swr, - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/pikiranrakyat...laban,...

1
l masyarakat Kampung Naga. Tidak lupa kuncen menyam- paikan sesajen, sekedar perwu- judan kepatuhan para seuweu siwi Kampung Naga terhadap leluhurnya. Acara dilanjutkan dengan membersihkan sampah dan kotonm lainnya yang berse- rakandi sekitar makam. Usai bersih-bersih, peziarah dengan "tertib duduk bersila di atas tanahIeluhurnya, dan secara bergiliran meriyampaikan niat dan tujuan mereka masing- masing. Upacara ziarah ke makan Sembah Dalem Eyang Singa- parana berlangsung sampai menjelang zuhur. Usai berziarah, satu persatu peziarah meninggalkan makam, membentuk barisan panjang dengan sapu lidi di pundaknya masing-masing, yang diakhiri oleh kuncen. Se- lanjutnya, mereka berwudu untuk melaksanakan salat zuhur secara berjamaah. ** UP ACARA ritus "Rajat Sasih Ruwahan" melibatkan kaum perempuan; terutama dalam hal mempersiapkan berbagai kebutuhan untuk pembuatan nasi tumpeng berikut lauk pauknya. Seusai para suami mereka melak- sanakan salat Zuhur berja- maah, nasi tumpeng berwarna . putib, yang di dalamnya berisi parutan kelapa berwarna ku- ning (rnenggunakan koneng, teri, dan lain-lain) berikut lauk pauk, seperti: ayam atau bakakak, ikan mas, tempe, sambal goreng kentang, gore- ngan suuk beserta sambel ban- gar khas Kampung Naga (yang sangat lezat) disertai tu- mis terong pait dan la- laban, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, yang sudah dipersiapkan di dalam boboko, diantarkan ke masjid. Semua hidangan tersebut sebagai ungkapanrasasyukur,dan tidak boleh dijamah atau di- makan sebelum diberkati dalam doa syukur bersama. Bertempat di masjid, doa syukur diawali dengan ke- datangan dua orang wanita patunggon, yang bertugas se- bagai penunggu Bumi Ageung. Kedua wanita tengah baya itu mengantarkan kendi berisi air cikahuripan. Mereka maju dan I bergerak dengan cara nqaqe- sor. Setibanya di hadapan kuncen dan para sesepuh, mereka menghaturkan sembah sambil menyampaikan unjuk- unjuk. Setelah itu, kedua patunggon tersebut kembali ke tempat semula. Kegiatan syukuran dilaksanakan sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa syukur mereka kepada leluhurnya, juga ucapan terima kasih atas rijki dan karunia yang mereka dapatkan selama ini dan pada saat puasa nanti. Sebagai penganut agama Is- lam, tentu saja ungkapan terse- but secara khusus disampaikan kepada Allah swr, seba- gaimana terungkap dalam doa- ami. yang disampaikannya, baik oleh kuncen maupun amil. Dengan segala kerenda- han hati, mereka memanjatkan doa untuk keselamatan dan ke- sejahteraan seluruh anggota masyarakat Naga dan Sanaga, serta daerah tempat tinggal- nya. Mereka sadar bahwa rnanusia tidak memiliki keku- atan apa-apa, kecuali atas ke- hendak dan rida-Nya. Saat doa bersama, untuk be- berapa saat keadaan khidmat berlangsung di dalam masjid. Sementara itu, di luar masjid, para perempuan sudah bersi- ap-siap menunggu upacara tersebut usai. Tatkala doa bersama selesai, boboko berisi nasi tumpeng dan lauk-pauknya segera di- kembalikan kepada para pemi- liknya. Seketika, keadaan di lu- ar masjid menjadi ingar bingar dan riuh sekali. Para perem- puan yang sedari tadi berdiri 'berdesakan menunggu di dekat jendela dan pintu masjid, bere- .butmengambil boboko. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke rumahnya masing- masiiig sertaru- jadikan santa- pan makan siang bersama seisi rumah, yangmere- kasebut deriganisti- lahmurak tumpeng (makan tumpeng bersama-sama). Ada suatu ke- harusan yang tidak boleh di- langgar, bahwa se- belum tumpeng tersebut dimakan, wajib dibugel (dipo- tong) terlebih dahulu .• oleh laki-laki (suami), ~'" .:" " jika suaminya tidak ~1w! ada, harus dipotong oleh anak laki-laki. , Tradisi dan adat istiadat "Rajat Sasih Ruwahan" yang dipaparkan tersebut, semoga dapat menambah wawasan il- mu dan pengetahuan tentang budaya, sebagai warisan karuhun urang Sunda yang tentu saja hams tetap diraksa, diriksa, tur dimumule oleh pe- warisnya, agar tidak kehi- langan ajen inaien dan jati dirinya, Amin. (Ells Suryani N.S., dosen,penulis, dan peneliti Universitas Padjad- jaran.)***

