susunan acara seminar - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/480/8/penggunaan model.pdf ·...

16
1 978-602-0829-43-2 BUKU 1

Upload: nguyenhuong

Post on 26-Aug-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

978-602-0829-43-2

BUKU 1

2

ii

3

Copyright Notice

Seluruh isi dalam prosiding ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab masing-masing

penulis. Jika kelak diindikasi plagiasi, maka pihak penyelenggara dan tim penyunting

tidak bertanggungjawab atas segala bentuk plagiasi. Para penulis tetap mempunyai hak

penuh atas isi tulisannya tetapi mengijinkan bagi setiap orang yang ingin mengutip isi tulisan

dalam prosiding ini sesuai dengan aturan akademik yang berlaku.

Terbitan Keempat: Juni 2015

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

Komisi Penasihat

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru

Ketua PGRI Kota Banjarbaru

Komisi Organisasi:

Norhanuddin, S.Pd

Bambang Hermawan, S.Pd, M.A. Pd

Suwardi, S.Pd. M.A. Pd

Komisi Teknik

Utari Intan Suwenda,S.Pd

Lisa Ignatia,S.Pd

Akhmad Syakrani, S.Pd, M.A. Pd.

Patmi Herlianita, S.Pd, MM.Pd

Nellawati, S.Pd

Sri Suhartinah KN, S.Pd, M.A. Pd.

Hartani, S.Pd, M.A. Pd.

H. Hasnan Yunani, S.Pd, M.Pd

Musfirah, S.Pd

Balawi, AS, S.Pd, M.A. Pd.

Nining Agustiani, S.Pd

Lilik Lestari Andayani,S.Pd. M.A. Pd.

Dwi Rahayu, S.Pd. M M.Pd

Siti Hamdah,S.Pd, MM

Hj. Syarifah Nur Safiah, S. Pd, M.Pd

Hj. Siti Hadijah, S.Pd

Maya Puspita Dewi, S.Pd

Hj. Zubaidah, S.Pd

Suwardi, S.Pd, M.A. Pd.

Aini Murfiah, S.Pd

Syahrudin, S.Pd, M.A. Pd.

Hairunnisa,S.Pd

Akhmad Darliansyah, S.Pd, M.A. Pd.

Hendi Halidi, S.Pd

Subanindro, S.Pd

Muhammad, S.Pd

Ridho Amalia, S.Pd

Noorlatifah, S.Pd, M.Pd

Hj.Normas, S.Pd I, M.A. Pd.

Ita, M.Pd

Ayatussaadah, M.Pd

Noorbidayah, M.Pd

Dalinah Noviranti, S.Pd, M.Pd

Dra. Hj. Rusmili Ulfah, M.A. Pd

Pd.Hj.Noorliani Ningsih, S.Pd

Hj.Siti Sarniah, S.Pd

4

Ketua,

Norhanuddin, S.Pd

Prosiding Seminar Nasional IV tahun 2015

ISBN: 978-602-0829-43-2

Penerbit Sibuku

Alamat: Ngringinan, Palbapang, Bantul, Bantul, Yogyakarta, 55713

Email: [email protected]

Web: www.sibuku.com

Hak Cipta ©2015 ada pada penulis

Artikel prosiding terbuka untuk dikutip dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan

komersil, tanpa menghapus atau mengubah atribut penulis.

iii

5

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua.

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah

keempat diselenggarakan pada tanggal 13 Juni 2015 di Banjarbaru, merupakan suatu kegiatan

ilmiah tahunan yang diselenggarakan oleh K3SD Kota Banjarbaru kerja sama dengan KP2D Kota

Banjarbaru. Seminar ini merupakan tempat bertukar pikiran para guru dan kepala sekolah berkaitan

dengan karya tulis ilmiah guru, sebagai salah satu syarat pengembangan profesi guru. Oleh karena itu

peserta seminar sebagian besar berasal dari kalangan guru dan kepala sekolah.

Seminar ini menghadirkan tiga orang pembicara kunci yakni Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd,

dan Dr. Z.A. Imam Sapardi, M.Si (Dosen MIPA Unesa Surabaya) serta Prof Dr. Supramono, M.Pd.

(Dosen Pendidikan Biologi Universitas Palangka Raya). Berbagai kalangan yang mengikuti

presentasi paralel berasal dari guru, kepala sekolah, dosen dari Provinsi Kalimantan Selatan, maupun

Kalimantan Tengah.

Kami selaku panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

mendukung dan membantu terselenggaranya seminar ini serta terselesaikannya proses

penyuntingan dan penerbitan prosiding ini. Tidak lupa juga kami memohon maaf atas segala

kekurangan dan kesalahan baik selama kegiatan seminar berlangsung maupun masih adanya kesalahan

dalam isi prosiding ini. Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua.

