swakelola desa
TRANSCRIPT
Pendahuluan
Dasar Hukum Pengelolan Keuangan Desa
Perda No 16 Tahun 2007, Ttg Keuangan
Desa
Perbup No 71 Ttg Pengelolaan Aset Desa
Perjalanan Perbup Pengelolaan
Keuangan Desa
Perjalanan Perbup ADD
Perbup No 12 th
2008
Perbup No 72 Th
2008
Perbup No 23 Th
2012
Perbup No 11 th
2008
Perbup No 73 Th
2008
Perbup No 22 Th
2012
2
Pengadaan Barang Dan Jasa
Yg dibiayai dari APBN/APBD Kepres No 80 tahun 2003 yang telah 8 (Delapan) kali direvisi terakhir
dengan Perpres No 54 tahun 2010.
Perpres No 54 Th 2010 Juga telah diubah sebanyak 2 Kali yaitu melalui
1. Kepres No 35 Tahun 2011
2. Kepres NO 70 tahun 2012
Dalam Kepres tersebut dinyatakan bahwa Kepres itu ditujukan kepadapemerintah dan pemerintah daerah, tidak ada klausul ditujukan kepadaPemerintah Desa.
Sebagaimana Perpres 54 Th 2010 Pasal 2 ayat (1)
Ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputi:
a. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannyabaik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD.
b. Pengadaan Barang/Jasa untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang pembiayaannya sebagianatau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD.
3
Maka muncul pertanyaan
4
bagaimana pengaturan
pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa oleh
pemerintah Desa
Pengadaan Barang Dan Jasa
Yg dibiayai APB Desa Sejak diberlakukannya UU No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah dan PP No 72 tahun 2005 tentang Desa, maka desa merupakan pemerintahanyang memiliki otonomi dalam mengatur rumahtangga desa.
Disisi lain perangkat hukum berkaitan denganpengelolaan keuangan desa sebagaimana diaturdalam Permendagri No 37 Tahun 2007 tidakmemadai dalam menjawab persoalan pengelolaankeuangan desa khususnya di Kab. Kukar.
Untuk mengatasi hal tersebut, dan tanpamengingkari kaidah-kaidah sebagaimana diaturdalam Kepres dimaksud, telah disusun Juknis tentangpengadaan barang dan jasa di Desa.
5
Perda, Perbup Kukar Perda No 16 Th 2007 Ttg Keuangan Desa Perbup No 72 Th 2008 Sebagaimana telah diubah melalui
erbup No 23 Th 2012, Pasal 36 A yat (2) dan (3) Perbup No 73 Th 2008 Sebagaimana telah diubah melalui
Perbup No 22 Tahun 2012, Pasal 13 Ayat (2) dan (3)
(2) Pelaksanaan/pengadaan barang/jasa/kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara swakelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa/kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) yang tidak dapat diswakelolakan dilakukan dengan mekanisme pengadaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6
Swakelola Desa
Swakelola Pemerintah Desa Swakelola Padat Karya
adalah kegiatan
pengadaan barang, jasa
dan kegiatan yang
direncanakan, dikerjakan
dan diawasi sendiri oleh
pemerintahan desa
adalah kegiatan produktif
yang mempekerjakan atau
menyerap tenaga kerja dari
desa setempat
7
Perbup No 22 Th 2012
Pedoman swakelola pemerintah Desa
disusun oleh tim fasilitasi dan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Bupati. (Pasal
14 Ayat (4))
Pedoman swakelola padat karya disusun
oleh tim fasilitasi dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan Bupati. (Pasal 15 Ayat
(5))
8
Susunan Tim Pengadaan Pengarah : Kepala Desa
Wakil Pengarah : Sekretaris Desa
Koordinator : Kepala Urusan
Perangkat Desa
Anggota : Kepala Urusan
Perangkat Desa lainnya maksimal 4 (empat)
orang.
