syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas … · bunga adalah jumlah uang yang wajib dibayar...

15
SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT RUMAH

Upload: dangdan

Post on 10-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT RUMAH

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT RUMAH

Syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit rumah ini merupakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum untuk fasilitas kredit rumah yang diperoleh Debitur (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) dari PT Bank DBS Indonesia.

Pasal 1

DEFINISI Jika tidak secara tegas dinyatakan lain dalam Perjanjian Kredit (sebagaimana didefinisikan dibawah ini), maka kata-kata atau istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit rumah dan/atau Perjanjian Kredit, harus diartikan sebagai berikut:

1.1. Bank adalah PT Bank DBS Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan dan berkantor pusat di DBS Bank Tower, lantai 37, Ciputra World 1, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta 12940, termasuk namun tidak terbatas pada kantor-kantor cabangnya, para penerima dan/atau pengganti haknya.

1.2. Bunga adalah jumlah uang yang wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank atas penggunaan Fasilitas Kredit Rumah yang diperhitungkan berdasarkan prosentase tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

1.3. Denda adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank, Denda mana harus dibayarkan karena Debitur tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum dan/atau Perjanjian Kredit dan/atau sebab lainnya yang dihitung berdasarkan prosentase tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

1.4. Debitur adalah pihak yang memperoleh Fasilitas Kredit Rumah dari Bank berdasarkan Perjanjian Kredit.

1.5. Fasilitas Kredit Rumah adalah suatu fasilitas penyediaan dana yang diberikan oleh Bank kepada Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit yang mewajibkan Debitur untuk melunasi jumlah Fasilitas Kredit Rumah yang ditarik dalam jangka waktu tertentu.

1.6. Hari Kerja adalah setiap hari, kecuali Sabtu, Minggu dan hari libur resmi lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia, dimana bank-bank buka di seluruh Indonesia untuk melaksanakan kegiatan usaha dan menjalankan transaksi kliring.

1.7. Jaminan adalah jaminan pribadi dan/atau jaminan kebendaan yang diserahkan oleh Debitur dan/atau penjamin kepada Bank untuk menjamin dibayarnya atau dilunasinya kewajiban Debitur.

1.8. Perjanjian Jaminan adalah perjanjian pengikatan atas Jaminan yang diserahkan oleh Debitur dan/atau penjamin kepada Bank baik yang dibuat dalam akta otentik maupun akta di bawah-tangan.

1.9. Perjanjian Kredit adalah perjanjian yang dibuat antara Bank dan Debitur yang menetapkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan khusus yang berlaku atas Fasilitas Kredit Rumah yang tunduk dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Syarat dan Ketentuan Umum Pemberian Fasilitas Kredit Rumah, berikut semua perubahan, penambahan dan/atau pembaharuannya yang ada saat ini maupun yang akan dibuat dikemudian hari beserta segala dokumen yang dibuat sehubungan dengan itu.

1.10. Pinjaman adalah semua jumlah uang yang terhutang termasuk namun tidak terbatas pada hutang pokok, bunga, denda, biaya-biaya serta jumlah uang lain yang karena apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit, yang besarnya ditetapkan oleh Bank.

1.11. Rekening Debitur adalah rekening tabungan atau rekening koran atas nama Debitur yang ada pada Bank sebagai tempat penampungan penarikan Fasilitas Kredit Rumah dan pembayaran angsuran.

1.12. Syarat dan Ketentuan Umum adalah semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum

dalam Syarat dan Ketentuan Umum Pemberian Fasilitas Kredit Rumah ini, sebagaimana sewaktu-waktu diubah, ditambah dan/atau diperbaharui, yang berlaku secara umum untuk seluruh Fasilitas Kredit

Rumah yang diberikan Bank kepada Debitur dan merupakan bagian serta satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit.

Pasal 2

FASILITAS KREDIT RUMAH 2.1. Pemberian Fasilitas Kredit Rumah

2.1.1. Pemberian Fasilitas Kredit Rumah oleh Bank kepada Debitur diberikan dengan memperhatikan Syarat dan Ketentuan Umum dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit serta tersedianya dana pada Bank.

2.1.2. Fasilitas Kredit yang belum ditarik oleh Debitur dapat dibatalkan sewaktu-waktu tanpa syarat

(unconditionally cancelled at any time) oleh Bank, atau dibatalkan secara otomatis oleh Bank apabila kondisi Debitur menurun menjadi kurang lancar, diragukan atau macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dan/atau pihak regulator yang berwenang lainnya.

2.2. Penggunaan Fasilitas Kredit Rumah

Debitur sepenuhnya bertanggung-jawab atas penggunaan Fasilitas Kredit Rumah dan Bank sewaktu-waktu dapat meminta pelunasan seluruh Fasilitas Kredit Rumah jika Debitur menggunakan Fasilitas Kredit Rumah diluar keperluan/tujuannya sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

2.3. Jangka Waktu Fasilitas Kredit Rumah Jangka waktu Fasilitas Kredit Rumah yang diberikan oleh Bank kepada Debitur adalah sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

Pasal 3

BUNGA, DENDA, PROVISI DAN BIAYA-BIAYA

3.1. Bunga

3.1.1. Debitur wajib membayar bunga atas Fasilitas Kredit Rumah yang ditarik dengan suku bunga sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

3.1.2. Ketentuan mengenai besarnya Bunga sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kredit dapat diubah sewaktu-waktu (subject to review) oleh Bank dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Debitur dengan memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku.

3.1.3. Keputusan Bank mengenai perubahan suku Bunga tersebut berlaku dan mengikat secara sah terhadap Debitur. Tiap-tiap penyesuaian tingkat suku bunga dengan sendirinya berlaku terhadap setiap klausul mengenai tingkat suku bunga yang dinyatakan dalam dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit.

3.1.4. Perhitungan Bunga sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit dihitung dengan ketentuan: (i) dihitung sejak hari dan tanggal Fasilitas Kredit Rumah ditarik oleh Debitur sampai

dengan hari dan tanggal outstanding Fasilitas Kredit tersebut dibayar kembali dengan lunas, penuh dan dengan sebagaimana mestinya kepada Bank;

(ii) dihitung secara harian dari hari ke hari (termasuk hari libur) berdasarkan hari yang telah

lewat, atas dasar pembagi setiap bulan adalah jumlah hari yang sebenarnya pada bulan yang bersangkutan dalam hitungan rata-rata pertahun.