Seminar yang dilaksanakan hari ini, merupakan tindak lanjut diklat penulisan artikel ilmiah

dibimbing oleh tim pakar kependidikan dari Unesa Surabaya. Disadari atau tidak, penelitian yang

dilakukan guru saat ini, menjadi senjata pamungkas untuk mengantongi berbagai predikat, sebut saja

seleksi guru berprestasi, seleksi calon kepala sekolah, dan sebagainya, lebih-lebih dengan berlakunya

Permenpan-RB no. 16 tahun 2009 yang sudah kita ketahui semua. Tidak semua guru, khususnya di Kota

Banjarbaru memiliki modal yang cukup untuk melakoninya. Jika hari ini para guru SD bertindak sebagai

pemakalah, ini lebih dikarenakan modal keberanian, Sebaliknya jika tidak dilakukan, maka timbul

pertanyaan “Apakah kita selamanya jadi penonton, jadi obyek, dan jadi anak yang manis saja?

Akhir kata, panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pelaksanaaan

seminar ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

iv

6

Ketua Pelaksana

Norhanuddin, S.Pd

NIP 19580703 19790901 1 003

KATA SAMBUTAN

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan

karuniaNya sehingga kegiatan Seminar Nasional IV tahun 2015 dapat terlaksana. Seminar

Nasional ini merupakan inisiatif murni dari K3SD Kota Banjarbaru kerja sama dengan KP2D Kota

Banjarbaru. Kegiatan ini perlu diapresiasi karena bersifat bottom up, dan sudah dllaksanakan sebanyak

tiga kali. Harapan saya kegiatan ini tetap dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang.

Menulis aporan ilmiah bukan hal mudah, terutamabagi guru maupun kepala sekolah, hal ini

ditunjukkan masih sedikit guru dan kepala sekolah yang naik pangkat dengan menggunakan karya tulis

ilmiah. Ke depan hal ini tidak bisa dibiarkan sejalan dengan berlakunya Permenpan-RB no. 16 tahun

2009, yang intinya agar bisa naik pangkat, seorang guru harus membuat karya ilmiah. .

Seminar Nasional IV seyogyanya mempresentasikan hasil-hasil PTK dan PTS, namun

kenyataannya artikel PTS masih sedikit, oleh karena itu para kepala sekolah dan pengawas hendaknya

menjadi motivator bagi para guru. Jika hal ini dapat diwujudkan, maka Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Banjarbaru boleh jadi akan menjadi contoh pengembangan profesi bagi daerah

lainnya.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah mengabulkan

hajat kami, yakni kesediaan sebagai pembicara utama;

1. Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd (Dosen MIPA Unesa Surabaya).

2. Dr. Z.A. Imam Sapardi, M.Si. (Dosen MIPA Unesa Surabaya).

3. Prof. Dr. Supramono, M.Pd. (Dosen Pendidikan Biologi Universitas Palangka Raya).

4. Peserta seminar yang telah mengirimkan makalahnya.

5. Panitia yang telah bekerja keras dalam menyelenggarakan kegiatan ini.

6. Pihak-pihak yang telah mendukung penyelenggaraan seminar.

Semoga apa yang telah dilakukan membawa banyak manfaat bagi kita semua, amiiin.

v

7

Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru

Sekretaris,

Ubay, S.Sos, M.AP

NIP. 19590907 199103 1 006

DAFTAR ISI

Nama Judul Artikel Halaman

Endang Susantini TELAAH KRITIS: ARTIKEL HASIL PTK /PTS GURU SD DAN

KEPALA SEKOLAH SD DI KALIMANTAN SELATAN

1-4

Supramono KIAT-KIAT MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 5-6

Imam Supardi dan

Dian Mufarridah

REDUKSI MISKONSEPSI KINEMATIKA SISWA KELAS X IPA 2

SMAN 2 BONTANG MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF

DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN KIT

DAN PHET

7-20

Juni Angkowati

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE-MATCH

DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA SMP PADA KONSEP SISTEM GERAK PADA MANUSIA

21-27

Almira Ulimaz

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PRODUK SISWA

KELAS X MAN PADA MATERI EKOSISTEM MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

28-31

Nining Agustiani

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR “OPERASI HITUNG

PECAHAN” KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENTS

32-35

Aini Murfiah

Setyani

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN BENDA

SISWA KELAS VI SDN BANJARBARU KOTA 1 GS

36-41

vi

8

Hj. Khaerana

Hamdat

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SIFAT-SIFAT BANGUN

DATAR SISWA KELAS VA SDN SUNGAI BESAR 7 BANJARBARU

68-73

Nellawati

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TOPIK MENGHITUNG

VOLUME KUBUS DAN BALOK KELAS 5 SD NEGERI

BANJARBARU KOTA 4 MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF

TIPE STAD

74-76

Hj. Siti Hadijah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (STAD)