Maksimal 7 Orang
(Perbup 22 Th 2012 Pasal 16 Ayat (3)
9
Tim Pengawas
Tim Pengawas dilaksanakan oleh BPD
sesuai dengan bidang kerja masing-
masing.
10
Pasal 18 (Perbup 22 Th 2012
1) Pelaksanaan kegiatan swakelola padat karya dilaksanakan oleh lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok masyarakat yang memenuhi ketentuan sebagai pelaksana kegiatan, yang mana hak dan kewajiban diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK).
2) Lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok masyarakat yang melaksanakan kegiatan swakelola padat karya membentuk panitia pelaksana kegiatan
11
Daftar IsiKata Pengantar
Kata SambutanBAB I. PENDAHULUAN 1BAB II. KETENTUAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/ JASA 2 Rencana Umum 2 Kriteria Swakelola 2 Swakelola Pemerintah Desa Dan Swakelola Padat karya 3
Perencanaan Swakelola 3 Pelaksanaan Swakelola 4
BAB III. OPERASIONALISASI SWAKELOLA 7 Penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa 7 Ketentuan Batasan Belanja Swakelola pemerintah Desa 8
Ketentuan Batasan Belanja Swakelola Padat karya 9 Alur pelaksanaan Swakelola 10
LAMPIRAN
13
1. Rencana Umum
mengindentifikasi kebutuhan Barang/Jasayang diperlukan Desa;
menyusun dan menetapkan rencanapenganggaran untuk PengadaanBarang/Jasa;
menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK); dan
menyusun Rencana Anggaran Biaya(RAB).
14
2.Kriteria Swakelola1. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan
teknis sumber daya manusia serta sesuai dengan
tugas pokok Pemerintah Desa
2. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya
memerlukan partisipasi langsung masyarakat
setempat.
3. pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi
atau pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia
Barang/Jasa;
4. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat
dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga
apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa
akan menanggung resiko yang besar; dan/atau.
15
2.Kriteria Swakelola.. 21. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran,
seminar, lokakarya, atau penyuluhan; dan/atau
2. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untukpengembangan teknologi/metoda kerjayang belum dapat dilaksanakan olehpenyedia barang/jasa; dan/atau
3. pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesandata, pengujian di laboratorium danpengembangan sistem tertentu;
16
3.1.Swakelola Pemerintah Desa
Swakelola Pemerintah desa
mempergunakan tenaga sendiri
dan/atau dapat menggunakan tenaga
ahli.
Jumlah tenaga ahli sebagaimana
dimaksud tidak boleh melebihi 50% (lima
puluh persen) dari jumlah keseluruhan
tenaga aparat desa yang terlibat dalam
kegiatan Swakelola yang bersangkutan.
17
3.2.Swakelola Padat karya
kegiatan produktif yang mempekerjakan
atau menyerap tenaga kerja dari desa
setempat. Dimana pekerjaan utama
dilarang untuk dialihkan kepada pihak
lain (subkontrak), tetapi item pekerjaan
bisa dilaksanakan berdasarkan Upah
harian atau upah Borongan.
18
4. Perencanaan Swakelola4.1. Kegiatan perencanaan Swakelola meliputi:
penetapan sasaran, rencana kegiatan, dan jadwalpelaksanaan;
penyusunan jadwal pelaksanaan denganmempertimbangkan waktu yang cukup bagipelaksanaan pekerjaan/kegiatan;
perencanaan teknis dan penyiapan metodepelaksanaan yang tepat agar diperoleh rencanakeperluan tenaga, bahan, dan peralatan yang sesuai;
penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan, danperalatan secara rinci serta dijabarkan ke dalam rencanakerja bulanan, rencana kerja mingguan, dan rencanakerja harian;
penyusunan rencana total biaya secara rinci dalamrencana biaya bulanan, dan biaya mingguan yang tidakmelampaui pagu anggaran yang telah ditetapkandalam dokumen anggaran; dan
19
Lanjutan 4.Perancanaan
Swakelola4.2. Perencanaan kegiatan Swakelola dapat dilakukan dengan
memperhitungkan tenaga ahli/ peralatan/ bahan tertentu yang dilaksanakan dengan kontrak/sewa tersendiri.
