syariah-pengantar manajemen investasi
TRANSCRIPT
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 1/16
Pengantar Manajemen Investasi (Manajemen Investasi
Syariah Bag. 1)
Oleh: Nurmaeli, SEI
Semakin pesatnya perkembangan bisnis syariah di Indonesia, maka peluang yang
dihadapi oleh para pelaku bisnis syariah dalam mengembangkan sumber daya masyarakat
adalah sosialisasi mengenai mekanisme, transaksi dan operasionalisasi pada dunia bisnistersebut. Sehingga bisnis syariah yang telah ada dapat berkembang dengan maksimal. Hal
inilah yang menjadi tantangan pada bisnis syariah di Indonesia. Dimana mayoritas
masyarakat Indonesia adalah muslim, oleh karena itu partisipasi dari masyarakat sangat
diperlukan.
Sementara tantangan dan ganjalan yang dihadapi dalam investasi syariah adalah konsep
bagi hasil yang tidak mampu memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar
tidaknya sang pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang bisa diperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syariah masih terbatas,
sehingga kemampuan pengelola dana dalam mengatur portofolionya juga harus piawai.
Diversifikasi investasi yang terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena
itu, investasi syariah mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal,
baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya. Selain
itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dan
transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam,termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.
Dari sini dapat diasumsikan bahwa bentuk investasi syariah dalam membangun ekonomi
nasional harus diperhitungkan, karena tingkat perkembangannya yang relatif cepat. Demiterpenuhinya peluang dan tantangan tersebut, maka harus dirumuskan dan
disosialisasikan mengenai manajemen investasi syariah, sehingga partisipasi masyarakat
dalam bisnis ini juga akan meningkat.
Membahas manajemen investasi, maka ruang lingkupnya akan terlalu luas, sehingga penulis membatasi pembahasan pada tinjauan teoritis manajemen investasi syariah di
Indonesia. Baik deposito syariah, pasar modal syariah serta reksadana syariah. Dimana
masih ada hubungan signifikan dengan praktik investasi yang terjadi di lapangan.
A. Teori Manajemen Investasi
Secara umum investasi berarti penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi di masa yangakan datang. Dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana
pada suatu asset yang diharapkan akan memberikan hasil atau akan meningkatkan
nilainya di masa yang akan datang. Dari sini, investasi berarti diawali dengan
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 2/16
mengorbankan potensi konsumsi saat ini untuk mendapatkan peluang yang lebih baik
atau besar di masa yang akan datang.
Berikut karakteristik investasi:
1. Modal sebagai penentu keputusan2. Waktu yang tepat untuk mengambil keputusan
Karena investasi adalah hubungan keputusan pada pilihan keuangan atas modal/dana
dengan waktu.
Macam-macam Investasi
• Real Investment
Real investment adalah investasi yang berhubungan dengan bisnis di sektor riil. Dimana
aspek ini lebih didominasi oleh industri perbankan.
• Financial Investment
Sementara Financial Investment adalah investasi yang dilakukan pada aspek keuangan.
Seperti obligasi, saham, reksadana, dan pasar modal.
Konsep Dasar Investasi
• Pengaruh Waktu dan Pilihan
Hasil investasi merupakan akibat dari pilihan investasi atau jenis atas modal yangdiinvestasikan dan jangka waktu investasinya.
• Prinsip Compounding
Compounding adalah menempatkan kembali hasil investasi kedalam pokok untuk mendapatkan hasil ganda.
• Risk – Return Trade Off
Keuntungan dari cash flows dan atau hasil penjualan harta atau aset investasi adalah
merupakan hasil investasi. Dimana risikonya terletak pada deviasi antara hasil yangdiharapkan dengan kenyataan yang terjadi. Hal inilah yang kemudian menjadikan konsep
dasar investasi. Yaitu semakin tinggi keuntungan berarti semakin tinggi risiko yang
mungkin akan dihadapi. Yang menjadikan investasi harus menentukan langkah
memaksimalkan keuntungan dengan menekan risiko serendah-rendahnya.
• Pilihan yang Rasional
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 3/16
Dalam menentukan pilihan rasional seorang investor harus mencari hasil terbaik dengan
risiko terendah.
• Diversifikasi
Pemikiran ini didasarkan pada prinsip peluang bisnis, yang menjelaskan bahwa setiapusaha mempunyai peluang bisnis yang berbeda-beda.
• Waktu Investasi
Penentuan waktu investasi adalah elemen yang paling kritis terhadap keberhasilan
investasi. Praktik penentuan waktu ada beberapa teori:
1. Waktu memulai investasi2. Masa investasi
3. Waktu mengalihkan investasi
Strategi mengatasi permasalahan waktu adalah dengan melakukan investasi secara
berkala dengan nilai tertentu.
