretasiakan memiliki dampak yang positifpada biro wisata dan daerah wisatatersebut, secara spontan parawisatawan tersebut akan memberikanrekomendasi yang baik mengenaitempat wisata dan biro pariwisatayang telah digunakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arida, N. S. (2016). DinamikaEkowisata Tri Ning Tri diBali. Denpasar: PustakaLarasan.

Avenzora, F. T. (2013). Ecoturismand SustainableDevelopment Indonesia,Potentials, Lessons, andBest Practice. Jakarta:Menpar publisher.

B.Davis, W. (2001). EncyclopediaEcoturism. Oxford

University Press: CABPublisher.

Badudu, j. (1995). Peristilahan danMasalahnya. In J. Badudu,Membina Bahasa IndonesiaBaku jilid 2 (pp. 32-48).Bandung: Pustaka Prima.

Dictionary. (2016, September 23September). RetrievedSeptember Friday, 2016,fromdictionary.cambridge.org/dictionary/english-indonesian.

Pateda, M. (2000). SemantikLeksikal. Jakarta: RinekaCipta.

Sani, M. Y. (2009). EkowisataPotensi Peluang danTantangan Pasca OtonomiDaerah di KabupatenMamuju Utara, SulawesiBarat. Makasar: makagenaPress.

https://studipariwisata.com/referensi/tips-menjadi-tour-guide-handal/

Page 57: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

51

PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI WAHANA WISATAEDUKASI

Mohamad Ully Purwasatria, S.PdProgram Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia

ABSTRAKTulisan ini dilatarbelakangi oleh menurunnya minat masyarakatterhadap museum sebagai bagian dari wisata. Museum dianggapsebagai tempat wisata yang membosankan karena hanyamenunjukkan koleksi-koleksi benda-benda yang sudah kuno. Selainitu, pengelolaan museum yang kurang terawat dan kurang penjelasanyang terdapat pada benda-benda pun menyebabkan kurangmenariknya bagi pengunjungnya. Kemudian masyarakat padaumumnya lebih menyukai wisata pemandangan alam yang menarik,mall, kuliner dibandingkan museum. Tujuan dari tulisan ini adalahuntuk membahas bagaimana peranan museum sebagai wahanawisata yang memiliki edukasi bagi pengunjung baik masyarakatumum maupun peserta didik di sekolah. Museum yang terdapat diIndonesia cukup beragam seperti Museum Pendidikan Nasional,Museum Mandala Wangsit, Museum Konferensi Asia-Afrika diBandung, Museum Satya Mandala, Museum Lubang Buaya diJakarta dan beberapa museum yang lainnya yang dapat dikunjungioleh semua orang. Selain menjadi tempat wisata, museum pun dapatdigunakan sebagai sumber belajar dengan mengajak peserta didikuntuk mengenali jejak-jejak masa lalu melalui metode belajarekskursi, outdoor education, karya wisata. Sehingga denganberkunjung ke museum, pengunjung dapat mengenali kehidupan dimasa lalunya dan tidak melupakan peristiwa yang terjadi di masalalu. Perlunya pengelolaan museum yang baik dari pihakpemerintah, maupun pihak swasta agar dapat menarik minatmasyarakat untuk selalu mengunjunginya dan pemerintah punmendapatkan keuntungan dari hasil pendapatan museum.Kata Kunci: Museum, Wisata, Edukasi

A. PENDAHULUAN

Museum merupakan tempatwisata yang tak terpisahkan olehmasyarakat, tempat yang dikunjungioleh anak-anak sekolah baik SD,

SMP, SMA bahkan kuliah. Museummenyajikan peninggalan-peninggalanbenda-benda bersejarah dan fosilmanusia yang hidup sebelum kitalahir. Popularitas museum sebagai

Page 58: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

52

tempat wisata tidak sebaik wisatayang bernuansa alam seperti gunung,pantai, tempat-tempat yangmenyajikan pemandangan yangbagus, alasannya adalah pengunjungmuseum hanya tertuju kepadarombongan-rombongan sekolahsebagai sasaran pengunjungnya.

Mengutip dari Hasan (2006)bahwa museum dianggap barangyang dibuang sayang. Mau dihapuskeberadaannya takut dianggapsebagai bangsa yang tidakmemperhatikan sejarah bangsanyaatau bahkan mungkin takut dianggapsebagai bangsa yang kurang beradab.Ingin memberikan perhatian terhadapmuseum takut pada konsekuensipendanaan yang tidak kecilsementera itu museum tidakmemberikan keuntungan ekonomi.Akibatnya, museum seperti katapepatah “kerakap hidup di batu, matisegan hidup tak mau”.

Penyebabnya adalah jenjangpendidikan di Indonesia yang masihrendah sehingga menganggapkunjungan ke museum bukan halyang utama, sedang ketempat-tempathiburan atau pertokoan atau pusatperbelanjaan adalah yang utama.Image masyarakat pada umumnyatentang museum adalah buruk,kusam, kuno, kotor, seram, dansebagainya sehingga menambahkurangnya minat pengunjung. Selainitu fungsi pengunjung kurangmenonjol dalam melayanimasyarakat, arti dari melayanisendiri adalah membantu masyarakatuntuk mendapatkan pengetahuan

tentang sesuatu yang ada di museum,sehingga museum hanya bersifatstudi saja, yang mana keabsahanmuseum sebagai studi bandingkurang dapat berkembang (Artanto,2004).

Selain dari image masyarakat,kurangnya masyarakat datang kemuseum adalah kurangnyapenjelasan oleh guide ketikamenjelaskan benda-benda yangdipajang. Beberapa guide darimuseum memiliki latar belakangpendidikan yang tidak sebidangdengan profesinya yaitu dari sejarahyang menyebabkan kurang luwesnyadalam menceritakan setiap hasilpajangan museum, sehingga hal inipun dapat mempengaruhi pada minatpengunjung untuk mendatangi kemuseum.

Bila dilihat dari fungsinyabahwa museum ini menyajikanberbagai peninggalan-peninggalansejarah yang membawa pengunjunguntuk kembali merasakan kehidupanyang terjadi di masa lampausehingga pengunjung dapat apa yangterjadi sesungguhnya kehidupan dimasa lampau tersebut. Makasebetulnya museum ini dapatdijadikan sebagai wahana wisatayang berbasis edukasi denganmengenalkan masyarakat Indonesiadengan kehidupan masa lampaunya.

B. PENGERTIAN MUSEUMKata “Museum” berasal dari

bahasa Yunani kuno, “Mouseion”yang artinya, Kuil atau rumahibadah tempat menyembah 9 Dewi

Page 59: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

53

Muze, Kuil atau tempat-tempatibadah pemujaan dewi-dewi Muzeinilah yang disebut “Muzeum”.Dengan demikian kata museumpada awalnya berasal dari kata“Muze” kemudian dalam bahasaYunani menjadi “Mouseion” laluditransfer ke dalam bahasa latin danInggris menjadi kata “Museum”.Sesuai dengan perkembangannyaarti kata “Museum” dalamEnsiklopedia Indonesia jilid ke 4mengartikan Museum adalahgedung yang dipergunakan sebagaitempat pameran tetap benda-bendayang patut mendapat perhatian(Dukalang, 2014).

Museum dalam kaitannyadengan warisan budaya adalahlembaga, tempat penyimpanan,perawatan, pengamanan, danpemanfaatan benda-benda buktimateriil hasil budaya manusia sertaalam dan lingkungannya gunamenunjang upaya perlindungan danpelestarian kekayaan budayabangsa (Pasal 1 ayat 1 PP. No. 19Tahun 1995).

Menurut InternationalCouncil of Museums (ICOM),museum ialah institusipermanen/lembaga permanen, yangmelayani kepentingan masyarakatdan kemajuannya, terbuka untukumum, tidak bertujuan untukmencari keuntungan, dengan caramengumpulkan (pengoleksian),memelihara (konservasi), meneliti,memamerkan, danmengkomunikasikan benda-bendanyata material manusia dan

lingkungannya, untuk tujuan studi,pendidikan, dan rekreasi. Karena ituia bisa menjadi bahan studi olehkalangan akademis, dokumentasikekhasan masyarakat tertentu,ataupun dokumentasi dan pemikiranimajinatif di masa depan. Ataudengan kata lain museum adalahtempat dimana kebudayaan dankeseniaan dari jaman dahulu yangbernilai seni tinggi bisa dilihat.

Museum memiliki fungsi danperan, Menurut ICOM (dalamDukalang, 2014) museum memilikibeberapa fungsi, antara lain: (1).Mengumpulkan dan pengamanwarisan alam dan kebudayaan;(2).Dokumentasi dan penelitianilmiah;(3). Konservasi danpreservasi.;(4). Penyebaran danpemerataan ilmu untuk umum; (5).Pengenalan dan penghayatankesenian; (6). Visualisasi warisanbaik hasil alam dan budaya; (7).Cermin pertumbuhan peradabanumat manusia; (8). Pembangkit rasabertakwa dan bersyukur kepadaTuhan Yang Maha Esa.

Kemudian museummempunyai peranan yang dikutipdari Hasan (2006:2-3) antara lain:1. Menyimpan kekayaan

kebudayaan masyarakat tersebutdan masyarakat lainnya. Sebuahgedung museum akanmenyimpan banyak benda yangmerupakan hasil dari kebudayaanmasyarakat setempat. Hasil-hasilkebudayaan tersebut menyimpanbanyak informasi dari masa lalu.

2. Menjadi tongkat kesinambungan

Page 60: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

54

budaya masa lalu dengan masakini. Masa kini ada karenaadanya masa lampau. Kehadiranmasa lampau hanya dapat dikenaldan diketahui dari peninggalanyang mereka hasilkan dan dapatdikoleksi orang masa kini. Orangdapat mengetahui prestasi yangtelah dihasilkan tersebut untukmengetahui keadaan yangdimiliki masyarakat masa kini.Oleh karena itu peninggalan yangtersimpan di museum merupakantongkat estafet yangmenghubungan masyarakat masakini dengan masyarakat masalampau.

3. Sumber belajar dan inspirasimasyarakat. Prestasi masalampau akan menjadi sumberbelajar dan sumber bagimasyarakat juga mereka terlatihuntuk itu. Bagi mereka yangterlatih menghargai prestasi yangtercermin dari hasil kebudayaanyang terdapat di museum makamereka dapat membaca pelajaranyang tersimpan pada koleksitersebut.

4. Berfungsi untuk memberikansuasana rekreasi bagimasyarakat. Fungsi rekreasi inibukan sesuatu yang sederhanakarena fungsi ini baru dapatdinikmati jika seseorangmemiliki kemampuanmemperlakukan koleksi suatumuseum sebagai sumber belajardan sumber inspirasi.

5. Museum sebagai sumberinformasi mengenai kehidupan

masyarakat di masa lampau.Sumber informasi yangsesungguhnya tentu saja benda-benda yang menjadi koleksitersebut. Selain itu benda-bendapeninggalan yang ada itumerupakan bukti nyata bagisejarah mengenai keberadaanmasa lampau tersebut.

Melihat dari fungsi danperanan museum diatas bahwakehidupan ini tidak lepas dari masalalu. Masyarakat bisa mengenalkehidupan yang terjadi sebelummereka lahir dengan melihatpeninggalan yang terdapat padamuseum. Maka museum inisebenarnya mempunyai sumbangsihyang besar jika saja masyarakatdapat memanfaatkan museum iniuntuk mengembangkanintelektualnya.

C. WAHANA WISATA

Selain menjadi tempat untukmenambah wawasan, museum jugadapat dijadikan sebagai tempatwisata karena museum pun seringdikunjungi oleh masyarakat umum.Oleh karena itu museummerupakan salah satu dari bagiantempat wisata edukasi. Wisatamemiliki beberapa definisi, sepertiWisata dalam bahasa Inggrisdisebut tour yang secara etimologiberasal dari kata torah (bahasaibrani) yang berarti belajar, tornus(bahasa latin) yang berarti alatuntuk membuat lingkaran, dandalam bahasa Prancis Padaumumnya orang memberi padanan

Page 61: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

55

kata wisata dengan rekreasi, wisataadalah sebuah perjalanan, namuntidak semua perjalanan dapatdikatakan wisata (Suyitno,2001).Kemudian Menurut Fandeli(2001), wisata adalah perjalananatau sebagai dari kegiatan tersebutdilakukan secara sukarela sertabersifat sementara untukmenikmati objek dan daya tarikwisata. Kemudian definisi objekwisata Menurut Ngafenan dalamKaryono (1997:26):

“Sebagai objek yang dapatmenimbulkan daya tarikbagi wisatawan untuk dapatmengunjunginya misalnya:keadaan alam, bangunansejarah, pusat-pusatrekreasi atau dengan katalain sebagai tempat tujuanwisata yakni: tempatpemberhentian terakhirsuatu perjalanan wisata danharga paket tersebut.”

Sedangkan yang dimaksuddengan daya tarik wisata adalah:• Berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 10tahun 2009, Daya Tarik Wisatadijelaskan sebagai segalasesuatu yang memiliki keunikan,kemudahan, dan nilai yangberupa keanekaragamankekayaan alam, budaya, danhasil buatan manusia yangmenjadi sasaran atau kunjunganwisatawan.

• A. Yoeti dalam bukunya

“Pengantar Ilmu Pariwisata”tahun 1985 menyatakan bahwadaya tarik wisata atau “touristattraction”, istilah yang lebihsering digunakan, yaitu segalasesuatu yang menjadi daya tarikbagi orang untuk mengunjungisuatu daerah tertentu

• Nyoman S. Pendit dalambukunya “Ilmu Pariwisata”tahun 1994 mendefiniskan dayatarik wisata sebagai segalasesuatu yang menarik danbernilai untuk dikunjungi dandilihat.

Kesimpulannya dari definisiwisata diatas adalah perjalanan ketempat yang menarik denganmenikmati pemandangannya,budayanya, peninggalan benda-benda dan bangunan-bangunan yangmenarik sehingga wisatawan dapatmenikmati tempat-tempat wisatatersebut. Berkenaan denganmuseum yang merupakan salah satutempat wisata yang menyuguhkanpeninggalan-peninggalan dari masalalu ini dapat memberikan daya tarikkepada pengunjung yangmelihatnya.

D. MUSEUM SEBAGAIWAHANA WISATAEDUKASIMuseum dapat menjadi

tempat wisata yang memilikiedukasi karena menyajikanpeninggalan-peninggalan masa laluyang dapat memberikan informasikepada pengunjung tentang

Page 62: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

56

kehidupan yang terjadi sebelum ialahir. Selain kita menikmati denganmelihat-lihat berbagai macampeninggalan, pengunjung pun dapatmerasakan seakan-akan hidup padamasa depan itu.

Museum tidak harus dalambentuk suatu bangunan yangmembatasi kemampuan koleksitersebut. Museum dapat berbentuksebagai suatu bangunan yangmenyimpan karya dan prestasimasyarakat di masa lampau tetapijuga berbentuk situs ataulingkungan fisik tertentu (Hasan,2006). Artinya bahwa museum tidakharus diidentikan dengan berupabangunan ruangan yang menyimpanbenda-benda namun bisa juga dalamberbentuk situs yang letaknya diluarruangan.

Di Indonesia terdapat banyaksekali museum. Seperti contohnyaMuseum Pendidikan Nasional,Museum Mandala Wangsit,Museum Konferensi Asia-Afrika diBandung, Museum Satya Mandala,Museum Lubang Buaya di Jakarta.Masing-masing dari museum inimenyajikan bagaimana koleksibenda-benda dapat memberikansebuah penjelasan kepadapengunjung baik masyarakat umummaupun peserta didik. MisalnyaMuseum Pendidikan Nasional yangterdapat di Kampus UniversitasPendidikan Indonesia Bandung yangmenyajikan bagaimana perjalanansejarah pendidikan dari masa praaksara hingga sekarang.

Walaupun memang minat

masyarakat untuk mengunjungimuseum ini adalah sedikitdikarenakan sebagai kegiatan yangmembosankan, hanya melihatpeninggalan benda-benda kuno yangterpajang dengan minim informasi,masyarakat lebih tertarik untukmenghabiskan wisata yang nuansapemandangannya menarik,kemudian pepatah yang dikutip dariHamid (2006) mengenai museumyaitu “kerakap hidup di batu, matisegan hidup tak mau”.

Untuk menaikkan pengunjungyang datang berkunjung kemuseum, pihak pengelola museummengandalkan kunjungan dari gurudan peserta didik yang datang secararombongan. Bagi guru dan pesertadidik, museum merupakan sumberbelajar yang efektif dalam proseskegiatan belajar dan mengajar diluar sekolah. Dikenalnya beberapametode belajar seperti OutdoorLearning, Ekskursi, kemudian karyawisata maka peserta didik punsesekali diajak oleh guru untukmengunjungi museum denganharapan mereka dapat mempunyaipengalaman langsung dalam belajar.

Selain itu juga, dari pihakmuseum harus membenahikekurangan-kekurangan agar dapatmenarik pada pengunjung untukmengunjungi kembali museumsebagai wahana wisata. Untukmengupayakan agar masyarakatdapat tertarik untuk datang kemuseum, berikut ini beberapa upayayang dapat dilakukan yang dikutipdari hasil riset Sulistyowati (2011:

Page 63: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

57

13-16) adalah sebagai berikut:1. Promosi

Promosi museum sebagaiupaya untuk menarik perhatianmasyarakat untuk berkunjung kemuseum ini dapat dilakukan daridalam atau dari luar museum.promosi dari dalam mencakupsemua tindakan promosi yangdilakukan oleh pihak museum,sedangkan dari luar adalah kegiatanpromosi yang dilakukan oleh pihaklain diluar museum. Seperti padaumumnya, museum-museummengandalkan media promosiberupa brosur untukmemperkenalkan museumnya.

Selain brosur, museumtersebut dapat mengandalkanpenyediaan souvenir sebagai mediapromosi. Souvenir berupa mug,gantungan kunci, kartu pos,pembatas buku, kaos, dll dapatdijadikan cinderamata atau buahtangan buat pengunjung setelahmengunjungi museum. Kemudianmuseum juga dapatmengembangkan brand yangmenjadi ciri khas dari museumtersebut untuk di ‘tempelkan’ padaproduk museum. Brand tersebutnantinya dapat membedakanmuseum satu dan museum lainnya.

Memasuki era modern sepertisaat sekarang dengan perkembanganteknologi yang semakin mutakhirdan canggih, museum dapatmelakukan promosinya yangcakupannya lebih luas yaitu denganmenggunakan website. Tidak hanyapromosi, lewat media ini museum

dapat terus mengembangkan dirinyaserta menyampaikan misiedukasinya kepada masyarakat yangtidak memiliki waktu untukmengunjungi museum atauterhalang masalah jarak.Memanfaatkan promosi melaluiwebsite ini perlu adanyapengelolaan yang baik karenaseperti meng-update informasidalam website ini penting agarmasyarakat tertarik sehingga perluada staf yang dapat mengelolanyadengan baik. Kemudian museumpun dapat menjalin kerjasamadengan pihak-pihak tertentu sepertikomunitas-komunitas museum yangterlebih dahulu mengembangkanwebsite dalam mengembangkanjaringannya.

2. Staf MuseumStrategi yang berikutnya

setelah melalui promosi adalahmelalui staff museum. Staffmuseum menjadi barisan terdepandalam penilaian awal pengunjungterhadap museum. karena yangdinilai yaitu sikap, kemampuan danpengetahuan mereka. Kemampuanstaff museum tidak hanyaberhadapan langsung denganpengunjung, tapi mereka juga yangberada di “belakang layar”, sepertiedukator dan konservator ataumereka yang merancang programdan promosi di museum.

Komponen penilaian dari stafmuseum yaitu sikap, kemampuan,dan pengetahuan. Jika salah satudari tiga hal tersebut dinilai kurang

Page 64: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

58

atau buruk oleh pengunjung, makayang terkena penilaian adalah tidakhanya staff museum saja tapikeseluruhan museum pun akanterkena juga penilaian.

Sikap staff museum, terutamamereka yang berada di barisandepan (front line), menjadi penilaianawal pengunjung terhadap museum.Staf museum harus memiliki sikapramah dan bersahabat kepada semuapengunjung museum. Untuk itusangat penting bagi museum untukterus meningkatkan pengetahuanyang dimiliki para stafnya, terutamapara pemandu yang bisa merekaperoleh dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengankeahlian yang harus dimiliki olehseorang pemandu, pengetahuanmengenai koleksi museum, dantentunya pengetahuan yangbertujuan untuk meningkatkankemampuan berbahasa asing yangharus mereka miliki sebagai modalutama.

3. Fasilitas Pendukung

McLean (dalam Sulistyowati,2011) menyatakan bahwa, museumpada intinya memberikan pelayananyang didasarkan pada koleksi,walaupun mereka juga memilikiposisi yang tepat untuk menciptakansebuah suasana. Kotler dalam(Sulistyowati, 2011) menambahkanbahwa, suasana ini bisa menjadi alatuntuk berkompetisi, karena bagibanyak museum, struktur fisik danlokasi museum dapat mempengaruhitingkat suasana yang dapat

diciptakan. Fasilitas ini pula yangdapat mendukung dan menjadi nilaitambah bagi museum ketika merekamengemas produknya, dan harusdapat diakses oleh seluruhpengunjung yang datang kemuseum.

Fasilitas pendukung ini sepertimisalnya view, kemudian lokasitempat yang strategis kemudianfasilitas yang ada didalamnyaseperti toilet, tempat parkir,perpustakaan, toko souvenir, areaistirahat, kafe museum, petunjukarah, dan lainnya harus dibuatnyaman agar pengunjung dapatmenikmati ketika berada didalammuseum dan ketika pengunjungsudah terasa nyaman denganpelayanan dan fasilitas ke museumia akan menyebarkan kepada teman-temannya yang lain sebagai promosidari mulut ke mulut.

Selain itu pun dari pihakpemerintah kota/kabupaten,pemerintah daerah sampaipemerintah pusat harus selalumendukung upaya perbaikan danpembenahan yang dilakukanmuseum agar minat dari masyarakatdapat meningkat untuk mendatangimuseum dan tidak menjadikanmuseum sebagai “gudang”penyimpanan benda-benda kuno.

E. SIMPULANEksistensi museum sebagai

salah satu wahana wisata edukasiyang kalah dibandingkan tempat-tempat wisata yang bernuansa alamdan permasalahan dari kurangnya

Page 65: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

59

minat untuk mengunjungi museumadalah membosankan ini perlumenjadi perhatian bagi masyarakatbaik pemerintah, pengelolamuseum, pecinta museum, guru danpeserta didik agar museum inimenjadi sebuah tempat wisata yangedukatif. Karena itu pentingmasyarakat untuk mengetahui asal-usulnya dengan museum sebagaimedianya.

Maka pembenahan-pembenahan yang dapat dilakukanoleh museum sebagai wahanawisata edukasi ini adalah melaluipromosi yang harus simultan agarmasyarakat tertarik untuk datang kemuseum, kemudian pembenahanstaf museum yang harus memilikisikap, kemampuan, danpengetahuan yang baik, danpembenahan dari sarana fasilitasagar masyarakat tertarik untukberkunjung ke museum.

F. DAFTAR PUSTAKA

Artanto. (2004). Museum MusikEtnik Jawa Di YogyakartaPenekanan Desain PadaPengolahan Sekuen RuangSebagai Pembentuk SuasanaArsitektur. Yogyakarta:Indonesia.

Dukalang, Yuniske Prastika (2014)Analisa PenamaanMuseum Soekarno Sebagai

Objek Wisata Sejarah diGorontalo. Other thesis,Universitas Negeri Gorontalo

Fandeli. C, 2001. Dasar-DasarManajemen KepariwisataanAlam. Yogyakarta: Liberty

Hasan, Said Hamid. (2006).Museum Bagi PendidikanSejarah Nasional. Tersedia difile.upi.edu/...HAMID_HASAN/.../Museum_Bagi_Pendidikan_Sejarah_Nasional.pdf.Diakses 01-03-2017.

Karyono, A Hari. (1997).Kepariwisataan. Jakarta:Grasindo

Pendit, Nyoman S. (1994) IlmuPariwisata Sebuah PengantarPerdana. Jakarta: PradnyaParamita.

Sulistyowati, Dian. (2011). StrategiEdukasi Museum danPemasarannya: Studi KasusMuseum Sejarah Jakarta.Disajikan dalam SeminarTowards IndonesianPostmodern Museum.Departemen ArkeologiUniversitas Indonesia.Tanggal 3 Maret 2011.

Suyitno, (2001), PerencanaanWisata, Tour Planning,Kanisius, Yogyakarta.

Yoeti, Oka A. (1996), PengantarIlmu Pariwisata, Angkasa,Bandung.

Page 66: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

60

MENYIBAK MITOS SAMAGAHA DALAM BUDAYA SUNDATinjauan Semiotik

Ridha HerdianiGuru Bahasa Sunda di SMAN Tanjungsari

ABSTRAK

Manusia di mukabumi ini menunjukkan sifat yang beranekaragam.Manusia tidak saja mempelajari fisiknya, tetapi juga dari segitingkah laku, pandangan hidupnya, perbuatan-perbuatannya, sertapengalaman-pengalaman hidupnya. Manusia itu berbudaya.Kebudayaan manusia memiliki ciri-ciri yang umum yaitu harusdipelajari, diwariskan atau diturunkan dan diteruskan,dikembangkan, berkembang dan berubah, dan satu kesatuan yangterintegrasi. Manusia merupakan bagian dari lingkungan, begitu punlingkungan sekitarnya bagian dari manusia itu sendiri. Hubungaanyang erat antara manusia dengan alam sekitarnya dalam kehidupansehari-hari berkaitan dengan pola-pola kebudayaan yang ada dalamdiri manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat(Forde, dalam Kosasih, 2005:86). Hal tersebut sesuai dengan apayang disebut dengan kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat(1990:181), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupanmasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Masyarakat Sunda mempunyai kebudayaan Sunda, mempunyaikepercayaan, salah satunya adalah mitos samagaha. Penulis tertarikuntuk membahas kebudayaan, khususnya kepercayaan dalam budayaSunda, yaitu mitos Samagaha yang dihubungkan dengan kehidupansehari-hari dan menjadi fenomena tersendiri. Dengan menyibakmitos samagaha, anak cucu kita akan mengetahui dongeng (cerita)tentang asal usul samagaha, dan yang lebih jauhnya mengetahuidongeng Batara Kala. Dengan menyibak mitos samagaha, kita akanmengetahui kode apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Denganmenyibak mitos samagaha pengaruh Islam terintegrasi dalam budayaSunda.Kata Kunci: kebudayaan, dongeng mitos samagaha, kode.

PENDAHULUANSudah menjadi kodrat dari

manusia tentunya bergelut dan

berkumpul di kampung halamannya,menyerahkan dirinya pada alamsekitarnya (Kosasih, 2005:86).

