syarat jadi penyiar1 comment

Upload: aikokhansa

Post on 11-Jul-2015

202 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Syarat Jadi Penyiar1 commentBy Romel tea Posted on 24 Feb 2010 at 9:56am

Dalam bahasa Inggris, penyiar disebut announcer (arti harfiyah: orang yang mengumumkan). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau penyeru pada radio. Menurut M. Habib Bari dalam bukunya Teknik dan Komunikasi Penyiar TelevisiRadio-MC, penyiar adalah seorang yang bertugas menyebarkan (syiar) suatu atau lebih informasi yang terjamin akurasinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya, dilaksanakan, dituruti, dan dipahami. Thorndike dan Barnhart dalam Junior Dictionary mengatakan, penyiar adalah a person who make announcements over the radio (orang yang memberitahukan/mengumumkan sesuatu melalui radio). Prof. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Radio Siaran: Teori dan Praktek mengatakan, penyiar adalah orang yang menyajikan materi siaran kepada para pendengar. Chester, Garisson dan Willis, dalam Television and Radio mengatakan, penyiar dalam sebuah station memainkan banyak peran. Pada umumnya penyiar adalah juru bicara station radio siaran. Bahkan, penyiar adalah ujung tombak stasiun radio. Sukses tidaknya sebuah acara ditentukan oleh penyiarnya. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, akting sebagai pembawa acara atau pelawak, menghendel olah raga, pewawancara, diskusi, quiz dan narasi. 11 Syarat Jadi Penyiar Penyiar adalah seorang profesional dalam arti memiliki keahlian atau ketermpilan khusus yakni keterampilan komunikasi massa dalam hal ini komunikasi melalui radio.

Untuk memiliki keahlian khusus tersebut, seorang penyiar hendaknya memenuhi kualifikasi atau persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki suara standar 2. Suka Ngomong 3. Memiliki Sense of Music, suka musik/lagu. 4. Berwawasan Luas, suka membaca, haus informas dan ilmu. 5. Humoris, Memilik Sense of Humor 6. Suka bergaul, luwes, fleksibel, sociable 7. Ramah, friendly 8. Menguasai alat siaran (Radio Tools) 9. Mengenali Visi-Misi, Format, Segmen, dan Program Radio 10. Berjiwa entertainer, selalu berupaya menyengkan pendengar. harus mampu berekspresi secara fleksibel terdepan mengikuti segala trend lifestyle & information 11. Siap bekerja sama dengan tim karena penyiar tidak bekerja sendiri, tapi ditopang tim kerja seperti programmer, produser, penulis naskah, dll. (www.romeltea.com).*

Teknik Public Speaking: Teknik Berbicara di Radio2 commentsBy Romel tea Posted on 14 May 2009 at 10:19am BERBICARA di radio (siaran) membutuhkan skill tersendiri. Kita tidak bisa melihat pendengar, demikian pula sebaliknya. Pendengarmu tak tahu wajahmu Pendengarmu tak tahu rumahmu Suaramu pengenalmu, demikian kata Bimbo dalam syair lagu Balada Seorang Penyiar. Itulah sebabnya, radio disebut Theatre of Mind. Kita dan pendengar hanya bisa saling membayangkan sosok masing-masing. Pembicara di radio, utamanya penyiar (announcer), memang unik: berbicara kepada audience yang tidak terlihat (invisible audience); tidak berbicara kepada siapa pun yakni tidak ada lawan bicara secara fisik hadir di depan mata, namun pada saat yang sama ia berbicara kepada setiap orang, mungkin ribuan pendengar. (Simultaneously talking to no one that is no one in your physical presence and everyone, possible thousands of listeners). Oleh karena itu, berbicara di radio atau ketika siaran, lakukan dan miliki halhal berikut: Visualize! Mau tidak mau, visualisasi (membayangkan pendengar) harus dilakukan ketika siaran. Kita harus mementuk mental image tentang pendengar. Caranya: Bayangkan, kita sedang berbicara, ngobrol, dengan seorang pendengar yang sedang duduk di depan kita! Membayangkan adanya seorang pendengar di depan kita, akan membantu kita berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way). Bicara kepada satu orang adalah prinsip dasar siaran radio atau berbicara di radio. Smile! Senyumlah! Meskipun kita tidak bisa melihat orangnya (yang jadi teman bicara). Kehangatan pembicaraan dapat dibangun dengan senyum. Senyim ketika berbicara (siaran) di radio, senilai dengan kontak mata (eye contact). Wasalam. (www.romeltea.com).*

TIPS MENULIS SIARAN PERS0 commentsBy Romel tea Posted on 20 Apr 2011 at 10:46am

Siaran Pers (Press Release) adalah untuk menyampaikan informasi kepada publik mengunakan media massa. Menulis siaran pers, pada dasarnya adalah menulis berita sehingga ketika menulis siaran pers harus dari perspektif wartawan. Dengan demikian, siaran per situ harus memiliki standar berita yang berlaku di media massa. Dengan kata lain, siaran pers itu harus memiliki nilai berita. 1. Buatlah siaran pers dengan format berita setengah jadi. Siaran pers ini khusus untuk dikirim ke surat kabar atau radio. Majalah tidak memerlukan format tulisan jadi karena tiap majalah punya gaya masing-masing. Guna tulisan setengah jadi itu, yang hanya memuat informasi awal yang relevan, penting, dan menarik, adalah untuk memudahkan wartawan dalam membuat laporan karena biasanya sudah sibuk untuk menurunkan siaran pers. Format tulisan setengah jadi juga bermanfaat agar tak tak terjadi salah kutip atau salah informasi. 2. Buat siaran pers dengan sudut pendekatan yang berbeda. Media biasanya tak ingin menduplikasi berita di media lain. Jadi, cobalah untuk membuat lebih dari satu versi siaran pers, masing-masing dengan sudut pandang berbeda, sesuai jenis media yang dituju namun secara subtansi sama.

Misalnya, siaran pers untuk majalah ekonomi maka siaran pers dibuat dari sudut pandang ekonomi. Demikian juga untuk koran politik, maka siaran persnya ditulis dari sudut pandang politik. 3. Buatlah siaran pers lengkap dengan fakta dan data Perlu dijelaskan bahwa fakta dan data ini sebagai lampiran. Data-data bisa berbentuk infografis seperti tabel, diagram, statistik, dan sebagainya. Ini akan membuat siaran pers tampil lebih solid dan membantu wartawan dalam menulis berita. Akan tetapi, siaran pers tetap dalam bentuk artikel/narasi. Ada kalanya media massa lebih suka menulis artikel sendiri setelah memiliki data dan fakta yang jelas. 4. Jangan lupa pedoman rumus 5W + 1H. Ini syarat utama dan dasar dari siaran pers. Harus ada informasi yang jelas tentang kapan, di mana, kenapa, siapa, dan bagaimana. Informasi yang hendak disampaikan melalui siaran pers tentunya harus cukup lengkap menjawab keingintahuan publik. Kelengkapan informasi itu biasanya diukur dengan cara sederhana yaitu kelengkapan dalam 6 pertanyaan populer disingkat dengan 5W + 1H (what, why, where, when, who +how). 5. Gunakan gaya penulisan jurnalistik. Gaya penulisan siaran pers diwujudkan melalui bahasa jurnalistik, yaitu ragam bahasa yang dipergunakan untuk membuat karya jurnalistik. Ciri bahasa jurnalistik antara lain informasinya singkat (disampaikan dengan kalimat yang pendek), padat (tidak berteletele), sederhana (kata yang digunakan mudah dipahami awam), dan jelas (rangkaian kalimatnya disusun dengan mudah agar bisa ditangkap maknanya oleh publik. 6. Singkat tidak lebih dari satu halaman Isi siaran pers tidak lebih dari satu halaman. Ketik dengan spasi ganda. Sampaikan informasi esensial dalam paragraf pertama dan manfaatkan paragraf berikutnya untuk informasi yang lebih mendalam atau tambahan. Paragraf seyogyanya menyajikan urutan informasi. Hindarkan pemakaian kutipan langsung dalam paragraf. Ingat ini hanya untuk menyampaikan pokok berita. Setelah paragraf pertama, pemanfaatkan kutipan yang bertanggungjawab bisa membuat siaran pers lebih menarik dan berbobot. 7. Cantumkan nomor telepon dan nama yang bisa dikonfirmasi (diwawancara) dalam siaran pers itu. (Sumber: Hubungan Media dan Ketrampilan Berkomunikasi, Sekretariat Jenderal DPR RI & United Nations Development Programme [UNDP]).