(iii) (diluar denda yang harus dibayar pada saat dilakukan penagihan) wajib dibayar lunas oleh Debitur kepada Bank pada tiap-tiap bulan secara berturut-turut pada tanggal (bersamaan dengan tanggal jatuh tempo angsuran tiap bulan) yang ditetapkan oleh Bank sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

3.2. Denda

3.2.1. Denda wajib dibayar dengan seketika dan sekaligus jika Debitur lalai membayar suatu jumlah uang yang terhutang berdasarkan Perjanjian Kredit baik berupa jumlah pokok, bunga, biaya-biaya atau jumlah uang lain pada tanggal pembayaran atau melakukan pembayaran atas suatu jumlah uang yang terhutang namun tidak dalam jumlah sebagaimana mestinya atau melakukan pembayaran dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Kredit yang mana terlebih dahulu diperhitungkan untuk pembayaran atas besarnya denda

keterlambatan, beban bunga berikut akan mengurangi jumlah pokok pinjaman. Denda dihitung sejak (dan termasuk) tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal dibayar lunas seluruhnya oleh Debitur kepada Bank. Ketentuan mengenai perhitungan bunga sebagaimana dimaksud dalam pasal 3.1.4 di atas, mutatis mutandis berlaku terhadap perhitungan denda yang dimaksud dalam pasal ini.

3.2.2. Bank berhak sewaktu-waktu mengubah besarnya denda sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kredit dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Debitur dengan memperhatikan ketentuan peraturan hukum yang berlaku.

3.3. Biaya-Biaya Biaya-biaya yang wajib dibayar oleh Debitur adalah sesuai ketentuan sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kredit, meliputi diantaranya namun tidak terbatas pada:

3.4.1. Biaya Administrasi Kredit Biaya administrasi kredit harus dibayar oleh Debitur pada saat Perjanjian Kredit ditandatangani dan pada saat diberikan penambahan pagu Fasilitas Kredit Rumah.

3.4.2. Biaya Administrasi Penghapusan Pagu Fasilitas Kredit Rumah Biaya administrasi penghapusan pagu Fasilitas Kredit Rumah harus dibayarkan pada tanggal berakhirnya Perjanjian Kredit, atau pada saat dilakukan pembayaran penuh dari jumlah terhutang yang menjadi beban Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit, mana yang paling akhir.

3.4.3. Biaya Pembuatan dan Pelaksanaan Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan Debitur wajib membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan dan pelaksanaan Perjanjian Kredit, Perjanjian Jaminan dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan Perjanjian Kredit, Perjanjian Jaminan maupun biaya pengurusan dokumen-dokumen Jaminan.

3.4.4. Biaya Asuransi Debitur wajib membayar biaya asuransi kebakaran atas Jaminan dan asuransi jiwa kredit yang harus dibayarkan pada saat penandatanganan Perjanjian Kredit.

3.4.5. Biaya Penagihan Dan Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Debitur wajib membayar biaya-biaya sehubungan dengan penagihan oleh Bank kepada Debitur dan/atau penjamin atas kewajiban Debitur kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit termasuk namun tidak terbatas pada biaya advokat, biaya perkara di muka maupun di luar pengadilan dan/atau biaya eksekusi obyek Jaminan baik melalui pelelangan umum maupun melalui penjualan dengan cara lain yang disetujui oleh Bank.

3.4. Pembebanan Biaya

3.5.1. Ketentuan mengenai besarnya biaya-biaya sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kredit dapat diubah sewaktu-waktu (subject to review) oleh Bank dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Debitur dengan memperhatikan ketentuan peraturan hukum yang berlaku.

3.5.2. Biaya-biaya yang telah dibayarkan Debitur kepada Bank tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun juga.

3.5.3. Bank dengan ini diberi kuasa dan kewenangan oleh Debitur untuk mengambil pengembalian/penggantian atas jumlah-jumlah biaya yang merupakan kewajiban Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit dengan mendebet rekening-rekening Debitur yang ada pada

Bank, atau setidak-tidaknya membukukan biaya-biaya dimaksud menjadi biaya-biaya yang harus dibayar oleh Debitur jika Bank telah membayarkan terlebih dahulu biaya-biaya tersebut.

Pasal 4 PENARIKAN FASILITAS KREDIT RUMAH

Prasyarat Penarikan Fasilitas Kredit Rumah Selain ketentuan-ketentuan yang secara khusus ditetapkan dalam Perjanjian Kredit, persyaratan-persyaratan di bawah ini harus dipenuhi Debitur pada saat dilakukan penarikan Fasilitas Kredit Rumah:

4.1. Jaminan Debitur dan/atau penjamin telah menyerahkan kepada Bank, Jaminan yang dipersyaratkan oleh Bank yang dibuktikan dengan penyerahan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Jaminan dan menandatangani Perjanjian Jaminan sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh Bank.

4.2. Perijinan dan/atau Persetujuan Debitur telah menyampaikan seluruh dokumen yang dipersyaratkan oleh Bank berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit, termasuk namun tidak terbatas pada segala perijinan dan/atau persetujuan yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang/peraturan yang berlaku untuk menandatangani Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan.

4.3. Pernyataan dan Jaminan a. Pernyataan dan jaminan Debitur yang tercantum dalam Syarat dan Ketentuan Umum serta

Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan adalah benar dan sesungguhnya serta masih berlaku pada tanggal penarikan Fasilitas Kredit Rumah.

b. Semua pernyataan Debitur yang dinyatakan dalam Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan telah dipenuhi dan tidak akan terjadi hal-hal seperti yang disebutkan dalam pasal 10 Syarat dan Ketentuan Umum atau setiap kejadian yang setelah beberapa waktu kemudian tidak akan menimbulkan kejadian yang disebutkan dalam pasal 10 Syarat dan Ketentuan Umum.