Page 67: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

61

Manusia merupakan bagian darilingkungan, begitu pun lingkungansekitarnya bagian dari manusia itusendiri. Hubungaan yang erat antaramanusia dengan alam sekitarnyadalam kehidupan sehari-hariberkaitan dengan pola-pokakebudayaan yang ada dalam dirimanusia sebagai individu maupunsebagai anggota masyarakat (Forde,dalam Kosasih, 2005:86). Haltersebut sesuai dengan apa yangdisebut dengan kebudayaan. Menurutilmu antroplogi, kebudayaan adalahkeseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusiadalam rangka kehidupan masyarakatyang dijadikan milik diri manusiadengan belajar (Koentjaraningrat,1990:181).

Masyarakat Sunda (orangSunda) tentunya tidak akan jauh darikebudayaan dan mitos, denganmenyebutnya ‘titinggal karuhun’.Yang disebut dengan warisan leluhur‘titinggal karuhun’ adalah apapunbentuk tradisi, jenis barang, berbagaimacam bangunan, serta peralatanyang diwariskan dari orang tuajaman dahulu sampai pada kitamanusia jaman sekarang. Warisan ituada yang masih dijaga dan banyakjuga yang sudah punah, misalnyakebiasaan yang dipakai secara turuntemurun. Tradisi di tanah Sundayang masih hidup sampai sekarangmasih dipagelarkan dalam acara-acara tertentu, seperti ngeuyeukseureuh, nyawér pangantén, nyawérbudak sunatan, léngsér, jeungsalametan orok. Sedangkan tradisi

yang sudah punah, jaman sekarangsudah tidak dipakai karena tidaksesuai dengan jaman dan ilmupengetahuan, atau juga tidak sesuaidengan agama yang dianutnya.Tradisi yang sudah punah, sekarangini hanyalah tinggal dongeng belaka.Kita dapat mengetahuinya dari buku-buku bacaan atau dari cerita-ceritaorang tua yang pernah mengalamitradisi tersebut, seperti memukullisung apabila ada gerhana‘samagaha’ atau gempa ‘lini’,bersembunyi di bawah kolongtempat tidur atau meja waktu terjadigerhana ‘samagaha’, selamatan ataumerumat rumah baru ‘ngaruwatimah anyar’, dan ‘ngeueumkeunbudak anu rék disunatan’.

Untuk orang Sunda, katagerhana ‘samagaha’ sudah tidakasing lagi. Adapun rumusan masalahdalam makalah ini adalah: Apa artikebudayaan?Bagaimanaceritamitos‘samagaha’?Bagaimana masyarakat Sunda ketikamenghadapi gerhana ‘samagaha’?

Sedangkan tujuan dalammakalah ini adalah mendeskrifsikanarti kebudayaan, mendeskrifsikandongeng ‘samagaha’, danmenjelaskan sikap orang Sundaapabila tejadi gerhana ‘samagaha’.

KEBUDAYAAN

Menurut etimologis, katakebudayaan berasal dari Sansekertayaitu buddhayah, yaitu bentukjamak dari buddhi yang mempunyaiarti budi atau akal. Dengan demikiankebudayaan dapat diartikan hal-hal

Page 68: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

62

yang bersangkutan dengan akal.Menurut para ahli yang lainnya adaperbedaan antara budaya dankebudayaan. Budaya adalah dayadari budi yang berupa cipta, karsa,dan rasa. Sedangkan kebudayaanadalah hasil dari cipta, karsa, danrasa itu.

Kebudayaan merupakanseluruh cara kehidupan darimasyarakat yang mana pun dan tidakhanya mengenai sebagian dari carahidup itu, yaitu bagian yang olehmasyarakat dianggap lebih tinggiatau lebih diinginkan. Kebudayaanitu menyeluruh. Karena itu, bagiseorang ahli ilmu sosial tidak adamasyarakat atau perorangan yangtidak berkebudyaan. Tiap masyarakatmempunyai kebudayaan,bagaimanapun sederhananyakebudayaan itu dan setiap manusiaadalah makhluk berbudaya, dalamarti mengambil bagian dalam sesuatukebudayaan.

Apabila kita berbicara tentangbudaya dan kebudayaan, tentunyaakan tercetus adat istiadat. Adatistiadat merupakan sistem nilaibudaya, pandangan hidup, danideologi. Sistem nilai budayamerupakan tingkat yang paling tinggidan paling abstrak dari adat istiadat.Hal itu disebabkan karena nilai-nilaibudaya itu merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidupdalam alam pikiran sebagian besardari warga masyarakat mengenai apayang mereka anggap bernilai,berharga, dan penting dalam hidup,sehingga dapat berfungsi sebagai

suatu pedoman yang memberi arahdan orientasi kepada kehidupan parawarga masyarkat tadi.

Kebudayaan merupakanpengetahuan manusia yang diyakinikebenarannya oleh yangbersangkutan dan yang diselimutiserta menyelimuti perasan-perasandan emosi-emosi manusia, sertamenjadi sumber untuk menilai, yaitupenilian yang baik dan buruk,berharga atau tidak, bersih ataukotor, dan sebagainya. Hal itu terjadikarena kebudayaan mengandungnilai-nilai normal yang bersumberpada pandangan hidup dan kode etikyang dimiliki oleh setiap manusia(Baried, dalam Suryani ,2008:140 ).

Pewarisan kebudayaan bisaterjadi lewat bahasa. Oleh karenaruang lingkup kebuadayaan itu luassekali, maka pengertian bahasameliputi segala macam simbol danlambang (tarian, gambar) yang dapatmencatat kebudayaan dari generasiyang satu ke generasi yang lainnya(van Peursen, dalam Suryani2008:152 ).

Kebudayaan yang adasekarang, pada dasarnya melalui tigatahap, yaitu mistis, ontologism, danfungsional. Yang dimaksud dengantahap mistis, ialah suatu tahap yangsikap manusianya terkepung olehkekuatan-kekuatan gaib disekitarnya. Tahap ontologism, adalahtahap yang sudah melalui tahapmistis, sehingga sikap manusianyasudah secara bebas ingin menelitisegala hal di luar dirinya, sedangkantahap fungsional ialah tahap yang

Page 69: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

63

berada di atas tahap ontologism,yaitu tahap yang sikap dan alampikiran manusianya sudah nampaksemakin modern (van Peursen, dalamSuryani, 2008 : 153).

SAMAGAHASamagaha dalam kamus umum

bahasa Sunda berasal dari bahasaSansekerta yang artinya gelap atauremang-remang, pada waktu bulanmenghalangi matahari atausebaliknya, bulan berada padabayang-bayang bumi . Gerhana bulanterjadi pada waktu malam hari ketikabulan purnama, sedangkan gerhanamatahari terjadi ketika siang hariketika bulan masuk bayang-bayangmatahari, sehingga matahariterhalang oleh bulan. Orang Sundamenyebutnya bulan tanggal.

Samagaha menurutkepercayaan orang Sunda adalahBatara Kala sedang mencobamenelan matahari. Menurut kisahnyaadalah, pada zaman dahulu kala,Batara Kala hidup di kahyangan, diluhur , di buana nyungcung. Batarakala mempunyai satu keinginannyaitu ingin hidup abadi. Dia berusahamencari air kehidupan yaitu yangdisebut dengan Tirta Amerta.Dengan kesaktiannya, dia berhasilmencuri Tirta Amerta. Namun sialbagi Batara Kala, baru saja diameneguk air, dia sudah diketahuioleh Batara Guru. Batara Gurumarah besar, dengan sigapmelemparkan senjatanya yang mahasakti yaitu Cakra, melesat danmenebas leher Batara Kala.

Ternyata Tirta Amertamemang teruji khasiatnya. KepalaBatara Kala tetap hidup dan terbangmelayang-layang. Sementarabadannya terhempas ke bumi danberubah menjadi lisung. Batara Kalamurka, dia sangat marah. Dandengan kemarahannya dia berusahamenelan matahari agar bumi beradadalam kegelapan selamanya. Orang-orang di bumi menjadi kaget, karenatiba-tiba dunia menjadi gelap.Karena itu, untuk masyarakat padawaktu itu mempunyai kepercayaansuka memukuli lisung apabila terjadigerhana matahari. Karena dipercayabahwa lisung adalah badan dariBatara Kala dan mempunyaipengharapan dengan memukulilisung Batara Kala akan merasasakit, karena badannya dipukuli,sehingga memuntahkan kembaliyang ditelannya yaitu matahari.Batara Kala kemudian bersembunyidibalik mega. Apabila waktu soresurup layung, maka Batara Kalaakan keluar untuk mencari mangsayaitu anak-anak tunggal, anakpanengah, atau bersembunyi di suatutempat.

Dalam tradisi masyarakatSunda, lakon Batara Kala sangat eratterkait pada tradisi ruwatan. Ruwatanatau ngaruwat adalah sebentuk ritualyang diselenggarakan untukmenghindari bencana. Biasanya yangdiruwat itu adalah anak, rumah, atautempat-tempat tertentu. Jika yangdiruwat adalah anak, biasanya hal itudilakukan karena anak tersebut anaktunggal, nanggung bugang (anak

Page 70: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

64

yang adik dan kakaknya meninggal),kulah dihapit ku pancuran (anakperempuan yang adik dan kakaknyalaki-laki), pancuran dihapit ku kulah(anak laki-laki yang adik dankakaknya perempuan), pandawalima (anak lima laki-laki semua), dll.

Sedangkan rumah atau tempatyang diruwat adalah lemah sujén(tanah yang sekelilingnya ratasedangkan tengahnya menjorok) danlemah gunting (tanah yangbentuknya seperti pangkal gunting).Semua itu dilakukan agar terhindardari malapetaka yang berawal darikepercayaan masyarakat bahwa hal-hal tersebut merupakan santapanlezat Batara Kala.

Dalam perkembangannyacerita ini rupanya bertahan dalamtiga jenis tradisi pertunjukan ritualmasyarakat Sunda, yaitu wayang,carita pantun, dan beluk (tembangwawacan), dengan jalan cerita yangpada umumnya sama. Ngaruatdilaksanakan sebagai ungkapan rasasyukur kepada sang pencipta.Ngaruat dilaksanakan sebagai bentukpengorbanan seperti dalam ajaranIslam setiap bulan Zulhizah umatislam dianjurkan untuk berkurban.

Menurut kepercayaan di atas,orang Sunda tidak percaya begitusaja. Selain memukuli lisung, apabilaterjadi gerhana sering ditelitimenurut “orang pintar”. OrangSunda terkenal dengan ‘iitungan’atau ‘palintangan’, akan tetapisetelah agama Islam masuk dalammasyarakat Sunda, bila terjadigerhana diteliti dan disambungkan

berdasarkan nama bulan . Untukmenghitungnya bukan dengan namabulan masehi seperti Januari,Pebruari dst, tetapi denganmenggunakan nama bulan hijriyah.

KODE/ TANDA SAMAGAHADongeng samagaha

merupakan karya sastra yang hidupdi masyarakat Sunda. Karya sastrasebagai tanda perlu dikaji secarasemiotic karena ilmu inimenganggap bahwa fenomenasosial/masyarakat dan kebudayaanitu merupakan tanda-tanda bahasamelalui representasi mempunyaimental/ruh yang diwujudkan melaluilisan atau yang diwakilinya.Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi.Konvensi yang memungkinkantanda-tanda tersebut mempunyai arti.

Semiotik merupakan ilmutanda. Tanda menurut semioticadalah unsur yang paling dasardengan komunikasi. Tanda di siniberupa apapun yang mempunyaitanda (penanda) atau bentuk sertapetanda dalam hal ini adalah makna.Menurut Peirce yang dikutipNurgiyantoro (1995:41) sesuatu itudapat disebut tanda jika ia memilikisesuatu yang lain. Lebih lanjut,semiotika dapat terjadi secara terusmenerus sehingga menghasilkantanda baru yang mewakili objek yangbaru pula. Tanda adalah segalasesuatu yang ada pada seseoranguntuk menyatakan sesuatu yang laindalam beberapa hal atau kapasitas.Tanda dapat berarti sesuatu bagi

Page 71: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

65

seseorang jika ini diperantarai olehinterpretasi.

Ada pun kepercayaanmasyarakat Sunda terhadap gerhanaapabila dikaitkan dengan semiotikadalah seperti di bawah ini:1. Lamun samagaha dina bulan

Muharam alamat Allah ta’alanurunkeun balai. Urang salakuumat manusa kudu lobasidekah jeung dua.

Apabila gerhana terjadi padabulan Muharam, itu adalahpertanda Allah SWTmenurunkan ujian dan siksa.Masyarakat Sundamenyebutnya dengan balai.Kita sebagai umat manusiadianjurkan untuk bersidekahdan harus berdo’a.

Apabila kita telusuri, bulanMuharam adalah awal bulandalam kalender Islam, tentu sajadi awal tahun baru kita semuaharus banyakberdoa.Muharram, artinya, yangdiharamkan atau yang menjadipantangan

2. Samagaha dina bulan Safar,alamat kurang hujan, rarangparé. Dina taun éta sing hadéneneda.

Apabila gerhana terjadi padabulan Safar, pertanda akankurang hujan, akan berkurangpadi. Pada bulan itu kita harusbanyak memohon pada AllahSWT.

Di atas ada keterangan kuranghujan, apabila kita telusuri,hujan tak ada maka bagi parapetani yang menanam padi akanberkurang juga, dan tentu sajapersediaan padi berkurang. Kitaketahui bahwa masyarakatSunda hidupnya dari bertani.Apabila, padi memerlukan airtentunya juga memerlukanhujan. Adapun demikian tidakada hujan maka padi pun akanberkurang.Shafar, artinya,kosong.

3. Samagaha dina bulan Mulud(Rabiul Awal), alamat loba nugering nangtung, mahal pangan.Ahirna ngurangan sabab lobanu maot.

Apabila gerhana terjadi padabulan Mulud, pertanda akanbanyak yang sakit, dan stress.

Masyarakat Sundamenyebutnya dengan sebutangering nangtung, semua panganakan mahal. Dan pada akhirnyamanusia di muka bumi akanberkurang, karena banyak yangmeninggal.

Jika kita amati, mahalnyapangan akan membuat pusingkepala, tentu saja ada benarnyajuga akan mengakibatkanstress. Adapun banyak orangmeninggal pasti dikarenakantidak dapat membeli pangan,yang akhirnya kelaparan danbanyak yang meninggal.

Page 72: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

66

4. Samagaha dina bulan SilihMulud (RabiulAkhir), alamatloba anu sugih pindah.

Apabila gerhana terjadi padabulan Silih Mulud, pertandaakan banyak orang yang kayaraya pindah rumah anu sugihpindah.

Sugih berasal dari bahasa Jawayang artinya kaya raya. Apabilaorang kaya, biasanyamempunyai keinginan yangbanyak. Apakah ingin pindahrumah, ingin membeli tanah,sawah atau kebun, yangakhirnya harus ditunggui.

5. Samagaha dina bulan JumadilAwal, alamat loba désameunang kahadéan. Pararatupadasukur, mulang bubuahan.

Apabila gerhana terjadi padabulan Jumadil Awal, pertandabanyak desa mendapatkebahagiaan. Para ratu akanmemberikan yang terbaik, padasukur dan memberi buah-buahan.

Maksud dari kebahagiaan dankebaikan di sini adalah, panenmasyarakat berhasil. Maksudpararatu di atas adalah parapemimpin, tentu saja apabilarakyat makmur, maka parapemimpin pun akan gembira.Adapun buah-buahan adalahsimbol kemakmuran.

6. Samagaha dina bulan JumadilAhir, alamat aya hujan sanget.Sapi, munding loba nu mati.

Apabila gerhana terjadi padabulan Jumadil Ahir, pertandaakan hujan lebat (sanget).Binatang ternak seperti Sapi,munding banyak yang mati.

Maksud hujan sanget diatas adalah hujan angin,yangmengakibatkan banjir bandang.Tentu saja binatang peliharaanbanyak yang terbawa air bah.

7. Samagaha dina bulan Rajab,alamat loba musuh, lobapandita mati. Paraponggawa teumupakat.

Apabila gerhana terjadi padabulan Rajab, pertanda akanbanyak musuh, banyak panditayang mati. Paraponggawa tidakmupakat.

Mengapa bulan Rajabbanyak musuh? Apabila kitatelusuri pada bulan Rajab Allahmenurunkan kebaikan. Apapunyang berhubungan dengankebaikan tentunya banyakdicari orang banyak. Padamasarakat Sunda yangmenganut agama Islam, adaistilah Rajaban yaitumemperingati Isro-Miraj NabiMuhammad saw. Adapertanyaan lagi, mengapabanyak musuh pada bulanRajab? Kita ketahui Rajaban itusangat luar biasa! Maksudmusuh di atas adalah bukanmusuh yang berwujud,melainkan hawa nafsu, syetan .

Page 73: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

67

‘Banyak pandita yang mati’,bukan mati karena meninggal,melainkan tidak mempunyaitaring lagi, Karena ajarannyasudah tidak didengar lagi.Mengapa demikian, karenasudah tergerus oleh perubahanzaman, bahwa ajaran agama itusudah tidak sesuai denganperkembangan zaman dansudah tidak perlu. Adaanggapan bahwa memperingatiIsro Mi’raj tidak ada darisananya, jadi mempunyaianggapan tidak perlu dirayakandan diadakan. Maksudparaponggawa tidak mufakatadalah sekarang ini sudahterbukti bahwa para pemimpinkita sudah tidak bisa mufakatlagi dalam pembicaraannya,dalam rapat, karena inginmenang sendiri.

8. Samagaha dina bulan Rewah,alamat ratu pipisahan jeungrayatna padamupakat, berasparé murah.

Apabila gerhana terjadi padabulan Rewah, pertanda akanterjadi perpisan antara ratudengan rakyatnya dan semuamufakat, padi dan berasmenjadi murah.

Maksud akan terjadi perpisahandengan ratu adalah bahwa parapemimpin yang akan berakhirmasa tugasna, tentu sajasebelum mereka(parapemingpin) harus memberikesan yang baik pada rakyatnya

, sehingga rakyatnya mufakatbersatu agar memilih kembalisang pemimpin itu. Adapunyang lebih jauhnya, harga padidan beras menjadi murah.Untuk menarik hati rakyat.Bulan Rewah, bila kita telusuriberasal dari kata arwah. Nahtentu saja tidak zaman dulutidak zaman sekarang, apabilaseseorang akan lengser, orangtersebut akan berusaha bertanyapada orang pintar, dan ujung-ujungnya adalah bertanya padaarwah.

9. Samagaha dina bulan Puasa(Ramadhan), alamat lobapanyéréwédan.

Apabila gerhana terjadi padabulan Puasa pertanda akanbanyak yang ngomel.

Bulan puasa adalah bulan yangpenuh oleh berkah dari AllahSWT. Selain itu pada bulanpuasa (Romadhon) semua pintusurga dibuka, sedangkan pintuneraka ditutup. Tentunya,segala sesuatu yangberhubungan dengan tingkahlaku kita akan menjadiperhatian orang banyak, olehkarena itu kita harus pandai-pandai menghargai orang lainyang sedang berpuasa.

10. Samagaha dina bulan Sawal(Syawal), alamat loba kararaan,rayat pada susah kurang panganmahal paré.

Page 74: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

68

Apabila terjadi gerhana padabulan Syawal, pertanda akanbanyak kesedihan, rakyat akanbanyak yang susah, semuapangan dan padi mahal.

Maksud keraraan di siniartinya adalah banyakkesedihan. Rakyat pada bulanSyawal biasanya pergi untukmudik yaitu pulang kekampung halamannya masing-masing. Tentu saja keadaan dikota akan menjadi sepi, yangberjualan di pasar punwalaupun barang dagangannyaada, tapi harganya selangit.

11. Samagaha dina bulan Hapit,(Zulqodah) alamat loba pitnahti menak jeung aya lini angingedé. Apabila terjadi gerhanapada bulan Hapit, pertanda akanbanyak fitnah dari golonganatas dan bahkan akan adagempa dan angin rebut.

Bulan Hapit adalah nama bulanyang diapit oleh dua hari rayaIslam, yaitu bulan Syawal danbulan Zulhijah. Dalamkehidupan sehari-hari, apabilaseseorang berada di tengah,diapit oleh dua orang, makamenjdi bingung, masalahnyadia hrus mengikuti yang mana.

Maksud dipitnah adalahsuruhan dari orang yang kaya,apabila tidak dituruti makaorang yang menyuruh kita akanmarah, tentu saja akan terjadigempa, yang maksudnya akanterjadi perpecahan. Kalau angin

ribut akan terjadi banyak yangmembicarakan.

12. Samagaha dina bulan Rayagung(Zulhijah), alamat loba hujanrarang paré.

Apabila terjadi gerhana padabulan Rayagung (bulan haji),bulan yang diagungkan, karenapada bulan itu selesainya semuaurusan dan semua masalah,karena bulan Rayagung adalahbulan terakhir pada bulan Islam.Kebiasaan pada masyarakatSunda, biasanya pada bulanRayagung sedang musim hujan,banyak yang melangsungkanpernikahan dan hajatan lainnya.Mungkin ada pertanyaan,mengapa pada bulan Rayagungbanyak orang yangmelangsungkan hajatan?Apabila menilik pada hujan,hujan simbol rejeki dari AllahSWT. Mungkin dari pendekatanitulah agar lebih banyak rejeki,kita tahu bahwa sifrat manusiaitu tidak pernah puas denganyang sudah ada. Rarang paréartinya padi mulai berkurang,padi akan menjadi sedikit,karena sedang musim hujan,banyak panen padi yang gagal,sehingga beras di pasaran punberkurang. Terlebih banyakyang melaksanakan hajatan,beras di pasaran punhabisterjual pada yang hajatan.

PENUTUPTernyata setelah diteliti

mengenai mitos samagaha, ada yang

Page 75: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

69

bisa kita ambil hikmahnya. Tidaksemata-mata para leluhur orangSunda membuat suatu palintangan,kalau tidak ada maksudnya. Daridata yang diperoleh, ternyata banyakmanfaat yang bisa kita ambil,misalnya saja ruwatan dalam hal iniselamatan karena takut dimangsaoleh Batara Kala. Acara Ruwatandapat menjadi salah satu objekpariwisata di tanah Sunda. Denganruwatan maka akan dipagelarkanpagelaran wayang. Dengan ruwatanmaka akan dipagelarkan beluk(dengan membaca wawacan).Dengan ruwatan maka akandipagelarkan pantun oleh jurupantun. Hal ini menjadi assetpariwisata di Jawa Barat.

Apabila dikaji lebih dalammengenai mangsa Batara Kala, halitu adalah tanda bahwa anak laki-lakidan anak perempuan sangatlahberbeda, sehingga harus jelasperbedaannya. Masyarakat dahulusudah mengingatkan ada pembatasantara laki-laki dan perempuan,Sehingga tidak akan terjadi hal yangtidak diinginkan. Selain itu pula paraleluhur juga menggunakan agamaIslam dalam menjelaskan mengenaikepercayaan terhadap samagaha.

Palintangan di atasmenggunakan nama bulan Hijriyahatau bulan Islam. Bila dikaitkandengan agama Islam, bahasangerhana ada dalam Al Quran.Apabila terjadi gerhana makashalatlah 2 berdiri, 2 fatihah, 2 ruku,dan 2 I’tidal. Shalat gerhana bulandisebut khusuf, sedangkan shalat

gerhana matahari disebut kusuf.Apabila kita telusuri mengapa kitaharus shalat gerhana? Apabilagerhana terus terjadi, apa yang akanterjadi? Mungkin kiamat, karenabumi menjadi gelap. Sedangkanmatahari adalah sumber kehidupanbagi makhluk di bumi.

Penulis mengharapkan sarandan kritik yang membangun dari parapembaca yang telah membacamakalah kami. Itulah menyibakbudaya mitos samagaha dimasyarakat Sunda. Mudah-mudahanada manfaatnya. Wallahu alambisawab.Cag!

DAFTAR PUSTAKA

Ihromi. (1990). Pokok-pokokAntropologi Budaya. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. (1998). PengantarIlmu Antropologi. Jakarta: UIPress.

Kosasih, Dede. (2005).Kalangenan Bihari

Muhit Kasakti, Kiwari MipitBalai. Bandung: Pusat StudiSunda.

Klarel, Mario. (2004). AnIntroduction To LiteraryStudies. London and NewYork: Routledge

Kriswanto&Gunawan. (2009).KalaPurbakalaKisahBataraKala dalamTeksSunda Kuna.Bandung: PusatStudiSunda.

Lembaga Basa jeung Sastra Sunda.(2007) Kamus Umum BasaSunda. Bandung: CV GegerSunten.

Page 76: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

70

Luxemberg. (1989). Pengantar IlmuSastra. Jakarta: PT Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. (1995).TeoriPengkajianFiksi.Yogyakarta: GajahMadaUniversity Press.

Rosidi, Ajip. (1966). KesusastraanSunda Dewasa Ini. Bandung:Cupumanik.

Rosidi, Ajip. (1983).Ngalanglang KasusastraanSunda. Jakarta: Pustaka Jaya

Shadily, Hasan. (1998). SosiologiUntuk Masyarakat Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta.

Suryani, Elis. (2008). Filologi.Teori, Sejarah, Metode, danPenerapannya. Bandung:Fasa Unpad

Warnaen, Suwarsih, Spk. (1987).Pandangan Hidup

Orang Sunda SepertiTercermin Dalam TradisiLisan Dan Sastra Sunda.Bandung: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Sumber data: Naskah Patakonan(Wansaredja)

Page 77: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

71

PESAN SOSIAL DAN BUDAYA DALAM LAGU DAERAH JAMBI

Yusra D.Pamela MikarestiUniversitas Jambi

e-mail [email protected] [email protected]

ABSTRAKKebutuhan setiap orang tidaklah sama, tetapi ada satu hal yanghampir semua orang membutuhkan. Kebutuhan itu adalah hiburan.Hiburan dapat diperoleh dalam kehidupan sosial yangmenyenangkan, yang masih mengedepankan nilai-nilai sosial danbudaya yang sesuai dengan lingkungan di mana kita berdiam. Jambisebagai satu bagian dari wilayah di Republik Indonesia ini memilikikehidupan sosial budaya yang dipengaruhi oleh budaya Melayu.Bukti nyata dari ini adalah adanya lagu-lagu daerah yang saratdengan muatan kehidupan sosial dan budaya Melayu masyarakatnya.Keadaan ini membuat peneliti berkeinginan untuk meneliti pesansosial dan budaya yang ada di dalam lagu daerah Jambi. Dengandemikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pesansosial dan budaya dalam lagu daerah Jambi. Metode yang digunakanadalah metode analisis content. Hasil analisis yang dilakukanmenunjukkan bahwa dalam lagu-lagu daerah Jambi banyak dimuatpesan sosial dan budaya. Pesan sosial dan budaya ini di satu sisidapat dijadikan sebagai sarana untuk mempertahankan danmelestarikan kebudayaan Melayu yang ada di Jambi danmengembangkan serta melestarikan bahasa daerah. Di sisi lain,pesan sosial dan budaya yang ada di dalam lagu-lagu daerah Jambiini juga dapat dijadikan sebagai serana untuk membentuk karakterbangsa yang cinta tanah air. Satu di antara bentuk pesan sosial yangditemukan dalam lagu daerah Jambi ini adalah dalam laguBatanghari. Dalam larik-larik lagu ini, ditemukan pesan sosialtentang bagaimana menyikapi takdir ketika perjodohan di antarasesama muda-mudi tidak berakhir dalam pernikahan. Selain itu,dalam lagu ini juga tersimpan pesan budaya yang menggambarkankeindahan alam wisata Jambi. Demikian juga halnya dapat kitajumpai dalam lagu-lagu daerah Jambi lainnya seperti lagu NegeriJambi, Pesona Jambi, Kuat Sakitnyo, Orang Kayo Htam, dan BatikJambi.Kata kunci: sosial, budaya, lagu daerah

Page 78: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

72

PENDAHULUANKehidupan bermasyarakat telah

mengantarkan seseorang padaberbagai kebutuhan. Kebutuhan itudapat berupa kebutuhan jasmani danrohani. Kebutuhan jasmani lebihpada pemenuhan kebutuhan fisikatau segala sesuatu yang berkaitandengan tubuh, misalnya kebutuhanmakan, minum, pakaian, tempattinggal, istirhat, dan lain-lain.Kebutuhan rohani lebih padapemenuhan batin atau jiwa, misalnyarasa nyaman, senang, dihargai,bahagia, puas, dan lain-lain.Keseimbangan pemenungan antarakedua kebutuhan itu haruslahseimbang agar tubuh bisa digunakanuntuk bekerja dengan baik dan otakbisa digunakan untuk mengontrolnyadengan perasaan tenang.