4.3. Kegiatan perencanaan Swakelola dimuat dalam Kerangka AcuanKerja (KAK) atau Proposal.
4.4. Perencanaan kegiatan Swakelola Padat karya yang akandilaksanakan oleh Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan, PelaksanaSwakelola Padat karya ditetapkan oleh Tim Pengadaan Barang danjasa Desa setelah melalui proses evaluasi.
4.5. Penyusunan jadwal dilakukan dengan mengalokasikan waktu untukproses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, penyerahandan/atau pelaporan.
4.6.Tim Pengadaan barang dan jasa desa bertanggungjawab terhadappenetapan Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan PelaksanaSwakelola termasuk sasaran, tujuan dan besaran anggaranSwakelola.
4.7.Swakelola dapat dilaksanakan melebihi 1 (satu) tahun anggarandengan menempatkan dalam Peraturan Desa.
20
5.1. Swakelola Pemerintah Desa
pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dantenaga ahli perseorangan dilakukan oleh Tim Pengadaanbarang Dan jasa Desa.
pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atasmengikuti ketentuan dalam buku ini.
Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukansecara berkala berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengancara upah borongan;
pembayaran gaji tenaga ahli tertentu yang diperlukandilakukan berdasarkan Kontrak tenaga ahli perseorangan;
penggunaan tenaga kerja, bahan, dan peralatan dicatatsetiap hari dalam laporan harian;
kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap mingguyang disesuaikan dengan penyerapan dana;
kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasisetiap bulan yang disesuaikan dengan penyerapan dana; dan
22
5.2. Swakelola padat karyaa. Pelaksanaan Swakelola oleh Lembaga/Organisasi
Kemasyarakatan dilakukan berdasarkanperjanjian antara Tim Pengadaan Barang/jasaDesa dengan pimpinan Lembaga/OrganisasiKemasyarakatan selaku Pelaksana Swakelola;
b. Pelaksanaan Swakelola Padat Karya hanyadiserahkan kepada Lembaga/OrganisasiKemasyarakatan yang mampu melaksanakanpekerjaan jasa secara teknis;
c. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi hanya dapatberbentuk konstruksi sederhana;
d. Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, tidak dianggarkan melalui APBDesa;
23
5.2. Swakelola padat karya..Lanjutane. Pengadaan Barang/Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang, dan
tenaga ahli yang diperlukan dilakukan Lembaga/OrganisasiKemasyarakatan dibuktikan dengan bukti transaksi yang berlaku;
f. penyaluran dana kepada Kelompok Masyarakat PelaksanaSwakelola dilakukan secara bertahap dengan ketentuansebagai berikut: 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan dana Swakelola
Padat karya apabila Lembaga/Organisasi KemasyarakatanPelaksana Swakelola telah siap melaksanakan Swakelola;
30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana SwakelolaPadat karya apabila pekerjaan telah mencapai 30% (tigapuluh persen); dan
30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana SwakelolaPadat karya apabila pekerjaan telah mencapai 60% (enampuluh persen)
24
5.2. Swakelola padat karya..Lanjutan
g. pencapaian kemajuan pekerjaan dan danaSwakelola yang dikeluarkan dilaporkan olehLembaga/Organisasi Kemasyarakatan PelaksanaSwakelola secara berkala kepada Tim Pengadaan barang dan Jasa Desa setelahdiperiksa oleh Timg Pengawas kegiatan;
h. pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukanoleh BPD; dan
i. pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatanpengadaan disampaikan kepada Kepala Desamelalui Tim Pengadaan barang dan jasa Desa.