4.4. Pembukaan Rekening Debitur telah membuka Rekening Debitur untuk digunakan sebagai tempat penarikan Fasilitas Kredit Rumah dan pembayaran angsuran.

4.5. Daftar Hitam Bank Indonesia Debitur dan/atau penjamin tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia atau pihak regulator yang berwenang lainnya.

4.6. Perselisihan Pada saat penarikan Fasilitas Kredit Rumah, tidak terjadi perselisihan, klaim, atau tuntutan lainnya yang terjadi di pengadilan, badan arbitrase atau institusi lainnya yang dapat mengganggu kemampuan Debitur dan/atau penjamin dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank atau kreditur lainnya.

4.7. Cidera Janji Pada saat penarikan Fasilitas Kredit Rumah tidak terjadi atau berlangsung suatu peristiwa

kelalaian/pelanggaran (event of default) sebagaimana diuraikan dalam pasal 10 Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit.

Pasal 5 PEMBAYARAN KEMBALI PINJAMAN

5.1. Pembayaran Kembali Pinjaman

5.1.1. Debitur harus membayar kembali kepada Bank seluruh kewajibannya pada Bank dengan cara, jumlah dan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit. Pelanggaran atas ketentuan pembayaran kembali Pinjaman sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kredit,

sudah merupakan bukti kelalaian Debitur tanpa diperlukan alat bukti lain dan Bank atas dasar kelalaian tersebut berhak menentukan bahwa Fasilitas Kredit Rumah telah jatuh tempo.

5.1.2. Debitur dapat melakukan pembayaran lebih awal sebelum Fasilitas Kredit Rumah jatuh tempo baik sebagian maupun seluruhnya dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) Hari Kerja sebelumnya.

5.1.3. Pembayaran lebih awal sebelum Fasilitas Kredit Rumah jatuh tempo baik sebagian maupun seluruhnya akan dikenakan biaya pembayaran lebih awal sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

5.2. Tata Administrasi Pembayaran oleh Debitur Dengan tetap memperhatikan ketentuan Bank Indonesia, setiap pembayaran atau pembayaran kembali yang dilakukan oleh Debitur akan digunakan oleh Bank untuk melunasi kewajiban Debitur kepada Bank dengan urutan sebagai berikut : 5.2.1. untuk setiap jumlah terhutang yang tidak dicantumkan dalam pasal ini, 5.2.2. untuk setiap biaya tahunan, biaya administrasi kredit, dan biaya-biaya lainnya, 5.2.3. untuk setiap denda, 5.2.4. untuk setiap Bunga baik yang terhutang maupun yang telah jatuh tempo, 5.2.5. untuk pokok pinjaman.

5.2. Tempat Pembayaran

Debitur wajib melakukan semua pembayaran dan pembayaran kembali Pinjaman dan lain-lain jumlah uang yang terhutang kepada Bank dalam mata uang yang sama dengan mata uang Fasilitas Kredit Rumah di kantor Bank dimana Fasilitas Kredit Rumah dibukukan kecuali ada pemberitahuan tertulis dari Bank kepada Debitur untuk membayar di tempat lainnya yang akan diberitahukan secara tertulis oleh Bank kepada Debitur.

5.3. Di Luar Beban Pajak Semua pembayaran atau pembayaran kembali Pinjaman dan lain-lain jumlah uang yang terhutang oleh Debitur kepada Bank sehubungan dengan Fasilitas Kredit Rumah adalah bebas dan tanpa pengurangan atau pemotongan untuk pajak, biaya, pungutan atau beban apapun juga yang dikenakan oleh instansi manapun juga.

5.4. Perjumpaan Hutang Debitur tidak diperbolehkan: (i) membayar kewajibannya kepada Bank dengan menjumpakan atau memperhitungkan (kompensasi) dengan tagihan, tuntutan/klaimnya; dan (ii) menuntut suatu pembayaran lain (counter claim) kepada Bank (bila ada). Untuk hal tersebut, Debitur dengan ini melepaskan seluruh haknya yang dimaksud dalam pasal 1425 sampai dengan pasal 1429 KUHPerdata.

5.5. Waktu Pembayaran Jika pembayaran atau pembayaran kembali yang harus dilakukan Debitur kepada Bank atas Pinjaman dan lain-lain jumlah uang yang terhutang oleh Debitur kepada Bank jatuh bukan pada Hari Kerja, maka pembayaran atau pembayaran kembali tersebut harus dilakukan pada 1 (satu) Hari Kerja

Pasal 6

PEMBUKTIAN HUTANG 6.1. Pembuktian Hutang Debitur

Debitur setuju bahwa jumlah Pinjaman yang terhutang oleh Debitur kepada Bank akan terbukti dari dokumen di bawah ini dengan prioritas sebagai berikut:

6.1.1. Rekening Debitur yang dipegang dan dipelihara oleh Bank;

6.1.2. buku-buku, catatan-catatan dan administrasi yang dipegang dan dipelihara oleh Bank mengenai atau sehubungan dengan pemberian Fasilitas Kredit Rumah kepada Debitur;

6.1.3. surat-surat dan dokumen-dokumen lain yang dikeluarkan oleh Bank;

6.1.4. salinan/kutipan Rekening Debitur.

6.2. Jika Debitur dalam waktu 5 (lima) Hari Kerja setelah menerima salinan/kutipan Rekening Debitur, tidak mengajukan keberatannya secara tertulis kepada Bank yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka Debitur dianggap menyetujui atas segala apa yang tertulis dalam Rekening Debitur tersebut, dengan catatan bahwa bilamana terjadi kekeliruan pada Bank, maka Bank setiap waktu dapat dan dengan ini diberi kuasa untuk mengadakan pembetulan-pembetulan pada Rekening Debitur. Pembetulan tersebut akan diberitahukan oleh Bank kepada Debitur melalui pemberitahuan tertulis dengan memperhatikan ketentuan peraturan hukum yang berlaku atau melalui salinan/kutipan Rekening Debitur periode berikutnya.