B. Investasi dalam Perspektif Islam
Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah. Sebab setiap harta ada zakatnya,
jika harta tersebut didiamkan maka lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu
hikmah dari zakat ini adalah mendorong untuk setiap muslim menginvestasikan hartanya.Harta yang diinvestasikan tidak akan termakan oleh zakat, kecuali keuntungannya saja.
Dalam investasi mengenal harga. Harga adalah nilai jual atau beli dari sesuatu yangdiperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut profit margin. Harga
terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar.
Suatu pernyataan penting al-Ghozali sebagai ulama’ besar adalah keuntungan merupakankompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri
pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang memperoleh keuntungan yang merupakan
kompensasi dari risiko yang ditanggungnya.
Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk domestik dan
impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan atau penurunan
dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentukan harapandan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan,
kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.
C. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam Investasi
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 4/16
Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi
syariah (pihak terkait) adalah:
1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun caramendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram.
2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar).
Berdasarkan keterangan di atas, maka kegiatan di pasar modal mengacu pada hukum
syariat yang berlaku. Perputaran modal pada kegiatan pasar modal syariah tidak bolehdisalurkan kepada jenis industri yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan.
Pembelian saham pabrik minuman keras, pembangunan penginapan untuk prostitusi dan
lainnya yang bertentangan dengan syariah berarti diharamkan.
Semua transaksi yang terjadi di bursa efek harus atas dasar suka sama suka, tidak ada
unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang didzalimi atau mendzalimi. Seperti goreng-
menggoreng saham. Tidak ada unsur riba, tidak bersifat spekulatif atau judi dan semua
transaksi harus transparan, diharamkan adanya insider trading.
D. Analisis Fiqh
Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank
syariah. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah.
Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak perama(shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha.
Orang-orang Madinah meyebut kontrak jenis ini dengan sebutan muqaradah, dimana
perkataan ini diambil dari perkataan qard yang berarti menyerahkan. Dalam hal ini
pemilik modal akan menyerahkan modalnya kepada pengusaha. Keuntungan hasil usahadibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil untung/rugi yang telah disepakati bersama
sejak awal. Kalau rugi, maka pemilik modal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil
kerja keras dan manajerial skil selama proyek berlangsung.
Mudharabah adalah suatu kerjasama kemitraan yang terdapat pada zaman jahiliah yangdiakui oleh Islam. Di antara orang yang melakukan kegiatan mudharabah ialah Nabi
Muhammad SAW sebelum beliau menjadi Rasul. Beliau bermudharabah dengan calon
istrinya Khadijah dalam melakukan perniagaan antara Negeri Makkah dengan NegeriSyam.
Dalam transaksi mudharabah harus memenuhi rukun mudharabah meliputi, yaitu:
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 5/16
1. Shahibul maal (pemilik dana/nasabah).
2. Mudharib (pengelola dana/pengusaha/bank), amal (usaha/pekerjaan).
3. Ijab dan Qabul.
Dilihat dari kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi
kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusandalam proyek tersebut, dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan,
pelanggan. Investasi tidak terikat ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan
pada tabungan dan deposito.
2. Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana (shahibul maal)membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti,
hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat
tertentu saja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi terikat dengan dana
bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi.
Pada transaksi ini bank dilarang untuk menginvestasikan dananya pada transaksi
penjualan cicilan tanpa penjamin atau jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi
sendiri tidak melalui pihak ketiga. Jadi, dalam investasi terikat ini pada prinsipnyakedudukan bank sebagai agen saja, dan atas kegiatannya tersebut bank menerima imbalan
berupa fee.
Pada pola investasi terikat dapat dilakukan dengan cara channelling dan executing, yakni:
1. Channelling, apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai
agen tidak menanggung risiko apapun.2. Executing, apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko dan hal ini banyak
yang menganggap bahwa investasi terikat executing ini sudah tidak sesuai lagidengan prinsip mudharabah, namun dalam akuntansi perbankan syariah
diakomodir karena dalam praktiknya pola ini dijalankan oleh bank syariah.
Bentuk dan Praktik Investasi Syariah (Manajemen
Investasi Syariah Bag. 2)
Oleh: Nurmaeli, SEI
Aktivitas perdagangan dan usaha yang sesuai dengan syariah adalah kegiatan usaha yang
tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang haram seperti makanan haram, perjudian
atau kemaksiatan. Selain itu juga menghindari cara perdagangan dan usaha yang dilarang,termasuk yang tergolong praktik riba, gharar dan maysir.