Tiga P Kunci Sukses Presentasi0 commentsBy Romel tea Posted on 14 May 2009 at 11:21am SERINGKALI kita merasa gugup, nerveous, atau kurang percaya diri saat akan melakukan presentasi atau berbicara di depan orang banyak (public speaking). Menurut para ahli, ketakutan atau demam panggung demikian dapat diatasi secara efektif oleh tiga P: Planning, Preparation, Practice (Perencanaan, Persiapan, Latihan). Ingat ya Tiga P, buka P Tiga (dikira parpol lagi.). Maka, senantiasalah kita luangkan waktu untuk ketiga aktivitas itu. Dengan formula Tiga P itu itulah kita benar-benar membangun rasa percaya diri dan siap tampil mengesankan dalam presentasi. Kita rencanakan, persiapkan, dan latih betul APA yang akan atau harus dikatakan (what to say) dan BAGAIMANA mengatakannya (how to say it). Persiapan merupakan setengah pertempuran untuk mengatasi rasa takut atau gugup. Some of the fear experienced when we have to speak in public can be overcome by following the three Ps: Planning, Preparation, Practice. Time spent on these activities means that you are really thinking through the whole process from what to say, to how to say it. Being prepared is half the battle to overcoming anxiety. PLANNING Persiapan hal mutlak dalam melakukan apa pun, termasuk presentasi. Ada pepatah: siapa yang tidak melakukan persiapan berarti ia bersiap-siap gagal. Who doesnt prepare he prepares to fail! Persiapan mencakup menegaskan tujuan presentasi sekaligus menyiapkan pesan atau informasi yang akan disampaikan. Penguasaan materi bisa dilakukan dengan cara menghapalnya, membuat outline atau garis besar materi, makalah, atau menggunakan alat bantu visual, seperti OHP atau infokus. This involves setting your objectives; considering the purpose of your presentation and the message you are trying to get across to your audience. Cari tahu siapa audiens kita atau siapa saja hadirin. Kenali mereka. Berapa jumlahnya dan di mana posisi mereka? Apa latar belakang keilmuan mereka? Apa yang mereka harapkan dari presentasi kita? Know your audience: How many will you be speaking to? Why will they be there? What is their prior knowledge? What are their expectations?

Tuangkan gagasan kita pada sehelai kertas, lalu seleksi dan susun sistematika atau urutan penyampaiannya. Brainstorm to get your ideas down on paper and then select and order the points you want to make. Perhatikan waktu yang kita miliki dan atur materi agar tersampaikan secara efektif dalam waktu yang dialokasikan panitia untuk kita. Ingat, kata para ahli, kian sedikit dan fokus materi kita, makin efektif presentasi kita. Consider the time you have been allotted and how much you can reasonably say in that time. Susun susunan materi presentasi. Lazimnya terdiri dari pembukaan, pemaparan, dan kesimpulan. Katakan apa yang akan Anda sampaikan kepada mereka; ceritakan; dan ungkapkan lagi! Decide how you are going to structure your presentation. Basically you need an introduction, a middle and a conclusion. (This is often referred to as, Tell them what youre going to tell them; tell them; then tell them again.) Pada menit pertama, saat presentasi, tugas kita adalah menarik perhatian audiens. Kesan pertama berbicara harus menggoda, selanjutnya mereka harus tergoda. Persiapkan kata-kata pembuka yang mengesankan atau menarik. The first four minutes are the time when you are likely to have the attention of your audience, it is important to make an impact with your introduction. Buatlah catatan: kecuali kita menyampaikan materi dengan cara membaca naskah (reading speech). Make your notes: Unless you are reading a speech/paper, your notes should consist of key words and phrases. Just enough to jog your memory and remind you of points you want to make. You can use cue cards, mind maps or ordinary notes on paper depending on your preference, but make them stand out. PREPARATION Persiapkan alat bantu visual apa saja yang akan kita gunakan. Prepare any visual aids you want to use. These can be transparencies for an overhead projector (OHP), slides, flip chart or black/white board. Pastikan peralatanyang kita butuhkan tersedia dan kita biasa menggunakannya. Make sure any equipment you need is available and that you are familiar with it. PRACTICE Jangan ragu, latihlah presentasi kita, dengan suara keras, di kamar, depan cermin, di depan kawan dekat, atau siap saja yang bisa memberi masukan. Practice your presentation out loud, either on your own or in front of friends who will give you helpful feedback. Jika perlu, gunakan tape recorder agar kita bisa mendengar macam apa suara kita saat presentasi. Apakah nada bicara kita tidak variatif alias monoton? Poin penting mana yang

bisa diberi penakanan saat menyampaikannya? Seberapa terasa antusiasme presentasi kita? Use a tape recorder so you can listen to yourself. This will identify: how much you vary the tone of your voice; any points you might want to emphasise; and the amount of enthusiasm you communicate. You could practice in front of a mirror to identify any mannerisms or gestures you might want to change. Not everyone advocates doing this, for the simple reason that you will be giving your talk to other people not to yourself. Jangan lupa, smile! Latihlah senyum kita. Dengan senyum saat presentasi, kita menyampaikan pesan kepada hadirin bahwa kita senang berbicara di depan mereka. Ini akan membuat hadirin merasa nyaman dan akan terjadi jalinan antara kita, speaker, dengan hadirin. Practice smiling. By smiling you are conveying the message that you are pleased to be speaking to your audience. This makes them feel more comfortable, which in turn affects how you relate to your audience. (NB: Sengaja saya sertakan teks aslinya, selain Inggris saya tidak begitu bagus, juga saya kesulitan melacak sumbernya; judul asli Effective Presentations. Udah lama banget sih ).*

