syariah-pengantar manajemen investasi

16
 Pengantar Manajemen Investasi (Manajemen Investasi Syariah Bag. 1) Oleh: Nurmaeli, SEI Semakin pesatnya perkembangan bisnis syariah di Indonesia, maka peluang yang dihadapi oleh para pelaku bisnis syariah dalam mengembangkan sumber daya masyarakat adalah sosialisasi mengenai mekanisme, transaksi dan operasionalisasi pada d unia bisnis tersebut. Sehingga bisnis syariah yang telah ada dapat berkembang dengan maksimal. Hal inilah yang menjadi tantangan p ada bisnis syariah di Indonesia. Dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim, oleh karena itu partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan. Sementara tantangan dan ganjalan yang dihadapi dalam investasi syariah adalah konsep  bagi hasil yang tidak mampu memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar tidaknya sang pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang  bisa diperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syariah masih terbatas, sehingga kemampuan pengelola dana dalam mengatur portofolionya juga harus piawai. Diversifikasi investasi yang terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena itu, investasi syariah mempunyai risiko yang lebih tinggi. Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal,  baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya. Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dan transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam, termasuk bebas manipulasi dan spekulasi. Dari sini dapat diasumsikan bahwa bentuk investasi syariah dalam membangun ekonomi nasional harus diperhitungkan, karena tingkat perkembangannya yang relatif cepat. Demi terpenuhinya peluang dan tantangan tersebut, maka harus dirumuskan dan disosialisasikan mengenai manajemen investasi syariah, sehingga partisipasi masyarakat dalam bisnis ini juga akan meningkat. Membahas manajemen investasi, maka ruang lingkupnya akan terlalu luas, sehingga  penulis membatasi pembahasan pada tinjauan teoritis manajemen investasi syariah di Indonesia. Baik deposito syariah, pasar modal syariah serta reksadana syariah. Dimana masih ada hubungan signifikan dengan praktik investasi yang terjadi di lapangan. A. Teori Manajemen Investasi Secara umum investasi berarti penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi di masa yang akan datang. Dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana  pada suatu asset yang diharapkan akan memberikan hasil atau akan meningkatkan nilainya di masa yang akan datang. Dari sini, investasi berarti diawali dengan

Upload: butchtoot

Post on 12-Jul-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 1/16

Pengantar Manajemen Investasi (Manajemen Investasi

Syariah Bag. 1)

Oleh: Nurmaeli, SEI

Semakin pesatnya perkembangan bisnis syariah di Indonesia, maka peluang yang

dihadapi oleh para pelaku bisnis syariah dalam mengembangkan sumber daya masyarakat

adalah sosialisasi mengenai mekanisme, transaksi dan operasionalisasi pada dunia bisnistersebut. Sehingga bisnis syariah yang telah ada dapat berkembang dengan maksimal. Hal

inilah yang menjadi tantangan pada bisnis syariah di Indonesia. Dimana mayoritas

masyarakat Indonesia adalah muslim, oleh karena itu partisipasi dari masyarakat sangat

diperlukan.

Sementara tantangan dan ganjalan yang dihadapi dalam investasi syariah adalah konsep

 bagi hasil yang tidak mampu memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar 

tidaknya sang pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang bisa diperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syariah masih terbatas,

sehingga kemampuan pengelola dana dalam mengatur portofolionya juga harus piawai.

Diversifikasi investasi yang terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena

itu, investasi syariah mempunyai risiko yang lebih tinggi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal,

 baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya. Selain

itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dan

transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam,termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.

Dari sini dapat diasumsikan bahwa bentuk investasi syariah dalam membangun ekonomi

nasional harus diperhitungkan, karena tingkat perkembangannya yang relatif cepat. Demiterpenuhinya peluang dan tantangan tersebut, maka harus dirumuskan dan

disosialisasikan mengenai manajemen investasi syariah, sehingga partisipasi masyarakat

dalam bisnis ini juga akan meningkat.

Membahas manajemen investasi, maka ruang lingkupnya akan terlalu luas, sehingga penulis membatasi pembahasan pada tinjauan teoritis manajemen investasi syariah di

Indonesia. Baik deposito syariah, pasar modal syariah serta reksadana syariah. Dimana

masih ada hubungan signifikan dengan praktik investasi yang terjadi di lapangan.

A. Teori Manajemen Investasi

Secara umum investasi berarti penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi di masa yangakan datang. Dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana

 pada suatu asset yang diharapkan akan memberikan hasil atau akan meningkatkan

nilainya di masa yang akan datang. Dari sini, investasi berarti diawali dengan

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 2/16

mengorbankan potensi konsumsi saat ini untuk mendapatkan peluang yang lebih baik 

atau besar di masa yang akan datang.

Berikut karakteristik investasi:

1. Modal sebagai penentu keputusan2. Waktu yang tepat untuk mengambil keputusan

Karena investasi adalah hubungan keputusan pada pilihan keuangan atas modal/dana

dengan waktu.