Upload: lytruc

Post on 30-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: swr, - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/pikiranrakyat...laban, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, yang sudah dipersiapkan didalam boboko, diantarkan

l

masyarakat Kampung Naga.Tidak lupa kuncen menyam-paikan sesajen, sekedar perwu-judan kepatuhan para seuweusiwi Kampung Naga terhadapleluhurnya.Acara dilanjutkan dengan

membersihkan sampah dankotonm lainnya yang berse-rakandi sekitar makam. Usaibersih-bersih, peziarah dengan"tertib duduk bersila di atastanahIeluhurnya, dan secarabergiliran meriyampaikan niatdan tujuan mereka masing-masing.Upacara ziarah ke makan

Sembah Dalem Eyang Singa-parana berlangsung sampaimenjelang zuhur. Usaiberziarah, satu persatupeziarah meninggalkanmakam, membentuk barisanpanjang dengan sapu lidi dipundaknya masing-masing,yang diakhiri oleh kuncen. Se-lanjutnya, mereka berwuduuntuk melaksanakan salatzuhur secara berjamaah.

**UP ACARA ritus "Rajat

Sasih Ruwahan" melibatkankaum perempuan; terutamadalam hal mempersiapkanberbagai kebutuhan untukpembuatan nasi tumpengberikut lauk pauknya. Seusaipara suami mereka melak-sanakan salat Zuhur berja-maah, nasi tumpeng berwarna .putib, yang di dalamnya berisiparutan kelapa berwarna ku-ning (rnenggunakan koneng,teri, dan lain-lain) berikut laukpauk, seperti: ayam ataubakakak, ikan mas, tempe,sambal goreng kentang, gore-ngan suuk beserta sambel ban-gar khas Kampung Naga (yang

sangat lezat) disertai tu-mis terong pait

dan

la-laban, sesuaidengan kemampuanyang dimilikinya, yang sudahdipersiapkan di dalam boboko,diantarkan ke masjid. Semuahidangan tersebut sebagaiungkapanrasasyukur,dantidak boleh dijamah atau di-makan sebelum diberkatidalam doa syukur bersama.Bertempat di masjid, doa

syukur diawali dengan ke-datangan dua orang wanitapatunggon, yang bertugas se-bagai penunggu Bumi Ageung.Kedua wanita tengah baya itumengantarkan kendi berisi aircikahuripan. Mereka maju dan

I

bergerak dengan cara nqaqe-sor. •

Setibanya di hadapankuncen dan para sesepuh,mereka menghaturkan sembahsambil menyampaikan unjuk-unjuk. Setelah itu, keduapatunggon tersebut kembali ketempat semula. Kegiatansyukuran dilaksanakan sebagaiungkapan kegembiraan danrasa syukur mereka kepadaleluhurnya, juga ucapan terimakasih atas rijki dan karuniayang mereka dapatkan selamaini dan pada saat puasa nanti.Sebagai penganut agama Is-lam, tentu saja ungkapan terse-but secara khusus disampaikankepada Allah swr, seba-gaimana terungkap dalam doa-ami. yang disampaikannya,baik oleh kuncen maupunamil. Dengan segala kerenda-han hati, mereka memanjatkandoa untuk keselamatan dan ke-sejahteraan seluruh anggotamasyarakat Naga dan Sanaga,serta daerah tempat tinggal-nya. Mereka sadar bahwarnanusia tidak memiliki keku-atan apa-apa, kecuali atas ke-hendak dan rida-Nya.Saat doa bersama, untuk be-

berapa saat keadaan khidmatberlangsung di dalam masjid.Sementara itu, di luar masjid,para perempuan sudah bersi-ap-siap menunggu upacaratersebut usai.Tatkala doa bersama selesai,

boboko berisi nasi tumpengdan lauk-pauknya segera di-kembalikan kepada para pemi-liknya. Seketika, keadaan di lu-ar masjid menjadi ingar bingardan riuh sekali. Para perem-puan yang sedari tadi berdiri'berdesakan menunggu di dekatjendela dan pintu masjid, bere-.butmengambil boboko.

Nasi tumpeng tersebutdibawa ke rumahnya masing-

masiiig sertaru-jadikan

santa-panmakansiangbersamaseisirumah,yangmere-kasebutderiganisti-lahmuraktumpeng(makantumpengbersama-sama).Ada suatu ke-harusan yangtidak boleh di-langgar, bahwa se-belum tumpengtersebut dimakan,wajib dibugel (dipo-tong) terlebih dahulu

.• oleh laki-laki (suami),~'" .:" " jika suaminya tidak~1w! ada, harus dipotong

oleh anak laki-laki., Tradisi dan adat istiadat"Rajat Sasih Ruwahan" yangdipaparkan tersebut, semogadapat menambah wawasan il-mu dan pengetahuan tentangbudaya, sebagai warisankaruhun urang Sunda yangtentu saja hams tetap diraksa,diriksa, tur dimumule oleh pe-warisnya, agar tidak kehi-langan ajen inaien dan jatidirinya, Amin. (Ells SuryaniN.S., dosen,penulis, danpeneliti Universitas Padjad-jaran.)***