Kenyataannya tidak semua aktivitas perdagangan dan usaha memenuhi ketentuan syariah.
Untuk itu fatwa ulama diperlukan guna memastikan pemenuhan kualifikasi tersebut.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 6/16
Fatwa mengenai halal-haram transaksi keuangan syariah di Indonesia ditetapkan Majelis
Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) dengan bantuan tenaga praktisi
dan penerapannya dilaksanakan dengan bantuan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah
beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Perbankan syariahsemakin marak setelah diterbitkan UU No 10/1998 yang memungkinkan perbankan
menjalankan dual banking system atau bank konvensional dapat mendirikan divisisyariah. Dengan adanya Undang-undang tersebut bank-bank konvensional mulai melirik
dan membuka unit usaha syariah. Tak heran jika perkembangan perbankan syariah cukup
pesat.
Faktor utama yang mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia di masamendatang adalah jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Selain itu adanya
peningkatan kesadaran umat Islam dalam berinvestasi sesuai syariah. Mengingat begitu
pentingnya investasi sebagai salah satu perilaku ekonomi, maka menjadi penting pula
pemahaman mengenai teori dan praktik investasi tersebut. Berikut uraian dari teori dan praktik investasi syariah.
A. Bentuk-bentuk Investasi Syariah
1. Deposito Syariah
Dalam operasionalisasi di dunia perbankan, transaksi ini mempunyai karakteristik
tersendiri, yaitu:
• Kedua belah pihak yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan mudharib
akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik. Di dalam akad
tercantum pernyataan yang harus dilakukan kedua belah pihak yang mengadakankontrak dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Di dalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat maupun tersirat
mengenai tujuan kontrak.2. Penawaran dan penerimaan harus disepakati kedua belah pihak di dalam kontrak
tersebut.
3. Maksud penawaran dan penerimaan merupakan suatu kesatuan informasi yangsama penjelasannya.perjanjian bisa saja berlangsung melalui proposal tertulis dan
langsung ditandatangani.
•
Modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudharib untuk diinvestasikan dikelola) dalam kegiatan usaha mudharabah.
Adapun Syarat yang tercakup dalam modal adalah sebagai berikut:
1. Jumlah modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya.
2. Modal harus dalam bentuk tunai, seandainya berbentuk aset menurut Jumhur
Ulama Fiqh diperbolehkan, asalkan berbentuk barang niaga dan mempunyai nilai
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 7/16
atau historinya pada saat mengadakan kontrak. Bila aset tersebut berbentuk non-
kas yang siap dimanfaatkan, seperti pesawat dan kapal, menurut Madzab Hanbali
diperbolehkan sebagai modal mudharabah asalkan mudharib tetapmenginvestasikan semua modal tersebut dan berbagi hasil dengan pemilik dana
dalam pendapatan dari investasi dan pada akhir jangka waktu.
3. Modal harus tersedia dalam bentuk tunai tidak dalam bentuk piutang.4. Modal mudharabah langsung dibayar kepada mudharib. Beberapa Fuqaha berbeda
pendapat mengenai cara realisasi pencarian dana, yaitu dibayar langsung dengan
cara lain dilaksanakan dengan memungkinkan mudharib untuk memperolehmanfaat dari modal tersebut bagaimanapun cara akuisisinya. Sesuai dengan
pendapat kedua, pengadaan kontrak dapat dilaksanakan untuk keseluruhan modal
dan pembayarannya kepada mudharib dapat dibuat dalam beberapa angsuran.
• Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan tujuanmudharabah dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Keuntungan ini haruslah berlaku bagi kedua belah pihak dan tidak ada satu pihakpun yang akan memilikinya.
2. Haruslah menjadi perhatian dari kedua belah pihak dan tidak terdapat pihak ketigayang akan turut memperoleh bagi hasil darinya. Porsi bagi hasil keuntungan untuk
masing-masing pihak harus disepakati bersama pada saat perjanjian
ditandatangani. Bagi hasil mudharib harus secara jelas dinyatakan pada saat pengadaan kontrak dilakukan.
3. Pemilik dana akan menanggung semua kerugian sebaliknya mudharib tidak
menanggung kerugian sedikitpun. Akan tetapi, mudharib harus menanggung
kerugian bila kerugian itu timbul dari pelanggaran perjanjian atau penghilangandana tersebut.
• Jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan adanya kontribusi
mudaharib dalam usahanya untuk mengembalikan/membayar modal kepada
penyedia dana. Jenis pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan masalahmanajemen dari pembiayaan mudharabah itu sendiri. Di bawah ini merupakan
syarat-syarat yang harus diterapkan dalam usaha/pekerjaan mudharabah adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk pekerjaan/usaha. Merupakan hak khusus mudharib tidak ada intervensi
manajemen dari pemilik dana, meskipun demikian menurut Madzab Hambali
membolehkan adanya peran serta/partisipasi pemilik dana dalam pekerjaan/usaha
tersebut.2. Penyedia dana tidak harus boleh membatasi kegiatan mudharib sperti melarang
mudharib agar tidak sukses dalam pencarian laba/keuntungan.
3. Mudharib tidak boleh melanggar hukum islam dalam usahanya dan juga harusmematuhi praktik-praktik usaha yang berlaku.
4. Mudharib harus mematuhi syarat-syarat yang diajukan pemilik dana asalkan
syarat-syarat tersebut tidak bertentangan kontrak mudharabah tersebut.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 8/16
• Modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemilik dana, sehingga tidak
dapat ditarik sewaktu-waktu. Penarikan dana mudharabah hanya dapat dilakukan
sesuai dengan waktu yang disepakati (periode yang telah ditentukan). Penarikandana yang dilakukan setiap saat akan membawa dampak berkurangnya pembagian
hasil usaha oleh nasabah yang menginvestasikan dananya.
2. Pasar Modal Syariah
Dalam arti sempit pengertian pasar merupakan tempat para penjual dan pembeli bertemuuntuk melakukan transaksi. Artinya pembeli dan penjual langsung bertemu untuk
melakukan transaksi dalam suatu lokasi tertentu. Lokasi atau tempat pertemuan tersebut
disebut pasar. Namun dalam arti luas pengertian pasar merupakan tempat melakukantransaksi antara pembeli dan penjual, dimana pembeli dan penjual tidak harus bertemu
dalam suatu tempat atau bertemu langsung, akan tetapi dapat dilakukan melalui sarana
informasi yang ada seperti sarana elektronika.
Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual(emiten) dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal, sehingga
mereka berusaha untuk menjual efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor)adalah pihak yang ingin membeli modal diperusahaan yang menurut mereka
menguntungkan. Pasar modal dikenal dengan nama bursa efek, dan di Indonesia dewasa
ini ada dua buah bursa efek yaitu Bursa Fek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya(BES).
Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang bila diukur dari
waktunya merupakan modal jangka panjang. Oleh karena itu bagi emiten sangat
menguntungkan mengingat masa pengembaliannya relatif panjang, baik yang bersifat
kepemilikan maupun yang bersifat hutang. Khusus untuk modal bersifat kepemilikan, jangka waktunya lebih panjang jika dibandingkan dengan yang bersifat hutang.
• Instrumen Pasar Modal Syariah
1. Saham Syariah
Menurut Dewan Syariah Nasioanal (DSN), saham adalah suatu bukti kepemilikan atassuatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang
memiliki hak-hak istimewa. Bagi perusahaan yang modalnya diperoleh dari saham
merupakan modal sendiri. Dalam struktur permodalan khususnya untuk perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT), pembagian modal menurut undang-undang terdiri:
1. Modal dasar, yaitu modal pertama sekali perusahaan didirikan.
2. Modal ditempatkan, maksudnya modal yang sudah dijual dan besarnya 25% dari
modal dasar.3. Modal disetor, merupakan modal yang benar-benar telah disetor yaitu sebesar
50% dari modal yang telah ditempatkan.
4. Saham dalam portepel yaitu modal yang masih dalam bentuk saham yang belumdijual atau modal dasar dikurangi modal ditempatkan.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 9/16
• Prinsip Dasar Saham Syariah
1. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas.
2. Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik.3. Tidak boleh ada pembeda jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh semua
pihak.4. Prinsip bagi hasil laba-rugi.
5. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi.
• Jenis-jenis Saham
Saham Preferen
1. Mempunyai sifat gabungan antara saham biasa dan obligasi.
2. Hak preferen terhadap dividen: hak untuk menerima dividen terlebih dahulu
dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dividen biasanya dinyatakan dalam
persen (%).3. Hak dividen komulatif: hak untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya
yang belum dibayarkan.4. Hak preferen likuiditas: mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan
dibandingkan dengan pemegang saham biasa bila terjadi likuidasi.
5. Dari penjelasan mengenai prinsip dasar saham syariah, maka saham preferentidak berlaku pada saham syariah.
Saham Biasa
1. Hak kontrol: memilih pimpinan perusahaan.
2. Hak menerima pembagian keuntungan.3. Hak preemtive: hak untuk mendapatkan prosentasi kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.
