sustainable mining in the 21st century (pengmin)

8
SUSTAINABLE MINING IN THE 21 ST CENTURY Pengolahan Mineral - 01 Dennis Edgard Jodi 1306446023 Teknik Metalurgi dan Material UI 2013

Upload: nuradityatama-adit

Post on 12-Apr-2016

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas Pengolahan Mineral

TRANSCRIPT

Page 1: Sustainable Mining in the 21st Century (Pengmin)

SUSTAINABLE MINING IN THE 21ST CENTURY

Pengolahan Mineral - 01

Dennis Edgard Jodi1306446023

Teknik Metalurgi dan Material UI 2013

Page 2: Sustainable Mining in the 21st Century (Pengmin)

Di zaman yang serba modern ini, umat manusia memerlukan banyak sekali

peralatan dan perlengkapan untuk menunjang kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Bahan dan material yang digunakan untuk membuat peralatan hidup tersebut

bermacam-macam, mulai dari bahan-bahan yang umum digunakan, seperti kayu,

logam, sampai dengan bahan-bahan modern yang masih banyak dikembangkan,

seperti komposit, dan sebagainya. Logam, tentu saja, masih merupakan salah satu

material yang paling banyak digunakan untuk membuat berbagai macam barang di

dunia ini.

Untuk mendapatkan logam, salah satu cara yang digunakan adalah dengan

melakukan penambangan. Sampai saat ini, penambangan merupakan salah satu

bidang utama dalam dunia perekonomian dunia – penambangan menyumbangkan

sekitar 45% aktivitas ekonomi dunia, dan hal ini berarti banyak pihak-pihak yang

Untuk melakukan penambangan, berbagai macam cara dan metode digunakan

untuk mendapatkan efisiensi yang semaksimal mungkin, mulai dari penambangan

secara open pit sampai dengan penambangan secara underground pit, penggunaan

berbagai macam alat crushing atau grinding pada tahapan kominusi bijih sesuai

dengan karakter dari bijh-bijih tersebut (kominusi merupakan salah satu tahapan

yang memerlukan energi paling besar di dunia pertambangan), dan berbagai macam

inovasi-inovasi lainnya. Pada dasarnya, hampir semua metode penambangan yang

dilakukan saat ini sudah dilakukan dengan memperhitungkan keefisienan yang

semaksimal mungkin, akan tetapi, masih sangat banyak pekerjaan rumah yang

harus diselesaikan untuk bisa membuat dunia pertambangan lebih ramah terhadap

lingkungan dan juga kehidupan sosial di sekitarnya.

Pada pertambangan, masalah lingkungan yang dihadapi tidak hanya sekedar

permasalahan di darat; udara dan air pun menjadi ikut bermasalah ketika dilakukan

penambangan di suatu area yang terpencil maupun di area yang dekat dengan

pemukiman penduduk. Permasalahan-permasalahan lingkungan ini akan dijabarkan

lebih lanjut sebagai berikut.

1. Daratan

Ketika dilakukan penambangan, maka hal pertama yang harus dilakukan

adalah membuka lahan di sekitar pertambangan tersebut, dengan tujuan untuk

memudahkan akses serta proses penambangan itu sendiri. Apabila penambangan

dilakukan di sekitar perhutanan, maka tentu perlu dilakukan penebangan pohon-

Page 3: Sustainable Mining in the 21st Century (Pengmin)

pohon di sekitarnya, yang akan menyebabkan deforestasi, dan diikuti dengan

terjadinya erosi tanah serta berkurangnya pasokan air dan udara bersih.

Berkurangnya area pepohonan, air, dan juga udara bersih tentu akan mendorong

flora-fauna yang ada di sekitarnya untuk meninggalkan area tersebut, yang lebih

lanjut akan mendorong terjadinya kelangkaan flora-fauna tersebut. Selain itu, hewan

yang terusir dari habitatnya akan terus berusaha mencari habitat baru, yangmana

apabila hewan menemukan habitat yang ternyata dihuni oleh manusia, maka hal itu

akan memunculkan masalah baru.