6.3. Bank akan segera mungkin mengembalikan kelebihan pembayaran Debitur tanpa kewajiban membayar bunga dan biaya apapun kepada Debitur jika karena kesalahan Bank yang dapat dibuktikan oleh Debitur menyebabkan jumlah yang diterima oleh Bank melebihi jumlah yang terhutang oleh Debitur pada Bank.

Pasal 7

PERNYATAAN DAN JAMINAN DEBITUR Debitur menyatakan dan menjamin Bank hal-hal sebagai berikut:

7.1. Kewenangan Debitur Debitur dan/atau penjamin secara hukum mempunyai kewenangan untuk menandatangani, melaksanakan hak-haknya serta melakukan semua kewajiban yang timbul berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan.

7.2. Tidak Terjadi/Mengalami Peristiwa Cidera Janji

7.2.1. Debitur tidak mengalami hal atau peristiwa yang merupakan suatu peristiwa kelalaian/pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit maupun merupakan peristiwa kelalaian/pelanggaran terhadap perjanjian lain yang dibuat Debitur dengan pihak lain dan pemberian Fasilitas Kredit Rumah oleh Bank kepada Debitur tidak akan menyebabkan timbulnya suatu peristiwa kelalaian/pelanggaran menurut perjanjian lain yang dibuat oleh Debitur.

7.2.2. Debitur dan/atau penjamin tidak terlibat perkara pidana maupun perdata, tuntutan pajak atau sengketa yang sedang berlangsung atau menurut pengetahuan Debitur dan/atau penjamin akan menjadi ancaman dikemudian hari atau yang dapat berakibat negatif terhadap Debitur dan/atau penjamin atau harta kekayaannya, yang nantinya mempengaruhi atau dapat mengganggu kemampuannya untuk melakukan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.

7.3. Debitur dan/atau penjamin tidak sedang dan tidak akan mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran hutang (surseance van betaling) dan tidak sedang serta tidak akan mengajukan ataupun diajukan permohonan kepailitannya.

7.4. Kewarganegaraan Debitur Debitur merupakan warga negara Republik Indonesia dan tunduk pada hukum Indonesia.

7.5. Kepemilikan NPWP

7.5.1. Debitur memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) sesuai dengan ketentuan peraturan hukum perpajakan yang berlaku; atau

7.5.2. Debitur merupakan pihak yang tidak wajib memiliki NPWP sesuai dengan ketentuan peraturan hukum perpajakan yang berlaku.

7.6. Data dan Informasi Setiap data, informasi/keterangan/pernyataan dan dokumen yang diberikan oleh Debitur kepada Bank sehubungan dengan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit adalah asli, benar, akurat serta lengkap. Apabila data, informasi/keterangan/pernyataan dan dokumen yang diberikan kepada Bank tersebut berbentuk salinan/fotocopy, maka Debitur menyatakan dan menjamin bahwa data, informasi/keterangan/pernyataan dan dokumen tersebut adalah sesuai dengan aslinya.

7.7. Perselisihan antara Debitur dengan Penjamin Dalam hal terjadi perselisihan di antara Debitur dengan penjamin dan/atau pihak ketiga lainnya, maka Bank tetap berhak atas jaminan-jaminan yang telah diberikan serta tetap berhak untuk menuntut pemenuhan kewajiban Debitur kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit, Perjanjian Jaminan, maupun perjanjian-perjanjian terkait lainnya.

7.8. Penggunaan Jaminan Jaminan yang diberikan oleh Debitur dan/atau penjamin kepada Bank hanya akan digunakan sendiri oleh Debitur dan/atau penjamin dan tidak akan disewakan, dialihkan dan/atau dijaminkan kepada pihak lain atau digunakan selain dari peruntukannya tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank.

Pasal 8

KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DEBITUR Debitur dari waktu ke waktu selama kewajiban Debitur belum dilunasi, wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:

8.1. Penggunaan Fasilitas Kredit Rumah Menggunakan Fasilitas Kredit Rumah sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit.

8.2. Pajak-Pajak Membayar semua pajak dan biaya atau beban-beban berdasarkan ketentuan yang berlaku.

8.3. Ketentuan Hukum Mematuhi semua ketentuan hukum, perundang-undangan dan peraturan dan/atau kebijakan pemerintah yang berlaku.

8.4. Asuransi

8.4.1. Memasang asuransi jiwa kredit pada perusahaan asuransi jiwa yang direferensikan atau direkomendasikan oleh Bank dengan nilai pertanggungan sebesar pagu Fasilitas Kredit Rumah dengan syarat/kondisi yang disetujui dan ditetapkan oleh Bank.

8.4.2. Mengasuransikan dan memelihara/mempertahankan asuransi atas Jaminan yang sekarang telah dan/atau dikemudian hari akan diserahkan oleh Debitur dan/atau penjamin kepada Bank dengan nilai pertanggungan serta syarat dan ketentuan yang disetujui dan ditetapkan oleh Bank.

8.4.3. Ketentuan di dalam polis asuransi sebagaimana dimaksud pada pasal 8.4.1 dan pasal 8.4.2 harus mencantumkan bahwa Bank adalah pihak yang pertama kali berhak menerima uang pertanggungan dari perusahaan asuransi (Banker’s Clause). Bank berhak sepenuhnya untuk menagih, menerima uang pertanggungan dari perusahaan asuransi untuk diperhitungkan dengan seluruh kewajiban Debitur kepada Bank jika terjadi risiko terhadap Debitur dan/atau obyek jaminan dalam jangka waktu Fasilitas Kredit Rumah. Bank akan segera mengembalikan kepada Debitur tanpa wajib untuk membayar bunga dan/atau biaya apapun atas jumlah kelebihan jika jumlah uang pertanggungan melebihi jumlah yang wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank dan sebaliknya jika Bank menerima jumlah uang pertanggungan kurang dari jumlah yang wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank, maka Debitur tetap berkewajiban untuk melunasi kekurangannya tersebut.

8.4.4. Menyerahkan asli polis-polis asuransi dan lain-lain surat/dokumen mengenai atau yang berhubungan dengan asuransi tersebut kepada Bank dan untuk disimpan oleh Bank.