Saham Treasury
1. Saham perusahaan yang pernah beredar dan dibeli kembali oleh perusahaan untuk
disimpan dan dapat dijual kembali.2. Beberapa alasan kenapa ada saham treasury: a. Dapat diberikan sebagai bonus
kepada karyawan, b. Meningkatkan perdagangan, sehingga nilai pasar meningkat,
c. Mengurangi jumlah saham beredar untuk menaikkan laba per lembar saham, d.
Untuk mencegah perusahaan dikuasai oleh perusahaan lain.
• Pedoman Syariah
1. Uang tidak boleh menghasilkan uang. Uang hanya boleh berkembang bila
diinvestasikan dalam aktivitas ekonomi.
2. Hasil dari kegiatan ekonomi diukur dengan tingkat keuntungan investasi.Keuntungan ini dapat diestimasikan tetapi tidak ditetapkan di depan.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 10/16
3. Uang tidak boleh dijual untuk mempeoleh uang.
4. Saham dalam perusahaan, kegiatan mudharabah atau partnership/musyarakah
dapat diperjualbelikan dalam rangka kegiatan investasi dan bukan untuk spekulasidan untuk tujuan perdagangan kertas berharga.
5. Instrumen finansial islami, seperti saham, dalam suatu venture atau perusahaan,
dapat diperjualbelikan karena ia mewakili bagian kepemilikan atas aset dari suatu bisnis.
6. Beberapa batasan dalam perdagangan sekuritas seperti itu antara lain: a. Nilai per
share dalam suatu bisnis harus didasarkan pada hasil appraisal atas bisnis yang bersangkutan, b. Transaksi tunai, harus segera diselesiakan sesuai dengan kontrak.
2. Obligasi Syariah
Perihal obligasi syariah sendiri, sebenarnya telah ada fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Yaitu, fatwa No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah dan fatwa No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang
Obligasi Syariah Mudharabah. Keduanya, dikeluarkan pada waktu bersamaan, 14
September lalu.
Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan obligasi syariah adalahsuatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
pada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sementara pendapatan investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obligasi
syariah harus bersih dari unsur nonhalal. Mengenai bagi hasil (nisbah) antara emiten dan
pemegang obligasi syariah, diatur bahwa nisbah keuntungan dalam obligasi syariah
mudharabah ditentukan sesuai kesepakatan dengan ketentuan pada saat jatuh tempo, akandiperhitungkan secara keseluruhan.
Kewajiban dalam syariah hanya timbul akibat adanya transaksi atas aset/produk (mal)
atau jasa (amal) yang tidak tunai, sehingga terjadi transaksi pembiayaan. Kewajiban iniumumnya berkaitan dengan transaksi perniagaan dimana kondisi tidak tunai tersebut
dapat terjadi karena penundaan pembayaran atau penundaan penyerahan obyek transaksi
(mal atau amal). Dalam Islam pembiayaan dapat terjadi karena ada suatu pihak yangmemberikan dana untuk memungkinkan suatu transaksi. Pihak penjual dapat memberikan
pembiayaan dengan memberikan fasilitas penundaan pembayaran, sedangkan pihak
pembeli dapat memberikan pembiayaan dengan memberikan fasilitas penundaan
penyerahan obyek transaksi.
• Jenis-jenis Obligasi
1. Obligasi Mudharabah adalah kerja sama dengan skema bagi hasil pendapatan atau
keuntungan, obligasi jenis ini akan memberikan return dengan penggunaan term
indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan tergantung padakinerja pendapatan yang dibagihasilkan.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 11/16
2. Obligasi Ijarah. Dengan akad Ijarah sebagai bentuk jual beli dengan skema cost
plus basis, obligasi jenis ini akan memberikan fixed return.
• Pedoman Syariah
Tetapi, sebagai catatan, tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah. Untuk menerbitkan obligasi syariah, beberapa persyaratan berikut yang harus dipenuhi:
• Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
Fatwa No: 20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis
kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam di antaranya adalah:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan danminuman haram.
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barangataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
• Peringkat Investment Grade:
1. Memiliki fundamental usaha yang kuat.
2. Memiliki fundamental keuangan yang kuat.3. Memiliki citra yang baik bagi publik
3. Reksadana SyariahReksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.Sedangkan reksadana syariah adalah reksadana yang beroperesi menurut ketentuan dalam
prinsip syariah, baik dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan penggunaan dana.
Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem mudharabah.
Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugiantersebut bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena
kecurangan atau kelalain pengusaha, maka pengelola harus bertanggung jawab atas
kerugian tersebut.