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

KELAS V SDN BANJARBARU UTARA 6

77-81

Rida Muliati

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TOPIK

MENGHITUNG VOLUME KUBUS DAN BALOK KELAS V SD

NEGERI BANJARBARU UTARA 6 MENGGUNAKAN MODEL

KOOPERATIF TIPE STAD

82-87

Sauria Sirait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 2 SDN

BANJARBARU UTARA 6 SUB TEMA “TUGASKU SEHARI-HARI DI

SEKOLAH” MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF

88-91

Isnawati

MENINGKATKAN PRESTASI MENULIS DENGAN METODE

DEMOKRASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA

92-95

Hj. Normas MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

KELAS V SDN PADA PEMBELAJARAN “KISAH TELADAN

SAHABAT NABI” DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF

42-45

Erlyza Zam Zam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE

A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS V SDN SUNGAI BESAR 5 PADA KONSEP BUMI DAN

ALAM SEMESTA

46-48

Hj. Hamdanah

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE PENYELIDIKAN

KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENGAMATI SISWA SDN BANJARBARU KOTA 5 KONSEP DAUR

AIR

49-52

Mariana

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VI SDN BANJARBARU UTARA 5 PADA PEMBELAJARAN

IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

53-57

Arbainah

MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR SISWA TENTANG

KONSEP GAYA PADA SISWA SD NEGERI BANJARBARU KOTA 7

MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF

58-61

Halaman

Badiah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL MATEMATIKA SISWA

KELAS VB SDN SUNGAI BESAR 7 BANJARBARU

MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION

62-67

9

KELAS X SMK NEGERI 1 DAHA SELATAN

Syarifah Nur Safiah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA DAN HASIL

BELAJAR SUB TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN MELALUI

MODEL KOOPERATIF PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI

BANJARBARU UTARA 6 KOTA BANJARBARU

96-100

Hj. Rezky Nefianthi

MENILAI KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KNOS-KGS

101-104

H. Muhammad

Zaini dan

Mella Wahyulina

PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X 2 SMAN 8 BANJARMASIN PADA MATERI EKOSISTEM

105-111

Maslyni

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM-

ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 21 BANJARMASIN

PADA POKOK BAHASAN TEKANAN

112-116

Nana Citrawati

Lestari,

Fahriah, dan

H. Akhmad Naparin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI

117-122

Aulia Ajizah dan

Hidayati Norrizqa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X

3 SMAN 8 BANJARMASIN PADA MATERI LIMBAH DAN DAUR

ULANG

123-132

Halaman

Rabiatul Adawiyah

dan

Ida Liana

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA

KONSEP DAUR ULANG LIMBAH DI SMA NEGERI 1 ANJIR PASAR

133-136

Yulianti Hidayah

dan

Yudi Yatma

MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1

ANJIR PASAR PADA KONSEP EKOSISTEM DENGAN

MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

137-140

Aminuddin

Prahatamaputra dan

Wahyuning Triyadi

PENGGUNAAN WORKSHEET BERBASIS WEB PADA KONSEP

SISTEM GERAK MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

141-146

Merry Christiana

MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN DI BANJARBARU

147-150

Novita Yuliarni

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR “PERUBAHAN BENDA”

KELAS VI SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI

151-155

viii

ix

10

PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X 2 SMAN 8 BANJARMASIN

PADA MATERI EKOSISTEM

Muhammad Zaini

Mella Wahyulina

FKIP Unlam Banjarmasin

[email protected]

[email protected]

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta mendeskripsikan respon

siswa dan guru terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada konsep ekosistem.

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 2

SMAN 8 Banjarmasin Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dari siklus I ke sikus II secara umum sudah meningkat

dan berada pada kategori baik. Hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II dan sudah

mencapai indikator keberhasilan dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,50%. Hasil belajar proses (LKS) dan psikomotor berada

pada kategori sangat baik, perilaku berkarakter berada pada kategori memuaskan, dan keterampilan sosial berada pada kategori baik. Respon siswa terhadap pembelajaran model inkuiri terbimbing menunjukkan respon positif yang tinggi dengan persentase

jawaban setuju sebesar 54,72%. Aktivitas guru mengalami penurunan dominansi yang berarti kemampuan siswa untuk bekerja

secara mandiri menjadi meningkat dan respon guru tehadap pembelajaran menunjukkan respon positif.

Kata Kunci: Kinerja siswa, prestasi belajar, model konstruktivis.