Berbagai cara dilakukan untukmemenuhi kebutuhan jasmani danrohani. Untuk kebutuhan jasmanibiasanya seseorang melakukanpekerjaan yang menghasilkan uangatau benda yang dibutuhkan itusecara langsung. Di lain sisi, untukmemenuhi kebutuhan rohanibiasanya seseorang mencari aktivitasyang membuat hatinya senang ataupuas. Lazimnya, kebutuhan akan rasasenang, puas, nyaman, dihargai, danbahagia bersangkut paut denganhiburan. Untuk mendapatkanhiburan, bukanlah gampang danbukan pula sulit. Dalam hal ini,sangat dibutuhkan kreativitas. Satuhal yang dapat dijadikan saranauntuk mendapatkan hiburan adalahlingkungan yang menyenangkan.

Biasanya, lingkungan yangmenyenangkan dipengaruhi olehmasyarakatnya yang masihmengedepankan nilai-nilai sosial danbudaya.

Berkesenian merupakanmedia untuk mengetahui realitassosial yang diolah secara kreatif olehpengarang. Realitas sosial itu dapatberupa hubungan antar pribadi,antara individu dengan sekelompokorang dan individu dengankebudayaan. Di dalam lagu daerahterdapat nilai yang bisa dijadikanuntuk mengetahui realitas sosialsalah satunya nilai budaya. Realitassosial dan nilai budaya ini sekaligusmembawa pesan sosial dan budayabagi penikmatnya. Ketertarikan akanmuatan pesan sosial dan budayadalam lagu daerah inilah yangmenjadi latar belakang kajian ini.

METODEPenelitian ini menggunakan

metode deskriptif. Menurut Nawawidan Martini (1996:25) “Penelitiandeskriftif adalah penelitian yangmengungkapkan mengenai objekyang sesuai dengan fakta yang ada”.Fakta yang ada yang dideskripsikandalam penelitian ini adalah datatentang hasil analisis pesan sosialdan budaya dalam lagu daerahJambi. Rancangan yang digunakanadalah penelitian kualitatif.

KAJIAN TEORIKeanekaragaman bangsa

telah melahirkan keanekaragamanbudaya. Lahirnya keanekaragaman

Page 79: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

73

budaya ini didorong oleh kebutuhanyang bersifat khusus pada suatuwilayah. Ini pula yang menyebabkansetiap daerah memiliki kekhasantersendiri dalam berbagai halkehidupan, tergantung kebutuhanmasyarakatnya, termasukkebudayaan yang berkembang diwilayah Jambi yang disebut denganbudaya daerah Jambi.

Lembaga Adat PropinsiJambi (2001:10) menyatakan“Budaya daerah Jambi terbentukoleh nilai-nilai luhur yang dijunjungtinggi oleh masyarakat daerah itusendiri, serta diimplementasikandalam kehidupan sehari-hari sebagaipedoman dalam pergaulanbermasyarakat”. Budaya yangmenjadi pedoman dalam pergaulanhidup masyarakat di daerah Jambi diantaranya berbentuk budaya sopansantun (sopan santun terhadap ibu-bapak, orang yang umurnya lebihtua, guru, teman, tamu, serta sopansantun terhadap hewan dan tanamanmilik orang lain) dan budayaberpakaian.

Kuatnya budaya di daerahJambi telah membuat para penulissyair lagu Jambi berusahamemasukkan pesan budaya di syairlagu daerahnya. Hal ini sejalandengan pendapat Siti Akbari (dalamKhak, 2014) yang menyatakanbahwa lagu daerah merupakan salahsatu produk kesenian. Lagu daerahmerupakan salah satu wujud darikebudayaan masyarakatpendukungnya. Lagu daerahmemiliki nilai rasa tersendiri bagi

masyarakat pendukung.Keberadaannya memerlukanmasyarakat pendukung sebagaipemilik bahasa daerah yang diusung.Makna di balik lagu daerah tersebutdapat menjadi milik bersamapenikmatnya, baik pemilik bahasadaerah lagu tersebut, maupun bukanpemiliknya.

Penelitian yang dilakukanoleh Siti Akbari (2014) dengan judul“Kearifan Lokal dalam Syair-syairLagu Banjar” ini menunjukkanbahwa dalam dasa warsa akhir-akhirini, sudah mulai bermunculan kajianterhadap lagu daerah. Selain ini,beberapa penelitian lain yangberkaitan dengan lagu daerah diantaranya pernah dilakukan olehMegaria (2015) dengan judulkajiannya “Makna IdeasionalLampung Sai dalam Lirik Lagu SangBumi Ghua Jurai”. Ia mengatakanSalah satu sarana mempromosikanbudaya Lampung, yakni melaluilagu. Lagu daerah Lampung yangberjudul Sang Bumi Ghua Juraitersirat pesan sebuah kekhasan dankhasanah kebudayaan masyarakatLampung, yakni berupa filosofiscultural masyarakat Lampung. Hasilpenelitian Megaria ini menunjukkanbahwa syair lagu mampu menjadiwadah untuk menyampaikan pesankebudayaan. Hal ini pula yanglandasan yang memperkuat kajianpembahasan dalam tulisan ini.

Selain Siti Akbari danMegaria, Ratnasari (2015) juga telahmelakukan penelitian terhadap laguIndonesia dengan judul tulisannya

Page 80: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

74

“Metafora Dewi dalam 30 LaguIndonesia”. Hasil penelitiannyamenunjukkan bahwa penggunaanmetafora Dewi sangat berkaitan eratdengan ranah mental seseorang yangtelah terkonseptualisasikansebelumnya, apa yang dirasakan,dipikirkan, dialami dan dilihat olehseseorang dalam keseharian sebagairanah sumber direalisasikan dalammetafora Dewi.

Lebih lanjut, Ratnasari(2015) menyatakan bahwa esesnsimanusia terletak pada kreativiyasnyamenggunakan bahasa, yangmeilibatkan kemampuan untukmenghasilkan atau menciptakanberagam variasi tuturan tanpa batasdalam berbagai bentuk dan jenisnya.Hal ini dengan mudah dapatditemukan dalam kehidupankeseharian, baik dalam lingkunganformal maupun nonformal, dalaminteraksi lisan dan tulisan. Lagumerupakan salah satu wadahkreativitas manusia dalam mengolahbahasa. Pemikiran Ratnasari ini pulayang menjadi landasan teori untukmengkaji lagu daerah Jambi darisudut pesan sosial dan budaya dalamlarik lagu Jambi ini.

Seiring dengan dua penelitianini, Yusra (2015) juga telahmelakukan penelitian dengan judul“Dinamika Bahasa dalam LaguDaerah Jambi”. Hasil penelitiannyamenunjukkan bahwa dinamikabahasa erat kaitannya dengandinamika kehidupan dan pola pikirmanusia. Erat kaitannya dengan ini,menyebabkan dinamika bahasa

sangat dipengaruhi oleh kemauanmanusianya melakukan perubahandan inovasi terhadap apa yangmenjadi aktivitas kesehariannya,termasuk dalam dunia seni sepertilagu.

PEMBAHASANJambi sebagai sebuah

propinsi yang terletak di wilayahbagian Selatan pulau Sumatera,dalam wawasan sejarah nasionaldahulu merupakan daerah pusatKerajaan Melayu. Di siniberkembanglah kebudayaan Melayuyang sampai sekarang masih sangatkuat. Etnis Melayu yang pertama kalimenduduki wilayah Jambi ini, dalamsejarahnya juga telah melahirkanbanyak karya, termasuk kesenian.

Gambaran ringkas mengenaikeberadaan orang Melayu dinusantara memberikan penjelasankepada kita bahwa etnis Melayutelah melalui masa ratusan bahkanribuan tahun. Dalam kurun waktuselama itu tentunya banyak zamantelah silih berganti di bumi tanahMelayu, termasuk masyarakatMelayu di Jambi. Hal inimenegaskan bahwa perubahanzaman tidak hanya dihadapi olehmasyarakat Melayu masa kini sajatetapi telah pula dialami olehgenerasi Melayu ratusan tahun yanglalu. Meskipun menghadapi ancamanperubahan (yang membuatmasyarakat Melayu mengalami gegarkebudayaan) namun warisan budayamasyarakat Melayu dari masalampau masih dapat kita jumpai

Page 81: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

75

dalam wujud budaya Melayu saat ini,seperti bahasa Melayu yang terusberkembang dan bahkan dijadikansebagai bahasa nasional. Berbagaiupacara adat, misalnya upacaraperkawinan, kehamilan, menaikirumah, tolak bala, dan sebagainyamasih dilaksanakan. Demikian jugadengan berbagai kesenian Melayuyang masih diusahakankelestariannya seperti zapin,dangkong, campak, gambus,makyong, bangsawan, mendu, koba,nyanyian panjang, malalak, dansebagainya. Ini merupakan buktibahwa generasi Melayu zamandahulu mampu melestarikan budayaMelayu dan mentransmisikannyakepada generasi penerus.

Dewasa ini, isu-isuperubahan dan ancaman punahnyaberbagai unsur budaya Melayumenjadi topik yang kian hangat,bagaikan sebuah tembang populeryang selalu dilantunkan dalam setiapdawai yang bernuansa Melayu.Perubahan yang dihadapi pada eraglobalisasi ini diyakini lebih dahsyatdari pada ancaman yang adasebelumnya. Berkembangnya isu-isuperubahan budaya Melayumenunjukkan bahwa masih banyakorang Melayu yang gelisah danpeduli terhadap kelestarian budayaMelayu. Kesadaran terhadappentingnya usaha pelestarian budayaMelayu itu harus terus dipupuksehingga generasi Melayu saat inijuga mampu melestarikan budayaMelayu dan mentransmisikan kepadagenerasi selanjutnya. Kajian ini

termasuk suatu usaha untukmelestarikan budaya Melayu yangsekaligus dapat mendeskripsikanbentuk-bentuk pesan sosial danbudaya yang ada di dalam lagudaerah Jambi.

Lembaga Adat PropinsiJambi (2001) telah menginventarisir20 lagu daerah Jambi yaitu; 1)sekapur Sirih, 2) Orang Kayo Hitam,3) Keris Siginjai, 4) Batanghari, 5)Merusak Hati, 6) Nasib Badan, 7)Nelayan, 8) Senandung Malam, 9)Siti Rabiah, 10) Tumbuk Tebing, 11)Serampang Laut, 12) DagangMenumpang, 13) Cik Minah, 14)Negeri Jambi, 15) Batik Jambi, 16)Ujung Tanjung, 17) DindangSayang, 18) Tus-Tus, 19) TanjungBajure, dan 20) Buka Dik Sayang.

Ismail (1995) mencobamenginventarisir lagu Melayu Jambiberdasarkan asal daerahnya.Menurutnya ada 28 lagu MelayuJambi yaitu; 1) Mak Inang, 2) AirMengalir, 3)Batanghari KelokSembilan, 4) Sike Ngali Ayea,5)Nasib Badan, 6) Dana, 7) Ya DahJa Dah Dan, 8) Syarah, 9) NabiAkhir Zaman, 10) Serampang Laut,11) Dagang Menumpang, 12) UjungTanjung, 13) Baselang Batanghari,14) Biduk Sayak, 15) TumbukTebing, 16) Orang Kayo Hitam, 17)Sekapur Sirih, 18) Pikir-pikir KauBadan, 19) Awak Nak Saba, 20)Marindau, 21) Mak Inang, 22)Rangguk, 23) Anak Balam, 24)Serampang Bakilek, 25) UhangJaehuh, 26) Muaro Jambi, 27) KuatSakitnyo, 28) Pesona Jambi.

Page 82: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

76

Beberapa di antara lagudaerah Jambi ini memuat pesansosial dan budaya. Pesan itu dapatdiamati dari syair yang ada dalamsetiap larik lagu. Sesuatu dikatakanmembawa pesan apabila didalamnyaterdapat nilai-nilai atau sesuatu yangberguna bagi banyak orang. Pesansosial dan budaya merupakan wujuddari nilai sosial dan budaya yangtergambar melalui perilaku atausikap seseorang. Husniah (2016:366)menyatakan:

Sikap merupakan faktor yangada pada diri manusia yangmendorong timbulnya perilakutertentu. Sikap tidak terbentuk begitusaja tanpa ada proses, yaitu prosesperkembangan kehidupannya. Jikasuatu proses perkembangan hidupbaik maka akan mengakibatkan suatukepribadian yang harmonis.

Sikap dapat dibentuk melaluibeberapa cara, salah satu dianataranya dengan mengasahkepekaan emosi. Kepakaan emosidapat diasah melalui penghayatanterhadap berbagai karya seni, diantaranya adalah lagu, termasuk lagudaerah. Orang yang terasah kepekaanemosinya akan lebih mudahmembentuk sikapnya. Kesenian,dalam hal ini termasuk lagu sebagaisatu di antara bentuk keseniandipandang dapat membentuk sikap.Dikatakan demikian karena kesenianmerupakan sebuah hiburan yangdapat menyejukkan hati, memuaskankebutuhan, dan membuat perasaanlebih bahagia.

Lagu daerah Jambimerupakan satu di atara lagu daerahyang ikut andil dalam membentuksikap masyarakatnya, baik sikapyang berwujud pesan sosial maupunpesan budaya. Beberapa lagu berikutini merupakan lagu yang dapatmembentuk sikap masyarakatnya.Lagu Batanghari misalnya, mewakilipenjelasan tentang keindahan alamJambi yang dialiri SungaiBatanghari. Lagu ini menyimpanpesan sosial dan budaya yang cukupkuat. Contohnya dalam larik berikut.

(1)Batanghari aeknyolah tenang(Batanghari airnyalah tenang)Biakpun tenang deraslah ketepi(Biarpun tenang deraslah ke tepi)

(2)Batanghari kebanggaan Jambi(Batanghari kebanggaan Jambi)(Sungai terpanjang sebatas negeri)Sungai tepanjang sebatas negeri

Larik lagu yang berbunyi“Biarpun tenang deraslah ke tepi”menyiratkan bahwa dalam kehidupansosial kita harus tetap waspadameskipun secara lahir, dari apa yangdapat dilihat secara langsung denganmata, keadaan di sekitar kita tenang-tenang saja, kita tetap harus waspadadengan bahaya yang sewaktu-waktubias saja mengancam kita. Begitujuga dalam larik “Batangharikebanggaan Jambi” dan “Sungaiterpanjang sebatas negeri”menyiratkan bahwa masyarakat

Page 83: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

77

Jambi sangat membanggakankeindahan alam negerinya yangapabila ditinjau dari sudut budaya,ini termasuk budaya menghargai danbangga dengan kekayaan negerisendiri. Kebanggaan atas kekayaannegeri sendiri ini sekaligus dapatmenjadi media untukmempromosikan daerah tersebutyang tentunya masuk ke dalam ranahpariwisata. Ini terdapat dalam kata“kebanggaan” dan “sungaiterpanjang”.

Larik lagu berikut ini memuatpesan tentang tempat-tempat wisatadi Jambi, yang sekaligus jugamenunjukkan adanya pesan budaya,yakni budaya cinta lingkungansendiri. Contohnya:

(1)Jalanlah jalan ke Ojong Jabong(Jalanlah jalan ke Ujung Jabung)Singgah sebentar di Penyaguan(Singgah sebentar di Penyaguan)

(2)Pegi besantai ke Tanggo Rajo(Pergi bersantai ke Tanggo Rajo)Nampaklah jelas Jambi Seberang(Tampaklah jelas Jambi Seberang)

Pilihan kosa katanya yangcendrung seperti bergurau membuatpendengar lagu ini tertawa.Seseorang yang mampu membuatorang lain senang dengan tuturannyamerupakan gambaran dari orangyang memiliki kepribadianmenyenangkan. Orang seperti initentunya disenangi banyak orang

dalam lingkungan sosial di mana iaberdiam. Oleh sebab itu pula, lariklagu ini sekaligus menggambarkanbahwa masyarakat Melayu memilikijiwa sosial yang baik. Contohnya:

(1)Anaklahnyo Jambi jangan lah dikenang(Anaklahnyo Jambi janganlahdikenang)Siang tebayang malam lah bamimpi(Siang terbayang malam lahbermimpi)Anaklah Jambi jangan lah di kenang(Anaklah Jambi janganlah dikenang)Siang tebayang malam lah bamimpi(Siang terbayang malam lahbermimpi)

(2)Maulah ku pinang dek oy apolah kandayo(Maulah kupinang dik oi apalah kandaya)Sudahlah nasib orang diambeklahorang(Sudahlah nasib orang diambillahorang)Maulah ku pinang dek oy apolah kandayo(Maulah kupinang dik oi apalah kandaya)Sudahlah nasib orang diambeklahorang(Sudahlah nasib orang diambillahorang)

Pesan soaial lain yangtersimpan dalam larik lagu ini adalahbahwa kita tidak harus berebutsesuatu yang diinginkan apabila yang

Page 84: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

78

kita inginkan itu sudah menjadi milikorang. Terimalah semua itu sebagaitakdir kehidupan. Ini terlihat dalamlarik “Maulah kupinang dik oi apalahkan daya” Sudahlah nasib orangdiambillah orang”.

Selanjutnya, lagu NegeriJambi. Lagu ini mengisahkanluasnya wilayah Jambi denganalamnya yang indah, yang memilikisejarah dan kebudayaan tersendiri.Lirik lagu ini juga menggambarkanpesan budaya. Pesan budaya yangdisampaikan menggambar kecintaanmasyarakat Jambi terhadap alamlingkungannya. Kecintaan terhadaplingkungan merupakan bagian daribentuk budaya cinta lingkungan.Contohnya:

(1)Dari ujung jabung(Dari Ujung Jabung)sampai durian tangkuk rajo(sampai durian Tangkuk Rajodari sialang belantak besi(dari sialang belantak besi)hinggo bukit tambo nan tulang(hingga Bukit Tambo Nan Tulang)

(2)itu lah negeri jambi(itulah negeri Jambi)sepucuk jambi sembilan lurah(Sepucuk Jambi Sembilan Lurah)bersih aman dan tertib kotanyo(bersih aman dan tertib katanya)serta ramah tamah rakyatnyo(serta ramah tamah rakyatnya)

(3)

alamnyo indah dari tanjung jabunghinggo Kerinci(alamnya indah dari Jabung hinggaKerinci)sungguh Jambi suatu negeri yangoleh Tuhan telah diberkati(sungguh Jambi suatu negeri yangoleh Tuhan telah diberkati)

(4)ayo kawan semua(ayo kawan semua)jago negeri yang makmur ini(jaga negeri yang makmur ini)dengan segalo upayo kito(dengan segala upaya kita)agar negeri bijak bestari(agar negeri bijak bestari)

Sangat banyak pesan budayaberupa kebanggaan terhadap negeriJambi digambarkan dalam larik laguini. Ajakan untuk mencintai negeriJambi, kebanggaan terhadapkeindahan alam Jambi, dan ajakanuntuk menjaga kelestarian hidupyang damai di negeri ini sangat kuatdipesankan oleh penulis larik laguini. Ini dapat dilihat dalam larik:itulah negeri Jambi/ sepucuk jambisembilan lurah/ bersih aman dantertib kotanyo/ serta ramah tamahrakyatnyo/ alamnyo indah daritanjung jabung hinggo kerinci/sungguh Jambi suatu negeri yangoleh Tuhan telah diberkati/ ayokawan semua/ jago negeri yangmakmur ini/ dengan segalo upayokito/ agar negeri bijak bestari.

Selain lagu Negeri Jambi adalagi lagu Batik Jambi. Lagu ini

Page 85: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

79

menggambarkan pesan budayaberbentuk adat istiadat perkawinanyang khas di daerah ini, yakni adatistiadat yang didukung oleh budayamemakai kain batik khas Jambi danpesan sosial. Hal ini dapat dilihatdalam larik lagu berikut.

(1)Malam lah iko malam bainai sayang(Malamlah ini malam berinaisayang)Esok luso kanti besanding(Esok lusa teman bersanding)Mano lah kain nan kan di pakai(Mana lah kain yang akan dipakai)Kain nan lamo idak sebanding(Kain yang lama tidak sebanding)

Malam berinai merupakansatu di antara bentuk adat yangberlaku di daerah Jambi. Adat initurun temurun dari zaman dulu yangtak bias ditemukan secara pastikapan dimulainya. Yang jelas, adatseperti ini masih berlaku sampaisekarang. Kuatnya pelestarian adatini membuat penulis syair lagudaerah Jambi pun mengabadikannyadalam lagu Batik Jambi. Inimenggambarkan bahwa syair lagujuga mampu dimanfaatkan untukmenyampaikan pesan sosial danbudaya.

(2)Apolah pulak idak sebanding sayang(Apalah pula tidak sebandingsayang)Pakaian lamo tu elok jugo(Pakaian lama itu bagus juga)Tekabar kanti duduk besanding

(Terkabar teman duduk bersanding)Kito di rumah jangan belago(Kita di rumah jangan berkelahi)

Syair lagu Batik Jambi yangberbunyi Tekabar kanti dudukbesanding/ Kito di rumah janganbelago atau Terkabar teman dudukbersanding/ Kita di rumah janganberkelahi menunjukkan bahwa syairlagu ini memuat pesan sosial agarhidup bersahabat.

(3)Cubo la tengok tetanggo bang(Coba lah lihat tetangga bang)Kain nyo elok bebungo-bungo(kainnya bagus berbunga-bunga)Dak bosan mato memandang(Tidak bosan mata memandang)Kain besulam benang berado(Kain bersulam benang mahal)

Larik ketiga dari lagu BatikJambi juga menggambarkan pesansosial. Pesan sosial yangdisampaikan berupa penghargaanterhadap orang lain ataskelebihannya.

(4)Ooiii... kalulah itu nan adik katokan(Ooiii...kalaulah itu yang adikkatakana)Rasonyo abang dak salah lagi(Rasanya abang tak salah lagi)Kain tenamo tenunan seberang(Kain ternama tenunan seberang)Itulah dia si batik Jambi(Itulah dio si batik Jambi)

Page 86: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

80

Larik keempat dari lagu BatikJambi menggambarkan pesanbudaya. Pesan budaya itu berupa rasabangga terhadap hasil karyamasyarakatnya berupa batik Jambi.Hal ini dipertegas dengan larikkelima lagu ini seperti berikut.

(5)Buah keduduk buah belimbing...sayang(Buah keduduk buah belimbing...sayang)Jangan di petik di pagi hari(Jangan dipetik di pagi hari)Nengok penganten duduk besanding(Lihat penganten duduk bersanding)Kito beduo bebatik Jambi. (Kitaberdua berbatik Jambi.)

Selanjutnya, dalam laguOrang Kayo Hitam ditemukan jugapesan sosial dan budaya. Hal inidapat dilihat dalam larik berikut.

Orang Kayo Hitam(Orang Kayo Hitam)(1)Orang Kayo Hitam, gagah perkaso(Orang Kayo Hitam, gagah perkasa)Namonyo agung dimano-mano(Namanya agung di mana-mana)Sampai Mataram orang kenali(Sampai Mataram orang kenali)Pusako bundo di Batang Hari(Pusaka bunda di Batanghari)

(2)Ayah bernamo Datuk Berhalo

(Ayah bernama Datuk Berhalo)Turunan suci asal Bagindo(Turunan suci asal Baginda)Putri Pinang Masak namo ibunyo(Putri Pinang Masak nama ibunya)Dari Pagaruyung negeri asalnyo(Dari Pagaruyung negeri asalnya)

(3)Reff:Sutoo(Sutooo)

Orang Kayo Hitam agung di mano-mano(Orang Kayo Hitam agung di mana-mana )Keris Siginjai senjato yang utamo(Keris Siginjai senjata yang utama)

(4)Rangkayo Pingai dulur yang tuo(Rangkayo Pingai saudara yang tua)Yang bijaksano mimpin negeri(Yang bijaksana memimpin negeri)Ke dataran lamo dulur yang mudo( Ke daratan lama saudara yangmuda)Gunung balangsebo diuji kenar(Gunung belangtopi diuji kenari)

(5)Mayang mengurai istri setia(Mayang mengurai istri setia)Anak Tumenggung merah melato(Anak Tumenggung merah melata)Meriam sejiwa penjelmaannyo(Meriam sejiwa penjelmaannya)Sutooo(Sutooo)

Page 87: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

81

PENUTUPTidak cukup kesempatan ini

untuk menguraikan satu persatupesan sosial dan budaya yang adadalam lagu daerah Jambi, yang dapatdimanfaatkan sekaligus sebagaihiburan. Hal yang dapat disimpulkanadalah tidak sulit sebenarnya untukmemenuhi kebutuhan akan hiburan.Kebutuhan itu dapat ditemukanmelalui lagu daerah, termasuk lagudaerah Jambi. Selain itu, lagu daerahjuga dapat dijadikan sumber untukmenemukan pesan sosial dan budaya. Pesan ini di satu sisi mampumempererat persaudaraan sekaligussebagai sarana mempromosikanpariwisata yang ada di daerah.Dengan demikian, kajian terhadaplagu daerah sudah saatnya makindigalakkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bawa, I. W. (2011). PerkukuhBudaya Bangsa denganMemanfaatkan Peran BahasaDaerah. Dalam Buku RisalahKongres Bahasa IndonesiaVIII Pemberdayaan BahasaIndonesia MemperkukuhBudaya Bangsa dalam EraGlobalisasi. Jakarta: BadanPengembangan danPembinaan Bahasa.Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

Ghazali, A.M. 1995. BukuPendidikan Musik. Jakarta:Yudhistira.

Ismail, Z. 1995. Mata PelajaranBudaya Daerah Jambi: BukuPendidikan Musik. Jakarta:Yudhistira.

Khak, A. (Ed.). 2014. Bahasa Ibu:Pelestarian dan PesonaSastra dan Budayanya.Sumedang: Unpad Press.