Dalam hal transaksi jual beli, saham-saham dalam reksadana syariah dapat diperjual
belikan. Saham-saham dalam reksadana syariah merupakan yang harta (mal) yang
dibolehkan untuk diperjual belikan dalam syariah.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 12/16
• Pedoman Syariah
Tidak adanya unsur penipuan (gharar) dalam transaksi saham karena nilai saham jelas.
Harga saham terbentuk dengan adanya hukum supply and demand.Semua saham yang dikeluarkan reksa dana tercatat dalam administrasi yang rapih dan
penyebutan harga harus dilakukan dengan jelas.
B. Jenis Investasi Berdasarkan Syariah
1. Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah)
Tabungan bagi hasil adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah.Dalam hal ini bank syariah mengelola dana yang diinvestasikan oleh penabung secara
produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil
keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank, sesuai perbandingan bagihasil atau nisbah yang disepakati bersama.
Contoh perhitungan bagi hasil; Saldo rata-rata Bapa Huda bulan November 2004 sebesar Rp 1 juta sedangkan saldo rata-rata tabungan seluruh nasabah Bank Syariah pada bulan
tersebut sebesar Rp 50 juta. Bila perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank sebesar 50:50 dan pendapatan bank yang dibagihasilkan untuk tabungan sebesar Rp 1 juta maka
bagi hasil yang didapatkan oleh Bapa Huda adalah sebesar: (Rp 1 juta : Rp 50 juta X Rp
1 juta X 50% = Rp 10.000,00.
Sehingga Bapa Huda akan menerima bagi hasil sebesar Rp. 10 ribu rupiah dalam bulan November 2004 atas tabungan saldo rata-rata sebesar Rp. 1 juta. Berbeda dengan bank
konvensional yang pendapatan bunganya tetap sepanjang tidak ada perubahan. Bagi hasil
yang didapatkan dari bank syariah dapat berubah setiap bulan, tergantung pendapatan
bagi hasil yang diterima bank syariah dari para peminjam.
2. Deposito Bagi Hasil (Mudharabah)
Deposito Bagi Hasil merupakan produk investasi jangka waktu tertentu. Nasabahnya bisa
perorangan maupun badan. Produk ini menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah.Dengan prinsip ini bank akan mengelola dana yang diinvestasikan nasabah secara
produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip hukum Islam. Hasil
keuntungannya akan dibagikan kepada nasabah dan bank sesuai nisbah yang disepakati bersama sebelumnya.
Contoh ilustrasi perhitungan bagi hasil; Saldo rata-rata Bapa Huda bulan November 2004
sebesar Rp 10 juta sedangkan saldo rata-rata deposito seluruh nasabah bank syariah pada bulan tersebut sebesar Rp 500 juta. Bila perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank sebesar 65:35 dan pendapatan bank syariah yang dibagihasilkan untuk deposito sebesar
Rp 10 juta maka bagi hasil yang didapatkan oleh Bapa Huda adalah: (Rp 10 juta : Rp 500
juta X Rp 10 juta X 65% = Rp 130.000,00.
3. Investasi Khusus (Mudharabah Muqayyadah)
Investasi khusus adalah suatu bentuk investasi nasabah yang disalurkan langsung kepada
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 13/16
pembiayaan tertentu sesuai dengan keinginan nasabah. Perbandingan atau nisbah bagi
hasil yang ditetapkan berdasarkan kesepatan antara bank, nasabah serta penasihat
keuangan jika diperlukan (dapat dinegosiasikan). Dana akan diinvestasikan kepada sektor riil yang menguntungkan sesuai keinginan nasabah.
Contoh perhitungan bagi hasil; Bapa Huda menginvestasikan dana sebesar Rp 5 jutadengan pilihan untuk pembiayaan kepada pedagang bahan bangunan. Bila pada bulan
berikutnya keuntungan investasi yang diterima bank dari pedagang bahan bangunansebesar Rp 2 juta sementara kesepakatan nisbah antara nasabah dan bank sebesar 65:35,
maka bagi hasil yang didapatkan Bapa Huda adalah sebesar: Rp 2 juta X 65% = Rp
1.300.000
Pendapatan bagi hasil yang diterima oleh deposan investasi khusus dalam hal ini akansangat bervariasi tergantung dari kinerja dari pedagang yang diberikan pinjaman, dimana
ada kemungkinan suatu saat apabila pedagang tersebut mengalami kerugian maka bisa
saja kita tidak mendapat bagi hasil alias 0.