Public Speaking: Mengatasi Rasa Takut1 commentBy Romel tea Posted on 14 May 2009 at 11:22am Para pakar Public Speaking (PS) lazimnya memberi tips sebagai berikut guna mengatasi rasa takut berbicara di depan umum. 1. Relax Your Body! Lakukan relaksasi agar tubuh rileks, santai, tidak tegang. Ambil nafas dalam-dalam, tahan sebentar, lalu keluarkan perlahan-lahan. Pada saat yang sama, lemaskan lengan, bahu, dan tangan biarkan semuanya terkulai. Ulang berkali-kali sebelum tampil. 2. Relax your Voice! Lakukan relaksasi suara, misalnya dengan menyuarakan vokal AEIOU secara naik-turun, ragam nada, mirip nyanyi. 3. Practice! Sering berlatih, di depan cermin atau di depan kawan-kawan terdekat, bahkan di depan kucing peliharaan Anda. Sering ikut terlibat dalam diskusi atau acara talkshow melalui telepon di radio juga sangat bagus untuk berlatih public speaking. 4. Prepare! Lakukan persiapan fisik, mental, materi. Fisik harus fit. Mental harus kuat, percaya diri, anggaplah diri Anda yang paling tahu dan orang lain ingin tahu ayang Anda ketahui. Siapkan data dan referensi topik pembicaraan sebanyak mungkin. Makin luas wawasan, Anda akan kian percaya diri. Ada nasihat bagus dari Jack Valenti, penulis naskah pidato Presiden Amerika, Lyndon Johnson: The most effective antidote to stage fright is total monkish preparation (Obat paling mujarab mengatasi demam panggung dalah melakukan persiapan total). Ringkasnya, atasi rasa gugup atau takut PS dengan melakukan tiga hal: perencanaan, persiapan, dan latihan. Kita persiapkan topik atau yang akan dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya. Being prepared is half the battle to overcoming anxiety. Persiapan adalah setengah pertempuran untuk mengatasi rasa takut. (www.romeltea.com/Sumber: www.infosec-technologies.com, www.dunfermlinepress.com).*

Public Speaking: Kenapa Takut?1 commentBy Romel tea Posted on 14 May 2009 at 11:52am

BETAPA banyak orang tidak berani tampil berbicara di depan umum. Bahkan banyak orang paham sesuatu, tapi saat diminta tampil menyampaikan pemahamannya di depan banyak orang, ia menolak merasa tidak mampu, takut, bahkan tidak tahu bagaimana mengatakannya. Salah satu survei membuktikan: berbicara di depan umum merupakan hal paling menakutkan takut mati di posisi dua dan takut digigit ular di posisi ketiga! Christine Stuart dalam bukunya, Effective Speaking, mengutip hasil survei di Amerika Serikat terhadap 3.000 orang dewasa. Mereka diminta menuliskan 10 hal yang paling menakutkan (ten worst fears). Hasilnya, berbicara di depan umum menempati urutan pertama bahkan mengatasi takut pailit dan mati! Mengapa banyak orang takut berbicara di depan umum? Takut salah omong, takut lupa apa yang mau diomongin, selalu gugup, dan bingung memulainya itulah jawaban para peserta diklat Yayasan Bahtera ketika saya mempersilakan mereka menyampaikan hambatan atau masalah yang mereka hadapi dalam PS. Para ahli mengemukakan, alasan utama orang takut pidato antara lain: 1. Unfamiliar Situation, tidak familiar dengan situasi. Hadirin yang dihadapinya orangorang yang baru dikenal atau bahkan tidak dikenal sama sekali. 2. Lack of Confidence, kurang percaya diri. Hilangnya rasa PD sering terjadi akibat merasa ada orang lain yang lebih baik atau lebih tahu/paham tentang topik yang akan dibicarakan. 3. Sense of Isolation, merasa terasing atau terpencilkan. Pembicara itu sendirian di depan, jadi pusat perhatian, dan mudah diserang atau dikecam diam-diam dalam hati atau terang-terangan. 4. Self-Consciousness, kesadaran sendiri atau tahu diri punya kekurangan dalam hal logat, tata bahasa, suara, dan citra dirinya secara umum. 5. Fear of looking Foolish, takut terlihat bodoh. Ia mungkin khawatir akan lupa yang harus dikatakan, takut salah ucap, takut salah menilai sesuati, dan sebagainya. 6. Fear of the Consequences, takut konsekuensinya, semisal dinilai oleh hadirin dan dicap sebagai a poor public presentation, pembicara yang payah.

Rasa gugup (nerves) mempengaruhi fisik meningkatkan detak jantung dan pernafasan, adrenaline, reaksi terlalu cepat, dan peningkatan tensi pada area bahu dan leher. Perubahan pada tubuh itu berdampak pada suara, menjadikannya bergetar, atau bicara terputus-putus karena pernafasan yang terlalu cepat. Bagaimana mengatasi rasa takut tersebut? Next time, insya Allah, saya lanjutkan. Stay tuned! (Anggap aja lagi siaran). Wasalam. (www.romeltea.com/Sumber: www.infosectechnologies.com, www.dunfermlinepress.com).*

Teknik MC: Mengenalkan Pembicara0 commentsBy Romel tea Posted on 08 Jul 2009 at 10:37am SAYA sering menjadi pembicara, sebut saja public speaker, di berbagai forum pelatihan, dialog, atau diskusi. Saya sangat sering dibuat jengkel oleh pembawa acara, MC, host, ataupun moderator yang tampak malas menyampaikan CV yang sudah saya siapkan, saat ia mengenalkan saya kepada hadirin sebelum saya tampil on speech. Kang Romel aja deh yang mengenalkan diri, biar lengkap cenah na kituh, kumaha eta teh? Banyak MC kurang memperhatikan pentingnya mengenalkan pembicara (introducing a speaker) secara baik. Pa Dahlan, eh padahal, serius amat seeh nyantai aja deh ok, saya ulang, padahal mengenalkan pembicara merupakan salah satu sesi penting bagi seorang MC, sebelum sang pembicara tampil. Pengenalan pembicara merupakan bagian dari tugas sekaligus fungsi MC/moderator, yaitu utamanya sebagai jembatan yang menyambungkan batin pembicara dengan hadirin. Tujuan pengenalan ini agar hadirin merasa lebih familiar dengan pembicara, sekaligus meraya yakin dengan kompetensi, kapabilitas, atau kapasitas pembicara. Tujuan akhir: penampilan pembicara dinikmati hadirin dan acara berlangsung sukses. Bahasan lengkap tentang introducing a speaker ini sudah ada di buku saya, Lincah Menulis Pandai Bicara (Penerbit: Nuansa Bandung, 2003). Di sini saya sekadar merefresh atau nambahin, ngutip alias nyadur dari Toastmaster International. Short But Sweet : Singkat tapi manis Pengenalan pembicara adalah pembicaraan pendek, small speech. Biasanya kurang dari satu menit. Walaupun singkat, pengenalan itu harus memberikan gambaran materi atau hal-hal yang akan disampaikan pembicara.

An opening. Saat mulai, misalnya setelah mengatakan, baiklah hadirin, kini saatnya kita mendengarkan paparan pembicara berikutnya, pengenalan harus mempu menarik perhatian hadirin dan membuat mereka menyadari pentingnya subjek yang akan datang.

A body. Setelah itu, jelaskan tema pembicaraan, jelaskan mengapa tema itu disampaikan oleh pembicara, mengapa sang pembicara qualified atau kompeten untuk memaparkannya, mengapa tema ini sesuai dengan acara.

A conclusion. Akhiri dengan mempersilakan pembicara tampil, memulai presentasinya.