8.5. Pemberian Keterangan, Data dan/atau Dokumen Debitur untuk sekarang dan nantinya, dari waktu ke waktu wajib memberikan data, keterangan dan/atau dokumen secara benar dan lengkap sebagaimana diminta oleh Bank termasuk namun tidak terbatas pada dokumen yang berhubungan dengan identitas dan keadaan keuangan Debitur.

8.6. Pemeriksaan Oleh Bank

Debitur untuk saat ini dan selanjutnya dari waktu ke waktu selama kewajiban Debitur belum dilunasi menyatakan untuk memberikan ijin kepada Bank untuk melakukan pemeriksaan terhadap Jaminan dan/atau catatan keuangan Debitur.

8.7. Pemberitahuan-Pemberitahuan Debitur dan/atau penjamin wajib memberitahukan secara tertulis kepada Bank, jika terjadi kejadian berikut ini:

8.7.1 Setiap perubahan data/informasi yang terdapat dalam Perjanjian Kredit

8.7.2 Setiap tuntutan perkara perdata terhadap Debitur dan/atau penjamin;

8.7.3 Sesuatu perkara atau tuntutan hukum yang terjadi antara Debitur dan/atau penjamin dengan pihak lain manapun, termasuk dari suatu badan/instansi pemerintah;

8.7.4 Suatu kejadian yang dengan lewatnya waktu atau karena pemberitahuan atau kedua-duanya akan menjadi kejadian kelalaian ke pihak lain.

Pasal 9 JAMINAN

Untuk menjamin seluruh pembayaran dan pembayaran kembali hingga lunas, tertib dan dengan cara sebagaimana mestinya atas semua dan setiap jumlah uang yang terhutang dan wajib dibayar oleh Debitur kepada Bank yang timbul dari atau berdasarkan Perjanjian Kredit (termasuk perubahan-perubahan, penambahan-penambahan atau pembaharuan-pembaharuannya dikemudian hari yang akan dibuat antara Debitur dan Bank), baik berupa hutang pokok, Bunga, Denda, biaya-biaya dan lain-lain jumlah uang yang wajib dibayar lunas oleh Debitur berupa apapun juga kepada Bank, yang timbul dari atau berdasarkan Perjanjian Kredit yang sekarang telah dan/atau dikemudian hari akan dibuat antara Debitur dan Bank, maka Debitur wajib menyerahkan kepada Bank Jaminan yang ditentukan oleh Bank sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kredit termasuk namun tidak terbatas pada jaminan-jaminan lain yang mungkin disyaratkan oleh Bank dikemudian hari apabila diperlukan oleh Bank dalam bentuk dan pengikatan sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Jaminan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kredit.

Pasal 10 KELALAIAN/PELANGGARAN

10.1. Bilamana terjadi atau timbul salah satu hal atau peristiwa yang ditetapkan di bawah ini, maka hal atau

peristiwa tersebut akan merupakan suatu kejadian kelalaian/pelanggaran, yaitu:

10.1.1. Kelalaian/Pelanggaran Dalam Syarat dan Ketentuan Umum dan/atau Perjanjian Kredit Debitur lalai melaksanakan kewajiban atau melanggar ketentuan Syarat dan Ketentuan Umum dan/atau Perjanjian Kredit dan/atau Perjanjian Jaminan terutama (tetapi tidak terbatas) Debitur tidak atau lalai membayar lunas kewajibannya (yang sudah jatuh waktu) kepada Bank.

10.1.2. Penyitaan Jaminan yang menjadi jaminan pelunasan kewajiban Fasilitas Kredit Rumah baik sebagian atau seluruhnya disita/dinyatakan dalam sitaan oleh instansi yang berwenang.

10.1.3. Pernyataan Tidak Benar Debitur telah memberikan kepada Bank pernyataan atau jaminan yang tidak benar atau menjadi tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

10.1.4. Permohonan Kepailitan Debitur dan/atau penjamin telah mengajukan permohonan untuk dinyatakan pailit atau untuk diberikan penundaan membayar hutang-hutang (surseance van betaling) atau

orang/pihak lain telah mengajukan permohonan agar Debitur dan/atau penjamin dinyatakan dalam keadaan pailit.

10.1.5. Kelalaian Dalam Perjanjian Lain Debitur dan/atau penjamin tidak melaksanakan sesuatu kewajiban atau melanggar suatu ketentuan dalam suatu perjanjian dengan orang/pihak/bank lain termasuk yang mengenai atau berhubungan dengan pinjaman uang/pemberian fasilitas kredit dimana Debitur dan/atau salah satu penjamin adalah sebagai pihak yang menerima pinjaman atau sebagai penjamin dan kelalaian atau pelanggaran tersebut memberikan hak kepada pihak yang memberikan pinjaman untuk menuntut pembayaran kembali atas apa yang terhutang atau wajib dibayar oleh Debitur dan/atau salah satu penjamin dalam perjanjian tersebut secara sekaligus sebelum tanggal jatuh tempo pinjamannya.

10.1.6. Debitur dan/atau Penjamin Meninggal Dunia atau Menjadi Tidak Cakap Hukum Debitur dan/atau penjamin (perorangan) meninggal dunia atau menjadi tidak cakap hukum, termasuk namun tidak terbatas Debitur dan/atau penjamin (perorangan) dalam keadaan pailit dan dibawah pengampuan.

10.1.7. Jaminan a. Debitur belum menyerahkan asli sertifikat Jaminan dalam jangka waktu sebagaimana

ditetapkan dalam Perjanjian Kredit. b. Jaminan yang telah diberikan Debitur dan/atau penjamin kepada Bank menjadi rusak

atau musnah atau turun nilainya sehingga menurut pertimbangan Bank menjadi tidak cukup untuk menjamin pembayaran kembali hutang Debitur kepada Bank dan Debitur dan/atau penjamin tidak dengan segera memberikan jaminan tambahan pada saat diminta Bank.

10.1.8. Keadaan Debitur dan/atau Penjamin Debitur dan/atau penjamin berada dalam keadaan yang menurut pandangan Bank sendiri dapat merugikan usaha atau kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum, Perjanjian Kredit atau Perjanjian Jaminan.