• Investasi Saham Sesuai Syariah di Pasar Modal
Salah satu bentuk investasi yang sesuai dengan syariah adalah membeli saham
perusahaan, baik perusahaan non publik (private equity) maupun perusahaan
publik/terbuka. Cara paling mudah dalam melakukan investasi saham sesuai syariah diBEJ adalah memilih dan membeli jenis saham-saham yang dimasukkan dalam Jakarta
Islamic Index (JII).
• Reksadana Syariah
Dalam reksadana konvensional, pengaturan atau penempatan portfolio investasi hanyamenggunakan pertimbangan tingkat keuntungan. Sedangkan reksadana syariah selainmempertimbangkan tingkat keuntungan juga harus mempertimbangkan kehalalan suatu
produk keuangan. Sebagai contoh bila reksadana syariah ingin menempatkan salah satu
jenis investasinya dalam saham, maka saham yang dibeli tersebut harus termasuk perusahaan yang sudah dibolehkan secara syariah. Lebih mudahnya sudah termasuk
dalam jenis saham yang ada dalam daftar JII (Jakarta Islamic Index). Demkian juga jenis
investasi lainnya seperti obligasi, harus yang menganut sistem syariah.
Manajer investasi reksadana syariah harus memahami investasi dan mampu melakukankegiatan pengelolan yang sesuai dengan syariah. Untuk itu diperlukan adanya panduan
mengenai norma-norma yang harus dipenuhi Manajer Investasi agar investasi danhasilnya tidak melanggar ketentuan syariah, termasuk ketentuan yang berkaitan dengan praktek riba, gharar dan maysir. Dalam praktek syariah maka Manajer Investasi bertindak
sesuai dengan perjanjian atau aqad wakalah. Manajer investasi akan menjadi wakil dari
investor untuk kepentingan dan atas nama investor. Sebagai bukti penyertaan dalamreksadana syariah maka investor akan mendapat unit penyertaan dari reksadana syariah.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 14/16
Prospek dan Risiko dalam Investasi Syariah
(Manajemen Investasi Syariah Bag. 3/Habis)
Oleh: Nurmaeli, SEI
Belum tersosialisasinya ekonomi syariah dengan baik adalah salah satu kendala
pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Kalaupun ekonomi syariah dikenal,
masyarakat lebih banyak mengenal bank syariah. Padahal ekonomi syariah tidak hanyakegiatan bisnis perbankan berbasis syariah, tetapi sudah merambah pada sektor lain,
seperti reksadana, perhotelan, asuransi (takaful/social protection), bursa efek, multilevel
marketing hingga penyiaran (broadcast).
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sektor perbankan paling mendominasikegiatan ekonomi syariah. Sebuah riset yang dilakukan pengamat perbankan syariah
Adiwarman A. Karim dari Karim Business Consulting menunjukkan bahwa pasar loyalis
syariah sesungguhnya sangat terbatas. Dia membagi potensi pasar menjadi tiga kelompok besar. Pertama, pasar loyalis syariah. Kedua, pasar mengambang yang tidak terlalu
fanatik dengan sistem perbankan. Dan ketiga adalah pasar loyalis konvensional.
Kelompok ini mempunyai ciri sangat fanatik terhadap bank bersistem konvensional.
Berdasarkan riset tersebut, pasar loyalis syariah cuma Rp 10 triliun.
Disadari bahwa sosialisasi dan pemahaman masyarakat akan produk syariah memang
masih terbatas. Meskipun penduduk Indonesia sebagian besar adalah masyarakat Islam,
tetapi pengembangan produk syariah masih dini dan belum berkembang dengan baik.
Termasuk dalam hal ini adalah produk investasi syariah selain perbankan seperti saham,reksadana, obligasi, dan asuransi, dll.
Produk investasi syariah seperti reksadana dan saham memiliki prospek cerah.
Setidaknya hal itu bisa dilihat dari beberapa data yang ada. Menyangkut kinerja portofolio saham syariah, berdasarkan penelitian yang dilakukan Farida Rachmawati
(2002) kinerja portofolio saham syariah memiliki prospek yang tidak mengecewakan.
Selama tahun 2001-2002, kinerja portofolio saham syariah tengah mengungguli kinerja
saham konvensional untuk kriteria Sharpe Index dan Treynor Index. Portofolio sahamkonvensional hanya unggul pada pengukuran dengan Jenshen’s Alpha. Dalam hal ini
portofolio saham syariah unggul pada kriteria return dan risk (level total risiko dan risiko
pasar).
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan proses screening berdasarkan syariahmemberikan pengaruh positif terhadap kinerja portofolio saham syariah. Dari penelitian
terlihat, kinerja portofolio 22 saham syariah mampu mengungguli kinerja 23 saham
konvensional selama periode 2001-2002.