25
1. Penerbitan Surat KeputusanKepala Desa,
1. Kepala desa menetapkan Sekretaris
Desa sebagai Koordinator PTPKDes;
2. Kepala Desa menetapkan kepala urusan
sebagai PTPKDes berdasarkan bidang
urusan masing-masing
3. Kepala Desa menetapkan Tim Pengadaan
dan Tim Pengawas Kegiatan
27
Tugas Tim pengadaan Menyusun dan menetapkan rencana pengadaan: Spesifikasi teknis, Jika berupa Konstruksi adalah gambar
konstruksi sederhana, jika barang adalah spesifikasibarang, jika jasa berupa kerangka acuan kerja (Term of refferance);
Rincian Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang diperoleh dariharga pasar setempat
Rancangan kontrak Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan
Seleksi sederhana kepada Lembaga/OrganisasiKemasyarakatan setempat
Biaya pengadaan : Biaya pengumuman, Biayapenggandaan dokumen pengadaan, Biaya lain untukpelaksanaan pengadaan.
28
Tugas Tim Pengawas Mengawasi secara rutin pelaksanaan setiap
kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan;
Memastikan bahwa pelaksanaan dan hasil kegiatan telah sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK).
Masalah yang berhubungan dengan Administrasi Kegiatan diluar kewenangan Pengawasan;
Menandatangani berita acara hasil pengawasan kegiatan.
Kecuali tugas-tugas sebagaimana tercantum dalamTugas Tim pengadaan dan Tugas tim Pengawastersebut, Kepala desa dapat menambahkan tugas –tugas lain yang relevan sesuai dengan kondisi dankebutuhan.
29
2. Ketentuan Bukti Pengadaan
Swakelola Pemerintah Desa Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai tidak lebih dari Rp. 5.000.000,00
(lima juta rupiah) dapat dibeli/diadakan langsung kepada penyediabarang/jasa oleh Panitia Pengadaan tanpa penawaran tertulis dari penyediabarang/jasa yang bersangkutan, dan bukti perikatannya cukup berupakuitansi pembayaran dengan materai secukupnya.
Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai Rp 5,000,000.00 sampaidengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dapat dibeli/diadakanlangsung kepada penyedia barang/jasa oleh Panitia Pengadaantanpa penawaran tertulis dari penyedia barang/jasa yang bersangkutan, bentuk kontraknya cukup berupa kuitansi atau tandaterima pembayaran lainnya, yang memuat NPWP, identitas, alamat danbermaterai.
Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas Rp. 10.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapatdilakukan dengan penunjukan langsung kepada 1 (satu) penyediabarang/jasa oleh Panitia Pengadaan melalui penawaran tertulis daripenyedia barang/jasa yang bersangkutan, dan bukti perikatannya berupaSurat Perintah Kerja (SPK) dengan materai secukupnya.
Ketentuan pengadaan Nomor 2.1; 2.2; dan 2.3 dilaksanakan tidak bolehmemecah kegiatan atau menggabungkan kegiatan. Dilaksanakan sesuaidengan RKA dan DPA.
(Catatan : Ketentuan ini harus selalu disesuaikan dengan perkembanganperaturan yang baru)
30
3. Ketentuan Bukti Pengadaan Swakelola Padat
Karya
Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai tidak lebih dari Rp. 5.000.000,00 (lima jutarupiah) dapat dibeli/diadakan langsung kepada penyedia barang/jasa olehLembaga/kelompok masyarakat tanpa penawaran tertulis dari penyedia barang/jasa yang bersangkutan, dan bukti perikatannya cukup berupa kuitansi pembayaran dengan materaisecukupnya.
Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai Rp 5,000,000.00 sampai denganRp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dapat dibeli/diadakan langsung kepadapenyedia barang/jasa oleh Lembaga/kelompok masyarakat tanpa penawarantertulis dari penyedia barang/jasa yang bersangkutan, bentuk kontraknya cukupberupa kuitansi atau tanda terima pembayaran lainnya, yang memuat NPWP, identitas, alamat dan bermaterai.
Untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas Rp. 10.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapat dilakukan denganpenunjukan langsung kepada 1 (satu) penyedia barang/jasa oleh Lembaga/kelompokmasyarakat melalui penawaran tertulis dari penyedia barang/jasa yang bersangkutan, danbukti perikatannya berupa Surat Perintah Kerja (SPK) dengan materai secukupnya.
Ketentuan pengadaan Nomor 3.1 sampai nomor 3.3 merupakan item / komponen dari jenisbelanja sebagaimana dirincikan dalam anggaran belanja kegiatan (RAB)
Jika Lembaga/kelompok masyarakat Pelaksana Swakelola Padat Karya tidak mampu makadapat menyerahkan pelaksanaan belanja item barang/jasa kepada Tim Pengadaanbarang Dan jasa Desa.
31
4.1. Alur Pelaksanaan Kegiatan Swakelola Pemerintah Desa < 5 Jt
Barang/Ja
sa
NPPD SPD
Belanja Kurang
dari Rp 5 Juta
SPP
UangDPA
Barang
SSP
Bukti
Pengeluar
an Kas
bermeterai
Kuitansi
bermeter
ai / Nota
32
4.2. Alur Pelaksanaan Kegiatan Swakelola
Pemerintah Desa 5 s.d <10 Jt (dg pengadaan
langsung)
SuratPemesanan
Barang
Berita AcaraSerah terima
barang
Barang/Ja
sa
NPPD SPD
Belanja 15 sd
50 jt
SPP
UangDPA
Berita AcaraPemeriksaan
Barang
Suratperintah
Kerja
Barang/ jasa
BuktiPengeluaranKasbermeterai
SSP
Kuitansi
bermeterai/ Nota
SPB + SPK + BAPB+BASTB
SSP
DP
A
33
4.3. Alur Pelaksanaan Kegiatan Swakelola Pemerintah
Desa 10 sd 50 jt (dg Penujnukan Langsung)
SuratPemesanan
Barang
Berita Acara Serahterima barang
Barang/Ja
sa
NPPD SPD
Belanja 15 sd
50 jt
SPP
UangDPA
Berita Acara
Pemeriksaan
Barang
Surat
perintah
Kerja
Barang
/ jasaBukti
Pengeluar
an Kas
bermeterai
SSP
Kuitansi
bermeterai/
Nota
SPB + SPK + BAPB+BASTB
SSP
DPA
34
Pembayaran Swakelola Pemerintah Desa
Pembayaran swakelola pemerintah desa : Surat perjanjian kerja (SPK) yang mengatur hak dan
kewajiban kedua belah pihak atau lebih.
Surat pemesanan barang (SPB) Untuk belanja Rp 5 juta s.d Rp 50 juta.
Berita acara pemeriksaaan barang. Untuk belanja Rp5 juta s.d Rp 50 juta.
Berita acara serah terima. Untuk belanja Rp 5 juta s.dRp 50 juta.
Kwitansi dan nota pengadaan barang/jasa.
PPh + PPn
Dokumentasi dan foto-foto barang yang telah dibeli.
35
Perlu diperhatikan hal-hal berikut: Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dapat
dilaksanakan oleh orang perseorangan, termasukkelompok masyarakat melalui swakelola adalahpekerjaan yang menggunakan teknologi sederhanadan mempunyai resiko kecil,
Dalam arti pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannyatidak membahayakan keselamatan umum, hartabenda, menggunakan alat kerja sederhana, dan tidakmemerlukan tenaga ahli khusus. Apabila tidaksederhana, maka pekerjaan tersebut harus dilakukanoleh penyedia jasa yang berbentuk badan usaha.
Dibuat perencanaan teknis berupa gambar teknis, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya daripekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan. Untuk pelaksanaan perencanaan teknis dapat dibantutenaga yang ditunjuk dari dinas setempat yang membidangi pekerjaan umum atau tenaga ahli (konsultan) perseorangan.