10.1.9. Perubahan Kondisi Perekonomian dan/atau Perubahan Peraturan Terjadi perubahan kondisi perekonomian atau peraturan perundang-undangan yang menurut pandangan Bank sendiri dapat mengakibatkan Debitur dan/atau penjamin tidak akan dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum, Perjanjian Kredit atau Perjanjian Jaminan.

10.1.10. Penolakan Pembebanan Biaya Debitur menolak pembebanan biaya-biaya yang ditetapkan oleh Bank berkenaan dengan perubahan kebijakan pemerintah dan/atau Bank Indonesia, situasi ekonomi, gejolak moneter maupun karena timbulnya situasi keuangan dalam maupun luar negeri atau hal-hal lain yang mengakibatkan timbulnya kenaikan biaya Bank sebagaimana dimaksud pasal 11 Syarat dan Ketentuan Umum ini.

10.1.11. Cross Default

a. Debitur dan/atau penjamin lalai melaksanakan sesuatu kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap sesuatu ketentuan dalam perjanjian kredit dan/atau perjanjian jaminan lain yang dibuat dengan Bank.

b. Bila pihak/debitur lain yang diberi fasilitas kredit oleh Bank dengan jaminan seluruh atau sebagian dari Jaminan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Kredit melakukan kelalaian atau pelanggaran yang ditentukan dalam perjanjian kredit yang dibuat pihak/debitur lain tersebut dengan Bank.

10.1.12. Penandatanganan SKMHT atau APHT*) Jika Debitur atau penjamin tidak menandatangani akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT)/Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) atas Jaminan sekaligus pada saat dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli (AJB) sesuai permintaan yang

*) Untuk jaminan yang belum atas nama Debitur/Penjamin

disampaikan oleh Bank dan/atau apabila Debitur atau penjamin setelah diberitahu oleh Bank tidak menandatangani akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang telah habis masa berlakunya.

10.1.13. Jika antara Debitur dan Bank tidak tercapai kesepakatan mengenai besarnya kenaikan suku bunga.

10.2. Akibat Terjadinya Kejadian Kelalaian/Pelanggaran Jika terjadi suatu kejadian kelalaian/pelanggaran, maka dengan seketika:

10.2.1. Kewajiban Bank untuk memberikan Fasilitas Kredit Rumah kepada Debitur berdasarkan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit akan berakhir.

10.2.2. Semua dan setiap jumlah uang yang pada waktu itu terhutang oleh Debitur menjadi dapat ditagih pembayarannya sekaligus oleh Bank tanpa peringatan atau teguran berupa apapun dan dari siapapun juga; dan

10.2.3. Bank berhak untuk menjalankan hak-hak dan wewenangnya yang timbul dari atau berdasarkan Perjanjian Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Kredit.

Pasal 11

PROTEKSI PENGHASILAN BANK

11.1. Proteksi Penghasilan Bank Bilamana terjadi keadaan yang mengakibatkan:

11.1.1. Bank dibebankan pajak, bea, pungutan atau biaya terhadap atau sehubungan dengan pembayaran kembali Pinjaman atau pembayaran bunga atas Pinjaman dan/atau biaya-biaya lainnya (tidak termasuk pajak penghasilan atas seluruh pendapatan/penghasilan Bank), atau;

11.1.2. Perubahan pada dasar pemungutan pajak terhadap Bank sehubungan dengan pembayaran kembali Pinjaman atau pembayaran bunga atas Pinjaman dan/atau biaya-biaya lainnya, atau terhadap pembayaran yang wajib dilakukan oleh Bank kepada orang/pihak lain dalam rangka membiayai pemberian Fasilitas Kredit Rumah (dalam hal ini, tidak termasuk pajak penghasilan atas seluruh pendapatan/penghasilan Bank) atau;

11.1.3. Bank dibebankan biaya tambahan untuk atau dalam membiayai Fasilitas Kredit Rumah;

Debitur wajib selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) Hari Kerja sejak permintaan tertulis pertama dari Bank membayar tambahan biaya-biaya tersebut kepada Bank.

11.2. Debitur wajib membayar terhadap setiap keputusan atau penetapan yang dibuat oleh Bank tentang besarnya jumlah uang yang dimaksud pasal 11.1. di atas, kecuali jika terdapat kesalahan perhitungan oleh Bank, Debitur dapat mengajukan keberatannya secara tertulis kepada Bank dalam waktu 5 (lima) Hari Kerja sejak pemberitahuan Bank yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup.

Pasal 12 KOMUNIKASI DAN PEMBERITAHUAN

12.1. Alamat Pemberitahuan

12.1.1. Semua surat menyurat atau pemberitahuan yang dikirim oleh masing-masing pihak kepada pihak yang lain harus dilakukan dengan surat tercatat, melalui kurir (ekspedisi), faksimili atau telex dan surat elektronik ke alamat Bank atau alamat Debitur yang tercatat pada sistem Bank.

12.1.2. Pemberitahuan dari salah satu pihak kepada pihak lainnya dianggap diterima: a. Jika dikirim melalui kurir (ekspedisi) pada tanggal penerimaan dan/atau; b. Jika dikirim melalui pos tercatat 7 (tujuh) hari kalender setelah tanggal pengirimannya,

dan/atau; c. Jika dikirim melalui telex atau faksimili, pada hari pengirimannya d. Jika dikirim melalui surat elektronik, pada hari pengirimannya

12.2. Perubahan Alamat Salah satu pihak dapat mengganti alamatnya dengan memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya. Perubahan alamat salah satu pihak kepada pihak lainnya dianggap diterima oleh pihak lainnya sesuai dengan ketentuan pasal 12.1.2 di atas.

Pasal 13

PEMBERIAN KUASA DAN KEWENANGAN

13.1. Kuasa Dan Wewenang Mendebet Rekening Debitur

13.1.1. Debitur dengan ini memberi kuasa dan kewenangan dengan hak substitusi kepada Bank untuk dari waktu ke waktu, mendebet/memotong Rekening Debitur dan/atau rekening-rekening Debitur lainnya dan membukukan biaya-biaya yang terlebih dahulu dibayarkan oleh Bank serta menggunakan/memakai jumlah-jumlah uang pada rekening tersebut untuk membayar dan membayar kembali semua dan setiap jumlah uang yang telah jatuh tempo dan wajib dibayar oleh Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit, dokumen-dokumen, akta-akta atau perjanjian-perjanjian terkait lainnya berupa apapun juga baik terhadap hutang pokok, bunga, denda bunga, biaya-biaya dan lain-lain yang terhutang oleh Debitur.