Sistem pendidikan nasional menghadapi tantang-

an yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas

sumber daya manusia yang mampu bersaing di era

global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber

daya manusia yang berkualitas dan berfungsi sebagai

alat untuk membangun sumber daya manusia yang

bermutu tinggi adalah pendidikan (Trianto, 2008).

Pemerintah telah menyelengarakan perbaikan-

perbaikan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan

jenjang untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak

terlepas dari kualitas kegiatan belajar mengajar.

Rendahnya kualitas pendidikan antara lain dapat

terlihat dari pencapaian daya serap siswa terhadap

materi pembelajaran. Kebiasaan guru menyajikan

materi secara teoritis dan abstrak, sementara siswa

hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas,

berakibat siswa menjadi pasif dan kegiatan belajar

mengajar tidak efisien sehingga pada akhirnya aktivitas

dan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar

mengajar di SMA Negeri 8 Banjarmasin dapat

diketahui bahwa interaksi guru dan siswa dalam proses

belajar hanya berlangsung satu arah. Sehingga dalam

proses pembelajaran terlihat aktivitas guru menjadi

lebih dominan dibandingkan siswa. Akibatnya hasil

belajar siswa belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu

≥ 85. Kriteria ketuntasan minimal untuk pembelajaran

Biologi pada materi Ekosistem pada tahun ajaran

2014/2015 yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 75.

Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu

model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam

pembelajaran (Shoimin, 2014). Amri dan Ahmadi

(2010) menambahkan bahwa proses inkuiri memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengalami

pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih

bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat

keputusan. Siswa belajar sains sekaligus juga belajar

metode sains melalui pembelajaran inkuiri. Inkuiri

merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis

kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta, hasil dari menemukan sendiri.

Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan

pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan

perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses

belajar dalam diri siswa (Purwanto, 2008). Warsono

dan Hariyanto (2012) menambahkan bahwa belajar

pada hakikatnya merupakan hasil dari proses interaksi

antar individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar

11

mengajar sesungguhnya dapat dicapai melalui proses

yang bersifat aktif. Hasil belajar merupakan proses

dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam

perilakunya (Purwanto, 2008). Hasil belajar seringkali

digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa

jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.

METODE Penelitian tindakan kelas terdiri atas 2 sikus,

masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.

Subyek penelitian adalah siswa kelas X 2 SMAN 8

Banjarmasin, dengan jumlah siswa 35 orang yang

terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa

perempuan. Ada empat tahapan penting dalam

penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Kegiatan perencanaan meliputi 1) Membuat

perencanaan proses pembelajaran. Perencanaan yang

dibuat adalah berupa silabus dan RRP beserta

perangkatnya. 2) Membuat media pembelajaran berupa

gambar-gambar bangun datar yang diambil dari

internet. 3) Membuat instrumen observasi kegiatan

siswa. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan adalah

melaksanakan seluruh kegiatan yang terdapat di dalam

kegiatan perencanaan.

Melaksanakan observasi atau pengamatan yang

dilakukan oleh guru peneliti terhadap siswa pada saat

kooperatif berlangsung untuk melihat kegiatan siswa

dan observasi yang dilakukan oleh guru kolaborasi

terhadap kooperatif yang diselenggarakan oleh peneliti.

Refleksi dilakukan pada akhir siklus I untuk melihat

hasil dari kegiatan kooperatif yang telah dilaksanakan.

Kemudian hasil dari refleksi pada siklus pertama

merupakan acuan bagi peneliti untuk melakukan

tindakan pada siklus selanjutnya (siklus II).

Selanjutnya pada siklus II melakukan perubahan

tindakan pada proses belajar mengajar terhadap

kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga hasil

kooperatif akan menjadi lebih baik sesuai dengan

harapan dan tujuan yang ingin dicapai.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri

terbimbing disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menyajikan

Tabel 1.Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran antar Siklus

Siklus

Aktivitas yang diamati

1 2 3 4 5 6

R1 1,64 1,68 1,97 2,12 2,15 2,12

R2 2,48 2,68 2,64 2,80 2,35 2,68

Keterangan: > 2 (tinggi), ≤ 1 (rendah) (diadaptasi dari Zaini, 2008)

Keterangan parameter:

1. melakukan kegiatan merumuskan masalah

2. berdiskusi antar siswa/kelompok/guru 3. menyusun/merancang percobaan

4. melakukan percobaan

5 mengumpulkan data dan menyusun analisis data

6. membuat/menulis kesimpulan

semua parameter aktivitas siswa mengalami

peningkatan, dengan kategori tinggi. Dikatakan pula

aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke

siklus II. Rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran

siklus I dan siklus II disajikan pada siklus 2.