Macam-macam Investasi

• Real Investment

Real investment adalah investasi yang berhubungan dengan bisnis di sektor riil. Dimana

aspek ini lebih didominasi oleh industri perbankan.

• Financial Investment

Sementara Financial Investment adalah investasi yang dilakukan pada aspek keuangan.

Seperti obligasi, saham, reksadana, dan pasar modal.

Konsep Dasar Investasi

• Pengaruh Waktu dan Pilihan

Hasil investasi merupakan akibat dari pilihan investasi atau jenis atas modal yangdiinvestasikan dan jangka waktu investasinya.

• Prinsip Compounding

Compounding adalah menempatkan kembali hasil investasi kedalam pokok untuk mendapatkan hasil ganda.

• Risk – Return Trade Off 

Keuntungan dari cash flows dan atau hasil penjualan harta atau aset investasi adalah

merupakan hasil investasi. Dimana risikonya terletak pada deviasi antara hasil yangdiharapkan dengan kenyataan yang terjadi. Hal inilah yang kemudian menjadikan konsep

dasar investasi. Yaitu semakin tinggi keuntungan berarti semakin tinggi risiko yang

mungkin akan dihadapi. Yang menjadikan investasi harus menentukan langkah

memaksimalkan keuntungan dengan menekan risiko serendah-rendahnya.

• Pilihan yang Rasional

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 3/16

Dalam menentukan pilihan rasional seorang investor harus mencari hasil terbaik dengan

risiko terendah.

• Diversifikasi

Pemikiran ini didasarkan pada prinsip peluang bisnis, yang menjelaskan bahwa setiapusaha mempunyai peluang bisnis yang berbeda-beda.

• Waktu Investasi

Penentuan waktu investasi adalah elemen yang paling kritis terhadap keberhasilan

investasi. Praktik penentuan waktu ada beberapa teori:

1. Waktu memulai investasi2. Masa investasi

3. Waktu mengalihkan investasi

Strategi mengatasi permasalahan waktu adalah dengan melakukan investasi secara

 berkala dengan nilai tertentu.

B. Investasi dalam Perspektif Islam

Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah. Sebab setiap harta ada zakatnya,

 jika harta tersebut didiamkan maka lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu

hikmah dari zakat ini adalah mendorong untuk setiap muslim menginvestasikan hartanya.Harta yang diinvestasikan tidak akan termakan oleh zakat, kecuali keuntungannya saja.

Dalam investasi mengenal harga. Harga adalah nilai jual atau beli dari sesuatu yangdiperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut profit margin. Harga

terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar.

Suatu pernyataan penting al-Ghozali sebagai ulama’ besar adalah keuntungan merupakankompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri

 pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang memperoleh keuntungan yang merupakan

kompensasi dari risiko yang ditanggungnya.

Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk domestik dan

impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan atau penurunan

dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentukan harapandan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan,

kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.

C. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam Investasi

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 4/16

Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi

syariah (pihak terkait) adalah:

1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun caramendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram.

2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.

4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar 

(ketidakjelasan/samar-samar).

Berdasarkan keterangan di atas, maka kegiatan di pasar modal mengacu pada hukum

syariat yang berlaku. Perputaran modal pada kegiatan pasar modal syariah tidak bolehdisalurkan kepada jenis industri yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan.

Pembelian saham pabrik minuman keras, pembangunan penginapan untuk prostitusi dan

lainnya yang bertentangan dengan syariah berarti diharamkan.

Semua transaksi yang terjadi di bursa efek harus atas dasar suka sama suka, tidak ada

unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang didzalimi atau mendzalimi. Seperti goreng-

menggoreng saham. Tidak ada unsur riba, tidak bersifat spekulatif atau judi dan semua

transaksi harus transparan, diharamkan adanya insider trading.

D. Analisis Fiqh

Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank 

syariah. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah.

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak perama(shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha.

Orang-orang Madinah meyebut kontrak jenis ini dengan sebutan muqaradah, dimana

 perkataan ini diambil dari perkataan qard yang berarti menyerahkan. Dalam hal ini

 pemilik modal akan menyerahkan modalnya kepada pengusaha. Keuntungan hasil usahadibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil untung/rugi yang telah disepakati bersama

sejak awal. Kalau rugi, maka pemilik modal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil

kerja keras dan manajerial skil selama proyek berlangsung.

Mudharabah adalah suatu kerjasama kemitraan yang terdapat pada zaman jahiliah yangdiakui oleh Islam. Di antara orang yang melakukan kegiatan mudharabah ialah Nabi

Muhammad SAW sebelum beliau menjadi Rasul. Beliau bermudharabah dengan calon

istrinya Khadijah dalam melakukan perniagaan antara Negeri Makkah dengan NegeriSyam.