Selain itu, masalah daratan juga akan muncul ketika penambangan tersebut

akan ditutup. Logam sendiri bukan merupakan suatu sumber material yang

renewable, sehingga cepat atau lambat, logam yang ada di suatu daerah akan habis

yang akan mendorong suatu pertambangan untuk ditutup. Ketika suatu

pertambangan ditutup, maka diperlukan adanya reboisasi dan pengembalian kondisi

pertambangan tersebut seperti keadaan sebelumnya yang dapat menunjang

kehidupan flora-fauna seperti sediakala. Pada open pit mining, permasalahan

lingkungan muncul karena pada metode ini, umumnya kandungan logam yang ada

di tanah tidak terlalu tinggi, sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal,

diperlukan adanya pengangkatan tanah yang lebih banyak. Ketika penutupan,

karena tanah yang diangkat terlanjur banyak, maka akan diperlukan biaya tambahan

ekstra untuk mereboisasi area tersebut, dimana biaya tersebut terkadang terlalu

besar yang menyebabkan pihak penambang mengabaikan urusan tersebut.

2. Udara

Ketika di suatu area terdapat penambangan suatu logam, maka tentu akan

terdapat banyak kandungan debu-debu yang ada di sekitarnya. Debu-debu ini akan

menjadi masalah ketika logam yang ditambang adalah logam-logam berat, seperti

arsenik, asbestos, timbal, cadmium, dan sebagainya, dimana jenis-jenis logam ini,

ketika debunya masuk ke sistem pernafasan manusia, maka akan dapat

menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti kanker paru-paru,

asbestosis, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

3. Air

Dalam setiap proses penambangan, tentu selalu diperlukan adanya air untuk

memenuhi berbagai kebutuhan-kebutuhan penambangan. Dalam pertambangan,

Page 4: Sustainable Mining in the 21st Century (Pengmin)

lingkungan akan tercemar ketika ada kandungan-kandungan logam yang ikut

terbawa aliran pembuangan ke sungai-sungai, dimana hal ini tentu akan mencemari

ekosistem perairan yang dilewati oleh aliran sungai ini, bahkan sampai ke laut,

dimana semua sungai pada akhirnya sebagian besar akan berujung di laut.

Di lingkungan sosial, masalah pertambangan umumnya akan muncul ketika

pertambangan diadakan di area yang dekat dengan pemukiman penduduk. Tidak

hanya pencemaran daratan, air, maupun udara saja yang akan mengganggu

kehidupan warga sekitar, akan tetapi polusi suara yang dihasilkan dari

pertambangan, serta adanya kendaraan pengangkut yang melintasi area

pemukiman tentu juga akan sangat mengganggu ketenangan kehidupan lingkungan

sekitar.

Untuk mengatasi berbagai permasalah ini, dilakukan berbagai macam cara dan

pengembangan yang diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari adanya

pertambangan. Tentu saja, pengembangan ini sangat perlu dilakukan, dimana tidak

mungkin pertambangan di dunia ditutup sedangkan kebutuhan umat manusia akan

logam sangat tinggi, sedangkan apabila proses pertambangan terus dilakukan tanpa

memerhatikan lingkungan sekitar, maka cepat atau lambat dunia akan rusak akibat

adanya penambangan yang hanya mementingkan uang tanpa mementingkan masa

depan umat manusia.

Di Amerika Serikat, sebelum perusahaan penambangan bisa melakukan

proses pertambangan, diperlukan adanya tinjauan Environmental Impact Statement

(EIS) untuk meninjau kondisi-kondisi awal lingkungan sebelum pertambangan. Untuk

mengatasi masalah lingkungan yang ada saat dan setelah pertambangan serta

untuk menjaga dunia pertambangan yang berkelanjutan, dibuatlah peraturan yang

disebut Superfund pada tahun 1980, dimana isi dari peraturan ini adalah setiap

penambangan yang mengandung material berbahaya, maka pihak penambang wajib

melakukan pembersihan di area tersebut. Untuk masalah reboisasi, hal tersebut

diatur di Surface Mining and Control Act pada tahun 1977, dimana isi perjanjian ini