Lembaga Adat Jambi. 2001. Pokok-pokok Adat Pucuk JambiSembilan Lurah: Seni danBudaya Adat Jambi. Jambi:Lembaga Adat Jambi.

Mbete, A. M. (2011). PemekaranFungsi Bahasa Daerah DemiKetahanan Budaya Bangsa.Dalam Buku Risalah KongresBahasa Indonesia VIIIPemberdayaan BahasaIndonesia MemperkukuhBudaya Bangsa dalam EraGlobalisasi. Jakarta: BadanPengembangan danPembinaan Bahasa.Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

Nawawi, H. H. dan Martini, H. M.1996. Penelitian Terapan.Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Ratnasari, D. 2015. Metafora“Dewi” dalam 30 LaguIndonesia: LinguisticScientific MeetingProceeding InternationalConference. Bandung:Universitas Padjadjaran.

Yusra D. 2015. Dinamika Bahasadalam Lagu Daerah Jambi:Linguistic Scientific MeetingProceeding InternationalConference. Bandung:Universitas Padjadjaran.

Page 88: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

82

REPRESENTASI PENAMAAN OBJEK DAYA TARIK WISATASUMEDANG SELATAN

(Kajian Etnolinguistik)

Nurhasanah, M.Hum dan HeryaniSekolah Tinggi Bahasa Asing Sebelas April Sumedang

[email protected], [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini berjudul Representasi Penamaan Objek Daya TarikWisata Sumedang Selatan Kajian Etnolinguistik. Penelitian inidilatar belakangi dengan banyaknya objek daya tarik wisata denganpenamaan yang dimulai dengan kata “kampung”. Tujuan penelitianini adalah 1. Untuk mengetahui makna leksikal dari penamaan objekdaya tarik wisata yang berada di Kecamatan Sumedang Selatan; dan2. Mengetahui bagaimana representasi dari penamaan objek dayatarik wisata yang berada di Kecamatan Sumedang Selatan. Daripenelitian ini ditemukan beberapa hasil sebagai berikut: tigapenamaan objek daya tarik wisata yaitu, kampung Karuhun,kampung Toga dan kampung Ladang. Dari nama-nama tersebut jugadidapat adanya makna leksikal dan representasi dari ketigapenamaan objek daya tarik wisata.

Kata kunci : penamaan, objek daya tarik wisata, etnolinguistik, SumedangSelatan

LATAR BELAKANGSumedang dikenal dengan

sebutan “Kota Tahu”, merupakankota kecil yang berbatasan denganIndramayu di Utara, Majalengka diTimur, Garut di Selatan, Bandung diBarat Daya, dan Subang di Barat.Sumedang dikelilingi olehpegunungan dan perbukitan.Takkalah dengan kota tetangganya,Bandung, Sumedang sangat kayaakan potensi pariwisata karenawilayahnya yang masih asri dankeindahannya yang tetap terjaga.

Ini dibuktikan denganbanyaknya objek daya tarik wisata

yang ada di Sumedang yang kianhari kian meningkat, apalagi denganadanya waduk terbesar di AsiaTenggara yang berada di Sumedangmendorong masyarakat setempat,pengusaha, dan pemerintah daerahmemanfaatkan keadaan tersebutuntuk meningkatkan bidangpariwisata.

Menurut Undang-undangKepariwisataan No. 9 Tahun 2010,pariwisata adalah berbagai macamkegiatan wisata dan didukungberbagai fasilitas serta layanan yangdisediakan oleh masyarakat,pengusaha, pemerintah, dan

Page 89: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

83

Pemerintah Daerah. Sedangkanobjek daya tarik wisata adalah segalasesuatu yang memiliki keunikan,keindahan, dan nilai yang berupakeanekaragaman kekayaan alam,budaya, dan hasil buatan manusiayang menjadi sasaran atau tujuankunjungan wisatawan.

Dengan besarnya potensipariwisata yang ada di Sumedang,banyak masyarakat setempat,pengusaha, dan pemerintah daerahmemanfaatkannya dengan caramengelola dan mengembangkanpotensi tersebut menjadi objek dayatarik wisata yang baru dandisesuaikan dengan kebutuhanwisatawan. Karena Sumedang masihterjaga alamnya, banyak objek dayatarikwisata yang memanfaatkan alamseperti Kampung Toga, CurugCigorobog, Pemandian Air PanasBuah Dua, dan lain-lain.

Seiring dengan kebutuhanakan perjalanan wisata yangmeningkat di masyarakat, pengelolaobjek daya tarik wisata berlomba-lomba untuk menarik wisatawanuntuk mengunjungi objek daya tarikwisatanya. Pariwisata merupakansalah satu penghasilan terbesar daripendapatan suatu daerah karenapariwisata melibatkan hajat hiduporang banyak. Oleh karena itu,promosi pariwisata sangat diperlukanuntuk terus meningkatkanpendapatan juga guna menarikmasyarakat untuk melakukan wisatadi tempat tersebut. Berbagai strategidan promosi dilakukan sepertimembuat wisata dan penamaan yang

unik, aneh, baru, dan menarik,menghadirkan sesuatu yang berbedadari yang lain, juga dengan promosiyang berupa brosur, baliho, voucher,atau melalui social media, koran,televisi, dan radio.

Salah satu strategi yangsangat penting dalam menarikwisatawanya itu penamaan suatuobjek wisata sebagai daya tarikwisata. Disini peran bahasa sangatdibutuhkan, dengan pilihan danstruktur bahasa yang tepat dapatmembuat suatu objek daya tarikwisata semakin menarik dan diminatiwisatawan. Selain itu pemilihan kataakan lebih menarik jika disesuaikandengan bahasa dan budayamasyarakat setempat terbukti dengantiga objek daya tarik wisata yangakan diteliti yaitu KampungKaruhun, Kampung Toga, danKampung Ladang. Maka, penelitianini mengangkat judul “RepresentasiPenamaan Objek Daya Tarik Wisatadi Kecamatan Sumedang SelatanKabupaten Sumedang” yang dikajisecara Etnolinguistik. Permasalahanyang akan diangkat pada penelitianini adalah; 1. Apa makna leksikaldari penamaan objek daya tarikwisata yang berada di KecamatanSumedang Selatan; dan 2.Bagaimana representasi daripenamaan objek daya tarik wisatayang berada di KecamatanSumedang Selatan. Sedangkantujuan dari penelitian ini adalah; 1.Untuk mengetahui makna leksikaldari penamaan objek daya tarikwisata yang berada di Kecamatan

Page 90: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

84

Sumedang Selatan; dan 2.Mengetahui Bagaimana representasidari penamaan objek daya tarikwisata yang berada di KecamatanSumedang Selatan.

METODOLOGIEtnolinguistik atau disebut

linguistik antropologi sendirimerupakan cabang dari ilmuantropologi. Foley (2001:5)menjelaskan bahwa anthropologicallinguistics is a search for themeanings in linguistic practiceswithin wider cultural practices.Maksudnya, etnolinguistikmembahas tentang keterkaitan antarabahasa dan budaya suatu masyarakatdimana suatu bahasa akan munculdari sebuah kebudayaan ataukebiasaan masyarakat.

Penelitian ini menggunakanteknik dan metode deskriptifkualitatif yang bertumpu pada fakta,kejadian, data yang ada denganbertujuan untuk membuat deskripsi,gambaran atau lukisan secarasistematis, faktual dan akuratmengenai fakta-fakta, sifat-sifat sertahubungan antar fenomena yangdiselidiki (Nazir 1988), tidak hanyauntuk menjelaskan secaramenyeluruh masalah yang ditelitidan diamati, namun menjadipedoman ketika akan melakukanpenelitian. Penelitian ini meliputipengumpulan data, analisis data,interpretasi data, dan pada akhirnyadirumuskan suatu kesimpulan yangmengacu pada analisis data tersebut.

Teknik yang digunakan padapenelitian ini adalah teknikwawancara dan teknik catat.Sedangkan untuk penambahanreferensi penelitian ini ditunjangdengan studi pustaka ke beberapaperpustakaan seperti; perpustakaandaerah yang berada di wilayah kotaSumedang dan perpustakaan yangberada di lingkungan YayasanSebelas April Sumedang.

PEMBAHASANA. Makna Leksikal Nama-nama

Objek Daya Tarik Wisata YangAda di Sumedang Selatan

Mengetahui secara leksikalatau secara makna kamus penamaansuatu objek daya tarik wisata sangatpenting untuk lebih memahamimakna, tujuan, dan sebagai strategipromosi objek daya tarik wisata itusendiri. Berikut adalah maknaleksikal dari tiga objek daya tarikwisata yang diteliti:

1. Kampung Karuhun“Kampung Karuhun” terdiri dari

dua kata benda yaitu kampung dankaruhun. Kampung berartinamaalternatif untuk desa/kelurahanyang merupakan satuan pembagianadministratif daerah yang terkecil dibawahkecamatan/mukim/distrik/banua(benua). Sedangkan karuhun ataudalam bahasa Indonesia leluhur ataunenek moyang adalah orang yanghidup pada zaman dahulu.

2. Kampung Toga

Page 91: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

85

Kampung Toga terdiri dari duakata benda yaitu kampung dan toga.Kampung seperti dijelaskan diatas,yaitu namaalternatif untukdesa/kelurahan yang merupakansatuan pembagian administratifdaerah yang terkecil di bawahkecamatan/mukim/distrik/banua(benua). Sedangkan Toga merupakansingkatan dari Tanaman ObatKeluarga yaitu tanaman disekitarrumah yang bisa dijadikan obat-obatan.

3. Kampung LadangKampung Ladang terdiri dari

dua kata benda yaitu kampung danladang. Kampung yaitunamaalternatif untuk desa/kelurahanyang merupakan satuan pembagianadministratif daerah yang terkecil dibawahkecamatan/mukim/distrik/banua(benua). Sedangkan kata ladang yaitutanah yang diusahakan dan ditanami(ubi, jagung, dan sebagainya) dengantidak diairi; tegal; tanah atau tempatyang luas yang diusahakan karenamengandung sumber daya alam,seperti minyak; sumber ilham,pendapatan dan sebagainya.

B. Represtentasi Penamaan ObjekDaya Tarik Wisata Yang Ada diSumedang SelatanPenamaan sebuah objek daya

tarik wisata erat kaitannya denganbahasa, budaya, pola pikir dan latarbelakang masyarakat setempatsehingga sangat berpengaruh dalamkeberlangsungan objek daya tarik

wisata itu sendiri. Budaya danbahasa Sunda pada masyarakatSumedang masih terjaga walaumemang hampir tergeser olehbudaya asing dan bahasa Sunda yangmulai ditinggalkan, namun haltersebut bisa dibuktikan padapenamaan objek daya tarik wisatayang masih banyak menggunakanbahasa Sunda dan disisipkankebudayaan masyarakat Sumedangitu sendiri. Hal tersebut tercerminpada tiga objek daya Tarik wisatayang diteliti sebagai berikut:

1. Kampung KaruhunKampung di Sumedang itu

sendiri identik dengan wilayah ataudaerah yang masih asri denganalamnya yang terjaga, sederhana,belum terjamah oleh kebudayaanmoderen, bangunan-bangunan yangsederhana dan tradisional, orang-orangnya yang terkenal ramahdengan kebanyakan matapencaharian sebagai petani,kebudayaannya yang masih terjaga,dan sebagainya. Kampung Karuhunsendiri berada di pedesaaan atauperkampungan tepatnya dusunCitengah. Dulunya KampungKaruhun merupakan tempat wisatayang diberi nama Cibingbin namunsetelah berganti kepemilikan padaOktober 2015 namanya bergantimenjadi Kampung Karuhun yangterkenal saat ini. Dinamai KampungKaruhun karena letak geografisnyayang berada di pedesaaan atauperkampungan tepatnya di dusunCitengah.

Page 92: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

86

Sedangkan untuk katakaruhunnya sendiri merupakansebuah konsep dan tujuan tempatwisatanya itu sendiri yaitu dengankonsep bernuansa etnis, mengangkatkearifan lokal khususnya Sunda.Setiap hari Minggu di tempattersebut diadakan dua live musicyang berbeda, pertama untuk tingkatremaja sampai dewasa yaitu bandyang terdiri dari siswa-siswadisabilitas di Sumedang, kedua untukdewasa keatas yaitu musik khasSumedang dengan menggunakanalat-alat musik Sumedang sepertikecapi suling dan songah (alat musikkhas citengah yang disandingkandengan karinding). Selain itu karenakonsep dan tujuannya, juga karenamakanan dan rempah-rempah yangdipakai, juga beberapa bangunanyang bernuansa Sunda yang kentalakan budaya masa lalu. Makananyang ditawarkan hampir semuanyameruapakan makanan khas Sunda,contohnya ikan bakar, liwet, dansebagainya juga denganmenggunakan rempah rempah buhunzaman dulu yang hampir sudah tidakdigunakan lagi pada zaman sekarang.Honje salah satunya, yaitu rempahyang sudah langka dan jarangdigunakan yang menyebabkan citarasa dan aroma masakan yang khasbuhun (zaman dulu). Selain makananada juga bangunan dan penginapanyang bernuansa buhun, beberapabangunan saung dibuat dari bambu,dan disana terdapat empat modelpenginapan dengan delapan ruanganyang semuanya terbuat dari bambu,

diantaranya Saung Awi, Bale Awi,dan Barak.

2. Kampung TogaKampung Toga itu sendiri

merupakan suatu perkampungan ataupedesaan yang terletak di desaSukajaya, karena lokasi objek dayatarik wisata tersebut hampir meliputiseluruh perkampungan tersebut, itusebabnya dinamai kampung.

Sedangkan kata Toga itusendiri sebetulnya merupakansingkatan dari Tanaman ObatKeluarga. Konon disana terdapatbanyak tanaman obat atau apotikhidup yang bisa berkhasiat untukberbagai penyakit. Oleh karena itu,pedesaan tersebut disebut Toga.Karena letaknya yang strategisdengan pemandangan kotaSumedang yang indah yang bisadinikmati dari sana khususnya dibukit Toga itu sendiri menariknamun daerahnya yang gersang dankurang produktif, seorang pegawainegeri sipil Drs. Samsudinmemprakarsai untuk mendirikansuatu objek daya tarik wisata diwilayah tersebut dan dalampengelolaannya dibantu wargasetempat. Karena pedesaan itu sudahterkenal dengan kawasan yangbanyak apotik hidupnya, makapemilik Kampung Toga saat itumemanfaatkan hal tersebut untukmembuat suatu objek daya tarikwisata yang bernama KampungToga.

Page 93: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

87

3. Kampung LadangSeperti halnya Kampung

Karuhun dan Kampung Toga,Kampung Ladang berlokasi diperkampungan atau pedesaan yangmenyebabkan salah satu alasanmengapa objek daya tarik wisatatersebut dinamai Kampung Ladang.Sebelumnya objek daya tarik wisatatersebut hanya dinamai Ladang saja,namun ketika kedatangan salah satuBupati Sumedang ke tempat tersebut,kemudian warga setempat mulaimenyebut tempat tersebut KampungLadang hingga saat ini.

Sedangkan untuk namaLadang itu sendiri yaitu karenadulunya tempat tersebut merupakankebon atau perkebunan dalam bahasaIndonesia, dan orang-orang setempatkebanyakan bermata pencahariansebagai petani yang suka bercocoktanam di kebun. Kampung Ladangmenawarkan suasana perkebunandengan mempertahankan perkebunandisekitarnya. Luas perkebunan yangtermasuk ke dalam objek daya tarikwisata tersebut mencapai kuranglebih satu hektar. Pertama masuk kebagian front office, pengunjung akandihadapkan dengan dapur khasSunda dengan terdapatnya tungku-tungku api atau biasa disebut hawuoleh orang Sunda, meja-meja kayu,perabotan Sunda tradisional, jugabangunan yang menyerupai saungyang terbuat dari kayu dan bambu.Pengunjung akan menikmatimakanan khas yang bisaanya parapetani makan di kebun seperti liwethangat disajikan beserta kastrolnya,

karedok kacang, asin peda, lalabsambel dan sebagainya. Selainmenjual makanan khas petani,Kampung Ladang juga menjualproduk-produk perkebunan yangpihak Kampung Ladangnya sendiriyang menanamnya. Agar suasanaladangnya semakin kental, parapelayan dan pekerja disana selalumemakai pakaian khas para petanidengan kaos dan celana komprang,dan sebagainya, juga banyak pekakasberkebun terdapat disana seperticangkul dan kored. Suasanaperkebunan yang sangat kentalmenjadikan objek daya tarik wisatatersebut dinamai Kampung Ladang.

KESIMPULANBahasa, budaya, pola pikir

dan latar belakang masyarakatsetempat sangat berpengaruh dalampenamaan suatu objek daya tarikwisata yang ada di Sumedang.Kampung Karuhun, Kampung Toga,dan Kampung Ladang merupakantiga objek daya tarik wisataSumedang yang terkenal baik diwilayah Sumedang itu sendirimaupun di luar wilayah Sumedang.Hal ini dikarenakan penamaan yangsangat erat dengan masyarakatsetempatnya itu sendiri sehinggaberpengaruh ke konsep, tujuan,promosi, strategi pemasaran, hinggabentuk objek daya tarik wisata itusendiri. Ketiga objek daya tarikwisata tersebut menggunakan namakampung sebagai nama pertamayang erat dengan letak geografisyaitu terletak di perkampungan atau

Page 94: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

88

pedesaan. Sedangkan untuk katakaruhun merupakan konsep yangbuhun (zaman dulu); toga yaitukarena tempatnya terkenal akanterdapatnya banyak obat-obatan yangbisa digunakan untuk berbagaimacam penyakit; dan ladangmerupakan konsep perkebunan yangkental dan berlokasi di areaperkebunan diantara perkampungan.

DAFTAR PUSTAKA

Hudson diterjemahkan oleh Rochayahdan Misbach Djamil; 1995:1

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar IlmuAntropologi. Jakarta: RinekaCipta.

Kuswarno, Engkus. 2011. EtnografiKomunikasi. Bandung: RefikaAditama.

Satjadibrata. 2011. Kamus Sunda-Indonesia. Bandung: Kiblat BukuUtama.

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/03/kajian-etnolinguistik-peribahasa-dan-ungkapan-bahasa-cirebon/ diunggah pada hari jumat10/3/2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Kampungdiunggah pada hari jumat10/3/2017

http://linguistikid.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-penelitian-deskriptif-kualitatif.html?m=1 diunggahpada hari senin 13/3/2017

2003.Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga. Balai Pustaka.Jakarta

Page 95: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

89

TELAAH KRITIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KALIMATPERNYATAANDI MASJID KABUPATEN SUMEDANG

Dr. Denny Kodrat, M.PdSekolah Tinggi Bahasa Asing Sebelas April Sumedang

Email: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh realita bahwa masjid merupakanpusat kegiatan umat Islam yang tidak hanya sekadar kegiatan ibadahspiritual, seperti shalat dan berdoa, namun juga ibadah dalampengertian luas, yaitu kegiatan kehidupan manusia, baik aktivitasekonomi, sosial, budaya, hingga politik. Masjid bahkan menjadipusat peradaban Islam. Beranjak dari pemahaman awal tersebut,sebagai respon terhadap upaya pendidikan karakter yangdikampanyekan pemerintahan Joko Widodo, maka menjadi menarikmeneliti bagaimana masjid menggunakan bahasa yang tidak hanyaberterima, namun juga santun saat menyampaikan informasinya.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodedeskripsi terhadap dua masjid besar di Kabupaten Sumedang. Darihasil temuan dan kajian dengan menggunakan teori yang disarankanoleh Grice dan Leech maka dapat disimpulkan bahwa penggunaanbahasa santun di masjid belum dijadikan kepedulian utama (mainconcern). Penutur hanya memfokuskan kepada tujuan berita tersebut.Kata kunci: Kesantunan bahasa, Masjid, Informasi

LATAR BELAKANGRevolusi mental yang digagas

pemerintah Jokowi-JK direspon dibidang pendidikan denganmengedepan pendidikan karakterpada pendidikan dasar danmenengah. Penyesuaian kurikulumyang sempat dilakukan olehKementerian Pendidikan danKebudayaan era Menteri AniesBaswedan dengan menggulirkankewajiban orang tua mengantaranak-anaknya pada hari pertamamasuk sekolah, mewajibkanmenyanyikan lagu Indonesia Raya,diharapkan dapat mendukung

program revolusi mental ini. MenteriPendidikan pascareshuffle MuhadjirEffendy memperkuat programsebelumnya dengan menggulirkanfull day school.

Dalam konteks bahasa, upayamemperkokoh program revolusimental ini, perlu dilakukan denganmemperkuat pembiasaan-pembiasaanyang positif di tengah masyarakat.Salah satunya adalah denganmembiasakan berbahasa santun.Tentunya berbahasa Indonesia (danjuga bahasa daerah) yang santunmenjadi tantangan tersendiri dalamkehidupan global. Arus informasi

Page 96: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

90

yang masif dan dapat mudah diaksesoleh masyarakat membuka secaralebar peluang masuknya nilai-nilaibaru (new values) yang bisamemperkaya nilai-nilai baik yangsudah ada di tengah masyarakat,namun juga tidak menutupkemungkinan menegasikan kearifanlokal yang sudah berdiri mapan.Namun hal ini adalah sebuahkeniscayaan yang harus dihadapioleh masyarakat.

Sebagaimana lazimnya fungsibahasa, sebagai alat penyampaimakna, gagas dan alat komunikasi(communication exchange), makakajian bahasa tulisan (writtencommunication) menjadi fenomenamenarik yang seringkali luput dalampembahasan linguistik. Sebuah“kekeliruan” linguistik, khususnyadalam tata aturan, seolah-olahmenjadi “benar” dan berterima saatia digunakan secara luas olehmasyarakat. Misalnya, dalam sebuahacara hiburan/musik di sebuahtelevisi swasta, slogan “Keepsmile*” menjadi berterima, meskisecara gramatika bahasa Inggris, iakeliru dikarenakan setiap kata keepbila bertemu kata kerja (smile), makakata kerja tersebut harusditambahkan akhiran –ing. Sehinggakalimat berterimanya adalah keepsmiling. Namun karena kata-kata“keep smile” ini hampir setiap haridiperdengarkan dalam acara tersebut,maka seolah-olah ia berterima dalamgramatika bahasa Inggris.

Kembali kepada masalahrevolusi mental dan kaitannya

dengan penggunaan bahasa santun,masjid menjadi pusat aktivitasmasyarakat muslim. Sudah barangtentu, penggunaan bahasa santun dimasjid menjadi sangat penting. Tidakhanya ia akan menjadi kebiasaanbaik yang kemudian ditularkan darisatu individu ke individu lain, namunjuga penggunaan bahasa santun dimasjid menjadi representasipembiasaan baik untuk mengubahcara berpikir, sebagai salah satusyarat utama dalam perubahanmental.

Terdapat hal menarik darihasil observasi awal pada dua masjiddi Kabupaten Sumedang. Pada duamasjid tersebut, yang berlokasi didua tempat berbeda, terdapatpenggunaan kalimat pernyataan(statement) yang bertujuan untukmemberi informasi. Diantaranyaadalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kalimat Pernyataan padaDua Masjid

Masjid #1 KeteranganPADA WAKTUSHOLAT &KHUTBAH HPDIMATIKAN

Menggunakanhuruf kapitaldandihitamkanpada bagiankalimattertentu, laludiakhiridenganpenggunakantanda bacaseru sebanyaklima kali

TEMPATPENYIMPANANAL-QURAN

BAGI YANGSUDAHMENGGUNAKANKEMBALIKANKE

Page 97: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

91

TEMPATNYA!!!!!Masjid#2INSYAALLAHMUKENADIRAPIHKEUNDEUI HATURNUHUN ABDITOSDITAMBUTAN

Menggunakanhuruf kapital,penggunaanbahasaIndonesia dandaerah(Sunda) secaracampuran(code mixingdanswitching),pada beberapakalimatdiakhiridengan tandabaca serusebanyak tigakali

BACA &LAKSANAKAN!!!PIRAKU ABDIAWEWE TEUBISA MERESANMUKENA?INSYAALLAHMUKENA INIAKAN SAYARAPIHKANKEMBALIRAPIHKEUNTILASNAJIKA ANDABUKA PINTU!!!TONG POHOTUTUP KEMBALIBANYAK DEBUDAN UCING

Tulisan ini akan menjawab duapertanyaan, yaitu (1). Bagaimanakahkonstruksi kalimat informasi yangdigunakan dalam pengumuman dimasjid; dan (2). Apakah kalimatyang digunakan memenuhi kriteriabahasa santun? Tujuannya adalahuntuk menjawab dua pertanyaanpenelitian tersebut, yaitu (1).Mengetahui bagaimanakahkonstruksi kalimat yang digunakan

dalam pengumuman di masjid dan(2). mengetahui apakah kalimat yangdigunakan memenuhi kriteria bahasasantun.

Temuan pada observasi awalini menarik untuk ditelaah dan dikajidilihat dari tiga alasan. Pertama,konstruksi kalimat yang digunakanmerupakan kalimat pernyataan(statement), bukan kalimat perintah(imperative). Ciri kalimat pernyataanadalah diawali oleh subjek danpredikat sebagaimana contoh berikut

I go to Ziva’shouse every Sunday,

(subject)(verb/predikat)

sementara kalimat perintahmenghilangkan subjek, langsungdiawali oleh predikat (kata kerja),tanpa didahului oleh subjek (subjekdihilangkan) dan biasanya diakhirioleh tanda seru, sebagaimana contohdi bawah ini.Open your book page 122!(Verb/predikat)

Meski kalimat yangdigunakan adalah kalimatpernyataan, namun dalam kontruksikalimat tersebut, penulismenyertakan tanda seru denganjumlah lebih dari satu, sehinggaterkesan kalimat pernyataan inimemiliki maksud perintah. Kedua,penggunaan kalimat pernyataanmenggunakan campur kode (codemixing) dengan bahasa daerah.Penggunaan campur kode initentunya memiliki maksud tertentu.Ketiga, dalam konteks penggunaan

Page 98: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

92

bahasa santun, tidak digunakan untuksiapa informasi ini ditujukan, bahkantidak digunakan sapaan semisalAssalamu’alaikum, kepada yth.Jamaah, kepada orang atau pihakyang dimaksud (addresser).

Bahasa membentukkebudayaan (culture), bahkan lebihjauh ia merupakan aspek pentingdalam membentuk sebuah peradaban(civilization). Itulah mengapa bahasaInggris dan Arab menjadi bahasainternasional. Hal itu tidak lebih darirepresentasi kekuatan bangsa dalammempengaruhi peradaban dunia.Sapir dan Worf (dalam Wahab,1995) menyatakan bahwa bahasamenentukan perilaku budayamanusia. Orang yang ketikaberbicara menggunakan pilihan kata,ungkapan yang santun, strukturkalimat yang benar menandakanbahwa kepribadian orang tersebutmemang baik, benar dan santun.