37
Perlu diperhatikan hal-hal berikut 2:
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan konstruksiPelaksana Kegiatan dapat dibantu tenaga yang ditunjuk dari dinas teknis setempat yang membidangipekerjaan umum atau tenaga ahli (konsultan) perseorangan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan menggunakan pekerja (tenaga tukang dan mandor) yang pembayarannyadilakukan secara harian berdasarkan daftar hadirpekerja atau dengan cara upah borongan.
Untuk pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan, selain dilakukan oleh BPD dapat dibantu tenaga yang ditunjuk dari dinas setempat yang membidangipekerjaan umum atau tenaga ahli (konsultan) perseorangan.
38
• DPA• SK Panitia
Pengadaan
PengumumanPendaftaran SWK
Pdt Karya
PenjelasanRencana Kerja&
Syarat-Syarat
Pengajuan
ProposalRapatpanitia
PersyaratanAdministrasi
PendaftaranPeserta&
PengambilanRKS
Proposal
Seleksi
• Berita AcaraPelaksana PdtKarya &
• SK penunjukan
Pelaksana SWK Pdt Kry
Surat
PerjanjianKerja (SPK, 2
rangkap)
Dokumen
SPK
2
40
Dokumen
SPK1
DPA
NPPD
Dok.
NPPD
Melaksanakan
Pekerjaan
Uang
Dok. SPP
BuktiPengeluaran
kas
Kuitansi,
Nota, bukti
transaksi
Kuitansi,
Nota, bukti
transaksi
Laporan
PenyelesaianPekerjaan
BeritaAcara
pemeriksaan BPD
Berita Acaraserah terima
kegiatan
Laporan
Penyelesaian
Pekerjaan
41
4.2.2.Tugas Tim Pengadaan Dlm Swakelola Pdt
karya
a. Mengumumkan seluruh kegiatan
pemberdayaan (swakelola-padatkarya) kepada
Lembaga/ Organisasi masyarakat sesuai DPA;
a. Mengumumkan syarat-syarat lembaga /
Organisais kemasyarakatan (LPM, Lembaga
Adat, Karang Taruna, RT/ RW, PKK serta
Kelompok masyarakat) di desa yang dapat
menjadi pelaksana kegiatan pemberdayaan (swakelola- padatkarya);
42
C. Menyeleksi dan menetapkan lembaga kemasyarakatan/kelompok
masyarakat yang berminat dan mampu dalam pengadaan kegiatan
swakelola padat karya. Adapun kriteria penyeleksian adalah:
Pelaksana kegiatan diutamakan lembaga kemasyarakatan/kelompok
masyarakat yang bertempat tinggal terdekat dengan lokasi kegiatan
atau lembaga kemasyarakatan/kelompok masyarakat.
Lembaga kemasyarakatan/kelompok masyarakat yang mempunyai
kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Tingkat efisiensi dalam anggaran yang disanggupi oleh calon
pelaksana kegiatan dengan pagu yang ada dalam DPA-Desa (APB
Desa).
Setiap lembaga kemasyarakatan/kelompok masyarakat dapat
menjadi pelaksana kegiatan swakelola-padat karya dibatasi 3 (tiga)
kegiatan dalam satu tahun anggaran.
43
Menyeleksi dan menetapkan panitia pelaksana kegiatan atau
lembaga kemasyarakatan / kelompok masyarakat yang
mengerjakan kegiatan.
Menyiapkan dokumen-dokumen sehubungan dengan
kegiatan swakelola padat karya. Meliputi :
1. RAB (jika belum ada di DPA)
2. Menyusun Harga Perhitungan sendiri (HPS) berdasarkan
harga pasar setempat.