Berdasarkan Tabel 2. siklus I terlihat dari 6 parameter

yang diamati diketahui bahwa aktivitas guru masih

dominan, baik dari aktivitas melakukan orientasi

pembelajaran hingga aktivitas membuat kesimpulan.

Sementara aktivitas guru pada siklus II menururn. Ini

berarti dominasi siswa yang mengalami peningkatan.

Aktivitas guru yang menunjukkan kategori mengalami

penurunan dari siklus I ke siklus II ialah aktivitas

melakukan orientasi pembelajaran, merumuskan

masalah, mengarahkan siswa untuk membuat hipotesis,

memantau kerja siswa mengumpulkan data dan

mengarahkan siswa selama menguji hipotesis.

Hasil belajar produk siklus I dan siklus II disajikan

pada Tabel 3. Tabel 3 ketuntasan hasil belajar produk

siswa telah tercapai pada siklus II, dengan gain

sebesar 41,4. Rata-rata hasil belajar selama proses

pembelajaran siklus I yang terdiri atas 2 kali pertemuan

yang diperoleh dari kemampuan siswa melaksanakan

proses pembelajaran menggunakan LKS disajikan pada

Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan

hasil selama proses pembelajaran pada siklus I sudah

kategori baik, demikian juga pada siklus II. Ada 7

kelompok yang teramati dan semua kelompok

12

Tabel 2. Rata-rata Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus

I dan Siklus II

Siklus Perte- muan

Parameter yang diamati/skor

1 2 3 4 5 6

I 1 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3

Jumlah 6 6 6 6 6 6

R 3 3 3 3 3 3

II 1 2 3 2 3 3 2

2 2 2 1 2 2 3

Jumlah 4 5 3 5 5 5

R 2 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5

Keterangan: > 2 (tinggi), ≤ 1 (rendah) (diadaptasi dari Zaini,

2008)

Keterangan parameter:

1. melakukan orientasi pembelajaran 2. membimbing siswa merumuskan masalah

3. mengarahkan siswa untuk membuat hipotesis

4. memantau kerja siswa selama koleksi data

5. memantau kerja siswa selama menguji

hipotesis.

6. membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

Tabel 3. Pretes dan Postes pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Test Skor maks. % Tuntas

I Pre tes 100 11,86

Post tes 100 45,75

II Pretes 100 20,50

Postes 100 86,50

Keterangan : Ketuntasan individual : jika siswa mencapai

nilai ≥ 75. Ketuntasan Klasikal : jika ≥ 85 % dari seluruh

siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 75

menunjukan dari siklus I ke siklus II. Penilaian kinerja

psikomotor siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel

5. Berdasarkan Tabel 5 psikomotor siswa selama

proses pembelajaran

Tabel 4. Ringkasan Rata-rata Hasil Proses Siklus I dan Siklus II

Siklus Pertemuan Kelompok

1 2 3 4 5 6 7

I 1 66,67 66,67 80 80 86,67 73,33 80 2 86,67 66,67 80 73,33 60 80 86,67

Rata-rata (%) 76.67 66,67 80 76,67 73,33 76,67 83,33

II

1 86,67 80 86,67 80 93,33 86,67 93,33

2 100 86,67 80 80 86,67 93,33 93,33 Rata-rata (%) 93,33 83,33 83,33 80 90 90 93,33

Keterangan: baik sekali (76-100 %), baik (51-75 %), cukup (26-50 %), kurang (< 26 %) (Arikunto, 2010)

Tabel 5. Ringkasan Penilaian Kinerja Psikomotor Siklus I

dan Siklus II

Siklus Pertemuan Rata-rata Kategori

I 1 73,39 Baik

2 78,14 Baik Sekali Rata-rata 75,76 Baik Sekali

II 1 82,29 Baik Sekali

2 95,03 Baik Sekali

Rata-rata 88,66 Baik Sekali

Keterangan: baik sekali (76-100 %), baik (51-75 %),

cukup (26-50 %), kurang (< 26 %) (Arikunto, 2010)

termasuk kategori baik sekali. Hal ini dilihat dari

persentase rata-rata yang diperoleh oleh siswa dengan

sebesar 75,76% dan 88,66%. Sikap siswa dalam proses

pembelajaran disajikan pada Tabel 6. Kemampuan

siswa bekerja sama dalam bentuk grafik disajikan pada

Gambar 1. Gambar 1 menjelaskan kemampuan siswa

bekerja sama dengan katogeri A (memuaskan)

mengalami peningkatan dan penurunan, demikian juga

dengan kategori B (baik). Hal yang sama juga berlaku

dengan kategori C (menunjukkan kemajuan) dan D

13

8.5745.45

73.53 6045.7127.27 26.47 4031.43 27.27

0 014.28 0 0 00

50

100

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2

Siklus I Siklus II

Persentase Nilai

Kat A

Kat B

Kat C

Kat D

11.43

60.6 64.754.28

42.86

15.1532.35

45.7131.43 22.86

2.94 014.28

0 0 00

20406080

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2

Siklus I Siklus II

Persentase Nilai

Kat A

Kat B

Kat C

Kat D

Tabel 6. Persentase Hasil Observasi Perilaku Berkarakter Siklus I dan Siklus II

Pertemuan Parameter

Nilai

A B C D

Siswa (%)