Dalam transaksi mudharabah harus memenuhi rukun mudharabah meliputi, yaitu:

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 5/16

1. Shahibul maal (pemilik dana/nasabah).

2. Mudharib (pengelola dana/pengusaha/bank), amal (usaha/pekerjaan).

3. Ijab dan Qabul.

Dilihat dari kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah terbagi menjadi 2 jenis,

yaitu sebagai berikut:

1. Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi

kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusandalam proyek tersebut, dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan,

 pelanggan. Investasi tidak terikat ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan

 pada tabungan dan deposito.

2. Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana (shahibul maal)membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti,

hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat

tertentu saja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi terikat dengan dana

 bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi.

Pada transaksi ini bank dilarang untuk menginvestasikan dananya pada transaksi

 penjualan cicilan tanpa penjamin atau jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi

sendiri tidak melalui pihak ketiga. Jadi, dalam investasi terikat ini pada prinsipnyakedudukan bank sebagai agen saja, dan atas kegiatannya tersebut bank menerima imbalan

 berupa fee.

Pada pola investasi terikat dapat dilakukan dengan cara channelling dan executing, yakni:

1. Channelling, apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai

agen tidak menanggung risiko apapun.2. Executing, apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko dan hal ini banyak 

yang menganggap bahwa investasi terikat executing ini sudah tidak sesuai lagidengan prinsip mudharabah, namun dalam akuntansi perbankan syariah

diakomodir karena dalam praktiknya pola ini dijalankan oleh bank syariah.

Bentuk dan Praktik Investasi Syariah (Manajemen

Investasi Syariah Bag. 2)

Oleh: Nurmaeli, SEI

Aktivitas perdagangan dan usaha yang sesuai dengan syariah adalah kegiatan usaha yang

tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang haram seperti makanan haram, perjudian

atau kemaksiatan. Selain itu juga menghindari cara perdagangan dan usaha yang dilarang,termasuk yang tergolong praktik riba, gharar dan maysir.

Kenyataannya tidak semua aktivitas perdagangan dan usaha memenuhi ketentuan syariah.

Untuk itu fatwa ulama diperlukan guna memastikan pemenuhan kualifikasi tersebut.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 6/16

Fatwa mengenai halal-haram transaksi keuangan syariah di Indonesia ditetapkan Majelis

Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) dengan bantuan tenaga praktisi

dan penerapannya dilaksanakan dengan bantuan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah

 beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Perbankan syariahsemakin marak setelah diterbitkan UU No 10/1998 yang memungkinkan perbankan

menjalankan dual banking system atau bank konvensional dapat mendirikan divisisyariah. Dengan adanya Undang-undang tersebut bank-bank konvensional mulai melirik 

dan membuka unit usaha syariah. Tak heran jika perkembangan perbankan syariah cukup

 pesat.

Faktor utama yang mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia di masamendatang adalah jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Selain itu adanya

 peningkatan kesadaran umat Islam dalam berinvestasi sesuai syariah. Mengingat begitu

 pentingnya investasi sebagai salah satu perilaku ekonomi, maka menjadi penting pula

 pemahaman mengenai teori dan praktik investasi tersebut. Berikut uraian dari teori dan praktik investasi syariah.

A. Bentuk-bentuk Investasi Syariah

1. Deposito Syariah

Dalam operasionalisasi di dunia perbankan, transaksi ini mempunyai karakteristik 

tersendiri, yaitu:

• Kedua belah pihak yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan mudharib

akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik. Di dalam akad

tercantum pernyataan yang harus dilakukan kedua belah pihak yang mengadakankontrak dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Di dalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara tersurat maupun tersirat

mengenai tujuan kontrak.2. Penawaran dan penerimaan harus disepakati kedua belah pihak di dalam kontrak 

tersebut.

3. Maksud penawaran dan penerimaan merupakan suatu kesatuan informasi yangsama penjelasannya.perjanjian bisa saja berlangsung melalui proposal tertulis dan

langsung ditandatangani.

Modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudharib untuk diinvestasikan dikelola) dalam kegiatan usaha mudharabah.

Adapun Syarat yang tercakup dalam modal adalah sebagai berikut:

1. Jumlah modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya.

2. Modal harus dalam bentuk tunai, seandainya berbentuk aset menurut Jumhur 

Ulama Fiqh diperbolehkan, asalkan berbentuk barang niaga dan mempunyai nilai

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 7/16

atau historinya pada saat mengadakan kontrak. Bila aset tersebut berbentuk non-

kas yang siap dimanfaatkan, seperti pesawat dan kapal, menurut Madzab Hanbali

diperbolehkan sebagai modal mudharabah asalkan mudharib tetapmenginvestasikan semua modal tersebut dan berbagi hasil dengan pemilik dana

dalam pendapatan dari investasi dan pada akhir jangka waktu.

3. Modal harus tersedia dalam bentuk tunai tidak dalam bentuk piutang.4. Modal mudharabah langsung dibayar kepada mudharib. Beberapa Fuqaha berbeda

 pendapat mengenai cara realisasi pencarian dana, yaitu dibayar langsung dengan

cara lain dilaksanakan dengan memungkinkan mudharib untuk memperolehmanfaat dari modal tersebut bagaimanapun cara akuisisinya. Sesuai dengan

 pendapat kedua, pengadaan kontrak dapat dilaksanakan untuk keseluruhan modal

dan pembayarannya kepada mudharib dapat dibuat dalam beberapa angsuran.

• Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan tujuanmudharabah dengan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Keuntungan ini haruslah berlaku bagi kedua belah pihak dan tidak ada satu pihakpun yang akan memilikinya.

2. Haruslah menjadi perhatian dari kedua belah pihak dan tidak terdapat pihak ketigayang akan turut memperoleh bagi hasil darinya. Porsi bagi hasil keuntungan untuk 

masing-masing pihak harus disepakati bersama pada saat perjanjian

ditandatangani. Bagi hasil mudharib harus secara jelas dinyatakan pada saat pengadaan kontrak dilakukan.

3. Pemilik dana akan menanggung semua kerugian sebaliknya mudharib tidak 

menanggung kerugian sedikitpun. Akan tetapi, mudharib harus menanggung

kerugian bila kerugian itu timbul dari pelanggaran perjanjian atau penghilangandana tersebut.

• Jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan adanya kontribusi

mudaharib dalam usahanya untuk mengembalikan/membayar modal kepada

 penyedia dana. Jenis pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan masalahmanajemen dari pembiayaan mudharabah itu sendiri. Di bawah ini merupakan

syarat-syarat yang harus diterapkan dalam usaha/pekerjaan mudharabah adalah

sebagai berikut:

1. Bentuk pekerjaan/usaha. Merupakan hak khusus mudharib tidak ada intervensi

manajemen dari pemilik dana, meskipun demikian menurut Madzab Hambali

membolehkan adanya peran serta/partisipasi pemilik dana dalam pekerjaan/usaha

tersebut.2. Penyedia dana tidak harus boleh membatasi kegiatan mudharib sperti melarang

mudharib agar tidak sukses dalam pencarian laba/keuntungan.

3. Mudharib tidak boleh melanggar hukum islam dalam usahanya dan juga harusmematuhi praktik-praktik usaha yang berlaku.

4. Mudharib harus mematuhi syarat-syarat yang diajukan pemilik dana asalkan

syarat-syarat tersebut tidak bertentangan kontrak mudharabah tersebut.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 8/16

• Modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemilik dana, sehingga tidak 

dapat ditarik sewaktu-waktu. Penarikan dana mudharabah hanya dapat dilakukan

sesuai dengan waktu yang disepakati (periode yang telah ditentukan). Penarikandana yang dilakukan setiap saat akan membawa dampak berkurangnya pembagian

hasil usaha oleh nasabah yang menginvestasikan dananya.

2. Pasar Modal Syariah

Dalam arti sempit pengertian pasar merupakan tempat para penjual dan pembeli bertemuuntuk melakukan transaksi. Artinya pembeli dan penjual langsung bertemu untuk 

melakukan transaksi dalam suatu lokasi tertentu. Lokasi atau tempat pertemuan tersebut

disebut pasar. Namun dalam arti luas pengertian pasar merupakan tempat melakukantransaksi antara pembeli dan penjual, dimana pembeli dan penjual tidak harus bertemu

dalam suatu tempat atau bertemu langsung, akan tetapi dapat dilakukan melalui sarana

informasi yang ada seperti sarana elektronika.

Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual

dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual(emiten) dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal, sehingga

mereka berusaha untuk menjual efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor)adalah pihak yang ingin membeli modal diperusahaan yang menurut mereka

menguntungkan. Pasar modal dikenal dengan nama bursa efek, dan di Indonesia dewasa

ini ada dua buah bursa efek yaitu Bursa Fek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya(BES).

Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang bila diukur dari

waktunya merupakan modal jangka panjang. Oleh karena itu bagi emiten sangat

menguntungkan mengingat masa pengembaliannya relatif panjang, baik yang bersifat

kepemilikan maupun yang bersifat hutang. Khusus untuk modal bersifat kepemilikan, jangka waktunya lebih panjang jika dibandingkan dengan yang bersifat hutang.

• Instrumen Pasar Modal Syariah

1. Saham Syariah

Menurut Dewan Syariah Nasioanal (DSN), saham adalah suatu bukti kepemilikan atassuatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang

memiliki hak-hak istimewa. Bagi perusahaan yang modalnya diperoleh dari saham

merupakan modal sendiri. Dalam struktur permodalan khususnya untuk perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT), pembagian modal menurut undang-undang terdiri:

1. Modal dasar, yaitu modal pertama sekali perusahaan didirikan.

2. Modal ditempatkan, maksudnya modal yang sudah dijual dan besarnya 25% dari

modal dasar.3. Modal disetor, merupakan modal yang benar-benar telah disetor yaitu sebesar 

50% dari modal yang telah ditempatkan.

4. Saham dalam portepel yaitu modal yang masih dalam bentuk saham yang belumdijual atau modal dasar dikurangi modal ditempatkan.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 9/16

• Prinsip Dasar Saham Syariah

1. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas.

2. Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik.3. Tidak boleh ada pembeda jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh semua

 pihak.4. Prinsip bagi hasil laba-rugi.

5. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi.

• Jenis-jenis Saham

Saham Preferen

1. Mempunyai sifat gabungan antara saham biasa dan obligasi.

2. Hak preferen terhadap dividen: hak untuk menerima dividen terlebih dahulu

dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dividen biasanya dinyatakan dalam

 persen (%).3. Hak dividen komulatif: hak untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya

yang belum dibayarkan.4. Hak preferen likuiditas: mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan

dibandingkan dengan pemegang saham biasa bila terjadi likuidasi.

5. Dari penjelasan mengenai prinsip dasar saham syariah, maka saham preferentidak berlaku pada saham syariah.

Saham Biasa

1. Hak kontrol: memilih pimpinan perusahaan.

2. Hak menerima pembagian keuntungan.3. Hak preemtive: hak untuk mendapatkan prosentasi kepemilikan yang sama jika

 perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.

Saham Treasury

1. Saham perusahaan yang pernah beredar dan dibeli kembali oleh perusahaan untuk 

disimpan dan dapat dijual kembali.2. Beberapa alasan kenapa ada saham treasury: a. Dapat diberikan sebagai bonus

kepada karyawan, b. Meningkatkan perdagangan, sehingga nilai pasar meningkat,

c. Mengurangi jumlah saham beredar untuk menaikkan laba per lembar saham, d.

Untuk mencegah perusahaan dikuasai oleh perusahaan lain.

• Pedoman Syariah

1. Uang tidak boleh menghasilkan uang. Uang hanya boleh berkembang bila

diinvestasikan dalam aktivitas ekonomi.

2. Hasil dari kegiatan ekonomi diukur dengan tingkat keuntungan investasi.Keuntungan ini dapat diestimasikan tetapi tidak ditetapkan di depan.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 10/16

3. Uang tidak boleh dijual untuk mempeoleh uang.

4. Saham dalam perusahaan, kegiatan mudharabah atau partnership/musyarakah

dapat diperjualbelikan dalam rangka kegiatan investasi dan bukan untuk spekulasidan untuk tujuan perdagangan kertas berharga.

5. Instrumen finansial islami, seperti saham, dalam suatu venture atau perusahaan,

dapat diperjualbelikan karena ia mewakili bagian kepemilikan atas aset dari suatu bisnis.

6. Beberapa batasan dalam perdagangan sekuritas seperti itu antara lain: a. Nilai per 

share dalam suatu bisnis harus didasarkan pada hasil appraisal atas bisnis yang bersangkutan, b. Transaksi tunai, harus segera diselesiakan sesuai dengan kontrak.

2. Obligasi Syariah

Perihal obligasi syariah sendiri, sebenarnya telah ada fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Yaitu, fatwa No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah dan fatwa No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang

Obligasi Syariah Mudharabah. Keduanya, dikeluarkan pada waktu bersamaan, 14

September lalu.

Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan obligasi syariah adalahsuatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten

kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan

 pada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Sementara pendapatan investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obligasi

syariah harus bersih dari unsur nonhalal. Mengenai bagi hasil (nisbah) antara emiten dan

 pemegang obligasi syariah, diatur bahwa nisbah keuntungan dalam obligasi syariah

mudharabah ditentukan sesuai kesepakatan dengan ketentuan pada saat jatuh tempo, akandiperhitungkan secara keseluruhan.

Kewajiban dalam syariah hanya timbul akibat adanya transaksi atas aset/produk (mal)

atau jasa (amal) yang tidak tunai, sehingga terjadi transaksi pembiayaan. Kewajiban iniumumnya berkaitan dengan transaksi perniagaan dimana kondisi tidak tunai tersebut

dapat terjadi karena penundaan pembayaran atau penundaan penyerahan obyek transaksi

(mal atau amal). Dalam Islam pembiayaan dapat terjadi karena ada suatu pihak yangmemberikan dana untuk memungkinkan suatu transaksi. Pihak penjual dapat memberikan

 pembiayaan dengan memberikan fasilitas penundaan pembayaran, sedangkan pihak 

 pembeli dapat memberikan pembiayaan dengan memberikan fasilitas penundaan

 penyerahan obyek transaksi.

• Jenis-jenis Obligasi

1. Obligasi Mudharabah adalah kerja sama dengan skema bagi hasil pendapatan atau

keuntungan, obligasi jenis ini akan memberikan return dengan penggunaan term

indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan tergantung padakinerja pendapatan yang dibagihasilkan.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 11/16

2. Obligasi Ijarah. Dengan akad Ijarah sebagai bentuk jual beli dengan skema cost

 plus basis, obligasi jenis ini akan memberikan fixed return.

• Pedoman Syariah

Tetapi, sebagai catatan, tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah. Untuk menerbitkan obligasi syariah, beberapa persyaratan berikut yang harus dipenuhi:

• Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi

Fatwa No: 20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis

kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam di antaranya adalah:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan

asuransi konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan danminuman haram.