Bahasa Indonesiamenetapkan prinsip kebakuan dalamsederet komponen (Pranarka, 1979).Komponen tersebut adalah (1).Disiplin; (2). Akurasi dan (3).Presisi. Sebagai konsekuensi dalamberbahasa, seseorang harus menepatikaidah baik dalam pemeliharaankonstruksi pola struktur maupunkosakatanya (disiplin). Disampingitu, ia harus pula secara akurat dantepat menyatakan idenya yang sesuaidengan pola struktur bahasa sertadalam konteks yang berterima(akurasi). Ketepatan berbahasaseperti itu tidak hanya menampilkandisiplin, tetapi juga kecendikiaan

(intelektualitas). Hal ini menuntutpenutur untuk dapat membatasibahasa dalam situasi yang aktual.Dapat dikatakan bahwa dalamrangka menerapkan kaidahkomunikasi yang aktual, penuturdidorong untuk menampilkankecermatannya (presisi).

Dalam berkomunikasi, Grice(1975) mengajukan empat kaidahagar sebuah tuturan dapat menjadisantun yaitu prinsip kerjasama(cooperative principles) yangmeliputi (1). Prinsip kualitasberbahasa, yaitu apa yang dikatakanharus didukung oleh data; (2).Prinsip kuantitas, yaitu jikaberbahasa, maka yang dikatakancukup seperlunya, tidak ditambahdan tidak dikurangi; (3). Prinsiprelevansi, yaitu berbahasa, yangdikatakan harus selalu adarelevansinya dengan pokok yangdibicarakan; (4). Prinsip cara, yaitujika berbahasa, disamping harusmemikirkan pokok masalah yangdibicarakan, juga harusmempertimbangkan caramenyampaikannya.

Teori cooperative principleGrice ini dilengkapi oleh Austin(1978). Austin melihat bahwa setiapujaran dalam tindak komunikasiselalu mengandung tiga unsur, yaitu(1). Tindak lokusi berupa ujaranyang dihasilkan oleh seorangpenutur; (2). Tindak ilokusi berupamaksud yang terkandung dalamujaran dan (3). Tindak perlokusiberupa efek yang ditimbulkan olehujaran.

Page 99: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

93

Suatu tuturan dikatakansantun bila dapat meminimalkanpengungkapkan pendapat yang tidaksantun (Leech, 1989:81). Sementaraitu, Grice (1975) merumuskananggapan tersebut menjadi “pilihlahungkapan yang tidak meremehkanstatus mitra tutur”. Dengan kata lain,dalam bertutur, demi kesantunan,penutur perlu memperlakukan mitratutur sebagai berikut:1. Jangan perlakukan mitra tutur

sebagai orang yang tundukkepada penutur.

2. Kemampuan memperlihat sikapbersahabat kepada mitra tutur.

3. Gunakan kode bahasa yangmudah dipahami oleh mitratutur. Berbahasa disebut santunapabila kode bahasa yangdigunakan oleh penutur mudahdipahami oleh mitra tutur. Dapatdipahami oleh mitra tutur harusmemenuhi unsur (1). Tuturannyalengkap; (2). Tuturannya logis;(3). Menggunakan ragam bahasasesuai dengan konteksnya.

4. Kemampuan memilih topik yangdisukai oleh mitra tutur dancocok dengan situasi.Kesopanan berbahasa jugaditentukan oleh topik tuturan.

5. Isi yang disampaikan adalahbenar.

6. Menggunakan strategi dalamberkomunikasi.

7. Pokok pembicaraan dalamberkomunikasi sangatmenentukan kualitas seseorang.

Poedjosoedarmo (1978)mengemukakan bahwa santun

tidaknya pemakaian bahasa dapatdiukur melalui tujuh prinsip, yaitu:1. Kemampuan mengendalikan

emosi agar tidak lepas kontroldalam berbicara.

2. Kemampuan memperlihatkansikap bersahabat kepada mitratutur.

3. Gunakan kode bahasa yangmudah dipahami oleh mitra tutur.

4. Kemampuan memilih topik yangdisukai oleh mitra tutur dancocok dengan situasi.

5. Kemukakan tujuan pembicaraandengan jelas, meskipun tidakharus seperti bahasa proposalpenelitian.

6. Penutur hendaknya memilihbentuk kalimat yang baik danucapkan dengan baik agar mudahdipahami dan diterima oleh mitratutur dengan baik pula.

7. Perhatikanlah norma tutur lain,seperti gerakan tubuh (gesture),urutan tuturan. Jika inginmenyela, maka katakan “maaf”.Mengenai gerakan tubuh, padasetiap berbicara tunjukkan wajahberseri dan penuh perhatianterhadap mitra bicara.

8. Disamping prinsip-prinsip diatas, untuk menyatakankesantunan dibutuhkan strategidalam berkomunikasi, yaitu (1).Apa yang dikomunikasikan; (2).Bagaimana caramengomunikannya; (3).Mengapa sesuatu hal perludikomunikasikan. Jika ketiga halitu dipergunakan secara benar,komunikasi akan terasa santun

Page 100: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

94

dan tidak mustahil berbagaitujuan komunikasi dapat dicapai.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan

pendekatan kualititatif denganmetode analisis deskriptif, dilakukankepada dua masjid di KabupatenSumedang. Menggunakan prinsipidiografi, bahwa penelitian kualitatifterpengaruh oleh konteks sosial,kultur dan kondisi setempat, makatemuan dan hasil penelitian ini tidakdapat digeneralisasi. Penelitian inimenggunakan paradigmakonstruksionis. Dalam paradigmakonstruksionis, ia menganggappembuat teks berita sebagai penentuyang akan mengarahkan pola pikirkhalayak. Prinsip utama dariparadigma konstruksionis adalahbagaimana peristiwa atau realitasdikonstruksi, dan dengan cara apakonstruksi itu dibentuk (Eriyanto,2002: 37-38). Pendekatan yangdigunakan adalah pendekatankualitatif yang bertujuan menggalangatau membangun suatu proposisiatau menjelaskan makna di balikrealita. Peneliti berpijak pada realitaatau peristiwa di lapangan. Penelitianseperti ini berupaya memandang apayang sedang terjadi dalam duniatersebut dan melekatkan temuan-temuan yang diperoleh di dalamnya(Bungin, 2001: 82).

Penelitian ini bersifatdeskriptif untuk memberikanpenggambaran tentang suatufenomena atau penggambaransejumlah fenomena secara terpisah-

pisah. Penelitian ini mendeskripsikanatau menggambarkan suatu keadaan(objek) yang di dalamnya terdapatupaya deskripsi, pencatatan, dananalisis (Faisal, 1982: 42). Penelitiandeskriptif juga bertujuan untukmenampilkan gambaran mengenaisetiap perincian situasi, settingsosial, atau hubungan. Penelitimemulai dengan subjek yang telahterdefinisi dan mengarahkanpenelitian untuk memberikangambaran secara akurat. Penelitianyang bersifat deskriptifmemfokuskan diri pada pertanyaan“bagaimana” dan “siapa” (Wimmer& Dominick, 2000: 140). Dengandemikian, peneliti tidak akanmemandang bahwa sesuatu ituadalah memang demikiankeadaannya (Moleong, 1995: 6).

Lokus penelitian adalah duamasjid di Kabupaten Sumedang. Duamasjid ini memiliki karakteristikyang khas sebagai tempat beribadahumat Islam. Satu masjid terletak dipusat kota Sumedang, memilikikapasitas tampung sekitar 150-250jamaah. Sementara masjid yangkedua terletak di sebelah utara kotaSumedang, dapat menampung sekitar100 jamaah.

Dalam mengumpulkan data,peneliti melakukan observasi awalterhadap kata, kalimat dan papanpengumuman yang ditemukan diruang utama, halaman dan fasilitaswudhu. Informasi tersebut direkam,kemudian dianalisis denganmenggunakan teori yang berkaitandengan bahasa santun. Teori yang

Page 101: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

95

digunakan adalah teori cooperativeprinciples Grice, Austin dan Leech.

TEMUAN DAN PEMBAHASANTemuan observasi di masjid

pertama adalah sebagai berikut:Tabel 2. Informasi di masjid

pertama

NNo

Informasi Keterangan

1.1 PADA WAKTUSHOLAT &KHUTBAH HPDIMATIKAN

Ditempelkan padakaca ruangutamamasjid.

2.1 TEMPATPENYIMPANAN AL-QURAN

Ditempelkan padatempatpenyimpanan Al-Quran.

3.1 BAGI YANGSUDAHMENGGUNAKANKEMBALIKANKETEMPATNYA!!!!!

Ditempelkan padatempatpenyimpanan Al-Quran.

Pada informasi #1.1, “PADAWAKTU SHOLAT & KHUTBAHHP DIMATIKAN”, ia memilikikonstruksi kalimat berita dalambentuk pasif. Diawali olehketerangan waktu, lalu diikuti olehkalimat pasif denganmenyembunyikan pelaku.PADA WAKTU SHOLAT &KHUTBAH HP DIMATIKAN

Keterangan waktu Subjekkata kerja pasif

Sementara itu, padainformasi#2.1, “TEMPATPENYIMPANAN AL-QURAN”, iamenggunakan frase kata benda (nounphrase), yang mengandung informasifungsi terhadap satu benda. Adapun,informasi#3.1, dapat dianalisissebagai berikut:BAGI YANG SUDAHMENGGUNAKANKEMBALIKANKE TEMPATNYA!!!!!Keterangan predikat/kata kerjaKeterangan tempat

Meski informasi#3.1 inimenggunakan bentuk perintah,namun kepada siapa perintah iniditujukan dan menggunakan apasehingga harus dikembalikan ketempatnya, tidaklah jelas.

Sementara itu pada tabel 3didapat informasi pada masjid ke duaadalah sebagai berikut:

Tabel 3. Informasi di masjidkedua

NNo

Informasi Keterangan

1.2 INSYAALLAH MUKENADIRAPIHKEUN DEUIHATURNUHUN ABDITOSDITAMBUTAN

Ditempelkan padatempatpenyimpananmukena/alatshalat.

2.2 BACA & Ditempelka

Page 102: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

96

LAKSANAKAN!!!

n padatempatpenyimpanan Al-Quran.

3.2 PIRAKUABDIAWEWE TEUBISAMERESANMUKENA?

Ditempelkan padatempatpenyimpananmukena/alatshalat.

4.2 INSYAALLAH MUKENAINI AKANSAYARAPIHKANKEMBALI

Ditempelkan padatempatpenyimpananmukena/alatshalat.

5.2 RAPIHKEUNTILASNA

Ditempelkan padatempatpenyimpananmukena/alatshalat.

6.2 JIKA ANDABUKAPINTU!!!TONG POHOTUTUPKEMBALIBANYAKDEBU DANUCING

Ditempelkan pada pintumasukmasjid

Informasi#1.2merupakankalimat berita dengan konstruksikalimat sebagai berikut:INSYAALLAH MUKENADIRAPIHKEUN DEUI HATURNUHUN ABDI

Keterangan Subjek predikat(kata kerja) Subjek

TOS DITAMBUTANPredikat (kata kerja)

Informasi#1.2 menggunakancampur kode (code mixing), antarabahasa Arab (Insya Allah), denganbahasa Sunda, dengan tujuanmemberikan informasi bahwa alatshalat perempuan (mukena) setelahselesai digunakan, (harus) dirapihkankembali.

Adapun informasi#2.2 yangberbunyi BACA &LAKSANAKAN!!! memilikikonstruksi perintah. Tidak ada subjekpada kalimat tersebut, langsungkepada kata kerja. Informasi#3.2,PIRAKU ABDI AWEWE TEUBISA MERESAN MUKENA?dibangun dengan kalimat Tanya,namun bermakna retoris. Sementaraitu, pada informasi#4.2 berbunyi,“INSYAALLAH MUKENA INIAKAN SAYA RAPIHKANKEMBALI” menggunakankonstruksi kalimat berita aktif.Hanya saja, kepada siapa kalimat iniditujukan, tidaklah jelas disebabkankalimat ini seakan berbicaramengenai aktivitasnya sendiri.Informasi#5.2 RAPIHKEUNTILASNA (bahasa Indonesia:bereskan kembali) menggunakankonstruksi kalimat perintah, denganmenghilangkan pelaku (subjek) padakalimat. Penggunaan bahasa Daerahdimaksudkan agar informasi tersebutdapat dipahami oleh masyarakat.Informasi#6.2 “JIKA ANDA BUKA

Page 103: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

97

PINTU!!! TONG POHO TUTUPKEMBALI BANYAK DEBU DANUCING” menggunakan konstruksikalimat berita dengan menggunakancampur kode. Kalimat ini bertujuanmenginformasikan bahwa bila pintutidak ditutup maka akan banyak debudan kucing yang masuk ke dalamruang utama masjid.

Sebagaimana yang telahdigambarkan kalimat informasi yangdigunakan di kedua masjid, makaterlihat bahwa konstruksi yangdigunakan adalah konstruksi kalimatberita dan kalimat perintah,sementara itu beberapa kalimatperintah menggunakan campur kode(bahasa daerah). Sementara itu,untuk melihat apakah kalimat-kalimat informasi itu memenuhikriteria bahasa santun, maka tujuhpoin yang dikemukakan oleh Gricedapat dijadikan sebagai acuan. Darihasil temuan, maka dapatdikemukakan hal-hal berikut:

1. Perlakuan Mitra TuturDalam kesantunan

berbahasa, memperlakukanmitra tutur secara sejajar (equal)menjadi syarat yangdikemukakan oleh Grice.Hubungan kekuasaan (powerrelation) akan timbul disaathubungan antara penutur danmitra tutur terjadi tidak secarasetara (unequal). Tingkatkesetaraan dapat dilacak darikonstruksi kalimat yangdigunakan dalam menyampaikaninformasi sebagaimana yang

muncul pada penggunaankalimat di masjid tersebut. Padadata# 1.1, 3.1, 2.2, 3.2, 5.2menunjukkan bahwa penutur(penulis pesan) memiliki poweryang lebih kuat dibandingdengan mitra tuturnya. Hal initerlihat dengan penggunaankalimat perintah, huruf kapitalyang digunakan, sementara itutujuan yang ingin dicapai olehpenutur adalah menyampaikaninformasi mengenai penggunaanalat komunikasi di masjid,tempat menyimpan mukena danpermintaan untuk merapihkankembali barang/invetaris masjidyang telah digunakan. Ketiadaanpenggunaan kata sapaan atauekspresi yang menunjukkanpermintaan secara formal,menunjukkan sikap bahwapenutur menganggap mitranyatidak setara, atau dalam bahasaGrice disebut meremehkan mitratutur.

2. Penggunaan Kode Bahasa(ragam bahasa sesuai konteks,tuturan lengkap)

Penggunaan kode bahasayang disesuaikan dengan ragambahasa sesuai konteks dapatdilihat pada data no. 6.2.Penggunaan kode bahasa secaracampur (code mixing) ditujukanagar pesan lebih berterima danmudah dipahami oleh mitratuturnya. Namun penggunaankode campur sebagaimana padadata 6.2 nampaknya tidak

Page 104: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

98

ditujukan untuk memperjelas isibagi mitra tuturnya, namun lebihditujukan untuk menyuruh danbahkan mengintimidasi mitratutur, apalagi ditambah dengantanda seru sebanyak tiga kali.

3. Kemampuan Memilih TopikKeseluruhan informasi

yang digunakan di dalam masjiddapat dikategorikan pada duahal, yaitu (a) pemberianinformasi yang berkaitan denganfungsi tempat; serta (b)pemberian himbauan untukmelakukan atau tidak melakukansesuatu. Pemberian informasiterhadap fungsi tempat, sejatinyacukup digunakan kalimat ataufrase yang mengandung pesaninformasi kegunaan suatutempat. Sementara untukmenyampaikan pemberitahuan(directive), dapat digunakankalimat perintah atau kalimatberita yang bermakna himbauan.Namun dalam tulisan yangdigunakan di dalam masjid ini,baik kalimat yang bertujuanuntuk menerangkan fungsi danhimbauan, digunakan kalimatdan ekspresi sedemikian rupasehingga pesan yang sampaitidak hanya mencakup satu topikyang dijadikan rujukan, namunmelebar kemana-mana,sebagaimana terlihat dalam data6.2. Tidak hanya itu, data 1.2menunjukkanketumpangtindihan topik. Satusisi menjelaskan bahwa mitra

tutur mengucapkan terima kasih(thanking) bahwa ia dipinjamialat shalat, namun ekspresi inidapat dikesankan sebagai bentukperintah untuk merapihkankembali alat shalat yang telahdigunakan.

4. Menggunakan Strategi dalamBerkomunikasi

Strategi dalamberkomunikasi dalampenggunaan bahasa santundilakukan dengan menambahkanekspresi seperti “dimohon”,“maaf”, “kepada jamaah”.Penambahan ekspresi inimenjadi strategi dalamkesantunan berbahasa. Namunpenggunaan strategi untukmembentuk ungkapan santun,nampaknya, tidak dilakukanoleh penutur, hal ini nampakdalam konstruksi ungkapan yangmengedepankan kalimatperintah, code mixing sertaungkapan sindiran yangbertujuan untuk meminta ataumenyuruh sesuatu. Ketiadaanstrategi dalam berkomunikasiyang mempertimbangkanprinsip-prinsip berbahasa santundapat dimaknai bahwa penuturlebih menitikberatkan padaaspek tujuan berkomunikasi,misalnya menyuruh ataumeminta sesuatu, tanpamempertimbangkan aspekkesantunan.

Page 105: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

99

5. Isi yang DisampaikanSebuah pesan dan ide

dapat dipahami dengan baik olehmitra tutur apabila ia memenuhidua unsur, yaitu (a). context ofsituation dan (b) context ofculture. Berita informasi yangdigunakan di masjid dapatdikategorikan memenuhi duaunsur tersebut. Secarapemaknaan, mitra tutur dapatmemahami apa yang diinginkanoleh penutur. Data 6.2 dapatdipahami oleh mitra tutur bahwatujuan informasi itu adalah agarjamaah menutup kembali pintumasjid secara rapat sebagaimanadata 4.2, mitra tutur memahamibahwa ia harus merapihkankembali peralatan shalat yang iagunakan, meski kedua datatersebut tidak menggunakanungkapan meminta ataumenyuruh. Hal ini terjadidikarenakan ungkapan tersebutmemenuhi syarat berterimanyasebuah isi pesan yakni context ofculture dan context of situation.

Dari pemaparan di atas, makainformasi yang disampaikan padadua masjid di Sumedang tidakmemenuhi unsur berbahasa santun,dimana penutur tidakmempertimbangkan elemen-elemenyang menjadi syarat berbahasasantun. Oleh karenanya, dalamkonteks yang lebih luas, mengingatmasjid tidak hanya berfungsi sebagaipusat ibadah mahdlah(spiritual/ruhiyyah), namun juga

menjadi pusat pendidikan, sosial,ekonomi hingga peradaban, makasangatlah penting bagi masyarakat,khususnya pemuka agama Islam,untuk lebih peduli dalampenggunaan informasi di masjid,yang tidak hanya menitikberatkanpada tersampaikannya isi dan tujuanberita, namun mempertimbangkankesantunan.

KESIMPULANDari hasil temuan dan telaah

data-data yang dikumpulkan, makadapat disimpulkan dua hal, yaitu:pertama, konstruksi kalimatinformasi yang digunakan dalampengumuman di masjid Sumedangmenggunakan konstruksi kalimatperintah, baik dengan bentuk aktifmaupun pasif, code mixing. Kedua,kalimat yang digunakan dalampenyampaian informasi tersebuttidak memenuhi kriteria bahasasantun, hanya menitikberatkan padatersampaikannya tujuanpemberitahuan informasi tersebut.

REFERENSIAustin. 1978. How to Do Things with

Words. Cambridge: HarvardUniv. Press

Bungin, Burhan. 2001. MetodologiPenelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja Grapindo Persada

Eriyanto, 2002. Analisis Framing:Konstruksi, Ideologi danPolitik Media. Yogyakarta:LKiS

Page 106: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

100

Faisal, Sanapiah. 1982. MetodologiPenelitian Pendidikan.Surabaya: Penerbit UsahaNasional

Grice, H.P. 1975. Logic andConversation. New York danLondon: Academic Press

Leech, G. 1989. Principle ofPragmatics. London :Longman.

Moleong, Lexy. 1995. MetodologiPenelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja

Poedjosoedarmo 1978. Alih Kodedan Campur Kode.Yogyakarta: Balai PenelitianBahasa

Pranarka, A. M.W. 1979.Epistemologi danKebudayaan. Yogyakarta:Tanpa Penerbit

Wahab, Abdul. 1995. TeoriSemantik. Surabaya: AirlanggaUniversity Press

Wahab, Abdul. 1995. Isu LinguistikPengajaran Bahasa dan Sastra.

Surabaya : Airlangga UniversityPress.

Wimmer, R. D. dan Dominick, J.R..2000. Mass Media Research:An Introduction. Belmont,CA: Wadsworth PublishingCompany

Page 107: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

101

HERMEUNEUTIKA FEMINISME DALAM TEKS “PRESIDENBAHAS SOAL PEREMPUAN”

Teti SobariYesi Maylani Kartiwi

STKIP Siliwangi Bandung

[email protected]@gmail,com

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji mengenai realitas sosial dengan tujuan untukmengkritik, membantu, dan memahami kehidupan sosial dari sebuah teks.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan mengenai struktur bahasa,interpretasi jenis ideologi, dan bentuk ekplanasi ketidakadilan perempuandalam teks “Presiden Bahas Soal Perempuan”. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik studi kasustunggal dan analisis isi teks. Berdasarkan hasil kajian maka dapatdisimpulkan bahwa bahasa yang digunakan pada pidato di atas bersifatinformatif. Bahasa yang digunakan pun singkat, padat, dan jelas. Interpretasijenis ideologi yang digunakan yaitu menyoroti peran perempuan di suatunegara. Pidato tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan memangmemiliki peran strategis dalam pembangunan. Sosok perempuan haruslahdiberikan kebebasan dalam berkarya dan berkontribusi denganpembangunan bangsa, seperti berpolitik, sosial, ekonomi dan budaya. Padaaspek eksplanasi ketidakadilan menunjukkan bahwa penulis sangatmenghargai keberadaan perempuan. Perempuan dapat memiliki peran danfungsi yang sama dalam politik dan sosial budaya.

Kata kunci : Hermeneutika Feminisme, teks

A. PENDAHULUANBahasa merupakan alat

komunikasi yang penting bagimanusia, sehingga dalamkenyataannya bahasa menjadi aspekpenting dalam berinteraksi sosial.Wacana adalah proses sebuah

komunikasi untuk mengungkapkansuatu hal. Menurut Mulyana (2005,hlm. 69) menyatakan bahwa pokokperhatian analisis wacana juga terusberkembang dan merebak pada hal-hal atau persoalan yang banyakdiperbincangkan orang di masa

Page 108: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

102

sekarang, seperti perbedaan gender,wacana politik, dan emansipasiwanita, serta sejumlah masalah sosiallainnya.

Analisis wacana kritis adalahsebuah upaya atau proses(penguraian) untuk memberipenjelasan dari sebuah teks (realitassosial) yang mau atau sedang dikajioleh seseorang atau kelompokdominan yang kecenderungannyamempunyai tujuan tertentu untukmemperoleh apa yang diinginkan(Darma, 2013, hlm. 49). Analisiswacana kritis digunakan untukmengkritik, membantu, memahamikehidupan sosial yang tercermindalam teks atau ucapan. Feminismemuncul atas kesadaran tentang hak-hak demokrasi serta ketidakadilanterhadap hak-hak dasar kehidupankaum perempuan.

Menurut Jurnal Perempuanmenyatakan bahwa teori feminismemuncul dari gerakan perempuan diera 1960-an yang memisahkan diridari gerakan yang didominasi olehlaki-laki. Gerakan tersebut berusahaagar perempuan mau berbicaradengan suara mereka sendiri.Perempuan dalam pandanganfeminisme mempunyai aktivitassendiri untuk memperjuangkan hakdan kepentingan dalam menuntutpersamaan baik dalam bidang politik,ekonomi maupun kehidupan sosial.Dari uraian di atas, maka penulismenelaah sebuah teks mengenaiPresiden bahas soal perempuanuntuk menjadi objek bahanpenelitian.

Penelitian ini mengkajimengenai realitas sosial dengantujuan untuk mengkritik, membantu,dan memahami kehidupan sosial darisebuah teks. Tujuan penelitian iniadalah mendeskripsikan mengenaistruktur bahasa, interpretasi jenisideologi, dan bentuk ekplanasiketidakadilan perempuan dalam teks“Presiden Bahas Soal Perempuan”serta peran dan fungsi perempuan.

B. KERANGKA TEORI

1. Bahasa

Bahasa sebagai salah satudari sejumlah sistem makna, sepertisistem tradisi, mata pencaharian, dansistem sopan santun, secara bersama-sama, membentuk budaya manusia(Darma, 2013, hlm. 189). MenurutJorgensen (2010, hlm, 22-23)menyatakan bahwa tidak semuapendekatan analisis wacana secarajelas berkiblat pada postrukturalisme,tetapi semua menyepakati ide-ideutama berikut.

a. Bahasa bukanlah merupakanrefleksi realitas yang telahada sebelumnya.

b. Bahasa terstruktur dalampola-pola atau wacana-wacana.

c. Pola-pola kewacanaan itudipertahankan danditransformasikan dalampraktik-praktik kewacanaan.

d. Oleh karena itu pemeliharaandan transformasi pola-polatersebut hendaknyadieksplorasi melalui analisis

Page 109: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

103

konteks-konteks khusustempat bertindaknya bahasa.

Analisis wacana kritismenggunakan pendekatan kritismenganalisis bahasa tidak saja dariaspek kebahasaan, tetapimenghubungkan juga dengankonteks. Konteks yang dimaksudadalah untuk tujuan dan praktiktertentu (Badara, 2014, hlm, 26).Penggunaan bahasa dalam sebuahwacana sangat penting dan salingberhubungan terlebih untuk mengkajisebuah wacana kritis berdasarkanbahasa yang digunakan dalamwacana tersebut

2. IdeologiKata ideologi berasal dari

bahasa Yunani, yaitu idea yangberarti gagasan, lugas berarti ilmu.Ideologi adalah ilmu atau sebuahgagasan mengenai cara berpikir atausistem kepercayaan. Menurut Darma(2013, hlm. 56) ideologi merupakankonsep sentral dalam analisis wacanakritis. Ideologi tercipta dalammasyarakat-masyarakat (Jorgensen,2010, hlm. 139). Ideologi sangatberhubungan dengan konteks sosial,dimana ideologi beroperasi dalamproses kehidupan sehari-hari.Ideologi dalam sebuah wacana bisadianalisis apakah dia feminis,kapitalis, hegemoni, rasis dansebagainya.

Secara etimologi feminismeberasal dari kata femme (woman),yang berarti perempuan. Feminismemasa kini adalah perjuangan untukmencapai kesetaraan harkat dan

kebebasan perempuan dalammengelola kehidupannya dantubuhnya baik di dalam maupun diluar rumah tangganya. Titikperhatian dari perspektif wacanafeminis adalah menunjukkanbagaimana teks bias menampilkanwanita (Eriyanto, 2011, hlm. 199).Karangka analisis berdasarkan SaraMills dalam menganalisis wacanayaitu pertama bagaimana aktor sosialdalam berita tersebut diposisikansebagai penafsiran teks untukmemaknai peristiwa dan keduabagaimana pembaca diposisikandalam teks. Ideologi feminismeadalah paham perempuan yangberupaya memperjuangkan hak-hakperempuan serta peranan dalammasyarakat.