Siswa (%)

Siswa (%)

Siswa (%)

1 (N = 35) Kerja sama 3 8,57 16 45,71 11 31,43 5 14,28

Tanggung jawab 4 11,43 15 42,86 11 31,43 5 14,28

2 (N = 33) Kerja sama 15 45,45 9 27,27 9 27,27 0 0

Tanggung jawab 20 60,60 5 15,15 8 22,86 0 0

1 (N= 34) Kerja sama 25 73,53 9 26,47 0 0 0 0

Tanggung jawab 22 64,70 11 32,35 1 2,94 0 0

2 (N= 35) Kerja sama 21 60,00 14 40,00 0 0 0 0

Tanggung jawab 19 54,28 16 45,71 0 0 0 0

Keterangan: A = Memuaskan, B = Baik, C = Menunjukkan Kemajuan, D = Memerlukan Perbaikan

(memerlukan perbaikan). C dan D makin berkurang,

sehingga terpusat pada distribusi A dan B. Dengan

kata lain kemampuan bekerja sama makin bagus.

Gambar 1. Grafik Perilaku Berkarakter (Kerja sama)

Kemampuan siswa tanggung jawab dalam bentuk

grafik disajikan pada Gambar 2. Gambar 2

menjelaskan kemampuan siswa sama seperti pada

bekerja sama, artinya C dan D makin berkurang,

sehingga terpusat pada distribusi A dan B. Dengan

kata lain kemampuan tanggung jawab makin bagus.

Gambar 2. Grafik Perilaku Berkarakter (Tanggung

jawab)

Hasil observasi keterampilan sosial disajikan pada

Tabel 7. dan dalam bentuk grafik disajikan pada

Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan kemampuan

bertanya terpusat pada distribusi A dan B. Dengan

kata lain kemampuan bertanya makin bagus.

Kemampuan menyumbang saran disajikan pada

Gambar 4. Gambar 4 memiiki kesamaan dengan

Gambar 3, artinya kemampuan menyumbang saran

makin baik.

14

22.86 24.24 23.53

60

37.1445.45

55.88

31.4322.86

30.320.59

8.5717.14

0 0 00

20

40

60

80

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2

Siklus I Siklus II

Persentase Nilai

Kat A

Kat B

Kat C

Kat D

17.1445.45 47.06 37.1442.86 39.39

52.94 62.86

22.86 14.280 0

17.140 0 0

0

50

100

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2

Siklus I Siklus II

Persentase Nilai

Kat A

Kat B

Kat C

Kat D

Tabel 7. Persentase hasil observasi keterampilan sosial pada siklus I dan siklus II

Siklus Perte-

muan Parameter

Nilai

A B C D

∑ Siswa (%) ∑ Siswa (%) ∑ Siswa (%) ∑ Siswa (%)

I

1

Bertanya 8 22,86 13 37,14 8 22,86 6 17,14

Menyumbangkan ide atau pendapat

6 17,14 15 42,86 8 22,86 6 17,14

2

Bertanya 8 24,24 15 45,45 10 30,30 0 0

Menyumbangkan

ide atau pendapat 15 45,45 13 39,39 5 14,28 0 0

II

1

Bertanya 8 23,53 19 55,88 7 20,59 0 0

Menyumbangkan

ide atau pendapat 16 47,06 18 52,94 0 0 0 0

2 Bertanya 21 60,00 11 31,43 3 8,57 0 0 Menyumbangkan

ide atau pendapat 13 37,14 22 62,86 0 0 0 0

Keterangan: A = Memuaskan, B = Baik, C = Menunjukkan Kemajuan, D = Memerlukan Perbaikan

Gambar 3. Grafik Keterampilan Sosial (Bertanya)

.

Gambar 4. Grafik Keterampilan Sosial (Menyumbang saran)

Respon siswa disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, tanggapan siswa terhadap model inkuiri terbimbing

Tabel 8. Ringkasan hasil observasi respon siswa

No Persentase rata-rata (%)

SS S RR TS STS

1 20,88% 54,79% 26,94% 2,65% 0,20 %

memberikan respon yang positif. Hal ini dilihat dari

presentase siswa yang menyatakan setuju sebesar

54,72%.. Respon guru terhadap kegiatan pembelajaran

menunjukkan bahwa secara umum proses pembelajaran

pada ekosistem dengan mengunakan model inkuiri

terbimbing mendapat respon yang positif dari guru

Biologi SMAN 8 Banjarmasin.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dengan dua siklus. Pada siklus I terdiri dari dua

pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua membahas

tentang komponen ekosistem dan tipe-tipe ekosistem

sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua

membahas tentang aliran energi dan daur biogeokimia.