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barangataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

• Peringkat Investment Grade:

1. Memiliki fundamental usaha yang kuat.

2. Memiliki fundamental keuangan yang kuat.3. Memiliki citra yang baik bagi publik 

3. Reksadana SyariahReksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

 pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.Sedangkan reksadana syariah adalah reksadana yang beroperesi menurut ketentuan dalam

 prinsip syariah, baik dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan penggunaan dana.

Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem mudharabah.

Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak  pertama menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi

 pengelola.

Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugiantersebut bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena

kecurangan atau kelalain pengusaha, maka pengelola harus bertanggung jawab atas

kerugian tersebut.

Dalam hal transaksi jual beli, saham-saham dalam reksadana syariah dapat diperjual

 belikan. Saham-saham dalam reksadana syariah merupakan yang harta (mal) yang

dibolehkan untuk diperjual belikan dalam syariah.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 12/16

• Pedoman Syariah

Tidak adanya unsur penipuan (gharar) dalam transaksi saham karena nilai saham jelas.

Harga saham terbentuk dengan adanya hukum supply and demand.Semua saham yang dikeluarkan reksa dana tercatat dalam administrasi yang rapih dan

 penyebutan harga harus dilakukan dengan jelas.

B. Jenis Investasi Berdasarkan Syariah

1. Tabungan Bagi Hasil (Mudharabah)

Tabungan bagi hasil adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah.Dalam hal ini bank syariah mengelola dana yang diinvestasikan oleh penabung secara

 produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil

keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank, sesuai perbandingan bagihasil atau nisbah yang disepakati bersama.

Contoh perhitungan bagi hasil; Saldo rata-rata Bapa Huda bulan November 2004 sebesar Rp 1 juta sedangkan saldo rata-rata tabungan seluruh nasabah Bank Syariah pada bulan

tersebut sebesar Rp 50 juta. Bila perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank sebesar 50:50 dan pendapatan bank yang dibagihasilkan untuk tabungan sebesar Rp 1 juta maka

 bagi hasil yang didapatkan oleh Bapa Huda adalah sebesar: (Rp 1 juta : Rp 50 juta X Rp

1 juta X 50% = Rp 10.000,00.

Sehingga Bapa Huda akan menerima bagi hasil sebesar Rp. 10 ribu rupiah dalam bulan November 2004 atas tabungan saldo rata-rata sebesar Rp. 1 juta. Berbeda dengan bank 

konvensional yang pendapatan bunganya tetap sepanjang tidak ada perubahan. Bagi hasil

yang didapatkan dari bank syariah dapat berubah setiap bulan, tergantung pendapatan

 bagi hasil yang diterima bank syariah dari para peminjam.

2. Deposito Bagi Hasil (Mudharabah)

Deposito Bagi Hasil merupakan produk investasi jangka waktu tertentu. Nasabahnya bisa

 perorangan maupun badan. Produk ini menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah.Dengan prinsip ini bank akan mengelola dana yang diinvestasikan nasabah secara

 produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip hukum Islam. Hasil

keuntungannya akan dibagikan kepada nasabah dan bank sesuai nisbah yang disepakati bersama sebelumnya.

Contoh ilustrasi perhitungan bagi hasil; Saldo rata-rata Bapa Huda bulan November 2004

sebesar Rp 10 juta sedangkan saldo rata-rata deposito seluruh nasabah bank syariah pada bulan tersebut sebesar Rp 500 juta. Bila perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank sebesar 65:35 dan pendapatan bank syariah yang dibagihasilkan untuk deposito sebesar 

Rp 10 juta maka bagi hasil yang didapatkan oleh Bapa Huda adalah: (Rp 10 juta : Rp 500

 juta X Rp 10 juta X 65% = Rp 130.000,00.

3. Investasi Khusus (Mudharabah Muqayyadah)

Investasi khusus adalah suatu bentuk investasi nasabah yang disalurkan langsung kepada

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 13/16

 pembiayaan tertentu sesuai dengan keinginan nasabah. Perbandingan atau nisbah bagi

hasil yang ditetapkan berdasarkan kesepatan antara bank, nasabah serta penasihat

keuangan jika diperlukan (dapat dinegosiasikan). Dana akan diinvestasikan kepada sektor riil yang menguntungkan sesuai keinginan nasabah.

Contoh perhitungan bagi hasil; Bapa Huda menginvestasikan dana sebesar Rp 5 jutadengan pilihan untuk pembiayaan kepada pedagang bahan bangunan. Bila pada bulan

 berikutnya keuntungan investasi yang diterima bank dari pedagang bahan bangunansebesar Rp 2 juta sementara kesepakatan nisbah antara nasabah dan bank sebesar 65:35,

maka bagi hasil yang didapatkan Bapa Huda adalah sebesar: Rp 2 juta X 65% = Rp

1.300.000

Pendapatan bagi hasil yang diterima oleh deposan investasi khusus dalam hal ini akansangat bervariasi tergantung dari kinerja dari pedagang yang diberikan pinjaman, dimana

ada kemungkinan suatu saat apabila pedagang tersebut mengalami kerugian maka bisa

saja kita tidak mendapat bagi hasil alias 0.