3. Eksplanasi KetidakadilanMenurut Eriyanto (2011, hlm.

199) Sara Mills banyak menuliswacana mengenai feminisme. Wanitacenderung ditampilkan dalam tekssebagai pihak yang salah, marjinaldibandingkan dengan pihak laki-laki.Titik perhatian dari analisis wacanaadalah menunjukkan bagaimanawanita digambarkan dandimarjinalkan dalam teks berita, danbagaimana bentuk dan poladimarjinalkan itu dilakukan.

C. METODE PENELITIANMenurut Mulyana (2005,

hlm. 83) menyatakan bahwa metodedeskriptif dapat digunakan untukmemberikan, menggambarkan,menguraikan, dan menjelaskan

Page 110: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

104

fenomena objek penelitian. Metodeyang digunakan dalam penelitian iniadalah metode deskriptif denganteknik studi kasus tunggal dananalisis isi teks. Objek padapenelitian ini yaitu sebuah pidatoyang diwartakan oleh WuryantiPuspitasari dan editor Dewa SudiartaWiguna, yang berjudul “PidatoPresiden Bahas Soal Perempuan”.Salah satu berita yang ada di internetyaitu dari COPYRIGHT © 2013ANTARA News Bali, dan tersedia dihttp://googleweblight.com/?lite_url=http://m.antarabali.com/berita/42691/pidato-presiden-bahas-soal-perempuan&ei=oNct7vLH&lc=id-ID&s=1&m=615&host=www.google.co.id&ts=1486314306&sig=AJsQQ1B5E7Ip9s8R5dmjfmbCh4sMaoG4BA. Diterbitkan pada hari Jumat, 16Agustus 2013 13:28 WIB.

D. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Pidato Presiden Bahas SoalPerempuan

Jumat, 16 Agustus 2013 13:28WIB

Pewarta: Oleh WuryantiPuspitasari

Jakarta (Antara Bali) - MenteriPemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Linda AmaliaSari Gumelar mengatakan PidatoKenegaraan Presiden SusiloBambang Yudhoyono di GedungDPR/MPR membahas peran pentingkaum perempuan dalam kehidupan

masyarakat."Saya senang sekali karena

kepala negara mengangkat soal peranperempuan dalam kehidupanberbangsa dan bernegara," kataLinda Amalia Ri Gumelar usaiPidato Kenegaraan Presiden RI didepan sidang bersama DPR dan DPDdi Gedung DPR/MPR, Jakarta,Jumat.

Pidato tersebut, kata Lindamenunjukkan bahwa perempuanmemang memiliki peran strategisbukan hanya dalam membentukgenerasi bangsa yang unggul tetapijuga dalam bidang pembangunan.

"Banyak perempuan yangberperan langsung dalampembangunan bangsa termasukpembangunan ekonomi," katanya.

Karena itu, kata Linda, pidatopresiden merupakan suatupenghargaan tersendiri bagi kaumperempuan.

"Penghargaan ini ditujukanbagi semua perempuan baik iburumah tangga yang sudah mencetakgenerasi-generasi emas, hingga paraperempuan yang sudah terjunlangsung dalam pembangunanbangsa," katanya.

Presiden dalam pidatonyameminta semua kalangan untukmemberikan peluang dan akses luasbagi kaum perempuan untuk bekaryadan berkontribusi bagi pembangunanbangsa.

Dengan peran perempuan,tambah Presiden, Indonesia bisamewujudkan pencapaian cita-citauntuk terus meningkatkan sumber

Page 111: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

105

daya manusia yang unggul.Perempuan, tambah Presiden

bisa membina generasi mudaIndonesia menjadi generasi yangcerdas, bemental tangguh, dantoleran. (*/DWA)

Editor: Dewa Sudiarta WigunaCOPYRIGHT © 2013

ANTARA News Bali

Hasil penelaah dari tekspidato mengenai Presiden bahas soalperempuan, maka penjabarannyasebagai berikut.

1. Struktur BahasaBahasa yang

digunakan pada pidato di atasbersifat informatif. Bahasa yangdigunakan pun singkat, padat, danjelas. Makna dari pidato di atas dapatditafsirkan secara eksplisit, dimanapenulis mengungkapkan langsungmakna dari teks yang dibicarakanoleh Presiden Susilo BambangYudhoyono mengenai peranperempuan dalam kehidupanberbangsa dan bernegara. Terlihatpada kutipan berikut “kata Lindamenunjukkan bahwa perempuanmemang memiliki peran strategisbukan hanya dalam membentukgenerasi bangsa yang unggul tetapijuga dalam bidang pembangunan”yang bermakna bahwa peranperempuan ini sangat penting dalammembangun generasi bangsa, sertadalam bidang lainnya.

Kemudian diperjelasdengan kutipan berikut “denganperan perempuan, tambah Presiden,

Indonesia bisa mewujudkanpencapaian cita-cita untuk terusmeningkatkan sumber daya manusiayang unggul” dari kutipan tersebutbermakna bahwa peran perempuanbisa mewujudkan cita-cita bangsaIndonesia, yaitu menyiapkangenerasi muda yang unggul dantangguh serta agamis. Pidatopresiden ini dimaknai sebagaipenghargaan tersendiri bagi kaumperempuan, yang dimana perempuandisini diakui hak-haknya, dari segisosial juga masyarakat. Serta,perempuan diberi akses yang luasuntuk berkarya dan meningkatkankehidupannya.

2. Interpretasi Jenis IdeologiTeks pidato di atas

membahas peran penting kaumperempuan dalam kehidupanmasyarakat yang dibacakan olehPresiden Susilo BambangYudhoyono di Gedung DPR/MPR.Peran perempuan sangat penting disuatu negara, pidato tersebutmenunjukkan bahwa perempuanmemang memiliki peran strategisdalam pembangunan. Sosokperempuan haruslah diberikankebebasan dalam berkarya danberkontribusi dengan pembangunanbangsa, seperti berpolitik, sosial,ekonomi, pendidikan dan budaya.

Feminisme dalam teks pidatodi atas terlihat bahwa Presiden SusiloBambang Yudhoyono memangkatperan perempuan, yang kita ketahuiselama ini perempuan hanyamengurus anak dan rumah tangga,

Page 112: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

106

serta dibatasi dalam hal kebebasan.Nyatanya suatu bangsa memerlukanperan peremuan, dimana perempuanbebas berkarya dan bisamemperjuangkan hak dankepentingannya.

Kini hak perempuan samadengan laki-laki, pandanganmasyarakat pun tentang perempuansudah berubah, dimana perempuansekarang bebas dalam mengelolakehidupannya baik di dalam maupundi luar rumah tangganya. Banyaknyatulisan seperti artikel, media massa,novel, bahkan status di media sosialtentang perempuan memberikanpemahaman ke masyarakat lewatopini bahwa perempuan punyapotensi lebih dalam segala bidang.Dari teks di atas dapat dianalisisbahwa peran perempuan bisamewujudkan dan meningkatkanpembangunan suatu bangsa, selainitu perempuan bisa membinagenerasi muda Indonesia menjadicerdas, bermental tangguh, dantoleran, yang dimana kaumperempuan sangat diharapkan dandiunggulkan.

3. Eksplanasi KetidakadilanMenurut Misiyah (dalam

jurnal perempuan, 2016, hlm. 49)menyatakan bahwa keberpihakanterhadap perempuan bertujuan untukmewujudkan masyarakat yang bebasdari diskriminasi, kekerasan, danpenindasan perempuan. Pengetahuanharus membawa perubahan menujumasyarakat yang berkeadilan sosial.Peneliti sangat menghargai

keberadaan perempuan, di Indonesiasendiri kaum perempuan dilindungi,bahkan saat ini peran perempuandiberi kebebasan dalam berpolitikdan sosial budaya. Perempuan adalahmahluk yang istimewa, lembut, kuatdan sempurna. Perempuan wajibmemiliki hak kemanusiaan, hakpolitik, hak sosial, hak ekonomi danhak pendidikan.

E. SIMPULANBerdasarkan paparan tersebut

dapat ditarik simpulan, bahasa yangdigunakan pada pidato mengenaiPresiden bahas soal perempuanbersifat informatif juga singkat,padat, dan jelas. Interpretasi jenisideologi yang digunakan yaitumenyoroti peran perempuan di suatunegara. Pidato tersebut punmenunjukkan bahwa perempuanmemang memiliki peran strategisdalam pembangunan. Sosokperempuan haruslah diberikankebebasan dalam berkarya danberkontribusi dengan pembangunanbangsa, seperti berpolitik, sosial,ekonomi dan budaya. Pada aspekeksplanasi ketidakadilanmenunjukkan bahwa penulis sangatmenghargai keberadaan perempuan.Perempuan dapat memiliki peran danfungsi yang sama dalam politik dansosial budaya.

D. SARANDiharapkan adanya penelitian

lanjutan yang lebih spesifikmengenai analisis wacana kritiskhususnya menggunakan pendekatan

Page 113: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

107

feminisme dengan kajian yang lebihmendalam untuk mendapatkan hasilyang lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Badara, A. (2014). Analisis wacana:teori, metode, danpenerapannya pada wacanamedia. Jakarta: Kencana.

Darma, Y, A. (2013). Analisiswacana kritis. Bandung :YRAMA WIDYA.

Eriyanto. (2011). Analisis wacana.Yogyakarta: LKiS Group.

Jorgensen, M, & Louise J. Phillips.(2010). Analisis wacana teori& metode. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Misiyah, (2016). Jurnal perempuan48. Jakarta: SMKG DesaPutera. Tersedia di:http://unwomen-asiapacific.org/docs/cedaw/archive/indonesia/JP48cetak.pdf. Diakses 1 Maret 2017.

Mulyana. (2005). Kajian wacana.Yogyakarta: Tiara Wacana.

tt. (2010). Potret perempuan dalamberita kriminal perkosaan(analisis wacana Sara Millsterhadap berita kriminalperkosaan harian umumkoran Merapi). E-jurnalperempuan. Tersedia di:http://www.jurnalperempuan.org/uploads/1/2/2/0/12201443/feminisme. Diakses 1Februari 2017.

Page 114: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

108

REAKSI SEMANTIK DALAM KONTEKS SOSIOKULTURALPENGGUNA BAHASA INDONESIA

(STUDI KASUS DI KECAMATAN BALEENDAH, KABUPATENBANDUNG)

Nissa KustianitaFuri Rachmah NifiraAnis Lathifah Ulfah

Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected]@gmail.com

[email protected]

ABSTRAKKata sebetulnya mempunyai kekuatan dan daya menggerakkan

seseorang dengan cara mengomunikasikan pikiran pembicara kepadalawan bicara agar lawan bicara itu melakukan apa yang dipikirkan dandikehendaki oleh si pembicara (Kleden, 1987). Dalam hal ini, katamemiliki peran yang substansial sebagai unsur pembangun bahasa sebabsuatu kata dapat menimbulkan reaksi semantik antara pembicara danlawan bicara. Reaksi semantik adalah reaksi yang ditimbulkan oleh artikata. Reaksi semantik akan tepat selama komunikasi arti antara pembicaradan lawan bicara masih terjamin. Sebaliknya, semakin suatu katakehilangan artinya karena kata itu digunakan secara sewenang-wenang,maka reaksi semantik yang hendak dicapai melalui kata itu akan semakinsulit. Apabila kata tidak mampu lagi menimbulkan reaksi semantik yangdikehendaki, kata tidak akan mampu lagi menggerakkan seseorangmelakukan apa yang dikehendaki oleh pembicara (Kleden, 1987).Berdasarkan hal itu, realitas yang terjadi pada saat ini telah menunjukkanhilangnya reaksi semantik karena kata-kata hari ini hanya dianggapsebagai hal yang hampa akan makna, bukan sarat akan makna, sehinggamedan makna yang ditimbulkan pada kata itu semakin berkurang kekuatanmaknanya. Gejala tersebut setidaknya ditemukan di KecamatanBaleendah, Kabupaten Bandung. Di kecamatan tersebut terdapat tulisan-tulisan yang isinya berupa larangan dan imbauan tentang lingkungan.Tulisan-tulisan tersebut sengaja dibuat oleh masyarakat dengan tujuan agarmasyarakat lainnya dapat memahami dan mematuhi maksud dibaliktulisan tersebut. Akan tetapi, tulisan-tulisan tersebut seakan kehilangan

Page 115: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

109

maknanya karena sudah tidak mampu lagi menggerakkan masyarakatuntuk melakukan apa yang dikehendaki oleh penulis. Oleh karena itu,penelitian ini dilakukan untuk mengungkap fenomena-fenomena fungsidan peran bahasa yang semakin hari semakin kehilangan esensinya.Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dankepedulian masyarakat untuk lebih responssif terhadap bahasa. Penelitianini dimaksudkan untuk mengungkapkan hal-hal berikut: (1) analisis faktor-faktor yang memengaruhi reaksi semantik; (2) analisis data-datakebahasaan yang sudah tidak mampu lagi menimbulkan reaksi semantik;(3) kebijakan bahasa dan impelementasinya. Pengkajian masalah inidilakukan melalui metode kualitatif dengan model analisis deskriptif.Kajiannya dipusatkan pada fakta-fakta di lapangan, yaitu tulisan-tulisanmasyarakat yang berupa slogan, pamflet, poster, dan sebagainya. Darihasil kajian tersebut, penulis melakukan observasi melalui bantuan mesinpencari google, media massa, dan bukti-bukti penggunaan bahasa dimasyarakat untuk mengumpulkan korpus-korpus kosakata sebagaipembuktian adanya kata-kata yang telah kehilangan maknanya.Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan beberapa hal yangdisajikan secara ringkas sebagai berikut. Pertama, terdapat faktor-faktoryang memengaruhi reaksi semantik. Kedua, data-data kebahasaan yangtidak mampu lagi menimbulkan reaksi semantik dapat ditemukan melaluimesin pencari google, media massa, dan bukti-bukti penggunaan bahasa dimasyarakat dengan frekuensi yang terbatas. Ketiga, permasalahanhilangnya makna pada suatu kata dapat diantisipasi melalui kebijakanbahasa berikut implementasinya. Meskipun banyak sekali penggunaanbahasa demi mengantisipasi terjadinya sesuatu, tetap saja bahasa tersebutseakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Padahal, bila masyarakatsadar bahasa, bahasa bisa dijadikan alat pengontrol sosial.

Kata Kunci: reaksi semantik, kehidupan sosiokultural, tulisan-tulisan masyarakat Baleendah

PENDAHULUAN

Bahasa ialah sebuah sistemlambang bunyi yang arbitrer yangdigunakan oleh masyarakat untuktujuan komunikasi (Sudaryat, 2011:2). Ketika petutur dapat memahamimaksud dari penutur, tujuankomunikasinya dapat dikatakansudah tercapai. Akan tetapi, tujuankomunikasi melalui slogan-slogan

dalam bentuk imbauan dan laranganmengenai sampah di KecamatanBaleendah rupanya belum tercapai.Kata-kata seperti jangan membuangsampah sembarangan tidak lagimemiliki efek terhadap masyarakatdi sana. Dengan demikian, kata-katatersebut sudah kehilangan arti/maknaterhadap petutur (orang yangmembacanya) karena masih saja ada

Page 116: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

110

yang membuang sampahsembarangan ketika slogan-sloganimbauan dan larangan mengenaisampah tersebar. Ketika kata-katatidak memiliki arti lagi, reaksisemantik yang dihasilkan pun sangatkecil atau bahkan tidak ada.Dikatakan begitu karena kata-katatersebut tidak berefek terhadaporang-orang sehingga kata-kata itutidak bisa mendorong ataumenghendaki suatu aksi dariseseorang sesuai dengan apa yangdiinginkan atau dimaksudkan olehkata-kata itu.

Berdasarkan hal tersebut,penelitian ini berfokus pada reaksisemantik yang mengambil contohkasus di Kecamatan Baleendah dankasus-kasus serupa yang terjadi didaerah lain. Adapun fokus penelitianini terbagi menjadi tiga, yaitu faktor-faktor yang memengaruhi reaksisemantik, data-data sebagai buktiuntuk menunjukkan kata-kata yangtidak menimbulkan reaksi semantik,dan kebijakan bahasa berikutimplementasinya. Oleh karena itu,penelitian ini tidak bertujuan secaramutlak untuk menghasilkan solusipraktis. Akan tetapi, penelitian inibisa memberikan pengetahuankepada khalayak untuk memilihkata-kata yang dapat menimbulkanreaksi semantik secara optimalsehingga tujuan komunikasi puntercapai. Atas dasar itulah, penelitianini dianggap penting sebab dapatmenstimulus orang-orang supayatujuan komunikasi dan implementasidari tujuan komunikasi dapat

berjalan beriringan dan sesuaidengan harapan bersama.

METODOLOGIPenelitian ini menggunakan

metode deskriptif kualitatif dalamproses pengumpulan danpenganalisisan data. Adapun datayang digunakan dalam penelitian inibersumber dari media cetak danmedia elektronik yang berupa fakta-fakta di lapangan, yaitu tulisan-tulisan masyarakat yang berupaslogan, pamflet, poster, dansebagainya.

PEMBAHASANReaksi Semantik

Secara etimologis danmorfologis, reaction muncul dipertengahan tahun 1600-an yangmerupakan gabungan morfem terikat(prefiks) re-, yang berarti mengulangatau lagi, dengan kata dasar action.Dengan demikian, secara sederhanabisa dikatakan bahwa reaksimerupakan bentuk balasan dari aksi.Dengan kata lain, dia hanya akanmuncul jika dipicu oleh suatu aksi.Dalam bahasa, penulis inginmenekankan bahwa ‘aksi’ yangdimaksud merupakan bentuk bahasayang pada akhirnya menimbulkanreaksi bahasa lainnya, semanticreaction (Korzybski, 1933: 25).Korzybski (dalam Lewis, 2003)mendefinisikan reaksi semantiksebagai human evaluationalresponsses to verbal and nonverbalstimuli in connection with theirpersonal meanings (bentuk reaksi

Page 117: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

111

seseorang sebagai evaluasi terhadaprangsangan, baik verbal ataunonverbal, dihubungkan dengan apayang dimaknai oleh dirinya). Agarlebih paham, Korzybski menjabarkanreaksi semantik lebih lengkap lagi,yaitu

the psycho-logical reaction ofa given individual to wordsand language, and othersymbols and events, inconnection with theirmeanings, and the psycho-logical reaction, whichbecome meanings andrelational configurations themoment the given individualbegins to analyze them, orsomebody else does that forhim. This reaction isemotional and intellectual(Tawami, 2012: 31).

Senada dengan Korzybski,Sutton pun mendefinisikan reaksisemantik sebagai describes the totalresponsse of an organism-as- a-whole to some external or internalstimulus (Tawami, 2012: 31).

Sebagaimana istilahnya,reaksi semantik secara sederhanadapat dipahami sebagai tindakanbalasan terhadap keberadaantindakan (bentuk) bahasa. Lubis(2013: 32) reaksi semantikmerupakan responss manusiaterhadap bahasa. Sedangkan menurutTawami (2012: 31) reaksi semantikmewakili kondisi psikis dan logisdari individu bahasa, kemudiankedua kondisi tersebut dinyatakan

sebagai keadaan emosional danintelektual individu yang pada saatbersamaan juga memperlihatkanketerhubungan struktur pikirandengan pengalaman dan arah reaksiyang diinginkan individu. Daripendapat para ahli di atas dapatdikatakan bahwa reaksi semantikadalah suatu bentuk balasan darisuatu aksi yang dinyatakan denganrespons terhadap fenomenaberbahasa yang dirasakan atau reaksisecara psikologis seseorang terhadapkata, bahasa, simbol, bahkankejadian (stimulus internal danstimulus eksternal) yangdihubungkan dengan apa yangdimaknai oleh dirinya. Reaksisemacam ini bersifat emosional(perasaan) dan intelektual(penalaran/pengetahuan).

Reaksi semantik dimulaiketika individu memulai analisisterhadap kejadian pemicunya.Sebagai contoh, apa yang akan andalakukan jika ada orang lain yangtidak Anda kenal menghina Anda didepan umum? Apa yang Andarasakan atau pikirkan? Bagaimanasebaiknya Anda bertindak terhadapkondisi ini? Ketika Anda mulaimempertanyakan hal-hal tersebutkepada diri Anda, maka reaksisemantik sudah dimulai. Proses inidikenal sebagai world map (Suttondalam Tawami, 2012) yang dalamproses ini kita mencari tahuketerkaitan ide-ide dari pengalamankita tentang dunia sehinggamemunculkan satu simpulan yang

Page 118: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

112

akan menjadi reaksi kita terhadapkejadian pemicu.

ANALISIS DATA

Dari penjelasan teori di ataspenulis menemukan fenomena suatubentuk himbauan pada masyarakatyang sudah tak asing lagi di matamasyarakat hari ini. Penyusunberfokus pada satu himbauanmengenai lingkungan. Berikut iniadalah beberapa contoh himbauanlingkungan yang penulis temukan didaerah Kecamatan Baleendah,Kabupaten Bandung.

1.

Sumber: Dokumen PribadiLokasi: Tugu Juang Baleendah

Pamflet seperti di atas sudahmenjadi hal yang tak dihiraukan olehmasyarakat sekitar sebab sampahyang menumpuk tepat di tempatpamflet tersebut dipasang membuatparadigma masyarakat merasa bahwamembuang sampah di sana adalahsebuah kewajaran dan pamflettersebut hanyalah larangan takberarti. Kalimat pada pamflettersebut adalah:

DILARANG KERAS!!!“Orang yang Budiman, Tidak buangsampah Di Sini!!!Karena TPS ini bukan Untuk UmumKhusus Pasar Minggu Saja (Minggusaja)

Pesan pamflet tersebutmenyiratkan beberapa pertimbanganyang akan memengaruhi reaksisemantik masyarakat yangmembacanya. Pertimbangan yangpertama adalah adanya kata Di Sinidi dalam pamflet tersebut. Kata disini yang disimpan di akhir kalimatimperatif ini merupakan penjelasatau atribut yang dimiliki olehnomina sampah. Dengan demikian,hal tersebut memancing sebuahpersepsi baru bahwa buang sampahdi sini dilarang, sementara buangsampah di sana boleh. Individu yangmelihat ekspresi ini cenderungberpikir negatif terhadap penempatanatribut di sini. Sebaiknya, kata di sinidihilangkan saja agar tidak menjaditaksa, kemudian ditambahkan katasembarangan yang ditempatkansebagai penjelas kata kerja buangyang ditempatkan setelah negasitidak. Dengan demikian, ekspresi iniakan berubah menjadi Orang yangBudiman, Tidak sembarangan buangsampah yang pada akhirnyamengarahkan individu untuk berpikirbahwa di mana pun sampah tidakboleh dibuang secara sembarang.Pemilihan frasa Orang yangBudiman pun menjadi pertimbangankedua. Frasa ini seolah menjadipenghalus setelah frasa dilarang

Page 119: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

113

keras dan sebagai penarik perhatianpara pembaca atau masyarakat yangmerasa dirinya budiman, makajangan sembarangan membuangsampah. Padahal, tanpa adanya frasatersebut pun makna keseluruhannyaakan tetap dilarang keras buangsampah. Bila dalam ilmu pragmatik,hal seperti ini melanggar maksimkuantitas. Informasi telah informatifwalau tanpa frasa tersebut. Akantetapi, yang menjadi pertimbanganmunculnya frasa tersebut ialah wujudpenekanan terhadap apa yangdimaksud dan diharapkan.Akibatnya, pemetaan yang terjadiakibat frasa ini tidak berjalansebagaimana mestinya karenaindividu tidak terpancing denganadanya frasa tersebut. Pengetahuanyang dimiliki masyarakat pun tidaksejalan dengan keterkaitan frasaorang yang budiman dengan tidakbuang sampah di sini sebab orangyang budiman pastilah tidak akanberbuat hal yang tidakmencerminkan budiman. Sementaraitu, kata setelah frasa orang yangbudiman adalah negasi tidaksehingga menimbulkan perbedaankonsep yang sudah tertanam dalampengetahuan masyarakat mengenaikata budiman.

2.

Sumber: Dokumen PribadiLokasi: Kompleks Sekolah BPPIBaleendah

Tulisan imbauan tersebutsudah lama sekali ada, tetapi tetapsaja sampah semakin hari semakinmenggunung. Padahal, ancamanyang tertera sudah konkret berupadenda uang sejumlah Rp100.000,-tidak seperti tulisan sebelumnyayang tidak ada ancaman yangkonkret, hanya berupa gertakan dansindiran saja. Berbeda dengan tulisanyang satu ini. Dengan makinmenggunungnya sampah di sana,menghadirkan dua pertanyaan.Pertama, apakah nominal denda yangtertera sudah menjadi nominal yangrendah bagi masyarakat sehinggamasyarakat meremehkannya. Kedua,apakah pemilihan kata-kata padaimbauan tersebut tidak memberikanreaksi semantik kepadamasyarakatnya. Bila yang menjadialasan masyarakat masih membuangsampah di sana karena nominaldenda yang tertera, nominal yangmerupakan wujud aksi masyarakattersebut belum dapat memicu reaksimasyarakat untuk dapat mewujudkankeinginan si penulis imbauan.Sementara itu, bila yang menjadialasan adalah pemilihan kata-katapada imbauan, itu artinya padanankata yang ada pada tulisannya tidakmenimbulkan reaksi masyarakatuntuk memenuhi keinginan tulisantersebut sehingga diperlukanpemilihan kata yang bersifatedukatif.

Page 120: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

114

3.

“YA ALLAH, CABUTLAHNYAWA ORANG YANGMEMBUANG SAMPAH DISEPANJANG JALAN INI”

Penulis berasumsi bahwaimbauan ini muncul tak lain karenaimbauan-imbauan sebelumnya yangtidak menggunakan ancaman.Berbeda halnya dengan pamflet diatas yang menggunakan bahasaancaman secara eksplisit. Menurutpenulis, kemunculan pamflet inidilatarbelakangi oleh gagalnyausaha-usaha sebagian masyarakatuntuk meminimalisasi pembuangansampah yang semakin tidakterkontrol. Namun, padakenyataannya kata-kata dalampamflet ini masih belum mampumemberikan reaksi semantik secaraoptimal karena masih banyaknyamasyarakat yang membuang sampahtepat di depan pamflet tersebut,padahal kata-kata dalam pamflet itutermasuk kekerasan verbal. Artinya,kekerasan verbal belum mampumemberikan reaksi semantik yangpositif. Implikasinya, penggunaan

bahasa haruslah tetap bernuansapositif agar menimbulkan efek yangpositif pula. Berikut ini contohimbauan yang bernuansa positif danmengajak masyarakat untuk berpikirsesuai dengan apa yang diharapkantulisan tersebut.

4.