13.1.2. Debitur dengan ini pula (sekarang dan untuk dikemudian hari) melepaskan semua dan setiap haknya untuk mengajukan keberatan atau perlawanan berupa dan dengan alasan apapun juga terhadap pemotongan/pendebetan atas Rekening Debitur yang dilakukan oleh Bank yang diuraikan di atas, kecuali dapat dibuktikan oleh Debitur bahwa terjadi kesalahan pada Bank dalam melakukan pemotongan/pendebetan rekening Debitur dengan menyertakan dokumentasi hukum.

13.2. Kuasa Tidak Dapat Dicabut Seluruh kuasa dan kewenangan yang diberikan Debitur kepada Bank adalah merupakan bagian-bagian yang terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Kredit, yang tidak akan ditarik atau dicabut kembali serta tidak akan berakhir karena sebab atau peristiwa apapun juga dan Para Pihak dengan ini melepaskan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam pasal 1813, 1814 dan pasal 1816 KUHPerdata.

13.3. Pembuatan Kuasa Tersendiri Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kredit terdapat suatu perubahan ketentuan perundang-undangan atau berlakunya suatu ketentuan perundang-undangan baru yang mengharuskan Bank memperoleh surat kuasa khusus tersendiri dari Debitur dalam Bank menjalankan hak-haknya, maka Debitur dengan ini untuk nanti pada waktunya, wajib menandatangani dan memberikan surat kuasa dimaksud atas permintaan pertama dari Bank.

Pasal 14

LAIN-LAIN

14.1. Bukti Kelalaian Apabila ditetapkan suatu jangka waktu bagi Debitur untuk melakukan sesuatu kewajiban, maka lewatnya jangka waktu yang bersangkutan adalah suatu bukti yang sah dan cukup mengenai kelalaian Debitur, sehingga bukti lain mengenai kelalaian tersebut tidak mutlak diperlukan.

14.2. Kewenangan Bank Untuk Melakukan Set-Off

14.2.1. Debitur dengan ini memberikan kuasa dan wewenang kepada Bank untuk nanti pada waktunya melakukan pendebetan/pemotongan terhadap Rekening Debitur baik berupa rekening giro, rekening tabungan, rekening deposito atau rekening-rekening lainnya yang ada pada Bank, baik dalam mata uang Rupiah maupun mata uang lainnya yang ada di kantor pusat maupun kantor cabang Bank dimanapun juga, sejumlah uang yang besarnya akan ditetapkan oleh Bank dan selanjutnya menggunakan sejumlah uang tersebut untuk membayar dan/atau membayar kembali semua dan setiap jumlah uang yang sekarang telah dan/atau dikemudian hari akan terhutang dan wajib dibayar oleh Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit, Perjanjian Jaminan, dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan Perjanjian Kredit maupun Perjanjian Jaminan.

14.2.2. Debitur dengan ini untuk nanti pada waktunya melepaskan hak-haknya untuk mengajukan keberatan atau perlawanan kepada Bank dalam bentuk apapun juga serta berdasarkan alasan apapun juga berkaitan dengan pendebetan/pemotongan atas Rekening Debitur atau rekening lainnya yang dilakukan oleh Bank yang dimaksud pada pasal 14.2.1 di atas.

14.3. Berlakunya Perjanjian Kredit Dan Pengalihan Hak

14.3.1. Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit dan Perjanjian Jaminan berlaku dan mengikat Bank dan Debitur serta para pengganti hak dan/atau penerus hak dan/atau penerima pengalihan hak dari Bank dan Debitur.

14.3.2. Debitur menyetujui dan oleh karena itu dengan ini memberi kuasa kepada Bank dengan memperhatikan ketentuan peraturan hukum yang berlaku untuk sewaktu-waktu menjual, mengalihkan, menjaminkan atau dengan cara apapun memindahkan piutang/tagihan-tagihan Bank kepada Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit kepada kantor cabang lain di dalam dan di luar negeri, anak perusahaan dari Bank, Bank Indonesia atau kepada pihak ketiga lainnya dengan siapa Bank akan membuat perjanjian subrogasi, cessie, joint financing atau perjanjian kerja sama lain, berikut semua hak, kekuasaan-kekuasaan dan jaminan-jaminan yang ada pada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit atau Perjanjian Jaminan, dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang dianggap baik oleh Bank.

14.3.3. Sejauh dianggap perlu oleh Bank dan diperbolehkan berdasarkan ketentuan peraturan hukum yang berlaku, Bank dapat memberitahukan informasi tentang Debitur kepada calon pembeli atau calon penerima pengalihan hak lainnya yang akan mengadakan perjanjian atau hubungan kontraktual dengan Bank yang dimaksud dalam pasal 14.3.2 di atas.

14.3.4. Debitur tidak diperkenankan untuk mengalihkan hak dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit kepada pihak manapun juga tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank.

14.4. Keterlambatan Melaksanakan Hak Keterlambatan, penundaan atau kegagalan Bank melaksanakan haknya atau untuk menuntut pemenuhan kewajiban Debitur dan/atau penjamin kepada Bank termasuk namun tidak terbatas dalam hal terjadi suatu hal atau peristiwa kelalaian/pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 10 Syarat dan Ketentuan Umum, bukan merupakan pelepasan hak Bank untuk melaksanakan haknya atau menuntut Debitur dan/atau penjamin untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit.

14.5. Penghentian/Pengakhiran Fasilitas Kredit Rumah

14.5.1. Bank sewaktu-waktu tanpa harus memperhatikan jangka waktu Fasilitas Kredit Rumah sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Kredit namun tetap mengacu pada ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur perihal pemberian kredit oleh Bank, dapat mengakhiri Perjanjian Kredit dengan memberitahukan secara tertulis kepada Debitur 30 (tiga puluh) Hari Kerja sebelumnya atau dalam jangka waktu lainnya yang ditentukan berdasarkan ketentuan peraturan hukum yang berlaku .