Hasil observasi aktivitas siswa selama

penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

pada siklus I ada 3 parameter yang menunjukkan

kategori rendah sementara pada siklus II terjadi

kenaikan yang signifikan karena ke 6 parameter

menunjukkan aktivitas siswa tergolong tinggi. Hal ini

disebabkan siswa sudah terbiasa mencari jawaban atas

15

pertanyaan yang mereka buat dan menyimpulkan

secara mandiri pengetahuan yang telah mereka bangun.

Hal ini sesuai dengan pendapat Jauhar (2011) yang

menyatakan bahwa dengan belajar melalui inkuiri,

siswa akan terlibat langsung atau berperan aktif secara

fisik dan mental dalam mereorganisasi struktur

pengetahuannya dalam kegiatan pembelajaran.

Aktivitas guru pada siklus I ke siklus II menurun.

Ini berarti dominasi guru telah berkurang. Aktivitas

guru yang menunjukkan penurunan dari siklus I ke

siklus II ialah aktivitas melakukan orientasi

pembelajaran, merumuskan masalah, mengarahkan

siswa untuk membuat hipotesis, memantau kerja siswa

mengumpulkan data dan mengarahkan siswa selama

menguji hipotesis. Berkurangnya dominansi guru ini

sejalan dengan Lohner, dkk., (2005) pembelajaran

inkuiri efektif dalam menuntut siswa membangun dan

mengevaluasi hipotesis mereka sendiri, dan

memperoleh kesimpulan sendiri.

Berdasarkan data hasil belajar pada siklus 1 dan

siklus II pada materi ekosistem dengan menggunakan

model inkuiri terbimbing terjadi kenaikan. Pada siklus

I ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 45,75%,

hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa terhadap

model yang digunakan sehingga masih banyak siswa

yang kebingungan, sedangkan pada siklus II ketuntasan

klasikal diperoleh 86,50%. Peningkatan ini diduga

pengetahuan yang siswa dapat mudah di serap karena

hasil dari menemukan sendiri. Hal ini senada dengan

Lohner, dkk., (2005) pembelajaran inkuiri telah

menjadi model yang menawarkan pengalaman otentik

dengan melibatkan peserta didik dalam proses

konstruksi pengetahuan. Dengan demikian indikator

keberhasilan yang ditargetkan ketuntasan klasikal

sebesar 85% sudah tercapai, sehingga peneliti tidak

perlu lagi melanjutkan pada siklus berikutnya.

Hasil belajar selama proses pembelajaran pada

siklus I sebesar 76,19% dan pada siklus II sebesar

87,62%. Terjadi peningkatan presentase meskipun

dengan katergori yang tetap. Tetapi dilihat dari

peningkatan presentase dapat disimpulkan bahwa

kerjasama dalam dalam kelompok semakin baik dalam

memahami masalah yang muncul untuk menyelesaikan

LKS yang diberikan oleh guru. Menurut Kong dan

Winnie So (2008) Inkuiri, secara umum, melibatkan

peserta didik dalam memahami masalah menyelidiki

informasi dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Pengamatan terhadap psikomotor siswa selama

proses pembelajaran baik pada siklus I dan siklus II

tergolong kategori sangat baik. Pengamatan terhadap

sikap siswa untuk kedua parameter yaitu perilaku

berkarakter dari kategori baik menjadi kategori

memuaskan. Sementara keterampilan sosial juga

menunjukkan mengalami peningkatkan namun hanya

peningkatan persentase dengan katergori yang tetap

yaitu baik. Artinya perilaku siswa selama proses

pembelajaran mengalami perubahan. Belajar

menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran

adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan

mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri

siswa (Purwanto, 2008).

Respon atau tanggapan siswa kelas X 2 SMAN 8

Banjarmasin memberikan respon positif terhadap

penggunaan model inkuiri terbimbing pada materi

ekosistem karena persentase rata-rata tertinggi sebesar

54,79% yang menyatakan siswa setuju dengan

pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing.

Respon guru juga memberikan respon positif

terhadap model inkuiri terbimbing karena model ini

cukup mudah dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.Dengan demikian model pembelajaran

inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa karena pada proses pembelajaran ini

siswa dituntut aktif dalam membangun pengetahuan

mereka sendiri terhadap materi yang diajarkan.