Sumber: Dokumen PribadiLokasi: Desa Manggahang II“Miceun Runtah Ka Walungan

Ngawariskeun Kasangsaraan”Dengan tulisan bernuansa

positif tersebut, masyarakat menjadilebih peduli dan sadar lingkungan.Hal ini disebabkan kata-kata dalamtulisan tersebut secara tidak langsungmembangun penalaran mengenailingkungan sehingga kata-kataberkontribusi kuat dalammembangun penalaran tersebut.

Kebijakan Bahasa

Kebijakan bahasa berkaitanerat dengan sosiolinguistik karenakebijakan bahasa adalah bagaimanabahasa digunakan dalam kehidupanmasyarakat sebagai (Pateda, 1992:92):

a. usaha agar tidak terjadi konflikbahasa;

Page 121: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

115

b. usaha agar bahasa dipergunakansesuai dengan fungsinya;

c. bahasa sebagai alat komunikasisosial yang berkembang menurutsistemnya.

Contoh kata-kata yangterdapat dalam slogan di KecamatanBaleendah sesungguhnya merupakanusaha komunikasi sosial yangmenginginkan orang-orang tidakmembuang sampah sembarangan.Komunikasi sosial di sini merupakanturunan dari fungsi bahasa sebagaikontrol sosial yang diistilahkan olehHalliday sebagai fungsi instrumental.Namun, sayangnya slogan-slogantersebut tidak memenuhi fungsikontrol sosial sebagai sebuahinstrumen untuk mengondisikanlingkungan, dalam kasus inimengondisikan lingkungan untukbersih dari sampah. Artinya, kata-kata dalam slogan tersebut sudahtidak bisa lagi menimbulkan reaksisemantik sebagaimana konsep fungsibahasa sebagai instrumental (kontrolsosial).

Berdasarkan hal di atas,timbul dua pertanyaan. Apakahkasus-kasus seperti yang terjadi diBaleendah diakibatkan sikap apatispenduduk terhadap permasalahansampah atau bahasa yang digunakanuntuk membuat penduduk peduliterhadap permasalahan sampahsudah tidak mampu menggerakkanorang-orang untuk membuatperubahan perilaku? Jika kasuskedua yang terjadi, permasalahannyaterletak pada kebahasaan itu sendiri,yakni pemilihan kata-kata harus

dijadikan sebuah gerbang utamauntuk memberikan reaksi semantikyang optimal. Apa jadinya jikaslogan-slogan persuasif berupalarangan atau imbauan positif yangmengajak pada kebaikan tidak lagimemiliki reaksi semantik terhadapmasyarakat? Inilah asumsi yang bisadijadikan dasar dalam kebijakanbahasa. Tentunya asumsi tersebutharus direlevansikan dari berbagaisegi agar tidak menimbulkanpembiasan. Setelah berbagai hal turutdipertimbangkan untukmenghasilkan kebijakan bahasa, halselanjutnya adalahpengimplementasian. Implementasikebijakan bahasa yang dimaksudkandalam kasus ini bukanlah kebijakanbahasa yang bersifat formal. Akantetapi, kebijakan bahasa yangdiharapkan dapat diimplementasikanmelalui bahasa yang strategis, tepatguna, dan yang terpenting adalahmemiliki kadar reaksi semantik yangeksplosif.

SIMPULAN

Imbauan tentang sampahyang ada di Kecamatan Baleendahmemiliki banyak variasi mulai dariyang bersifat larangan, denda, hinggakekerasan verbal yang berbentukancaman doa. Ketiga imbauantersebut tetap menghasilkan reaksisemantik yang sama, yaitumasyarakat masih saja membuangsampah tepat di depan imbauan ituberada. Namun, ada pula imbauanyang kata-katanya bernuansa positif

Page 122: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

116

sehingga menimbulkan reaksisemantik yang sesuai dengan apayang diharapkan imbauan tersebut.Dengan demikian, pemilihan katamemberikan pengaruh dan kontribusiterhadap perubahan perilakumasyarakat ke arah yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Lewis, Steven. 2003. Korzybski'sUse of the Terms “SemanticReactions” and“Evaluations”. TersediaOnline:http://www.stevenlewis.info/gs/akbio.htm. [19 Maret2017].

Lubis, Mochtar. 2013. ManusiaIndonesia. Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia.

Pateda, Mansoer. 1994.Sosiolinguistik. Bandung:Angkasa.

Sudaryat, Yayat. 2011. Makna dalamWacana: Prinsip-prinsipSemantik dan Pragmatik.Bandung: Yrama Widya.

Tawami, Tatan. 2012. ReaksiSemantik Ekspresi BahasaHimbauan. Apollo Project. 1(1) hlm. 30-35.

Page 123: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

117

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NASKAHDRAMA JANGAN MENANGIS INDONESIA KARYA PUTU WIJAYA

Dimas Anugrah AdiyadmoUniversitas Jambi

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikankarakter apa saja yang ada dalam naskah drama Jangan MenangisIndonesia Karya Putu Wijaya dan bagaimana cara pengarangmenggambarkan watak tokoh ditinjau dari segi penokohan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatanobjektif. Secara metodologis, penelitian ini termasuk ke dalam studipustaka dan memiliki karakteristik sebagaimana dicirikan olehrancangan kualitatif. Dari segi jenis, penelitian ini adalah penelitiandeskriptif.

Hasil penelitian ini adalah ditemukan delapan nilai pendidikankarakter dalam naskah drama ini. Delapan nilai pendidikan karakteritu adalah (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) kerja keras, (5) rasaingin tahu, (6) semangat kebangsaan, (7) cinta tanah air, dan (8)peduli sosial. Cara pengarang menggambarkan watak tokoh dalamdrama ini ditinjau dari segi penokohan adalah secara tidak langsungatau secara dramatik.

Berdasarkan hasil penelitian maka saran peneliti adalah kepadamahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang mengambil kekhususan keteateran atau mahasiswa diperguruan tinggi lain yang mengambil Jurusan atau Prodi SeniPertunnjukan dapat mengangkat naskah drama ini sebagai sebuahpertunjukan karena naskah drama ini memuat nilai-nilai pendidikankarakter yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai generasimuda.

Kata kunci: nilai-nilai pendidikan karakter, naskah drama

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Dalam karya sastra tersimpannilai atau pesan, yang pada

prinsipnya berupa amanat ataunasihat. Jadi, karya sastra diciptakanbukan sekadar untuk dinikmati akantetapi untuk dipahami dan diambilmanfaatnya. Karya sastra tidak

Page 124: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

118

sekadar benda mati yang tidak berartitetapi di dalamnya termuat suatuajaran berupa nilai-nilai hidup danpesan-pesan luhur yang mampumenambah wawasan manusia dalammemahami kehidupan. Dalam karyasastra, berbagai nilai hidup dapatditemukan karena hal ini merupakanhal positif yang mampu mendidikmanusia sehingga manusia mencapaihidup yang lebih baik sebagaimakhluk yang dikaruniai akal,pikiran, dan perasaan oleh Allah.

Sastra yang baik selain dapatmenimbulkan kepuasan batinpembaca juga harus mendidikpembaca untuk menemukan nilai-nilai pendidikan sebagai nilai yangharus dijunjung tinggi dalamkehidupan. Nilai-nilai pendidikanmerupakan satu bentuk nilai yangdapat ditemukan dalam karya sastra.Satu di antara nilai pendidikan ituadalah nilai pendidikan karakter. Halinilah yang menjadi satu alasanpeneliti ingin meneliti nilaipendidikan karakter dalam naskahdrama sebagai salah satu bentukkarya sastra.

Sejalan dengan hal di atas,Zuchdi dkk. (2013:30:) menyatakan“Tema-tema yang akan digunakanuntuk pendidikan karakter secarakomprehensif dan terintegrasiadalah: kejujuran, keadilan,kedisiplinan, kerja sama, tanggungjawab, kepedulian, ketaatanberibadah, dan kesabaran, dipadukanke dalam pembelajaran BahasaIndonesia”. Dalam hal ini, dramatermasuk materi pembelajaran

bahasa Indonesia. Itulah sebabnyamelalui apresiasi terhadap naskahdrama dapat dijadikan saranapenanaman nilai-nilai pendidikankarakter.

Dalam naskah drama dapatditemukan nilai-nilai pendidikan,baik berupa nilai religius, moral,sosial, budaya, maupun karakter.Penelitian ini hanya tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalamnaskah drama Jangan MenangisIndonesia karya Putu Wijaya.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagaiberikut:1. Nilai-nilai pendidikan

karakter apa sajakah dalamnaskah drama JanganMenangis Indonesia KaryaPutu Wijaya?

2. Bagaimanakah carapengarang menggambarkannilai-nilai pendidikankarakter dalam naskah dramaJangan Menangis IndonesiaKarya Putu Wijaya ditinjaudari segi penokohan?

1.3 Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan

masalah, maka tujuan penelitianadalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakterdalam naskah drama JanganMenangis Indonesia KaryaPutu Wijaya.

Page 125: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

119

2. Untuk mendeskripsikan carapengarang menggambarkannilai-nilai pendidikankarakter dalam naskah dramaJangan Menangis IndonesiaKarya Putu Wijaya ditinjaudari segi penokohan.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoeitis dari hasilpenelitian ini adalah sebagaisumbangan pengetahuan bagipembaca tentang cara mengkajinaskah drama dengan menggunakanpendekatan objektif sertamemberikan gambaran tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalamnaskah drama Jangan MenangisIndonesia Karya Putu Wijaya.

1.4.2 Manfaat PraktisSecara praktis, hasil penelitian

ini dapat bermanfaat bagi:1. Guru, hasil penelitian ini dapat

dijadikan pedoman dalammenanamkan nilai-nilai karakterpada peserta didiknya.

2. Siswa, hasil penelitian ini dapatmenjadi salah satu sumberinformasi dan pengetahuantentang nilai-nilai pendidikankarakter yang terdapat dalamnaskah drama.

3. Menambah pengetahuanmengenai apresiasi karya sastradan memahami nilai-nilaipendidikan karakter yangterdapat dalam naskah drama.

4. Peneliti selanjutnya, hasilpenelitian ini dapat menjadiperbandingan, khususnya

penelitian mengenai nilai-nilaipendidikan karakter yangterdapat dalam naskah drama.

5. Pemegang kebijakan di instansipendidikan, hasil penelitan inidapat menjadi bahanpertimbangan dalam memilihdan menentukan naskah dramayang baik untuk pembelajaran.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Naskah Drama

Drama sebagai karya satra yaitunaskah disebut juga sastra lakon.Menurut Waluyo (2006:7) “Dramanaskah disebut juga sastra lakon.Sebagai salah satu genre satra, dramanaskah dibangun oleh struktur fisik(kebahasaan) dan struktur batin(semantik, makna). Wujud fisiksebuah naskah adalah dialog atauragam tutur. Ragam tutur itu adalahragam sastra”. Artinya, bahwanaskah drama merupakan sebuahbentuk karya sastra yangmenceritakan tentang konflikmanusia yang digali dari kehidupan.

2.2 Pengertian Drama

Secara etimologis istilah“drama” berasal dari kata “dramoi”(bahasa Yunani) yang berartimenirukan. Sedangkan istilah“Teater” berasal dari kata “teatron”(bahasa Yunani) yang berarti: pusatupacara persembahan yang terletakdi tengan-tengah arena. Berdasarkanetimologis tersebut, “dramoi”;menirukan dalam pengertian umumkemudian, istilah “drama” diartikan

Page 126: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

120

perbuatan atau gerak. Ditinjau dariseni sastra, pengertian drama ialahdrama yang dari suatu naskah yangbermutu sastra, yang diutamakanialah sastranya (Atmojo, 1985).

2.3 Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yangberharga, bermutu, menunjukkankualitas, dan berguna bagi manusia.Artinya nilai adalah suatu ketetapanyang ada bagaimanapun keadaan disekitarnya berlangsung.

Menurut Adisusilo (2014:56):Nilai berasal dari

bahasa Latin vale’re yangartinya berguna, mampu akan,berdaya, berlaku, sehingganilai diartikan sesuatu yangdipandang baik, bermanfaatdan paling benar menurutkeyakinan sesorang atausekelompok orang. aribeberapa pendapat ini,pengertian nilai dapatdisimpulkan sebagai sesuatuyang bernilai, berharga,bermutu, akan menunjukkansuatu kualitas dan akanberguna bagi kehidupanmanusia. Nilai adalah kualitassuatu hal yang menjadikan halitu disukai, diinginkan, dikejar,dihargai, berguna dan dapatmembuat orang yangmenghayatinya menjadibermartabat.

2.4 Hubungan Sastra dengan NilaiMenurut Suyitno (1986), sastra

dan tata nilai merupakan duafonemena sosial yang salingmelengkapi dalam hakikat merekasebagai sesuatu yang eksistensi.Sastra sebagai produk kehidupan,mengandung nilai-nilai sosial,filsafat, religi, dan sebagainnya, baikyang bertolak dari pengungkapankembali maupun yang menpunyaipenyodoran konsep baru. Sastra tidakhanya memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupan personal, tetapi juganilai-nilai kehidupan manusia dalamarti total.

2.5 Pengertian PendidikanSecara etimologis, pendidikan

berasal dari bahasa Yunani“Paedogogike”, yang terdiri ataskata “Pais” yang berarti Anak” dankata “Ago” yang berarti “Akumembimbing”. Pendidikan berartisegala usaha orang dewasa dalampergaulannya dengan anak-anakuntuk memimpin perkembanganjasmani dan rohaninya ke arahkedewasaan.

2.6 Pendidikan KarakterPendidikan karakter adalah

segala usaha yang dilakukan untukmembentuk karakter anak. Usahayang disengaja tersebut merupakancara untuk membantu seseoranguntuk memahami, memperhatikandan melakukan nila-nilai etika yanginti. Cara pikir yang dihasilkanmelalui pendidikan karakter dapatmenjadikan peserta didik mampu

Page 127: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

121

beradaptasi di berbagai lingkungandengan menerapkan nilai-nilaipendidikan karakter denganberlandaskan budaya bangsa.

Pengertian kata karakter,Samani dan Hariyanto (2014:41)mengatakan “Karakter dimaknaisebagai cara berpikir dan berperilakuyang khas tiap individu untuk hidupdan bekerja sama, baik dalamlingkungan keluarga, masyarakat,bangsa, dan negara). Mengenaipendidikan karakter Samani danHariyanto (2014:44) mengatakan“Pendidikan karakter juga dapatdidefinisikan sebagai pendidikanyang mengembangkan karakter yangmulia (good character) dari pesertadidik dengan mempraktikkan danmengajarkan nilai-nilai moral danpengambilan keputusan yangberadab dalam hubungannya dengansesama manusia maupun dalamhubungannya dengan Tuhannya”.

Dalam UU Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem PendidikanNasional, pada pasal 3, tertulis“Pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan danmembentuk karakter serta peradabanbangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupanbangsa,...”. Dalam UU ini jelas adakata “katakter” meskipun tidak adapenjelasan lebih lanjut tentang katakarakter. Artinya, pembentukankarakter anak didik sudah disahkandalam UU Sistem PendidikanNasional. Dengan demikian, sudahsepantasnya pengkajian tentangpendidikan karakter ini dilakukan.

2.7 Nilai Pendidikan KarakterNilai pendidikan karakter

yang digunakan sebagai landasanteori dalam penelitian ini mengacukepada rumusan menurutKementerian Pendidikan Nasional(2010), yakni ada 18 Nilai Karakteryang akan ditamamkan dalam diripeserta didik sebagai upayamembangun karakter bangsa.Dipilihnya pendapat Kemendiknasini didukung oleh pendapat Suyadi(2015:7) yang menyatakan:

18 nilai karakter versiKemendiknas telahmencakup nilai-nilai karakterdalam berbagai agamatermasuk agama Islam. Disamping itu, 18 nilai tersebuttelah disesuaikan dengankaidah-kaidah ilmupendidikan secara umum,sehingga lebih implementatifuntuk diterapkan dalampraksis pendidikan, baiksekolah maupun madrasah.Lebih dari itu, 18 nilaikarakter tersebut telahdirumuskan standarkompetensi dan indikatorpencapaiannya di semua matapelajaran, baik sekolahmaupun madrasah. Dengandemikian pendidikan karakterdapat dievaluasi, diukur, dandiuji ulang.

Nilai pendidikan karakter versiKemendiknas (2010) adalah :1. Religius, yakni ketaatan dan

kepatuhan dalam memahami danmelaksanakan ajaran agama

Page 128: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

122

(aliran kepercayaan) yang dianut,termasuk dalam hal ini adalahsikap toleran terhadappelaksanaan ibadah agama (alirankepercayaan) lain, serta hiduprukun dan berdampingan.

2. Jujur, yakni sikap dan perilakuyang menceminkan kesatuanantara pengetahuan, perkataan,dan perbuatan (mengetahui apayang benar, mengatakan yangbenar, dan melakukan yangbenar) sehingga menjadikanorang yang bersangkutan sebagaipribadi yang dapat dipercaya.

3. Toleransi, yakni sikap danperilaku yang mencerminkanpenghargaan terhadap perbedaanagama, aliran kepercayaan, suku,adat, bahasa, ras, etnis, pendapat,dan hal-hal lain yang berbedadengan dirinya secara sadar danterbuka, serta dapat hidup tenangdi tengah perbedaan tersebut.

4. Disiplin, yakni kebiasaan dantindakan yang konsisten terhadapsegala bentuk peraturan atau tatatertib yang berlaku.

5. Kerja keras, yakni perilaku yangmenunjukkan upaya secarasungguh-sungguh (berjuanghingga titik darah penghabisan)dalam menyelesaikan berbagaitugas, permasalahan, pekerjaan,dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif, yakni sikap dan perilakuyang mencerminkan inovasidalam berbagai segi dalammemecahkan masalah, sehinggaselalu menemukan cara-cara

baru, bahkan hasil-hasil baruyang lebih baik dari sebelumnya.

7. Mandiri, yakni sikap dan perilakuyang tidak tergantung pada oranglain dalam menyelesaikanberbagai tugas maupunpersoalan. Namun hal ini bukanberarti tidak boleh bekerja samasecara kolaboratif, melainkantidak boleh melemparkan tugasdan tanggung jawab kepadaorang lain.

8. Demokratis, yakni sikap dan caraberpikir yang mencerminkanpersamaan hak dan kewajibansecara adil dan merata antaradirinya dengan orang lain.

9. Rasa ingin tahu, yakni caraberpikir, sikap, dan perilaku yangmencerminkan penasaran dankeingintahuan terhadap segalahal yang dilihat, didengar, dandipelajari secara lebih mendalam.

10. Semangat kebangsaan ataunasionalisme, yakni sikap dantindakan yang menempatkankepentingan bangsa dan negaradi atas kepentingan pribadi atauindividu dan golongan.

11. Cinta tanah air, yakni sikap danperilaku yang mencerminkan rasabangga, setia, peduli, danpenghargaan yang tinggiterhadap bahasa, budaya,ekomoni, politik, dan sebagainya,sehingga tidak mudah menerimatawaran bangsa lain yang dapatmerugikan bangsa sendiri.

12. Menghargai prestasi, yakni sikapterbuka terhadap prestasi oranglain dan mengakui kekurangan

Page 129: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

123

diri sendiri tanpa mengurangisemangat berprestasi yang lebihtinggi.

13. Komunikatif, senang bersahabatatau proaktif, yakni sikap dantindakan terbuka terhadap oranglain melalui komunikasi yangsantun sehingga tercipta kerjasama secara kolaboratif denganbaik.

14. Cinta damai, yakni sikap danperilaku yang mencerminkansuasana damai, aman, tenang,dan nyaman atas kehadirandirinya dalam komunitas ataumasyarakat tertentu.

15. Gemar membaca, yaknikebiasaan dengan tanpa paksaanuntuk menyediakan waktu secarakhusus guna membaca berbagaiinformasi, baik buku, jurnal,majalah, koran, dan sebagainya,sehingga menimbulkan kebijakanbagi dirinya.

16. Peduli lingkungan, yakni sikapdan tindakan yang selaluberupaya menjaga danmelestarikan lingkungan sekitar.

17. Peduli sosial, yakni sikap danperbuatan yang mencerminkankepedulian terhadap orang lainmaupun masyarakat yangmembutuhkannya.

18. Tanggung jawab, yakni sikap danperilaku seseorang dalammelaksanakan tugas dankewajibannya, baik yangberkaitan dengan diri sendiri,sosial, masyarakat, bangsa,negara, maupun agama.

2.8 Unsur-unsur yang MembangunNaskah Drama

Waluyo (2006:8) menyatakan“Naskah drama atau drama naskahdisebut juga sastra lakon. Sebagaisalah satu genre sastra, drama naskahdibangun oleh struktur fisik(kebahasaan) dan struktur batin(semantik, makna). Wujud fisiksebuah naskah adalah dialog atauragam tutur. Ragam tutur itu adalahragam sastra. Oleh sebab itu, bahasadan maknanya tunduk pada konvensisastra”.

Waluyo (2006:3)menyatakan:

Sebagai karya sastra,bahasa drama adalah bahasasastra karena itu sifatkonotatif juga dimiliki.Pemakaian lambang, kiasan,irama, pemilihan kata yangkhas, dan sebagainyaberprinsip sama dengan karyasastra yang lain. Akan tetapikarena yang ditampilkandalam drama adalah dialog,maka bahasa drama tidaksebeku bahasa puisi, danlebih cair dari bahasa prosa.Sebagai potret atau tiruankehidupan, dialog dramabanyak berorientasi padadialog yang hidup dalammasyarakat.

Drama sebagai karya sastraada yang menyebutnya sebagaidrama naskah, yakni sebagai salahsatu jenis karya sastra yang ditulisdalam bentuk dialog yang didasarkan

Page 130: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

124

atas konflik batin dan mempunyaikemungkinan dipentaskan. MenurutWaluyo (2006), unsur yangmembangunnya adalah: 1) Plot ataukerangka cerita, 2) Tokoh,penokohan, dan perwatakan, 3)Setting atau latar, 4) Tema, 5)Amanat, 6) Dialog, dan 7) Petunjukteknis atau teks samping.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode PenelitianSecara metodologis,

penelitian ini termasuk ke dalamstudi pustaka dan memilikikarakteristik sebagaimana dicirikanoleh rancangan kualitatif.

3.2 Pendekatan PenelitianPendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalahpendekatan objektif. Pendekatan inipeneliti gunakan berdasarkanpemikiran bahwa pendekatanmenitikberatkan pada karya sastra itusendiri.

3.3 Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Ini sesuaidengan tujuan penelitian yaitumendeskripsikan nilai-nilaipendidikan karakter dalam naskahdrama Jangan Menangis IndonesiaKarya Putu Wijaya terbitan tahun2005 dan penokohan naskah dramaini.

3.4 Data dan Sumber Data3.4.1 Data

Data dalam penelitian iniberupa kata, frasa, klausa, kalimat,ataupun dialog yang mengandungnilai-nilai pendidikan karakter yangterdapat dalam naskah drama JanganMenangis Indonesia karya PutuWijaya.

3.4.2 Sumber DataSumber data dalam penelitian

ini adalah naskah drama JanganMenangis Indonesia karya PutuWijaya yang diterbitkan tahun 2005dan diposting oleh Nasrul Wafi tahun2015 dan diunggah pada tanggal 15Juli 2016.

3.5 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian iniadalah penelitian kepustakaan ataustudi pustaka.

3.6 Instrumen PenelitianInstrumen dalam penelitian

ini adalah peneliti sendiri. Penelitisebagai instrumen melakukanpenelitian dengan pengamatan penuhterhadap nilai-nilai pendidikankarakter dalam naskah drama JanganMenangis Indonesia karya PutuWijaya yang diterbitkan tahun 2005.Peneliti dalam penelitian inimenggunakan korpus. Korpusmerupakan kumpulan dari beberapateks teori sebagai sumber penelitian.

Page 131: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

125

3.7 Analisis DataBerdasarkan teori analisis

konten, peneliti melakukan inferensisebelum melakukan analisis data,yakni memberikan kode pada teksnaskah drama Jangan MenangisIndonesia karya Putu Wijaya yangmengandung nilai-nilai pendidikankarakter berupa kata, kalimat,ataupun paragraf yang merujuk padapengertian abstraks, begitu jugauntuk cara pengarangmenggambarkan nilai pendidikankarakter ditinjau dari segipenokohan.

3.8 Pengecekan Keabsahan DataPengecekan keabsahan data

menggunakan teknik triangulasi teori(Moleong, 2010). Triangulasi teoridilakukan dengan cara memeriksahasil penelitian dan mencocokkannyadengan teori tentang nilai-nilaipendidikan karakter yangdikemukakan Kemendiknas (2010)yaitu tentang 18 nilai pendidikankarakter dan macam-macampenokohan menurut Semi (1984).

IV. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Nilai pendidikan karakteryang ditemukan dalam naskah dramaini adalah: (1) religius, (2) jujur, (3)toleransi, (4) kerja keras, (5) rasaingin tahu, (6) semangat kebangsaan,(7) cinta tanah air, dan (8) pedulisosial.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Nilai Pendidikan Karakterdalam Naskah DramaJangan Menangis IndonesiaKarya Putu Wijaya

4.1.1.1 Nilai Pendidikan KarakterReligius

Ya Tuhan aku tidak tahu! Kemana saja aku selama tigapuluh tahun ini.

Dalam kutipan ini ditemukankata-kata “Ya Tuhan…” yangmenggambarkan bagaimana tokohSeseorang mendekatkan diri kepadaTuhan Yang Maha Esa. Dalamkeadaan bingung atau kelalaian yangdialaminya, ia masih ingat untukbertanya pada Tuhan, bukan marah-marah atau menyesali kenapa iasampai lalai.

4.1.1.2 Nilai Pendidikan KarakterJujur

Satu di antara indikator jujuritu adalah dapat dipercaya, tidakbersikap pura-pura, tidak berkatabohong, berkata apa adanya, tidakmenipu diri sendiri maupun oranglain, dapat mengemban kepercayaanatau amanah dari orang lain, tidakmembohongi diri sendiri dan oranglain, dan tidak mengambil hak milikorang lain. Contohnya seperti dalamkutipan berikut:

DALANG:Sebentar.. sebentar.. aku lagi

curhat ini. Begitu lho selalu, kitayang bermaksud baik-baik malahdituduh sebagai..

Page 132: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

126

Tokoh Dalang sengajamenggunakan kata curhat yangmerupakan singkatan dari katacurahan hati. Ketika seseorangbersedia menyampaikan curahanhatinya tentu ini merupakanindikator seseorang itu berkata apaadanya.

4.1.1.3 Nilai Pendidikan KarakterToleransi

Nilai-nilai pendidikankarakter toleransi ditemukan dalamkutipan berikut ini:

SESEORANGAku kira kita semua setujumelakukan itu.

Dialog ini muncul ketikatokoh Seseorang membalas dialogtokoh Munir yang barkata “Kitaharus menghentikan perbuatansewenang-wenang yang kebablasanmau merdeka seenak perut sendiri”.Kata setuju dalam kutipan di atasmerupakan nilai pendidikan karaktertoleransi berupa mengakui pendapatorang lain sebagai bentuk mengakuidan menghargai hak azasi manusia.