14.5.2. Dengan pengakhiran Perjanjian Kredit oleh Bank sebagaimana dimaksud pasal 14.5.1 di atas, maka kewajiban Bank untuk memberikan Fasilitas Kredit Rumah kepada Debitur akan berakhir dan Debitur berkewajiban seketika itu juga atau dalam suatu jangka waktu yang ditetapkan dalam surat pemberitahuan tersebut membayar kembali kepada Bank dengan lunas dan dengan sebagaimana mestinya seluruh jumlah Pinjaman berikut dengan bunga, denda, biaya-biaya dan jumlah-jumlah uang lain yang terhutang.

14.5.3. Pengakhiran Perjanjian Kredit atau pemberian Fasilitas Kredit Rumah yang dilakukan oleh Bank yang diuraikan pada pasal 14.5.1 di atas, tidak menimbulkan hak bagi Debitur (dan hak-hak tersebut dengan ini dilepaskan oleh Debitur) untuk mengajukan tuntutan ganti rugi atau tuntutan hukum lain berupa apapun juga terhadap Bank.

14.5.4. Mengenai pengakhiran Perjanjian Kredit, Bank dan Debitur sepakat untuk melepaskan ketentuan yang dimaksud dalam pasal 1266 KUHPerdata sepanjang yang mengatur mengenai persyaratan pengakhiran perjanjian.

14.6. Keabsahan

Dalam hal salah satu atau beberapa ketentuan, pasal atau ayat pada Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit menjadi cacat, gugur, batal demi hukum atau tidak dapat dilaksanakan sebagai akibat hukum yang disebabkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, keputusan/ketetapan badan peradilan/perwasitan, kebijakan suatu instansi pemerintah atau pihak-pihak yang berwenang lainnya, maka hal tersebut tidak akan mengakibatkan pasal, ayat atau ketentuan lainnya yang tercantum dalam Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit menjadi mendapatkan akibat yang sama. Pasal, ayat atau pada lain yang tidak terkena akibat tersebut tetap berlaku dan mengikat serta wajib untuk dilaksanakan oleh Bank dan Debitur. Dalam hal demikian, Bank dan Debitur akan merumuskan bersama ketentuan baru untuk menggantikan ketentuan yang cacat, gugur, batal demi hukum atau tidak dapat dilaksanakan tersebut atau setidaknya memberlakukan suatu ketentuan lain pada Syarat dan Ketentuan Umum atau Perjanjian Kredit yang paling mendekati ketentuan yang tidak berlaku tersebut.

14.7. Keseluruhan Syarat dan Ketentuan Umum Serta Perjanjian Kredit

14.7.1. Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit adalah perwujudan dari seluruh kesepakatan Bank dan Debitur dan menggantikan semua negosiasi, kesepakatan sebelumnya baik yang dibuat secara lisan maupun tertulis antara Bank dan Debitur berkaitan dengan hal-hal yang dimaksud pada Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit yang bertentangan dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan pada Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit.

14.7.2. Syarat dan Ketentuan Umum merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit beserta seluruh perpanjangan dan/atau perubahan-perubahan dan/atau pembaruannya yang mungkin akan dibuat dikemudian hari.

14.7.3. Apabila terdapat ketentuan dalam Perjanjian Kredit yang bertentangan dengan ketentuan dalam Syarat dan Ketentuan Umum, maka yang berlaku adalah ketentuan dalam Perjanjian Kredit, namun hal tersebut tidak mengurangi atau membatasi wewenang Bank untuk melaksanakan semua hak-hak Bank yang tercantum dalam Syarat dan Ketentuan Umum ini.

14.8. Perubahan Syarat dan Ketentuan Umum Serta Perjanjian Kredit Segala sesuatu yang belum diatur atau belum cukup diatur pada Syarat dan Ketentuan Umum dan/atau Perjanjian Kredit akan dibicarakan oleh Para Pihak untuk mencapai suatu kesepakatan, kesepakatan mana akan dituangkan dalam suatu surat menyurat atau perjanjian tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh dan antara Para Pihak yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit.

14.9. Judul-Judul Judul-judul dari setiap pasal atau ayat pada Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit hanyalah untuk memudahkan membaca dan tidak dimaksudkan untuk memberikan penafsiran apapun atas pasal-pasal atau ayat-ayat pada Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit.

Pasal 15 HUKUM YANG BERLAKU dan PENYELESAIAN PERSELISIHAN

15.1. Hukum Yang Berlaku

Syarat dan Ketentuan Umum serta Perjanjian Kredit dibuat, ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan hukum Republik Indonesia.

15.2. Penyelesaian Perselisihan

15.2.1. Dalam hal terjadi perselisihan antara Debitur dengan Bank, akan diselesaikan terlebih dahulu oleh Para Pihak secara musyawarah untuk mufakat.

15.2.2. Dalam hal musyawarah yang dimaksud pasal 15.2.1 di atas tidak dapat menyelesaikan perselisihan yang timbul diantara Debitur dengan Bank, Bank dan Debitur dengan ini sepakat untuk menyelesaikannya melalui Pengadilan Negeri.

15.2.3. Mengenai pelaksanaan dan penafsiran Perjanjian Kredit serta semua akibatnya, Bank dan Debitur memilih domisili hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kredit, namun hal demikian tidak mengurangi hak dan wewenang Bank untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Debitur dan/atau Penjamin berdasarkan Perjanjian Kredit di muka Pengadilan lain baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia.

15.3. Pelepasan Hak Debitur Untuk Mengajukan Keberatan

Debitur dengan ini melepaskan haknya untuk mengajukan keberatan terhadap kewenangan Bank untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Debitur dan/atau penjamin di muka pengadilan lain sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Kredit.

Syarat dan Ketentuan ini dibuat dalam versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Apabila terdapat ketidaksesuaian atau perbedaan antara versi Bahasa Indonesia dan versi Bahasa Inggris, maka yang berlaku adalah versi Bahasa Indonesia.