Jadi, sebagai introducer, apa yang harus Anda katakan? Mengenalkan pembicara harus anggun, cerdas, dan menyenangkan Buat PD sang pembicara bahwa dirinya merupakan pembicara spesial, brilian, orang sukses dan berpengalaman, dan good speaker. Ungkapkan keahlian, keilmuan, dan pengalaman sang pembicara yang terkait dengan tema yang ia bawakan. Ho ho susah? Gak lah jangan lupa: baca CV pembicara dan kenali dengan baik profil bahkan biografinya, pahami juga tema pembicaraan pelajari dari TOR yang disiapkan panitia atau makalah yang sudah diberikan kepada panitia. So, MC ternyata bukan cuma modal wajah dan lancar ngoceh ya, harus smart dan intelligent juga. La iya lah.. Masak ah basi! Wasalam. (www.romeltea.com).*

Jurnalistik Radio: Peluang Karier Scriptwriter1 commentBy Romel tea Posted on 12 May 2009 at 11:07am

KANG, susah ya cari scriptwriter, ada yang bisa direkomendasikan? Begitu kira-kira curhat seorang manajer radio di Bandung, saat radionya membutuhkan seorang scriptwriter dan membuka lowongan, namun tak satu pun pelamar lolos seleksi. Lagi pula, pelamar kebanyakan justru mengincar posisi penyiar. Scriptwriter (SC, penulis naskah) adalah satu radio job, posisi penting di divisi program. Bekerja di bawah koordinasi Program Director (PD) atau Manajer Program, SC bertugas menulis naskah siaran untuk disampaikan oleh para penyiar, seperti tips, info ringan, bahkan iklan baca (adlibs) yaitu iklan yang disuarakan langsung oleh penyiar di sela-sela siarannya juga sering dikerjakan oleh SC atas permintaan bagian iklan. Biasanya, SC sekadar menulis ulang (rewriting) naskah yang dikutipnya dari berbagai sumber suratkabar, majalah, tabloid, media online, termasuk rilis pers (Press Release). Tugas itu sebenarnya simpel, mudah, yakni hanya mengubah gaya bahasa tulisan menjadi bahasa lisan atau bahasa tutur (conversational langguange); mengubah katakatanya menjadi kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words), selain mengoreksi tata bahasanya menjadi lebih logis, singkat, sederhana, dan mudah dimengerti. Dengan demikian, seorang SC mestilah menguasai kaidah tata bahasa, bahasa baku, dan bahasa jurnalistik (bahasa media yang berkarakter hemat kata, singkat, logis, mudah dimengerti, dan lain-lain). Tentu, selain terampil secara teknis, SC juga harus berwawasan luas, rajin baca, karena ia juga menjalankan peran sebagai editor yang harus paham benar substansi atau materi yang ia susun. SC hanyalah satu dari sekian radio job yang bisa diisi oleh lulusan jurusan jurnalistik. Di jurusan ini, lazimnya ada mata kuliah jurnalistik radio (radio journalism). Dengan mata kuliah ini, minimal mahasiswa mampu memahami dan menguasai teknik jurnalistik radio, seperti penulisan naskah siaran, utamanya naskah siaran berita, siap pakai menjadi reporter radio, penyaji berita (news presenter), pembaca berita (news reader), bahkan jangkar berita (news anchor).

Ilmu dan teknik jurnalistik radio juga merupakan modal utama bagi Direktur Pemberitaan (News Director) ataupun Editor Berita (News Editor) dan jajaran di bawahnya. Penyiar pun idealnya menguasai ilmu jurnalistik radio agar saat menyampaikan informasi/berita, dia patuh pada kode etik jurnalistik dan kaidah pemberitaan (code of conduct). Sayangnya, ada kesan, minimal kesan yang saya punya, para penyiar merasa tidak atau kurang tertarik belajar jurnalistik. Anggapannya, jurnalistik mah, cenah, ilmu wartawan, bukan ilmu penyiar. Sebuah anggapan yang keliru. Pasalnya, penyiar juga sering memerankan wartawan, khususnya saat ia menjadi penyiar program berita, baca adlibs, atau sekadar menyampaikan tips di sela-sela siarannya. Tidak jarang penyiar siaran pagi (program berita) melanggar kode etik jurnalistik, misalnya saat menyampaikan berita ia recoki dengan opini. Beruntunglah, Komisi Penyiaran pun tampaknya masih tidur sehingga tidak memantau siaran berita radio yang banyak melanggar kode etik jurnalistik atau kode etik penyiaran; atau official KPInya sendiri tidak paham jurnalistik? Wallahu alam. Peminat jurnalistik radio, juga peminat profesi penyiar dan scripwriter, dapat membaca buku saya, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter, Penerbit: Nuansa Cendekia, Bandung, SMS Markerting: 0818 638 038. Hehe UUP, Ujung-Ujungnya Promosi! Bae we atuh. Wasalam. (www.romeltea.com).*

Gaya Bicara di Radio: Roosevelt Style2 commentsBy Romel tea Posted on 07 Jul 2009 at 11:08am

RADIO is conversational. Radio itu obrolan. Maka, gaya biciara di radio harus bergaya ngobrol, layaknya dua orang teman sedang ngobrol. Radio is personal. Radio itu media yang bersifat pribadi. Karenanya, bicara di radio menggunakan gaya komunikasi antarpribadi, interpersonal communication, menghindari gaya bicara formal. Bicara di radio termasuk Public Speaking. Hanya pendengarnya tidak tampak di depan mata, invisibel. Lagi pula, audiens harus diasumsikan satu orang, hanya satu pendengar, dan dipandang sebagai teman baik sehingga gaya bicara kita pun akan akrab, hangat, dan ramah. Maka, saat berbicara di radio, seperti halnya penyiar (announcer), gunakan gaya bahasa obrolan, layaknya ngobrol dengan teman dekat dalam keseharian. Kiat berikut ini membantu kita untuk menjadi pembicara yang baik di radio, khususna Anda, para caleg atau tim sukses caleg yang berkampanye di radio, sebagaimana dilakukan Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt (FDR), dalam sebuah siaran radionya yang terkenal dengan Fireside Chats. Gaya bicara atau kampanye radio Roosevelt dipandang sangat baik dan efektif. Tekniknya lalu diteliti oleh sekretarisnya, Frances Perkins. Menurut Susan Berkeley yang menyajikan teknik ini dalam artikelnya, How to Get Any Audience to Love and Admire You, meskipun ini teknik khusus untuk berbicara di radio atau televisi yang disebutnya Six Lessons Learned from FDRs Fireside Chats tapi dapat digunakan saat berbicara di mana saja di depan audience, di telepon, atau tatap muka.

FDR memvisualkan atau memperlakukan pendengar sebagai pribadi-pribadi, tidak pernah sebagai sekumpulan orang banyak (as individuals, never as a mass of people). Ia membayangkan bahwa hanya satu orang yang menjadi pendengarnya, sebagai teman bicara dan teman baik. FDR memvisualkan pendengarnya sebagai teman yang bersamanya di meja makan malam (the dinner table). Meja makan malam merupakan tempat menciptakan suasana santai dan akrab untuk berbicara.