• Investasi Saham Sesuai Syariah di Pasar Modal

Salah satu bentuk investasi yang sesuai dengan syariah adalah membeli saham

 perusahaan, baik perusahaan non publik (private equity) maupun perusahaan

 publik/terbuka. Cara paling mudah dalam melakukan investasi saham sesuai syariah diBEJ adalah memilih dan membeli jenis saham-saham yang dimasukkan dalam Jakarta

Islamic Index (JII).

• Reksadana Syariah

Dalam reksadana konvensional, pengaturan atau penempatan portfolio investasi hanyamenggunakan pertimbangan tingkat keuntungan. Sedangkan reksadana syariah selainmempertimbangkan tingkat keuntungan juga harus mempertimbangkan kehalalan suatu

 produk keuangan. Sebagai contoh bila reksadana syariah ingin menempatkan salah satu

 jenis investasinya dalam saham, maka saham yang dibeli tersebut harus termasuk  perusahaan yang sudah dibolehkan secara syariah. Lebih mudahnya sudah termasuk 

dalam jenis saham yang ada dalam daftar JII (Jakarta Islamic Index). Demkian juga jenis

investasi lainnya seperti obligasi, harus yang menganut sistem syariah.

Manajer investasi reksadana syariah harus memahami investasi dan mampu melakukankegiatan pengelolan yang sesuai dengan syariah. Untuk itu diperlukan adanya panduan

mengenai norma-norma yang harus dipenuhi Manajer Investasi agar investasi danhasilnya tidak melanggar ketentuan syariah, termasuk ketentuan yang berkaitan dengan praktek riba, gharar dan maysir. Dalam praktek syariah maka Manajer Investasi bertindak 

sesuai dengan perjanjian atau aqad wakalah. Manajer investasi akan menjadi wakil dari

investor untuk kepentingan dan atas nama investor. Sebagai bukti penyertaan dalamreksadana syariah maka investor akan mendapat unit penyertaan dari reksadana syariah.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 14/16

Prospek dan Risiko dalam Investasi Syariah

(Manajemen Investasi Syariah Bag. 3/Habis)

Oleh: Nurmaeli, SEI

Belum tersosialisasinya ekonomi syariah dengan baik adalah salah satu kendala

  pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Kalaupun ekonomi syariah dikenal,

masyarakat lebih banyak mengenal bank syariah. Padahal ekonomi syariah tidak hanyakegiatan bisnis perbankan berbasis syariah, tetapi sudah merambah pada sektor lain,

seperti reksadana, perhotelan, asuransi (takaful/social protection), bursa efek, multilevel

marketing hingga penyiaran (broadcast).

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sektor perbankan paling mendominasikegiatan ekonomi syariah. Sebuah riset yang dilakukan pengamat perbankan syariah

Adiwarman A. Karim dari Karim Business Consulting menunjukkan bahwa pasar loyalis

syariah sesungguhnya sangat terbatas. Dia membagi potensi pasar menjadi tiga kelompok  besar. Pertama, pasar loyalis syariah. Kedua, pasar mengambang yang tidak terlalu

fanatik dengan sistem perbankan. Dan ketiga adalah pasar loyalis konvensional.

Kelompok ini mempunyai ciri sangat fanatik terhadap bank bersistem konvensional.

Berdasarkan riset tersebut, pasar loyalis syariah cuma Rp 10 triliun.

Disadari bahwa sosialisasi dan pemahaman masyarakat akan produk syariah memang

masih terbatas. Meskipun penduduk Indonesia sebagian besar adalah masyarakat Islam,

tetapi pengembangan produk syariah masih dini dan belum berkembang dengan baik.

Termasuk dalam hal ini adalah produk investasi syariah selain perbankan seperti saham,reksadana, obligasi, dan asuransi, dll.

Produk investasi syariah seperti reksadana dan saham memiliki prospek cerah.

Setidaknya hal itu bisa dilihat dari beberapa data yang ada. Menyangkut kinerja  portofolio saham syariah, berdasarkan penelitian yang dilakukan Farida Rachmawati

(2002) kinerja portofolio saham syariah memiliki prospek yang tidak mengecewakan.

Selama tahun 2001-2002, kinerja portofolio saham syariah tengah mengungguli kinerja

saham konvensional untuk kriteria Sharpe Index dan Treynor Index. Portofolio sahamkonvensional hanya unggul pada pengukuran dengan Jenshen’s Alpha. Dalam hal ini

 portofolio saham syariah unggul pada kriteria return dan risk (level total risiko dan risiko

 pasar).

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan proses screening berdasarkan syariahmemberikan pengaruh positif terhadap kinerja portofolio saham syariah. Dari penelitian

terlihat, kinerja portofolio 22 saham syariah mampu mengungguli kinerja 23 saham

konvensional selama periode 2001-2002.

