syariah psak 101.docx

10
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah Kerangka dasar penyusunan dan penajian laporan keuangan syariah menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: a) Penyusunan standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaann tugasnya b) Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah c) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai a[akah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan, d) Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah. Pengertian transaksi syariah yang dimaksud dalam kerangka dasar ini adalah transaksi yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Kerangka dasar ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan dan karenanya tidak mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu. Adapun kerangka dasar ini membahas: a) Tujuan laporan keuangan b) Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan; dan c) Definisi, pengakuan dan pengukuran unsure-unsur yang membetuk laporan keuangan. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber

Upload: arsykeiway

Post on 22-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

akuntansi syariah

TRANSCRIPT

Page 1: syariah psak 101.docx

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Kerangka dasar penyusunan dan penajian laporan keuangan syariah menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

a) Penyusunan standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaann tugasnyab) Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum

diatur dalam standar akuntansi keuangan syariahc) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai a[akah laporan keuangan disusun sesuai dengan

prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan,d) Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

Pengertian transaksi syariah yang dimaksud dalam kerangka dasar ini adalah transaksi yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Kerangka dasar ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan dan karenanya tidak mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu.

Adapun kerangka dasar ini membahas:

a) Tujuan laporan keuanganb) Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan; danc) Definisi, pengakuan dan pengukuran unsure-unsur yang membetuk laporan keuangan.

Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber informasi keuangan dank arena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti prospectus, dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar ini.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan keuangan atas kegiatan komersial, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan perubahan ekuitas), catatan dan laporan keuangan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan atas kegiatan social meliputi laporan sumber dan penggunaan zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dan kebijakan. Disamping itu juga termasuk, skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya keuangan segmen industry dan geografis.

Kerangka dasar ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan dalam laporan keuangan entitas syariah maupun entitas konvensional, baik sektor public maupun sektor swasta. Entitas syariah pelapor adalah entitas syariah yang laporan keuangannya digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai sumber utama informasi keuangan entitas syariah. Entitas

Page 2: syariah psak 101.docx

konvensional yang melakukan transaksi syariah tidak perlu menyiapkan laporan keuangan syariah secara lengkap melainkan hanya melaporkan transaksi syariah sesuai dengan ketentuan standar akuntansi syariah dalam laporan keuangan konvensional.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi

Pemakai laporan keunagan meliputi:

Investor. Investor dan penasihatnya berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan entitas syariah untuk pembayaran deviden.

Pemberi dana qardh. Pemberi dana qardh tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

Pemilik dana syirkah temporer. Pemilik dana syirkah temporer yang berkepentingan akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing dan aman

Pemilik dana titipan. Pemilik dana titipan tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinakn mereka untuk memutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap saat.

Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf. Pembayaran dan penerima zakat, infak, sedekah dan waqaf berkepentingan untuk menerima informasi tentang kepatuhan pengelolaan bank akan prinsip syariah

Pengawas syariah. Berkepentingan dengan informasi tentang kepatuhan pengelolaan bank akan prinsip syariah

Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik dengan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas intentitas syariah. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan entitas syariah dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempatan kerja.

Pemasok dan mitra kerja usaha lainnya. Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

Pelanggan. Para pelanggan tertarik dengan informasi mengenani kelangsungan hidup entitas syariah, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka penjang dengan, tergantung pada, entitas syariah.

Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan dengan aktivitas entitas syariah. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur entitas syariah, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistik lainnya.

Masyarakat. Entitas syariah memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, entitas syariah dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti ke perekonomian nasinonal.

Page 3: syariah psak 101.docx

 Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Berhubung para investor saham dan pemilik dan syirkah temporer merupakan penanam modal(dana beresiko) ke perbankan syariah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain. Manajemen perbankan syari’ah memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perbankan syari’ah.

 Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun demikian, pelaporan informasi semacam itu berada diluar ruang lingkup kerangka dasar ini. Bagaimanapun juga, laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada informasi yang digunakan manajemen tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.

Asas-asas Transaksi SyariahTransaksi syariah berdasarkan pada prinsip:

Persaudaraan (ukhuwah); Keadilan (‘adalah) Kemaslahatan (mashlahah) Keseimbangan (tawazun) Universalisme (syumuliyah)

Karakteristik Bank Syari’ah dan Transaksi Syari’ah

Karakteristik Bank syari’ahDirektorat Perbankan Syari’ah BI menguraikan ada 7 karakteristik utama yang menjadi prinsip

sistem Perbankan Syari’ah di Indonesia yaitu :1. Universal, memandang bahwa bank syari’ah berlaku untuk setiap orang tanpa memandang

perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan agama.2. Adil,memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai dengan

posisinya dan melarang adanya unsure maysir(unsure spekulasi atau untung-untungan), gharar (ketidak jelasan), haram, riba’.

3. Transparan,dalam kegiatannya bank syari’ah sangat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.4. Seimbang, mengembangkan sektot keuangan melalui aktivitas perbankan syari’ah yang

mencangkup pengembangan sector riil dan UMKM ( Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)5. Maslahat, bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan.6. Variatif,Produk bervariasi.7. Fasilitas, banyak fasilitas yang telah disediakan.