3. Perhitungan penyisihan/pemotongan pajak
4. Gambar Konstruksi
5. Jadwal pelaksanaan Pekerjaan
6. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
7. Surat Perjanjian Kerja (SPK)
44
4.2.3. Kriteria Evaluasi Swakelola Padat karya
A. Evaluasi Administrasi, meliputi :
Penilaian terhadap data administrasisesuai yang disyaratkan dalam RencanaKerja dan Syatrat-syarat
Penawaran dinyatakan gugur apabilasalah satu persyaratan administrasi yang diminta tidak terpenuhi.
Penawaran yang lulus administrasidilanjutkan dengan evaluasi teknis
45
B. Evaluasi Teknis meliputi ;
Unsur – unsur pokok yang dinilai adalah
proposal teknis,
Kemampuan menyediakan tenaga
kerja sebagaimana yang dibutuhkan.
46
C. Evaluasi Harga :
Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan lulus/memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
Evaluasi harga dengan menilai kewajaran hargatidak harus harga terendah;
Berdasarkan hasil evaluasi harga, Tim Pengadaanmembuat daftar urutan penawaran yang dimulaidari urutan harga penawaran terendah danmengusulkan penawar terendah sebagai calonPelaksana Kegiatan.
47
TUGAS TIM PENGAWAS Swakelola Padat Karya
a. BPD sebagai Tim Pengawas dengan komposisi: Koordinator : Ketua BPD/ Wakil Ketua
Anggota : Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota BPD b. Tim Pengawas dapat dibentuk satu atau beberapa Tim sesuai
dengan bidang komisi. c. Tugas Tim Pengawas meliputi : Mengawasi secara rutin pelaksanaan setiap kegiatan sesuai
dengan jadwal ; Memastikan bahwa pelaksanaan dan hasil kegiatan telah
sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK). Masalah yang berhubungan dengan Administrasi Kegiatan
diluar kewenangan Pengawasan BPD; Setelah kegiatan selesai, Koordinator Tim Pengawas bersama
Pelaksana kegiatan menandatangani berita acara hasilpengawasan kegiatan, yang diketahui Kepala Desa
48
4.3. Pembayaran Swakelola Padat Karya
Pembayaran swakelola-padat karya :
Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang mengatur hak
dan kewajiban kedua belah pihak atau lebih.
Kwitansi dan nota belanja barang.
Daftar pekerja dan Absensi yang terlibat sebagai
pelaksana kegiatan;
Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan (up-name) Oleh BPD.
Dokumen dan foto-foto hasil pekerjaan.
49
4.4. Kewajiban Pelaksana Kegiatan (Lembaga/ organisasi
kemasyarakatan)
Membuat papan pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
Menyelenggarakan kegiatan yang tercantum dalam proposal; Bertanggung jawab terhadap penggunaan dana yang telah
diterima dari PIHAK PERTAMA, sesuai dengan peraturan keuanganyang berlaku serta ketentuan lain yang diatur dalam pedoman dansurat perjanjian kerjasama ini.
Mentaati teguran/peringatan yang disampaikan oleh PemerintahDesa, baik secara lisan maupun tertulis.
Mengkonsultasikan kepada Pemerintah Desa, apabila terjadiperubahan kegiatan dan/atau penggunaan dana yang mengakibatkan adanya ketidaksesuaian dengan proposal ataudokumen yang terkait.
Menyampaikan laporan penggunaan keuangan kepadaPemerintah Desa dilampiri bukti transaksi.
Menyusun dan menyampaikan laporan perkembanganpelaksanaan swakelola Padat Karya kepada Pemerintah Desa danlaporan akhir kegiatan.
50
4.5. Hak Pelaksana Kegiatan (Lembaga/ organisasi
kemasyarakatan)
Besaran honorarium panitia pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maksimal 4% (empat per seratus) dari total anggaran kegiatan yang tertera dalam surat perjanjian kerja (SPK) dan pembagiannya sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja dalam kepanitiaan; dengan maksimal jumlah kepengurusan panitia pelaksana kegiatan adalah 3 orang. (Psl 38 Ayat 3 Perbup 72 Th 2008)
51