FDR menyadari wajah dan tangan pendengar, juga pakaian dan rumahnya. Kian spesifik berpikir tentang pendengar, akan makin baik kontak Anda dengan mereka. The more spesific you are about your listener, the more you will connect. Ekspresi suara dan wajah FDR ketika berbicara merupakan ekspresi seorang teman akrab (an intimate friend). Nada suara Anda sangat berhubungan dengan ekspresi wajah. Senyum akan menghangatkan suara Anda, membuatnya terdengar hangat dan inviting. Ketika berbicara, kepala FDR mengangguk dan tangannya bergerak secara alamiah, gerakan tubuh yang sederhana (simple gestures). Untuk menjadi komunikator yang powerful, Anda harus menggunakan seluruh tubuh. Gerakan dan bahasa tubuh (body language) menambah energi dan semangat bagi pembicaraan Anda. Wajah FDR penuh senyum dan ceria layaknya duduk di depan teman di meja makan malam bersama kawan karib atau teman kencan. Senyum adalah salah satu alat paling berpengaruh bagai pendengar Anda meskipun mereka tidak melihat Anda. A smile is one of the most powerful tools you have to create rapport with your listener, even when the cant see you! Maka, senyumlah ketika berbicara, bahkan ketika Anda tidak mau melakukannya sekalipun.

Jangan gunakan gaya orator di panggung terbuka. Para ustadz yang berceramah di radio, juga demikian, gunakanlah gaya bicara FDR di atas. Jangan kayak lagi ceramah di podium atau di atas mimbar. Ingat, radio is conversational and personal! Wasalam. (www.romeltea.com).* Taken from buku Lincah Menulis Pandai Bicara: Panduan Menulis dan Public Speaking, karya ASM. Romli, penerbit Nuansa Bandung. Pemesanan hubungi Tlp. 02270775264, SMS 0818638038.

Latihan Pernafasan: Melatih Suara Diafragma0 commentsBy Romel tea Posted on 27 Oct 2009 at 11:33am

PENYIAR harus mampu mengoptimalkan jenis suaranya sehingga sesuai harapan perencanaan program dan harapan pendengar. Ia harus memiliku kualitas vokal atau suara yang baik. Kualitas vokal dapat dibentuk dan ditingkatkan dengan latihan pernafasan atau dikenal juga dengan nama senam penyiar. Penyiar harus memiliki kualitas vokal yang bagus, bulat, dan tidak pecah. Selain itu, ia harus memiliki artikulasi yang jelas pada saat berbicara; dapat berekspresi melalui suara karena dunia radio banyak bermain lewat ekspresi suara; dapat memainkan intonasi suara sehingga gaya bicara tidak datar; dapat mengatur kecepatan bicara. Kualitas vokal dan kualitas pernafasan dapat dibentuk dengan latihan pernafasan sebagai berikut: 1. Muka singa (lion face). Untuk melemaskan otot-otot wajah. Muka diciutkan bersamaan dengan menguncupkan jari kedua tangan, kemudian muka dilebarkan sambil menjulurkan lidah, dengan jari yang dikembangkan. Hitungan 5 kali. 2. Mengurut rahang. Untuk melemaskan otot-otot wajah. Jari-jari mengurut pipi dari muka kebelakang, pada saat yang sama rahang bawah digerak-gerakan kesamping. Hitungan 10 kali. 3. Melipat lidah ke atas. Untuk melenturkan lidah. Lidah dilipat keatas sampai menyentuh langit-langit mulut. Hitungan 5 kali. 4. Melipat lidah ke bawah. Untuk melenturkan lidah. Lidah dilipat kebawah dan ujung lidah menekan barisan gigi bawah. Hitungan 5 kali. 5. Lidah menyapu bibir. Untuk melenturkan lidah. Lidah dijulurkan kemudian diputar menyapu bibir bagian atas dan bawah. Prinsipnya, lidah harus menyentuh permukaan bibir. Hitungan 10 kali. 6. Menggetarkan bibir (motorboat). Untuk melenturkan lidah sekaligus melatih pernafasan. Tarik nafas dalam-dalam, kemudian bungkukan badan sambil mengeluarkan nafas melalui bibir. Ketika udara keluar melalui bibir, buat bibir bergetar sehingga menimbulkan bunyi seperti mesin motorboat. Dan waktu

badan membungkuk, biarkan tangan tergantung lemas, sambil menggoyang telapak tangan. Hitungan 10 kali. 7. Mengatupkan gigi. Untuk melemaskan otot-otot rahang. Gigi dikatupkan dengan kuat, sementara disaat yang sama kedua tangan mengepal dengan kuat, dan bibir dalam posisi terbuka lebar. Hitungan 10 kali. 8. Latihan leher. Untuk memperkuat otot-otot leher dan bahu. Kaki direntangkan, tangan dipinggang, kemudian leher digerakan kekanan-kiri tanpa berhenti ditengah. Hitungan 10 kali. 9. Pijat tenggorokan. Untuk melenturkan tenggorokan dan pita suara. Tarik nafas, keluarkan perlahan-lahan sambil mengucapkan bunyi A, sementara itu, jari tangan memijit tenggorokan/leher bergerak ke atas dan ke bawah. Hitungan 10 kali. 10. Memutar bahu. Memperkuat otot bahu sehingga dada menjadi bidang sekaligus membuat tahan duduk dalam waktu lama. Putar sendi bahu kebelakang, sementara tangan dalam posisi lurus. Perhatikan siku, jangan sampai menekuk. Hitungan 10 kali. 11. Sayap malaikat (Angel Wing). Untuk memperkuat otot bahu sekaligus melenturkannya agar bisa menimbulkan resonansi di punggung. Kedua tangan diluruskan kedepan dengan jari-jari terbuka. Kemudian lengan disorongkan kedepan bergantian kiri kanan. Pada waktu lengan disorong kedepan, jari-jari bergerak seperti dalam tarian kecak. Perhatikan, pinggang dalam posisi tidak ikut bergerak. Hitungan 10 kali. 12. Ping-pong. Untuk memperkuat sekaligus melatih artikulasi dan anti-popping. Gerakan sama seperti no. 11, hanya saja posisi tangan dikepalkan seperti orang bertinju. Lengan digerakan menyorong kedepan dan menghentak, seperti petinju melakukan pukulan jab. Waktu lengan disorong bergantian, mulut membunyikan kata-kata ping-pong bergantian. Gerakan berakhir dengan menarik kedua lengan keatas. Hitungan 10 kali. 13. Nafas panjang. Untuk memperkuat pernafasan. Dongakan kepala, tarik nafas sedalam-dalamnya melalui hidung kemudian keluarkan udara dari mulut yang tebukasepelan mungkin tanpa mengeluarkan hembusan angin. Apabila udara sudah mulai habis dan daada terasa sesak, bungkukan badan dengan cepat untuk mengeluarkan udara yang tersisa. Hitungan 10 kali. 14. Menarik perut (pig paf). Untuk melenturkan otot perut sekaligus belajar teknik mencuri nafas. Tarik nafas sedalam-dalamnya, hingga perut mengembung, kemudian keluarkan dengan cepat melalui gerakan mengempiskan perut yang digerakan dengan cepat. Hitungan 10 kali. 15. Meraih bintang (reaching the stars). Untuk memperkuat otot punggung dan pinggang. Bungkukan badan dengan tangan tergantung. Kemudian gerakan tangan kesamping kiri atau kanan setinggi mungkin seakan-akan hendak meraih bintang. Jaga pinggang dan dada tetap lurus, dan bila tangan kanan meraih bintang, maka kaki kiri menjinjit, begitu juga sebaliknya. (Sumber: www.inspirasipakde.com).

Melatih Suara DiafragmaKualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah suara perut, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut dikenal dengan sebutan suara diafragma.

Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak. Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, kita dapat melakukan latihan ringan sebagai berikut: 1. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya. 2. Suarakan AAAAaaaaaaa dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa nada tinggi. 3. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelanpelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss ss ss (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak. 4. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada. (www.romeltea.com).*

Teknik MC: Memulai Acara on Time!0 commentsBy Romel Posted on 27 Nov 2009 at 3:32pm

ALKISAH, saya diundang menjadi moderator sebuah bedah media di Kota Bandung. Jadwal 10.30 WIB. Saya datang jam 09.30, sejam sebelumnya, karena ingin mengikuti acara sebelumnya biar in touch dengan suasana acara. Ternyata, acara belum dimulai. Kata panitia, Nunggu pejabat yang akan membuka acara secara resmi!. So, dari jam delapanan hadirin menunggu, duduk, sambil menikmati sajian snack. Saya langsung bereaksi. Saya usul, MC segera naik panggung. Acara harus dimulai! Kasihan hadirin yang lama nunggu, bengong gak puguh. MC tampil, ajak ngobrol hadirin. Satu-dua hadirin mungkin bisa diminta naik panggung, cerita soal motivasi kehadirannya, sekalian sesama hadirin berkenalan, ujarku kepada panitia. Atau ada grup musik kan? Tampilin tuh saran saya. Selang beberapa hari, saya dalam sebuah acara bedah buku. Kali ini, saya sebagai pembedah utama. Kasusnya sama. Jadwal jam 4 pm. Saya datang 15 menit sebelum acara dimulai. Hmh! Acara dimulai sejam kemudian, jam lima! Lagi-lagi, MC tidak memainkan perannya! Anda juga mungkin sering mengalami hal seperti di atas: datang ke sebuah acara, duduk, dan lama menunggu acara dimulai. Jadwal dalam undangan menyebutkan, acara dimulai pukul 09.00 WIB. Namun, jarum jam sudah menunjukkan 09.30 WIB, acara belum juga dimulai. Yang Anda saksikan adalah hilir-mudik anggota panitia, entah mengurusi apa sebagian di antaranya ngobrol. Anda juga lihat hadirin asyik mengobrol dengan orang yang berdekatan tempat duduknya. Sebagian lagi membaca koran, ada juga yang tampak kesal menunggu, dan sebagainya. Anda juga mungkin merasa kesal bukan? Lazimnya kita mengatakan, Ah sudah biasa kita mah suka ngaret!. Sungguh memprihatinkan, ngaret (terlambat) dianggap biasa, dimaklumi lagi! Mestinya, hal itu tidak terjadi. Acara harus dimulai tepat waktu (on time). Siapa yang bertanggungjawab dan harus memulai acara? Dialah Master of Ceremony (MC). Mengapa harus dia? Karena dialah pemimpin, pengendali, dan pemandu acara sekaligus sebagai host, tuan rumah! Sebagai tuan rumah, harus menghormati dan menyambut para tamu, bukan?

Lagi pula, salah satu peran atau tugas utama MC adalah menjaga agar acara berjalan tepat waktu, on time. Hadirin pun akan mengaprsiasi acara yang berjalan tepat waktu. Your objective is to keep the event running on time! Attendees appreciate an event that runs on time! kata Paul Dickson (1991). Acara tidak bisa dimulai tepat waktu mungkin karena pembicara belum atau terlambat datang. Namun, MC profesional mesti bisa mengatasinya. Ia buka saja acara tersebut tepat waktu dan mengumumkan bahwa pembicara belum datang, sembari berterima kasih kepada hadirin yang sudah datang tepat waktu. Ia umumkan susunan acara, lalu berimprovisasi mengisi kekosongan waktu, misalnya dengan menyampaikan sedikit tentang latar belakang diadakannya acara tersebut, atau berbasa-basi dan berkenalan dengan satu-dua peserta yang hadir. Bisa pula MC mempersilakan satu-dua orang hadirin menyampaikan motivasi dan harapannya hadir dalam acara tersebut. Anything! Asalkan positif dan relevan dengan acara. MC memang harus kreatif. Bisa jadi pula, acara belum dimulai bukan karena pembicara belum datang, namun karena hadirin belum banyak yang mengisi tempat duduk. Masih sedikit! Lazimnya panitia mengatakan, Tunggu dulu yang lain, baru kita mulai!. Ah, menyedihkan sekali. Kita justru lebih menghargai yang datang terlambat ketimbang yang hadir tepat waktu! Kebiasaan buruk itu harus dihentikan! Mestinya kita lebih menghargai yang datang lebih dulu, tepat waktu, ketimbang yang telat! Maka, berapa pun yang hadir, mulai saja acara! MC berperan utama dalam hal ini. More detail about Teknik MC & Moderator? Just read my book: Kiat Memandu Acara: Teknik MC dan Moderator, penerbit Nuansa Cendekia Bandung see Page My Books on this site! (www.romeltea.com).*

Teknik Public Speaking: Tips Menjadi Pembicara Hebat7 commentsBy Romel Posted on 01 Oct 2010 at 3:10pm

PUBLIC Speaking (PS) secara harfiyah artinya berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas. Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak (publik), meskipun tidak face to face. Menjadi Great Public Speaker dapat dilakukan dengan dua cara, yakni: 1. Practice Latihan pidato di depan kawan-kawan, keluarga, bahkan anjing/kucing, atau siapa saja yang bisa mendengarkan; di depan cermin; menggunakan recorder. 2. Building Skill membangun keterampilan PS dengan memahami teknik PS, meliputi persiapan dan penyampaian. PERSIAPAN Persiapan Mental 1. Rileks! Atasi gugup dengan menarik nafas panjang/dalam; menggerakan badan; berdiri tegak layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap, lalu tersenyumlah! 2. Know the room! Jadikan seakan-akan ia kamar Anda sendiri. 3. Know the audience! Kenali karakteristik dan pandang mereka sebagai teman akrab. 4. Know your material! Anggaplah Anda yang paling tahu. Persiapan Fisik 1. Pastikan kondisi badan dan suara fit, segar, dan normal 2. Kenakan pakaian yang serasi dengan susana acara. 3. Jangan memakan keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurangkurangnya sejam sebelum tampil. 4. Jabatlah tangan Anda agar darah mengalir membuat gerakan tangan Anda lebih alami saat berbicara di podium. 5. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral. Persiapan Materi 1. Baca literatur dan cari sumber data sebanyak mungkin. Semakin banyak pengetahuan dan wawasan, Anda pun kian percaya diri.

2. Susun pointer atau outline. 3. Anda punya empat pilihan penguasaan materi: Membaca naskah (Reading from complete text), menggunakan catatan (Using notes) berupa garis besar materi (outline) ini cara terbaik, menggunakan hapalan (memory) pilihan terburuk karena komunikasi dengan audience berkurang, terutama soal kontak mata; dan menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes). PEMBUKAAN 1. Start Low and Slow 2. Dont apologize. 3. Teknik pembuka a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan; mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan teori, ungkapan, peristiwa, atau pepatah. PENYAMPAIAN 1. Teknik pemaparan: deduktif gagasan utama ke perincian; teori ke empiris; induktif kasus ke kesimpulan; empiris ke teori; kronologis Urutan peristiwa. 2. Audible bicaralah agak keras agar cukup terdengar (Audible) 3. Clarity ucapkan setiap kata dengan jelas (Clarity). 4. Gunakan kata berona (colorfull word) yang melukiskan sikap, perasaan, keadaan. Misalnya, kata terisak-isak lebih berona daripada kata menangis; kata matanya berbinar-binar -> bergembira, dll. 5. Kalimat aktif (action words) lebih dinamis daripada kalimat pasif. PENUTUP 1. Langsung tutup, ucapkan salam, jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah habis. 2. Teknik penutup: menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda, mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll. ELEMEN PUBLIC SPEAKING Teknik Vokal 1. Intonasi (intonation) nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata. 2. Aksentuasi (accentuation) atau logat, dialek. Lakukan stressing pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. 3. Kecepatan (speed). Jangan bicara terlalu cepat. 4. Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata; pelafalan kata (pronounciation). 5. Infleksi lagu kalimat, perubahan nada suara; hindari pengucapan yang sama bagi setiap kata. Infleksi naik (go up) menunjukkan adanya lanjutan, menurun (go down) tunjukkan akhir kalimat.