4.1.1.4 Nilai Pendidikan KarakterKerja Keras

Kerja keras merupakanperilaku yang menunjukkan upayasungguh-sungguh dalam mengatasiberbagai hambatan belajar dan tugasserta menyelesaikan tugas dengansebaik-baiknya (Kemendiknas,2010). Berikut ini contoh perilakuyang mencerminkan kerja keras

antara lain, (1) bersemangat, (2)berusaha sekuat tenaga, (3) tegar, (4)pantang menyerah, (5) semangattinggi, (6) tidak putus asa, (7) tekundan ulet. Nilai-nilai pendidikankarakter kerja keras dapat dilihatdalam kutipan berikut ini:

DALANG:Tangan gelagapan

berpegangan mencoba bertahanagar tak terjadi kebangkrutanapalagi kemusnahan.

Dalam kutipan inidigambarkan, meskipun tokohDalang kebingungan tetapi ia tetapbertahan agar tidak terjadikebangkrutan apalagi kemusnahan.

4.1.1.5 Nilai Pendidikan KarakterRasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakansikap dan tindakan yang selaluberupaya untuk mengetahui lebihdalam dan meluas dari sesuatu yangdipelajari, dilihat, didengar, dandirasakan. Rasa ingin tahu yangdigambarkan dalam percakapan paratokoh di dalam naskah memilikibermacam-macam kalimat tanya,baik itu kalimat tanya karena marah,meminta Seseorang meyakinkan(penasaran), bertanya dalam hati,ataupun memang sebuah pertanyaanyang belum diketahui jawabannya.

Rasa ingin tahu berupakalimat tanya yang memang sebuahpertanyaan yang belum diketahuijawabannya cukup banyakditemukan dalam naskah drama

Page 133: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

127

Jangan Menangis Indonesia karyaPutu Wijaya ini. Contohnya adalahseperti dalam kutipan berikut.

SOEKARNOSaudara-saudara. Dasar-dasar

Negara telah saya usulkan. Limabilangannya. Inikah PancaDharma?Bukan! Nama PancaDharma tidak tepat di sini.

Rasa ingin tahu tokohSoekarno termasuk sebuahpertanyaan yang belum diketahuijawabannya. Rasa ingin tahu initermasuk memiliki sikap penasaran.

4.1.1.6 Nilai Pendidikan KarakterSemangat Kebangsaan

Nilai pendidikan karaktersemangat kebangsaan menurutKemendiknas (2010) ditandai denganadanya rasa (1) selalu peduli akanpersatuan, kesatuan, kepentingan dankesejahteraan bangsa dan negara, (2)sanggup dan mau berkorban untukkepentingan dan kesejahteraanbangsa dan negara, (3)mengembangkan rasa cinta tanah airdan bangsa, (4) mengembangkanpersatuan Indonesia atas dasarBhineka Tunggal Ika, dan (5)memelihara ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan kedamaianabadi dan keadilan sosial.

Contoh kutipan berikutmerupakan nilai pendidikan karaktersemangat kebangsaan berupa rasaselalu peduli akan persatuan,kesatuan, kepentingan dankesejahteraan bangsa dan negara

serta sanggup dan mau berkorbanuntuk kepentingan dan kesejahteraanbangsa dan negara.

DALANGTapi di celah yang kecil, masih

terlihat, terdengar dan terasa sebuahharapan apabila kita bersedia untukmenerima, belajar, ngeh, kemudianmembalikkan kekalahan menjadikemenangan masih ada sebuah janji.

Penggunaan kata-kataapabila kita bersedia dapat dimaknaisebagai usaha untuk peduli akansesuatu hal yang dalam hal ini adalahyang berkaitan dengan kepentingandan kesejahteraan bangsa dan negara.

4.1.1.7 Nilai Pendidikan KarakterCinta Tanah Air

Kutipan yangmenggambarkan nilai pendidikankarakter cinta tanah air hanya satuyaitu:

SOEKARNO:Kita ahli bahasa – namanya

ialah Pancasila. artrinya azas ataudasar, dan di atas kelima dasaritulah kita mendirikan NegaraIndonesia, kekal dan abadi.

Penyebutan Kita ahli bahasa- namanya ialah Pancasilamenunjukkan bahwa tokoh Soekarnodalam naskah drama ini banggaberbangsa, berbahasa, dan bertanahair satu Indonesia.

Page 134: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

128

4.1.1.8 Nilai Pendidikan KarakterPeduli Sosial

Peduli Sosial merupakan sikapdan tindakan yang selalu inginmemberi bantuan bagi orang lain danmasyarakat yang membutuhkan.Contohnya:

Jendral dan ajudannya datangsambil berteriak-teriak.Dialognya sama saja denganapa yang sebelumnyadiucapkan. Mereka berusahamembantu Dalang lepas daricengkeraman penonton yangngamuk itu.

Kata-kata mereka berusahamembantu Dalang merupakanbentuk nilai pendidikan karaktermembantu orang yang tidakmampu/sesama dan merupakanpekerjaan tolong-menolong.

4.1.2 Cara PengarangMenggambarkan Nilai-nilaiPendidikan Karakter dalamNaskah Drama JanganMenangis Indonesia KaryaPutu Wijaya Ditinjau dariSegi Penokohan

Cara pengarangmenggambarkan nilai-nilaipendidikan karakter dalam NaskahDrama Jangan Menangis IndonesiaKarya Putu Wijaya ditinjau dari segipenokohan hanya satu dialog yangmenyatakan watak tokoh secaraanalitik atau secara langsung, yaitupada dialog tokoh Marsinah dalamkutipan berikut:

MARSINAH:Bukan Mas. Bukan

hanya buruh pabrik yangmenderita. Semua perempuanjuga menderita Mas. Aku iniibu rumah tangga. Tapi akujuga berjuang seperti laki-laki Mas, hanya saja tidakkelihatan karena tempatkuhanya di dapur dan tempattidur. Kalau bukan aku, siapayang mengurus duabelasanak yang pati-crecel tiaptahun membutuhkanpendidikan itu. Karenamereka bukan hanya perlumakan tapi pendidikan.Kalau dibiarkan, pastitelevisi, film, buku-bukucabul dan narkoba ituberkuasa, semuanya akanmenjadi bandit sepertibapaknya.

Dalam dialog di atasditemukan kata-kata dari tokohMarsinah yang dengan jelasmenyebutkan bahwa is adalah iburumah tangga. Dialog lainnyamenggunakan penokohan secaradramatik atau secara tidak langsung.Penggambaran watak tokoh dalamnaskah drama ini lebih dominansecara: (1) penggambaran watakyang tidak diceritakan langsung, (2)penggambaran watak melalui pilihannama tokoh, dan (3) watak tokohmelalui dialog. Semua nama tokohdalam naskah drama ini digunakanuntuk menggambarkan watak tokoh.

Page 135: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

129

Nama-nama tokohnya adalahDalang, Jendral, Seseorang,Marsinah, Ajudan, Hansip,Soekarno, dan Munir. Inilah yangdimaksudkan bahwa penggambaranwatak melalui pilihan nama tokoh.

4.2 PembahasanApabila dibandingkan dengan

temuan penelitian terdahulu yangberkaitan dengan nilai pendidikankarakter dalam naskah drama yangpenulis baca, maka terdapat adanyakesamaan. Kesamaan itu adalahbahwa dalam naskah drama dapatditemukan nilai-nilai pendidikankarakter. Meskipun penelitian inisama-sama menemukan nilaipendidikan karakter dalam naskahdrama namun jenis pendidikankarakter yang ditemukan dalampenelitian yang dilakukan oleh KetutYarsama (2014) dengan judul“Analisis Hermeneutik Nilai-nilaiPendidikan Karakter dalam NaskahDrama Pewayangan SumpahRamaparasu” tidak sama dengannilai pendidikan karakter yangpenulis temukan dalam penelitian.Hasil penelitian Ketut Yarsama inimenunjukkan bahwa nilai-nilaipendidikan karakter yang terkandungdalam naskah drama “SumpahRamaparasu” adalah nilaipendidikan karakter demokratis,kejujuran, kehati-hatian, disiplin diri,membantu dengan tulus, bekerjasama, keteguhan hati, rasa haru, dantoleransi. Nilai-nilai tersebut masihbersifat aktual dan kontekstual.

Persamaan lain dari temuanpeneliti dengan penelitiansebelumnya, yaitu penelitian yangdilakukan oleh Zalmasri dkk. (2014)dengan judul “Nilai-nilai PendidikanKarakter dalam Naskah Drama AnakKerajaan Burung Karya Saini K.M.dan Naskah Drana Anak Neng NongKarya M. Udaya Syamsudin”. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwaterdapat kandungan nilai-nilaipendidikan karakter dalam keduanaskah drama ini. Hanya saja,penelitian ini tidak merinci secarajelas nilai-nilai pendidikan karakterapa saja yang ditemukan berdasarkan18 nilai pendidikan karakter menurutKemendiknas (2010). Iamengelompokkan nilai pendidikankarakter berdasarkan penanamannilai karakter untuk pembelajaran diSekolah Dasar. Hal inilah yangmenjadi perbedaan penelitian olehZalmasri dengan penelitian ini.

Zalmasri dalam laporanpenelitiannya menyarankan ataumerekomendasikan agar dua naskahini dapat dijadikan bahanpembelajaran untuk anak SekolahDasar. Hasil penelitian nilai-nilaipendidikan karakter dalam naskahdrama Jangan Menangis Indonesiamenunjukkan bahwa naskah dramaini direkomendasikan untukdigunakan di tingkat PerguruanTinggi. Alasannya, selain temuantentang delapan nilai pendidikankarakter dalam naskah drama ini jugaditemukan beberapa dialog yangagak porno, kurang mencerminkannilai pendidikan karakter yang baik,

Page 136: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

130

dan tidak cocok untuk siswa.Cocoknya adalah untuk mahasiswa.

V. SIMPULANAda delapan nilai pendidikan

karakter yang dapat ditemukandalam naskah drama ini dari delapanbelas nilai pendidikan karakter yangdikemukakan oleh Kemendiknas.Delapan nilai pendidikan karakter ituadalah: (1) religius, (2) jujur, (3)toleransi, (4) kerja keras, (5) rasaingin tahu, (6) semangat kebangsaan,(7) cinta tanah air, dan (8) pedulisosial.

Cara pengarangmenggambarkan watak tokoh dalamdrama ini ditinjau dari segipenokohan adalah secara tidaklangsung atau secara dramatik.Hanya ada satu dailog yangmenggunakan penokohan secaraanalitik.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, J.R.S. 2014.Pembelajaran Nilai –Karakter. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Atmojo, T. 1985. Pendidikan SeniDrama. Suatu Pengantar.Surabaya . Usaha Nasional.

Htt://id.wikipwdi.org./wiki/Putu Wijaya.

Kemendiknas. 2003. UU Nomor 20Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta:kemendiknas.

----------. 2010. PengembanganPendidikan Budaya dan

Karakter. Jakarta:Kemendiknas.

Moleong, L. J., 2010. MetodePenelitian Kualitatif.Bandung. Remaja RosdaKarya.

Samani, M. dan Hariyanto. 2014.Konsep dan ModelPendidikan Karakter.Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset.

Semi, M. A. 1988. Anatomi Sastra.Jakarta: Angkasa.

Suyadi. 2015. Startegi PembelajaranPendidikan Karakter.Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Suyitno. 1986. Sastra, TataNilai, Eksegensis. Yogyakarta:Anindita.

Wafi, N. 201. Jangan MenangisIndonesia. Diakses tanggal 15Juli 2016.

Waluyo, H. J. 2006. Drama: Naskah,Pementasan, danPengajarannya. Surakarta:LPP dan UNS Press.

Wijaya, P. 2016. Jangan MenagisIndonesia. Nasrul Wafi

Yarsama. K. 2014. AnalisisHermeneutik Nilai-nilaiPendidikan Karakter dalamNaskah Drama Pewayangan“Sumpah Ramaparasu”.Jurnal Pendidikan danPengajaran. Volume 47Nomor 1, 2014. Bali:Universitas PendidikanGanesha.

Zalmasri, dkk. 2014. NilaiPendidikan Karakter dalamNaskah Drama “AnakKerajaan Burung” Karya

Page 137: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

131

Saini KM dan Naskah DranaAnak “Neng Nong “ KaryaM. Udaya Syamsudin. JurnalBahasa, Sastra danPembelajaran. Volume 2Nomor 3, Oktober 2014.Padang: Universitas NegeriPadang.

Zuchdi, D., dkk. 2013. ModelPendidikan KarakterTerintegrasi dalamPembelajaran danPengembangan KurikulumSekolah. Yogyakarta: MultiPresindo.

Page 138: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

132

PROSES MORFOLOGI PADA PENAMAAN“TAMAN TEMATIK” DI KOTA BANDUNG

Ponia Mega Septiana

Fakultas Ilmu Budaya, UniversitasPadjadjaran, Bandung-IndonesiaE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kota Bandung memberikan pesona keindahan alam serta tampilantata kota yang baru terutama pada taman kotanya. Tiap tamanmemiliki konsep masing – masing sehingga terkenal dengan TamanTematik di Kota Bandung yang menjadi objek wisata favorit bagimasyarakat. Fokus utama pada penelitian ini adalah penulis inginmengetahui dan menganalisis penamaan taman tematikmenggunakan teori dari O’grady (2016) dan Lieber, R. (2009)mengenai proses morfologi. Metode yang digunakan adalah metodekualitatif. Hasil dari penelitian ini, beberapa data yang di analisismenggunakan proses morfologi yaitu blending yang dimanakombinasi dari dua kata atau lebih menjadi satu, borrowing adalahpenggunaan kata dari bahasa lain tanpa merubah arti ataupunpenulisan, coined yaitu terbentuknya kata berdasarkan latarbelakangsebuah kata, serta compounding dimana terjadinya penggabungandua kata atau lebih. Maka kesimpulan dari penelitian ini dari hasilpenelitian proses borrowing lebih banyak digunakan dalampenamaan Taman Tematik di Kota Bandung.

Kata Kunci : Proses Morfologi, Word formation, Taman TematikBandung

PENDAHULUANKota Bandung yang dikenal

dengan kota kembang merupakankota dengan hampir tiga juta jiwa.Masa pemerintahan Bapak RidwanKamil menjadi Walikota Bandung,Kota Bandung berubah menjadi kotayang semakin indah sertamenjadikannya kota yang nyamanbagi kaum muda maupun semua

kalangan dengan tampilan tatakotayang baru, serta membangunbeberapa taman kota.

Sejak pemerintahan WalikotaRidwan Kamil, Bandung sedikitnyamemiliki 24 taman kota yangmenjadikan taman tersebut menjaditempat favorit wisatawan di KotaBandung. Taman – taman inikebanyakan hasil dari revitalisasi

Page 139: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

133

dari taman – taman sebelumnya agarmenjadi lebih indah dan memberikandaya tarik bagi wisatawan lokalmaupun internasional. Tamantematik di Bandung yang terkenaldan menjadi tempat favorit seperti:Taman Vanda, Taman Tepian AnakSungai Cikapayang, Taman PustakaBunga Cilaki, Taman Fotografi,Taman Jomblo, Taman Film, TamanMusik, Taman Lansia, TamanSkateboard, Taman Superhero danmasih banyak lagi.

Penelitian ini berfokus padaanalisis proses morfologi padapenamaan taman tematik di KotaBandung berdasarkan teoriO’Grandy (2016) dan Lieber, R.(2009). Nama taman tematik di KotaBandung merupakan objek daripenelitian ini dan penulis inginmenganalisis jugamengklasifikasikan penamaan tamankedalam proses morfologi atau wordformation.

KERANGKA TEORIMorfologi adalah ilmu

tentang word formation ataupembentukan kata termasuk carabagaimana kata tersebut diciptakanuntuk bahasa di seluruh dunia(Lieber,2009). Satuan terkecil yangmemiliki makna atau fungsigramatikal disebut dengan morfem.Morfem dibagi menjadi dua yaitufree morfem dan bound morfem.Free morfem adalah morfem yangbisa berdiri sendiri, dan boundmorfem adalah morfem yang tidakbisa berdiri sendiri (Yule,2010).

Proses morfologi atau wordformation adalah suatu pembetukankata baru seperti Blending,borrowing, coined word,compounding, clipping, conversion,acronym dan lainnya.1. Blending adalah dimana

mencombinasikan dua kata yangdisatukan dan di produksimenjadi satu kata serta memilikiarti baru. Contoh dalam bahasaSunda yaitu Cireng yang dimanapenggabungan kata “aci”(tepung tapioka) + goreng yaitusuatu makanan yang terbuat daritepung tapioka atau aci laludigoreng.

2. Borrowing adalah penggunaankata yang berasal dari bahasa laindan digunakan dalam bahasaindonesia atau sebaliknya.Seperti kata sendal dalam bahasaindonesia digunakan juga katayang serupa dalam bahasaInggris.

3. Coined word adalah prosesdimana kata yang sudah adanamun dijadikan rujukan sebagaipenamaan kata baru tanpamenggunakan prosespembentukan kata lain.Contohnya kata kodak yangdijadikan sebagai nama produkkamera.

4. Compounding adalahpenggabungan dua kata ataulebih menjadi kata tunggal ataubentuk baru. Contohnya dalambahasa inggris yaitu wallpaperterbentuk dari dua kata bendawall yang artinya dinding dan

Page 140: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

134

paper yang artinya kertas, danmembentuk kata yang baru yaituwallpaper.

5. Clipping adalah suatupembentukan kata yang terjadiketika satu kata atau lebih dipersingkat penyebutannya hanyasatu syllable. Contoh kata fluadalah kependekan dari katainfluenza.

6. Conversion adalah perubahanfungsi dari suatu kata. Contohnyaperubahan fungsi dari katagunting (kata benda) berubahmenjadi kata kerja berdasarkankalimat , guntinglah rambutmuitu.

7. Acronym adalah kata baru yangdibentuk bendasarkan inisial katadari kata sebelumnya, danbertujuan untuk lebih mudah diingat dan di ucapkan contoh SMAadalah kependekan dari SekolahMenengah Atas atau dalambahasa Inggris CD yaituCompact Disk.

METODOLOGIMetode penelitian ini

menggunakan metode kualitatif yangdimana menurut Sugiyono (2008)metode penelitian kualitatif seringdisebut dengan metode penelitiannaturalistik karena penelitiannyadilakukan pada kondisi yangalamiah. Serta penelitian ini jugamenggunakan metode deskriptikkarena metode ini untuk membuatsuatu gambaran mengenai situasiatau kejadian dan dalam metodedeskriptif, dalam praktek

lapangannya penelitian inimenggunakan teknik survei yangdimana pengumpulan suatu datayang relatif terbatas dan dan tujuanpokoknya memecahkan masalah daridata yang diperoleh (Hikmat, 2011).

PROSES MORFOLOGI PADAPENAMAAN “TAMANTEMATIK” DI KOTABANDUNG

Dari data yang telah dikumpulkan, penulis menemukanempat perbedaan proses morfologidalam penamaan taman tematik dikota Bandung yaitu: Blending,Borrowing, Coined word, danCompounding.

A. BlendingPertama penulis akan

menampilkan satu data dariBlending names yang akan dijelaskan di bawah ini.

(Data 1: Taman Lansia)

Taman lansia adalah tamanyang dimana terletak di jalanCisangkuy Bandung. Taman inisering digunakan untuk olahragaatau sekedar rekreasi dengankeluarga. Kata “lansia”merupakan sebuah prosesmorfologi dimana

Page 141: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

135

mengkombinasikan kata menjadisatu, yaitu blending names. Kata“Lanjut” dan “Usia”dikombinasikan makaterbentuklah kata “lansia” yangartinya orang yang sudah tua(lanjut usia). Taman ini tidakhanya diperuntukan untuk orangyang sudah lanjut usia, namunbisa untuk semua kalangan.

B. BorrowingKedua penulis akanmenampilkan beberapa data dariBorrowing names yang akan dijelaskan di bawah ini.

(Data 2: Taman Vanda)

Taman Vanda di kotaBandung terletak di JalanMerdeka bawah. Seperti taman –taman lainnya, taman Vandajuga sering digunakanmasyarakat untuk rekreasi atausekedar meluangkan waktusenggang dan biasa digunakanoleh anak muda. Nama Vandaberasal dari bahasa Sanksekertayang artinya indah. Dan namaVanda di ambil dari sebuahnama bunga yaitu bungaAnggrek yang sangat indahsesuai dengan arti dari namaVanda tersebut.

(Data 3: Taman Jomblo)

Taman Pasupati adalah salahsatu taman yang digemari olehkaum muda. Taman ini terkenaldengan taman jomblo karenakonsep dari taman ini adalahpemerintah kota Bandungmembuat sebuah konsep dimanaterdapat beberapa tembok –tembok berfungsi untuk tempatduduk. Kata jomblo berasal daribahasa Sunda yaitu “Jomlo” yangartinya gadis tua. Kata jomblomemberi makna sendiri atauorang yang masih sendiri (belummenikah) seperi tembok – tembokdibuat untuk orang yang datangsendiri.

(Data 4: Taman Musik)

Taman musik yang bertempatdi jalan Belitung, Sumurbandung,kota Bandung. Taman ini awalnyabernama Taman Centrum. Tamantersebut biasa digunakan untukanak – anak band yang gemar

Page 142: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

136

bermusik. Kata musik awalnyadari bahasa Yunani yaitu“Mousike” yang mana digunakanuntuk sebutan nama dewiperempuan Zeus. Serta dalambahasa Latin yaitu “Musica” yangmemiliki arti sebuahpengekspresian dalam kehidupanmanusia. Maka bisa terlihatbahwa kata “musik” merupakankata yang masuk kedalam prosesmorfologi yaitu borrowing word.

(Data 5: Taman Fotografi)

Tanam Fotografi yangawalnya bernama tamanCempaka merupakan taman diruang terbuka dan dibuka untukumum. Taman tersebut berada dijalan Anggrek, kota Bandung.Kata Fotografi berasal darinegara Yunani yaitu “Photos”yang artinya cahaya dan juga“Grafo” yang artinya melukis,maka Photografo yaitu mediamenulis atau melukismenggunakan cahaya. KataFotografi bisa dikatakan masukkedalam proses morfologi yaituborrowing word yang dimanakata tersebut bukan asli daribahasa Indonesia.

C. CoinedKetiga, proses morfologi

bisa terlihat pada data yang satuini mengenai Coined word.

(Data 6: Taman Dewi Sartika)

Taman Dewi Sartikabertempat di kawasan BalaiKota yang dahulu bernamaTaman Merdeka. Namun, padatahun 1996 Pemkot Bandungmengganti dengan nama TamanDewi Sartika. Nama DewiSartika adalah nama dariseorang pahlawan nasionalwanita kelahiran Bandung,beliau seorang penggagaspendidikan untuk kaum wanita.Nama Dewi Sartika dalampenamaan taman ini bisadiklasifikasikan kedalam Coinedword karena Dewi Sartikaadalah sebuah nama yang diambil dari nama PahlawanNasional.

D. CompoundingYang terakhir adalah proses

morfologi pada datacompounding yang akan dijelaskan di bawah ini.

Page 143: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

137

(Data 7: Cibeunying Park)

Cibeunying Park adalahtempat destinasi dikotaBandung Barat. KataCibeunying diambil dari duakata yaitu “Ci” yang artidalam bahasa Sunda adalahair dan “beunying”merupakan nama sebuahtanaman yang nama latinnyaadalah Ficus fistulosa yangumumnya dikenal dalambahasa sunda adalah tanamanBeunying. Arti kataCibeunying adalah air daritanaman Beunying.

SIMPULANHasil dari penelitian tentang

analisis penamaan taman tematikmenggunakan proses morfologimembuktikan bahwa ada empatproses morfologi ditemukan dalamnama – nama taman di Bandungyaitu: blending, borrowing, coinedword serta compounding. Prosesyang dominan digunakan dalampenamaan adalah proses borrowing.

DAFTAR PUSTAKA

Eva Tuckyta Sari Sujatna, Heriyanto,Kasno Pamungkas. (2016).Morphological Processes of

Jawa Barat TourismDestination Naming.Bandung: Proceedings ofINTCESS2016 3rdInternational Conference onEducation and SocialSciences.

Hikmat, D. M. (2011). MetodePenelitian Dalam PerspektifIlmu Komunikasi dan Sastra.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lieber, R. (2009). IntroducingMorphology. New York:Cambridge University Press.

O'Grady, W. (2016). ContemporaryLinguistic Analysis: AnIntroduction Eighth Edition.Canada: Pearson Canada Inc.

Sugiyono, P. D. (2008)MetodePenelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Yule, G. (2010 ). The Study ofLanguange, fourth edition.New York: CambridgeUniversity Press.

http://www.destinasibandung.co.id/15-taman-tematik-di-bandung-yang-asik-untuk-dikunjungi.html

https://www.google.co.id/search?q=taman+dewi+sartika&biw=1024&bih=470&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiL8sn71_bRAhVCLI8KHdenA-EQ_AUIBigB&dpr=1#imgrc=t5ASZpggJWwZuM:

Page 144: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

138

http://www.biografiku.com/2011/09/biografi-dewi-sartika.html

http://wikimapia.org/7467977/id/Taman-Dewi-Sartika

http://floranegeriku.blogspot.co.id/2011/06/arabeunying-ficus-fistulosa-reinw.html

Page 145: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

139

AUTHOR GUIDELINES

Manuscripts submitted to SYNTAX: Journal of Language and Literatureshould normally be between 2,000 to 7,000 words or between 10-17 pageswith single space.

Contributor(s) should include a short CV describing his/her/their currentposition and activities in not more than 80 words.

Articles should be written in English or Indonesian in single space, usingMicrosoft Word, font size 12, Times New Roman, top and left margin 3 cm,bottom and right margin 2,54 cm, printed in A4.

TITLE should be less than 12 words, capitalized, centered, with font size 14,followed by author’s name, the institution and email address.

ABSTRACT not more than 500 words, containing the importance of thetopic, objective, method, findings, and conclusion.

KEYWORDS consists of 3-5 words. INTRODUCTION should consist of the background of the study, research

context, literary review, and research objective. All introduction should bepresented in the forms of paragraphs, not pointers, with the proportion of 15-20% of the whole article length.

METHOD section consists of description concerning the research design,data sources, data collection, and data analysis with the proportion of 10-15%of the total article tlength, all presented in the form of paragraphs.

RESULT & DISCUSSION section consist of description of the result of thedata analysis to answer the research question(s) and their meanings seen fromcurrent theories and references of the area addressed. The proportion of thissection is 40-0% of the total article length.

CONCLUSION section consists of the summary, restatement, comment orevaluation of the main findings.

Use only horizontal lines when using tables. Put table number and the title ofthe table on top of it.

Every source cited in the body of the article should appear in the reference. The sources cited should be at least 80% come from those published in the

last 10 years. Quotations and references follow APA citation style.

Page 146: SYNTAX · 2019. 5. 11. · SYNTAX Journal of Language and Literature Edisi Maret 2017 ISSN 2078-9342 stba_sas@yahoo.co.id vi KAJIAN BAHASA DAN SASTRA Telaah Kritis Kesantunan Bahasa

SYNTAXJournal of Language and LiteratureEdisi Maret 2017

ISSN [email protected]

140