Karakteristik Transaksi Syari’ah

Page 4: syariah psak 101.docx

Transaksi syari’ah terkait dengan nilai-nilai etis meliputi aktivitas sector keuangan dan sector riil yang dilakukan secara koheren tanpa dikotomi sehingga keberadaandan nilai uang merupakan cerminan aktivitas investasi dan perdagangan. Implementasi transaksi yang sesuai dengan peradigma dan azas transaksi syari’ah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan berikut :

a. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;b. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik;c. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan prngukur nilai, bukan sebagai komoditas;d. Tidak mengandung unsure riba ;e. Tidak mengadung unsur kezaliman;f. Tidak mengadung unsur maysir;g. Tidak mengandung unsur gharar;h. Tidak mengadung unsur haram;i. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena keuntungan yang

didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil ghurmi (no gain without accompanying risk).

j. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan menggunakan standart ganda harga umtuk satu akad serta tidak mrnggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (ta’alluq) dalam suatu akad.

k. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan maupun melalui rekayasa penawaran.l. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.

Transaksi syari’ah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial maupun yang bersifat sosial yang bersifat non komersial.Transaksi syari’ah komersial dilakukan antara lain berupa : investasi untuk mendapatkan bagi hasil , jual beli barang untuk mendapatkan laba, dan atau pemberian layanan jasa untuk mendapatkan imbalan. Transaksi syari’ah nonkomersial dilakukan antara lain berupa : pemberian dana pinjaman atau talangan qard, penghimpunan dan penyaluran dan social seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, dan hibah.

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keungan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta pembahasan posisi keuangan suatu perbankan syari’ah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, tujuan lainnya adalah :

a. Meningkatkan kepatuhan dalam prinsip syari’ah dalm semua transaksi dan kegiatan usaha.b. Informasi kepatuhan perbankan syari’ah terhadap prinsip syari’ah, serta informasi asset,

kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syari’ah bila dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.

c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab perbankan syari’ah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pad tingkat keuntungan yang layak, dan

Page 5: syariah psak 101.docx

d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer, dan informasi pemenuhan kewajiban fungsi social perbankan syari’ah, termasuk pengelolaan dan penyaluran dana ZISWAF.

Laporan Keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secar umum menggambarkan penggaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi .

Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Dasar Akrual untuk mencapai tujuannya , laporan keuangan disusun atas dasar akrual.Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang merespresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan.Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan informasi transaksi masalalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.Perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usahs menggunakan dasar kas. Dalam hal prinsip pembagian hasil usaha berdasrkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah keuntungan bruto(gross profit).            Kelangsungan usaha, laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perbankan syari’ah dan akan melanjutkan usahanya dimasa depan. Karena itu, perbankan syari’ah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika yang dimaksud, atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangn mungkin harus disusun dengan dasra yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkap.[8]

Unsur-unsur(Komponen Laporan Keuangan Bank Syari’ah)

Sesuai karakteristik maka laporan keuangan perbankan  syari’ah anatara lain meliputi :a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial:

i. Laporan posisis keuanganii. Laporan laba rugi

iii. Laporan arus kas;daniv. Laporan perubahan ekuitas

b. Komponen laporan keuangan yang mencermonkan kegiatan ssosial:

Page 6: syariah psak 101.docx

i. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;danii. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.

iii. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab khusus perbankan syari’ah tersebut.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuanagan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklarifikasi dan dalam berdbeda kelompok besar menurut karakteristik ekonomi.Kelompok besar ini merupakan unsure laporan keuangan.Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah asset, kewajiban, dana syirkah temporer, dan ekuitas. Sedang unsure yang berkaitan dengan pengurangan kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan beban.Laporan perubahan posisi keuanagan biasanya mencerminkan berbagai unsure laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsure neraca denagan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsure laporan perubahan posisi keuangan secara khusus.

Penyajian berbagai unsure ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses subklasifikasi misalnya, asset dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakikat atau fungsinya dalam bisnis perbankan syari’ah yang paling berguna lagi pemakai untuk tujuan pengambil keputusan ekonomi.

PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) untuk entitas syariah, yang selanjutnya disebut “laporan keuangan”, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lain. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam PSAK terkait.

Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan dalam penyajian laporan keuangan entitas syariah untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK. Entitas syariah yang dimaksud di PSAK ini adalah entitas yang melaksanakan transaksi syariah sebagai kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya.

Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan keuangan sesuai permintaan khusus (statutory) seperti pemerintah, lembaga pengawas independen, bank sentral, dan sebagainya.

laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang meliputi:

a) aset;b) kewajiban;c) dana syirkah temporer;d) ekuitas;e) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;f) arus kas;g) dana zakat; danh) dana kebajikan.

Page 7: syariah psak 101.docx

Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008. Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang berhubungan dengan pengaturan penyajian laporan keuangan bank syariah.