Sehingga proses pembelajaran lebih aktif dan

bermakna.

Berikut ini temuan dari penelitian-penelitian

terdahulu yang memiliki kajian sama antara lain : (a)

Sari (2015) mendapatkan temuan bahwa model inkuiri

terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 12

Banjarmasin pada Konsep Protista; (b) Natalina dkk

(2013) melaporkan bahwa model inkuiri terbimbing

dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar

biologi siswa kelas XI IPA5 SMAN 5 Pekanbaru

Tahun Ajaran 2011/2012; (c) Hanita (2012)

melaporkan bahwa model inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar siswa Kelas X A

SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin pada Konsep

Protista; (d) Wahyuni, dkk (2014) melaporkan bahwa

model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kerja

ilmiah dan prestasi belajar siswa kelas X MIA-2 SMA

N 6 Malang.

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

disimpulkan:

1. Aktivitas siswa sudah menunjukkan peningkatan

dari kategori cukup baik pada siklus I menjadi

kategori baik pada siklus II.

2. Aktivitas guru sudah tidak dominan dalam proses

pembelajaran dari siklus I ke siklus II.

3. Hasil belajar produk (postes) yang diperoleh terjadi

peningkatan rata-rata yaitu pada siklus I sebesar

45,75 % dan siklus II sebesar 86,5 %. Hasil belajar

proses (LKS) menunjukkan peningkatan pada siklus

I sebesar 77,14 % dan siklus II sebesar 87,42%.

16

4. Kategori penilaian psikomotor pada siklus I dan

siklus II tergolong sangat baik.

5. Perilaku berkarakter siswa pada siklus I tergolong

baik dan meningkat pada siklus II. Keterampilan

sosial tergolong baik.

6. Respon siswa kelas X 2 SMA Negeri 8 Banjarmasin

pada materi ekosistem menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing adalah positif.

7. Respon guru terhadap model pembelajaran inkuiri

terbimbing menunjukkan respon positif yang tinggi.

Saran Berdasarkan hasil penelitian dalam penerapan

model inkuiri terbimbing, maka saran yang dapat

diberikan adalah pembelajaran melalui penerapan

model inkuiri terbimbing hendaknya dapat dijadikan

sebagai salah satu pilihan model dalam pembelajaran

Biologi terutama untuk materi-materi yang

membutuhkan pengamatan sistematis, karena mampu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA Amri, S. & Ahmadi, I. K. 2012. Proses Pembelajaran

Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Prestasi

Pustakaraya, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). PT. Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, dan Supardi. 2010.

Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari

Behavioristik sampai Konstruktivistik. Prestasi

Pustakaraya, Jakarta.

Hanita, Noor. 2012. Meningkatkan Proses dan Hasil

Belajar Siswa Kelas X A SMA Muhammadiyah 1

Banjarmasin pada Konsep Protista melalui Model

Inkuiri. Skripsi Sarjana. Universitas Lambung

Mangkurat, Banjarmasin. Tidak Dipublikasikan.

Kong, Siu Cheung dan Winnie So, Wing Mui. 2008. A

study of building a resource- based learning

environ-ment with the inquiry learning approach:

Knowledge of family trees. Computers &

Education 50 (2008) 37–60.

Lohner, Simone; van Joolingen, Wouter R;

Savelsbergh, Elwin R.; Wolters, Bernadette van

Hout. 2005. Students Reasoning During Modeling

in an Inquiry Learning Environment.

Computers in Human Behavior 21 (2005) 441–

461,

Natalina, Mahadi, dan Suzane. 2013. Penerapan Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided

Inquiry) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 5 SMA

Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/ 2012.

Prosiding Semirata FMIPA UNILA, Lampung.

Hlm: 83-91

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta,

PT. Pustaka Belajar.

Sari, Ratna. 2015. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 12

Banjarmasin pada Konsep Protista melalui Model

Pembelajaran Inkuiri. Skripsi Sarjana.

Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Tidak Dipublikasikan.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif

dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media,

Yogyakarta.

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual

(Contextual Teaching And Learning) Di Kelas.

Cerdas Pustaka Pubisher, Jakarta.

Wahyuni, Suhartik. Haryoto dan Sumarjono. 2014.

Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam

Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kerja

Ilmiah dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MIA-2

SMA N 6 Malang. Universitas Negeri Malang,

Malang.

Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran aktif

Teori dan Asesmen. Rosda, Bandung.

Zaini, Muhammad; Akhmad Naparin; Sumartono; Sri

Amintarti. 2008. Studi Pendahuluan Pendidikan

Lingkungan sekolah Dasar. Kerjasama Badan

Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi

Kalimantan Selatan dengan Lembaga Penelitian

Universitas Lambung Mangkurat: Banjarmasin.