Selain portofolio saham syariah, alternatif investasi yang lain seperti reksadana syariah
juga memiliki prospek yang cerah. Menurut penelitian Rinda Aystuti (2003), pada tahun
2001 reksadana syariah sampuran (PNM Syariah dan Danareksa Syariah Berimbang)
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 15/16
memiliki kinerja yang underperform dibandingkan dengan pasar. Namun pada tahun
2002, kinerja PNM Syariah membaik, dengan rata-rata return yang lebih tinggi dibanding
return pasar (Jakarta Islamic Index). Namun bila dibandingkan kinerja indeks pasar konvensional (IHSG), kinerja PNM Syariah dan Reksadana Syariah Berimbang lebih
baik.
Tentu saja, ada banyak faktor yang memengaruhi kinerja investasi syariah seperti saham
dan reksadana. Faktor makroekonomi yang terus membaik akan berimbas pada prospek investasi syariah. Kondisi perekonomian yang terus membaik, terutama sektor riil juga
berdampak positif terhadap prospek investasi syariah, sebab investasi syariah lebih
banyak diinvestasikan pada sektor-sektor riil yang sesuai dengan konsep syariah. Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memengaruhi kinerja portofolio investasi syariah
adalah kemampuan atau profesionalisme pengelola dana.
Sementara tantangan dan ganjalan yang dihadapi dalam investasi syariah adalah konsep
bagi hasil yang tidak mampu memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar
tidaknya pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang bisadiperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syariah masih terbatas, sehingga
kemampuan pengelola dana dalam mengatur portofolionya juga harus piawai.Diversifikasi investasi yang terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena
itu, investasi syariah mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Hal yang sama juga dialami dalam produk perbankan syariah. Dalam produk perbankan
syariah, juga didasarkan pada konsep bagi hasil sehingga patokan tingkat penghasilan juga tidak pasti. Kemampuan pengelola atau profesionalisme yang terlibat di dalamnya
akan sangat menentukan kinerja perbankan syariah.
Jika kinerja bank syariah buruk, deposito nasabah juga tidak berkembang. Risiko inilahyang tidak dipikul deposan bank konvensional, sehingga kendati bank mengalamikerugian, investasi yang ditanam bisa tetap tumbuh. Ini nilai tambah produk
konvensional dibanding produk investasi syariah.
Dalam asuransi syariah juga didasarkan pada bagi hasil dan kegagalan juga berdasarkan
beban bersama (sharing the burden). Hal ini bisa dilihat dari aspek pengelolaannya.Dalam produk asuransi konvensional, risiko dipindahkan dari klien ke perusahaan
(transfer of risk), sementara dalam asuransi syariah, risiko tersebut ditanggung bersama-
sama (sharing of risk). Jadi, risiko tidak menjadi beban perusahaan, namun tanggungan bersama.
Dengan model seperti itu, dana peserta dibagi menjadi dua, dana investasi dan dana
kumpulan peserta (tabarru’). Dana investasi murni menjadi hak peserta, sedangkan
tabarru’ merupakan penyisihan dari premi yang memang diikhlaskan untuk menjadi dana bersama. Dana inilah yang digunakan untuk membayar klaim. Seluruh dana tersebut
kemudian dikelola oleh pihak asuransi ke berbagai bentuk investasi.
5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 16/16
Di sinilah nilai tambah asuransi syariah dibanding asuransi konvensional. Pasalnya, ada
garis tegas yang memisahkan dana pemegang saham dengan dana peserta. Dana peserta
ini kemudian diinvestasikan. Setelah dipotong biaya usaha, hasilnya akan dibagi berdasarkan kesepakatan awal. Cuma, umumnya porsi untuk peserta lebih besar daripada
yang diperoleh pihak asuransi.
Sebagai sebuah produk syariah, investasi syariah jelas harus sesuai dengan prinsip Islam.
Tujuannya untuk menciptakan dan mencapai tata ekonomi yang lebih beretika. Misalya,Islam melarang riba. Sebab riba merupakan praktik ekonomi yang eksploitatif karena
memanfaatkan kondisi mereka yang lemah atau dalam kondisi kesulitan. Riba juga
timbul dari praktik utang piutang dan perdagangan. Misalnya, sale and lease back danshort selling yang cenderung spekulasi. Dalam konsep syariah, tidak boleh
memperjualbelikan sesuatu yang belum tentu ada dan mungkin saja tidak terjadi. Dengan
demikian praktik investasi syariah juga harus menghindari konsep riba. Hal inilah yangmembedakan antara investasi syariah dan konvensional.
Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dantransaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam,
termasuk bebas manipulasi dan spekulasi. Wallahu A’lam bi al Showab.