Eye Contact 1. Pandang audience; sapukan pandangan ke seluruh audience. 2. Pandang tepat pada matanya! Gesture 1. Alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat. 2. Penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu. 3. Sesuai dengan kata-kata. 4. Gunakan untuk penekanan pada poin penting, 5. Jangan berlebihan. Less is more! 6. The most important gesture: to SMILE! 7. Gerakan tubuh meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, lengan, bahu, mulut atau bibir, gerakan hidung, kepala, badan, kaki. 8. Setiap gerakan mengandung tiga bagian: Pendekatan (The Approach) Tubuh siap untuk bergerak; Gerakan (The Stroke) gerakan tubuh itu sendiri; dan Kembali (The Return) kembali ke posisi semula atau keadaan normal. 9. Variatif, jangan monoton. Misalnya terus-menerus mengepalkan jari tangan di atas. 10. Jangan melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna atau tidak mendukung pembicaraan seperti: memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala. 11. Makin besar jumlah hadirin, kian besar dan lambat gerakan tubuh yang kita lakukan. Jika kita berbicara di depan hadirin dalam jumlah kecil, atau di videoconferencing, atau di televisi, lakukan gerakan tubuh alakadarnya (smaller gestures). Humor 1. Bumbu Public Speaking. 2. Use Natural Humor! Dont try to be a stand up comedian! 3. Gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa. 4. Teknik humor a.l. Exaggeration melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Misalnya, ungkapan hujan lokal bagi pembicara yang menyemburkan air liur; parodi meniru gaya suatu karya serius (lagu, pepatah, puisi) dengan penambahan agar lucu, misalnya mengubah lirik lagu dengan kata-kata baru bernada humor; teknik belokan mendadak membawa khalayak untuk meyakini bawa kita akan berbicara normal, namun tiba-tiba kita mengatakan sebaliknya atau tidak disangka-sangka pada akhir pembicaraan. Contoh: Saya mencintai seorang wanita, namun kami tidak bisa menikah karena keluarganya merasa keberatan. Saya tidak bisa apa-apa, karena keluarganya yang tidak setuju itu adalah suami dan anak-anaknya!; TV (baca: tivi) yang dibuat di Bandung dan bermerk Parisj van Java yaitu tipikir-pikir tidak ada. Wasalam. (www.romeltea.com).* REFERENCE: ASM. Romli, Lincah Menulis Pandai Bicara. Nuansa Bandung, 2003; ASM. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan Scriptwriter. Nuansa Bandung, 2005; Anne Fisher, Secrets of Great Public Speaking. www.money.cnn.com; One-Liner for Speaker. www.halife.com; Public Speaking Glossary, www.public-speaking.org; Radio Announcement: Finding Your Best Voice, The College of Communication The University of Texas, http://www.utexas.edu.*

Kunci Sukses Public Speaking1 commentBy Romel tea Posted on 09 Oct 2010 at 10:19am

Banyak orang melakukan public speaking berbicara di depan umum, seperti pidato. Beberapa menikmatinya, namun kebanyakan merasa takut. Kunci sukses utama pembicara adalah ringkas dan fokus! Pada akhir musim semi tahun 2005, trainer public speaking, Elliot Essman, menulis buku You Have A Voice: Key Rules For Public Speaking Success. Pengalamannya selama 25 tahun ia saring dan disarikan dalam Tiga Aturan Dasar Public Speaking ala Elliot (Elliots Three Basic Rules of Public Speaking). Berikut ini Tiga Aturan Dasar Public Speaking tersebut sebagaimana dipublikasikan situs buildingyourself.com yang saya terjemahkan dan tafsirkan secara bebas.

1. Less is more. Bicaralah singkat saja. Jangan berusaha menyampaikan banyakhal dalam pembicaran Anda. 2. Some things work and some things dont. Beberapa hal berjalan baik dan beberapa hal tidak. Anda hanya dapat pelajari apa yang mampu memikat hadirin. Pilih tema atau materi yang pas buat hadirin. 3. You only have one enemy. Audiens hanya tahu apa yang Anda katakan kepada mereka. Mereka tidak bisa melihat ke dalam otak Anda. Kebiasaan Anda mengkritik diri sendiri membuat Anda sendirilah yang menjadi musuh utama Anda. Kejelasan Kejelasan (Clarity) adalah tugas nomor satu seorang pembicara (job number one for a speaker). Untuk mencapai kejelasan, hal utama dilakukan adalah bicara singkat, tidak berlamalama atau berpanjang lebar. Fokuslah pada apa yang hendak atau harus disampaikan. Jangan bernafsu menyampaikan semua hal dalam satu kesempatan berbicara. Pembicaraan pendek lebih disukai dan efektif ketimbang pembicaraan panjang yang cenderung melenceng, meluas, dan tidak fokus. Pembicaraan panjang cenderung membingungkan audiens. Terlalu banyak yang harus mereka serap. Materi

Siapkan dan pilih tema atau materi yang menarik dan dibutuhkan audiens. Raba-lah kebutuhan informasi mereka atau yang mereka ingin dengar dari pembicaraan Anda. Anda harus memilih dan memilah materi apa yang penting, tidak penting, juga yang tidak Anda kuasai. Anda juga harus mengedit sendiri dan menyusun isi pembicaraan Anda. Berbicara membutuhkan fokus. Pemburu yang mengejar dua kelinci, biasanya gagal menangkap satu pun. Pembicara yang baik fokus pada poin-poin penting, mengulangi poin penting, dan menggunakan materi yang relevan untuk mendukung poin-poin penting. Audiens = Teman Anda Anda hanya memiliki satu musuh. Anda sendirilah musuh itu. Sekutu terbesar Anda sebagai pembicara adalah audiens Anda. Mereka adalah pasukan Anda, teman Anda, bukan musuh Anda. Mereka ingin Anda berhasil! Wasalam. (www.romeltea.com).