Selain portofolio saham syariah, alternatif investasi yang lain seperti reksadana syariah

 juga memiliki prospek yang cerah. Menurut penelitian Rinda Aystuti (2003), pada tahun

2001 reksadana syariah sampuran (PNM Syariah dan Danareksa Syariah Berimbang)

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 15/16

memiliki kinerja yang underperform dibandingkan dengan pasar. Namun pada tahun

2002, kinerja PNM Syariah membaik, dengan rata-rata return yang lebih tinggi dibanding

return pasar (Jakarta Islamic Index). Namun bila dibandingkan kinerja indeks pasar konvensional (IHSG), kinerja PNM Syariah dan Reksadana Syariah Berimbang lebih

 baik.

Tentu saja, ada banyak faktor yang memengaruhi kinerja investasi syariah seperti saham

dan reksadana. Faktor makroekonomi yang terus membaik akan berimbas pada prospek investasi syariah. Kondisi perekonomian yang terus membaik, terutama sektor riil juga

 berdampak positif terhadap prospek investasi syariah, sebab investasi syariah lebih

 banyak diinvestasikan pada sektor-sektor riil yang sesuai dengan konsep syariah. Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memengaruhi kinerja portofolio investasi syariah

adalah kemampuan atau profesionalisme pengelola dana.

Sementara tantangan dan ganjalan yang dihadapi dalam investasi syariah adalah konsep

 bagi hasil yang tidak mampu memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar 

tidaknya pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang bisadiperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syariah masih terbatas, sehingga

kemampuan pengelola dana dalam mengatur portofolionya juga harus piawai.Diversifikasi investasi yang terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena

itu, investasi syariah mempunyai risiko yang lebih tinggi.

Hal yang sama juga dialami dalam produk perbankan syariah. Dalam produk perbankan

syariah, juga didasarkan pada konsep bagi hasil sehingga patokan tingkat penghasilan juga tidak pasti. Kemampuan pengelola atau profesionalisme yang terlibat di dalamnya

akan sangat menentukan kinerja perbankan syariah.

Jika kinerja bank syariah buruk, deposito nasabah juga tidak berkembang. Risiko inilahyang tidak dipikul deposan bank konvensional, sehingga kendati bank mengalamikerugian, investasi yang ditanam bisa tetap tumbuh. Ini nilai tambah produk 

konvensional dibanding produk investasi syariah.

Dalam asuransi syariah juga didasarkan pada bagi hasil dan kegagalan juga berdasarkan

 beban bersama (sharing the burden). Hal ini bisa dilihat dari aspek pengelolaannya.Dalam produk asuransi konvensional, risiko dipindahkan dari klien ke perusahaan

(transfer of risk), sementara dalam asuransi syariah, risiko tersebut ditanggung bersama-

sama (sharing of risk). Jadi, risiko tidak menjadi beban perusahaan, namun tanggungan bersama.

Dengan model seperti itu, dana peserta dibagi menjadi dua, dana investasi dan dana

kumpulan peserta (tabarru’). Dana investasi murni menjadi hak peserta, sedangkan

tabarru’ merupakan penyisihan dari premi yang memang diikhlaskan untuk menjadi dana  bersama. Dana inilah yang digunakan untuk membayar klaim. Seluruh dana tersebut

kemudian dikelola oleh pihak asuransi ke berbagai bentuk investasi.

5/11/2018 Syariah-Pengantar Manajemen Investasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/syariah-pengantar-manajemen-investasi 16/16

Di sinilah nilai tambah asuransi syariah dibanding asuransi konvensional. Pasalnya, ada

garis tegas yang memisahkan dana pemegang saham dengan dana peserta. Dana peserta

ini kemudian diinvestasikan. Setelah dipotong biaya usaha, hasilnya akan dibagi berdasarkan kesepakatan awal. Cuma, umumnya porsi untuk peserta lebih besar daripada

yang diperoleh pihak asuransi.

Sebagai sebuah produk syariah, investasi syariah jelas harus sesuai dengan prinsip Islam.

Tujuannya untuk menciptakan dan mencapai tata ekonomi yang lebih beretika. Misalya,Islam melarang riba. Sebab riba merupakan praktik ekonomi yang eksploitatif karena

memanfaatkan kondisi mereka yang lemah atau dalam kondisi kesulitan. Riba juga

timbul dari praktik utang piutang dan perdagangan. Misalnya, sale and lease back danshort selling yang cenderung spekulasi. Dalam konsep syariah, tidak boleh

memperjualbelikan sesuatu yang belum tentu ada dan mungkin saja tidak terjadi. Dengan

demikian praktik investasi syariah juga harus menghindari konsep riba. Hal inilah yangmembedakan antara investasi syariah dan konvensional.

Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan tanpa paksaan (ridha), adil dantransaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh Islam,

termasuk bebas manipulasi dan spekulasi. Wallahu A’lam bi al Showab.