adalah kewajiban pihak penambang untuk mengembalikan kondisi tanah yang

terkena dampak penambangan kembali ke kondisi sebelumnya sehingga dapat

menunjang kembali kehidupan-kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Untuk

pencemaran air, terdapat perjanjian Clean Water Act pada tahun 1977, yangmana isi

dari perjanjian ini adalah untuk mengatur pembuangan-pembuangan dari limbah,

baik limbah berbahaya maupun limbah tidak berbahaya. Selain itu, terdapat juga

Page 5: Sustainable Mining in the 21st Century (Pengmin)

perjanjian-perjanjian lain seperti Resource Conservation and Recovery Act (RCRA)

serta National Environmental Policy Act (NEPA) yang juga berisi mengenai

pembuangan limbah dan sisa-sisa zat yang berbahaya, termasuk limbah dari

pertambangan. Di Uni Eropa, peraturan-peraturan mengenai masalah lingkungan di

pertambangan diatur di peraturan Environmental Impact Assessment Directive (mirip

dengan EIS), Water Framework Directive (mirip dengan Clean Water Act), dan

Waste Framework, Hazardous Waste, and Landfill Directives (mirip dengan RCRA).

Pada dasarnya, masalah pertambangan bisa diminimalisir dengan beberapa

cara simpel, mulai dari menggunakan produk logam daur ulang, mengganti logam

dengan material yang lebih ramah lingkungan, dan sebagainya. Akan tetapi, sejak

kebutuhan logam tetap tidak dapat tergantikan meskipun dapat dikurangi dengan

berbagai inovasi, maka penambangan tetap perlu ada. Dalam kasus seperti ini, yang

paling berperan adalah dari pihak penambang itu sendiri, dimana terkadang mereka

tidak memiliki kesadaran untuk melakukan reboisasi demi masa depan umat

manusia, dan hanya memikirkan tentang keuntungan sesaat yang mereka dapatkan.

Selain itu terkadang pihak pemerintah juga seakan tidak peduli dengan dampak dari

apa yang terjadi, dimana hal ini terjadi dikarenakan adanya kebutuhan logam yang

harus dipenuhi di negara tersebut, seperti yang terjadi di Greenland, dimana

meskipun tailings hasil pertambangan secara jelas dibuang di Danau Taseq,

pemerintah maupun pihak pertambangan seakan tidak peduli dengan bahaya yang

dihadapi.

Pada akhirnya, sebagus apapun inovasi dan pengembangan untuk melakukan

penambangan yang lebih ramah lingkungan, akan tetapi, apabila pihak penambang

dan pemerintah tidak memiliki tanggung jawab untuk ikut menjaga kelestarian alam

demi masa depan, maka pengembangan yang ada hampir tidak ada gunanya. Untuk

saat ini, alangkah baiknya apabila tujuan utama untuk membangun dunia

pertambangan yang lebih ramah lingkungan adalah dengan menyadarkan pihak-

pihak yang terlibat, seperti penambang, pemerintah, dan pihak lainnya untuk lebih

sadar akan pentingnya menjaga lingkungan baik pada sebelum, saat, dan setelah

melakukan kegiatan pertambangan sehingga dunia pertambangan bisa bertahan

dan terus berkelanjutan sampai ke generasi-generasi masa depan.

Page 6: Sustainable Mining in the 21st Century (Pengmin)

REFERENSIhttp://www.pollutionissues.com/Li-Na/Mining.html

http://www.theguardian.com/sustainable-business/2015/jan/05/sustainable-mining-business-poverty-environment-new-framework

http://web.mit.edu/12.000/www/m2016/finalwebsite/problems/mining.html

http://econet.ca/issues/mining/whatyoucando.html

http://www.greenpeace.org/international/en/campaigns/climate-change/coal/Mining-impacts/

Semua situs diakses pada Sabtu, 30 Mei 2015