Bengkel Komunikasi: Lesson #1-70 commentsBy Romel tea Posted on 26 Nov 2010 at 11:56pm

Berikut ini copas posting saya di grup Facebook BENGKEL KOMUNIKASI mulai Lesson #1 s.d. Lesson #7. Saya copy-kan di sini untuk mengakomodasi Anda yang tidak punya akun FB atau anti-FB. Lesson #1 : Jurnalistik itu ilmu terapan (applied science). Apa pun profesi Anda, di instansi atau perusahaan mana pun Anda bekerja, ilmu jurnalistik tetap bisa diamalkan. Jurnalistik adalah ilmu (bidang kajian), teknik (skill), sekaligus proses (aktivitas) mengumpulkan, menuliskan, dan menyebarkan informasi aktual, faktual, penting, dan menarik kepada publik melalui media massa. Lesson #2: Broadcasting. Penyiar disebut juga DJ, Disk Jockey, perangkai lagu. Tugas pokoknya memutarkan lagu dan berbicara sblm dan ssdah lagu. Mudah kan? Jadi, siaran itu mudah banget. Bicara apa? Kemukakan aja pendapatmu ttg lagu2 yg diputar itu. Simple kan? Syaratnya, simak n hayati lagu yg diptr. Any question? Lesson #3: Public Speaking. You can speak well if your tongue can deliver the message of your heart (John Ford, American Film Director). Anda dapat berbicara dengan baik jika lidah Anda dapat menyampaikan pesan dari hati Anda. Salah satu kunci sukses Public Speaking adalah penguasaan tema/topik pembicaraan. Jangan pernah berbicara hal yang tidak kita pahami atau kuasai. Penyebab utama nervous, gugup, grogi, atau tidak PD adalah tidak menguasai materi.

Know your material! kata Toastmaster International. Pick a topic you are interested in. Know more about it than you include in your speech. Use humor, personal stories and conversational language that way you wont easily forget what to say. Kuasai materi Anda. Ambil topik yang menarik bagi Anda. Pelajari dan pahami lebih dalam sebelum menyampaikannya di depan umum. Gunakan humor, pengalaman pribadi, dan bahasa percakapan dengan cara itu Anda tidak akan mudah lupa yang harus dikatakan. Lesson #4: Menulis. Hambatan utama menulis, baik pemula maupun profesional, adalah malas! Untuk mengatasinya, motivasi diri dengan mengingat manfaat menulis yang luar biasa: menyehatkan, dapat honor, popularitas, dakwah, ekspresi diri, dan sebagainya. Ekspresi diri (self expression) bahkan merupakan salah satu sumber kebahagiaan. Coba saja menulis, apa saja, di blog atau di Note FB, share ke kawan-kawan Anda, mereka kasih jempol dan komentar. Hmm nikmati sensasinya!!! Anda akan merasakan sesuatu. Coba saja! Good Luck! Lesson #5: WRITING. Masih belum bisa nulis? Anda dusta kalau mengaku tidak bisa menulis. Gunakan dan pilih salah satu template berikut ini untuk berlatih menulis. Ini untuk pemula yang benar-benar sama sekali belum bisa menulis atau belum membuktikan diri bahwa dia bisa menulis. Ganti kata ANU dengan tema, topik, atau masalah yang ingin Anda tulis: Saya ingin menulis tentang ANU. Menurut saya, ANU itu karena Tadi saya baca/dengar/tonton berita tentang ANU. Menurut saya, ANU itu begini, begitu, karena saya pikir ANU itu merupakan. Saya tidak tahu harus mulai dari mana. Yang ingin saya tuliskan di sini adalah tentang ANU. Menurut saya ANU itu penting dibahas kerena Ayo, lengkapi dan copy paste di kolom komentar!!! Lesson #6: PENULISAN KATA. Yang benar andal, imbau, embus, Anda, BUKAN handal, himbau, hembus, dan anda. Silakan, bukan silahkan. Read More >>> http://www.romeltea.com/2010/11/26/andal-bukan-handal/ Lesson #7: NEWS WRITING. Menulis berita itu mudah. Gunakan rumus Romelteas News Formula: Who does What, When, Where, Why, How. SIAPA melakukan APA, KAPAN, DI MANA, KENAPA/UNTUK APA, BAGAIMANA (kejadiannya). BMI Hong Kong (SIAPA) mengadakan aksi demonstrasi (melakukan APA), Minggu (5/11) (KAPAN), di Depan Konsulat Arab Saudi Hong Kong (DI MANA) untuk memrotes kasus penyiksaan TKW sekaligus menunjukkan solidaritas bagi TKW yang disiksa majikannya di Madinah (WHY). Aksi berlangsung tertib dan diikuti sekitar ratus/ribu BMI Hong Kong (HOW).

Selanjutnya rincian peristiwa, misalnya, Dalam aksi tersebut, mereka membawa spanduk bertuliskan ... Dalam orasinya, pemimpin aksi mengatakan, . dst. Ok, Class! Silakan buat sendiri contohnya, copy paste di komentar. Buat BMI HK, berita di atas beneran lho ya tinggal lengkapi nanti usai aksi. Ayo, kabarkan aksimu kepada dunia!!! Klik BENGKEL KOMUNIKASI untuk bergabung. Link: http://www.facebook.com/home.php?sk=group_173161502709280. (www.romeltea.com).*

Skill Komunikasi Efektif: Seni Komunikasi3 commentsBy Romel tea Posted on 31 Dec 2010 at 2:47pm

Untuk menjadi orang sukses, kita mesti memiliki keterampilan komunikasi yang hebat dan mesti menjadi pembicara yang hebat pula. Kita lihat bagaimana caranya! Piawai berkomunikasi dan menjadi pembicara hebat tidak terlalu sulit. Kita hanya perlu melengkapi diri dengan keterampilan, gaya, dan amunisi yang benar dalam berkomunikasi. Berikut ini beberapa tips yang akan membantu kita dalam menciptakan kesan positif kepada orang lain dan mendorong kesuksesan kita. Be Confident Percaya diri. Keterampilan penting pertama adalah percaya diri dan kemampuan beradaptasi dengan segala suasana atau lingkungan kerja. Practice good listening Skills Hal penting berikutnya adalah kita harus menjadi pendengar yang baik. Kita tidak pernah bisa dapat berkomunikasi dan bercakap-cakap dengan seseorang, jika kita tidak mendengarkan yang orang katakan. Kita akan mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pandangan kita, tetapi sebelum itu kita harus bersabar dan mendengarkan perkataan orang lain dulu. Think before you speak Selalu berpikir sebelum berbicara. Luangkan waktu untuk berpikir, jangan terburu-buru berbicara. Be Updated Sadar akan dunia di sekitar kita dan menjaga informasi yang kita miliki senantiasa aktual

sehingga dapat berpartisipasi dalam percakapan intelektual. Dengan demikian kita bisa berkomunikasi dengan lebih banyak orang. Dont Pretend Kita jangan berpura-pura tahu segalanya dan menganggukkan kepala (pura-pura mengerti) untuk segala sesuatu yang orang lain katakan. Tidak ada salahnya atau bukan hal memalukan kalau kita mengaku tidak memahami topik pembicaraan, bahkan kita bisa belajar dan mendapatkan sesuatu yang baru. Stay away from Gossip Jauhi Gosip. Manjakan diri dalam percakapan cerdas dan sehat. Selalu hindari topik-topik sensitif, terutama bila kita tidak mengenal dengan baik orang-orang di sekitar kita, seperti apa agamanya, aliran politiknya, dan kehidupan pribadinya. Kita tidak ingin terjebak dalam adu argumen dan perkelahian yang sia-sia. Ketika seseorang mulai berbicara tentang dirinya atau masalahnya, jadilah pendengar yang baik, tetapi tidak menawarkan nasihat. Jika seseorang meminta nasihat kita, berbagilah tentang pengalaman serupa yang kita miliki, tetapi tidak memosisikan diri sebagai penasihat. In Conclusion The most important thing is be yourself. Yang paling penting adalah menjadi diri sendiri. (Disadur dari Effective Communication Skills: The Art of Communication by By Prerna Salla @ buzzle.com by Romeltea.com).